Tuesday, June 2, 2015

Review Film: 'San Andreas' (2015)

Review Film: 'San Andreas' (2015) - Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Review Film: 'San Andreas' (2015), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Drama, Artikel Featured, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'San Andreas' (2015)
link : Review Film: 'San Andreas' (2015)

Baca juga


Review Film: 'San Andreas' (2015)

Sutradara Brad Peyton mengangkat temanya ke skala yang lebih besar dengan efek visual yang mengagumkan, meski dari plot, narasi, dan karakterisasi tak ada yang benar-benar baru dan spesial.

“People need to now that the shaking is not over.”
— Dr. Lawrence Hayes
Dalam setiap film bertema bencana atau yang sering disebut "disaster flicks" selalu ada adegan heroik dari bintang utama yang berusaha menyelamatkan siapapun yang bisa diselamatkan. San Andreas tak begitu berbeda. Kita akan melihat Dwayne "The Rock" Johnson keliling California untuk menyelamatkan keluarganya selagi gedung-gedung pencakar langit saling beruntuhan akibat gempa skala besar. Sementara tak ada hal yang baru disini, setidaknya sutradara Brad Peyton menghadirkannya dengan skala yang lebih megah.

Ray Gaines (Dwayne Johnson) adalah seorang penerbang helikopter handal, dan di awal film kita akan diperlihatkan bagaimana mahirnya Ray (bersama tim LA Fire Department-nya) bermanuver di antara tebing yang sempit untuk menyelamatkan seorang gadis. Ray punya hubungan baik dengan rekan-rekannya dan awalnya saya pikir brotherhood ini akan cukup berperan dalam narasi selanjutnya. Sayangnya adegan ini akan terlupakan, karena setelahnya, cerita mengambil babak yang sama sekali baru.

Di lain tempat, seismologis Dr. Lawrence Hayes (Paul Giamatti) menemukan metode untuk memprediksi gempa beberapa saat sebelum terjadi. Kata-kata "ilmiah" yang digumamkan dan diagram-diagram yang diperlihatkannya — yang mungkin takkan terlalu kita pedulikan — berujung pada kesimpulan besarnya skala Richter dari bencana yang akan terjadi.


Ray sedang dalam proses cerai dengan istrinya, Emma (Carla Gugino). Meskipun hubungan Ray dengan anaknya, Blake (Alexadra Daddario) baik-baik saja, namun dia lebih memilih untuk pergi ke San Fransisco bersama [calon] ayah tirinya, Daniel (Ioan Gruffudd) sementara Emma pergi ke Los Angeles untuk bertemu dengan [calon] adik iparnya, Susan (Kylie Minogue). Dari sini, kita bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Ray mengabaikan misinya di Nevada, untuk menyelamatkan anak istrinya yang berada di pusat bencana masif yang memporak-porandakan California.

Dari sinopsis barusan, bisa dilihat bahwa penulis skrip Carlton Cuse butuh waktu cukup panjang untuk mendirikan basis narasi (faktanya, adegan pembuka ini mnghabiskan sekitar 40 menitan). Dengan mengesampingkan dialog-dialog garing-garing dan scene yang klise, tampaknya Cuse ingin kita benar-benar masuk dalam kehidupan karakter. Bahkan ada sedikit backstory yang diceritakan selama perjalanan Ray dan Emma di helikopter dalam perjalanan ke San Fransisco. Kita sih mau saja, namun untuk ukuran popcorn movie seperti ini, we just don't care.

Tak ada hal yang benar-benar baru disini. Kita mendapat apa yang kita harapkan. Gedung-gedung pencakar langit beruntuhan, dataran terbelah, lengkap dengan adegan-adegan "nyaris". Mengangkat premis bencana alam, Brad Peyton menaikkannya ke skala yang lebih besar. Tak hanya satu gempa besar yang terjadi, melainkan dua gempa, plus satu tsunami. Efek visual yang disajikan juga mengagumkan. Yang cukup menarik, adalah adegan kecil yang dibuat detail diantara adegan masif yang terjadi, seperti helikopter Ray yang menghindari reruntuhan pencakar langit dan Emma yang berlarian di antara gedung restoran sementara dapurnya mengalami kebakaran.

Dengan semua backstory dan konfliknya, karakter yang dihadirkan juga tak terlalu berbeda dari tipikal film bertema bencana. Ada karakter egois yang meninggalkan orang tersayang dan lebih menyelamatkan diri sendiri. Daddario yang bermain sebagai Blake adalah gadis mandiri yang mendapat pengetahuan survival dari ayahnya, namun tetap saja haru diselamatkan oleh 2 pemuda Inggris agar penonton bisa diberikan sedikit kisah cinta.

Sebagaimana posternya, Dwayne Johnson lah yang menjadi atraksi utama. Meski tak pernah memberikan akting kelas Oscar, namun pesonanya sangat cocok untuk film seperti ini. Tak hanya beraksi dengan kemampuannya mengendarai helikopter, pesawat, dan speedboat, The Rock (dan bisepnya) juga punya kesempatan menghajar preman yang memanfaatkan situasi. Kalimat "It's been a while since I got you to second base" tak menjadi konyol jika The Rock yang mengucapkannya.

Secara logika, cukup ironis sebenarnya melihat pemeran utama yang hanya menyelamatkan beberapa orang, sementara ribuan lainnya harus tewas di akibat bencana masif tersebut. Namun jika melihat San Andreas sebagai hiburan belaka, niscaya anda akan menikmatinya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'San Andreas' |
|

IMDb | Rottentomatoes
114 menit | Remaja

Sutradara Brad Peyton
Penulis Carlton Cuse
Pemain Dwayne Johnson, Carla Gugino, Alexandra Daddario


Demikianlah Artikel Review Film: 'San Andreas' (2015)

Sekianlah artikel Review Film: 'San Andreas' (2015) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review Film: 'San Andreas' (2015) dengan alamat link https://moviefilm99.blogspot.com/2015/06/review-film-andreas-2015.html

No comments:

Post a Comment