Judul : Review Film: 'The Voices' (2015)
link : Review Film: 'The Voices' (2015)
Review Film: 'The Voices' (2015)
Aneh dan eksentrik, 'The Voices' film terbaru dari Marjane Satrapi yang merupakan mash-up genre ini menyuguhkan perspektif segar dan penampilan menawan dari Ryan Reynolds.
“Wish I could help you Jerry... uuh but I'm just a fish.”Biasanya kisah mengenai pembunuh berantai diceritakan dengan narasi yang menegangkan dan seram. Namun dalam The Voices kita akan disajikan metode yang segar. Walaupun tetap menampilkan adegan berdarah-darah, namun pendekatan yang dilakukan oleh sutradara Marjane Satrapi dalam film yang dibintangi Ryan Reynolds ini memberikan perspektif baru mengenai motif dan tindakan pelaku pembunuh berantai.
— Fish
Ryan Reynolds berperan sebagai Jerry, seorang pemuda yang polos dan sedikit canggung dalam bergaul. Menjalani kehidupan sehari-harinya dengan riang, Jerry adalah pekerja rajin yang setiap pagi selalu bersiap dengan pakaian kerjanya yang berwarna pink cerah. Di kantornya, Jerry terlihat sebagai satu-satunya yang normal, sementara yang lainnya antisosial dan aneh. Di kantor ini jugalah, Jerry naksir dengan teman sekerjanya, seorang wanita Inggris seksi bernama Fiona (Gemma Arterton) dan berusaha menggebetnya dengan bantuan sang psikiater pribadi, Dr. Warren (Jacki Weaver).
Jerry hidup sendiri tanpa keluarga, namun ditemani oleh 2 binatang peliharaannya, seekor kucing bernama Mr Whiskers dan seekor anjing bernama Bosco. Anehnya, kedua peliharaan ini bisa bicara, dan kadang-kadang memberi sugesti pada Jerry. Mr Whiskers menyarankannya melakukan hal-hal buruk — termasuk membunuh — sementara Bosco berusaha melarang.
Setting kantor tak realistis yang penuh warna, baju kerja pink menyala, dan peliharaan yang bisa bicara, tentunya akan membuat kita bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Sementara penjelasannya bukanlah inti dari film — dan bukan juga menjadi plot-twist, tetap saja realitanya membuat saya sedikit terkejut.
Berangkat dari film animasi Persepolis yang diangkat dari komiknya sendiri, Marjane Satrapi menghadirkan film artistik yang merupakan rujak genre antara komedi dan thriller dengan sedikit drama. Sebagai film artistik, film yang telah tayang sejak tahun lalu di Sundance Film Festival ini tentu agak sedikit nyeleneh. Di awal film, penonton disuguhkan dengan romance-comedy mengenai cinta segitiga antara Jerry, Fiona, dan Lisa (Anna Kendrick). Namun seiring berjalannya cerita, terjadi sedikit pergeseran ke genre thriller-slasher, yang dimulai dengan kesalahpahaman yang terjadi antara Jerry dan Fiona saat malam kencan pertama.
Jika saya teruskan, maka akan menjadi spoiler. Intinya, Jerry adalah seorang penderita skizofrenia yang akhirnya menjadi pembunuh berantai. Adegan berdarah, mutilasi, potongan daging manusia dalam Tupperware, dan potongan kepala di kulkas Jerry menunjukkan bahwa Jerry taklah sepolos kelihatannya. Meski demikian, Satrapi menyajikannya dengan atmosfer yang aneh dan eksentrik, yang membuat film ini menjadi lucu dan mengerikan secara bersamaan.
Ryan Reynolds memberikan penampilan terbaiknya sejak film Buried. Tak hanya mengisi suara kedua hewan peliharaannya — yang punya aksen aneh — Reynolds berhasil membawakan karakter kompleks sebagai Jerry yang mengalami penyakit mental. Di satu sisi dia adalah pria culun dan canggung, tapi di sisi lain adalah pembunuh berantai. Jerry melakukan hal tersebut bukan karena keinginan sendiri melainkan karena paksaan situasi dan keinginannya untuk lari dari realitas yang pahit.
Walaupun secara garis besar saya sangat menikmati film ini, namun ada sedikit keinginan untuk tahu lebih dalam mengenai karakter Jerry. Secara garis besar, film ini memang bercerita dari sudut pandang Jerry, bagaimana Jerry melihat dunia. Penggambaran antara dunia fantasi Jerry dengan kenyataan cenderung menjadi repetitif, membuat film ini tak punya kesempatan untuk menggali lebih dalam karakter Jerry, selain sekilas mengenai masa lalunya.
Ending film mungkin akan dinilai absurd bagi sebagian penonton. Tapi menurut saya, sangat pas. Sesuai dengan tone dan atmosfir satire yang ingin disampaikan oleh Satrapi dan penulis skrip Michael R. Perry (Paranormal Activity 2). Meski tak ada ketegangan tipikal film slasher, dengan gayanya yang unik The Voices menjadi film eksentrik yang menarik. ■UP
Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
'The Voices' | TEGUH RASPATI | 26 April 2015
Sutradara Marjane Satrapi
Penulis Michael R. Perry
Pemain Ryan Reynolds, Gemma Arterton, Anna Kendrick, Jacki Weaver
Penulis Michael R. Perry
Pemain Ryan Reynolds, Gemma Arterton, Anna Kendrick, Jacki Weaver
Demikianlah Artikel Review Film: 'The Voices' (2015)
Sekianlah artikel Review Film: 'The Voices' (2015) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Review Film: 'The Voices' (2015) dengan alamat link https://moviefilm99.blogspot.com/2015/04/review-film-voices-2015.html
No comments:
Post a Comment