Friday, May 22, 2015

Review Film: 'Spy' (2015)

Review Film: 'Spy' (2015) - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Review Film: 'Spy' (2015), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Komedi, Artikel Kriminal, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Spy' (2015)
link : Review Film: 'Spy' (2015)

Baca juga


Review Film: 'Spy' (2015)

Melissa McCarthy dan Paul Feig memberikan film aksi-komedi bertema spionase yang berhasil menyeimbangkan sisi serius dan konyol yang membuat 'Spy' lebih dari sekedar parodi genre.

“You really think you're ready for the field.”
— Rick Ford
Saat Melissa McCarthy nimbrung dalam salah satu dari beberapa film bertema spionase tahun ini, sebagian besar penonton — atau setidaknya saya — berekspektasi dia akan bermain sebagai karakter wanita gendut bermulut vulgar sebagaimana perannya dalam Identity Thief, Tammy, atau The Heat. Namun berkolaborasi kembali dengan sutradaranya dalam Bridesmaids, Paul Feig, McCarthy menunjukkan range kualitas akting yang lebih dari sekedar mesin penembak kata F***.

Tentu, dalam film komedi berjudul Spy ini, McCarthy tetap saja memberikan lelucon dengan umpatannya yang kasar. Namun alih-alih menyinggung, lelucon ini lebih tepatnya berfungsi sebagai punchline. Feig berhasil menemukan cara yang tepat untuk menyeimbangkan sisi serius dan konyol sehingga menjadikan film ini lebih dari sekedar parodi film mata-mata. Menarik melihat bagaimana perkembangan karakter yang dimainkan McCarthy, dimulai dari asisten di belakang meja hingga beraksi menghajar penjahat dalam adu jotos tangan kosong.

Di awal cerita, Susan Cooper (McCarthy) bukanlah siapa-siapa dalam organisasi CIA. Meski mendapat nilai yang cukup tinggi dalam ujian lapangan, Susan berakhir menjadi semacam GPS hidup — memberikan navigasi, informasi posisi musuh dan lain-lain — bagi para agen lapangan. Cooper bukannya suka dengan pekerjaannya, namun cintanya yang bertepuk sebelah tangan pada salah satu agen bernama Bradley Fine (Jude Law) membuatnya betah.


Bradley sendiri adalah seorang agen yang karismatik ala James Bond. Sayangnya, dalam misi mencari detonator nuklir, Fine harus tewas di tangan penjual senjata cantik bernama Rayna (Rose Byrne), yang kebetulan mengetahui identitas semua agen lapangan. Susan yang berniat balas dendam mengajukan diri untuk terjun ke lapangan, apalagi dia takkan mungkin dikenali oleh Rayna. Meski mendapat protes dari agen Richard Ford (Jason Statham), Kepala CIA (Allison Janney) menugaskan Susan dengan syarat dia hanya melakukan pengintaian dan tak boleh berkonfrontasi langsung.

Seperti halnya film bertema mata-mata, Susan tentu memperoleh peralatan berteknologi tinggi. Namun sayangnya peralatan mutakhir ini dikamuflasekan sebagai "perkakas" yang tak sepantasnya dibawa wanita untuk berpergian, seperti pluit, obat wasir, atau salep jamur kuku. Yah, meski ujung-ujungnya bakalan berguna juga sih.

Misi ini mengantarkan Susan ke beberapa kota eksotis di Eropa seperti Paris, Budapest, dan Roma, dengan bantuan navigasi dari teman senasibnya yang bernama Nancy (Miranda Hart). Nyaris ketahuan, dia harus melakukan penyamaran, namun konsep penyamaran yang diberikan CIA sedikit nyeleneh dan mungkin dianggap sesuai dengan kondisi fisiknya. Misalnya dia harus menyamar sebagai maniak kucing, yang pada akhirnya membuatnya muak dan memutuskan memanfaatkan sumber daya untuk membeli baju mewah yang berhasil mendekatkannya pada Rayna. Well, lebih dari sekedar dekat, dia berhasil menyamar sebagai bodyguard pribadi Rayna.

Dalam Spy, ada banyak referensi film spionase yang diparodikan, contohnya adegan pembuka yang mirip dengan sekuens pembuka film James Bond. Bahkan, scoring-nya juga meniru franchise mata-mata terpopuler tersebut. Meski begitu, Feig menggarap film ini dengan serius. Ditinjau sebagai film mata-mata, Spy nyaris memiliki semua elemen yang dibutuhkan: aksi, drama, dan beberapa plot twist. Namun dengan gayanya yang tak memaksakan film ini sebagai komedilah yang membuat Spy lebih lucu ketimbang film-film sejenis.

Berkat alur filmnya, McCarthy diberi kesempatan untuk mengeksplorasi kapabilitas aktingnya untuk lebih dari sekedar menampilkan karakter lucu namun juga karakter yang benar-benar bisa kita pedulikan. Dia bermain sebagai wanita yang punya emosi dan perasaan sekaligus punya persona komik yang lucu. Pada akhirnya, inilah yang membuat konfliknya terasa lebih natural.

Satu hal lagi yang menarik adalah bagaimana Statham memainkan Richard sebagai karakter terlucu yang sepantaran dengan Susan, tanpa perlu bertingkah konyol. Richard adalah agen yang sok, suka membual — dia bercerita bahwa tangan kirinya sempat putus lalu disambung lagi dengan tangan — dan selalu menganggap dirinya superhebat tanpa mengukur bayang-bayang dan akal sehat, yang kesemuanya diucapkannya dengan mimik serius. Aksinya hingga akhir film ditujukan hanya untuk membuat kita tergelak.

Untuk ukuran film komedi, 120 menit memang terasa agak lama, dan bagian akhirnya saya rasa sedikit dipanjang-panjangkan. Namun dengan penampilan McCarthy yang sangat mudah disukai di film ini, anda mungkin bisa bertahan hingga menit terakhir. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Spy' |
|

IMDb | Rottentomatoes
120 menit | Dewasa

Sutradara Paul Feig
Penulis Paul Feig
Pemain Melissa McCarthy, Jude Law, Jason Statham


Demikianlah Artikel Review Film: 'Spy' (2015)

Sekianlah artikel Review Film: 'Spy' (2015) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review Film: 'Spy' (2015) dengan alamat link https://moviefilm99.blogspot.com/2015/05/review-film-2015.html

No comments:

Post a Comment