- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Marvel merilis detail penting berupa cerita dari sekuel yang menghadirkan aksi duet Scott Lang a.k.a. Ant-Man dan Hope van Dyne a.k.a. The Wasp.
Di tengah tingginya hypeAvengers: Infinity War yang tak lama lagi akan tayang, Marvel tak lupa untuk mempromosikan film superhero terbarunya yang berskala lebih kecil, Ant-Man and the Wasp. Melalui Entertainment Weekly, studio akhirnya merilis detail penting berupa cerita dari sekuel yang menghadirkan aksi duet Scott Lang a.k.a. Ant-Man dan Hope van Dyne a.k.a. The Wasp.
Detail ini sendiri menjelaskan, Ant-Man bersama The Wasp sedang berupaya menyelamatkan Janet van Dyne - ibu Hope dan istri ilmuwan Hank Pym – dari Alam Kuantum. Diketahui Alam Kuantum adalah tempat dimana Janet hilang selama puluhan tahun. Dan kebetulan pula, Scott pernah memasuki Alam Kuantum dan berhasil keluar dengan selamat di film pertama. Padahal untuk bisa keluar dari Alam tersebut dinilai mustahil oleh Pym. Evangeline Lily selaku pemeran Janet pun menjelaskan, di sepanjang filmnya nanti karakternya akan berusaha sekeras mungkin untuk menemukan cara masuk ke dalam Alam Kuantum dan membawa Janet keluar.
Disamping detail cerita Ant-Man and the Wasp, sutradara Peyton Reed mengkonfirmasi villain utama di sekuel ini adalah Ghost. Meski di komiknya adalah karakter pria, Reed menunjuk aktris untuk memerankan Ghost, karena baginya Ghost bisa menjadi siapa saja. Reed pun mengakui Ghost akan menjadi musuh yang tangguh bagi Ant-Man dan The Wasp, lantaran villain ini memiliki kemampuan untuk menembus benda padat.
Selain Lily, Ant-Man and the Wasp kembali dibintangi Paul Rudd (Scott Lang/Ant-Man), MichaelDouglas (Dr. Hank Pym), Judy Greer (Maggie Lang) dan Michael Pena (Luis). Sementara untuk pemain barunya meliputi Michelle Pfeiffer (Janet van Dyne), Hannah John-Kamen (Ghost), Walter Goggins dan Laurence Fishburne.
Rencananya Ant-Man and the Wasp akan dirilis 6 Juli 2018.
Marvel merilis detail penting berupa cerita dari sekuel yang menghadirkan aksi duet Scott Lang a.k.a. Ant-Man dan Hope van Dyne a.k.a. The Wasp.
Di tengah tingginya hypeAvengers: Infinity War yang tak lama lagi akan tayang, Marvel tak lupa untuk mempromosikan film superhero terbarunya yang berskala lebih kecil, Ant-Man and the Wasp. Melalui Entertainment Weekly, studio akhirnya merilis detail penting berupa cerita dari sekuel yang menghadirkan aksi duet Scott Lang a.k.a. Ant-Man dan Hope van Dyne a.k.a. The Wasp.
Detail ini sendiri menjelaskan, Ant-Man bersama The Wasp sedang berupaya menyelamatkan Janet van Dyne - ibu Hope dan istri ilmuwan Hank Pym – dari Alam Kuantum. Diketahui Alam Kuantum adalah tempat dimana Janet hilang selama puluhan tahun. Dan kebetulan pula, Scott pernah memasuki Alam Kuantum dan berhasil keluar dengan selamat di film pertama. Padahal untuk bisa keluar dari Alam tersebut dinilai mustahil oleh Pym. Evangeline Lily selaku pemeran Janet pun menjelaskan, di sepanjang filmnya nanti karakternya akan berusaha sekeras mungkin untuk menemukan cara masuk ke dalam Alam Kuantum dan membawa Janet keluar.
Disamping detail cerita Ant-Man and the Wasp, sutradara Peyton Reed mengkonfirmasi villain utama di sekuel ini adalah Ghost. Meski di komiknya adalah karakter pria, Reed menunjuk aktris untuk memerankan Ghost, karena baginya Ghost bisa menjadi siapa saja. Reed pun mengakui Ghost akan menjadi musuh yang tangguh bagi Ant-Man dan The Wasp, lantaran villain ini memiliki kemampuan untuk menembus benda padat.
Selain Lily, Ant-Man and the Wasp kembali dibintangi Paul Rudd (Scott Lang/Ant-Man), MichaelDouglas (Dr. Hank Pym), Judy Greer (Maggie Lang) dan Michael Pena (Luis). Sementara untuk pemain barunya meliputi Michelle Pfeiffer (Janet van Dyne), Hannah John-Kamen (Ghost), Walter Goggins dan Laurence Fishburne.
Rencananya Ant-Man and the Wasp akan dirilis 6 Juli 2018.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Duo sutradara Russo mengungkap sejumlah detail mengenai 'Avengers 4', mulai dari status terkini film tersebut hingga potensi durasinya.
Selain menceritakan proses bersatunya The Avengers dan Guardians of the Galaxy, Avengers: Infinity War juga menyoroti pertempuran mereka melawan villain super kuat Thanos dan pasukan elitnya yang bernama Black Order. Berkaca dari plot tersebut, tak aneh jika Infinity War berakhir jadi film yang cukup panjang, dengan total durasi mencapai 149 menit menurut IMDB. Lantas, bagaimana dengan Avengers 4 yang notabene adalah sekuel Infinity War?
Saat berbincang dengan Collider, duo sutradara Russo mengungkap sejumlah detail mengenai Avengers 4, mulai dari status terkini film tersebut hingga potensi durasinya.
Diakui Russo, saat ini Avengers 4 tengah memasuki tahap pengumpulan footage. Lebih jauh lagi, sejauh ini Russo menilai total durasi dari seluruh footage Avengers 4 adalah yang terpanjang, dan melebihi film-film Marvel Cinematic Universe lainnya. Bahkan Russo menyatakan Avengers 4 bisa saja berdurasi tiga jam jika tidak dipotong-potong. Namun karena mereka selektif dalam memilih material yang dalam hal ini adalah adegan film, mereka akhirnya hanya mengambil adegan yang substansial. Kendati mereka yakin akan meringkas Avengers 4 untuk memperpendek durasi, Russo tetap merasa film ini akan lebih panjang dari Infinity War. Adapun mereka memastikan Disney ataupun Marvel tak pernah memberi aturan tertentu untuk soal durasi film.
Sementara itu, cerita yang diusung Avengers 4 sendiri masih jadi teka-teki, setidaknya sampai Infinity War tayang. Bahkan kabarnya judul resmi Avengers 4 masih dirahasiakan hingga detik ini, lantaran mengandung spoiler Infinity War. Untuk itulah, Russo mengisyaratkan pengumuman judul Avengers 4 takkan dilakukan dalam waktu dekat, alias masih lama.
Rencananya Avengers: Infinity War akan dirilis 27 April 2018. Sedangkan Avengers 4 akan dirilis 3 Mei 2019.
Duo sutradara Russo mengungkap sejumlah detail mengenai 'Avengers 4', mulai dari status terkini film tersebut hingga potensi durasinya.
Selain menceritakan proses bersatunya The Avengers dan Guardians of the Galaxy, Avengers: Infinity War juga menyoroti pertempuran mereka melawan villain super kuat Thanos dan pasukan elitnya yang bernama Black Order. Berkaca dari plot tersebut, tak aneh jika Infinity War berakhir jadi film yang cukup panjang, dengan total durasi mencapai 149 menit menurut IMDB. Lantas, bagaimana dengan Avengers 4 yang notabene adalah sekuel Infinity War?
Saat berbincang dengan Collider, duo sutradara Russo mengungkap sejumlah detail mengenai Avengers 4, mulai dari status terkini film tersebut hingga potensi durasinya.
Diakui Russo, saat ini Avengers 4 tengah memasuki tahap pengumpulan footage. Lebih jauh lagi, sejauh ini Russo menilai total durasi dari seluruh footage Avengers 4 adalah yang terpanjang, dan melebihi film-film Marvel Cinematic Universe lainnya. Bahkan Russo menyatakan Avengers 4 bisa saja berdurasi tiga jam jika tidak dipotong-potong. Namun karena mereka selektif dalam memilih material yang dalam hal ini adalah adegan film, mereka akhirnya hanya mengambil adegan yang substansial. Kendati mereka yakin akan meringkas Avengers 4 untuk memperpendek durasi, Russo tetap merasa film ini akan lebih panjang dari Infinity War. Adapun mereka memastikan Disney ataupun Marvel tak pernah memberi aturan tertentu untuk soal durasi film.
Sementara itu, cerita yang diusung Avengers 4 sendiri masih jadi teka-teki, setidaknya sampai Infinity War tayang. Bahkan kabarnya judul resmi Avengers 4 masih dirahasiakan hingga detik ini, lantaran mengandung spoiler Infinity War. Untuk itulah, Russo mengisyaratkan pengumuman judul Avengers 4 takkan dilakukan dalam waktu dekat, alias masih lama.
Rencananya Avengers: Infinity War akan dirilis 27 April 2018. Sedangkan Avengers 4 akan dirilis 3 Mei 2019.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Drama,
Artikel Review,
Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Ini dia film aksi-thriller yang tidak tertarik pada aksi tapi lebih kepada dampak psikologis yang ditimbulkannya.
“Joe, wake up. It's a beautiful day.” — Nina
Rating UP: Kalau anda kebetulan melihat posternya yang menampilkan Joaquin Phoenix yang menenteng sebuah palu dengan ekspresi sangar lalu mengira bahwa ini adalah film aksi-thriller brutal semacam Oldboy, maka anda akan kecele. Palunya masih akan dipakai sih, dan memang untuk menggebuk orang, tapi You Were Never Really Here bukan soal aksi. Ini dia film aksi-thriller yang tidak tertarik pada aksi tapi lebih kepada dampak psikologis yang ditimbulkannya. Film ini tidak berlama-lama di sekuens aksi, alih-alih menekankan pada emosi yang terselubung dan permainan atmosfer.
Ini baru film panjang keempat dari Lynne Ramsay, padahal debut penyutradaraannya sudah dimulai sejak 18 tahun lalu lewat Ratcatcher. Sebagai tambahan, You Were Never Really Here juga berjarak cukup jauh dari film Ramsay sebelumnya We Need to Talk About Kevin, yaitu 6 tahun. Dan ada alasan di balik itu semua. Ramsay dikenal sebagai sineas yang takkan berkompromi dalam setiap karyanya, dan ia juga demikian di film terbarunya ini. Ia terkesan tak begitu peduli akan risiko penonton yang bakal kehilangan ketertarikan saat meleng sebentar, yang mana saya yakin akan sering terjadi.
Dengan durasi yang minimalis untuk ukuran film artsy, hanya 90 menit saja, film ini berusaha untuk menampilkan sesedikit mungkin tapi menyampaikan sebanyak mungkin apa yang ada di bawah permukaan, sampai di titik yang kadang-kadang membingungkan. Sesekali Ramsay akan menyelipkan potongan flashback secara mendadak. Narasinya nyaris abstrak, tapi uniknya, ini berhasil dalam membuat filmnya bergerak.
Kekeliruan pertama yang mungkin kita lakukan adalah menge-judge film ini sebelum menonton hanya berdasarkan premis klisenya mengenai "Last Action Hero", entah anda menyukai premis tersebut atau membencinya. Phoenix bermain sebagai Joe, seorang pria gempal yang suram dan terlihat menakutkan. Pertama kali kita melihat Joe, tangannya mengelap palu yang berlumur darah. Terlihat pula sebuah lakban. Joe kemudian membakar foto seorang gadis kecil. Ia seperti baru selesai melakukan sesuatu yang mematikan. Mungkinkah ia seorang pembunuh berantai?
Ternyata bukan.
Klien Joe berikutnya adalah seorang pejabat (Alex Manette) yang meminta untuk menyelamatkan anaknya, Nina (Ekaterina Samsonov) yang diduga diperjualbelikan di sebuah tempat prostitusi bawah umur. "Mereka bilang kamu brutal". "Saya bisa begitu," jawab Joe tenang, setenang jawaban Mendikbud saat menanggapi keresahan peserta UNBK yang curcol lewat meme. Tentu saja, misi pamungkas ini takkan berjalan selancar misi-misi sebelumnya, sebab kali ini melibatkan konspirasi pejabat kelas atas.
Kekeliruan kedua terjadi kalau kita terlalu berfokus pada plot soal konspirasi tersebut lalu menyusun kepingan cerita untuk membentuk narasi yang lurus. Bukan itu poinnya. Di film lain yang lebih generik, premis seperti ini akan menjadi film aksi standar. Namun Ramsay tak terpaku pada plot. Alih-alih, ia menggunakannya untuk mengeksplorasi psikologi dari karakternya. Agar kita tak teralihkan, Ramsay memposisikan aksi-nya di kejauhan. Kita tak terlibat di dalamnya, entah hanya mengamatinya lewat kamera CCTV atau cuma bisa melihat dampak yang terjadi setelahnya.
Film ini bisa dibilang sebagai studi karakter, dan karakternya adalah salah satu karater yang sulit untuk di-studi-kan. Tindakan yang bijak saat kita memperhatikan bagaimana Joe, yang sepulangnya "kerja", merawat sang ibu yang sudah renta di rumah. Atau melihat aksinya yang menjalankan kredo "hidup segan, mati tak mau", seperti membekap diri dengan kantong kresek atau berdiri melewati batas aman di stasiun kereta. Atau bagaimana Joe menggenggam hangat tangan pria yang ditembaknya sebelum tewas. Saat ia membuka baju, tampaklah bekas luka di sekujur tubuhnya. Apa yang terjadi dengan Joe? Kita tak tahu pasti, tapi dari potongan flashback, sepertinya ia pernah mengalami KDRT semasa kecil dan PTSD saat beranjak dewasa.
Joe adalah pria yang menakutkan tapi juga rapuh. Ia terlihat linglung, tak memahami bagaimana waktu berjalan atau bahkan soal kewarasannya sendiri. Mana yang nyata, mana yang khayal? Hidupnya tersusun atas kepingan dari momen, dan film Ramsay bergerak seolah mengikuti pikiran Joe. Ini tak begitu berbeda dengan yang dilakukan Ramsay dalam We Need to Talk About Kevin dimana kita dibawa ke dalam pikiran seorang wanita yang dibuat sinting gara-gara anaknya yang psikopat. Kita tak begitu tahu kronologis kapan-terjadi-apa, tapi kita dibuat sukses menangkap emosinya.
Seolah performa di film-filmnya yang lalu tak cukup intens, Phoenix tampil sangat kuat disini. Ia menggempalkan diri dan menebalkan jenggot untuk memberikan kesan intimidatif, tapi ekspresinya yang dingin dan kaku mencerminkan vulnerability. Mengikuti tradisi semua sosiopat dalam dunia sinema, pembawaan sampai gesturnya yang paling kecil terlihat sangat menegangkan. Ia siap meledak kapan saja. Ramsay mengeskalasi intensitas ini dengan scoring perkusif dan distortif dari Jonny Greenwood, berangkat jauh dari karyanya di Phantom Thread.
You Were Never Really Here begitu mempercayai penonton sampai ia merasa tak perlu untuk menjelaskan. Film ini takkan berhenti untuk memaparkan dengan gamblang apa yang terjadi. Pembuatnya mengasumsikan kita cerdas dan mampu menghubungkan fragmen menjadi satu kesatuan. Kita mungkin juga sebaiknya memasrahkan diri untuk ditenggelamkan oleh narasinya. Dan bagaimana kita tak percaya dan pasrah begitu saja, lha kita berada di tangan sineas yang sangat kompeten. ■UP
Rosa Attab, Pascal Caucheteux, James Wilson, Lynne Ramsay
Thomas Townend
Jonny Greenwood
Ini dia film aksi-thriller yang tidak tertarik pada aksi tapi lebih kepada dampak psikologis yang ditimbulkannya.
“Joe, wake up. It's a beautiful day.” — Nina
Rating UP: Kalau anda kebetulan melihat posternya yang menampilkan Joaquin Phoenix yang menenteng sebuah palu dengan ekspresi sangar lalu mengira bahwa ini adalah film aksi-thriller brutal semacam Oldboy, maka anda akan kecele. Palunya masih akan dipakai sih, dan memang untuk menggebuk orang, tapi You Were Never Really Here bukan soal aksi. Ini dia film aksi-thriller yang tidak tertarik pada aksi tapi lebih kepada dampak psikologis yang ditimbulkannya. Film ini tidak berlama-lama di sekuens aksi, alih-alih menekankan pada emosi yang terselubung dan permainan atmosfer.
Ini baru film panjang keempat dari Lynne Ramsay, padahal debut penyutradaraannya sudah dimulai sejak 18 tahun lalu lewat Ratcatcher. Sebagai tambahan, You Were Never Really Here juga berjarak cukup jauh dari film Ramsay sebelumnya We Need to Talk About Kevin, yaitu 6 tahun. Dan ada alasan di balik itu semua. Ramsay dikenal sebagai sineas yang takkan berkompromi dalam setiap karyanya, dan ia juga demikian di film terbarunya ini. Ia terkesan tak begitu peduli akan risiko penonton yang bakal kehilangan ketertarikan saat meleng sebentar, yang mana saya yakin akan sering terjadi.
Dengan durasi yang minimalis untuk ukuran film artsy, hanya 90 menit saja, film ini berusaha untuk menampilkan sesedikit mungkin tapi menyampaikan sebanyak mungkin apa yang ada di bawah permukaan, sampai di titik yang kadang-kadang membingungkan. Sesekali Ramsay akan menyelipkan potongan flashback secara mendadak. Narasinya nyaris abstrak, tapi uniknya, ini berhasil dalam membuat filmnya bergerak.
Kekeliruan pertama yang mungkin kita lakukan adalah menge-judge film ini sebelum menonton hanya berdasarkan premis klisenya mengenai "Last Action Hero", entah anda menyukai premis tersebut atau membencinya. Phoenix bermain sebagai Joe, seorang pria gempal yang suram dan terlihat menakutkan. Pertama kali kita melihat Joe, tangannya mengelap palu yang berlumur darah. Terlihat pula sebuah lakban. Joe kemudian membakar foto seorang gadis kecil. Ia seperti baru selesai melakukan sesuatu yang mematikan. Mungkinkah ia seorang pembunuh berantai?
Ternyata bukan.
Klien Joe berikutnya adalah seorang pejabat (Alex Manette) yang meminta untuk menyelamatkan anaknya, Nina (Ekaterina Samsonov) yang diduga diperjualbelikan di sebuah tempat prostitusi bawah umur. "Mereka bilang kamu brutal". "Saya bisa begitu," jawab Joe tenang, setenang jawaban Mendikbud saat menanggapi keresahan peserta UNBK yang curcol lewat meme. Tentu saja, misi pamungkas ini takkan berjalan selancar misi-misi sebelumnya, sebab kali ini melibatkan konspirasi pejabat kelas atas.
Kekeliruan kedua terjadi kalau kita terlalu berfokus pada plot soal konspirasi tersebut lalu menyusun kepingan cerita untuk membentuk narasi yang lurus. Bukan itu poinnya. Di film lain yang lebih generik, premis seperti ini akan menjadi film aksi standar. Namun Ramsay tak terpaku pada plot. Alih-alih, ia menggunakannya untuk mengeksplorasi psikologi dari karakternya. Agar kita tak teralihkan, Ramsay memposisikan aksi-nya di kejauhan. Kita tak terlibat di dalamnya, entah hanya mengamatinya lewat kamera CCTV atau cuma bisa melihat dampak yang terjadi setelahnya.
Film ini bisa dibilang sebagai studi karakter, dan karakternya adalah salah satu karater yang sulit untuk di-studi-kan. Tindakan yang bijak saat kita memperhatikan bagaimana Joe, yang sepulangnya "kerja", merawat sang ibu yang sudah renta di rumah. Atau melihat aksinya yang menjalankan kredo "hidup segan, mati tak mau", seperti membekap diri dengan kantong kresek atau berdiri melewati batas aman di stasiun kereta. Atau bagaimana Joe menggenggam hangat tangan pria yang ditembaknya sebelum tewas. Saat ia membuka baju, tampaklah bekas luka di sekujur tubuhnya. Apa yang terjadi dengan Joe? Kita tak tahu pasti, tapi dari potongan flashback, sepertinya ia pernah mengalami KDRT semasa kecil dan PTSD saat beranjak dewasa.
Joe adalah pria yang menakutkan tapi juga rapuh. Ia terlihat linglung, tak memahami bagaimana waktu berjalan atau bahkan soal kewarasannya sendiri. Mana yang nyata, mana yang khayal? Hidupnya tersusun atas kepingan dari momen, dan film Ramsay bergerak seolah mengikuti pikiran Joe. Ini tak begitu berbeda dengan yang dilakukan Ramsay dalam We Need to Talk About Kevin dimana kita dibawa ke dalam pikiran seorang wanita yang dibuat sinting gara-gara anaknya yang psikopat. Kita tak begitu tahu kronologis kapan-terjadi-apa, tapi kita dibuat sukses menangkap emosinya.
Seolah performa di film-filmnya yang lalu tak cukup intens, Phoenix tampil sangat kuat disini. Ia menggempalkan diri dan menebalkan jenggot untuk memberikan kesan intimidatif, tapi ekspresinya yang dingin dan kaku mencerminkan vulnerability. Mengikuti tradisi semua sosiopat dalam dunia sinema, pembawaan sampai gesturnya yang paling kecil terlihat sangat menegangkan. Ia siap meledak kapan saja. Ramsay mengeskalasi intensitas ini dengan scoring perkusif dan distortif dari Jonny Greenwood, berangkat jauh dari karyanya di Phantom Thread.
You Were Never Really Here begitu mempercayai penonton sampai ia merasa tak perlu untuk menjelaskan. Film ini takkan berhenti untuk memaparkan dengan gamblang apa yang terjadi. Pembuatnya mengasumsikan kita cerdas dan mampu menghubungkan fragmen menjadi satu kesatuan. Kita mungkin juga sebaiknya memasrahkan diri untuk ditenggelamkan oleh narasinya. Dan bagaimana kita tak percaya dan pasrah begitu saja, lha kita berada di tangan sineas yang sangat kompeten. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Selepas ‘Deadpool 2’, sutradara David Leitch kembali ditunjuk menangani proyek film besar. Kali ini adalah ‘The Division’, yang diadaptasi dari game laris milik Ubisoft berjudul sama.
Selepas Deadpool 2, sutradara David Leitch kembali ditunjuk menangani proyek film besar. Kali ini adalahThe Division, yang diadaptasi dari game laris milik Ubisoft berjudul sama. Dikembangkan sejak 2016 lalu, sejauh ini ada dua bintang besar yang bergabung sebagai pemain di film The Division, yakni Jake Gyllenhaal (Life) dan Jessica Chastain (It 2). Kini setelah merekrut Leitch sebagai sutradara, Ubsoft diprediksi akan segera mencari penulis skrip sebelum film The Division masuk tahap produksi.
Selain beradu akting dengan Chastain, Variety mengabarkan Jake juga ikut andil di balik layar dengan menduduki bangku produser. Belum ada kepastian perihal karakter yang diperankan Gyllenhaal dan Chastain di The Division. Yang jelas, ini adalah film adaptasi game kedua Ubisoft yang dibintangi Jake setelah Prince of Persia: The Sands of Time yang dirilis 2010 silam.
Game The Division sendiri diluncurkan pada 2016 lalu, dan hingga kini ia telah dimainkan oleh lebih dari 20 juta gamer di seluruh dunia. Bersetting di masa depan, plot cerita The Division berfokus pada aksi agen rekrutan Strategic Homeland Division a.k.a. The Division di New York City yang terjangkit wabah virus mematikan. Selain diperintahkan menyelidiki sumber virus, para agen juga mengemban misi untuk menumpas beragam kejahatan yang timbul akibat bencana ini. Tak menutup kemungkinan Jake dan Chastain nanti akan memerankan agen The Division.
Setelah membesut Deadpool 2 yang akan tayang 18 Mei 2018, Leitch diketahui akan mengarahkan Dwayne Johnson dan Jason Statham di spin-offFast and Furiousyang mulai syuting musim gugur dan dirilis 26 Juli 2019. Usai film tersebut rampung, kemungkinan besar Leitch siap menggarap The Division.
Untuk saat ini, film The Division yang diproduksi Ubisoft Motion Pictures masih belum menentukan tanggal rilis.
Selepas ‘Deadpool 2’, sutradara David Leitch kembali ditunjuk menangani proyek film besar. Kali ini adalah ‘The Division’, yang diadaptasi dari game laris milik Ubisoft berjudul sama.
Selepas Deadpool 2, sutradara David Leitch kembali ditunjuk menangani proyek film besar. Kali ini adalahThe Division, yang diadaptasi dari game laris milik Ubisoft berjudul sama. Dikembangkan sejak 2016 lalu, sejauh ini ada dua bintang besar yang bergabung sebagai pemain di film The Division, yakni Jake Gyllenhaal (Life) dan Jessica Chastain (It 2). Kini setelah merekrut Leitch sebagai sutradara, Ubsoft diprediksi akan segera mencari penulis skrip sebelum film The Division masuk tahap produksi.
Selain beradu akting dengan Chastain, Variety mengabarkan Jake juga ikut andil di balik layar dengan menduduki bangku produser. Belum ada kepastian perihal karakter yang diperankan Gyllenhaal dan Chastain di The Division. Yang jelas, ini adalah film adaptasi game kedua Ubisoft yang dibintangi Jake setelah Prince of Persia: The Sands of Time yang dirilis 2010 silam.
Game The Division sendiri diluncurkan pada 2016 lalu, dan hingga kini ia telah dimainkan oleh lebih dari 20 juta gamer di seluruh dunia. Bersetting di masa depan, plot cerita The Division berfokus pada aksi agen rekrutan Strategic Homeland Division a.k.a. The Division di New York City yang terjangkit wabah virus mematikan. Selain diperintahkan menyelidiki sumber virus, para agen juga mengemban misi untuk menumpas beragam kejahatan yang timbul akibat bencana ini. Tak menutup kemungkinan Jake dan Chastain nanti akan memerankan agen The Division.
Setelah membesut Deadpool 2 yang akan tayang 18 Mei 2018, Leitch diketahui akan mengarahkan Dwayne Johnson dan Jason Statham di spin-offFast and Furiousyang mulai syuting musim gugur dan dirilis 26 Juli 2019. Usai film tersebut rampung, kemungkinan besar Leitch siap menggarap The Division.
Untuk saat ini, film The Division yang diproduksi Ubisoft Motion Pictures masih belum menentukan tanggal rilis.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Pengembangan proyek film ‘M.A.S.K.’ baru saja mendapat kemajuan signifikan menyusul bergabungnya F. Gary Gray sebagai sutradara.
Setelah sekian lama berkutat dengan franchise Transformers, Hasbro akhirnya siap memfilmkan produk mainan miliknya yang tak kalah potensial bernama M.A.S.K.. Masih melibatkan kendaraan yang dapat bertransformasi, pengembangan proyek film M.A.S.K. baru saja mendapat kemajuan signifikan menyusul bergabungnya F. Gary Gray sebagai sutradara. Keterlibatan Gray pun disambut positif, mengingat ia adalah sutradara di balik Fate of the Furiousyang dipadati adegan action kendaraan.
M.A.S.K. atau Mobile Armored Strike Kommand dikenal sebagai franchise mainan Hasbro yang sukses di tahun 80-an. Berkat popularitasnya yang tinggi, M.A.S.K. pun sempat diadaptasi menjadi serial kartun di tahun yang sama. M.A.S.K. merupakan nama pasukan khusus yang bertempur menggunakan kendaraan yang dapat bertransformasi. Dalam kartunnya, mereka dikisahkan melawan V.E.N.O.M. (Vicious Evil Network of Mayhem) yang mendalangi aksi kejahatan dan terorisme.
Terkait alasannya menyutradarai dan memproduseri M.A.S.K., Gray menjelaskan mainan vintage ini dapat diperbarui menjadi sesuatu yang istimewa yang punya pesan kuat untuk penonton masa kini. Menurut kabar dari Deadline, kini Gray dan Hasbro sedang mencari penulis skrip yang mampu mewujudkan M.A.S.K. jadi film yang menginspirasi kawula muda.
FYI, M.A.S.K. adalah satu dari lima mainan Hasbro yang diangkat ke layar lebar, selain olehG.I. Joe, Micronauts, Visionaries dan ROM. Kelima judul ini nantinya akan tergabung dalam Hasbro Cinematic Universe yang diarsiteki Akiva Goldsman dan diproduksi Paramount. Sejumlah penulis skrip yang terlibat di cinematic universe ini meliputi John Francis Daley dan Jonathan Goldstein (duo penulisSpider-Man: Homecoming), Joe Robert Cole (Black Panther), Cheo Coker (serialLuke Cage) dan Michael Chabon. Sama halnya dengan M.A.S.K., keempat film Hasbro lainnya masih dalam pengembangan dan belum mendapat tanggal rilis. Di luar itu, Gray akan segera menggarap film teranyar Men in Black yang siap dirilis 17 Mei 2019.
Pengembangan proyek film ‘M.A.S.K.’ baru saja mendapat kemajuan signifikan menyusul bergabungnya F. Gary Gray sebagai sutradara.
Setelah sekian lama berkutat dengan franchise Transformers, Hasbro akhirnya siap memfilmkan produk mainan miliknya yang tak kalah potensial bernama M.A.S.K.. Masih melibatkan kendaraan yang dapat bertransformasi, pengembangan proyek film M.A.S.K. baru saja mendapat kemajuan signifikan menyusul bergabungnya F. Gary Gray sebagai sutradara. Keterlibatan Gray pun disambut positif, mengingat ia adalah sutradara di balik Fate of the Furiousyang dipadati adegan action kendaraan.
M.A.S.K. atau Mobile Armored Strike Kommand dikenal sebagai franchise mainan Hasbro yang sukses di tahun 80-an. Berkat popularitasnya yang tinggi, M.A.S.K. pun sempat diadaptasi menjadi serial kartun di tahun yang sama. M.A.S.K. merupakan nama pasukan khusus yang bertempur menggunakan kendaraan yang dapat bertransformasi. Dalam kartunnya, mereka dikisahkan melawan V.E.N.O.M. (Vicious Evil Network of Mayhem) yang mendalangi aksi kejahatan dan terorisme.
Terkait alasannya menyutradarai dan memproduseri M.A.S.K., Gray menjelaskan mainan vintage ini dapat diperbarui menjadi sesuatu yang istimewa yang punya pesan kuat untuk penonton masa kini. Menurut kabar dari Deadline, kini Gray dan Hasbro sedang mencari penulis skrip yang mampu mewujudkan M.A.S.K. jadi film yang menginspirasi kawula muda.
FYI, M.A.S.K. adalah satu dari lima mainan Hasbro yang diangkat ke layar lebar, selain olehG.I. Joe, Micronauts, Visionaries dan ROM. Kelima judul ini nantinya akan tergabung dalam Hasbro Cinematic Universe yang diarsiteki Akiva Goldsman dan diproduksi Paramount. Sejumlah penulis skrip yang terlibat di cinematic universe ini meliputi John Francis Daley dan Jonathan Goldstein (duo penulisSpider-Man: Homecoming), Joe Robert Cole (Black Panther), Cheo Coker (serialLuke Cage) dan Michael Chabon. Sama halnya dengan M.A.S.K., keempat film Hasbro lainnya masih dalam pengembangan dan belum mendapat tanggal rilis. Di luar itu, Gray akan segera menggarap film teranyar Men in Black yang siap dirilis 17 Mei 2019.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Syuting ‘World War Z 2’ terancam ditunda, seiring dengan kesibukan sutradara David Fincher.
Keterlibatan sineas bertangan dingin David Fincher di World War Z 2 sebagai sutradara membuat film ini terlihat menjanjikan. Meski begitu, kehadiran Fincher tampaknya belum bisa membawa sekuel film zombie ini segera melangkah ke tahap produksi. Setelah cukup lama dikembangkan Paramount sejak 2013 hingga akhirnya studio berhasil merekrut Fincher, banyak yang memprediksi World War Z 2 bisa mulai syuting 2018. Namun kenyataan justru berkata lain. Kini syuting World War Z 2 terancam ditunda, seiring kabar dari The Playlist menyebut Fincher sedang fokus pada serial Mindhunter.
Berdasarkan informasi, Fincher kini tengah fokus menggeluti proses produksi Mindhunter season kedua yang diperkirakan akan berlangsung hingga musim panas 2018, dan setelahnya ia masih disibukkan dengan proses pasca-produksi selama musim gugur. Jadwal ini pun menjadi kendala tersendiri lantaran World War Z 2 direncanakan syuting pada musim gugur 2018. Terlebih lagi karena Mindhunter adalah serial hit bagi Netflix, tak heran bila Fincher lebih memprioritaskan serial ini ketimbang World War Z 2.
Tak berhenti sampai disitu, jadwal Brad Pitt yang kembali membintangi World War Z 2 juga tak kalah sibuk. Saat ini, aktor yang sebelumnya sudah tiga kali bermain di film Fincher itu sedang bersiap untuk syuting Once Upon a Time in Hollywoodpada musim panas ini, dan diperkirakan ia akan terus sibuk hingga musim gugur.
Sementara itu, terakhir kali pada November 2017 dikabarkan bahwa Fincher masih meracik cerita lanjutan dari film pertama World War Z. Naskah sekuel ini sendiri ditulis Steven Knight (EasternPromises) dan Dennis Kelly (Utopia), yang hingga kini belum rampung. Dengan kesibukan Fincher dan Pitt yang berpotensi membuat syuting World War Z 2 ditunda, tampaknya Knight dan Kelly punya waktu lebih untuk mematangkan skrip. Dan jika syuting World War Z 2 nanti memang diundur, tak menutup kemungkinan film ini baru akan syuting 2019 mendatang.
Syuting ‘World War Z 2’ terancam ditunda, seiring dengan kesibukan sutradara David Fincher.
Keterlibatan sineas bertangan dingin David Fincher di World War Z 2 sebagai sutradara membuat film ini terlihat menjanjikan. Meski begitu, kehadiran Fincher tampaknya belum bisa membawa sekuel film zombie ini segera melangkah ke tahap produksi. Setelah cukup lama dikembangkan Paramount sejak 2013 hingga akhirnya studio berhasil merekrut Fincher, banyak yang memprediksi World War Z 2 bisa mulai syuting 2018. Namun kenyataan justru berkata lain. Kini syuting World War Z 2 terancam ditunda, seiring kabar dari The Playlist menyebut Fincher sedang fokus pada serial Mindhunter.
Berdasarkan informasi, Fincher kini tengah fokus menggeluti proses produksi Mindhunter season kedua yang diperkirakan akan berlangsung hingga musim panas 2018, dan setelahnya ia masih disibukkan dengan proses pasca-produksi selama musim gugur. Jadwal ini pun menjadi kendala tersendiri lantaran World War Z 2 direncanakan syuting pada musim gugur 2018. Terlebih lagi karena Mindhunter adalah serial hit bagi Netflix, tak heran bila Fincher lebih memprioritaskan serial ini ketimbang World War Z 2.
Tak berhenti sampai disitu, jadwal Brad Pitt yang kembali membintangi World War Z 2 juga tak kalah sibuk. Saat ini, aktor yang sebelumnya sudah tiga kali bermain di film Fincher itu sedang bersiap untuk syuting Once Upon a Time in Hollywoodpada musim panas ini, dan diperkirakan ia akan terus sibuk hingga musim gugur.
Sementara itu, terakhir kali pada November 2017 dikabarkan bahwa Fincher masih meracik cerita lanjutan dari film pertama World War Z. Naskah sekuel ini sendiri ditulis Steven Knight (EasternPromises) dan Dennis Kelly (Utopia), yang hingga kini belum rampung. Dengan kesibukan Fincher dan Pitt yang berpotensi membuat syuting World War Z 2 ditunda, tampaknya Knight dan Kelly punya waktu lebih untuk mematangkan skrip. Dan jika syuting World War Z 2 nanti memang diundur, tak menutup kemungkinan film ini baru akan syuting 2019 mendatang.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Meski ‘Jurassic World: Fallen Kingdom’ belum tayang di bioskop, Colin Trevorrow sang sutradara ‘Jurassic World 3’ sudah berbagi detail terkait film besutannya.
Meski Jurassic World: Fallen Kingdom belum tayang di bioskop, Colin Trevorrow sang sutradara Jurassic World 3sudah berbagi detail terkait film besutannya. Melalui Entertainment Weekly, Colin menjelaskan visi untuk menggambarkan perbedaan Jurassic World 3 dengan dua film terdahulu.
Jika dirinya harus menjelaskan perbedaan spesifik dari ketiga filmJurassic World, maka Colin menilai film pertama adalah action adventure, sedangkan film kedua adalah horror thriller. Nah, untuk Jurassic World 3 yang diposisikan sebagai seri pamungkas, Colin mengakui film ini mengusung pendekatan thriller sains, sebagaimana yang dilakukan Steven Spielberg dalam menggarap Jurassic Park. Lebih dari itu, Colin mengungkapkan ada beberapa karakter di Fallen Kingdom berperan lebih signifikan dari kelihatannya, sehingga mereka berpotensi kembali di Jurassic World 3. Adapun Chris Pratt (Owen) dan Bryce Dallas Howard (Claire) yang dipastikan Colin akan tampil lagi di Jurassic World 3.
Colin sendiri sebelumnya sempat berpengalaman menyutradarai film pertama Jurassic World. Kemudian di Fallen Kingdom, ia cukup terlibat sebagai penulis naskah, sedangkan bangku sutradara dipercayakan kepada J.A. Bayona. Akhirnya di Jurassic World 3, Colin kembali turun tangan sebagai sutradara. Mungkin tak sedikit yang heran kenapa eks sutradaraStar Wars Episode IX ini kembali dipiilih. Usut punya usut, Colin menyatakan ia diminta sendiri oleh Spielberg untuk membidani Jurassic World 3. Colin pun memenuhi permintaan sang produser eksekutif karena sejak kecil Colin sudah sangat menggemari franchise dinosaurus ini.
Rencananya Jurassic World 3 akan dirilis 11 Juni 2021. Sebelum itu, akan hadir Jurassic World: Fallen Kingdom pada 22 Juni 2018.
Meski ‘Jurassic World: Fallen Kingdom’ belum tayang di bioskop, Colin Trevorrow sang sutradara ‘Jurassic World 3’ sudah berbagi detail terkait film besutannya.
Meski Jurassic World: Fallen Kingdom belum tayang di bioskop, Colin Trevorrow sang sutradara Jurassic World 3sudah berbagi detail terkait film besutannya. Melalui Entertainment Weekly, Colin menjelaskan visi untuk menggambarkan perbedaan Jurassic World 3 dengan dua film terdahulu.
Jika dirinya harus menjelaskan perbedaan spesifik dari ketiga filmJurassic World, maka Colin menilai film pertama adalah action adventure, sedangkan film kedua adalah horror thriller. Nah, untuk Jurassic World 3 yang diposisikan sebagai seri pamungkas, Colin mengakui film ini mengusung pendekatan thriller sains, sebagaimana yang dilakukan Steven Spielberg dalam menggarap Jurassic Park. Lebih dari itu, Colin mengungkapkan ada beberapa karakter di Fallen Kingdom berperan lebih signifikan dari kelihatannya, sehingga mereka berpotensi kembali di Jurassic World 3. Adapun Chris Pratt (Owen) dan Bryce Dallas Howard (Claire) yang dipastikan Colin akan tampil lagi di Jurassic World 3.
Colin sendiri sebelumnya sempat berpengalaman menyutradarai film pertama Jurassic World. Kemudian di Fallen Kingdom, ia cukup terlibat sebagai penulis naskah, sedangkan bangku sutradara dipercayakan kepada J.A. Bayona. Akhirnya di Jurassic World 3, Colin kembali turun tangan sebagai sutradara. Mungkin tak sedikit yang heran kenapa eks sutradaraStar Wars Episode IX ini kembali dipiilih. Usut punya usut, Colin menyatakan ia diminta sendiri oleh Spielberg untuk membidani Jurassic World 3. Colin pun memenuhi permintaan sang produser eksekutif karena sejak kecil Colin sudah sangat menggemari franchise dinosaurus ini.
Rencananya Jurassic World 3 akan dirilis 11 Juni 2021. Sebelum itu, akan hadir Jurassic World: Fallen Kingdom pada 22 Juni 2018.