Saturday, September 12, 2015

Daftar Lengkap Nominasi dan Pemenang Festival Film Bandung 2015

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Award, Artikel Featured, Artikel Indonesia, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Daftar Lengkap Nominasi dan Pemenang Festival Film Bandung 2015
link : Daftar Lengkap Nominasi dan Pemenang Festival Film Bandung 2015

Baca juga


'Guru Bangsa Tjokroaminoto' membawa pulang piala Film Terpuji dan menjadi peraih piala terbanyak. Sementara itu, Piala Sutradara Terpuji jatuh kepada Benni Setiawan untuk 'Toba Dreams'. Berikut daftar lengkap pemenang FFB 2015.

Gelaran Festival Film Bandung ke-28 baru saja selesai diadakan kemarin malam (12/9) di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung dan disiarkan di stasiun televisi SCTV. Mengusung tema Berjaya, acara dipandu oleh Andhika Pratama, Gading Martin, Prilly Latuconsina dan Ricky Harun.

Festival Film Bandung merupakan apresiasi untuk film bioskop, FTV, dan film berseri yang diselenggarakan oleh Forum Film Bandung. Tahun ini juri telah menyeleksi 117 judul film nasional, 30 serial televisi, 380 judul FTV, dan 163 judul film impor.

Guru Bangsa Tjokroaminoto yang memperoleh nominasi terbanyak yaitu 8 nominasi membawa pulang 3 piala diantaranya Film Terpuji, Penata Kamera Terpuji, dan Penata Artistik Terpuji. Toba Dreams dan 2014: Siapa Di Atas Presiden yang masing-masing mendapat 7 nominasi hanya memenangkan 1 piala yaitu Sutradara Terpuji untuk Benni Setiawan dan Pemeran Pembantu Pria Terpuji untuk Ray Sahetapy.

Sementara film terlaris tahun ini, Surga yang Tak Dirindukan memenangkan 2 piala dari 6 nominasi yaitu Pemeran Pembantu Wanita Terpuji untuk Raline Shah (yang harus berbagi piala dengan Prisia Nasution dalam Comic 8: Casino Kings Part 1) serta Pemeran Utama Wanita untuk Laudya Cynthia Bella.

Berikut daftar lengkap pemenang Festval Film Bandung 2015. Pemenang ditandai dengan huruf tebal berwarna merah.

Bidang Film Bioskop

Film Terpuji

2014: Siapa di Atas Presiden - Mahaka Pictures
Guru Bangsa: Tjokroaminoto - Pic[k]lock Films, Yayasan Keluarga Besar HOS Tjokroaminoto & MSH Films
Pendekar Tongkat Emas - Miles Films & KG Studio
Surga yang Tak Dirindukan - MD Pictures
Toba Dreams - TB Silalahi Center & Semesta Production


Sutradara Terpuji 

Angga Dwimas Sasongko - Filosofi Kopi The Movie
Benni Setiawan - Toba Dreams
Garin Nugroho - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Ifa Isfansyah - Pendekar Tongkat Emas
Rahabi Mandra & Hanung Bramantyo - 2014: Siapa di Atas Presiden Pemeran


Utama Pria Terpuji 

Chicco Jerikho - Filosofi Kopi The Movie
Deddy Sutomo - Mencari Hilal
Reza Rahardian - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Rio Dewanto - Love and Faith
Vino G. Bastian - Toba Dreams


Pemeran Utama Wanita 

Dewi Irawan - Tabula Rasa
Dian Sastrowardoyo - 7/24
Laudya Cynthia Bella - Surga yang Tak Dirindukan
Laura Basuki - Love and Faith
Nirina Zubir - 99% Muhrim: Get Married 5


Pemeran Pembantu Pria Terpuji 

Boris Bokir - Toba Dreams
Donny Alamsyah - Di Balik 98
Oka Antara - Mencari Hilal
Ray Sahetapy - 2014: Siapa di Atas Presiden
Yayu Unru - Tabula Rasa


Pemeran Pembantu Wanita Terpuji 

Acha Septriasa - Nada Untuk Asa
Atiqah Hasiholan - 2014: Siapa di Atas Presiden
Christine Hakim - Pendekar Tongkat Emas
Prisia Nasution - Comic 8: Casino Kings Part I
Raline Shah - Surga yang Tak Dirindukan


Penulis Skenario Terpuji

Ari Syarif, Erik Supit, Sabrang Mowo Damar Panuluh, Garin Nugroho & Kemal Pasha Hidayat - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Benni Setiawan - Toba Dreams
Jenny Jusuf - Filosofi Kopi The Movie
Hanung Bramantyo & Rahabi Mandra - Hijab
Rahabi Mandra & Ben Sihombing - 2014: Siapa di Atas Presiden


Penata Musik Terpuji 

Andhika Triyadi - Air & Api: Si Jago Merah 2
Andi Rianto - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Erwin Gutawa - Pendekar Tongkat Emas
Tya Subiakto Satrio & Hariopati Rinanto - Hijab
Tya Subiakto Satrio & Krisna Purna Ratmana - Surga yang Tak Dirindukan


Penata Kamera Terpuji 

Faozan Rizal - 2014: Siapa di Atas Presiden
Ipung Rachmat Syaiful - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Ipung Rachmat Syaiful - Surga yang Tak Dirindukan
Roy Lolang - Toba Dreams 
Yudi Datau - Supernova


Penata Editing Terpuji 

Cesa David Luckmansyah - 2014: Siapa di Atas Presiden
Cesa David Luckmansyah - Surga yang Tak Dirindukan
Sastha Sunu & Kelvin Nugroho - Supernova
Wawan I. Wibowo - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Wawan I. Wibowo & Dody Chandra - Air & Api: Si Jago Merah 2


Penata Artistik Terpuji 

Allan Sebastian - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Allan Sebastian - Mencari Hilal
Eros Eflin - Pendekar Tongkat Emas
Oscart Firdaus - Toba Dreams
Roma Rombeng - Love and Faith


Bidang Serial Televisi 

Serial Televisi Terpuji 

3 Semprul Mengejar Surga 3 - Starvision - SCTV
Cinta di Langit Taj Mahal - Maxima Pictures - ANTV
Di Bawah Lindungan Abah - Transinema Pictures & Tobali Putra Production - Trans TV
Preman Pensiun - MNC Pictures - RCTI
Rindu Satpam Kita - Akarpadi Selaras Media - TVRI


Pemeran Pria Terpuji 

Andhika Pratama - 3 Semprul Mengejar Surga 3 
Evan Sanders - Cinta di Langit Taj Mahal 
Mat Drajat - Preman Pensiun
Reza Rahardian - Di Bawah Lindungan Abah 
Samuel Zylgwyn - 7 Manusia Harimau 


Pemeran Wanita Terpuji 

Krisni Dieta - Rindu Satpam Kita 
Nabila Syakieb - Cinta di Langit Taj Mahal 
Ochi Rosdiana - 7 Manusia Harimau 
Shireen Sungkar - Di Bawah Lindungan Abah 
Tya Arifin - Preman Pensiun 


Bidang Film Televisi 

Film Televisi Terpuji 

Hati Hati dengan Hati - Citra Sinema - SCTV
Ibu Een Guru Qolbu - Citra Sinema - SCTV
Jam Tangan Untuk Ibu - Transinema Pictures & JAVAS Pictures - Trans TV
Ketika Malaikat Turun - SinemArt - RCTI
Nyanyian Musim Hujan - Miles Films - SCTV


Sutradara Terpuji 

Dedi Setiadi - Hati Hati dengan Hati 
Denny Pusung - Jam Tangan Untuk Ibu 
Guntur Soeharyanto - Ibu Een Guru Qolbu 
Riri Riza - Nyanyian Musim Hujan 
Yoyok Duprink - Izinkan Kupeluk Engkau Ibu 


Pemeran Pria Terpuji 

Agus Kuncoro - Ibu, Ibu dan Ibu 
George Taka - Izinkan Kupeluk Engkau Ibu 
Irgy Ahmad Fahrezy - Nyanyian Musim Hujan 
Lucky Perdana - Ketika Malaikat Turun 
Teuku Rifnu Wikana - Hati Hati dengan Hati 


Pemeran Wanita Terpuji 

Adinia Wirasti - Nyanyian Musim Hujan 
Erma Zarima - Hati Hati dengan Hati 
Ika Kartika - Mukena Untuk Aisyah 
Mayang Naomi - Doa Untuk Ibu 
Widy Dwinanda - Ibu Een Guru Qolbu


Penulis Skenario Terpuji 

Dyah Kalsitorini - Izinkan Kupeluk Engkau Ibu
Firman Triady - Hati Hati dengan Hati 
Nadjib Kertapati Z. - Ibu Een Guru Qolbu 
Riri Riza - Nyanyian Musim Hujan 
Ririen Setiarini - Mukena Untuk Aisyah 

Bidang Film Impor/Berbahasa Asing Terpuji
Kingsman: The Secret Service
Mad Max: Fury Road
Birdman
The Imitation Game
The Judge
Whiplash
Paddington
pk
Big Hero 6
Guardians of the Galaxy
Interstellar
The Age of Adaline

Penghargaan Khusus

Lifetime Achievement

Widyawati
(alm.) Didi Petet

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Guru Bangsa Tjokroaminoto' membawa pulang piala Film Terpuji dan menjadi peraih piala terbanyak. Sementara itu, Piala Sutradara Terpuji jatuh kepada Benni Setiawan untuk 'Toba Dreams'. Berikut daftar lengkap pemenang FFB 2015.

Gelaran Festival Film Bandung ke-28 baru saja selesai diadakan kemarin malam (12/9) di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung dan disiarkan di stasiun televisi SCTV. Mengusung tema Berjaya, acara dipandu oleh Andhika Pratama, Gading Martin, Prilly Latuconsina dan Ricky Harun.

Festival Film Bandung merupakan apresiasi untuk film bioskop, FTV, dan film berseri yang diselenggarakan oleh Forum Film Bandung. Tahun ini juri telah menyeleksi 117 judul film nasional, 30 serial televisi, 380 judul FTV, dan 163 judul film impor.

Guru Bangsa Tjokroaminoto yang memperoleh nominasi terbanyak yaitu 8 nominasi membawa pulang 3 piala diantaranya Film Terpuji, Penata Kamera Terpuji, dan Penata Artistik Terpuji. Toba Dreams dan 2014: Siapa Di Atas Presiden yang masing-masing mendapat 7 nominasi hanya memenangkan 1 piala yaitu Sutradara Terpuji untuk Benni Setiawan dan Pemeran Pembantu Pria Terpuji untuk Ray Sahetapy.

Sementara film terlaris tahun ini, Surga yang Tak Dirindukan memenangkan 2 piala dari 6 nominasi yaitu Pemeran Pembantu Wanita Terpuji untuk Raline Shah (yang harus berbagi piala dengan Prisia Nasution dalam Comic 8: Casino Kings Part 1) serta Pemeran Utama Wanita untuk Laudya Cynthia Bella.

Berikut daftar lengkap pemenang Festval Film Bandung 2015. Pemenang ditandai dengan huruf tebal berwarna merah.

Bidang Film Bioskop

Film Terpuji

2014: Siapa di Atas Presiden - Mahaka Pictures
Guru Bangsa: Tjokroaminoto - Pic[k]lock Films, Yayasan Keluarga Besar HOS Tjokroaminoto & MSH Films
Pendekar Tongkat Emas - Miles Films & KG Studio
Surga yang Tak Dirindukan - MD Pictures
Toba Dreams - TB Silalahi Center & Semesta Production


Sutradara Terpuji 

Angga Dwimas Sasongko - Filosofi Kopi The Movie
Benni Setiawan - Toba Dreams
Garin Nugroho - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Ifa Isfansyah - Pendekar Tongkat Emas
Rahabi Mandra & Hanung Bramantyo - 2014: Siapa di Atas Presiden Pemeran


Utama Pria Terpuji 

Chicco Jerikho - Filosofi Kopi The Movie
Deddy Sutomo - Mencari Hilal
Reza Rahardian - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Rio Dewanto - Love and Faith
Vino G. Bastian - Toba Dreams


Pemeran Utama Wanita 

Dewi Irawan - Tabula Rasa
Dian Sastrowardoyo - 7/24
Laudya Cynthia Bella - Surga yang Tak Dirindukan
Laura Basuki - Love and Faith
Nirina Zubir - 99% Muhrim: Get Married 5


Pemeran Pembantu Pria Terpuji 

Boris Bokir - Toba Dreams
Donny Alamsyah - Di Balik 98
Oka Antara - Mencari Hilal
Ray Sahetapy - 2014: Siapa di Atas Presiden
Yayu Unru - Tabula Rasa


Pemeran Pembantu Wanita Terpuji 

Acha Septriasa - Nada Untuk Asa
Atiqah Hasiholan - 2014: Siapa di Atas Presiden
Christine Hakim - Pendekar Tongkat Emas
Prisia Nasution - Comic 8: Casino Kings Part I
Raline Shah - Surga yang Tak Dirindukan


Penulis Skenario Terpuji

Ari Syarif, Erik Supit, Sabrang Mowo Damar Panuluh, Garin Nugroho & Kemal Pasha Hidayat - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Benni Setiawan - Toba Dreams
Jenny Jusuf - Filosofi Kopi The Movie
Hanung Bramantyo & Rahabi Mandra - Hijab
Rahabi Mandra & Ben Sihombing - 2014: Siapa di Atas Presiden


Penata Musik Terpuji 

Andhika Triyadi - Air & Api: Si Jago Merah 2
Andi Rianto - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Erwin Gutawa - Pendekar Tongkat Emas
Tya Subiakto Satrio & Hariopati Rinanto - Hijab
Tya Subiakto Satrio & Krisna Purna Ratmana - Surga yang Tak Dirindukan


Penata Kamera Terpuji 

Faozan Rizal - 2014: Siapa di Atas Presiden
Ipung Rachmat Syaiful - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Ipung Rachmat Syaiful - Surga yang Tak Dirindukan
Roy Lolang - Toba Dreams 
Yudi Datau - Supernova


Penata Editing Terpuji 

Cesa David Luckmansyah - 2014: Siapa di Atas Presiden
Cesa David Luckmansyah - Surga yang Tak Dirindukan
Sastha Sunu & Kelvin Nugroho - Supernova
Wawan I. Wibowo - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Wawan I. Wibowo & Dody Chandra - Air & Api: Si Jago Merah 2


Penata Artistik Terpuji 

Allan Sebastian - Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Allan Sebastian - Mencari Hilal
Eros Eflin - Pendekar Tongkat Emas
Oscart Firdaus - Toba Dreams
Roma Rombeng - Love and Faith


Bidang Serial Televisi 

Serial Televisi Terpuji 

3 Semprul Mengejar Surga 3 - Starvision - SCTV
Cinta di Langit Taj Mahal - Maxima Pictures - ANTV
Di Bawah Lindungan Abah - Transinema Pictures & Tobali Putra Production - Trans TV
Preman Pensiun - MNC Pictures - RCTI
Rindu Satpam Kita - Akarpadi Selaras Media - TVRI


Pemeran Pria Terpuji 

Andhika Pratama - 3 Semprul Mengejar Surga 3 
Evan Sanders - Cinta di Langit Taj Mahal 
Mat Drajat - Preman Pensiun
Reza Rahardian - Di Bawah Lindungan Abah 
Samuel Zylgwyn - 7 Manusia Harimau 


Pemeran Wanita Terpuji 

Krisni Dieta - Rindu Satpam Kita 
Nabila Syakieb - Cinta di Langit Taj Mahal 
Ochi Rosdiana - 7 Manusia Harimau 
Shireen Sungkar - Di Bawah Lindungan Abah 
Tya Arifin - Preman Pensiun 


Bidang Film Televisi 

Film Televisi Terpuji 

Hati Hati dengan Hati - Citra Sinema - SCTV
Ibu Een Guru Qolbu - Citra Sinema - SCTV
Jam Tangan Untuk Ibu - Transinema Pictures & JAVAS Pictures - Trans TV
Ketika Malaikat Turun - SinemArt - RCTI
Nyanyian Musim Hujan - Miles Films - SCTV


Sutradara Terpuji 

Dedi Setiadi - Hati Hati dengan Hati 
Denny Pusung - Jam Tangan Untuk Ibu 
Guntur Soeharyanto - Ibu Een Guru Qolbu 
Riri Riza - Nyanyian Musim Hujan 
Yoyok Duprink - Izinkan Kupeluk Engkau Ibu 


Pemeran Pria Terpuji 

Agus Kuncoro - Ibu, Ibu dan Ibu 
George Taka - Izinkan Kupeluk Engkau Ibu 
Irgy Ahmad Fahrezy - Nyanyian Musim Hujan 
Lucky Perdana - Ketika Malaikat Turun 
Teuku Rifnu Wikana - Hati Hati dengan Hati 


Pemeran Wanita Terpuji 

Adinia Wirasti - Nyanyian Musim Hujan 
Erma Zarima - Hati Hati dengan Hati 
Ika Kartika - Mukena Untuk Aisyah 
Mayang Naomi - Doa Untuk Ibu 
Widy Dwinanda - Ibu Een Guru Qolbu


Penulis Skenario Terpuji 

Dyah Kalsitorini - Izinkan Kupeluk Engkau Ibu
Firman Triady - Hati Hati dengan Hati 
Nadjib Kertapati Z. - Ibu Een Guru Qolbu 
Riri Riza - Nyanyian Musim Hujan 
Ririen Setiarini - Mukena Untuk Aisyah 

Bidang Film Impor/Berbahasa Asing Terpuji
Kingsman: The Secret Service
Mad Max: Fury Road
Birdman
The Imitation Game
The Judge
Whiplash
Paddington
pk
Big Hero 6
Guardians of the Galaxy
Interstellar
The Age of Adaline

Penghargaan Khusus

Lifetime Achievement

Widyawati
(alm.) Didi Petet

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Friday, September 11, 2015

Review Film: 'Maze Runner: The Scorch Trials' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Review, Artikel Sci-Fi, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Maze Runner: The Scorch Trials' (2015)
link : Review Film: 'Maze Runner: The Scorch Trials' (2015)

Baca juga


Labirin berganti dengan Hangus, sementara Wes Ball mengganti beberapa dosis misteri dengan lebih banyak aksi yang membuat 'Scorch Trials' sedikit berganti haluan menjadi film aksi-horor yang cukup menegangkan namun menjadi sekuel yang gaje.

“I'm tired of running.”
— Thomas
Secara mengejutkan, tahun lalu saya cukup menikmati The Maze Runner. Tak seperti kebanyakan adaptasi young-adult lain yang lebih berorientasi ke romance atau tokoh utamanya yang "spesial", sutradara Wes Ball memfokuskan narasinya pada misteri dan teka-teki di balik dunia yang dibangun, dengan tambahan beberapa dosis aksi yang membuat ceritanya tetap mengikat penonton hingga akhir film. Walau memang tak punya perkembangan karakter yang baik, namun ada cukup eksposisi karakter yang lumayan membuat kita merasa terlibat secara emosional.

Saya tak bisa berkomentar sama dengan film keduanya. Dengan lebih sedikit misteri, Ball menggantinya dengan lebih banyak aksi. Mungkin lumayan menghibur sebagai popcorn entertainment, namun membuat kita frustasi akan hubungannya dengan kontinuitas cerita. Ngomong-ngomong, film ini mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan novelnya. Jadi penonton yang manapun, pasti sedikit kebingungan.

Melanjutkan langsung dari film pertama, Thomas (Dylan O'Brien) bersama teman-teman "Gladers" berhasil membebaskan diri dari labirin yang dirancang oleh organisasi misterius WCKD untuk menyeleksi anak muda yang punya gen imun terhadap virus "Flare". Mereka dibawa oleh sekelompok orang ke sebuah unit paramiliter yang dipimpin oleh Janson (Aidan Gillen). Disini terungkap bahwa Glade bukanlah satu-satunya labirin, masih ada banyak labirin dengan banyak remaja pula.


Unit ini (katanya) merupakan bunker yang ditujukan untuk melindungi diri dari dunia luar yang sudah rusak akibat badai matahari serta serangan dari "Cranks", manusia yang terkena virus dengan gejala mirip zombi. Mendapat fasilitas yang memadai, Gladers dengan nyaman tinggal disana meski antek Janson melakukan kegiatan yang mencurigakan terhadap beberapa remaja disana. Tak lama, Thomas bersama teman barunya, Aris (Jacob Lofland) membuktikan kecurigaan ini. Melalui sebuah aksi pelarian yang menegangkan, Thomas dkk berhasil melarikan diri ke dunia luar.

Disebut dengan julukan "Scorch" (diterjemahkan menjadi "Hangus" (?) untuk versi bahasa Indonesia), bumi taklah seindah bayangan mereka. Disini tata produksi yang mengagumkan langsung berbicara. Gedung-gedung bertingkat yang usang dan roboh, sebagian besar daratan yang tertutupi gurun, semua set dibangun dengan imajinatif meski sebenarnya tak terlalu orisinal.

Dengan durasi yang cukup panjang (2 jam lebih), Ball berhasil menjaga intensitas filmnya tanpa pernah kehilangan momentum. Adegan aksi dirancang dengan piawai, menjadikan semua sekuens-nya tetap menegangkan dan sedikit mengalihkan kita dari kecacatan plot atau karakterisasi. Ball menggunakan CGI dengan efektif dan menyelaraskannya dengan estetika visual. Adegan pelarian dari zombi di sebuah mall dan reruntuhan pencakar langit diambil dan dikoreografi dengan cermat yang memberikan suspens yang tak kalah dari film pertama.

Keputusan yang bijak dengan tetap memakai judul utama Maze Runner sebelum sub-judul The Scorch Trials. Selain untuk alasan pemasaran, judul ini (anehnya) dengan tepat merepresentasikan isi filmnya. Meski tak terlalu menampilkan labirin — ada ventilasi dan gorong-gorong air, jika ingin diperhitungan —, hampir keseluruhan film dihabiskan dengan para tokoh utama kita yang berlari kesana kemari, dari satu tempat ke tempat lain tanpa maksud yang jelas.

Di satu adegan, Thomas sempat berujar, "Aku lelah berlari". Tentu saja, karena memang di film ini tugas utama mereka hanya berlari. Bukan kiasan. Mereka berlari dari zombi, badai petir, dan sejujurnya, keseluruhan film ini adalah sekuens pelarian yang panjang dari kejaran WCKD. Mirip seperti tipikal adaptasi YA lainnya, Thomas pergi ke tempat baru, bertemu rekan baru, dengan semesta film yang terus berekspansi, yang disini terkesan repetitif.

Selain beberapa karakter yang sudah familiar seperti Minho (Ki Hong Lee), Teresa (Kaya Scodelario), dan Newt (Thomas Brodie-Sangster), ada banyak karakter baru yang diperkenalkan, diantaranya Jorge (Giancarlo Esposito) dan anak tirinya, Brenda (Roza Salazar) yang memimpin geng jalanan tak bernama — atau punya nama, entahlah saya lupa — serta kelompok pemberontak Right Arm yang dipimpin Vince (Barry Pepper).

Meski begitu, perkembangan karakter nyaris nihil. Mereka jarang berbicara satu sama lain. Salah satu karakter yang tampak krusial di awal film, malah dilupakan, dan mungkin kita tak bakalan ingat lagi kalau saja dia tidak dibutuhkan kembali di paruh ketiga. Sedikit pengecualian bagi Thomas yang tetap karismatik dan punya rasa ingin tahu yang besar. Kita bisa sedikit mengintip masa lalunya seperti halnya motif WCKD.

Gladers pergi ke banyak lokasi, tapi mereka hanya jalan di tempat. The Scorch Trials mengalami sindrom film kedua yang punya tendensi "menggantung", bukan menjadi basis cerita dan juga bukan penyelesaian konflik. Masih ada banyak misteri yang tak terjawab yang mudah-mudahan sengaja disimpan untuk diungkap di film terakhirnya, The Death Cure yang baru akan tayang di awal 2017 — yang untungnya tidak dibagi menjadi dua bagian. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Maze Runner: The Scorch Trials' |
|

IMDb | Rottentomatoes
131 menit | Remaja

Sutradara: Wes Ball
Penulis: T.S. Nowlin (screenplay), James Dashner (buku)
Pemain: Dylan O'Brien, Thomas Brodie-Sangster, Ki Hong Lee, Kaya Scodelario

Labirin berganti dengan Hangus, sementara Wes Ball mengganti beberapa dosis misteri dengan lebih banyak aksi yang membuat 'Scorch Trials' sedikit berganti haluan menjadi film aksi-horor yang cukup menegangkan namun menjadi sekuel yang gaje.

“I'm tired of running.”
— Thomas
Secara mengejutkan, tahun lalu saya cukup menikmati The Maze Runner. Tak seperti kebanyakan adaptasi young-adult lain yang lebih berorientasi ke romance atau tokoh utamanya yang "spesial", sutradara Wes Ball memfokuskan narasinya pada misteri dan teka-teki di balik dunia yang dibangun, dengan tambahan beberapa dosis aksi yang membuat ceritanya tetap mengikat penonton hingga akhir film. Walau memang tak punya perkembangan karakter yang baik, namun ada cukup eksposisi karakter yang lumayan membuat kita merasa terlibat secara emosional.

Saya tak bisa berkomentar sama dengan film keduanya. Dengan lebih sedikit misteri, Ball menggantinya dengan lebih banyak aksi. Mungkin lumayan menghibur sebagai popcorn entertainment, namun membuat kita frustasi akan hubungannya dengan kontinuitas cerita. Ngomong-ngomong, film ini mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan novelnya. Jadi penonton yang manapun, pasti sedikit kebingungan.

Melanjutkan langsung dari film pertama, Thomas (Dylan O'Brien) bersama teman-teman "Gladers" berhasil membebaskan diri dari labirin yang dirancang oleh organisasi misterius WCKD untuk menyeleksi anak muda yang punya gen imun terhadap virus "Flare". Mereka dibawa oleh sekelompok orang ke sebuah unit paramiliter yang dipimpin oleh Janson (Aidan Gillen). Disini terungkap bahwa Glade bukanlah satu-satunya labirin, masih ada banyak labirin dengan banyak remaja pula.


Unit ini (katanya) merupakan bunker yang ditujukan untuk melindungi diri dari dunia luar yang sudah rusak akibat badai matahari serta serangan dari "Cranks", manusia yang terkena virus dengan gejala mirip zombi. Mendapat fasilitas yang memadai, Gladers dengan nyaman tinggal disana meski antek Janson melakukan kegiatan yang mencurigakan terhadap beberapa remaja disana. Tak lama, Thomas bersama teman barunya, Aris (Jacob Lofland) membuktikan kecurigaan ini. Melalui sebuah aksi pelarian yang menegangkan, Thomas dkk berhasil melarikan diri ke dunia luar.

Disebut dengan julukan "Scorch" (diterjemahkan menjadi "Hangus" (?) untuk versi bahasa Indonesia), bumi taklah seindah bayangan mereka. Disini tata produksi yang mengagumkan langsung berbicara. Gedung-gedung bertingkat yang usang dan roboh, sebagian besar daratan yang tertutupi gurun, semua set dibangun dengan imajinatif meski sebenarnya tak terlalu orisinal.

Dengan durasi yang cukup panjang (2 jam lebih), Ball berhasil menjaga intensitas filmnya tanpa pernah kehilangan momentum. Adegan aksi dirancang dengan piawai, menjadikan semua sekuens-nya tetap menegangkan dan sedikit mengalihkan kita dari kecacatan plot atau karakterisasi. Ball menggunakan CGI dengan efektif dan menyelaraskannya dengan estetika visual. Adegan pelarian dari zombi di sebuah mall dan reruntuhan pencakar langit diambil dan dikoreografi dengan cermat yang memberikan suspens yang tak kalah dari film pertama.

Keputusan yang bijak dengan tetap memakai judul utama Maze Runner sebelum sub-judul The Scorch Trials. Selain untuk alasan pemasaran, judul ini (anehnya) dengan tepat merepresentasikan isi filmnya. Meski tak terlalu menampilkan labirin — ada ventilasi dan gorong-gorong air, jika ingin diperhitungan —, hampir keseluruhan film dihabiskan dengan para tokoh utama kita yang berlari kesana kemari, dari satu tempat ke tempat lain tanpa maksud yang jelas.

Di satu adegan, Thomas sempat berujar, "Aku lelah berlari". Tentu saja, karena memang di film ini tugas utama mereka hanya berlari. Bukan kiasan. Mereka berlari dari zombi, badai petir, dan sejujurnya, keseluruhan film ini adalah sekuens pelarian yang panjang dari kejaran WCKD. Mirip seperti tipikal adaptasi YA lainnya, Thomas pergi ke tempat baru, bertemu rekan baru, dengan semesta film yang terus berekspansi, yang disini terkesan repetitif.

Selain beberapa karakter yang sudah familiar seperti Minho (Ki Hong Lee), Teresa (Kaya Scodelario), dan Newt (Thomas Brodie-Sangster), ada banyak karakter baru yang diperkenalkan, diantaranya Jorge (Giancarlo Esposito) dan anak tirinya, Brenda (Roza Salazar) yang memimpin geng jalanan tak bernama — atau punya nama, entahlah saya lupa — serta kelompok pemberontak Right Arm yang dipimpin Vince (Barry Pepper).

Meski begitu, perkembangan karakter nyaris nihil. Mereka jarang berbicara satu sama lain. Salah satu karakter yang tampak krusial di awal film, malah dilupakan, dan mungkin kita tak bakalan ingat lagi kalau saja dia tidak dibutuhkan kembali di paruh ketiga. Sedikit pengecualian bagi Thomas yang tetap karismatik dan punya rasa ingin tahu yang besar. Kita bisa sedikit mengintip masa lalunya seperti halnya motif WCKD.

Gladers pergi ke banyak lokasi, tapi mereka hanya jalan di tempat. The Scorch Trials mengalami sindrom film kedua yang punya tendensi "menggantung", bukan menjadi basis cerita dan juga bukan penyelesaian konflik. Masih ada banyak misteri yang tak terjawab yang mudah-mudahan sengaja disimpan untuk diungkap di film terakhirnya, The Death Cure yang baru akan tayang di awal 2017 — yang untungnya tidak dibagi menjadi dua bagian. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Maze Runner: The Scorch Trials' |
|

IMDb | Rottentomatoes
131 menit | Remaja

Sutradara: Wes Ball
Penulis: T.S. Nowlin (screenplay), James Dashner (buku)
Pemain: Dylan O'Brien, Thomas Brodie-Sangster, Ki Hong Lee, Kaya Scodelario

Polling: Film Pilihan 04-09-2015 s.d. 10-09-2015

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Polling, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Polling: Film Pilihan 04-09-2015 s.d. 10-09-2015
link : Polling: Film Pilihan 04-09-2015 s.d. 10-09-2015

Baca juga




Minggu ini ada 9 film yang baru dirilis. Film manakah yang menjadi pilihan pembaca UlasanPilem minggu ini? Film-film tersebut antara lain The Transporter Refueled (yang sayangnya baru tayang di IMAX), Sinister 2, No Escape, Alpha Project: Arwah Penasaran, Lily: Bunga Terakhirku, Move On, Crayon Shinchan: My Moving Story, Assassination dan Dark Awakening.

Film favorit pilihan pembaca minggu ini adalah The Transporter Refueled dengan 19,05%. Saya sendiri belum menonton film ini karena belum adanya lokasi IMAX di sekitar domisili saya. Di bawahnya, ada 3 film mempunyai persentase yang sama, 14,29% yaitu No Escape, Crayon Shinchan: My Moving Story dan Assassination. Berikut hasil lengkapnya :


Berikut adalah polling untuk minggu ini. Polling akan saya tutup Kamis depan pukul 23.59. Silakan pilih film pilihan anda minggu ini agar bisa menjadi referensi bagi penonton lainnya. Anda bisa memilih hingga 3 film. Polling juga bisa anda akses setiap saat di bagian sidebar blog ini. Happy voting.



Minggu ini ada 9 film yang baru dirilis. Film manakah yang menjadi pilihan pembaca UlasanPilem minggu ini? Film-film tersebut antara lain The Transporter Refueled (yang sayangnya baru tayang di IMAX), Sinister 2, No Escape, Alpha Project: Arwah Penasaran, Lily: Bunga Terakhirku, Move On, Crayon Shinchan: My Moving Story, Assassination dan Dark Awakening.

Film favorit pilihan pembaca minggu ini adalah The Transporter Refueled dengan 19,05%. Saya sendiri belum menonton film ini karena belum adanya lokasi IMAX di sekitar domisili saya. Di bawahnya, ada 3 film mempunyai persentase yang sama, 14,29% yaitu No Escape, Crayon Shinchan: My Moving Story dan Assassination. Berikut hasil lengkapnya :


Berikut adalah polling untuk minggu ini. Polling akan saya tutup Kamis depan pukul 23.59. Silakan pilih film pilihan anda minggu ini agar bisa menjadi referensi bagi penonton lainnya. Anda bisa memilih hingga 3 film. Polling juga bisa anda akses setiap saat di bagian sidebar blog ini. Happy voting.

Monday, September 7, 2015

Bioskop Indonesia: 'Magic Hour' Masih Kokoh Meski 'Soedirman' Tampil Impresif

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bioskop Indonesia: 'Magic Hour' Masih Kokoh Meski 'Soedirman' Tampil Impresif
link : Bioskop Indonesia: 'Magic Hour' Masih Kokoh Meski 'Soedirman' Tampil Impresif

Baca juga


'Magic Hour' masih memuncaki bioskop Indonesia selama 4 minggu berturut-turut, meski 'Jenderal Soedirman' mengalami peningkatan signifikan. Sementara 3 film baru hanya berebut posisi terbawah. Berikut rekap jumlah penonton film Indonesia minggu ini.

Magic Hour jelas punya kekuatan massa yang tangguh. Selama 4 minggu berturut-turut sejak penayangan perdananya, film ini kokoh berada di posisi pertama. Minggu ini Magic Hour menambahkan 120.658 penonton yang berarti turun 37,2% dari minggu lalu. Dengan total 679.442 penonton, film ini baru saja menjadi film terlaris nomor tiga sepanjang 2015 dengan menyalib Di Balik 98 (648.947 penonton) dan berada di bawah Comic 8: Casino Kings Part 1 (1.211.820 penonton).

Minggu ini Jenderal Soedirman tampil impresif dengan mengalami kenaikan jumlah penonton sebesar 50,2% yaitu 90.254 penonton. Sayangnya angka ini belum cukup untuk menggeser Magic Hour dari singgasananya. Selama 2 minggu tayang, total perolehannya adalah 150.348 penonton.

Di posisi ketiga ada Gangster dengan 62.121 penonton. Mengalami peningkatan 8,7%, total perolehannya adalah 119.290 penonton.

Tampaknya tak punya daya tarik yang cukup, tiga film yang baru tayang hanya bisa berebut posisi bawah. Di antara 3 film tersebut, film komedi Move On berhasil masuk ke posisi empat dengan 9.386 penonton, meski respon penonton sendiri tak begitu bagus dengan nilai IDFC "1 dari 5".

Film drama-thriller Lily: Bunga Terakhirku yang merupakan debut Indra Birowo sebagai sutradara menjadi juru kunci dengan 7.473 penonton. Film ini mendapat nilai IDFC yang cukup bagus, "3 dari 5".

Sementara itu, Alpha Project: Arwah Penasaran tak bisa merangkak ke lima besar di minggu debutnya dengan 3.995 penonton. Untuk ukuran film horor yang notabene mempunyai konsumen tersendiri di Indonesia, angka ini terbilang sangat kecil, jauh di bawah pendapatan debut Hantu Nancy (27.364 penonton) dan Palasik (19.812 penonton). Belum ada nilai dari IDFC hingga saat ini.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Pemuncak Bioskop Indonesia 31 Agustus - 6 September 2015

#01 Magic Hour


Minggu ini: 120.658 penonton
Total: 679.442 penonton

#02 Jenderal Soedirman


Minggu ini: 90.254 penonton
Total: 150.348 penonton

#03 Gangster


Minggu ini: 62.121 penonton
Total: 119.290 penonton

#04 Move On


Minggu ini: 9.386 penonton
Total: 9.386 penonton

#05 Lily: Bunga Terakhirku


Minggu ini: 7.474 penonton
Total: 7.474 penonton

Ulasan Pemuncak Bioskop Indonesia minggu lalu: Bioskop Indonesia: 'Soedirman' dan 'Gangster' Tak Mampu Geser 'Magic Hour' ■UP

[sumber data: FilmIndonesia.or.id]

'Magic Hour' masih memuncaki bioskop Indonesia selama 4 minggu berturut-turut, meski 'Jenderal Soedirman' mengalami peningkatan signifikan. Sementara 3 film baru hanya berebut posisi terbawah. Berikut rekap jumlah penonton film Indonesia minggu ini.

Magic Hour jelas punya kekuatan massa yang tangguh. Selama 4 minggu berturut-turut sejak penayangan perdananya, film ini kokoh berada di posisi pertama. Minggu ini Magic Hour menambahkan 120.658 penonton yang berarti turun 37,2% dari minggu lalu. Dengan total 679.442 penonton, film ini baru saja menjadi film terlaris nomor tiga sepanjang 2015 dengan menyalib Di Balik 98 (648.947 penonton) dan berada di bawah Comic 8: Casino Kings Part 1 (1.211.820 penonton).

Minggu ini Jenderal Soedirman tampil impresif dengan mengalami kenaikan jumlah penonton sebesar 50,2% yaitu 90.254 penonton. Sayangnya angka ini belum cukup untuk menggeser Magic Hour dari singgasananya. Selama 2 minggu tayang, total perolehannya adalah 150.348 penonton.

Di posisi ketiga ada Gangster dengan 62.121 penonton. Mengalami peningkatan 8,7%, total perolehannya adalah 119.290 penonton.

Tampaknya tak punya daya tarik yang cukup, tiga film yang baru tayang hanya bisa berebut posisi bawah. Di antara 3 film tersebut, film komedi Move On berhasil masuk ke posisi empat dengan 9.386 penonton, meski respon penonton sendiri tak begitu bagus dengan nilai IDFC "1 dari 5".

Film drama-thriller Lily: Bunga Terakhirku yang merupakan debut Indra Birowo sebagai sutradara menjadi juru kunci dengan 7.473 penonton. Film ini mendapat nilai IDFC yang cukup bagus, "3 dari 5".

Sementara itu, Alpha Project: Arwah Penasaran tak bisa merangkak ke lima besar di minggu debutnya dengan 3.995 penonton. Untuk ukuran film horor yang notabene mempunyai konsumen tersendiri di Indonesia, angka ini terbilang sangat kecil, jauh di bawah pendapatan debut Hantu Nancy (27.364 penonton) dan Palasik (19.812 penonton). Belum ada nilai dari IDFC hingga saat ini.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Pemuncak Bioskop Indonesia 31 Agustus - 6 September 2015

#01 Magic Hour


Minggu ini: 120.658 penonton
Total: 679.442 penonton

#02 Jenderal Soedirman


Minggu ini: 90.254 penonton
Total: 150.348 penonton

#03 Gangster


Minggu ini: 62.121 penonton
Total: 119.290 penonton

#04 Move On


Minggu ini: 9.386 penonton
Total: 9.386 penonton

#05 Lily: Bunga Terakhirku


Minggu ini: 7.474 penonton
Total: 7.474 penonton

Ulasan Pemuncak Bioskop Indonesia minggu lalu: Bioskop Indonesia: 'Soedirman' dan 'Gangster' Tak Mampu Geser 'Magic Hour' ■UP

[sumber data: FilmIndonesia.or.id]

Sunday, September 6, 2015

Box Office: 'War Room' Tumbangkan 'Compton', 'Transporter Refueled' Mengecewakan

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'War Room' Tumbangkan 'Compton', 'Transporter Refueled' Mengecewakan
link : Box Office: 'War Room' Tumbangkan 'Compton', 'Transporter Refueled' Mengecewakan

Baca juga


[aktual] Dominasi 'Straight Outta Compton' akhirnya dipatahkan oleh film religi 'War Room'. Sementara itu, 'The Transporter Refueled' memperoleh hasil yang mengecewakan di posisi kelima.

Film drama religi War Room akhirnya menumbangkan dominasi Straight Outta Compton. Mengalami penurunan hanya 17,6%, film ini mengumpulkan $13,4 juta. Dari bujet yang hanya $3 juta, raihan film ini melampaui ekspektasi dengan total pendapatan domestiknya selama 10 hari tayang adalah $28,7 juta. Sebagai perbandingan, angka ini 53% di atas raihan Courageous ($16,2 juta) pada 2011.

Secara mengejutkan, A Walk in the Woods memulai debut yang manis di posisi kedua dengan $10,9 juta serta nilai CinemaScore "B". Angka yang diperoleh film yang dibintangi Robert Redford ini juga melebihi ekspektasi semua orang dan merupakan raihan yang cukup signifikan bagi Broad Green, distributor film yang bersangkutan. Film ini baru akan tayang di Indonesia beberapa minggu lagi.

Straight Outta Compton yang telah tiga minggu berturut-turut kuasai posisi pertama, jatuh ke posisi ketiga meski mengalami penurunan yang tak terlalu drastis, 32,6%. Dengan penambahan $10,8 juta, total pendapatannya hingga saat ini adalah $149,8 juta. Di luar Amerika, film ini menambahkan $7,9 juta dari 13 negara yang berarti total laba globalnya $168,3 juta.

Tom Cruise masih bertahan di lima besar box office meski telah memasuki minggu keenam. Hanya turun 12,3%, Mission:Impossible - Rogue Nation meraih $9,4 juta di minggu ini dengan total laba domestik $182,7 juta. Dari 64 negara, film ini mendapat tambahan $9,4 juta dengan total laba global $511,2 juta. Rogue Nation baru akan tayang di Cina pada minggu ini dan diperkirakan akan meledak disana mengikuti kesuksesan Furious 7 dan Jurassic World.

Usaha EuropaCorp untuk membangkitkan franchise The Transporter tanpa Jason Statham tampaknya bakal sedikit tersendat. Memperoleh $9,0 juta, The Transporter Refueled berada di posisi kelima. Raihan debut ini 14% lebih rendah dibandingkan Hitman: Agent 47 ($8,3 juta) yang tayanh beberapa minggu yang lalu dan 50% lebih rendah dibandingkan dengan Transporter 2 ($16,5 juta). Paling tidak, ada tambahan $10 juta dari beberapa negara lain yang telah menayangkannya terlebih dahulu.

Sementara itu, berkat tambahan $2,7 juta, Jurassic World menjadi film keempat sepanjang masa yang melewati angka $1 miliar di pasar luar Amerika, setelah Titanic, Avatar, dan Furious 7. Total pendapatan globalnya mencapai $1,66 miliar.

Hitman: Agent 47 menambahkan $11,4 juta dari 71 negara. Film ini telah memperoleh $62,9 juta secara internasional.

Inside Out  mengumpulkan $7,1 juta dari 36 negara. Dengan total $734,4 juta, Inside Out sekarang menjadi film Pixar terlaris nomor empat melewati Up ($734,0 juta).

Catatan: Dikarenakan Senin (7/9) adalah Labor Day, maka hasil weekend box office kali ini dihitung selama 4 hari

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Weekend Box Office 4 September - 7 September 2015

#01 War Room


Minggu ini: $13,388,558
Total: $28,702,016

#02 A Walk in the Woods


Minggu ini: $10,908,832
Total: $12,806,684

#03 Straight Outta Compton


Minggu ini: $10,845,930
Total: $149,781,635

#04 Mission: Impossible - Rogue Nation


Minggu ini: $9,425,519
Total: $182,662,211

#05 The Transporter Refueled


Minggu ini: $9,005,474
Total: $9,005,474

Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Compton' Kalahkan Film Religi 'War Room' ■UP

[Sumber Data : Box Office Mojo]

[aktual] Dominasi 'Straight Outta Compton' akhirnya dipatahkan oleh film religi 'War Room'. Sementara itu, 'The Transporter Refueled' memperoleh hasil yang mengecewakan di posisi kelima.

Film drama religi War Room akhirnya menumbangkan dominasi Straight Outta Compton. Mengalami penurunan hanya 17,6%, film ini mengumpulkan $13,4 juta. Dari bujet yang hanya $3 juta, raihan film ini melampaui ekspektasi dengan total pendapatan domestiknya selama 10 hari tayang adalah $28,7 juta. Sebagai perbandingan, angka ini 53% di atas raihan Courageous ($16,2 juta) pada 2011.

Secara mengejutkan, A Walk in the Woods memulai debut yang manis di posisi kedua dengan $10,9 juta serta nilai CinemaScore "B". Angka yang diperoleh film yang dibintangi Robert Redford ini juga melebihi ekspektasi semua orang dan merupakan raihan yang cukup signifikan bagi Broad Green, distributor film yang bersangkutan. Film ini baru akan tayang di Indonesia beberapa minggu lagi.

Straight Outta Compton yang telah tiga minggu berturut-turut kuasai posisi pertama, jatuh ke posisi ketiga meski mengalami penurunan yang tak terlalu drastis, 32,6%. Dengan penambahan $10,8 juta, total pendapatannya hingga saat ini adalah $149,8 juta. Di luar Amerika, film ini menambahkan $7,9 juta dari 13 negara yang berarti total laba globalnya $168,3 juta.

Tom Cruise masih bertahan di lima besar box office meski telah memasuki minggu keenam. Hanya turun 12,3%, Mission:Impossible - Rogue Nation meraih $9,4 juta di minggu ini dengan total laba domestik $182,7 juta. Dari 64 negara, film ini mendapat tambahan $9,4 juta dengan total laba global $511,2 juta. Rogue Nation baru akan tayang di Cina pada minggu ini dan diperkirakan akan meledak disana mengikuti kesuksesan Furious 7 dan Jurassic World.

Usaha EuropaCorp untuk membangkitkan franchise The Transporter tanpa Jason Statham tampaknya bakal sedikit tersendat. Memperoleh $9,0 juta, The Transporter Refueled berada di posisi kelima. Raihan debut ini 14% lebih rendah dibandingkan Hitman: Agent 47 ($8,3 juta) yang tayanh beberapa minggu yang lalu dan 50% lebih rendah dibandingkan dengan Transporter 2 ($16,5 juta). Paling tidak, ada tambahan $10 juta dari beberapa negara lain yang telah menayangkannya terlebih dahulu.

Sementara itu, berkat tambahan $2,7 juta, Jurassic World menjadi film keempat sepanjang masa yang melewati angka $1 miliar di pasar luar Amerika, setelah Titanic, Avatar, dan Furious 7. Total pendapatan globalnya mencapai $1,66 miliar.

Hitman: Agent 47 menambahkan $11,4 juta dari 71 negara. Film ini telah memperoleh $62,9 juta secara internasional.

Inside Out  mengumpulkan $7,1 juta dari 36 negara. Dengan total $734,4 juta, Inside Out sekarang menjadi film Pixar terlaris nomor empat melewati Up ($734,0 juta).

Catatan: Dikarenakan Senin (7/9) adalah Labor Day, maka hasil weekend box office kali ini dihitung selama 4 hari

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Weekend Box Office 4 September - 7 September 2015

#01 War Room


Minggu ini: $13,388,558
Total: $28,702,016

#02 A Walk in the Woods


Minggu ini: $10,908,832
Total: $12,806,684

#03 Straight Outta Compton


Minggu ini: $10,845,930
Total: $149,781,635

#04 Mission: Impossible - Rogue Nation


Minggu ini: $9,425,519
Total: $182,662,211

#05 The Transporter Refueled


Minggu ini: $9,005,474
Total: $9,005,474

Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Compton' Kalahkan Film Religi 'War Room' ■UP

[Sumber Data : Box Office Mojo]

Saturday, September 5, 2015

Review Film: 'Ted 2' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Komedi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Ted 2' (2015)
link : Review Film: 'Ted 2' (2015)

Baca juga


Beruang bermulut jorok kembali lagi dalam 'Ted 2' dengan lelucon yang masih sama vulgarnya. Namun alurnya yang bertele-tele memberi impresi bahwa Seth MacFarlane tak dapat menemukan pacing yang tepat untuk sekuelnya ini.

“You ever seen any movie ever? He's the black guy”
— Ted
Pada tahun 2012, Seth MacFarlane membuat kejutan dengan Ted, film komedi vulgar yang secara sekilas terlihat dikamuflasekan sebagai film anak-anak. Menghadirkan karakter boneka beruang yang bertingkah sebagaimana pria dewasa, film ini juga menampilkan sisi lain dari Mark Wahlberg, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pemain film aksi dibanding komedi. Mendapat respon yang cukup bagus dan sukses secara finansial, tiga tahun kemudian, boneka beruang bermulut kotor ini kembali lagi ke layar lebar.

Tentu saja, sekuelnya punya plot yang masih sama tak rasionalnya namun nuansa humornya terasa kurang menghibur. Ted 2 mencoba serius dan bermain-main di saat bersamaan dengan menggabungkan premis hak asasi dan lelucon sperma. Jika membaca hal ini saja sudah membuat anda ilfil, mungkin ini bukan tontonan anda.

Yang menjadi poin utama kenapa komedi Ted mengena adalah persona Ted sendiri yang tak terduga di balik tampilan luarnya yang imut. Sekarang, saat kepribadiannya telah dikenal dan dihadapkan dengan berbagai permasalahan hidup yang manusiawi, mungkin membuat penonton tak lagi tertarik karena tak ada lagi hal yang di luar ekspektasi.

Jika film pertama ditutup dengan momen bahagia antara John (Wahlberg) dengan Lori (Mila Kunis, yang tak lagi tampil di sekuel ini), maka Ted 2 dibuka dengan adegan pernikahan Ted (disuarakan oleh Seth MacFarlane) dengan pacarnya Tami-Lynn (Jessica Barth) yang dipimpin oleh pendeta Sam J. Jones — ingat dengan cameo Flash Gordon di film pertama? Di acara pernikahan tersebut, terungkap bahwa John sudah berpisah dengan Lori.

Satu tahun kemudian, rumah tangga Ted mulai berantakan dan satu-satunya yang mungkin menyelamatkan bahtera keluarga mereka adalah dengan keberadaan anak. Tak perlu saya sebutkan alasan kenapa Ted tak bisa bereproduksi, anda tentu tahu. Opsi inseminasi buatan juga tak bisa dilakukan karena rahim Tami-Lynn ternyata sudah rusak akibat konsumsi narkoba berlebihan. Pilihan terakhir adalah adopsi. Namun hal ini justru membuat situasi menjadi semakin pelik, karena otoritas negara bagian Massachussetts mempertanyakan keabsahan Ted sebagai "manusia".


Kasus Ted memperjuangkan legalitas eksistensinya ini sedikit menggeser plot ke arah drama pengadilan yang konyol. Sebagai bantuan, Ted menyewa seorang pengacara muda bernama Sam(antha) L. Jackson (Amanda Seyfried), yang juga menjadi love interest bagi John nantinya. Awalnya John dan Ted skeptis mengingat Sam yang belum pernah menangani kasus sebelumnya, tapi berkat kelihaian Sam memakai Bong (serius!), keduanya pun yakin dengan kapabilitasnya (?).

Sebagaimana film pertamanya, Ted 2 kembali menghadirkan gags jorok tentang seksisme, rasisme, homofobia, pornografi, ganja, dan berbagai macam lelucon vulgar lainnya. Bagi saya pribadi sih tidak masalah, namun bagi yang gampang tersinggung mungkin akan membuat urat kepala anda meregang. Beberapa diantaranya cukup lucu, namun sebagian lagi terkesan garing karena repetitif. Yang manapun, tak ada yang relevan dengan cerita sebenarnya.

MacFarlane yang menulis naskah bersama Alec Sulkin dan Wellesley Wild menjejalkan berbagai macam subplot ke dalam Ted 2 tapi tak ada satupun yang berarti, karena hampir semua poin plot yang disajikan hanya berfungsi sebagai pengantar punchline. Usaha Ted dan John di awal film untuk mencari sperma berkualitas berujung pada cameo bintang football, Tom J. Brady (dan, ehm, kelaminnya) serta John yang "basah kuyup" di bank sperma. Ada pula road-trip yang berujung pada penemuan ladang ganja. Bahkan adegan akhir, sengaja di-setting di area Comic-Con agar bisa mengolok-olok para maniak game atau memplesetkan beberapa budaya pop.

Film Ted memang tak dikenal karena punya plot yang logis. Namun alurnya yang lebih amburadul dibanding film pertama memberi impresi bahwa MacFarlane tampaknya tak dapat menemukan pacing yang tepat untuk sekuelnya ini. Giovanni Ribisi yang kembali tampil sebagai si obsesif Donny dan muncul di paruh akhir terkesan lebih tepat berada di film lain. Chemistry John dan Ted tak lagi sekuat film pertamanya. Ted 2 berkutat terlalu banyak pada kasus hak asasi Ted sehingga mengesampingkan peran Wahlberg sebagai John.

Dengan mengesampingkan beberapa lelucon hambar, melihat tingkah polah Ted — yang diperankan oleh MacFarlane sendiri melalui teknologi motion-capture — menjadi kelucuan tersendiri. Muncul juga beberapa cameo selebritis seperti Liam Neeson, Morgan Freeman, Jimmy Kimmel, Jay Leno, dan lain-lain, yang perannya tak perlu saya sebutkan karena akan mengurangi kadar kelucuan bagi anda yang berencana akan menonton. Adegan favorit saya adalah adegan opening yang menampilkan sekuens dansa ala Broadway yang dikoreografi oleh pemenang Tony awards, Rob Ashford. Bagi yang tak sanggup bertahan hingga menit ke-115, setidaknya sekuens ini akan memuaskan anda. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem


'Ted 2' |
|

IMDb | Rottentomatoes
115 menit | Dewasa

Sutradara: Seth MacFarlane
Penulis: Seth MacFarlane, Alec Sulkin, Wellesley Wild
Pemain: Seth MacFarlane, Mark Wahlberg, Amanda Seyfried

Beruang bermulut jorok kembali lagi dalam 'Ted 2' dengan lelucon yang masih sama vulgarnya. Namun alurnya yang bertele-tele memberi impresi bahwa Seth MacFarlane tak dapat menemukan pacing yang tepat untuk sekuelnya ini.

“You ever seen any movie ever? He's the black guy”
— Ted
Pada tahun 2012, Seth MacFarlane membuat kejutan dengan Ted, film komedi vulgar yang secara sekilas terlihat dikamuflasekan sebagai film anak-anak. Menghadirkan karakter boneka beruang yang bertingkah sebagaimana pria dewasa, film ini juga menampilkan sisi lain dari Mark Wahlberg, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pemain film aksi dibanding komedi. Mendapat respon yang cukup bagus dan sukses secara finansial, tiga tahun kemudian, boneka beruang bermulut kotor ini kembali lagi ke layar lebar.

Tentu saja, sekuelnya punya plot yang masih sama tak rasionalnya namun nuansa humornya terasa kurang menghibur. Ted 2 mencoba serius dan bermain-main di saat bersamaan dengan menggabungkan premis hak asasi dan lelucon sperma. Jika membaca hal ini saja sudah membuat anda ilfil, mungkin ini bukan tontonan anda.

Yang menjadi poin utama kenapa komedi Ted mengena adalah persona Ted sendiri yang tak terduga di balik tampilan luarnya yang imut. Sekarang, saat kepribadiannya telah dikenal dan dihadapkan dengan berbagai permasalahan hidup yang manusiawi, mungkin membuat penonton tak lagi tertarik karena tak ada lagi hal yang di luar ekspektasi.

Jika film pertama ditutup dengan momen bahagia antara John (Wahlberg) dengan Lori (Mila Kunis, yang tak lagi tampil di sekuel ini), maka Ted 2 dibuka dengan adegan pernikahan Ted (disuarakan oleh Seth MacFarlane) dengan pacarnya Tami-Lynn (Jessica Barth) yang dipimpin oleh pendeta Sam J. Jones — ingat dengan cameo Flash Gordon di film pertama? Di acara pernikahan tersebut, terungkap bahwa John sudah berpisah dengan Lori.

Satu tahun kemudian, rumah tangga Ted mulai berantakan dan satu-satunya yang mungkin menyelamatkan bahtera keluarga mereka adalah dengan keberadaan anak. Tak perlu saya sebutkan alasan kenapa Ted tak bisa bereproduksi, anda tentu tahu. Opsi inseminasi buatan juga tak bisa dilakukan karena rahim Tami-Lynn ternyata sudah rusak akibat konsumsi narkoba berlebihan. Pilihan terakhir adalah adopsi. Namun hal ini justru membuat situasi menjadi semakin pelik, karena otoritas negara bagian Massachussetts mempertanyakan keabsahan Ted sebagai "manusia".


Kasus Ted memperjuangkan legalitas eksistensinya ini sedikit menggeser plot ke arah drama pengadilan yang konyol. Sebagai bantuan, Ted menyewa seorang pengacara muda bernama Sam(antha) L. Jackson (Amanda Seyfried), yang juga menjadi love interest bagi John nantinya. Awalnya John dan Ted skeptis mengingat Sam yang belum pernah menangani kasus sebelumnya, tapi berkat kelihaian Sam memakai Bong (serius!), keduanya pun yakin dengan kapabilitasnya (?).

Sebagaimana film pertamanya, Ted 2 kembali menghadirkan gags jorok tentang seksisme, rasisme, homofobia, pornografi, ganja, dan berbagai macam lelucon vulgar lainnya. Bagi saya pribadi sih tidak masalah, namun bagi yang gampang tersinggung mungkin akan membuat urat kepala anda meregang. Beberapa diantaranya cukup lucu, namun sebagian lagi terkesan garing karena repetitif. Yang manapun, tak ada yang relevan dengan cerita sebenarnya.

MacFarlane yang menulis naskah bersama Alec Sulkin dan Wellesley Wild menjejalkan berbagai macam subplot ke dalam Ted 2 tapi tak ada satupun yang berarti, karena hampir semua poin plot yang disajikan hanya berfungsi sebagai pengantar punchline. Usaha Ted dan John di awal film untuk mencari sperma berkualitas berujung pada cameo bintang football, Tom J. Brady (dan, ehm, kelaminnya) serta John yang "basah kuyup" di bank sperma. Ada pula road-trip yang berujung pada penemuan ladang ganja. Bahkan adegan akhir, sengaja di-setting di area Comic-Con agar bisa mengolok-olok para maniak game atau memplesetkan beberapa budaya pop.

Film Ted memang tak dikenal karena punya plot yang logis. Namun alurnya yang lebih amburadul dibanding film pertama memberi impresi bahwa MacFarlane tampaknya tak dapat menemukan pacing yang tepat untuk sekuelnya ini. Giovanni Ribisi yang kembali tampil sebagai si obsesif Donny dan muncul di paruh akhir terkesan lebih tepat berada di film lain. Chemistry John dan Ted tak lagi sekuat film pertamanya. Ted 2 berkutat terlalu banyak pada kasus hak asasi Ted sehingga mengesampingkan peran Wahlberg sebagai John.

Dengan mengesampingkan beberapa lelucon hambar, melihat tingkah polah Ted — yang diperankan oleh MacFarlane sendiri melalui teknologi motion-capture — menjadi kelucuan tersendiri. Muncul juga beberapa cameo selebritis seperti Liam Neeson, Morgan Freeman, Jimmy Kimmel, Jay Leno, dan lain-lain, yang perannya tak perlu saya sebutkan karena akan mengurangi kadar kelucuan bagi anda yang berencana akan menonton. Adegan favorit saya adalah adegan opening yang menampilkan sekuens dansa ala Broadway yang dikoreografi oleh pemenang Tony awards, Rob Ashford. Bagi yang tak sanggup bertahan hingga menit ke-115, setidaknya sekuens ini akan memuaskan anda. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem


'Ted 2' |
|

IMDb | Rottentomatoes
115 menit | Dewasa

Sutradara: Seth MacFarlane
Penulis: Seth MacFarlane, Alec Sulkin, Wellesley Wild
Pemain: Seth MacFarlane, Mark Wahlberg, Amanda Seyfried

Tontonan Minggu Ini #14

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Misc, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tontonan Minggu Ini #14
link : Tontonan Minggu Ini #14

Baca juga


Minggu ini saya menonton 'Sinister 2', 'Spy', 'Everly' serta serial 'Daredevil'. Apa tontonan anda?

Minggu ini saya lumayan mager ke bioskop. Film pembuka yang saya tonton adalah Sinister 2 dan ini pun baru saya tonton di hari Kamis. Selain dari itu, saya hanya menonton 2 film. Sebagai tambahan, saya akhirnya menamatkan serial Daredevil dengan menonton 2 episode terakhirnya. Harus mencari serial baru lagi nih. Ada saran?

Berikut tontonan saya minggu ini:

Sinister 2 -- Sesuai dengan prediksi, sekuelnya ini mengecewakan. Tanpa ada cerita baru lagi yang bisa digali, sebenarnya Sinister 2 punya ide bagus dengan mengambil paparan dari perspektif baru. Sayang, disini Bughuul terkesan kehilangan kekuatannya. Anda bisa membaca review dari saya disini.

Spy -- Film ini adalah salah satu miskalkulasi yang saya buat di bulan Mei. Setelah 3 filmnya yang tak begitu bagus: Identity Thief, Tammy, dan The Heat, saya agak skeptis dengan Melissa McCarthy dan memilih untuk pass. Ternyata saya salah. Film adalah film aksi kocak yang sayang sekali rasanya saya lewatkan di bioskop beberapa bulan lalu. Tak hanya McCarthy, kita pun bisa melihat sisi komika dari Jason Statham. Review lengkapnya bisa dibaca disini.

Everly -- Salma Hayek tampil seksi dan garang dalam film gado-gado antara Kill Bill dan The Raid. Di usianya yang hampir menginjak kepala 5, Hayek membuktikan ketangguhannya bermain di film kelas B penuh adrenalin ini. Tak banyak yang bisa didapat dari filmnya selain semburat darah, hujanan peluru, dan keseksian tante Hayek pastinya. Anda bisa membaca review saya disini.

Daredevil season 1 episode 12 & 13 -- Belum ada serial superhero yang selevel dengan Daredevil. Seri ini unggul dalam karakterisasi dan usaha membangun ritme. Jadi apa yang terjadi di episode terakhir? Tentu saja, Matt Murdock (Daredevil) versus Wilson Fisk (Kingpin). Fisk yang terbakar amarah karena usaha pembunuhan Vanessa dan tewasnya Wesley, dibuat kocar kacir karena Murdock dkk berhasil mengungkap kejahatannya. Fisk berhasil ditangkap namun berhasil melarikan diri dengan bantuan anteknya di kepolisian. Sekali lagi Murdock harus berhadapan langsung dengan Fisk dan kali ini dengan kostum merah ikoniknya.

Nah, itulah tontonan saya minggu ini. Apa tontonan anda? Silakan masukkan ke kolom komentar. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Minggu ini saya menonton 'Sinister 2', 'Spy', 'Everly' serta serial 'Daredevil'. Apa tontonan anda?

Minggu ini saya lumayan mager ke bioskop. Film pembuka yang saya tonton adalah Sinister 2 dan ini pun baru saya tonton di hari Kamis. Selain dari itu, saya hanya menonton 2 film. Sebagai tambahan, saya akhirnya menamatkan serial Daredevil dengan menonton 2 episode terakhirnya. Harus mencari serial baru lagi nih. Ada saran?

Berikut tontonan saya minggu ini:

Sinister 2 -- Sesuai dengan prediksi, sekuelnya ini mengecewakan. Tanpa ada cerita baru lagi yang bisa digali, sebenarnya Sinister 2 punya ide bagus dengan mengambil paparan dari perspektif baru. Sayang, disini Bughuul terkesan kehilangan kekuatannya. Anda bisa membaca review dari saya disini.

Spy -- Film ini adalah salah satu miskalkulasi yang saya buat di bulan Mei. Setelah 3 filmnya yang tak begitu bagus: Identity Thief, Tammy, dan The Heat, saya agak skeptis dengan Melissa McCarthy dan memilih untuk pass. Ternyata saya salah. Film adalah film aksi kocak yang sayang sekali rasanya saya lewatkan di bioskop beberapa bulan lalu. Tak hanya McCarthy, kita pun bisa melihat sisi komika dari Jason Statham. Review lengkapnya bisa dibaca disini.

Everly -- Salma Hayek tampil seksi dan garang dalam film gado-gado antara Kill Bill dan The Raid. Di usianya yang hampir menginjak kepala 5, Hayek membuktikan ketangguhannya bermain di film kelas B penuh adrenalin ini. Tak banyak yang bisa didapat dari filmnya selain semburat darah, hujanan peluru, dan keseksian tante Hayek pastinya. Anda bisa membaca review saya disini.

Daredevil season 1 episode 12 & 13 -- Belum ada serial superhero yang selevel dengan Daredevil. Seri ini unggul dalam karakterisasi dan usaha membangun ritme. Jadi apa yang terjadi di episode terakhir? Tentu saja, Matt Murdock (Daredevil) versus Wilson Fisk (Kingpin). Fisk yang terbakar amarah karena usaha pembunuhan Vanessa dan tewasnya Wesley, dibuat kocar kacir karena Murdock dkk berhasil mengungkap kejahatannya. Fisk berhasil ditangkap namun berhasil melarikan diri dengan bantuan anteknya di kepolisian. Sekali lagi Murdock harus berhadapan langsung dengan Fisk dan kali ini dengan kostum merah ikoniknya.

Nah, itulah tontonan saya minggu ini. Apa tontonan anda? Silakan masukkan ke kolom komentar. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem