Wednesday, May 6, 2015

Review Film: 'The Forger' (2015)

Review Film: 'The Forger' (2015) - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Review Film: 'The Forger' (2015), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Drama, Artikel Kriminal, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'The Forger' (2015)
link : Review Film: 'The Forger' (2015)

Baca juga


Review Film: 'The Forger' (2015)

John Travolta bemain sebagai seorang Forger, penjiplak lukisan terkenal dalam film drama-thriller yang terasa tak meyakinkan karena akibat kurangnya energi, karakterisasi, dan koherensi.

“It's never too late for one last heist.”
Meski tampil dengan poster yang cukup sugestif, The Forger bukanlah film pencurian yang menegangkan ala The Italian Job atau stylish ala Ocean Eleven. Istilah "The Forger" sendiri berasal dari istilah "forge" yang artinya menjiplak, dan di film ini John Travolta adalah seorang ahli penjiplak karya seni ternama. Memang temanya adalah tentang pencurian benda seni, namun porsinya hanya sedikit dan lebih fokus pada drama keluarga. Lemahnya karakterisasi dan intensitas alur membuat film ini tak punya energi dari awal.

John Travolta bermain sebagai Raymond, seorang mantan kriminal yang juga seorang forger, dan — menurut asumsi saya — cukup terkenal di bidangnya. Dibuka dengan adegan di dalam penjara, Raymond tengah menjalani masa hukuman yang tinggal 10 bulan, namun dengan bantuan rekannya Keegan (Anson Mount), dia akhirnya dibebaskan.

Keegan punya hutang besar dengan mafia besar (yang punya selera seni tinggi), dan satu-satunya cara untuk melunasinya adalah dengan membuktikan bahwa mereka bisa mengganti lukisan Monet di museum dengan lukisan palsu hasil forging tanpa ketahuan. Merasa berhutang — dan sedikit dipaksa oleh Keegan — Raymond melakukan one last heist.


Kenapa Raymond buru-buru ingin keluar penjara padahal hukumannya kurang dari setahun lagi? Anak semata wayangnya Will (Tye Sheridan), ternyata mengidap kanker otak stadium akhir. Sementara alasan ini memang masuk akal, pada akhirnya film ini tak tampil meyakinkan karena kurangnya karakterisasi, akting, dan koherensi plot.

Skenario dari Richard D'Ovidio mencoba menggabungkan 2 cerita yang sangat jauh berbeda yaitu antara kisah drama family bonding dengan aksi kriminal dan hal tersebut tak berhasil, baik sebagai kesatuan maupun secara terpisah. Tragisnya kehidupan Raymond dengan keluarga yang kacau dan mantan istri yang pecandu terasa palsu. Di lain sisi, aksi pencurian yang dilakukan Raymond sekeluarga, juga tak meyakinkan karena semua terjadi begitu mudah, bahkan dengan campur tangan FBI. Agen Paisley (Abigail Spencer) dan Detektif Devlin (Travis Aaron Wade) yang telah mengikuti Raymond sejak awal, selalu beberapa langkah ketinggalan, dan mau tak mau saya menilai mereka sebagai agen paling payah yang pernah ada.

Saya merasa sedikit canggung melihat John Travolta dengan wig dan jenggot minimalis. Travolta bermain sebagai pria sentimentil yang punya banyak masalah, baik dengan mafia maupun dengan keluarga. Dia bermaksud menjalin kembali hubungan dengan anaknya. Meski demikian, Travolta tampil monoton dengan ekspresi secanggung dan seaneh jenggotnya. Tak logis rasanya melihat pria dengan usia seuzur itu yang punya keahlian forging, namun masih bisa menghajar beberapa preman dengan tangan kosong.

Tye Sheridan memberikan akting yang lumayan sebagai seorang anak yang mengalami broken home dan kurang kasih sayang yang tinggal bersama sang kakek (Christopher Plummer). Dengan kondisinya yang sudah sekarat, Will punya "3 permintaan": bertemu ibunya, melepas keperjakaan, dan terlibat dalam "sesuatu" yang dikerjakan ayahnya. Yang terakhir mungkin sedikit tak rasional — toh dikabulkan juga oleh Raymond — namun dengan kondisi yang di ambang ajal, saya bisa mengerti keputusan Raymond mengabulkannya.

Meski kedengarannya banyak yang terjadi di depan layar, namun durasinya yang hanya satu setengah jam terasa lama. Tak hal baru yang disuguhkan dari skenario, dan sutradara Phillip Martin tampaknya hanya membiarkan kamera berjalan dan merekam apa yang sedang terjadi tanpa bermaksud menarik penonton. Paling tidak, begitu yang saya rasakan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'The Forger' |
|

IMDb | Rottentomatoes
92 menit | Remaja

Sutradara Phillip Martin
Penulis Richard D'Ovidio
Pemain John Travolta, Tye Sheridan, Christopher Plummer


Demikianlah Artikel Review Film: 'The Forger' (2015)

Sekianlah artikel Review Film: 'The Forger' (2015) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review Film: 'The Forger' (2015) dengan alamat link https://moviefilm99.blogspot.com/2015/05/review-film-forger-2015.html

No comments:

Post a Comment