Judul : Review Film: 'Insidious: Chapter 3' (2015)
link : Review Film: 'Insidious: Chapter 3' (2015)
Review Film: 'Insidious: Chapter 3' (2015)
Walaupun memang bukan termasuk film horor yang dengan kadar nyeremin yang tinggi, sedikit banyak 'Insidious: Chapter 3' berhasil membuat penonton terlonjak dari kursi dengan jump scares-nya yang klise.
“If you call out to one of the dead, all of them can hear you.”Dengan ending Insidious: Chapter 2 yang cukup memuaskan, bisa dibilang kisah yang dimulai oleh James Wan pada 2011 ini sudah tutup buku. Namun Leigh Whannell tak kehabisan ide. Dengan menjadikan film berikutnya ini sebagai prekuel, Insidious: Chapter 3 membahas lebih jauh tentang dunia orang mati yang bernama The Further dan memberikan porsi lebih banyak pada karakter paranormal, Elise Rainier (Lin Shaye).
— Elise Rainier
Seorang gadis muda bernama Quinn Brenner (Stefanie Scott) meminta bantuan Elise untuk mengontak ibunya yang telah meninggal. Elise awalnya menolak, namun karena Quinn tetap bersikeras akan berkomunikasi ibunya meski tanpa Elise, akhirnya dia luluh juga. Apalagi mengingat fakta bahwa mengontak arwah orang mati bisa memancing entitas berbahaya dari dunia lain. Sialnya, saat mengontak ibu Quinn, Elise berhadapan dengan "Wanita Bergaun Hitam" dan harus menghentikan penerawangannya.
Melalui salah satu characters establishing terparah yang pernah saya tonton, kita diperkenalkan dengan orang-orang di sekitar Quinn, mulai dari ayahnya, Sean Brenner (Dermot Mulroney) adiknya, Alex (Tate Berney), teman dekatnya, Maggie (Hayley Kiyoko) serta tetangga seapartemen yang naksir padanya, Hector (Ashton Moio). Dari yang saya sebutkan barusan, tak ada tokoh yang punya peran signifikan, selain Sean sebagai ayah yang (mencoba) perhatian pada anaknya dan Alex yang berusaha mengontak tim pengusir hantu yang kocak, Specs dan Tucker (dimainkan oleh Whannel dan Angus Sampson).
Quinn mulai mendengar suara-suara aneh di tengah malam dan peristiwa-peristiwa mistis mulai terjadi. Saat melihat seorang pria aneh yang melambai dari kejauhan.... BAM.... Quinn akhirnya harus menjalani operasi dan kakinya harus di-gips. Kondisi ini membuat situasi semakin menegangkan, karena saat peristiwa mistis terjadi, Quinn tak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa melihat perbuatan dari makhluk yang disebut dengan "Pria Yang Tak Bisa Bernapas" dengan tatapan ngeri.
Leigh Whannell mengambil tongkat sutradara dari James Wan setelah bekerja sama dengannya dalam naskah Insidious 1 dan 2. Merupakan debutnya sebagai sutradara, gaya Whannell bukanlah seperti Wan yang lebih menggantungkan horornya pada atmosfer film dengan membangun tensi.
Sebagaimana film horor masa kini yang menggunakan metode jump scares untuk menakuti penonton, Insidious 3 bukanlah pengecualian. Kita akan dibuat kaget dengan suara musik yang menggelegar tiba-tiba dan penampakan seram yang entah muncul darimana. Namun Whannell juga dengan efektif menciptakan intensitas dengan membuat penonton awas terhadap apa yang terjadi di sekitar. Misalnya saja saat kemunculan Pria Pria Yang Tak Bisa Bernapas yang bergerak pelan di balik tirai tanpa disadari Quinn membuat kita menahan napas, dan berujung pada jump scares yang sukses membuat beberapa penonton menjerit. Yah, jump scares-nya memang klise, tapi di beberapa scene cukup mengena.
Ceritanya sendiri predictable dan sangat tipikal film horor. Nyaris tak ada hal yang baru disini, namun jika anda penasaran seperti apa sebenarnya The Further, anda akan terpuaskan karena film ini menyorot dunia gaib tersebut lebih lama.
Salah satu faktor yang bisa sedikit mengangkat kasta film ini adalah bagaimana Whannel menambahkan unsur drama yang lebih dibandingkan film sebelumnya. Quinn adalah gadis muda yang belum bisa menerima kematian ibunya, sementara Sean berusaha untuk melupakan kehilangan tersebut. Sebagai tambahan, kita juga bisa melihat bagaimana akhirnya Elise memutuskan untuk menggunakan kemampuannya membantu orang lain bersama dengan Specs dan Tucker, meski harus dihantui oleh Wanita Bergaun Hitam. Satu pertanyaan yang tak terjawab adalah awal keterlibatan Elise dengan Wanita Bergaun Hitam tersebut.
Walaupun memang bukan termasuk film horor yang dengan kadar nyeremin yang tinggi, sedikit banyak Insidious: Chapter 3 berhasil membuat penonton terlonjak dari kursi dengan jump scares-nya yang klise. Meski tak sepiawai Wan, namun Whannell menunjukkan kemampuannya menangani film horor dengan caranya sendiri. ■UP
Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
'Insidious: Chapter 3' |
TEGUH RASPATI | 23 Juni 2015
TEGUH RASPATI | 23 Juni 2015
Sutradara Leigh Whannell
Penulis Leigh Whannell
Pemain Dermot Mulroney, Stefanie Scott, Lin Shaye
Penulis Leigh Whannell
Pemain Dermot Mulroney, Stefanie Scott, Lin Shaye
Demikianlah Artikel Review Film: 'Insidious: Chapter 3' (2015)
Sekianlah artikel Review Film: 'Insidious: Chapter 3' (2015) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Review Film: 'Insidious: Chapter 3' (2015) dengan alamat link https://moviefilm99.blogspot.com/2015/06/review-film-chapter-3-2015.html
No comments:
Post a Comment