Tuesday, August 15, 2017

Review Film: 'Cars 3' (2017)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Animasi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Cars 3' (2017)
link : Review Film: 'Cars 3' (2017)

Baca juga


Lightning McQueen membawa 'Cars 3' kembali ke arena, dan saya tak pernah se-enjoy ini menonton film 'Cars'.

“Life is a beach, and then you drive.”
— Lightning McQueen
Sekarang kita sudah berada di film ketiga dari franchise Cars, jadi saya pikir kita semua sudah belajar untuk menerima kenyataan, terlepas dari pertanyaan kenapa di semesta ini mobil-mobil bertingkah layaknya manusia, kenapa tak ada manusia yang tampak apalagi yang mengendarai mobil, atau bagaimana bos Pixar, John Lasseter bisa punya ide untuk membuat film tentang mobil yang bisa bicara. Oh, atau kenapa traktor menjadi hewan ternak bagi mobil, padahal traktor juga termasuk mobil. Iya, itu konyol. Namun Cars 3 adalah film Cars yang next-level. Kali ini jagoan kita dihadapkan pada problematika yang relevan dimana ia harus merengkuh masa lalu untuk bisa mengalahkan tantangan masa depan di dunia balap mobil.

Saya senang saat tahu bahwa Pixar kembali menempatkan Lightning McQueen (Owen Wilson) di jalur fitrahnya: trek balap. Meski di beberapa titik cukup menikmati kekonyolan McQueen dkk beraksi di dunia mata-mata dalam Cars 2, saya tak bisa menghilangkan perasaan bahwa itu bukanlah sesuatu yang seharusnya dilakukan McQueen. Lebih senang lagi ketika mendapati bahwa Cars 3 akhirnya merapat ke jalur Pixar, sort of; menyajikan kisah yang meyampaikan pesan yang bermakna yang akan membuat kita kepikiran sembari menonton. Ada sesuatu mengenai penerimaan diri dan adaptasi terhadap perubahan yang mengalir dengan subtil, namun filmnya tetap simpel dan ceria.


Lightning McQueen sekarang sudah menjadi legenda balap, dimana ia melesat di arena melewati pesaingnya sembari meledek mereka. Siap untuk menjadi yang pertama sampai di garis finis, tapi tunggu dulu — ia hanya berada di podium kedua. McQueen dikalahkan di saat-saat terakhir oleh mobil mewah, canggih, generasi terbaru bernama Jackson Storm (Armie Hammer). Giliran McQueen yang diledek karena ia adalah produk lama yang sudah ketinggalan jaman. Pembalap di generasi Storm bisa berlari di kecepatan 320 km/jam tanpa kesulitan, sementara McQueen hanyalah mantan jawara bermesin tua.

Apakah ini sudah waktunya untuk pensiun? Tidak juga, karena McQueen siap menggeber mesinnya lebih keras. Naasnya, dalam sebuah sekuens yang spektakuler, ia mengalami kecelakaan parah. Ia pulang kandang ke Radiator Spring. Apakah ini sudah waktunya untuk pensiun? Masih belum, karena McQueen mendapat satu kesempatan terakhir dari sponsor barunya, konglomerat bernama Sterling (Nathan Fillion). Sterling adalah penggemar berat McQueen, tapi ia juga seorang pebisnis. Jadi ia membuat kesepakatan: jika kalah, McQueen harus pensiun dan siap menjadi duta endorsement dari produk mobil milik Sterling.

Cars 3 adalah soal jaman yang sudah semakin berkembang dan bagaimana attitude kita terhadapnya. Tetap statis dan tak berubah tidaklah cukup, karena kita akan ditinggalkan oleh perubahan itu sendiri. McQueen tahu harus beradaptasi, tapi ia tak begitu siap untuk mencoba alat simulator yang disediakan di fasilitas canggih milik Sterling. McQueen memutuskan untuk melakukannya dengan “cara lama”, yaitu langsung turun ke jalanan yang penuh lumpur dan kerikil. Literally.

Film ini adalah debut bagi animator dan storyboard artist veteran di Pixar, Brian Fee. Fee menyajikan animasi yang detail dan, saya yakin, tetap sangat menarik bagi anak-anak. Sekuens latihan balap di pantai yang sangat cerah, misalnya. Kontras dengan itu, McQueen bergelap-gelapan (karena berlumur lumpur dan waktunya adalah malam hari) saat ikut dalam adu mobil semacam kontes Crush Gear bagi Cars. Adegan flashback juga membawa kita melihat footage jadul saat mentor McQueen, Doc Hudson balapan di sirkuit tanah.

Di fasilitas pelatihan, McQueen mendapat pelatih Cruz (Cristela Alonzo) yang penuh semangat, namun kerap memperlakukannya sebagai mobil jompo, alih-alih legenda hidup. McQueen membawa kabur Cruz untuk ikut dalam pelatihan “cara lama”-nya, tapi Cruz tak sedemikian kompeten dalam hal balapan berkotor-kotoran. Perlahan-lahan, saya mulai heran akan apa yang ingin dituju film ini. Di satu titik, saya merasa McQueen-lah yang mengajari Cruz. Dan akhirnya menjelang balapan akhir, semua menjadi jelas: adaptasi bagi McQueen tak seperti yang saya duga. Klimaksnya yang tak bisa dibilang super-emosional tapi sampai dengan memuaskan ini, relatif mengejutkan untuk ukuran film yang ditujukan khusus untuk anak-anak.

Tanpa bermaksud untuk mengungkap poin penting, film ini adalah mengenai guru dan murid. McQueen butuh mentor tapi Doc sudah tiada. Karakter yang diisikan suaranya oleh mendiang Paul Newman ini hanya muncul dalam flashback, tapi krusial dalam membawa narasi film. McQueen pergi ke kampung halaman Doc, kemudian bertemu dengan mentor Doc, Smokey (Chris Cooper), dan di satu momen yang menarik, juga bersua dengan para mantan legenda balap yang sedang nongkrong. Sementara itu, hubungan McQueen-Cruz semakin mirip dengan hubungan Doc-McQueen. Ternyata Cruz sendiri juga bermimpi menjadi pembalap, tapi ia tak percaya diri di industri ini. McQueen pribadi tak bisa lagi hanya bergantung pada kejayaan masa lalu, ia harus melesat ke depan.

Cars 3 adalah film yang ringan tapi berisi, dan tak terbatas untuk anak-anak (atau orang dewasa dengan semangat anak-anak) saja. Dengan durasi yang singkat dan plot yang sederhana, pacing-nya mantap. Pelajarannya mungkin akan lebih beresonansi bagi orang dewasa, tapi saya takkan komplain karena saya memang tak hanya sekedar ingin melihat mobil saling ber-bruum-bruum ria sampai durasi berakhir. Memang tak ada bagian yang akan membuat saraf emosi anda trauma sebagaimana beberapa film luar biasa Pixar, tapi saya tak pernah sefokus dan se-enjoy ini menonton film-film Cars.

Catatan: Cars 3 dibuka dengan film pendek berjudul Lou, tentang seorang tukang bully sekolah yang akhirnya mendapat pelajaran. Pesan moralnya sangat bagus, tapi tak secerdas Sanjay’s Super Team dalam bercerita. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Cars 3

109 menit
Semua Umur
Brian Fee
Kiel Murray, Bob Peterson, Mike Rich
Kevin Reher
Jeremy Lasky, Kim White
Randy Newman

Lightning McQueen membawa 'Cars 3' kembali ke arena, dan saya tak pernah se-enjoy ini menonton film 'Cars'.

“Life is a beach, and then you drive.”
— Lightning McQueen
Sekarang kita sudah berada di film ketiga dari franchise Cars, jadi saya pikir kita semua sudah belajar untuk menerima kenyataan, terlepas dari pertanyaan kenapa di semesta ini mobil-mobil bertingkah layaknya manusia, kenapa tak ada manusia yang tampak apalagi yang mengendarai mobil, atau bagaimana bos Pixar, John Lasseter bisa punya ide untuk membuat film tentang mobil yang bisa bicara. Oh, atau kenapa traktor menjadi hewan ternak bagi mobil, padahal traktor juga termasuk mobil. Iya, itu konyol. Namun Cars 3 adalah film Cars yang next-level. Kali ini jagoan kita dihadapkan pada problematika yang relevan dimana ia harus merengkuh masa lalu untuk bisa mengalahkan tantangan masa depan di dunia balap mobil.

Saya senang saat tahu bahwa Pixar kembali menempatkan Lightning McQueen (Owen Wilson) di jalur fitrahnya: trek balap. Meski di beberapa titik cukup menikmati kekonyolan McQueen dkk beraksi di dunia mata-mata dalam Cars 2, saya tak bisa menghilangkan perasaan bahwa itu bukanlah sesuatu yang seharusnya dilakukan McQueen. Lebih senang lagi ketika mendapati bahwa Cars 3 akhirnya merapat ke jalur Pixar, sort of; menyajikan kisah yang meyampaikan pesan yang bermakna yang akan membuat kita kepikiran sembari menonton. Ada sesuatu mengenai penerimaan diri dan adaptasi terhadap perubahan yang mengalir dengan subtil, namun filmnya tetap simpel dan ceria.


Lightning McQueen sekarang sudah menjadi legenda balap, dimana ia melesat di arena melewati pesaingnya sembari meledek mereka. Siap untuk menjadi yang pertama sampai di garis finis, tapi tunggu dulu — ia hanya berada di podium kedua. McQueen dikalahkan di saat-saat terakhir oleh mobil mewah, canggih, generasi terbaru bernama Jackson Storm (Armie Hammer). Giliran McQueen yang diledek karena ia adalah produk lama yang sudah ketinggalan jaman. Pembalap di generasi Storm bisa berlari di kecepatan 320 km/jam tanpa kesulitan, sementara McQueen hanyalah mantan jawara bermesin tua.

Apakah ini sudah waktunya untuk pensiun? Tidak juga, karena McQueen siap menggeber mesinnya lebih keras. Naasnya, dalam sebuah sekuens yang spektakuler, ia mengalami kecelakaan parah. Ia pulang kandang ke Radiator Spring. Apakah ini sudah waktunya untuk pensiun? Masih belum, karena McQueen mendapat satu kesempatan terakhir dari sponsor barunya, konglomerat bernama Sterling (Nathan Fillion). Sterling adalah penggemar berat McQueen, tapi ia juga seorang pebisnis. Jadi ia membuat kesepakatan: jika kalah, McQueen harus pensiun dan siap menjadi duta endorsement dari produk mobil milik Sterling.

Cars 3 adalah soal jaman yang sudah semakin berkembang dan bagaimana attitude kita terhadapnya. Tetap statis dan tak berubah tidaklah cukup, karena kita akan ditinggalkan oleh perubahan itu sendiri. McQueen tahu harus beradaptasi, tapi ia tak begitu siap untuk mencoba alat simulator yang disediakan di fasilitas canggih milik Sterling. McQueen memutuskan untuk melakukannya dengan “cara lama”, yaitu langsung turun ke jalanan yang penuh lumpur dan kerikil. Literally.

Film ini adalah debut bagi animator dan storyboard artist veteran di Pixar, Brian Fee. Fee menyajikan animasi yang detail dan, saya yakin, tetap sangat menarik bagi anak-anak. Sekuens latihan balap di pantai yang sangat cerah, misalnya. Kontras dengan itu, McQueen bergelap-gelapan (karena berlumur lumpur dan waktunya adalah malam hari) saat ikut dalam adu mobil semacam kontes Crush Gear bagi Cars. Adegan flashback juga membawa kita melihat footage jadul saat mentor McQueen, Doc Hudson balapan di sirkuit tanah.

Di fasilitas pelatihan, McQueen mendapat pelatih Cruz (Cristela Alonzo) yang penuh semangat, namun kerap memperlakukannya sebagai mobil jompo, alih-alih legenda hidup. McQueen membawa kabur Cruz untuk ikut dalam pelatihan “cara lama”-nya, tapi Cruz tak sedemikian kompeten dalam hal balapan berkotor-kotoran. Perlahan-lahan, saya mulai heran akan apa yang ingin dituju film ini. Di satu titik, saya merasa McQueen-lah yang mengajari Cruz. Dan akhirnya menjelang balapan akhir, semua menjadi jelas: adaptasi bagi McQueen tak seperti yang saya duga. Klimaksnya yang tak bisa dibilang super-emosional tapi sampai dengan memuaskan ini, relatif mengejutkan untuk ukuran film yang ditujukan khusus untuk anak-anak.

Tanpa bermaksud untuk mengungkap poin penting, film ini adalah mengenai guru dan murid. McQueen butuh mentor tapi Doc sudah tiada. Karakter yang diisikan suaranya oleh mendiang Paul Newman ini hanya muncul dalam flashback, tapi krusial dalam membawa narasi film. McQueen pergi ke kampung halaman Doc, kemudian bertemu dengan mentor Doc, Smokey (Chris Cooper), dan di satu momen yang menarik, juga bersua dengan para mantan legenda balap yang sedang nongkrong. Sementara itu, hubungan McQueen-Cruz semakin mirip dengan hubungan Doc-McQueen. Ternyata Cruz sendiri juga bermimpi menjadi pembalap, tapi ia tak percaya diri di industri ini. McQueen pribadi tak bisa lagi hanya bergantung pada kejayaan masa lalu, ia harus melesat ke depan.

Cars 3 adalah film yang ringan tapi berisi, dan tak terbatas untuk anak-anak (atau orang dewasa dengan semangat anak-anak) saja. Dengan durasi yang singkat dan plot yang sederhana, pacing-nya mantap. Pelajarannya mungkin akan lebih beresonansi bagi orang dewasa, tapi saya takkan komplain karena saya memang tak hanya sekedar ingin melihat mobil saling ber-bruum-bruum ria sampai durasi berakhir. Memang tak ada bagian yang akan membuat saraf emosi anda trauma sebagaimana beberapa film luar biasa Pixar, tapi saya tak pernah sefokus dan se-enjoy ini menonton film-film Cars.

Catatan: Cars 3 dibuka dengan film pendek berjudul Lou, tentang seorang tukang bully sekolah yang akhirnya mendapat pelajaran. Pesan moralnya sangat bagus, tapi tak secerdas Sanjay’s Super Team dalam bercerita. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Cars 3

109 menit
Semua Umur
Brian Fee
Kiel Murray, Bob Peterson, Mike Rich
Kevin Reher
Jeremy Lasky, Kim White
Randy Newman

Diwarnai Insiden Serius, Syuting ‘Deadpool 2’ & ‘Mission: Impossible 6’ Dihentikan Sementara

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Diwarnai Insiden Serius, Syuting ‘Deadpool 2’ & ‘Mission: Impossible 6’ Dihentikan Sementara
link : Diwarnai Insiden Serius, Syuting ‘Deadpool 2’ & ‘Mission: Impossible 6’ Dihentikan Sementara

Baca juga


Dua film blockbuster yang siap meluncur 2018 telah menghentikan sementara proses syutingnya, menyusul terjadinya insiden serius di lokasi pengambilan gambar.

Dua film blockbuster yang siap meluncur 2018 telah menghentikan sementara proses syutingnya, menyusul terjadinya insiden serius di lokasi pengambilan gambar.

Film pertama yang ditimpa insiden ialah Deadpool 2. Diberitakan bahwa seorang stuntwoman bernama Joi “SJ” Harris tewas di lokasi syuting di Vancouver saat melakoni stunt sepeda motor. Kabarnya, Joi yang seorang pebalap berpengalaman, melakukan stunt untuk karakter Domino saat mengalami kecelakaan, dan jatuh dari motornya setelah beberapa kali take untuk adegan yang sama. Hingga kini polisi masih menyelidiki apakah kecelakaan ini disebabkan oleh kelalaian manusia atau kesalahan teknis. Namun Deadline mengkonfirmasi Joi tak mengenakan helm.

Menyusul kematian Joi, Ryan Reynolds – yang juga berasal dari Vancouver dan menjadi pemeran Deadpool – menyampaikan rasa dukanya lewat sebuah statement. Ia merasa sedih, terkejut dan terpukul atas wafatnya Joi. Kini dilaporkan bahwa proses syuting Deadpool 2 dihentikan sementara untuk masa berkabung. Belum diketahui pasti kapan syuting kembali dilanjutkan. Ada kemungkinan rehat ini akan mempengaruhi jadwal rilis Deadpool 2. Namun setidaknya untuk saat ini, sekuel tersebut masih dijadwalkan tayang pada 1 Juni 2018.

Sementara itu, film lain yang proses syutingnya dihentikan sementara yaitu Mission: Impossible 6, usai sang lakon utama, Tom Cruise, mengalami kecelakaan saat melakoni stunt di London. Berdasarkan footage dari TMZ, Cruise terlihat melompat dari atas bangunan ke bangunan lain dengan memakai tali pengaman. Namun lantaran Cruise tampaknya salah ambil momentum untuk melompat, ia akhirnya terbentur cukup keras pada bagian dada saat mendarat di bangunan yang ia tuju. Sang aktor berusia 55 tahun ini sebenarnya bisa bangkit dan bergerak normal. Namun kenyataannya, kini cedera Cruise diketahui lebih serius dari perkiraan awal. Menurut laporan dari The Sun, Cruise butuh waktu berbulan-bulan untuk pulih dari cederanya yang serius. Cukup masuk akal memang jika melihat bagaimana Cruise terjatuh. Namun hingga kini belum ada respon dari Paramount maupun sutradara Christopher McQuarrie terkait laporan The Sun.

Sepanjang karirnya, Cruise sendiri dikenal selalu melakoni stunt sendiri tanpa bantuan stuntman. Mulai dari memanjat Burj Al Khalifa di Mission: Impossible – Ghost Protocol sampai aksi menantang gravitasi di The Mummy. Alhasil, dengan keberanian dan kenekatannya, resiko Cruise mengalami cedera tentu bertambah tinggi. Pasca insiden Cruise, belum ada keterangan kapan syuting kembali dilanjutkan. Untuk saat ini, Mission: Impossible 6 masih dijadwalkan tayang pada 27 Juli 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Dua film blockbuster yang siap meluncur 2018 telah menghentikan sementara proses syutingnya, menyusul terjadinya insiden serius di lokasi pengambilan gambar.

Dua film blockbuster yang siap meluncur 2018 telah menghentikan sementara proses syutingnya, menyusul terjadinya insiden serius di lokasi pengambilan gambar.

Film pertama yang ditimpa insiden ialah Deadpool 2. Diberitakan bahwa seorang stuntwoman bernama Joi “SJ” Harris tewas di lokasi syuting di Vancouver saat melakoni stunt sepeda motor. Kabarnya, Joi yang seorang pebalap berpengalaman, melakukan stunt untuk karakter Domino saat mengalami kecelakaan, dan jatuh dari motornya setelah beberapa kali take untuk adegan yang sama. Hingga kini polisi masih menyelidiki apakah kecelakaan ini disebabkan oleh kelalaian manusia atau kesalahan teknis. Namun Deadline mengkonfirmasi Joi tak mengenakan helm.

Menyusul kematian Joi, Ryan Reynolds – yang juga berasal dari Vancouver dan menjadi pemeran Deadpool – menyampaikan rasa dukanya lewat sebuah statement. Ia merasa sedih, terkejut dan terpukul atas wafatnya Joi. Kini dilaporkan bahwa proses syuting Deadpool 2 dihentikan sementara untuk masa berkabung. Belum diketahui pasti kapan syuting kembali dilanjutkan. Ada kemungkinan rehat ini akan mempengaruhi jadwal rilis Deadpool 2. Namun setidaknya untuk saat ini, sekuel tersebut masih dijadwalkan tayang pada 1 Juni 2018.

Sementara itu, film lain yang proses syutingnya dihentikan sementara yaitu Mission: Impossible 6, usai sang lakon utama, Tom Cruise, mengalami kecelakaan saat melakoni stunt di London. Berdasarkan footage dari TMZ, Cruise terlihat melompat dari atas bangunan ke bangunan lain dengan memakai tali pengaman. Namun lantaran Cruise tampaknya salah ambil momentum untuk melompat, ia akhirnya terbentur cukup keras pada bagian dada saat mendarat di bangunan yang ia tuju. Sang aktor berusia 55 tahun ini sebenarnya bisa bangkit dan bergerak normal. Namun kenyataannya, kini cedera Cruise diketahui lebih serius dari perkiraan awal. Menurut laporan dari The Sun, Cruise butuh waktu berbulan-bulan untuk pulih dari cederanya yang serius. Cukup masuk akal memang jika melihat bagaimana Cruise terjatuh. Namun hingga kini belum ada respon dari Paramount maupun sutradara Christopher McQuarrie terkait laporan The Sun.

Sepanjang karirnya, Cruise sendiri dikenal selalu melakoni stunt sendiri tanpa bantuan stuntman. Mulai dari memanjat Burj Al Khalifa di Mission: Impossible – Ghost Protocol sampai aksi menantang gravitasi di The Mummy. Alhasil, dengan keberanian dan kenekatannya, resiko Cruise mengalami cedera tentu bertambah tinggi. Pasca insiden Cruise, belum ada keterangan kapan syuting kembali dilanjutkan. Untuk saat ini, Mission: Impossible 6 masih dijadwalkan tayang pada 27 Juli 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

James Wan Jelaskan Proses Terbentuknya The Conjuring Universe

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : James Wan Jelaskan Proses Terbentuknya The Conjuring Universe
link : James Wan Jelaskan Proses Terbentuknya The Conjuring Universe

Baca juga


James Wan menjelaskan bagaimana awalnya ia menciptakan The Conjuring Universe yang di luar dugaan banyak pihak bisa sukses dan besar seperti sekarang.

Cinematic universe dinilai telah menjadi primadona baru bagi studio Hollywood sejak kesuksesan fantastis The Avengers pada 2012 silam. Berangkat dari momen yang mengubah permainan tersebut, muncullah beberapa semesta film baru yang berusaha menyaingi pamor Marvel Cinematic Universe, seperti DC Extended Universe, MonsterVerse hingga Dark Universe. Kini, seolah membuktikan bahwa cinematic universe tak harus berbau blockbuster, James Wan dengan tangan dinginnya menciptakan semesta film horror yang berbasis di dunia The Conjuring.

Layaknya cinematic universe pada umumnya, semesta The Conjuring berisi film-film yang saling berkaitan. Dimulai dari The Conjuring dan sekuelnya, universe ini kemudian melahirkan deretan spin-off meliputi Annabelle, Annabelle: Creation dan yang akan datang, The Nun yang berkisah hantu biarawati Valak. Ketika ditemui THR, Wan ditanyai bagaimana awalnya ia menciptakan The Conjuring Universe yang di luar dugaan banyak pihak bisa sukses dan besar seperti sekarang.

Diakui Wan, awalnya ia hendak memberi judul The Warren Files untuk film-film berbasis dunia The Conjuring. Judul ini dinilainya akan memudahkan penonton mengetahui bahwa film-film ini saling berkesinambungan dan bersetting di dunia yang sama. Meski pada akhirnya judul The Warren Files tak dipakai, Wan merasa semangat menciptakan universe ini masih tetap dipertahankan.

Sebagai arsitek The Conjuring Universe, Wan tentunya punya visi agar semua filmnya terasa padu. Untuk mewujudkannya, Wan mengusung storytelling bernuansa old school untuk film The Conjuring Universe. Alasannya, selain karena menyukai film horror old school, Wan juga ingin memastikan semua film The Conjuring Universe berasal dari konsep storytelling yang sama. Disamping itu, Wan juga tak ingin film-film ini terasa tak konsisten dari sisi visual.

Di akhir perbincangan, Wan mengungkapkan ia sudah punya gambaran cerita The Nun 2, jika film pertamanya yang tayang 13 Juli 2018 sukses di box office. Ia menyatakan, cerita The Nun 2 akan melengkapi kisah paranormal Lorraine Warren (diperankan Vera Farmiga) yang sempat dituturkan di dua film pertama The Conjuring. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

James Wan menjelaskan bagaimana awalnya ia menciptakan The Conjuring Universe yang di luar dugaan banyak pihak bisa sukses dan besar seperti sekarang.

Cinematic universe dinilai telah menjadi primadona baru bagi studio Hollywood sejak kesuksesan fantastis The Avengers pada 2012 silam. Berangkat dari momen yang mengubah permainan tersebut, muncullah beberapa semesta film baru yang berusaha menyaingi pamor Marvel Cinematic Universe, seperti DC Extended Universe, MonsterVerse hingga Dark Universe. Kini, seolah membuktikan bahwa cinematic universe tak harus berbau blockbuster, James Wan dengan tangan dinginnya menciptakan semesta film horror yang berbasis di dunia The Conjuring.

Layaknya cinematic universe pada umumnya, semesta The Conjuring berisi film-film yang saling berkaitan. Dimulai dari The Conjuring dan sekuelnya, universe ini kemudian melahirkan deretan spin-off meliputi Annabelle, Annabelle: Creation dan yang akan datang, The Nun yang berkisah hantu biarawati Valak. Ketika ditemui THR, Wan ditanyai bagaimana awalnya ia menciptakan The Conjuring Universe yang di luar dugaan banyak pihak bisa sukses dan besar seperti sekarang.

Diakui Wan, awalnya ia hendak memberi judul The Warren Files untuk film-film berbasis dunia The Conjuring. Judul ini dinilainya akan memudahkan penonton mengetahui bahwa film-film ini saling berkesinambungan dan bersetting di dunia yang sama. Meski pada akhirnya judul The Warren Files tak dipakai, Wan merasa semangat menciptakan universe ini masih tetap dipertahankan.

Sebagai arsitek The Conjuring Universe, Wan tentunya punya visi agar semua filmnya terasa padu. Untuk mewujudkannya, Wan mengusung storytelling bernuansa old school untuk film The Conjuring Universe. Alasannya, selain karena menyukai film horror old school, Wan juga ingin memastikan semua film The Conjuring Universe berasal dari konsep storytelling yang sama. Disamping itu, Wan juga tak ingin film-film ini terasa tak konsisten dari sisi visual.

Di akhir perbincangan, Wan mengungkapkan ia sudah punya gambaran cerita The Nun 2, jika film pertamanya yang tayang 13 Juli 2018 sukses di box office. Ia menyatakan, cerita The Nun 2 akan melengkapi kisah paranormal Lorraine Warren (diperankan Vera Farmiga) yang sempat dituturkan di dua film pertama The Conjuring. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Monday, August 14, 2017

Penyesuaian Tampilan & Performa UlasanPilem

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Blog, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Penyesuaian Tampilan & Performa UlasanPilem
link : Penyesuaian Tampilan & Performa UlasanPilem

Baca juga


UlasanPilem baru saja mengalami beberapa perubahan tampilan & performa (detailnya di bawah ini) yang diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan anda. Kami siap menerima feedback dari anda.

Sebagian dari anda mungkin sudah menyadari bahwa ada sedikit hal yang berbeda dari UlasanPilem. Benar, dalam beberapa minggu terakhir ini, saya melakukan beberapa perubahan terhadap penampilan dan performa UlasanPilem. Meski demikian, perubahannya hanya bersifat minor, jadi bagi yang sudah terbiasa dengan tampilan yang lama, anda takkan pangling. Saya berharap beberapa perubahan ini akan meningkatkan kenyamanan para pembaca selama mengunjungi UlasanPilem. Saya juga sangat menantikan feedback dari anda demi pengembangan blog ini agar semakin sesuai dengan preferensi anda.

Tujuan utama saya adalah membuat semuanya seminimalis mungkin, agar pembaca tak merasa ribet (karena terlalu riweuh) tanpa harus mengorbankan aspek informatifnya. Bagi anda yang ingin tahu, berikut adalah beberapa penyesuaian yang sudah diterapkan:


Logo


Logo sebenarnya sudah saya ganti lumayan lama, karena bagian ini merupakan titik awal dari proses desain-ulang UlasanPilem. Logo lama yang cukup padat karena bertuliskan nama blog, deskripsi blog, lambang kamera, dan 10 bintang (entah apa yang saya pikirkan saat pertama kali membuatnya), sudah berganti dengan logo simpel bertuliskan inisial UP dan alamat blog. Skema warnanya masih sama, tapi untuk inisial UP, saya berikan latar warna ombre supaya kekinian.


Preview artikel di Homepage


Ini mungkin termasuk salah satu perubahan yang signifikan. Bukan karena tampilannya yang dirombak habis-habisan, melainkan karena proses pengerjaannya yang membutuhkan waktu cukup lama. Saya tak sedemikian mahir dengan pemrograman web, sehingga harus melakukan trial & error berkali-kali untuk merombak javascript yang mengatur tampilan preview artikel.

Preview gambar artikel di Homepage sekarang berpindah ke atas judul artikel. Jadi, anda takkan lagi menemukan gambar preview yang timpang karena perbedaan jumlah baris dari judul artikel. Alignment judul saya ganti dari "left" ke "center" agar lebih enak dilihat. Iya, ini juga menjadi kelegaan bagi perasaan obsesif-kompulsif saya yang gregetan saat melihat gambar yang tak sejajar.


Performa


Perubahan ini memang tak bisa anda lihat, tapi sangat bisa anda rasakan. Performa adalah perombakan paling besar yang saya lakukan kemarin. Anda mungkin sudah merasakan bahwa waktu loading UlasanPilem lebih singkat daripada sebelumnya. Ini karena semua kode javascript dan sebagian sheet CSS saya pindahkan ke hosting pribadi. Beberapa kode gaje juga saya hapus. Jadi tak ada lagi kode inline di template blog (yang katanya tak direkomendasikan; entahlah, saya tak begitu paham), alih-alih semua terakses secara otomatis dan lebih efisien dari satu lokasi hosting. Performa UlasanPilem tak optimal jika menggunakan browser Opera Mini atau UCBrowser, sehingga saya menambahkan kode agar langsung redirect ke Google Chrome.


Info review film


Saya mengganti tampilan info film pasca artikel review agar lebih hemat tempat, enak dilihat, sekaligus mengisinya dengan keterangan yang lebih lengkap dan relevan. Tautan IMDB dan RottenTomatoes saya hilangkan, karena anda pasti bisa menemukannya sendiri di internet.


Tabel box office


Well, yang sebelumnya sih tak bisa disebut tabel, karena saya hanya menyusun elemennya secara berurutan dalam baris. Kali ini, saya benar-benar membuatnya dalam tabel, sehingga anda bisa membacanya dengan cepat nyaris dalam sekali lihat. Jika anda membuka UlasanPilem via smartphone, tak perlu khawatir tabelnya akan rusak (atau anda harus me-scroll ke kanan-kiri), sebab tabelnya akan collapse sendiri menjadi tabel-tabel mini.


Widget, dan lain-lain


Perubahan kecil lainnya dibuat agar tampilan UlasanPilem semakin minimalis. Widget akun media sosial bagi UlasanPilem diganti dengan ikon saja, alih-alih ikon+jumlah followers. Satu kolom widget iklan di sidebar saya hilangkan agar sidebar-nya tidak terlalu panjang. Judul sidebar bukan lagi kotak hitam berhuruf putih, melainkan hanya judul dengan garis bawah.

Selain itu, tombol share di bawah artikel diganti agar lebih praktis tapi lebih lengkap (mulai dari Facebook, Twit... pokoknya hampir semua media sosial deh). Ruang untuk Preview artikel "sebelumnya" dan "selanjutnya" juga dibuat lebih kecil agar tak memakan banyak tempat.


Tentu saja, UlasanPilem masih jauh dari sempurna. Jadi bagaimana perubahan ini menurut anda? Apa yang anda suka dan/atau tidak anda suka? Saya sangat mengharapkan feedback dari anda, karena dengan begitu saya bisa melakukan penyesuaian lebih lanjut untuk lebih meningkatkan user-experience anda selama mengunjungi UlasanPilem. Sekali lagi, saya bukan desainer web profesional, tapi akan saya usahakan sebisanya. ■UP

UlasanPilem baru saja mengalami beberapa perubahan tampilan & performa (detailnya di bawah ini) yang diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan anda. Kami siap menerima feedback dari anda.

Sebagian dari anda mungkin sudah menyadari bahwa ada sedikit hal yang berbeda dari UlasanPilem. Benar, dalam beberapa minggu terakhir ini, saya melakukan beberapa perubahan terhadap penampilan dan performa UlasanPilem. Meski demikian, perubahannya hanya bersifat minor, jadi bagi yang sudah terbiasa dengan tampilan yang lama, anda takkan pangling. Saya berharap beberapa perubahan ini akan meningkatkan kenyamanan para pembaca selama mengunjungi UlasanPilem. Saya juga sangat menantikan feedback dari anda demi pengembangan blog ini agar semakin sesuai dengan preferensi anda.

Tujuan utama saya adalah membuat semuanya seminimalis mungkin, agar pembaca tak merasa ribet (karena terlalu riweuh) tanpa harus mengorbankan aspek informatifnya. Bagi anda yang ingin tahu, berikut adalah beberapa penyesuaian yang sudah diterapkan:


Logo


Logo sebenarnya sudah saya ganti lumayan lama, karena bagian ini merupakan titik awal dari proses desain-ulang UlasanPilem. Logo lama yang cukup padat karena bertuliskan nama blog, deskripsi blog, lambang kamera, dan 10 bintang (entah apa yang saya pikirkan saat pertama kali membuatnya), sudah berganti dengan logo simpel bertuliskan inisial UP dan alamat blog. Skema warnanya masih sama, tapi untuk inisial UP, saya berikan latar warna ombre supaya kekinian.


Preview artikel di Homepage


Ini mungkin termasuk salah satu perubahan yang signifikan. Bukan karena tampilannya yang dirombak habis-habisan, melainkan karena proses pengerjaannya yang membutuhkan waktu cukup lama. Saya tak sedemikian mahir dengan pemrograman web, sehingga harus melakukan trial & error berkali-kali untuk merombak javascript yang mengatur tampilan preview artikel.

Preview gambar artikel di Homepage sekarang berpindah ke atas judul artikel. Jadi, anda takkan lagi menemukan gambar preview yang timpang karena perbedaan jumlah baris dari judul artikel. Alignment judul saya ganti dari "left" ke "center" agar lebih enak dilihat. Iya, ini juga menjadi kelegaan bagi perasaan obsesif-kompulsif saya yang gregetan saat melihat gambar yang tak sejajar.


Performa


Perubahan ini memang tak bisa anda lihat, tapi sangat bisa anda rasakan. Performa adalah perombakan paling besar yang saya lakukan kemarin. Anda mungkin sudah merasakan bahwa waktu loading UlasanPilem lebih singkat daripada sebelumnya. Ini karena semua kode javascript dan sebagian sheet CSS saya pindahkan ke hosting pribadi. Beberapa kode gaje juga saya hapus. Jadi tak ada lagi kode inline di template blog (yang katanya tak direkomendasikan; entahlah, saya tak begitu paham), alih-alih semua terakses secara otomatis dan lebih efisien dari satu lokasi hosting. Performa UlasanPilem tak optimal jika menggunakan browser Opera Mini atau UCBrowser, sehingga saya menambahkan kode agar langsung redirect ke Google Chrome.


Info review film


Saya mengganti tampilan info film pasca artikel review agar lebih hemat tempat, enak dilihat, sekaligus mengisinya dengan keterangan yang lebih lengkap dan relevan. Tautan IMDB dan RottenTomatoes saya hilangkan, karena anda pasti bisa menemukannya sendiri di internet.


Tabel box office


Well, yang sebelumnya sih tak bisa disebut tabel, karena saya hanya menyusun elemennya secara berurutan dalam baris. Kali ini, saya benar-benar membuatnya dalam tabel, sehingga anda bisa membacanya dengan cepat nyaris dalam sekali lihat. Jika anda membuka UlasanPilem via smartphone, tak perlu khawatir tabelnya akan rusak (atau anda harus me-scroll ke kanan-kiri), sebab tabelnya akan collapse sendiri menjadi tabel-tabel mini.


Widget, dan lain-lain


Perubahan kecil lainnya dibuat agar tampilan UlasanPilem semakin minimalis. Widget akun media sosial bagi UlasanPilem diganti dengan ikon saja, alih-alih ikon+jumlah followers. Satu kolom widget iklan di sidebar saya hilangkan agar sidebar-nya tidak terlalu panjang. Judul sidebar bukan lagi kotak hitam berhuruf putih, melainkan hanya judul dengan garis bawah.

Selain itu, tombol share di bawah artikel diganti agar lebih praktis tapi lebih lengkap (mulai dari Facebook, Twit... pokoknya hampir semua media sosial deh). Ruang untuk Preview artikel "sebelumnya" dan "selanjutnya" juga dibuat lebih kecil agar tak memakan banyak tempat.


Tentu saja, UlasanPilem masih jauh dari sempurna. Jadi bagaimana perubahan ini menurut anda? Apa yang anda suka dan/atau tidak anda suka? Saya sangat mengharapkan feedback dari anda, karena dengan begitu saya bisa melakukan penyesuaian lebih lanjut untuk lebih meningkatkan user-experience anda selama mengunjungi UlasanPilem. Sekali lagi, saya bukan desainer web profesional, tapi akan saya usahakan sebisanya. ■UP

Sony Cabut 'Bad Boys 3’ dari Jadwal Rilis

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sony Cabut 'Bad Boys 3’ dari Jadwal Rilis
link : Sony Cabut 'Bad Boys 3’ dari Jadwal Rilis

Baca juga


Sony memutuskan untuk mencabut 'Bad Boys 3' dari jadwal rilis, dan belum memberinya tanggal tayang baru.

Pertama diketahui eksistensinya pada 2014 lalu, hingga kini pengembangan proyek Bad Boys 3 seolah berjalan di tempat. Sempat muncul harapan sekuel ini akan melangkah maju, ketika pada 2015 Joe Carnahan (The Grey) bergabung sebagai sutradara, dan ia siap mengarahkan Will Smith dan Martin Lawrence yang kembali bermain sebagai duo polisi kocak. Indikasi Bad Boys 3 segera diproduksi pun semakin menguat seiring Sony menjadwalkannya untuk rilis pada 8 November 2018.

Sayangnya, di saat semuanya terlihat pasti, nasib Bad Boys 3 kembali terkatung-katung pasca Carnahan mundur pada Maret lalu. Sejak kehilangan sutradaranya, proyek Bad Boys 3 belum memperlihatkan perkembangan signifikan, dan menimbulkan keraguan apakah film ini akan dibuat. Dan benar saja, kini Sony memutuskan untuk mencabut Bad Boys 3 dari jadwal rilis, dan belum memberinya tanggal tayang baru. Dengan kata lain, mereka yang menantikan aksi baru Marcus Burnett dan Mike Lowrey tampaknya harus gigit jari, lantaran Bad Boys 3 telah ditangguhkan dan berpotensi takkan pernah dibuat.

Terlepas dari nasib suram Bad Boys 3, Michael Bay – yang sebelumnya membesut Bad Boys dan sekuelnya – mengusulkan film ketiga ini segera dibuat sebelum Smith dan Lawrence terlalu tua untuk memainkan karakter mereka yang lekat dengan predikat “boy”. Bay menilai:

“Mereka akan segera menjadi old boys. Tak lama mereka akan jadi pensiunan polisi, bukannya polisi aktif. Butuh waktu lama bagi Bad Boys 3 untuk dibuat, dan saya tak ikut terlibat di dalamnya. Meski begitu, mereka harus segera Bad Boys 3. Anda tentu bisa membuat Martin dan Will jadi lucu lagi. (Karena) film-film Bad Boys adalah jenis film yang seru untuk dibuat.”

Jadi, apakah Bad Boys 3 akan selamanya berada di development hell, atau justru kelak film ini akan diselamatkan dan akhirnya dibuat? Kita tunggu saja kabar selanjutnya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sony memutuskan untuk mencabut 'Bad Boys 3' dari jadwal rilis, dan belum memberinya tanggal tayang baru.

Pertama diketahui eksistensinya pada 2014 lalu, hingga kini pengembangan proyek Bad Boys 3 seolah berjalan di tempat. Sempat muncul harapan sekuel ini akan melangkah maju, ketika pada 2015 Joe Carnahan (The Grey) bergabung sebagai sutradara, dan ia siap mengarahkan Will Smith dan Martin Lawrence yang kembali bermain sebagai duo polisi kocak. Indikasi Bad Boys 3 segera diproduksi pun semakin menguat seiring Sony menjadwalkannya untuk rilis pada 8 November 2018.

Sayangnya, di saat semuanya terlihat pasti, nasib Bad Boys 3 kembali terkatung-katung pasca Carnahan mundur pada Maret lalu. Sejak kehilangan sutradaranya, proyek Bad Boys 3 belum memperlihatkan perkembangan signifikan, dan menimbulkan keraguan apakah film ini akan dibuat. Dan benar saja, kini Sony memutuskan untuk mencabut Bad Boys 3 dari jadwal rilis, dan belum memberinya tanggal tayang baru. Dengan kata lain, mereka yang menantikan aksi baru Marcus Burnett dan Mike Lowrey tampaknya harus gigit jari, lantaran Bad Boys 3 telah ditangguhkan dan berpotensi takkan pernah dibuat.

Terlepas dari nasib suram Bad Boys 3, Michael Bay – yang sebelumnya membesut Bad Boys dan sekuelnya – mengusulkan film ketiga ini segera dibuat sebelum Smith dan Lawrence terlalu tua untuk memainkan karakter mereka yang lekat dengan predikat “boy”. Bay menilai:

“Mereka akan segera menjadi old boys. Tak lama mereka akan jadi pensiunan polisi, bukannya polisi aktif. Butuh waktu lama bagi Bad Boys 3 untuk dibuat, dan saya tak ikut terlibat di dalamnya. Meski begitu, mereka harus segera Bad Boys 3. Anda tentu bisa membuat Martin dan Will jadi lucu lagi. (Karena) film-film Bad Boys adalah jenis film yang seru untuk dibuat.”

Jadi, apakah Bad Boys 3 akan selamanya berada di development hell, atau justru kelak film ini akan diselamatkan dan akhirnya dibuat? Kita tunggu saja kabar selanjutnya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sunday, August 13, 2017

Alasan James Cameron Terlibat di ‘Terminator’ Reboot

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Alasan James Cameron Terlibat di ‘Terminator’ Reboot
link : Alasan James Cameron Terlibat di ‘Terminator’ Reboot

Baca juga


James Cameron akhirnya menjelaskan kenapa ia mau turun tangan di 'Terminator' reboot yang juga kembali mempertemukannya dengan aktor Arnold Schwarzenegger.

Usai membesut The Terminator dan Teminator: Judgment Day, dua film yang kerap dinobatkan sebagai mahakarya di genre sci-fi, James Cameron memutuskan untuk berpaling dari franchise yang membesarkan namanya. Dampak kepergian Cameron pun cukup signifikan. Terhitung dari tiga seri baru yang dirilis meliputi Terminator 3: Rise of the Machines, Terminator Salvation hingga reboot perdana Terminator Genisys, tak ada satupun yang menuai respon sebaik garapan Cameron, malah ketiganya cenderung mengecewakan.

Kabar baiknya, franchise Terminator kini berpotensi bangkit dari keterpurukan menyusul kembalinya sang kreator di film reboot kedua nanti. Dengan keterlibatannya sebagai produser, Cameron akhirnya menjelaskan kenapa ia mau turun tangan di reboot yang juga kembali mempertemukannya dengan aktor Arnold Schwarzenegger.

Rupanya memilki kontrol atas lisensi atau hak cipta Terminator menjadi alasan Cameron kembali. Meski sepintas terdengar sepele, namun kontrol lisensi juga kerap berpengaruh terhadap hasil akhir film, utamanya dari sisi kualitas. Jika kontrol ini berada di tangan seorang Cameron yang film-filmnya sejauh ini selalu diacungi jempol oleh kritikus, maka tentunya Terminator reboot punya potensi menjanjikan.

“Saya telah menjual lisensi Terminator saat saya belum jadi sutradara, dan saat itu saya hanya tertarik membuat film. Ketika saya mengetahui bahwa saya bisa kembali memegang kontrol atas lisensi, saya bertanya pada diri sendiri, secara artistik, adakah sesuatu disana? Adakah sesuatu yang patut diceritakan yang belum sempat saya ceritakan, yang akan relevan di tahun 2020-an? Saya berpikir, mari kita lihat saja,”ungkap Cameron melalui sebuah wawancara.

Lebih lanjut, berkaca dari perkembangan teknologi masa kini, Cameron mensinyalkan tema cerita “manusia vs teknologi” yang biasa diusung franchise Terminator akan semakin masuk akan dan relevan di reboot mendatang. “Banyak hal di Terminator yang dulunya sebatas fiksi ilmiah kini ada sungguhan di sekitar kita. Anda tahu, mulai dari drone pembunuh sampai diskusi soal etika memiliki robot yang punya wewenang untuk membunuh. Hal-hal seperti ini sebenarnya sudah terjadi. Jadi, mungkin ada ruang bagi film yang mengeksplor tema ini. Hanya saja filmnya harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai ekspektasi penonton sekarang,”tambah Cameron.

Terminator reboot sendiri akan disutradarai Tim Miller (Deadpool), dan filmnya diproyeksikan Cameron sebagai awal trilogi baru. Menurut pengakuan Arnold, ia akan syuting Terminator 6 pada Maret 2018 yang diyakini sebagai reboot ini. Sementara itu, Cameron akan kembali mengantongi lisensi Terminator pada 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

James Cameron akhirnya menjelaskan kenapa ia mau turun tangan di 'Terminator' reboot yang juga kembali mempertemukannya dengan aktor Arnold Schwarzenegger.

Usai membesut The Terminator dan Teminator: Judgment Day, dua film yang kerap dinobatkan sebagai mahakarya di genre sci-fi, James Cameron memutuskan untuk berpaling dari franchise yang membesarkan namanya. Dampak kepergian Cameron pun cukup signifikan. Terhitung dari tiga seri baru yang dirilis meliputi Terminator 3: Rise of the Machines, Terminator Salvation hingga reboot perdana Terminator Genisys, tak ada satupun yang menuai respon sebaik garapan Cameron, malah ketiganya cenderung mengecewakan.

Kabar baiknya, franchise Terminator kini berpotensi bangkit dari keterpurukan menyusul kembalinya sang kreator di film reboot kedua nanti. Dengan keterlibatannya sebagai produser, Cameron akhirnya menjelaskan kenapa ia mau turun tangan di reboot yang juga kembali mempertemukannya dengan aktor Arnold Schwarzenegger.

Rupanya memilki kontrol atas lisensi atau hak cipta Terminator menjadi alasan Cameron kembali. Meski sepintas terdengar sepele, namun kontrol lisensi juga kerap berpengaruh terhadap hasil akhir film, utamanya dari sisi kualitas. Jika kontrol ini berada di tangan seorang Cameron yang film-filmnya sejauh ini selalu diacungi jempol oleh kritikus, maka tentunya Terminator reboot punya potensi menjanjikan.

“Saya telah menjual lisensi Terminator saat saya belum jadi sutradara, dan saat itu saya hanya tertarik membuat film. Ketika saya mengetahui bahwa saya bisa kembali memegang kontrol atas lisensi, saya bertanya pada diri sendiri, secara artistik, adakah sesuatu disana? Adakah sesuatu yang patut diceritakan yang belum sempat saya ceritakan, yang akan relevan di tahun 2020-an? Saya berpikir, mari kita lihat saja,”ungkap Cameron melalui sebuah wawancara.

Lebih lanjut, berkaca dari perkembangan teknologi masa kini, Cameron mensinyalkan tema cerita “manusia vs teknologi” yang biasa diusung franchise Terminator akan semakin masuk akan dan relevan di reboot mendatang. “Banyak hal di Terminator yang dulunya sebatas fiksi ilmiah kini ada sungguhan di sekitar kita. Anda tahu, mulai dari drone pembunuh sampai diskusi soal etika memiliki robot yang punya wewenang untuk membunuh. Hal-hal seperti ini sebenarnya sudah terjadi. Jadi, mungkin ada ruang bagi film yang mengeksplor tema ini. Hanya saja filmnya harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai ekspektasi penonton sekarang,”tambah Cameron.

Terminator reboot sendiri akan disutradarai Tim Miller (Deadpool), dan filmnya diproyeksikan Cameron sebagai awal trilogi baru. Menurut pengakuan Arnold, ia akan syuting Terminator 6 pada Maret 2018 yang diyakini sebagai reboot ini. Sementara itu, Cameron akan kembali mengantongi lisensi Terminator pada 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Syuting ‘Avengers 4’ Telah Dimulai

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Syuting ‘Avengers 4’ Telah Dimulai
link : Syuting ‘Avengers 4’ Telah Dimulai

Baca juga


Baru saja merampungkan proses syuting 'Avengers: Infinity War', kini duo sutradara Russo sudah mulai menggulirkan proses syuting 'Avengers 4'.

Duo sutradara Joe dan Anthony Russo akhirnya siap menggarap film Marvel Cinematic Universe yang benar-benar menjadi konklusi dari Phase 1 hingga Phase 3. Baru saja merampungkan proses syuting Avengers: Infinity War sebulan yang lalu, kini sang duo sutradara sudah mulai menggulirkan proses syuting Avengers 4.

Proses syuting Avengers 4 diumumkan sendiri oleh Russo melalui Facebook pada 11 Agustus 2017 kemarin. Melalui postingannya, Russo memberi caption “beginning the end” yang merujuk pada Avengers 4, disertai gambar sarung tangan ungu memperlihatkan empat jari yang sepertinya menjadi milik Thanos.


Hingga detik ini Marvel sendiri belum membuka detail cerita Avengers 4. Kemungkinannya, film ini masih melanjutkan event di Avengers: Infinity War, dimana The Avengers bersatu dengan Guardians of the Galaxy untuk melawan Thanos yang berambisi mengumpulkan enam Infinity Stones untuk menghancurkan alam semesta. Belum diketahui pula siapa pemain yang terlibat. Namun bisa kita duga, karakter yang survive di Infinity War, maka ia kembali muncul di Avengers 4. Adapun desas-desus yang beredar menyebut, Avengers 4 akan menandai penampilan terakhir dari anggota senior Avengers seperti Tony Stark/Iron Man, Steve Rogers/Captain America dan seangkatannya, sebelum digantikan oleh Black Panther, Doctor Strange dan beberapa superhero baru lainnya.

Diakui Kevin Feige sang arsitek MCU, Infinity War sendiri akan menjadi semacam klimaks, sebelum menuju konklusi yang terdapat di Avengers 4. Selain itu, sampai saat ini Avengers 4 memang dibiarkan tanpa judul, lantaran jika diumumkan sekarang dikhawatirkan mengandung spoiler Infinity War. Lantas bagaimana dengan teaser trailer epik Avengers 4 yang khusus diputar di event SDCC 2017 lalu? Sayangnya, Marvel menolak untuk merilisnya online, sampai Thor: Ragnarok tayang November nanti.

Avengers: Infinity War akan dirilis 4 Mei 2018. Avengers 4 akan dirilis 3 Mei 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Baru saja merampungkan proses syuting 'Avengers: Infinity War', kini duo sutradara Russo sudah mulai menggulirkan proses syuting 'Avengers 4'.

Duo sutradara Joe dan Anthony Russo akhirnya siap menggarap film Marvel Cinematic Universe yang benar-benar menjadi konklusi dari Phase 1 hingga Phase 3. Baru saja merampungkan proses syuting Avengers: Infinity War sebulan yang lalu, kini sang duo sutradara sudah mulai menggulirkan proses syuting Avengers 4.

Proses syuting Avengers 4 diumumkan sendiri oleh Russo melalui Facebook pada 11 Agustus 2017 kemarin. Melalui postingannya, Russo memberi caption “beginning the end” yang merujuk pada Avengers 4, disertai gambar sarung tangan ungu memperlihatkan empat jari yang sepertinya menjadi milik Thanos.


Hingga detik ini Marvel sendiri belum membuka detail cerita Avengers 4. Kemungkinannya, film ini masih melanjutkan event di Avengers: Infinity War, dimana The Avengers bersatu dengan Guardians of the Galaxy untuk melawan Thanos yang berambisi mengumpulkan enam Infinity Stones untuk menghancurkan alam semesta. Belum diketahui pula siapa pemain yang terlibat. Namun bisa kita duga, karakter yang survive di Infinity War, maka ia kembali muncul di Avengers 4. Adapun desas-desus yang beredar menyebut, Avengers 4 akan menandai penampilan terakhir dari anggota senior Avengers seperti Tony Stark/Iron Man, Steve Rogers/Captain America dan seangkatannya, sebelum digantikan oleh Black Panther, Doctor Strange dan beberapa superhero baru lainnya.

Diakui Kevin Feige sang arsitek MCU, Infinity War sendiri akan menjadi semacam klimaks, sebelum menuju konklusi yang terdapat di Avengers 4. Selain itu, sampai saat ini Avengers 4 memang dibiarkan tanpa judul, lantaran jika diumumkan sekarang dikhawatirkan mengandung spoiler Infinity War. Lantas bagaimana dengan teaser trailer epik Avengers 4 yang khusus diputar di event SDCC 2017 lalu? Sayangnya, Marvel menolak untuk merilisnya online, sampai Thor: Ragnarok tayang November nanti.

Avengers: Infinity War akan dirilis 4 Mei 2018. Avengers 4 akan dirilis 3 Mei 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem