Tuesday, June 30, 2015

Review Film: 'Last Knights' (2015)

Review Film: 'Last Knights' (2015) - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Review Film: 'Last Knights' (2015), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Aksi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Last Knights' (2015)
link : Review Film: 'Last Knights' (2015)

Baca juga


Review Film: 'Last Knights' (2015)

Terinspirasi dari kisah 47 ronin dengan setting abad pertengahan, usaha sutradara Kazuaki Kiriya memainkan ekspektasi penonton patut diacungi jempol, meski pada akhirnya film ini tak bisa naik level dari kelas "biasa-biasa saja".

“...and now we will restore the voice of our people.”
— Raiden
Saya tak pernah merasa Clive Owen tampil meyakinkan dalam film bergenre aksi (ya, termasuk dalam film scifi-aksi dari Alfonso Cuaron, Children of Men). Namun, Owen bahkan bermain sebagai seorang panglima perang yang jago pedang bernama Raiden dalam film aksi medioker bersetting abad pertengahan ini.

Di sebuah negeri antah berantah di era antah berantah (yang mirip dengan abad pertengahan), Komandan Raiden adalah pemimpin pasukan elit yang mengabdi pada seorang bangsawan bernama Bartok (Morgan Freeman). Keluarga Bartok dan klan bangsawan lainnya berada di bawah kekuasaan sang Kaisar (dalam film hanya disebut "kaisar", diperankan oleh Peyman Moaadi). Konflik dimulai saat Perdana Menteri yang lalim, Geza Mott (Aksel Hennie) memaksa Bartok untuk membayar upeti. Bartok adalah bangsawan terhormat dan penolakannya membuat nasibnya berujung tragis.


Keluarga Bartok yang tersisa diasingkan, kerajaannya diambil alih, dan pasukannya dibebastugaskan. Raiden yang kehilangan majikan, menjual pedangnya dan menghabiskan waktu untuk bermabuk-mabukan dan main wanita. Namun, kita tahu kemana arah film ini: pembalasan dendam atas Bartok oleh (mantan) pasukannya.

Segampang-gampangnya alur film ini ditebak, sutradara Kazuaki Kiriya berhasil mengulur narasinya dengan efektif, yang membuat kita mempertanyakan kebenaran prediksi tersebut. Berdurasi hampir 2 jam, usaha Kiriya memainkan ekspektasi penonton patut diacungi jempol , meski pada akhirnya film ini tak bisa naik level dari kelas "biasa-biasa saja".

Terinspirasi dari kisah 47 ronin, Last Knights mengangkat tema kehormatan dan loyalitas. Film ini menjadi film multikultural dengan menggunakan aktor dari berbagai negara, termasuk para kru di belakang layar. Jika anda ingin tahu, aktor tersebut diantaranya dari Amerika (Freeman), Inggris (Owen), Iran (Maadi), Norwegia (Hennie), Korea Selatan (Ahn Sung-ki) dan masih banyak lagi. Hal ini mungkin bisa sedikit mendorong penjualan film di beberapa wilayah, tapi tak berarti banyak bagi produk akhir film itu sendiri.

Semua karakter nyaris one-note, dan karakter yang dimainkan Owen dan Freeman bukanlah pengecualian. Namun setidaknya karakter Bartok lebih memorable berkat pembawaan khas Freeman dengan narasinya yang ikonik. Sayangnya, Freeman pergi terlalu cepat dan berikutnya kita disodorkan dengan karakter Raiden yang klise.

Satu hal yang sangat mengganggu bagi saya adalah set lokasi yang tidak believable. Adegan saat Raiden berdialog dengan Bartok di awal film, serta adegan pertarungan akhir kentara sekali diambil di dalam studio. Gambar yang disorot dengan lensa widescreen oleh Antonia Riestra sedikit tersia-siakan dengan desain produksi yang tak meyakinkan.

Bicara mengenai pertarungan akhir, adegan tersebut sangat sulit untuk ditonton, mengingat settingnya yang sangat gelap dan sulitnya membedakan antara karakter yang satu dengan lainnya. Apalagi sebelumnya kita tak pernah benar-benar dibuat akrab dengan para karakter pendukung. Namun saya tahu bahwa Kiriya memaksudkan adegan ini menjadi adegan yang epik, terdengar dari suara pedang yang saling beradu dan tubuh yang terpotong.

Last Knights terasa seperti satu atau dua episode dari serial televisi bersetting abad pertengahan yang kemudian dipanjang-panjangkan hingga 2 jam. Ceritanya sudah pernah kita lihat sebelumnya, termasuk subplot rivalitas antara Raiden dengan pengawal Geza Mott, Auguste. Dan, ya, tugas berat bagi saya untuk menonton film ini hingga akhir tanpa menguap. ■ UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem


'Last Knights' |
|

IMDb | Rottentomatoes
115 menit | Remaja

Sutradara Kazuaki Kiriya
Penulis Michael Konyves, Dove Sussman
Pemain Clive Owen, Morgan Freeman, Cliff Curtis


Demikianlah Artikel Review Film: 'Last Knights' (2015)

Sekianlah artikel Review Film: 'Last Knights' (2015) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review Film: 'Last Knights' (2015) dengan alamat link https://moviefilm99.blogspot.com/2015/06/review-film-knights-2015.html

No comments:

Post a Comment