Friday, February 8, 2019

Promo Art Resmi 'Endgame' Ungkap Kostum Baru Avengers

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Promo Art Resmi 'Endgame' Ungkap Kostum Baru Avengers
link : Promo Art Resmi 'Endgame' Ungkap Kostum Baru Avengers

Baca juga


Semakin mendekati tanggal rilisnya, semakin banyak hal pula yang terungkap dari ‘Avengers: Endgame’. Yang terbaru, adalah kostum baru anggota tim superhero Marvel yang terkuak lewat promo art resmi. Jangan lupa untuk share atau like artikel ini jika kalian suka ya guys

Semakin mendekati tanggal rilisnya, semakin banyak hal pula yang terungkap dari Avengers: Endgame. Yang terbaru, adalah kostum baru anggota tim superhero Marvel yang terkuak lewat promo art resmi keluaran @OrvillePopcorn.


Gambar Endgame ini sendiri menampilkan enam anggota tersisa Avengers yang selamat dari serangan maut Thanos di Infinity War. Mulai dari Thor, Iron Man, Captain America, Black Widow, Hulk dan yang baru saja keluar dari persembunyiannya, Hawkeye. Bicara soal penampilan masing-masing karakter, kostum baru Iron Man tampak semakin mirip dengan komiknya, terutama dari segi skema warna. Sedangkan untuk kostum Thor sepintas sama dengan yang ia kenakan di akhir Infinity War, dan disini Dewa Petir juga membawa senjata andalan barunya berupa kapak Stormbreaker, yang sempat merepotkan Thanos di film sebelumnya.

Beralih ke penampilan Steve Rogers, ada perubahan signifikan dengan kostumnya, dimana ia tak lagi mengenakan kostum Nomad, melainkan kembali memakai kostum kebesaran Captain America. Perubahan juga terlihat pada rambut Black Widow yang kembali berwarna merah, setelah di film sebelumnya berwarna pirang.

Sementara itu, yang paling menarik perhatian di promo art ini justru adalah penampilan berkostum Hulk yang mengindikasikan ia akan jadi Professor Hulk, sebuah kombinasi mematikan antara otak jenius Bruce Banner dan kekuatan dahsyat Hulk. Adapun Hawkeye yang rupanya tetap tampil dengan kostum aslinya, bukan kostum ala Ronin seperti yang selama ini diberitakan. Anehnya, gambar ini tak menyertakan Ant-Man, padahal ia santer dispekulasikan akan berperan penting dalam misi Avengers untuk mengalahkan Thanos. Boleh jadi Marvel sengaja menyembunyikan jagoan kecil ini untuk membuat kejutan di filmnya nanti.

Menurut sinopsis resminya, Endgame bersetting pasca peristiwa memiluhkan di Infinity War, dimana tatanan alam semesta jatuh berantakan akibat aksi gila Thanos. Kini dengan anggotanya yang tersisa, Avengers harus bersatu sekali lagi untuk mencegah aksi destruktif Thanos dan memulihkan alam semesta seperti sedia kala, tak peduli apapun konsekuensinya.

Kembali digarap duo sutradara Russo, rencananya Avengers: Endgame akan dirilis 26 April 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Semakin mendekati tanggal rilisnya, semakin banyak hal pula yang terungkap dari ‘Avengers: Endgame’. Yang terbaru, adalah kostum baru anggota tim superhero Marvel yang terkuak lewat promo art resmi. Jangan lupa untuk share atau like artikel ini jika kalian suka ya guys

Semakin mendekati tanggal rilisnya, semakin banyak hal pula yang terungkap dari Avengers: Endgame. Yang terbaru, adalah kostum baru anggota tim superhero Marvel yang terkuak lewat promo art resmi keluaran @OrvillePopcorn.


Gambar Endgame ini sendiri menampilkan enam anggota tersisa Avengers yang selamat dari serangan maut Thanos di Infinity War. Mulai dari Thor, Iron Man, Captain America, Black Widow, Hulk dan yang baru saja keluar dari persembunyiannya, Hawkeye. Bicara soal penampilan masing-masing karakter, kostum baru Iron Man tampak semakin mirip dengan komiknya, terutama dari segi skema warna. Sedangkan untuk kostum Thor sepintas sama dengan yang ia kenakan di akhir Infinity War, dan disini Dewa Petir juga membawa senjata andalan barunya berupa kapak Stormbreaker, yang sempat merepotkan Thanos di film sebelumnya.

Beralih ke penampilan Steve Rogers, ada perubahan signifikan dengan kostumnya, dimana ia tak lagi mengenakan kostum Nomad, melainkan kembali memakai kostum kebesaran Captain America. Perubahan juga terlihat pada rambut Black Widow yang kembali berwarna merah, setelah di film sebelumnya berwarna pirang.

Sementara itu, yang paling menarik perhatian di promo art ini justru adalah penampilan berkostum Hulk yang mengindikasikan ia akan jadi Professor Hulk, sebuah kombinasi mematikan antara otak jenius Bruce Banner dan kekuatan dahsyat Hulk. Adapun Hawkeye yang rupanya tetap tampil dengan kostum aslinya, bukan kostum ala Ronin seperti yang selama ini diberitakan. Anehnya, gambar ini tak menyertakan Ant-Man, padahal ia santer dispekulasikan akan berperan penting dalam misi Avengers untuk mengalahkan Thanos. Boleh jadi Marvel sengaja menyembunyikan jagoan kecil ini untuk membuat kejutan di filmnya nanti.

Menurut sinopsis resminya, Endgame bersetting pasca peristiwa memiluhkan di Infinity War, dimana tatanan alam semesta jatuh berantakan akibat aksi gila Thanos. Kini dengan anggotanya yang tersisa, Avengers harus bersatu sekali lagi untuk mencegah aksi destruktif Thanos dan memulihkan alam semesta seperti sedia kala, tak peduli apapun konsekuensinya.

Kembali digarap duo sutradara Russo, rencananya Avengers: Endgame akan dirilis 26 April 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Thursday, February 7, 2019

Nasib Franchise ‘Deadpool’ Pasca Dipegang Disney

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Nasib Franchise ‘Deadpool’ Pasca Dipegang Disney
link : Nasib Franchise ‘Deadpool’ Pasca Dipegang Disney

Baca juga


CEO Disney akhirnya memastikan nasib franchise ‘Deadpool’ usai mengakuisisi Fox.

Di luar kepastian bahwa X-Men akan bergabung dengan Marvel Cinematic Universe, masih ada satu pertanyaan yang kerap timbul dari akuisisi Disney terhadap Fox. Pertanyaan ini tidak lain menyangkut nasib franchise Deadpool, pasca ia diambil alih studio yang dikenal dengan film-filmnya yang ramah keluarga.

Dengan rating R yang Deadpool yang sarat adegan nakal dan kekerasan brutal, tak sedikit yang pesimistis franchise ini akan dilanjutkan Disney, walaupun kita sudah mendengar akan ada Deadpool 3 plus spin-off-nya X-Force. Bagaimanapun, Disney rupanya tak ingin menyia-nyiakan pangsa pasar film superhero rating R yang menjanjikan begitu saja, seiring mereka mengkonfirmasi franchise Deadpool akan tetap berlanjut.

“Kami akan melanjutkan bisnis itu,”ujar Bob Iger selaku CEO Disney terkait masa depan film rating R seperti Deadpool, yang dulunya ditangani Fox. Mengenai alasan kenapa studio berani mengambil langkah beresiko ini, Iger tahu betul film-film rating R punya popularitas yang tak kalah dengan film-film PG-13, sehingga pihaknya mantap melanjutkan franchise Deadpool.

Lebih jauh lagi, Iger juga menjelaskan bagaimana Disney meng-handle perilisan film-film rating R. Untuk menjaga imejnya sebagai studio dengan film ramah keluarga, serta untuk mencegah timbulnya kebingungan di kalangan penonton, Iger mensinyalkan film-film rating R takkan dirilis di bawah bendera Disney maupun Marvel Studios.

Tak berhenti sampai disitu, kepada para investor, Iger pun menegaskan komitmen Disney untuk tetap memproduksi film Deadpool berating R yang sudah terbukti sukses, dan terbuka untuk membuat film dari karakter Marvel lainnya yang menawarkan cerita dewasa. Sebagian pihak pun menilai pernyataan Iger juga berlaku pada franchise Alien dan Predator, yang notabene berating R. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa film-film rating R bekas produksi Fox akan tetap eksis di tangan Disney kedepannya.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

CEO Disney akhirnya memastikan nasib franchise ‘Deadpool’ usai mengakuisisi Fox.

Di luar kepastian bahwa X-Men akan bergabung dengan Marvel Cinematic Universe, masih ada satu pertanyaan yang kerap timbul dari akuisisi Disney terhadap Fox. Pertanyaan ini tidak lain menyangkut nasib franchise Deadpool, pasca ia diambil alih studio yang dikenal dengan film-filmnya yang ramah keluarga.

Dengan rating R yang Deadpool yang sarat adegan nakal dan kekerasan brutal, tak sedikit yang pesimistis franchise ini akan dilanjutkan Disney, walaupun kita sudah mendengar akan ada Deadpool 3 plus spin-off-nya X-Force. Bagaimanapun, Disney rupanya tak ingin menyia-nyiakan pangsa pasar film superhero rating R yang menjanjikan begitu saja, seiring mereka mengkonfirmasi franchise Deadpool akan tetap berlanjut.

“Kami akan melanjutkan bisnis itu,”ujar Bob Iger selaku CEO Disney terkait masa depan film rating R seperti Deadpool, yang dulunya ditangani Fox. Mengenai alasan kenapa studio berani mengambil langkah beresiko ini, Iger tahu betul film-film rating R punya popularitas yang tak kalah dengan film-film PG-13, sehingga pihaknya mantap melanjutkan franchise Deadpool.

Lebih jauh lagi, Iger juga menjelaskan bagaimana Disney meng-handle perilisan film-film rating R. Untuk menjaga imejnya sebagai studio dengan film ramah keluarga, serta untuk mencegah timbulnya kebingungan di kalangan penonton, Iger mensinyalkan film-film rating R takkan dirilis di bawah bendera Disney maupun Marvel Studios.

Tak berhenti sampai disitu, kepada para investor, Iger pun menegaskan komitmen Disney untuk tetap memproduksi film Deadpool berating R yang sudah terbukti sukses, dan terbuka untuk membuat film dari karakter Marvel lainnya yang menawarkan cerita dewasa. Sebagian pihak pun menilai pernyataan Iger juga berlaku pada franchise Alien dan Predator, yang notabene berating R. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa film-film rating R bekas produksi Fox akan tetap eksis di tangan Disney kedepannya.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Wednesday, February 6, 2019

Russo Bicara Tantangan Garap 2 Film ‘Avengers’ Hingga Durasi ‘Endgame’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Russo Bicara Tantangan Garap 2 Film ‘Avengers’ Hingga Durasi ‘Endgame’
link : Russo Bicara Tantangan Garap 2 Film ‘Avengers’ Hingga Durasi ‘Endgame’

Baca juga


Duo sutradara Russo mengungkap tantangan yang mereka hadapi dalam menggarap ‘Infinity War’ dan ‘Endgame’, sekaligus durasi sementara film penutup Phase 3.

Memulai debut impresif mereka di Marvel Cinematic Universe lewat Captain America: The Winter Soldier, duo sutradara Anthony dan Joe Russo kini menjadi sineas andalan Marvel dalam menangani proyek film penting studio. Eksekusi solid mereka pun tak hanya membuat Russo kembali dipercaya menyutradarai Captain America: Civil War, tapi juga dua proyek raksasa Marvel, Avengers: Infinity War dan sekuelnya Avengers: Endgame. Dengan proses produksi kedua film yang berlangsung dalam sekali jalan, belum lama ini Russo mengungkap tantangan yang mereka hadapi dalam menggarap Infinity War dan Endgame.

Kepada Cinemablend, Russo menjelaskan tantangan ini adalah menemukan keseimbangan antara kedua film. Dengan posisi Infinity War dan Endgame sebagai klimaks Phase 3 serta kulminasi dari segala event MCU yang terjadi selama 10 tahun terakhir, Russo merasa kedua film tim superhero ini begitu kompleks lantaran ceritanya yang sedikit kebanyakan. Untuk menyiasati cerita yang penuh sesak ini, Russo pun akhirnya memisahkan Infinity War dan Endgame, agar mereka bisa fokus pada narasi masing-masing film. Adapun meski Infinity War dan Endgame saling berkaitan, Russo menekankan bahwa kedua film ini punya cerita yang sangat berbeda.

Lebih jauh lagi, Russo juga membicarakan durasi sementara dari Endgame saat berbincang dengan Collider. Menurut pengakuan mereka, Disney setuju Endgame mengusung durasi tiga jam, asalkan filmnya bisa tampil memuaskan. Russo juga menyebut, sejauh ini test screening Endgame menuai respon positif, dan karenanya, sang sutradara merasa optimistis dengan durasi tiga jam ini.

Bagaimanapun, Russo juga menggarisbawahi proses editing Endgame masih berjalan, sehingga durasi filmnya masih bisa berubah. Yang jelas, untuk saat ini Russo menilai Endgame layak berdurasi tiga jam, karena selain ceritanya yang kompleks, Endgame juga butuh ruang lebih untuk membangun momen emosional, sehingga nantinya ia bisa jadi penutup Phase 3 yang sempurna.

Melanjutkan pertarungan epik Iron Man cs melawan Thanos pasca Infinity War, rencananya Avengers: Endgame akan dirilis 26 April 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Duo sutradara Russo mengungkap tantangan yang mereka hadapi dalam menggarap ‘Infinity War’ dan ‘Endgame’, sekaligus durasi sementara film penutup Phase 3.

Memulai debut impresif mereka di Marvel Cinematic Universe lewat Captain America: The Winter Soldier, duo sutradara Anthony dan Joe Russo kini menjadi sineas andalan Marvel dalam menangani proyek film penting studio. Eksekusi solid mereka pun tak hanya membuat Russo kembali dipercaya menyutradarai Captain America: Civil War, tapi juga dua proyek raksasa Marvel, Avengers: Infinity War dan sekuelnya Avengers: Endgame. Dengan proses produksi kedua film yang berlangsung dalam sekali jalan, belum lama ini Russo mengungkap tantangan yang mereka hadapi dalam menggarap Infinity War dan Endgame.

Kepada Cinemablend, Russo menjelaskan tantangan ini adalah menemukan keseimbangan antara kedua film. Dengan posisi Infinity War dan Endgame sebagai klimaks Phase 3 serta kulminasi dari segala event MCU yang terjadi selama 10 tahun terakhir, Russo merasa kedua film tim superhero ini begitu kompleks lantaran ceritanya yang sedikit kebanyakan. Untuk menyiasati cerita yang penuh sesak ini, Russo pun akhirnya memisahkan Infinity War dan Endgame, agar mereka bisa fokus pada narasi masing-masing film. Adapun meski Infinity War dan Endgame saling berkaitan, Russo menekankan bahwa kedua film ini punya cerita yang sangat berbeda.

Lebih jauh lagi, Russo juga membicarakan durasi sementara dari Endgame saat berbincang dengan Collider. Menurut pengakuan mereka, Disney setuju Endgame mengusung durasi tiga jam, asalkan filmnya bisa tampil memuaskan. Russo juga menyebut, sejauh ini test screening Endgame menuai respon positif, dan karenanya, sang sutradara merasa optimistis dengan durasi tiga jam ini.

Bagaimanapun, Russo juga menggarisbawahi proses editing Endgame masih berjalan, sehingga durasi filmnya masih bisa berubah. Yang jelas, untuk saat ini Russo menilai Endgame layak berdurasi tiga jam, karena selain ceritanya yang kompleks, Endgame juga butuh ruang lebih untuk membangun momen emosional, sehingga nantinya ia bisa jadi penutup Phase 3 yang sempurna.

Melanjutkan pertarungan epik Iron Man cs melawan Thanos pasca Infinity War, rencananya Avengers: Endgame akan dirilis 26 April 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Paramount Batalkan ‘World War Z 2’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Paramount Batalkan ‘World War Z 2’
link : Paramount Batalkan ‘World War Z 2’

Baca juga


Setelah sekian lama mengalami tarik ulur dalam proses pengembangannya, nasib ‘World War Z 2’ akhirnya ditentukan.

Setelah sekian lama mengalami tarik ulur dalam proses pengembangannya, nasib World War Z 2 akhirnya ditentukan. Terlepas dari bergabungnya sineas bertangan dingin David Fincher sebagai sutradara, Paramount kini telah membatalkan sekuel yang kembali dibintangi Brad Pitt. Adapun perbedaan pendapat antara Fincher dan studio dalam hal budget, disinyalir jadi penyebab kandasnya film invasi zombie.

Menurut laporan The Playlist, Fincher ingin menggarap World War Z 2 dengan budget lebih irit ketimbang film pertama, yang diketahui berbudget $190 juta. Namun usut punya usut, sumber Collider mengklaim budget yang diinginkan Fincher sebenarnya di atas $190 juta. Lantaran Fincher bersikukuh dengan budgetnya, Paramount pun akhirnya menangguhkan proses pra-produksi, dan kini Fincher tak lagi terlibat di proyek.

Studio disebut keberatan dengan budget Fincher bukan hanya karena film ini berating R, tapi juga karena belakangan ini studio kekurangan film yang sukses secara finansial. Tercatat di tahun 2018 lalu, hanya A Quiet Place dan Mission: Impossible – Fallout saja yang menjadi hits dari Paramount, dan sisanya seperti Annihilation dan Bumblebee terhitung medioker. Karena itulah studio akan lebih selektif dalam melampuhijaukan proyek film kedepannya.

World War Z 2 bukan film besar pertama yang batal disutradarai Fincher, seiring di masa lalu ia nyaris mendalangi Mission: Impossible 3 dan 20,000 Leagues Under the Sea. Sineas yang dikenal idealis ini mau bergabung di World War Z 2 setelah dilobi Pitt, yang sudah tiga kali berkolaborasi dengan Fincher di Se7en, Fight Club dan The Curious Case of Benjamin Button. Adapun Fincher merupakan sutradara kedua yang hengkang dari World War Z 2 menyusul J.A. Bayona.

FYI, World War Z mengisahkan mantan penyidik PBB, Gerry Lane, yang berkeliling dunia demi menemukan solusi untuk mengatasi wabah zombie. Disutradarai Marc Foster, film adaptasi novel Max Brooks ini banyak dipuji karena penggambaran ceritanya yang realistis dalam menghadirkan kisah wabah zombie. Dengan budget mencapai $190 juta, film ini berhasil meraup total pendapatan $540 juta.

Sementara itu, informasi lainnya juga menyebutkan, masih ada peluang World War Z 2 untuk dibuat, jika studio menemukan sutradara yang sejalan dengan visi mereka. Apalagi karena Pitt dikabarkan puas dengan skrip filmnya, tentu hal ini semakin meningkatkan potensi World War Z 2 untuk dilanjutkan.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Setelah sekian lama mengalami tarik ulur dalam proses pengembangannya, nasib ‘World War Z 2’ akhirnya ditentukan.

Setelah sekian lama mengalami tarik ulur dalam proses pengembangannya, nasib World War Z 2 akhirnya ditentukan. Terlepas dari bergabungnya sineas bertangan dingin David Fincher sebagai sutradara, Paramount kini telah membatalkan sekuel yang kembali dibintangi Brad Pitt. Adapun perbedaan pendapat antara Fincher dan studio dalam hal budget, disinyalir jadi penyebab kandasnya film invasi zombie.

Menurut laporan The Playlist, Fincher ingin menggarap World War Z 2 dengan budget lebih irit ketimbang film pertama, yang diketahui berbudget $190 juta. Namun usut punya usut, sumber Collider mengklaim budget yang diinginkan Fincher sebenarnya di atas $190 juta. Lantaran Fincher bersikukuh dengan budgetnya, Paramount pun akhirnya menangguhkan proses pra-produksi, dan kini Fincher tak lagi terlibat di proyek.

Studio disebut keberatan dengan budget Fincher bukan hanya karena film ini berating R, tapi juga karena belakangan ini studio kekurangan film yang sukses secara finansial. Tercatat di tahun 2018 lalu, hanya A Quiet Place dan Mission: Impossible – Fallout saja yang menjadi hits dari Paramount, dan sisanya seperti Annihilation dan Bumblebee terhitung medioker. Karena itulah studio akan lebih selektif dalam melampuhijaukan proyek film kedepannya.

World War Z 2 bukan film besar pertama yang batal disutradarai Fincher, seiring di masa lalu ia nyaris mendalangi Mission: Impossible 3 dan 20,000 Leagues Under the Sea. Sineas yang dikenal idealis ini mau bergabung di World War Z 2 setelah dilobi Pitt, yang sudah tiga kali berkolaborasi dengan Fincher di Se7en, Fight Club dan The Curious Case of Benjamin Button. Adapun Fincher merupakan sutradara kedua yang hengkang dari World War Z 2 menyusul J.A. Bayona.

FYI, World War Z mengisahkan mantan penyidik PBB, Gerry Lane, yang berkeliling dunia demi menemukan solusi untuk mengatasi wabah zombie. Disutradarai Marc Foster, film adaptasi novel Max Brooks ini banyak dipuji karena penggambaran ceritanya yang realistis dalam menghadirkan kisah wabah zombie. Dengan budget mencapai $190 juta, film ini berhasil meraup total pendapatan $540 juta.

Sementara itu, informasi lainnya juga menyebutkan, masih ada peluang World War Z 2 untuk dibuat, jika studio menemukan sutradara yang sejalan dengan visi mereka. Apalagi karena Pitt dikabarkan puas dengan skrip filmnya, tentu hal ini semakin meningkatkan potensi World War Z 2 untuk dilanjutkan.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Box Office: 'Glass' Jadi Jawara Tiga Minggu

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'Glass' Jadi Jawara Tiga Minggu
link : Box Office: 'Glass' Jadi Jawara Tiga Minggu

Baca juga


Di minggu Super Bowl, 'Glass' masih bertahan di posisi puncak. Sementara itu, 'Miss Bala' punya debut lemah. Berikut rekap box office minggu ini.

Di Amerika, minggu ini merupakan minggu penyelenggaraan Super Bowl. Acara tahunan yang mempertandingkan dua tim pemuncak NFL ini adalah sebuah even raksasa. Jadi wajar saja kalau kemudian penonton Amerika lebih memilih untuk berbondong-bondong menyaksikan acara tersebut dibanding menonton di bioskop.

Maka, box office Amerika minggu ini tentu saja masih diisi oleh pemuncak dari minggu lalu. Sebetulnya ada satu film baru sih, tapi performanya relatif lemah sehingga tak meninggalkan kesan yang signifikan di box office.

Glass berhasil bertahan di posisi puncak selama tiga minggu berturut-turut. Minggu ini, ia mendapat $9,4 juta dengan total $88,7 juta. Ada tambahan $12,2 juta dari 54 negara yang menggenapkan total pendapatan globalnya menjadi $200 juta.

Di posisi kedua, The Upside masih melanjutkan performanya yang cukup solid, dimana penurunannya minggu ini hanya $27,3% saja. Dengan pendapatan $8,7 juta, total pendapatannya sejauh ini sudah $75,4 juta.

Film baru yang tadi saya maksud adalah Miss Bala, film aksi-thriller yang dibintangi oleh Gina Rodriguez. Debutnya yang $6,9 juta cuma bisa menempatkannya di posisi ketiga. Film ini juga mendapat respon yang sama jeleknya dari penonton dan kritikus.

Aquaman, yang sudah tayang selama 7 minggu, rupanya masih nyaman berada di lima besar. Tepatnya di posisi empat dengan $4,9 juta. Total pendapatannya di Amerika saja adalah $323,6 juta. Sedangkan dari seluruh dunia sudah mencapai $1,11 miliar.

Namun yang lebih mengagumkan adalah Spider-Man: Into the Spider-Verse. Ia masih bertahan di lima besar meski sudah dua bulan tayang. Penurunan performanya minggu ini pun cuma 25,6% dengan pendapatan $4,5 juta. Di Amerika ia sudah meraup $175,4 juta, sementara secara global mencapai $347,4 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 1 Februari - 3 Februari 2019

1.

Glass
Minggu ini $9,548,795
Total $88,668,895

2.

The Upside
Minggu ini $8,677,981
Total $75,418,109

3.

Miss Bala
Minggu ini $6,864,744
Total $6,864,744

4.

Aquaman
Minggu ini $4,880,138
Total $323,622,378

5.

Spider-Man: Into the Spider-Verse
Minggu ini $4,548,595
Total $175,424,664
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Glass' di Puncak, 'Aquaman' Jadi Film Terlaris DC ■UP

Di minggu Super Bowl, 'Glass' masih bertahan di posisi puncak. Sementara itu, 'Miss Bala' punya debut lemah. Berikut rekap box office minggu ini.

Di Amerika, minggu ini merupakan minggu penyelenggaraan Super Bowl. Acara tahunan yang mempertandingkan dua tim pemuncak NFL ini adalah sebuah even raksasa. Jadi wajar saja kalau kemudian penonton Amerika lebih memilih untuk berbondong-bondong menyaksikan acara tersebut dibanding menonton di bioskop.

Maka, box office Amerika minggu ini tentu saja masih diisi oleh pemuncak dari minggu lalu. Sebetulnya ada satu film baru sih, tapi performanya relatif lemah sehingga tak meninggalkan kesan yang signifikan di box office.

Glass berhasil bertahan di posisi puncak selama tiga minggu berturut-turut. Minggu ini, ia mendapat $9,4 juta dengan total $88,7 juta. Ada tambahan $12,2 juta dari 54 negara yang menggenapkan total pendapatan globalnya menjadi $200 juta.

Di posisi kedua, The Upside masih melanjutkan performanya yang cukup solid, dimana penurunannya minggu ini hanya $27,3% saja. Dengan pendapatan $8,7 juta, total pendapatannya sejauh ini sudah $75,4 juta.

Film baru yang tadi saya maksud adalah Miss Bala, film aksi-thriller yang dibintangi oleh Gina Rodriguez. Debutnya yang $6,9 juta cuma bisa menempatkannya di posisi ketiga. Film ini juga mendapat respon yang sama jeleknya dari penonton dan kritikus.

Aquaman, yang sudah tayang selama 7 minggu, rupanya masih nyaman berada di lima besar. Tepatnya di posisi empat dengan $4,9 juta. Total pendapatannya di Amerika saja adalah $323,6 juta. Sedangkan dari seluruh dunia sudah mencapai $1,11 miliar.

Namun yang lebih mengagumkan adalah Spider-Man: Into the Spider-Verse. Ia masih bertahan di lima besar meski sudah dua bulan tayang. Penurunan performanya minggu ini pun cuma 25,6% dengan pendapatan $4,5 juta. Di Amerika ia sudah meraup $175,4 juta, sementara secara global mencapai $347,4 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 1 Februari - 3 Februari 2019

1.

Glass
Minggu ini $9,548,795
Total $88,668,895

2.

The Upside
Minggu ini $8,677,981
Total $75,418,109

3.

Miss Bala
Minggu ini $6,864,744
Total $6,864,744

4.

Aquaman
Minggu ini $4,880,138
Total $323,622,378

5.

Spider-Man: Into the Spider-Verse
Minggu ini $4,548,595
Total $175,424,664
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Glass' di Puncak, 'Aquaman' Jadi Film Terlaris DC ■UP

Tuesday, February 5, 2019

Disney akan Cari Aktor Baru Wolverine Saat ‘X-Men’ Gabung MCU

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Disney akan Cari Aktor Baru Wolverine Saat ‘X-Men’ Gabung MCU
link : Disney akan Cari Aktor Baru Wolverine Saat ‘X-Men’ Gabung MCU

Baca juga


Produser veteran franchise ‘X-Men’ ungkap waktu potensial dari recasting Wolverine.

Seiring Disney segera mengakuisisi Fox yang notabene jadi pemilik franchise film X-Men, maka tinggal menunggu waktu sebelum studio raksasa ini mencari aktor baru Wolverine yang siap menggantikan Hugh Jackman. Kini sejak Jackman memainkan peran ikoniknya untuk terakhir kali di Logan (2017), muncul pernyataan dari produser veteran franchise X-Men, Lauren Donner, soal waktu potensial dari recasting Wolverine.

Sebagaimana yang dilansir SlashFilm, Donner mengatakan Kevin Feige – arsitek Marvel Cinematic Universe – akan mencari aktor baru Wolverine saat proses akuisisi Disney terhadap Fox rampung beberapa bulan lagi. Selain itu, Donner juga mengungkapkan untuk saat ini Feige masih berupaya memahami banyak karakter X-Men, dan mencari cara terbaik untuk memasukkan para mutant ini ke dalam MCU.

Lebih dari itu, Donner juga yakin Feige akan menangani franchise X-Men dengan benar. Alasannya, Donner menilai Feige tak hanya piawai menciptakan cerita yang apik, tetapi juga lihai menghubungkan film yang satu dengan yang lain. Donner juga mengkonfirmasi, Disney dan Feige akan ambil keputusan untuk menentukan bagaimana konsep X-Men kedepannya, tepatnya saat para mutant ini sudah resmi satu universe dengan The Avengers.

Adapun Donner juga menyinggung soal peluang comeback Jackman sebagai Wolverine. Menurutnya, dengan umur Jackman yang tak bisa lagi dibilang muda, sang aktor akan semakin kesulitan untuk mengubah bentuk tubuhnya menjadi kekar seperti dulu. Kendati demikian, lanjut Donner, hal itu bukan berarti Jackman tak bisa kembali sebagai Wolverine tua. Pasalnya, Donner tak ingin menutup kemungkinan munculnya Wolverine dari masa depan di MCU nanti.

Selain X-Men, properti superhero Fox yang siap diambil alih Disney juga mencakup Deadpool dan Fantastic Four. Kabarnya proses akuisisi ini diperkirakan akan kelar pada Juni 2019. Dengan demikian, Dark Phoenix (Juni 2019) dan The New Mutants (Agustus 2019) akan jadi film X-Men terakhir dari Fox.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Produser veteran franchise ‘X-Men’ ungkap waktu potensial dari recasting Wolverine.

Seiring Disney segera mengakuisisi Fox yang notabene jadi pemilik franchise film X-Men, maka tinggal menunggu waktu sebelum studio raksasa ini mencari aktor baru Wolverine yang siap menggantikan Hugh Jackman. Kini sejak Jackman memainkan peran ikoniknya untuk terakhir kali di Logan (2017), muncul pernyataan dari produser veteran franchise X-Men, Lauren Donner, soal waktu potensial dari recasting Wolverine.

Sebagaimana yang dilansir SlashFilm, Donner mengatakan Kevin Feige – arsitek Marvel Cinematic Universe – akan mencari aktor baru Wolverine saat proses akuisisi Disney terhadap Fox rampung beberapa bulan lagi. Selain itu, Donner juga mengungkapkan untuk saat ini Feige masih berupaya memahami banyak karakter X-Men, dan mencari cara terbaik untuk memasukkan para mutant ini ke dalam MCU.

Lebih dari itu, Donner juga yakin Feige akan menangani franchise X-Men dengan benar. Alasannya, Donner menilai Feige tak hanya piawai menciptakan cerita yang apik, tetapi juga lihai menghubungkan film yang satu dengan yang lain. Donner juga mengkonfirmasi, Disney dan Feige akan ambil keputusan untuk menentukan bagaimana konsep X-Men kedepannya, tepatnya saat para mutant ini sudah resmi satu universe dengan The Avengers.

Adapun Donner juga menyinggung soal peluang comeback Jackman sebagai Wolverine. Menurutnya, dengan umur Jackman yang tak bisa lagi dibilang muda, sang aktor akan semakin kesulitan untuk mengubah bentuk tubuhnya menjadi kekar seperti dulu. Kendati demikian, lanjut Donner, hal itu bukan berarti Jackman tak bisa kembali sebagai Wolverine tua. Pasalnya, Donner tak ingin menutup kemungkinan munculnya Wolverine dari masa depan di MCU nanti.

Selain X-Men, properti superhero Fox yang siap diambil alih Disney juga mencakup Deadpool dan Fantastic Four. Kabarnya proses akuisisi ini diperkirakan akan kelar pada Juni 2019. Dengan demikian, Dark Phoenix (Juni 2019) dan The New Mutants (Agustus 2019) akan jadi film X-Men terakhir dari Fox.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Review Film: 'Alita: Battle Angel' (2019)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Aksi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Alita: Battle Angel' (2019)
link : Review Film: 'Alita: Battle Angel' (2019)

Baca juga


Semua adaptasi manga gagal diadaptasi oleh Hollywood. 'Alita: Battle Angel' belum berhasil sih, tapi posisinya nyaris.

“This is just your body. It's not bad or good. That part's up to you.”
— Dr. Dyson Ido
Rating UP:
Alita: Battle Angel diadaptasi dari manga. Anda barangkali bisa menebak ini saat menonton filmnya. Menyaksikannya serasa membaca komik serial yang penuh dengan banyak cerita dan episode kecil. Semuanya dijejalkan ke dalam satu film berdurasi 2 jam, dan tentu saja hasilnya bakal penuh sesak dan tak karuan. Namun, kualifikasi tadi juga saya maksudkan sebagai pujian; Alita punya karakter, semesta, dan sekuens aksi menarik yang agaknya jarang sekali kita dapatkan di media selain manga. Atau anime.


Film ini merupakan adaptasi Hollywood dari manga karya Yukito Kishiro yang dirilis pada tahun 90an. Selama hampir dua dekade, James Cameron berusaha mengembangkannya, tapi sayangnya terhenti saat ia memilih fokus pada Avatar yang kemudian menjadi film terlaris sepanjang masa. Sekarang ia hanya hanya bertindak sebagai (salah satu) penulis skrip dan produser, dengan Robert Rodriguez sebagai sutradara. Anda mungkin akan terkejut melihat bagaimana Rodriguez, sutradara yang memberikan kita Desperado, Spy Kids, dan Machete, dengan entengnya bisa masuk ke ranah blockbuster berskala masif.

Semestanya adalah kota bernama Iron City di tahun 2563. Iron City merupakan kota kumuh yang selamat pasca bencana besar yang disebut Kejatuhan. Populasinya padat dan konon katanya semua orang dari pelosok bumi berkumpul disini untuk mencari pekerjaan. Pekerjaannya adalah apapun, entah itu memasok energi, berkebun atau jadi tentara bayaran, pokoknya yang berkontribusi dalam menunjang operasional Zalem, kota misterius yang melayang di atas Iron City. Dengan kata lain; Iron City adalah budak Zalem.

Di pembuangan sampah Zalem di Iron City, karakter utama kita ditemukan oleh Dr Dyson Ido (Christoph Waltz), seorang dokter mekanik yang bespesialisasi membuat dan memperbaiki organ robotik atau cyborg. Ido memasangkan tubuh ke kepala karakter utama kita yang ternyata masih aktif, lalu memberinya nama Alita. Alita tak ingat apa pun, tapi entah bagaimana muscle memory-nya menyimpan kemampuan bertarung yang dahsyat.

Alita bukanlah cyborg dengan penampilan semanusiawi, katakanlah, Scarlett Johansson-nya Ghost in the Shell. Berkat kecanggihan teknologi sinema saat ini, Alita dihadirkan sebagai kreasi CGI fotorealistik, mungkin ditambah dengan bantuan motion-capture, yang punya tubuh ceking dan mata superbelo. Barangkali sekalian mau kasih penghormatan ke manga-nya. Terlihat ganjil iya, tapi beberapa menit kemudian saya sudah terbiasa. Penghantaran dialog yang ekspresif dari pemerannya, Rosa Salazar, menghidupkan Alita untuk lebih jadi sekadar karakter yang sebetulnya datar.

Bahkan, Rodriguez dan Cameron tak tanggung-tanggung dalam menghadirkan keanehan desain karakter lain. Cyborg disini benar-benar cyborg. Dengan anggota tubuh, bentuk dan proporsi badan yang tak masuk akal, mereka sama sekali sudah tak terlihat seperti manusia. Sungguh sangat seru melihat wajah manusia yang bicara di atas tubuh hibrida antara traktor dengan gergaji mesin. Kota futuristik mereka juga dihadirkan dengan detail yang luar biasa.

Sebagaimana biasa, Rodriguez selalu tahu bagaimana cara mendapatkan pemain pendukung mentereng yang overqualified. Ada Jennifer Connelly sebagai Chiren, mantan istri Ido yang menjalin hubungan dengan seorang promotor yang mencurigakan, Vector (Mahershala Ali). Ed Skrein mendapat bagian sebagai cyborg sengak yang berprofesi sebagai seorang Kesatria-Pemburu. Apapun itu, bodoamat. Eiza Gonzalez sebagai cyborg seksi yang mematikan. Dan Jackie Earl Haley meminjamkan suara dan wajahnya untuk menjadi cyborg gempal yang haus darah.

Saya tak begitu ingat apa pengaruh signifikan mereka bagi Alita. Sebab pertama, karena mereka emang gak ngaruh-ngaruh banget, dan yang kedua, karena ada banyak hal lain yang harus kita perhatikan dalam sekali tonton. Anda tahu, Alita tak cuma ingin mencari tahu soal masa lalunya. Ia juga disibukkan dengan keberadaan cowok tampan bernama Hugo (Keean Johnson) yang punya latar belakang misterius. Lalu Alita sempat mendaftarkan diri untuk menjadi Kesatria-Pemburu. Dan masih sempat-sempatnya pula ia menjadi kontestan dalam olahraga mematikan bernama Motorball, semacam hasil dari rollerblade + rugby + Nascar + Transformers. Anda akan paham saat menyaksikannya sendiri.

Ada banyak hal yang berjalan dalam Alita: Battle Angel, dan pembuatnya seperti tak bisa menemukan fokus. Rodriguez dan Cameron bisa saja membuat tiga film yang berbeda dari film ini. Barangkali dengan sedikit modifikasi atau bahkan skrip yang lebih baik, ceritanya bakal lebih enak diikuti. Saat durasi film sudah memasuki satu setengah jam, saya sempat mengecek jam lalu kepikiran bahwa kayaknya filmnya masih panjang. Ada banyak jalinan plot yang belum disimpulkan dan agaknya tak mungkin berakhir dalam setengah jam. Eehh, rupanya saya keliru... tapi juga tak salah.

Yang lebih saya nikmati adalah bagaimana Rodriguez menghandel adegan aksinya. Ada film yang terselamatkan berkat efek spesial, dan Alita adalah salah satunya. Tim efek spesial dari Weta Digital-nya Peter Jackson menghadirkan CGI yang terang, jelas, dan meyakinkan. Dan Rodriguez menyajikan sekuens aksinya, yang kerap kali sangat kompleks, dengan koheren dan elegan. Dalam film Desperado dkk, Rodriguez sering memakai angle dan gerakan kamera yang eksesif, tapi ia seperti menahan diri disini. Kok sampai saat ini kita tak melihat lebih banyak Rodriguez yah di lanskap blockbuster modern? Struktur ceritanya agak kacau, tapi siapa peduli selagi keren dilihat; rasa-rasanya begini juga sih kebanyakan film superhero sekarang.

Sejauh ini, semua adaptasi manga gagal diadaptasi oleh Hollywood. Alita: Battle Angel belum berhasil sih, tapi posisinya nyaris. Rodriguez merupakan salah satu sutradara yang sangat cepat merangkul kemajuan teknologi film digital saat sineas lain masih gagap memakainya, dan dia sepertinya sangat nyaman sekali menangani film dengan konsep dan skala yang seepik ini. Beberapa aspek tidak bekerja dalam Alita, tapi aspek-aspek yang bekerja membuat saya merasa bahwa Rodriguez bukanlah pilihan yang keliru. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Alita: Battle Angel

122 menit
Remaja
Robert Rodriguez
James Cameron, Laeta Kalogridis (screenplay), Yukito Kishiro (manga)
James Cameron, Jon Landau
Bill Pope
Tom Holkenborg

Semua adaptasi manga gagal diadaptasi oleh Hollywood. 'Alita: Battle Angel' belum berhasil sih, tapi posisinya nyaris.

“This is just your body. It's not bad or good. That part's up to you.”
— Dr. Dyson Ido
Rating UP:
Alita: Battle Angel diadaptasi dari manga. Anda barangkali bisa menebak ini saat menonton filmnya. Menyaksikannya serasa membaca komik serial yang penuh dengan banyak cerita dan episode kecil. Semuanya dijejalkan ke dalam satu film berdurasi 2 jam, dan tentu saja hasilnya bakal penuh sesak dan tak karuan. Namun, kualifikasi tadi juga saya maksudkan sebagai pujian; Alita punya karakter, semesta, dan sekuens aksi menarik yang agaknya jarang sekali kita dapatkan di media selain manga. Atau anime.


Film ini merupakan adaptasi Hollywood dari manga karya Yukito Kishiro yang dirilis pada tahun 90an. Selama hampir dua dekade, James Cameron berusaha mengembangkannya, tapi sayangnya terhenti saat ia memilih fokus pada Avatar yang kemudian menjadi film terlaris sepanjang masa. Sekarang ia hanya hanya bertindak sebagai (salah satu) penulis skrip dan produser, dengan Robert Rodriguez sebagai sutradara. Anda mungkin akan terkejut melihat bagaimana Rodriguez, sutradara yang memberikan kita Desperado, Spy Kids, dan Machete, dengan entengnya bisa masuk ke ranah blockbuster berskala masif.

Semestanya adalah kota bernama Iron City di tahun 2563. Iron City merupakan kota kumuh yang selamat pasca bencana besar yang disebut Kejatuhan. Populasinya padat dan konon katanya semua orang dari pelosok bumi berkumpul disini untuk mencari pekerjaan. Pekerjaannya adalah apapun, entah itu memasok energi, berkebun atau jadi tentara bayaran, pokoknya yang berkontribusi dalam menunjang operasional Zalem, kota misterius yang melayang di atas Iron City. Dengan kata lain; Iron City adalah budak Zalem.

Di pembuangan sampah Zalem di Iron City, karakter utama kita ditemukan oleh Dr Dyson Ido (Christoph Waltz), seorang dokter mekanik yang bespesialisasi membuat dan memperbaiki organ robotik atau cyborg. Ido memasangkan tubuh ke kepala karakter utama kita yang ternyata masih aktif, lalu memberinya nama Alita. Alita tak ingat apa pun, tapi entah bagaimana muscle memory-nya menyimpan kemampuan bertarung yang dahsyat.

Alita bukanlah cyborg dengan penampilan semanusiawi, katakanlah, Scarlett Johansson-nya Ghost in the Shell. Berkat kecanggihan teknologi sinema saat ini, Alita dihadirkan sebagai kreasi CGI fotorealistik, mungkin ditambah dengan bantuan motion-capture, yang punya tubuh ceking dan mata superbelo. Barangkali sekalian mau kasih penghormatan ke manga-nya. Terlihat ganjil iya, tapi beberapa menit kemudian saya sudah terbiasa. Penghantaran dialog yang ekspresif dari pemerannya, Rosa Salazar, menghidupkan Alita untuk lebih jadi sekadar karakter yang sebetulnya datar.

Bahkan, Rodriguez dan Cameron tak tanggung-tanggung dalam menghadirkan keanehan desain karakter lain. Cyborg disini benar-benar cyborg. Dengan anggota tubuh, bentuk dan proporsi badan yang tak masuk akal, mereka sama sekali sudah tak terlihat seperti manusia. Sungguh sangat seru melihat wajah manusia yang bicara di atas tubuh hibrida antara traktor dengan gergaji mesin. Kota futuristik mereka juga dihadirkan dengan detail yang luar biasa.

Sebagaimana biasa, Rodriguez selalu tahu bagaimana cara mendapatkan pemain pendukung mentereng yang overqualified. Ada Jennifer Connelly sebagai Chiren, mantan istri Ido yang menjalin hubungan dengan seorang promotor yang mencurigakan, Vector (Mahershala Ali). Ed Skrein mendapat bagian sebagai cyborg sengak yang berprofesi sebagai seorang Kesatria-Pemburu. Apapun itu, bodoamat. Eiza Gonzalez sebagai cyborg seksi yang mematikan. Dan Jackie Earl Haley meminjamkan suara dan wajahnya untuk menjadi cyborg gempal yang haus darah.

Saya tak begitu ingat apa pengaruh signifikan mereka bagi Alita. Sebab pertama, karena mereka emang gak ngaruh-ngaruh banget, dan yang kedua, karena ada banyak hal lain yang harus kita perhatikan dalam sekali tonton. Anda tahu, Alita tak cuma ingin mencari tahu soal masa lalunya. Ia juga disibukkan dengan keberadaan cowok tampan bernama Hugo (Keean Johnson) yang punya latar belakang misterius. Lalu Alita sempat mendaftarkan diri untuk menjadi Kesatria-Pemburu. Dan masih sempat-sempatnya pula ia menjadi kontestan dalam olahraga mematikan bernama Motorball, semacam hasil dari rollerblade + rugby + Nascar + Transformers. Anda akan paham saat menyaksikannya sendiri.

Ada banyak hal yang berjalan dalam Alita: Battle Angel, dan pembuatnya seperti tak bisa menemukan fokus. Rodriguez dan Cameron bisa saja membuat tiga film yang berbeda dari film ini. Barangkali dengan sedikit modifikasi atau bahkan skrip yang lebih baik, ceritanya bakal lebih enak diikuti. Saat durasi film sudah memasuki satu setengah jam, saya sempat mengecek jam lalu kepikiran bahwa kayaknya filmnya masih panjang. Ada banyak jalinan plot yang belum disimpulkan dan agaknya tak mungkin berakhir dalam setengah jam. Eehh, rupanya saya keliru... tapi juga tak salah.

Yang lebih saya nikmati adalah bagaimana Rodriguez menghandel adegan aksinya. Ada film yang terselamatkan berkat efek spesial, dan Alita adalah salah satunya. Tim efek spesial dari Weta Digital-nya Peter Jackson menghadirkan CGI yang terang, jelas, dan meyakinkan. Dan Rodriguez menyajikan sekuens aksinya, yang kerap kali sangat kompleks, dengan koheren dan elegan. Dalam film Desperado dkk, Rodriguez sering memakai angle dan gerakan kamera yang eksesif, tapi ia seperti menahan diri disini. Kok sampai saat ini kita tak melihat lebih banyak Rodriguez yah di lanskap blockbuster modern? Struktur ceritanya agak kacau, tapi siapa peduli selagi keren dilihat; rasa-rasanya begini juga sih kebanyakan film superhero sekarang.

Sejauh ini, semua adaptasi manga gagal diadaptasi oleh Hollywood. Alita: Battle Angel belum berhasil sih, tapi posisinya nyaris. Rodriguez merupakan salah satu sutradara yang sangat cepat merangkul kemajuan teknologi film digital saat sineas lain masih gagap memakainya, dan dia sepertinya sangat nyaman sekali menangani film dengan konsep dan skala yang seepik ini. Beberapa aspek tidak bekerja dalam Alita, tapi aspek-aspek yang bekerja membuat saya merasa bahwa Rodriguez bukanlah pilihan yang keliru. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Alita: Battle Angel

122 menit
Remaja
Robert Rodriguez
James Cameron, Laeta Kalogridis (screenplay), Yukito Kishiro (manga)
James Cameron, Jon Landau
Bill Pope
Tom Holkenborg