- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Sementara James Gunn maupun Warner Bros. belum mengumumkan secara resmi, ada bocoran terkait karakter yang berpotensi tampil di ‘The Suicide Squad’.
Dengan status The Suicide Squadsebagai “soft reboot”, tak ayal jika sekuel Suicide Squad ini akan menampilkan deretan karakter yang sepenuhnya baru. Sementara penulis/sutradara James Gunn maupun Warner Bros. belum mengumumkan secara resmi, ada bocoran dari Collider terkait karakter mana saja yang berpotensi jadi anggota tim antihero DC.
Karakter pertama ialah Otis Flannegan a.k.a. Ratcatcher, yang disebut akan diganti jadi perempuan di filmnya nanti. Dikenal sebagai salah satu musuh Batman, Ratcatcher awalnya adalah seorang pembasmi tikus di Gotham City, sebelum akhirnya ia menjadi penjahat dan membawa pasukan tikus yang bisa ia perintah untuk memuluskan aksinya. Adapun Deadshot yang sebelumnya muncul di film pertama, diklaim jadi sosok “ayah” bagi Ratcatcher.
Karakter kedua adalah Nanaue a.k.a. King Shark, manusia setengah hiu yang ayahnya dipercaya sebagai Dewa Hiu. Selanjutnya adalah Mister Polka Dot, musuh Batman dengan kemampuan nyeleneh, dimana ia bisa mengubah polka dot di tubuhnya menjadi bola api dan senjata lain yang tak kalah mematikan. Terakhir, ada Christopher Smith a.k.a. Peacemaker, seorang agen dengan paham radikal yang rela jadi pembunuh demi mewujudkan perdamaian. Kabarnya, Gunn tertarik memercayakan peran Peacemaker kepada Dave Bautista, yang sebelumnya berkolaborasi dengan Gunn di film Marvel Guardians of the Galaxy.
Selain daftar karakter potensial, Collider juga menyebut Idris Elba akan menggantikan Will Smith sebagai Deadshot, usai belakangan ini Smith diberitakan mundur karena padatnya jadwal. Selebihnya, keterlibatan pemain film pertama seperti Margot Robbie (Harley Quinn), JoelKinnaman (Rick Flagg) dan Viola Davis (Amanda Waller) masih simpang siur. Rencananya TheSuicide Squad akan dirilis 6 Agustus 2021.
Sementara James Gunn maupun Warner Bros. belum mengumumkan secara resmi, ada bocoran terkait karakter yang berpotensi tampil di ‘The Suicide Squad’.
Dengan status The Suicide Squadsebagai “soft reboot”, tak ayal jika sekuel Suicide Squad ini akan menampilkan deretan karakter yang sepenuhnya baru. Sementara penulis/sutradara James Gunn maupun Warner Bros. belum mengumumkan secara resmi, ada bocoran dari Collider terkait karakter mana saja yang berpotensi jadi anggota tim antihero DC.
Karakter pertama ialah Otis Flannegan a.k.a. Ratcatcher, yang disebut akan diganti jadi perempuan di filmnya nanti. Dikenal sebagai salah satu musuh Batman, Ratcatcher awalnya adalah seorang pembasmi tikus di Gotham City, sebelum akhirnya ia menjadi penjahat dan membawa pasukan tikus yang bisa ia perintah untuk memuluskan aksinya. Adapun Deadshot yang sebelumnya muncul di film pertama, diklaim jadi sosok “ayah” bagi Ratcatcher.
Karakter kedua adalah Nanaue a.k.a. King Shark, manusia setengah hiu yang ayahnya dipercaya sebagai Dewa Hiu. Selanjutnya adalah Mister Polka Dot, musuh Batman dengan kemampuan nyeleneh, dimana ia bisa mengubah polka dot di tubuhnya menjadi bola api dan senjata lain yang tak kalah mematikan. Terakhir, ada Christopher Smith a.k.a. Peacemaker, seorang agen dengan paham radikal yang rela jadi pembunuh demi mewujudkan perdamaian. Kabarnya, Gunn tertarik memercayakan peran Peacemaker kepada Dave Bautista, yang sebelumnya berkolaborasi dengan Gunn di film Marvel Guardians of the Galaxy.
Selain daftar karakter potensial, Collider juga menyebut Idris Elba akan menggantikan Will Smith sebagai Deadshot, usai belakangan ini Smith diberitakan mundur karena padatnya jadwal. Selebihnya, keterlibatan pemain film pertama seperti Margot Robbie (Harley Quinn), JoelKinnaman (Rick Flagg) dan Viola Davis (Amanda Waller) masih simpang siur. Rencananya TheSuicide Squad akan dirilis 6 Agustus 2021.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Proyek film ‘Gundam’ akhirnya bisa mulai dikembangkan secara intensif berkat kedatangan Brian K. Vaughan sebagai penulis skrip dan produser eksekutif.
Menyusul Pokemon, Legendary siap memfilmkan franchise asli Jepang lainnya yang tak kalah populer, yakni Mobile Suit Gundam. Dengan format live-action, film Gundam telah diumumkan sejak 2018, dan kini proyek tersebut akhirnya bisa mulai dikembangkan secara intensif berkat kedatangan Brian K. Vaughan sebagai penulis skrip dan produser eksekutif.
Bergabungnya Vaughan tentu saja membuat film Gundam terlihat menjanjikan. Pasalnya, ia adalah komikus ternama yang dikenal lewat seri komik Y: The Last Man, Ex Machina dan Runaways. Kualitas komik Vaughan yang gemilang pun mengantarkannya jadi pemenang 14 trofi EisnerAwards, sebuah penghargaan untuk insan perkomikan yang setara dengan Academy Awards.
Vaughan juga pernah menulis naskah serial TV Lost dari season ketiga sampai season kelima, dimana untuk season keempat Vaughan menyabet nominasi WGA Award untuk kategori Best Dramatic Series. Dengan tangan dinginnya, Vaughan pun diharapkan dapat menghadirkan cerita dan karakter yang berkesan untuk Gundam, sehingga filmnya tak berakhir jadi arena pertempuran mecha yang dangkal dan mudah dilupakan.
Pertama tayang tahun 1979, anime Gundam bersetting di era Universal Century, dimana manusia bermigrasi ke luar angkasa untuk membangun koloni, menyusul terjadinya ledakan populasi di Bumi. Namun keberadaan koloni luar angkasa ini justru melahirkan masalah yang lebih besar. Tak mau lagi dikekang aturan ketat yang berlaku di koloni, manusia pun akhirnya memberontak dan memulai perang melawan manusia dari Bumi demi mengembalikan hak kebebasan. Pertempuran dahsyat ini semakin destruktif seiring kehadiran mecha canggih dan mematikan yang dijuluki Mobile Suits.
Sepanjang kiprahnya di dunia hiburan, franchise Gundam telah menelurkan banyak anime, film animasi, action figure, buku hingga video game. Saking populernya, sineas top Steven Spielberg pun sampai menampilkan Gundam sebagai cameo di film besutannya, Ready Player One. Gundam juga dinilai menginspirasi pembuatan Pacific Rim, film produksi Legendary yang juga menyajikan aksi robot raksasa yang dikemudikan pilot untuk bertempur.
Franchise Gundam sendiri akan genap berumur 40 tahun pada bulan April 2019. Tak menutup kemungkinan, dalam perayaan ulang tahun ini akan terungkap lebih banyak detail seputar film live-action Gundam, mulai dari cerita, sutradara dan pemain. Untuk saat ini film Gundam belum menetapkan tanggal rilis.
Proyek film ‘Gundam’ akhirnya bisa mulai dikembangkan secara intensif berkat kedatangan Brian K. Vaughan sebagai penulis skrip dan produser eksekutif.
Menyusul Pokemon, Legendary siap memfilmkan franchise asli Jepang lainnya yang tak kalah populer, yakni Mobile Suit Gundam. Dengan format live-action, film Gundam telah diumumkan sejak 2018, dan kini proyek tersebut akhirnya bisa mulai dikembangkan secara intensif berkat kedatangan Brian K. Vaughan sebagai penulis skrip dan produser eksekutif.
Bergabungnya Vaughan tentu saja membuat film Gundam terlihat menjanjikan. Pasalnya, ia adalah komikus ternama yang dikenal lewat seri komik Y: The Last Man, Ex Machina dan Runaways. Kualitas komik Vaughan yang gemilang pun mengantarkannya jadi pemenang 14 trofi EisnerAwards, sebuah penghargaan untuk insan perkomikan yang setara dengan Academy Awards.
Vaughan juga pernah menulis naskah serial TV Lost dari season ketiga sampai season kelima, dimana untuk season keempat Vaughan menyabet nominasi WGA Award untuk kategori Best Dramatic Series. Dengan tangan dinginnya, Vaughan pun diharapkan dapat menghadirkan cerita dan karakter yang berkesan untuk Gundam, sehingga filmnya tak berakhir jadi arena pertempuran mecha yang dangkal dan mudah dilupakan.
Pertama tayang tahun 1979, anime Gundam bersetting di era Universal Century, dimana manusia bermigrasi ke luar angkasa untuk membangun koloni, menyusul terjadinya ledakan populasi di Bumi. Namun keberadaan koloni luar angkasa ini justru melahirkan masalah yang lebih besar. Tak mau lagi dikekang aturan ketat yang berlaku di koloni, manusia pun akhirnya memberontak dan memulai perang melawan manusia dari Bumi demi mengembalikan hak kebebasan. Pertempuran dahsyat ini semakin destruktif seiring kehadiran mecha canggih dan mematikan yang dijuluki Mobile Suits.
Sepanjang kiprahnya di dunia hiburan, franchise Gundam telah menelurkan banyak anime, film animasi, action figure, buku hingga video game. Saking populernya, sineas top Steven Spielberg pun sampai menampilkan Gundam sebagai cameo di film besutannya, Ready Player One. Gundam juga dinilai menginspirasi pembuatan Pacific Rim, film produksi Legendary yang juga menyajikan aksi robot raksasa yang dikemudikan pilot untuk bertempur.
Franchise Gundam sendiri akan genap berumur 40 tahun pada bulan April 2019. Tak menutup kemungkinan, dalam perayaan ulang tahun ini akan terungkap lebih banyak detail seputar film live-action Gundam, mulai dari cerita, sutradara dan pemain. Untuk saat ini film Gundam belum menetapkan tanggal rilis.
Film ini berhasil memperkenalkan kita dengan Captain Marvel, tapi tidak dengan Carol Danvers.
“I think I have a life here. But I can't tell if it's real.” — Carol Danvers
Rating UP: Hal terbaik yang dilakukan film ini adalah ia berhasil memperkenalkan kita pada salah satu entitas terkuat dalam Marvel Cinematic Universe (MCU) yang bernama Captain Marvel. Namun, ia gagal memperkenalkan kita kepada pahlawan bernama Carol Danvers. Kita banyak melihat bagaimana sang karakter memamerkan kekuatannya dan mengalahkan musuh dengan begitu mudah. Di balik kostum, sayangnya, kita tak tahu banyak soal siapa yang sudah menyelamatkan planet kita. Dari yang bisa saya simpulkan, ia hanyalah superhero yang sangat generik.
Saya sebetulnya tak ingin mempercayai itu. Captain Marvel adalah film resmi Marvel pertama yang menampilkan superhero wanita sebagai pusatnya. Ia juga merupakan pahlawan yang (barangkali) mampu mengatasi ancaman Thanos dalam Avengers: Endgame nanti. Captain Marvel layak mendapatkan film yang lebih baik, film yang punya dimensi dan bobot. Ia seharusnya adalah superhero yang juga lebih baik, pahlawan yang punya kepribadian dan tekad yang membuatnya pantas kita elu-elukan.
Bukan berarti film ini tak banyak memberitahu kita soal siapa Captain Marvel. Nama aslinya adalah Vers (Brie Larson), anggota tim militer bangsa Kree, Starforce, yang dikomandoi oleh Yon-Rogg (Jude Law) yang juga merupakan mentornya. Kree, sebagaimana yang kita ingat dari Guardians of the Galaxy, adalah alien berdarah biru (dan kadang berkulit biru) mirip manusia yang tinggal di Planet Hala. Vers punya kemampuan untuk menembakkan laser foton dari tangannya. Dan ini tentu saja sangat membantu, karena kaum Kree tengah berperang melawan bangsa Skrull yang punya tampang menyeramkan mirip goblin.
Sebuah misi yang gagal mengantarkan Vers terdampar ke bumi. Peristiwa ini juga membawa serta beberapa Skrull. Seramnya, Skrull punya kemampuan untuk berganti wujud, bisa berubah menjadi siapa saja dengan kemiripan sampai ke DNA. Ada masalah lain: di bumi, tak ada orang yang punya kekuatan kosmik. Tidak juga dengan Nick Fury (Samuel L Jackson) yang masih belum pernah ketemu Iron Man, Captain Amerika, dkk. Mari kita jeda sejenak untuk mengapresiasi apa yang dilakukan studio Marvel terhadap Nick Fury ini. Dengan sihir digital, Samuel L Jackson dijadikan jauh lebih muda hingga 3 dekade. Hasilnya sangat mulus, dan ini dilakukan hampir sepanjang durasi. Saya tak terasa sedang menyaksikan polesan komputer.
Betul sekali, waktunya jauh sebelum Avengers diciptakan. Nick Fury juga masih menjadi karyawan level rendah di SHIELD. Terus, ada juga anak baru yang bernama Coulson (siapa yah?). Setting ini sayangnya cuma dipakai untuk polesan saja, tak nempel denga sempurna seperti Captain America: The First Avengers. Bagian ini hanya untuk seru-seruan menampilkan beberapa referensi budaya pop di era tersebut, mulai dari rental video, pager, hingga warnet. Ini juga jadi jebakan umur, dimana beberapa penonton yang bareng saya terkekeh saat mendengar lagu-lagu dari band 90-an macam Nirvana dan No Doubt. Saya tidak. Apaan sih Nirvana?! Gak kenal tuh saya.
Vers tidak tahu siapa dirinya karena ia hilang ingatan. Tapi kita agaknya lebih tahu. Nama asli-aslinya adalah Carol Danvers. Lewat beberapa kilasan masa lalu, kita tahu bahwa ia dulunya adalah seorang pilot militer. Kita melihatnya menjalani latihan, digoda di bar bahkan jauh hingga ia nekat ngebut-ngebutan dengan gokart saat masih kecil. Jadi, sebetulnya origin story Captain Marvel lebih rumit dari superhero kebanyakan. Ia punya dua origin story. Sutradara Anna Boden & Ryan Fleck yang juga bertindak sebagai salah dua penulis naskah, menemukan solusi untuk memecahkan masalah ini. Ada pula sedikit detail cantik soal bagaimana mereka bermain dengan struktur untuk menghandel beberapa klise. Namun, setelah paruh pertama, film ini serasa terbang dengan mode autopilot.
Boden & Fleck adalah sutradara di balik Half Nelson dan Mississippi Grind, film-film yang boleh dibilang sangat berbasis pada karakter. Ini adalah film besar perdana mereka, dan kepribadian mereka hilang ditelan hingar-bingar blockbuster. Brie Larson adalah aktris yang kompeten, ekspresi spontannya sangat nampol. Namun ia tak diberi cukup ruang untuk mengejawantahkan Carol Danvers sebagai karakter yang kompleks dan manusiawi. Ada beberapa momen dramatis, misalnya pertemuan Carol dengan dua orang penting dalam hidupnya (diperankan oleh Lashana Lynch dan Annette Benning), tapi Carol tetap terasa sebagai karakter yang cenderung kosong. Memang pada akhirnya ia menemukan determinasi, tapi pasti ada cara yang lebih elegan untuk menceritakannya. Yang tersisa untuk dinikmati adalah chemistry ala buddy-movie antara Larson dengan Jackson yang sangat asyik. Oh, dan ada kucing lucu yang siap mencuri perhatian kita setiap kali ia muncul.
Mungkin karena sang karakter tituler terlalu kuat, atau musuhnya yang terlalu lemah. Pahlawan spesial butuh musuh spesial. Skrull merupakan villain yang menarik dan "berbeda", tapi film ini tak punya villain yang bisa mendorong pahlawan kita ke titik nadir. Cerita besarnya terlalu familiar. Adegan aksinya monoton dan tak imajinatif walau sudah melibatkan efek spesial dan jurus lvl kosmik. Tak ada bobot, ruang, dan stake yang berarti. Barangkali karena saya sudah terlalu banyak menonton film superhero. Saat ini, superhero rasa-rasanya memang menyelamatkan dunia seperti makan obat saja, sehari tiga kali.
Film ini tak bisa saya bilang jelek. Pace-nya lumayan cepat dan tak bertele-tele, sehingga tak begitu membosankan. Hanya saja, kesannya secara keseluruhan yaa hambar. Filmnya terasa seperti diproduksi oleh pabrik otomatis Marvel. Tugas paling sukses yang dilakukannya adalah menjadi ekstensi yang memadai bagi mitologi Marvel; menyusul ketertinggalan dari para Avengers lain dan mengisi potongan puzzle dari MCU. Carol Danvers alias Captain Marvel punya potensi, tapi misinya disini agaknya hanya untuk memanaskan mesin Avengers: Endgame. Mungkin lain kali. ■UP
Anna Boden, Ryan Fleck, Geneva Robertson-Dworet (screenplay), Stan Lee, Roy Thomas, Gene Colan (komik)
Kevin Feige
Ben Davis
Pinar Toprak
Diulas oleh TEGUH RASPATI
Film ini berhasil memperkenalkan kita dengan Captain Marvel, tapi tidak dengan Carol Danvers.
“I think I have a life here. But I can't tell if it's real.” — Carol Danvers
Rating UP: Hal terbaik yang dilakukan film ini adalah ia berhasil memperkenalkan kita pada salah satu entitas terkuat dalam Marvel Cinematic Universe (MCU) yang bernama Captain Marvel. Namun, ia gagal memperkenalkan kita kepada pahlawan bernama Carol Danvers. Kita banyak melihat bagaimana sang karakter memamerkan kekuatannya dan mengalahkan musuh dengan begitu mudah. Di balik kostum, sayangnya, kita tak tahu banyak soal siapa yang sudah menyelamatkan planet kita. Dari yang bisa saya simpulkan, ia hanyalah superhero yang sangat generik.
Saya sebetulnya tak ingin mempercayai itu. Captain Marvel adalah film resmi Marvel pertama yang menampilkan superhero wanita sebagai pusatnya. Ia juga merupakan pahlawan yang (barangkali) mampu mengatasi ancaman Thanos dalam Avengers: Endgame nanti. Captain Marvel layak mendapatkan film yang lebih baik, film yang punya dimensi dan bobot. Ia seharusnya adalah superhero yang juga lebih baik, pahlawan yang punya kepribadian dan tekad yang membuatnya pantas kita elu-elukan.
Bukan berarti film ini tak banyak memberitahu kita soal siapa Captain Marvel. Nama aslinya adalah Vers (Brie Larson), anggota tim militer bangsa Kree, Starforce, yang dikomandoi oleh Yon-Rogg (Jude Law) yang juga merupakan mentornya. Kree, sebagaimana yang kita ingat dari Guardians of the Galaxy, adalah alien berdarah biru (dan kadang berkulit biru) mirip manusia yang tinggal di Planet Hala. Vers punya kemampuan untuk menembakkan laser foton dari tangannya. Dan ini tentu saja sangat membantu, karena kaum Kree tengah berperang melawan bangsa Skrull yang punya tampang menyeramkan mirip goblin.
Sebuah misi yang gagal mengantarkan Vers terdampar ke bumi. Peristiwa ini juga membawa serta beberapa Skrull. Seramnya, Skrull punya kemampuan untuk berganti wujud, bisa berubah menjadi siapa saja dengan kemiripan sampai ke DNA. Ada masalah lain: di bumi, tak ada orang yang punya kekuatan kosmik. Tidak juga dengan Nick Fury (Samuel L Jackson) yang masih belum pernah ketemu Iron Man, Captain Amerika, dkk. Mari kita jeda sejenak untuk mengapresiasi apa yang dilakukan studio Marvel terhadap Nick Fury ini. Dengan sihir digital, Samuel L Jackson dijadikan jauh lebih muda hingga 3 dekade. Hasilnya sangat mulus, dan ini dilakukan hampir sepanjang durasi. Saya tak terasa sedang menyaksikan polesan komputer.
Betul sekali, waktunya jauh sebelum Avengers diciptakan. Nick Fury juga masih menjadi karyawan level rendah di SHIELD. Terus, ada juga anak baru yang bernama Coulson (siapa yah?). Setting ini sayangnya cuma dipakai untuk polesan saja, tak nempel denga sempurna seperti Captain America: The First Avengers. Bagian ini hanya untuk seru-seruan menampilkan beberapa referensi budaya pop di era tersebut, mulai dari rental video, pager, hingga warnet. Ini juga jadi jebakan umur, dimana beberapa penonton yang bareng saya terkekeh saat mendengar lagu-lagu dari band 90-an macam Nirvana dan No Doubt. Saya tidak. Apaan sih Nirvana?! Gak kenal tuh saya.
Vers tidak tahu siapa dirinya karena ia hilang ingatan. Tapi kita agaknya lebih tahu. Nama asli-aslinya adalah Carol Danvers. Lewat beberapa kilasan masa lalu, kita tahu bahwa ia dulunya adalah seorang pilot militer. Kita melihatnya menjalani latihan, digoda di bar bahkan jauh hingga ia nekat ngebut-ngebutan dengan gokart saat masih kecil. Jadi, sebetulnya origin story Captain Marvel lebih rumit dari superhero kebanyakan. Ia punya dua origin story. Sutradara Anna Boden & Ryan Fleck yang juga bertindak sebagai salah dua penulis naskah, menemukan solusi untuk memecahkan masalah ini. Ada pula sedikit detail cantik soal bagaimana mereka bermain dengan struktur untuk menghandel beberapa klise. Namun, setelah paruh pertama, film ini serasa terbang dengan mode autopilot.
Boden & Fleck adalah sutradara di balik Half Nelson dan Mississippi Grind, film-film yang boleh dibilang sangat berbasis pada karakter. Ini adalah film besar perdana mereka, dan kepribadian mereka hilang ditelan hingar-bingar blockbuster. Brie Larson adalah aktris yang kompeten, ekspresi spontannya sangat nampol. Namun ia tak diberi cukup ruang untuk mengejawantahkan Carol Danvers sebagai karakter yang kompleks dan manusiawi. Ada beberapa momen dramatis, misalnya pertemuan Carol dengan dua orang penting dalam hidupnya (diperankan oleh Lashana Lynch dan Annette Benning), tapi Carol tetap terasa sebagai karakter yang cenderung kosong. Memang pada akhirnya ia menemukan determinasi, tapi pasti ada cara yang lebih elegan untuk menceritakannya. Yang tersisa untuk dinikmati adalah chemistry ala buddy-movie antara Larson dengan Jackson yang sangat asyik. Oh, dan ada kucing lucu yang siap mencuri perhatian kita setiap kali ia muncul.
Mungkin karena sang karakter tituler terlalu kuat, atau musuhnya yang terlalu lemah. Pahlawan spesial butuh musuh spesial. Skrull merupakan villain yang menarik dan "berbeda", tapi film ini tak punya villain yang bisa mendorong pahlawan kita ke titik nadir. Cerita besarnya terlalu familiar. Adegan aksinya monoton dan tak imajinatif walau sudah melibatkan efek spesial dan jurus lvl kosmik. Tak ada bobot, ruang, dan stake yang berarti. Barangkali karena saya sudah terlalu banyak menonton film superhero. Saat ini, superhero rasa-rasanya memang menyelamatkan dunia seperti makan obat saja, sehari tiga kali.
Film ini tak bisa saya bilang jelek. Pace-nya lumayan cepat dan tak bertele-tele, sehingga tak begitu membosankan. Hanya saja, kesannya secara keseluruhan yaa hambar. Filmnya terasa seperti diproduksi oleh pabrik otomatis Marvel. Tugas paling sukses yang dilakukannya adalah menjadi ekstensi yang memadai bagi mitologi Marvel; menyusul ketertinggalan dari para Avengers lain dan mengisi potongan puzzle dari MCU. Carol Danvers alias Captain Marvel punya potensi, tapi misinya disini agaknya hanya untuk memanaskan mesin Avengers: Endgame. Mungkin lain kali. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Seiring dengan tuntasnya proses syuting ‘Maleficent 2’, Disney akhirnya berbagi detail mengenai judul dan tanggal rilis dari film yang kembali dibintangi Angelina Jolie.
Seiring dengan tuntasnya proses syuting Maleficent 2, Disney akhirnya berbagi detail mengenai judul dan tanggal rilis dari film yang kembali dibintangi Angelina Jolie.
Berdasarkan keterangan resminya, sekuel ini berjudul Maleficent: Mistress of Evil dan siap tayang pada 18 Oktober 2019. Bertindak sebagai sutradara adalah Joachim Ronning, yang sebelumnya dipercaya Disney menggarap Pirates of Caribbean: Dead Men Tell No Tales.
Menyusul Jolie, pemain dari film pertama yang kembali tampil antara lain Elle Fanning (Aurora), Sam Riley (Diaval), Imelda Staunton (Knotgrass), Juno Temple (Thistlewit) dan Lesley Manville (Flittle). Adapun pemain barunya meliputi Michelle Pfeiffer, Harris Dickinson, Chiwetel Ejiofor, Ed Skrein dan Robert Lindsay. Khusus untuk Ejiofor, aktor yang pernah beradu akting dengan Jolie di Salt kabarnya memainkan karakter yang jadi love interest Maleficent.
Sementara itu, film pertama Maleficent (2014) yang sukses di box office mengisahkan asal-usul villain Sleeping Beauty. Sebelum berubah jadi jahat, Maleficent digambarkan sebagai peri baik hati yang hidup damai di hutan magis nan indah Moors. Namun akibat dikhianati seorang raja yang juga pernah jadi teman baiknya, Maleficent akhirnya balas dendam untuk menyerang kerajaan temannya yang korup, dan mengutuk anaknya yang bernama Aurora. Maleficent pun akhirnya terpaksa berdamai dengan Aurora, karena hanya puteri Aurora yang mampu memperbaiki kerajaan, dan mengakhiri serangan kerajaan sempat melanda Moors. Nantinya sekuel akan kembali menyoroti hubungan kompleks Maleficent dan Aurora, di saat mereka harus bekerja sama demi melindungi Moors dari serangan musuh baru.
Rencananya Maleficent: Mistress of Evil akan dirilis 18 Oktober 2018, dimana pada bulan Halloween ini juga tayang sederet film yang tak kalah menarik. Sebut saja film horror untitled Blumhouse, film Joker dan sekuel Zombieland.
Seiring dengan tuntasnya proses syuting ‘Maleficent 2’, Disney akhirnya berbagi detail mengenai judul dan tanggal rilis dari film yang kembali dibintangi Angelina Jolie.
Seiring dengan tuntasnya proses syuting Maleficent 2, Disney akhirnya berbagi detail mengenai judul dan tanggal rilis dari film yang kembali dibintangi Angelina Jolie.
Berdasarkan keterangan resminya, sekuel ini berjudul Maleficent: Mistress of Evil dan siap tayang pada 18 Oktober 2019. Bertindak sebagai sutradara adalah Joachim Ronning, yang sebelumnya dipercaya Disney menggarap Pirates of Caribbean: Dead Men Tell No Tales.
Menyusul Jolie, pemain dari film pertama yang kembali tampil antara lain Elle Fanning (Aurora), Sam Riley (Diaval), Imelda Staunton (Knotgrass), Juno Temple (Thistlewit) dan Lesley Manville (Flittle). Adapun pemain barunya meliputi Michelle Pfeiffer, Harris Dickinson, Chiwetel Ejiofor, Ed Skrein dan Robert Lindsay. Khusus untuk Ejiofor, aktor yang pernah beradu akting dengan Jolie di Salt kabarnya memainkan karakter yang jadi love interest Maleficent.
Sementara itu, film pertama Maleficent (2014) yang sukses di box office mengisahkan asal-usul villain Sleeping Beauty. Sebelum berubah jadi jahat, Maleficent digambarkan sebagai peri baik hati yang hidup damai di hutan magis nan indah Moors. Namun akibat dikhianati seorang raja yang juga pernah jadi teman baiknya, Maleficent akhirnya balas dendam untuk menyerang kerajaan temannya yang korup, dan mengutuk anaknya yang bernama Aurora. Maleficent pun akhirnya terpaksa berdamai dengan Aurora, karena hanya puteri Aurora yang mampu memperbaiki kerajaan, dan mengakhiri serangan kerajaan sempat melanda Moors. Nantinya sekuel akan kembali menyoroti hubungan kompleks Maleficent dan Aurora, di saat mereka harus bekerja sama demi melindungi Moors dari serangan musuh baru.
Rencananya Maleficent: Mistress of Evil akan dirilis 18 Oktober 2018, dimana pada bulan Halloween ini juga tayang sederet film yang tak kalah menarik. Sebut saja film horror untitled Blumhouse, film Joker dan sekuel Zombieland.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Jika informasi terbaru terbukti akurat, boleh dibilang film baru Christopher Nolan tak hanya unik tapi juga istimewa.
Usai menyabet beberapa nominasi Oscar lewat Dunkirk (2017), Christopher Nolan kini diketahui sedang bersiap menggarap film terbarunya yang serba misterius. Kendati proses syutingnya akan segera dimulai, belum ada kejelasan terkait judul, cerita maupun pemain yang diusung Nolan. Bagaimanapun, jika informasi yang dilansir Production Weekly ini terbukti akurat, boleh dibilang film baru Nolan tak hanya unik tapi juga istimewa.
Menurut pengakuan sumber, sinematografer Hoyte van Hoytema – yang sebelumnya berkolaborasi dengan Nolan di Interstellar dan Dunkirk – siap bereuni dengan sang sutradara dalam proses syuting filmnya yang akan bergulir pada Juni nanti. Dari sinilah muncul slentingan bahwa film produksi Warner Bros. akan bergenre thriller romantis, dan akan tampil sebagai perpaduan North by Northwest dan Inception.
Sebagai informasi, North by Northwest (1959) merupakan film legendaris besutan Alfred Hitchcock, berkisah seorang eksekutif iklan New York City yang diburu mata-mata kejam akibat kesalahan yang ia perbuat pada agen pemerintah. Dalam proses pelariannya, si eksekutif bertemu dan jatuh cinta kepada seorang wanita cantik misterius. Beralih ke Inception, film garapan Nolan ini dikenal dengan cerita dan actionnya yang imajinatif berkat settingnya yang berada di alam mimpi. Entah akan seperti apa filmnya nanti, yang jelas di tangan sineas sekaliber Nolan, film yang memadukan unsur North by Northwest dan Inception terdengar sangat menarik.
Rencananya film terbaru Christopher Nolan akan dirilis 17 Juli 2020.
Jika informasi terbaru terbukti akurat, boleh dibilang film baru Christopher Nolan tak hanya unik tapi juga istimewa.
Usai menyabet beberapa nominasi Oscar lewat Dunkirk (2017), Christopher Nolan kini diketahui sedang bersiap menggarap film terbarunya yang serba misterius. Kendati proses syutingnya akan segera dimulai, belum ada kejelasan terkait judul, cerita maupun pemain yang diusung Nolan. Bagaimanapun, jika informasi yang dilansir Production Weekly ini terbukti akurat, boleh dibilang film baru Nolan tak hanya unik tapi juga istimewa.
Menurut pengakuan sumber, sinematografer Hoyte van Hoytema – yang sebelumnya berkolaborasi dengan Nolan di Interstellar dan Dunkirk – siap bereuni dengan sang sutradara dalam proses syuting filmnya yang akan bergulir pada Juni nanti. Dari sinilah muncul slentingan bahwa film produksi Warner Bros. akan bergenre thriller romantis, dan akan tampil sebagai perpaduan North by Northwest dan Inception.
Sebagai informasi, North by Northwest (1959) merupakan film legendaris besutan Alfred Hitchcock, berkisah seorang eksekutif iklan New York City yang diburu mata-mata kejam akibat kesalahan yang ia perbuat pada agen pemerintah. Dalam proses pelariannya, si eksekutif bertemu dan jatuh cinta kepada seorang wanita cantik misterius. Beralih ke Inception, film garapan Nolan ini dikenal dengan cerita dan actionnya yang imajinatif berkat settingnya yang berada di alam mimpi. Entah akan seperti apa filmnya nanti, yang jelas di tangan sineas sekaliber Nolan, film yang memadukan unsur North by Northwest dan Inception terdengar sangat menarik.
Rencananya film terbaru Christopher Nolan akan dirilis 17 Juli 2020.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Penantian akan duet maut Robert Downey Jr. dan Jude Law di ‘Sherlock Holmes 3’ kini berlangsung lebih lama, seiring Warner Bros. baru saja menunda jadwal rilis filmnya.
Penantian akan duet maut Robert Downey Jr. dan Jude Law di Sherlock Holmes 3 kini berlangsung lebih lama, seiring Warner Bros. baru saja menunda jadwal rilis filmnya.
Semula disiapkan untuk 25 Desember 2020, Sherlock Holmes 3 akhirnya digeser ke 22 Desember 2021. Belum ada keterangan lanjut terkait alasan penundaan yang memakan waktu hampir setahun ini. Namun jika ada satu hal yang patut disorot, studio tampaknya berniat merilis Sherlock Holmes 3 pada liburan Natal. Strategi ini tentu bukannya tanpa alasan, mengingat dua film sebelumnya selalu sukses di box office ketika tayang pada periode waktu yang sama. Tercatat, film pertama Sherlock Holmes (2009) berhasil meraup $524 juta, sedangkan penerusnya, Sherlock Holmes: A Game of Shadows (2011), lebih laris dengan pendapatan $545 juta.
FYI, jika mempertahankan tanggal rilis awalnya, Sherlock Holmes 3 akan berhadapan dengan Sing 2 (sekuel dari film animasi sukses buatan studio Despicable Me), dan proyek ambisius James Cameron, Avatar 2, yang sudah tayang sejak seminggu sebelumnya. Sialnya, tanggal rilis baru bukan berarti akan mempermudah perjuangan Sherlock Holmes 3 untuk mendominasi box office, karena faktanya film detektif harus kembali berduel dengan Avatar 3, serta dua pesaing baru yang tak kalah potensial, Hotel Transylvania 4 dan Wicked.
Disutradarai Guy Ritchie, dua film Sherlock Holmes dinilai membawa angin segar untuk kisah detektif legendaris asal Inggris. Tak hanya pintar memecahkan kasus kriminal rumit, Sherlock di bawah asuhan Ritchie juga jago bertarung, sehingga membuat dirinya jadi sosok detektif badass. Sayangnya, di saat RDJ dan Law dipastikan kembali sebagai Sherlock dan John Watson, belum ada konfirmasi apakah Ritchie akan kembali menyutradarai. Adapun THR mengabarkan, naskah Sherlock Holmes 3 kini ditulis Chris Brancato, yang dikenal lewat serial Narcos dan Hannibal. Untuk saat ini belum ada detail menyangkut cerita yang diusung filmnya.
Rencananya Sherlock Holmes 3 akan dirilis 22 Desember 2021.
Penantian akan duet maut Robert Downey Jr. dan Jude Law di ‘Sherlock Holmes 3’ kini berlangsung lebih lama, seiring Warner Bros. baru saja menunda jadwal rilis filmnya.
Penantian akan duet maut Robert Downey Jr. dan Jude Law di Sherlock Holmes 3 kini berlangsung lebih lama, seiring Warner Bros. baru saja menunda jadwal rilis filmnya.
Semula disiapkan untuk 25 Desember 2020, Sherlock Holmes 3 akhirnya digeser ke 22 Desember 2021. Belum ada keterangan lanjut terkait alasan penundaan yang memakan waktu hampir setahun ini. Namun jika ada satu hal yang patut disorot, studio tampaknya berniat merilis Sherlock Holmes 3 pada liburan Natal. Strategi ini tentu bukannya tanpa alasan, mengingat dua film sebelumnya selalu sukses di box office ketika tayang pada periode waktu yang sama. Tercatat, film pertama Sherlock Holmes (2009) berhasil meraup $524 juta, sedangkan penerusnya, Sherlock Holmes: A Game of Shadows (2011), lebih laris dengan pendapatan $545 juta.
FYI, jika mempertahankan tanggal rilis awalnya, Sherlock Holmes 3 akan berhadapan dengan Sing 2 (sekuel dari film animasi sukses buatan studio Despicable Me), dan proyek ambisius James Cameron, Avatar 2, yang sudah tayang sejak seminggu sebelumnya. Sialnya, tanggal rilis baru bukan berarti akan mempermudah perjuangan Sherlock Holmes 3 untuk mendominasi box office, karena faktanya film detektif harus kembali berduel dengan Avatar 3, serta dua pesaing baru yang tak kalah potensial, Hotel Transylvania 4 dan Wicked.
Disutradarai Guy Ritchie, dua film Sherlock Holmes dinilai membawa angin segar untuk kisah detektif legendaris asal Inggris. Tak hanya pintar memecahkan kasus kriminal rumit, Sherlock di bawah asuhan Ritchie juga jago bertarung, sehingga membuat dirinya jadi sosok detektif badass. Sayangnya, di saat RDJ dan Law dipastikan kembali sebagai Sherlock dan John Watson, belum ada konfirmasi apakah Ritchie akan kembali menyutradarai. Adapun THR mengabarkan, naskah Sherlock Holmes 3 kini ditulis Chris Brancato, yang dikenal lewat serial Narcos dan Hannibal. Untuk saat ini belum ada detail menyangkut cerita yang diusung filmnya.
Rencananya Sherlock Holmes 3 akan dirilis 22 Desember 2021.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Box Office, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Ketangguhan 'A Madea Family Funeral' rupanya tak bisa menjatuhkan 'How to Train Your Dragon 3' dari posisi jawara. Berikut rekap box office minggu ini.
Ada dua film baru yang dirilis minggu ini dan keduanya tak cukup kuat untuk meruntuhkan singgasana How to Train Your Dragon: The Hidden World di posisi pertama. Dengan tambahan pendapatan $30,0 juta minggu ini, pendapatannya di Amerika sudah $97,7 juta selama dua minggu penayangan. Performanya di minggu kedua, sedikit lebih baik dibanding film pendahulunya, yakni hanya turun 45,4% saja. Meski begitu, agaknya ia bakal kesulitan melewati capaian total film sebelumnya, mengingat hadirnya saingan berat berupa Captain Marvel minggu depan.
Di luar Amerika, ada tambahan $52 juta, sehingga total pendapatan globalnya menjadi $375 juta. Menariknya, $33,4 juta dari angka tersebut berasal hanya dari Cina. Masih ada 6 negara lagi yang menunggu jadwal rilis, dimana yang terakhir adalah Jepang pada Agustus mendatang.
Oleh karena ketangguhan How to Train Your Dragon 3, A Madea Family Funeral hanya mampu memulai debut di posisi dua dengan $27,1 juta. Namun hasil ini jauh dari kata mengecewakan. Sebab, debut tersebut merupakan debut tertinggi keempat dari keseluruhan film Madea yang total berjumlah 9 biji, berada di bawah Boo! A Madea Halloween ($28,5 juta). Barangkali ini ada hubungannya dengan euforia penonton yang semangat ingin menyaksikan film yang konon merupakan terakhir kalinya Tyler Perry bermain sebagai emak-emak sinting. Yang menonton juga puas, sehingga memberikan CinemaScore "A-".
Alita: Battle Angel berada di posisi tiga dengan $7,2 juta. Penurunan performanya tak besar-besar amat, hanya 41,5%. Sejauh ini, ia sudah mengumpulkan $72,4 juta di Amerika. Walau digadang-gadang bakal flop mengingat bujetnya yang mencapai $170 juta (belum termasuk marketing dan bagi hasil), Alita sepertinya bisa (paling tidak) balik modal. Berkat tambahan $40,4 juta minggu ini dari 81 negara, pendapatan globalnya sekarang sudah mencapai $350 juta.
The Lego Movie 2: The Second Part dan Fighting with My Family berada di posisi terakhir, masing-masing dengan $6,6 juta dan $4,7 juta. Sudah tayang selama 1 bulan, The Lego Movie 2 mengumpulkan $91,7 juta dari Amerika dan $152,8 juta secara global. Jelas, kalau film ini takkan mampu mengikuti kesuksesan finansial dari pendahulunya.
Satu lagi film baru yang berjudul Greta tak mampu masuk 5 besar karena pendapatannya cuma $4,5 juta. Senada dengan respon kritikus yang cenderung buruk, film thriller yang dibintangi Isabelle Huppert dan Chloe Grace Moretz ini juga mendapat sambutan dingin dari penonton yang memberikan CinemaScore "C-".
Ketangguhan 'A Madea Family Funeral' rupanya tak bisa menjatuhkan 'How to Train Your Dragon 3' dari posisi jawara. Berikut rekap box office minggu ini.
Ada dua film baru yang dirilis minggu ini dan keduanya tak cukup kuat untuk meruntuhkan singgasana How to Train Your Dragon: The Hidden World di posisi pertama. Dengan tambahan pendapatan $30,0 juta minggu ini, pendapatannya di Amerika sudah $97,7 juta selama dua minggu penayangan. Performanya di minggu kedua, sedikit lebih baik dibanding film pendahulunya, yakni hanya turun 45,4% saja. Meski begitu, agaknya ia bakal kesulitan melewati capaian total film sebelumnya, mengingat hadirnya saingan berat berupa Captain Marvel minggu depan.
Di luar Amerika, ada tambahan $52 juta, sehingga total pendapatan globalnya menjadi $375 juta. Menariknya, $33,4 juta dari angka tersebut berasal hanya dari Cina. Masih ada 6 negara lagi yang menunggu jadwal rilis, dimana yang terakhir adalah Jepang pada Agustus mendatang.
Oleh karena ketangguhan How to Train Your Dragon 3, A Madea Family Funeral hanya mampu memulai debut di posisi dua dengan $27,1 juta. Namun hasil ini jauh dari kata mengecewakan. Sebab, debut tersebut merupakan debut tertinggi keempat dari keseluruhan film Madea yang total berjumlah 9 biji, berada di bawah Boo! A Madea Halloween ($28,5 juta). Barangkali ini ada hubungannya dengan euforia penonton yang semangat ingin menyaksikan film yang konon merupakan terakhir kalinya Tyler Perry bermain sebagai emak-emak sinting. Yang menonton juga puas, sehingga memberikan CinemaScore "A-".
Alita: Battle Angel berada di posisi tiga dengan $7,2 juta. Penurunan performanya tak besar-besar amat, hanya 41,5%. Sejauh ini, ia sudah mengumpulkan $72,4 juta di Amerika. Walau digadang-gadang bakal flop mengingat bujetnya yang mencapai $170 juta (belum termasuk marketing dan bagi hasil), Alita sepertinya bisa (paling tidak) balik modal. Berkat tambahan $40,4 juta minggu ini dari 81 negara, pendapatan globalnya sekarang sudah mencapai $350 juta.
The Lego Movie 2: The Second Part dan Fighting with My Family berada di posisi terakhir, masing-masing dengan $6,6 juta dan $4,7 juta. Sudah tayang selama 1 bulan, The Lego Movie 2 mengumpulkan $91,7 juta dari Amerika dan $152,8 juta secara global. Jelas, kalau film ini takkan mampu mengikuti kesuksesan finansial dari pendahulunya.
Satu lagi film baru yang berjudul Greta tak mampu masuk 5 besar karena pendapatannya cuma $4,5 juta. Senada dengan respon kritikus yang cenderung buruk, film thriller yang dibintangi Isabelle Huppert dan Chloe Grace Moretz ini juga mendapat sambutan dingin dari penonton yang memberikan CinemaScore "C-".