Thursday, September 21, 2017

Review Film: 'The Lego Ninjago Movie' (2017)

Review Film: 'The Lego Ninjago Movie' (2017) - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Review Film: 'The Lego Ninjago Movie' (2017), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Aksi, Artikel Animasi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'The Lego Ninjago Movie' (2017)
link : Review Film: 'The Lego Ninjago Movie' (2017)

Baca juga


Review Film: 'The Lego Ninjago Movie' (2017)

Film Lego yang awalnya diprediksi hanya akan mengkomersialisasi merek mainan, ternyata benar menjadi sesuatu yang kita khawatirkan.

“That's not true! I haven't even been a part of your life, how could I ruin it? I wasn't even there.”
— Garmadon
Rating UP:
The Lego Ninjago Movie membuktikan bahwa sebuah film Lego, dengan formulanya yang unik, ternyata bisa juga gagal. Tiga tahun lalu, The Lego Movie membalikkan ekspektasi semua orang dengan menjadi film yang cerdas, lucu, dan menarik, terlepas dari materi aslinya yang cuma sekadar mainan blok buat anak-anak. Ninjago sama-sama punya karakter yang menarik, setpieces yang spektakuler, dan celutukan yang absurd. Bahkan lebih. Maksud saya, ada ninja dan mecha lho. Namun sebagian besar bagiannya tak lagi ngeklik dengan pas.


Sebenarnya, ini semua hanyalah cerita yang dikarang oleh Jackie Chan kepada seorang anak yang nyelonong masuk toko sovenirnya di sebuah daerah pecinan. Memangnya di Cina ada ninja ya? Tak usah dipikirkan. Lagipula, Ninjago sebenarnya tak terlalu berhubungan dengan ninja, tapi lebih mirip dengan Power Rangers. Para jagoan kita memakai kostum warna-warni untuk menyembunyikan identitasnya, lalu bertarung menumpas kejahatan dengan bantuan robot raksasa yang mereka kendalikan sendiri. Dan sama kota di Power Rangers, kota Ninjago diserang secara rutin oleh penjahat. Kaya minum susu, minimal sehari sekali.

Penjahat utamanya adalah Lord Garmadon (Justin Theroux), megalomaniak mirip Darth Vader tapi punya empat tangan. Tujuannya tentu saja untuk menguasai kota Ninjago dan cara terbaik untuk itu adalah, seperti halnya metode semua penjahat di film apapun, dengan menghancurkannya. Bersama dengan belasan anak buahnya, ia tinggal di gunung tak jauh dari pantai kota Ninjago. Sedemikian dekat hingga warga kota bisa meledeknya saat ia berhasil dikalahkan oleh para jagoan Ninjago.

Para Ninjago kita punya karakteristik tersendiri sesuai dengan elemen yang menjadi gaya silat mereka: ninja merah berelemen api Kai (Michael Pena), ninja abu-abu berelemen air Nya (Abbi Jacobson), ninja biru berelemen petir Jay (Kumail Nanjiani), ninja hitam berelemen bumi Cole (Fred Armisen), ninja putih berelemen es yang juga seorang android Zane (Zach Woods). Tokoh utama kita, ninja hijau Lloyd (Dave Franco) mendapat elemen, uhm, hijau. Mereka semua beraksi di bawah bimbingan Master Wu (Jackie Chan).

Satu hal patut diketahui adalah Lloyd sebenarnya anak dari Garmadon. Di sekolah, Lloyd kerap di-bully kawan sekelas karena statusnya sebagai anak penjahat terkeji sepanjang masa. Namun ketika memakai kostum ninja hijau, ia adalah pahlawan yang dielu-elukan oleh warga desa. Garmadon sendiri tak tahu dengan fakta ini dan menganggap ninja hijau sebagai musuh bebuyutannya.

Nah, sekarang kita akan membicarakan kucing, bukan kucing Lego melainkan kucing sungguhan, yang sudah dimunculkan sejak trailernya. Di satu titik, kucing ini datang dan memporak-porandakan kota Ninjago layaknya seekor Kaiju. Penyebabnya gara-gara Lloyd yang tak sengaja menggunakan “senjata pamungkas”. Bagi anak-anak, saat seekor peliharaan mengacaukan arena permainan, itu bikin kzl. Bagi orang dewasa, itu menghibur. Bagi warga Lego, sebuah bencana besar. Mungkin hanya inilah satu-satunya hal yang kreatif dari film Ninjago.

Jadi, para jagoan Ninjago kita harus melakukan petualangan untuk mencari “senjata pamungkasnya pamungkas” sembari menemukan kekuatan mereka sebagai tim, uhm, atau mungkin bakal lebih menarik jika mengenai isu ayah-anak antara Lloyd dan Garmadon? Penulis filmnya lebih suka opsi terakhir. Yang sebenarnya tak masalah bagi saya, hanya saja: (1) The Lego Movie sudah melakukannya dengan lebih baik, lagipula (2) untuk apa memasukkan banyak karakter pendukung yang menarik hanya untuk disia-siakan sebagai peramai pesta belaka? Para ninja yang lain hanya menjadi dekorasi. Meski penampilan pengisi suaranya solid, energi dan timing leluconnya seringkali kurang pas sehingga terdengar garing. Begitu pula dengan semestanya yang terkesan sempit dan tak imajinatif jika dibandingkan dengan semesta The Lego Movie atau The Lego Batman Movie.

Ninjago ini kok ya jadi mirip-mirip dengan Transformers. Mecha-nya yang keren terlihat spektakuler dan ketika beraksi dalam render stop-motion khas Lego tampak lebih epik lagi. Namun pengadeganannya begitu riuh, jadinya malah terlihat berantakan dan sulit dicerna kekerenannya. Akan tetapi, saya yakin ini sudah cukup untuk membuat penonton anak-anak nekat memaksa orangtua mereka membelikan robot-robotan Ninjago. Film Lego yang awalnya diprediksi hanya akan mengkomersialisasi merek mainan, ternyata benar menjadi sesuatu yang kita khawatirkan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

The Lego Ninjago Movie

101 menit
Semua Umur
Charlie Bean, Paul Fisher, Bob Logan
Bob Logan, Paul Fisher, William Wheeler, Tom Wheeler, Jared Stern, John Whittington
Dan Lin, Phil Lord, Christopher Miller, Chris McKay, Maryann Garger Roy Lee
Mark Mothersbaugh


Demikianlah Artikel Review Film: 'The Lego Ninjago Movie' (2017)

Sekianlah artikel Review Film: 'The Lego Ninjago Movie' (2017) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review Film: 'The Lego Ninjago Movie' (2017) dengan alamat link https://moviefilm99.blogspot.com/2017/09/review-film-lego-ninjago-movie-2017.html

No comments:

Post a Comment