Saturday, September 5, 2015

Review Film: 'Everly' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Everly' (2015)
link : Review Film: 'Everly' (2015)

Baca juga


'Everly' adalah film aksi brutal dengan rating dewasa karena begitu banyak mengumbar kekerasan, yang sayangnya tak menyisakan ruang untuk perkembangan cerita maupun karakter.

“Either you help me, or shut the f*ck up.”
— Everly
Everly disekap dan diperbudak oleh Taiko — mantan pacarnya yang juga seorang bos yakuza — di dalam sebuah apartemen bersama dengan banyak wanita lainnya. Selama empat tahun dia harus melayani nafsu pria-pria hidung belang dengan selera yang menyimpang. Hanya ada 2 pilihan, dan Everly bukanlah tipe wanita yang mudah menyerah. Jadi, tepat di hari Natal, dia memberontak.

Dalam film ini Salma Hayek bermain sebagai Everly, seorang wanita yang awalnya terlihat biasa-biasa saja namun entah kenapa kemudian familiar sekali dengan berbagai senjata, punya vitalitas prima, dan sedikit menguasai martial arts.

Kita tak perlu mempertanyakan hal di atas karena sutradara Joe Lynch dan penulis naskah Yale Hannon membuat semuanya simpel. Berbekal sedikit backstory yang diungkap secara tersirat, narasi bergerak cepat ke depan, diisi dengan berbagai adegan aksi yang dikoreografi dan disorot dengan profesional. Dengan dana yang terbatas, Lynch berusaha memfokuskan perhatian pada sekuens aksi yang cukup memuaskan untuk dilihat.


Everly adalah film aksi brutal dengan rating dewasa karena begitu banyak mengumbar kekerasan. Sama seperti premisnya yang menyinggung eksploitasi seksual, filmnya tak segan-segan mengeksploitasi berbagai macam kebrutalan, potongan tubuh, percikan darah, bahkan sensualitas karakter utamanya sendiri — Salma Hayek memakai pakaian seksi sepanjang film, sesuatu yang sebenarnya cukup ironis. Lebih dari itu, film ini juga menyuguhkan fetisisme lewat beberapa karakter antagonisnya seperti Sang Sadis dan Sang Masokis.

Setelah mendengar suara jeritan (yang mengindikasikan tindak perkosaan), kamera mengambil gambar seorang wanita telanjang dengan tato mencolok yang masuk ke dalam kamar mandi. Dengan tertatih-tatih, Everly menelpon polisi tapi gagal. Dia lalu mengambil pistol yang disembunyikan, dan melalui salah satu adegan pembuka film yang paling eksplosif tahun ini, Everly membantai hampir semua pria cabul disana.

Hal ini membuat situasi semakin kacau karena Taiko malah menjanjikan imbalan bagi siapa saja yang bisa menangkap Everly. Dari pembunuh bayaran hingga rekan sesama PSK, mereka mengetuk pintu apartemen Everly dengan kostum fetish dilengkapi dengan senjata yang variatif, seperti pedang samurai, machine gun, atau RPG.

Hampir keseluruhan dari total 92 menit filmnya diisi dengan adegan pembantaian dan nyaris tak ruang untuk perkembangan cerita atau karakter. Sebagian besar film berlangsung di kamar Everly dan untuk memberikan interaksi yang manusiawi, Everly ditemani dengan salah seorang anggota Yakuza yang sekarat.

Di balik semburat darah atau adegan sadis menelan asam klorida, Lynch bermaksud menyelipkan sisi emosional dengan menyelipkan cerita mengenai penyelamatan anak dan ibunya Everly. Namun Lynch terlalu bergantung pada gore alih-alih cerita, yang membuat ini hanya numpang lewat saja.

Everly menjadi semacam gabungan antara Kill Bill dan The Raid dengan atmosfer yang diperingan berkat penambahan black comedy. Bagi yang mencari film penuh adrenalin tanpa perlu banyak berpikir, Everly bisa dijadikan tontonan yang lumayan. Meski sedikit seksis dan terlalu eksploitatif, pistol, darah, dan wanita seksi bisa menjadi hiburan yang tepat bagi penonton tertentu. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem


'Everly' |
|

IMDb | Rottentomatoes
92 menit | Dewasa

Sutradara: Joe Lynch
Penulis: Yale Hannon
Pemain: Salma Hayek, Hiroyuki Watanabe

'Everly' adalah film aksi brutal dengan rating dewasa karena begitu banyak mengumbar kekerasan, yang sayangnya tak menyisakan ruang untuk perkembangan cerita maupun karakter.

“Either you help me, or shut the f*ck up.”
— Everly
Everly disekap dan diperbudak oleh Taiko — mantan pacarnya yang juga seorang bos yakuza — di dalam sebuah apartemen bersama dengan banyak wanita lainnya. Selama empat tahun dia harus melayani nafsu pria-pria hidung belang dengan selera yang menyimpang. Hanya ada 2 pilihan, dan Everly bukanlah tipe wanita yang mudah menyerah. Jadi, tepat di hari Natal, dia memberontak.

Dalam film ini Salma Hayek bermain sebagai Everly, seorang wanita yang awalnya terlihat biasa-biasa saja namun entah kenapa kemudian familiar sekali dengan berbagai senjata, punya vitalitas prima, dan sedikit menguasai martial arts.

Kita tak perlu mempertanyakan hal di atas karena sutradara Joe Lynch dan penulis naskah Yale Hannon membuat semuanya simpel. Berbekal sedikit backstory yang diungkap secara tersirat, narasi bergerak cepat ke depan, diisi dengan berbagai adegan aksi yang dikoreografi dan disorot dengan profesional. Dengan dana yang terbatas, Lynch berusaha memfokuskan perhatian pada sekuens aksi yang cukup memuaskan untuk dilihat.


Everly adalah film aksi brutal dengan rating dewasa karena begitu banyak mengumbar kekerasan. Sama seperti premisnya yang menyinggung eksploitasi seksual, filmnya tak segan-segan mengeksploitasi berbagai macam kebrutalan, potongan tubuh, percikan darah, bahkan sensualitas karakter utamanya sendiri — Salma Hayek memakai pakaian seksi sepanjang film, sesuatu yang sebenarnya cukup ironis. Lebih dari itu, film ini juga menyuguhkan fetisisme lewat beberapa karakter antagonisnya seperti Sang Sadis dan Sang Masokis.

Setelah mendengar suara jeritan (yang mengindikasikan tindak perkosaan), kamera mengambil gambar seorang wanita telanjang dengan tato mencolok yang masuk ke dalam kamar mandi. Dengan tertatih-tatih, Everly menelpon polisi tapi gagal. Dia lalu mengambil pistol yang disembunyikan, dan melalui salah satu adegan pembuka film yang paling eksplosif tahun ini, Everly membantai hampir semua pria cabul disana.

Hal ini membuat situasi semakin kacau karena Taiko malah menjanjikan imbalan bagi siapa saja yang bisa menangkap Everly. Dari pembunuh bayaran hingga rekan sesama PSK, mereka mengetuk pintu apartemen Everly dengan kostum fetish dilengkapi dengan senjata yang variatif, seperti pedang samurai, machine gun, atau RPG.

Hampir keseluruhan dari total 92 menit filmnya diisi dengan adegan pembantaian dan nyaris tak ruang untuk perkembangan cerita atau karakter. Sebagian besar film berlangsung di kamar Everly dan untuk memberikan interaksi yang manusiawi, Everly ditemani dengan salah seorang anggota Yakuza yang sekarat.

Di balik semburat darah atau adegan sadis menelan asam klorida, Lynch bermaksud menyelipkan sisi emosional dengan menyelipkan cerita mengenai penyelamatan anak dan ibunya Everly. Namun Lynch terlalu bergantung pada gore alih-alih cerita, yang membuat ini hanya numpang lewat saja.

Everly menjadi semacam gabungan antara Kill Bill dan The Raid dengan atmosfer yang diperingan berkat penambahan black comedy. Bagi yang mencari film penuh adrenalin tanpa perlu banyak berpikir, Everly bisa dijadikan tontonan yang lumayan. Meski sedikit seksis dan terlalu eksploitatif, pistol, darah, dan wanita seksi bisa menjadi hiburan yang tepat bagi penonton tertentu. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem


'Everly' |
|

IMDb | Rottentomatoes
92 menit | Dewasa

Sutradara: Joe Lynch
Penulis: Yale Hannon
Pemain: Salma Hayek, Hiroyuki Watanabe

Friday, September 4, 2015

Polling: Film Pilihan 28-08-2015 s.d. 03-09-2015

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Polling, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Polling: Film Pilihan 28-08-2015 s.d. 03-09-2015
link : Polling: Film Pilihan 28-08-2015 s.d. 03-09-2015

Baca juga




Minggu ini ada 9 film yang baru dirilis. Film manakah yang menjadi pilihan pembaca UlasanPilem minggu ini? Film-film tersebut antara lain The Man from U.N.C.L.E., The Piper, Attack on Titan, How to Make Love Like an Englishman, Jenderal Soedirman, Gangster, Paper Towns, Phantom dan All is Well.

Film favorit pilihan pembaca — sebagaimana pilihan saya juga — minggu ini adalah The Man from U.N.C.L.E. dengan 28,57%. Menyusul di bawahnya film biopik Indonesia Jenderal Soedirman dengan 23,81% dan Paper Towns dengan 19,05%. Dua film India: Phantom dan All is Well sama sekali tak mendapat suara, senasib dengan film Pierce Brosnan, How to Make Love Like an Englishman.

Berikut hasilnya :


Berikut adalah polling untuk minggu ini. Polling akan saya tutup Kamis depan pukul 23.59. Silakan pilih film pilihan anda minggu ini agar bisa menjadi referensi bagi penonton lainnya. Anda bisa memilih hingga 3 film. Polling juga bisa anda akses setiap saat di bagian sidebar blog ini. Happy voting.



Minggu ini ada 9 film yang baru dirilis. Film manakah yang menjadi pilihan pembaca UlasanPilem minggu ini? Film-film tersebut antara lain The Man from U.N.C.L.E., The Piper, Attack on Titan, How to Make Love Like an Englishman, Jenderal Soedirman, Gangster, Paper Towns, Phantom dan All is Well.

Film favorit pilihan pembaca — sebagaimana pilihan saya juga — minggu ini adalah The Man from U.N.C.L.E. dengan 28,57%. Menyusul di bawahnya film biopik Indonesia Jenderal Soedirman dengan 23,81% dan Paper Towns dengan 19,05%. Dua film India: Phantom dan All is Well sama sekali tak mendapat suara, senasib dengan film Pierce Brosnan, How to Make Love Like an Englishman.

Berikut hasilnya :


Berikut adalah polling untuk minggu ini. Polling akan saya tutup Kamis depan pukul 23.59. Silakan pilih film pilihan anda minggu ini agar bisa menjadi referensi bagi penonton lainnya. Anda bisa memilih hingga 3 film. Polling juga bisa anda akses setiap saat di bagian sidebar blog ini. Happy voting.

Thursday, September 3, 2015

Review Film: 'Sinister 2' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Horor, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Sinister 2' (2015)
link : Review Film: 'Sinister 2' (2015)

Baca juga


'Sinister 2' mengulang kisah lama dengan sudut pandang dan karakter yang berbeda. Ini justru memudarkan sisi misterius yang membuat kadar keseramannya anjlok.

“I'm not gonna let him finish that movie!”
— Ex-Deputy
Sinister adalah film horor yang lumayan dan seharusnya tak perlu dibuatkan sekuel. Endingnya yang kabur menutup film dengan baik. Namun penulis skrip Scott Derrickson dan C. Robert Cargill merasa perlu untuk menjelaskan semua — atau hanya ingin meraup dolar lebih banyak — dalam film kedua yang lebih inert dan tumpul ini.

Sebenarnya, Sinister 2 punya ide yang cukup bagus. Derrickson dan Cargill mengakali kisahnya yang tak lagi baru dengan menceritakannya dari sudut pandang berbeda. Namun di lain pihak, ini justru memudarkan sisi misteriusnya yang membuat kadar keseramannya anjlok.

Yang menjadi benang merah Sinister 2 dengan film pertamanya adalah deputi (James Ransone) yang pernah membantu keluarga Oswalt. Namun sekarang dia telah dibebastugaskan dan fokus untuk menyelidiki teror Bughuul, iblis dari dunia lain — yang mempunyai wujud sangat mirip salah satu personil band Slipknot. Penyelidikan ini mengantarkannya pada keluarga Collins yang baru saja pindah ke sebelah gereja tua yang dulunya pernah menjadi lokasi pembunuhan tragis.


Courtney Collins (Shannyn Sossamon) baru saja bercerai dengan suaminya, Clint (Lea Coco) dan membawa kedua anaknya, Zach (Dartanian Sloan) dan Dylan (Robert Daniel Sloan) pindah ke sebuah rumah di daerah pinggiran. Zach sering mem-bully Dylan yang lemah dan dinilai aneh, karena bisa melihat makhluk halus. Setiap malam, Dylan didatangi oleh hantu anak kecil bernama Milo, yang memaksanya untuk menonton video snuff yang berisi pembunuhan sadis.

Ada 2 cerita utama dalam film ini. Di balik plot supranatural Bughuul, ada subplot mengenai kisah keluarga yang berantakan: seorang anak yang menjadi korban KDRT sementara yang lainnya iri dengan saudaranya, serta ibu yang berusaha menghindari suaminya yang abusif. Deputi kita tak hanya berusaha membantu mereka dari teror mistis namun juga melibatkan diri untuk menengahi masalah keluarga ini. Sentuhan yang bagus, yang sayangnya tak terlalu dieksplorasi sehingga membuat subplot ini terkesan hanya berfungsi sebagai tempelan, alih-alih memperbaharui narasi.

Dalam film pertamanya, Derrickson menyimpan misterinya rapat-rapat hingga momen puncak yang sukses membuat kita terhenyak, tapi disini, Ciaran Foy yang mengambil alih posisi sutradara malah mengumbar penampilan Bughuul dengan adegan jump-scares yang malah tak masuk akal. Kita tahu bahwa Bughuul punya beberapa aturan — entahlah, tampaknya iblis punya kode etik dalam modus operandinya — : misalnya teror dimulai saat kemunculan logo ikoniknya, atau Bughuul yang hanya menghantui calon korbannya. Namun entah kenapa, disini deputi pun juga dihantui padahal dia berada jauh dari TKP dan bahkan bukan calon korban. Konyolnya, teror dilakukan lewat monitor laptop! Oh, sekarang iblis pun sudah melek teknologi.

Tak ada momen yang benar-benar menyeramkan, selain beberapa jump-scares yang membuat anda kaget setengah mati akibat suara yang menggelegar. Dibanding hantunya, rekaman snuff films dalam video super-8 yang ditayangkan jauh lebih mengerikan dengan porsi yang lebih banyak, diantaranya melibatkan buaya, kabel listrik, salju, dan bor gigi.

Penampilan Ransone sebagai tokoh utama terasa kurang kuat, meski aktingnya sendiri tak terlalu buruk. Yang lebih buruk adalah akting dari Sloan bersaudara yang terlalu dibuat-buat. Ketidakharmonisan keduanya tak meyakinkan dan sulit untuk bersimpati bagi keduanya, berbeda dengan keluarga Oswalt dari Sinister.

Ending yang tak solid — disorot bergantian dengan kamera konvensional dan super-8 — pada akhirnya malah melemahkan karakter sang iblis. Bughuul tak punya peran apa-apa — selain membuat kita jantungan dengan kemunculannya yang tiba-tiba, dan malah menyerahkan tugas sepenuhnya pada anak-anak. Kekuatannya hanyalah sebatas kamera, jadi kenapa mereka terlihat setakut itu?!!

Elemen yang membuat Sinister menjadi film horor yang menyeramkan masih digunakan, namun tak lagi mengena disini. Terkadang sesuatu jauh lebih mengerikan berkat misteri dan rahasia yang tersimpan di dalamnya. Dalam Sinister 2, kita menonton kejadian yang sama dengan sudut pandang dan karakter yang berbeda. Perlukah? Saya rasa tidak. ■ UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Sinister 2' |
|

IMDb | Rottentomatoes
97 menit | Dewasa

Sutradara: Ciaran Foy
Penulis: C. Robert Cargill, Scott Derrickson
Pemain: James Ransone, Shannyn Sossamon

'Sinister 2' mengulang kisah lama dengan sudut pandang dan karakter yang berbeda. Ini justru memudarkan sisi misterius yang membuat kadar keseramannya anjlok.

“I'm not gonna let him finish that movie!”
— Ex-Deputy
Sinister adalah film horor yang lumayan dan seharusnya tak perlu dibuatkan sekuel. Endingnya yang kabur menutup film dengan baik. Namun penulis skrip Scott Derrickson dan C. Robert Cargill merasa perlu untuk menjelaskan semua — atau hanya ingin meraup dolar lebih banyak — dalam film kedua yang lebih inert dan tumpul ini.

Sebenarnya, Sinister 2 punya ide yang cukup bagus. Derrickson dan Cargill mengakali kisahnya yang tak lagi baru dengan menceritakannya dari sudut pandang berbeda. Namun di lain pihak, ini justru memudarkan sisi misteriusnya yang membuat kadar keseramannya anjlok.

Yang menjadi benang merah Sinister 2 dengan film pertamanya adalah deputi (James Ransone) yang pernah membantu keluarga Oswalt. Namun sekarang dia telah dibebastugaskan dan fokus untuk menyelidiki teror Bughuul, iblis dari dunia lain — yang mempunyai wujud sangat mirip salah satu personil band Slipknot. Penyelidikan ini mengantarkannya pada keluarga Collins yang baru saja pindah ke sebelah gereja tua yang dulunya pernah menjadi lokasi pembunuhan tragis.


Courtney Collins (Shannyn Sossamon) baru saja bercerai dengan suaminya, Clint (Lea Coco) dan membawa kedua anaknya, Zach (Dartanian Sloan) dan Dylan (Robert Daniel Sloan) pindah ke sebuah rumah di daerah pinggiran. Zach sering mem-bully Dylan yang lemah dan dinilai aneh, karena bisa melihat makhluk halus. Setiap malam, Dylan didatangi oleh hantu anak kecil bernama Milo, yang memaksanya untuk menonton video snuff yang berisi pembunuhan sadis.

Ada 2 cerita utama dalam film ini. Di balik plot supranatural Bughuul, ada subplot mengenai kisah keluarga yang berantakan: seorang anak yang menjadi korban KDRT sementara yang lainnya iri dengan saudaranya, serta ibu yang berusaha menghindari suaminya yang abusif. Deputi kita tak hanya berusaha membantu mereka dari teror mistis namun juga melibatkan diri untuk menengahi masalah keluarga ini. Sentuhan yang bagus, yang sayangnya tak terlalu dieksplorasi sehingga membuat subplot ini terkesan hanya berfungsi sebagai tempelan, alih-alih memperbaharui narasi.

Dalam film pertamanya, Derrickson menyimpan misterinya rapat-rapat hingga momen puncak yang sukses membuat kita terhenyak, tapi disini, Ciaran Foy yang mengambil alih posisi sutradara malah mengumbar penampilan Bughuul dengan adegan jump-scares yang malah tak masuk akal. Kita tahu bahwa Bughuul punya beberapa aturan — entahlah, tampaknya iblis punya kode etik dalam modus operandinya — : misalnya teror dimulai saat kemunculan logo ikoniknya, atau Bughuul yang hanya menghantui calon korbannya. Namun entah kenapa, disini deputi pun juga dihantui padahal dia berada jauh dari TKP dan bahkan bukan calon korban. Konyolnya, teror dilakukan lewat monitor laptop! Oh, sekarang iblis pun sudah melek teknologi.

Tak ada momen yang benar-benar menyeramkan, selain beberapa jump-scares yang membuat anda kaget setengah mati akibat suara yang menggelegar. Dibanding hantunya, rekaman snuff films dalam video super-8 yang ditayangkan jauh lebih mengerikan dengan porsi yang lebih banyak, diantaranya melibatkan buaya, kabel listrik, salju, dan bor gigi.

Penampilan Ransone sebagai tokoh utama terasa kurang kuat, meski aktingnya sendiri tak terlalu buruk. Yang lebih buruk adalah akting dari Sloan bersaudara yang terlalu dibuat-buat. Ketidakharmonisan keduanya tak meyakinkan dan sulit untuk bersimpati bagi keduanya, berbeda dengan keluarga Oswalt dari Sinister.

Ending yang tak solid — disorot bergantian dengan kamera konvensional dan super-8 — pada akhirnya malah melemahkan karakter sang iblis. Bughuul tak punya peran apa-apa — selain membuat kita jantungan dengan kemunculannya yang tiba-tiba, dan malah menyerahkan tugas sepenuhnya pada anak-anak. Kekuatannya hanyalah sebatas kamera, jadi kenapa mereka terlihat setakut itu?!!

Elemen yang membuat Sinister menjadi film horor yang menyeramkan masih digunakan, namun tak lagi mengena disini. Terkadang sesuatu jauh lebih mengerikan berkat misteri dan rahasia yang tersimpan di dalamnya. Dalam Sinister 2, kita menonton kejadian yang sama dengan sudut pandang dan karakter yang berbeda. Perlukah? Saya rasa tidak. ■ UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Sinister 2' |
|

IMDb | Rottentomatoes
97 menit | Dewasa

Sutradara: Ciaran Foy
Penulis: C. Robert Cargill, Scott Derrickson
Pemain: James Ransone, Shannyn Sossamon

Tuesday, September 1, 2015

Review Film: 'No Escape' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'No Escape' (2015)
link : Review Film: 'No Escape' (2015)

Baca juga


Bagi yang gampang tersinggung, temanya yang xenophobic bisa disebut rasis dan tak sensitif terhadap perbedaan kultur. Namun tak bisa disangkal, sutradara Dowdle mengeksploitasinya dengan efektif.

“I'm not funny. I'm dad.”
— Jack Dwyer
No Escape adalah thriller yang efektif. Premisnya relatif sederhana, mengangkat hal mendasar dari ketakutan manusia yaitu ketidaktahuan. Kita umumnya takut terhadap hal yang tidak kita tahu. Saat terjebak dalam kekacauan di suatu negara yang bahasanya tidak anda mengerti, apa yang bisa dilakukan?

Alih-alih pahlawan tipikal film aksi, sutradara John Erick Dowdle menggunakan protagonis utama yang merupakan orang biasa, yang membuat ketegangan filmnya terasa sangat dekat dengan penonton. Apalagi saat situasinya begitu brutal dan sadis yang membuat kita tak nyaman sejak teror pertama dilepaskan. Skripnya cukup manipulatif dengan menghadirkan anak kecil sebagai "calon" korban.

Plot tak begitu penting disini, namun akan saya paparkan jika anda ingin tahu. Karyawan Jack Dwyer (Owen Wilson) ditugaskan untuk bekerja di cabang perusahaannya yang berada di salah satu negara Asia Tenggara (kemungkinan besar adalah Kamboja, meski syutingnya sendiri dilakukan di Thailand). Jack membawa serta istrinya, Annie (Lake Bell) dan kedua anaknya, Lucy (Sterling Jerins) dan Beeze (Claire Geare).


Ini tampaknya menjadi awal karir baru bagi Jack. Namun setibanya di hotel, mereka menemukan bahwa televisi dan telepon tidak berfungsi. Saat Jack membeli koran di pagi hari, dia terjebak di antara militan yang menenteng senjata dan bom molotov dengan polisi anti huru-hara yang telah siaga. Pemberontakan pecah dan bereskalasi dengan cepat. Motifnya adalah kapitalisme dari perusahaan asing, jadi para pemberontak bermaksud untuk melenyapkan semua ekspaktriat yang ada di depan mata. Segera, Jack dan keluarganya terjebak di atas gedung hotel, sementara para pemberontak beringas telah siap untuk menjagal mereka di bawah.

Wilson dan Bell adalah pilihan yang unik. Meski biasanya tampil dalam film komedi, keduanya punya kapasitas dramatis sebagai orang biasa yang terjebak situasi tak biasa disini. Saat kondisi menjadi sangat genting, dimunculkanlah Hammond (Pierce Brosnan) — pria pemabuk misterius yang perannya bisa anda tebak sedari awal — walau tidak untuk waktu yang lama.

No Escape bisa juga dibilang berada di ranah horor. Film ini menampilkan banyak tubuh mati yang berserakan dan memperlihatkan adegan sadis: penembakan, pembacokan, usaha pemerkosaan dll, yang meski tak ditampilkan dengan eksplisit di depan layar, tetap saja tak mengurangi nuansa brutalitasnya. Para pemberontak tak punya kepribadian disini. Mereka tak lebih dari karakter haus darah yang akan membantai siapapun.

Ancaman begitu nyata hingga membuat keputusan yang terdengar tak rasional menjadi masuk akal. Misalnya saat Jack melempar kedua anaknya dari satu atap ke atap lain atau saat dia tak lagi ragu mengotori tangannya sendiri dengan darah. Intensitasnya selalu tinggi. Sebagian besar dari 106 menit durasi adalah mengenai keluarga Dwyer yang bersembunyi dan berusaha menyelamatkan diri. Dialog yang tipis menyelip diantara sadisme, kepanikan, teriakan, dan tangisan. Namun, narasi bergerak ke arah yang janggal saat filmnya mencoba terlalu serius dengan pesan moral dan politisnya.

Bagi yang gampang tersinggung, temanya yang xenophobic bisa disebut rasis dan tak sensitif terhadap perbedaan kultur. Namun tak bisa disangkal, Dowdle mengeksploitasinya dengan efektif. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem


'No Escape' |
|

IMDb | Rottentomatoes
103 menit | Dewasa

Sutradara John Erick Dowdle
Penulis John Erick Dowdle, Drew Dowdle
Pemain Owen Wilson, Lake Bell, Pierce Brosnan

Bagi yang gampang tersinggung, temanya yang xenophobic bisa disebut rasis dan tak sensitif terhadap perbedaan kultur. Namun tak bisa disangkal, sutradara Dowdle mengeksploitasinya dengan efektif.

“I'm not funny. I'm dad.”
— Jack Dwyer
No Escape adalah thriller yang efektif. Premisnya relatif sederhana, mengangkat hal mendasar dari ketakutan manusia yaitu ketidaktahuan. Kita umumnya takut terhadap hal yang tidak kita tahu. Saat terjebak dalam kekacauan di suatu negara yang bahasanya tidak anda mengerti, apa yang bisa dilakukan?

Alih-alih pahlawan tipikal film aksi, sutradara John Erick Dowdle menggunakan protagonis utama yang merupakan orang biasa, yang membuat ketegangan filmnya terasa sangat dekat dengan penonton. Apalagi saat situasinya begitu brutal dan sadis yang membuat kita tak nyaman sejak teror pertama dilepaskan. Skripnya cukup manipulatif dengan menghadirkan anak kecil sebagai "calon" korban.

Plot tak begitu penting disini, namun akan saya paparkan jika anda ingin tahu. Karyawan Jack Dwyer (Owen Wilson) ditugaskan untuk bekerja di cabang perusahaannya yang berada di salah satu negara Asia Tenggara (kemungkinan besar adalah Kamboja, meski syutingnya sendiri dilakukan di Thailand). Jack membawa serta istrinya, Annie (Lake Bell) dan kedua anaknya, Lucy (Sterling Jerins) dan Beeze (Claire Geare).


Ini tampaknya menjadi awal karir baru bagi Jack. Namun setibanya di hotel, mereka menemukan bahwa televisi dan telepon tidak berfungsi. Saat Jack membeli koran di pagi hari, dia terjebak di antara militan yang menenteng senjata dan bom molotov dengan polisi anti huru-hara yang telah siaga. Pemberontakan pecah dan bereskalasi dengan cepat. Motifnya adalah kapitalisme dari perusahaan asing, jadi para pemberontak bermaksud untuk melenyapkan semua ekspaktriat yang ada di depan mata. Segera, Jack dan keluarganya terjebak di atas gedung hotel, sementara para pemberontak beringas telah siap untuk menjagal mereka di bawah.

Wilson dan Bell adalah pilihan yang unik. Meski biasanya tampil dalam film komedi, keduanya punya kapasitas dramatis sebagai orang biasa yang terjebak situasi tak biasa disini. Saat kondisi menjadi sangat genting, dimunculkanlah Hammond (Pierce Brosnan) — pria pemabuk misterius yang perannya bisa anda tebak sedari awal — walau tidak untuk waktu yang lama.

No Escape bisa juga dibilang berada di ranah horor. Film ini menampilkan banyak tubuh mati yang berserakan dan memperlihatkan adegan sadis: penembakan, pembacokan, usaha pemerkosaan dll, yang meski tak ditampilkan dengan eksplisit di depan layar, tetap saja tak mengurangi nuansa brutalitasnya. Para pemberontak tak punya kepribadian disini. Mereka tak lebih dari karakter haus darah yang akan membantai siapapun.

Ancaman begitu nyata hingga membuat keputusan yang terdengar tak rasional menjadi masuk akal. Misalnya saat Jack melempar kedua anaknya dari satu atap ke atap lain atau saat dia tak lagi ragu mengotori tangannya sendiri dengan darah. Intensitasnya selalu tinggi. Sebagian besar dari 106 menit durasi adalah mengenai keluarga Dwyer yang bersembunyi dan berusaha menyelamatkan diri. Dialog yang tipis menyelip diantara sadisme, kepanikan, teriakan, dan tangisan. Namun, narasi bergerak ke arah yang janggal saat filmnya mencoba terlalu serius dengan pesan moral dan politisnya.

Bagi yang gampang tersinggung, temanya yang xenophobic bisa disebut rasis dan tak sensitif terhadap perbedaan kultur. Namun tak bisa disangkal, Dowdle mengeksploitasinya dengan efektif. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem


'No Escape' |
|

IMDb | Rottentomatoes
103 menit | Dewasa

Sutradara John Erick Dowdle
Penulis John Erick Dowdle, Drew Dowdle
Pemain Owen Wilson, Lake Bell, Pierce Brosnan

Monday, August 31, 2015

10 Rekomendasi Film September 2015

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel List, Artikel Rekomendasi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : 10 Rekomendasi Film September 2015
link : 10 Rekomendasi Film September 2015

Baca juga


Dari 'Monster Hunt', 'Bidadari Terakhir', 'Maze Runner: The Scorch Trials' hingga 'Black Mass', mari kita lihat 10 rekomendasi film yang akan tayang di bioskop September ini, yang disusun oleh UlasanPilem.com

Sebelum memulai, saya ingin mengungkapkan sentimen pribadi mengenai rekomendasi bulan kemarin. Meski ada beberapa yang mengecewakan (ya, Fantastic Four), namun secara garis besar lumayan memuaskan. Akankah bulan September juga seperti ini?

Kita telah meninggalkan musim panas dan jadwal film-film summer blockbuster juga telah berakhir. Namun jangan khawatir karena setelahnya ada musim gugur, slot yang biasanya dimanfaatkan oleh para distributor untuk menayangkan film-film awards-legit.

Meski demikian, bulan ini tampaknya masih juga akan diisi beberapa film musim panas seperti Ted 2 dan Hotel Transylvania 2. Black Mass dan Everest mungkin termasuk pengecualian. Bulan ini juga tayang 2 film Asia yang menjadi film terlaris di negaranya masing-masing, yaitu Assassination dan Monster Hunt.

Mari kita lihat apa saja rekomendasi UlasanPilem di bulan ini. Perlu diingat bahwa rekomendasi ini bersifat subyektif dan referensinya saya susun berdasarkan faktor eksternal film. Tentunya, saya tak bisa menjamin kualitas film yang direkomendasikan sebelum ditonton.

Catatan: Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu. Penayangan tergantung distributor film, jadi saya tak bisa memberikan tanggal pasti. Untuk melihat jadwal tayang pasti silakan klik disini.

Sebelum masuk ke daftar 10 besar, saya ingin menyebutkan beberapa film menjanjikan yang rilis di Amerika pada September ini, namun kemungkinan besar belum akan dirilis di Indonesia, diantaranya film thriller dari M. Night Shyamalan (The Sixth Sense, Signs) The Visit, horor dari Eli Roth (Hostel) The Green Inferno, serta film drama-aksi dari Denis Villeneuve (Prisoners, Enemy) yang dibintangi oleh Emily Blunt berjudul Sicario. Semoga saja saya salah dan filmnya bisa segera tayang.

Lalu ada pula film horor Dark Awakening yang tak pernah saya dengar sebelumnya, namun katanya diproduseri oleh produser The Ring. Bagi anda yang suka dengan karakter Shin-Chan, film terbarunya Crayon Shin-Chan: My Moving Story akan tayang pada 2 September.

Untuk film Indonesia, agak sulit untuk diprediksi. Ada sekitar 7 film yang dirilis bulan ini, diantaranya Move On, Alpha Project: Arwah Penasaran, Where is My Romeo, Hantu Kuburan Tua, dan Komedi Moderen Gokil. Dua film lagi saya masukkan ke daftar rekomendasi di bawah ini.

Selain film dalam daftar berikut, beberapa film Hollywood lain yang tayang bulan ini antara lain A Walk in the Woods, Z for Zachariah, No Escape, Sinister 2, Everly, dan The Intern.

Baiklah, mari kita masuk ke daftar rekomendasi bulan ini.

* = Top Recommendations


#01 Assassination

Tayang: 2 September

Assassination adalah film Korea terlaris di 2015 dan menjadi film Korea terlaris nomor 8 sepanjang sejarah. Dengan setting di tahun 1930-an saat Korea dikuasai Jepang, film ini mengambil kisah spionase beserta intrik-intrik politik. Entah sebagus apa filmnya, namun perlu dicatat bahwa di minggu pembukaannya di Korea, perolehan laba Assassination nyaris menempel Avengers: Age of Ultron.

Sutradara: Choi Dog-hoon
Pemeran: Jun Ji-hyun, Lee Jung-jae, Ha Jung-woo


#02 The Transporter Refueled

Tayang: 2 September

Sama seperti Hitman yang telah di-remake, serial The Transporter juga akan dibuat ulang dengan bintang baru. Karakter ikonik Frank Martin yang dulunya dibintangi oleh Jason Statham akan digantikan oleh nama yang relatif baru, Ed Skrein. Saya rasa Statham tak tergantikan, tapi dilihat dari trailernya, film ini juga tak begitu buruk. Refueled dikabarkan akan menjadi prekuel dari 3 film sebelumnya.

Sutradara: Camille Delamarre 
Pemeran: Ed Skrein, Ray Stevenson, Loan Chabanol


#03 Lily: Bunga Terakhirku

Tayang: 3 September

Lily: Bunga Terakhirku menjadi debut Indra Birowo sebagai sutradara, dan filmnya bahkan bukan film komedi. Membuat penasaran bukan? Filmnya sendiri mengangkat kisah pembunuh berantai dibumbui dengan romansa, dimana Baim Wong bermain sebagai Tura yang punya masa lalu tragis yang mengubah hidupnya namun kemudian jatuh cinta dengan seorang PSK bernama Lily (Salvita Decorte)

Sutradara: Indra Birowo 
Pemeran: Baim Wong, Salvita Decorte, Wulan Guritno


#04 Ted 2

Tayang: 9 September

Boneka beruang bermulut kotor akan kembali ke layar lebar. Meski film pertamanya tampaknya bukanlah favorit banyak orang, namun sejujurnya saya sangat menyukai film tersebut. Komedi vulgarnya mengejutkan dan disajikan dengan timing yang pas. Setelah A Million Ways to Die in West yang sedikit mengecewakan, saya penasaran apa yang mungkin ditawarkan oleh Seth MacFarlane di film keduanya.

Sutradara: Seth MacFarlane 
Pemeran: Seth MacFarlane, Mark Wahlberg, Amanda Seyfried


#05 Bidadari Terakhirku

Tayang: 10 September

Saya tak tahu apa yang terjadi, tapi tampaknya dunia prostistusi tengah naik daun. Diangkat dari novel laris berjudul sama, film ini bercerita tentang seorang pemuda polos yang jatuh cinta dengan seorang PSK. Hubungan ini kemudian memporak-porandakan hidupnya. Trailernya terlihat menjanjikan dan saya tak perlu berkomentar betapa keren posternya yang dirilis beberapa waktu lalu. Mari kita lihat bagaimana kualitas filmnya.

Sutradara: Awi Suryadi 
Pemeran: Maxime Bouttier, Whulandary Herman, Stella Cornelia


#06 Maze Runner: The Scorch Trials

Tayang: 11 September

The Maze Runner adalah salah contoh adaptasi young-adult yang berhasil menemukan jalannya di layar lebar. Kembali disutradarai oleh Wes Ball, film keduanya ini akan bercerita mengenai Dylan dkk yang harus menghadapi tantangan baru dari organisasi WCKD. Faktor paling menarik dari Maze Runner adalah misterinya, dan sejauh ini, The Scorch Trials tampaknya menjanjikan misteri yang lebih dalam lagi.

Sutradara: Wes Ball 
Pemeran: Dylan O'Brien, Thomas Brodie-Sangster, Ki Hong Lee


#07 Everest *

Tayang: 16 September

Diisi dengan nama-nama bertabur bintang yang mungkin hanya bisa disaingi oleh Black Mass, Everest adalah film terbaru dari Baltasar Kormakur (101 Reykjavik, Contraband) yang mengangkat tragedi pendakian Gunung Everest pada tahun 1996. Aktor yang bermain diantaranya Jason Clarke, Jake Gyllenhaal, Josh Brolin, John Hawkes, Sam Worthington, Robin Wright, Keira Knightley, Emily Watson, Elizabeth Debicki, dan masih banyak lagi. Dari trailernya, film ini tampaknya akan menjadi suguhan visual yang mengagumkan. Apalagi ditambah dengan fakta bahwa filmnya juga akan dirilis dalam format 3D dan IMAX. Ekspektasi saya lumayan tinggi di departemen visualnya. Akankah sebanding dengan Gravity, Life of Pi atau setidaknya The Secret Life of Walter Mitty?

Sutradara: Baltasar Kormakur 
Pemeran: Jason Clarke, Jake Gyllenhaal, Josh Brolin


#08 Black Mass *

Tayang: 18 September

Pasca Pirates of Caribbean, penampilan Johnny Depp bisa dibilang stagnan dan tak ada yang ikonik. Dengan make-up tebal dan rambut tipis, Depp nyaris tak dikenali dalam perannya sebagai mafia kejam Whitey Bulger. Akankah ini menjadi penampilan yang layak kita nantikan? Dengan campur tangan Scott Cooper yang pernah menangani Crazy Heart dan Out of Furnace, mungkin saja Depp punya kesempatan meraih Oscar. Btw, film ini juga punya deretan nama mentereng: Benedict Cumberbatch, Joel Edgerton, Kevin Bacon, Dakota Johnson, Peter Saarsgard, Jesse Plemons dan Corey Stoll.

Sutradara: Scott Cooper 
Pemeran: Johnny Depp, Benedict Cumberbatch, Joel Edgerton


#09 Monster Hunt *

Tayang: 23 September

Monster Hunt adalah film petualangan dengan efek CGI besar-besaran buatan Cina yang sangat populer disana. Disutradarai oleh mantan animator dan sutradara Dreamworks Raman Hui, film ini menjadi film Cina terlaris sepanjang masa dan film terlaris nomor dua sepanjang masa di Cina (setelah Furious 7). Dengan setting di Cina kuno, filmnya bercerita mengenai bayi separuh manusia dan separuh monster bernama Huba yang diburu oleh kedua belah pihak yang sama-sama membencinya.

Sutradara: Raman Hui 
Pemeran: Bai Baihe, Jing Boran, Jiang Wu


#10 Hotel Transylvania 2

Tayang: 25 September

Memperoleh laba lebih dari $350 juta pada tahun 2012 dan mendapat nominasi animasi terbaik Golden Globe meski mendapat review yang beragam, bisa dipastikan bahwa sekuel Hotel Transylvania di depan mata. Genndy Tartakovsky kembali sebagai sutradara dalam film animasi yang mengangkat karakter horor populer ini. Jujur saja, saya tak begitu peduli dengan plotnya yang kali ini bercerita tentang cucu Dracula. Kesukaan saya pada karakter vampir, manusia serigala, mumi, dan monster frankenstein menjadi alasan yang cukup bagi saya menantikan film ini.

Sutradara: Genndy Tartakovsky 
Pengisi suara: Adam Sandler, Andy Samberg, Selena Gomez


Cukup banyak film yang akan dirilis dan saya lumayan kesulitan menyusun daftar rekomendasi bulan ini. Saya rasa saya takkan mampu me-review semua film. Jika ada film yang terlewatkan atau anda mempunyai rekomendasi yang tak saya cantumkan disini, silakan dimasukkan ke kolom komentar di bawah ini dan akan saya baca dengan senang hati. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Dari 'Monster Hunt', 'Bidadari Terakhir', 'Maze Runner: The Scorch Trials' hingga 'Black Mass', mari kita lihat 10 rekomendasi film yang akan tayang di bioskop September ini, yang disusun oleh UlasanPilem.com

Sebelum memulai, saya ingin mengungkapkan sentimen pribadi mengenai rekomendasi bulan kemarin. Meski ada beberapa yang mengecewakan (ya, Fantastic Four), namun secara garis besar lumayan memuaskan. Akankah bulan September juga seperti ini?

Kita telah meninggalkan musim panas dan jadwal film-film summer blockbuster juga telah berakhir. Namun jangan khawatir karena setelahnya ada musim gugur, slot yang biasanya dimanfaatkan oleh para distributor untuk menayangkan film-film awards-legit.

Meski demikian, bulan ini tampaknya masih juga akan diisi beberapa film musim panas seperti Ted 2 dan Hotel Transylvania 2. Black Mass dan Everest mungkin termasuk pengecualian. Bulan ini juga tayang 2 film Asia yang menjadi film terlaris di negaranya masing-masing, yaitu Assassination dan Monster Hunt.

Mari kita lihat apa saja rekomendasi UlasanPilem di bulan ini. Perlu diingat bahwa rekomendasi ini bersifat subyektif dan referensinya saya susun berdasarkan faktor eksternal film. Tentunya, saya tak bisa menjamin kualitas film yang direkomendasikan sebelum ditonton.

Catatan: Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu. Penayangan tergantung distributor film, jadi saya tak bisa memberikan tanggal pasti. Untuk melihat jadwal tayang pasti silakan klik disini.

Sebelum masuk ke daftar 10 besar, saya ingin menyebutkan beberapa film menjanjikan yang rilis di Amerika pada September ini, namun kemungkinan besar belum akan dirilis di Indonesia, diantaranya film thriller dari M. Night Shyamalan (The Sixth Sense, Signs) The Visit, horor dari Eli Roth (Hostel) The Green Inferno, serta film drama-aksi dari Denis Villeneuve (Prisoners, Enemy) yang dibintangi oleh Emily Blunt berjudul Sicario. Semoga saja saya salah dan filmnya bisa segera tayang.

Lalu ada pula film horor Dark Awakening yang tak pernah saya dengar sebelumnya, namun katanya diproduseri oleh produser The Ring. Bagi anda yang suka dengan karakter Shin-Chan, film terbarunya Crayon Shin-Chan: My Moving Story akan tayang pada 2 September.

Untuk film Indonesia, agak sulit untuk diprediksi. Ada sekitar 7 film yang dirilis bulan ini, diantaranya Move On, Alpha Project: Arwah Penasaran, Where is My Romeo, Hantu Kuburan Tua, dan Komedi Moderen Gokil. Dua film lagi saya masukkan ke daftar rekomendasi di bawah ini.

Selain film dalam daftar berikut, beberapa film Hollywood lain yang tayang bulan ini antara lain A Walk in the Woods, Z for Zachariah, No Escape, Sinister 2, Everly, dan The Intern.

Baiklah, mari kita masuk ke daftar rekomendasi bulan ini.

* = Top Recommendations


#01 Assassination

Tayang: 2 September

Assassination adalah film Korea terlaris di 2015 dan menjadi film Korea terlaris nomor 8 sepanjang sejarah. Dengan setting di tahun 1930-an saat Korea dikuasai Jepang, film ini mengambil kisah spionase beserta intrik-intrik politik. Entah sebagus apa filmnya, namun perlu dicatat bahwa di minggu pembukaannya di Korea, perolehan laba Assassination nyaris menempel Avengers: Age of Ultron.

Sutradara: Choi Dog-hoon
Pemeran: Jun Ji-hyun, Lee Jung-jae, Ha Jung-woo


#02 The Transporter Refueled

Tayang: 2 September

Sama seperti Hitman yang telah di-remake, serial The Transporter juga akan dibuat ulang dengan bintang baru. Karakter ikonik Frank Martin yang dulunya dibintangi oleh Jason Statham akan digantikan oleh nama yang relatif baru, Ed Skrein. Saya rasa Statham tak tergantikan, tapi dilihat dari trailernya, film ini juga tak begitu buruk. Refueled dikabarkan akan menjadi prekuel dari 3 film sebelumnya.

Sutradara: Camille Delamarre 
Pemeran: Ed Skrein, Ray Stevenson, Loan Chabanol


#03 Lily: Bunga Terakhirku

Tayang: 3 September

Lily: Bunga Terakhirku menjadi debut Indra Birowo sebagai sutradara, dan filmnya bahkan bukan film komedi. Membuat penasaran bukan? Filmnya sendiri mengangkat kisah pembunuh berantai dibumbui dengan romansa, dimana Baim Wong bermain sebagai Tura yang punya masa lalu tragis yang mengubah hidupnya namun kemudian jatuh cinta dengan seorang PSK bernama Lily (Salvita Decorte)

Sutradara: Indra Birowo 
Pemeran: Baim Wong, Salvita Decorte, Wulan Guritno


#04 Ted 2

Tayang: 9 September

Boneka beruang bermulut kotor akan kembali ke layar lebar. Meski film pertamanya tampaknya bukanlah favorit banyak orang, namun sejujurnya saya sangat menyukai film tersebut. Komedi vulgarnya mengejutkan dan disajikan dengan timing yang pas. Setelah A Million Ways to Die in West yang sedikit mengecewakan, saya penasaran apa yang mungkin ditawarkan oleh Seth MacFarlane di film keduanya.

Sutradara: Seth MacFarlane 
Pemeran: Seth MacFarlane, Mark Wahlberg, Amanda Seyfried


#05 Bidadari Terakhirku

Tayang: 10 September

Saya tak tahu apa yang terjadi, tapi tampaknya dunia prostistusi tengah naik daun. Diangkat dari novel laris berjudul sama, film ini bercerita tentang seorang pemuda polos yang jatuh cinta dengan seorang PSK. Hubungan ini kemudian memporak-porandakan hidupnya. Trailernya terlihat menjanjikan dan saya tak perlu berkomentar betapa keren posternya yang dirilis beberapa waktu lalu. Mari kita lihat bagaimana kualitas filmnya.

Sutradara: Awi Suryadi 
Pemeran: Maxime Bouttier, Whulandary Herman, Stella Cornelia


#06 Maze Runner: The Scorch Trials

Tayang: 11 September

The Maze Runner adalah salah contoh adaptasi young-adult yang berhasil menemukan jalannya di layar lebar. Kembali disutradarai oleh Wes Ball, film keduanya ini akan bercerita mengenai Dylan dkk yang harus menghadapi tantangan baru dari organisasi WCKD. Faktor paling menarik dari Maze Runner adalah misterinya, dan sejauh ini, The Scorch Trials tampaknya menjanjikan misteri yang lebih dalam lagi.

Sutradara: Wes Ball 
Pemeran: Dylan O'Brien, Thomas Brodie-Sangster, Ki Hong Lee


#07 Everest *

Tayang: 16 September

Diisi dengan nama-nama bertabur bintang yang mungkin hanya bisa disaingi oleh Black Mass, Everest adalah film terbaru dari Baltasar Kormakur (101 Reykjavik, Contraband) yang mengangkat tragedi pendakian Gunung Everest pada tahun 1996. Aktor yang bermain diantaranya Jason Clarke, Jake Gyllenhaal, Josh Brolin, John Hawkes, Sam Worthington, Robin Wright, Keira Knightley, Emily Watson, Elizabeth Debicki, dan masih banyak lagi. Dari trailernya, film ini tampaknya akan menjadi suguhan visual yang mengagumkan. Apalagi ditambah dengan fakta bahwa filmnya juga akan dirilis dalam format 3D dan IMAX. Ekspektasi saya lumayan tinggi di departemen visualnya. Akankah sebanding dengan Gravity, Life of Pi atau setidaknya The Secret Life of Walter Mitty?

Sutradara: Baltasar Kormakur 
Pemeran: Jason Clarke, Jake Gyllenhaal, Josh Brolin


#08 Black Mass *

Tayang: 18 September

Pasca Pirates of Caribbean, penampilan Johnny Depp bisa dibilang stagnan dan tak ada yang ikonik. Dengan make-up tebal dan rambut tipis, Depp nyaris tak dikenali dalam perannya sebagai mafia kejam Whitey Bulger. Akankah ini menjadi penampilan yang layak kita nantikan? Dengan campur tangan Scott Cooper yang pernah menangani Crazy Heart dan Out of Furnace, mungkin saja Depp punya kesempatan meraih Oscar. Btw, film ini juga punya deretan nama mentereng: Benedict Cumberbatch, Joel Edgerton, Kevin Bacon, Dakota Johnson, Peter Saarsgard, Jesse Plemons dan Corey Stoll.

Sutradara: Scott Cooper 
Pemeran: Johnny Depp, Benedict Cumberbatch, Joel Edgerton


#09 Monster Hunt *

Tayang: 23 September

Monster Hunt adalah film petualangan dengan efek CGI besar-besaran buatan Cina yang sangat populer disana. Disutradarai oleh mantan animator dan sutradara Dreamworks Raman Hui, film ini menjadi film Cina terlaris sepanjang masa dan film terlaris nomor dua sepanjang masa di Cina (setelah Furious 7). Dengan setting di Cina kuno, filmnya bercerita mengenai bayi separuh manusia dan separuh monster bernama Huba yang diburu oleh kedua belah pihak yang sama-sama membencinya.

Sutradara: Raman Hui 
Pemeran: Bai Baihe, Jing Boran, Jiang Wu


#10 Hotel Transylvania 2

Tayang: 25 September

Memperoleh laba lebih dari $350 juta pada tahun 2012 dan mendapat nominasi animasi terbaik Golden Globe meski mendapat review yang beragam, bisa dipastikan bahwa sekuel Hotel Transylvania di depan mata. Genndy Tartakovsky kembali sebagai sutradara dalam film animasi yang mengangkat karakter horor populer ini. Jujur saja, saya tak begitu peduli dengan plotnya yang kali ini bercerita tentang cucu Dracula. Kesukaan saya pada karakter vampir, manusia serigala, mumi, dan monster frankenstein menjadi alasan yang cukup bagi saya menantikan film ini.

Sutradara: Genndy Tartakovsky 
Pengisi suara: Adam Sandler, Andy Samberg, Selena Gomez


Cukup banyak film yang akan dirilis dan saya lumayan kesulitan menyusun daftar rekomendasi bulan ini. Saya rasa saya takkan mampu me-review semua film. Jika ada film yang terlewatkan atau anda mempunyai rekomendasi yang tak saya cantumkan disini, silakan dimasukkan ke kolom komentar di bawah ini dan akan saya baca dengan senang hati. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Bioskop Indonesia: 'Soedirman' dan 'Gangster' Tak Mampu Geser 'Magic Hour'

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bioskop Indonesia: 'Soedirman' dan 'Gangster' Tak Mampu Geser 'Magic Hour'
link : Bioskop Indonesia: 'Soedirman' dan 'Gangster' Tak Mampu Geser 'Magic Hour'

Baca juga


Dalam 3 minggu berturut-turut, 'Magic Hour' memuncaki bioskop Indonesia, sementara bersaing ketat di bawahnya 'Gangster' dan 'Jenderal Soedirman'. Berikut rekap jumlah penonton film Indonesia minggu ini.

Setali tiga uang dengan Straight Outta Compton di Amerika, Magic Hour juga masih kokoh bertahan di posisi pertama bioskop Indonesia selama 3 minggu berturut-turut. Apalagi mengingat 2 film yang baru tayang, Gangster dan Jenderal Soedirman punya pangsa pasar yang berbeda dengan film tersebut.

Tak adanya pesaing membuat Magic Hour sukses mengumpulkan 192.284 penonton, hanya turun 0,17% dibanding minggu lalu. Total raihannya hingga saat ini adalah 558.784 penonton dan hanya butuh kurang dari 100.000 penonton lagi untuk melengserkan Di Balik 98 sebagai film terlaris ketiga tahun ini.

Angka tersebut tak terkejar oleh Jenderal Soedirman yang bahkan tak memperoleh setengahnya. Dengan 60.094 penonton, film ini berada di posisi kedua. Namun Jenderal Soedirman tampaknya cukup disukai melihat ratingnya yang lumayan baik dengan nilai IDFC "3 dari 5".

Tertinggal tak terlalu jauh, Gangster mengumpulkan 57.169 penonton. Padahal untuk untuk ukuran popularitas, film ini punya daya jual yang lebih tinggi mengingat filmnya yang diisi deretan nama tenar. Respon yang diperoleh tak cukup bagus, dengan nilai IDFC "2 dari 5".

Battle of Surabaya masih bisa bertahan dengan 26.439 penonton yang berarti turun 16,4% dibanding minggu lalu. Film animasi ini telah mengumpulkan total 58.059 penonton.

Sebagai satu-satunya film horor, Palasik mengalami penurunan yang tak terlalu drastis yaitu 17,1%. Film ini menambahkan 16.433 penonton dengan total 36.245 penonton.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Pemuncak Bioskop Indonesia 17 Agustus - 23 Agustus 2015

#01 Magic Hour


Minggu ini: 192.284 penonton
Total: 558.784 penonton

#02 Jenderal Soedirman


Minggu ini: 60.094 penonton
Total: 60.094 penonton

#03 Gangster


Minggu ini: 57.169 penonton
Total: 57.169 penonton

#04 Battle of Surabaya


Minggu ini: 26.439 penonton
Total: 58.059 penonton

#05 Palasik


Minggu ini: 16.433 penonton
Total: 36.245 penonton

Ulasan Pemuncak Bioskop Indonesia minggu lalu: Bioskop Indonesia: 'Magic Hour' Jadi Film Terlaris Keempat di 2015 ■UP

[sumber data: FilmIndonesia.or.id]

Dalam 3 minggu berturut-turut, 'Magic Hour' memuncaki bioskop Indonesia, sementara bersaing ketat di bawahnya 'Gangster' dan 'Jenderal Soedirman'. Berikut rekap jumlah penonton film Indonesia minggu ini.

Setali tiga uang dengan Straight Outta Compton di Amerika, Magic Hour juga masih kokoh bertahan di posisi pertama bioskop Indonesia selama 3 minggu berturut-turut. Apalagi mengingat 2 film yang baru tayang, Gangster dan Jenderal Soedirman punya pangsa pasar yang berbeda dengan film tersebut.

Tak adanya pesaing membuat Magic Hour sukses mengumpulkan 192.284 penonton, hanya turun 0,17% dibanding minggu lalu. Total raihannya hingga saat ini adalah 558.784 penonton dan hanya butuh kurang dari 100.000 penonton lagi untuk melengserkan Di Balik 98 sebagai film terlaris ketiga tahun ini.

Angka tersebut tak terkejar oleh Jenderal Soedirman yang bahkan tak memperoleh setengahnya. Dengan 60.094 penonton, film ini berada di posisi kedua. Namun Jenderal Soedirman tampaknya cukup disukai melihat ratingnya yang lumayan baik dengan nilai IDFC "3 dari 5".

Tertinggal tak terlalu jauh, Gangster mengumpulkan 57.169 penonton. Padahal untuk untuk ukuran popularitas, film ini punya daya jual yang lebih tinggi mengingat filmnya yang diisi deretan nama tenar. Respon yang diperoleh tak cukup bagus, dengan nilai IDFC "2 dari 5".

Battle of Surabaya masih bisa bertahan dengan 26.439 penonton yang berarti turun 16,4% dibanding minggu lalu. Film animasi ini telah mengumpulkan total 58.059 penonton.

Sebagai satu-satunya film horor, Palasik mengalami penurunan yang tak terlalu drastis yaitu 17,1%. Film ini menambahkan 16.433 penonton dengan total 36.245 penonton.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Pemuncak Bioskop Indonesia 17 Agustus - 23 Agustus 2015

#01 Magic Hour


Minggu ini: 192.284 penonton
Total: 558.784 penonton

#02 Jenderal Soedirman


Minggu ini: 60.094 penonton
Total: 60.094 penonton

#03 Gangster


Minggu ini: 57.169 penonton
Total: 57.169 penonton

#04 Battle of Surabaya


Minggu ini: 26.439 penonton
Total: 58.059 penonton

#05 Palasik


Minggu ini: 16.433 penonton
Total: 36.245 penonton

Ulasan Pemuncak Bioskop Indonesia minggu lalu: Bioskop Indonesia: 'Magic Hour' Jadi Film Terlaris Keempat di 2015 ■UP

[sumber data: FilmIndonesia.or.id]

Sunday, August 30, 2015

Box Office: 'Compton' Kalahkan Film Religi 'War Room'

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'Compton' Kalahkan Film Religi 'War Room'
link : Box Office: 'Compton' Kalahkan Film Religi 'War Room'

Baca juga


[aktual] 'Straight Outta Compton' bertahan di posisi pertama selama 3 minggu berturut-turut, dimana film religi 'War Room', film aksi 'No Escape', dan film terbaru Zac Efron 'We Are Your Friends' tak dapat berbuat banyak.

Meski sempat diprediksi akan kalah dari War Room, Straight Outta Compton mempertahankan posisi pertama box office Amerika dengan $13,1 juta. Film ini menjadi film keempat di tahun ini yang berhasil bertahan di posisi pertama selama 3 minggu berturut-turut — 2 diantaranya sama-sama dari Universal yaitu Furious 7 dan Jurassic World, sementara satu lagi American Sniper dari Warner Bros. Total laba domestiknya hingga saat ini adalah $134,0 juta.

Penayangan Compton diperluas ke beberapa negara dan mendapat tambahan $6,5 juta dari 8 negara. Total laba globalnya adalah $140,9 juta.

Drama religi dari Kendrick Brothers yang berjudul War Room awalnya sempat menyalib Compton pada hari Jumat, namun raihannya menurun saat memasuki weekend, dengan total $11,4 juta. Meski begitu, angka ini sudah di atas ekspektasi awal. Pendapatan debutnya tersebut lebih baik dibandingkan film Kendrick Brothers lainnya seperti Fireproof ($6,8) dan Courageous ($9,1 juta). Ditambah lagi, film ini juga mendapat nilai CinemaScore yang sangat bagus "A+".

Perebutan ketat terjadi di posisi ketiga. Namun sejauh ini, Mission: Impossible - Rogue Nation masih bertahan dengan $8,2 juta serta penurunan yang hanya 27,5%. Total raihan domestiknya adalah $170,2 juta. Di luar Amerika, film ini menambahkan $15,3 juta dari 64 negara (belum termasuk Cina yang baru akan menayangkannya pada 8 September). Total laba globalnya $479,2 juta.

Film aksi yang dibintangi Owen Wilson dan Pierce Brosnan, No Escape menempel ketat di bawahnya dengan $8,1 juta. Meski menerima kritik yang cukup beragam, namun penonton nampaknya cukup menikmati film ini. Terbukti dengan nilai CinemaScore "B+". Total pendapatannya selama 5 hari tayang adalah $10,2 juta.

Sinister 2 mengalami penurunan 55,9% dan jatuh ke posisi kelima dengan $4,7 juta. Namun total labanya yang mencapai $18,5 juta sudah melewati bujet awalnya yang hanya $10 juta.

The Man from U.N.C.L.E. mendapatkan tambahan $4,4 juta dengan total laba domestik $34,1 juta. Di luar Amerika, film ini memperoleh $5,8 juta dengan total laba global $71,0 juta.

Sementara itu, We Are Your Friends yang dibintangi Zac Efron dan baru tayang minggu ini, tak dapat berbuat banyak. Dengan perolehan $1,8 juta, film ini bahkan tak bisa masuk 10 besar box office. Angka ini 79% lebih rendah dibandingkan raihan That Awkward Moment ($8,7 juta) — juga dibintangi Efron — yang tayang tahun lalu. Ditambah lagi, film ini juga mendapat respon yang lemah dengan nilai CinemaScore "C+".

Berita lain, Minions yang telah melewati angka 1 miliar dolar, tepatnya $1,02 miliar menjadi film animasi terlaris nomor 3 sepanjang sejarah berkat tambahan $15,5 juta dari 60 negara. Film ini baru tayang di Cina pada 13 September.

Inside Out menambahkan $12,5 juta dari 35 negara dengan total laba global $717 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Weekend Box Office 28 Agustus - 30 Agustus 2015

#01 Straight Outta Compton


Minggu ini: $13,133,560
Total: $134,019,735

#02 War Room


Minggu ini: $11,351,389
Total: $11,351,389

#03 Mission: Impossible - Rogue Nation


Minggu ini: $8,155,581
Total: $170,242,111

#04 No Escape


Minggu ini: $8,111,264
Total: $10,172,124

#05 Sinister 2


Minggu ini: $4,665,341
Total: $18,526,943

Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Compton' Jegal 'Hitman: Agent 47' dan 'Sinister 2' ■UP

[Sumber Data : Box Office Mojo]

[aktual] 'Straight Outta Compton' bertahan di posisi pertama selama 3 minggu berturut-turut, dimana film religi 'War Room', film aksi 'No Escape', dan film terbaru Zac Efron 'We Are Your Friends' tak dapat berbuat banyak.

Meski sempat diprediksi akan kalah dari War Room, Straight Outta Compton mempertahankan posisi pertama box office Amerika dengan $13,1 juta. Film ini menjadi film keempat di tahun ini yang berhasil bertahan di posisi pertama selama 3 minggu berturut-turut — 2 diantaranya sama-sama dari Universal yaitu Furious 7 dan Jurassic World, sementara satu lagi American Sniper dari Warner Bros. Total laba domestiknya hingga saat ini adalah $134,0 juta.

Penayangan Compton diperluas ke beberapa negara dan mendapat tambahan $6,5 juta dari 8 negara. Total laba globalnya adalah $140,9 juta.

Drama religi dari Kendrick Brothers yang berjudul War Room awalnya sempat menyalib Compton pada hari Jumat, namun raihannya menurun saat memasuki weekend, dengan total $11,4 juta. Meski begitu, angka ini sudah di atas ekspektasi awal. Pendapatan debutnya tersebut lebih baik dibandingkan film Kendrick Brothers lainnya seperti Fireproof ($6,8) dan Courageous ($9,1 juta). Ditambah lagi, film ini juga mendapat nilai CinemaScore yang sangat bagus "A+".

Perebutan ketat terjadi di posisi ketiga. Namun sejauh ini, Mission: Impossible - Rogue Nation masih bertahan dengan $8,2 juta serta penurunan yang hanya 27,5%. Total raihan domestiknya adalah $170,2 juta. Di luar Amerika, film ini menambahkan $15,3 juta dari 64 negara (belum termasuk Cina yang baru akan menayangkannya pada 8 September). Total laba globalnya $479,2 juta.

Film aksi yang dibintangi Owen Wilson dan Pierce Brosnan, No Escape menempel ketat di bawahnya dengan $8,1 juta. Meski menerima kritik yang cukup beragam, namun penonton nampaknya cukup menikmati film ini. Terbukti dengan nilai CinemaScore "B+". Total pendapatannya selama 5 hari tayang adalah $10,2 juta.

Sinister 2 mengalami penurunan 55,9% dan jatuh ke posisi kelima dengan $4,7 juta. Namun total labanya yang mencapai $18,5 juta sudah melewati bujet awalnya yang hanya $10 juta.

The Man from U.N.C.L.E. mendapatkan tambahan $4,4 juta dengan total laba domestik $34,1 juta. Di luar Amerika, film ini memperoleh $5,8 juta dengan total laba global $71,0 juta.

Sementara itu, We Are Your Friends yang dibintangi Zac Efron dan baru tayang minggu ini, tak dapat berbuat banyak. Dengan perolehan $1,8 juta, film ini bahkan tak bisa masuk 10 besar box office. Angka ini 79% lebih rendah dibandingkan raihan That Awkward Moment ($8,7 juta) — juga dibintangi Efron — yang tayang tahun lalu. Ditambah lagi, film ini juga mendapat respon yang lemah dengan nilai CinemaScore "C+".

Berita lain, Minions yang telah melewati angka 1 miliar dolar, tepatnya $1,02 miliar menjadi film animasi terlaris nomor 3 sepanjang sejarah berkat tambahan $15,5 juta dari 60 negara. Film ini baru tayang di Cina pada 13 September.

Inside Out menambahkan $12,5 juta dari 35 negara dengan total laba global $717 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Weekend Box Office 28 Agustus - 30 Agustus 2015

#01 Straight Outta Compton


Minggu ini: $13,133,560
Total: $134,019,735

#02 War Room


Minggu ini: $11,351,389
Total: $11,351,389

#03 Mission: Impossible - Rogue Nation


Minggu ini: $8,155,581
Total: $170,242,111

#04 No Escape


Minggu ini: $8,111,264
Total: $10,172,124

#05 Sinister 2


Minggu ini: $4,665,341
Total: $18,526,943

Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Compton' Jegal 'Hitman: Agent 47' dan 'Sinister 2' ■UP

[Sumber Data : Box Office Mojo]