Tuesday, August 25, 2015

Review Film: 'Attack on Titan' (2015)

Review Film: 'Attack on Titan' (2015) - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Review Film: 'Attack on Titan' (2015), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Drama, Artikel Fantasi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Attack on Titan' (2015)
link : Review Film: 'Attack on Titan' (2015)

Baca juga


Review Film: 'Attack on Titan' (2015)

Melihat tata produksi yang cukup baik dengan segala alterasi ceritanya, 'Attack on Titan' akan menjadi fanservice yang lumayan bagi sebagian penonton dan adaptasi yang mengecewakan bagi sebagian lainnya.

“Be careful when you fight the monsters, lest you become one.”
— Shikishima
Mengadaptasi manga atau anime ke layar lebar adalah hal yang sulit dilakukan, dimana seringkali hasilnya cenderung mengecewakan. Konsep di atas kertas tak bisa begitu saja dituangkan ke dalam film, namun jika dilakukan dengan tepat pastinya akan memuaskan penggemar lama dan menarik penggemar baru, sebagaimana yang terjadi pada trilogi Rurouni Kenshin.

Dengan berbagai kesuksesan yang telah diraih oleh manga dan animenya, menjadi beban di pundak sutradara Shinji Higuchi untuk mengangkat kisah epik ini ke layar lebar karena para penggemar tentu punya ekspektasi yang tinggi terhadap versi live-action dari cerita favorit mereka. Jangan membuat standar yang terlalu tinggi tapi, karena meskipun film ini bukanlah film yang buruk, namun pendekatannya yang berbeda dengan materi orisinal, akan membuat sebagian penonton kecewa.

Banyaknya perkembangan karakter dan backstories serta dunia yang kompleks dari versi manga sementara durasi filmnya hanya 98 menit, maka Higuchi memilih untuk menyederhanakan plot yang kabarnya juga direstui oleh sang mangaka, Hajime Isayama. Cerita lebih berfokus pada horor yang diakibatkan keberadaan titan. Cara terbaik untuk melahap film ini adalah dengan menafikan semua yang anda tahu dari anime/manga.

Cerita dibuka dengan narasi yang menceritakan saat kemunculan titan ratusan tahun lalu, yang menimbulkan bencana besar. Umat manusia yang tersisa membangun tembok besar untuk melindungi diri dan hidup dengan aman di dalamnya. Setelah 100 tahun berada dalam status quo, tiba-tiba muncul titan kolosal yang kemudian menghancurkan tembok, sehingga para titan-titannya bisa masuk ke seberang tembok dan mulai memakan manusia.


Teror yang ditimbulkan oleh titan terasa sangat mengerikan. Adegan-adegannya dibuat sebrutal mungkin dengan darah yang bercipratan dan anggota tubuh yang berserakan dimana-mana. Belum lagi ditambah dengan efek suara saat titan menelan manusia. Saya rasa tak perlu disebutkan bahwa film ini tak aman ditonton anak-anak.

3 karakter utama masih sama: Eren (Haruma Miura), Armin (Kanata Hongo), dan Mikasa (Kiko Mizuhara). Dalam adegan pembuka, ketiganya tengah berbincang di sebuah lapangan, dimana Eren berdiri di atas bom pesawat, yang mengindikasikan bahwa kejadian di film terjadi di masa depan dunia kita, sedikit berbeda dengan anime/manga. Eren awalnya tak percaya dengan keberadaan titan, hingga akhirnya tiba-tiba muncul titan kolosal. Kekacauan yang ditimbulkannya membuat Eren harus terpisah dengan Mikasa.

Dua tahun kemudian, Eren dan Armin bergabung dengan Pasukan Penyelidik. Bersama dengan Sasha, Jean, Hans, dan rekan-rekan lainnya, pasukan ini mendapat misi untuk menutup lubang yang dibuat oleh titan kolosal. Namun rencana yang dilaksanakan pada malam hari tersebut, tak berjalan dengan lancar akibat serangan titan. Untunglah, pasukan ini diselamatkan oleh Kapten Shikishima (Hiroki Hasegawa) dan — yeei — Mikasa.

Terjadi sedikit perubahan di bidang karakterisasi. Selain dari karakter yang telah kita kenal di versi anime/manga, ada pula penambahan karakter baru. Yang paling kentara adalah Shikishima yang sepertinya dimaksudkan untuk menggantikan Levi. Karakter Armin disederhanakan sebagai teman baik Eren yang maniak gadget. Perubahan paling besar, tentu saja Mikasa. Meski masih tampil sebagai wanita tangguh, namun perannya dirubah menjadi pacar yang patah hati setelah ditinggalkan Eren.

Bagi penonton yang sudah familiar dengan film adaptasi anime/manga lain, takkan merasa janggal dengan akting para pemain yang komikal dengan dialog yang garing, meski bagi saya pribadi sedikit menganggu. Higuchi membangun cerita dengan baik di paruh pertama, namun sedikit kesulitan menjaga ritmenya di paruh kedua. Alur di pertengahan film sedikit terseok-seok dan terasa membosankan. Tensi kembali meningkat saat titan kembali muncul, terlebih lagi saat sekuens titan versus titan yang sangat intens dan keren di paruh akhir.

Salah satu aspek yang paling menarik dari film ini adalah bagaimana desainer produksinya mengusahakan agar tampilannya terlihat semirip mungkin dengan anime/manga. Seragam tentara dan persenjataan dibuat dengan detail, termasuk alat manuver 3 dimensi atau yang di film ini disebut dengan omni-directional mobility gear (ODMG). Desain kota yang ala Eropa jaman dulu terasa meyakinkan, meski agak janggal melihat penduduknya yang hanya berisi orang Jepang saja.

Saya takkan memberi kritik pedas pada departemen efek visual. Ya, di beberapa bagian efek komputernya memang masih terlihat kasar, namun mengingat bujetnya yang tak sekolosal bujet film Hollywood maka hal ini bisa dimaklumi. Alih-alih menggunakan full CGI, Higuchi dan timnya menggunakan practical effects dimana titannya sendiri diperankan oleh aktor pengganti lalu dipoles dengan CGI, seperti halnya yang dilakukan TOHO untuk film Godzilla.

Efeknya masih kentara jika adegannya menampilkan manusia dan titan dalam satu frame, namun cukup meyakinkan saat hanya menampilkan titan saja. Kemunculan titan kolosal dan titan Eren adalah salah satu adegan terbaik, merepresentasikan keepikannya dengan mengagumkan.

Melihat tata produksi yang cukup baik dengan segala alterasi ceritanya, Attack on Titan akan menjadi fanservice yang lumayan bagi sebagian penonton dan adaptasi yang mengecewakan bagi sebagian lainnya. Yang jelas, penonton akan menurunkan ekspektasi mereka terhadap film keduanya, Attack on Titan: End of the World -- yang semoga saja ditayangkan disini dengan segera. Saat standar yang ditetapkan sudah rendah, mungkin saja sekuelnya akan menjadi kejutan yang lebih memuaskan. ■ UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Attack on Titan' |
|


IMDb | Rottentomatoes
98 menit | Dewasa

Sutradara: Shinji Higuchi
Penulis: Yusuke Watanabe, Tomohiro Machiyama (screenplay), Hajime Isayama (manga)
Pemain: Haruma Miura, Kiko Mizuhara, Kanata Hongo


Demikianlah Artikel Review Film: 'Attack on Titan' (2015)

Sekianlah artikel Review Film: 'Attack on Titan' (2015) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review Film: 'Attack on Titan' (2015) dengan alamat link https://moviefilm99.blogspot.com/2015/08/review-film-on-titan-2015.html

No comments:

Post a Comment