Tuesday, August 15, 2017

James Wan Jelaskan Proses Terbentuknya The Conjuring Universe

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : James Wan Jelaskan Proses Terbentuknya The Conjuring Universe
link : James Wan Jelaskan Proses Terbentuknya The Conjuring Universe

Baca juga


James Wan menjelaskan bagaimana awalnya ia menciptakan The Conjuring Universe yang di luar dugaan banyak pihak bisa sukses dan besar seperti sekarang.

Cinematic universe dinilai telah menjadi primadona baru bagi studio Hollywood sejak kesuksesan fantastis The Avengers pada 2012 silam. Berangkat dari momen yang mengubah permainan tersebut, muncullah beberapa semesta film baru yang berusaha menyaingi pamor Marvel Cinematic Universe, seperti DC Extended Universe, MonsterVerse hingga Dark Universe. Kini, seolah membuktikan bahwa cinematic universe tak harus berbau blockbuster, James Wan dengan tangan dinginnya menciptakan semesta film horror yang berbasis di dunia The Conjuring.

Layaknya cinematic universe pada umumnya, semesta The Conjuring berisi film-film yang saling berkaitan. Dimulai dari The Conjuring dan sekuelnya, universe ini kemudian melahirkan deretan spin-off meliputi Annabelle, Annabelle: Creation dan yang akan datang, The Nun yang berkisah hantu biarawati Valak. Ketika ditemui THR, Wan ditanyai bagaimana awalnya ia menciptakan The Conjuring Universe yang di luar dugaan banyak pihak bisa sukses dan besar seperti sekarang.

Diakui Wan, awalnya ia hendak memberi judul The Warren Files untuk film-film berbasis dunia The Conjuring. Judul ini dinilainya akan memudahkan penonton mengetahui bahwa film-film ini saling berkesinambungan dan bersetting di dunia yang sama. Meski pada akhirnya judul The Warren Files tak dipakai, Wan merasa semangat menciptakan universe ini masih tetap dipertahankan.

Sebagai arsitek The Conjuring Universe, Wan tentunya punya visi agar semua filmnya terasa padu. Untuk mewujudkannya, Wan mengusung storytelling bernuansa old school untuk film The Conjuring Universe. Alasannya, selain karena menyukai film horror old school, Wan juga ingin memastikan semua film The Conjuring Universe berasal dari konsep storytelling yang sama. Disamping itu, Wan juga tak ingin film-film ini terasa tak konsisten dari sisi visual.

Di akhir perbincangan, Wan mengungkapkan ia sudah punya gambaran cerita The Nun 2, jika film pertamanya yang tayang 13 Juli 2018 sukses di box office. Ia menyatakan, cerita The Nun 2 akan melengkapi kisah paranormal Lorraine Warren (diperankan Vera Farmiga) yang sempat dituturkan di dua film pertama The Conjuring. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

James Wan menjelaskan bagaimana awalnya ia menciptakan The Conjuring Universe yang di luar dugaan banyak pihak bisa sukses dan besar seperti sekarang.

Cinematic universe dinilai telah menjadi primadona baru bagi studio Hollywood sejak kesuksesan fantastis The Avengers pada 2012 silam. Berangkat dari momen yang mengubah permainan tersebut, muncullah beberapa semesta film baru yang berusaha menyaingi pamor Marvel Cinematic Universe, seperti DC Extended Universe, MonsterVerse hingga Dark Universe. Kini, seolah membuktikan bahwa cinematic universe tak harus berbau blockbuster, James Wan dengan tangan dinginnya menciptakan semesta film horror yang berbasis di dunia The Conjuring.

Layaknya cinematic universe pada umumnya, semesta The Conjuring berisi film-film yang saling berkaitan. Dimulai dari The Conjuring dan sekuelnya, universe ini kemudian melahirkan deretan spin-off meliputi Annabelle, Annabelle: Creation dan yang akan datang, The Nun yang berkisah hantu biarawati Valak. Ketika ditemui THR, Wan ditanyai bagaimana awalnya ia menciptakan The Conjuring Universe yang di luar dugaan banyak pihak bisa sukses dan besar seperti sekarang.

Diakui Wan, awalnya ia hendak memberi judul The Warren Files untuk film-film berbasis dunia The Conjuring. Judul ini dinilainya akan memudahkan penonton mengetahui bahwa film-film ini saling berkesinambungan dan bersetting di dunia yang sama. Meski pada akhirnya judul The Warren Files tak dipakai, Wan merasa semangat menciptakan universe ini masih tetap dipertahankan.

Sebagai arsitek The Conjuring Universe, Wan tentunya punya visi agar semua filmnya terasa padu. Untuk mewujudkannya, Wan mengusung storytelling bernuansa old school untuk film The Conjuring Universe. Alasannya, selain karena menyukai film horror old school, Wan juga ingin memastikan semua film The Conjuring Universe berasal dari konsep storytelling yang sama. Disamping itu, Wan juga tak ingin film-film ini terasa tak konsisten dari sisi visual.

Di akhir perbincangan, Wan mengungkapkan ia sudah punya gambaran cerita The Nun 2, jika film pertamanya yang tayang 13 Juli 2018 sukses di box office. Ia menyatakan, cerita The Nun 2 akan melengkapi kisah paranormal Lorraine Warren (diperankan Vera Farmiga) yang sempat dituturkan di dua film pertama The Conjuring. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Monday, August 14, 2017

Penyesuaian Tampilan & Performa UlasanPilem

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Blog, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Penyesuaian Tampilan & Performa UlasanPilem
link : Penyesuaian Tampilan & Performa UlasanPilem

Baca juga


UlasanPilem baru saja mengalami beberapa perubahan tampilan & performa (detailnya di bawah ini) yang diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan anda. Kami siap menerima feedback dari anda.

Sebagian dari anda mungkin sudah menyadari bahwa ada sedikit hal yang berbeda dari UlasanPilem. Benar, dalam beberapa minggu terakhir ini, saya melakukan beberapa perubahan terhadap penampilan dan performa UlasanPilem. Meski demikian, perubahannya hanya bersifat minor, jadi bagi yang sudah terbiasa dengan tampilan yang lama, anda takkan pangling. Saya berharap beberapa perubahan ini akan meningkatkan kenyamanan para pembaca selama mengunjungi UlasanPilem. Saya juga sangat menantikan feedback dari anda demi pengembangan blog ini agar semakin sesuai dengan preferensi anda.

Tujuan utama saya adalah membuat semuanya seminimalis mungkin, agar pembaca tak merasa ribet (karena terlalu riweuh) tanpa harus mengorbankan aspek informatifnya. Bagi anda yang ingin tahu, berikut adalah beberapa penyesuaian yang sudah diterapkan:


Logo


Logo sebenarnya sudah saya ganti lumayan lama, karena bagian ini merupakan titik awal dari proses desain-ulang UlasanPilem. Logo lama yang cukup padat karena bertuliskan nama blog, deskripsi blog, lambang kamera, dan 10 bintang (entah apa yang saya pikirkan saat pertama kali membuatnya), sudah berganti dengan logo simpel bertuliskan inisial UP dan alamat blog. Skema warnanya masih sama, tapi untuk inisial UP, saya berikan latar warna ombre supaya kekinian.


Preview artikel di Homepage


Ini mungkin termasuk salah satu perubahan yang signifikan. Bukan karena tampilannya yang dirombak habis-habisan, melainkan karena proses pengerjaannya yang membutuhkan waktu cukup lama. Saya tak sedemikian mahir dengan pemrograman web, sehingga harus melakukan trial & error berkali-kali untuk merombak javascript yang mengatur tampilan preview artikel.

Preview gambar artikel di Homepage sekarang berpindah ke atas judul artikel. Jadi, anda takkan lagi menemukan gambar preview yang timpang karena perbedaan jumlah baris dari judul artikel. Alignment judul saya ganti dari "left" ke "center" agar lebih enak dilihat. Iya, ini juga menjadi kelegaan bagi perasaan obsesif-kompulsif saya yang gregetan saat melihat gambar yang tak sejajar.


Performa


Perubahan ini memang tak bisa anda lihat, tapi sangat bisa anda rasakan. Performa adalah perombakan paling besar yang saya lakukan kemarin. Anda mungkin sudah merasakan bahwa waktu loading UlasanPilem lebih singkat daripada sebelumnya. Ini karena semua kode javascript dan sebagian sheet CSS saya pindahkan ke hosting pribadi. Beberapa kode gaje juga saya hapus. Jadi tak ada lagi kode inline di template blog (yang katanya tak direkomendasikan; entahlah, saya tak begitu paham), alih-alih semua terakses secara otomatis dan lebih efisien dari satu lokasi hosting. Performa UlasanPilem tak optimal jika menggunakan browser Opera Mini atau UCBrowser, sehingga saya menambahkan kode agar langsung redirect ke Google Chrome.


Info review film


Saya mengganti tampilan info film pasca artikel review agar lebih hemat tempat, enak dilihat, sekaligus mengisinya dengan keterangan yang lebih lengkap dan relevan. Tautan IMDB dan RottenTomatoes saya hilangkan, karena anda pasti bisa menemukannya sendiri di internet.


Tabel box office


Well, yang sebelumnya sih tak bisa disebut tabel, karena saya hanya menyusun elemennya secara berurutan dalam baris. Kali ini, saya benar-benar membuatnya dalam tabel, sehingga anda bisa membacanya dengan cepat nyaris dalam sekali lihat. Jika anda membuka UlasanPilem via smartphone, tak perlu khawatir tabelnya akan rusak (atau anda harus me-scroll ke kanan-kiri), sebab tabelnya akan collapse sendiri menjadi tabel-tabel mini.


Widget, dan lain-lain


Perubahan kecil lainnya dibuat agar tampilan UlasanPilem semakin minimalis. Widget akun media sosial bagi UlasanPilem diganti dengan ikon saja, alih-alih ikon+jumlah followers. Satu kolom widget iklan di sidebar saya hilangkan agar sidebar-nya tidak terlalu panjang. Judul sidebar bukan lagi kotak hitam berhuruf putih, melainkan hanya judul dengan garis bawah.

Selain itu, tombol share di bawah artikel diganti agar lebih praktis tapi lebih lengkap (mulai dari Facebook, Twit... pokoknya hampir semua media sosial deh). Ruang untuk Preview artikel "sebelumnya" dan "selanjutnya" juga dibuat lebih kecil agar tak memakan banyak tempat.


Tentu saja, UlasanPilem masih jauh dari sempurna. Jadi bagaimana perubahan ini menurut anda? Apa yang anda suka dan/atau tidak anda suka? Saya sangat mengharapkan feedback dari anda, karena dengan begitu saya bisa melakukan penyesuaian lebih lanjut untuk lebih meningkatkan user-experience anda selama mengunjungi UlasanPilem. Sekali lagi, saya bukan desainer web profesional, tapi akan saya usahakan sebisanya. ■UP

UlasanPilem baru saja mengalami beberapa perubahan tampilan & performa (detailnya di bawah ini) yang diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan anda. Kami siap menerima feedback dari anda.

Sebagian dari anda mungkin sudah menyadari bahwa ada sedikit hal yang berbeda dari UlasanPilem. Benar, dalam beberapa minggu terakhir ini, saya melakukan beberapa perubahan terhadap penampilan dan performa UlasanPilem. Meski demikian, perubahannya hanya bersifat minor, jadi bagi yang sudah terbiasa dengan tampilan yang lama, anda takkan pangling. Saya berharap beberapa perubahan ini akan meningkatkan kenyamanan para pembaca selama mengunjungi UlasanPilem. Saya juga sangat menantikan feedback dari anda demi pengembangan blog ini agar semakin sesuai dengan preferensi anda.

Tujuan utama saya adalah membuat semuanya seminimalis mungkin, agar pembaca tak merasa ribet (karena terlalu riweuh) tanpa harus mengorbankan aspek informatifnya. Bagi anda yang ingin tahu, berikut adalah beberapa penyesuaian yang sudah diterapkan:


Logo


Logo sebenarnya sudah saya ganti lumayan lama, karena bagian ini merupakan titik awal dari proses desain-ulang UlasanPilem. Logo lama yang cukup padat karena bertuliskan nama blog, deskripsi blog, lambang kamera, dan 10 bintang (entah apa yang saya pikirkan saat pertama kali membuatnya), sudah berganti dengan logo simpel bertuliskan inisial UP dan alamat blog. Skema warnanya masih sama, tapi untuk inisial UP, saya berikan latar warna ombre supaya kekinian.


Preview artikel di Homepage


Ini mungkin termasuk salah satu perubahan yang signifikan. Bukan karena tampilannya yang dirombak habis-habisan, melainkan karena proses pengerjaannya yang membutuhkan waktu cukup lama. Saya tak sedemikian mahir dengan pemrograman web, sehingga harus melakukan trial & error berkali-kali untuk merombak javascript yang mengatur tampilan preview artikel.

Preview gambar artikel di Homepage sekarang berpindah ke atas judul artikel. Jadi, anda takkan lagi menemukan gambar preview yang timpang karena perbedaan jumlah baris dari judul artikel. Alignment judul saya ganti dari "left" ke "center" agar lebih enak dilihat. Iya, ini juga menjadi kelegaan bagi perasaan obsesif-kompulsif saya yang gregetan saat melihat gambar yang tak sejajar.


Performa


Perubahan ini memang tak bisa anda lihat, tapi sangat bisa anda rasakan. Performa adalah perombakan paling besar yang saya lakukan kemarin. Anda mungkin sudah merasakan bahwa waktu loading UlasanPilem lebih singkat daripada sebelumnya. Ini karena semua kode javascript dan sebagian sheet CSS saya pindahkan ke hosting pribadi. Beberapa kode gaje juga saya hapus. Jadi tak ada lagi kode inline di template blog (yang katanya tak direkomendasikan; entahlah, saya tak begitu paham), alih-alih semua terakses secara otomatis dan lebih efisien dari satu lokasi hosting. Performa UlasanPilem tak optimal jika menggunakan browser Opera Mini atau UCBrowser, sehingga saya menambahkan kode agar langsung redirect ke Google Chrome.


Info review film


Saya mengganti tampilan info film pasca artikel review agar lebih hemat tempat, enak dilihat, sekaligus mengisinya dengan keterangan yang lebih lengkap dan relevan. Tautan IMDB dan RottenTomatoes saya hilangkan, karena anda pasti bisa menemukannya sendiri di internet.


Tabel box office


Well, yang sebelumnya sih tak bisa disebut tabel, karena saya hanya menyusun elemennya secara berurutan dalam baris. Kali ini, saya benar-benar membuatnya dalam tabel, sehingga anda bisa membacanya dengan cepat nyaris dalam sekali lihat. Jika anda membuka UlasanPilem via smartphone, tak perlu khawatir tabelnya akan rusak (atau anda harus me-scroll ke kanan-kiri), sebab tabelnya akan collapse sendiri menjadi tabel-tabel mini.


Widget, dan lain-lain


Perubahan kecil lainnya dibuat agar tampilan UlasanPilem semakin minimalis. Widget akun media sosial bagi UlasanPilem diganti dengan ikon saja, alih-alih ikon+jumlah followers. Satu kolom widget iklan di sidebar saya hilangkan agar sidebar-nya tidak terlalu panjang. Judul sidebar bukan lagi kotak hitam berhuruf putih, melainkan hanya judul dengan garis bawah.

Selain itu, tombol share di bawah artikel diganti agar lebih praktis tapi lebih lengkap (mulai dari Facebook, Twit... pokoknya hampir semua media sosial deh). Ruang untuk Preview artikel "sebelumnya" dan "selanjutnya" juga dibuat lebih kecil agar tak memakan banyak tempat.


Tentu saja, UlasanPilem masih jauh dari sempurna. Jadi bagaimana perubahan ini menurut anda? Apa yang anda suka dan/atau tidak anda suka? Saya sangat mengharapkan feedback dari anda, karena dengan begitu saya bisa melakukan penyesuaian lebih lanjut untuk lebih meningkatkan user-experience anda selama mengunjungi UlasanPilem. Sekali lagi, saya bukan desainer web profesional, tapi akan saya usahakan sebisanya. ■UP

Sony Cabut 'Bad Boys 3’ dari Jadwal Rilis

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sony Cabut 'Bad Boys 3’ dari Jadwal Rilis
link : Sony Cabut 'Bad Boys 3’ dari Jadwal Rilis

Baca juga


Sony memutuskan untuk mencabut 'Bad Boys 3' dari jadwal rilis, dan belum memberinya tanggal tayang baru.

Pertama diketahui eksistensinya pada 2014 lalu, hingga kini pengembangan proyek Bad Boys 3 seolah berjalan di tempat. Sempat muncul harapan sekuel ini akan melangkah maju, ketika pada 2015 Joe Carnahan (The Grey) bergabung sebagai sutradara, dan ia siap mengarahkan Will Smith dan Martin Lawrence yang kembali bermain sebagai duo polisi kocak. Indikasi Bad Boys 3 segera diproduksi pun semakin menguat seiring Sony menjadwalkannya untuk rilis pada 8 November 2018.

Sayangnya, di saat semuanya terlihat pasti, nasib Bad Boys 3 kembali terkatung-katung pasca Carnahan mundur pada Maret lalu. Sejak kehilangan sutradaranya, proyek Bad Boys 3 belum memperlihatkan perkembangan signifikan, dan menimbulkan keraguan apakah film ini akan dibuat. Dan benar saja, kini Sony memutuskan untuk mencabut Bad Boys 3 dari jadwal rilis, dan belum memberinya tanggal tayang baru. Dengan kata lain, mereka yang menantikan aksi baru Marcus Burnett dan Mike Lowrey tampaknya harus gigit jari, lantaran Bad Boys 3 telah ditangguhkan dan berpotensi takkan pernah dibuat.

Terlepas dari nasib suram Bad Boys 3, Michael Bay – yang sebelumnya membesut Bad Boys dan sekuelnya – mengusulkan film ketiga ini segera dibuat sebelum Smith dan Lawrence terlalu tua untuk memainkan karakter mereka yang lekat dengan predikat “boy”. Bay menilai:

“Mereka akan segera menjadi old boys. Tak lama mereka akan jadi pensiunan polisi, bukannya polisi aktif. Butuh waktu lama bagi Bad Boys 3 untuk dibuat, dan saya tak ikut terlibat di dalamnya. Meski begitu, mereka harus segera Bad Boys 3. Anda tentu bisa membuat Martin dan Will jadi lucu lagi. (Karena) film-film Bad Boys adalah jenis film yang seru untuk dibuat.”

Jadi, apakah Bad Boys 3 akan selamanya berada di development hell, atau justru kelak film ini akan diselamatkan dan akhirnya dibuat? Kita tunggu saja kabar selanjutnya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sony memutuskan untuk mencabut 'Bad Boys 3' dari jadwal rilis, dan belum memberinya tanggal tayang baru.

Pertama diketahui eksistensinya pada 2014 lalu, hingga kini pengembangan proyek Bad Boys 3 seolah berjalan di tempat. Sempat muncul harapan sekuel ini akan melangkah maju, ketika pada 2015 Joe Carnahan (The Grey) bergabung sebagai sutradara, dan ia siap mengarahkan Will Smith dan Martin Lawrence yang kembali bermain sebagai duo polisi kocak. Indikasi Bad Boys 3 segera diproduksi pun semakin menguat seiring Sony menjadwalkannya untuk rilis pada 8 November 2018.

Sayangnya, di saat semuanya terlihat pasti, nasib Bad Boys 3 kembali terkatung-katung pasca Carnahan mundur pada Maret lalu. Sejak kehilangan sutradaranya, proyek Bad Boys 3 belum memperlihatkan perkembangan signifikan, dan menimbulkan keraguan apakah film ini akan dibuat. Dan benar saja, kini Sony memutuskan untuk mencabut Bad Boys 3 dari jadwal rilis, dan belum memberinya tanggal tayang baru. Dengan kata lain, mereka yang menantikan aksi baru Marcus Burnett dan Mike Lowrey tampaknya harus gigit jari, lantaran Bad Boys 3 telah ditangguhkan dan berpotensi takkan pernah dibuat.

Terlepas dari nasib suram Bad Boys 3, Michael Bay – yang sebelumnya membesut Bad Boys dan sekuelnya – mengusulkan film ketiga ini segera dibuat sebelum Smith dan Lawrence terlalu tua untuk memainkan karakter mereka yang lekat dengan predikat “boy”. Bay menilai:

“Mereka akan segera menjadi old boys. Tak lama mereka akan jadi pensiunan polisi, bukannya polisi aktif. Butuh waktu lama bagi Bad Boys 3 untuk dibuat, dan saya tak ikut terlibat di dalamnya. Meski begitu, mereka harus segera Bad Boys 3. Anda tentu bisa membuat Martin dan Will jadi lucu lagi. (Karena) film-film Bad Boys adalah jenis film yang seru untuk dibuat.”

Jadi, apakah Bad Boys 3 akan selamanya berada di development hell, atau justru kelak film ini akan diselamatkan dan akhirnya dibuat? Kita tunggu saja kabar selanjutnya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sunday, August 13, 2017

Alasan James Cameron Terlibat di ‘Terminator’ Reboot

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Alasan James Cameron Terlibat di ‘Terminator’ Reboot
link : Alasan James Cameron Terlibat di ‘Terminator’ Reboot

Baca juga


James Cameron akhirnya menjelaskan kenapa ia mau turun tangan di 'Terminator' reboot yang juga kembali mempertemukannya dengan aktor Arnold Schwarzenegger.

Usai membesut The Terminator dan Teminator: Judgment Day, dua film yang kerap dinobatkan sebagai mahakarya di genre sci-fi, James Cameron memutuskan untuk berpaling dari franchise yang membesarkan namanya. Dampak kepergian Cameron pun cukup signifikan. Terhitung dari tiga seri baru yang dirilis meliputi Terminator 3: Rise of the Machines, Terminator Salvation hingga reboot perdana Terminator Genisys, tak ada satupun yang menuai respon sebaik garapan Cameron, malah ketiganya cenderung mengecewakan.

Kabar baiknya, franchise Terminator kini berpotensi bangkit dari keterpurukan menyusul kembalinya sang kreator di film reboot kedua nanti. Dengan keterlibatannya sebagai produser, Cameron akhirnya menjelaskan kenapa ia mau turun tangan di reboot yang juga kembali mempertemukannya dengan aktor Arnold Schwarzenegger.

Rupanya memilki kontrol atas lisensi atau hak cipta Terminator menjadi alasan Cameron kembali. Meski sepintas terdengar sepele, namun kontrol lisensi juga kerap berpengaruh terhadap hasil akhir film, utamanya dari sisi kualitas. Jika kontrol ini berada di tangan seorang Cameron yang film-filmnya sejauh ini selalu diacungi jempol oleh kritikus, maka tentunya Terminator reboot punya potensi menjanjikan.

“Saya telah menjual lisensi Terminator saat saya belum jadi sutradara, dan saat itu saya hanya tertarik membuat film. Ketika saya mengetahui bahwa saya bisa kembali memegang kontrol atas lisensi, saya bertanya pada diri sendiri, secara artistik, adakah sesuatu disana? Adakah sesuatu yang patut diceritakan yang belum sempat saya ceritakan, yang akan relevan di tahun 2020-an? Saya berpikir, mari kita lihat saja,”ungkap Cameron melalui sebuah wawancara.

Lebih lanjut, berkaca dari perkembangan teknologi masa kini, Cameron mensinyalkan tema cerita “manusia vs teknologi” yang biasa diusung franchise Terminator akan semakin masuk akan dan relevan di reboot mendatang. “Banyak hal di Terminator yang dulunya sebatas fiksi ilmiah kini ada sungguhan di sekitar kita. Anda tahu, mulai dari drone pembunuh sampai diskusi soal etika memiliki robot yang punya wewenang untuk membunuh. Hal-hal seperti ini sebenarnya sudah terjadi. Jadi, mungkin ada ruang bagi film yang mengeksplor tema ini. Hanya saja filmnya harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai ekspektasi penonton sekarang,”tambah Cameron.

Terminator reboot sendiri akan disutradarai Tim Miller (Deadpool), dan filmnya diproyeksikan Cameron sebagai awal trilogi baru. Menurut pengakuan Arnold, ia akan syuting Terminator 6 pada Maret 2018 yang diyakini sebagai reboot ini. Sementara itu, Cameron akan kembali mengantongi lisensi Terminator pada 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

James Cameron akhirnya menjelaskan kenapa ia mau turun tangan di 'Terminator' reboot yang juga kembali mempertemukannya dengan aktor Arnold Schwarzenegger.

Usai membesut The Terminator dan Teminator: Judgment Day, dua film yang kerap dinobatkan sebagai mahakarya di genre sci-fi, James Cameron memutuskan untuk berpaling dari franchise yang membesarkan namanya. Dampak kepergian Cameron pun cukup signifikan. Terhitung dari tiga seri baru yang dirilis meliputi Terminator 3: Rise of the Machines, Terminator Salvation hingga reboot perdana Terminator Genisys, tak ada satupun yang menuai respon sebaik garapan Cameron, malah ketiganya cenderung mengecewakan.

Kabar baiknya, franchise Terminator kini berpotensi bangkit dari keterpurukan menyusul kembalinya sang kreator di film reboot kedua nanti. Dengan keterlibatannya sebagai produser, Cameron akhirnya menjelaskan kenapa ia mau turun tangan di reboot yang juga kembali mempertemukannya dengan aktor Arnold Schwarzenegger.

Rupanya memilki kontrol atas lisensi atau hak cipta Terminator menjadi alasan Cameron kembali. Meski sepintas terdengar sepele, namun kontrol lisensi juga kerap berpengaruh terhadap hasil akhir film, utamanya dari sisi kualitas. Jika kontrol ini berada di tangan seorang Cameron yang film-filmnya sejauh ini selalu diacungi jempol oleh kritikus, maka tentunya Terminator reboot punya potensi menjanjikan.

“Saya telah menjual lisensi Terminator saat saya belum jadi sutradara, dan saat itu saya hanya tertarik membuat film. Ketika saya mengetahui bahwa saya bisa kembali memegang kontrol atas lisensi, saya bertanya pada diri sendiri, secara artistik, adakah sesuatu disana? Adakah sesuatu yang patut diceritakan yang belum sempat saya ceritakan, yang akan relevan di tahun 2020-an? Saya berpikir, mari kita lihat saja,”ungkap Cameron melalui sebuah wawancara.

Lebih lanjut, berkaca dari perkembangan teknologi masa kini, Cameron mensinyalkan tema cerita “manusia vs teknologi” yang biasa diusung franchise Terminator akan semakin masuk akan dan relevan di reboot mendatang. “Banyak hal di Terminator yang dulunya sebatas fiksi ilmiah kini ada sungguhan di sekitar kita. Anda tahu, mulai dari drone pembunuh sampai diskusi soal etika memiliki robot yang punya wewenang untuk membunuh. Hal-hal seperti ini sebenarnya sudah terjadi. Jadi, mungkin ada ruang bagi film yang mengeksplor tema ini. Hanya saja filmnya harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai ekspektasi penonton sekarang,”tambah Cameron.

Terminator reboot sendiri akan disutradarai Tim Miller (Deadpool), dan filmnya diproyeksikan Cameron sebagai awal trilogi baru. Menurut pengakuan Arnold, ia akan syuting Terminator 6 pada Maret 2018 yang diyakini sebagai reboot ini. Sementara itu, Cameron akan kembali mengantongi lisensi Terminator pada 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Syuting ‘Avengers 4’ Telah Dimulai

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Syuting ‘Avengers 4’ Telah Dimulai
link : Syuting ‘Avengers 4’ Telah Dimulai

Baca juga


Baru saja merampungkan proses syuting 'Avengers: Infinity War', kini duo sutradara Russo sudah mulai menggulirkan proses syuting 'Avengers 4'.

Duo sutradara Joe dan Anthony Russo akhirnya siap menggarap film Marvel Cinematic Universe yang benar-benar menjadi konklusi dari Phase 1 hingga Phase 3. Baru saja merampungkan proses syuting Avengers: Infinity War sebulan yang lalu, kini sang duo sutradara sudah mulai menggulirkan proses syuting Avengers 4.

Proses syuting Avengers 4 diumumkan sendiri oleh Russo melalui Facebook pada 11 Agustus 2017 kemarin. Melalui postingannya, Russo memberi caption “beginning the end” yang merujuk pada Avengers 4, disertai gambar sarung tangan ungu memperlihatkan empat jari yang sepertinya menjadi milik Thanos.


Hingga detik ini Marvel sendiri belum membuka detail cerita Avengers 4. Kemungkinannya, film ini masih melanjutkan event di Avengers: Infinity War, dimana The Avengers bersatu dengan Guardians of the Galaxy untuk melawan Thanos yang berambisi mengumpulkan enam Infinity Stones untuk menghancurkan alam semesta. Belum diketahui pula siapa pemain yang terlibat. Namun bisa kita duga, karakter yang survive di Infinity War, maka ia kembali muncul di Avengers 4. Adapun desas-desus yang beredar menyebut, Avengers 4 akan menandai penampilan terakhir dari anggota senior Avengers seperti Tony Stark/Iron Man, Steve Rogers/Captain America dan seangkatannya, sebelum digantikan oleh Black Panther, Doctor Strange dan beberapa superhero baru lainnya.

Diakui Kevin Feige sang arsitek MCU, Infinity War sendiri akan menjadi semacam klimaks, sebelum menuju konklusi yang terdapat di Avengers 4. Selain itu, sampai saat ini Avengers 4 memang dibiarkan tanpa judul, lantaran jika diumumkan sekarang dikhawatirkan mengandung spoiler Infinity War. Lantas bagaimana dengan teaser trailer epik Avengers 4 yang khusus diputar di event SDCC 2017 lalu? Sayangnya, Marvel menolak untuk merilisnya online, sampai Thor: Ragnarok tayang November nanti.

Avengers: Infinity War akan dirilis 4 Mei 2018. Avengers 4 akan dirilis 3 Mei 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Baru saja merampungkan proses syuting 'Avengers: Infinity War', kini duo sutradara Russo sudah mulai menggulirkan proses syuting 'Avengers 4'.

Duo sutradara Joe dan Anthony Russo akhirnya siap menggarap film Marvel Cinematic Universe yang benar-benar menjadi konklusi dari Phase 1 hingga Phase 3. Baru saja merampungkan proses syuting Avengers: Infinity War sebulan yang lalu, kini sang duo sutradara sudah mulai menggulirkan proses syuting Avengers 4.

Proses syuting Avengers 4 diumumkan sendiri oleh Russo melalui Facebook pada 11 Agustus 2017 kemarin. Melalui postingannya, Russo memberi caption “beginning the end” yang merujuk pada Avengers 4, disertai gambar sarung tangan ungu memperlihatkan empat jari yang sepertinya menjadi milik Thanos.


Hingga detik ini Marvel sendiri belum membuka detail cerita Avengers 4. Kemungkinannya, film ini masih melanjutkan event di Avengers: Infinity War, dimana The Avengers bersatu dengan Guardians of the Galaxy untuk melawan Thanos yang berambisi mengumpulkan enam Infinity Stones untuk menghancurkan alam semesta. Belum diketahui pula siapa pemain yang terlibat. Namun bisa kita duga, karakter yang survive di Infinity War, maka ia kembali muncul di Avengers 4. Adapun desas-desus yang beredar menyebut, Avengers 4 akan menandai penampilan terakhir dari anggota senior Avengers seperti Tony Stark/Iron Man, Steve Rogers/Captain America dan seangkatannya, sebelum digantikan oleh Black Panther, Doctor Strange dan beberapa superhero baru lainnya.

Diakui Kevin Feige sang arsitek MCU, Infinity War sendiri akan menjadi semacam klimaks, sebelum menuju konklusi yang terdapat di Avengers 4. Selain itu, sampai saat ini Avengers 4 memang dibiarkan tanpa judul, lantaran jika diumumkan sekarang dikhawatirkan mengandung spoiler Infinity War. Lantas bagaimana dengan teaser trailer epik Avengers 4 yang khusus diputar di event SDCC 2017 lalu? Sayangnya, Marvel menolak untuk merilisnya online, sampai Thor: Ragnarok tayang November nanti.

Avengers: Infinity War akan dirilis 4 Mei 2018. Avengers 4 akan dirilis 3 Mei 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Saturday, August 12, 2017

Buletin LSF: 'Pengabdi Setan', 'It', 'Atomic Blonde', dll

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Buletin, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Buletin LSF: 'Pengabdi Setan', 'It', 'Atomic Blonde', dll
link : Buletin LSF: 'Pengabdi Setan', 'It', 'Atomic Blonde', dll

Baca juga


Film lulus sensor minggu ini antara lain: 'A: Aku, Benci, Cinta', 'An Inconvenient Sequel: Truth to Power', 'Siap Gan', 'It', 'The Battleship Island', 'Atomic Blonde', 'The Underdogs', dan 'Pengabdi Setan'.

Dua film horor yang akan tayang pada September mendatang, sudah dilulus-sensorkan oleh LSF sedari bulan ini. Yang pertama adalah remake Joko Anwar terhadap film horor legendaris Pengabdi Setan. Rating "17+" mengindikasikan bahwa film ini sepertinya takkan main-main dalam urusan menakut-nakuti seperti film orisinalnya.

Yang kedua juga merupakan film remake, tapi yang ini adalah film impor adaptasi novel Stephen King, It. Durasi yang diberikan oleh Motion Picture Association of America (MPAA) adalah 135 menit, sementara durasi dari LSF berkurang 1 menit. Mungkinkah ada pemotongan? Yang jelas, keduanya sama-sama mendapat rating "R"/"17+".

Atomic Blonde yang baru tayang di Indonesia pada 16 Juni nanti, diberi rating "21+" dan dipangkas selama 2 menit. Jika melihat panduan rating dari MPAA, saya menduga kemungkinan besar yang dipangkas adalah adegan dua wanita yang bercumbu, karena alasan yang sudah jelas. Film ini diimpor oleh PT Athali Sukses Makmur sehingga hanya akan tayang di jaringan non-XXI.

Kita memang punya dokumenter high-profile di bioskop baru-baru ini, tapi sebuah film dokumenter di layar lebar lokal bukanlah hal paling lazim yang pernah kita dengar. Apalagi jika filmnya membahas tentang usaha Mantan Wakil Presiden Amerika, Al Gore dalam menangani perubahan iklim. Ditambah lagi, film berjudul An Inconvenient Sequel: Truth to Power ini diimpor oleh PT Omega Film, yang berarti punya peluang untuk tayang di seluruh jaringan bioskop. Namun begitulah adanya; film ini telah lulus sensor LSF.

Ada cukup banyak rilisan LSF minggu ini, diantaranya film Korea The Battleship Island, A: Aku, Benci, Cinta yang dibintangi Jefri Nichol dan Amanda Rawles, Siap Gan yang informasinya tak bisa saya dapatkan dimanapun, serta film tentang para youtubers, The Underdogs.

Berikut daftar lengkap buletin LSF minggu ini.

"A" ( AKU, BENCI, CINTA )
730/DCP/NAS/13/08.2022/2017
DRAMA
Klasifikasi Usia 13+
Pemilik PT . MD PICTURES
Tanggal 07 Agustus 2017
Durasi 2577 Meter / 94 Menit
AN INCONVENIENT SEQUEL : TRUTH TO POWER
729/DCP/EA/13/08.2022/2017
DOKUMENTER
Klasifikasi Usia 13+
Pemilik PT. Omega Film
Tanggal 07 Agustus 2017
Durasi 2687 Meter / 98 Menit
SIAP GAN
731/DCP/NAS/REV/13/08.2022/2017
DRAMA / KOMEDI
Klasifikasi Usia 13+
Pemilik PT. Muara Prima Entertainment
Tanggal 09 Agustus 2017
Durasi 2549 Meter / 92 Menit
IT
743/DCP/EA/17/03.2022/2017
HOROR
Klasifikasi Usia 17+
Pemilik PT. Omega Film
Tanggal 09 Agustus 2017
Durasi 3674 Meter / 134 Menit
THE BATTLESHIP ISLAND
728/DCP/ANM/21/07.2018/2017
DRAMA/ACTION/PERANG
Klasifikasi Usia 21+
Pemilik PT. Overseas Korean Television Network
Tanggal 09 Agustus 2017
Durasi 3620 Meter / 132 Menit
ATOMIC BLONDE (THE COLDEST CITY)
740/DCP/EA/REV/21/07.2029/2017
DRAMA ACTION
Klasifikasi Usia 21+
Pemilik PT. Athali Sukses Makmur
Tanggal 09 Agustus 2017
Durasi 3099 Meter / 113 Menit
THE UNDERDOGS
746/DCP/NAS/13/08.2022/2017
DRAMA / KOMEDI
Klasifikasi Usia 13+
Pemilik PT . KHARISMA STARVISION PLUS
Tanggal 11 Agustus 2017
Durasi 2715 Meter / 99 Menit
PENGABDI SETAN
751/DCP/NAS/17/08.2022/2017
DRAMA / HOROR
Klasifikasi Usia 17+
Pemilik PT. Rapi Films
Tanggal 11 Agustus 2017
Durasi 2934 Meter / 107 Menit

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem ■UP

[Sumber Data : Lembaga Sensor Film]

Film lulus sensor minggu ini antara lain: 'A: Aku, Benci, Cinta', 'An Inconvenient Sequel: Truth to Power', 'Siap Gan', 'It', 'The Battleship Island', 'Atomic Blonde', 'The Underdogs', dan 'Pengabdi Setan'.

Dua film horor yang akan tayang pada September mendatang, sudah dilulus-sensorkan oleh LSF sedari bulan ini. Yang pertama adalah remake Joko Anwar terhadap film horor legendaris Pengabdi Setan. Rating "17+" mengindikasikan bahwa film ini sepertinya takkan main-main dalam urusan menakut-nakuti seperti film orisinalnya.

Yang kedua juga merupakan film remake, tapi yang ini adalah film impor adaptasi novel Stephen King, It. Durasi yang diberikan oleh Motion Picture Association of America (MPAA) adalah 135 menit, sementara durasi dari LSF berkurang 1 menit. Mungkinkah ada pemotongan? Yang jelas, keduanya sama-sama mendapat rating "R"/"17+".

Atomic Blonde yang baru tayang di Indonesia pada 16 Juni nanti, diberi rating "21+" dan dipangkas selama 2 menit. Jika melihat panduan rating dari MPAA, saya menduga kemungkinan besar yang dipangkas adalah adegan dua wanita yang bercumbu, karena alasan yang sudah jelas. Film ini diimpor oleh PT Athali Sukses Makmur sehingga hanya akan tayang di jaringan non-XXI.

Kita memang punya dokumenter high-profile di bioskop baru-baru ini, tapi sebuah film dokumenter di layar lebar lokal bukanlah hal paling lazim yang pernah kita dengar. Apalagi jika filmnya membahas tentang usaha Mantan Wakil Presiden Amerika, Al Gore dalam menangani perubahan iklim. Ditambah lagi, film berjudul An Inconvenient Sequel: Truth to Power ini diimpor oleh PT Omega Film, yang berarti punya peluang untuk tayang di seluruh jaringan bioskop. Namun begitulah adanya; film ini telah lulus sensor LSF.

Ada cukup banyak rilisan LSF minggu ini, diantaranya film Korea The Battleship Island, A: Aku, Benci, Cinta yang dibintangi Jefri Nichol dan Amanda Rawles, Siap Gan yang informasinya tak bisa saya dapatkan dimanapun, serta film tentang para youtubers, The Underdogs.

Berikut daftar lengkap buletin LSF minggu ini.

"A" ( AKU, BENCI, CINTA )
730/DCP/NAS/13/08.2022/2017
DRAMA
Klasifikasi Usia 13+
Pemilik PT . MD PICTURES
Tanggal 07 Agustus 2017
Durasi 2577 Meter / 94 Menit
AN INCONVENIENT SEQUEL : TRUTH TO POWER
729/DCP/EA/13/08.2022/2017
DOKUMENTER
Klasifikasi Usia 13+
Pemilik PT. Omega Film
Tanggal 07 Agustus 2017
Durasi 2687 Meter / 98 Menit
SIAP GAN
731/DCP/NAS/REV/13/08.2022/2017
DRAMA / KOMEDI
Klasifikasi Usia 13+
Pemilik PT. Muara Prima Entertainment
Tanggal 09 Agustus 2017
Durasi 2549 Meter / 92 Menit
IT
743/DCP/EA/17/03.2022/2017
HOROR
Klasifikasi Usia 17+
Pemilik PT. Omega Film
Tanggal 09 Agustus 2017
Durasi 3674 Meter / 134 Menit
THE BATTLESHIP ISLAND
728/DCP/ANM/21/07.2018/2017
DRAMA/ACTION/PERANG
Klasifikasi Usia 21+
Pemilik PT. Overseas Korean Television Network
Tanggal 09 Agustus 2017
Durasi 3620 Meter / 132 Menit
ATOMIC BLONDE (THE COLDEST CITY)
740/DCP/EA/REV/21/07.2029/2017
DRAMA ACTION
Klasifikasi Usia 21+
Pemilik PT. Athali Sukses Makmur
Tanggal 09 Agustus 2017
Durasi 3099 Meter / 113 Menit
THE UNDERDOGS
746/DCP/NAS/13/08.2022/2017
DRAMA / KOMEDI
Klasifikasi Usia 13+
Pemilik PT . KHARISMA STARVISION PLUS
Tanggal 11 Agustus 2017
Durasi 2715 Meter / 99 Menit
PENGABDI SETAN
751/DCP/NAS/17/08.2022/2017
DRAMA / HOROR
Klasifikasi Usia 17+
Pemilik PT. Rapi Films
Tanggal 11 Agustus 2017
Durasi 2934 Meter / 107 Menit

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem ■UP

[Sumber Data : Lembaga Sensor Film]

Review Film: 'The Hunter's Prayer' (2017)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'The Hunter's Prayer' (2017)
link : Review Film: 'The Hunter's Prayer' (2017)

Baca juga


Saya yakin pembuat 'The Hunter's Prayer' tahu mereka akan membuat film seperti apa, tapi tak cukup tahu bagaimana cara kesana.

“When you take a life, it takes yours.”
— Stephen
Saya yakin pembuat The Hunter's Prayer tahu mereka akan membuat film seperti apa, tapi tak cukup tahu bagaimana cara kesana, setidaknya jika saya lihat dari apa yang saya tonton. Hubungan karakter adalah aspek krusial dalam film ini. Tak hanya untuk meningkatkan stakes yang harus dihadapi karakternya, tapi yang lebih mendasar lagi, menjadi alasan rasional bagi pilihan yang mereka ambil sejak awal.

Film ini memakai formula premis Jagoan Misterius Tangguh yang Melindungi Cewek Muda, yang sudah jamak kita lihat mulai dari Leon: The Professional-nya Jean Reno dan Natalie Portman, sampai Safe-nya Jason Statham. Pelindung dan yang dilindungi hidup di dunia yang berbeda, tapi mereka terikat oleh suatu alasan. Tingkat kepercayaan kita akan alasan tersebut menentukan keyakinan kita terhadap hubungan dan motif tindakan mereka nantinya. Namun The Hunter's Prayer tak memberikan hal semacam ini. Mereka baru kenal, tapi bicara seolah sangat peduli satu sama lain, sementara kita tak percaya karena chemistry mereka hambar.


Stephen adalah mantan tentara Irak yang sekarang bekerja sebagai pembunuh bayaran. Ia juga seorang pecandu. Kita tak percaya itu karena ia tampak seperti pria baik-baik dengan wajah Sam Worthington, namun nanti kita bakal melihat ia memakai narkoba dalam situasi yang memalukan. Misi terbarunya adalah melenyapkan seorang gadis muda bernama Ella (Odeya Rush).

Ella sendiri tak tahu bahwa kedua orangtuanya baru saja dibantai oleh pembunuh bayaran lain yang dikirim oleh bos yang sama dengan pengutus Stephen, karena ia tinggal di asrama sekolah mewah di tempat nun jauh disana. Ella adalah anak orang kaya, jadi ia menghabiskan malam dengan berpesta dan tak merasa aneh saat dikuntit pria besar. "Kadang ayahku menyewa orang untuk mengawasiku," ujar Ella pada pacarnya.

Pria kali ini ternyata adalah Stephen, namun Stephen tak mau menarik pelatuk, alih-alih malah menyelamatkan Ella dari pembunuh lain yang juga mengincar Ella. Well, mungkin bos Stephen tak percaya pada Stephen afterall. Bos ini adalah Richard (Allen Leech), rentenir yang uangnya dibawa kabur oleh mendiang ayah Ella. Ia punya anak buah seorang agen FBI (Amy Landecker) dan pembunuh bayaran yang seefektif Stephen (Martin Compston).

Tentu saja, anda sudah tahu akan ada adu jotos, tembak-tembakan, dan kejar-kejaran mobil. Sutradara Jonathan Mostow, yang pernah menggarap Terminator 3, menanganinya dengan cukup kompeten. Namun tidak demikian dengan naratif film. Itensitasnya tak menggigit karena stakes-nya yang nihil. Tak membantu saat set-pieces dan koreografinya juga generik.

Di samping chemistry tokoh utama kita yang nyaris tak ada, antagonis kita juga masuk dalam kategori konyol untuk film seserius ini. Ia menguasai separuh polisi di Eropa (serius, Stephen yang bilang), dan punya sepasang anjing rottweiler yang sadis, just because. Ini adalah kekonyolan yang cocok dalam film aksi kelas B ringan. Namun The Hunter's Prayer tenggelam dalam pretensinya sendiri. Ia terlalu serius untuk bisa dinikmati. Dan saya tak bisa peduli dengan keseriusannya, karena ia gagal dalam visi paling mendasar.

"Kupikir kamu membantuku!" teriak Ella kepada Stephen di satu adegan. Tak ada yang berpikiran seperti itu, Ella. Cuma kamu saja. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

The Hunter's Prayer

91 menit
Remaja - BO
Jonathan Mostow
Paul Leyden, Oren Moverman (screenplay), Kevin Wignall (novel)
Tove Christensen, James Costas, Paul Leyden, David McIlhargey, Christopher Milburn, Anthony Rhulen, Paul Rock, John Schwarz, Michael Schwarz, Michael Wexler, Sam Worthington
José David Montero
Federico Jusid

Saya yakin pembuat 'The Hunter's Prayer' tahu mereka akan membuat film seperti apa, tapi tak cukup tahu bagaimana cara kesana.

“When you take a life, it takes yours.”
— Stephen
Saya yakin pembuat The Hunter's Prayer tahu mereka akan membuat film seperti apa, tapi tak cukup tahu bagaimana cara kesana, setidaknya jika saya lihat dari apa yang saya tonton. Hubungan karakter adalah aspek krusial dalam film ini. Tak hanya untuk meningkatkan stakes yang harus dihadapi karakternya, tapi yang lebih mendasar lagi, menjadi alasan rasional bagi pilihan yang mereka ambil sejak awal.

Film ini memakai formula premis Jagoan Misterius Tangguh yang Melindungi Cewek Muda, yang sudah jamak kita lihat mulai dari Leon: The Professional-nya Jean Reno dan Natalie Portman, sampai Safe-nya Jason Statham. Pelindung dan yang dilindungi hidup di dunia yang berbeda, tapi mereka terikat oleh suatu alasan. Tingkat kepercayaan kita akan alasan tersebut menentukan keyakinan kita terhadap hubungan dan motif tindakan mereka nantinya. Namun The Hunter's Prayer tak memberikan hal semacam ini. Mereka baru kenal, tapi bicara seolah sangat peduli satu sama lain, sementara kita tak percaya karena chemistry mereka hambar.


Stephen adalah mantan tentara Irak yang sekarang bekerja sebagai pembunuh bayaran. Ia juga seorang pecandu. Kita tak percaya itu karena ia tampak seperti pria baik-baik dengan wajah Sam Worthington, namun nanti kita bakal melihat ia memakai narkoba dalam situasi yang memalukan. Misi terbarunya adalah melenyapkan seorang gadis muda bernama Ella (Odeya Rush).

Ella sendiri tak tahu bahwa kedua orangtuanya baru saja dibantai oleh pembunuh bayaran lain yang dikirim oleh bos yang sama dengan pengutus Stephen, karena ia tinggal di asrama sekolah mewah di tempat nun jauh disana. Ella adalah anak orang kaya, jadi ia menghabiskan malam dengan berpesta dan tak merasa aneh saat dikuntit pria besar. "Kadang ayahku menyewa orang untuk mengawasiku," ujar Ella pada pacarnya.

Pria kali ini ternyata adalah Stephen, namun Stephen tak mau menarik pelatuk, alih-alih malah menyelamatkan Ella dari pembunuh lain yang juga mengincar Ella. Well, mungkin bos Stephen tak percaya pada Stephen afterall. Bos ini adalah Richard (Allen Leech), rentenir yang uangnya dibawa kabur oleh mendiang ayah Ella. Ia punya anak buah seorang agen FBI (Amy Landecker) dan pembunuh bayaran yang seefektif Stephen (Martin Compston).

Tentu saja, anda sudah tahu akan ada adu jotos, tembak-tembakan, dan kejar-kejaran mobil. Sutradara Jonathan Mostow, yang pernah menggarap Terminator 3, menanganinya dengan cukup kompeten. Namun tidak demikian dengan naratif film. Itensitasnya tak menggigit karena stakes-nya yang nihil. Tak membantu saat set-pieces dan koreografinya juga generik.

Di samping chemistry tokoh utama kita yang nyaris tak ada, antagonis kita juga masuk dalam kategori konyol untuk film seserius ini. Ia menguasai separuh polisi di Eropa (serius, Stephen yang bilang), dan punya sepasang anjing rottweiler yang sadis, just because. Ini adalah kekonyolan yang cocok dalam film aksi kelas B ringan. Namun The Hunter's Prayer tenggelam dalam pretensinya sendiri. Ia terlalu serius untuk bisa dinikmati. Dan saya tak bisa peduli dengan keseriusannya, karena ia gagal dalam visi paling mendasar.

"Kupikir kamu membantuku!" teriak Ella kepada Stephen di satu adegan. Tak ada yang berpikiran seperti itu, Ella. Cuma kamu saja. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

The Hunter's Prayer

91 menit
Remaja - BO
Jonathan Mostow
Paul Leyden, Oren Moverman (screenplay), Kevin Wignall (novel)
Tove Christensen, James Costas, Paul Leyden, David McIlhargey, Christopher Milburn, Anthony Rhulen, Paul Rock, John Schwarz, Michael Schwarz, Michael Wexler, Sam Worthington
José David Montero
Federico Jusid