Friday, May 15, 2015

Review Film: 'Mad Max: Fury Road' (2015)

Review Film: 'Mad Max: Fury Road' (2015) - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Review Film: 'Mad Max: Fury Road' (2015), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Aksi, Artikel Review, Artikel Sci-Fi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Mad Max: Fury Road' (2015)
link : Review Film: 'Mad Max: Fury Road' (2015)

Baca juga


Review Film: 'Mad Max: Fury Road' (2015)

Liar dan brutal. 'Mad Max: Fury Road' adalah film aksi beradrenalin tinggi yang merupakan pencapaian teknis mengagumkan dengan skala yang lebih megah dibandingkan film pendahulunya.

“My name is Max. My world is fire. And blood.”
— Max Rockatansky
Butuh waktu 3 dekade bagi sutradara George Miller untuk melanjutkan kisah Max Rockatansky dari 3 film yang tak hanya membuat Mel Gibson menjadi bintang, namun juga mendefinisikan ulang tentang film bergenre post-apocalyptic dengan stunt dan desain produksi mengagumkan. Film keempatnya yang berjudul Mad Max: Fury Road adalah film aksi dengan pencapaian teknis tinggi dengan skala yang lebih megah dibanding pendahulunya. Film yang harus dirasakan sendiri melalui layar lebar.

Sangat kentara sekali Fury Road mengambil inspirasi dari film kedua (dan terbaik) dari seri Mad Max yaitu The Road Warrior yang terkenal dengan adegan kejar-kejaran mobil yang monumental. Namun naskah yang ditulis Miller bersama Brendan McCarthy dan Nico Lathouris juga sedikit mengangkat sensitivitas dari Beyond Thunderdome, kali ini dengan porsi yang lebih pas dan proporsional (meski banyak juga yang bilang terlalu sedikit).

Tak perlu menonton film sebelumnya untuk masuk ke dalam dunia post-apocalyptic Mad Max karena Miller dengan efektif menggambarkan bagaimana kacaunya masa depan tersebut sekaligus menyuguhkan kisah masa lalu Max melalui cuplikan-cuplikan sekilas.

Kita tahu apa yang akan kita lahap, saat Max (Tom Hardy) dikejar dan ditangkap oleh geng dengan dandanan aneh yang menamakan diri sebagai War Boys dalam sebuah adegan pengejaran yang cukup intens. War Boys ternyata adalah pasukan dari penguasa lalim bernama Immortan Joe (Hugh Keays-Byrne, yang juga memerankan Toecutter dalam film pertama Mad Max). Immortan Joe memimpin dengan mengendalikan sumber daya air dan mencuci otak War Boys dengan kepercayaan bahwa hidup adalah fana dan tujuan akhir adalah Valhalla. Max dirantai dan digunakan sebagai "kantong darah universal" yang menyediakan darah bagi seorang War Boys penyakitan bernama Nux (Nicholas Hoult).


Sementara Max dipasung, seorang bawahan Immortan Joe bernama Imperator Furiosa (Charlize Theron) yang mendapat misi untuk mengambil minyak dengan kendaraan War Rig, membelot dan membawa kabur 5 orang istrinya yang dijadikan budak penghasil keturunan. Joe memimpin pasukan untuk mengejar Furiosa dengan bantuan rekan-rekannya dari Gas Town dan Bullet Farm. Nux bergabung dengan pasukan tersebut dengan Max yang diikat di bagian depan mobil agar tetap terus bisa memasok darah. Konfrontasi berbagai macam pihak dengan adegan-adegan ekstrim membuat Furiosa dan Max akhirnya berhadapan satu lawan satu dan harus memutuskan apakah mereka akan saling bunuh atau saling bantu, dengan menyajikan salah satu adegan laga kompleks yang melibatkan Nux dan 5 selir Joe.

Cerita selanjutnya sebaiknya tak saya beberkan. Yang pasti, anda akan disajikan dengan tontonan yang liar, brutal, dan absurd. Scene dimana antek Joe yang berada di tengah perang dengan gitar elektrik yang bisa menghasilkan api adalah salah satu hal absurd yang terlihat konyol dan keren di saat bersamaan.

Walau namanya nampang di judul, Max hanya duduk di kursi penumpang dalam Fury Road, karena yang menjadi sorotan adalah Furiosa. Di dunia sangat macho ini, Fury Road sedikit menyelipkan pesan feminisme dengan menghadirkan seorang wanita tangguh yang diperankan dengan luar biasa oleh Charlize Theron. Furiosa lah yang memberi jalan cerita sekaligus motif yang menjadi pesan utama: penebusan.

Saya tak bisa bilang pemeran tokoh antagonis bermain dengan baik. Sebagian besar dari mereka adalah karakter one-note dengan kepribadian stereotip dan saya rasa hal tersebut tak masalah karena naskah tak menuntut demikian.

Meski mengangkat premis yang cukup serius dimana di masa depan manusia tak lagi punya hukum demi memperebutkan sumber daya seperti minyak dan air, seri Mad Max bukan dikenang karena plotnya. Begitu juga halnya dengan Fury Road yang tak punya plot rumit, alih-alih penonton akan disajikan dengan adegan aksi spektakuler non-stop hingga akhir.

Dengan durasi 2 jam, hampir sebagian besar dari film ini adalah kejar-kejaran mobil berkecepatan tinggi dengan penggunaan properti ekstrim seperti tombak, pisau, pistol, hingga chainsaw. Kita hanya bisa menarik napas sejenak saat para tokoh beristirahat atau sedang berdialog dan kemudian Fury Road kembali memacu jantung penonton dengan kejar-kejaran, tabrakan, dan ledakan di gurun Namibia.

Banyak hal yang bisa diapresiasi dari Fury Road. Desain produksi adalah hal yang paling mencolok. Bisa dilihat dari desain properti yang sangat mendetail, mulai dari pakaian yang dipakai, make-up karakter, hingga kendaraan yang dipakai yang dimodifikasi dengan drastis memberikan nuansa steam punk. Yang paling mencengangkan adalah penggunaan practical effects yang berarti bahwa semua adegan stunts, kejar-kejaran, dan ledakan yang anda lihat benar-benar terjadi dan dibuat langsung tanpa efek CGI (dengan pengecualian adegan badai pasir dan beberapa CGI yang digunakan untuk "menghapus" tali pengaman). Sulit dibayangkan bagaimana orang bisa membuat film seperti ini.

Waktu 30 tahun dan pernah sedikit berubah haluan dengan menyutradarai film anak-anak, tak membuat Miller kehilangan sentuhan magisnya menangani film aksi beradrenalin tinggi. Semua adegan laga dan kejar-kejaran yang kompleks dikoreografi dengan baik dan mendetail. Mungkin harus ditonton berulang-ulang agar tak melewatkan apa yang terjadi. Namun semuanya diatur sedemikian rupa sehingga tak terkesan berantakan. Tak hanya menjual ledakan, Miller menjaga kestabilan pacing dan momentum sehingga adegannya tak terkesan repetitif.

Adegan kejar-kejaran pertama antara gerombolan Immortan Joe dengan Furiosa begitu intens dan saya pikir ini adalah adegan terbaiknya. Namun ternyata adegan tersebut hanyalah pemanasan, karena setelahnya Fury Road menyajikan aksi yang lebih gila lagi.

Dibantu dengan sinematografer John Seale, Fury Road tak menggunakan metode kamera yang bergoyang-goyang untuk menciptakan tensi, malah mengambil long-shot untuk menekankan betapa kolosal, luasnya dimensi, dan begitu banyaknya hal yang terjadi di saat bersamaan. Masa depan versi Miller bukanlah dunia dengan warna yang didesaturisasi menjadi suram, melainkan menggunakan orange terang berkontras tinggi, dan anda tetap bisa merasakan atmosfer post-apocalyptic-nya. Scoring dari Junkie XL dengan suara distorsi gitar dan dentuman drum mencoba menggambarkan betapa "kasar" nya dunia Mad Max, meski di beberapa titik terkesan agak berlebihan.

Menonton film ini, anda akan menyadari betapa menjenuhkannya film-film blockbuster jaman sekarang dengan semua efek palsunya. Seperti bermaksud meledek film-film tersebut, Miller menggunakan bujet masif sebesar $150 dengan memberikan penonton sebuah sajian visual beradrenalin tinggi yang estetis, yang membuat film semacam Furious 7 jatuh ke level kacangan. Fury Road adalah film aksi dengan pencapaian teknis mengagumkan yang seharusnya menjadi contoh bagi filmmaker aksi lain. ■ UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem


'Mad Max: Fury Road' |
|

IMDb | Rottentomatoes
120 menit | Remaja

Sutradara George Miller
Penulis George Miller, Brendan McCarthy, Nico Lathouris
Pemain Tom Hardy, Charlize Theron, Nicholas Hoult, Hugh Keays-Byrne, Rosie Huntington-Whiteley


Demikianlah Artikel Review Film: 'Mad Max: Fury Road' (2015)

Sekianlah artikel Review Film: 'Mad Max: Fury Road' (2015) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review Film: 'Mad Max: Fury Road' (2015) dengan alamat link https://moviefilm99.blogspot.com/2015/05/review-film-max-fury-road-2015.html

No comments:

Post a Comment