Thursday, April 12, 2018

Sutradara ‘A Quiet Place’ akan Buat Film Sci-Fi Thriller ‘Life on Mars’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sutradara ‘A Quiet Place’ akan Buat Film Sci-Fi Thriller ‘Life on Mars’
link : Sutradara ‘A Quiet Place’ akan Buat Film Sci-Fi Thriller ‘Life on Mars’

Baca juga


Sukses besar menyutradarai ‘A Quiet Place’, John Krasinski kini menemukan proyek film yang masih kental dengan genre thriller, ‘Life on Mars’.

Sukses besar menyutradarai A Quiet Place, John Krasinski kini menemukan proyek film yang masih kental dengan genre thriller. Sebagaimana yang dilansir THR, film ini bertajuk Life on Mars yang menyoroti kehidupan kolonis di planet Mars.

Untuk saat ini, belum ada kepastian apakah Krasinski akan menjadi sutradara maupun pemain di Life on Mars. Yang pasti, ia akan ikut andil sebagai produser, bersama para produser A Quiet Place seperti Michael Bay, Andrew Form dan Brad Fuller. Dengan penulis skrip yang juga belum ditemukan, Life on Mars berpotensi diproduksi Paramount, yang sebelumnya juga menggarap A Quiet Place.

Selain menjadi sutradara, di A Quiet Place Krasinski juga turut berakting bersama sang istri, Emily Blunt. Film thriller ini sendiri mengisahkan perjuangan keluarga untuk bertahan hidup di sebuah dunia, dimana suara bisa memancing kehadiran makhluk ganas. Film berbudget $17 juta ini pun tak hanya hit dari segi box office, tapi juga dari segi kritikal dengan skor nyaris sempurna 96% di situs review aggregator Rotten Tomatoes.

Diadaptasi dari cerpen We Have Always Lived on Mars karya Cecil Castellucci, Life on Mars mengisahkan seorang wanita dan sejumlah kolonis Martian yang sudah lama ditinggalkan kru di Bumi pasca terjadinya bencana alam. Suatu hari wanita ini pun mendapati dirinya bisa menghirup udara di Mars dengan bebas, dan di saat itulah kehidupannya dan sesama kolonis berubah drastis. Sementara Life on Mars belum memiliki jadwal produksi, Krasinski berikutnya akan tampil sebagai karakter titel di serial Jack Ryan produksi Paramount Television yang siap tayang di Amazon.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sukses besar menyutradarai ‘A Quiet Place’, John Krasinski kini menemukan proyek film yang masih kental dengan genre thriller, ‘Life on Mars’.

Sukses besar menyutradarai A Quiet Place, John Krasinski kini menemukan proyek film yang masih kental dengan genre thriller. Sebagaimana yang dilansir THR, film ini bertajuk Life on Mars yang menyoroti kehidupan kolonis di planet Mars.

Untuk saat ini, belum ada kepastian apakah Krasinski akan menjadi sutradara maupun pemain di Life on Mars. Yang pasti, ia akan ikut andil sebagai produser, bersama para produser A Quiet Place seperti Michael Bay, Andrew Form dan Brad Fuller. Dengan penulis skrip yang juga belum ditemukan, Life on Mars berpotensi diproduksi Paramount, yang sebelumnya juga menggarap A Quiet Place.

Selain menjadi sutradara, di A Quiet Place Krasinski juga turut berakting bersama sang istri, Emily Blunt. Film thriller ini sendiri mengisahkan perjuangan keluarga untuk bertahan hidup di sebuah dunia, dimana suara bisa memancing kehadiran makhluk ganas. Film berbudget $17 juta ini pun tak hanya hit dari segi box office, tapi juga dari segi kritikal dengan skor nyaris sempurna 96% di situs review aggregator Rotten Tomatoes.

Diadaptasi dari cerpen We Have Always Lived on Mars karya Cecil Castellucci, Life on Mars mengisahkan seorang wanita dan sejumlah kolonis Martian yang sudah lama ditinggalkan kru di Bumi pasca terjadinya bencana alam. Suatu hari wanita ini pun mendapati dirinya bisa menghirup udara di Mars dengan bebas, dan di saat itulah kehidupannya dan sesama kolonis berubah drastis. Sementara Life on Mars belum memiliki jadwal produksi, Krasinski berikutnya akan tampil sebagai karakter titel di serial Jack Ryan produksi Paramount Television yang siap tayang di Amazon.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Monday, October 16, 2017

Film Horror Karya Sutradara ‘Sinister 2’ Dapatkan Tanggal Rilis

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Film Horror Karya Sutradara ‘Sinister 2’ Dapatkan Tanggal Rilis
link : Film Horror Karya Sutradara ‘Sinister 2’ Dapatkan Tanggal Rilis

Baca juga


Usai menghadirkan ‘Sinister 2’ yang dirilis 2015 lalu, sutradara Ciaran Foy kembali menyiapkan film horror yang kali ini berjudul ‘Eli’.

Usai menghadirkan Sinister 2 yang dirilis 2015 lalu, sutradara Ciaran Foy kembali menyiapkan film horror yang kali ini berjudul Eli. Berdasarkan synopsis yang mengemuka, Eli mengisahkan klinik di daerah terpencil yang merawat seorang bocah yang menderita penyakit langka. Tak lama kemudian, klinik tersebut menjadi penjara angker yang tak memiliki pintu keluar.

Sinister 2 sendiri bukan tergolong sebagai film horror yang bagus. Bahkan jika merujuk pada situs agregator review Rotten Tomatoes, Sinister 2 hanya mampu mendulang skor 13%, jauh di bawah pendahulunya yang tampil lumayan dengan skor 63%. Lantas, apa yang membuat Eli garapan Foy patut dilirik?

Usut punya usut, skrip Eli yang ditulis David Chirchirillo ternyata masuk Black List 2015, sebuah daftar yang berisi skrip-skrip potensial yang menunggu untuk difilmkan. Begitu Eli resmi berlabuh ke Paramount Pictures, skrip Eli kemudian direvisi oleh Ian Goldberg dan Richard Naing, duo penulis di balik The Autopsy of Jane Doe. Keterlibatan Goldberg dan Naing dinilai membuat Eli terlihat menjanjikan, mengingat The Autopsy of Jane Doe kerap muncul dalam daftar film horror terbaik pada 2016 lalu.

Kini Paramount memastikan Eli akan dirilis pada 4 Januari 2019. Dengan demikian, Eli akan tayang beberapa minggu sebelum film-film unggulan meluncur. Sebut saja Glass besutan M. Night Shyamalan, film sci-fi thriller Ad Astra yang dibintangi Brad Pitt, dan film animasi Spies in Disguise yang menghadirkan duet Tom Holland dan Will Smith. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Usai menghadirkan ‘Sinister 2’ yang dirilis 2015 lalu, sutradara Ciaran Foy kembali menyiapkan film horror yang kali ini berjudul ‘Eli’.

Usai menghadirkan Sinister 2 yang dirilis 2015 lalu, sutradara Ciaran Foy kembali menyiapkan film horror yang kali ini berjudul Eli. Berdasarkan synopsis yang mengemuka, Eli mengisahkan klinik di daerah terpencil yang merawat seorang bocah yang menderita penyakit langka. Tak lama kemudian, klinik tersebut menjadi penjara angker yang tak memiliki pintu keluar.

Sinister 2 sendiri bukan tergolong sebagai film horror yang bagus. Bahkan jika merujuk pada situs agregator review Rotten Tomatoes, Sinister 2 hanya mampu mendulang skor 13%, jauh di bawah pendahulunya yang tampil lumayan dengan skor 63%. Lantas, apa yang membuat Eli garapan Foy patut dilirik?

Usut punya usut, skrip Eli yang ditulis David Chirchirillo ternyata masuk Black List 2015, sebuah daftar yang berisi skrip-skrip potensial yang menunggu untuk difilmkan. Begitu Eli resmi berlabuh ke Paramount Pictures, skrip Eli kemudian direvisi oleh Ian Goldberg dan Richard Naing, duo penulis di balik The Autopsy of Jane Doe. Keterlibatan Goldberg dan Naing dinilai membuat Eli terlihat menjanjikan, mengingat The Autopsy of Jane Doe kerap muncul dalam daftar film horror terbaik pada 2016 lalu.

Kini Paramount memastikan Eli akan dirilis pada 4 Januari 2019. Dengan demikian, Eli akan tayang beberapa minggu sebelum film-film unggulan meluncur. Sebut saja Glass besutan M. Night Shyamalan, film sci-fi thriller Ad Astra yang dibintangi Brad Pitt, dan film animasi Spies in Disguise yang menghadirkan duet Tom Holland dan Will Smith. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Film Terakhir Daniel Day-Lewis Ungkap Judul & Sinopsis

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Film Terakhir Daniel Day-Lewis Ungkap Judul & Sinopsis
link : Film Terakhir Daniel Day-Lewis Ungkap Judul & Sinopsis

Baca juga


Focus Features mengumumkan judul dan sinopsis film yang menandai penampilan terakhir Daniel sebagai aktor.

Terakhir kali unjuk gigi di Lincoln, keputusan aktor top Daniel Day-Lewis untuk pensiun dari dunia akting memang disayangkan banyak pihak. Namun jika film terakhir Daniel yang siap tayang akhir tahun ini mampu tampil impresif, tentu keputusannya akan terbilang worth it, dan Daniel jelas akan dikenang abadi sebagai salah satu aktor terbaik di jamannya. Terlebih lagi, yang menyutradarai film terakhir Daniel ini adalah Paul Thomas Anderson (PTA), sineas elit yang pernah mengarahkan akting Daniel di There Will Be Blood, hingga ia menyabet trofi Best Actor di ajang Oscar.

Sebagaimana yang diumumkan Focus Features, film yang menandai penampilan terakhir Daniel sebagai aktor ini berjudul Phantom Thread. Bersetting di dunia fashion London tahun 1950-an, film drama ini menyoroti kehidupan pribadi seorang desainer tak kenal kompromi yang melayani kerajaan dan kaum elit. Dengan jadwal rilis 25 Desember 2017, Phantom Thread diprediksi akan segera meluncurkan trailernya dalam waktu dekat. Dan merujuk pada rekam jejak Daniel dan PTA yang mentereng, tak heran jika Phantom Thread digadang sebagai kontender di berbagai ajang penghargaan nanti.

Memulai karir aktingnya dari dunia teater, Daniel kemudian berpindah haluan ke dunia film pada awal tahun 80-an. Sejak saat itu, performa Daniel terus mengesankan banyak orang hingga ia dinobatkan sebagai salah satu aktor terbaik di jamannya. Predikat ini pun agaknya tak berlebihan, mengingat Daniel telah meraih piala Best Actor di ajang Oscar atas perannya di My Left Foot (1989), There Will Be Blood (2007) dan Lincoln (2012). Pencapaian gemilang ini menjadikan Daniel sebagai satu-satunya aktor sepanjang sejarah yang tiga kali memenangkan kategori Best Lead Actor di Oscar.

Pada Juni 2017 lalu, Daniel yang terkenal dengan method acting-nya ini akhirnya menyatakan pensiun lewat juru bicaranya. Ia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh rekan kolaborasi dan penonton yang mendukungnya selama ini. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Focus Features mengumumkan judul dan sinopsis film yang menandai penampilan terakhir Daniel sebagai aktor.

Terakhir kali unjuk gigi di Lincoln, keputusan aktor top Daniel Day-Lewis untuk pensiun dari dunia akting memang disayangkan banyak pihak. Namun jika film terakhir Daniel yang siap tayang akhir tahun ini mampu tampil impresif, tentu keputusannya akan terbilang worth it, dan Daniel jelas akan dikenang abadi sebagai salah satu aktor terbaik di jamannya. Terlebih lagi, yang menyutradarai film terakhir Daniel ini adalah Paul Thomas Anderson (PTA), sineas elit yang pernah mengarahkan akting Daniel di There Will Be Blood, hingga ia menyabet trofi Best Actor di ajang Oscar.

Sebagaimana yang diumumkan Focus Features, film yang menandai penampilan terakhir Daniel sebagai aktor ini berjudul Phantom Thread. Bersetting di dunia fashion London tahun 1950-an, film drama ini menyoroti kehidupan pribadi seorang desainer tak kenal kompromi yang melayani kerajaan dan kaum elit. Dengan jadwal rilis 25 Desember 2017, Phantom Thread diprediksi akan segera meluncurkan trailernya dalam waktu dekat. Dan merujuk pada rekam jejak Daniel dan PTA yang mentereng, tak heran jika Phantom Thread digadang sebagai kontender di berbagai ajang penghargaan nanti.

Memulai karir aktingnya dari dunia teater, Daniel kemudian berpindah haluan ke dunia film pada awal tahun 80-an. Sejak saat itu, performa Daniel terus mengesankan banyak orang hingga ia dinobatkan sebagai salah satu aktor terbaik di jamannya. Predikat ini pun agaknya tak berlebihan, mengingat Daniel telah meraih piala Best Actor di ajang Oscar atas perannya di My Left Foot (1989), There Will Be Blood (2007) dan Lincoln (2012). Pencapaian gemilang ini menjadikan Daniel sebagai satu-satunya aktor sepanjang sejarah yang tiga kali memenangkan kategori Best Lead Actor di Oscar.

Pada Juni 2017 lalu, Daniel yang terkenal dengan method acting-nya ini akhirnya menyatakan pensiun lewat juru bicaranya. Ia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh rekan kolaborasi dan penonton yang mendukungnya selama ini. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Film Pokemon 'Detective Pikachu' akan Syuting Awal 2018

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Film Pokemon 'Detective Pikachu' akan Syuting Awal 2018
link : Film Pokemon 'Detective Pikachu' akan Syuting Awal 2018

Baca juga


Setelah dikembangkan selama kurang lebih dua tahun, proyek ‘Detective Pikachu’ akhirnya siap melangkah ke proses produksi.

Usai game mobile Pokemon Go! meledak dan menjadi tren global pada 2016 lalu, Legendary pun memutuskan untuk mencaplok lisensi franchise Pokemon agar bisa membuat film live-actionnya. Dengan mengusung judul Detective Pikachu, film ini diketahui berada di bawah arahan Rob Letterman (Goosebumps), dengan naskah yang ditulis Alex Hirsch (Gravity Falls) and Nicole Perlman (Guardians of the Galaxy). Setelah dikembangkan selama kurang lebih dua tahun, proyek Detective Pikachu akhirnya siap melangkah ke proses produksi.

Berdasarkan kabar dari Omega Underground, Detective Pikachu akan mulai syuting Januari 2018 di London. Sayangnya, laporan yang masih simpang siur ini tak menyebutkan siapa saja pemain yang terlibat di Detective Pikachu. Namun jika memang benar film ini akan syuting Januari 2018, kemungkinan kita akan mendengar kabar casting sebelum akhir tahun ini.

Pertama diperkenalkan pada 1996 di Jepang, popularitas Pokemon kemudian terus meroket dengan jutaan fans segala umur di seantero dunia. Tercatat, Pokemon telah membukukan penjualan video game sebanyak 279 juta lebih secara global, 21,5 miliar trading card yang dikapalkan ke 74 negara, serial animasi yang tayang sampai 19 season, ditambah lagi lusinan film animasi. Pencapaian fantastis tersebut menjadikan Pokemon sebagai salah satu brand hiburan tersukses di dunia.

Sementara itu, film live-action Pokemon akan menampilkan Detective Pikachu, karakter baru di universe Pokemon yang telah diperkenalkan di game Nintendo 3DS berjudul Great Detective Pikachu. Game ini menyoroti petualangan Detective Pikachu yang cerdas dan ia bekerja sama dengan seorang manusia bernama Tim Goodman untuk mengusut berbagai kasus kriminal Pokemon. Dikatakan game tersebut akan menjadi sumber materi adaptasi untuk film live-action nanti. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Setelah dikembangkan selama kurang lebih dua tahun, proyek ‘Detective Pikachu’ akhirnya siap melangkah ke proses produksi.

Usai game mobile Pokemon Go! meledak dan menjadi tren global pada 2016 lalu, Legendary pun memutuskan untuk mencaplok lisensi franchise Pokemon agar bisa membuat film live-actionnya. Dengan mengusung judul Detective Pikachu, film ini diketahui berada di bawah arahan Rob Letterman (Goosebumps), dengan naskah yang ditulis Alex Hirsch (Gravity Falls) and Nicole Perlman (Guardians of the Galaxy). Setelah dikembangkan selama kurang lebih dua tahun, proyek Detective Pikachu akhirnya siap melangkah ke proses produksi.

Berdasarkan kabar dari Omega Underground, Detective Pikachu akan mulai syuting Januari 2018 di London. Sayangnya, laporan yang masih simpang siur ini tak menyebutkan siapa saja pemain yang terlibat di Detective Pikachu. Namun jika memang benar film ini akan syuting Januari 2018, kemungkinan kita akan mendengar kabar casting sebelum akhir tahun ini.

Pertama diperkenalkan pada 1996 di Jepang, popularitas Pokemon kemudian terus meroket dengan jutaan fans segala umur di seantero dunia. Tercatat, Pokemon telah membukukan penjualan video game sebanyak 279 juta lebih secara global, 21,5 miliar trading card yang dikapalkan ke 74 negara, serial animasi yang tayang sampai 19 season, ditambah lagi lusinan film animasi. Pencapaian fantastis tersebut menjadikan Pokemon sebagai salah satu brand hiburan tersukses di dunia.

Sementara itu, film live-action Pokemon akan menampilkan Detective Pikachu, karakter baru di universe Pokemon yang telah diperkenalkan di game Nintendo 3DS berjudul Great Detective Pikachu. Game ini menyoroti petualangan Detective Pikachu yang cerdas dan ia bekerja sama dengan seorang manusia bernama Tim Goodman untuk mengusut berbagai kasus kriminal Pokemon. Dikatakan game tersebut akan menjadi sumber materi adaptasi untuk film live-action nanti. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

‘The New Mutants’ akan Jadi Awal Trilogi Horror

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘The New Mutants’ akan Jadi Awal Trilogi Horror
link : ‘The New Mutants’ akan Jadi Awal Trilogi Horror

Baca juga


Jika ‘New Mutants’ berakhir sukses, sutradara Josh Boone mengakui akan ada dua film lagi yang menjadi sekuelnya.

Sejak memasuki fase produksi, The New Mutants telah dijanjikan sebagai film horror. Genre yang diusung ini pun dinilai menjadi angin segar tersendiri, karena selama ini belum pernah ada film superhero yang menawarkan atmosfer horror. Seolah ingin membuktikan janji ini bukan sekedar gimmick belaka, Fox pun merilis trailer perdana dari spin-off X-Men tersebut. Dan benar saja, New Mutants memang pantas dilabeli horror karena film ini tak hanya memuat adegan seram yang menimbulkan jumpscare, tapi juga momen disturbing yang tak nyaman untuk dilihat.

Berbeda dengan film superhero pada umumnya, New Mutants tak menyoroti kisah pahlawan berkostum yang melawan supervillain demi menyelamatkan dunia. Sebaliknya, skala cerita New Mutants justru tampil lebih sempit, dimana lima mutant remaja labil dikurung dalam fasilitas rahasia pemerintah. Tak mau terus dikekang, lima remaja berkekuatan super ini akhirnya memberontak dan tak segan menyingkirkan siapapun yang menghalangi mereka.

Yang menarik, jika New Mutants berakhir sukses, sutradara Josh Boone mengakui akan ada dua film lagi yang menjadi sekuelnya, alhasil New Mutants bisa disebut sebagai awal trilogi. Kepada IGN, Boone menjelaskan bahwa sedari awal pihaknya membawa proyek New Mutants ke Fox sebagai trilogi film yang diadaptasi dari komik-komik lawas New Mutants terbitan era 80-an.

Boone pun memastikan seluruh film ini akan bergenre horror, dan masing-masing akan jadi film horror yang berbeda. Untuk New Mutants sendiri, ia akan jadi film horror supernatural bertema “rubber-reality”. Sedangkan untuk film berikutnya akan jadi jenis horror yang berbeda. Soal visinya terhadap trilogi New Mutants, Boone menyatakan timnya berencana menjajaki genre horror melalui film komik, dan masing-masing dari film ini akan menyuguhkan style horror sendiri. Boone juga tak lupa mengungkapkan trilogi ini akan diadaptasi dari event-event besar yang ada di komik New Mutants.

New Mutants sendiri dibintangi Anya Taylor-Joy (Magik), Maisie Williams (Wolfsbane), Charlie Heaton (Cannonball), Henry Zaga (Sunspot) dan Blu Hunt (Mirage). Rencananya film ini akan dirilis 13 April 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Jika ‘New Mutants’ berakhir sukses, sutradara Josh Boone mengakui akan ada dua film lagi yang menjadi sekuelnya.

Sejak memasuki fase produksi, The New Mutants telah dijanjikan sebagai film horror. Genre yang diusung ini pun dinilai menjadi angin segar tersendiri, karena selama ini belum pernah ada film superhero yang menawarkan atmosfer horror. Seolah ingin membuktikan janji ini bukan sekedar gimmick belaka, Fox pun merilis trailer perdana dari spin-off X-Men tersebut. Dan benar saja, New Mutants memang pantas dilabeli horror karena film ini tak hanya memuat adegan seram yang menimbulkan jumpscare, tapi juga momen disturbing yang tak nyaman untuk dilihat.

Berbeda dengan film superhero pada umumnya, New Mutants tak menyoroti kisah pahlawan berkostum yang melawan supervillain demi menyelamatkan dunia. Sebaliknya, skala cerita New Mutants justru tampil lebih sempit, dimana lima mutant remaja labil dikurung dalam fasilitas rahasia pemerintah. Tak mau terus dikekang, lima remaja berkekuatan super ini akhirnya memberontak dan tak segan menyingkirkan siapapun yang menghalangi mereka.

Yang menarik, jika New Mutants berakhir sukses, sutradara Josh Boone mengakui akan ada dua film lagi yang menjadi sekuelnya, alhasil New Mutants bisa disebut sebagai awal trilogi. Kepada IGN, Boone menjelaskan bahwa sedari awal pihaknya membawa proyek New Mutants ke Fox sebagai trilogi film yang diadaptasi dari komik-komik lawas New Mutants terbitan era 80-an.

Boone pun memastikan seluruh film ini akan bergenre horror, dan masing-masing akan jadi film horror yang berbeda. Untuk New Mutants sendiri, ia akan jadi film horror supernatural bertema “rubber-reality”. Sedangkan untuk film berikutnya akan jadi jenis horror yang berbeda. Soal visinya terhadap trilogi New Mutants, Boone menyatakan timnya berencana menjajaki genre horror melalui film komik, dan masing-masing dari film ini akan menyuguhkan style horror sendiri. Boone juga tak lupa mengungkapkan trilogi ini akan diadaptasi dari event-event besar yang ada di komik New Mutants.

New Mutants sendiri dibintangi Anya Taylor-Joy (Magik), Maisie Williams (Wolfsbane), Charlie Heaton (Cannonball), Henry Zaga (Sunspot) dan Blu Hunt (Mirage). Rencananya film ini akan dirilis 13 April 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sunday, October 15, 2017

Pimpinan DC Tak Sepaham Dengan Visi Zack Snyder Untuk DCEU

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pimpinan DC Tak Sepaham Dengan Visi Zack Snyder Untuk DCEU
link : Pimpinan DC Tak Sepaham Dengan Visi Zack Snyder Untuk DCEU

Baca juga


Visi kelam sutradara Zack Snyder terhadap DC Extended Universe rupanya bukan hanya ditentang oleh sebagian fans maupun kritikus.

Visi kelam sutradara Zack Snyder terhadap DC Extended Universe rupanya bukan hanya ditentang oleh sebagian fans maupun kritikus. Pasalnya, kabar terbaru mengindikasikan, Diane Nelson selaku President DC Entertainment beserta sejumlah pihak DC lainnya tak sepaham dengan apa yang diimplementasikan Snyder di film besutannya.

Sebagai permulaan, bulan lalu media Vulture mempublikasikan artikel mendalam tentang masa depan DCEU, yang memuat wawancara dengan Geoff Johns (arsitek DCEU) dan Nelson. Poin wawancara ini pun sebagian besar membahas perubahan yang dilakukan dari balik layar, sekaligus gagasan soal konsep DCEU yang berbeda dengan visi awal Snyder.

Saat menghadiri acara podcast Batman On Film, Abraham Riesman yang notabene penulis artikel Vulture tersebut mengungkapkan, sebenarnya ada pernyataan Nelson yang tak disertakan ke dalam artikel final. Pernyataan Nelson inilah yang mengisyaratkan visi Snyder tak sesuai dengan rencana DC sedari awal. Meski telah menyadari adanya ketidakcocokan, Nelson mengakui pihak DC tetap mendukung dan percaya pada sutradara mereka lantaran itu sudah menjadi bagian dari filosofi DC.

“Sebenarnya ada kutipan yang tak jadi dimuat ke dalam artikel final, yakni pernyataan Nelson kepada saya. Itu (pernyataan Nelson) adalah efek dari “kami adalah tempat yang mengutamakan sutradara, dan Zack punya visi yang jelas tidak klik dengan visi kami terhadap sejumlah karakter, tapi kami menghormati keinginannya dan itulah bagian dari filosofi kami’,”tutur Riesman.

Dalam artikel Vulture yang sama, Johns juga disebut sempat khawatir dengan Man of Steel karena film Superman garapan Snyder ini kurang memiliki humor atau kegembiraan. Namun karena saat itu peran Johns belum sebesar sekarang, opininya pun tak lebih dari angin lalu, Kini seiring Johns menjabat sebagai kepala DCEU, tentu opininya akan lebih didengar. Perubahan saat Johns mengarsiteki DCEU pun cukup kentara. Wonder Woman – film DCEU pertama di bawah kepemimpinan Johns – menuai respon sangat positif. Tak hanya itu, Wonder Woman juga dinilai menjadi film DCEU pertama yang menghadirkan kehangatan dan penuh asa.

Selama berkiprah di DCEU, Snyder telah menyutradarai dua film, yakni Man of Steel dan Batman v Superman. Visi kontroversial Snyder umumnya melibatkan dekonstruksi karakter yang dinilai menyebabkan para jagoan DC kehilangan daya pikat terbesarnya.

Selanjutnya, Snyder menjadi sutradara Justice League yang akan tayang 17 November 2017. Film tim superhero DC ini pun mendapat perbaikan dari Joss Whedon, yang sebelumnya sukses menangani film sejenis lewat The Avengers. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Visi kelam sutradara Zack Snyder terhadap DC Extended Universe rupanya bukan hanya ditentang oleh sebagian fans maupun kritikus.

Visi kelam sutradara Zack Snyder terhadap DC Extended Universe rupanya bukan hanya ditentang oleh sebagian fans maupun kritikus. Pasalnya, kabar terbaru mengindikasikan, Diane Nelson selaku President DC Entertainment beserta sejumlah pihak DC lainnya tak sepaham dengan apa yang diimplementasikan Snyder di film besutannya.

Sebagai permulaan, bulan lalu media Vulture mempublikasikan artikel mendalam tentang masa depan DCEU, yang memuat wawancara dengan Geoff Johns (arsitek DCEU) dan Nelson. Poin wawancara ini pun sebagian besar membahas perubahan yang dilakukan dari balik layar, sekaligus gagasan soal konsep DCEU yang berbeda dengan visi awal Snyder.

Saat menghadiri acara podcast Batman On Film, Abraham Riesman yang notabene penulis artikel Vulture tersebut mengungkapkan, sebenarnya ada pernyataan Nelson yang tak disertakan ke dalam artikel final. Pernyataan Nelson inilah yang mengisyaratkan visi Snyder tak sesuai dengan rencana DC sedari awal. Meski telah menyadari adanya ketidakcocokan, Nelson mengakui pihak DC tetap mendukung dan percaya pada sutradara mereka lantaran itu sudah menjadi bagian dari filosofi DC.

“Sebenarnya ada kutipan yang tak jadi dimuat ke dalam artikel final, yakni pernyataan Nelson kepada saya. Itu (pernyataan Nelson) adalah efek dari “kami adalah tempat yang mengutamakan sutradara, dan Zack punya visi yang jelas tidak klik dengan visi kami terhadap sejumlah karakter, tapi kami menghormati keinginannya dan itulah bagian dari filosofi kami’,”tutur Riesman.

Dalam artikel Vulture yang sama, Johns juga disebut sempat khawatir dengan Man of Steel karena film Superman garapan Snyder ini kurang memiliki humor atau kegembiraan. Namun karena saat itu peran Johns belum sebesar sekarang, opininya pun tak lebih dari angin lalu, Kini seiring Johns menjabat sebagai kepala DCEU, tentu opininya akan lebih didengar. Perubahan saat Johns mengarsiteki DCEU pun cukup kentara. Wonder Woman – film DCEU pertama di bawah kepemimpinan Johns – menuai respon sangat positif. Tak hanya itu, Wonder Woman juga dinilai menjadi film DCEU pertama yang menghadirkan kehangatan dan penuh asa.

Selama berkiprah di DCEU, Snyder telah menyutradarai dua film, yakni Man of Steel dan Batman v Superman. Visi kontroversial Snyder umumnya melibatkan dekonstruksi karakter yang dinilai menyebabkan para jagoan DC kehilangan daya pikat terbesarnya.

Selanjutnya, Snyder menjadi sutradara Justice League yang akan tayang 17 November 2017. Film tim superhero DC ini pun mendapat perbaikan dari Joss Whedon, yang sebelumnya sukses menangani film sejenis lewat The Avengers. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Review Film: 'My Little Pony: The Movie' (2017)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Animasi, Artikel Musikal, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'My Little Pony: The Movie' (2017)
link : Review Film: 'My Little Pony: The Movie' (2017)

Baca juga


Film ini mungkin secara tak sengaja sudah membangkitkan jiwa kanak-kanak saya. Atau malah sisi feminin saya.

“We've got this together.”
— Twilight Sparkle
Rating UP:
Mengulas My Little Pony bagi saya cukup pelik. Ini sama seperti mengulas film-film Barbie. Film-film seperti itu ditujukan untuk kalangan penonton tertentu dan saya jelas bukan salah satunya. Mengingat fakta tersebut, ditambah dengan kenyataan bahwa saya lumayan menikmatinya selama menonton, saya pikir My Little Pony adalah film yang, kurang lebih, bagus. Film ini mungkin secara tak sengaja sudah membangkitkan jiwa kanak-kanak saya. Atau malah sisi feminin saya.


Menyenangkan melihat kembali animasi dua dimensi di jaman sekarang, walau filmnya sebenarnya juga memanfaatkan CGI di beberapa bagian. Di era sinema yang didominasi oleh animasi tiga dimensi, menonton film ini menyegarkan mata. Gerak animasinya mulus, karakternya ekspresif, dan gambarnya penuh warna, tentu saja, karena ia melibatkan pony, glitters, cupcake, dan pelangi di semesta yang magical.

Dari Wikipedia, saya tahu bahwa My Little Pony adalah properti mainan dari Hasbro. Lauren Faust, kreator The Powerpuff Girls, kemudian direkrut untuk mengkapitalisasi merek ini menjadi serial TV yang sedemikian sukses hingga berlanjut sampai musim ketujuh. Yang bukan penggemar serialnya takkan banyak dibantu untuk memahami mekanisme semesta Equestria —kerajaan tempat para pony tinggal— di versi film ini. Anda akan terjun bebas langsung ke dunia penuh sakarin.

Tokoh utamanya adalah enam pony, yang belakangan saya tahu berjuluk “Mane Six”, yang punya penampilan, ciri khas, kepribadian, dan kelemahan masing-masing. Mereka terdiri dari: Putri Twilight Sparkle (Tara Strong), si gesit Rainbow Dash (Asleigh Ball), si koboi Applejack (juga Ball), si ngocol Pinkie Pie (Andrea Libman), si pemalu Fluttershy (juga Libman), dan si glamor Rarity (Tabitha St. Germain). Saya lihat tak semuanya mirip; ada yang punya tanduk, ada yang punya sayap, dan ada pula yang tak punya keduanya sama sekali. Mungkin spesiesnya beda; ada yang pony, ada yang unicorn, dan ada yang pegasus. Saya kira pakar My Little Pony bisa menjawabnya. Sebagai tambahan, ada naga mungil bernama Spike (Cathy Weseluck) yang menjadi sidekick mereka.

Bersama dengan seluruh penduduk kerajaan, mereka tengah mempersiapkan Festival Persahabatan. Namun festival ini diganggu dengan kedatangan pony jahat bernama Tempest (Emily Blunt) yang menculik 3 putri Equestria. Tempest sebenarnya diutus oleh bosnya, Storm King (Liev Schreiber) untuk mengambil kekuatan 4 putri, tapi Putri Twilight dkk berhasil lolos di saat-saat terakhir.

Satu-satunya harapan adalah dengan meminta bantuan kepada ras hippogriff (semacam hibrid antara unicorn, pony, dan elang) yang dipimpin oleh Ratu Novo (Uzo Aduba). Namun menemukannya tak mudah, bahkan ada kemungkinan bahwa hippogriff ini sudah tak ada lagi. Belum lagi di perjalanan mereka harus berjumpa dengan berbagai macam rintangan, mulai dari kucing penipu (Taye Diggs) sampai gerombolan bajak laut yang dipimpin oleh kakaktua feminis (Zoe Saldana).

Disutradarai oleh Jayson Thiessen, film ini menyasar gaya film animasi lawas. Penampakan animasi dan gayanya bercerita terlihat seperti animasi yang sering kita tonton di minggu pagi, hanya saja dengan kualitas visual yang lebih kaya. Ada beberapa set-pieces yang sangat menarik, misalnya sekuens bawah air dan pertarungan (ya, anda tak salah baca) di kapal yang melayang di angkasa. Konfliknya sangat sederhana, perkembangan plotnya sudah sering kita lihat, tapi kenapa oh saya masih betah menyaksikannya? Plotnya ringan tapi berisi cukup ketegangan untuk membuat penonton terlibat. Tentu saja, film akan ditutup dengan pesan moral mengenai “persahabatan adalah segalanya” dan adegan dansa yang nge-beat.

Karena filmnya adalah musikal, maka ia diisi dengan beberapa sekuens musikal ala animasi Disney yang diiringi oleh tembang yang digarap oleh komposer Daniel Ingram. Lagu-lagunya tak begitu berkesan tapi cukup keci untuk membuat saya mengangguk-anggukkan kepala. Ada satu lagu yang disumbangkan oleh Sia, yang juga ikut bermain sebagai pony seleb bernama Songbird Serenade.

Film ini jelas dibuat untuk anak-anak kelas 3 SD ke bawah, terutama bagi mereka yang juga suka bermain Barbie. Menontonnya, kita kira, mungkin akan seperti menyaksikan iklan mainan menyilaukan yang berdurasi panjang. Benar juga sebenarnya, karena Hasbro kabarnya memang memaksudkannya untuk tujuan tersebut. Namun film ini manis dan tulus. Anak-anak akan menikmatinya dalam level kenikmatan menonton yang paling dasar, tapi orang dewasa mungkin akan mengapresiasinya karena mengingatkan pada film animasi anak-anak klasik. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

My Little Pony: The Movie

104 menit
Semua Umur - BO
Jayson Thiessen
Meghan McCarthy, Rita Hsiao, Michael Vogel (screenplay), Lauren Faust (serial)
Brian Goldner, Stephen Davis, Marcia Gwendolyn Jones, Haven Alexander
Anthony Di Ninno
Daniel Ingram

Film ini mungkin secara tak sengaja sudah membangkitkan jiwa kanak-kanak saya. Atau malah sisi feminin saya.

“We've got this together.”
— Twilight Sparkle
Rating UP:
Mengulas My Little Pony bagi saya cukup pelik. Ini sama seperti mengulas film-film Barbie. Film-film seperti itu ditujukan untuk kalangan penonton tertentu dan saya jelas bukan salah satunya. Mengingat fakta tersebut, ditambah dengan kenyataan bahwa saya lumayan menikmatinya selama menonton, saya pikir My Little Pony adalah film yang, kurang lebih, bagus. Film ini mungkin secara tak sengaja sudah membangkitkan jiwa kanak-kanak saya. Atau malah sisi feminin saya.


Menyenangkan melihat kembali animasi dua dimensi di jaman sekarang, walau filmnya sebenarnya juga memanfaatkan CGI di beberapa bagian. Di era sinema yang didominasi oleh animasi tiga dimensi, menonton film ini menyegarkan mata. Gerak animasinya mulus, karakternya ekspresif, dan gambarnya penuh warna, tentu saja, karena ia melibatkan pony, glitters, cupcake, dan pelangi di semesta yang magical.

Dari Wikipedia, saya tahu bahwa My Little Pony adalah properti mainan dari Hasbro. Lauren Faust, kreator The Powerpuff Girls, kemudian direkrut untuk mengkapitalisasi merek ini menjadi serial TV yang sedemikian sukses hingga berlanjut sampai musim ketujuh. Yang bukan penggemar serialnya takkan banyak dibantu untuk memahami mekanisme semesta Equestria —kerajaan tempat para pony tinggal— di versi film ini. Anda akan terjun bebas langsung ke dunia penuh sakarin.

Tokoh utamanya adalah enam pony, yang belakangan saya tahu berjuluk “Mane Six”, yang punya penampilan, ciri khas, kepribadian, dan kelemahan masing-masing. Mereka terdiri dari: Putri Twilight Sparkle (Tara Strong), si gesit Rainbow Dash (Asleigh Ball), si koboi Applejack (juga Ball), si ngocol Pinkie Pie (Andrea Libman), si pemalu Fluttershy (juga Libman), dan si glamor Rarity (Tabitha St. Germain). Saya lihat tak semuanya mirip; ada yang punya tanduk, ada yang punya sayap, dan ada pula yang tak punya keduanya sama sekali. Mungkin spesiesnya beda; ada yang pony, ada yang unicorn, dan ada yang pegasus. Saya kira pakar My Little Pony bisa menjawabnya. Sebagai tambahan, ada naga mungil bernama Spike (Cathy Weseluck) yang menjadi sidekick mereka.

Bersama dengan seluruh penduduk kerajaan, mereka tengah mempersiapkan Festival Persahabatan. Namun festival ini diganggu dengan kedatangan pony jahat bernama Tempest (Emily Blunt) yang menculik 3 putri Equestria. Tempest sebenarnya diutus oleh bosnya, Storm King (Liev Schreiber) untuk mengambil kekuatan 4 putri, tapi Putri Twilight dkk berhasil lolos di saat-saat terakhir.

Satu-satunya harapan adalah dengan meminta bantuan kepada ras hippogriff (semacam hibrid antara unicorn, pony, dan elang) yang dipimpin oleh Ratu Novo (Uzo Aduba). Namun menemukannya tak mudah, bahkan ada kemungkinan bahwa hippogriff ini sudah tak ada lagi. Belum lagi di perjalanan mereka harus berjumpa dengan berbagai macam rintangan, mulai dari kucing penipu (Taye Diggs) sampai gerombolan bajak laut yang dipimpin oleh kakaktua feminis (Zoe Saldana).

Disutradarai oleh Jayson Thiessen, film ini menyasar gaya film animasi lawas. Penampakan animasi dan gayanya bercerita terlihat seperti animasi yang sering kita tonton di minggu pagi, hanya saja dengan kualitas visual yang lebih kaya. Ada beberapa set-pieces yang sangat menarik, misalnya sekuens bawah air dan pertarungan (ya, anda tak salah baca) di kapal yang melayang di angkasa. Konfliknya sangat sederhana, perkembangan plotnya sudah sering kita lihat, tapi kenapa oh saya masih betah menyaksikannya? Plotnya ringan tapi berisi cukup ketegangan untuk membuat penonton terlibat. Tentu saja, film akan ditutup dengan pesan moral mengenai “persahabatan adalah segalanya” dan adegan dansa yang nge-beat.

Karena filmnya adalah musikal, maka ia diisi dengan beberapa sekuens musikal ala animasi Disney yang diiringi oleh tembang yang digarap oleh komposer Daniel Ingram. Lagu-lagunya tak begitu berkesan tapi cukup keci untuk membuat saya mengangguk-anggukkan kepala. Ada satu lagu yang disumbangkan oleh Sia, yang juga ikut bermain sebagai pony seleb bernama Songbird Serenade.

Film ini jelas dibuat untuk anak-anak kelas 3 SD ke bawah, terutama bagi mereka yang juga suka bermain Barbie. Menontonnya, kita kira, mungkin akan seperti menyaksikan iklan mainan menyilaukan yang berdurasi panjang. Benar juga sebenarnya, karena Hasbro kabarnya memang memaksudkannya untuk tujuan tersebut. Namun film ini manis dan tulus. Anak-anak akan menikmatinya dalam level kenikmatan menonton yang paling dasar, tapi orang dewasa mungkin akan mengapresiasinya karena mengingatkan pada film animasi anak-anak klasik. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

My Little Pony: The Movie

104 menit
Semua Umur - BO
Jayson Thiessen
Meghan McCarthy, Rita Hsiao, Michael Vogel (screenplay), Lauren Faust (serial)
Brian Goldner, Stephen Davis, Marcia Gwendolyn Jones, Haven Alexander
Anthony Di Ninno
Daniel Ingram