Judul : Review Film: 'The Loft' (2015)
link : Review Film: 'The Loft' (2015)
Review Film: 'The Loft' (2015)
'The Loft' dieksekusi terlalu aman oleh sutradara Erik van Looy, menjadikannya erotic-thriller tanpa real thrill, padahal ada cukup banyak plot twist yang dihadirkan.

“...but you're gonna survive. Cause we're friends, aren't we?”Jika anda ingin melihat betapa memuakkannya perilaku manusia — pria khususnya — maka tontonlah The Loft. Perselingkungan, pengkhianatan, dan kebohongan adalah tema yang diangkat dalam film yang katanya bergenre erotic thriller ini. The Loft diangkat dengan dari film Loft versi Belgia yang dirilis pada tahun 2008 yang juga pernah dibuat kembali dalam versi Belanda dengan sutradara yang berbeda 2 tahun kemudian.
— Chris
Sang sutradara film orisinalnya, Erik van Looy menjadikan film ini sebagai jalan menuju Hollywood dan mengganti pemainnya dengan bintang-bintang yang familiar. Saya tak pernah menonton 2 film sebelumnya, tapi film yang terlihat seperti gabungan cerita novel Agatha Christie dengan film Reservoir Dogs ini taklah secerdas kelihatannya. Sulit untuk bilang bahwa The Loft adalah erotic thriller, mengingat filmnya yang tak memenuhi kedua kriteria tersebut.
Lima orang pria dewasa yang telah berkeluarga merupakan sahabat karib: arsitek lihai Vincent (Karl Urban), terapis melankolis Chris (James Marsden), si pendiam Luke (Wenthworth Miller), si gendut yang banyak omong Marty (Eric Stonestreet) serta psikopat temperamen Phillip (Matthias Schoenaerts). Agar mereka bebas melakukan berbagai "urusan" tanpa diketahui oleh keluarga, Chris sengaja menyiapkan satu ruangan khusus yang diberi nama Loft (=Loteng) dan berbagi kunci dengan keempat sahabatnya tersebut.
Situasi menjadi runyam saat kelimanya menemukan mayat wanita telanjang yang diborgol di kasur Loteng lengkap dengan kalimat Latin yang ditulis dengan darah. Tempat tersebut tak diketahui oleh siapapun selain mereka berlima dan hanya mereka berlima pulalah yang punya akses kesana. Sementara mereka saling beradu argumen, misteri mengenai siapa identitas wanita tersebut, kenapa dia dibunuh disana, dan siapa pelaku sebenarnya terungkap sedikit demi sedikit.
Film dibuka dengan adegan preposisi yang menjanjikan dan cukup menegangkan. Cerita sebenarnya dimulai saat kelimanya ditangkap dan diinterogasi oleh 2 polisi yaitu Detektif Huggins (Kristin Lehman) dan Detektif Cohagan (Robert Wisdom). Melalui investigasi ini penonton disajikan dengan adegan flashback ala The Usual Suspects yang berujung pada pengungkapan kasus.
Semakin lama kita mengenal masing-masing tokoh, semakin membuat kita membenci mereka melihat kebusukan yang perlahan muncul ke permukaan. Meski ada satu tokoh yang tampak seperti nice guy — Chris misalnya — tak membuatnya terlihat lebih baik dibanding 4 rekannya. Dalam The Loft, semua pria adalah si brengsek dan wanita selalu menjadi korban situasi.
Film tipikal misteri seperti ini sebenarnya adalah favorit saya. Saya bahkan juga suka membaca novel-novel detektif dari Agatha Christie dan Arthur Conan Doyle. Dan itu adalah satu-satunya alasan yang membuat saya bertahan menonton film ini sampai akhir. Eksekusi filmnya biasa saja, aktingnya juga biasa, dan tak ada karakter yang benar-benar berkesan.
Karakter kelima tokoh utama kita yang one-note sangat berbeda satu sama lain dan mereka tampaknya saling membenci, sehingga sangat sulit membayangkan bagaimana mungkin kelimanya menjadi sahabat karib. Senada dengan karakterisasinya, naskah dari Bart de Paw dan Wesley Strick juga one-note dengan diisi oleh dialog-dialog pendek klise yang repetitif.
Dilihat dari premisnya film ini mengangkat tema yang cukup berat dan saya sempat berekspektasi lebih bahwa The Loft akan menjadi drama-thriller yang mengangkat isu sosial provokatif semacam Gone Girl. Namun Van Looy bukanlah David Fincher. Alih-alih, eksekusinya terlalu aman dengan narasi yang linear yang disamarkan dengan penceritaan bolak-balik. Real thrill tak pernah tersaji, meski ada cukup banyak plot twist yang dihadirkan. ■ UP
'The Loft' |
TEGUH RASPATI | 31 Juli 2015
TEGUH RASPATI | 31 Juli 2015

Sutradara: Erik van Looy
Penulis: Bart De Pauw, Wesley Strick
Pemain: Karl Urban, James Marsden, Wentworth Miller
Demikianlah Artikel Review Film: 'The Loft' (2015)
Sekianlah artikel Review Film: 'The Loft' (2015) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Review Film: 'The Loft' (2015) dengan alamat link https://moviefilm99.blogspot.com/2015/07/review-film-loft-2015.html
No comments:
Post a Comment