Tuesday, June 5, 2018

Helena Bonham Carter Berpotensi Jadi Villain ‘Bond 25’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Helena Bonham Carter Berpotensi Jadi Villain ‘Bond 25’
link : Helena Bonham Carter Berpotensi Jadi Villain ‘Bond 25’

Baca juga


Kini, ‘Bond 25’ pun sudah memulai proses pencarian pemain, seiring Helena Bonham Carter dilirik sebagai pemeran villain.

Usai beberapa bulan diwarnai rumor dan spekulasi, proyek Bond 25 akhirnya siap digarap dengan kembali dibintangi Daniel Craig sebagai agen rahasia Inggris, dan ditangani sutradara baru Danny Boyle. Kini, Bond 25 pun sudah memulai proses pencarian pemain, seiring Helena Bonham Carter dilirik sebagai pemeran villain.

Kabar casting ini sendiri datang dari media The Mirror. Sumber mengklaim, sebenarnya semua pihak yang terlibat di proyek Bond 25 beranggapan Angelina Jolie seharusnya memegang peran villain ini. Namun rupanya para petinggi lebih ingin karakter antagonis ini dipercayakan kepada Helena. Bagaimanapun, untuk saat ini, mereka disebut tengah memfinalisasikan daftar pemain Bond 25. Sayangnya, belum ada detail lebih lanjut soal villain perempuan yang akan jadi lawan James Bond.

Dikenal dengan peran-perannya yang unik, Helena diketahui kerap bermain di film-film besutan Tim Burton. Sebut saja Planet of the Apes, Big Fish, Corpse Bride, Dark Shadows hingga Alice in Wonderland. Adapun Helena juga sempat terlibat di film-film Harry Potter sebagai penyihir Bellatrix Lestrange. Selanjutnya Helena akan membintangi film heist Ocean’s Eight, dimana ia akan beradu akting dengan Cate Blanchett dan Sandra Bullock.

Bond 25 sendiri menjadi film James Bond kelima sekaligus yang terakhir bagi Craig, setelah ia menggawangi Casino Royale (2006), Quantum of Solace (2008), Skyfall (2012) dan Spectre (2015). Sedangkan untuk posisi sutradara, Boyle datang menggantikan Sam Mendes, yang telah membidani dua film terakhir. Nantinya Boyle juga menulis skrip Bond 25 bersama John Hodge, dimana mereka sebelumnya pernah berkolaborasi di Trainspotting.

Selain Craig, belum ada konfirmasi apakah para pemain pendukung di film sebelumnya akan kembali tampil. Seperti misalnya Naomi Harris (Moneypenny), Ben Whishaw (Q) dan Ralph Fiennes (M). Namun karena MGM akan menggulirkan syuting tahun ini, diprediksi pemain film akan segera diumumkan. Di luar itu, Bond 25 akan menandai era baru franchise spionase legendaris. Karena setelah sekian lama dipegang Sony sejak Casino Royale hingga Spectre, kini hak edar film Bond berpindah tangan ke Universal.

Rencananya Bond 25 akan dirilis 8 November 2019, dan siap bersaing ketat dengan Wonder Woman 2, Death on the Nile (sekuel Murder on the Orient Express) dan film adaptasi game Sonic the Hedgehog.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Kini, ‘Bond 25’ pun sudah memulai proses pencarian pemain, seiring Helena Bonham Carter dilirik sebagai pemeran villain.

Usai beberapa bulan diwarnai rumor dan spekulasi, proyek Bond 25 akhirnya siap digarap dengan kembali dibintangi Daniel Craig sebagai agen rahasia Inggris, dan ditangani sutradara baru Danny Boyle. Kini, Bond 25 pun sudah memulai proses pencarian pemain, seiring Helena Bonham Carter dilirik sebagai pemeran villain.

Kabar casting ini sendiri datang dari media The Mirror. Sumber mengklaim, sebenarnya semua pihak yang terlibat di proyek Bond 25 beranggapan Angelina Jolie seharusnya memegang peran villain ini. Namun rupanya para petinggi lebih ingin karakter antagonis ini dipercayakan kepada Helena. Bagaimanapun, untuk saat ini, mereka disebut tengah memfinalisasikan daftar pemain Bond 25. Sayangnya, belum ada detail lebih lanjut soal villain perempuan yang akan jadi lawan James Bond.

Dikenal dengan peran-perannya yang unik, Helena diketahui kerap bermain di film-film besutan Tim Burton. Sebut saja Planet of the Apes, Big Fish, Corpse Bride, Dark Shadows hingga Alice in Wonderland. Adapun Helena juga sempat terlibat di film-film Harry Potter sebagai penyihir Bellatrix Lestrange. Selanjutnya Helena akan membintangi film heist Ocean’s Eight, dimana ia akan beradu akting dengan Cate Blanchett dan Sandra Bullock.

Bond 25 sendiri menjadi film James Bond kelima sekaligus yang terakhir bagi Craig, setelah ia menggawangi Casino Royale (2006), Quantum of Solace (2008), Skyfall (2012) dan Spectre (2015). Sedangkan untuk posisi sutradara, Boyle datang menggantikan Sam Mendes, yang telah membidani dua film terakhir. Nantinya Boyle juga menulis skrip Bond 25 bersama John Hodge, dimana mereka sebelumnya pernah berkolaborasi di Trainspotting.

Selain Craig, belum ada konfirmasi apakah para pemain pendukung di film sebelumnya akan kembali tampil. Seperti misalnya Naomi Harris (Moneypenny), Ben Whishaw (Q) dan Ralph Fiennes (M). Namun karena MGM akan menggulirkan syuting tahun ini, diprediksi pemain film akan segera diumumkan. Di luar itu, Bond 25 akan menandai era baru franchise spionase legendaris. Karena setelah sekian lama dipegang Sony sejak Casino Royale hingga Spectre, kini hak edar film Bond berpindah tangan ke Universal.

Rencananya Bond 25 akan dirilis 8 November 2019, dan siap bersaing ketat dengan Wonder Woman 2, Death on the Nile (sekuel Murder on the Orient Express) dan film adaptasi game Sonic the Hedgehog.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Box Office: 'Solo: A Star Wars Story' Masih Terbang So Low

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'Solo: A Star Wars Story' Masih Terbang So Low
link : Box Office: 'Solo: A Star Wars Story' Masih Terbang So Low

Baca juga


Setelah debut yang lemah minggu lalu, 'Solo: A Star Wars Story' masih terseok-seok. Hingga saat ini, pendapatan globalnya bahkan belum melewati angka $300 juta. Berikut rekap box office minggu ini.

Sebagaimana yang sudah kita tahu, Solo: A Star Wars Story mendapat debut yang mengecewakan minggu lalu. Ada beberapa spekulasi mengenai penyebab performanya yang tergolong sangat lemah untuk sebuah film Star Wars, termasuk menyebut keberadaan Avengers: Infinity War dan Deadpool 2 sebagai biang kerok. Oke, boleh jadi penonton memang masih banyak yang lebih memilih menonton dua film tersebut dibanding Solo.

Nah, dua film tersebut kan sudah tayang lumayan lama, masa sih penonton belum bosan. Jadi, mungkinkah di minggu keduanya, penonton akhirnya akan selesai dengan Infinity War dan Deadpool 2 lalu berpaling ke Solo? Mungkinkah Solo cuma kebetulan apes saja di minggu pertama dan bisa menggenjot performa di minggu kedua dan seterusnya?

Uhm, sepertinya tidak. Sebab, minggu ini pun Solo masih saja melempem; memperoleh $29,4 juta saja, yang berarti anjlok 65,2% dari debutnya minggu lalu yang beidewei juga terbilang lemah. Sejauh ini, Solo baru mengumpulkan $149,0 juta di Amerika. Sementara itu, sumbangan $30,3 juta minggu ini dari 54 negara baru bisa membawanya ke angka global $264,2 juta. Solo menjadi film Star Wars-nya Disney yang harus terseok-seok di box office, bahkan untuk mencapai target $500 juta saja akan sangat sulit. Patut diingat, bujetnya mencapai $300 juta, dan ini belum termasuk marketing.

Minggu ini ada 3 film baru yang tayang di Amerika. Namun satu-satunya yang bisa masuk ke lima besar adalah Adrift. Film romance yang yang dibintangi Shailene Woodley ini mendapat $11,6 juta, cukup untuk menempatkannya di posisi ketiga. Penonton memberikannya CinemaScore "B". Di luar Amerika, ia baru tayang di 9 pasar kecil dengan mengumpulkan $0,4 juta.

Posisi kedua masih ditempati oleh Deadpool 2 dengan $23,2 juta. Deadpool 2 memang tak tampil sespektakuler film pertamanya. Namun selama 3 minggu, film ini telah meraup $254,5 juta di Amerika dan $598,6 juta secara global (berkat tambahan $41,6 juta dari 79 negara), yang mana jelas sangat tak mengecewakan bagi 20th Century Fox.

Thanos rupanya masih cukup kuat. Avengers: Infinity War sekarang memang cuma berada di posisi keempat. Namun patut dicatat bahwa ia sudah bertahan di lima besar box office selama 6 minggu berturut-turut. Apalagi minggu ini performanya cuma turun 39,2% (dengan pendapatan $10,5 juta) dari minggu lalu. Pendapatannya? $643,0 juta di Amerika dan $1,96 miliar secara global.

Book Club berada di posisi bontot dengan $7,0 juta dan total $47,6 juta. Di luar Amerika, ia baru tayang di UK dengan perolehan $1,1 juta.

Film horor terbaru dari Blumhouse, Upgrade memang tak masuk lima besar, tapi film ini mampu mendapat debut solid $4,7 juta. Angka yang tak besar tapi memuaskan jika mempertimbangkan bujet produksinya yang kabarnya di bawah $5 juta.

Yang paling sial minggu ini adalah Action Point. Film Johnny Knoxville yang digadang-gadang sebagai film Jackass keempat ini cuma mampu mengumpulkan $2,3 juta. Prediksi pengamat memang rendah, tapi debut aktual ini merupakan salah satu debut wide release terburuk sepanjang masa. CinemaScore-nya adalah "C+".

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 1 Juni - 3 Juni 2018

1.

Solo: A Star Wars Story
Minggu ini $29,396,882
Total $148,989,574

2.

Deadpool 2
Minggu ini $23,178,597
Total $254,506,035

3.

Adrift
Minggu ini $11,603,039
Total $11,603,039

4.

Avengers: Infinity War
Minggu ini $10,507,279
Total $643,006,211

5.

Book Club
Minggu ini $7,039,033
Total $47,555,781
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Solo: A Star Wars Story' Kandas ■UP

Setelah debut yang lemah minggu lalu, 'Solo: A Star Wars Story' masih terseok-seok. Hingga saat ini, pendapatan globalnya bahkan belum melewati angka $300 juta. Berikut rekap box office minggu ini.

Sebagaimana yang sudah kita tahu, Solo: A Star Wars Story mendapat debut yang mengecewakan minggu lalu. Ada beberapa spekulasi mengenai penyebab performanya yang tergolong sangat lemah untuk sebuah film Star Wars, termasuk menyebut keberadaan Avengers: Infinity War dan Deadpool 2 sebagai biang kerok. Oke, boleh jadi penonton memang masih banyak yang lebih memilih menonton dua film tersebut dibanding Solo.

Nah, dua film tersebut kan sudah tayang lumayan lama, masa sih penonton belum bosan. Jadi, mungkinkah di minggu keduanya, penonton akhirnya akan selesai dengan Infinity War dan Deadpool 2 lalu berpaling ke Solo? Mungkinkah Solo cuma kebetulan apes saja di minggu pertama dan bisa menggenjot performa di minggu kedua dan seterusnya?

Uhm, sepertinya tidak. Sebab, minggu ini pun Solo masih saja melempem; memperoleh $29,4 juta saja, yang berarti anjlok 65,2% dari debutnya minggu lalu yang beidewei juga terbilang lemah. Sejauh ini, Solo baru mengumpulkan $149,0 juta di Amerika. Sementara itu, sumbangan $30,3 juta minggu ini dari 54 negara baru bisa membawanya ke angka global $264,2 juta. Solo menjadi film Star Wars-nya Disney yang harus terseok-seok di box office, bahkan untuk mencapai target $500 juta saja akan sangat sulit. Patut diingat, bujetnya mencapai $300 juta, dan ini belum termasuk marketing.

Minggu ini ada 3 film baru yang tayang di Amerika. Namun satu-satunya yang bisa masuk ke lima besar adalah Adrift. Film romance yang yang dibintangi Shailene Woodley ini mendapat $11,6 juta, cukup untuk menempatkannya di posisi ketiga. Penonton memberikannya CinemaScore "B". Di luar Amerika, ia baru tayang di 9 pasar kecil dengan mengumpulkan $0,4 juta.

Posisi kedua masih ditempati oleh Deadpool 2 dengan $23,2 juta. Deadpool 2 memang tak tampil sespektakuler film pertamanya. Namun selama 3 minggu, film ini telah meraup $254,5 juta di Amerika dan $598,6 juta secara global (berkat tambahan $41,6 juta dari 79 negara), yang mana jelas sangat tak mengecewakan bagi 20th Century Fox.

Thanos rupanya masih cukup kuat. Avengers: Infinity War sekarang memang cuma berada di posisi keempat. Namun patut dicatat bahwa ia sudah bertahan di lima besar box office selama 6 minggu berturut-turut. Apalagi minggu ini performanya cuma turun 39,2% (dengan pendapatan $10,5 juta) dari minggu lalu. Pendapatannya? $643,0 juta di Amerika dan $1,96 miliar secara global.

Book Club berada di posisi bontot dengan $7,0 juta dan total $47,6 juta. Di luar Amerika, ia baru tayang di UK dengan perolehan $1,1 juta.

Film horor terbaru dari Blumhouse, Upgrade memang tak masuk lima besar, tapi film ini mampu mendapat debut solid $4,7 juta. Angka yang tak besar tapi memuaskan jika mempertimbangkan bujet produksinya yang kabarnya di bawah $5 juta.

Yang paling sial minggu ini adalah Action Point. Film Johnny Knoxville yang digadang-gadang sebagai film Jackass keempat ini cuma mampu mengumpulkan $2,3 juta. Prediksi pengamat memang rendah, tapi debut aktual ini merupakan salah satu debut wide release terburuk sepanjang masa. CinemaScore-nya adalah "C+".

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 1 Juni - 3 Juni 2018

1.

Solo: A Star Wars Story
Minggu ini $29,396,882
Total $148,989,574

2.

Deadpool 2
Minggu ini $23,178,597
Total $254,506,035

3.

Adrift
Minggu ini $11,603,039
Total $11,603,039

4.

Avengers: Infinity War
Minggu ini $10,507,279
Total $643,006,211

5.

Book Club
Minggu ini $7,039,033
Total $47,555,781
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Solo: A Star Wars Story' Kandas ■UP

Monday, June 4, 2018

Chris Hemsworth: 'Avengers 4' Lebih Mengejutkan Dibanding 'Infinity War'

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Chris Hemsworth: 'Avengers 4' Lebih Mengejutkan Dibanding 'Infinity War'
link : Chris Hemsworth: 'Avengers 4' Lebih Mengejutkan Dibanding 'Infinity War'

Baca juga


Untuk saat ini detail seputar ‘Avengers 4’ masih dikunci rapat oleh Marvel. Namun di tengah situasi yang penuh misteri ini, ada satu hal pasti yang diungkapkan pemeran Thor akan hadir di sekuel ‘Infinity War’.

Untuk saat ini detail seputar Avengers 4 masih dikunci rapat oleh Marvel. Bahkan setelah menonton film pendahulunya, Avengers: Infinity War, duo penulis skrip Christopher Markus dan Stephen McFeely menjamin fans takkan bisa membaca arah cerita di film mendatang, meskipun sudah ada banyak teori yang dikemukakan. Namun di tengah situasi yang penuh misteri ini, ada satu hal pasti yang diungkapkan Chris Hemsworth akan hadir di Avengers 4. Melalui wawancaranya dengan Esquire, pemeran Thor mengakui Avengers 4 akan lebih mengejutkan dibanding Infinity War.

“Jika Anda terkejut dengan apa yang terjadi di Infinity War, maka menurut saya film berikutnya (Avengers 4) akan lebih mengejutkan lagi karena alasan yang sepenuhnya berbeda,”tutur Hemsworth. Lebih jauh lagi, ia juga merasa tercengang saat pertama kali membaca kedua film Avengers tersebut. Sebab, Hemsworth kagum dengan cara kedua film ambisius Marvel ini mengorkestra begitu banyak karakter berbeda, dan memberi ruang bagi mereka untuk bersinar lewat momen keren masing-masing. Kelihaian Marvel dalam mengolah ensemble cast inilah yang membuat Hemsworth menilai, Infinity War dan Avengers 4 akan terasa fresh dan unik, bukan sekedar film yang mengumpulkan banyak karakter dalam satu layar.

Tak berhenti sampai disitu, Hemsworth juga mengungkapkan ia lebih tak sabar menunggu penayangan Avengers 4 ketimbang Infinity War. Alasannya, ia menyukai perkembangan dan evolusi karakter di Avengers 4, dan bagian inilah yang dinilai Hemsworth tak hanya mengejutkan penonton, tapi juga membuktikan Marvel tak pernah kekurangan ide kreatif untuk memikat audiens. “Bagi saya, keseluruhan pengalaman (menonton Infinity War dan Avengers 4) ini luar biasa. Terutama untuk film yang terakhir (Avengers 4),”papar Hemsworth.

Sebagai recap, Infinity War sendiri mengisahkan perjuangan The Avengers dan Guardians of the Galaxy menghentikan Thanos, yang hendak menghancurkan separuh alam semesta dengan kekuatan tak tertandingi Infinity Stones. Alih-alih bermain aman, film ini justru mengambil langkah berani dan mengejutkan, dengan menggugurkan sejumlah karakter penting, dan mengukuhkan Thanos jadi “pemenang” dalam perang epik ini. Mungkin klaim Hemsworth ada benarnya. Bahwa setelah menyaksikan event di Infinity War, kita lebih tak sabar lagi menunggu Avengers 4, dan mengetahui kejutan seperti apa yang disimpan film penutup Phase 3

Kembali dibesut Russo bersaudara, Avengers 4 akan dirilis 3 Mei 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Untuk saat ini detail seputar ‘Avengers 4’ masih dikunci rapat oleh Marvel. Namun di tengah situasi yang penuh misteri ini, ada satu hal pasti yang diungkapkan pemeran Thor akan hadir di sekuel ‘Infinity War’.

Untuk saat ini detail seputar Avengers 4 masih dikunci rapat oleh Marvel. Bahkan setelah menonton film pendahulunya, Avengers: Infinity War, duo penulis skrip Christopher Markus dan Stephen McFeely menjamin fans takkan bisa membaca arah cerita di film mendatang, meskipun sudah ada banyak teori yang dikemukakan. Namun di tengah situasi yang penuh misteri ini, ada satu hal pasti yang diungkapkan Chris Hemsworth akan hadir di Avengers 4. Melalui wawancaranya dengan Esquire, pemeran Thor mengakui Avengers 4 akan lebih mengejutkan dibanding Infinity War.

“Jika Anda terkejut dengan apa yang terjadi di Infinity War, maka menurut saya film berikutnya (Avengers 4) akan lebih mengejutkan lagi karena alasan yang sepenuhnya berbeda,”tutur Hemsworth. Lebih jauh lagi, ia juga merasa tercengang saat pertama kali membaca kedua film Avengers tersebut. Sebab, Hemsworth kagum dengan cara kedua film ambisius Marvel ini mengorkestra begitu banyak karakter berbeda, dan memberi ruang bagi mereka untuk bersinar lewat momen keren masing-masing. Kelihaian Marvel dalam mengolah ensemble cast inilah yang membuat Hemsworth menilai, Infinity War dan Avengers 4 akan terasa fresh dan unik, bukan sekedar film yang mengumpulkan banyak karakter dalam satu layar.

Tak berhenti sampai disitu, Hemsworth juga mengungkapkan ia lebih tak sabar menunggu penayangan Avengers 4 ketimbang Infinity War. Alasannya, ia menyukai perkembangan dan evolusi karakter di Avengers 4, dan bagian inilah yang dinilai Hemsworth tak hanya mengejutkan penonton, tapi juga membuktikan Marvel tak pernah kekurangan ide kreatif untuk memikat audiens. “Bagi saya, keseluruhan pengalaman (menonton Infinity War dan Avengers 4) ini luar biasa. Terutama untuk film yang terakhir (Avengers 4),”papar Hemsworth.

Sebagai recap, Infinity War sendiri mengisahkan perjuangan The Avengers dan Guardians of the Galaxy menghentikan Thanos, yang hendak menghancurkan separuh alam semesta dengan kekuatan tak tertandingi Infinity Stones. Alih-alih bermain aman, film ini justru mengambil langkah berani dan mengejutkan, dengan menggugurkan sejumlah karakter penting, dan mengukuhkan Thanos jadi “pemenang” dalam perang epik ini. Mungkin klaim Hemsworth ada benarnya. Bahwa setelah menyaksikan event di Infinity War, kita lebih tak sabar lagi menunggu Avengers 4, dan mengetahui kejutan seperti apa yang disimpan film penutup Phase 3

Kembali dibesut Russo bersaudara, Avengers 4 akan dirilis 3 Mei 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sunday, June 3, 2018

Sutradara ‘Mission: Impossible’ Tulis Film Horror Tentang Skandal Harvey Weinstein

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sutradara ‘Mission: Impossible’ Tulis Film Horror Tentang Skandal Harvey Weinstein
link : Sutradara ‘Mission: Impossible’ Tulis Film Horror Tentang Skandal Harvey Weinstein

Baca juga


Skandal Harvey Weinstein rupanya sangat menyedot perhatian Brian De Palma, hingga akhirnya sineas legendaris Hollywood ini menulis skrip film yang menyoroti skandal Weinstein.

Dari produser top Hollywood dengan jajaran film berkualitas jempolan, menjadi kriminal yang dibanjiri hujatan. Ya, karir gemilang seorang Harvey Weinstein hancur seketika begitu tindakan asusilanya terungkap ke publik, dan mengguncang industri film Hollywood. Banyaknya aktris yang mengaku pernah jadi korban kekerasan seksual Weinstein pun membuat skandalnya jadi sorotan dunia di sepanjang tahun 2017 lalu. Skandal Weinstein ini rupanya juga sangat menyedot perhatian Brian De Palma, hingga akhirnya sineas legendaris Hollywood ini menulis skrip film yang menyoroti skandal Weinstein.

Di masa lalu, Palma sendiri pernah menyutradarai film pertama Mission: Impossible, yang kini menjelma menjadi franchise action raksasa. Palma juga dikenal dengan film-filmnya yang berbau thriller psikologi dan kriminal, seperti Carrie dan Scarface. Dengan rekam jejaknya, tentu proyek film skandal Weinstein yang ditulis Palma menarik dinanti.

Ketika mengungkap eksistensi proyek ini lewat media Le Parisian, Palma pun memastikan karakter di film ini takkan dinamai Harvey Weinstein. Namun Palma mengakui ini akan menjadi film horror, dengan karakter pelaku kekerasan seksual, dan setting cerita di industri film. Meski tak menjelaskan sudah sejauh mana pengembangan skrip ini, Palma menyatakan saat ini ia sedang berdiskusi dengan seorang produser Perancis untuk merealisasikan proyek film tersebut. Karena itu, ada kemungkinan ini akan menjadi film produksi Perancis, yang seringkali tampil lebih eksplisit ketimbang punya Hollywood. Sayangnya, belum ada konfirmasi apakah film tentang skandal Weinstein ini juga akan disutradarai Palma dan kapan ia akan mulai syuting.

Palma sendiri terakhir kali membuat film pada 2012 silam dengan judul Passion yang dibintangi Rachel McAdams (Doctor Strange) dan Noomi Rapace (Prometheus). Kini Palma tengah mempersiapkan film terbarunya, Domino, yang akan dirilis tahun 2018. Menghadirkan Nikolaj Coster Waldau (Game of Thrones) dan Guy Pearce (Iron Man 3), film ini mengisahkan seorang polisi yang menuntut keadilan atas kematian temannya yang dibunuh oleh pria misterius.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Skandal Harvey Weinstein rupanya sangat menyedot perhatian Brian De Palma, hingga akhirnya sineas legendaris Hollywood ini menulis skrip film yang menyoroti skandal Weinstein.

Dari produser top Hollywood dengan jajaran film berkualitas jempolan, menjadi kriminal yang dibanjiri hujatan. Ya, karir gemilang seorang Harvey Weinstein hancur seketika begitu tindakan asusilanya terungkap ke publik, dan mengguncang industri film Hollywood. Banyaknya aktris yang mengaku pernah jadi korban kekerasan seksual Weinstein pun membuat skandalnya jadi sorotan dunia di sepanjang tahun 2017 lalu. Skandal Weinstein ini rupanya juga sangat menyedot perhatian Brian De Palma, hingga akhirnya sineas legendaris Hollywood ini menulis skrip film yang menyoroti skandal Weinstein.

Di masa lalu, Palma sendiri pernah menyutradarai film pertama Mission: Impossible, yang kini menjelma menjadi franchise action raksasa. Palma juga dikenal dengan film-filmnya yang berbau thriller psikologi dan kriminal, seperti Carrie dan Scarface. Dengan rekam jejaknya, tentu proyek film skandal Weinstein yang ditulis Palma menarik dinanti.

Ketika mengungkap eksistensi proyek ini lewat media Le Parisian, Palma pun memastikan karakter di film ini takkan dinamai Harvey Weinstein. Namun Palma mengakui ini akan menjadi film horror, dengan karakter pelaku kekerasan seksual, dan setting cerita di industri film. Meski tak menjelaskan sudah sejauh mana pengembangan skrip ini, Palma menyatakan saat ini ia sedang berdiskusi dengan seorang produser Perancis untuk merealisasikan proyek film tersebut. Karena itu, ada kemungkinan ini akan menjadi film produksi Perancis, yang seringkali tampil lebih eksplisit ketimbang punya Hollywood. Sayangnya, belum ada konfirmasi apakah film tentang skandal Weinstein ini juga akan disutradarai Palma dan kapan ia akan mulai syuting.

Palma sendiri terakhir kali membuat film pada 2012 silam dengan judul Passion yang dibintangi Rachel McAdams (Doctor Strange) dan Noomi Rapace (Prometheus). Kini Palma tengah mempersiapkan film terbarunya, Domino, yang akan dirilis tahun 2018. Menghadirkan Nikolaj Coster Waldau (Game of Thrones) dan Guy Pearce (Iron Man 3), film ini mengisahkan seorang polisi yang menuntut keadilan atas kematian temannya yang dibunuh oleh pria misterius.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Hasbro Siap Hadirkan Film Terbaru ‘Power Rangers’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Hasbro Siap Hadirkan Film Terbaru ‘Power Rangers’
link : Hasbro Siap Hadirkan Film Terbaru ‘Power Rangers’

Baca juga


Pasca mengakuisisi brand ‘Power Rangers’, Hasbro mengumumkan mereka akan membuat film terbaru ‘Power Rangers’ kedepannya.

Setelah tampil melempem di box office pada 2017 lalu, nasib sekuel dari film reboot Power Rangers pun dipertanyakan. Rencana Lionsgate untuk menjadikan Power Rangers sebagai franchise film baru mereka juga seolah hilang ditelan bumi, lantaran hingga saat ini belum ada kabar yang mengindikasikan studio di balik franchise The Hunger Games ini melanjutkan proyek sekuel Power Rangers. Kendati demikian, harapan fans untuk kembali melihat aksi Power Rangers di layar lebar belum sepenuhnya pupus. Pasalnya, Hasbro yang belum lama ini mengakuisisi brand Power Rangers dan properti milik Saban lainnya telah mengumumkan, mereka akan membuat film terbaru Power Rangers kedepannya.

Kepastian soal pembuatan film terbaru Power Rangers ini disampaikan langsung oleh CEO Hasbro Brian Goldner. Usai berhasil mengantongi lisensi Power Rangers bulan lalu, Goldner menyatakan pihaknya berniat memperkuat brand Power Rangers di dunia hiburan. Ambisi ini akan diwujudkan dengan cara memproduksi film, mainan hingga game di masa depan.

“Kami merasa potensi brand Power Rangers sangat kurang dimaksimalkan dan kurang diapresiasi. Kami rasa kami mampu mengeksploitasi Power Rangers lebih jauh lagi, dan ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi kami untuk mengakuisisi brand tersebut,”terang Goldner.

Di luar pengumuman tersebut, Goldner belum berbicara lebih lanjut terkait kapan film terbaru Power Rangers akan diproduksi dan dirilis. Selain itu, juga belum diketahui apakah Power Rangers garapan Hasbro ini akan melibatkan pemain yang sama dengan reboot milik Lionsgate. Dan satu hal lagi yang menjadi tanda tanya, apakah Hasbro akan memproduksi film terbaru Power Rangers bersama partner setia mereka, Paramount, atau justru memilih berkolaborasi dengan Lionsgate.

Reboot Power Rangers yang dirilis 2017 sendiri masih menawarkan kisah lima remaja berkostum canggih yang menyelamatkan dunia dari serangan alien, sebagaimana serial TV-nya yang populer di era 90-an. Dengan budget $100 juta, reboot ini harus puas dengan hanya mengumpulkan total pendapatan $140 juta. Berkaca dari kesuksesan Hasbro menjadikan Transformers sebagai franchise film miliaran dollar, diharapkan mereka mampu melakukan hal serupa untuk Power Rangers.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Pasca mengakuisisi brand ‘Power Rangers’, Hasbro mengumumkan mereka akan membuat film terbaru ‘Power Rangers’ kedepannya.

Setelah tampil melempem di box office pada 2017 lalu, nasib sekuel dari film reboot Power Rangers pun dipertanyakan. Rencana Lionsgate untuk menjadikan Power Rangers sebagai franchise film baru mereka juga seolah hilang ditelan bumi, lantaran hingga saat ini belum ada kabar yang mengindikasikan studio di balik franchise The Hunger Games ini melanjutkan proyek sekuel Power Rangers. Kendati demikian, harapan fans untuk kembali melihat aksi Power Rangers di layar lebar belum sepenuhnya pupus. Pasalnya, Hasbro yang belum lama ini mengakuisisi brand Power Rangers dan properti milik Saban lainnya telah mengumumkan, mereka akan membuat film terbaru Power Rangers kedepannya.

Kepastian soal pembuatan film terbaru Power Rangers ini disampaikan langsung oleh CEO Hasbro Brian Goldner. Usai berhasil mengantongi lisensi Power Rangers bulan lalu, Goldner menyatakan pihaknya berniat memperkuat brand Power Rangers di dunia hiburan. Ambisi ini akan diwujudkan dengan cara memproduksi film, mainan hingga game di masa depan.

“Kami merasa potensi brand Power Rangers sangat kurang dimaksimalkan dan kurang diapresiasi. Kami rasa kami mampu mengeksploitasi Power Rangers lebih jauh lagi, dan ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi kami untuk mengakuisisi brand tersebut,”terang Goldner.

Di luar pengumuman tersebut, Goldner belum berbicara lebih lanjut terkait kapan film terbaru Power Rangers akan diproduksi dan dirilis. Selain itu, juga belum diketahui apakah Power Rangers garapan Hasbro ini akan melibatkan pemain yang sama dengan reboot milik Lionsgate. Dan satu hal lagi yang menjadi tanda tanya, apakah Hasbro akan memproduksi film terbaru Power Rangers bersama partner setia mereka, Paramount, atau justru memilih berkolaborasi dengan Lionsgate.

Reboot Power Rangers yang dirilis 2017 sendiri masih menawarkan kisah lima remaja berkostum canggih yang menyelamatkan dunia dari serangan alien, sebagaimana serial TV-nya yang populer di era 90-an. Dengan budget $100 juta, reboot ini harus puas dengan hanya mengumpulkan total pendapatan $140 juta. Berkaca dari kesuksesan Hasbro menjadikan Transformers sebagai franchise film miliaran dollar, diharapkan mereka mampu melakukan hal serupa untuk Power Rangers.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Saturday, June 2, 2018

Review Film: 'Hostiles' (2018)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Drama, Artikel Review, Artikel Western, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Hostiles' (2018)
link : Review Film: 'Hostiles' (2018)

Baca juga


'Hostiles' mungkin bukan film Scott Cooper yang terbaik atau paling mengesankan, tapi film ini adalah filmnya yang paling definitif dan aktual.

“I was just doing my job.”
— Captain Blockers
Rating UP:
Hostiles mungkin bukan film Scott Cooper yang terbaik atau paling mengesankan, tapi film ini adalah filmnya yang paling definitif dan aktual. Sejauh ini ia sudah membesut 4 film; selain film ini, ada Crazy Heart, Out of Furnace, dan Black Mass. Meski punya latar cerita yang berbeda-beda, poin tematisnya relatif sama, yaitu Western getir yang kontemplatif. Cooper boleh dibilang hanya punya satu gaya. Tapi tidak apa-apa, sebab ia selalu bisa menanganinya dengan mantap.


Dengan memakai kemasan film paling Western dari genre Western, yakni koboi-koboian tentu saja, ia menyentil isu yang sudah mengakar masyarakat Amerika: rasisme. Betul filmnya yang diangkat dari tulisan Donald E. Stewart menampilkan koboi, Indian, kuda, aksi tembak-tembakan, bahkan beberapa di antara adegannya sangat brutal, tapi film ini bukan film aksi yang akan membuat kita berdebar-bedar atas keseruannya. Alih-alih, ia slowburn drama yang lebih ditujukan untuk menyentuh sisi sensitif penonton dalam mengamati hubungan antara warga kulit putih dengan penduduk asli Amerika.

Dalam adegan pembuka yang singkat, film dengan brilian memperlihatkan betapa mirisnya lingkaran setan ini. Kedua belah pihak melakukan tindakan keji kepada pihak lain yang dianggap musuh. Awalnya tidak ada yang salah. Masuk akal kenapa orang Indian murka, soalnya mereka kan diasingkan bahkan diusir dari tanah sendiri; mereka cuma membela tanah sendiri. Di lain sisi, kulit putih merasa menjadi juru selamat yang berperan membawa peradaban kepada orang barbar. Hasilnya, tak ada yang menang. Mereka semua sekarang adalah setan sekaligus korban atas perbuatan mereka sendiri.

Film ini dibintangi Christian Bale sebagai Kapten Blockers, tentara yang terkenal atas reputasinya sebagai pembantai Indian yang moncer. Tahunnya 1892, saat konfrontasi antara kulit putih dan Indian sedang panas-panasnya. Blockers percaya bahwa ia berada di pihak yang benar. Setelah menyaksikan betapa banyak teman dan rekan tentara yang dibantai, ia menganggap bahwa pembantaian yang ia lakukan sendiri merupakan bakti kepada negara.

Namun, masa-masa damai sudah menjelang. Sebagai bentuk rekonsiliasi, Presiden Amerika Benjamin Harrison memberi perintah untuk mengawal Kepala Suku, Yellow Hawk (Wes Studi) beserta keluarganya untuk mudik dengan aman. Yellow Hawk menderita kanker dan ia ingin disemayamkan di kampung halaman. Dan yang bertugas untuk mengawalnya adalah Blockers. Alasannya, Blockers tahu tempat yang akan dituju dan ia fasih berbahasa Indian.

Blockers menganggap ini sebagai penghinaan. Bukan hanya harus membebaskan Yellow Hawk yang notabene adalah seorang tahanan bersuku Indian, Blockers juga harus mengawal orang pernah berhadapan dengannya di medan perang dan membunuh lusinan teman-temannya dengan brutal. Apa-apaan ini? Namun tugas adalah tugas. Jadi, berangkatlah ia bersama serombongan tentara yang diperankan oleh Jesse Plemons, Rory Cochrane, Jonathan Majors, dan Timothee Chalamet.

Bale tampil fantastis. Ia mampu menguarkan banyak emosi tanpa perlu banyak berkata-kata. Blockers adalah orang yang tak banyak bicara. Sekalinya bicara, lebih cenderung menggumam atau menggeram. Namun berkat intensitas akting dari Bale, kita bisa membaca kemarahan, dendam, dan duka yang dialami karakternya cukup dari mata dan raut muka.

Kita tahu maksud dan akhir dari perjalanan ini. Yang lebih penting justru perjalanan itu sendiri. Ceritanya sederhana, tapi diceritakan dengan elegan. Latar pemandangan alam yang menawan disorot dengan cantik oleh sinematografer Masanobu Takayanagi, langganan Cooper. Dalam rangka menemukan penebusan, Blockers berjumpa dengan karakter-karakter yang menarik. Rosalie (Rosamund Pike) adalah janda yang merasakan sendiri kekejaman suku Indian di awal film. Rumahnya dibakar, kudanya dicuri, kepala suaminya dikuliti, sementara tiga anaknya ditembak mati. Blockers tak punya pilihan; ia harus membawa Rosalie.

Yang kedua adalah Sersan Willis (Ben Foster), yang harus diantar Blockers menuju tiang gantungan atas kejahatannya membantai satu suku Indian dengan sadis. Karakter Willis memberi dimensi tersendiri bagi konflik internal Blockers. Merupakan rekannya di masa lalu, Willis menegaskan kepada Blockers bahwa mereka pada dasarnya sama saja. Cuma beda nasib. Sayangnya, bagian ini tak mengantarkan filmnya kemana-mana. Kehadiran Willis lebih terasa sebagai distraksi singkat yang tak begitu menyatu dengan film.

Yang menahan film ini untuk benar-benar memberikan kompleksitas moral yang saya yakin dimaksudkan filmnya adalah penggambaran karakter pendukungnya yang nyaris datar. Yellow Hawk dan keluarganya diceritakan murni baiknya. Mereka disederhanakan agar nyaman dengan kebutuhan plot untuk memberi pencerahan kepada kulit putih. Ada satu suku Indian, yaitu Comanche, yang cuma dijadikan sebagai penjahat murni agar protagonis kita jadi saling mengerti satu sama lain. Memang nanti ada pula penjahat dari kulit putih (mungkin biar seimbang), namun mereka adalah pemburu kulit hewan, sementara kita tak begitu mengerti kenapa Comanche melakukan apa yang mereka lakukan. Sebagai Yellow Hawk, Wes Studi juga tampil solid, tapi ia tak diberi banyak ruang untuk dieksplor. Ia hanyalah orang tua bijak yang cuma ingin menanti ajal dengan damai.

Kendati demikian, Cooper menghandel filmnya dengan tangan yang mantap. Meski narasinya formulaik dan tak menyampaikan sesuatu yang baru, tapi penceritaannya merupakan hasil eksekusi yang telaten. Ada beberapa adegan yang seharusnya cringey, tapi terasa dramatis disini. Alurnya tak terburu-buru, berisi banyak adegan selow, tapi sangat mengikat. Mungkin ini karena filmnya berhasil menarik rasa simpati kita, bahkan saat ia tak begitu yakin akan bagaimana karakter utamanya menemukan penebusan. Itu adalah alasan yang paling sederhana untuk memaafkan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Hostiles

133 menit
Dewasa
Scott Cooper
Scott Cooper
Scott Cooper, Ken Kao, John Lesher
Masanobu Takayanagi
Max Richter

'Hostiles' mungkin bukan film Scott Cooper yang terbaik atau paling mengesankan, tapi film ini adalah filmnya yang paling definitif dan aktual.

“I was just doing my job.”
— Captain Blockers
Rating UP:
Hostiles mungkin bukan film Scott Cooper yang terbaik atau paling mengesankan, tapi film ini adalah filmnya yang paling definitif dan aktual. Sejauh ini ia sudah membesut 4 film; selain film ini, ada Crazy Heart, Out of Furnace, dan Black Mass. Meski punya latar cerita yang berbeda-beda, poin tematisnya relatif sama, yaitu Western getir yang kontemplatif. Cooper boleh dibilang hanya punya satu gaya. Tapi tidak apa-apa, sebab ia selalu bisa menanganinya dengan mantap.


Dengan memakai kemasan film paling Western dari genre Western, yakni koboi-koboian tentu saja, ia menyentil isu yang sudah mengakar masyarakat Amerika: rasisme. Betul filmnya yang diangkat dari tulisan Donald E. Stewart menampilkan koboi, Indian, kuda, aksi tembak-tembakan, bahkan beberapa di antara adegannya sangat brutal, tapi film ini bukan film aksi yang akan membuat kita berdebar-bedar atas keseruannya. Alih-alih, ia slowburn drama yang lebih ditujukan untuk menyentuh sisi sensitif penonton dalam mengamati hubungan antara warga kulit putih dengan penduduk asli Amerika.

Dalam adegan pembuka yang singkat, film dengan brilian memperlihatkan betapa mirisnya lingkaran setan ini. Kedua belah pihak melakukan tindakan keji kepada pihak lain yang dianggap musuh. Awalnya tidak ada yang salah. Masuk akal kenapa orang Indian murka, soalnya mereka kan diasingkan bahkan diusir dari tanah sendiri; mereka cuma membela tanah sendiri. Di lain sisi, kulit putih merasa menjadi juru selamat yang berperan membawa peradaban kepada orang barbar. Hasilnya, tak ada yang menang. Mereka semua sekarang adalah setan sekaligus korban atas perbuatan mereka sendiri.

Film ini dibintangi Christian Bale sebagai Kapten Blockers, tentara yang terkenal atas reputasinya sebagai pembantai Indian yang moncer. Tahunnya 1892, saat konfrontasi antara kulit putih dan Indian sedang panas-panasnya. Blockers percaya bahwa ia berada di pihak yang benar. Setelah menyaksikan betapa banyak teman dan rekan tentara yang dibantai, ia menganggap bahwa pembantaian yang ia lakukan sendiri merupakan bakti kepada negara.

Namun, masa-masa damai sudah menjelang. Sebagai bentuk rekonsiliasi, Presiden Amerika Benjamin Harrison memberi perintah untuk mengawal Kepala Suku, Yellow Hawk (Wes Studi) beserta keluarganya untuk mudik dengan aman. Yellow Hawk menderita kanker dan ia ingin disemayamkan di kampung halaman. Dan yang bertugas untuk mengawalnya adalah Blockers. Alasannya, Blockers tahu tempat yang akan dituju dan ia fasih berbahasa Indian.

Blockers menganggap ini sebagai penghinaan. Bukan hanya harus membebaskan Yellow Hawk yang notabene adalah seorang tahanan bersuku Indian, Blockers juga harus mengawal orang pernah berhadapan dengannya di medan perang dan membunuh lusinan teman-temannya dengan brutal. Apa-apaan ini? Namun tugas adalah tugas. Jadi, berangkatlah ia bersama serombongan tentara yang diperankan oleh Jesse Plemons, Rory Cochrane, Jonathan Majors, dan Timothee Chalamet.

Bale tampil fantastis. Ia mampu menguarkan banyak emosi tanpa perlu banyak berkata-kata. Blockers adalah orang yang tak banyak bicara. Sekalinya bicara, lebih cenderung menggumam atau menggeram. Namun berkat intensitas akting dari Bale, kita bisa membaca kemarahan, dendam, dan duka yang dialami karakternya cukup dari mata dan raut muka.

Kita tahu maksud dan akhir dari perjalanan ini. Yang lebih penting justru perjalanan itu sendiri. Ceritanya sederhana, tapi diceritakan dengan elegan. Latar pemandangan alam yang menawan disorot dengan cantik oleh sinematografer Masanobu Takayanagi, langganan Cooper. Dalam rangka menemukan penebusan, Blockers berjumpa dengan karakter-karakter yang menarik. Rosalie (Rosamund Pike) adalah janda yang merasakan sendiri kekejaman suku Indian di awal film. Rumahnya dibakar, kudanya dicuri, kepala suaminya dikuliti, sementara tiga anaknya ditembak mati. Blockers tak punya pilihan; ia harus membawa Rosalie.

Yang kedua adalah Sersan Willis (Ben Foster), yang harus diantar Blockers menuju tiang gantungan atas kejahatannya membantai satu suku Indian dengan sadis. Karakter Willis memberi dimensi tersendiri bagi konflik internal Blockers. Merupakan rekannya di masa lalu, Willis menegaskan kepada Blockers bahwa mereka pada dasarnya sama saja. Cuma beda nasib. Sayangnya, bagian ini tak mengantarkan filmnya kemana-mana. Kehadiran Willis lebih terasa sebagai distraksi singkat yang tak begitu menyatu dengan film.

Yang menahan film ini untuk benar-benar memberikan kompleksitas moral yang saya yakin dimaksudkan filmnya adalah penggambaran karakter pendukungnya yang nyaris datar. Yellow Hawk dan keluarganya diceritakan murni baiknya. Mereka disederhanakan agar nyaman dengan kebutuhan plot untuk memberi pencerahan kepada kulit putih. Ada satu suku Indian, yaitu Comanche, yang cuma dijadikan sebagai penjahat murni agar protagonis kita jadi saling mengerti satu sama lain. Memang nanti ada pula penjahat dari kulit putih (mungkin biar seimbang), namun mereka adalah pemburu kulit hewan, sementara kita tak begitu mengerti kenapa Comanche melakukan apa yang mereka lakukan. Sebagai Yellow Hawk, Wes Studi juga tampil solid, tapi ia tak diberi banyak ruang untuk dieksplor. Ia hanyalah orang tua bijak yang cuma ingin menanti ajal dengan damai.

Kendati demikian, Cooper menghandel filmnya dengan tangan yang mantap. Meski narasinya formulaik dan tak menyampaikan sesuatu yang baru, tapi penceritaannya merupakan hasil eksekusi yang telaten. Ada beberapa adegan yang seharusnya cringey, tapi terasa dramatis disini. Alurnya tak terburu-buru, berisi banyak adegan selow, tapi sangat mengikat. Mungkin ini karena filmnya berhasil menarik rasa simpati kita, bahkan saat ia tak begitu yakin akan bagaimana karakter utamanya menemukan penebusan. Itu adalah alasan yang paling sederhana untuk memaafkan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Hostiles

133 menit
Dewasa
Scott Cooper
Scott Cooper
Scott Cooper, Ken Kao, John Lesher
Masanobu Takayanagi
Max Richter

Friday, June 1, 2018

J.K. Rowling Mulai Kerjakan Skrip ‘Fantastic Beasts 3’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : J.K. Rowling Mulai Kerjakan Skrip ‘Fantastic Beasts 3’
link : J.K. Rowling Mulai Kerjakan Skrip ‘Fantastic Beasts 3’

Baca juga


Melalui situs resmi miliknya, J.K. Rowling mengumumkan bahwa kini ia sedang menulis skrip ‘Fantastic Beasts 3’.

Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald memang baru akan tayang November ini. Namun meski jadwal rilis ini masih terhitung lama, Warner Bros. bersama penulis J.K. Rowling sudah mulai mengembangkan film berikutnya, yang notabene jadi seri ketiga Fantastic Beasts. Melalui situs resmi miliknya, Rowling mengumumkan bahwa kini ia sedang menulis skrip Fantastic Beasts 3. Di luar itu, ia juga mengakui telah merampungkan novel keempat Galbraith, Lethal White. Dan usai menyelesaikan naskah Fantastic Beasts 3 nanti, Rowling berencana kembali menulis buku untuk anak-anak, karena sudah enam tahun ia tak menghadirkan kisah anak-anak.

Pengumuman Rowling terkait penulisan skrip Fantastic Beasts 3 sendiri mengindikasikan studio cukup percaya diri dengan franchise ber-timeline cerita sebelum Harry Potter ini. Wajar saja, mengingat film pertama Fantastic Beasts (2016) sukses mendulang pendapatan cukup tinggi sebesar $814 juta, padahal filmnya sendiri tampil tanpa karakter sepopuler Harry Potter. Diprediksi performa The Crimes of Grindelwald di box office akan lebih superior, berkat kehadiran salah satu karakter favorit di franchise Harry Potter, yakni Dumbledore. Bedanya, di filmnya nanti Dumbledore akan tampil lebih muda dan diperankan oleh Jude Law.

Jika tak ada arah melintang, studio diketahui berencana membuat lima film Fantastic Beasts, yang kesemuanya ditulis Rowling dan disutradarai David Yates. Sineas ini tentu bukanlah orang baru di franchise dunia sihir, mengingat ia berpengalaman membesut empat film terakhir Harry Potter.

Bicara soal cerita The Crimes of Grindelwald, beberapa bulan pasca Newt membantu proses penangkapan Grindelwald, sang penyihir jahat melarikan diri secara dramatis dan mengumpulkan lebih banyak pengikut untuk melaksanakan rencana membinasakan kaum non-penyihir. Mengetahui aksi sahabatnya yang kini berubah jadi jahat, Dumbledore akhirnya meminta bantuan muridnya, Newt, untuk menghadapi Grindewald. Newt pun kemudian bereuni dengan Tina, Queenie dan Jacob, sebelum akhirnya mereka menyadari misi berbahaya ini ternyata juga akan menguji kesetiaan mereka. Adapun setting Fantastic Beasts 2 akan berada di London dan Paris pada tahun 1927.

Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald akan dirilis 16 November 2018.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Melalui situs resmi miliknya, J.K. Rowling mengumumkan bahwa kini ia sedang menulis skrip ‘Fantastic Beasts 3’.

Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald memang baru akan tayang November ini. Namun meski jadwal rilis ini masih terhitung lama, Warner Bros. bersama penulis J.K. Rowling sudah mulai mengembangkan film berikutnya, yang notabene jadi seri ketiga Fantastic Beasts. Melalui situs resmi miliknya, Rowling mengumumkan bahwa kini ia sedang menulis skrip Fantastic Beasts 3. Di luar itu, ia juga mengakui telah merampungkan novel keempat Galbraith, Lethal White. Dan usai menyelesaikan naskah Fantastic Beasts 3 nanti, Rowling berencana kembali menulis buku untuk anak-anak, karena sudah enam tahun ia tak menghadirkan kisah anak-anak.

Pengumuman Rowling terkait penulisan skrip Fantastic Beasts 3 sendiri mengindikasikan studio cukup percaya diri dengan franchise ber-timeline cerita sebelum Harry Potter ini. Wajar saja, mengingat film pertama Fantastic Beasts (2016) sukses mendulang pendapatan cukup tinggi sebesar $814 juta, padahal filmnya sendiri tampil tanpa karakter sepopuler Harry Potter. Diprediksi performa The Crimes of Grindelwald di box office akan lebih superior, berkat kehadiran salah satu karakter favorit di franchise Harry Potter, yakni Dumbledore. Bedanya, di filmnya nanti Dumbledore akan tampil lebih muda dan diperankan oleh Jude Law.

Jika tak ada arah melintang, studio diketahui berencana membuat lima film Fantastic Beasts, yang kesemuanya ditulis Rowling dan disutradarai David Yates. Sineas ini tentu bukanlah orang baru di franchise dunia sihir, mengingat ia berpengalaman membesut empat film terakhir Harry Potter.

Bicara soal cerita The Crimes of Grindelwald, beberapa bulan pasca Newt membantu proses penangkapan Grindelwald, sang penyihir jahat melarikan diri secara dramatis dan mengumpulkan lebih banyak pengikut untuk melaksanakan rencana membinasakan kaum non-penyihir. Mengetahui aksi sahabatnya yang kini berubah jadi jahat, Dumbledore akhirnya meminta bantuan muridnya, Newt, untuk menghadapi Grindewald. Newt pun kemudian bereuni dengan Tina, Queenie dan Jacob, sebelum akhirnya mereka menyadari misi berbahaya ini ternyata juga akan menguji kesetiaan mereka. Adapun setting Fantastic Beasts 2 akan berada di London dan Paris pada tahun 1927.

Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald akan dirilis 16 November 2018.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem