Thursday, July 30, 2015

Review Film: 'Pixels' (2015)

Review Film: 'Pixels' (2015) - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Review Film: 'Pixels' (2015), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Komedi, Artikel Review, Artikel Sci-Fi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Pixels' (2015)
link : Review Film: 'Pixels' (2015)

Baca juga


Review Film: 'Pixels' (2015)

Selain prospeknya yang menjanjikan, 'Pixels' hanyalah menjadi film standar tipikal Adam Sandler. Filmnya tak buruk-buruk amat, hanya saja sangat mengecewakan. Untungnya, sedikit terselamatkan berkat efek visual yang menawan.

“I will talk to him. He's my son.”
— Prof. Iwatani
Setelah hampir selalu tampil dalam film yang mengecewakan beberapa tahun belakangan ini, saya merasa bahwa film terbaru Adam Sandler yang berjudul Pixels ini akan sedikit berbeda. Melihat premis beserta beberapa materi promosinya, saya berekspektasi film ini akan menjadi film komedi yang seru dengan efek visual nostalgis yang memanjakan mata. Poin terakhir memang benar — syukurlah — tapi secara garis besar Pixels tak terlalu berbeda dengan film-film Sandler sebelumnya: komedi canggung dengan plot membosankan.

Di dunia Pixels, semua bisa terjadi. Karakter game arcade era 80-an seperti Galaga, Centipede, dan PAC-MAN yang menginvasi bumi, para gamers culun yang menjadi juru kunci penyelamat dunia alih-alih pasukan militer elit macam Navy SEAL, Kevin James yang menjadi Presiden Amerika tapi masih saja punya kesempatan berlaku konyol di depan warganya, dan terakhir pesan moral yang sedikit menyesatkan: anda bisa berkutat dengan game dan tak perlu bekerja terlalu keras, karena suatu saat akan tiba kesempatan mudah untuk mengubah nasib dan mendapat pacar nan rupawan. Sulit dipercaya memang, begitu juga dengan filmnya sendiri secara umum.

Cerita dimulai pada tahun 1982 saat diadakannya kejuaraan dunia game arcade. Sam Brenner adalah seorang anak yang sangat lihai bermain game arcade yang mengantarkannya ke final kejuaraan tersebut dan harus berhadapan dengan juara sebelumnya, Eddie "Fire Blaster" Plant. Sayangnya, Brenner kalah.

Kembali ke tahun 2015, Brenner dewasa (Adam Sandler) sekarang bekerja sebagai teknisi instalasi perangkat home entertainment. Sementara sahabat karibnya sedari kecil, Will Cooper (Kevin James) sedikit lebih beruntung dan menjadi Presiden Amerika — saya tak ingin terkesan terlalu men-judge, tapi mau tak mau hal ini membuat saya bertanya-tanya bagaimana mungkin warga AS sampai bisa memilih dia!!?

Singkat cerita, Pangkalan Militer di Guam mendapat serangan misterius dan indikasi awal menunjukkan ini adalah invasi alien. Yang aneh, invasi ini mengambil wujud salah satu permainan game arcade, Galaga. Akhirnya diketahui bahwa pada tahun 1982, NASA mengirimkan kapsul yang berisi berbagai referensi budaya pop (termasuk game arcade) yang kemudian dianggap oleh alien sebagai pernyataan perang. Dengan mengambil wujud karakter game tersebut, alien mulai menyerang bumi.

Presiden Cooper lalu meminta bantuan rekan-rekan masa kecilnya yang lihai bermain game arcade. Cukup mengherankan bahwa di dalam dunia Pixels tampaknya hanya ada 3 orang yang mahir bermain dari total seluruh penduduk Amerika: Brenner, Eddie "Fire Blaster" Plant (Peter Dinklage) serta Ludlow Lamonsoff si Anak Ajaib (Josh Gad).


Dua paragraf di atas, mungkin akan menimbulkan banyak pertanyaan bagi anda. Tak perlu repot-repot memikirkan jawabannya, karena film ini sama sekali tak ingin menjelaskannya dengan gamblang. Penulis naskah Tim Herlihy dan Timothy Dowling tak menggarap naskahnya ke level yang lebih tinggi. Alur dibuat seolah-olah hanya ingin sekadar mengantarkan penonton dari satu scene ke scene lain — mulai dari serangan Galaga, Centipede, PAC-MAN, dan Donkey Kong — tanpa pernah memberikan actual story. Kemudian ada subplot romansa antara Brenner dan Letkol Violet van Patten (Michelle Monaghan) yang tak pernah mengena, selain ejek-mengejek yang seksis.

Diproduksi oleh rumah produksi Happy Madison, film ini sama saja dengan kebanyakan film-film tipikal Sandler. Mulai dari komedi garing, cameo selebritis, hingga leluconnya yang menyerang gender dan tampilan fisik. Sandler terlihat malas memerankan Brenner yang mengalami krisis paruh baya dan kesulitan beradaptasi dengan kehidupan dewasa. Sayang sekali bakat Monaghan tak bisa tereksplor disini. Jika ditanya siapa karakter yang cukup menarik, maka jawabannya adalah Lamonsoff (selain Q*bert tentunya). Josh Gad yang memerankan Lamonsoff menjadi satu-satu karakter yang kocak, padahal ini film komedi, for the god's sake.

Paling tidak sutradara Chris Columbus (Mrs. Doubtfire, Harry Potter and the Sorcerer's Stone) berusaha sebisanya mengangkat materi yang pas-pasan ini. Dia mengatur pacing film dengan baik dan menjaga semuanya berjalan dengan cepat sehingga membuat Pixels memiliki level "membosankan" yang lebih sedikit dibandingkan film-film Sandler lainnya. Dia menunjukkan kepiawaian menangani efek visual karakter dan adegan aksi yang untungnya menjadi penyelamat bagi film ini. Efek 3D dan CGI dari makhluk-makhluk game kubikal yang warna-warna benar-benar memanjakan mata dan membuat kita sedikit terlupa dengan plot omong-kosongnya.

Besar di era 90-an dan akrab dengan game arcade semasa kecil, membuat saya ingin menyukai Pixels. Prospek film yang diangkat dari film pendek karya Patrick Jean ini — yang bisa anda tonton disini — begitu menjanjikan, sehingga sulit untuk mengira bahwa produk akhirnya bakalan gagal, baik secara kualitas maupun finansial. Di tangan yang tepat, materi yang punya brand kuat seperti ini punya kans kuat menjadi sukses (lihat saja The Lego Movie). Pixels akhirnya hanya masuk ke dalam track-record mengecewakan dari Sandler. Filmnya tak buruk-buruk amat, hanya saja sangat mengecewakan. ■UP

'Pixels' |
|

IMDb | Rottentomatoes
106 menit | Remaja
Sutradara: Chris Columbus
Penulis: Jim Herlihy, Timothy Dowling
Pemain: Adam Sandler, Kevin James, Michelle Monaghan, Peter Dinklage


Demikianlah Artikel Review Film: 'Pixels' (2015)

Sekianlah artikel Review Film: 'Pixels' (2015) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review Film: 'Pixels' (2015) dengan alamat link https://moviefilm99.blogspot.com/2015/07/review-film-2015.html

No comments:

Post a Comment