Monday, October 16, 2017

Film Horror Karya Sutradara ‘Sinister 2’ Dapatkan Tanggal Rilis

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Film Horror Karya Sutradara ‘Sinister 2’ Dapatkan Tanggal Rilis
link : Film Horror Karya Sutradara ‘Sinister 2’ Dapatkan Tanggal Rilis

Baca juga


October 2017

Usai menghadirkan ‘Sinister 2’ yang dirilis 2015 lalu, sutradara Ciaran Foy kembali menyiapkan film horror yang kali ini berjudul ‘Eli’.

Usai menghadirkan Sinister 2 yang dirilis 2015 lalu, sutradara Ciaran Foy kembali menyiapkan film horror yang kali ini berjudul Eli. Berdasarkan synopsis yang mengemuka, Eli mengisahkan klinik di daerah terpencil yang merawat seorang bocah yang menderita penyakit langka. Tak lama kemudian, klinik tersebut menjadi penjara angker yang tak memiliki pintu keluar.

Sinister 2 sendiri bukan tergolong sebagai film horror yang bagus. Bahkan jika merujuk pada situs agregator review Rotten Tomatoes, Sinister 2 hanya mampu mendulang skor 13%, jauh di bawah pendahulunya yang tampil lumayan dengan skor 63%. Lantas, apa yang membuat Eli garapan Foy patut dilirik?

Usut punya usut, skrip Eli yang ditulis David Chirchirillo ternyata masuk Black List 2015, sebuah daftar yang berisi skrip-skrip potensial yang menunggu untuk difilmkan. Begitu Eli resmi berlabuh ke Paramount Pictures, skrip Eli kemudian direvisi oleh Ian Goldberg dan Richard Naing, duo penulis di balik The Autopsy of Jane Doe. Keterlibatan Goldberg dan Naing dinilai membuat Eli terlihat menjanjikan, mengingat The Autopsy of Jane Doe kerap muncul dalam daftar film horror terbaik pada 2016 lalu.

Kini Paramount memastikan Eli akan dirilis pada 4 Januari 2019. Dengan demikian, Eli akan tayang beberapa minggu sebelum film-film unggulan meluncur. Sebut saja Glass besutan M. Night Shyamalan, film sci-fi thriller Ad Astra yang dibintangi Brad Pitt, dan film animasi Spies in Disguise yang menghadirkan duet Tom Holland dan Will Smith. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Usai menghadirkan ‘Sinister 2’ yang dirilis 2015 lalu, sutradara Ciaran Foy kembali menyiapkan film horror yang kali ini berjudul ‘Eli’.

Usai menghadirkan Sinister 2 yang dirilis 2015 lalu, sutradara Ciaran Foy kembali menyiapkan film horror yang kali ini berjudul Eli. Berdasarkan synopsis yang mengemuka, Eli mengisahkan klinik di daerah terpencil yang merawat seorang bocah yang menderita penyakit langka. Tak lama kemudian, klinik tersebut menjadi penjara angker yang tak memiliki pintu keluar.

Sinister 2 sendiri bukan tergolong sebagai film horror yang bagus. Bahkan jika merujuk pada situs agregator review Rotten Tomatoes, Sinister 2 hanya mampu mendulang skor 13%, jauh di bawah pendahulunya yang tampil lumayan dengan skor 63%. Lantas, apa yang membuat Eli garapan Foy patut dilirik?

Usut punya usut, skrip Eli yang ditulis David Chirchirillo ternyata masuk Black List 2015, sebuah daftar yang berisi skrip-skrip potensial yang menunggu untuk difilmkan. Begitu Eli resmi berlabuh ke Paramount Pictures, skrip Eli kemudian direvisi oleh Ian Goldberg dan Richard Naing, duo penulis di balik The Autopsy of Jane Doe. Keterlibatan Goldberg dan Naing dinilai membuat Eli terlihat menjanjikan, mengingat The Autopsy of Jane Doe kerap muncul dalam daftar film horror terbaik pada 2016 lalu.

Kini Paramount memastikan Eli akan dirilis pada 4 Januari 2019. Dengan demikian, Eli akan tayang beberapa minggu sebelum film-film unggulan meluncur. Sebut saja Glass besutan M. Night Shyamalan, film sci-fi thriller Ad Astra yang dibintangi Brad Pitt, dan film animasi Spies in Disguise yang menghadirkan duet Tom Holland dan Will Smith. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Film Terakhir Daniel Day-Lewis Ungkap Judul & Sinopsis

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Film Terakhir Daniel Day-Lewis Ungkap Judul & Sinopsis
link : Film Terakhir Daniel Day-Lewis Ungkap Judul & Sinopsis

Baca juga


October 2017

Focus Features mengumumkan judul dan sinopsis film yang menandai penampilan terakhir Daniel sebagai aktor.

Terakhir kali unjuk gigi di Lincoln, keputusan aktor top Daniel Day-Lewis untuk pensiun dari dunia akting memang disayangkan banyak pihak. Namun jika film terakhir Daniel yang siap tayang akhir tahun ini mampu tampil impresif, tentu keputusannya akan terbilang worth it, dan Daniel jelas akan dikenang abadi sebagai salah satu aktor terbaik di jamannya. Terlebih lagi, yang menyutradarai film terakhir Daniel ini adalah Paul Thomas Anderson (PTA), sineas elit yang pernah mengarahkan akting Daniel di There Will Be Blood, hingga ia menyabet trofi Best Actor di ajang Oscar.

Sebagaimana yang diumumkan Focus Features, film yang menandai penampilan terakhir Daniel sebagai aktor ini berjudul Phantom Thread. Bersetting di dunia fashion London tahun 1950-an, film drama ini menyoroti kehidupan pribadi seorang desainer tak kenal kompromi yang melayani kerajaan dan kaum elit. Dengan jadwal rilis 25 Desember 2017, Phantom Thread diprediksi akan segera meluncurkan trailernya dalam waktu dekat. Dan merujuk pada rekam jejak Daniel dan PTA yang mentereng, tak heran jika Phantom Thread digadang sebagai kontender di berbagai ajang penghargaan nanti.

Memulai karir aktingnya dari dunia teater, Daniel kemudian berpindah haluan ke dunia film pada awal tahun 80-an. Sejak saat itu, performa Daniel terus mengesankan banyak orang hingga ia dinobatkan sebagai salah satu aktor terbaik di jamannya. Predikat ini pun agaknya tak berlebihan, mengingat Daniel telah meraih piala Best Actor di ajang Oscar atas perannya di My Left Foot (1989), There Will Be Blood (2007) dan Lincoln (2012). Pencapaian gemilang ini menjadikan Daniel sebagai satu-satunya aktor sepanjang sejarah yang tiga kali memenangkan kategori Best Lead Actor di Oscar.

Pada Juni 2017 lalu, Daniel yang terkenal dengan method acting-nya ini akhirnya menyatakan pensiun lewat juru bicaranya. Ia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh rekan kolaborasi dan penonton yang mendukungnya selama ini. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Focus Features mengumumkan judul dan sinopsis film yang menandai penampilan terakhir Daniel sebagai aktor.

Terakhir kali unjuk gigi di Lincoln, keputusan aktor top Daniel Day-Lewis untuk pensiun dari dunia akting memang disayangkan banyak pihak. Namun jika film terakhir Daniel yang siap tayang akhir tahun ini mampu tampil impresif, tentu keputusannya akan terbilang worth it, dan Daniel jelas akan dikenang abadi sebagai salah satu aktor terbaik di jamannya. Terlebih lagi, yang menyutradarai film terakhir Daniel ini adalah Paul Thomas Anderson (PTA), sineas elit yang pernah mengarahkan akting Daniel di There Will Be Blood, hingga ia menyabet trofi Best Actor di ajang Oscar.

Sebagaimana yang diumumkan Focus Features, film yang menandai penampilan terakhir Daniel sebagai aktor ini berjudul Phantom Thread. Bersetting di dunia fashion London tahun 1950-an, film drama ini menyoroti kehidupan pribadi seorang desainer tak kenal kompromi yang melayani kerajaan dan kaum elit. Dengan jadwal rilis 25 Desember 2017, Phantom Thread diprediksi akan segera meluncurkan trailernya dalam waktu dekat. Dan merujuk pada rekam jejak Daniel dan PTA yang mentereng, tak heran jika Phantom Thread digadang sebagai kontender di berbagai ajang penghargaan nanti.

Memulai karir aktingnya dari dunia teater, Daniel kemudian berpindah haluan ke dunia film pada awal tahun 80-an. Sejak saat itu, performa Daniel terus mengesankan banyak orang hingga ia dinobatkan sebagai salah satu aktor terbaik di jamannya. Predikat ini pun agaknya tak berlebihan, mengingat Daniel telah meraih piala Best Actor di ajang Oscar atas perannya di My Left Foot (1989), There Will Be Blood (2007) dan Lincoln (2012). Pencapaian gemilang ini menjadikan Daniel sebagai satu-satunya aktor sepanjang sejarah yang tiga kali memenangkan kategori Best Lead Actor di Oscar.

Pada Juni 2017 lalu, Daniel yang terkenal dengan method acting-nya ini akhirnya menyatakan pensiun lewat juru bicaranya. Ia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh rekan kolaborasi dan penonton yang mendukungnya selama ini. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Film Pokemon 'Detective Pikachu' akan Syuting Awal 2018

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Film Pokemon 'Detective Pikachu' akan Syuting Awal 2018
link : Film Pokemon 'Detective Pikachu' akan Syuting Awal 2018

Baca juga


October 2017

Setelah dikembangkan selama kurang lebih dua tahun, proyek ‘Detective Pikachu’ akhirnya siap melangkah ke proses produksi.

Usai game mobile Pokemon Go! meledak dan menjadi tren global pada 2016 lalu, Legendary pun memutuskan untuk mencaplok lisensi franchise Pokemon agar bisa membuat film live-actionnya. Dengan mengusung judul Detective Pikachu, film ini diketahui berada di bawah arahan Rob Letterman (Goosebumps), dengan naskah yang ditulis Alex Hirsch (Gravity Falls) and Nicole Perlman (Guardians of the Galaxy). Setelah dikembangkan selama kurang lebih dua tahun, proyek Detective Pikachu akhirnya siap melangkah ke proses produksi.

Berdasarkan kabar dari Omega Underground, Detective Pikachu akan mulai syuting Januari 2018 di London. Sayangnya, laporan yang masih simpang siur ini tak menyebutkan siapa saja pemain yang terlibat di Detective Pikachu. Namun jika memang benar film ini akan syuting Januari 2018, kemungkinan kita akan mendengar kabar casting sebelum akhir tahun ini.

Pertama diperkenalkan pada 1996 di Jepang, popularitas Pokemon kemudian terus meroket dengan jutaan fans segala umur di seantero dunia. Tercatat, Pokemon telah membukukan penjualan video game sebanyak 279 juta lebih secara global, 21,5 miliar trading card yang dikapalkan ke 74 negara, serial animasi yang tayang sampai 19 season, ditambah lagi lusinan film animasi. Pencapaian fantastis tersebut menjadikan Pokemon sebagai salah satu brand hiburan tersukses di dunia.

Sementara itu, film live-action Pokemon akan menampilkan Detective Pikachu, karakter baru di universe Pokemon yang telah diperkenalkan di game Nintendo 3DS berjudul Great Detective Pikachu. Game ini menyoroti petualangan Detective Pikachu yang cerdas dan ia bekerja sama dengan seorang manusia bernama Tim Goodman untuk mengusut berbagai kasus kriminal Pokemon. Dikatakan game tersebut akan menjadi sumber materi adaptasi untuk film live-action nanti. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Setelah dikembangkan selama kurang lebih dua tahun, proyek ‘Detective Pikachu’ akhirnya siap melangkah ke proses produksi.

Usai game mobile Pokemon Go! meledak dan menjadi tren global pada 2016 lalu, Legendary pun memutuskan untuk mencaplok lisensi franchise Pokemon agar bisa membuat film live-actionnya. Dengan mengusung judul Detective Pikachu, film ini diketahui berada di bawah arahan Rob Letterman (Goosebumps), dengan naskah yang ditulis Alex Hirsch (Gravity Falls) and Nicole Perlman (Guardians of the Galaxy). Setelah dikembangkan selama kurang lebih dua tahun, proyek Detective Pikachu akhirnya siap melangkah ke proses produksi.

Berdasarkan kabar dari Omega Underground, Detective Pikachu akan mulai syuting Januari 2018 di London. Sayangnya, laporan yang masih simpang siur ini tak menyebutkan siapa saja pemain yang terlibat di Detective Pikachu. Namun jika memang benar film ini akan syuting Januari 2018, kemungkinan kita akan mendengar kabar casting sebelum akhir tahun ini.

Pertama diperkenalkan pada 1996 di Jepang, popularitas Pokemon kemudian terus meroket dengan jutaan fans segala umur di seantero dunia. Tercatat, Pokemon telah membukukan penjualan video game sebanyak 279 juta lebih secara global, 21,5 miliar trading card yang dikapalkan ke 74 negara, serial animasi yang tayang sampai 19 season, ditambah lagi lusinan film animasi. Pencapaian fantastis tersebut menjadikan Pokemon sebagai salah satu brand hiburan tersukses di dunia.

Sementara itu, film live-action Pokemon akan menampilkan Detective Pikachu, karakter baru di universe Pokemon yang telah diperkenalkan di game Nintendo 3DS berjudul Great Detective Pikachu. Game ini menyoroti petualangan Detective Pikachu yang cerdas dan ia bekerja sama dengan seorang manusia bernama Tim Goodman untuk mengusut berbagai kasus kriminal Pokemon. Dikatakan game tersebut akan menjadi sumber materi adaptasi untuk film live-action nanti. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

‘The New Mutants’ akan Jadi Awal Trilogi Horror

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘The New Mutants’ akan Jadi Awal Trilogi Horror
link : ‘The New Mutants’ akan Jadi Awal Trilogi Horror

Baca juga


October 2017

Jika ‘New Mutants’ berakhir sukses, sutradara Josh Boone mengakui akan ada dua film lagi yang menjadi sekuelnya.

Sejak memasuki fase produksi, The New Mutants telah dijanjikan sebagai film horror. Genre yang diusung ini pun dinilai menjadi angin segar tersendiri, karena selama ini belum pernah ada film superhero yang menawarkan atmosfer horror. Seolah ingin membuktikan janji ini bukan sekedar gimmick belaka, Fox pun merilis trailer perdana dari spin-off X-Men tersebut. Dan benar saja, New Mutants memang pantas dilabeli horror karena film ini tak hanya memuat adegan seram yang menimbulkan jumpscare, tapi juga momen disturbing yang tak nyaman untuk dilihat.

Berbeda dengan film superhero pada umumnya, New Mutants tak menyoroti kisah pahlawan berkostum yang melawan supervillain demi menyelamatkan dunia. Sebaliknya, skala cerita New Mutants justru tampil lebih sempit, dimana lima mutant remaja labil dikurung dalam fasilitas rahasia pemerintah. Tak mau terus dikekang, lima remaja berkekuatan super ini akhirnya memberontak dan tak segan menyingkirkan siapapun yang menghalangi mereka.

Yang menarik, jika New Mutants berakhir sukses, sutradara Josh Boone mengakui akan ada dua film lagi yang menjadi sekuelnya, alhasil New Mutants bisa disebut sebagai awal trilogi. Kepada IGN, Boone menjelaskan bahwa sedari awal pihaknya membawa proyek New Mutants ke Fox sebagai trilogi film yang diadaptasi dari komik-komik lawas New Mutants terbitan era 80-an.

Boone pun memastikan seluruh film ini akan bergenre horror, dan masing-masing akan jadi film horror yang berbeda. Untuk New Mutants sendiri, ia akan jadi film horror supernatural bertema “rubber-reality”. Sedangkan untuk film berikutnya akan jadi jenis horror yang berbeda. Soal visinya terhadap trilogi New Mutants, Boone menyatakan timnya berencana menjajaki genre horror melalui film komik, dan masing-masing dari film ini akan menyuguhkan style horror sendiri. Boone juga tak lupa mengungkapkan trilogi ini akan diadaptasi dari event-event besar yang ada di komik New Mutants.

New Mutants sendiri dibintangi Anya Taylor-Joy (Magik), Maisie Williams (Wolfsbane), Charlie Heaton (Cannonball), Henry Zaga (Sunspot) dan Blu Hunt (Mirage). Rencananya film ini akan dirilis 13 April 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Jika ‘New Mutants’ berakhir sukses, sutradara Josh Boone mengakui akan ada dua film lagi yang menjadi sekuelnya.

Sejak memasuki fase produksi, The New Mutants telah dijanjikan sebagai film horror. Genre yang diusung ini pun dinilai menjadi angin segar tersendiri, karena selama ini belum pernah ada film superhero yang menawarkan atmosfer horror. Seolah ingin membuktikan janji ini bukan sekedar gimmick belaka, Fox pun merilis trailer perdana dari spin-off X-Men tersebut. Dan benar saja, New Mutants memang pantas dilabeli horror karena film ini tak hanya memuat adegan seram yang menimbulkan jumpscare, tapi juga momen disturbing yang tak nyaman untuk dilihat.

Berbeda dengan film superhero pada umumnya, New Mutants tak menyoroti kisah pahlawan berkostum yang melawan supervillain demi menyelamatkan dunia. Sebaliknya, skala cerita New Mutants justru tampil lebih sempit, dimana lima mutant remaja labil dikurung dalam fasilitas rahasia pemerintah. Tak mau terus dikekang, lima remaja berkekuatan super ini akhirnya memberontak dan tak segan menyingkirkan siapapun yang menghalangi mereka.

Yang menarik, jika New Mutants berakhir sukses, sutradara Josh Boone mengakui akan ada dua film lagi yang menjadi sekuelnya, alhasil New Mutants bisa disebut sebagai awal trilogi. Kepada IGN, Boone menjelaskan bahwa sedari awal pihaknya membawa proyek New Mutants ke Fox sebagai trilogi film yang diadaptasi dari komik-komik lawas New Mutants terbitan era 80-an.

Boone pun memastikan seluruh film ini akan bergenre horror, dan masing-masing akan jadi film horror yang berbeda. Untuk New Mutants sendiri, ia akan jadi film horror supernatural bertema “rubber-reality”. Sedangkan untuk film berikutnya akan jadi jenis horror yang berbeda. Soal visinya terhadap trilogi New Mutants, Boone menyatakan timnya berencana menjajaki genre horror melalui film komik, dan masing-masing dari film ini akan menyuguhkan style horror sendiri. Boone juga tak lupa mengungkapkan trilogi ini akan diadaptasi dari event-event besar yang ada di komik New Mutants.

New Mutants sendiri dibintangi Anya Taylor-Joy (Magik), Maisie Williams (Wolfsbane), Charlie Heaton (Cannonball), Henry Zaga (Sunspot) dan Blu Hunt (Mirage). Rencananya film ini akan dirilis 13 April 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sunday, October 15, 2017

Pimpinan DC Tak Sepaham Dengan Visi Zack Snyder Untuk DCEU

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pimpinan DC Tak Sepaham Dengan Visi Zack Snyder Untuk DCEU
link : Pimpinan DC Tak Sepaham Dengan Visi Zack Snyder Untuk DCEU

Baca juga


October 2017

Visi kelam sutradara Zack Snyder terhadap DC Extended Universe rupanya bukan hanya ditentang oleh sebagian fans maupun kritikus.

Visi kelam sutradara Zack Snyder terhadap DC Extended Universe rupanya bukan hanya ditentang oleh sebagian fans maupun kritikus. Pasalnya, kabar terbaru mengindikasikan, Diane Nelson selaku President DC Entertainment beserta sejumlah pihak DC lainnya tak sepaham dengan apa yang diimplementasikan Snyder di film besutannya.

Sebagai permulaan, bulan lalu media Vulture mempublikasikan artikel mendalam tentang masa depan DCEU, yang memuat wawancara dengan Geoff Johns (arsitek DCEU) dan Nelson. Poin wawancara ini pun sebagian besar membahas perubahan yang dilakukan dari balik layar, sekaligus gagasan soal konsep DCEU yang berbeda dengan visi awal Snyder.

Saat menghadiri acara podcast Batman On Film, Abraham Riesman yang notabene penulis artikel Vulture tersebut mengungkapkan, sebenarnya ada pernyataan Nelson yang tak disertakan ke dalam artikel final. Pernyataan Nelson inilah yang mengisyaratkan visi Snyder tak sesuai dengan rencana DC sedari awal. Meski telah menyadari adanya ketidakcocokan, Nelson mengakui pihak DC tetap mendukung dan percaya pada sutradara mereka lantaran itu sudah menjadi bagian dari filosofi DC.

“Sebenarnya ada kutipan yang tak jadi dimuat ke dalam artikel final, yakni pernyataan Nelson kepada saya. Itu (pernyataan Nelson) adalah efek dari “kami adalah tempat yang mengutamakan sutradara, dan Zack punya visi yang jelas tidak klik dengan visi kami terhadap sejumlah karakter, tapi kami menghormati keinginannya dan itulah bagian dari filosofi kami’,”tutur Riesman.

Dalam artikel Vulture yang sama, Johns juga disebut sempat khawatir dengan Man of Steel karena film Superman garapan Snyder ini kurang memiliki humor atau kegembiraan. Namun karena saat itu peran Johns belum sebesar sekarang, opininya pun tak lebih dari angin lalu, Kini seiring Johns menjabat sebagai kepala DCEU, tentu opininya akan lebih didengar. Perubahan saat Johns mengarsiteki DCEU pun cukup kentara. Wonder Woman – film DCEU pertama di bawah kepemimpinan Johns – menuai respon sangat positif. Tak hanya itu, Wonder Woman juga dinilai menjadi film DCEU pertama yang menghadirkan kehangatan dan penuh asa.

Selama berkiprah di DCEU, Snyder telah menyutradarai dua film, yakni Man of Steel dan Batman v Superman. Visi kontroversial Snyder umumnya melibatkan dekonstruksi karakter yang dinilai menyebabkan para jagoan DC kehilangan daya pikat terbesarnya.

Selanjutnya, Snyder menjadi sutradara Justice League yang akan tayang 17 November 2017. Film tim superhero DC ini pun mendapat perbaikan dari Joss Whedon, yang sebelumnya sukses menangani film sejenis lewat The Avengers. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Visi kelam sutradara Zack Snyder terhadap DC Extended Universe rupanya bukan hanya ditentang oleh sebagian fans maupun kritikus.

Visi kelam sutradara Zack Snyder terhadap DC Extended Universe rupanya bukan hanya ditentang oleh sebagian fans maupun kritikus. Pasalnya, kabar terbaru mengindikasikan, Diane Nelson selaku President DC Entertainment beserta sejumlah pihak DC lainnya tak sepaham dengan apa yang diimplementasikan Snyder di film besutannya.

Sebagai permulaan, bulan lalu media Vulture mempublikasikan artikel mendalam tentang masa depan DCEU, yang memuat wawancara dengan Geoff Johns (arsitek DCEU) dan Nelson. Poin wawancara ini pun sebagian besar membahas perubahan yang dilakukan dari balik layar, sekaligus gagasan soal konsep DCEU yang berbeda dengan visi awal Snyder.

Saat menghadiri acara podcast Batman On Film, Abraham Riesman yang notabene penulis artikel Vulture tersebut mengungkapkan, sebenarnya ada pernyataan Nelson yang tak disertakan ke dalam artikel final. Pernyataan Nelson inilah yang mengisyaratkan visi Snyder tak sesuai dengan rencana DC sedari awal. Meski telah menyadari adanya ketidakcocokan, Nelson mengakui pihak DC tetap mendukung dan percaya pada sutradara mereka lantaran itu sudah menjadi bagian dari filosofi DC.

“Sebenarnya ada kutipan yang tak jadi dimuat ke dalam artikel final, yakni pernyataan Nelson kepada saya. Itu (pernyataan Nelson) adalah efek dari “kami adalah tempat yang mengutamakan sutradara, dan Zack punya visi yang jelas tidak klik dengan visi kami terhadap sejumlah karakter, tapi kami menghormati keinginannya dan itulah bagian dari filosofi kami’,”tutur Riesman.

Dalam artikel Vulture yang sama, Johns juga disebut sempat khawatir dengan Man of Steel karena film Superman garapan Snyder ini kurang memiliki humor atau kegembiraan. Namun karena saat itu peran Johns belum sebesar sekarang, opininya pun tak lebih dari angin lalu, Kini seiring Johns menjabat sebagai kepala DCEU, tentu opininya akan lebih didengar. Perubahan saat Johns mengarsiteki DCEU pun cukup kentara. Wonder Woman – film DCEU pertama di bawah kepemimpinan Johns – menuai respon sangat positif. Tak hanya itu, Wonder Woman juga dinilai menjadi film DCEU pertama yang menghadirkan kehangatan dan penuh asa.

Selama berkiprah di DCEU, Snyder telah menyutradarai dua film, yakni Man of Steel dan Batman v Superman. Visi kontroversial Snyder umumnya melibatkan dekonstruksi karakter yang dinilai menyebabkan para jagoan DC kehilangan daya pikat terbesarnya.

Selanjutnya, Snyder menjadi sutradara Justice League yang akan tayang 17 November 2017. Film tim superhero DC ini pun mendapat perbaikan dari Joss Whedon, yang sebelumnya sukses menangani film sejenis lewat The Avengers. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Review Film: 'My Little Pony: The Movie' (2017)

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Animasi, Artikel Musikal, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'My Little Pony: The Movie' (2017)
link : Review Film: 'My Little Pony: The Movie' (2017)

Baca juga


October 2017

Film ini mungkin secara tak sengaja sudah membangkitkan jiwa kanak-kanak saya. Atau malah sisi feminin saya.

“We've got this together.”
— Twilight Sparkle
Rating UP:
Mengulas My Little Pony bagi saya cukup pelik. Ini sama seperti mengulas film-film Barbie. Film-film seperti itu ditujukan untuk kalangan penonton tertentu dan saya jelas bukan salah satunya. Mengingat fakta tersebut, ditambah dengan kenyataan bahwa saya lumayan menikmatinya selama menonton, saya pikir My Little Pony adalah film yang, kurang lebih, bagus. Film ini mungkin secara tak sengaja sudah membangkitkan jiwa kanak-kanak saya. Atau malah sisi feminin saya.


Menyenangkan melihat kembali animasi dua dimensi di jaman sekarang, walau filmnya sebenarnya juga memanfaatkan CGI di beberapa bagian. Di era sinema yang didominasi oleh animasi tiga dimensi, menonton film ini menyegarkan mata. Gerak animasinya mulus, karakternya ekspresif, dan gambarnya penuh warna, tentu saja, karena ia melibatkan pony, glitters, cupcake, dan pelangi di semesta yang magical.

Dari Wikipedia, saya tahu bahwa My Little Pony adalah properti mainan dari Hasbro. Lauren Faust, kreator The Powerpuff Girls, kemudian direkrut untuk mengkapitalisasi merek ini menjadi serial TV yang sedemikian sukses hingga berlanjut sampai musim ketujuh. Yang bukan penggemar serialnya takkan banyak dibantu untuk memahami mekanisme semesta Equestria —kerajaan tempat para pony tinggal— di versi film ini. Anda akan terjun bebas langsung ke dunia penuh sakarin.

Tokoh utamanya adalah enam pony, yang belakangan saya tahu berjuluk “Mane Six”, yang punya penampilan, ciri khas, kepribadian, dan kelemahan masing-masing. Mereka terdiri dari: Putri Twilight Sparkle (Tara Strong), si gesit Rainbow Dash (Asleigh Ball), si koboi Applejack (juga Ball), si ngocol Pinkie Pie (Andrea Libman), si pemalu Fluttershy (juga Libman), dan si glamor Rarity (Tabitha St. Germain). Saya lihat tak semuanya mirip; ada yang punya tanduk, ada yang punya sayap, dan ada pula yang tak punya keduanya sama sekali. Mungkin spesiesnya beda; ada yang pony, ada yang unicorn, dan ada yang pegasus. Saya kira pakar My Little Pony bisa menjawabnya. Sebagai tambahan, ada naga mungil bernama Spike (Cathy Weseluck) yang menjadi sidekick mereka.

Bersama dengan seluruh penduduk kerajaan, mereka tengah mempersiapkan Festival Persahabatan. Namun festival ini diganggu dengan kedatangan pony jahat bernama Tempest (Emily Blunt) yang menculik 3 putri Equestria. Tempest sebenarnya diutus oleh bosnya, Storm King (Liev Schreiber) untuk mengambil kekuatan 4 putri, tapi Putri Twilight dkk berhasil lolos di saat-saat terakhir.

Satu-satunya harapan adalah dengan meminta bantuan kepada ras hippogriff (semacam hibrid antara unicorn, pony, dan elang) yang dipimpin oleh Ratu Novo (Uzo Aduba). Namun menemukannya tak mudah, bahkan ada kemungkinan bahwa hippogriff ini sudah tak ada lagi. Belum lagi di perjalanan mereka harus berjumpa dengan berbagai macam rintangan, mulai dari kucing penipu (Taye Diggs) sampai gerombolan bajak laut yang dipimpin oleh kakaktua feminis (Zoe Saldana).

Disutradarai oleh Jayson Thiessen, film ini menyasar gaya film animasi lawas. Penampakan animasi dan gayanya bercerita terlihat seperti animasi yang sering kita tonton di minggu pagi, hanya saja dengan kualitas visual yang lebih kaya. Ada beberapa set-pieces yang sangat menarik, misalnya sekuens bawah air dan pertarungan (ya, anda tak salah baca) di kapal yang melayang di angkasa. Konfliknya sangat sederhana, perkembangan plotnya sudah sering kita lihat, tapi kenapa oh saya masih betah menyaksikannya? Plotnya ringan tapi berisi cukup ketegangan untuk membuat penonton terlibat. Tentu saja, film akan ditutup dengan pesan moral mengenai “persahabatan adalah segalanya” dan adegan dansa yang nge-beat.

Karena filmnya adalah musikal, maka ia diisi dengan beberapa sekuens musikal ala animasi Disney yang diiringi oleh tembang yang digarap oleh komposer Daniel Ingram. Lagu-lagunya tak begitu berkesan tapi cukup keci untuk membuat saya mengangguk-anggukkan kepala. Ada satu lagu yang disumbangkan oleh Sia, yang juga ikut bermain sebagai pony seleb bernama Songbird Serenade.

Film ini jelas dibuat untuk anak-anak kelas 3 SD ke bawah, terutama bagi mereka yang juga suka bermain Barbie. Menontonnya, kita kira, mungkin akan seperti menyaksikan iklan mainan menyilaukan yang berdurasi panjang. Benar juga sebenarnya, karena Hasbro kabarnya memang memaksudkannya untuk tujuan tersebut. Namun film ini manis dan tulus. Anak-anak akan menikmatinya dalam level kenikmatan menonton yang paling dasar, tapi orang dewasa mungkin akan mengapresiasinya karena mengingatkan pada film animasi anak-anak klasik. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

My Little Pony: The Movie

104 menit
Semua Umur - BO
Jayson Thiessen
Meghan McCarthy, Rita Hsiao, Michael Vogel (screenplay), Lauren Faust (serial)
Brian Goldner, Stephen Davis, Marcia Gwendolyn Jones, Haven Alexander
Anthony Di Ninno
Daniel Ingram

Film ini mungkin secara tak sengaja sudah membangkitkan jiwa kanak-kanak saya. Atau malah sisi feminin saya.

“We've got this together.”
— Twilight Sparkle
Rating UP:
Mengulas My Little Pony bagi saya cukup pelik. Ini sama seperti mengulas film-film Barbie. Film-film seperti itu ditujukan untuk kalangan penonton tertentu dan saya jelas bukan salah satunya. Mengingat fakta tersebut, ditambah dengan kenyataan bahwa saya lumayan menikmatinya selama menonton, saya pikir My Little Pony adalah film yang, kurang lebih, bagus. Film ini mungkin secara tak sengaja sudah membangkitkan jiwa kanak-kanak saya. Atau malah sisi feminin saya.


Menyenangkan melihat kembali animasi dua dimensi di jaman sekarang, walau filmnya sebenarnya juga memanfaatkan CGI di beberapa bagian. Di era sinema yang didominasi oleh animasi tiga dimensi, menonton film ini menyegarkan mata. Gerak animasinya mulus, karakternya ekspresif, dan gambarnya penuh warna, tentu saja, karena ia melibatkan pony, glitters, cupcake, dan pelangi di semesta yang magical.

Dari Wikipedia, saya tahu bahwa My Little Pony adalah properti mainan dari Hasbro. Lauren Faust, kreator The Powerpuff Girls, kemudian direkrut untuk mengkapitalisasi merek ini menjadi serial TV yang sedemikian sukses hingga berlanjut sampai musim ketujuh. Yang bukan penggemar serialnya takkan banyak dibantu untuk memahami mekanisme semesta Equestria —kerajaan tempat para pony tinggal— di versi film ini. Anda akan terjun bebas langsung ke dunia penuh sakarin.

Tokoh utamanya adalah enam pony, yang belakangan saya tahu berjuluk “Mane Six”, yang punya penampilan, ciri khas, kepribadian, dan kelemahan masing-masing. Mereka terdiri dari: Putri Twilight Sparkle (Tara Strong), si gesit Rainbow Dash (Asleigh Ball), si koboi Applejack (juga Ball), si ngocol Pinkie Pie (Andrea Libman), si pemalu Fluttershy (juga Libman), dan si glamor Rarity (Tabitha St. Germain). Saya lihat tak semuanya mirip; ada yang punya tanduk, ada yang punya sayap, dan ada pula yang tak punya keduanya sama sekali. Mungkin spesiesnya beda; ada yang pony, ada yang unicorn, dan ada yang pegasus. Saya kira pakar My Little Pony bisa menjawabnya. Sebagai tambahan, ada naga mungil bernama Spike (Cathy Weseluck) yang menjadi sidekick mereka.

Bersama dengan seluruh penduduk kerajaan, mereka tengah mempersiapkan Festival Persahabatan. Namun festival ini diganggu dengan kedatangan pony jahat bernama Tempest (Emily Blunt) yang menculik 3 putri Equestria. Tempest sebenarnya diutus oleh bosnya, Storm King (Liev Schreiber) untuk mengambil kekuatan 4 putri, tapi Putri Twilight dkk berhasil lolos di saat-saat terakhir.

Satu-satunya harapan adalah dengan meminta bantuan kepada ras hippogriff (semacam hibrid antara unicorn, pony, dan elang) yang dipimpin oleh Ratu Novo (Uzo Aduba). Namun menemukannya tak mudah, bahkan ada kemungkinan bahwa hippogriff ini sudah tak ada lagi. Belum lagi di perjalanan mereka harus berjumpa dengan berbagai macam rintangan, mulai dari kucing penipu (Taye Diggs) sampai gerombolan bajak laut yang dipimpin oleh kakaktua feminis (Zoe Saldana).

Disutradarai oleh Jayson Thiessen, film ini menyasar gaya film animasi lawas. Penampakan animasi dan gayanya bercerita terlihat seperti animasi yang sering kita tonton di minggu pagi, hanya saja dengan kualitas visual yang lebih kaya. Ada beberapa set-pieces yang sangat menarik, misalnya sekuens bawah air dan pertarungan (ya, anda tak salah baca) di kapal yang melayang di angkasa. Konfliknya sangat sederhana, perkembangan plotnya sudah sering kita lihat, tapi kenapa oh saya masih betah menyaksikannya? Plotnya ringan tapi berisi cukup ketegangan untuk membuat penonton terlibat. Tentu saja, film akan ditutup dengan pesan moral mengenai “persahabatan adalah segalanya” dan adegan dansa yang nge-beat.

Karena filmnya adalah musikal, maka ia diisi dengan beberapa sekuens musikal ala animasi Disney yang diiringi oleh tembang yang digarap oleh komposer Daniel Ingram. Lagu-lagunya tak begitu berkesan tapi cukup keci untuk membuat saya mengangguk-anggukkan kepala. Ada satu lagu yang disumbangkan oleh Sia, yang juga ikut bermain sebagai pony seleb bernama Songbird Serenade.

Film ini jelas dibuat untuk anak-anak kelas 3 SD ke bawah, terutama bagi mereka yang juga suka bermain Barbie. Menontonnya, kita kira, mungkin akan seperti menyaksikan iklan mainan menyilaukan yang berdurasi panjang. Benar juga sebenarnya, karena Hasbro kabarnya memang memaksudkannya untuk tujuan tersebut. Namun film ini manis dan tulus. Anak-anak akan menikmatinya dalam level kenikmatan menonton yang paling dasar, tapi orang dewasa mungkin akan mengapresiasinya karena mengingatkan pada film animasi anak-anak klasik. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

My Little Pony: The Movie

104 menit
Semua Umur - BO
Jayson Thiessen
Meghan McCarthy, Rita Hsiao, Michael Vogel (screenplay), Lauren Faust (serial)
Brian Goldner, Stephen Davis, Marcia Gwendolyn Jones, Haven Alexander
Anthony Di Ninno
Daniel Ingram

Buletin LSF: 'Thor: Ragnarok', 'Stronger', 'Hujan Bulan Juni', dll

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Buletin, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Buletin LSF: 'Thor: Ragnarok', 'Stronger', 'Hujan Bulan Juni', dll
link : Buletin LSF: 'Thor: Ragnarok', 'Stronger', 'Hujan Bulan Juni', dll

Baca juga


October 2017

Film lulus sensor minggu ini antara lain: '2:22', 'Only the Brave', 'Stronger', 'Hujan Bulan Juni', dan 'Thor: Ragnarok'.

Indonesia akan menjadi salah satu dari beberapa negara yang mendapat penayangan Thor: Ragnarok lebih awal daripada Amerika. Di kampung halamannya, film ini baru rilis pada 3 November, sementara akun twitter Marvel Indonesia mengkonfirmasi bahwa filmnya akan tayang di akhir Oktober (kemungkinan besar 25 Oktober). Oleh karena itu, ia sudah dilulussensorkan oleh LSF dengan mendapat rating "13+", tanpa sensor.

Stronger, biopik tentang seorang korban "Boston Marathon Bombing" yang kehilangan kedua kakinya, ternyata diboyong juga masuk ke Indonesia. Film yang dibintangi oleh Jake Gyllenhaal ini sudah tayang sejak bulan lalu di Amerika dan mendapat respon bagus dari kritikus. Sayang, importirnya adalah PT Prima Cinema Multimedia (PCM), yang berarti jadwal rilisnya akan sama gajenya dengan kapan SetNov diadili lagi.

Only the Brave mungkin tak begitu terdengar gaungnya. Namun film mengenai kru pemadam kebakaran elit ini dibintangi oleh nama menarik seperti Josh Brolin, Miles Teller, Jeff Bridges, Taylor Kitsch, James Badge Dale, dan Jennifer Connelly. Amerika akan merilisnya pada 20 Oktober. Entah bagaimana dengan Indonesia, mengingat importirnya yang juga adalah PT PCM.

Satu-satunya film lokal minggu ini adalah Hujan Bulan Juni, adaptasi dari novel populer karya Sapardi Djoko Damono. Dibintangi oleh Adipati Dolken, Velove Vexia, dan aktor Jepang Koutaro Kakimoto, film ini sebenarnya baru akan tayang pada 2 November mendatang.

Berikut daftar lengkap buletin LSF minggu ini.
2:22
1015/DCP/EA/17/12.2026/2017
11 Oktober 2017
PT. Athali Sukses Makmur
DRAMA
17+
2687 Meter / 98 Menit
ONLY THE BRAVE
1020/DCP/EA/13/08.2026/2017
12 Oktober 2017
PT. Prima Cinema Multimedia
DRAMA
13+
3647 Meter / 133 Menit
STRONGER
1025/DCP/EA/17/08.2026/2017
13 Oktober 2017
PT. Prima Cinema Multimedia
DRAMA
17+
3263 Meter / 119 Menit
HUJAN BULAN JUNI
1023/DCP/NAS/13/10.2022/2017
13 Oktober 2017
PT. SINEMA IMAJI KALI AKSI
DRAMA
13+
2632 Meter / 96 Menit
THOR : RAGNAROK
1024/DCP/EA/13/10.2022/2017
13 Oktober 2017
PT. Omega Film
DRAMA / KHAYAL
13+
3565 Meter / 130 Menit
Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem ■UP

[Sumber Data : Lembaga Sensor Film]

Film lulus sensor minggu ini antara lain: '2:22', 'Only the Brave', 'Stronger', 'Hujan Bulan Juni', dan 'Thor: Ragnarok'.

Indonesia akan menjadi salah satu dari beberapa negara yang mendapat penayangan Thor: Ragnarok lebih awal daripada Amerika. Di kampung halamannya, film ini baru rilis pada 3 November, sementara akun twitter Marvel Indonesia mengkonfirmasi bahwa filmnya akan tayang di akhir Oktober (kemungkinan besar 25 Oktober). Oleh karena itu, ia sudah dilulussensorkan oleh LSF dengan mendapat rating "13+", tanpa sensor.

Stronger, biopik tentang seorang korban "Boston Marathon Bombing" yang kehilangan kedua kakinya, ternyata diboyong juga masuk ke Indonesia. Film yang dibintangi oleh Jake Gyllenhaal ini sudah tayang sejak bulan lalu di Amerika dan mendapat respon bagus dari kritikus. Sayang, importirnya adalah PT Prima Cinema Multimedia (PCM), yang berarti jadwal rilisnya akan sama gajenya dengan kapan SetNov diadili lagi.

Only the Brave mungkin tak begitu terdengar gaungnya. Namun film mengenai kru pemadam kebakaran elit ini dibintangi oleh nama menarik seperti Josh Brolin, Miles Teller, Jeff Bridges, Taylor Kitsch, James Badge Dale, dan Jennifer Connelly. Amerika akan merilisnya pada 20 Oktober. Entah bagaimana dengan Indonesia, mengingat importirnya yang juga adalah PT PCM.

Satu-satunya film lokal minggu ini adalah Hujan Bulan Juni, adaptasi dari novel populer karya Sapardi Djoko Damono. Dibintangi oleh Adipati Dolken, Velove Vexia, dan aktor Jepang Koutaro Kakimoto, film ini sebenarnya baru akan tayang pada 2 November mendatang.

Berikut daftar lengkap buletin LSF minggu ini.
2:22
1015/DCP/EA/17/12.2026/2017
11 Oktober 2017
PT. Athali Sukses Makmur
DRAMA
17+
2687 Meter / 98 Menit
ONLY THE BRAVE
1020/DCP/EA/13/08.2026/2017
12 Oktober 2017
PT. Prima Cinema Multimedia
DRAMA
13+
3647 Meter / 133 Menit
STRONGER
1025/DCP/EA/17/08.2026/2017
13 Oktober 2017
PT. Prima Cinema Multimedia
DRAMA
17+
3263 Meter / 119 Menit
HUJAN BULAN JUNI
1023/DCP/NAS/13/10.2022/2017
13 Oktober 2017
PT. SINEMA IMAJI KALI AKSI
DRAMA
13+
2632 Meter / 96 Menit
THOR : RAGNAROK
1024/DCP/EA/13/10.2022/2017
13 Oktober 2017
PT. Omega Film
DRAMA / KHAYAL
13+
3565 Meter / 130 Menit
Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem ■UP

[Sumber Data : Lembaga Sensor Film]

Saturday, October 14, 2017

Review Film: 'Geostorm' (2017)

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Review, Artikel Sci-Fi, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Geostorm' (2017)
link : Review Film: 'Geostorm' (2017)

Baca juga


October 2017

Film 'Geostorm' tak memberikan apa yang ia janjikan. Mana geostorm-nya?

“You can't just touch it and expect everything to work.”
— Jake Lawson
Rating UP:
Berani taruhan bahwa 90% dari penonton yang membeli tiket akan kecewa mendapati film yang mereka tonton ini. Ketika masuk ke bioskop yang menayangkan Geostorm, penonton berharap melihat geostorm, terlepas dari apakah mereka paham apa arti kata tersebut atau tidak. Kita tak mengharapkan hal lain, apalagi lebih sering menyaksikan orang-orang yang ngomong tanpa henti atau terlihat khawatir di depan layar komputer. Film Geostorm tak memberikan apa yang ia janjikan. Mana geostorm-nya?


Film ini harusnya bisa menjadi 2012-nya 2017. Maksud saya, rajanya film bencana dikarenakan usahanya untuk memasukkan segala macam jenis bencana alam ke dalam satu film. Posternya menyesatkan; kita melihat tsunami besar melanda kota. Namun, sebagian besar film dihabiskan dengan obrolan seputar keluarga, kalau tidak yaa konspirasi pemerintah, kalau tidak yaa jargon canggih yang nonsens.

Bukannya saya komplain soal film bencana yang doyan memakai jargon canggih yang nonsens. Film bencana yang efektif, menggunakan hal tersebut sebagai build-up, membuat kita mengantipasi bahaya yang akan datang. Kita tak peduli apakah itu masuk akal secara logika atau hukum fisika, namun percaya saja, wong filmnya bilang begitu. Akan tetapi, ada begitu banyak obrolan seperti itu di dalam film ini, seolah-olah ia bermain seperti A Spacetime Odyssey saja. Padahal masuk akal saja tidak, boro-boro ilmiah. Sekilas info: tak ada orang yang berharap menjadi lebih cerdas setelah menonton film semacam Geostorm. Ketika melihat mobil berkejaran menghindari hujan petir, saya berteriak girang. Ini dia film yang ingin saya tonton. Tiba-tiba, filmnya habis.

Film ini memang juga memparadekan bangunan dan kota yang porak-poranda dengan lebay. Cuma sebentar tapi. Sebagaimana semua film bencana, sekuens seperti ini menggelikan tapi seru untuk ditonton. Premis Geostorm sebenarnya sudah sangat pas sekali konyolnya, tapi ia hanya sebatas menggoda saja. Faktanya, dan ini sangat spoiler sekali, film ini tak menampilkan geostorm sama sekali. Geostorm berhasil dicegah sebelum terjadi. Jadi lebih akurat jika judulnya "Pra-Geostorm".

Yang mencegahnya —dan saya harus menekankan ini— seorang diri (!) adalah Gerard Butler yang bermain sebagai Jake, ilmuwan yang luar biasa cerdas tapi juga luar biasa slenge’an sampai santai saja meledek anggota DPR saat sedang rapat. Untung kejadiannya di Amerika, jadi Jake hanya dipecat saja dari jabatannya sebagai koordinator “Dutch Boy”. Ia digantikan oleh adiknya sendiri, Max (Jim Sturgess). Di Indonesia bikin meme saja bisa dipidanakan, apalagi meledek langsung, Jake.

Oh, saya lupa soal “Dutch Boy”. Perangkat ini adalah semacam satelit yang dibuat oleh 18 negara untuk menanggulangi cuaca ekstrim. Diceritakan di awal bahwa di tahun 2019 bumi dilanda perubahan iklim yang mengerikan. Satelit tadi mampu menetralisir cuaca seperti apapun dengan cara, uhm, menembakkan rudal-rudal yang saya asumsikan sangat-sangat canggih. Tentu saja, alat ini di kemudian hari mengalami malfungsi, yang diprediksi akan memberikan bumi sebuah bencana pamungkas bernama g-e-o-s-t-o-r-m.

Jadi, oleh karena “Dutch Boy” ini rusak, maka kita akan melihat orang-orang tunggang-langgang di jalanan dan kota dibuat berjumpalitan? Hmm, tidak juga, karena misteri di balik sabotase “Dutch Boy” lebih penting. Presiden Amerika (Andy Garcia) serta sekretarisnya (Ed Harris) meminta Max untuk memanggil kembali Jake. Jake harus menangani malfungsi di satelit tersebut, sementara Max, yang ngomong-ngomong pacaran dengan anggota paspampres (Abbie Cornish), menyelidiki siapa dalang dari peristiwa tersebut di bumi.

Dalam film lain, subplot semacam ini biasanya jadi bumbu saja. Dalam Geostorm, ia menjadi bahan utama. Sabotase terjadi beberapa saat ketika Amerika, yang memegang kendali sementara “Dutch Boy”, harus menyerahkan satelit ini kepada PBB. Kejadian in kebetulan bertepatan pula dengan momen kampanye pemilu presiden. Apalagi coba pemicu konflik kalau bukan politik. Helaw, orang-orang di belahan bumi lain lagi panik btw; Timur Tengah diterpa salju, pantai di Brazil membeku, dan suhu udara Hongkong sampai melelehkan aspal. Kalau mau fokus konspirasi politik, kita mending membaca hikayat Setnov.

Film ini digarap oleh Dean Devlin yang memulai debutnya sebagai sutradara setelah bertahun-tahun menjadi produser bagi Roland Emmerich, bapaknya film bencana yang sudah kita akrabi lewat Independence Day, The Day After Tomorrow, dan 2012. Meski berdurasi singkat, efek spesialnya cukup mengagumkan. Mungkin karena dipoles bertahun-tahun. Tapi film bencana bukan sekedar menghancurkan gedung atau monumen. Manusia, sekonyol apapun prilaku mereka di film, adalah salah satu elemen yang membuat film bencana menjadi seru. Makin histeris, makin seru. Apa gunanya film bencana kalau kita tak merasakan bencana yang dirasakan karakternya? Itulah kenapa orang menyewa Emmerich.

Satu pertanyaan mengganjal yang muncul ketika saya melihat Gerard Butler mengambang di ruang angkasa dalam baju astronotnya: bagaimana sebenarnya mekanisme “Dutch Boy”? Satelit ini berfungsi untuk mencegah cuaca ekstrim. Saat disabotase, ia akan memicu geostorm. Tokoh utama kita berjuang mati-matian mengatasi hal tersebut, yang ujung-ujungnya adalah dengan menghancurkan “Dutch Boy”. Nah lho, kalau “Dutch Boy” hancur, bumi dilanda cuaca ekstrim lagi dong? Jika sekuelnya dirilis, saya pasti akan menontonnya. Di film tersebut kita pasti akan mendapatkan bencana sungguhan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Geostorm

109 menit
Remaja
Dean Devlin
Dean Devlin, Paul Guyot
David Ellison, Dean Devlin, Dana Goldberg
Roberto Schaefer
Lorne Balfe

Film 'Geostorm' tak memberikan apa yang ia janjikan. Mana geostorm-nya?

“You can't just touch it and expect everything to work.”
— Jake Lawson
Rating UP:
Berani taruhan bahwa 90% dari penonton yang membeli tiket akan kecewa mendapati film yang mereka tonton ini. Ketika masuk ke bioskop yang menayangkan Geostorm, penonton berharap melihat geostorm, terlepas dari apakah mereka paham apa arti kata tersebut atau tidak. Kita tak mengharapkan hal lain, apalagi lebih sering menyaksikan orang-orang yang ngomong tanpa henti atau terlihat khawatir di depan layar komputer. Film Geostorm tak memberikan apa yang ia janjikan. Mana geostorm-nya?


Film ini harusnya bisa menjadi 2012-nya 2017. Maksud saya, rajanya film bencana dikarenakan usahanya untuk memasukkan segala macam jenis bencana alam ke dalam satu film. Posternya menyesatkan; kita melihat tsunami besar melanda kota. Namun, sebagian besar film dihabiskan dengan obrolan seputar keluarga, kalau tidak yaa konspirasi pemerintah, kalau tidak yaa jargon canggih yang nonsens.

Bukannya saya komplain soal film bencana yang doyan memakai jargon canggih yang nonsens. Film bencana yang efektif, menggunakan hal tersebut sebagai build-up, membuat kita mengantipasi bahaya yang akan datang. Kita tak peduli apakah itu masuk akal secara logika atau hukum fisika, namun percaya saja, wong filmnya bilang begitu. Akan tetapi, ada begitu banyak obrolan seperti itu di dalam film ini, seolah-olah ia bermain seperti A Spacetime Odyssey saja. Padahal masuk akal saja tidak, boro-boro ilmiah. Sekilas info: tak ada orang yang berharap menjadi lebih cerdas setelah menonton film semacam Geostorm. Ketika melihat mobil berkejaran menghindari hujan petir, saya berteriak girang. Ini dia film yang ingin saya tonton. Tiba-tiba, filmnya habis.

Film ini memang juga memparadekan bangunan dan kota yang porak-poranda dengan lebay. Cuma sebentar tapi. Sebagaimana semua film bencana, sekuens seperti ini menggelikan tapi seru untuk ditonton. Premis Geostorm sebenarnya sudah sangat pas sekali konyolnya, tapi ia hanya sebatas menggoda saja. Faktanya, dan ini sangat spoiler sekali, film ini tak menampilkan geostorm sama sekali. Geostorm berhasil dicegah sebelum terjadi. Jadi lebih akurat jika judulnya "Pra-Geostorm".

Yang mencegahnya —dan saya harus menekankan ini— seorang diri (!) adalah Gerard Butler yang bermain sebagai Jake, ilmuwan yang luar biasa cerdas tapi juga luar biasa slenge’an sampai santai saja meledek anggota DPR saat sedang rapat. Untung kejadiannya di Amerika, jadi Jake hanya dipecat saja dari jabatannya sebagai koordinator “Dutch Boy”. Ia digantikan oleh adiknya sendiri, Max (Jim Sturgess). Di Indonesia bikin meme saja bisa dipidanakan, apalagi meledek langsung, Jake.

Oh, saya lupa soal “Dutch Boy”. Perangkat ini adalah semacam satelit yang dibuat oleh 18 negara untuk menanggulangi cuaca ekstrim. Diceritakan di awal bahwa di tahun 2019 bumi dilanda perubahan iklim yang mengerikan. Satelit tadi mampu menetralisir cuaca seperti apapun dengan cara, uhm, menembakkan rudal-rudal yang saya asumsikan sangat-sangat canggih. Tentu saja, alat ini di kemudian hari mengalami malfungsi, yang diprediksi akan memberikan bumi sebuah bencana pamungkas bernama g-e-o-s-t-o-r-m.

Jadi, oleh karena “Dutch Boy” ini rusak, maka kita akan melihat orang-orang tunggang-langgang di jalanan dan kota dibuat berjumpalitan? Hmm, tidak juga, karena misteri di balik sabotase “Dutch Boy” lebih penting. Presiden Amerika (Andy Garcia) serta sekretarisnya (Ed Harris) meminta Max untuk memanggil kembali Jake. Jake harus menangani malfungsi di satelit tersebut, sementara Max, yang ngomong-ngomong pacaran dengan anggota paspampres (Abbie Cornish), menyelidiki siapa dalang dari peristiwa tersebut di bumi.

Dalam film lain, subplot semacam ini biasanya jadi bumbu saja. Dalam Geostorm, ia menjadi bahan utama. Sabotase terjadi beberapa saat ketika Amerika, yang memegang kendali sementara “Dutch Boy”, harus menyerahkan satelit ini kepada PBB. Kejadian in kebetulan bertepatan pula dengan momen kampanye pemilu presiden. Apalagi coba pemicu konflik kalau bukan politik. Helaw, orang-orang di belahan bumi lain lagi panik btw; Timur Tengah diterpa salju, pantai di Brazil membeku, dan suhu udara Hongkong sampai melelehkan aspal. Kalau mau fokus konspirasi politik, kita mending membaca hikayat Setnov.

Film ini digarap oleh Dean Devlin yang memulai debutnya sebagai sutradara setelah bertahun-tahun menjadi produser bagi Roland Emmerich, bapaknya film bencana yang sudah kita akrabi lewat Independence Day, The Day After Tomorrow, dan 2012. Meski berdurasi singkat, efek spesialnya cukup mengagumkan. Mungkin karena dipoles bertahun-tahun. Tapi film bencana bukan sekedar menghancurkan gedung atau monumen. Manusia, sekonyol apapun prilaku mereka di film, adalah salah satu elemen yang membuat film bencana menjadi seru. Makin histeris, makin seru. Apa gunanya film bencana kalau kita tak merasakan bencana yang dirasakan karakternya? Itulah kenapa orang menyewa Emmerich.

Satu pertanyaan mengganjal yang muncul ketika saya melihat Gerard Butler mengambang di ruang angkasa dalam baju astronotnya: bagaimana sebenarnya mekanisme “Dutch Boy”? Satelit ini berfungsi untuk mencegah cuaca ekstrim. Saat disabotase, ia akan memicu geostorm. Tokoh utama kita berjuang mati-matian mengatasi hal tersebut, yang ujung-ujungnya adalah dengan menghancurkan “Dutch Boy”. Nah lho, kalau “Dutch Boy” hancur, bumi dilanda cuaca ekstrim lagi dong? Jika sekuelnya dirilis, saya pasti akan menontonnya. Di film tersebut kita pasti akan mendapatkan bencana sungguhan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Geostorm

109 menit
Remaja
Dean Devlin
Dean Devlin, Paul Guyot
David Ellison, Dean Devlin, Dana Goldberg
Roberto Schaefer
Lorne Balfe

Review Film: 'Blade Runner 2049' (2017)

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Review, Artikel Sci-Fi, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Blade Runner 2049' (2017)
link : Review Film: 'Blade Runner 2049' (2017)

Baca juga


October 2017

'Blade Runner 2049' tak mengulang, menganulir, atau mengganti tema dari film orisinalnya, alih-alih membuatnya semakin kaya.

“Things were simpler then.”
— K
Rating UP:
Blade Runner 2049 adalah sekuel yang sepadan bagi pendahulunya, Blade Runner yang sekarang menyandang status sebagai film cult yang legendaris. Sutradara Denis Villeneuve baru saja memberikan sebuah pencapaian yang hampir mustahil dilakukan. Ia menghormati film pendahulunya, mengekspansi mitologinya, sekaligus membuat sebuah film bagus yang bisa berdiri sendiri. Blade Runner 2049 layak bersanding dengan Aliens, Star Wars: The Empire Strikes Back, dan Terminator 2: Judgment Day sebagai film sekuel terbaik.


Eksistensi Blade Runner 2049 sendiri sebenarnya sudah merupakan suatu keajaiban. Langka sekali studio yang mau bertaruh seriskan ini, membangkitkan kembali merek yang bukan sebuah properti klasik yang menjanjikan secara komersial. Memang Blade Runner merupakan salah satu film scifi paling berpengaruh, namun ia gagal mencatatkan raihan box office yang jangankan menguntungkan, balik modal saja tidak. Bahkan petinggi Warner Bros sendiri takut penonton takkan mengerti dengan filmnya sampai harus menambahkan narasi yang menganggu di dalam versi orisinalnya yang dirilis di tahun 1982. Jadi kita harus memberikan kredit kepada siapapun eksekutif Warner Bros sekarang yang nekat melampuhijaukan proyek ini lantas memberikan bujet jor-joran kepada Villeneuve, sutradara yang notabene tak dikenal karena keterampilan blockbusternya.

Ketika menonton Arrival, saya mendapati gaya sinematis Villeneuve sedikit menjauhkan saya dari elemen manusiawi filmnya. Blade Runner 2049 ternyata wadah yang sangat pas bagi gaya Villeneuve yang dingin, kaku, dan selow, karena dunia Blade Runner adalah dunia yang dingin. Ia diisi dengan karakter non-manusia, dan kalaupun ada manusianya, mereka tak bertingkah manusiawi. Sebentar. Atau jangan-jangan mereka memang bukan manusia?

Salah satu aspek yang membuat filmnya segar adalah karena ia dibangun dengan pondasi yang cerdas. Ia tahu apa yang kita sudah tahu. Blade Runner 2049 tak lagi bermain dengan persepsi di Blade Runner dimana Replika (terjemahan resmi dari istilah “Replicant”) secara umum tak tahu bahwa mereka adalah Replika. Para Replika sudah cukup pintar untuk menyadari jati diri mereka. Mereka tahu bahwa ingatan mereka ditanam. Namun di film ini tetap ada sesuatu, yang tak berani saya ungkap disini, yang membuat mereka merasa semakin mendekati manusia. Konfliknya selalu soal Replika yang ingin menjadi manusia, dan Blade Runner 2049 mengambil perspektif yang semakin memperdalam tema tersebut. Ruang lingkup plotnya relatif lebih kecil dibanding Blade Runner tapi temanya semakin berkembang.

Di Amerika, Villeneuve dan Warner Bros meminta kritikus untuk tak mengungkap sebagian besar poin plot dan karakter tertentu dalam review mereka. Bukannya saya sok-sokan kritikus—apalah blog saya ini— tapi saya akan melakukan hal yang sama, karena memang cara terbaik untuk menikmati film ini adalah dengan mengetahui tentangnya sesedikit mungkin. Beberapa bagian cerita dan beberapa pengungkapannya memang lebih baik tak tersentuh sebelum menontonnya langsung. Saya akan manut dengan wangsit dari Villeneuve, dan hanya akan memaparkan konteks dan apa yang kita tahu dari materi promonya, seperti kemunculan Rick Deckard (Harrison Ford) atau peristiwa blackout di tahun 2020 yang menghapus semua data mengenai Replika.

Tokoh utama kita adalah K (Ryan Gosling), seorang Blade Runner —polisi yang ditugaskan untuk memburu dan “menetralisir” Replika— yang tahu bahwa ia adalah Replika. Gosling merupakan pilihan sempurna untuk memerankan K. Ia aktor karismatik yang bisa menyembunyikan ekspresi di permukaan —ia bahkan tak pernah tersenyum— tapi menyimpan banyak emosi di dalam. Blade Runner 2049 merupakan perjalanan spiritual bagi K.

Setiap selesai menuntaskan misi, ia diwajibkan oleh bosnya, Letnan Joshi (Robin Wright) melakukan tes psikologis sederhana untuk memastikan kewarasannya sebagai Replika. Ia sadar bahwa ia tak punya masa kecil, bahwa masa kanak-kanaknya yang bermain dengan miniatur kuda kayu adalah ingatan yang ditanam. Atau jangan-jangan bukan begitu? K adalah penyendiri tapi ia tinggal bersama pacar hologram bernama Joi (Ana de Armas) yang bisa berganti baju dari satu pakaian seksi ke pakaian seksi lainnya dalam sekejap, membuatkannya masakan fiktif, dan memberinya perhatian dan kehangatan yang tak didapatkannya dari manusia.

Pasca blackout di tahun 2020, perusahaan Tyrell kolaps. Bisnis produksi Replika sekarang diambil alih oleh jenius sinting Niander Wallace (Jared Leto) yang punya mata seram dan banyak bicara soal omong kosong filosofis. Perusahaan Wallace menciptakan Replika model baru yang lebih canggih dan lebih patuh. Ia punya ajudan seorang Replika wanita tegas bernama Luv (Sylvia Hoeks).

Plot film ini mirip dengan Blade Runner yang dimulai dengan misi sederhana ala detektif sebelum karakter utama kita terpaksa terjun ke dalam misteri noir yang lebih kompleks. Di awal film, K diperintahkan untuk melenyapkan seorang Replika lama bernama Sapper (Dave Bautista) yang hidup dengan tenang sebagai petani di sebuah desa. Namun apa yang K temukan disana membawanya ke dalam intrik yang melibatkan jati dirinya dan hakikat Replika itu sendiri. Sesuatu yang mengancam “hukum alam” yang membedakan manusia dengan Replika dan bisa menghancurkan semuanya.

Meski begitu, film ini tak mengulang lagu lama pendahulunya atau sekadar mengalihkan perhatian kita lewat nostalgia. Ia mengangkat ide baru yang merupakan hasil ekspansi dari ide lama yang menjadi tema ikonik Blade Runner. Kita bahkan tak terlalu menantikan kemunculan Deckard karena sudah begitu larut dengan ceritanya, meski Deckard sendiri punya peran yang sangat krusial nantinya. Pertanyaan filosofis dari novel Philip K. Dick yang menjadi materi sumber dari Blade Runner, ternyata masih bisa dibuat terasa baru. Apa yang membuat manusia menjadi manusia? Apa yang membedakan manusia dengan Replika saat mereka punya fisik yang mirip? Ketika memori bisa ditanam, apakah ia tak lagi relevan saat Replika menyadarinya padahal mereka merasakannya secara personal? Jika Replika bisa berpikir dan merasa, bisakah mereka disebut manusia?

Dengan durasi mencapai 163 menit, Blade Runner 2049 terasa sedikit panjang. Namun Villeneuve menjaga agar atmosfer filmnya tetap mencekat. Film ini bukan space opera berorientasi aksi melainkan misteri neo-noir yang mengandalkan mood. Tiga puluh tahun pasca Deckard menghilang, Los Angeles masih terlihat sebagai kota futuristik dengan baliho raksasa berlampu neon dan gedung-gedung gelap yang menjulang tinggi. Hanya saja, suasananya lebih buruk. Bersama sinematografer legendaris Roger Deakins, Villeneuve menyuguhkan sebuah semesta yang suram tapi cantik. Set-nya mengagumkan, dan skema warnanya —baik di reruntuhan berlatar langit jingga, balutan salju, atau klimaks di dam buatan— sangat memanjakan mata. Didampingi dengan scoring berderu dan menggelegar dari Hans Zimmer dan Benjamin Walfisch, film ini adalah pengalaman sinematis yang luar biasa.

Terlalu dini untuk menyebut Blade Runner 2049 akan menjadi film klasik seperti pendahulunya yang punya dampak besar terhadap genre scifi. Namun ini memang film yang powerful. Filmnya tak mengulang, menganulir, atau mengganti tema dari film orisinalnya, alih-alih membuatnya semakin kaya. Ia menjawab beberapa hal dari Blade Runner sekaligus mengangkat pertanyaan-pertanyaan baru. Ceritanya anyar, tapi berhubungan kuat dengan masa lalu, sekaligus membuka kemungkinan baru untuk masa depan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Blade Runner 2049

163 menit
Dewasa
Denis Villeneuve
Hampton Fancher, Michael Green (screenplay), Philip K. Dick (novel)
Andrew A. Kosove, Broderick Johnson, Bud Yorkin, Cynthia Yorkin
Roger Deakins
Hans Zimmer, Benjamin Wallfisch

'Blade Runner 2049' tak mengulang, menganulir, atau mengganti tema dari film orisinalnya, alih-alih membuatnya semakin kaya.

“Things were simpler then.”
— K
Rating UP:
Blade Runner 2049 adalah sekuel yang sepadan bagi pendahulunya, Blade Runner yang sekarang menyandang status sebagai film cult yang legendaris. Sutradara Denis Villeneuve baru saja memberikan sebuah pencapaian yang hampir mustahil dilakukan. Ia menghormati film pendahulunya, mengekspansi mitologinya, sekaligus membuat sebuah film bagus yang bisa berdiri sendiri. Blade Runner 2049 layak bersanding dengan Aliens, Star Wars: The Empire Strikes Back, dan Terminator 2: Judgment Day sebagai film sekuel terbaik.


Eksistensi Blade Runner 2049 sendiri sebenarnya sudah merupakan suatu keajaiban. Langka sekali studio yang mau bertaruh seriskan ini, membangkitkan kembali merek yang bukan sebuah properti klasik yang menjanjikan secara komersial. Memang Blade Runner merupakan salah satu film scifi paling berpengaruh, namun ia gagal mencatatkan raihan box office yang jangankan menguntungkan, balik modal saja tidak. Bahkan petinggi Warner Bros sendiri takut penonton takkan mengerti dengan filmnya sampai harus menambahkan narasi yang menganggu di dalam versi orisinalnya yang dirilis di tahun 1982. Jadi kita harus memberikan kredit kepada siapapun eksekutif Warner Bros sekarang yang nekat melampuhijaukan proyek ini lantas memberikan bujet jor-joran kepada Villeneuve, sutradara yang notabene tak dikenal karena keterampilan blockbusternya.

Ketika menonton Arrival, saya mendapati gaya sinematis Villeneuve sedikit menjauhkan saya dari elemen manusiawi filmnya. Blade Runner 2049 ternyata wadah yang sangat pas bagi gaya Villeneuve yang dingin, kaku, dan selow, karena dunia Blade Runner adalah dunia yang dingin. Ia diisi dengan karakter non-manusia, dan kalaupun ada manusianya, mereka tak bertingkah manusiawi. Sebentar. Atau jangan-jangan mereka memang bukan manusia?

Salah satu aspek yang membuat filmnya segar adalah karena ia dibangun dengan pondasi yang cerdas. Ia tahu apa yang kita sudah tahu. Blade Runner 2049 tak lagi bermain dengan persepsi di Blade Runner dimana Replika (terjemahan resmi dari istilah “Replicant”) secara umum tak tahu bahwa mereka adalah Replika. Para Replika sudah cukup pintar untuk menyadari jati diri mereka. Mereka tahu bahwa ingatan mereka ditanam. Namun di film ini tetap ada sesuatu, yang tak berani saya ungkap disini, yang membuat mereka merasa semakin mendekati manusia. Konfliknya selalu soal Replika yang ingin menjadi manusia, dan Blade Runner 2049 mengambil perspektif yang semakin memperdalam tema tersebut. Ruang lingkup plotnya relatif lebih kecil dibanding Blade Runner tapi temanya semakin berkembang.

Di Amerika, Villeneuve dan Warner Bros meminta kritikus untuk tak mengungkap sebagian besar poin plot dan karakter tertentu dalam review mereka. Bukannya saya sok-sokan kritikus—apalah blog saya ini— tapi saya akan melakukan hal yang sama, karena memang cara terbaik untuk menikmati film ini adalah dengan mengetahui tentangnya sesedikit mungkin. Beberapa bagian cerita dan beberapa pengungkapannya memang lebih baik tak tersentuh sebelum menontonnya langsung. Saya akan manut dengan wangsit dari Villeneuve, dan hanya akan memaparkan konteks dan apa yang kita tahu dari materi promonya, seperti kemunculan Rick Deckard (Harrison Ford) atau peristiwa blackout di tahun 2020 yang menghapus semua data mengenai Replika.

Tokoh utama kita adalah K (Ryan Gosling), seorang Blade Runner —polisi yang ditugaskan untuk memburu dan “menetralisir” Replika— yang tahu bahwa ia adalah Replika. Gosling merupakan pilihan sempurna untuk memerankan K. Ia aktor karismatik yang bisa menyembunyikan ekspresi di permukaan —ia bahkan tak pernah tersenyum— tapi menyimpan banyak emosi di dalam. Blade Runner 2049 merupakan perjalanan spiritual bagi K.

Setiap selesai menuntaskan misi, ia diwajibkan oleh bosnya, Letnan Joshi (Robin Wright) melakukan tes psikologis sederhana untuk memastikan kewarasannya sebagai Replika. Ia sadar bahwa ia tak punya masa kecil, bahwa masa kanak-kanaknya yang bermain dengan miniatur kuda kayu adalah ingatan yang ditanam. Atau jangan-jangan bukan begitu? K adalah penyendiri tapi ia tinggal bersama pacar hologram bernama Joi (Ana de Armas) yang bisa berganti baju dari satu pakaian seksi ke pakaian seksi lainnya dalam sekejap, membuatkannya masakan fiktif, dan memberinya perhatian dan kehangatan yang tak didapatkannya dari manusia.

Pasca blackout di tahun 2020, perusahaan Tyrell kolaps. Bisnis produksi Replika sekarang diambil alih oleh jenius sinting Niander Wallace (Jared Leto) yang punya mata seram dan banyak bicara soal omong kosong filosofis. Perusahaan Wallace menciptakan Replika model baru yang lebih canggih dan lebih patuh. Ia punya ajudan seorang Replika wanita tegas bernama Luv (Sylvia Hoeks).

Plot film ini mirip dengan Blade Runner yang dimulai dengan misi sederhana ala detektif sebelum karakter utama kita terpaksa terjun ke dalam misteri noir yang lebih kompleks. Di awal film, K diperintahkan untuk melenyapkan seorang Replika lama bernama Sapper (Dave Bautista) yang hidup dengan tenang sebagai petani di sebuah desa. Namun apa yang K temukan disana membawanya ke dalam intrik yang melibatkan jati dirinya dan hakikat Replika itu sendiri. Sesuatu yang mengancam “hukum alam” yang membedakan manusia dengan Replika dan bisa menghancurkan semuanya.

Meski begitu, film ini tak mengulang lagu lama pendahulunya atau sekadar mengalihkan perhatian kita lewat nostalgia. Ia mengangkat ide baru yang merupakan hasil ekspansi dari ide lama yang menjadi tema ikonik Blade Runner. Kita bahkan tak terlalu menantikan kemunculan Deckard karena sudah begitu larut dengan ceritanya, meski Deckard sendiri punya peran yang sangat krusial nantinya. Pertanyaan filosofis dari novel Philip K. Dick yang menjadi materi sumber dari Blade Runner, ternyata masih bisa dibuat terasa baru. Apa yang membuat manusia menjadi manusia? Apa yang membedakan manusia dengan Replika saat mereka punya fisik yang mirip? Ketika memori bisa ditanam, apakah ia tak lagi relevan saat Replika menyadarinya padahal mereka merasakannya secara personal? Jika Replika bisa berpikir dan merasa, bisakah mereka disebut manusia?

Dengan durasi mencapai 163 menit, Blade Runner 2049 terasa sedikit panjang. Namun Villeneuve menjaga agar atmosfer filmnya tetap mencekat. Film ini bukan space opera berorientasi aksi melainkan misteri neo-noir yang mengandalkan mood. Tiga puluh tahun pasca Deckard menghilang, Los Angeles masih terlihat sebagai kota futuristik dengan baliho raksasa berlampu neon dan gedung-gedung gelap yang menjulang tinggi. Hanya saja, suasananya lebih buruk. Bersama sinematografer legendaris Roger Deakins, Villeneuve menyuguhkan sebuah semesta yang suram tapi cantik. Set-nya mengagumkan, dan skema warnanya —baik di reruntuhan berlatar langit jingga, balutan salju, atau klimaks di dam buatan— sangat memanjakan mata. Didampingi dengan scoring berderu dan menggelegar dari Hans Zimmer dan Benjamin Walfisch, film ini adalah pengalaman sinematis yang luar biasa.

Terlalu dini untuk menyebut Blade Runner 2049 akan menjadi film klasik seperti pendahulunya yang punya dampak besar terhadap genre scifi. Namun ini memang film yang powerful. Filmnya tak mengulang, menganulir, atau mengganti tema dari film orisinalnya, alih-alih membuatnya semakin kaya. Ia menjawab beberapa hal dari Blade Runner sekaligus mengangkat pertanyaan-pertanyaan baru. Ceritanya anyar, tapi berhubungan kuat dengan masa lalu, sekaligus membuka kemungkinan baru untuk masa depan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Blade Runner 2049

163 menit
Dewasa
Denis Villeneuve
Hampton Fancher, Michael Green (screenplay), Philip K. Dick (novel)
Andrew A. Kosove, Broderick Johnson, Bud Yorkin, Cynthia Yorkin
Roger Deakins
Hans Zimmer, Benjamin Wallfisch

Thursday, October 12, 2017

Dwayne Johnson Pastikan Bintangi Spin-Off ‘Fast & Furious’ Bersama Jason Statham

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Dwayne Johnson Pastikan Bintangi Spin-Off ‘Fast & Furious’ Bersama Jason Statham
link : Dwayne Johnson Pastikan Bintangi Spin-Off ‘Fast & Furious’ Bersama Jason Statham

Baca juga


October 2017

Dwayne Johnson akhirnya mengkonfirmasi spin-off 'Fast and Furious' yang ia bintangi bersama Jason Statham.

Setelah sekian lama hanya menjadi kabar simpang siur, Dwayne Johnson akhirnya mengkonfirmasi spin-off Fast and Furious yang ia bintangi bersama Jason Statham.

Kepastian ini disampaikan Johnson melalui Instagram, beberapa hari pasca sesama pemain franchise Fast and Furious, Tyrese Gibson, menuding Johnson sebagai biang di balik penundaan rilis Fast and Furious 9 dari 2019 ke 2020. Gibson pun sampai menyebut Johnson figur yang egois dan menudingnya sebagai pemecah belah Fast Family, julukan bagi jajaran pemain franchise Fast and Furious. Namun hingga saat ini, Johnson belum merespon pernyataan miring Gibson, dan ia tetap kukuh dengan keputusannya untuk tampil di spin-off Fast and Furious bersama Statham.

Johnson sendiri memulai debutnya di franchise Fast and Furious sebagai agen Hobbs di Fast Five, sedangkan Statham mulai memerankan villain Deckard Shaw di Furious 7. Sejak dua karakter tersebut kerap berinteraksi di The Fate of the Furious, duet mereka memang terlihat asyik dan dinilai layak dibuatkan filmnya sendiri.

Saat mengumumkan spin-off Hobbs, Johnson menjanjikan film ini akan menawarkan sesuatu yang fresh dan badass, serta menghadirkan karakter baru yang akan dicintai para fans. Disamping itu, Johnson juga mengklaim spin-off ini akan mengkspansi universe Fast and Furious dengan cara yang keren dan seru. Dan menariknya lagi, meski belum punya sutradara, Jonson memastikan spin-off Hobbs siap meluncur pada 26 Juli 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Dwayne Johnson akhirnya mengkonfirmasi spin-off 'Fast and Furious' yang ia bintangi bersama Jason Statham.

Setelah sekian lama hanya menjadi kabar simpang siur, Dwayne Johnson akhirnya mengkonfirmasi spin-off Fast and Furious yang ia bintangi bersama Jason Statham.

Kepastian ini disampaikan Johnson melalui Instagram, beberapa hari pasca sesama pemain franchise Fast and Furious, Tyrese Gibson, menuding Johnson sebagai biang di balik penundaan rilis Fast and Furious 9 dari 2019 ke 2020. Gibson pun sampai menyebut Johnson figur yang egois dan menudingnya sebagai pemecah belah Fast Family, julukan bagi jajaran pemain franchise Fast and Furious. Namun hingga saat ini, Johnson belum merespon pernyataan miring Gibson, dan ia tetap kukuh dengan keputusannya untuk tampil di spin-off Fast and Furious bersama Statham.

Johnson sendiri memulai debutnya di franchise Fast and Furious sebagai agen Hobbs di Fast Five, sedangkan Statham mulai memerankan villain Deckard Shaw di Furious 7. Sejak dua karakter tersebut kerap berinteraksi di The Fate of the Furious, duet mereka memang terlihat asyik dan dinilai layak dibuatkan filmnya sendiri.

Saat mengumumkan spin-off Hobbs, Johnson menjanjikan film ini akan menawarkan sesuatu yang fresh dan badass, serta menghadirkan karakter baru yang akan dicintai para fans. Disamping itu, Johnson juga mengklaim spin-off ini akan mengkspansi universe Fast and Furious dengan cara yang keren dan seru. Dan menariknya lagi, meski belum punya sutradara, Jonson memastikan spin-off Hobbs siap meluncur pada 26 Juli 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Film 'Gambit' Dapatkan Tanggal Rilis

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Film 'Gambit' Dapatkan Tanggal Rilis
link : Film 'Gambit' Dapatkan Tanggal Rilis

Baca juga


October 2017

Sempat terkatung-katung, proyek film 'Gambit' kini mulai menunjukkan perkembangan positif.

Sempat terkatung-katung, proyek film Gambit kini mulai menunjukkan perkembangan positif. Hal ini pun dibuktikan keputusan Fox yang baru saja menetapkan tanggal rilis dari film mutant yang dibintangi Channing Tatum sebagai karakter titular.

Seperti yang dilansir Deadline, Fox berencana merilis Gambit pada 14 Februari 2019. Dengan demikian, di Hari Valentine tersebut Gambit akan menantang film komedi Liam Hemsworth dan Rebel Wilson, Isn’t It Romantic, dan satu film untitled produksi Blumhouse.

Penentuan tanggal rilis Gambit sendiri dilakukan seminggu pasca studio menunjuk Gore Verbinski sebagai sutradara. Verbinski sebelumnya dikenal lewat The Lone Ranger, A Cure for Wellness, Pirates of the Caribbean dan The Ring. Selain Tatum, untuk saat ini belum diketahui siapa pemain lain yang terlibat di Gambit. Namun sempat ada rumor bahwa aktor James Bond, Daniel Craig, akan menjadi villain Mr. Sinister.

Gambit a.k.a. Remy LeBeau sendiri merupakan mutan yang ahli melempar kartu dan juga mampu memanipulasi energi kinetik. Filmnya dikembangkan sejak 2014 lalu, dengan naskah yang ditulis Josh Zetumer (RoboCop reboot). Saat itu, bangku sutradara ditempati oleh Rupert Wyatt (Rise of the Planet of Apes), sebeum ia mundur dan digantikan Doug Liman (Edge of Tomorrow). Sayangnya, Liman akhirnya memutuskan mundur lantaran ia tak merasakan ada koneksi dengan karakter Gambit.

Kini dengan dijadwalkannya Gambit untuk Februari 2019, ada kemungkinan filmnya akan syuting pada 2018 mendatang. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sempat terkatung-katung, proyek film 'Gambit' kini mulai menunjukkan perkembangan positif.

Sempat terkatung-katung, proyek film Gambit kini mulai menunjukkan perkembangan positif. Hal ini pun dibuktikan keputusan Fox yang baru saja menetapkan tanggal rilis dari film mutant yang dibintangi Channing Tatum sebagai karakter titular.

Seperti yang dilansir Deadline, Fox berencana merilis Gambit pada 14 Februari 2019. Dengan demikian, di Hari Valentine tersebut Gambit akan menantang film komedi Liam Hemsworth dan Rebel Wilson, Isn’t It Romantic, dan satu film untitled produksi Blumhouse.

Penentuan tanggal rilis Gambit sendiri dilakukan seminggu pasca studio menunjuk Gore Verbinski sebagai sutradara. Verbinski sebelumnya dikenal lewat The Lone Ranger, A Cure for Wellness, Pirates of the Caribbean dan The Ring. Selain Tatum, untuk saat ini belum diketahui siapa pemain lain yang terlibat di Gambit. Namun sempat ada rumor bahwa aktor James Bond, Daniel Craig, akan menjadi villain Mr. Sinister.

Gambit a.k.a. Remy LeBeau sendiri merupakan mutan yang ahli melempar kartu dan juga mampu memanipulasi energi kinetik. Filmnya dikembangkan sejak 2014 lalu, dengan naskah yang ditulis Josh Zetumer (RoboCop reboot). Saat itu, bangku sutradara ditempati oleh Rupert Wyatt (Rise of the Planet of Apes), sebeum ia mundur dan digantikan Doug Liman (Edge of Tomorrow). Sayangnya, Liman akhirnya memutuskan mundur lantaran ia tak merasakan ada koneksi dengan karakter Gambit.

Kini dengan dijadwalkannya Gambit untuk Februari 2019, ada kemungkinan filmnya akan syuting pada 2018 mendatang. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Trailer ‘Avengers: Infinity War’ Dipastikan Rilis Sebelum Akhir Tahun

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Trailer ‘Avengers: Infinity War’ Dipastikan Rilis Sebelum Akhir Tahun
link : Trailer ‘Avengers: Infinity War’ Dipastikan Rilis Sebelum Akhir Tahun

Baca juga


October 2017

Kapankah kita bisa melihat cuplikan film yang mempertemukan The Avengers dan Guardians of the Galaxy ini?

Proses syuting Avengers: Infinity War diketahui telah tuntas sejak bulan Juli 2017 lalu. Dengan masuknya film puncak Marvel Cinematic Universe Phase 3 ke fase pasca-produksi, artinya trailer Infinity War sedang disiapkan Marvel untuk rilis pada waktu tertentu. Lantas, kapankah kita bisa melihat cuplikan film yang mempertemukan The Avengers dan Guardians of the Galaxy ini?

Lewat sebuah wawancara, Kevin Feige selaku pimpinan Marvel Studios memastikan trailer perdana Infinity War datang sebelum akhir tahun. Mesk Feige tak mengungkap tanggal rilis secara spesifik, kini telah mencuat prediksi yang didasari oleh riwayat Marvel dalam meluncurkan trailer belakangan ini.

Ada kemungkinan Marvel merilis trailer Infinity War di sela salah satu pertandingan final Monday Night Football, yang tayang di channel ESPN milik Disney. Untuk diingat, Disney baru saja menggunakan Monday Night Football pekan ini untuk meluncurkan trailer anyar Star Wars: The Last Jedi. Selain itu, Disney dan Lucasfilm juga menggunakan MNF untuk merilis salah satu trailer Star Wars: The Force Awakens pada 2015.

Namun satu hal yang patut digarisbawahi, untuk perilisan trailer dan footage film Marvel, Disney cenderung memilih acara Jimmy Kimmel Live.Tercatat beberapa trailer film Marvel yang dirilis di acara talkshow ternama ini meliputi Guardians of the Galaxy Vol. 2, Doctor Strange dan Captain America: Civil War. Alhasil, tak mengejutkan bila Infinity War yang digadang jadi film terbesar Marvel ini akan memamerkan trailer perdananya di Jimmy Kimmel Live.

Avengers: Infinity War sendiri disutradarai Russo bersaudara, yang sebelumnya sukses membesut dua film solo terakhir Captain America. Menjadi puncak dari segala event yang terjadi sejak Phase 1 hingga Phase 3, Infinity War akan menyatukan segenap superhero MCU untuk menaklukkan supervillain terkuat bernama Thanos. Russo pun mensinyalkan film raksasa ini akan menampung 67 karakter.

Avengers: Infinity War akan dirilis 4 Mei 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Kapankah kita bisa melihat cuplikan film yang mempertemukan The Avengers dan Guardians of the Galaxy ini?

Proses syuting Avengers: Infinity War diketahui telah tuntas sejak bulan Juli 2017 lalu. Dengan masuknya film puncak Marvel Cinematic Universe Phase 3 ke fase pasca-produksi, artinya trailer Infinity War sedang disiapkan Marvel untuk rilis pada waktu tertentu. Lantas, kapankah kita bisa melihat cuplikan film yang mempertemukan The Avengers dan Guardians of the Galaxy ini?

Lewat sebuah wawancara, Kevin Feige selaku pimpinan Marvel Studios memastikan trailer perdana Infinity War datang sebelum akhir tahun. Mesk Feige tak mengungkap tanggal rilis secara spesifik, kini telah mencuat prediksi yang didasari oleh riwayat Marvel dalam meluncurkan trailer belakangan ini.

Ada kemungkinan Marvel merilis trailer Infinity War di sela salah satu pertandingan final Monday Night Football, yang tayang di channel ESPN milik Disney. Untuk diingat, Disney baru saja menggunakan Monday Night Football pekan ini untuk meluncurkan trailer anyar Star Wars: The Last Jedi. Selain itu, Disney dan Lucasfilm juga menggunakan MNF untuk merilis salah satu trailer Star Wars: The Force Awakens pada 2015.

Namun satu hal yang patut digarisbawahi, untuk perilisan trailer dan footage film Marvel, Disney cenderung memilih acara Jimmy Kimmel Live.Tercatat beberapa trailer film Marvel yang dirilis di acara talkshow ternama ini meliputi Guardians of the Galaxy Vol. 2, Doctor Strange dan Captain America: Civil War. Alhasil, tak mengejutkan bila Infinity War yang digadang jadi film terbesar Marvel ini akan memamerkan trailer perdananya di Jimmy Kimmel Live.

Avengers: Infinity War sendiri disutradarai Russo bersaudara, yang sebelumnya sukses membesut dua film solo terakhir Captain America. Menjadi puncak dari segala event yang terjadi sejak Phase 1 hingga Phase 3, Infinity War akan menyatukan segenap superhero MCU untuk menaklukkan supervillain terkuat bernama Thanos. Russo pun mensinyalkan film raksasa ini akan menampung 67 karakter.

Avengers: Infinity War akan dirilis 4 Mei 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Box Office: 'Blade Runner 2049' Lempem Meski Jadi Jawara

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'Blade Runner 2049' Lempem Meski Jadi Jawara
link : Box Office: 'Blade Runner 2049' Lempem Meski Jadi Jawara

Baca juga


October 2017

Meski menjadi jawara, hype solid dan review bagus tak cukup untuk membuat 'Blade Runner 2049' memperoleh debut yang memuaskan. Nasib serupa juga menimpa 'The Mountain Between Us' dan 'My Little Pony'. Berikut rekap box office minggu ini.

Sebelumnya, mengingat reputasi Blade Runner sebagai film cult legendaris, Blade Runner 2049 berpotensi menjadi salah satu blockbuster pra musim gugur terbesar. Setelah embargo diangkat dan kritikus memberikan review yang impresif, antisipasi semakin meningkat. Terbukti saat perilisannya penonton juga memberikan respon yang bagus (CinemaScore "A-"). Sayangnya, hal ini tak begitu membantu performanya di box office.

Hanya memperoleh $32,6 juta, Blade Runner 2049 memang berhasil menjadi jawara minggu ini, tetapi debutnya berada di bawah ekspektasi Warner Bros yang sudah relatif rendah. Angka ini tentu tak sesuai harapan untuk film yang berbujet hingga $150 juta. Lemahnya performa ini bukan karena kurangnya layar, mengingat filmnya yang tayang hampir di seluruh jaringan bioskop Amerika. Spekulasi mengarah pada ratingnya yang "R/Dewasa", durasinya yang terlalu panjang sehingga mengurangi jumlah show, atau lebih sederhana lagi, penonton yang memang tak begitu tertarik gara-gara materi promosinya yang terlalu rahasia.

Walau dianggap sebagai salah satu film scifi paling berpengaruh sepanjang masa, mungkin pesona Blade Runner hanya terbatas di kalangan tertentu saja. Apalagi ada jeda waktu 35 tahun antara film orisinalnya dengan Blade Runner 2049 ini. Dengan hasil ini, rencana Ridley Scott untuk mem-franchise-kan Blade Runner mungkin takkan berjalan mulus.

Meski begitu, ini menjadi debut terbesar sepanjang karir Ryan Gosling dan sutradara Denis Villeneuve. Di luar Amerika, Blade Runner 2049 memperoleh debut yang cukup solid, $50,2 juta dari 63 negara sehinga totalnya secara global menjadi $82,8 juta. UK memimpin dengan $8 juta, diikuti oleh Rusia ($4,9 juta) dan Australia ($3,6 juta). Distribusi di luar Amerika ditangani oleh Sony yang baru akan merilis filmnya di beberapa pasar kunci Asia pada akhir bulan nanti.

Di posisi kedua, film romance yang dibintangi Kate Winslet dan Idris Elba, The Mountain Between Us mencatatkan debut $10,6 juta. Lagi-lagi hasil ini berada di bawah ekspektasi pasar, meski penonton cukup menikmatinya (CinemaScore "A-"). Dari 11 negara, film ini menambahkan $3,6 juta sehingga total debut globalnya menjadi $14,2 juta.

Film baru yang terakhir, animasi My Little Pony juga mendapat CinemaScore "A-". Namun debut $8,9 juta hanya bisa menempatkannya di posisi keempat. Bertindak sebagai counter-programming, film ini mendapat hasil yang lumayan mengecewakan, namun Lionsgate mengklaim bahwa mereka tak terlalu merugi karena filmnya lebih ditujukan untuk mendongkrak penjualan mainan yang diproduksi oleh Hasbro. Di luar Amerika, ada tambahan $3,8 juta dari 49 negara yang mengangkat total debut globalnya menjadi $13,7 juta.

It berada di posisi ketiga dengan $10,0 juta, membulatkan total pendapatan domestiknya menjadi $305,2 juta. Film ini sekarang sudah menjadi film horor terlaris sepanjang masa secara global dengan mencatatkan rekor pendapatan $603,7 juta, berkat tambahan $19,8 juta minggu ini dari 64 negara.

Kingsman: The Golden Circle menutup lima besar dengan $8,7 juta dan total pendapatan domestik $80,5 juta selama 3 minggu penayangan. Sementara itu, tambahan $25,5 juta dari 69 negara membuat total pendapatan globalnya menjadi $253 juta.

The Foreigner yang baru tayang di 7 negara mengumpulkan $17 juta, dimana $15,2 juta berasal dari Cina.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 6 Oktober - 8 Oktober 2017

1.

Blade Runner 2049
Minggu ini $32,753,122
Total $32,753,122

2.

The Mountain Between Us
Minggu ini $10,551,336
Total $10,551,336

3.

It
Minggu ini $9,972,002
Total $305,250,480

4.

My Little Pony
Minggu ini $8,885,899
Total $8,885,899

5.

Kingsman: The Golden Circle
Minggu ini $8,675,412
Total $80,539,837
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'American Made' Dihadang 'Kingsman' dan 'It' ■UP

Meski menjadi jawara, hype solid dan review bagus tak cukup untuk membuat 'Blade Runner 2049' memperoleh debut yang memuaskan. Nasib serupa juga menimpa 'The Mountain Between Us' dan 'My Little Pony'. Berikut rekap box office minggu ini.

Sebelumnya, mengingat reputasi Blade Runner sebagai film cult legendaris, Blade Runner 2049 berpotensi menjadi salah satu blockbuster pra musim gugur terbesar. Setelah embargo diangkat dan kritikus memberikan review yang impresif, antisipasi semakin meningkat. Terbukti saat perilisannya penonton juga memberikan respon yang bagus (CinemaScore "A-"). Sayangnya, hal ini tak begitu membantu performanya di box office.

Hanya memperoleh $32,6 juta, Blade Runner 2049 memang berhasil menjadi jawara minggu ini, tetapi debutnya berada di bawah ekspektasi Warner Bros yang sudah relatif rendah. Angka ini tentu tak sesuai harapan untuk film yang berbujet hingga $150 juta. Lemahnya performa ini bukan karena kurangnya layar, mengingat filmnya yang tayang hampir di seluruh jaringan bioskop Amerika. Spekulasi mengarah pada ratingnya yang "R/Dewasa", durasinya yang terlalu panjang sehingga mengurangi jumlah show, atau lebih sederhana lagi, penonton yang memang tak begitu tertarik gara-gara materi promosinya yang terlalu rahasia.

Walau dianggap sebagai salah satu film scifi paling berpengaruh sepanjang masa, mungkin pesona Blade Runner hanya terbatas di kalangan tertentu saja. Apalagi ada jeda waktu 35 tahun antara film orisinalnya dengan Blade Runner 2049 ini. Dengan hasil ini, rencana Ridley Scott untuk mem-franchise-kan Blade Runner mungkin takkan berjalan mulus.

Meski begitu, ini menjadi debut terbesar sepanjang karir Ryan Gosling dan sutradara Denis Villeneuve. Di luar Amerika, Blade Runner 2049 memperoleh debut yang cukup solid, $50,2 juta dari 63 negara sehinga totalnya secara global menjadi $82,8 juta. UK memimpin dengan $8 juta, diikuti oleh Rusia ($4,9 juta) dan Australia ($3,6 juta). Distribusi di luar Amerika ditangani oleh Sony yang baru akan merilis filmnya di beberapa pasar kunci Asia pada akhir bulan nanti.

Di posisi kedua, film romance yang dibintangi Kate Winslet dan Idris Elba, The Mountain Between Us mencatatkan debut $10,6 juta. Lagi-lagi hasil ini berada di bawah ekspektasi pasar, meski penonton cukup menikmatinya (CinemaScore "A-"). Dari 11 negara, film ini menambahkan $3,6 juta sehingga total debut globalnya menjadi $14,2 juta.

Film baru yang terakhir, animasi My Little Pony juga mendapat CinemaScore "A-". Namun debut $8,9 juta hanya bisa menempatkannya di posisi keempat. Bertindak sebagai counter-programming, film ini mendapat hasil yang lumayan mengecewakan, namun Lionsgate mengklaim bahwa mereka tak terlalu merugi karena filmnya lebih ditujukan untuk mendongkrak penjualan mainan yang diproduksi oleh Hasbro. Di luar Amerika, ada tambahan $3,8 juta dari 49 negara yang mengangkat total debut globalnya menjadi $13,7 juta.

It berada di posisi ketiga dengan $10,0 juta, membulatkan total pendapatan domestiknya menjadi $305,2 juta. Film ini sekarang sudah menjadi film horor terlaris sepanjang masa secara global dengan mencatatkan rekor pendapatan $603,7 juta, berkat tambahan $19,8 juta minggu ini dari 64 negara.

Kingsman: The Golden Circle menutup lima besar dengan $8,7 juta dan total pendapatan domestik $80,5 juta selama 3 minggu penayangan. Sementara itu, tambahan $25,5 juta dari 69 negara membuat total pendapatan globalnya menjadi $253 juta.

The Foreigner yang baru tayang di 7 negara mengumpulkan $17 juta, dimana $15,2 juta berasal dari Cina.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 6 Oktober - 8 Oktober 2017

1.

Blade Runner 2049
Minggu ini $32,753,122
Total $32,753,122

2.

The Mountain Between Us
Minggu ini $10,551,336
Total $10,551,336

3.

It
Minggu ini $9,972,002
Total $305,250,480

4.

My Little Pony
Minggu ini $8,885,899
Total $8,885,899

5.

Kingsman: The Golden Circle
Minggu ini $8,675,412
Total $80,539,837
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'American Made' Dihadang 'Kingsman' dan 'It' ■UP

Wednesday, October 11, 2017

Sutradara ‘New Mutants’ Terlibat di Film Stephen King ‘The Talisman’

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sutradara ‘New Mutants’ Terlibat di Film Stephen King ‘The Talisman’
link : Sutradara ‘New Mutants’ Terlibat di Film Stephen King ‘The Talisman’

Baca juga


October 2017

Untuk kesekian kalinya sineas Josh Boone terlibat dalam film adaptasi novel Stephen King.

Untuk kesekian kalinya sineas Josh Boone terlibat dalam film adaptasi novel Stephen King. Film kali ini berjudul The Talisman yang diproduksi Amblin Entertainment, rumah produksi Steven Spielberg. Meski saat ini Boone hanya terlibat sebagai penulis naskah, kedepannya ada kemungkinan ia juga menjadi sutradara.

The Talisman sendiri merupakan novel fantasi kelam yang ditulis King bersama penulis horror kawakan, Peter Straub. Kisahnya menyoroti bocah 12 tahun bernama Jack Sawyer yang berpetualang ke sebuah dimensi parallel berjuluk The Territories, demi mencari jimat mistis yang mampu menyelamatkan nyawa ibunya yang sedang terancam.

FYI, novel The Talisman pertama diterbitkan pada tahun 1984, dan selama beberapa tahun terakhir Hollywood telah berupaya untuk mengadaptasinya. Diketahui sineas elit Steven Spielberg sempat jadi sutradara di awal pengembangan The Talisman, dan selain itu, proyek ini pun tadinya akan dibuat sebagai serial televisi. Apapun itu, kini proyek film The Talisman kembali aktif dikembangkan menyusul naiknya pamor film adaptasi novel King, ditandai dengan It yang sukses besar di box office.

Boone sendiri sebelumnya telah berkolaborasi dengan King dalam membuat versi film dari novel The Stand, dimana ia ditunjuk sebagai sutradara merangkap penulis naskah. Saat proyek tersebut ditangguhkan, King pun kembali memberi kepercayaan kepada Boone untuk menulis naskah adaptasi Revival, yang saat ini tengah dikembangkan.

Sementara itu, usai sukses menghadirkan film drama remaja The Fault in Our Stars (2014), Boone kini menggarap film superhero berjudul New Mutants. Rencananya film berbasis X-Men Cinematic Universe ini akan tayang 13 April 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Untuk kesekian kalinya sineas Josh Boone terlibat dalam film adaptasi novel Stephen King.

Untuk kesekian kalinya sineas Josh Boone terlibat dalam film adaptasi novel Stephen King. Film kali ini berjudul The Talisman yang diproduksi Amblin Entertainment, rumah produksi Steven Spielberg. Meski saat ini Boone hanya terlibat sebagai penulis naskah, kedepannya ada kemungkinan ia juga menjadi sutradara.

The Talisman sendiri merupakan novel fantasi kelam yang ditulis King bersama penulis horror kawakan, Peter Straub. Kisahnya menyoroti bocah 12 tahun bernama Jack Sawyer yang berpetualang ke sebuah dimensi parallel berjuluk The Territories, demi mencari jimat mistis yang mampu menyelamatkan nyawa ibunya yang sedang terancam.

FYI, novel The Talisman pertama diterbitkan pada tahun 1984, dan selama beberapa tahun terakhir Hollywood telah berupaya untuk mengadaptasinya. Diketahui sineas elit Steven Spielberg sempat jadi sutradara di awal pengembangan The Talisman, dan selain itu, proyek ini pun tadinya akan dibuat sebagai serial televisi. Apapun itu, kini proyek film The Talisman kembali aktif dikembangkan menyusul naiknya pamor film adaptasi novel King, ditandai dengan It yang sukses besar di box office.

Boone sendiri sebelumnya telah berkolaborasi dengan King dalam membuat versi film dari novel The Stand, dimana ia ditunjuk sebagai sutradara merangkap penulis naskah. Saat proyek tersebut ditangguhkan, King pun kembali memberi kepercayaan kepada Boone untuk menulis naskah adaptasi Revival, yang saat ini tengah dikembangkan.

Sementara itu, usai sukses menghadirkan film drama remaja The Fault in Our Stars (2014), Boone kini menggarap film superhero berjudul New Mutants. Rencananya film berbasis X-Men Cinematic Universe ini akan tayang 13 April 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Live-Action 'Akira' akan Dibintangi Aktor Asia

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Live-Action 'Akira' akan Dibintangi Aktor Asia
link : Live-Action 'Akira' akan Dibintangi Aktor Asia

Baca juga


October 2017

Dengan dikembangkannya satu film live-action adaptasi anime baru yang bertajuk 'Akira', tentu fans akan penasaran apakah isu whitewashing kembali terulang.

Bukan rahasia lagi jika isu whitewashing telah menjadi persoalan klasik di film-film Hollywood. Dipilihnya seorang aktor sebagai pemeran karakter yang tak sesuai dengan latar belakang ras atau budayanya tak jarang bisa menyulut kontroversi. Isu ini pun biasanya kerap terjadi di film live-action adaptasi anime, dan yang terbaru ada Ghost in the Shell plus Death Note yang diwarnai kontroversi tersebut. Kini seiring dikembangkan satu film live-action adaptasi anime baru yang bertajuk Akira, tentu fans akan penasaran apakah isu whitewashing kembali terulang. Beruntung, Taika Waititi sang calon sutradara Akira cukup bijak untuk mencegah terjadinya kontroversi ini.

Saat ditemui IGN, Waititi ditanyai apa rencananya terhadap casting pemeran utama Akira. Dengan gamblangnya, Waititi menyatakan bahwa ia berjanji merekrut aktor remaja asal Asia yang belum dikenal banyak orang. Janji Waititi pun disambut positif oleh para fans, dan rencana Waititi seolah juga mendukung keputusan Ed Skrein yang mundur dari Hellboy karena isu whitewashing, sebeum akhirnya ia digantikan Daniel Dae Kim.

Lebih dari itu, Waititi juga menegaskan kabar dirinya akan menyutradarai Akira masih sebatas rumor, dan belum ada kesepakatan. Namun di sisi lain, Wititi membenarkan bahwa ia sempat berdiskusi dengan pihak Warner Bros. terkait posisi sutradara. Disamping itu, ia juga mengakui sangat menyukai manga Akira dan film animenya yang dirilis 1988 silam. Waititi kemudian mengungkapkan ia tak berniat meremake film anime tersebut, da sebaliknya, ia justru menjadikan manga sebagai sumber materi filmnya nanti.

Dengan setting dunia dystopia bernuansa cyberpunk, Akira mengisahkan perjuangan seorang pemimpin geng motor, Shōtarō Kaneda, dalam menyelamatkan sahabatnya, Tetsuo Shima, yang hendak dijadikan objek eksperimen karena memiliki kekuatan super yang mengancam militer. Kabarnya WB bersama Legendary akan memproduksi dua film Akira yang masing-masing mengadaptasi tiga volume dari manganya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Dengan dikembangkannya satu film live-action adaptasi anime baru yang bertajuk 'Akira', tentu fans akan penasaran apakah isu whitewashing kembali terulang.

Bukan rahasia lagi jika isu whitewashing telah menjadi persoalan klasik di film-film Hollywood. Dipilihnya seorang aktor sebagai pemeran karakter yang tak sesuai dengan latar belakang ras atau budayanya tak jarang bisa menyulut kontroversi. Isu ini pun biasanya kerap terjadi di film live-action adaptasi anime, dan yang terbaru ada Ghost in the Shell plus Death Note yang diwarnai kontroversi tersebut. Kini seiring dikembangkan satu film live-action adaptasi anime baru yang bertajuk Akira, tentu fans akan penasaran apakah isu whitewashing kembali terulang. Beruntung, Taika Waititi sang calon sutradara Akira cukup bijak untuk mencegah terjadinya kontroversi ini.

Saat ditemui IGN, Waititi ditanyai apa rencananya terhadap casting pemeran utama Akira. Dengan gamblangnya, Waititi menyatakan bahwa ia berjanji merekrut aktor remaja asal Asia yang belum dikenal banyak orang. Janji Waititi pun disambut positif oleh para fans, dan rencana Waititi seolah juga mendukung keputusan Ed Skrein yang mundur dari Hellboy karena isu whitewashing, sebeum akhirnya ia digantikan Daniel Dae Kim.

Lebih dari itu, Waititi juga menegaskan kabar dirinya akan menyutradarai Akira masih sebatas rumor, dan belum ada kesepakatan. Namun di sisi lain, Wititi membenarkan bahwa ia sempat berdiskusi dengan pihak Warner Bros. terkait posisi sutradara. Disamping itu, ia juga mengakui sangat menyukai manga Akira dan film animenya yang dirilis 1988 silam. Waititi kemudian mengungkapkan ia tak berniat meremake film anime tersebut, da sebaliknya, ia justru menjadikan manga sebagai sumber materi filmnya nanti.

Dengan setting dunia dystopia bernuansa cyberpunk, Akira mengisahkan perjuangan seorang pemimpin geng motor, Shōtarō Kaneda, dalam menyelamatkan sahabatnya, Tetsuo Shima, yang hendak dijadikan objek eksperimen karena memiliki kekuatan super yang mengancam militer. Kabarnya WB bersama Legendary akan memproduksi dua film Akira yang masing-masing mengadaptasi tiga volume dari manganya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Tuesday, October 10, 2017

Marvel Rencanakan Trilogi Khusus Untuk Hulk

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Marvel Rencanakan Trilogi Khusus Untuk Hulk
link : Marvel Rencanakan Trilogi Khusus Untuk Hulk

Baca juga


October 2017

Mark Ruffalo mengakui bahwa Marvel merencanakan “trilogi” khusus untuk Hulk.

Dari semua superhero di Marvel Cinematic Universe, Bruce Banner a.k.a. Hulk menjadi salah satu yang layak diberi trilogi karena ia memiliki karakter yang kompleks. Sayangnya, sejak karakter yang diperankan Mark Ruffalo ini debut di The Avengers hingga terakhir kali tampil di Avengers: Age of Ultron, Hulk hanya sebatas menjadi karakter pendukung yang perannya tak sekrusial Captain America atau Iron Man. Meski fans terus mengusulkan agar Hulk dibuatkan film solo atau bahkan trilogi, Marvel masih belum memberikan respon yang sesuai harapan. Kini dengan kembalinya Hulk di Thor: Ragnarok, Marvel pun akhirnya siap memenuhi permintaan fans dengan cara yang tak pernah diduga sebelumnya.

Melalui wawancara dengan Cinema Blend, Ruffalo mengakui bahwa Marvel merencanakan “trilogi” khusus untuk Hulk. Namun alih-alih trilogi film, yang dimaksud Ruffalo adalah trilogi dalam bentuk arc atau cerita yang berkelanjutan. Ruffalo pun mengkonfirmasi trilogi arc untuk Hulk ini akan dimulai dari Thor: Ragnarok lalu berlanjut ke Avengers: Infinity War dan ditutup dengan Avengers 4.

“Jadi Kevin Feige berdiskusi dengan saya dan ia bilang, ’jika kita akan membuat film solo Hulk, akan seperti apa filmnya nanti?’ Dan saya bilang, ‘menurut saya filmnya akan seperti ini, ini, ini, dan berakhir seperti ini.’ Dan ia pun bilang, ‘saya suka itu. Kenapa tidak kita lakukan saja di tiga film berikutnya, dimulai dengan Thor 3 dan lalu kita melanjutkannya di Avengers 3 dan 4.’ Dan saya bilang, ‘kedengarannya itu sangat bagus!’ Jadi sekarang kita baru memulai arc Hulk (di Thor: Rangarok),”jelas Ruffalo.

Tak bisa dipungkiri cara Marvel dalam memberikan trilogi untuk Hulk terdengar kurang memuaskan. Namun lewat trilogi arc ini, setidaknya fans masih bisa mengapresiasi upaya Marvel untuk mengeksplor karakter Hulk lebih jauh, sehingga potensi yang dimilikinya bisa dimanfaatkan dengan maksimal.

Thor: Ragnarok akan dirilis 3 November 2017. Sementara Avengers: Infinity War akan dirilis 4 Mei 2018, lalu disusul Avengers 4 pada 3 Mei 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Mark Ruffalo mengakui bahwa Marvel merencanakan “trilogi” khusus untuk Hulk.

Dari semua superhero di Marvel Cinematic Universe, Bruce Banner a.k.a. Hulk menjadi salah satu yang layak diberi trilogi karena ia memiliki karakter yang kompleks. Sayangnya, sejak karakter yang diperankan Mark Ruffalo ini debut di The Avengers hingga terakhir kali tampil di Avengers: Age of Ultron, Hulk hanya sebatas menjadi karakter pendukung yang perannya tak sekrusial Captain America atau Iron Man. Meski fans terus mengusulkan agar Hulk dibuatkan film solo atau bahkan trilogi, Marvel masih belum memberikan respon yang sesuai harapan. Kini dengan kembalinya Hulk di Thor: Ragnarok, Marvel pun akhirnya siap memenuhi permintaan fans dengan cara yang tak pernah diduga sebelumnya.

Melalui wawancara dengan Cinema Blend, Ruffalo mengakui bahwa Marvel merencanakan “trilogi” khusus untuk Hulk. Namun alih-alih trilogi film, yang dimaksud Ruffalo adalah trilogi dalam bentuk arc atau cerita yang berkelanjutan. Ruffalo pun mengkonfirmasi trilogi arc untuk Hulk ini akan dimulai dari Thor: Ragnarok lalu berlanjut ke Avengers: Infinity War dan ditutup dengan Avengers 4.

“Jadi Kevin Feige berdiskusi dengan saya dan ia bilang, ’jika kita akan membuat film solo Hulk, akan seperti apa filmnya nanti?’ Dan saya bilang, ‘menurut saya filmnya akan seperti ini, ini, ini, dan berakhir seperti ini.’ Dan ia pun bilang, ‘saya suka itu. Kenapa tidak kita lakukan saja di tiga film berikutnya, dimulai dengan Thor 3 dan lalu kita melanjutkannya di Avengers 3 dan 4.’ Dan saya bilang, ‘kedengarannya itu sangat bagus!’ Jadi sekarang kita baru memulai arc Hulk (di Thor: Rangarok),”jelas Ruffalo.

Tak bisa dipungkiri cara Marvel dalam memberikan trilogi untuk Hulk terdengar kurang memuaskan. Namun lewat trilogi arc ini, setidaknya fans masih bisa mengapresiasi upaya Marvel untuk mengeksplor karakter Hulk lebih jauh, sehingga potensi yang dimilikinya bisa dimanfaatkan dengan maksimal.

Thor: Ragnarok akan dirilis 3 November 2017. Sementara Avengers: Infinity War akan dirilis 4 Mei 2018, lalu disusul Avengers 4 pada 3 Mei 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sylvester Stallone akan Sutradarai ‘Creed 2’

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sylvester Stallone akan Sutradarai ‘Creed 2’
link : Sylvester Stallone akan Sutradarai ‘Creed 2’

Baca juga


October 2017

Kini seiring 'Creed 2' telah memasuki proses pra-produksi, sutradara baru akhirnya ditentukan.

Usai Ryan Coogler sukses menggarap Creed, banyak yang berharap sang sineas kembali menyutradarai sekuelnya. Harapan ini bukannya tanpa alasan, mengingat Creed dinobatkan sebagai film terbaik di franchise Rocky sejak Rocky (1976). Namun apa boleh buat, karena Coogler sedang sibuk menggarap film superhero Black Panther, fans pun harus rela gigit jari.

Kini seiring Creed 2 telah memasuki proses pra-produksi, sutradara baru akhirnya ditentukan. Lewat akun Instagram, Sylvester Stallone sang kreator franchise Rocky mengumumkan ia siap menyutradarai Creed 2 dengan jadwal syuting tahun 2018. Ini artinya, Stallone akan melakukan multitasking, sebab di saat yang sama ia juga bertugas sebagai produser, penulis skrip dan juga pemain.

Stallone sendiri dinilai bukan pilihan buruk untuk menggantikan Coogler. Pasalnya, Stallone telah berpengalaman menyutradarai empat film Rocky meliputi: Rocky II (1979), Rocky III (1982), Rocky IV (1985) dan Rocky Balboa (2006). Kecuali seri keempat, semua film Rocky besutan Stallone menuai respon positif. Di luar franchise Rocky, Stallone juga pernah menyutradarai Rambo, The Expendables dan Staying Alive.

Selain Stallone, Creed 2 kembali dibintangi Michael B. Jordan, serta pemain lama dari Rocky IV dan Rocky V, Dolph Lundgren (Ivan Drago). Sementara plot cerita Creed 2 masih belum diketahui, Stallone mensinyalkan sekuel ini akan menjadi duel tinju antara Adonis Johnson Creed (Jordan) dan putra Drago. Pertandingan ini pun sepertinya juga akan terasa personal bagi Adonis, mengingat sang ayah, Apollo Creed, menghembuskan nafas terakhirnya saat bertarung sengit melawan Drago di Rocky IV.

Untuk saat ini belum diketahui jadwal rilis Creed 2. Namun mengingat film ini akan syuting pada 2018, bisa jadi Creed 2 disiapkan untuk tayang 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Kini seiring 'Creed 2' telah memasuki proses pra-produksi, sutradara baru akhirnya ditentukan.

Usai Ryan Coogler sukses menggarap Creed, banyak yang berharap sang sineas kembali menyutradarai sekuelnya. Harapan ini bukannya tanpa alasan, mengingat Creed dinobatkan sebagai film terbaik di franchise Rocky sejak Rocky (1976). Namun apa boleh buat, karena Coogler sedang sibuk menggarap film superhero Black Panther, fans pun harus rela gigit jari.

Kini seiring Creed 2 telah memasuki proses pra-produksi, sutradara baru akhirnya ditentukan. Lewat akun Instagram, Sylvester Stallone sang kreator franchise Rocky mengumumkan ia siap menyutradarai Creed 2 dengan jadwal syuting tahun 2018. Ini artinya, Stallone akan melakukan multitasking, sebab di saat yang sama ia juga bertugas sebagai produser, penulis skrip dan juga pemain.

Stallone sendiri dinilai bukan pilihan buruk untuk menggantikan Coogler. Pasalnya, Stallone telah berpengalaman menyutradarai empat film Rocky meliputi: Rocky II (1979), Rocky III (1982), Rocky IV (1985) dan Rocky Balboa (2006). Kecuali seri keempat, semua film Rocky besutan Stallone menuai respon positif. Di luar franchise Rocky, Stallone juga pernah menyutradarai Rambo, The Expendables dan Staying Alive.

Selain Stallone, Creed 2 kembali dibintangi Michael B. Jordan, serta pemain lama dari Rocky IV dan Rocky V, Dolph Lundgren (Ivan Drago). Sementara plot cerita Creed 2 masih belum diketahui, Stallone mensinyalkan sekuel ini akan menjadi duel tinju antara Adonis Johnson Creed (Jordan) dan putra Drago. Pertandingan ini pun sepertinya juga akan terasa personal bagi Adonis, mengingat sang ayah, Apollo Creed, menghembuskan nafas terakhirnya saat bertarung sengit melawan Drago di Rocky IV.

Untuk saat ini belum diketahui jadwal rilis Creed 2. Namun mengingat film ini akan syuting pada 2018, bisa jadi Creed 2 disiapkan untuk tayang 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Foto Pertama ‘Spies in Disguise’, Film Animasi Tom Holland & Will Smith

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Foto Pertama ‘Spies in Disguise’, Film Animasi Tom Holland & Will Smith
link : Foto Pertama ‘Spies in Disguise’, Film Animasi Tom Holland & Will Smith

Baca juga


October 2017

Tom Holland dan Will Smith yang akan menjadi pengisi suara di film animasi komedi 'Spies in Disguise'.

Dua aktor kawakan siap berkolaborasi di film animasi komedi. Mereka adalah Tom Holland dan Will Smith yang akan menjadi pengisi suara di Spies in Disguise.

Diadaptasi dari film pendek animasi karya Lucas Martell berjudul Pigeon: Impossible, Spies in Disguise diproduksi oleh Fox Animation, Chernin Entertainment dan Blue Sky Studios. FYI, studio terakhir bukanlah pemain baru di dunia film animasi, mengingat mereka telah menghadirkan franchise Ice Age dan Rio, serta satu film animasi yang dibanjiri pujian, The Peanuts Movie. Spies in Disguise digarap dua sutradara debutan Nick Bruno (The Peanuts Movie) dan Troy Quane (Ferdinand), dimana mereka sebelumnya adalah animator. Sementara dari sisi cast, Smith diketahui mengisi suara Lance Sterling, dan Holland menjadi pengisi suara Walter. Berikut foto pertama dari karakter yang diperankan Smith dan Holland:



Berdasarkan keterangan yang dirilis, Spies in Disguise adalah sajian buddy comedy yang berlatar dunia espionase. Lance digambarkan sebagai sosok mata-mata yang kharismatik, charming dan sangat ahli di bidangnya, hingga ia disebut penyelamat dunia paling handal. Di lain pihak, Walter adalah ilmuwan yang kurang pintar dalam hal bersosialisasi, namun ia jenius dalam menciptakan gadget yang biasa digunakan Lance saat menjalankan misi. Namun ketika ada peristiwa tak terduga terjadi, Walter dan Lance mendadak harus bekerja sama dengan cara yang baru. Dan jika duo unik ini tak bisa beraksi sebagai tim, maka nasib dunia akan berada dalam bahaya.

Rencananya Spies in Disguise akan dirilis 18 Januari 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Tom Holland dan Will Smith yang akan menjadi pengisi suara di film animasi komedi 'Spies in Disguise'.

Dua aktor kawakan siap berkolaborasi di film animasi komedi. Mereka adalah Tom Holland dan Will Smith yang akan menjadi pengisi suara di Spies in Disguise.

Diadaptasi dari film pendek animasi karya Lucas Martell berjudul Pigeon: Impossible, Spies in Disguise diproduksi oleh Fox Animation, Chernin Entertainment dan Blue Sky Studios. FYI, studio terakhir bukanlah pemain baru di dunia film animasi, mengingat mereka telah menghadirkan franchise Ice Age dan Rio, serta satu film animasi yang dibanjiri pujian, The Peanuts Movie. Spies in Disguise digarap dua sutradara debutan Nick Bruno (The Peanuts Movie) dan Troy Quane (Ferdinand), dimana mereka sebelumnya adalah animator. Sementara dari sisi cast, Smith diketahui mengisi suara Lance Sterling, dan Holland menjadi pengisi suara Walter. Berikut foto pertama dari karakter yang diperankan Smith dan Holland:



Berdasarkan keterangan yang dirilis, Spies in Disguise adalah sajian buddy comedy yang berlatar dunia espionase. Lance digambarkan sebagai sosok mata-mata yang kharismatik, charming dan sangat ahli di bidangnya, hingga ia disebut penyelamat dunia paling handal. Di lain pihak, Walter adalah ilmuwan yang kurang pintar dalam hal bersosialisasi, namun ia jenius dalam menciptakan gadget yang biasa digunakan Lance saat menjalankan misi. Namun ketika ada peristiwa tak terduga terjadi, Walter dan Lance mendadak harus bekerja sama dengan cara yang baru. Dan jika duo unik ini tak bisa beraksi sebagai tim, maka nasib dunia akan berada dalam bahaya.

Rencananya Spies in Disguise akan dirilis 18 Januari 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Monday, October 9, 2017

Sutradara Sinyalkan ‘Pacific Rim: Uprising’ akan Jadi Awal Cinematic Universe

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sutradara Sinyalkan ‘Pacific Rim: Uprising’ akan Jadi Awal Cinematic Universe
link : Sutradara Sinyalkan ‘Pacific Rim: Uprising’ akan Jadi Awal Cinematic Universe

Baca juga


October 2017

Legendary berencana menciptakan cinematic universe anyar yang akan diawali dengan 'Pacific Rim: Uprising'.

Usaha Legendary dalam membangun cinematic universe terbilang berhasil ketika studio meluncurkan MonsterVerse dan menuai respon positif dari berbagai pihak. Seolah masih belum puas dengan semesta film monster miliknya, kini Legendary berencana menciptakan cinematic universe anyar yang akan diawali dengan Pacific Rim: Uprising.

Rencana ambisius Legendary sendiri disinyalkan oleh sutradara Pacific Rim: Uprising, Steven S. DeKnight. Saat berbincang dengan Nerdist di event NYCC 2017, DeKnight mengindikasikan Uprising berpotensi meluncurkan cinematic universe yang terdiri dari komik, spin-off hingga serial televisi. Tak berhenti sampai disitu, DeKnight juga mengungkapkan plot cerita Pacific Rim 3 telah didiskusikan, dan ending film tersebut akan memungkinkan pertempuran Jaeger vs Kaiju dibawa ke banyak konsep berbeda. Singkat cerita, DeKnight menyatakan cara Pacific Rim 3 dalam memperluas universe akan seperti Star Wars atau Star Trek, dimana ada begitu banyak konsep berbeda yang siap diimplementasikan di film.

“Saya rasa anda akan mendapatkan lebih banyak komik (Pacific Rim). Rencananya adalah menggunakan film ini sebagai pembuka franchise. Jika ada cukup banyak orang yang menonton film ini, kami telah mendiskusikan plot film ketiga, dan bagaimana ending film ini akan mengekspansi universe dengan cara seperti Star Wars/Star Trek, dimana anda bisa menggunakan sangat, sangat banyak konsep berbeda. Anda bisa memakai canon, membuat spin-off, one-off. Ya, itulah rencananya. Dan saya ingin melihat serial TV animasi berdasarkan universe ini,”ujar DeKnight. Menariknya, di masa lalu Guillermo Del Toro sempat mengembangkan serial animasi Pacific Rim, sebelum proyek ini dibatalkan. Tak menutup kemungkinan jika Uprising sukses, serial animasi ini akan dikembangkan lagi.

Pacific Rim: Uprising bersetting 10 tahun pasca peristiwa The Battle of the Breach. Setelah meraih kemenangan dalam peristiwa tersebut, program Jaeger terus berkembang hingga menjadi alat pertahanan global terkuat sepanjang sejarah. PPDC kini merekrut pilot-pilot terbaik untuk dijadikan pahlawan generasi baru. Mereka pun bersiap menghadapi serangan Kaiju yang bisa kembali terjadi kapanpun dan dimanapun.

Pacific Rim: Uprising dibintangi John Boyega, Scott Eastwood, Cailee Spaeny dan Jing Tian. Rencananya film ini akan dirilis 23 Februari 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Legendary berencana menciptakan cinematic universe anyar yang akan diawali dengan 'Pacific Rim: Uprising'.

Usaha Legendary dalam membangun cinematic universe terbilang berhasil ketika studio meluncurkan MonsterVerse dan menuai respon positif dari berbagai pihak. Seolah masih belum puas dengan semesta film monster miliknya, kini Legendary berencana menciptakan cinematic universe anyar yang akan diawali dengan Pacific Rim: Uprising.

Rencana ambisius Legendary sendiri disinyalkan oleh sutradara Pacific Rim: Uprising, Steven S. DeKnight. Saat berbincang dengan Nerdist di event NYCC 2017, DeKnight mengindikasikan Uprising berpotensi meluncurkan cinematic universe yang terdiri dari komik, spin-off hingga serial televisi. Tak berhenti sampai disitu, DeKnight juga mengungkapkan plot cerita Pacific Rim 3 telah didiskusikan, dan ending film tersebut akan memungkinkan pertempuran Jaeger vs Kaiju dibawa ke banyak konsep berbeda. Singkat cerita, DeKnight menyatakan cara Pacific Rim 3 dalam memperluas universe akan seperti Star Wars atau Star Trek, dimana ada begitu banyak konsep berbeda yang siap diimplementasikan di film.

“Saya rasa anda akan mendapatkan lebih banyak komik (Pacific Rim). Rencananya adalah menggunakan film ini sebagai pembuka franchise. Jika ada cukup banyak orang yang menonton film ini, kami telah mendiskusikan plot film ketiga, dan bagaimana ending film ini akan mengekspansi universe dengan cara seperti Star Wars/Star Trek, dimana anda bisa menggunakan sangat, sangat banyak konsep berbeda. Anda bisa memakai canon, membuat spin-off, one-off. Ya, itulah rencananya. Dan saya ingin melihat serial TV animasi berdasarkan universe ini,”ujar DeKnight. Menariknya, di masa lalu Guillermo Del Toro sempat mengembangkan serial animasi Pacific Rim, sebelum proyek ini dibatalkan. Tak menutup kemungkinan jika Uprising sukses, serial animasi ini akan dikembangkan lagi.

Pacific Rim: Uprising bersetting 10 tahun pasca peristiwa The Battle of the Breach. Setelah meraih kemenangan dalam peristiwa tersebut, program Jaeger terus berkembang hingga menjadi alat pertahanan global terkuat sepanjang sejarah. PPDC kini merekrut pilot-pilot terbaik untuk dijadikan pahlawan generasi baru. Mereka pun bersiap menghadapi serangan Kaiju yang bisa kembali terjadi kapanpun dan dimanapun.

Pacific Rim: Uprising dibintangi John Boyega, Scott Eastwood, Cailee Spaeny dan Jing Tian. Rencananya film ini akan dirilis 23 Februari 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sunday, October 8, 2017

Reaksi Awal Sebut ‘Thor: Ragnarok’ Film Terbaik 'Thor'

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Reaksi Awal Sebut ‘Thor: Ragnarok’ Film Terbaik 'Thor'
link : Reaksi Awal Sebut ‘Thor: Ragnarok’ Film Terbaik 'Thor'

Baca juga


October 2017

Seiring terpilihnya Taika Waititi sebagai sutradara, 'Thor: Ragnarok' pun diprediksi akan tampil lebih baik dibanding film-film 'Thor' terdahulu.

Seiring terpilihnya Taika Waititi sebagai sutradara, Thor: Ragnarok pun diprediksi akan tampil lebih baik dibanding film-film Thor terdahulu. Prediksi ini bukannya tanpa alasan, mengingat sejauh ini film-film karya Waititi dari What We Do in the Shadows hingga Hunt for the Wilderpeople selalu sukses memuaskan para kritikus. Dan ternyata prediksi ini pun terbukti benar, menyusul Thor: Ragnarokmenuai reaksi awal bernada positif di media sosial.

Menurut para kritikus yang berkesempatan menghadiri screening awal, tak hanya menjadi salah satu film terkocak dari Marvel Cinematic Universe, tapi juga menjadi film terbaik. Dikatakan selain humor khas Waititi, juga menyuguhkan soundtrack asyik plus visual dan action yang memukau. Disamping itu, semua karakter di film ini dinilai berkesan, namun yang menjadi pencuri perhatian adalah Valkyrie yang diperankan Tessa Thompson. Dan pada akhirnya, secara keseluruhan dinilai sukses menjadi film yang menghibur, sebagaimana film-film Marvel sebelumnya.

Film ini sendiri kembali dibintangi Chris Hemsworth (Thor), Tom Hiddleston (Loki), Idris Elba dan Anthony Hopkins. Sedangkan pemain barunya meliputi Cate Blanchett, Mark Ruffalo, Jeff Goldblum, Tessa Thompson dan Karl Urban. Adapun Benedict Cumberbatch (Doctor Strange) dikonfirmasi menjadi cameo.

Film ini mengisahkan Thor yang terjebak di sisi lain alam semesta tanpa ditemani palu andalannya, dan Thor harus berpacu dengan waktu untuk pulang ke tanah kelahirannya, Asgard, demi menghentikan mencegah yang dipicu oleh Hela. Namun sebelum memulai perjuangan untuk menyelamatkan Asgard, Thor terlebih dahulu harus bertahan hidup di kontes gladiator mematikan dimana ia akan berduel dengan sesama anggota Avenger, Hulk.

Rencananya Thor: Ragnarok akan dirilis 3 November 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Seiring terpilihnya Taika Waititi sebagai sutradara, 'Thor: Ragnarok' pun diprediksi akan tampil lebih baik dibanding film-film 'Thor' terdahulu.

Seiring terpilihnya Taika Waititi sebagai sutradara, Thor: Ragnarok pun diprediksi akan tampil lebih baik dibanding film-film Thor terdahulu. Prediksi ini bukannya tanpa alasan, mengingat sejauh ini film-film karya Waititi dari What We Do in the Shadows hingga Hunt for the Wilderpeople selalu sukses memuaskan para kritikus. Dan ternyata prediksi ini pun terbukti benar, menyusul Thor: Ragnarokmenuai reaksi awal bernada positif di media sosial.

Menurut para kritikus yang berkesempatan menghadiri screening awal, tak hanya menjadi salah satu film terkocak dari Marvel Cinematic Universe, tapi juga menjadi film terbaik. Dikatakan selain humor khas Waititi, juga menyuguhkan soundtrack asyik plus visual dan action yang memukau. Disamping itu, semua karakter di film ini dinilai berkesan, namun yang menjadi pencuri perhatian adalah Valkyrie yang diperankan Tessa Thompson. Dan pada akhirnya, secara keseluruhan dinilai sukses menjadi film yang menghibur, sebagaimana film-film Marvel sebelumnya.

Film ini sendiri kembali dibintangi Chris Hemsworth (Thor), Tom Hiddleston (Loki), Idris Elba dan Anthony Hopkins. Sedangkan pemain barunya meliputi Cate Blanchett, Mark Ruffalo, Jeff Goldblum, Tessa Thompson dan Karl Urban. Adapun Benedict Cumberbatch (Doctor Strange) dikonfirmasi menjadi cameo.

Film ini mengisahkan Thor yang terjebak di sisi lain alam semesta tanpa ditemani palu andalannya, dan Thor harus berpacu dengan waktu untuk pulang ke tanah kelahirannya, Asgard, demi menghentikan mencegah yang dipicu oleh Hela. Namun sebelum memulai perjuangan untuk menyelamatkan Asgard, Thor terlebih dahulu harus bertahan hidup di kontes gladiator mematikan dimana ia akan berduel dengan sesama anggota Avenger, Hulk.

Rencananya Thor: Ragnarok akan dirilis 3 November 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Blumhouse Buka Kemungkinan ‘Paranormal Activity’ akan Direboot

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Blumhouse Buka Kemungkinan ‘Paranormal Activity’ akan Direboot
link : Blumhouse Buka Kemungkinan ‘Paranormal Activity’ akan Direboot

Baca juga


October 2017

'Paranormal Activity' yang kini berpotensi untuk direboot oleh Blumhouse Production.

Proses reboot biasanya akan ditempuh sebuah film atau franchise yang tak hanya populer, tapi juga sukses secara finansial di masa lalu. Seperti halnya Paranormal Activity yang kini berpotensi untuk direboot oleh Blumhouse Production.

Saat diwawancarai Cinepop, Jason Blum selaku pimpinan Blumhouse membuka kemungkinan franchise horror found footage untuk direboot, jika Christopher Landon memiliki ide. FYI, Landon sendiri merupakan penulis skrip di balik Paranormal Activity 2 hingga Paranormal Activity 4, serta spin-off Paranormal Activity: The Marked Ones. Landon pun juga pernah menyutradarai film Paranormal Activity melalui The Marked Ones. Saat ini Landon tengah bersiap merilis film terbaru garapannya, Happy Death Day, yang juga bergenre horror.

Paranormal Activity saat ini sedang hiatus. Tapi jika Chris, yang telah menggarap empat film Paranormal Activity, punya ide untuk merebootnya, kami sangat terbuka untuk mendengarkannya,”tutur Blum.

Sebagai catatan, Paranormal Activity telah mencatatkan total pendapatan fantastis sebesar $889 juta dari keenam seri yang dirilis, dengan total budget hanya $28 juta. Meski cenderung melemah pasca tiga film pertamanya, Paranormal Activity tetap diakui sebagai salah satu franchise horror tersukses yang pernah dibuat. Alhasil, tak mengherankan jika Blum tertarik melakukan reboot. Kini semuanya akan tergantung pada Landon yang jadi penentu dibuat atau tidaknya Paranormal Activity reboot. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

'Paranormal Activity' yang kini berpotensi untuk direboot oleh Blumhouse Production.

Proses reboot biasanya akan ditempuh sebuah film atau franchise yang tak hanya populer, tapi juga sukses secara finansial di masa lalu. Seperti halnya Paranormal Activity yang kini berpotensi untuk direboot oleh Blumhouse Production.

Saat diwawancarai Cinepop, Jason Blum selaku pimpinan Blumhouse membuka kemungkinan franchise horror found footage untuk direboot, jika Christopher Landon memiliki ide. FYI, Landon sendiri merupakan penulis skrip di balik Paranormal Activity 2 hingga Paranormal Activity 4, serta spin-off Paranormal Activity: The Marked Ones. Landon pun juga pernah menyutradarai film Paranormal Activity melalui The Marked Ones. Saat ini Landon tengah bersiap merilis film terbaru garapannya, Happy Death Day, yang juga bergenre horror.

Paranormal Activity saat ini sedang hiatus. Tapi jika Chris, yang telah menggarap empat film Paranormal Activity, punya ide untuk merebootnya, kami sangat terbuka untuk mendengarkannya,”tutur Blum.

Sebagai catatan, Paranormal Activity telah mencatatkan total pendapatan fantastis sebesar $889 juta dari keenam seri yang dirilis, dengan total budget hanya $28 juta. Meski cenderung melemah pasca tiga film pertamanya, Paranormal Activity tetap diakui sebagai salah satu franchise horror tersukses yang pernah dibuat. Alhasil, tak mengherankan jika Blum tertarik melakukan reboot. Kini semuanya akan tergantung pada Landon yang jadi penentu dibuat atau tidaknya Paranormal Activity reboot. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Gal Gadot Berpotensi Gantikan Angelina Jolie di ‘Bride of Frankenstein’

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Gal Gadot Berpotensi Gantikan Angelina Jolie di ‘Bride of Frankenstein’
link : Gal Gadot Berpotensi Gantikan Angelina Jolie di ‘Bride of Frankenstein’

Baca juga


October 2017

'Bride of Frankenstein' disebut akan dibintangi Javier Bardiem dan Angelina Jolie sebagai sang pengantin. Namun cast ini bisa saja berubah jika merujuk pada kabar terbaru.

Usai mengawali Dark Universe dengan mengecewakan lewat The Mummy, Universal tetap melangkah maju dengan rencananya untuk membangun semesta film monster klasik. Selanjutnya, studio siap menghadirkan Bride of Frankenstein. Disutradarai Bill Condon yang sukses dengan live-action Beauty and the Beast, film ini disebut akan dibintangi Javier Bardiem (Frankenstein) dan Angelina Jolie sebagai sang pengantin. Namun cast ini bisa saja berubah jika merujuk pada kabar terbaru.

Seperti yang dilansir The Wrap, rupanya Bardiem dan Jolie belum sepakat membintangi Bride of Frankenstein. Bahkan, keduanya pun diklaim berpotensi mundur. Namun Condon sudah memiliki calon pengganti jika Jolie berakhir hengkang. Calon pengganti ini tak lain adalah Gal Gadot yang dikenal sebagai pemeran Wonder Woman. Meski begitu, The Wrap menggarisbawahi bahwa untuk saat ini Bardiem dan Jolie masih terkait dengan Bride of Frankenstein.

Saat pertama diumumkan, Bride of Frankenstein direncanakan akan syuting awal 2018, untuk dirilis 14 Februari 2019. Sayangnya, belum lama ini Universal mengumumkan proses syuting film ini harus ditunda. Mereka beralasan, film seistimewa Bride of Frankenstein butuh waktu lebih untuk dipersiapkan secara matang. Pernyataan studio juga senada dengan penjelasan Condon yang mengakui, Bride of Frankenstein adalah film besar yang memilliki desain set piece yang detail. Belum ada kepastian kapan film ini akan mulai syuting, dan belum dikonfirmasi pula apakah penundaaan ini akan mempengaruhi jadwal rilis Bride of Frankenstein.

Bride of Frankenstein sebelumnya pernah hadir di layar lebar pada 1935. Dikisahkan Dr. Frankenstein ingin berhenti dari bisnis eksperimen. Namun ketika ilmuwan gila Dr. Pretorius menculik istri Frankenstein, Frankenstein akhirnya setuju untuk membantunya menciptakan monster baru bergender perempuan untuk dijadikan teman sang monster.

Proyek-proyek film Dark Universe yang tengah dikembangkan sendiri terbilang cukup banyak. Selain Bride of Frankenstein, studio juga menyiapkan The Invisible Man, Wolf Man, Creature from the Black Lagoon, Van Helsing, Dracula, Phantom of the Opera dan Hunchback of Notre Dame. Apakah semua proyek ini akan terealisasi? Kita lihat saja. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

'Bride of Frankenstein' disebut akan dibintangi Javier Bardiem dan Angelina Jolie sebagai sang pengantin. Namun cast ini bisa saja berubah jika merujuk pada kabar terbaru.

Usai mengawali Dark Universe dengan mengecewakan lewat The Mummy, Universal tetap melangkah maju dengan rencananya untuk membangun semesta film monster klasik. Selanjutnya, studio siap menghadirkan Bride of Frankenstein. Disutradarai Bill Condon yang sukses dengan live-action Beauty and the Beast, film ini disebut akan dibintangi Javier Bardiem (Frankenstein) dan Angelina Jolie sebagai sang pengantin. Namun cast ini bisa saja berubah jika merujuk pada kabar terbaru.

Seperti yang dilansir The Wrap, rupanya Bardiem dan Jolie belum sepakat membintangi Bride of Frankenstein. Bahkan, keduanya pun diklaim berpotensi mundur. Namun Condon sudah memiliki calon pengganti jika Jolie berakhir hengkang. Calon pengganti ini tak lain adalah Gal Gadot yang dikenal sebagai pemeran Wonder Woman. Meski begitu, The Wrap menggarisbawahi bahwa untuk saat ini Bardiem dan Jolie masih terkait dengan Bride of Frankenstein.

Saat pertama diumumkan, Bride of Frankenstein direncanakan akan syuting awal 2018, untuk dirilis 14 Februari 2019. Sayangnya, belum lama ini Universal mengumumkan proses syuting film ini harus ditunda. Mereka beralasan, film seistimewa Bride of Frankenstein butuh waktu lebih untuk dipersiapkan secara matang. Pernyataan studio juga senada dengan penjelasan Condon yang mengakui, Bride of Frankenstein adalah film besar yang memilliki desain set piece yang detail. Belum ada kepastian kapan film ini akan mulai syuting, dan belum dikonfirmasi pula apakah penundaaan ini akan mempengaruhi jadwal rilis Bride of Frankenstein.

Bride of Frankenstein sebelumnya pernah hadir di layar lebar pada 1935. Dikisahkan Dr. Frankenstein ingin berhenti dari bisnis eksperimen. Namun ketika ilmuwan gila Dr. Pretorius menculik istri Frankenstein, Frankenstein akhirnya setuju untuk membantunya menciptakan monster baru bergender perempuan untuk dijadikan teman sang monster.

Proyek-proyek film Dark Universe yang tengah dikembangkan sendiri terbilang cukup banyak. Selain Bride of Frankenstein, studio juga menyiapkan The Invisible Man, Wolf Man, Creature from the Black Lagoon, Van Helsing, Dracula, Phantom of the Opera dan Hunchback of Notre Dame. Apakah semua proyek ini akan terealisasi? Kita lihat saja. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Wednesday, October 4, 2017

'Fast & Furious 9' Ditunda Hingga 2020

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : 'Fast & Furious 9' Ditunda Hingga 2020
link : 'Fast & Furious 9' Ditunda Hingga 2020

Baca juga


October 2017

Bagi mereka yang menantikan 'Fast & Furious 9', ada kabar buruk dari Universe terkait jadwal rilis sekuel 'The Fate of the Furious'.

Bagi mereka yang menantikan Fast & Furious 9, ada kabar buruk dari Universal terkait jadwal rilis sekuel The Fate of the Furious.

Semula disiapkan untuk 19 April 2019, Fast & Furious 9 kini diundur ke 10 April 2020. Belum ada informasi lebih lanjut perihal alasan studio menunda film action ini nyaris setahun lamanya. Namun disinyalir penyebabnya adalah karena Fast & Furious 9 hingga saat ini belum memiliki sutradara. Ada pula dugaan lain bahwa studio ingin fokus membuat spin-off terlebih dahulu, sebelum meluncurkan Fast & Furious 9.

Bicara soal spin-off, Universal diketahui mengembangkan film khusus untuk Hobbs, karakter agen beringas milik Dwayne Johnson yang debut di Fast Five. Selain Johnson, kabarnya spin-off Hobbs juga menampilkan Jason Statham yang kembali sebagai Deckard Shaw. Meski spin-off ini belum resmi diumumkan, proyek ini rupanya mendapat pertentangan dari sesama pemain franchise Fast & Furious, Tyrese Gibson. Lewat media sosial, Gibson mengakui ia akan melupakan keakrabannya dengan Johnson selama ini, jika Johnson membintangi film Hobbs. Tak lama berselang, Gibson kemudian mengklarifikasi bahwa ia dan Johnson tak ada masalah. Hanya saja, Gibson tak ingin Johnson syuting film Hobbs untuk saat ini, karena tanggal rilis Fast & Furious 9 sudah diumumkan.

“Kita tak boleh membiarkan fans setia Fast & Furious kecewa karena penundaan tanggal rilis,”ungkap Gibson, sembari mengingatkan Johnson bahwa The Fate of the Furious bisa sukses besar karena dirilis sesuai jadwal yang diumumkan. Masih jadi tanda tanya apakah penundaan Fast & Furious 9 ada kaitannya dengan spin-off Hobbs. Disamping itu, studio juga belum memberi kepastian apakah penundaan ini akan mempengaruhi proses produksi seri final, Fast & Furious 10, yang dijadwalkan tayang 2 April 2021. Dan menurut kabar dari THR, Johnson belum tentu akan kembali tampil di Fast & Furious 9. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Bagi mereka yang menantikan 'Fast & Furious 9', ada kabar buruk dari Universe terkait jadwal rilis sekuel 'The Fate of the Furious'.

Bagi mereka yang menantikan Fast & Furious 9, ada kabar buruk dari Universal terkait jadwal rilis sekuel The Fate of the Furious.

Semula disiapkan untuk 19 April 2019, Fast & Furious 9 kini diundur ke 10 April 2020. Belum ada informasi lebih lanjut perihal alasan studio menunda film action ini nyaris setahun lamanya. Namun disinyalir penyebabnya adalah karena Fast & Furious 9 hingga saat ini belum memiliki sutradara. Ada pula dugaan lain bahwa studio ingin fokus membuat spin-off terlebih dahulu, sebelum meluncurkan Fast & Furious 9.

Bicara soal spin-off, Universal diketahui mengembangkan film khusus untuk Hobbs, karakter agen beringas milik Dwayne Johnson yang debut di Fast Five. Selain Johnson, kabarnya spin-off Hobbs juga menampilkan Jason Statham yang kembali sebagai Deckard Shaw. Meski spin-off ini belum resmi diumumkan, proyek ini rupanya mendapat pertentangan dari sesama pemain franchise Fast & Furious, Tyrese Gibson. Lewat media sosial, Gibson mengakui ia akan melupakan keakrabannya dengan Johnson selama ini, jika Johnson membintangi film Hobbs. Tak lama berselang, Gibson kemudian mengklarifikasi bahwa ia dan Johnson tak ada masalah. Hanya saja, Gibson tak ingin Johnson syuting film Hobbs untuk saat ini, karena tanggal rilis Fast & Furious 9 sudah diumumkan.

“Kita tak boleh membiarkan fans setia Fast & Furious kecewa karena penundaan tanggal rilis,”ungkap Gibson, sembari mengingatkan Johnson bahwa The Fate of the Furious bisa sukses besar karena dirilis sesuai jadwal yang diumumkan. Masih jadi tanda tanya apakah penundaan Fast & Furious 9 ada kaitannya dengan spin-off Hobbs. Disamping itu, studio juga belum memberi kepastian apakah penundaan ini akan mempengaruhi proses produksi seri final, Fast & Furious 10, yang dijadwalkan tayang 2 April 2021. Dan menurut kabar dari THR, Johnson belum tentu akan kembali tampil di Fast & Furious 9. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Tuesday, October 3, 2017

Reuni ‘Titanic’, James Cameron Gaet Kate Winslet Untuk Sekuel ‘Avatar’

October 2017 - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul October 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Reuni ‘Titanic’, James Cameron Gaet Kate Winslet Untuk Sekuel ‘Avatar’
link : Reuni ‘Titanic’, James Cameron Gaet Kate Winslet Untuk Sekuel ‘Avatar’

Baca juga


October 2017

Di sela bergulirnya proses syuting sekuel 'Avatar', James Cameron mengumumkan ia akan bereuni dengan Kate Winslet, selepas terakhir kali mereka bertemu di 'Titanic'.

Sutradara James Cameron dan aktris Kate Winslet meraih kesuksesan fantastis ketika mereka berkolaborasi di Titanic (1997), yang kemudian menjadi film terlaris sepanjang masa. Bertahun-tahun rekor Titanic pun tak mampu ditembus film manapun, sebelum pada 2009 rekor ini akhirnya dipatahkan sendiri oleh Cameron melalui filmnya yang groundbreaking, Avatar.

Dengan angka box office Avatar yang mencapai $2,78 miliar, Cameron pun mendapatkan restu dari Fox untuk membuat empat sekuel sekaligus. Kini, di sela bergulirnya proses syuting sekuel Avatar, Cameron mengumumkan ia akan bereuni dengan Winslet, selepas terakhir kali mereka bertemu di Titanic pada 20 tahun silam. Dalam sekuel Avatar nanti, Cameron mendapuk Winslet sebagai pemeran Ronal. Belum ada detail lebih lanjut terkait karakter ini. Namun jika merujuk pada status Winslet sebagai aktris kelas A, tampaknya Cameron akan memberinya peran penting di sekuel Avatar.

“Kate dan saya sudah lama mencari proyek reuni selama 20 tahun terakhir, sejak kami berkolaborasi di Titanic, salah satu film tersukses dalam karir saya. Saya tak sabar melihatnya memerankan karakter Ronal,”tutur Cameron kepada Deadline.

Jajaran sekuel Avatar kembali dibintangi Sam Worthington (Jake Sully), Zoe Saldana (Neytiri), Sigourney Weaver (Dr. Grace Augustine) dan Stephen Lang (Colonel Quaritch). Selain mereka, film-film ini juga akan menampilkan para pemain muda seperti Jamie Flatters, Britain Dalton dan Trinity Bliss yang akan menjadi anak-anak Sully. Sekuel Avatar sendiri akan berkisah kehidupan keluarga baru Jake bersama suku Na’Vi di planet Pandora.

Avatar 2 akan dirilis 18 Desember 2020. Sementara, tiga sekuel lainnya siap menyusul secara bergiliran pada 17 Desember 2021, 20 Desember 2024 dan 19 Desember 2025. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Di sela bergulirnya proses syuting sekuel 'Avatar', James Cameron mengumumkan ia akan bereuni dengan Kate Winslet, selepas terakhir kali mereka bertemu di 'Titanic'.

Sutradara James Cameron dan aktris Kate Winslet meraih kesuksesan fantastis ketika mereka berkolaborasi di Titanic (1997), yang kemudian menjadi film terlaris sepanjang masa. Bertahun-tahun rekor Titanic pun tak mampu ditembus film manapun, sebelum pada 2009 rekor ini akhirnya dipatahkan sendiri oleh Cameron melalui filmnya yang groundbreaking, Avatar.

Dengan angka box office Avatar yang mencapai $2,78 miliar, Cameron pun mendapatkan restu dari Fox untuk membuat empat sekuel sekaligus. Kini, di sela bergulirnya proses syuting sekuel Avatar, Cameron mengumumkan ia akan bereuni dengan Winslet, selepas terakhir kali mereka bertemu di Titanic pada 20 tahun silam. Dalam sekuel Avatar nanti, Cameron mendapuk Winslet sebagai pemeran Ronal. Belum ada detail lebih lanjut terkait karakter ini. Namun jika merujuk pada status Winslet sebagai aktris kelas A, tampaknya Cameron akan memberinya peran penting di sekuel Avatar.

“Kate dan saya sudah lama mencari proyek reuni selama 20 tahun terakhir, sejak kami berkolaborasi di Titanic, salah satu film tersukses dalam karir saya. Saya tak sabar melihatnya memerankan karakter Ronal,”tutur Cameron kepada Deadline.

Jajaran sekuel Avatar kembali dibintangi Sam Worthington (Jake Sully), Zoe Saldana (Neytiri), Sigourney Weaver (Dr. Grace Augustine) dan Stephen Lang (Colonel Quaritch). Selain mereka, film-film ini juga akan menampilkan para pemain muda seperti Jamie Flatters, Britain Dalton dan Trinity Bliss yang akan menjadi anak-anak Sully. Sekuel Avatar sendiri akan berkisah kehidupan keluarga baru Jake bersama suku Na’Vi di planet Pandora.

Avatar 2 akan dirilis 18 Desember 2020. Sementara, tiga sekuel lainnya siap menyusul secara bergiliran pada 17 Desember 2021, 20 Desember 2024 dan 19 Desember 2025. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem