Saturday, October 14, 2017

Review Film: 'Blade Runner 2049' (2017)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Review, Artikel Sci-Fi, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Blade Runner 2049' (2017)
link : Review Film: 'Blade Runner 2049' (2017)

Baca juga


'Blade Runner 2049' tak mengulang, menganulir, atau mengganti tema dari film orisinalnya, alih-alih membuatnya semakin kaya.

“Things were simpler then.”
— K
Rating UP:
Blade Runner 2049 adalah sekuel yang sepadan bagi pendahulunya, Blade Runner yang sekarang menyandang status sebagai film cult yang legendaris. Sutradara Denis Villeneuve baru saja memberikan sebuah pencapaian yang hampir mustahil dilakukan. Ia menghormati film pendahulunya, mengekspansi mitologinya, sekaligus membuat sebuah film bagus yang bisa berdiri sendiri. Blade Runner 2049 layak bersanding dengan Aliens, Star Wars: The Empire Strikes Back, dan Terminator 2: Judgment Day sebagai film sekuel terbaik.


Eksistensi Blade Runner 2049 sendiri sebenarnya sudah merupakan suatu keajaiban. Langka sekali studio yang mau bertaruh seriskan ini, membangkitkan kembali merek yang bukan sebuah properti klasik yang menjanjikan secara komersial. Memang Blade Runner merupakan salah satu film scifi paling berpengaruh, namun ia gagal mencatatkan raihan box office yang jangankan menguntungkan, balik modal saja tidak. Bahkan petinggi Warner Bros sendiri takut penonton takkan mengerti dengan filmnya sampai harus menambahkan narasi yang menganggu di dalam versi orisinalnya yang dirilis di tahun 1982. Jadi kita harus memberikan kredit kepada siapapun eksekutif Warner Bros sekarang yang nekat melampuhijaukan proyek ini lantas memberikan bujet jor-joran kepada Villeneuve, sutradara yang notabene tak dikenal karena keterampilan blockbusternya.

Ketika menonton Arrival, saya mendapati gaya sinematis Villeneuve sedikit menjauhkan saya dari elemen manusiawi filmnya. Blade Runner 2049 ternyata wadah yang sangat pas bagi gaya Villeneuve yang dingin, kaku, dan selow, karena dunia Blade Runner adalah dunia yang dingin. Ia diisi dengan karakter non-manusia, dan kalaupun ada manusianya, mereka tak bertingkah manusiawi. Sebentar. Atau jangan-jangan mereka memang bukan manusia?

Salah satu aspek yang membuat filmnya segar adalah karena ia dibangun dengan pondasi yang cerdas. Ia tahu apa yang kita sudah tahu. Blade Runner 2049 tak lagi bermain dengan persepsi di Blade Runner dimana Replika (terjemahan resmi dari istilah “Replicant”) secara umum tak tahu bahwa mereka adalah Replika. Para Replika sudah cukup pintar untuk menyadari jati diri mereka. Mereka tahu bahwa ingatan mereka ditanam. Namun di film ini tetap ada sesuatu, yang tak berani saya ungkap disini, yang membuat mereka merasa semakin mendekati manusia. Konfliknya selalu soal Replika yang ingin menjadi manusia, dan Blade Runner 2049 mengambil perspektif yang semakin memperdalam tema tersebut. Ruang lingkup plotnya relatif lebih kecil dibanding Blade Runner tapi temanya semakin berkembang.

Di Amerika, Villeneuve dan Warner Bros meminta kritikus untuk tak mengungkap sebagian besar poin plot dan karakter tertentu dalam review mereka. Bukannya saya sok-sokan kritikus—apalah blog saya ini— tapi saya akan melakukan hal yang sama, karena memang cara terbaik untuk menikmati film ini adalah dengan mengetahui tentangnya sesedikit mungkin. Beberapa bagian cerita dan beberapa pengungkapannya memang lebih baik tak tersentuh sebelum menontonnya langsung. Saya akan manut dengan wangsit dari Villeneuve, dan hanya akan memaparkan konteks dan apa yang kita tahu dari materi promonya, seperti kemunculan Rick Deckard (Harrison Ford) atau peristiwa blackout di tahun 2020 yang menghapus semua data mengenai Replika.

Tokoh utama kita adalah K (Ryan Gosling), seorang Blade Runner —polisi yang ditugaskan untuk memburu dan “menetralisir” Replika— yang tahu bahwa ia adalah Replika. Gosling merupakan pilihan sempurna untuk memerankan K. Ia aktor karismatik yang bisa menyembunyikan ekspresi di permukaan —ia bahkan tak pernah tersenyum— tapi menyimpan banyak emosi di dalam. Blade Runner 2049 merupakan perjalanan spiritual bagi K.

Setiap selesai menuntaskan misi, ia diwajibkan oleh bosnya, Letnan Joshi (Robin Wright) melakukan tes psikologis sederhana untuk memastikan kewarasannya sebagai Replika. Ia sadar bahwa ia tak punya masa kecil, bahwa masa kanak-kanaknya yang bermain dengan miniatur kuda kayu adalah ingatan yang ditanam. Atau jangan-jangan bukan begitu? K adalah penyendiri tapi ia tinggal bersama pacar hologram bernama Joi (Ana de Armas) yang bisa berganti baju dari satu pakaian seksi ke pakaian seksi lainnya dalam sekejap, membuatkannya masakan fiktif, dan memberinya perhatian dan kehangatan yang tak didapatkannya dari manusia.

Pasca blackout di tahun 2020, perusahaan Tyrell kolaps. Bisnis produksi Replika sekarang diambil alih oleh jenius sinting Niander Wallace (Jared Leto) yang punya mata seram dan banyak bicara soal omong kosong filosofis. Perusahaan Wallace menciptakan Replika model baru yang lebih canggih dan lebih patuh. Ia punya ajudan seorang Replika wanita tegas bernama Luv (Sylvia Hoeks).

Plot film ini mirip dengan Blade Runner yang dimulai dengan misi sederhana ala detektif sebelum karakter utama kita terpaksa terjun ke dalam misteri noir yang lebih kompleks. Di awal film, K diperintahkan untuk melenyapkan seorang Replika lama bernama Sapper (Dave Bautista) yang hidup dengan tenang sebagai petani di sebuah desa. Namun apa yang K temukan disana membawanya ke dalam intrik yang melibatkan jati dirinya dan hakikat Replika itu sendiri. Sesuatu yang mengancam “hukum alam” yang membedakan manusia dengan Replika dan bisa menghancurkan semuanya.

Meski begitu, film ini tak mengulang lagu lama pendahulunya atau sekadar mengalihkan perhatian kita lewat nostalgia. Ia mengangkat ide baru yang merupakan hasil ekspansi dari ide lama yang menjadi tema ikonik Blade Runner. Kita bahkan tak terlalu menantikan kemunculan Deckard karena sudah begitu larut dengan ceritanya, meski Deckard sendiri punya peran yang sangat krusial nantinya. Pertanyaan filosofis dari novel Philip K. Dick yang menjadi materi sumber dari Blade Runner, ternyata masih bisa dibuat terasa baru. Apa yang membuat manusia menjadi manusia? Apa yang membedakan manusia dengan Replika saat mereka punya fisik yang mirip? Ketika memori bisa ditanam, apakah ia tak lagi relevan saat Replika menyadarinya padahal mereka merasakannya secara personal? Jika Replika bisa berpikir dan merasa, bisakah mereka disebut manusia?

Dengan durasi mencapai 163 menit, Blade Runner 2049 terasa sedikit panjang. Namun Villeneuve menjaga agar atmosfer filmnya tetap mencekat. Film ini bukan space opera berorientasi aksi melainkan misteri neo-noir yang mengandalkan mood. Tiga puluh tahun pasca Deckard menghilang, Los Angeles masih terlihat sebagai kota futuristik dengan baliho raksasa berlampu neon dan gedung-gedung gelap yang menjulang tinggi. Hanya saja, suasananya lebih buruk. Bersama sinematografer legendaris Roger Deakins, Villeneuve menyuguhkan sebuah semesta yang suram tapi cantik. Set-nya mengagumkan, dan skema warnanya —baik di reruntuhan berlatar langit jingga, balutan salju, atau klimaks di dam buatan— sangat memanjakan mata. Didampingi dengan scoring berderu dan menggelegar dari Hans Zimmer dan Benjamin Walfisch, film ini adalah pengalaman sinematis yang luar biasa.

Terlalu dini untuk menyebut Blade Runner 2049 akan menjadi film klasik seperti pendahulunya yang punya dampak besar terhadap genre scifi. Namun ini memang film yang powerful. Filmnya tak mengulang, menganulir, atau mengganti tema dari film orisinalnya, alih-alih membuatnya semakin kaya. Ia menjawab beberapa hal dari Blade Runner sekaligus mengangkat pertanyaan-pertanyaan baru. Ceritanya anyar, tapi berhubungan kuat dengan masa lalu, sekaligus membuka kemungkinan baru untuk masa depan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Blade Runner 2049

163 menit
Dewasa
Denis Villeneuve
Hampton Fancher, Michael Green (screenplay), Philip K. Dick (novel)
Andrew A. Kosove, Broderick Johnson, Bud Yorkin, Cynthia Yorkin
Roger Deakins
Hans Zimmer, Benjamin Wallfisch

'Blade Runner 2049' tak mengulang, menganulir, atau mengganti tema dari film orisinalnya, alih-alih membuatnya semakin kaya.

“Things were simpler then.”
— K
Rating UP:
Blade Runner 2049 adalah sekuel yang sepadan bagi pendahulunya, Blade Runner yang sekarang menyandang status sebagai film cult yang legendaris. Sutradara Denis Villeneuve baru saja memberikan sebuah pencapaian yang hampir mustahil dilakukan. Ia menghormati film pendahulunya, mengekspansi mitologinya, sekaligus membuat sebuah film bagus yang bisa berdiri sendiri. Blade Runner 2049 layak bersanding dengan Aliens, Star Wars: The Empire Strikes Back, dan Terminator 2: Judgment Day sebagai film sekuel terbaik.


Eksistensi Blade Runner 2049 sendiri sebenarnya sudah merupakan suatu keajaiban. Langka sekali studio yang mau bertaruh seriskan ini, membangkitkan kembali merek yang bukan sebuah properti klasik yang menjanjikan secara komersial. Memang Blade Runner merupakan salah satu film scifi paling berpengaruh, namun ia gagal mencatatkan raihan box office yang jangankan menguntungkan, balik modal saja tidak. Bahkan petinggi Warner Bros sendiri takut penonton takkan mengerti dengan filmnya sampai harus menambahkan narasi yang menganggu di dalam versi orisinalnya yang dirilis di tahun 1982. Jadi kita harus memberikan kredit kepada siapapun eksekutif Warner Bros sekarang yang nekat melampuhijaukan proyek ini lantas memberikan bujet jor-joran kepada Villeneuve, sutradara yang notabene tak dikenal karena keterampilan blockbusternya.

Ketika menonton Arrival, saya mendapati gaya sinematis Villeneuve sedikit menjauhkan saya dari elemen manusiawi filmnya. Blade Runner 2049 ternyata wadah yang sangat pas bagi gaya Villeneuve yang dingin, kaku, dan selow, karena dunia Blade Runner adalah dunia yang dingin. Ia diisi dengan karakter non-manusia, dan kalaupun ada manusianya, mereka tak bertingkah manusiawi. Sebentar. Atau jangan-jangan mereka memang bukan manusia?

Salah satu aspek yang membuat filmnya segar adalah karena ia dibangun dengan pondasi yang cerdas. Ia tahu apa yang kita sudah tahu. Blade Runner 2049 tak lagi bermain dengan persepsi di Blade Runner dimana Replika (terjemahan resmi dari istilah “Replicant”) secara umum tak tahu bahwa mereka adalah Replika. Para Replika sudah cukup pintar untuk menyadari jati diri mereka. Mereka tahu bahwa ingatan mereka ditanam. Namun di film ini tetap ada sesuatu, yang tak berani saya ungkap disini, yang membuat mereka merasa semakin mendekati manusia. Konfliknya selalu soal Replika yang ingin menjadi manusia, dan Blade Runner 2049 mengambil perspektif yang semakin memperdalam tema tersebut. Ruang lingkup plotnya relatif lebih kecil dibanding Blade Runner tapi temanya semakin berkembang.

Di Amerika, Villeneuve dan Warner Bros meminta kritikus untuk tak mengungkap sebagian besar poin plot dan karakter tertentu dalam review mereka. Bukannya saya sok-sokan kritikus—apalah blog saya ini— tapi saya akan melakukan hal yang sama, karena memang cara terbaik untuk menikmati film ini adalah dengan mengetahui tentangnya sesedikit mungkin. Beberapa bagian cerita dan beberapa pengungkapannya memang lebih baik tak tersentuh sebelum menontonnya langsung. Saya akan manut dengan wangsit dari Villeneuve, dan hanya akan memaparkan konteks dan apa yang kita tahu dari materi promonya, seperti kemunculan Rick Deckard (Harrison Ford) atau peristiwa blackout di tahun 2020 yang menghapus semua data mengenai Replika.

Tokoh utama kita adalah K (Ryan Gosling), seorang Blade Runner —polisi yang ditugaskan untuk memburu dan “menetralisir” Replika— yang tahu bahwa ia adalah Replika. Gosling merupakan pilihan sempurna untuk memerankan K. Ia aktor karismatik yang bisa menyembunyikan ekspresi di permukaan —ia bahkan tak pernah tersenyum— tapi menyimpan banyak emosi di dalam. Blade Runner 2049 merupakan perjalanan spiritual bagi K.

Setiap selesai menuntaskan misi, ia diwajibkan oleh bosnya, Letnan Joshi (Robin Wright) melakukan tes psikologis sederhana untuk memastikan kewarasannya sebagai Replika. Ia sadar bahwa ia tak punya masa kecil, bahwa masa kanak-kanaknya yang bermain dengan miniatur kuda kayu adalah ingatan yang ditanam. Atau jangan-jangan bukan begitu? K adalah penyendiri tapi ia tinggal bersama pacar hologram bernama Joi (Ana de Armas) yang bisa berganti baju dari satu pakaian seksi ke pakaian seksi lainnya dalam sekejap, membuatkannya masakan fiktif, dan memberinya perhatian dan kehangatan yang tak didapatkannya dari manusia.

Pasca blackout di tahun 2020, perusahaan Tyrell kolaps. Bisnis produksi Replika sekarang diambil alih oleh jenius sinting Niander Wallace (Jared Leto) yang punya mata seram dan banyak bicara soal omong kosong filosofis. Perusahaan Wallace menciptakan Replika model baru yang lebih canggih dan lebih patuh. Ia punya ajudan seorang Replika wanita tegas bernama Luv (Sylvia Hoeks).

Plot film ini mirip dengan Blade Runner yang dimulai dengan misi sederhana ala detektif sebelum karakter utama kita terpaksa terjun ke dalam misteri noir yang lebih kompleks. Di awal film, K diperintahkan untuk melenyapkan seorang Replika lama bernama Sapper (Dave Bautista) yang hidup dengan tenang sebagai petani di sebuah desa. Namun apa yang K temukan disana membawanya ke dalam intrik yang melibatkan jati dirinya dan hakikat Replika itu sendiri. Sesuatu yang mengancam “hukum alam” yang membedakan manusia dengan Replika dan bisa menghancurkan semuanya.

Meski begitu, film ini tak mengulang lagu lama pendahulunya atau sekadar mengalihkan perhatian kita lewat nostalgia. Ia mengangkat ide baru yang merupakan hasil ekspansi dari ide lama yang menjadi tema ikonik Blade Runner. Kita bahkan tak terlalu menantikan kemunculan Deckard karena sudah begitu larut dengan ceritanya, meski Deckard sendiri punya peran yang sangat krusial nantinya. Pertanyaan filosofis dari novel Philip K. Dick yang menjadi materi sumber dari Blade Runner, ternyata masih bisa dibuat terasa baru. Apa yang membuat manusia menjadi manusia? Apa yang membedakan manusia dengan Replika saat mereka punya fisik yang mirip? Ketika memori bisa ditanam, apakah ia tak lagi relevan saat Replika menyadarinya padahal mereka merasakannya secara personal? Jika Replika bisa berpikir dan merasa, bisakah mereka disebut manusia?

Dengan durasi mencapai 163 menit, Blade Runner 2049 terasa sedikit panjang. Namun Villeneuve menjaga agar atmosfer filmnya tetap mencekat. Film ini bukan space opera berorientasi aksi melainkan misteri neo-noir yang mengandalkan mood. Tiga puluh tahun pasca Deckard menghilang, Los Angeles masih terlihat sebagai kota futuristik dengan baliho raksasa berlampu neon dan gedung-gedung gelap yang menjulang tinggi. Hanya saja, suasananya lebih buruk. Bersama sinematografer legendaris Roger Deakins, Villeneuve menyuguhkan sebuah semesta yang suram tapi cantik. Set-nya mengagumkan, dan skema warnanya —baik di reruntuhan berlatar langit jingga, balutan salju, atau klimaks di dam buatan— sangat memanjakan mata. Didampingi dengan scoring berderu dan menggelegar dari Hans Zimmer dan Benjamin Walfisch, film ini adalah pengalaman sinematis yang luar biasa.

Terlalu dini untuk menyebut Blade Runner 2049 akan menjadi film klasik seperti pendahulunya yang punya dampak besar terhadap genre scifi. Namun ini memang film yang powerful. Filmnya tak mengulang, menganulir, atau mengganti tema dari film orisinalnya, alih-alih membuatnya semakin kaya. Ia menjawab beberapa hal dari Blade Runner sekaligus mengangkat pertanyaan-pertanyaan baru. Ceritanya anyar, tapi berhubungan kuat dengan masa lalu, sekaligus membuka kemungkinan baru untuk masa depan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Blade Runner 2049

163 menit
Dewasa
Denis Villeneuve
Hampton Fancher, Michael Green (screenplay), Philip K. Dick (novel)
Andrew A. Kosove, Broderick Johnson, Bud Yorkin, Cynthia Yorkin
Roger Deakins
Hans Zimmer, Benjamin Wallfisch

Thursday, October 12, 2017

Dwayne Johnson Pastikan Bintangi Spin-Off ‘Fast & Furious’ Bersama Jason Statham

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Dwayne Johnson Pastikan Bintangi Spin-Off ‘Fast & Furious’ Bersama Jason Statham
link : Dwayne Johnson Pastikan Bintangi Spin-Off ‘Fast & Furious’ Bersama Jason Statham

Baca juga


Dwayne Johnson akhirnya mengkonfirmasi spin-off 'Fast and Furious' yang ia bintangi bersama Jason Statham.

Setelah sekian lama hanya menjadi kabar simpang siur, Dwayne Johnson akhirnya mengkonfirmasi spin-off Fast and Furious yang ia bintangi bersama Jason Statham.

Kepastian ini disampaikan Johnson melalui Instagram, beberapa hari pasca sesama pemain franchise Fast and Furious, Tyrese Gibson, menuding Johnson sebagai biang di balik penundaan rilis Fast and Furious 9 dari 2019 ke 2020. Gibson pun sampai menyebut Johnson figur yang egois dan menudingnya sebagai pemecah belah Fast Family, julukan bagi jajaran pemain franchise Fast and Furious. Namun hingga saat ini, Johnson belum merespon pernyataan miring Gibson, dan ia tetap kukuh dengan keputusannya untuk tampil di spin-off Fast and Furious bersama Statham.

Johnson sendiri memulai debutnya di franchise Fast and Furious sebagai agen Hobbs di Fast Five, sedangkan Statham mulai memerankan villain Deckard Shaw di Furious 7. Sejak dua karakter tersebut kerap berinteraksi di The Fate of the Furious, duet mereka memang terlihat asyik dan dinilai layak dibuatkan filmnya sendiri.

Saat mengumumkan spin-off Hobbs, Johnson menjanjikan film ini akan menawarkan sesuatu yang fresh dan badass, serta menghadirkan karakter baru yang akan dicintai para fans. Disamping itu, Johnson juga mengklaim spin-off ini akan mengkspansi universe Fast and Furious dengan cara yang keren dan seru. Dan menariknya lagi, meski belum punya sutradara, Jonson memastikan spin-off Hobbs siap meluncur pada 26 Juli 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Dwayne Johnson akhirnya mengkonfirmasi spin-off 'Fast and Furious' yang ia bintangi bersama Jason Statham.

Setelah sekian lama hanya menjadi kabar simpang siur, Dwayne Johnson akhirnya mengkonfirmasi spin-off Fast and Furious yang ia bintangi bersama Jason Statham.

Kepastian ini disampaikan Johnson melalui Instagram, beberapa hari pasca sesama pemain franchise Fast and Furious, Tyrese Gibson, menuding Johnson sebagai biang di balik penundaan rilis Fast and Furious 9 dari 2019 ke 2020. Gibson pun sampai menyebut Johnson figur yang egois dan menudingnya sebagai pemecah belah Fast Family, julukan bagi jajaran pemain franchise Fast and Furious. Namun hingga saat ini, Johnson belum merespon pernyataan miring Gibson, dan ia tetap kukuh dengan keputusannya untuk tampil di spin-off Fast and Furious bersama Statham.

Johnson sendiri memulai debutnya di franchise Fast and Furious sebagai agen Hobbs di Fast Five, sedangkan Statham mulai memerankan villain Deckard Shaw di Furious 7. Sejak dua karakter tersebut kerap berinteraksi di The Fate of the Furious, duet mereka memang terlihat asyik dan dinilai layak dibuatkan filmnya sendiri.

Saat mengumumkan spin-off Hobbs, Johnson menjanjikan film ini akan menawarkan sesuatu yang fresh dan badass, serta menghadirkan karakter baru yang akan dicintai para fans. Disamping itu, Johnson juga mengklaim spin-off ini akan mengkspansi universe Fast and Furious dengan cara yang keren dan seru. Dan menariknya lagi, meski belum punya sutradara, Jonson memastikan spin-off Hobbs siap meluncur pada 26 Juli 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Film 'Gambit' Dapatkan Tanggal Rilis

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Film 'Gambit' Dapatkan Tanggal Rilis
link : Film 'Gambit' Dapatkan Tanggal Rilis

Baca juga


Sempat terkatung-katung, proyek film 'Gambit' kini mulai menunjukkan perkembangan positif.

Sempat terkatung-katung, proyek film Gambit kini mulai menunjukkan perkembangan positif. Hal ini pun dibuktikan keputusan Fox yang baru saja menetapkan tanggal rilis dari film mutant yang dibintangi Channing Tatum sebagai karakter titular.

Seperti yang dilansir Deadline, Fox berencana merilis Gambit pada 14 Februari 2019. Dengan demikian, di Hari Valentine tersebut Gambit akan menantang film komedi Liam Hemsworth dan Rebel Wilson, Isn’t It Romantic, dan satu film untitled produksi Blumhouse.

Penentuan tanggal rilis Gambit sendiri dilakukan seminggu pasca studio menunjuk Gore Verbinski sebagai sutradara. Verbinski sebelumnya dikenal lewat The Lone Ranger, A Cure for Wellness, Pirates of the Caribbean dan The Ring. Selain Tatum, untuk saat ini belum diketahui siapa pemain lain yang terlibat di Gambit. Namun sempat ada rumor bahwa aktor James Bond, Daniel Craig, akan menjadi villain Mr. Sinister.

Gambit a.k.a. Remy LeBeau sendiri merupakan mutan yang ahli melempar kartu dan juga mampu memanipulasi energi kinetik. Filmnya dikembangkan sejak 2014 lalu, dengan naskah yang ditulis Josh Zetumer (RoboCop reboot). Saat itu, bangku sutradara ditempati oleh Rupert Wyatt (Rise of the Planet of Apes), sebeum ia mundur dan digantikan Doug Liman (Edge of Tomorrow). Sayangnya, Liman akhirnya memutuskan mundur lantaran ia tak merasakan ada koneksi dengan karakter Gambit.

Kini dengan dijadwalkannya Gambit untuk Februari 2019, ada kemungkinan filmnya akan syuting pada 2018 mendatang. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sempat terkatung-katung, proyek film 'Gambit' kini mulai menunjukkan perkembangan positif.

Sempat terkatung-katung, proyek film Gambit kini mulai menunjukkan perkembangan positif. Hal ini pun dibuktikan keputusan Fox yang baru saja menetapkan tanggal rilis dari film mutant yang dibintangi Channing Tatum sebagai karakter titular.

Seperti yang dilansir Deadline, Fox berencana merilis Gambit pada 14 Februari 2019. Dengan demikian, di Hari Valentine tersebut Gambit akan menantang film komedi Liam Hemsworth dan Rebel Wilson, Isn’t It Romantic, dan satu film untitled produksi Blumhouse.

Penentuan tanggal rilis Gambit sendiri dilakukan seminggu pasca studio menunjuk Gore Verbinski sebagai sutradara. Verbinski sebelumnya dikenal lewat The Lone Ranger, A Cure for Wellness, Pirates of the Caribbean dan The Ring. Selain Tatum, untuk saat ini belum diketahui siapa pemain lain yang terlibat di Gambit. Namun sempat ada rumor bahwa aktor James Bond, Daniel Craig, akan menjadi villain Mr. Sinister.

Gambit a.k.a. Remy LeBeau sendiri merupakan mutan yang ahli melempar kartu dan juga mampu memanipulasi energi kinetik. Filmnya dikembangkan sejak 2014 lalu, dengan naskah yang ditulis Josh Zetumer (RoboCop reboot). Saat itu, bangku sutradara ditempati oleh Rupert Wyatt (Rise of the Planet of Apes), sebeum ia mundur dan digantikan Doug Liman (Edge of Tomorrow). Sayangnya, Liman akhirnya memutuskan mundur lantaran ia tak merasakan ada koneksi dengan karakter Gambit.

Kini dengan dijadwalkannya Gambit untuk Februari 2019, ada kemungkinan filmnya akan syuting pada 2018 mendatang. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Trailer ‘Avengers: Infinity War’ Dipastikan Rilis Sebelum Akhir Tahun

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Trailer ‘Avengers: Infinity War’ Dipastikan Rilis Sebelum Akhir Tahun
link : Trailer ‘Avengers: Infinity War’ Dipastikan Rilis Sebelum Akhir Tahun

Baca juga


Kapankah kita bisa melihat cuplikan film yang mempertemukan The Avengers dan Guardians of the Galaxy ini?

Proses syuting Avengers: Infinity War diketahui telah tuntas sejak bulan Juli 2017 lalu. Dengan masuknya film puncak Marvel Cinematic Universe Phase 3 ke fase pasca-produksi, artinya trailer Infinity War sedang disiapkan Marvel untuk rilis pada waktu tertentu. Lantas, kapankah kita bisa melihat cuplikan film yang mempertemukan The Avengers dan Guardians of the Galaxy ini?

Lewat sebuah wawancara, Kevin Feige selaku pimpinan Marvel Studios memastikan trailer perdana Infinity War datang sebelum akhir tahun. Mesk Feige tak mengungkap tanggal rilis secara spesifik, kini telah mencuat prediksi yang didasari oleh riwayat Marvel dalam meluncurkan trailer belakangan ini.

Ada kemungkinan Marvel merilis trailer Infinity War di sela salah satu pertandingan final Monday Night Football, yang tayang di channel ESPN milik Disney. Untuk diingat, Disney baru saja menggunakan Monday Night Football pekan ini untuk meluncurkan trailer anyar Star Wars: The Last Jedi. Selain itu, Disney dan Lucasfilm juga menggunakan MNF untuk merilis salah satu trailer Star Wars: The Force Awakens pada 2015.

Namun satu hal yang patut digarisbawahi, untuk perilisan trailer dan footage film Marvel, Disney cenderung memilih acara Jimmy Kimmel Live.Tercatat beberapa trailer film Marvel yang dirilis di acara talkshow ternama ini meliputi Guardians of the Galaxy Vol. 2, Doctor Strange dan Captain America: Civil War. Alhasil, tak mengejutkan bila Infinity War yang digadang jadi film terbesar Marvel ini akan memamerkan trailer perdananya di Jimmy Kimmel Live.

Avengers: Infinity War sendiri disutradarai Russo bersaudara, yang sebelumnya sukses membesut dua film solo terakhir Captain America. Menjadi puncak dari segala event yang terjadi sejak Phase 1 hingga Phase 3, Infinity War akan menyatukan segenap superhero MCU untuk menaklukkan supervillain terkuat bernama Thanos. Russo pun mensinyalkan film raksasa ini akan menampung 67 karakter.

Avengers: Infinity War akan dirilis 4 Mei 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Kapankah kita bisa melihat cuplikan film yang mempertemukan The Avengers dan Guardians of the Galaxy ini?

Proses syuting Avengers: Infinity War diketahui telah tuntas sejak bulan Juli 2017 lalu. Dengan masuknya film puncak Marvel Cinematic Universe Phase 3 ke fase pasca-produksi, artinya trailer Infinity War sedang disiapkan Marvel untuk rilis pada waktu tertentu. Lantas, kapankah kita bisa melihat cuplikan film yang mempertemukan The Avengers dan Guardians of the Galaxy ini?

Lewat sebuah wawancara, Kevin Feige selaku pimpinan Marvel Studios memastikan trailer perdana Infinity War datang sebelum akhir tahun. Mesk Feige tak mengungkap tanggal rilis secara spesifik, kini telah mencuat prediksi yang didasari oleh riwayat Marvel dalam meluncurkan trailer belakangan ini.

Ada kemungkinan Marvel merilis trailer Infinity War di sela salah satu pertandingan final Monday Night Football, yang tayang di channel ESPN milik Disney. Untuk diingat, Disney baru saja menggunakan Monday Night Football pekan ini untuk meluncurkan trailer anyar Star Wars: The Last Jedi. Selain itu, Disney dan Lucasfilm juga menggunakan MNF untuk merilis salah satu trailer Star Wars: The Force Awakens pada 2015.

Namun satu hal yang patut digarisbawahi, untuk perilisan trailer dan footage film Marvel, Disney cenderung memilih acara Jimmy Kimmel Live.Tercatat beberapa trailer film Marvel yang dirilis di acara talkshow ternama ini meliputi Guardians of the Galaxy Vol. 2, Doctor Strange dan Captain America: Civil War. Alhasil, tak mengejutkan bila Infinity War yang digadang jadi film terbesar Marvel ini akan memamerkan trailer perdananya di Jimmy Kimmel Live.

Avengers: Infinity War sendiri disutradarai Russo bersaudara, yang sebelumnya sukses membesut dua film solo terakhir Captain America. Menjadi puncak dari segala event yang terjadi sejak Phase 1 hingga Phase 3, Infinity War akan menyatukan segenap superhero MCU untuk menaklukkan supervillain terkuat bernama Thanos. Russo pun mensinyalkan film raksasa ini akan menampung 67 karakter.

Avengers: Infinity War akan dirilis 4 Mei 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Box Office: 'Blade Runner 2049' Lempem Meski Jadi Jawara

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'Blade Runner 2049' Lempem Meski Jadi Jawara
link : Box Office: 'Blade Runner 2049' Lempem Meski Jadi Jawara

Baca juga


Meski menjadi jawara, hype solid dan review bagus tak cukup untuk membuat 'Blade Runner 2049' memperoleh debut yang memuaskan. Nasib serupa juga menimpa 'The Mountain Between Us' dan 'My Little Pony'. Berikut rekap box office minggu ini.

Sebelumnya, mengingat reputasi Blade Runner sebagai film cult legendaris, Blade Runner 2049 berpotensi menjadi salah satu blockbuster pra musim gugur terbesar. Setelah embargo diangkat dan kritikus memberikan review yang impresif, antisipasi semakin meningkat. Terbukti saat perilisannya penonton juga memberikan respon yang bagus (CinemaScore "A-"). Sayangnya, hal ini tak begitu membantu performanya di box office.

Hanya memperoleh $32,6 juta, Blade Runner 2049 memang berhasil menjadi jawara minggu ini, tetapi debutnya berada di bawah ekspektasi Warner Bros yang sudah relatif rendah. Angka ini tentu tak sesuai harapan untuk film yang berbujet hingga $150 juta. Lemahnya performa ini bukan karena kurangnya layar, mengingat filmnya yang tayang hampir di seluruh jaringan bioskop Amerika. Spekulasi mengarah pada ratingnya yang "R/Dewasa", durasinya yang terlalu panjang sehingga mengurangi jumlah show, atau lebih sederhana lagi, penonton yang memang tak begitu tertarik gara-gara materi promosinya yang terlalu rahasia.

Walau dianggap sebagai salah satu film scifi paling berpengaruh sepanjang masa, mungkin pesona Blade Runner hanya terbatas di kalangan tertentu saja. Apalagi ada jeda waktu 35 tahun antara film orisinalnya dengan Blade Runner 2049 ini. Dengan hasil ini, rencana Ridley Scott untuk mem-franchise-kan Blade Runner mungkin takkan berjalan mulus.

Meski begitu, ini menjadi debut terbesar sepanjang karir Ryan Gosling dan sutradara Denis Villeneuve. Di luar Amerika, Blade Runner 2049 memperoleh debut yang cukup solid, $50,2 juta dari 63 negara sehinga totalnya secara global menjadi $82,8 juta. UK memimpin dengan $8 juta, diikuti oleh Rusia ($4,9 juta) dan Australia ($3,6 juta). Distribusi di luar Amerika ditangani oleh Sony yang baru akan merilis filmnya di beberapa pasar kunci Asia pada akhir bulan nanti.

Di posisi kedua, film romance yang dibintangi Kate Winslet dan Idris Elba, The Mountain Between Us mencatatkan debut $10,6 juta. Lagi-lagi hasil ini berada di bawah ekspektasi pasar, meski penonton cukup menikmatinya (CinemaScore "A-"). Dari 11 negara, film ini menambahkan $3,6 juta sehingga total debut globalnya menjadi $14,2 juta.

Film baru yang terakhir, animasi My Little Pony juga mendapat CinemaScore "A-". Namun debut $8,9 juta hanya bisa menempatkannya di posisi keempat. Bertindak sebagai counter-programming, film ini mendapat hasil yang lumayan mengecewakan, namun Lionsgate mengklaim bahwa mereka tak terlalu merugi karena filmnya lebih ditujukan untuk mendongkrak penjualan mainan yang diproduksi oleh Hasbro. Di luar Amerika, ada tambahan $3,8 juta dari 49 negara yang mengangkat total debut globalnya menjadi $13,7 juta.

It berada di posisi ketiga dengan $10,0 juta, membulatkan total pendapatan domestiknya menjadi $305,2 juta. Film ini sekarang sudah menjadi film horor terlaris sepanjang masa secara global dengan mencatatkan rekor pendapatan $603,7 juta, berkat tambahan $19,8 juta minggu ini dari 64 negara.

Kingsman: The Golden Circle menutup lima besar dengan $8,7 juta dan total pendapatan domestik $80,5 juta selama 3 minggu penayangan. Sementara itu, tambahan $25,5 juta dari 69 negara membuat total pendapatan globalnya menjadi $253 juta.

The Foreigner yang baru tayang di 7 negara mengumpulkan $17 juta, dimana $15,2 juta berasal dari Cina.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 6 Oktober - 8 Oktober 2017

1.

Blade Runner 2049
Minggu ini $32,753,122
Total $32,753,122

2.

The Mountain Between Us
Minggu ini $10,551,336
Total $10,551,336

3.

It
Minggu ini $9,972,002
Total $305,250,480

4.

My Little Pony
Minggu ini $8,885,899
Total $8,885,899

5.

Kingsman: The Golden Circle
Minggu ini $8,675,412
Total $80,539,837
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'American Made' Dihadang 'Kingsman' dan 'It' ■UP

Meski menjadi jawara, hype solid dan review bagus tak cukup untuk membuat 'Blade Runner 2049' memperoleh debut yang memuaskan. Nasib serupa juga menimpa 'The Mountain Between Us' dan 'My Little Pony'. Berikut rekap box office minggu ini.

Sebelumnya, mengingat reputasi Blade Runner sebagai film cult legendaris, Blade Runner 2049 berpotensi menjadi salah satu blockbuster pra musim gugur terbesar. Setelah embargo diangkat dan kritikus memberikan review yang impresif, antisipasi semakin meningkat. Terbukti saat perilisannya penonton juga memberikan respon yang bagus (CinemaScore "A-"). Sayangnya, hal ini tak begitu membantu performanya di box office.

Hanya memperoleh $32,6 juta, Blade Runner 2049 memang berhasil menjadi jawara minggu ini, tetapi debutnya berada di bawah ekspektasi Warner Bros yang sudah relatif rendah. Angka ini tentu tak sesuai harapan untuk film yang berbujet hingga $150 juta. Lemahnya performa ini bukan karena kurangnya layar, mengingat filmnya yang tayang hampir di seluruh jaringan bioskop Amerika. Spekulasi mengarah pada ratingnya yang "R/Dewasa", durasinya yang terlalu panjang sehingga mengurangi jumlah show, atau lebih sederhana lagi, penonton yang memang tak begitu tertarik gara-gara materi promosinya yang terlalu rahasia.

Walau dianggap sebagai salah satu film scifi paling berpengaruh sepanjang masa, mungkin pesona Blade Runner hanya terbatas di kalangan tertentu saja. Apalagi ada jeda waktu 35 tahun antara film orisinalnya dengan Blade Runner 2049 ini. Dengan hasil ini, rencana Ridley Scott untuk mem-franchise-kan Blade Runner mungkin takkan berjalan mulus.

Meski begitu, ini menjadi debut terbesar sepanjang karir Ryan Gosling dan sutradara Denis Villeneuve. Di luar Amerika, Blade Runner 2049 memperoleh debut yang cukup solid, $50,2 juta dari 63 negara sehinga totalnya secara global menjadi $82,8 juta. UK memimpin dengan $8 juta, diikuti oleh Rusia ($4,9 juta) dan Australia ($3,6 juta). Distribusi di luar Amerika ditangani oleh Sony yang baru akan merilis filmnya di beberapa pasar kunci Asia pada akhir bulan nanti.

Di posisi kedua, film romance yang dibintangi Kate Winslet dan Idris Elba, The Mountain Between Us mencatatkan debut $10,6 juta. Lagi-lagi hasil ini berada di bawah ekspektasi pasar, meski penonton cukup menikmatinya (CinemaScore "A-"). Dari 11 negara, film ini menambahkan $3,6 juta sehingga total debut globalnya menjadi $14,2 juta.

Film baru yang terakhir, animasi My Little Pony juga mendapat CinemaScore "A-". Namun debut $8,9 juta hanya bisa menempatkannya di posisi keempat. Bertindak sebagai counter-programming, film ini mendapat hasil yang lumayan mengecewakan, namun Lionsgate mengklaim bahwa mereka tak terlalu merugi karena filmnya lebih ditujukan untuk mendongkrak penjualan mainan yang diproduksi oleh Hasbro. Di luar Amerika, ada tambahan $3,8 juta dari 49 negara yang mengangkat total debut globalnya menjadi $13,7 juta.

It berada di posisi ketiga dengan $10,0 juta, membulatkan total pendapatan domestiknya menjadi $305,2 juta. Film ini sekarang sudah menjadi film horor terlaris sepanjang masa secara global dengan mencatatkan rekor pendapatan $603,7 juta, berkat tambahan $19,8 juta minggu ini dari 64 negara.

Kingsman: The Golden Circle menutup lima besar dengan $8,7 juta dan total pendapatan domestik $80,5 juta selama 3 minggu penayangan. Sementara itu, tambahan $25,5 juta dari 69 negara membuat total pendapatan globalnya menjadi $253 juta.

The Foreigner yang baru tayang di 7 negara mengumpulkan $17 juta, dimana $15,2 juta berasal dari Cina.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 6 Oktober - 8 Oktober 2017

1.

Blade Runner 2049
Minggu ini $32,753,122
Total $32,753,122

2.

The Mountain Between Us
Minggu ini $10,551,336
Total $10,551,336

3.

It
Minggu ini $9,972,002
Total $305,250,480

4.

My Little Pony
Minggu ini $8,885,899
Total $8,885,899

5.

Kingsman: The Golden Circle
Minggu ini $8,675,412
Total $80,539,837
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'American Made' Dihadang 'Kingsman' dan 'It' ■UP

Wednesday, October 11, 2017

Sutradara ‘New Mutants’ Terlibat di Film Stephen King ‘The Talisman’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sutradara ‘New Mutants’ Terlibat di Film Stephen King ‘The Talisman’
link : Sutradara ‘New Mutants’ Terlibat di Film Stephen King ‘The Talisman’

Baca juga


Untuk kesekian kalinya sineas Josh Boone terlibat dalam film adaptasi novel Stephen King.

Untuk kesekian kalinya sineas Josh Boone terlibat dalam film adaptasi novel Stephen King. Film kali ini berjudul The Talisman yang diproduksi Amblin Entertainment, rumah produksi Steven Spielberg. Meski saat ini Boone hanya terlibat sebagai penulis naskah, kedepannya ada kemungkinan ia juga menjadi sutradara.

The Talisman sendiri merupakan novel fantasi kelam yang ditulis King bersama penulis horror kawakan, Peter Straub. Kisahnya menyoroti bocah 12 tahun bernama Jack Sawyer yang berpetualang ke sebuah dimensi parallel berjuluk The Territories, demi mencari jimat mistis yang mampu menyelamatkan nyawa ibunya yang sedang terancam.

FYI, novel The Talisman pertama diterbitkan pada tahun 1984, dan selama beberapa tahun terakhir Hollywood telah berupaya untuk mengadaptasinya. Diketahui sineas elit Steven Spielberg sempat jadi sutradara di awal pengembangan The Talisman, dan selain itu, proyek ini pun tadinya akan dibuat sebagai serial televisi. Apapun itu, kini proyek film The Talisman kembali aktif dikembangkan menyusul naiknya pamor film adaptasi novel King, ditandai dengan It yang sukses besar di box office.

Boone sendiri sebelumnya telah berkolaborasi dengan King dalam membuat versi film dari novel The Stand, dimana ia ditunjuk sebagai sutradara merangkap penulis naskah. Saat proyek tersebut ditangguhkan, King pun kembali memberi kepercayaan kepada Boone untuk menulis naskah adaptasi Revival, yang saat ini tengah dikembangkan.

Sementara itu, usai sukses menghadirkan film drama remaja The Fault in Our Stars (2014), Boone kini menggarap film superhero berjudul New Mutants. Rencananya film berbasis X-Men Cinematic Universe ini akan tayang 13 April 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Untuk kesekian kalinya sineas Josh Boone terlibat dalam film adaptasi novel Stephen King.

Untuk kesekian kalinya sineas Josh Boone terlibat dalam film adaptasi novel Stephen King. Film kali ini berjudul The Talisman yang diproduksi Amblin Entertainment, rumah produksi Steven Spielberg. Meski saat ini Boone hanya terlibat sebagai penulis naskah, kedepannya ada kemungkinan ia juga menjadi sutradara.

The Talisman sendiri merupakan novel fantasi kelam yang ditulis King bersama penulis horror kawakan, Peter Straub. Kisahnya menyoroti bocah 12 tahun bernama Jack Sawyer yang berpetualang ke sebuah dimensi parallel berjuluk The Territories, demi mencari jimat mistis yang mampu menyelamatkan nyawa ibunya yang sedang terancam.

FYI, novel The Talisman pertama diterbitkan pada tahun 1984, dan selama beberapa tahun terakhir Hollywood telah berupaya untuk mengadaptasinya. Diketahui sineas elit Steven Spielberg sempat jadi sutradara di awal pengembangan The Talisman, dan selain itu, proyek ini pun tadinya akan dibuat sebagai serial televisi. Apapun itu, kini proyek film The Talisman kembali aktif dikembangkan menyusul naiknya pamor film adaptasi novel King, ditandai dengan It yang sukses besar di box office.

Boone sendiri sebelumnya telah berkolaborasi dengan King dalam membuat versi film dari novel The Stand, dimana ia ditunjuk sebagai sutradara merangkap penulis naskah. Saat proyek tersebut ditangguhkan, King pun kembali memberi kepercayaan kepada Boone untuk menulis naskah adaptasi Revival, yang saat ini tengah dikembangkan.

Sementara itu, usai sukses menghadirkan film drama remaja The Fault in Our Stars (2014), Boone kini menggarap film superhero berjudul New Mutants. Rencananya film berbasis X-Men Cinematic Universe ini akan tayang 13 April 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Live-Action 'Akira' akan Dibintangi Aktor Asia

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Live-Action 'Akira' akan Dibintangi Aktor Asia
link : Live-Action 'Akira' akan Dibintangi Aktor Asia

Baca juga


Dengan dikembangkannya satu film live-action adaptasi anime baru yang bertajuk 'Akira', tentu fans akan penasaran apakah isu whitewashing kembali terulang.

Bukan rahasia lagi jika isu whitewashing telah menjadi persoalan klasik di film-film Hollywood. Dipilihnya seorang aktor sebagai pemeran karakter yang tak sesuai dengan latar belakang ras atau budayanya tak jarang bisa menyulut kontroversi. Isu ini pun biasanya kerap terjadi di film live-action adaptasi anime, dan yang terbaru ada Ghost in the Shell plus Death Note yang diwarnai kontroversi tersebut. Kini seiring dikembangkan satu film live-action adaptasi anime baru yang bertajuk Akira, tentu fans akan penasaran apakah isu whitewashing kembali terulang. Beruntung, Taika Waititi sang calon sutradara Akira cukup bijak untuk mencegah terjadinya kontroversi ini.

Saat ditemui IGN, Waititi ditanyai apa rencananya terhadap casting pemeran utama Akira. Dengan gamblangnya, Waititi menyatakan bahwa ia berjanji merekrut aktor remaja asal Asia yang belum dikenal banyak orang. Janji Waititi pun disambut positif oleh para fans, dan rencana Waititi seolah juga mendukung keputusan Ed Skrein yang mundur dari Hellboy karena isu whitewashing, sebeum akhirnya ia digantikan Daniel Dae Kim.

Lebih dari itu, Waititi juga menegaskan kabar dirinya akan menyutradarai Akira masih sebatas rumor, dan belum ada kesepakatan. Namun di sisi lain, Wititi membenarkan bahwa ia sempat berdiskusi dengan pihak Warner Bros. terkait posisi sutradara. Disamping itu, ia juga mengakui sangat menyukai manga Akira dan film animenya yang dirilis 1988 silam. Waititi kemudian mengungkapkan ia tak berniat meremake film anime tersebut, da sebaliknya, ia justru menjadikan manga sebagai sumber materi filmnya nanti.

Dengan setting dunia dystopia bernuansa cyberpunk, Akira mengisahkan perjuangan seorang pemimpin geng motor, Shōtarō Kaneda, dalam menyelamatkan sahabatnya, Tetsuo Shima, yang hendak dijadikan objek eksperimen karena memiliki kekuatan super yang mengancam militer. Kabarnya WB bersama Legendary akan memproduksi dua film Akira yang masing-masing mengadaptasi tiga volume dari manganya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Dengan dikembangkannya satu film live-action adaptasi anime baru yang bertajuk 'Akira', tentu fans akan penasaran apakah isu whitewashing kembali terulang.

Bukan rahasia lagi jika isu whitewashing telah menjadi persoalan klasik di film-film Hollywood. Dipilihnya seorang aktor sebagai pemeran karakter yang tak sesuai dengan latar belakang ras atau budayanya tak jarang bisa menyulut kontroversi. Isu ini pun biasanya kerap terjadi di film live-action adaptasi anime, dan yang terbaru ada Ghost in the Shell plus Death Note yang diwarnai kontroversi tersebut. Kini seiring dikembangkan satu film live-action adaptasi anime baru yang bertajuk Akira, tentu fans akan penasaran apakah isu whitewashing kembali terulang. Beruntung, Taika Waititi sang calon sutradara Akira cukup bijak untuk mencegah terjadinya kontroversi ini.

Saat ditemui IGN, Waititi ditanyai apa rencananya terhadap casting pemeran utama Akira. Dengan gamblangnya, Waititi menyatakan bahwa ia berjanji merekrut aktor remaja asal Asia yang belum dikenal banyak orang. Janji Waititi pun disambut positif oleh para fans, dan rencana Waititi seolah juga mendukung keputusan Ed Skrein yang mundur dari Hellboy karena isu whitewashing, sebeum akhirnya ia digantikan Daniel Dae Kim.

Lebih dari itu, Waititi juga menegaskan kabar dirinya akan menyutradarai Akira masih sebatas rumor, dan belum ada kesepakatan. Namun di sisi lain, Wititi membenarkan bahwa ia sempat berdiskusi dengan pihak Warner Bros. terkait posisi sutradara. Disamping itu, ia juga mengakui sangat menyukai manga Akira dan film animenya yang dirilis 1988 silam. Waititi kemudian mengungkapkan ia tak berniat meremake film anime tersebut, da sebaliknya, ia justru menjadikan manga sebagai sumber materi filmnya nanti.

Dengan setting dunia dystopia bernuansa cyberpunk, Akira mengisahkan perjuangan seorang pemimpin geng motor, Shōtarō Kaneda, dalam menyelamatkan sahabatnya, Tetsuo Shima, yang hendak dijadikan objek eksperimen karena memiliki kekuatan super yang mengancam militer. Kabarnya WB bersama Legendary akan memproduksi dua film Akira yang masing-masing mengadaptasi tiga volume dari manganya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem