Saturday, April 25, 2015

Review Film: 'Unfriended' (2015)

Review Film: 'Unfriended' (2015) - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Review Film: 'Unfriended' (2015), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Horor, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Unfriended' (2015)
link : Review Film: 'Unfriended' (2015)

Baca juga


Review Film: 'Unfriended' (2015)

Secara teknis, film ini memang inovatif. Namun jika ditinjau dari genrenya yang notabene adalah film horor, 'Unfriended' tak begitu spesial karena tak punya elemen seram yang esensial.

“Online, your memories live forever... but so do your mistakes.”
Menyusul tren horor found-footage yang makin jenuh, sutradara Levan Gabriadze menghadirkan horor gaya baru yang lebih gimmicky. Didekingi oleh Jason Blum dan rumah produksinya, Blumhouse, film yang awalnya berjudul Cybernatural ini tentu dibuat dengan biaya superminim. Alih-alih dari perspektif orang pertama yang direkam melalui kamera, Unfriended mengambil sudut pandang dari layar monitor laptop dari awal hingga akhir film.

Cerita dibuka dengan tokoh utama, Blaire (Shelley Hennig) yang sedang menonton video bunuh diri dari teman satu sekolahnya, Laura Barns (Heather Sossaman) via laptop. Laura menembak dirinya sendiri di hadapan teman-teman sekolahnya satu tahun yang lalu setelah menjadi korban cyberbullying. Dalam video Youtube tersebut juga terdapat link menuju video cyberbullying yang menyebabkan Laura bunuh diri.

Blaire kemudian dihubungi oleh pacarnya, Mitch (Moses Jacob Storm). Namun momen mesra mereka — keduanya tengah asyik sexting, terganggu karena ada 3 teman lain yang ikut bergabung di ruang chat video call tersebut: Jess Fenton (Renee Olstead), Ken Smith (Jacob Wysocki), dan Adam Sewell (Will Peltz). Anehnya, ada satu akun lagi yang ikut nimbrung. Akun misterius yang punya username "billie227" tersebut tak bisa dikeluarkan dari chat, bahkan usaha Ken melakukan log-out paksa dengan menggunakan Trojan juga sia-sia.

Belakangan "billie227" mengklaim bahwa dia adalah Laura dan tiba-tiba Blaire juga mendapat pesan dari akun Facebook Laura! Hii. Betapa seramnya saat hantu juga sudah melek teknologi. Perlahan-lahan terungkap bahwa kelimanya terlibat dalam tragedi yang menimpa Laura, dan seperti yang kita duga, satu persatu anak muda ini harus menghadapi takdir kelam yang sudah menanti mereka.


Sedikit mengherankan sebenarnya bagaimana malfungsi ini bisa berhubungan dengan peristiwa horor. Unfriended menunjukkan indikasi supranatural ini saat Blaire melakukan random browsing menuju halaman forum yang menyatakan bahwa "JANGAN MENJAWAB PESAN DARI ORANG MATI". Penulis naskah Nelson Greaves tak pernah repot-repot memberi penjelasan yang gamblang pada beberapa poin lain dalam narasinya, jadi kita tak perlu memusingkan dan lebih baik terima saja kebenaran halaman forum ini.

Berdurasi 83 menit, film ini hanya mengambil sudut pandang dari laptop Blaire. Ini berarti bahwa narasi diceritakan hanya melalui Skype, Facebook, Youtube, Google, iMessage, dan akun media sosial lain. Yang menarik adalah betapa otentiknya penggambaran interaksi media sosial yang terjadi. Desainer produksinya terlihat sangat mengenal bagaimana cara kerja medsos dan merepresentasikan dengan akurat. Klik, copy, paste, close.

Secara teknis, film ini memang inovatif. Namun jika ditinjau dari genrenya yang notabene adalah film horor, Unfriended tak begitu spesial. Film ini tetap saja menggunakan formula horor klise, dimana anak-anak muda yang amoral akan terbunuh satu persatu, dan tak ada satu pun yang punya inisiatif bagus untuk lari. Matiin laptopnya, dodol!! Ada sedikit intensitas yang terbangun saat video sedang loading, atau Blaire yang tengah menantikan balasan pesannya, namun real scare yang esensial bagi film horor bisa dibilang nyaris tak ada. Gabriadze tampaknya menyadari hal ini, dan mengkompensasinya dengan adegan jump scare atau kilasan adegan-adegan brutal, misalnya saja adegan sadis yang menimpa Ken yang melibatkan blender.

Penampilan para pemainnya terasa sangat natural dan tak berlebihan. Mereka bersikap sebagaimana layaknya anak muda biasa dan ini membuat filmnya terasa lebih meyakinkan, meski premisnya terdengar konyol. Karakterisasi yang awalnya one-note menjadi sedikit berkembang saat tokoh yang tersisa melakukan permainan "NEVER HAVE I EVER...", yang membuat rahasia dan kebobrokan mereka terbongkar. Persahabatan mereka ternyata tak seakrab kelihatannya, dan permainan ini memecah belah hubungan mereka.

Unfriended juga kentara sekali mengangkat pesan moral mengenai buruknya cyberbullying. Namun pesan ini sulit untuk dimasukkan dalam film horor, terlebih jika filmnya tak terlalu berinvestasi pada cerita. Yang lebih mengerikan dari film ini justru fakta bahwa betapa tak bermoralnya sebagian generasi muda jaman sekarang. Meski filmnya sendiri tak terlalu menyeramkan, Unfriended berhasil menyentil dependensi kita pada teknologi yang bisa berujung pada malapetaka. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Unfriended' |
|

IMDb | Rottentomatoes
83 menit | Remaja

Sutradara Levan Gabriadze
Penulis Nelson Greaves
Pemain Shelley Hennig, Renee Olstead, Will Peltz, Jacob Wysocki


Demikianlah Artikel Review Film: 'Unfriended' (2015)

Sekianlah artikel Review Film: 'Unfriended' (2015) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review Film: 'Unfriended' (2015) dengan alamat link https://moviefilm99.blogspot.com/2015/04/review-film-2015.html

No comments:

Post a Comment