Friday, September 29, 2017

Sony Siapkan Spin-Off ‘Men in Black’ Untuk 2019

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sony Siapkan Spin-Off ‘Men in Black’ Untuk 2019
link : Sony Siapkan Spin-Off ‘Men in Black’ Untuk 2019

Baca juga


September 2017

'Men in Black' siap kembali ke layar lebar, dan kali ini dalam bentuk spin-off.

Men in Black siap kembali ke layar lebar, dan kali ini dalam bentuk spin-off. Sony Pictures selaku pemilik fanchise agen rahasia pembasmi alien diketahui telah mengebut pengembangan spin-off ini, agar bisa merilis filmnya pada 2019.

Sementara sutradara masih sedang dicari, spin-off Men in Black ini sudah punya skrip yang ditulis Matt Holloway dan Art Marcum (duo penulis Iron Man dan Transformers: The Last Knight). Sayangnya, duo maut franchise Men in Black, Will Smith dan Tommy Lee Jones, kecil kemungkinannya akan kembali tampil. Kendati demikian, spin-off ini dipastikan masih satu universe dengan film-film Men in Black terdahulu yang dibintangi Smith dan Jones.

Berdasarkan informasi dari Deadline, spin-off ini sendiri mengisahkan pasukan rahasia berkostum hitam yang melindungi Bumi dari serangan alien. Fokus ceritanya menyoroti karakter baru yang mengejar villain, dan cakupan cerita spin-off ini kabarnya akan lebih luas dibanding dua film Men in Black terakhir. Adapun spin-off yang diproduseri Walter F. Parkes dan Laurie MacDonald ini akan jadi reboot sekaligus mengekspansi franchise, sebagaimana yang dilakukan Jurassic World.

Sementara itu, proyek film crossover Men in Black dan 21 Jump Street yang diyakini telah mati lantaran tak pernah ada kemajuan, ternyata masih aktif dikembangkan Sony. Hanya saja, saat ini studio lebih memprioritaskan spin-off Men in Black karena film yang belum ada pemainnya ini dijadwalkan tayang pada 17 Mei 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

'Men in Black' siap kembali ke layar lebar, dan kali ini dalam bentuk spin-off.

Men in Black siap kembali ke layar lebar, dan kali ini dalam bentuk spin-off. Sony Pictures selaku pemilik fanchise agen rahasia pembasmi alien diketahui telah mengebut pengembangan spin-off ini, agar bisa merilis filmnya pada 2019.

Sementara sutradara masih sedang dicari, spin-off Men in Black ini sudah punya skrip yang ditulis Matt Holloway dan Art Marcum (duo penulis Iron Man dan Transformers: The Last Knight). Sayangnya, duo maut franchise Men in Black, Will Smith dan Tommy Lee Jones, kecil kemungkinannya akan kembali tampil. Kendati demikian, spin-off ini dipastikan masih satu universe dengan film-film Men in Black terdahulu yang dibintangi Smith dan Jones.

Berdasarkan informasi dari Deadline, spin-off ini sendiri mengisahkan pasukan rahasia berkostum hitam yang melindungi Bumi dari serangan alien. Fokus ceritanya menyoroti karakter baru yang mengejar villain, dan cakupan cerita spin-off ini kabarnya akan lebih luas dibanding dua film Men in Black terakhir. Adapun spin-off yang diproduseri Walter F. Parkes dan Laurie MacDonald ini akan jadi reboot sekaligus mengekspansi franchise, sebagaimana yang dilakukan Jurassic World.

Sementara itu, proyek film crossover Men in Black dan 21 Jump Street yang diyakini telah mati lantaran tak pernah ada kemajuan, ternyata masih aktif dikembangkan Sony. Hanya saja, saat ini studio lebih memprioritaskan spin-off Men in Black karena film yang belum ada pemainnya ini dijadwalkan tayang pada 17 Mei 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

‘The Last Jedi’ Mungkin Jadi Film ‘Star Wars’ Berdurasi Terpanjang

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘The Last Jedi’ Mungkin Jadi Film ‘Star Wars’ Berdurasi Terpanjang
link : ‘The Last Jedi’ Mungkin Jadi Film ‘Star Wars’ Berdurasi Terpanjang

Baca juga


September 2017

'Star Wars: The Last Jedi' tampaknya akan jadi film dengan muatan cerita yang cukup panjang, jika kita mengacu pada rumor yang mengungkap durasi film besutan Rian Johnson.

Star Wars: The Last Jedi tampaknya akan jadi film dengan muatan cerita yang cukup panjang, jika kita mengacu pada rumor yang mengungkap durasi film besutan Rian Johnson.

Jika terbukti benar, maka durasi The Last Jedi akan mencapai 150 menit yang menjadikannya film Star Wars terpanjang sejauh ini. Sebagai perbandingan, durasi ini melebihi Attack of the Clones (142 menit) dan semua film Star Wars terdahulu yang rata-rata berdurasi antara 130 menit sampai 140 menit.

Durasi 2,5 jam dari The Last Jedi sendiri terungkap melalui postingan sejumlah jaringan bioskop ternama seperti Cineworld, AMC, Fandango dan Cineplex. Cineworld menjadi yang pertama yang membocorkan durasi The Last Jedi, namun tak lama kemudian mereka menarik postingannya. Kemungkinan AMC, Fandango dan Cineplex juga akan menempuh langkah yang sama demi mencegah timbulnya spekulasi liar di kalangan fans.

Entah informasi ini benar atau tidak, yang jelas cukup masuk akal jika The Last Jedi mengusung durasi panjang. Pasalnya, ada banyak hal yang akan dihadirkan film ini, mulai dari latihan Jedi di Ahch-To, misi berbahaya Finn, hingga Luke Skywalker yang sedang bergumul dengan perspektif kelamnya. Belum lagi The Last Jedi juga akan mengulik lebih jauh karakter villain Snoke yang masih misterius, serta menyuguhkan perang epik antara Resistance melawan First Order. Alhasil, bisa disimpulkan akan ada banyak event yang berlangsung di sekuel The Force Awakens.

The Last Jedi kembali dibintangi Daisy Ridley (Rey), John Boyega (Finn), Oscar Isaac (Poe Dameron), Mark Hamill (Luke Skywalker), Carrie Fisher (General Leia), Adam Driver (Kylo Ren), Lupita Nyong’o (Maz Kanata), Domhnall Gleeson (General Hux), Anthony Daniels (C-3PO), Gwendoline Christie (Captain Phasma) dan Andy Serkis (Supreme Leader Snoke). Pemain barunya meliputi Benicio Del Toro (DJ. Judging), Laura Dern (Admiral Amilyn Holdo) dan Kelly Marie Tran.

Star Wars: The Last Jedi akan dirilis 15 Desember 2017, dan dalam waktu dekat kabarnya Lucasfilm akan meluncurkan trailer baru. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

'Star Wars: The Last Jedi' tampaknya akan jadi film dengan muatan cerita yang cukup panjang, jika kita mengacu pada rumor yang mengungkap durasi film besutan Rian Johnson.

Star Wars: The Last Jedi tampaknya akan jadi film dengan muatan cerita yang cukup panjang, jika kita mengacu pada rumor yang mengungkap durasi film besutan Rian Johnson.

Jika terbukti benar, maka durasi The Last Jedi akan mencapai 150 menit yang menjadikannya film Star Wars terpanjang sejauh ini. Sebagai perbandingan, durasi ini melebihi Attack of the Clones (142 menit) dan semua film Star Wars terdahulu yang rata-rata berdurasi antara 130 menit sampai 140 menit.

Durasi 2,5 jam dari The Last Jedi sendiri terungkap melalui postingan sejumlah jaringan bioskop ternama seperti Cineworld, AMC, Fandango dan Cineplex. Cineworld menjadi yang pertama yang membocorkan durasi The Last Jedi, namun tak lama kemudian mereka menarik postingannya. Kemungkinan AMC, Fandango dan Cineplex juga akan menempuh langkah yang sama demi mencegah timbulnya spekulasi liar di kalangan fans.

Entah informasi ini benar atau tidak, yang jelas cukup masuk akal jika The Last Jedi mengusung durasi panjang. Pasalnya, ada banyak hal yang akan dihadirkan film ini, mulai dari latihan Jedi di Ahch-To, misi berbahaya Finn, hingga Luke Skywalker yang sedang bergumul dengan perspektif kelamnya. Belum lagi The Last Jedi juga akan mengulik lebih jauh karakter villain Snoke yang masih misterius, serta menyuguhkan perang epik antara Resistance melawan First Order. Alhasil, bisa disimpulkan akan ada banyak event yang berlangsung di sekuel The Force Awakens.

The Last Jedi kembali dibintangi Daisy Ridley (Rey), John Boyega (Finn), Oscar Isaac (Poe Dameron), Mark Hamill (Luke Skywalker), Carrie Fisher (General Leia), Adam Driver (Kylo Ren), Lupita Nyong’o (Maz Kanata), Domhnall Gleeson (General Hux), Anthony Daniels (C-3PO), Gwendoline Christie (Captain Phasma) dan Andy Serkis (Supreme Leader Snoke). Pemain barunya meliputi Benicio Del Toro (DJ. Judging), Laura Dern (Admiral Amilyn Holdo) dan Kelly Marie Tran.

Star Wars: The Last Jedi akan dirilis 15 Desember 2017, dan dalam waktu dekat kabarnya Lucasfilm akan meluncurkan trailer baru. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Thursday, September 28, 2017

J.J. Abrams akan Buat Film Live-Action 'Your Name'

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : J.J. Abrams akan Buat Film Live-Action 'Your Name'
link : J.J. Abrams akan Buat Film Live-Action 'Your Name'

Baca juga


September 2017

Setiap anime hit dan fenomenal selalu berpeluang besar untuk diangkat jadi film live-action oleh Hollywood, seperti halnya 'Your Name'.

Sebuah kenyataan yang kita tahu akan terjadi, karena setiap anime hit dan fenomenal selalu berpeluang besar untuk diangkat jadi film live-action oleh Hollywood. Anime top yang siap digarap kali ini adalah Kimi No Nawa alias Your Name yang mengguncang box office Jepang pada tahun lalu.

Di atas kertas, film live-action Your Name tampak menjanjikan karena diproduseri J.J. Abrams, sineas handal yang sebelumnya memproduseri film-film franchise seperti Star Wars, Star Trek, Mission: Impossible dan Cloverfield. Terlebih, Your Name akan ditulis Eric Heisserer, yang menyabet nominasi Oscar atas skripnya di Arrival. Rencananya film live-action Your Name akan diproduksi Paramount bersama rumah produksi Abrams, Bad Robot. Dua studio Hollywood ini bekerja sama dengan studio Jepang di balik anime Your Name, yakni Toho. Sementara Paramount menangani perilisan global, Toho bertugas mengatur penayangan Your Name di Jepang. Adapun produser anime Your Name, Genki Kawamura, ikut terlibat sebagai produser bersama Abrams. Belum ada keterangan lebih lanjut perihal sutradara maupun jadwal rilis film live-action Your Name.

Ditulis dan disutradarai Makoto Shinkai, anime Your Name berkisah seorang remaja lelaki dan perempuan dari latar belakang berbeda yang mendapati tubuh mereka bisa bertukar. Selain menjadi film terlaris keempat sepanjang masa di Jepang, Your Name juga memecahkan rekor sebagai film anime terlaris dengan pendapatan $355 juta.

Apakah duet Abrams dan Heisserer mampu membuat Your Name versi mereka sehebat dan seemosional punya Shinkai, serta memperbaiki catatan negatif film live-action anime produksi Hollywood, itu masih jadi tanda tanya besar. Yang pasti, meski mayoritas fans menyuarakan komentar skeptis, Abrams dan Heisserer mendapat dukungan penuh dari Toho, Kawamura hingga Shinkai. Mereka pun juga menyambut kolaborasi bersama Abrams cs dengan antusias, dan mereka optimistis Your Name akan menjadi film live-action anime yang bagus. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Setiap anime hit dan fenomenal selalu berpeluang besar untuk diangkat jadi film live-action oleh Hollywood, seperti halnya 'Your Name'.

Sebuah kenyataan yang kita tahu akan terjadi, karena setiap anime hit dan fenomenal selalu berpeluang besar untuk diangkat jadi film live-action oleh Hollywood. Anime top yang siap digarap kali ini adalah Kimi No Nawa alias Your Name yang mengguncang box office Jepang pada tahun lalu.

Di atas kertas, film live-action Your Name tampak menjanjikan karena diproduseri J.J. Abrams, sineas handal yang sebelumnya memproduseri film-film franchise seperti Star Wars, Star Trek, Mission: Impossible dan Cloverfield. Terlebih, Your Name akan ditulis Eric Heisserer, yang menyabet nominasi Oscar atas skripnya di Arrival. Rencananya film live-action Your Name akan diproduksi Paramount bersama rumah produksi Abrams, Bad Robot. Dua studio Hollywood ini bekerja sama dengan studio Jepang di balik anime Your Name, yakni Toho. Sementara Paramount menangani perilisan global, Toho bertugas mengatur penayangan Your Name di Jepang. Adapun produser anime Your Name, Genki Kawamura, ikut terlibat sebagai produser bersama Abrams. Belum ada keterangan lebih lanjut perihal sutradara maupun jadwal rilis film live-action Your Name.

Ditulis dan disutradarai Makoto Shinkai, anime Your Name berkisah seorang remaja lelaki dan perempuan dari latar belakang berbeda yang mendapati tubuh mereka bisa bertukar. Selain menjadi film terlaris keempat sepanjang masa di Jepang, Your Name juga memecahkan rekor sebagai film anime terlaris dengan pendapatan $355 juta.

Apakah duet Abrams dan Heisserer mampu membuat Your Name versi mereka sehebat dan seemosional punya Shinkai, serta memperbaiki catatan negatif film live-action anime produksi Hollywood, itu masih jadi tanda tanya besar. Yang pasti, meski mayoritas fans menyuarakan komentar skeptis, Abrams dan Heisserer mendapat dukungan penuh dari Toho, Kawamura hingga Shinkai. Mereka pun juga menyambut kolaborasi bersama Abrams cs dengan antusias, dan mereka optimistis Your Name akan menjadi film live-action anime yang bagus. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Polling: Film Pilihan 22-09-2017 s.d. 28-09-2017

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Polling, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Polling: Film Pilihan 22-09-2017 s.d. 28-09-2017
link : Polling: Film Pilihan 22-09-2017 s.d. 28-09-2017

Baca juga


September 2017


Ada 6 film yang dirilis minggu lalu, diantaranya The Irregular at Magic High School, Kingsman: The Golden Circle, The Lego Ninjago Movie, Serpent, serta dua film lokal Firegate: Gerbang Neraka dan Suami untuk Mak.

Bukan pilihan yang sulit ditebak minggu ini. Tentu saja Kingsman: The Golden Circle meraih suara terbanyak sebesar 54,55% dari pembaca UP untuk menjadi film terfavorit minggu ini. Di bawahnya, menyusul The Lego Ninjago Movie dengan 18,18%. Berikut hasil lengkapnya.


Berikut adalah polling untuk minggu ini. Seperti biasa, peraturannya: saya hanya mencantumkan film terbaru yang tayang dalam minggu ini, saya tidak akan mengikutsertakan film yang tayang pada midnight show, dan anda hanya bisa memilih maksimal 3 film.

Polling akan saya tutup Kamis depan pukul 23.59. Silakan pilih film pilihan anda minggu ini agar bisa menjadi referensi bagi penonton lainnya (dan mungkin bagi saya juga). Polling juga bisa anda akses setiap saat di bagian sidebar blog ini. Happy voting. ■UP


Ada 6 film yang dirilis minggu lalu, diantaranya The Irregular at Magic High School, Kingsman: The Golden Circle, The Lego Ninjago Movie, Serpent, serta dua film lokal Firegate: Gerbang Neraka dan Suami untuk Mak.

Bukan pilihan yang sulit ditebak minggu ini. Tentu saja Kingsman: The Golden Circle meraih suara terbanyak sebesar 54,55% dari pembaca UP untuk menjadi film terfavorit minggu ini. Di bawahnya, menyusul The Lego Ninjago Movie dengan 18,18%. Berikut hasil lengkapnya.


Berikut adalah polling untuk minggu ini. Seperti biasa, peraturannya: saya hanya mencantumkan film terbaru yang tayang dalam minggu ini, saya tidak akan mengikutsertakan film yang tayang pada midnight show, dan anda hanya bisa memilih maksimal 3 film.

Polling akan saya tutup Kamis depan pukul 23.59. Silakan pilih film pilihan anda minggu ini agar bisa menjadi referensi bagi penonton lainnya (dan mungkin bagi saya juga). Polling juga bisa anda akses setiap saat di bagian sidebar blog ini. Happy voting. ■UP

Denis Villeneuve Berpotensi Sutradarai Film Cleopatra

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Denis Villeneuve Berpotensi Sutradarai Film Cleopatra
link : Denis Villeneuve Berpotensi Sutradarai Film Cleopatra

Baca juga


September 2017

Sony Pictures berniat menggandeng Denis Villeneuve untuk menyutradarai film Cleopatra.

Kesuksesan berturut-turut yang ditorehkan Denis Villeneuve lewat Prisoners, Sicario dan Arrival membuat sineas ini banyak dilirik studio Hollywood. Salah satunya Sony Pictures yang kini berniat menggandeng Villeneuve untuk menyutradarai film Cleopatra dengan naskah racikan David Scarpa (The Day the Earth Stood Still).

Menurut kabar dari Deadline, saat ini Villeneuve sedang berdiskusi dengan pihak Sony untuk memproduksi film yang diangkat dari biografi laris Cleopatra: A Life karya Stacy Schiff. Biografi ini menyoroti sepak terjang Cleopatra sebagai penguasa Mesir yang lihai bernegosiasi, dan dalam hidupnya yang singkat, ia menjadi sosok perempuan yang berpengaruh penting terhadap sejarah peradaban manusia.

FYI, film Cleopatra diketahui telah dikembangkan sejak 2010. Saat itu, Angelina Jolie ditunjuk sebagai pemeran sang Ratu Mesir Kuno. Di akhir tahun yang sama pula, James Cameron menjalani negosiasi terkait posisi sutradara, sebelum ia berpaling menggarap sekuel Avatar yang waktu itu direncanakan tayang 2014 atau 2015. Tak lama berselang, Paul Greengrass (Jason Bourne) muncul sebagai kandidat sutradara pada awal 2011. Beberapa bulan kemudian mencuat rumor bahwa David Fincher (Gone Girl) dilirik Sony, hingga pada akhirnya setahun kemudian Ang Lee (Life of Pi) mengaku tertarik mendalangi film Cleopatra, dan di saat itulah proyek ini tak terdengar lagi gaungnya.

Kini belum diketahui pasti apakah Jolie masih akan memerankan karakter bernama lengkap Cleopatra VII Philopator. Yang jelas, jika Villeneuve memutuskan untuk menangani film Cleopatra, maka peluang dirinya menyutradarai film anyar James Bond akan menjadi tipis.

Villeneuve sendiri saat ini tengah mempersiapkan Blade Runner 2049 yang akan tayang 6 Oktober 2017. Usai sekuel film sci-fi legendaris diluncurkan, Villeneuve diprediksi akan fokus mengembangkan film reboot sci-fi Dune yang akan menjadi karya terbarunya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sony Pictures berniat menggandeng Denis Villeneuve untuk menyutradarai film Cleopatra.

Kesuksesan berturut-turut yang ditorehkan Denis Villeneuve lewat Prisoners, Sicario dan Arrival membuat sineas ini banyak dilirik studio Hollywood. Salah satunya Sony Pictures yang kini berniat menggandeng Villeneuve untuk menyutradarai film Cleopatra dengan naskah racikan David Scarpa (The Day the Earth Stood Still).

Menurut kabar dari Deadline, saat ini Villeneuve sedang berdiskusi dengan pihak Sony untuk memproduksi film yang diangkat dari biografi laris Cleopatra: A Life karya Stacy Schiff. Biografi ini menyoroti sepak terjang Cleopatra sebagai penguasa Mesir yang lihai bernegosiasi, dan dalam hidupnya yang singkat, ia menjadi sosok perempuan yang berpengaruh penting terhadap sejarah peradaban manusia.

FYI, film Cleopatra diketahui telah dikembangkan sejak 2010. Saat itu, Angelina Jolie ditunjuk sebagai pemeran sang Ratu Mesir Kuno. Di akhir tahun yang sama pula, James Cameron menjalani negosiasi terkait posisi sutradara, sebelum ia berpaling menggarap sekuel Avatar yang waktu itu direncanakan tayang 2014 atau 2015. Tak lama berselang, Paul Greengrass (Jason Bourne) muncul sebagai kandidat sutradara pada awal 2011. Beberapa bulan kemudian mencuat rumor bahwa David Fincher (Gone Girl) dilirik Sony, hingga pada akhirnya setahun kemudian Ang Lee (Life of Pi) mengaku tertarik mendalangi film Cleopatra, dan di saat itulah proyek ini tak terdengar lagi gaungnya.

Kini belum diketahui pasti apakah Jolie masih akan memerankan karakter bernama lengkap Cleopatra VII Philopator. Yang jelas, jika Villeneuve memutuskan untuk menangani film Cleopatra, maka peluang dirinya menyutradarai film anyar James Bond akan menjadi tipis.

Villeneuve sendiri saat ini tengah mempersiapkan Blade Runner 2049 yang akan tayang 6 Oktober 2017. Usai sekuel film sci-fi legendaris diluncurkan, Villeneuve diprediksi akan fokus mengembangkan film reboot sci-fi Dune yang akan menjadi karya terbarunya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sekuel 'Avatar' Rilis Foto Para Pemain Muda

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sekuel 'Avatar' Rilis Foto Para Pemain Muda
link : Sekuel 'Avatar' Rilis Foto Para Pemain Muda

Baca juga


September 2017

Menandai dimulainya proses syuting, 20th Century Fox pun merilis foto yang menampilkan para pemain muda di sekuel 'Avatar'.

Setelah sekian lama dinanti, proses produksi sekuel Avatar di bawah arahan James Cameron akhirnya telah dimulai. Menandai momen penting ini, 20th Century Fox pun merilis foto yang menampilkan para pemain muda di sekuel Avatar.




Para pemain muda ini sendiri terbagi dalam tiga kelompok, diantaranya keluarga Jake Sully, klan Metkayina dan mantan penghuni Hell’ Gate. Dari kubu keluarga Suly, ada Jamie Flatters sebagai Neteyam (neh-tay’-ahm) si putra sulung Jake dan Neytiri, Britain Dalton sebagai Lo’ak (loh’ ahk) si anak kedua Jake dan Neytiri, dan Trinity Bliss sebagai Tuktirey (took-tee’-ray) si anak bungsu yang akrab dipanggil Tuk.

Beralih ke klan Metkayina, ada Bailey Bass sebagai Tsireya (see-ray’-ah) alias Reya si penyelam ulung nan tangguh yang dijuluki “Neytiri muda dari samudera”, Filip Geijo sebagai pemburu/penyelam yang juga putra dari ketua klan, dan Duane Evans Jr. sebagai Rotxo (row’-txoh) si pemburu/penyelam dari klan Metkayina. Terakhir, ada Jack Champion sebagai Javier “Spider” Socorro, manusia remaja kelahiran Hell’s Gate yang lebih suka menghabiskan waktunya di hutan Pandora.

Kecuali karakter milik Champion, semua karakter lainnya tentu adalah bangsa Na’vi sehingga para pemerannya akan tampil lewat teknologi motion capture. Alhasil, foto-foto diatas belum bisa jadi gambaran akan penampilan karakter mereka di film. Bagaimanapun, foto ini dinilai menjadi indikasi bahwa jajaran sekuel Avatar kedepannya akan menonjolkan generasi muda, sementara Jake dan Neytiri diprediksi akan jadi penentu jalan cerita.

Saat ditemui THR, Cameron pun mengungkapkan Avatar 2 dan Avatar 3 akan syuting secara bersamaan, sebelum kemudian menempuh proses pasca produksi secara bergiliran. Selepas Avatar 3 dirilis, sang sutradara mengakui ia akan mulai menggulirkan proses syuting Avatar 4 juga Avatar 5, dan seperti dua film sebelumnya, dua film terakhir ini akan memasuki proses pasca produksi secara bergiliran. Jajaran sekuel Avatar kembali dibintangi Sam Worthington (Jake), Zoe Saldana (Neytiri), Sigourney Weaver (Dr. Grace Augustine) dan Stephen Lang (Colonel Quaritch). Film-film ini akan menyoroti kehidupan keluarga baru Jake bersama suku Na’Vi di planet Pandora.

Avatar 2 akan dirilis 18 Desember 2020. Sementara, tiga sekuel lainnya siap menyusul secara bergiliran pada 17 Desember 2021, 20 Desember 2024 dan 19 Desember 2025. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Menandai dimulainya proses syuting, 20th Century Fox pun merilis foto yang menampilkan para pemain muda di sekuel 'Avatar'.

Setelah sekian lama dinanti, proses produksi sekuel Avatar di bawah arahan James Cameron akhirnya telah dimulai. Menandai momen penting ini, 20th Century Fox pun merilis foto yang menampilkan para pemain muda di sekuel Avatar.




Para pemain muda ini sendiri terbagi dalam tiga kelompok, diantaranya keluarga Jake Sully, klan Metkayina dan mantan penghuni Hell’ Gate. Dari kubu keluarga Suly, ada Jamie Flatters sebagai Neteyam (neh-tay’-ahm) si putra sulung Jake dan Neytiri, Britain Dalton sebagai Lo’ak (loh’ ahk) si anak kedua Jake dan Neytiri, dan Trinity Bliss sebagai Tuktirey (took-tee’-ray) si anak bungsu yang akrab dipanggil Tuk.

Beralih ke klan Metkayina, ada Bailey Bass sebagai Tsireya (see-ray’-ah) alias Reya si penyelam ulung nan tangguh yang dijuluki “Neytiri muda dari samudera”, Filip Geijo sebagai pemburu/penyelam yang juga putra dari ketua klan, dan Duane Evans Jr. sebagai Rotxo (row’-txoh) si pemburu/penyelam dari klan Metkayina. Terakhir, ada Jack Champion sebagai Javier “Spider” Socorro, manusia remaja kelahiran Hell’s Gate yang lebih suka menghabiskan waktunya di hutan Pandora.

Kecuali karakter milik Champion, semua karakter lainnya tentu adalah bangsa Na’vi sehingga para pemerannya akan tampil lewat teknologi motion capture. Alhasil, foto-foto diatas belum bisa jadi gambaran akan penampilan karakter mereka di film. Bagaimanapun, foto ini dinilai menjadi indikasi bahwa jajaran sekuel Avatar kedepannya akan menonjolkan generasi muda, sementara Jake dan Neytiri diprediksi akan jadi penentu jalan cerita.

Saat ditemui THR, Cameron pun mengungkapkan Avatar 2 dan Avatar 3 akan syuting secara bersamaan, sebelum kemudian menempuh proses pasca produksi secara bergiliran. Selepas Avatar 3 dirilis, sang sutradara mengakui ia akan mulai menggulirkan proses syuting Avatar 4 juga Avatar 5, dan seperti dua film sebelumnya, dua film terakhir ini akan memasuki proses pasca produksi secara bergiliran. Jajaran sekuel Avatar kembali dibintangi Sam Worthington (Jake), Zoe Saldana (Neytiri), Sigourney Weaver (Dr. Grace Augustine) dan Stephen Lang (Colonel Quaritch). Film-film ini akan menyoroti kehidupan keluarga baru Jake bersama suku Na’Vi di planet Pandora.

Avatar 2 akan dirilis 18 Desember 2020. Sementara, tiga sekuel lainnya siap menyusul secara bergiliran pada 17 Desember 2021, 20 Desember 2024 dan 19 Desember 2025. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Film Terbaru ‘Terminator’ Dapatkan Tanggal Rilis

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Film Terbaru ‘Terminator’ Dapatkan Tanggal Rilis
link : Film Terbaru ‘Terminator’ Dapatkan Tanggal Rilis

Baca juga


September 2017

Dengan jadwal syuting yang akan bergulir awal 2018, kini Paramount telah menentukan tanggal main untuk 'Terminator 6'.

Semenjak Terminator 2: Judgement Day jadi film Terminator terakhir yang digawangi James Cameron, seri-seri Terminator yang muncul berikutnya dinilai jauh dari kata memuaskan. Mulai dari Terminator: Rise of Machine, Terminator: Salvation hingga Terminator Genisys, tak ada satupun yang berhasil menuai respon sebaik garapan Cameron.

Seolah ingin mengembalikan franchise sci-fi klasik ini ke jalan yang benar, Paramount pun akhirnya membuat film terbaru Terminator dengan melibatkan Cameron sebagai produser. Tak hanya itu, seri keenam ini kian tampil menjanjikan karena disutradarai Tim Miller yang sukses dengan Deadpool. Sedangkan naskahnya dipercayakan kepada David Goyer dan Josh Friedman.

Dengan jadwal syuting yang akan bergulir awal 2018, kini studio telah menentukan tanggal main untuk Terminator 6, yakni 26 Juli 2019. Dalam bulan tersebut, Terminator 6 akan berduel dengan film live-action The Lion King dari Disney dan satu film animasi untitled keluaran Sony. Dengan demikian, perjuangan Terminator 6 untuk menggapai posisi puncak box office tampaknya akan tidak mudah.

Sementara itu, meski plot ceritanya belum diketahui, Terminator 6 dikonfirmasi akan melanjutkan cerita yang tertinggal di Terminator 2: Judgment Day. Disamping itu, film ini juga mengabaikan segala event yang kita saksikan di Terminator: Rise of Machine, Terminator: Salvation dan Terminator: Genisys, jadi anggap saja ketiga film tadi sebagai bagian alternatif (atau bukan canon) dalam jalan cerita franchise Terminator. Dan untuk diketahui pula, Terminator 6 yang kembali dibintangi Arnold Schwarzenegger dan Linda Hamilton (Sarah Connor) ini diproyeksikan sebagai awal trilogi baru.

Terminator 6 akan dirilis 26 Juli 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Dengan jadwal syuting yang akan bergulir awal 2018, kini Paramount telah menentukan tanggal main untuk 'Terminator 6'.

Semenjak Terminator 2: Judgement Day jadi film Terminator terakhir yang digawangi James Cameron, seri-seri Terminator yang muncul berikutnya dinilai jauh dari kata memuaskan. Mulai dari Terminator: Rise of Machine, Terminator: Salvation hingga Terminator Genisys, tak ada satupun yang berhasil menuai respon sebaik garapan Cameron.

Seolah ingin mengembalikan franchise sci-fi klasik ini ke jalan yang benar, Paramount pun akhirnya membuat film terbaru Terminator dengan melibatkan Cameron sebagai produser. Tak hanya itu, seri keenam ini kian tampil menjanjikan karena disutradarai Tim Miller yang sukses dengan Deadpool. Sedangkan naskahnya dipercayakan kepada David Goyer dan Josh Friedman.

Dengan jadwal syuting yang akan bergulir awal 2018, kini studio telah menentukan tanggal main untuk Terminator 6, yakni 26 Juli 2019. Dalam bulan tersebut, Terminator 6 akan berduel dengan film live-action The Lion King dari Disney dan satu film animasi untitled keluaran Sony. Dengan demikian, perjuangan Terminator 6 untuk menggapai posisi puncak box office tampaknya akan tidak mudah.

Sementara itu, meski plot ceritanya belum diketahui, Terminator 6 dikonfirmasi akan melanjutkan cerita yang tertinggal di Terminator 2: Judgment Day. Disamping itu, film ini juga mengabaikan segala event yang kita saksikan di Terminator: Rise of Machine, Terminator: Salvation dan Terminator: Genisys, jadi anggap saja ketiga film tadi sebagai bagian alternatif (atau bukan canon) dalam jalan cerita franchise Terminator. Dan untuk diketahui pula, Terminator 6 yang kembali dibintangi Arnold Schwarzenegger dan Linda Hamilton (Sarah Connor) ini diproyeksikan sebagai awal trilogi baru.

Terminator 6 akan dirilis 26 Juli 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Wednesday, September 27, 2017

Box Office: 'Kingsman: The Golden Circle' Hanya Sedikit Ungguli 'The Secret Service'

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'Kingsman: The Golden Circle' Hanya Sedikit Ungguli 'The Secret Service'
link : Box Office: 'Kingsman: The Golden Circle' Hanya Sedikit Ungguli 'The Secret Service'

Baca juga


September 2017

Meski menjadi jawara minggu ini, 'Kingsman: The Golden Circle' hanya mampu sedikit saja mengungguli film pertamanya. Sementara itu, 'The LEGO Ninjago Movie' tampil jauh di bawah ekspektasi pengamat industri. Berikut rekap box office minggu ini.

Tak mengejutkan melihat Kingsman: The Golden Circle berhasil memuncaki box office di minggu perdananya, menggeser jawara dua minggu berturut-turut It. Debutnya yang $39,0 juta juga berada sedikit di atas Kingsman: The Secret Service ($36,0 juta). Namun itu sebelum kita mempertimbangkan bujetnya yang jauh lebih mahal; biaya produksi The Secret Service hanya $81 juta, sementara The Golden Circle mencapai $104 juta. Perlu diingat pula bahwa dua tahun lalu tak ada yang mengenal Kingsman, sedangkan tahun ini semua orang menantikan Eggsy dan Harry Hart beraksi. Tentu saja ekspektasi akan pendapatannya juga meninggi. Apakah 20th Century Fox akan kecewa dengan debut lemah ini? Belum tentu juga sebenarnya. Semua tergantung pada pendapatan akhirnya nanti. Penonton memberikannya CinemaScore "B+", sama dengan The Secret Service.

Meski demikian, semua tampaknya akan terbayar berkat tambahan dari pasar luar Amerika. Buktinya, dari 64 negara, The Golden Circle mampu meraup $61,2 juta, menggenapkan total debut globalnya menjadi $100,2 juta. Inggris menjadi pasar terbesar dengan $11,1 juta, diikuti oleh Rusia ($6 juta) dan Australia ($4,4 juta). Performanya di Indonesia juga tak kalah mentereng, mendulang $3,3 juta dari layar kita yang terbatas. Film ini belum tayang di pasar besar Asia seperti Cina dan Korea.

Namun film yang sepertinya benar-benar kehilangan daya tariknya minggu ini adalah The LEGO Ninjago Movie yang menjadi film LEGO dengan performa terburuk. Debutnya hanya bisa masuk ke posisi ketiga dengan $20,4 juta. Bandingkan dengan The LEGO Movie ($69 juta) dan The LEGO Batman Movie ($53 juta). Hasil ini tentu sangat jauh dari prediksi pengamat yang memperkirakan pendapatannya di angka $27 sampai $32 juta. CinemaScore-nya juga menjadi yang paling rendah, yaitu "B+", sementara The LEGO Movie mendapat "A" dan The LEGO Batman Movie "A-". Dari 37 negara, ada tambahan $10,5 juta, sehingga total debut globalnya menjadi $30,9 juta.

Dengan promo yang minim dan prediket buruk mengingat penundaan perilisannya selama setahun lebih, Friend Request tak banyak memantik minat penonton. Film horor-thriller tentang medsos ini hanya memperoleh $2,0 juta saja di minggu perdananya, tak cukup untuk masuk lima besar.

Turun ke posisi kedua, It sekarang sudah resmi menjadi film horor berating "R/Dewasa" terlaris sepanjang masa, melewati The Exorcist ($232.9 juta). Menambahkan $29,8 juta sehingga total pendapatannya menjadi $266,1 juta, target selanjutnya adalah merebut posisi kelima film berating "R/Dewasa" terlaris sepanjang masa dari The Hangover ($277,3 juta). Melihat performanya yang masih tangguh, tentu saja Pennywise si Badut Setan takkan butuh waktu lama melakukannya.

Meski punya banyak saingan, It masih kuat di pasar internasional. Minggu ini, ia mendapat tambahan $39,3 juta dari 59 negara. Dalam 3 minggu saja, It sudah memperoleh total pendapatan global sebesar $478 juta.

American Assassin terjerembab cukup jauh dengan 57,9% dan pendapatan $6,3 juta. Namun total pendapatannya selama 2 minggu tayang sudah $26,2 juta, semakin mendekati bujetnya yang $33 juta.

Mendapat respon buruk dari penonton (CinemaScore "F", jika anda ingat), performa mother! tak anjlok separah itu, "hanya" turun 56,3%, sedikit lebih baik malah dibanding American Assassin. Jika angka $3,3 juta minggu ini ditambah dengan debutnya yang hancur minggu lalu, maka total pendapatan domestiknya baru $13,5 juta, sedangkan total pendapatan globalnya adalah $26,0 juta berkat tambahan $4,6 juta dari 29 negara.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 22 September - 24 September 2017

1.

Kingsman: The Golden Circle
Minggu ini $39,023,010
Total $39,023,010

2.

It
Minggu ini $29,757,494
Total $266,096,375

3.

The LEGO Ninjago Movie
Minggu ini $20,433,071
Total $20,433,071

4.

American Assassin
Minggu ini $6,255,617
Total $26,185,076

5.

mother!
Minggu ini $3,290,780
Total $13,459,798
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'It' Tetap Mengambang, 'mother!' Tenggelam ■UP

Meski menjadi jawara minggu ini, 'Kingsman: The Golden Circle' hanya mampu sedikit saja mengungguli film pertamanya. Sementara itu, 'The LEGO Ninjago Movie' tampil jauh di bawah ekspektasi pengamat industri. Berikut rekap box office minggu ini.

Tak mengejutkan melihat Kingsman: The Golden Circle berhasil memuncaki box office di minggu perdananya, menggeser jawara dua minggu berturut-turut It. Debutnya yang $39,0 juta juga berada sedikit di atas Kingsman: The Secret Service ($36,0 juta). Namun itu sebelum kita mempertimbangkan bujetnya yang jauh lebih mahal; biaya produksi The Secret Service hanya $81 juta, sementara The Golden Circle mencapai $104 juta. Perlu diingat pula bahwa dua tahun lalu tak ada yang mengenal Kingsman, sedangkan tahun ini semua orang menantikan Eggsy dan Harry Hart beraksi. Tentu saja ekspektasi akan pendapatannya juga meninggi. Apakah 20th Century Fox akan kecewa dengan debut lemah ini? Belum tentu juga sebenarnya. Semua tergantung pada pendapatan akhirnya nanti. Penonton memberikannya CinemaScore "B+", sama dengan The Secret Service.

Meski demikian, semua tampaknya akan terbayar berkat tambahan dari pasar luar Amerika. Buktinya, dari 64 negara, The Golden Circle mampu meraup $61,2 juta, menggenapkan total debut globalnya menjadi $100,2 juta. Inggris menjadi pasar terbesar dengan $11,1 juta, diikuti oleh Rusia ($6 juta) dan Australia ($4,4 juta). Performanya di Indonesia juga tak kalah mentereng, mendulang $3,3 juta dari layar kita yang terbatas. Film ini belum tayang di pasar besar Asia seperti Cina dan Korea.

Namun film yang sepertinya benar-benar kehilangan daya tariknya minggu ini adalah The LEGO Ninjago Movie yang menjadi film LEGO dengan performa terburuk. Debutnya hanya bisa masuk ke posisi ketiga dengan $20,4 juta. Bandingkan dengan The LEGO Movie ($69 juta) dan The LEGO Batman Movie ($53 juta). Hasil ini tentu sangat jauh dari prediksi pengamat yang memperkirakan pendapatannya di angka $27 sampai $32 juta. CinemaScore-nya juga menjadi yang paling rendah, yaitu "B+", sementara The LEGO Movie mendapat "A" dan The LEGO Batman Movie "A-". Dari 37 negara, ada tambahan $10,5 juta, sehingga total debut globalnya menjadi $30,9 juta.

Dengan promo yang minim dan prediket buruk mengingat penundaan perilisannya selama setahun lebih, Friend Request tak banyak memantik minat penonton. Film horor-thriller tentang medsos ini hanya memperoleh $2,0 juta saja di minggu perdananya, tak cukup untuk masuk lima besar.

Turun ke posisi kedua, It sekarang sudah resmi menjadi film horor berating "R/Dewasa" terlaris sepanjang masa, melewati The Exorcist ($232.9 juta). Menambahkan $29,8 juta sehingga total pendapatannya menjadi $266,1 juta, target selanjutnya adalah merebut posisi kelima film berating "R/Dewasa" terlaris sepanjang masa dari The Hangover ($277,3 juta). Melihat performanya yang masih tangguh, tentu saja Pennywise si Badut Setan takkan butuh waktu lama melakukannya.

Meski punya banyak saingan, It masih kuat di pasar internasional. Minggu ini, ia mendapat tambahan $39,3 juta dari 59 negara. Dalam 3 minggu saja, It sudah memperoleh total pendapatan global sebesar $478 juta.

American Assassin terjerembab cukup jauh dengan 57,9% dan pendapatan $6,3 juta. Namun total pendapatannya selama 2 minggu tayang sudah $26,2 juta, semakin mendekati bujetnya yang $33 juta.

Mendapat respon buruk dari penonton (CinemaScore "F", jika anda ingat), performa mother! tak anjlok separah itu, "hanya" turun 56,3%, sedikit lebih baik malah dibanding American Assassin. Jika angka $3,3 juta minggu ini ditambah dengan debutnya yang hancur minggu lalu, maka total pendapatan domestiknya baru $13,5 juta, sedangkan total pendapatan globalnya adalah $26,0 juta berkat tambahan $4,6 juta dari 29 negara.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 22 September - 24 September 2017

1.

Kingsman: The Golden Circle
Minggu ini $39,023,010
Total $39,023,010

2.

It
Minggu ini $29,757,494
Total $266,096,375

3.

The LEGO Ninjago Movie
Minggu ini $20,433,071
Total $20,433,071

4.

American Assassin
Minggu ini $6,255,617
Total $26,185,076

5.

mother!
Minggu ini $3,290,780
Total $13,459,798
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'It' Tetap Mengambang, 'mother!' Tenggelam ■UP

Tuesday, September 26, 2017

Review Film: 'Wind River' (2017)

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Drama, Artikel Kriminal, Artikel Misteri, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Wind River' (2017)
link : Review Film: 'Wind River' (2017)

Baca juga


September 2017

Taylor Sheridan menggulirkan detil-detil kecil secara bertahap, yang kemudian terakumulasi, dan sebelum kita sadar, ia sudah menjadi bola salju raksasa.

“Luck don't live out here.”
— Cory Lambert
Rating UP:
Bagian awal Wind River sepertinya mengingatkan kita pada Fargo-nya Coen Brothers. Mengambil lokasi di daerah persaljuan yang terpencil, adegan pembuka menyatakan dengan jelas bahwa ini akan menjadi film kriminal. Kesamaan juga saya lihat dari klaimnya: “inspired by true events”. Meski begitu, jika Coen menggunakan klaim “this is a true story”-nya untuk menggoda kita karena kita tahu bahwa mereka baru saja melebaikan drama manusiawi menjadi komedi, maka untuk Wind River kita perlu lebih awas. Cermati penambahan tanda jamak “s” di belakang kata “event”. Ini bukan kisah nyata, tapi kisahnya memang banyak terjadi di dunia nyata. Sang sutradara, Taylor Sheridan mengaku bahwa pernyataan tersebut merupakan referensi terhadap “ribuan kasus serupa” yang melibatkan kekerasan seksual pada wanita. Ya. Sheridan seserius itu. Wind River adalah film serius. Serius setengah mati. Tak ada ruang untuk bercanda.


Ini adalah naskah ketiga Sheridan sekaligus debutnya menyutradarai film yang ditulisnya sendiri. Saya ingin tahu apa nama yang akan diberikan Sheridan pada trilogi tematis yang juga berisi Sicario dan Hell or High Water ini. Trilogi Western Nihilistik, kalau boleh usul. Tapi besar kemungkinan akan bersilangan dengan film adaptasi novel Cormac McCarthy. Trilogi Keadilan Amerika, mungkin lebih cocok. Ketiga film tersebut berlangsung di Amerika yang jauh dari keadilan, sehingga para karakter yang terlibat di dalamnya harus mencari sendiri keadilan mereka.

Wind River merupakan nama sebuah reservasi suku Indian yang terletak di daerah persaljuan di Wyoming. Namun ini adalah tempat yang sama dengan perbatasan Amerika/Meksiko-nya Sicario atau gurun Texas-nya Hell or High Water; ketiganya sama-sama tempat yang jauh, sepi, asing, dan relatif berbahaya. Di tempat ini, petugas yang berwenang tak bisa berbuat banyak. Sheridan cakap sekali dalam membangun sense of place yang mantap. Mendengar Wind River kita langsung mengasosiasikannya dengan salju. Dibantu dengan sinematografi dari Ben Richardson, pemandangannya imersif, sampai kita bisa merasakan betapa menyengat dinginnya salju. Cantik di mata tapi mematikan.

Oleh karenanya, ini bukan tempat yang ramah bagi seorang gadis dengan pakaian tipis dan tanpa alas kaki untuk berlarian di tengah malam. Ia berlari mati-matian seperti menghindari sesuatu yang sangat mengerikan. Apapun itu, pasti berbahaya karena memaksanya terus berlari sampai udara dingin merusak paru-paru lalu membuatnya tewas.

Beberapa hari kemudian, almarhumah ditemukan oleh Cory Lambert (Jeremy Renner), seorang petugas hutan yang dimintai warga untuk memburu singa gunung yang memakan ternak. Kita pertama kali mengenal Cory saat berkamuflase dengan jas hujan putih lalu menembakkan senapannya dengan akurat pada serigala yang tengah mengincar domba. Dor! Simbolisme. Kita tahu ia sudah begitu dekat dengan pribumi (mantan istrinya seorang Indian), kenal betul dengan setiap jengkal Wind River, dan seseorang yang bisa diandalkan.

Cory kenal dengan almarhumah. Namanya Natalie (Kelsey Asbille), gadis Indian teman karib anaknya, Emily yang tiga tahun lalu meninggal dengan penyebab yang hampir sama. Visum mengungkap bahwa sebelum tewas, Natalie mengalami perkosaan. Disini Sheridan menyentil protokol dan birokrasi yang ribet. Karena TKP-nya tanah reservasi Indian, maka kasus ini menjadi kriminal federal, kewenangan FBI, yang kemudian hanya mengutus satu agennya saja. Forensik setempat tak bisa menuliskan perkosaan sebagai penyebab kematian, karena Natalie secara teknis meninggal gara-gara cuaca dingin. Jika begitu, maka kasus akan kembali dilimpahkan ke kepolisian lokal yang anggotanya tak lebih banyak daripada anggota Power Rangers.

Tentu saja, agen FBI tadi, Jane Banner (Elizabeth Olsen) jadi pusing. Jane boleh jadi punya kapabilitas mumpuni, tapi ia tak siap dengan situasi di Wind River. Saat datang saja, ia memakai blus yang modis dan sepatu hak tinggi. “Dia akan koit dalam lima menit,” kata Cory. Penyelidikan adalah tanggung jawab Jane, tapi ia tahu bahwa ia membutuhkan bantuan dari kepala polisi lokal, Ben (Graham Greene) dan terutama Cory yang dengan kalem bilang berkali-kali bahwa ia adalah “sang pemburu”. Iya, iya Cory, kami sudah tahu.

Sama seperti saya yang menjabarkan set-up tadi dengan panjang lebar dan perlahan-lahan, Sheridan juga menyajikan filmnya tanpa terburu-buru. Plot Wind River sebenarnya sangat sederhana, tapi Sheridan menceritakannya dengan tenang, tahap demi tahap sehingga kita bisa mendapatkan cengkeraman yang kuat akan lokasi dan karakternya. Tak banyak adegan yang berorientasi aksi, tapi filmnya menjaga perhatian kita dengan pembangunan plot yang pelan-tapi-pasti, sampai kemudian meledak di sekuens yang melibatkan adu tembak dan tembakan sniper yang gahar. Ini memuaskan karena kita sudah begitu larut dengan filmnya.

Filmnya merupakan thriller yang berbasis pada karakter, bahkan desa Wind River menjadi karakter tersendiri. Lokasi mengijinkannya menyentil isu sensitif soal diskriminasi pribumi. Ini adalah tempat yang sangat spesifik, tapi situasi sosialnya terasa universal. Karakter Jane, yang adalah seorang wanita, juga bukan sekadar pemanis layar apalagi penyedia romantisme/seks bagi Cory. Ia punya fungsi yang kuat untuk memberi penonton perspektif akan bagaimana memandang kasus yang melibatkan pembunuhan seorang wanita tersebut. Olsen mendapat peran yang mirip dengan Emily Blunt dalam Sicario: wanita tangguh yang terjebak di dunia yang keras yang belum siap ia hadapi.

Renner memberikan penampilan yang menarik. Karakternya tak menunjukkan banyak ekspresi, tapi kita bisa merasakan banyak emosi yang dibawanya. “Perburuan” ini menjadi personal bagi Cory karena ia punya motif yang lebih dalam. Ia tahu bahwa anak gadisnya yang tewas dengan misterius tetap takkan terselesaikan, namun mungkin saja resolusi kasus Natalie akan memberikannya semacam penebusan. Mungkin tidak baginya, karena ia mengaku sadar bahwa hidup harus terus berlanjut apapun yang terjadi, tapi setidaknya buat ayah Natalie (Gil Birmingham). Birmingham punya dua adegan minimalis yang sangat kuat.

Ceritanya boleh jadi merupakan yang paling blak-blakan secara naratif di antara trilogi Sheridan, karena kita disuguhkan dengan monolog dan dialog puitis yang banyak untuk menangkap subteks dan apa yang karakternya rasakan. Bagian ending terkesan dipanjangkan, mungkin Sheridan merasa bahwa film belum terselesaikan dengan sempurna. Namun ada sesuatu yang mengagumkan dari caranya bercerita. Setiap sorotan gambar, setiap perkembangan plot, setiap interaksi karakter, semua terkendali. Sheridan menggulirkan detil-detil kecil secara bertahap, yang kemudian terakumulasi, dan sebelum kita sadar, ia sudah menjadi bola salju raksasa. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Wind River

111 menit
Dewasa
Taylor Sheridan
Taylor Sheridan
Matthew George, Basil Iwanyk, Peter Berg, Wayne L. Rogers
Ben Richardson
Nick Cave, Warren Ellis

Taylor Sheridan menggulirkan detil-detil kecil secara bertahap, yang kemudian terakumulasi, dan sebelum kita sadar, ia sudah menjadi bola salju raksasa.

“Luck don't live out here.”
— Cory Lambert
Rating UP:
Bagian awal Wind River sepertinya mengingatkan kita pada Fargo-nya Coen Brothers. Mengambil lokasi di daerah persaljuan yang terpencil, adegan pembuka menyatakan dengan jelas bahwa ini akan menjadi film kriminal. Kesamaan juga saya lihat dari klaimnya: “inspired by true events”. Meski begitu, jika Coen menggunakan klaim “this is a true story”-nya untuk menggoda kita karena kita tahu bahwa mereka baru saja melebaikan drama manusiawi menjadi komedi, maka untuk Wind River kita perlu lebih awas. Cermati penambahan tanda jamak “s” di belakang kata “event”. Ini bukan kisah nyata, tapi kisahnya memang banyak terjadi di dunia nyata. Sang sutradara, Taylor Sheridan mengaku bahwa pernyataan tersebut merupakan referensi terhadap “ribuan kasus serupa” yang melibatkan kekerasan seksual pada wanita. Ya. Sheridan seserius itu. Wind River adalah film serius. Serius setengah mati. Tak ada ruang untuk bercanda.


Ini adalah naskah ketiga Sheridan sekaligus debutnya menyutradarai film yang ditulisnya sendiri. Saya ingin tahu apa nama yang akan diberikan Sheridan pada trilogi tematis yang juga berisi Sicario dan Hell or High Water ini. Trilogi Western Nihilistik, kalau boleh usul. Tapi besar kemungkinan akan bersilangan dengan film adaptasi novel Cormac McCarthy. Trilogi Keadilan Amerika, mungkin lebih cocok. Ketiga film tersebut berlangsung di Amerika yang jauh dari keadilan, sehingga para karakter yang terlibat di dalamnya harus mencari sendiri keadilan mereka.

Wind River merupakan nama sebuah reservasi suku Indian yang terletak di daerah persaljuan di Wyoming. Namun ini adalah tempat yang sama dengan perbatasan Amerika/Meksiko-nya Sicario atau gurun Texas-nya Hell or High Water; ketiganya sama-sama tempat yang jauh, sepi, asing, dan relatif berbahaya. Di tempat ini, petugas yang berwenang tak bisa berbuat banyak. Sheridan cakap sekali dalam membangun sense of place yang mantap. Mendengar Wind River kita langsung mengasosiasikannya dengan salju. Dibantu dengan sinematografi dari Ben Richardson, pemandangannya imersif, sampai kita bisa merasakan betapa menyengat dinginnya salju. Cantik di mata tapi mematikan.

Oleh karenanya, ini bukan tempat yang ramah bagi seorang gadis dengan pakaian tipis dan tanpa alas kaki untuk berlarian di tengah malam. Ia berlari mati-matian seperti menghindari sesuatu yang sangat mengerikan. Apapun itu, pasti berbahaya karena memaksanya terus berlari sampai udara dingin merusak paru-paru lalu membuatnya tewas.

Beberapa hari kemudian, almarhumah ditemukan oleh Cory Lambert (Jeremy Renner), seorang petugas hutan yang dimintai warga untuk memburu singa gunung yang memakan ternak. Kita pertama kali mengenal Cory saat berkamuflase dengan jas hujan putih lalu menembakkan senapannya dengan akurat pada serigala yang tengah mengincar domba. Dor! Simbolisme. Kita tahu ia sudah begitu dekat dengan pribumi (mantan istrinya seorang Indian), kenal betul dengan setiap jengkal Wind River, dan seseorang yang bisa diandalkan.

Cory kenal dengan almarhumah. Namanya Natalie (Kelsey Asbille), gadis Indian teman karib anaknya, Emily yang tiga tahun lalu meninggal dengan penyebab yang hampir sama. Visum mengungkap bahwa sebelum tewas, Natalie mengalami perkosaan. Disini Sheridan menyentil protokol dan birokrasi yang ribet. Karena TKP-nya tanah reservasi Indian, maka kasus ini menjadi kriminal federal, kewenangan FBI, yang kemudian hanya mengutus satu agennya saja. Forensik setempat tak bisa menuliskan perkosaan sebagai penyebab kematian, karena Natalie secara teknis meninggal gara-gara cuaca dingin. Jika begitu, maka kasus akan kembali dilimpahkan ke kepolisian lokal yang anggotanya tak lebih banyak daripada anggota Power Rangers.

Tentu saja, agen FBI tadi, Jane Banner (Elizabeth Olsen) jadi pusing. Jane boleh jadi punya kapabilitas mumpuni, tapi ia tak siap dengan situasi di Wind River. Saat datang saja, ia memakai blus yang modis dan sepatu hak tinggi. “Dia akan koit dalam lima menit,” kata Cory. Penyelidikan adalah tanggung jawab Jane, tapi ia tahu bahwa ia membutuhkan bantuan dari kepala polisi lokal, Ben (Graham Greene) dan terutama Cory yang dengan kalem bilang berkali-kali bahwa ia adalah “sang pemburu”. Iya, iya Cory, kami sudah tahu.

Sama seperti saya yang menjabarkan set-up tadi dengan panjang lebar dan perlahan-lahan, Sheridan juga menyajikan filmnya tanpa terburu-buru. Plot Wind River sebenarnya sangat sederhana, tapi Sheridan menceritakannya dengan tenang, tahap demi tahap sehingga kita bisa mendapatkan cengkeraman yang kuat akan lokasi dan karakternya. Tak banyak adegan yang berorientasi aksi, tapi filmnya menjaga perhatian kita dengan pembangunan plot yang pelan-tapi-pasti, sampai kemudian meledak di sekuens yang melibatkan adu tembak dan tembakan sniper yang gahar. Ini memuaskan karena kita sudah begitu larut dengan filmnya.

Filmnya merupakan thriller yang berbasis pada karakter, bahkan desa Wind River menjadi karakter tersendiri. Lokasi mengijinkannya menyentil isu sensitif soal diskriminasi pribumi. Ini adalah tempat yang sangat spesifik, tapi situasi sosialnya terasa universal. Karakter Jane, yang adalah seorang wanita, juga bukan sekadar pemanis layar apalagi penyedia romantisme/seks bagi Cory. Ia punya fungsi yang kuat untuk memberi penonton perspektif akan bagaimana memandang kasus yang melibatkan pembunuhan seorang wanita tersebut. Olsen mendapat peran yang mirip dengan Emily Blunt dalam Sicario: wanita tangguh yang terjebak di dunia yang keras yang belum siap ia hadapi.

Renner memberikan penampilan yang menarik. Karakternya tak menunjukkan banyak ekspresi, tapi kita bisa merasakan banyak emosi yang dibawanya. “Perburuan” ini menjadi personal bagi Cory karena ia punya motif yang lebih dalam. Ia tahu bahwa anak gadisnya yang tewas dengan misterius tetap takkan terselesaikan, namun mungkin saja resolusi kasus Natalie akan memberikannya semacam penebusan. Mungkin tidak baginya, karena ia mengaku sadar bahwa hidup harus terus berlanjut apapun yang terjadi, tapi setidaknya buat ayah Natalie (Gil Birmingham). Birmingham punya dua adegan minimalis yang sangat kuat.

Ceritanya boleh jadi merupakan yang paling blak-blakan secara naratif di antara trilogi Sheridan, karena kita disuguhkan dengan monolog dan dialog puitis yang banyak untuk menangkap subteks dan apa yang karakternya rasakan. Bagian ending terkesan dipanjangkan, mungkin Sheridan merasa bahwa film belum terselesaikan dengan sempurna. Namun ada sesuatu yang mengagumkan dari caranya bercerita. Setiap sorotan gambar, setiap perkembangan plot, setiap interaksi karakter, semua terkendali. Sheridan menggulirkan detil-detil kecil secara bertahap, yang kemudian terakumulasi, dan sebelum kita sadar, ia sudah menjadi bola salju raksasa. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Wind River

111 menit
Dewasa
Taylor Sheridan
Taylor Sheridan
Matthew George, Basil Iwanyk, Peter Berg, Wayne L. Rogers
Ben Richardson
Nick Cave, Warren Ellis

Monday, September 25, 2017

‘Fantastic Beasts 2’ Rekrut David Sakurai Sebagai Villain

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘Fantastic Beasts 2’ Rekrut David Sakurai Sebagai Villain
link : ‘Fantastic Beasts 2’ Rekrut David Sakurai Sebagai Villain

Baca juga


September 2017

Sementara proses syuting sekuel 'Fantastic Beast and Where to Find Them' masih berlangsung sejak pertengahan Juli 2017, kini ada satu pemain baru yang ikut bergabung sebagai villain.

Sementara proses syuting sekuel Fantastic Beast and Where to Find Them masih berlangsung sejak pertengahan Juli 2017, kini ada satu pemain baru yang ikut bergabung sebagai villain. Seperti yang dilansir Deadline, pemain baru ini ialah David Sakurai (Iron Fist) yang akan berperan sebagai penyihir dengan nama Krall. Berdasarkan informasinya, Krall merupakan salah satu tangan kanan (henchman) ambisius yang dimiliki Grindelwald. Selebihnya, belum diketahui pasti apakah aktor berdarah Denmark-Jepang sudah mulai menjalani syuting adegannya, atau kapan proses produksi Fantastic Beasts 2 akan tuntas.

Masih disutradarai David Yates berdasarkan naskah buatan J.K. Rowling, sekuel ini kembali dibintangi Eddie Redmayne (Newt Scamander), Katherine Waterston (Auror Tina Goldstein), Alison Sudol (Queenie Goldstein) dan Dan Fogler (Jacob Kowalski) serta Ezra Miller (Credence).

Sementara untuk jajaran pemain baru, ada Jude Law yang terpilih sebagai Albus Dumbledore muda, Callum Turner sebagai Theseus Scamander (saudara Newt), Zoe Kravitz sebagai Leta Lestrange (teman dekat Newt semasa sekolah) dan tak ketinggalan, Johnny Depp sebagai penyihir Gellert Grindelwald yang akan menjadi villain utama di sepanjang lima seri prekuel Harry Potter. FYI, baik Kravitz maupun Depp sebelumnya sempat jadi cameo di film pertama Fantastic Beasts yang dirilis 2016 lalu.

Bersetting beberapa bulan pasca Newt bersama penyihir Amerika menangkap Grindelwald, di sekuel ini sang penyihir jahat dikisahkan berhasil melarikan diri secara dramatis, dan mengumpulkan lebih banyak pengikut untuk melaksanakan rencananya membinasakan kaum non-penyihir. Mengetahui aksi sahabatnya yang kini berubah jadi jahat, Dumbledore akhirnya meminta bantuan muridnya, Newt, untuk menghentikan Grindewald. Newt pun kemudian bereuni dengan Tina, Queenie dan Jacob, sebelum akhirnya mereka menyadari misi berbahaya ini ternyata juga akan menguji kesetiaan mereka. Adapun setting Fantastic Beasts 2 akan berada di London dan Paris pada tahun 1927.

Fantastic Beasts and Where to Find Them 2 akan dirilis 16 November 2018 ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sementara proses syuting sekuel 'Fantastic Beast and Where to Find Them' masih berlangsung sejak pertengahan Juli 2017, kini ada satu pemain baru yang ikut bergabung sebagai villain.

Sementara proses syuting sekuel Fantastic Beast and Where to Find Them masih berlangsung sejak pertengahan Juli 2017, kini ada satu pemain baru yang ikut bergabung sebagai villain. Seperti yang dilansir Deadline, pemain baru ini ialah David Sakurai (Iron Fist) yang akan berperan sebagai penyihir dengan nama Krall. Berdasarkan informasinya, Krall merupakan salah satu tangan kanan (henchman) ambisius yang dimiliki Grindelwald. Selebihnya, belum diketahui pasti apakah aktor berdarah Denmark-Jepang sudah mulai menjalani syuting adegannya, atau kapan proses produksi Fantastic Beasts 2 akan tuntas.

Masih disutradarai David Yates berdasarkan naskah buatan J.K. Rowling, sekuel ini kembali dibintangi Eddie Redmayne (Newt Scamander), Katherine Waterston (Auror Tina Goldstein), Alison Sudol (Queenie Goldstein) dan Dan Fogler (Jacob Kowalski) serta Ezra Miller (Credence).

Sementara untuk jajaran pemain baru, ada Jude Law yang terpilih sebagai Albus Dumbledore muda, Callum Turner sebagai Theseus Scamander (saudara Newt), Zoe Kravitz sebagai Leta Lestrange (teman dekat Newt semasa sekolah) dan tak ketinggalan, Johnny Depp sebagai penyihir Gellert Grindelwald yang akan menjadi villain utama di sepanjang lima seri prekuel Harry Potter. FYI, baik Kravitz maupun Depp sebelumnya sempat jadi cameo di film pertama Fantastic Beasts yang dirilis 2016 lalu.

Bersetting beberapa bulan pasca Newt bersama penyihir Amerika menangkap Grindelwald, di sekuel ini sang penyihir jahat dikisahkan berhasil melarikan diri secara dramatis, dan mengumpulkan lebih banyak pengikut untuk melaksanakan rencananya membinasakan kaum non-penyihir. Mengetahui aksi sahabatnya yang kini berubah jadi jahat, Dumbledore akhirnya meminta bantuan muridnya, Newt, untuk menghentikan Grindewald. Newt pun kemudian bereuni dengan Tina, Queenie dan Jacob, sebelum akhirnya mereka menyadari misi berbahaya ini ternyata juga akan menguji kesetiaan mereka. Adapun setting Fantastic Beasts 2 akan berada di London dan Paris pada tahun 1927.

Fantastic Beasts and Where to Find Them 2 akan dirilis 16 November 2018 ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sunday, September 24, 2017

‘Terminator 6’ akan Jadi Sekuel ‘Terminator 2: Judgement Day’

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘Terminator 6’ akan Jadi Sekuel ‘Terminator 2: Judgement Day’
link : ‘Terminator 6’ akan Jadi Sekuel ‘Terminator 2: Judgement Day’

Baca juga


September 2017

Meski jadwal rilis 'Terminator 6' belum resmi diumumkan, beberapa detail baru terkait film yang diproduseri James Cameron ini terus mengemuka.

Meski jadwal rilis Terminator 6 belum resmi diumumkan, beberapa detail baru terkait film yang diproduseri James Cameron ini terus mengemuka. Detail kali ini masih datang dari bintang franchise Terminator, Arnold Schwarzenegger, yang akan kembali tampil di film mendatang.

Saat menghadiri sebuah event di Inggris, Arnie mengungkapkan Terminator 6 akan sepenuhnya mengabaikan event dari Terminator: Genisys (termasuk twist John Connor yang ternyata cyborg). Arnie pun juga mensinyalkan, Terminator 6 akan melanjutkan cerita yang tertinggal di Terminator 2: Judgment Day, dan hal ini menandakan event dari Terminator 3 hingga Terminator: Salvation juga turut diabaikan.

Pernyataan Arnie tentu sejalan dengan kepastian bahwa lawan mainnya di T2: Judgement Day, Linda Hamilton, siap kembali sebagai wanita perkasa Sarah Connor. Diakui Arnie, saat ini Hamilton sudah mulai menjalani latihan untuk menunjang perannya usai dua dekade lebih tak memainkan ibu John Connor. Keterlibatan Hamilton sendiri dikonfirmasi Cameron saat screening spesial Terminator 2 yang diadakan minggu lalu.

Lebih dari itu, Arnie juga mengakui ia akan menerima skrip utuh Terminator 6 racikan Cameron dalam kurun dua minggu, atau sekitar awal Oktober 2017. Dan menariknya, Arnie mengungkapkan proses syuting Terminator 6 akan bergulir pada Maret 2018. Sementara Cameron bertindak sebagai produser, tugas penyutradaraan dipercayakan kepada Tim Miller yang sukses dengan Deadpool.

Sebelumnya, Cameron menyatakan ia berniat menjadikan Terminator 6 sebagai awal trilogi baru. Meski plot ceritanya belum diketahui, Cameron memastikan Terminator 6 akan mengusung wanita muda untuk jadi karakter sentral. Adapun layaknya Star Wars: The Force Awakens, Cameron mengakui Terminator 6 akan menghadirkan karakter generasi lama sekaligus generasi baru. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Meski jadwal rilis 'Terminator 6' belum resmi diumumkan, beberapa detail baru terkait film yang diproduseri James Cameron ini terus mengemuka.

Meski jadwal rilis Terminator 6 belum resmi diumumkan, beberapa detail baru terkait film yang diproduseri James Cameron ini terus mengemuka. Detail kali ini masih datang dari bintang franchise Terminator, Arnold Schwarzenegger, yang akan kembali tampil di film mendatang.

Saat menghadiri sebuah event di Inggris, Arnie mengungkapkan Terminator 6 akan sepenuhnya mengabaikan event dari Terminator: Genisys (termasuk twist John Connor yang ternyata cyborg). Arnie pun juga mensinyalkan, Terminator 6 akan melanjutkan cerita yang tertinggal di Terminator 2: Judgment Day, dan hal ini menandakan event dari Terminator 3 hingga Terminator: Salvation juga turut diabaikan.

Pernyataan Arnie tentu sejalan dengan kepastian bahwa lawan mainnya di T2: Judgement Day, Linda Hamilton, siap kembali sebagai wanita perkasa Sarah Connor. Diakui Arnie, saat ini Hamilton sudah mulai menjalani latihan untuk menunjang perannya usai dua dekade lebih tak memainkan ibu John Connor. Keterlibatan Hamilton sendiri dikonfirmasi Cameron saat screening spesial Terminator 2 yang diadakan minggu lalu.

Lebih dari itu, Arnie juga mengakui ia akan menerima skrip utuh Terminator 6 racikan Cameron dalam kurun dua minggu, atau sekitar awal Oktober 2017. Dan menariknya, Arnie mengungkapkan proses syuting Terminator 6 akan bergulir pada Maret 2018. Sementara Cameron bertindak sebagai produser, tugas penyutradaraan dipercayakan kepada Tim Miller yang sukses dengan Deadpool.

Sebelumnya, Cameron menyatakan ia berniat menjadikan Terminator 6 sebagai awal trilogi baru. Meski plot ceritanya belum diketahui, Cameron memastikan Terminator 6 akan mengusung wanita muda untuk jadi karakter sentral. Adapun layaknya Star Wars: The Force Awakens, Cameron mengakui Terminator 6 akan menghadirkan karakter generasi lama sekaligus generasi baru. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

‘Justice League’ Disebut Tak Jadi Tampilkan Lex Luthor & Iris West

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘Justice League’ Disebut Tak Jadi Tampilkan Lex Luthor & Iris West
link : ‘Justice League’ Disebut Tak Jadi Tampilkan Lex Luthor & Iris West

Baca juga


September 2017

Usai sutradara Zack Snyder digantikan Joss Whedon, tak sedikit yang memprediksi 'Justice League' akan mengalami perubahan. Dan benar saja, ternyata ada perubahan menyangkut penampilan dua karakter, yakni Lex Luthor dan Iris West.

Beda sutradara, beda pula hasil filmnya. Kalimat inilah yang tampaknya tepat untuk menggambarkan kondisi Justice League saat ini. Bagaimana tidak, usai sutradara Zack Snyder digantikan Joss Whedon, tak sedikit yang memprediksi film tim superhero DC akan mengalami perubahan, baik itu bersifat signifikan ataupun minor. Dan benar saja, ternyata ada perubahan menyusul ditunjuknya Whedon sebagai sutradara baru.

Menurut Batman-News, perubahan ini menyangkut penampilan dua karakter cameo, yakni Lex Luthor (Jesse Eisenberg) dan Iris West (Kiersey Clemons). Semula Snyder diketahui hendak menghadirkan musuh bebuyutan Superman beserta love interest The Flash. Namun kini di bawah komando Whedon, adegan Lex dan Iris telah dihapus, dengan alasan yang masih misterius. Apapun itu, informasi ini diperoleh dari penonton yang berkesempatan menghadiri test screening Justice League, sehingga kabar ini tampaknya bukan sekedar isapan jempol belaka.

Lex milik Eisenberg sendiri tampil perdana di Batman v Superman: Dawn of Justice. Berbeda dengan Lex yang kita kenal, versi Eisenberg lebih ekspresif, banyak berbicara dan gemar melempar kata-kata filosofis. Dalam ending BvS, ada indikasi Lex akan bertransformasi jadi Lex sesungguhnya, seiring ia akan dikirim Batman ke RSJ Arkham Asylum. Bisa jadi kita baru akan melihat perubahan Lex di Man of Steel 2 yang kini sedang dikembangkan. Sementara untuk Iris, jika memang Clemons batal debut di Justice League, kemungkinan besar ia disiapkan untuk tampil di film solo The Flash bertajuk Flashpoint.

Selain Lex dan Iris, karakter cameo lain yang kabarnya dicopot adalah Darkseid, alias Thanos-nya DC Extended Universe. Meski sebagian merasa kecewa, penghilangan ketiga karakter ini tentu bisa berdampak positif agar Justice League tak semakin sesak. Adapun Batman-News mengabarkan, test screening Justice League menuai reaksi positif, bahkan ada yang mengklaim film ini epik.

Justice League dibintangi Ben Affleck (Batman), Gal Gadot (Wonder Woman), Jason Momoa (Aquaman), Ezra Miller (The Flash) dan Ray Fisher (Cyborg ). Pemain lainnya meliputi Amy Adams (Lois Lane), J.K. Simmons (Commissioner Gordon), Jeremy Irons (Alfred), Amber Heard (Mera), Willem Dafoe (Vulko) dan Ciarán Hinds (Steppenwolf). Rencananya film ini akan dirilis 17 November 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Usai sutradara Zack Snyder digantikan Joss Whedon, tak sedikit yang memprediksi 'Justice League' akan mengalami perubahan. Dan benar saja, ternyata ada perubahan menyangkut penampilan dua karakter, yakni Lex Luthor dan Iris West.

Beda sutradara, beda pula hasil filmnya. Kalimat inilah yang tampaknya tepat untuk menggambarkan kondisi Justice League saat ini. Bagaimana tidak, usai sutradara Zack Snyder digantikan Joss Whedon, tak sedikit yang memprediksi film tim superhero DC akan mengalami perubahan, baik itu bersifat signifikan ataupun minor. Dan benar saja, ternyata ada perubahan menyusul ditunjuknya Whedon sebagai sutradara baru.

Menurut Batman-News, perubahan ini menyangkut penampilan dua karakter cameo, yakni Lex Luthor (Jesse Eisenberg) dan Iris West (Kiersey Clemons). Semula Snyder diketahui hendak menghadirkan musuh bebuyutan Superman beserta love interest The Flash. Namun kini di bawah komando Whedon, adegan Lex dan Iris telah dihapus, dengan alasan yang masih misterius. Apapun itu, informasi ini diperoleh dari penonton yang berkesempatan menghadiri test screening Justice League, sehingga kabar ini tampaknya bukan sekedar isapan jempol belaka.

Lex milik Eisenberg sendiri tampil perdana di Batman v Superman: Dawn of Justice. Berbeda dengan Lex yang kita kenal, versi Eisenberg lebih ekspresif, banyak berbicara dan gemar melempar kata-kata filosofis. Dalam ending BvS, ada indikasi Lex akan bertransformasi jadi Lex sesungguhnya, seiring ia akan dikirim Batman ke RSJ Arkham Asylum. Bisa jadi kita baru akan melihat perubahan Lex di Man of Steel 2 yang kini sedang dikembangkan. Sementara untuk Iris, jika memang Clemons batal debut di Justice League, kemungkinan besar ia disiapkan untuk tampil di film solo The Flash bertajuk Flashpoint.

Selain Lex dan Iris, karakter cameo lain yang kabarnya dicopot adalah Darkseid, alias Thanos-nya DC Extended Universe. Meski sebagian merasa kecewa, penghilangan ketiga karakter ini tentu bisa berdampak positif agar Justice League tak semakin sesak. Adapun Batman-News mengabarkan, test screening Justice League menuai reaksi positif, bahkan ada yang mengklaim film ini epik.

Justice League dibintangi Ben Affleck (Batman), Gal Gadot (Wonder Woman), Jason Momoa (Aquaman), Ezra Miller (The Flash) dan Ray Fisher (Cyborg ). Pemain lainnya meliputi Amy Adams (Lois Lane), J.K. Simmons (Commissioner Gordon), Jeremy Irons (Alfred), Amber Heard (Mera), Willem Dafoe (Vulko) dan Ciarán Hinds (Steppenwolf). Rencananya film ini akan dirilis 17 November 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Buletin LSF: 'Beyond Skyline', 'Devil's Whisper', 'The Mimic', dll

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Buletin, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Buletin LSF: 'Beyond Skyline', 'Devil's Whisper', 'The Mimic', dll
link : Buletin LSF: 'Beyond Skyline', 'Devil's Whisper', 'The Mimic', dll

Baca juga


September 2017

Film lulus sensor minggu ini antara lain: 'Beyond Skyline', 'Nails', 'Devil's Whisper', 'The Mimic', 'Mumon: The Land of Stealth', dan 'Jojo's Bizarre Adventure: Diamond is Unbreakable'.

Satu-satunya film milik PT Prima Cinema Multimedia alias sobat karib XXI adalah Beyond Skyline, sekuel dari Skyline (2010) yang didefinisikan oleh salah seorang sepuh perfilman Indonesia sebagai "Mad Dog vs Alien Predator". Benar sekali. Karena film ini dibintangi oleh Yayan Ruhian, plus Iko Uwais. Ada Frank Grillo juga, ngomong-ngomong. Filmnya mendapat rating "17+", tanpa pemotongan durasi.

Selain dari itu, film rilisan LSF minggu ini didominasi oleh film-film jaringan bioskop non-XXI, dimana tiga diantaranya adalah film impor Asia. Dari Jepang ada Jojo's Bizarre Adventure: Diamond is Unbreakable, satu lagi film absurd karya Takashi Miike yang diadaptasi dari manga, serta Mumon: The Land of Stealth, film sejarah tentang Tensho Iga War yang digarap oleh Yoshihiro Nakamura. Film terakhir tampaknya cukup sadis, sehingga diberi rating "21+".

Film horor asal Korea, The Mimic yang mengangkat cerita tentang legenda urban monster pemakan manusia baru akan rilis minggu ini di Indonesia, dengan rating "17+". Film ini sebenarnya sudah tayang di kampung halamannya sejak 17 Agustus lalu.

Luna Maya akan bermain dalam film horor Devil's Whisper, kolaborasi antara studio lokal MD Pictures dengan studio Hollywood Vega, Baby!. Sependek yang saya tahu, Luna adalah satu-satunya aktor Indonesia yang bermain disana. Film ini mendapat rating "17+".

Berikut daftar lengkap buletin LSF minggu ini.
BEYOND SKYLINE
917/DCP/EA/17/07.2027/2017
19 September 2017
PT. Prima Cinema Multimedia
KHAYAL / FIKSI
17+
2907 Meter / 106 Menit
NAILS
922/DCP/ANM/17/02.2022/2017
20 September 2017
PT. Mitra Media Layar Lebar
DRAMA / HOROR
17+
2331 Meter / 85 Menit
DEVIL`S WHISPER
932/DCP/NAS/17/09.2022/2017
20 September 2017
PT . MD PICTURES
DRAMA / HOROR
17+
2331 Meter / 85 Menit
THE MIMIC
928/DCP/ANM/17/02.2018/2017
20 September 2017
PT. Athali Sukses Makmur
DRAMA / HOROR
17+
2577 Meter / 94 Menit
MUMON : THE LAND OF STEALTH
938/DCP/ANM/21/09.2018/2017
22 September 2017
PT. Overseas Korean Television Network
DRAMA
21+
3400 Meter / 124 Menit
JOJO`S BIZARRE ADVENTURE: DIAMOND IS UNBREAKABLE
936/DCP/ANM/13/08.2018/2017
22 September 2017
PT. Overseas Korean Television Network
KHAYAL / FIKSI
13+
3263 Meter / 119 Menit
Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem ■UP

[Sumber Data : Lembaga Sensor Film]

Film lulus sensor minggu ini antara lain: 'Beyond Skyline', 'Nails', 'Devil's Whisper', 'The Mimic', 'Mumon: The Land of Stealth', dan 'Jojo's Bizarre Adventure: Diamond is Unbreakable'.

Satu-satunya film milik PT Prima Cinema Multimedia alias sobat karib XXI adalah Beyond Skyline, sekuel dari Skyline (2010) yang didefinisikan oleh salah seorang sepuh perfilman Indonesia sebagai "Mad Dog vs Alien Predator". Benar sekali. Karena film ini dibintangi oleh Yayan Ruhian, plus Iko Uwais. Ada Frank Grillo juga, ngomong-ngomong. Filmnya mendapat rating "17+", tanpa pemotongan durasi.

Selain dari itu, film rilisan LSF minggu ini didominasi oleh film-film jaringan bioskop non-XXI, dimana tiga diantaranya adalah film impor Asia. Dari Jepang ada Jojo's Bizarre Adventure: Diamond is Unbreakable, satu lagi film absurd karya Takashi Miike yang diadaptasi dari manga, serta Mumon: The Land of Stealth, film sejarah tentang Tensho Iga War yang digarap oleh Yoshihiro Nakamura. Film terakhir tampaknya cukup sadis, sehingga diberi rating "21+".

Film horor asal Korea, The Mimic yang mengangkat cerita tentang legenda urban monster pemakan manusia baru akan rilis minggu ini di Indonesia, dengan rating "17+". Film ini sebenarnya sudah tayang di kampung halamannya sejak 17 Agustus lalu.

Luna Maya akan bermain dalam film horor Devil's Whisper, kolaborasi antara studio lokal MD Pictures dengan studio Hollywood Vega, Baby!. Sependek yang saya tahu, Luna adalah satu-satunya aktor Indonesia yang bermain disana. Film ini mendapat rating "17+".

Berikut daftar lengkap buletin LSF minggu ini.
BEYOND SKYLINE
917/DCP/EA/17/07.2027/2017
19 September 2017
PT. Prima Cinema Multimedia
KHAYAL / FIKSI
17+
2907 Meter / 106 Menit
NAILS
922/DCP/ANM/17/02.2022/2017
20 September 2017
PT. Mitra Media Layar Lebar
DRAMA / HOROR
17+
2331 Meter / 85 Menit
DEVIL`S WHISPER
932/DCP/NAS/17/09.2022/2017
20 September 2017
PT . MD PICTURES
DRAMA / HOROR
17+
2331 Meter / 85 Menit
THE MIMIC
928/DCP/ANM/17/02.2018/2017
20 September 2017
PT. Athali Sukses Makmur
DRAMA / HOROR
17+
2577 Meter / 94 Menit
MUMON : THE LAND OF STEALTH
938/DCP/ANM/21/09.2018/2017
22 September 2017
PT. Overseas Korean Television Network
DRAMA
21+
3400 Meter / 124 Menit
JOJO`S BIZARRE ADVENTURE: DIAMOND IS UNBREAKABLE
936/DCP/ANM/13/08.2018/2017
22 September 2017
PT. Overseas Korean Television Network
KHAYAL / FIKSI
13+
3263 Meter / 119 Menit
Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem ■UP

[Sumber Data : Lembaga Sensor Film]

Saturday, September 23, 2017

Review Film: 'A Ghost Story' (2017)

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Drama, Artikel Fantasi, Artikel Review, Artikel Romance, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'A Ghost Story' (2017)
link : Review Film: 'A Ghost Story' (2017)

Baca juga


September 2017

Secara luas, 'A Ghost Story' mengeksplorasi tema tentang eksistensi manusia dan posisinya yang relatif terhadap waktu. Sebuah film hantu yang sangat manusiawi.

“I'm waiting for someone."
— Ghost 2
Rating UP:
Kalau hantu bisa membuat film, saya membayangkan filmnya akan seperti ini. A Ghost Story adalah jawaban mereka atas film horor haunted-house konvensional. Bagaimana jika penampakan atau barang-barang yang bergerak sendiri di rumah angker disebabkan lebih dari sekadar mereka yang ingin mengusik kita? Bagaimana jika ini bukan sekadar tindakan jahil? Bagaimana jika ternyata mereka punya motif yang tak hanya rasional tapi juga melankolis? Kita tak bisa bilang bahwa hantu tak punya perasaan. Siapa yang tahu.


Saya jadi melantur. Namun A Ghost Story memang mengangkat kisah supranatural dari sudut pandang yang jarang kita temui. Film ini mengambil perspektif dari hantu. Hantu yang sendu. Hantu yang tak bisa move-on, lantas menghantui rumah tempat ia dan istrinya tinggal semasa hidup dulu. Ia diam sepanjang film. Memang sesekali menganggu, tapi ia hanyalah pengamat pasif yang mencoba menemukan sesuatu. Apa itu? Ia juga tak yakin pada awalnya. Oleh karenanya, film ini sama sekali bukan film horor, alih-alih film drama yang mendayu-dayu tapi juga sangat dalam. Secara luas, A Ghost Story mengeksplorasi tema tentang eksistensi manusia dan posisinya yang relatif terhadap waktu. Sebuah film hantu yang sangat manusiawi.

Sejauh yang saya tahu, ini juga merupakan film serius pertama yang menampilkan hantu dalam wujud yang menggelikan. Benar sekali. Anda akan menyaksikan aktor terbaik Oscar tahun lalu, Casey Affleck menghabiskan sebagian besar durasi film dalam kostum hantu yang terbuat dari seprei yang tengahnya dilobangi untuk bagian mata (meski saya tak bisa memastikannya, karena siapapun bisa memakai kostum seprei dan kita takkan menyadari perbedaannya) DAN nomine dua kali aktris terbaik Oscar, Rooney Mara memakan pie selama 5 menit, in real time, dalam sebuah film yang menjadi kandidat kuat sebagai film terbaik tahun ini. Versi saya.

Kostum hantunya memang konyol, tapi ini esensial, saya pikir. Dengan mengurung Affleck (atau siapapun) di balik seprei, kita "dipaksa" memahami apa yang ia rasakan, tak terikat dengan ekspresi aktornya. Hal ini sangat sesuai dengan penceritaannya yang subtle; apa yang dirasakan sang seprei adalah apa yang kita pikir ia rasakan. Sang seprei seolah menjadi avatar dari perasaan kita. Pengalaman sang seprei menjadi pengalaman personal.

Pembuatnya adalah David Lowery, sutradara yang lebih akrab dengan film indie tapi tahun lalu sukses mencoba peruntungannya di blockbuster lewat Pete's Dragon. Seperti filmnya yang lalu, Ain't Them Bodies Saint, Lowery seperti mengacu pada gaya naratif Terence Malick. A Ghost Story pas sebagai padanan Tree of Life-nya Malick, karena ia bermaksud menangkap skema besar kehidupan melalui sekeping kisah kehidupan kecil di dalamnya, atau dalam hal ini: kematian. Ketika anda sudah beradaptasi dengan alurnya yang sangat pelan, anda akan merasakan tohokan emosional dan spiritualnya. Saya pikir takkan sulit, karena film ini adalah tentang cinta dan kehilangan; semua orang pernah kehilangan seseorang/sesuatu yang sangat mereka cintai bukan?

Affleck dan Mara bermain sebagai C dan M, pasangan yang tinggal di sebuah rumah usang di pinggiran kota yang sepi. Di malam hari, mereka mendengar suara-suara aneh. M ingin pindah rumah, sementara C suka dengan rumah yang sekarang. Mereka boleh jadi dalam konflik, tapi saat tidur masih berpelukan dengan mesra. Sebelum mengenal mereka lebih dekat lagi, di suatu pagi C tewas di belakang setirnya, tak jauh dari rumah.

Setelah diidentifikasi di rumah sakit oleh M, kita melihat C terbujur kaku. Kamera menyorotnya dengan statis dalam waktu yang lumayan lama. Namun tepat sebelum anda akan melempar layar karena kesal, seprei ini bangkit. Tanpa disadari oleh orang-orang, ia berjalan dan berjalan pulang ke rumahnya. Ia melihat M yang sedang berduka berat sampai memakan pie dalam satu lagi sorotan statis yang tak terputus (selama 5 menit, saya ingatkan lagi). Sang seprei mencoba menyentuhnya, tapi M tak merasakannya.

Tentu saja, akhirnya M move-on, lalu pindah rumah. Namun sang seprei tetap tinggal, sementara penghuni datang silih berganti, mulai dari keluarga Latino dengan dua orang anak sampai remaja tua yang gila pesta. Ia jadi arwah penasaran, mencari sesuatu yang terselip di balik dinding rumah. Waktu berjalan dengan cepat, tapi sang seprei masih terjebak disana, bahkan hingga rumahnya dihancurkan dan berganti menjadi apartemen mewah.

Film ini bermain dengan persepsi kita terhadap waktu. C sudah tewas; sang seprei bukan lagi manusia melainkan hantu. Hantu tidak terikat dengan peraturan waktu. Lowery menggambarkan bahwa persepsi mereka akan waktu berbeda dengan kita. Ia menggunakan cut mendadak, tak menjelaskan dengan gamblang seberapa lama waktu berlalu alih-alih menyerahkan pada kita untuk mencernanya sendiri. Bagi sang seprei, beberapa momen pendek terasa berlangsung lama, sementara beberapa momen panjang terasa berlangsung sebentar. Ia melihat setiap detik M memakan pie (selama 5 menit; kenapa saya terus-terusan membahas ini?), sementara di satu titik nanti ketika ia menyaksikan sejarah rumahnya, semua terjadi dalam hitungan detik. Menurut saya, sang seprei hanya melihat apa yang penting baginya.

Ada sebuah monolog menarik dari seorang remaja-tua-gila-pesta yang sedang mabuk (Will Oldham) kepada teman-temannya yang juga didengar oleh sang seprei. Awalnya mengapresiasi seni, si remaja tua malah melantur soal tempat manusia dalam perjalanan waktu. Saat manusia mati, ia meninggalkan karya, tapi kehidupan terus berjalan. Cinta kita, kehilangan kita, hidup kita tak ada apa-apanya di depan waktu. Meski demikian, semua itu juga merupakan momen berharga. Anda mungkin berpikir apa-apaan omong kosong filosofis ini, tapi A Ghost Story tak terasa pretensius karena tak menyuapi kita dengan filosofi. Film ini hanya menyuruh kita untuk merasa. Di satu adegan, sang seprei melihat hantu tetangga (yang juga dalam wujud seprei) mengakhiri perjalanannya saat sadar akan hakikatnya.

Luar biasa bagaimana film yang sesederhana ini bisa punya dampak emosional sebesar itu. Penggarapannya minimalis dengan akting yang simpel pula, tapi tak ada satupun rasanya scene yang disia-siakan. Kabarnya Lowery hanya melakukan proses syuting selama 19 hari saja. Ia menggunakan rasio yang nyaris persegi, 1,33:1 lalu menambahkan sisi bundar alih-alih tajam, memberi kesan bahwa kita adalah pengamat. Ini membuatnya semakin intim. Filmnya minim dialog dan nyaris tanpa konflik yang gamblang, tapi dengan brilian mengeksplorasi temanya. Eksposisi di awal saat M bercengkrama dengan C tentang masa kecilnya, ternyata punya peranan besar untuk menjawab ending yang tak berani saya ungkap disini, yang baru saya temukan saat menonton kedua kali.

A Ghost Story adalah film ganjil yang sepertinya ingin menguji kesabaran anda, tapi jangan biarkan fakta tersebut menghalangi anda menontonnya. Ini juga menyatakan bahwa filmnya sangat orisinal. Lowery baru saja mempresentasikan sesuatu yang besar yang bisa dirangkum oleh sebuah film dari sesuatu yang sedikit. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

A Ghost Story

92 menit
Remaja - BO
David Lowery
David Lowery
Toby Halbrooks, James M. Johnston, Adam Donaghey
Andrew Droz Palermo
Daniel Hart

Secara luas, 'A Ghost Story' mengeksplorasi tema tentang eksistensi manusia dan posisinya yang relatif terhadap waktu. Sebuah film hantu yang sangat manusiawi.

“I'm waiting for someone."
— Ghost 2
Rating UP:
Kalau hantu bisa membuat film, saya membayangkan filmnya akan seperti ini. A Ghost Story adalah jawaban mereka atas film horor haunted-house konvensional. Bagaimana jika penampakan atau barang-barang yang bergerak sendiri di rumah angker disebabkan lebih dari sekadar mereka yang ingin mengusik kita? Bagaimana jika ini bukan sekadar tindakan jahil? Bagaimana jika ternyata mereka punya motif yang tak hanya rasional tapi juga melankolis? Kita tak bisa bilang bahwa hantu tak punya perasaan. Siapa yang tahu.


Saya jadi melantur. Namun A Ghost Story memang mengangkat kisah supranatural dari sudut pandang yang jarang kita temui. Film ini mengambil perspektif dari hantu. Hantu yang sendu. Hantu yang tak bisa move-on, lantas menghantui rumah tempat ia dan istrinya tinggal semasa hidup dulu. Ia diam sepanjang film. Memang sesekali menganggu, tapi ia hanyalah pengamat pasif yang mencoba menemukan sesuatu. Apa itu? Ia juga tak yakin pada awalnya. Oleh karenanya, film ini sama sekali bukan film horor, alih-alih film drama yang mendayu-dayu tapi juga sangat dalam. Secara luas, A Ghost Story mengeksplorasi tema tentang eksistensi manusia dan posisinya yang relatif terhadap waktu. Sebuah film hantu yang sangat manusiawi.

Sejauh yang saya tahu, ini juga merupakan film serius pertama yang menampilkan hantu dalam wujud yang menggelikan. Benar sekali. Anda akan menyaksikan aktor terbaik Oscar tahun lalu, Casey Affleck menghabiskan sebagian besar durasi film dalam kostum hantu yang terbuat dari seprei yang tengahnya dilobangi untuk bagian mata (meski saya tak bisa memastikannya, karena siapapun bisa memakai kostum seprei dan kita takkan menyadari perbedaannya) DAN nomine dua kali aktris terbaik Oscar, Rooney Mara memakan pie selama 5 menit, in real time, dalam sebuah film yang menjadi kandidat kuat sebagai film terbaik tahun ini. Versi saya.

Kostum hantunya memang konyol, tapi ini esensial, saya pikir. Dengan mengurung Affleck (atau siapapun) di balik seprei, kita "dipaksa" memahami apa yang ia rasakan, tak terikat dengan ekspresi aktornya. Hal ini sangat sesuai dengan penceritaannya yang subtle; apa yang dirasakan sang seprei adalah apa yang kita pikir ia rasakan. Sang seprei seolah menjadi avatar dari perasaan kita. Pengalaman sang seprei menjadi pengalaman personal.

Pembuatnya adalah David Lowery, sutradara yang lebih akrab dengan film indie tapi tahun lalu sukses mencoba peruntungannya di blockbuster lewat Pete's Dragon. Seperti filmnya yang lalu, Ain't Them Bodies Saint, Lowery seperti mengacu pada gaya naratif Terence Malick. A Ghost Story pas sebagai padanan Tree of Life-nya Malick, karena ia bermaksud menangkap skema besar kehidupan melalui sekeping kisah kehidupan kecil di dalamnya, atau dalam hal ini: kematian. Ketika anda sudah beradaptasi dengan alurnya yang sangat pelan, anda akan merasakan tohokan emosional dan spiritualnya. Saya pikir takkan sulit, karena film ini adalah tentang cinta dan kehilangan; semua orang pernah kehilangan seseorang/sesuatu yang sangat mereka cintai bukan?

Affleck dan Mara bermain sebagai C dan M, pasangan yang tinggal di sebuah rumah usang di pinggiran kota yang sepi. Di malam hari, mereka mendengar suara-suara aneh. M ingin pindah rumah, sementara C suka dengan rumah yang sekarang. Mereka boleh jadi dalam konflik, tapi saat tidur masih berpelukan dengan mesra. Sebelum mengenal mereka lebih dekat lagi, di suatu pagi C tewas di belakang setirnya, tak jauh dari rumah.

Setelah diidentifikasi di rumah sakit oleh M, kita melihat C terbujur kaku. Kamera menyorotnya dengan statis dalam waktu yang lumayan lama. Namun tepat sebelum anda akan melempar layar karena kesal, seprei ini bangkit. Tanpa disadari oleh orang-orang, ia berjalan dan berjalan pulang ke rumahnya. Ia melihat M yang sedang berduka berat sampai memakan pie dalam satu lagi sorotan statis yang tak terputus (selama 5 menit, saya ingatkan lagi). Sang seprei mencoba menyentuhnya, tapi M tak merasakannya.

Tentu saja, akhirnya M move-on, lalu pindah rumah. Namun sang seprei tetap tinggal, sementara penghuni datang silih berganti, mulai dari keluarga Latino dengan dua orang anak sampai remaja tua yang gila pesta. Ia jadi arwah penasaran, mencari sesuatu yang terselip di balik dinding rumah. Waktu berjalan dengan cepat, tapi sang seprei masih terjebak disana, bahkan hingga rumahnya dihancurkan dan berganti menjadi apartemen mewah.

Film ini bermain dengan persepsi kita terhadap waktu. C sudah tewas; sang seprei bukan lagi manusia melainkan hantu. Hantu tidak terikat dengan peraturan waktu. Lowery menggambarkan bahwa persepsi mereka akan waktu berbeda dengan kita. Ia menggunakan cut mendadak, tak menjelaskan dengan gamblang seberapa lama waktu berlalu alih-alih menyerahkan pada kita untuk mencernanya sendiri. Bagi sang seprei, beberapa momen pendek terasa berlangsung lama, sementara beberapa momen panjang terasa berlangsung sebentar. Ia melihat setiap detik M memakan pie (selama 5 menit; kenapa saya terus-terusan membahas ini?), sementara di satu titik nanti ketika ia menyaksikan sejarah rumahnya, semua terjadi dalam hitungan detik. Menurut saya, sang seprei hanya melihat apa yang penting baginya.

Ada sebuah monolog menarik dari seorang remaja-tua-gila-pesta yang sedang mabuk (Will Oldham) kepada teman-temannya yang juga didengar oleh sang seprei. Awalnya mengapresiasi seni, si remaja tua malah melantur soal tempat manusia dalam perjalanan waktu. Saat manusia mati, ia meninggalkan karya, tapi kehidupan terus berjalan. Cinta kita, kehilangan kita, hidup kita tak ada apa-apanya di depan waktu. Meski demikian, semua itu juga merupakan momen berharga. Anda mungkin berpikir apa-apaan omong kosong filosofis ini, tapi A Ghost Story tak terasa pretensius karena tak menyuapi kita dengan filosofi. Film ini hanya menyuruh kita untuk merasa. Di satu adegan, sang seprei melihat hantu tetangga (yang juga dalam wujud seprei) mengakhiri perjalanannya saat sadar akan hakikatnya.

Luar biasa bagaimana film yang sesederhana ini bisa punya dampak emosional sebesar itu. Penggarapannya minimalis dengan akting yang simpel pula, tapi tak ada satupun rasanya scene yang disia-siakan. Kabarnya Lowery hanya melakukan proses syuting selama 19 hari saja. Ia menggunakan rasio yang nyaris persegi, 1,33:1 lalu menambahkan sisi bundar alih-alih tajam, memberi kesan bahwa kita adalah pengamat. Ini membuatnya semakin intim. Filmnya minim dialog dan nyaris tanpa konflik yang gamblang, tapi dengan brilian mengeksplorasi temanya. Eksposisi di awal saat M bercengkrama dengan C tentang masa kecilnya, ternyata punya peranan besar untuk menjawab ending yang tak berani saya ungkap disini, yang baru saya temukan saat menonton kedua kali.

A Ghost Story adalah film ganjil yang sepertinya ingin menguji kesabaran anda, tapi jangan biarkan fakta tersebut menghalangi anda menontonnya. Ini juga menyatakan bahwa filmnya sangat orisinal. Lowery baru saja mempresentasikan sesuatu yang besar yang bisa dirangkum oleh sebuah film dari sesuatu yang sedikit. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

A Ghost Story

92 menit
Remaja - BO
David Lowery
David Lowery
Toby Halbrooks, James M. Johnston, Adam Donaghey
Andrew Droz Palermo
Daniel Hart

Friday, September 22, 2017

'The Predator' akan Tampil Fresh & di Luar Ekspektasi

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : 'The Predator' akan Tampil Fresh & di Luar Ekspektasi
link : 'The Predator' akan Tampil Fresh & di Luar Ekspektasi

Baca juga


September 2017

Lama tak terdengar gaungnya sejak proses syuting dimulai, kini ada detail terbaru 'The Predator' yang disampaikan CEO Fox.

Dari sekian seri teranyar franchise yang siap meluncur ke layar lebar, The Predator milik Fox menjadi salah satu judul yang menarik dinanti. Disutradarai Shane Black (yang sempat membintangi film pertama Predator rilisan 1987), film yang ditulis Black bersama Fred Dekker ini dimaksudkan untuk menghidupkan kembali keangkeran franchise Predator. Lama tak terdengar gaungnya sejak proses syuting dimulai, kini ada detail terbaru The Predator yang disampaikan CEO Fox Stacey Snider kepada Variety.

Menurut penilaian Snider, The Predator akan tampil di luar ekspektasi dan sepenuhnya fresh. Lebih jauh lagi, Snider memastikan film ini akan bersetting di suburbia alias daerah pinggiran kota. Ia juga menjelaskan film ini akan menyoroti seorang anak dan ayahnya yang berada di dalam kemelut pertempuran melawan Predator.

Sebagai pembanding setting cerita, Predator (1987) mengambil lokasi di hutan, kemudian Predator 2 (1990) membawa aksinya ke jalanan Los Angeles, dan Predators (2010) mengembalikan lagi ceritanya ke hutan. Sementara untuk film crossover Aliens vs Predator: Requiem (2007) mengusung kota kecil Colorado sebagai arena pertarungan antar dua karakter titular.

Sementara itu, kata “di luar ekspektasi dan sepenuhnya fresh” yang dimaksud Snider dinilai bukan mengarah pada kisah ayah dan anak yang disajikan The Predator. Melainkan merujuk pada teknik filmmaking dari Black yang dikenal piawai menghadirkan sesuatu berbeda dan menarik dalam setiap karyanya. Hal ini terbukti dari film-film besutan Black seperti Kiss Kiss Bang Bang, Iron Man 3 dan The Nice Guys.

Berstatus sebagai sekuel, cerita The Predator akan berlangsung pasca peristiwa di Predator dan Predator 2, serta sebelum terjadinya peristiwa di Predators. Film berating R ini dibintangi Boyd Holbrook, Jacob Tremblay, Olivia Munn dan Keegan Michael-Key.

Rencananya The Predator akan dirilis 3 Agustus 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Lama tak terdengar gaungnya sejak proses syuting dimulai, kini ada detail terbaru 'The Predator' yang disampaikan CEO Fox.

Dari sekian seri teranyar franchise yang siap meluncur ke layar lebar, The Predator milik Fox menjadi salah satu judul yang menarik dinanti. Disutradarai Shane Black (yang sempat membintangi film pertama Predator rilisan 1987), film yang ditulis Black bersama Fred Dekker ini dimaksudkan untuk menghidupkan kembali keangkeran franchise Predator. Lama tak terdengar gaungnya sejak proses syuting dimulai, kini ada detail terbaru The Predator yang disampaikan CEO Fox Stacey Snider kepada Variety.

Menurut penilaian Snider, The Predator akan tampil di luar ekspektasi dan sepenuhnya fresh. Lebih jauh lagi, Snider memastikan film ini akan bersetting di suburbia alias daerah pinggiran kota. Ia juga menjelaskan film ini akan menyoroti seorang anak dan ayahnya yang berada di dalam kemelut pertempuran melawan Predator.

Sebagai pembanding setting cerita, Predator (1987) mengambil lokasi di hutan, kemudian Predator 2 (1990) membawa aksinya ke jalanan Los Angeles, dan Predators (2010) mengembalikan lagi ceritanya ke hutan. Sementara untuk film crossover Aliens vs Predator: Requiem (2007) mengusung kota kecil Colorado sebagai arena pertarungan antar dua karakter titular.

Sementara itu, kata “di luar ekspektasi dan sepenuhnya fresh” yang dimaksud Snider dinilai bukan mengarah pada kisah ayah dan anak yang disajikan The Predator. Melainkan merujuk pada teknik filmmaking dari Black yang dikenal piawai menghadirkan sesuatu berbeda dan menarik dalam setiap karyanya. Hal ini terbukti dari film-film besutan Black seperti Kiss Kiss Bang Bang, Iron Man 3 dan The Nice Guys.

Berstatus sebagai sekuel, cerita The Predator akan berlangsung pasca peristiwa di Predator dan Predator 2, serta sebelum terjadinya peristiwa di Predators. Film berating R ini dibintangi Boyd Holbrook, Jacob Tremblay, Olivia Munn dan Keegan Michael-Key.

Rencananya The Predator akan dirilis 3 Agustus 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

'Maze Runner: The Death Cure' Rilis Foto Pertama Dylan O'Brien

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : 'Maze Runner: The Death Cure' Rilis Foto Pertama Dylan O'Brien
link : 'Maze Runner: The Death Cure' Rilis Foto Pertama Dylan O'Brien

Baca juga


September 2017

Jelang perilisan 'Maze Runner: The Death Cure' yang tinggal beberapa bulan lagi, Fox pun mulai mempromosikan seri terakhir 'Maze Runner' dengan merilis deretan foto pertama yang menampilkan Dylan O’Brien.

Setelah sekian lama tertunda lantaran mengalami masalah semasa syuting, Maze Runner: The Death Cure akhirnya siap meluncur ke layar lebar. Jelang perilisan The Death Cure yang tinggal beberapa bulan lagi, Fox pun mulai mempromosikan seri terakhir Maze Runner dengan merilis deretan foto pertama yang menampilkan sang lakon utama, Dylan O’Brien. Foto-foto ini juga memperlihatkan aksi Dylan bersama para pemain lainnya dalam usaha membongkar konspirasi yang selama ini dilakukan WCKD.







Disamping foto, Fox juga merilis sinopsis untuk The Death Cure. Dalam film pamungkas saga Maze Runner, Thomas (O’Brien) dikisahkan memimpin grup penyintas Gladers dalam perjalanan terakhir mereka untuk menjalankan misi paling berbahaya. Demi menyelamatkan teman mereka, Gladers pun harus melewati Last City, sebuah labirin legendaris buatan WCKD yang berpotensi menjadi labirin paling mematikan yang pernah dilewati Gladers. Siapapun anggota Gladers yang berhasil keluar dari Last City secara hidup-hidup, maka mereka akan mendapat jawaban dari pertanyaan yang selama ini direnungkan Gladers sejak pertama tiba dan terkurung di labirin.

Semula, The Death Cure dijadwalkan tayang pada awal 2017 ini. Namun pasca O’Brien mengalami cedera serius saat syuting pada 2016 lalu, studio akhirnya menangguhkan proses syuting untuk menunggu O’Brien kembali dalam kondisi prima, dan kebijakan ini pun berujung pada penundaan rilis film selama hampir setahun. Seperti dua film Maze Runner terdahulu, The Death Cure masih disutradarai Wes Ball berdaasarkan novel young-adult karya James Dashner.

Rencananya trailer perdana Maze Runner: The Death Cure akan dirilis dalam waktu dekat, dan filmnya sendiri akan tayang pada 12 Januari 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Jelang perilisan 'Maze Runner: The Death Cure' yang tinggal beberapa bulan lagi, Fox pun mulai mempromosikan seri terakhir 'Maze Runner' dengan merilis deretan foto pertama yang menampilkan Dylan O’Brien.

Setelah sekian lama tertunda lantaran mengalami masalah semasa syuting, Maze Runner: The Death Cure akhirnya siap meluncur ke layar lebar. Jelang perilisan The Death Cure yang tinggal beberapa bulan lagi, Fox pun mulai mempromosikan seri terakhir Maze Runner dengan merilis deretan foto pertama yang menampilkan sang lakon utama, Dylan O’Brien. Foto-foto ini juga memperlihatkan aksi Dylan bersama para pemain lainnya dalam usaha membongkar konspirasi yang selama ini dilakukan WCKD.







Disamping foto, Fox juga merilis sinopsis untuk The Death Cure. Dalam film pamungkas saga Maze Runner, Thomas (O’Brien) dikisahkan memimpin grup penyintas Gladers dalam perjalanan terakhir mereka untuk menjalankan misi paling berbahaya. Demi menyelamatkan teman mereka, Gladers pun harus melewati Last City, sebuah labirin legendaris buatan WCKD yang berpotensi menjadi labirin paling mematikan yang pernah dilewati Gladers. Siapapun anggota Gladers yang berhasil keluar dari Last City secara hidup-hidup, maka mereka akan mendapat jawaban dari pertanyaan yang selama ini direnungkan Gladers sejak pertama tiba dan terkurung di labirin.

Semula, The Death Cure dijadwalkan tayang pada awal 2017 ini. Namun pasca O’Brien mengalami cedera serius saat syuting pada 2016 lalu, studio akhirnya menangguhkan proses syuting untuk menunggu O’Brien kembali dalam kondisi prima, dan kebijakan ini pun berujung pada penundaan rilis film selama hampir setahun. Seperti dua film Maze Runner terdahulu, The Death Cure masih disutradarai Wes Ball berdaasarkan novel young-adult karya James Dashner.

Rencananya trailer perdana Maze Runner: The Death Cure akan dirilis dalam waktu dekat, dan filmnya sendiri akan tayang pada 12 Januari 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Thursday, September 21, 2017

Polling: Film Pilihan 15-09-2017 s.d. 21-09-2017

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Polling, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Polling: Film Pilihan 15-09-2017 s.d. 21-09-2017
link : Polling: Film Pilihan 15-09-2017 s.d. 21-09-2017

Baca juga


September 2017


Jarang sekali kita mendapat pilihan tontonan sebanyak ini. Total ada 10 film yang dirilis minggu lalu, diantaranya American Assassin, Escape Room, Extortion, Tokyo Ghoul, Berlin Syndrome, Detroit, Dog Eat Dog, Lucknow Central, serta dua film lokal yaitu Hantu Jeruk Purut Reborn dan Total Chaos. Di satu sisi, kita punya tontonan yang variatif, sementara di sisi lain, ini merupakan usaha desperate dari eksibitor film untuk menarik minat penonton yang mulai lesu.

Dari 10 film tersebut, Tokyo Ghoul menjadi favorit pembaca UP dengan 26,32%. Maafkan saya karena tidak mereviewnya, saya tidak sempat. Menyusul di bawahnya American Assassin dengan 21,05%. Berikut hasil lengkapnya.


Berikut adalah polling untuk minggu ini. Seperti biasa, peraturannya: saya hanya mencantumkan film terbaru yang tayang dalam minggu ini, saya tidak akan mengikutsertakan film yang tayang pada midnight show, dan anda hanya bisa memilih maksimal 3 film.

Polling akan saya tutup Kamis depan pukul 23.59. Silakan pilih film pilihan anda minggu ini agar bisa menjadi referensi bagi penonton lainnya (dan mungkin bagi saya juga). Polling juga bisa anda akses setiap saat di bagian sidebar blog ini. Happy voting. ■UP


Jarang sekali kita mendapat pilihan tontonan sebanyak ini. Total ada 10 film yang dirilis minggu lalu, diantaranya American Assassin, Escape Room, Extortion, Tokyo Ghoul, Berlin Syndrome, Detroit, Dog Eat Dog, Lucknow Central, serta dua film lokal yaitu Hantu Jeruk Purut Reborn dan Total Chaos. Di satu sisi, kita punya tontonan yang variatif, sementara di sisi lain, ini merupakan usaha desperate dari eksibitor film untuk menarik minat penonton yang mulai lesu.

Dari 10 film tersebut, Tokyo Ghoul menjadi favorit pembaca UP dengan 26,32%. Maafkan saya karena tidak mereviewnya, saya tidak sempat. Menyusul di bawahnya American Assassin dengan 21,05%. Berikut hasil lengkapnya.


Berikut adalah polling untuk minggu ini. Seperti biasa, peraturannya: saya hanya mencantumkan film terbaru yang tayang dalam minggu ini, saya tidak akan mengikutsertakan film yang tayang pada midnight show, dan anda hanya bisa memilih maksimal 3 film.

Polling akan saya tutup Kamis depan pukul 23.59. Silakan pilih film pilihan anda minggu ini agar bisa menjadi referensi bagi penonton lainnya (dan mungkin bagi saya juga). Polling juga bisa anda akses setiap saat di bagian sidebar blog ini. Happy voting. ■UP

Film Joker Kemungkinan akan Syuting 2018

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Film Joker Kemungkinan akan Syuting 2018
link : Film Joker Kemungkinan akan Syuting 2018

Baca juga


September 2017

Baru sebulan pasca eksistensinya terungkap, proyek film tentang asal-usul Joker rupanya telah mengalami kemajuan signifikan.

Baru sebulan pasca eksistensinya terungkap, proyek film tentang asal-usul Joker rupanya telah mengalami kemajuan signifikan. Pasalnya, berdasarkan kabar dari Variety, skrip film Joker siap diserahkan ke Warner Bros. pada minggu depan. Dengan proses penyerahan skrip yang dimulai lebih cepat dari perkiraan ini, Variety memprediksi film Joker dicanangkan untuk mulai syuting tahun 2018 mendatang.

Diposisikan sebagai film yang tak terkait dengan DC Extended Universe, film Joker disutradarai Todd Phillips (trilogi The Hangover) dan diproduseri sineas kelas Oscar, Martin Scorcese. Beralih ke bagian skrip, Phillips diketahui menulisnya bersama Scott Silver (8 Mile).

Dan alih-alih menunjuk Jared Leto dari Suicide Squad untuk kembali sebagai Joker, WB justru berniat memasang aktor baru sebagai pemeran musuh ikonik Batman. Kabar terakhir menyebutkan, studio membidik Leonardo DiCaprio untuk memerankan karakter titular. Namun meski DiCaprio sebelumnya sering berkolaborasi dengan Scorcese, bukan berarti usaha studio untuk bisa memboyong sang aktor akan berjalan mudah. Sebab, kans DiCaprio bergabung kabarnya terhitung tipis hingga nihil dalam menerima peran Joker.

Film asal-usul Joker sendiri dikatakan akan bersetting tahun 80-an di Gotham City, dan menawarkan atmosfer ala tiga film besutan Scorcese meliputi Taxi Driver, Raging Bull dan The King of Comedy. Film ini pun menggambarkan Joker sebagai bos sindikat kriminal di dunia bawah tanah Gotham. Adapun film Joker ini akan menjadi proyek perdana dari rumah produksi baru milik WB yang fokus menghadirkan film-film DC yang berbeda dan anti-mainstream. Melalui rumah produksi baru ini pula, WB berharap bisa menarik minat aktor dan sineas yang biasanya enggan terlibat di film komik. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Baru sebulan pasca eksistensinya terungkap, proyek film tentang asal-usul Joker rupanya telah mengalami kemajuan signifikan.

Baru sebulan pasca eksistensinya terungkap, proyek film tentang asal-usul Joker rupanya telah mengalami kemajuan signifikan. Pasalnya, berdasarkan kabar dari Variety, skrip film Joker siap diserahkan ke Warner Bros. pada minggu depan. Dengan proses penyerahan skrip yang dimulai lebih cepat dari perkiraan ini, Variety memprediksi film Joker dicanangkan untuk mulai syuting tahun 2018 mendatang.

Diposisikan sebagai film yang tak terkait dengan DC Extended Universe, film Joker disutradarai Todd Phillips (trilogi The Hangover) dan diproduseri sineas kelas Oscar, Martin Scorcese. Beralih ke bagian skrip, Phillips diketahui menulisnya bersama Scott Silver (8 Mile).

Dan alih-alih menunjuk Jared Leto dari Suicide Squad untuk kembali sebagai Joker, WB justru berniat memasang aktor baru sebagai pemeran musuh ikonik Batman. Kabar terakhir menyebutkan, studio membidik Leonardo DiCaprio untuk memerankan karakter titular. Namun meski DiCaprio sebelumnya sering berkolaborasi dengan Scorcese, bukan berarti usaha studio untuk bisa memboyong sang aktor akan berjalan mudah. Sebab, kans DiCaprio bergabung kabarnya terhitung tipis hingga nihil dalam menerima peran Joker.

Film asal-usul Joker sendiri dikatakan akan bersetting tahun 80-an di Gotham City, dan menawarkan atmosfer ala tiga film besutan Scorcese meliputi Taxi Driver, Raging Bull dan The King of Comedy. Film ini pun menggambarkan Joker sebagai bos sindikat kriminal di dunia bawah tanah Gotham. Adapun film Joker ini akan menjadi proyek perdana dari rumah produksi baru milik WB yang fokus menghadirkan film-film DC yang berbeda dan anti-mainstream. Melalui rumah produksi baru ini pula, WB berharap bisa menarik minat aktor dan sineas yang biasanya enggan terlibat di film komik. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Review Film: 'Kingsman: The Golden Circle' (2017)

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Aksi, Artikel Komedi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Kingsman: The Golden Circle' (2017)
link : Review Film: 'Kingsman: The Golden Circle' (2017)

Baca juga


September 2017

'Kingsman: The Secret Service' termasuk sampah berkualitas, sementara 'Kingsman: The Golden Circle' nyaris menjadi sampah betulan.

“Manners maketh man.”
— Harry Hart
Rating UP:
Jika sudah menonton Kingsman: The Secret Service yang dirilis 2 tahun lalu, maka anda tahu akan mendapatkan apa. Anda takkan lagi syok dengan konsepnya yang merayakan kekerasan dan kevulgaran lewat elemen tradisi film mata-mata. Sekuelnya, Kingsman: The Golden Circle masih merupakan film eksploitatif berisi plot lebai, kekerasan komikal, dan lelucon seksis. Keduanya sama-sama film sampah yang digarap dengan dana maksimal, efek spesial berkelas, dan energi tinggi. Meski demikian, The Secret Service termasuk sampah berkualitas, sementara The Golden Circle nyaris menjadi sampah betulan.


Oke. Itu memang terdengar lebih kejam daripada yang saya maksudkan. Namun sebanyak saya menikmati beberapa momen dalam The Golden Circle, sebanyak itu pula saya menengok jam tangan dan berharap filmnya segera berakhir. Dengan durasi yang mencapai hampir dua setengah jam, terasa sekali filmnya terlalu sesak sekaligus dipanjang-panjangkan. Matthew Vaughn yang kembali menjadi sutradara, jelas menargetkan sesuatu yang lebih besar, lebih gila, dan lebih spektakuler. Namun semua ekses ini ditumbukkan kepada kita dengan konstan, sehingga bagian yang paling sinting sekalipun menjadi terkesan, uhm, agak biasa.

Coba lihat sekuens aksi pembuka dimana Eggsy (Taron Egerton) yang sekarang sudah sah menjadi agen Kingsman dengan nama-kode Galahad, ditangkap oleh salah satu musuh lamanya dari film pertama. Lewat sekuens panjang mulai dari adu jotos di dalam mobil yang bergerak dalam kecepatan tinggi lalu diikuti dengan kejar-kejaran mobil di jalanan London, Eggsy berhasil selamat. Dibantu dengan banyak efek spesial, Vaughn menyajikannya dengan gerakan kamera hiperaktif yang mengikuti setiap tonjokan dan tendangan. Sekuens berikutnya yang menarik adalah pertarungan antara Eggsy yang bertandem dengan Harry Hart melawan musuh terakhir dimana kamera literally bergerak lebih cepat daripada mereka beraksi. Pada awalnya ini membuat saya berpikir bahwa filmnya boleh jadi merupakan film paling enerjik kedua tahun ini. Namun saat berlangsung terlalu lama, saya tak lagi merasakan keseruannya.

Kalau di film pertama, bos besarnya adalah Samuel L. Jackson yang bermain sebagai Valentine, orang kaya yang akan membunuh semua orang demi menyelamatkan bumi, maka kali ini kita mendapatkan Julianne Moore sebagai Poppy, orang kaya yang juga akan membunuh semua orang, hanya saja dengan tujuan dan metode yang berbeda. Ia bermaksud untuk memaksa Presiden Amerika melegalkan narkoba dengan cara menyandera konsumennya sendiri lewat sebuah virus mematikan. Poppy juga tak kalah eksentrik dibanding Valentine. Ia selalu memasang senyum ala prospektor MLM dan punya markas di hutan Kamboja yang didekorasi dengan properti studio film lawas. Ia juga suka kekerasan dengan cara mencincang manusia hidup menggunakan mesin pencincang daging. Ya. Ini memang film yang begitu.

Bicara soal Kingsman tak lengkap tanpa agen parlente Harry Hart-nya Colin Firth. Namun sayangnya ia tewas ditembak di kepala pada film pertama. Vaughn yang menulis skrip bersama Jane Goldman menggunakan cara lihai untuk membangkitkannya kembali. Dan ini bukan spoiler, karena kita sudah melihatnya lewat poster promosi dan trailer. Meski penting dari sisi komersil filmnya, tapi ini juga menafikan momen penting dari film sebelumnya. Saya tahu, Kingsman beroperasi dalam semesta penuh kemustahilan, tapi membangkitkan orang mati? Ini sedikit mencederai stake. Segala macam risiko yang terjadi bisa ditarik kembali. Dan dimana keseruan dan ketegangan saat tak ada konsekuensi?

The Golden Circle memperluas skala mitologi franchise-nya dengan memperkenalkan "sepupu" dari agensi Kingsman kita yang berkamuflase sebagai toko jas di Inggris yaitu Statesman, agensi mata-mata Amerika yang bermarkas di pabrik penyulingan miras. Pertemuan ini bermula ketika markas Kingsman dibombardir oleh penjahat. Semua agen Kingsman tewas, kecuali Merlin (Mark Strong) dan Eggsy yang kebetulan sedang pacaran dengan putri Swedia (Hanna Alstrom) yang diselamatkan (dan di*uhuk*) di film pertama. Keduanya lalu berangkat ke Kentucky lalu berjumpa dengan Statesmen yang terdiri dari agen bernama-kode miras diantaranya Tequilla (Channing Tatum), Ginger Ale (Halle Berry), Whiskey (Pedro Pascal), dan sang bos Champagne (Jeff Bridges).

Bagaimana cara mengintegrasikan semua nama top ini ke dalam cerita? Uhm. Sebagian dari mereka hanya numpang lewat sebentar sehingga lebih cocok dibilang sebagai cameo. Namun cameo yang paling menggigit, paling tidak awalnya, adalah Elton John yang bermain sebagai dirinya sendiri. Elton ditawan oleh Poppy untuk memberikan hiburan di markasnya yang sepi sekaligus membawakan langsung lagu "Saturday Night's Alright (for Fighting)" di pertarungan klimaks. Ia bahkan sempat pula beraksi. Namun sebagaimana kebanyakan lelucon filmnya, bagian ini juga dibuat melewati batas durasi sengatnya.

(Sebagai padanan bagi lelucon anal dari film pertama (jika belum mengerti, maka anda masih terlalu muda untuk film ini), di film ini kita mendapatkan lelucon yang melibatkan jari dan bagian sensitif wanita. Vaughn tak ragu-ragu; kamera menyorotnya dengan intim yang mungkin akan membuat sebagian penonton tak nyaman.)

Plotnya —yang melibatkan usaha Eggsy mencari vaksin sembari mempertahankan hubungan dengan sang pacar, Harry yang berjuang menemukan kembali skill mata-mata-nya, homage pada film James Bond, dan satire terhadap pola pikir sinis pemerintah— relatif kacau dan asyik njelimet sendiri dimana ada banyak subplot yang tak mengarah kemana-mana. Saya membayangkan film ini akan lebih efektif jika ia lebih ringkas. Energi dan setpieces yang gila menunjukkan bahwa Vaughn tak kehilangan imajinasi dan sentuhan visual yang stylish untuk sekuens aksi yang bombastis; gambar-gambarnya detil dan memanjakan mata. Ia melempar semuanya tapi hanya sedikit yang berkesan. Film ini sangat berkelas untuk dilihat, namun pesonanya tak sementereng saat pertama kita mengenalnya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Kingsman: The Golden Circle

141 menit
Dewasa
Matthew Vaughn
Jane Goldman, Matthew Vaughn (screenplay), Mark Millar, Dave Gibbons (komik)
Matthew Vaughn, David Reid, Adam Bohling
George Richmond
Henry Jackman, Matthew Margeson

'Kingsman: The Secret Service' termasuk sampah berkualitas, sementara 'Kingsman: The Golden Circle' nyaris menjadi sampah betulan.

“Manners maketh man.”
— Harry Hart
Rating UP:
Jika sudah menonton Kingsman: The Secret Service yang dirilis 2 tahun lalu, maka anda tahu akan mendapatkan apa. Anda takkan lagi syok dengan konsepnya yang merayakan kekerasan dan kevulgaran lewat elemen tradisi film mata-mata. Sekuelnya, Kingsman: The Golden Circle masih merupakan film eksploitatif berisi plot lebai, kekerasan komikal, dan lelucon seksis. Keduanya sama-sama film sampah yang digarap dengan dana maksimal, efek spesial berkelas, dan energi tinggi. Meski demikian, The Secret Service termasuk sampah berkualitas, sementara The Golden Circle nyaris menjadi sampah betulan.


Oke. Itu memang terdengar lebih kejam daripada yang saya maksudkan. Namun sebanyak saya menikmati beberapa momen dalam The Golden Circle, sebanyak itu pula saya menengok jam tangan dan berharap filmnya segera berakhir. Dengan durasi yang mencapai hampir dua setengah jam, terasa sekali filmnya terlalu sesak sekaligus dipanjang-panjangkan. Matthew Vaughn yang kembali menjadi sutradara, jelas menargetkan sesuatu yang lebih besar, lebih gila, dan lebih spektakuler. Namun semua ekses ini ditumbukkan kepada kita dengan konstan, sehingga bagian yang paling sinting sekalipun menjadi terkesan, uhm, agak biasa.

Coba lihat sekuens aksi pembuka dimana Eggsy (Taron Egerton) yang sekarang sudah sah menjadi agen Kingsman dengan nama-kode Galahad, ditangkap oleh salah satu musuh lamanya dari film pertama. Lewat sekuens panjang mulai dari adu jotos di dalam mobil yang bergerak dalam kecepatan tinggi lalu diikuti dengan kejar-kejaran mobil di jalanan London, Eggsy berhasil selamat. Dibantu dengan banyak efek spesial, Vaughn menyajikannya dengan gerakan kamera hiperaktif yang mengikuti setiap tonjokan dan tendangan. Sekuens berikutnya yang menarik adalah pertarungan antara Eggsy yang bertandem dengan Harry Hart melawan musuh terakhir dimana kamera literally bergerak lebih cepat daripada mereka beraksi. Pada awalnya ini membuat saya berpikir bahwa filmnya boleh jadi merupakan film paling enerjik kedua tahun ini. Namun saat berlangsung terlalu lama, saya tak lagi merasakan keseruannya.

Kalau di film pertama, bos besarnya adalah Samuel L. Jackson yang bermain sebagai Valentine, orang kaya yang akan membunuh semua orang demi menyelamatkan bumi, maka kali ini kita mendapatkan Julianne Moore sebagai Poppy, orang kaya yang juga akan membunuh semua orang, hanya saja dengan tujuan dan metode yang berbeda. Ia bermaksud untuk memaksa Presiden Amerika melegalkan narkoba dengan cara menyandera konsumennya sendiri lewat sebuah virus mematikan. Poppy juga tak kalah eksentrik dibanding Valentine. Ia selalu memasang senyum ala prospektor MLM dan punya markas di hutan Kamboja yang didekorasi dengan properti studio film lawas. Ia juga suka kekerasan dengan cara mencincang manusia hidup menggunakan mesin pencincang daging. Ya. Ini memang film yang begitu.

Bicara soal Kingsman tak lengkap tanpa agen parlente Harry Hart-nya Colin Firth. Namun sayangnya ia tewas ditembak di kepala pada film pertama. Vaughn yang menulis skrip bersama Jane Goldman menggunakan cara lihai untuk membangkitkannya kembali. Dan ini bukan spoiler, karena kita sudah melihatnya lewat poster promosi dan trailer. Meski penting dari sisi komersil filmnya, tapi ini juga menafikan momen penting dari film sebelumnya. Saya tahu, Kingsman beroperasi dalam semesta penuh kemustahilan, tapi membangkitkan orang mati? Ini sedikit mencederai stake. Segala macam risiko yang terjadi bisa ditarik kembali. Dan dimana keseruan dan ketegangan saat tak ada konsekuensi?

The Golden Circle memperluas skala mitologi franchise-nya dengan memperkenalkan "sepupu" dari agensi Kingsman kita yang berkamuflase sebagai toko jas di Inggris yaitu Statesman, agensi mata-mata Amerika yang bermarkas di pabrik penyulingan miras. Pertemuan ini bermula ketika markas Kingsman dibombardir oleh penjahat. Semua agen Kingsman tewas, kecuali Merlin (Mark Strong) dan Eggsy yang kebetulan sedang pacaran dengan putri Swedia (Hanna Alstrom) yang diselamatkan (dan di*uhuk*) di film pertama. Keduanya lalu berangkat ke Kentucky lalu berjumpa dengan Statesmen yang terdiri dari agen bernama-kode miras diantaranya Tequilla (Channing Tatum), Ginger Ale (Halle Berry), Whiskey (Pedro Pascal), dan sang bos Champagne (Jeff Bridges).

Bagaimana cara mengintegrasikan semua nama top ini ke dalam cerita? Uhm. Sebagian dari mereka hanya numpang lewat sebentar sehingga lebih cocok dibilang sebagai cameo. Namun cameo yang paling menggigit, paling tidak awalnya, adalah Elton John yang bermain sebagai dirinya sendiri. Elton ditawan oleh Poppy untuk memberikan hiburan di markasnya yang sepi sekaligus membawakan langsung lagu "Saturday Night's Alright (for Fighting)" di pertarungan klimaks. Ia bahkan sempat pula beraksi. Namun sebagaimana kebanyakan lelucon filmnya, bagian ini juga dibuat melewati batas durasi sengatnya.

(Sebagai padanan bagi lelucon anal dari film pertama (jika belum mengerti, maka anda masih terlalu muda untuk film ini), di film ini kita mendapatkan lelucon yang melibatkan jari dan bagian sensitif wanita. Vaughn tak ragu-ragu; kamera menyorotnya dengan intim yang mungkin akan membuat sebagian penonton tak nyaman.)

Plotnya —yang melibatkan usaha Eggsy mencari vaksin sembari mempertahankan hubungan dengan sang pacar, Harry yang berjuang menemukan kembali skill mata-mata-nya, homage pada film James Bond, dan satire terhadap pola pikir sinis pemerintah— relatif kacau dan asyik njelimet sendiri dimana ada banyak subplot yang tak mengarah kemana-mana. Saya membayangkan film ini akan lebih efektif jika ia lebih ringkas. Energi dan setpieces yang gila menunjukkan bahwa Vaughn tak kehilangan imajinasi dan sentuhan visual yang stylish untuk sekuens aksi yang bombastis; gambar-gambarnya detil dan memanjakan mata. Ia melempar semuanya tapi hanya sedikit yang berkesan. Film ini sangat berkelas untuk dilihat, namun pesonanya tak sementereng saat pertama kita mengenalnya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Kingsman: The Golden Circle

141 menit
Dewasa
Matthew Vaughn
Jane Goldman, Matthew Vaughn (screenplay), Mark Millar, Dave Gibbons (komik)
Matthew Vaughn, David Reid, Adam Bohling
George Richmond
Henry Jackman, Matthew Margeson

Review Film: 'The Lego Ninjago Movie' (2017)

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Aksi, Artikel Animasi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'The Lego Ninjago Movie' (2017)
link : Review Film: 'The Lego Ninjago Movie' (2017)

Baca juga


September 2017

Film Lego yang awalnya diprediksi hanya akan mengkomersialisasi merek mainan, ternyata benar menjadi sesuatu yang kita khawatirkan.

“That's not true! I haven't even been a part of your life, how could I ruin it? I wasn't even there.”
— Garmadon
Rating UP:
The Lego Ninjago Movie membuktikan bahwa sebuah film Lego, dengan formulanya yang unik, ternyata bisa juga gagal. Tiga tahun lalu, The Lego Movie membalikkan ekspektasi semua orang dengan menjadi film yang cerdas, lucu, dan menarik, terlepas dari materi aslinya yang cuma sekadar mainan blok buat anak-anak. Ninjago sama-sama punya karakter yang menarik, setpieces yang spektakuler, dan celutukan yang absurd. Bahkan lebih. Maksud saya, ada ninja dan mecha lho. Namun sebagian besar bagiannya tak lagi ngeklik dengan pas.


Sebenarnya, ini semua hanyalah cerita yang dikarang oleh Jackie Chan kepada seorang anak yang nyelonong masuk toko sovenirnya di sebuah daerah pecinan. Memangnya di Cina ada ninja ya? Tak usah dipikirkan. Lagipula, Ninjago sebenarnya tak terlalu berhubungan dengan ninja, tapi lebih mirip dengan Power Rangers. Para jagoan kita memakai kostum warna-warni untuk menyembunyikan identitasnya, lalu bertarung menumpas kejahatan dengan bantuan robot raksasa yang mereka kendalikan sendiri. Dan sama kota di Power Rangers, kota Ninjago diserang secara rutin oleh penjahat. Kaya minum susu, minimal sehari sekali.

Penjahat utamanya adalah Lord Garmadon (Justin Theroux), megalomaniak mirip Darth Vader tapi punya empat tangan. Tujuannya tentu saja untuk menguasai kota Ninjago dan cara terbaik untuk itu adalah, seperti halnya metode semua penjahat di film apapun, dengan menghancurkannya. Bersama dengan belasan anak buahnya, ia tinggal di gunung tak jauh dari pantai kota Ninjago. Sedemikian dekat hingga warga kota bisa meledeknya saat ia berhasil dikalahkan oleh para jagoan Ninjago.

Para Ninjago kita punya karakteristik tersendiri sesuai dengan elemen yang menjadi gaya silat mereka: ninja merah berelemen api Kai (Michael Pena), ninja abu-abu berelemen air Nya (Abbi Jacobson), ninja biru berelemen petir Jay (Kumail Nanjiani), ninja hitam berelemen bumi Cole (Fred Armisen), ninja putih berelemen es yang juga seorang android Zane (Zach Woods). Tokoh utama kita, ninja hijau Lloyd (Dave Franco) mendapat elemen, uhm, hijau. Mereka semua beraksi di bawah bimbingan Master Wu (Jackie Chan).

Satu hal patut diketahui adalah Lloyd sebenarnya anak dari Garmadon. Di sekolah, Lloyd kerap di-bully kawan sekelas karena statusnya sebagai anak penjahat terkeji sepanjang masa. Namun ketika memakai kostum ninja hijau, ia adalah pahlawan yang dielu-elukan oleh warga desa. Garmadon sendiri tak tahu dengan fakta ini dan menganggap ninja hijau sebagai musuh bebuyutannya.

Nah, sekarang kita akan membicarakan kucing, bukan kucing Lego melainkan kucing sungguhan, yang sudah dimunculkan sejak trailernya. Di satu titik, kucing ini datang dan memporak-porandakan kota Ninjago layaknya seekor Kaiju. Penyebabnya gara-gara Lloyd yang tak sengaja menggunakan “senjata pamungkas”. Bagi anak-anak, saat seekor peliharaan mengacaukan arena permainan, itu bikin kzl. Bagi orang dewasa, itu menghibur. Bagi warga Lego, sebuah bencana besar. Mungkin hanya inilah satu-satunya hal yang kreatif dari film Ninjago.

Jadi, para jagoan Ninjago kita harus melakukan petualangan untuk mencari “senjata pamungkasnya pamungkas” sembari menemukan kekuatan mereka sebagai tim, uhm, atau mungkin bakal lebih menarik jika mengenai isu ayah-anak antara Lloyd dan Garmadon? Penulis filmnya lebih suka opsi terakhir. Yang sebenarnya tak masalah bagi saya, hanya saja: (1) The Lego Movie sudah melakukannya dengan lebih baik, lagipula (2) untuk apa memasukkan banyak karakter pendukung yang menarik hanya untuk disia-siakan sebagai peramai pesta belaka? Para ninja yang lain hanya menjadi dekorasi. Meski penampilan pengisi suaranya solid, energi dan timing leluconnya seringkali kurang pas sehingga terdengar garing. Begitu pula dengan semestanya yang terkesan sempit dan tak imajinatif jika dibandingkan dengan semesta The Lego Movie atau The Lego Batman Movie.

Ninjago ini kok ya jadi mirip-mirip dengan Transformers. Mecha-nya yang keren terlihat spektakuler dan ketika beraksi dalam render stop-motion khas Lego tampak lebih epik lagi. Namun pengadeganannya begitu riuh, jadinya malah terlihat berantakan dan sulit dicerna kekerenannya. Akan tetapi, saya yakin ini sudah cukup untuk membuat penonton anak-anak nekat memaksa orangtua mereka membelikan robot-robotan Ninjago. Film Lego yang awalnya diprediksi hanya akan mengkomersialisasi merek mainan, ternyata benar menjadi sesuatu yang kita khawatirkan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

The Lego Ninjago Movie

101 menit
Semua Umur
Charlie Bean, Paul Fisher, Bob Logan
Bob Logan, Paul Fisher, William Wheeler, Tom Wheeler, Jared Stern, John Whittington
Dan Lin, Phil Lord, Christopher Miller, Chris McKay, Maryann Garger Roy Lee
Mark Mothersbaugh

Film Lego yang awalnya diprediksi hanya akan mengkomersialisasi merek mainan, ternyata benar menjadi sesuatu yang kita khawatirkan.

“That's not true! I haven't even been a part of your life, how could I ruin it? I wasn't even there.”
— Garmadon
Rating UP:
The Lego Ninjago Movie membuktikan bahwa sebuah film Lego, dengan formulanya yang unik, ternyata bisa juga gagal. Tiga tahun lalu, The Lego Movie membalikkan ekspektasi semua orang dengan menjadi film yang cerdas, lucu, dan menarik, terlepas dari materi aslinya yang cuma sekadar mainan blok buat anak-anak. Ninjago sama-sama punya karakter yang menarik, setpieces yang spektakuler, dan celutukan yang absurd. Bahkan lebih. Maksud saya, ada ninja dan mecha lho. Namun sebagian besar bagiannya tak lagi ngeklik dengan pas.


Sebenarnya, ini semua hanyalah cerita yang dikarang oleh Jackie Chan kepada seorang anak yang nyelonong masuk toko sovenirnya di sebuah daerah pecinan. Memangnya di Cina ada ninja ya? Tak usah dipikirkan. Lagipula, Ninjago sebenarnya tak terlalu berhubungan dengan ninja, tapi lebih mirip dengan Power Rangers. Para jagoan kita memakai kostum warna-warni untuk menyembunyikan identitasnya, lalu bertarung menumpas kejahatan dengan bantuan robot raksasa yang mereka kendalikan sendiri. Dan sama kota di Power Rangers, kota Ninjago diserang secara rutin oleh penjahat. Kaya minum susu, minimal sehari sekali.

Penjahat utamanya adalah Lord Garmadon (Justin Theroux), megalomaniak mirip Darth Vader tapi punya empat tangan. Tujuannya tentu saja untuk menguasai kota Ninjago dan cara terbaik untuk itu adalah, seperti halnya metode semua penjahat di film apapun, dengan menghancurkannya. Bersama dengan belasan anak buahnya, ia tinggal di gunung tak jauh dari pantai kota Ninjago. Sedemikian dekat hingga warga kota bisa meledeknya saat ia berhasil dikalahkan oleh para jagoan Ninjago.

Para Ninjago kita punya karakteristik tersendiri sesuai dengan elemen yang menjadi gaya silat mereka: ninja merah berelemen api Kai (Michael Pena), ninja abu-abu berelemen air Nya (Abbi Jacobson), ninja biru berelemen petir Jay (Kumail Nanjiani), ninja hitam berelemen bumi Cole (Fred Armisen), ninja putih berelemen es yang juga seorang android Zane (Zach Woods). Tokoh utama kita, ninja hijau Lloyd (Dave Franco) mendapat elemen, uhm, hijau. Mereka semua beraksi di bawah bimbingan Master Wu (Jackie Chan).

Satu hal patut diketahui adalah Lloyd sebenarnya anak dari Garmadon. Di sekolah, Lloyd kerap di-bully kawan sekelas karena statusnya sebagai anak penjahat terkeji sepanjang masa. Namun ketika memakai kostum ninja hijau, ia adalah pahlawan yang dielu-elukan oleh warga desa. Garmadon sendiri tak tahu dengan fakta ini dan menganggap ninja hijau sebagai musuh bebuyutannya.

Nah, sekarang kita akan membicarakan kucing, bukan kucing Lego melainkan kucing sungguhan, yang sudah dimunculkan sejak trailernya. Di satu titik, kucing ini datang dan memporak-porandakan kota Ninjago layaknya seekor Kaiju. Penyebabnya gara-gara Lloyd yang tak sengaja menggunakan “senjata pamungkas”. Bagi anak-anak, saat seekor peliharaan mengacaukan arena permainan, itu bikin kzl. Bagi orang dewasa, itu menghibur. Bagi warga Lego, sebuah bencana besar. Mungkin hanya inilah satu-satunya hal yang kreatif dari film Ninjago.

Jadi, para jagoan Ninjago kita harus melakukan petualangan untuk mencari “senjata pamungkasnya pamungkas” sembari menemukan kekuatan mereka sebagai tim, uhm, atau mungkin bakal lebih menarik jika mengenai isu ayah-anak antara Lloyd dan Garmadon? Penulis filmnya lebih suka opsi terakhir. Yang sebenarnya tak masalah bagi saya, hanya saja: (1) The Lego Movie sudah melakukannya dengan lebih baik, lagipula (2) untuk apa memasukkan banyak karakter pendukung yang menarik hanya untuk disia-siakan sebagai peramai pesta belaka? Para ninja yang lain hanya menjadi dekorasi. Meski penampilan pengisi suaranya solid, energi dan timing leluconnya seringkali kurang pas sehingga terdengar garing. Begitu pula dengan semestanya yang terkesan sempit dan tak imajinatif jika dibandingkan dengan semesta The Lego Movie atau The Lego Batman Movie.

Ninjago ini kok ya jadi mirip-mirip dengan Transformers. Mecha-nya yang keren terlihat spektakuler dan ketika beraksi dalam render stop-motion khas Lego tampak lebih epik lagi. Namun pengadeganannya begitu riuh, jadinya malah terlihat berantakan dan sulit dicerna kekerenannya. Akan tetapi, saya yakin ini sudah cukup untuk membuat penonton anak-anak nekat memaksa orangtua mereka membelikan robot-robotan Ninjago. Film Lego yang awalnya diprediksi hanya akan mengkomersialisasi merek mainan, ternyata benar menjadi sesuatu yang kita khawatirkan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

The Lego Ninjago Movie

101 menit
Semua Umur
Charlie Bean, Paul Fisher, Bob Logan
Bob Logan, Paul Fisher, William Wheeler, Tom Wheeler, Jared Stern, John Whittington
Dan Lin, Phil Lord, Christopher Miller, Chris McKay, Maryann Garger Roy Lee
Mark Mothersbaugh

Wednesday, September 20, 2017

Fox Ibaratkan ‘New Mutants’ Seperti Film Rumah Angker

September 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul September 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Fox Ibaratkan ‘New Mutants’ Seperti Film Rumah Angker
link : Fox Ibaratkan ‘New Mutants’ Seperti Film Rumah Angker

Baca juga


September 2017

CEO Fox berbagi detail terkait 'New Mutants' yang mengindikasikan film ini akan jadi sajian 'X-Men' yang berbeda.

Menyusul kesuksesan beruntun yang ditorehkan Deadpool dan Logan, Fox kian getol dalam memproduksi film mutan. Terbukti pada tahun 2018 mendatang, studio ini tak hanya menghadirkan satu, melainkan tiga film meliputi Deadpool 2, X-Men: Dark Phoenix dan sebuah film baru (non-sekuel) bertajuk New Mutants. Saat ditemui Variety, Stacey Snider selaku CEO Fox pun berbagi detail terkait New Mutants yang mengindikasikan film ini akan jadi sajian X-Men yang berbeda.

FYI, New Mutants sendiri berkisah lima mutant remaja - Magik, Wolfsbane, Sunspot, Cannonball dan– yang terkurung dalam fasilitas rahasia pemerintah. Menurut Snider, para mutant disini sedang dalam melalui masa remaja dan belum mampu mengendalikan emosi, karena itulah mereka berbahaya. Snider menilai, solusi terbaik untuk mengamankan para mutant labil ini ialah, dengan menempatkan mereka dalam tempat penahanan ala film The Breakfast Club atau rumah sakit jiwa seperti di film One Flew Over the Cuckoo's Nest.

Lebih jauh lagi, Snider mengaku sutradara Josh Boone dan kru telah berusaha sebaik mungkin untuk memastikan New Mutants berbeda dengan film-film X-Men lainnya. Agar tujuan ini tercapai, Snider menjelaskan New Mutants akan dibuat seperti film rumah angker yang berisi banyak remaja labil. Dan menariknya lagi, Snider menjanjikan New Mutants bukan tentang remaja yang ingin menyelamatkan dunia, melainkan lebih seperti film The Shining. Pengakuan Snider tentunya senada dengan kabar sebelumnya bahwa New Mutants diproyeksikan sebagai film horror.

New Mutants dibintangi Anya Taylor-Joy (Magik), Maisie Williams (Wolfsbane), Charlie Heaton (Cannonball), Henry Zaga (Sunspot) dan Blu Hunt (Mirage). Rencananya film ini akan dirilis 13 April 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

CEO Fox berbagi detail terkait 'New Mutants' yang mengindikasikan film ini akan jadi sajian 'X-Men' yang berbeda.

Menyusul kesuksesan beruntun yang ditorehkan Deadpool dan Logan, Fox kian getol dalam memproduksi film mutan. Terbukti pada tahun 2018 mendatang, studio ini tak hanya menghadirkan satu, melainkan tiga film meliputi Deadpool 2, X-Men: Dark Phoenix dan sebuah film baru (non-sekuel) bertajuk New Mutants. Saat ditemui Variety, Stacey Snider selaku CEO Fox pun berbagi detail terkait New Mutants yang mengindikasikan film ini akan jadi sajian X-Men yang berbeda.

FYI, New Mutants sendiri berkisah lima mutant remaja - Magik, Wolfsbane, Sunspot, Cannonball dan– yang terkurung dalam fasilitas rahasia pemerintah. Menurut Snider, para mutant disini sedang dalam melalui masa remaja dan belum mampu mengendalikan emosi, karena itulah mereka berbahaya. Snider menilai, solusi terbaik untuk mengamankan para mutant labil ini ialah, dengan menempatkan mereka dalam tempat penahanan ala film The Breakfast Club atau rumah sakit jiwa seperti di film One Flew Over the Cuckoo's Nest.

Lebih jauh lagi, Snider mengaku sutradara Josh Boone dan kru telah berusaha sebaik mungkin untuk memastikan New Mutants berbeda dengan film-film X-Men lainnya. Agar tujuan ini tercapai, Snider menjelaskan New Mutants akan dibuat seperti film rumah angker yang berisi banyak remaja labil. Dan menariknya lagi, Snider menjanjikan New Mutants bukan tentang remaja yang ingin menyelamatkan dunia, melainkan lebih seperti film The Shining. Pengakuan Snider tentunya senada dengan kabar sebelumnya bahwa New Mutants diproyeksikan sebagai film horror.

New Mutants dibintangi Anya Taylor-Joy (Magik), Maisie Williams (Wolfsbane), Charlie Heaton (Cannonball), Henry Zaga (Sunspot) dan Blu Hunt (Mirage). Rencananya film ini akan dirilis 13 April 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem