- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Setelah sekian lama mengalami tarik ulur dalam proses pengembangannya, nasib ‘World War Z 2’ akhirnya ditentukan.
Setelah sekian lama mengalami tarik ulur dalam proses pengembangannya, nasibWorld War Z 2akhirnya ditentukan. Terlepas dari bergabungnya sineas bertangan dingin David Fincher sebagai sutradara, Paramount kini telah membatalkan sekuel yang kembali dibintangi Brad Pitt. Adapun perbedaan pendapat antara Fincher dan studio dalam hal budget, disinyalir jadi penyebab kandasnya film invasi zombie.
Menurut laporan The Playlist, Fincher ingin menggarap World War Z 2 dengan budget lebih irit ketimbang film pertama, yang diketahui berbudget $190 juta. Namun usut punya usut, sumber Collider mengklaim budget yang diinginkan Fincher sebenarnya di atas $190 juta. Lantaran Fincher bersikukuh dengan budgetnya, Paramount pun akhirnya menangguhkan proses pra-produksi, dan kini Fincher tak lagi terlibat di proyek.
Studio disebut keberatan dengan budget Fincher bukan hanya karena film ini berating R, tapi juga karena belakangan ini studio kekurangan film yang sukses secara finansial. Tercatat di tahun 2018 lalu, hanya A Quiet Place dan Mission: Impossible – Fallout saja yang menjadi hits dari Paramount, dan sisanya seperti Annihilation dan Bumblebee terhitung medioker. Karena itulah studio akan lebih selektif dalam melampuhijaukan proyek film kedepannya.
World War Z 2 bukan film besar pertama yang batal disutradarai Fincher, seiring di masa lalu ia nyaris mendalangi Mission: Impossible 3 dan 20,000 Leagues Under the Sea. Sineas yang dikenal idealis ini mau bergabung di World War Z 2 setelah dilobi Pitt, yang sudah tiga kali berkolaborasi dengan Fincher di Se7en, Fight Club dan The Curious Case of Benjamin Button. Adapun Fincher merupakan sutradara kedua yang hengkang dari World War Z 2 menyusul J.A. Bayona.
FYI, World War Z mengisahkan mantan penyidik PBB, Gerry Lane, yang berkeliling dunia demi menemukan solusi untuk mengatasi wabah zombie. Disutradarai Marc Foster, film adaptasi novel Max Brooks ini banyak dipuji karena penggambaran ceritanya yang realistis dalam menghadirkan kisah wabah zombie. Dengan budget mencapai $190 juta, film ini berhasil meraup total pendapatan $540 juta.
Sementara itu, informasi lainnya juga menyebutkan, masih ada peluang World War Z 2 untuk dibuat, jika studio menemukan sutradara yang sejalan dengan visi mereka. Apalagi karena Pitt dikabarkan puas dengan skrip filmnya, tentu hal ini semakin meningkatkan potensi World War Z 2 untuk dilanjutkan.
Setelah sekian lama mengalami tarik ulur dalam proses pengembangannya, nasib ‘World War Z 2’ akhirnya ditentukan.
Setelah sekian lama mengalami tarik ulur dalam proses pengembangannya, nasibWorld War Z 2akhirnya ditentukan. Terlepas dari bergabungnya sineas bertangan dingin David Fincher sebagai sutradara, Paramount kini telah membatalkan sekuel yang kembali dibintangi Brad Pitt. Adapun perbedaan pendapat antara Fincher dan studio dalam hal budget, disinyalir jadi penyebab kandasnya film invasi zombie.
Menurut laporan The Playlist, Fincher ingin menggarap World War Z 2 dengan budget lebih irit ketimbang film pertama, yang diketahui berbudget $190 juta. Namun usut punya usut, sumber Collider mengklaim budget yang diinginkan Fincher sebenarnya di atas $190 juta. Lantaran Fincher bersikukuh dengan budgetnya, Paramount pun akhirnya menangguhkan proses pra-produksi, dan kini Fincher tak lagi terlibat di proyek.
Studio disebut keberatan dengan budget Fincher bukan hanya karena film ini berating R, tapi juga karena belakangan ini studio kekurangan film yang sukses secara finansial. Tercatat di tahun 2018 lalu, hanya A Quiet Place dan Mission: Impossible – Fallout saja yang menjadi hits dari Paramount, dan sisanya seperti Annihilation dan Bumblebee terhitung medioker. Karena itulah studio akan lebih selektif dalam melampuhijaukan proyek film kedepannya.
World War Z 2 bukan film besar pertama yang batal disutradarai Fincher, seiring di masa lalu ia nyaris mendalangi Mission: Impossible 3 dan 20,000 Leagues Under the Sea. Sineas yang dikenal idealis ini mau bergabung di World War Z 2 setelah dilobi Pitt, yang sudah tiga kali berkolaborasi dengan Fincher di Se7en, Fight Club dan The Curious Case of Benjamin Button. Adapun Fincher merupakan sutradara kedua yang hengkang dari World War Z 2 menyusul J.A. Bayona.
FYI, World War Z mengisahkan mantan penyidik PBB, Gerry Lane, yang berkeliling dunia demi menemukan solusi untuk mengatasi wabah zombie. Disutradarai Marc Foster, film adaptasi novel Max Brooks ini banyak dipuji karena penggambaran ceritanya yang realistis dalam menghadirkan kisah wabah zombie. Dengan budget mencapai $190 juta, film ini berhasil meraup total pendapatan $540 juta.
Sementara itu, informasi lainnya juga menyebutkan, masih ada peluang World War Z 2 untuk dibuat, jika studio menemukan sutradara yang sejalan dengan visi mereka. Apalagi karena Pitt dikabarkan puas dengan skrip filmnya, tentu hal ini semakin meningkatkan potensi World War Z 2 untuk dilanjutkan.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Box Office, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Di minggu Super Bowl, 'Glass' masih bertahan di posisi puncak. Sementara itu, 'Miss Bala' punya debut lemah. Berikut rekap box office minggu ini.
Di Amerika, minggu ini merupakan minggu penyelenggaraan Super Bowl. Acara tahunan yang mempertandingkan dua tim pemuncak NFL ini adalah sebuah even raksasa. Jadi wajar saja kalau kemudian penonton Amerika lebih memilih untuk berbondong-bondong menyaksikan acara tersebut dibanding menonton di bioskop.
Maka, box office Amerika minggu ini tentu saja masih diisi oleh pemuncak dari minggu lalu. Sebetulnya ada satu film baru sih, tapi performanya relatif lemah sehingga tak meninggalkan kesan yang signifikan di box office.
Glass berhasil bertahan di posisi puncak selama tiga minggu berturut-turut. Minggu ini, ia mendapat $9,4 juta dengan total $88,7 juta. Ada tambahan $12,2 juta dari 54 negara yang menggenapkan total pendapatan globalnya menjadi $200 juta.
Di posisi kedua, The Upside masih melanjutkan performanya yang cukup solid, dimana penurunannya minggu ini hanya $27,3% saja. Dengan pendapatan $8,7 juta, total pendapatannya sejauh ini sudah $75,4 juta.
Film baru yang tadi saya maksud adalah Miss Bala, film aksi-thriller yang dibintangi oleh Gina Rodriguez. Debutnya yang $6,9 juta cuma bisa menempatkannya di posisi ketiga. Film ini juga mendapat respon yang sama jeleknya dari penonton dan kritikus.
Aquaman, yang sudah tayang selama 7 minggu, rupanya masih nyaman berada di lima besar. Tepatnya di posisi empat dengan $4,9 juta. Total pendapatannya di Amerika saja adalah $323,6 juta. Sedangkan dari seluruh dunia sudah mencapai $1,11 miliar.
Namun yang lebih mengagumkan adalah Spider-Man: Into the Spider-Verse. Ia masih bertahan di lima besar meski sudah dua bulan tayang. Penurunan performanya minggu ini pun cuma 25,6% dengan pendapatan $4,5 juta. Di Amerika ia sudah meraup $175,4 juta, sementara secara global mencapai $347,4 juta.
Di minggu Super Bowl, 'Glass' masih bertahan di posisi puncak. Sementara itu, 'Miss Bala' punya debut lemah. Berikut rekap box office minggu ini.
Di Amerika, minggu ini merupakan minggu penyelenggaraan Super Bowl. Acara tahunan yang mempertandingkan dua tim pemuncak NFL ini adalah sebuah even raksasa. Jadi wajar saja kalau kemudian penonton Amerika lebih memilih untuk berbondong-bondong menyaksikan acara tersebut dibanding menonton di bioskop.
Maka, box office Amerika minggu ini tentu saja masih diisi oleh pemuncak dari minggu lalu. Sebetulnya ada satu film baru sih, tapi performanya relatif lemah sehingga tak meninggalkan kesan yang signifikan di box office.
Glass berhasil bertahan di posisi puncak selama tiga minggu berturut-turut. Minggu ini, ia mendapat $9,4 juta dengan total $88,7 juta. Ada tambahan $12,2 juta dari 54 negara yang menggenapkan total pendapatan globalnya menjadi $200 juta.
Di posisi kedua, The Upside masih melanjutkan performanya yang cukup solid, dimana penurunannya minggu ini hanya $27,3% saja. Dengan pendapatan $8,7 juta, total pendapatannya sejauh ini sudah $75,4 juta.
Film baru yang tadi saya maksud adalah Miss Bala, film aksi-thriller yang dibintangi oleh Gina Rodriguez. Debutnya yang $6,9 juta cuma bisa menempatkannya di posisi ketiga. Film ini juga mendapat respon yang sama jeleknya dari penonton dan kritikus.
Aquaman, yang sudah tayang selama 7 minggu, rupanya masih nyaman berada di lima besar. Tepatnya di posisi empat dengan $4,9 juta. Total pendapatannya di Amerika saja adalah $323,6 juta. Sedangkan dari seluruh dunia sudah mencapai $1,11 miliar.
Namun yang lebih mengagumkan adalah Spider-Man: Into the Spider-Verse. Ia masih bertahan di lima besar meski sudah dua bulan tayang. Penurunan performanya minggu ini pun cuma 25,6% dengan pendapatan $4,5 juta. Di Amerika ia sudah meraup $175,4 juta, sementara secara global mencapai $347,4 juta.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Produser veteran franchise ‘X-Men’ ungkap waktu potensial dari recasting Wolverine.
Seiring Disney segera mengakuisisi Fox yang notabene jadi pemilik franchise film X-Men, maka tinggal menunggu waktu sebelum studio raksasa ini mencari aktor baru Wolverine yang siap menggantikan Hugh Jackman. Kini sejak Jackman memainkan peran ikoniknya untuk terakhir kali di Logan (2017), muncul pernyataan dari produser veteran franchise X-Men, Lauren Donner, soal waktu potensial dari recasting Wolverine.
Sebagaimana yang dilansir SlashFilm, Donner mengatakan Kevin Feige – arsitek Marvel CinematicUniverse – akan mencari aktor baru Wolverine saat proses akuisisi Disney terhadap Fox rampung beberapa bulan lagi. Selain itu, Donner juga mengungkapkan untuk saat ini Feige masih berupaya memahami banyak karakter X-Men, dan mencari cara terbaik untuk memasukkan para mutant ini ke dalam MCU.
Lebih dari itu, Donner juga yakin Feige akan menangani franchise X-Men dengan benar. Alasannya, Donner menilai Feige tak hanya piawai menciptakan cerita yang apik, tetapi juga lihai menghubungkan film yang satu dengan yang lain. Donner juga mengkonfirmasi, Disney dan Feige akan ambil keputusan untuk menentukan bagaimana konsep X-Men kedepannya, tepatnya saat para mutant ini sudah resmi satu universe dengan The Avengers.
Adapun Donner juga menyinggung soal peluang comeback Jackman sebagai Wolverine. Menurutnya, dengan umur Jackman yang tak bisa lagi dibilang muda, sang aktor akan semakin kesulitan untuk mengubah bentuk tubuhnya menjadi kekar seperti dulu. Kendati demikian, lanjut Donner, hal itu bukan berarti Jackman tak bisa kembali sebagai Wolverine tua. Pasalnya, Donner tak ingin menutup kemungkinan munculnya Wolverine dari masa depan di MCU nanti.
Selain X-Men, properti superhero Fox yang siap diambil alih Disney juga mencakup Deadpool dan Fantastic Four. Kabarnya proses akuisisi ini diperkirakan akan kelar pada Juni 2019. Dengan demikian, Dark Phoenix (Juni 2019) dan The New Mutants (Agustus 2019) akan jadi film X-Men terakhir dari Fox.
Produser veteran franchise ‘X-Men’ ungkap waktu potensial dari recasting Wolverine.
Seiring Disney segera mengakuisisi Fox yang notabene jadi pemilik franchise film X-Men, maka tinggal menunggu waktu sebelum studio raksasa ini mencari aktor baru Wolverine yang siap menggantikan Hugh Jackman. Kini sejak Jackman memainkan peran ikoniknya untuk terakhir kali di Logan (2017), muncul pernyataan dari produser veteran franchise X-Men, Lauren Donner, soal waktu potensial dari recasting Wolverine.
Sebagaimana yang dilansir SlashFilm, Donner mengatakan Kevin Feige – arsitek Marvel CinematicUniverse – akan mencari aktor baru Wolverine saat proses akuisisi Disney terhadap Fox rampung beberapa bulan lagi. Selain itu, Donner juga mengungkapkan untuk saat ini Feige masih berupaya memahami banyak karakter X-Men, dan mencari cara terbaik untuk memasukkan para mutant ini ke dalam MCU.
Lebih dari itu, Donner juga yakin Feige akan menangani franchise X-Men dengan benar. Alasannya, Donner menilai Feige tak hanya piawai menciptakan cerita yang apik, tetapi juga lihai menghubungkan film yang satu dengan yang lain. Donner juga mengkonfirmasi, Disney dan Feige akan ambil keputusan untuk menentukan bagaimana konsep X-Men kedepannya, tepatnya saat para mutant ini sudah resmi satu universe dengan The Avengers.
Adapun Donner juga menyinggung soal peluang comeback Jackman sebagai Wolverine. Menurutnya, dengan umur Jackman yang tak bisa lagi dibilang muda, sang aktor akan semakin kesulitan untuk mengubah bentuk tubuhnya menjadi kekar seperti dulu. Kendati demikian, lanjut Donner, hal itu bukan berarti Jackman tak bisa kembali sebagai Wolverine tua. Pasalnya, Donner tak ingin menutup kemungkinan munculnya Wolverine dari masa depan di MCU nanti.
Selain X-Men, properti superhero Fox yang siap diambil alih Disney juga mencakup Deadpool dan Fantastic Four. Kabarnya proses akuisisi ini diperkirakan akan kelar pada Juni 2019. Dengan demikian, Dark Phoenix (Juni 2019) dan The New Mutants (Agustus 2019) akan jadi film X-Men terakhir dari Fox.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Adventure,
Artikel Aksi,
Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Semua adaptasi manga gagal diadaptasi oleh Hollywood. 'Alita: Battle Angel' belum berhasil sih, tapi posisinya nyaris.
“This is just your body. It's not bad or good. That part's up to you.” — Dr. Dyson Ido
Rating UP: Alita: Battle Angel diadaptasi dari manga. Anda barangkali bisa menebak ini saat menonton filmnya. Menyaksikannya serasa membaca komik serial yang penuh dengan banyak cerita dan episode kecil. Semuanya dijejalkan ke dalam satu film berdurasi 2 jam, dan tentu saja hasilnya bakal penuh sesak dan tak karuan. Namun, kualifikasi tadi juga saya maksudkan sebagai pujian; Alita punya karakter, semesta, dan sekuens aksi menarik yang agaknya jarang sekali kita dapatkan di media selain manga. Atau anime.
Film ini merupakan adaptasi Hollywood dari manga karya Yukito Kishiro yang dirilis pada tahun 90an. Selama hampir dua dekade, James Cameron berusaha mengembangkannya, tapi sayangnya terhenti saat ia memilih fokus pada Avatar yang kemudian menjadi film terlaris sepanjang masa. Sekarang ia hanya hanya bertindak sebagai (salah satu) penulis skrip dan produser, dengan Robert Rodriguez sebagai sutradara. Anda mungkin akan terkejut melihat bagaimana Rodriguez, sutradara yang memberikan kita Desperado, Spy Kids, dan Machete, dengan entengnya bisa masuk ke ranah blockbuster berskala masif.
Semestanya adalah kota bernama Iron City di tahun 2563. Iron City merupakan kota kumuh yang selamat pasca bencana besar yang disebut Kejatuhan. Populasinya padat dan konon katanya semua orang dari pelosok bumi berkumpul disini untuk mencari pekerjaan. Pekerjaannya adalah apapun, entah itu memasok energi, berkebun atau jadi tentara bayaran, pokoknya yang berkontribusi dalam menunjang operasional Zalem, kota misterius yang melayang di atas Iron City. Dengan kata lain; Iron City adalah budak Zalem.
Di pembuangan sampah Zalem di Iron City, karakter utama kita ditemukan oleh Dr Dyson Ido (Christoph Waltz), seorang dokter mekanik yang bespesialisasi membuat dan memperbaiki organ robotik atau cyborg. Ido memasangkan tubuh ke kepala karakter utama kita yang ternyata masih aktif, lalu memberinya nama Alita. Alita tak ingat apa pun, tapi entah bagaimana muscle memory-nya menyimpan kemampuan bertarung yang dahsyat.
Alita bukanlah cyborg dengan penampilan semanusiawi, katakanlah, Scarlett Johansson-nya Ghost in the Shell. Berkat kecanggihan teknologi sinema saat ini, Alita dihadirkan sebagai kreasi CGI fotorealistik, mungkin ditambah dengan bantuan motion-capture, yang punya tubuh ceking dan mata superbelo. Barangkali sekalian mau kasih penghormatan ke manga-nya. Terlihat ganjil iya, tapi beberapa menit kemudian saya sudah terbiasa. Penghantaran dialog yang ekspresif dari pemerannya, Rosa Salazar, menghidupkan Alita untuk lebih jadi sekadar karakter yang sebetulnya datar.
Bahkan, Rodriguez dan Cameron tak tanggung-tanggung dalam menghadirkan keanehan desain karakter lain. Cyborg disini benar-benar cyborg. Dengan anggota tubuh, bentuk dan proporsi badan yang tak masuk akal, mereka sama sekali sudah tak terlihat seperti manusia. Sungguh sangat seru melihat wajah manusia yang bicara di atas tubuh hibrida antara traktor dengan gergaji mesin. Kota futuristik mereka juga dihadirkan dengan detail yang luar biasa.
Sebagaimana biasa, Rodriguez selalu tahu bagaimana cara mendapatkan pemain pendukung mentereng yang overqualified. Ada Jennifer Connelly sebagai Chiren, mantan istri Ido yang menjalin hubungan dengan seorang promotor yang mencurigakan, Vector (Mahershala Ali). Ed Skrein mendapat bagian sebagai cyborg sengak yang berprofesi sebagai seorang Kesatria-Pemburu. Apapun itu, bodoamat. Eiza Gonzalez sebagai cyborg seksi yang mematikan. Dan Jackie Earl Haley meminjamkan suara dan wajahnya untuk menjadi cyborg gempal yang haus darah.
Saya tak begitu ingat apa pengaruh signifikan mereka bagi Alita. Sebab pertama, karena mereka emang gak ngaruh-ngaruh banget, dan yang kedua, karena ada banyak hal lain yang harus kita perhatikan dalam sekali tonton. Anda tahu, Alita tak cuma ingin mencari tahu soal masa lalunya. Ia juga disibukkan dengan keberadaan cowok tampan bernama Hugo (Keean Johnson) yang punya latar belakang misterius. Lalu Alita sempat mendaftarkan diri untuk menjadi Kesatria-Pemburu. Dan masih sempat-sempatnya pula ia menjadi kontestan dalam olahraga mematikan bernama Motorball, semacam hasil dari rollerblade + rugby + Nascar + Transformers. Anda akan paham saat menyaksikannya sendiri.
Ada banyak hal yang berjalan dalam Alita: Battle Angel, dan pembuatnya seperti tak bisa menemukan fokus. Rodriguez dan Cameron bisa saja membuat tiga film yang berbeda dari film ini. Barangkali dengan sedikit modifikasi atau bahkan skrip yang lebih baik, ceritanya bakal lebih enak diikuti. Saat durasi film sudah memasuki satu setengah jam, saya sempat mengecek jam lalu kepikiran bahwa kayaknya filmnya masih panjang. Ada banyak jalinan plot yang belum disimpulkan dan agaknya tak mungkin berakhir dalam setengah jam. Eehh, rupanya saya keliru... tapi juga tak salah.
Yang lebih saya nikmati adalah bagaimana Rodriguez menghandel adegan aksinya. Ada film yang terselamatkan berkat efek spesial, dan Alita adalah salah satunya. Tim efek spesial dari Weta Digital-nya Peter Jackson menghadirkan CGI yang terang, jelas, dan meyakinkan. Dan Rodriguez menyajikan sekuens aksinya, yang kerap kali sangat kompleks, dengan koheren dan elegan. Dalam film Desperado dkk, Rodriguez sering memakai angle dan gerakan kamera yang eksesif, tapi ia seperti menahan diri disini. Kok sampai saat ini kita tak melihat lebih banyak Rodriguez yah di lanskap blockbuster modern? Struktur ceritanya agak kacau, tapi siapa peduli selagi keren dilihat; rasa-rasanya begini juga sih kebanyakan film superhero sekarang.
Sejauh ini, semua adaptasi manga gagal diadaptasi oleh Hollywood. Alita: Battle Angel belum berhasil sih, tapi posisinya nyaris. Rodriguez merupakan salah satu sutradara yang sangat cepat merangkul kemajuan teknologi film digital saat sineas lain masih gagap memakainya, dan dia sepertinya sangat nyaman sekali menangani film dengan konsep dan skala yang seepik ini. Beberapa aspek tidak bekerja dalam Alita, tapi aspek-aspek yang bekerja membuat saya merasa bahwa Rodriguez bukanlah pilihan yang keliru. ■UP
James Cameron, Laeta Kalogridis (screenplay), Yukito Kishiro (manga)
James Cameron, Jon Landau
Bill Pope
Tom Holkenborg
Semua adaptasi manga gagal diadaptasi oleh Hollywood. 'Alita: Battle Angel' belum berhasil sih, tapi posisinya nyaris.
“This is just your body. It's not bad or good. That part's up to you.” — Dr. Dyson Ido
Rating UP: Alita: Battle Angel diadaptasi dari manga. Anda barangkali bisa menebak ini saat menonton filmnya. Menyaksikannya serasa membaca komik serial yang penuh dengan banyak cerita dan episode kecil. Semuanya dijejalkan ke dalam satu film berdurasi 2 jam, dan tentu saja hasilnya bakal penuh sesak dan tak karuan. Namun, kualifikasi tadi juga saya maksudkan sebagai pujian; Alita punya karakter, semesta, dan sekuens aksi menarik yang agaknya jarang sekali kita dapatkan di media selain manga. Atau anime.
Film ini merupakan adaptasi Hollywood dari manga karya Yukito Kishiro yang dirilis pada tahun 90an. Selama hampir dua dekade, James Cameron berusaha mengembangkannya, tapi sayangnya terhenti saat ia memilih fokus pada Avatar yang kemudian menjadi film terlaris sepanjang masa. Sekarang ia hanya hanya bertindak sebagai (salah satu) penulis skrip dan produser, dengan Robert Rodriguez sebagai sutradara. Anda mungkin akan terkejut melihat bagaimana Rodriguez, sutradara yang memberikan kita Desperado, Spy Kids, dan Machete, dengan entengnya bisa masuk ke ranah blockbuster berskala masif.
Semestanya adalah kota bernama Iron City di tahun 2563. Iron City merupakan kota kumuh yang selamat pasca bencana besar yang disebut Kejatuhan. Populasinya padat dan konon katanya semua orang dari pelosok bumi berkumpul disini untuk mencari pekerjaan. Pekerjaannya adalah apapun, entah itu memasok energi, berkebun atau jadi tentara bayaran, pokoknya yang berkontribusi dalam menunjang operasional Zalem, kota misterius yang melayang di atas Iron City. Dengan kata lain; Iron City adalah budak Zalem.
Di pembuangan sampah Zalem di Iron City, karakter utama kita ditemukan oleh Dr Dyson Ido (Christoph Waltz), seorang dokter mekanik yang bespesialisasi membuat dan memperbaiki organ robotik atau cyborg. Ido memasangkan tubuh ke kepala karakter utama kita yang ternyata masih aktif, lalu memberinya nama Alita. Alita tak ingat apa pun, tapi entah bagaimana muscle memory-nya menyimpan kemampuan bertarung yang dahsyat.
Alita bukanlah cyborg dengan penampilan semanusiawi, katakanlah, Scarlett Johansson-nya Ghost in the Shell. Berkat kecanggihan teknologi sinema saat ini, Alita dihadirkan sebagai kreasi CGI fotorealistik, mungkin ditambah dengan bantuan motion-capture, yang punya tubuh ceking dan mata superbelo. Barangkali sekalian mau kasih penghormatan ke manga-nya. Terlihat ganjil iya, tapi beberapa menit kemudian saya sudah terbiasa. Penghantaran dialog yang ekspresif dari pemerannya, Rosa Salazar, menghidupkan Alita untuk lebih jadi sekadar karakter yang sebetulnya datar.
Bahkan, Rodriguez dan Cameron tak tanggung-tanggung dalam menghadirkan keanehan desain karakter lain. Cyborg disini benar-benar cyborg. Dengan anggota tubuh, bentuk dan proporsi badan yang tak masuk akal, mereka sama sekali sudah tak terlihat seperti manusia. Sungguh sangat seru melihat wajah manusia yang bicara di atas tubuh hibrida antara traktor dengan gergaji mesin. Kota futuristik mereka juga dihadirkan dengan detail yang luar biasa.
Sebagaimana biasa, Rodriguez selalu tahu bagaimana cara mendapatkan pemain pendukung mentereng yang overqualified. Ada Jennifer Connelly sebagai Chiren, mantan istri Ido yang menjalin hubungan dengan seorang promotor yang mencurigakan, Vector (Mahershala Ali). Ed Skrein mendapat bagian sebagai cyborg sengak yang berprofesi sebagai seorang Kesatria-Pemburu. Apapun itu, bodoamat. Eiza Gonzalez sebagai cyborg seksi yang mematikan. Dan Jackie Earl Haley meminjamkan suara dan wajahnya untuk menjadi cyborg gempal yang haus darah.
Saya tak begitu ingat apa pengaruh signifikan mereka bagi Alita. Sebab pertama, karena mereka emang gak ngaruh-ngaruh banget, dan yang kedua, karena ada banyak hal lain yang harus kita perhatikan dalam sekali tonton. Anda tahu, Alita tak cuma ingin mencari tahu soal masa lalunya. Ia juga disibukkan dengan keberadaan cowok tampan bernama Hugo (Keean Johnson) yang punya latar belakang misterius. Lalu Alita sempat mendaftarkan diri untuk menjadi Kesatria-Pemburu. Dan masih sempat-sempatnya pula ia menjadi kontestan dalam olahraga mematikan bernama Motorball, semacam hasil dari rollerblade + rugby + Nascar + Transformers. Anda akan paham saat menyaksikannya sendiri.
Ada banyak hal yang berjalan dalam Alita: Battle Angel, dan pembuatnya seperti tak bisa menemukan fokus. Rodriguez dan Cameron bisa saja membuat tiga film yang berbeda dari film ini. Barangkali dengan sedikit modifikasi atau bahkan skrip yang lebih baik, ceritanya bakal lebih enak diikuti. Saat durasi film sudah memasuki satu setengah jam, saya sempat mengecek jam lalu kepikiran bahwa kayaknya filmnya masih panjang. Ada banyak jalinan plot yang belum disimpulkan dan agaknya tak mungkin berakhir dalam setengah jam. Eehh, rupanya saya keliru... tapi juga tak salah.
Yang lebih saya nikmati adalah bagaimana Rodriguez menghandel adegan aksinya. Ada film yang terselamatkan berkat efek spesial, dan Alita adalah salah satunya. Tim efek spesial dari Weta Digital-nya Peter Jackson menghadirkan CGI yang terang, jelas, dan meyakinkan. Dan Rodriguez menyajikan sekuens aksinya, yang kerap kali sangat kompleks, dengan koheren dan elegan. Dalam film Desperado dkk, Rodriguez sering memakai angle dan gerakan kamera yang eksesif, tapi ia seperti menahan diri disini. Kok sampai saat ini kita tak melihat lebih banyak Rodriguez yah di lanskap blockbuster modern? Struktur ceritanya agak kacau, tapi siapa peduli selagi keren dilihat; rasa-rasanya begini juga sih kebanyakan film superhero sekarang.
Sejauh ini, semua adaptasi manga gagal diadaptasi oleh Hollywood. Alita: Battle Angel belum berhasil sih, tapi posisinya nyaris. Rodriguez merupakan salah satu sutradara yang sangat cepat merangkul kemajuan teknologi film digital saat sineas lain masih gagap memakainya, dan dia sepertinya sangat nyaman sekali menangani film dengan konsep dan skala yang seepik ini. Beberapa aspek tidak bekerja dalam Alita, tapi aspek-aspek yang bekerja membuat saya merasa bahwa Rodriguez bukanlah pilihan yang keliru. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Aktor 'Zootopia' mengakui ada dua sekuel ‘Zootopia’ yang tengah dikembangkan Disney.
Sejak dirilis 2016 dan menjadi film animasi garapan Disney terlaris setelah Frozen, Zootopia banyak diprediksi akan segera dibuatkan sekuel. Namun kenyataannya sejauh ini belum ada indikasi yang mengarah pada pengembangan Zootopia 2, hingga akhirnya eksistensi sekuel ini baru terungkap lewat wawancara yang dilakukan Blog Mickey.
Blog tersebut belum lama ini berbincang dengan Tommy Lister, yang mengisi suara Finnick (partner imut Nick Wilde) di Zootopia. Tanpa basa-basi, Lister memastikan bahwa ia sedang terlibat di film terbaru Zootopia. Bagian menariknya, Lister mengakui ada dua sekuel Zootopia yang tengah dikembangkan studio, yang praktis menjadikannya trilogi seperti sesama film fable Madagascar.
Lister juga mengklaim sekuel Zootopia adalah film termahal yang diproduksi Disney, dimana seri kedua ini akan menelan budget mencapai $300 juta, dan belum termasuk biaya promosi. Namun Lister menilai kondisi finansial Disney akan baik-baik saja, karena sejauh yang ia ketahui, film pertama Zootopia sukses meraup total pendapatan $2.6 miliar dari hasil penjualan merchandise dan box office.
Zootopia sendiri menyoroti petualangan polisi kelinci Judy Hopps dan rubah penipu Nick Wilde, dimana mereka bekerja sama untuk membongkar konspirasi di balik hilangnya para penduduk berlatar belakang predator di kota mamalia. Selain menghibur dan menawarkan visual yang imajinatif, film ini juga dibanjiri pujian karena pesan sosialnya yang sangat mengena. Karena itulah Zootopia diganjar penghargaan film animasi terbaik di sejumlah ajang bergengsi, mulai dari GoldenGlobe, Annie hingga Oscar.
Sementara dua sekuel Zootopia belum mendapatkan tanggal rilis, Disney berikutnya akan meluncurkan Frozen 2 pada 22 November 2019.
Aktor 'Zootopia' mengakui ada dua sekuel ‘Zootopia’ yang tengah dikembangkan Disney.
Sejak dirilis 2016 dan menjadi film animasi garapan Disney terlaris setelah Frozen, Zootopia banyak diprediksi akan segera dibuatkan sekuel. Namun kenyataannya sejauh ini belum ada indikasi yang mengarah pada pengembangan Zootopia 2, hingga akhirnya eksistensi sekuel ini baru terungkap lewat wawancara yang dilakukan Blog Mickey.
Blog tersebut belum lama ini berbincang dengan Tommy Lister, yang mengisi suara Finnick (partner imut Nick Wilde) di Zootopia. Tanpa basa-basi, Lister memastikan bahwa ia sedang terlibat di film terbaru Zootopia. Bagian menariknya, Lister mengakui ada dua sekuel Zootopia yang tengah dikembangkan studio, yang praktis menjadikannya trilogi seperti sesama film fable Madagascar.
Lister juga mengklaim sekuel Zootopia adalah film termahal yang diproduksi Disney, dimana seri kedua ini akan menelan budget mencapai $300 juta, dan belum termasuk biaya promosi. Namun Lister menilai kondisi finansial Disney akan baik-baik saja, karena sejauh yang ia ketahui, film pertama Zootopia sukses meraup total pendapatan $2.6 miliar dari hasil penjualan merchandise dan box office.
Zootopia sendiri menyoroti petualangan polisi kelinci Judy Hopps dan rubah penipu Nick Wilde, dimana mereka bekerja sama untuk membongkar konspirasi di balik hilangnya para penduduk berlatar belakang predator di kota mamalia. Selain menghibur dan menawarkan visual yang imajinatif, film ini juga dibanjiri pujian karena pesan sosialnya yang sangat mengena. Karena itulah Zootopia diganjar penghargaan film animasi terbaik di sejumlah ajang bergengsi, mulai dari GoldenGlobe, Annie hingga Oscar.
Sementara dua sekuel Zootopia belum mendapatkan tanggal rilis, Disney berikutnya akan meluncurkan Frozen 2 pada 22 November 2019.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel ADG,
Artikel Award, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
'Black Panther', 'Crazy Rich Asians', dan 'The Favourite' menjadi pemenang utama Art Directors Guild Awards ke-23. Berikut daftar lengkap pemenangnya.
Art Directors Guild (ADG) telah mengumumkan pemenang bagi film dan acara telivisi sepanjang 2018 yang berhak mendapat penghargaan desain produksi terbaik. Seperti biasa, nominasi untuk film dibagi menjadi 3 kategori yaitu Period, Fantasy, dan Contemporary.
Kategori Period Film dimenangkan oleh The Favourite yang mengalahkan The Ballad of Buster Scruggs, Bohemian Rhapsody, First Man, dan Roma.
Di kategori Fantasy Film, Black Panther tentu saja bakal unggul mudah melawan Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald, The House With a Clock in Its Walls, Mary Poppins Returns, dan Ready Player One.
Sementara itu, Crazy Rich Asians dengan mengejutkan berhasil keluar sebagai pemenang di kategori Contemporary Film, meninggalkanA Star is Born, A Quiet Place, Mission: Impossible - Fallout, dan Welcome to Marwen.
Sepanjang 22 tahun penyelenggaraannya, semua pemenang Best Production Design di Oscar berasal dari nominasi ADG. Pemenang Oscar tahun lalu, The Shape of Water memenangkan kategori Best Period ADG. La La Land yang memenangkan Best Production Design di Oscar 2017, sebelumnya membawa pulang piala Best Contemporary ADG.
Tapi ini barangkali adalah rekor yang tak begitu mengejutkan. Kategori Best Production Design Oscar hanya berisi 5 nominee, sedangkan total nominee ADG untuk film adalah 15. Dengan rasio sebesar itu, tentu saja peluang nominee Oscar dengan ADG untuk beririsan relatif besar.
Pemenang di departemen televisi diantaranya oleh The Marvelous Mrs Maisel, The Handmaid's Tale, The Alienist,danGLOW.
Berikut daftar lengkap pemenang ADG Awards ke-23. Pemenang ditandai dengan huruf tebal berwarna merah.
The Ballad of Buster Scruggs – Jess Gonchor Bohemian Rhapsody – Aaron Haye The Favourite – Fiona Crombie First Man – Nathan Crowley Roma – Eugenio Caballero
Fantasy Film
Black Panther – Hannah Beachler Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald – Stuart Craig The House With a Clock in Its Walls – Jon Hutman Mary Poppins Returns – John Myhre Ready Player One – Adam Stockhausen
Contemporary Film
A Quiet Place – Jeffrey Beecroft A Star Is Born – Karen Murphy Crazy Rich Asians – Nelson Coates Mission: Impossible — Fallout – Peter Wenham Welcome to Marwen – Stefan Dechant
Animated Film
Dr. Seuss’ The Grinch – Colin Stimpson Incredibles 2 – Ralph Eggleston Isle of Dogs – Adam Stockhausen, Paul Harrod Ralph Breaks the Internet – Cory Loftis Spider-Man: Into the Spider-Verse – Justin K. Thompson
TELEVISION
One-Hour Period or Fantasy Single-Camera Series
A Series of Unfortunate Events – “The Ersatz Elevator: Part One – Bo Welch The Haunting of Hill House – “The Bent-Neck Lady – Patricio M. Farrell The Man in the High Castle – “Now More Than Ever, We Care About You,” “History Ends,” "Jahr Null” – Drew Broughton The Marvelous Mrs. Maisel – “Simone,” “We’re Going to the Catskills!” – Bill Groom Westworld – “Akane No Mai” – Howard Cummings
One-Hour Contemporary Single-Camera Series
Better Call Saul – “Piñata,” “Coushatta” (Judy Rhee Castle Rock – “The Box” (Steve Arnold The Handmaid’s Tale – “June,” “Unwomen” – Mark White, Elisabeth Williams House of Cards – “Episode 627: Chapter 72” – Julie Walker Ozark – “Once a Langmore…,” “The Gold Coast” – Derek R. Hill
Television Movie or Miniseries
The Alienist – “The Boy on the Bridge” – Mara LePere-Schloop American Horror Story: Apocalypse – “Fire and Reign” – Valdar Wilt The Assassination of Gianni Versace: American Crime Story – Judy Becker Maniac – Alex Digerlando Sharp Objects – John Paino
Half-Hour Single-Camera Series
Atlanta – “Teddy Perkins” – Timothy O’Brien Glow – “Viking Funeral,” “Perfects are People, Too,” “Rosalie” – Todd Fjelsted The Good Place – “Janet(s)” – Ian Phillips Homecoming – “Mandatory” – Anastasia White Silicon Valley – “Tech Evangelist,” “Artificial Emotional Intelligence” – Richard Toyon
Multi-Camera Series
The Big Bang Theory – “The Novelization Correlation,” “The Sibling Realignment,” “The Bow Tie Asymmetry” – John Shaffner Murphy Brown – “#MurphyToo” – Jane Musky The Ranch – “Travelin’ Prayer,” “Tie Our Love (In a Double Knot,” “Fresh Out of Forgiveness” – John Shaffner Sesame Street – “Book Worming,” “The Count’s Counting Error,” “Street Food” – David Gallo Will & Grace – “The Three Wise Men,” “Tex and the City,” “Anchor Away” – Glenda Rovello
Short Format: Web Series, Music Video or Commercial
Apple – “Welcome Home” – Christopher Glass Ariana Grande – “No Tears Left to Cry” – Ethan Tobman Kendrick Lamar – “All the Stars” – Ethan Tobman Nespresso – “Quest” – Michael Gaw Rolex – “2018 Academy Awards” – Shane Valentino, Craig Pavilionis A Tribe Called Quest – “The Space Program” – Kay Boydell
Variety, Reality or Event Special
Drunk History – “Halloween” – Chloe Arbiture Jesus Christ Superstar Live in Concert – Jason Ardizzone-West The Oscars: 90th Annual Academy Awards – Derek McLane Portlandia – “Riot Spray” – Schuyler Telleen Saturday Night Live – “Bill Hader + Arcade Fire,” “John Mulaney + Jack White,” “Donald Glover + Childish Gambino” – Keith Raywood, Eugene Lee, Akira Yoshimura, Joseph DeTullio
SPECIAL
Cinematic Imagery Award
Rob Marshall
ADG Hall of Fame
Anthony Masters Benjamin Carre
Lifetime Achievement Award
Jeannine Oppewall Ed Verreaux Jim Fiorito William F. Matthews
■UP
Pantau terus rekap Awards Season di UlasanPilem via kanal berikut
'Black Panther', 'Crazy Rich Asians', dan 'The Favourite' menjadi pemenang utama Art Directors Guild Awards ke-23. Berikut daftar lengkap pemenangnya.
Art Directors Guild (ADG) telah mengumumkan pemenang bagi film dan acara telivisi sepanjang 2018 yang berhak mendapat penghargaan desain produksi terbaik. Seperti biasa, nominasi untuk film dibagi menjadi 3 kategori yaitu Period, Fantasy, dan Contemporary.
Kategori Period Film dimenangkan oleh The Favourite yang mengalahkan The Ballad of Buster Scruggs, Bohemian Rhapsody, First Man, dan Roma.
Di kategori Fantasy Film, Black Panther tentu saja bakal unggul mudah melawan Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald, The House With a Clock in Its Walls, Mary Poppins Returns, dan Ready Player One.
Sementara itu, Crazy Rich Asians dengan mengejutkan berhasil keluar sebagai pemenang di kategori Contemporary Film, meninggalkanA Star is Born, A Quiet Place, Mission: Impossible - Fallout, dan Welcome to Marwen.
Sepanjang 22 tahun penyelenggaraannya, semua pemenang Best Production Design di Oscar berasal dari nominasi ADG. Pemenang Oscar tahun lalu, The Shape of Water memenangkan kategori Best Period ADG. La La Land yang memenangkan Best Production Design di Oscar 2017, sebelumnya membawa pulang piala Best Contemporary ADG.
Tapi ini barangkali adalah rekor yang tak begitu mengejutkan. Kategori Best Production Design Oscar hanya berisi 5 nominee, sedangkan total nominee ADG untuk film adalah 15. Dengan rasio sebesar itu, tentu saja peluang nominee Oscar dengan ADG untuk beririsan relatif besar.
Pemenang di departemen televisi diantaranya oleh The Marvelous Mrs Maisel, The Handmaid's Tale, The Alienist,danGLOW.
Berikut daftar lengkap pemenang ADG Awards ke-23. Pemenang ditandai dengan huruf tebal berwarna merah.
The Ballad of Buster Scruggs – Jess Gonchor Bohemian Rhapsody – Aaron Haye The Favourite – Fiona Crombie First Man – Nathan Crowley Roma – Eugenio Caballero
Fantasy Film
Black Panther – Hannah Beachler Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald – Stuart Craig The House With a Clock in Its Walls – Jon Hutman Mary Poppins Returns – John Myhre Ready Player One – Adam Stockhausen
Contemporary Film
A Quiet Place – Jeffrey Beecroft A Star Is Born – Karen Murphy Crazy Rich Asians – Nelson Coates Mission: Impossible — Fallout – Peter Wenham Welcome to Marwen – Stefan Dechant
Animated Film
Dr. Seuss’ The Grinch – Colin Stimpson Incredibles 2 – Ralph Eggleston Isle of Dogs – Adam Stockhausen, Paul Harrod Ralph Breaks the Internet – Cory Loftis Spider-Man: Into the Spider-Verse – Justin K. Thompson
TELEVISION
One-Hour Period or Fantasy Single-Camera Series
A Series of Unfortunate Events – “The Ersatz Elevator: Part One – Bo Welch The Haunting of Hill House – “The Bent-Neck Lady – Patricio M. Farrell The Man in the High Castle – “Now More Than Ever, We Care About You,” “History Ends,” "Jahr Null” – Drew Broughton The Marvelous Mrs. Maisel – “Simone,” “We’re Going to the Catskills!” – Bill Groom Westworld – “Akane No Mai” – Howard Cummings
One-Hour Contemporary Single-Camera Series
Better Call Saul – “Piñata,” “Coushatta” (Judy Rhee Castle Rock – “The Box” (Steve Arnold The Handmaid’s Tale – “June,” “Unwomen” – Mark White, Elisabeth Williams House of Cards – “Episode 627: Chapter 72” – Julie Walker Ozark – “Once a Langmore…,” “The Gold Coast” – Derek R. Hill
Television Movie or Miniseries
The Alienist – “The Boy on the Bridge” – Mara LePere-Schloop American Horror Story: Apocalypse – “Fire and Reign” – Valdar Wilt The Assassination of Gianni Versace: American Crime Story – Judy Becker Maniac – Alex Digerlando Sharp Objects – John Paino
Half-Hour Single-Camera Series
Atlanta – “Teddy Perkins” – Timothy O’Brien Glow – “Viking Funeral,” “Perfects are People, Too,” “Rosalie” – Todd Fjelsted The Good Place – “Janet(s)” – Ian Phillips Homecoming – “Mandatory” – Anastasia White Silicon Valley – “Tech Evangelist,” “Artificial Emotional Intelligence” – Richard Toyon
Multi-Camera Series
The Big Bang Theory – “The Novelization Correlation,” “The Sibling Realignment,” “The Bow Tie Asymmetry” – John Shaffner Murphy Brown – “#MurphyToo” – Jane Musky The Ranch – “Travelin’ Prayer,” “Tie Our Love (In a Double Knot,” “Fresh Out of Forgiveness” – John Shaffner Sesame Street – “Book Worming,” “The Count’s Counting Error,” “Street Food” – David Gallo Will & Grace – “The Three Wise Men,” “Tex and the City,” “Anchor Away” – Glenda Rovello
Short Format: Web Series, Music Video or Commercial
Apple – “Welcome Home” – Christopher Glass Ariana Grande – “No Tears Left to Cry” – Ethan Tobman Kendrick Lamar – “All the Stars” – Ethan Tobman Nespresso – “Quest” – Michael Gaw Rolex – “2018 Academy Awards” – Shane Valentino, Craig Pavilionis A Tribe Called Quest – “The Space Program” – Kay Boydell
Variety, Reality or Event Special
Drunk History – “Halloween” – Chloe Arbiture Jesus Christ Superstar Live in Concert – Jason Ardizzone-West The Oscars: 90th Annual Academy Awards – Derek McLane Portlandia – “Riot Spray” – Schuyler Telleen Saturday Night Live – “Bill Hader + Arcade Fire,” “John Mulaney + Jack White,” “Donald Glover + Childish Gambino” – Keith Raywood, Eugene Lee, Akira Yoshimura, Joseph DeTullio
SPECIAL
Cinematic Imagery Award
Rob Marshall
ADG Hall of Fame
Anthony Masters Benjamin Carre
Lifetime Achievement Award
Jeannine Oppewall Ed Verreaux Jim Fiorito William F. Matthews
■UP
Pantau terus rekap Awards Season di UlasanPilem via kanal berikut
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Award,
Artikel DGA, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Berkat 'Roma', Alfonso Cuaron berhasil menjadi sutradara terbaik dalam DGA Awards ke-71. Berikut daftar lengkap pemenangnya.
Agaknya awards season tahun ini tak punya frontrunner. Yang menarik, penyebabnya adalah karena (hampir) semuanya merupakan frontrunner. Terdengar kontradiktif memang, tapi saat semua kontestan berada di depan, maka tak ada lagi yang namanya "terdepan".
Beberapa waktu lalu, PGA Awards menjadi milik Green Book, sementara SAG memberikan penghargaan tertinggi mereka kepada Black Panther. Kemarin, piala ACE Eddie dibawa pulang oleh Bohemian Rhapsody. Dan sekarang, satu lagi penghargaan paling penting, DGA Awards dimenangkan oleh Alfonso Cuaron lewat Roma.
Yup, kemarin (2/2) di Hollywood and Highland Center Los Angeles, Directors Guild of America (DGA) menobatkan Cuaron sebagai sutradara terbaik tahun ini. Ia berhasil mengalahkan Bradley Cooper dengan A Star is Born, Peter Farrelly dengan Green Book, Spike Lee dengan BlacKkKlansman, dan Adam McKay dengan Vice.
Kecuali PGA, penghargaan-penghargaan tadi memang tak berhubungan langsung dengan Best Picture Oscar, tapi biasanya mereka merupakan variabel yang patut diperhitungkan pengaruhnya.
Dalam hal Best Picture Oscar, DGA Awards sangat mantul sekali dalam menebak pemenangnya. Sejak penyelenggarannya di tahun 1949, hanya 7 kali saja pemenang DGA yang tak berjaya di Oscar. Cuaron sendiri pernah memenangkan keduanya lewat film Gravity.
Di kategori First-Time Feature, Cooper juga harus rela dipecundangi oleh Bo Burnham berkat film Eight Grade. Di kategori ini, Burnham juga berhasil mengalahkan Carlos Lopez Estrada dengan Blidspotting, Matthew Heineman dengan A Private War, dan Boots Riley dengan Sorry to Bother You.
Sementara itu, pemenang di departemen televisi uniknya diisi oleh orang-orang yang barangkali lebih kita kenal di dunia film. Mereka adalah Bill Hader, Ben Stiller, dan Adam McKay. Secara berturut-turut, mereka menang berkat serial Barry, Escape at Dannemora, dan Succession.
Berikut daftar lengkap pemenang DGA Awards ke-71.Pemenang ditandai dengan huruf tebal berwarna merah.
Bradley Cooper – A Star Is Born Alfonso Cuarón – Roma Peter Farrelly – Green Book Spike Lee – BlacKkKlansman Adam McKay – Vice
Documentaries
Morgan Neville – Won't You Be My Neighbor? RaMell Ross – Hale County This Morning, This Evening Elizabeth Chai Vasarhelyi and Jimmy Chin – Free Solo Tim Wardle – Three Identical Strangers Betsy West and Julie Cohen – RBG
First-Time Feature Film
Bo Burnham – Eighth Grade Bradley Cooper – A Star Is Born Carlos López Estrada – Blindspotting Matthew Heineman – A Private War Boots Riley – Sorry to Bother You
Television
Drama Series
Jason Bateman – Ozark "Reparations" Lesli Linka Glatter – Homeland "Paean to the People" Chris Long – The Americans "START" Adam McKay – Succession "Celebration" Daina Reid – The Handmaid's Tale "Holly"
Comedy Series
Donald Glover – Atlanta "FUBU" Bill Hader – Barry "Chapter One: Make Your Mark" Hiro Murai – Atlanta "Teddy Perkins" Daniel Palladino – The Marvelous Mrs. Maisel "We're Going to the Catskills!" Amy Sherman-Palladino – The Marvelous Mrs. Maisel "All Alone"
Movies for Television and Limited Series
Cary Joji Fukunaga – Maniac David Leveaux and Alex Rudzinski – Jesus Christ Superstar Live in Concert Barry Levinson – Paterno Ben Stiller – Escape at Dannemora Jean-Marc Vallée – Sharp Objects
Paul G. Casey – Real Time with Bill Maher "#1633" Sacha Baron Cohen, Nathan Fielder, Daniel Gray Longino, and Dan Mazer – Who Is America? "Episode 102" Jim Hoskinson – The Late Show with Stephen Colbert "#480" Don Roy King – Saturday Night Live "Host Adam Driver/Musical Guest Kanye West" Paul Pennolino – Last Week Tonight with John Oliver "Italian Election"
Variety/Talk/News/Sports – Specials
Louis J. Horvitz – The 60th Annual Grammy Awards Tim Mancinelli and Glenn Clements – The Late Late Show Carpool Karaoke Primetime Special 2018 Beth McCarthy-Miller – Bill Maher: Live from Oklahoma Marcus Raboy – Steve Martin and Martin Short: An Evening You Will Forget for the Rest of Your Life Glenn Weiss – The 72nd Annual Tony Awards
Reality Programs
Neil P. DeGroot – Better Late Than Never "How Do You Say Roots in German?" Eytan Keller – Iron Chef Gauntlet "Episode 201" Patrick McManus – American Ninja Warrior "Miami City Qualifiers" Russell Norman – The Final Table "Japan" Bertram van Munster – The Amazing Race "It's Just a Million Dollars, No Pressure"
Children's Programs
Allan Arkush – A Series of Unfortunate Events "The Hostile Hospital: Part 1" Jack Jameson – When You Wish Upon a Pickle: A Sesame Street Special Greg Mottola – The Dangerous Book for Boys "How to Walk on the Moon" Barry Sonnenfeld – A Series of Unfortunate Events "The Vile Village: Part 1" Bo Welch – A Series of Unfortunate Events "The Ersatz Elevator: Part 1"
Commercials
Commercials
Steve Ayson – Dollar Shave Club's "Getting Ready", Speight's' "The Dance" Fredrik Bond – Virgin TV's "Harmony", BT Sport's "Take Them All On", Confused.com's "The Big Win" Martin de Thurah – Audi's "Final Breath", Chase Bank's "Mama Said Knock You Out", Macy's' "Space Station" Spike Jonze – Apple's "Welcome Home" David Shane – Babbel's "Alien", Cure Alzheimer's Fund's "Mothers & Daughters"
Special
Lifetime Achievement in Television
Don Mischer
Frank Capra Achievement Award
Kathleen McGill
Franklin J. Schaffner Achievement Award
Mimi Deaton
Diversity Award
FX Networks
■UP
Pantau terus rekap Awards Season di UlasanPilem via kanal berikut
Berkat 'Roma', Alfonso Cuaron berhasil menjadi sutradara terbaik dalam DGA Awards ke-71. Berikut daftar lengkap pemenangnya.
Agaknya awards season tahun ini tak punya frontrunner. Yang menarik, penyebabnya adalah karena (hampir) semuanya merupakan frontrunner. Terdengar kontradiktif memang, tapi saat semua kontestan berada di depan, maka tak ada lagi yang namanya "terdepan".
Beberapa waktu lalu, PGA Awards menjadi milik Green Book, sementara SAG memberikan penghargaan tertinggi mereka kepada Black Panther. Kemarin, piala ACE Eddie dibawa pulang oleh Bohemian Rhapsody. Dan sekarang, satu lagi penghargaan paling penting, DGA Awards dimenangkan oleh Alfonso Cuaron lewat Roma.
Yup, kemarin (2/2) di Hollywood and Highland Center Los Angeles, Directors Guild of America (DGA) menobatkan Cuaron sebagai sutradara terbaik tahun ini. Ia berhasil mengalahkan Bradley Cooper dengan A Star is Born, Peter Farrelly dengan Green Book, Spike Lee dengan BlacKkKlansman, dan Adam McKay dengan Vice.
Kecuali PGA, penghargaan-penghargaan tadi memang tak berhubungan langsung dengan Best Picture Oscar, tapi biasanya mereka merupakan variabel yang patut diperhitungkan pengaruhnya.
Dalam hal Best Picture Oscar, DGA Awards sangat mantul sekali dalam menebak pemenangnya. Sejak penyelenggarannya di tahun 1949, hanya 7 kali saja pemenang DGA yang tak berjaya di Oscar. Cuaron sendiri pernah memenangkan keduanya lewat film Gravity.
Di kategori First-Time Feature, Cooper juga harus rela dipecundangi oleh Bo Burnham berkat film Eight Grade. Di kategori ini, Burnham juga berhasil mengalahkan Carlos Lopez Estrada dengan Blidspotting, Matthew Heineman dengan A Private War, dan Boots Riley dengan Sorry to Bother You.
Sementara itu, pemenang di departemen televisi uniknya diisi oleh orang-orang yang barangkali lebih kita kenal di dunia film. Mereka adalah Bill Hader, Ben Stiller, dan Adam McKay. Secara berturut-turut, mereka menang berkat serial Barry, Escape at Dannemora, dan Succession.
Berikut daftar lengkap pemenang DGA Awards ke-71.Pemenang ditandai dengan huruf tebal berwarna merah.
Bradley Cooper – A Star Is Born Alfonso Cuarón – Roma Peter Farrelly – Green Book Spike Lee – BlacKkKlansman Adam McKay – Vice
Documentaries
Morgan Neville – Won't You Be My Neighbor? RaMell Ross – Hale County This Morning, This Evening Elizabeth Chai Vasarhelyi and Jimmy Chin – Free Solo Tim Wardle – Three Identical Strangers Betsy West and Julie Cohen – RBG
First-Time Feature Film
Bo Burnham – Eighth Grade Bradley Cooper – A Star Is Born Carlos López Estrada – Blindspotting Matthew Heineman – A Private War Boots Riley – Sorry to Bother You
Television
Drama Series
Jason Bateman – Ozark "Reparations" Lesli Linka Glatter – Homeland "Paean to the People" Chris Long – The Americans "START" Adam McKay – Succession "Celebration" Daina Reid – The Handmaid's Tale "Holly"
Comedy Series
Donald Glover – Atlanta "FUBU" Bill Hader – Barry "Chapter One: Make Your Mark" Hiro Murai – Atlanta "Teddy Perkins" Daniel Palladino – The Marvelous Mrs. Maisel "We're Going to the Catskills!" Amy Sherman-Palladino – The Marvelous Mrs. Maisel "All Alone"
Movies for Television and Limited Series
Cary Joji Fukunaga – Maniac David Leveaux and Alex Rudzinski – Jesus Christ Superstar Live in Concert Barry Levinson – Paterno Ben Stiller – Escape at Dannemora Jean-Marc Vallée – Sharp Objects
Paul G. Casey – Real Time with Bill Maher "#1633" Sacha Baron Cohen, Nathan Fielder, Daniel Gray Longino, and Dan Mazer – Who Is America? "Episode 102" Jim Hoskinson – The Late Show with Stephen Colbert "#480" Don Roy King – Saturday Night Live "Host Adam Driver/Musical Guest Kanye West" Paul Pennolino – Last Week Tonight with John Oliver "Italian Election"
Variety/Talk/News/Sports – Specials
Louis J. Horvitz – The 60th Annual Grammy Awards Tim Mancinelli and Glenn Clements – The Late Late Show Carpool Karaoke Primetime Special 2018 Beth McCarthy-Miller – Bill Maher: Live from Oklahoma Marcus Raboy – Steve Martin and Martin Short: An Evening You Will Forget for the Rest of Your Life Glenn Weiss – The 72nd Annual Tony Awards
Reality Programs
Neil P. DeGroot – Better Late Than Never "How Do You Say Roots in German?" Eytan Keller – Iron Chef Gauntlet "Episode 201" Patrick McManus – American Ninja Warrior "Miami City Qualifiers" Russell Norman – The Final Table "Japan" Bertram van Munster – The Amazing Race "It's Just a Million Dollars, No Pressure"
Children's Programs
Allan Arkush – A Series of Unfortunate Events "The Hostile Hospital: Part 1" Jack Jameson – When You Wish Upon a Pickle: A Sesame Street Special Greg Mottola – The Dangerous Book for Boys "How to Walk on the Moon" Barry Sonnenfeld – A Series of Unfortunate Events "The Vile Village: Part 1" Bo Welch – A Series of Unfortunate Events "The Ersatz Elevator: Part 1"
Commercials
Commercials
Steve Ayson – Dollar Shave Club's "Getting Ready", Speight's' "The Dance" Fredrik Bond – Virgin TV's "Harmony", BT Sport's "Take Them All On", Confused.com's "The Big Win" Martin de Thurah – Audi's "Final Breath", Chase Bank's "Mama Said Knock You Out", Macy's' "Space Station" Spike Jonze – Apple's "Welcome Home" David Shane – Babbel's "Alien", Cure Alzheimer's Fund's "Mothers & Daughters"
Special
Lifetime Achievement in Television
Don Mischer
Frank Capra Achievement Award
Kathleen McGill
Franklin J. Schaffner Achievement Award
Mimi Deaton
Diversity Award
FX Networks
■UP
Pantau terus rekap Awards Season di UlasanPilem via kanal berikut