Thursday, April 26, 2018

‘John Wick: Chapter 3’ Rilis Sinopsis Resmi

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘John Wick: Chapter 3’ Rilis Sinopsis Resmi
link : ‘John Wick: Chapter 3’ Rilis Sinopsis Resmi

Baca juga


Lionsgate merilis sinopsis ‘John Wick: Chapter 3’, yang sedikit memberi gambaran akan bagaimana kehidupan John Wick setelah ia menjadi buruan para pembunuh sedunia di film sebelumnya.

Seiring proses syuting John Wick: Chapter 3 akan dimulai tak lama lagi, detail cerita film action yang kembali dibintangi Keanu Reeves ini pun akhirnya terungkap. Melalui event CinemaCon 2018, Lionsgate merilis sinopsis Chapter 3, yang sedikit memberi gambaran akan bagaimana kehidupan John Wick setelah ia menjadi buruan para pembunuh sedunia di film sebelumnya.

Berdasarkan sinopsis ini, John Wick dikisahkan dalam pelarian karena dua alasan. Pertama, ia diburu karena adanya sebuah kontrak terbuka global dengan imbalan $14 juta atas nyawanya. Kedua, karena John Wick melanggar peraturan inti dengan membunuh di area Continental Hotel. Korban pembunuhan tersebut adalah seorang anggota High Table yang membuka kontrak untuk membunuh John Wick. Ia pun seharusnya sudah dieksekusi. Namun berkat bantuan manajer Continental, John Wick akhirnya berhasil lolos.

Kini, dengan keanggotaannya di Continental yang sudah dicabut dan membuat dirinya kehilangan segala akses penting, John Wick akhirnya menggunakan layanan industri untuk bertahan hidup dan bertarung demi melarikan dari dari New York City. Singkat cerita, Chapter 3 akan berkisah perjuangan mati-matian John Wick menghadapi berbagai serangan maut agar bisa meninggalkan New York City.

Selain Reeves, pemain lama yang kembali bermain di Chapter 3 ialah Common, Laurence Fishburne, Ruby Rose, Ian McShane dan Lance Reddick. Adapun pemain baru Hiroyuki Sanada yang didapuk sebagai villain utama. Semantara itu, di balik layar ada Chad Stahelski yang kembali memegang tongkat sutradara. Kendati Chapter 3 dikatakan akan menjadi penutup kisah John Wick, namun Lionsgate berupaya untuk membuat franchise ini tetap eksis. Hal ini terbukti dengan pengembangan serial John Wick dan satu film spin-off dengan karakter utama perempuan berjudul Ballerina.

Rencananya John Wick: Chapter 3 akan dirilis 17 Mei 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Lionsgate merilis sinopsis ‘John Wick: Chapter 3’, yang sedikit memberi gambaran akan bagaimana kehidupan John Wick setelah ia menjadi buruan para pembunuh sedunia di film sebelumnya.

Seiring proses syuting John Wick: Chapter 3 akan dimulai tak lama lagi, detail cerita film action yang kembali dibintangi Keanu Reeves ini pun akhirnya terungkap. Melalui event CinemaCon 2018, Lionsgate merilis sinopsis Chapter 3, yang sedikit memberi gambaran akan bagaimana kehidupan John Wick setelah ia menjadi buruan para pembunuh sedunia di film sebelumnya.

Berdasarkan sinopsis ini, John Wick dikisahkan dalam pelarian karena dua alasan. Pertama, ia diburu karena adanya sebuah kontrak terbuka global dengan imbalan $14 juta atas nyawanya. Kedua, karena John Wick melanggar peraturan inti dengan membunuh di area Continental Hotel. Korban pembunuhan tersebut adalah seorang anggota High Table yang membuka kontrak untuk membunuh John Wick. Ia pun seharusnya sudah dieksekusi. Namun berkat bantuan manajer Continental, John Wick akhirnya berhasil lolos.

Kini, dengan keanggotaannya di Continental yang sudah dicabut dan membuat dirinya kehilangan segala akses penting, John Wick akhirnya menggunakan layanan industri untuk bertahan hidup dan bertarung demi melarikan dari dari New York City. Singkat cerita, Chapter 3 akan berkisah perjuangan mati-matian John Wick menghadapi berbagai serangan maut agar bisa meninggalkan New York City.

Selain Reeves, pemain lama yang kembali bermain di Chapter 3 ialah Common, Laurence Fishburne, Ruby Rose, Ian McShane dan Lance Reddick. Adapun pemain baru Hiroyuki Sanada yang didapuk sebagai villain utama. Semantara itu, di balik layar ada Chad Stahelski yang kembali memegang tongkat sutradara. Kendati Chapter 3 dikatakan akan menjadi penutup kisah John Wick, namun Lionsgate berupaya untuk membuat franchise ini tetap eksis. Hal ini terbukti dengan pengembangan serial John Wick dan satu film spin-off dengan karakter utama perempuan berjudul Ballerina.

Rencananya John Wick: Chapter 3 akan dirilis 17 Mei 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

‘A Quiet Place 2’ Resmi Dibuat

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘A Quiet Place 2’ Resmi Dibuat
link : ‘A Quiet Place 2’ Resmi Dibuat

Baca juga


Setelah ‘A Quiet Place’ sukses besar di box office, kini Paramount resmi mengumumkan akan membuat sekuelnya.

Sudah menjadi hit di box office, ditambah acungan jempol dari para kritikus maupun penikmat film. Ya, A Quiet Place memang punya segala yang dibutuhkan agar film horror thriller arahan John Krasinski ini bisa menelurkan sekuel. Menimbang fakta tersebut, maka bukan hal mengejutkan jika akhirnya Paramount resmi mengumumkan akan membuat A Quiet Place 2.

Berdasarkan kabar dari THR, belum ada keterangan lebih lanjut terkait rencana studio untuk memproduksi A Quiet Place 2. Termasuk apakah Krasinski kembali menyutradarai, dan pemain yang terlibat. Selain itu, belum diketahui pula apakah sekuel nanti kembali membawa karakter dari film sebelumnya, atau justru karakter baru di dunia yang sama.

A Quiet Place sendiri mengisahkan perjuangan keluarga di sebuah dunia, dimana suara sekecil apapun bisa memancing kehadiran makhluk ganas. Dibintangi Krasinski bersama sang istri Emily Blunt, film berbudget hanya $17 juta ini pun tak hanya hit dari segi box office, tapi juga dari segi kritikal dengan skor nyaris sempurna 96% di situs review aggregator Rotten Tomatoes.

Hingga berita ini dipublikasikan, total pendapatan A Quiet Place telah melewati angka $200 juta, dan membuat film hemat budget ini dinilai mencetak profit selangit. Di mata Paramount, tentu saja performa menggembirakan A Quiet Place tak ubahnya oase di tengah padang pasir, lantaran di tahun 2017 lalu film-film unggulan studio - termasuk Transformers: The Last Knight - tak ada yang tampil impresif di box office.

Untuk saat ini, A Quiet Place 2 masih belum mendapatkan tanggal rilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Setelah ‘A Quiet Place’ sukses besar di box office, kini Paramount resmi mengumumkan akan membuat sekuelnya.

Sudah menjadi hit di box office, ditambah acungan jempol dari para kritikus maupun penikmat film. Ya, A Quiet Place memang punya segala yang dibutuhkan agar film horror thriller arahan John Krasinski ini bisa menelurkan sekuel. Menimbang fakta tersebut, maka bukan hal mengejutkan jika akhirnya Paramount resmi mengumumkan akan membuat A Quiet Place 2.

Berdasarkan kabar dari THR, belum ada keterangan lebih lanjut terkait rencana studio untuk memproduksi A Quiet Place 2. Termasuk apakah Krasinski kembali menyutradarai, dan pemain yang terlibat. Selain itu, belum diketahui pula apakah sekuel nanti kembali membawa karakter dari film sebelumnya, atau justru karakter baru di dunia yang sama.

A Quiet Place sendiri mengisahkan perjuangan keluarga di sebuah dunia, dimana suara sekecil apapun bisa memancing kehadiran makhluk ganas. Dibintangi Krasinski bersama sang istri Emily Blunt, film berbudget hanya $17 juta ini pun tak hanya hit dari segi box office, tapi juga dari segi kritikal dengan skor nyaris sempurna 96% di situs review aggregator Rotten Tomatoes.

Hingga berita ini dipublikasikan, total pendapatan A Quiet Place telah melewati angka $200 juta, dan membuat film hemat budget ini dinilai mencetak profit selangit. Di mata Paramount, tentu saja performa menggembirakan A Quiet Place tak ubahnya oase di tengah padang pasir, lantaran di tahun 2017 lalu film-film unggulan studio - termasuk Transformers: The Last Knight - tak ada yang tampil impresif di box office.

Untuk saat ini, A Quiet Place 2 masih belum mendapatkan tanggal rilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Marvel Pertimbangkan Film The Eternals untuk MCU Phase 4

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Marvel Pertimbangkan Film The Eternals untuk MCU Phase 4
link : Marvel Pertimbangkan Film The Eternals untuk MCU Phase 4

Baca juga


Marvel sudah mulai aktif mendiskusikan sejumlah film yang siap diluncurkan untuk Phase 4. Salah satu film yang didiskusikan adalah The Eternals.

Marvel Studios tampaknya sudah mulai berancang-ancang untuk membangun Marvel Cinematic Universe Phase 4. Persiapan ini dibuktikan dengan pernyataan Kevin Feige selaku pimpinan studio saat ditemui The Wrap.

Menurut pengakuan Feige, pihaknya saat ini sudah mulai aktif mendiskusikan sejumlah film yang siap diluncurkan untuk Phase 4. Salah satu film yang didiskusikan adalah The Eternals, sebuah kelompok beranggotakan manusia super hasil rekayasa genetik yang diciptakan alien. Terkait status film The Eternals, Feige menjelaskan saat ini pihaknya sedang mempertimbangkan apakah film The Eternals layak dibuat atau tidak.

Dalam komiknya, karakter The Eternals sendiri diciptakan alien bernama Celestials sebagai evolusi dari ras manusia. Awalnya The Eternals diciptakan untuk menjaga Bumi, dan mereka dibekali kekuatan khusus untuk mengendalikan energi yang terdapat di luar angkasa. Disamping evolusi genetik berupa kekuatan super, para karakter The Eternals juga berumur jauh lebih panjang daripada manusia biasa. Lebih dari itu, The Eternals juga berhubungan dengan Thanos, karena mereka bermarkas di Titan, yang notabene dunia asal Thanos.

Mengingat Thanos baru saja unjuk gigi di Avengers: Infinity War, tak mengejutkan bila Marvel tertarik membuat film The Eternals. Apalagi di komiknya, Thanos adalah anggota paling dikenal dari kelompok The Eternals. Alhasil, penampilan Thanos di Infinity War bisa jadi jembatan menuju film The Eternals, jika Marvel memang berniat membuatnya.

Bagaimanapun, meski telah memiliki wacana terkait film untuk Phase 4, Feige menekankan bahwa saat ini studio masih fokus untuk menggarap beberapa film Phase 3. Diantaranya, selain Infinity War, ada Avengers 4, Ant-Man and the Wasp dan Captain Marvel.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Marvel sudah mulai aktif mendiskusikan sejumlah film yang siap diluncurkan untuk Phase 4. Salah satu film yang didiskusikan adalah The Eternals.

Marvel Studios tampaknya sudah mulai berancang-ancang untuk membangun Marvel Cinematic Universe Phase 4. Persiapan ini dibuktikan dengan pernyataan Kevin Feige selaku pimpinan studio saat ditemui The Wrap.

Menurut pengakuan Feige, pihaknya saat ini sudah mulai aktif mendiskusikan sejumlah film yang siap diluncurkan untuk Phase 4. Salah satu film yang didiskusikan adalah The Eternals, sebuah kelompok beranggotakan manusia super hasil rekayasa genetik yang diciptakan alien. Terkait status film The Eternals, Feige menjelaskan saat ini pihaknya sedang mempertimbangkan apakah film The Eternals layak dibuat atau tidak.

Dalam komiknya, karakter The Eternals sendiri diciptakan alien bernama Celestials sebagai evolusi dari ras manusia. Awalnya The Eternals diciptakan untuk menjaga Bumi, dan mereka dibekali kekuatan khusus untuk mengendalikan energi yang terdapat di luar angkasa. Disamping evolusi genetik berupa kekuatan super, para karakter The Eternals juga berumur jauh lebih panjang daripada manusia biasa. Lebih dari itu, The Eternals juga berhubungan dengan Thanos, karena mereka bermarkas di Titan, yang notabene dunia asal Thanos.

Mengingat Thanos baru saja unjuk gigi di Avengers: Infinity War, tak mengejutkan bila Marvel tertarik membuat film The Eternals. Apalagi di komiknya, Thanos adalah anggota paling dikenal dari kelompok The Eternals. Alhasil, penampilan Thanos di Infinity War bisa jadi jembatan menuju film The Eternals, jika Marvel memang berniat membuatnya.

Bagaimanapun, meski telah memiliki wacana terkait film untuk Phase 4, Feige menekankan bahwa saat ini studio masih fokus untuk menggarap beberapa film Phase 3. Diantaranya, selain Infinity War, ada Avengers 4, Ant-Man and the Wasp dan Captain Marvel.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Review Film: 'Avengers: Infinity War' (2018)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Aksi, Artikel Fantasi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Avengers: Infinity War' (2018)
link : Review Film: 'Avengers: Infinity War' (2018)

Baca juga


Apapun kritik kita sekarang hanya bisa terjawab sepenuhnya saat Bagian 2 dirilis tahun depan. Untuk sekarang, 'Avengers: Infinity War' adalah trailer yang epik.

“We're in the endgame now”
— Doctor Strange
Rating UP:
Akhirnya kita sampai juga disini: Avengers: Infinity War, bagian pertama dari babak (yang katanya) penghujung dari kisah Avengers yang telah dibangun dengan telaten selama satu dekade. Sutradara Anthony & Joe Russo mendapat kesempatan untuk menggabungkan jalinan kisah dari 18 film Marvel Cinematic Universe (MCU) sebelumnya dan menampilkan tak kurang dari 284 karakter superhero ke dalam satu film. Kabarnya, film ini akan menjadi film yang serius karena punya sense of finality, sehingga kita diwajibkan untuk menanggapi apa yang terjadi dengan serius pula. Tapi saya dan anda bahkan bang Haji pun tahu bahwa tak ada superhero yang mati terlalu lama.

Atau jangan-jangan ada? Saya tak berani bilang. Takut nanti dikirimi santet oleh pembaca.


Sebagai satu film tunggal, Infinity War merupakan film dengan plot yang relatif hampa—amorf karena tidak punya bentuk yang mantap. Benar, ada sekitar 3 atau 4 subplot yang punya awal dan tuntas di akhir, tapi secara keseluruhan kita tak menangkap struktur yang tegas setelah selesai menonton. Namun tentu saja film ini tak bisa dinilai seperti itu. Infinity War sudah bukan lagi sekadar film, melainkan even. Kita tak bisa sekonyong-konyong menontonnya kalau belum menyaksikan film-film yang lalu. Yang baru pertama kali berkenalan dengan MCU akan kebingungan karena film ini membutuhkan pengetahuan MCU level intermediet agar bisa lulus. Bahkan, terkadang saya juga tak begitu tahu apa yang sedang dibicarakan oleh karakternya.

Menimbang hal tersebut, hal terbaik yang bisa saya katakan untuk filmnya adalah bahwa Avengers: Infinity War merupakan ultimate fanservice bagi penggemar MCU, terutama bagi yang ingin melihat Iron Man (Robert Downey Jr.) dan Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) beradu ego. Atau Star-Lord (Chris Pratt) dan Thor (Chris Hemsworth) beradu macho. Yang terakhir kurang tepat sih, soalnya cuma Star-Lord saja yang merasa kemachoannya terancam. Thor tidak.

Ada begitu banyak kans kombinasi yang bisa muncul dengan karakter sebanyak ini. Dan untuk itu, Russo bersaudara layak diberi kredit karena mampu menghandel aksi juggling ini dengan cukup baik. Bahkan dengan durasi mencapai dua setengah jam, hal ini terbilang hampir mustahil. Agar satu layar tak penuh sesak, skrip mengkondisikan agar para jagoan ini terpisah menjadi beberapa grup yang terlibat dalam subplot yang berbeda. Satu bagian memang lebih menarik daripada beberapa yang lain. Namun entah bagaimana caranya, film tak begitu berantakan—kita tetap berhasil dibuat untuk bisa merasakan bahwa semuanya berlangsung secara simultan.

Meski demikian, seperti halnya di dunia nyata, disini Hukum Ketiga Newton mutlak berlaku. Sebelum lanjut, saya mau nanya: anda terpesona tidak dengan saya yang bawa-bawa teori Fisika buat ulasan film superhero? Okefine.

Untuk membuat karakter-karakter berkekuatan super yang berjumlah besar ini muat dalam kanvas yang kecil, maka film harus mengkerdilkan skala, kemungkinan, kekuatan, dll agar pas dengan cerita. Jadi, akan ada banyak sekali hal-hal serba-kebetulan atau kenapa-gak-gitu yang terjadi demi kepentingan plot. Beberapa karakter mendapat porsi yang minim sekali, rasanya gak ngaruh seandainya ia tak muncul sekalian. Film ini berjalan dengan plotting yang sederhana, karena kalau tidak, kita akan mendapatkan film yang lebih rumit atau lebih panjang atau malah lebih kacau.

Jadi kenapa semua pahlawan ini bergabung? Film ini mengkonfirmasi kecurigaan saya bahwa memang ada oom-oom yang rela membunuh orang lain demi mendapatkan batu akik langka. Salah satu dari oom-oom tersebut adalah Thanos (Josh Brolin dalam balutan CGI), alien raksasa megalomaniak yang punya rencana untuk melenyapkan separuh semesta. Sementara batu akik langkanya adalah 6 Batu Abadi yang mampu memberi kekuatan tak terbatas. Bersama antek-anteknya, Thanos meneror berbagai planet demi mencari batu tadi, termasuk Asgard yang dihuni Thor dan Loki (Tom Hiddleston).

Nah, meski rencananya adalah memusnahkan planet, Thanos bukanlah villain yang murni jahat. Memang tak sejalan dengan hati nurani dan prinsip superhero kita, tapi kita bisa memahami maksudnya apa. Ambisinya yang keji punya nuansa yang melankolis. Marvel dengan bijak memberikan latar belakang yang memadai bagi villain super yang nyaris tak bisa ditaklukkan ini. Dan film juga memberinya momen dramatis lewat relasinya dengan dua anak angkatnya, Gamora (Zoe Saldana) dan Nebula (Karen Gillan).

Tak mungkin ada film jika isinya cuma Thanos yang langsung dikeroyok oleh 539 superhero kita. Oleh karena itu kita akan diajak berkunjung ke berbagai planet, seperti Knowhere, Vormir, dan Nidavellir, serta berbagai kota di bumi, mulai dari New York sampai Wakanda. Para superhero juga masih terpencar di berbagai belahan semesta. Star-Lord dan krunya baru saja bertemu Thor yang mengambang di luar angkasa. Doctor Strange meminta bantuan Iron Man yang kemudian diboncengi penumpang gelap, Spider-Man (Tom Holland). War Machine (Don Cheadle) yang ditinggal Iron Man berusaha mengontak Captain America (Chris Evans). Vision (Paul Bettany) dan Scarlet Witch (Elizabeth Olsen) harus keluar dari persembunyian mereka di Skotlandia. Lalu, ada pula Bruce Banner (Mark Ruffalo) yang gusar karena Hulk tak mau keluar.

Saya takkan meng-spoiler lebih lanjut. Saya cuma akan bilang bahwa Thanos punya kemampuan untuk melawan semua jagoan kita. Iya, bahkan ilmu tenung Doctor Strange yang tidak main-main itu. Seperti biasanya film MCU, film ini juga diisi banyak lelucon dan lumayan banyak yang mengena. Efek spesialnya kompeten. Tapi adegan aksinya cenderung menjemukan; ritmenya kurang enerjik dan koreografinya relatif lebih statis. Saya harus membandingkan karena sudah melihat pencapaian Russo Bersaudara yang lebih baik lewat film mereka sebelumnya, Captain America: Civil War.

Sekarang soal klaim "film serius" dari Marvel. Film ditutup ending yang gelap, mengindikasikan tragedi yang lebih besar dari film MCU manapun yang pernah ada. Kendati demikian, bagian emosionalnya terasa tidak sekuat seperti yang dimaksudkan oleh pembuatnya. Apakah karena tendensi tragedi-film-superhero-hanya-sementara membuat momen dramatisnya kurang bertaji? Ataukah karena stake-nya yang kurang membumi, berbeda dengan Civil War? Apapun alasannya, film ini kurang greget secara emosional padahal itulah poin utamanya.

Penonton, yang saya yakin sebagian besarnya mengantri lama-lama atau jauh-jauh hari membeli tiket online, akan puas dengan film ini karena mendapatkan hal yang sepadan dengan harga yang mereka beli. Namun film ini menjanjikan ide yang menarik yang butuh hasil yang sepadan pula. Meski begitu, apapun kritik kita sekarang hanya bisa terjawab sepenuhnya saat Infinity War Bagian 2 dirilis tahun depan. Untuk sekarang, Avengers: Infinity War adalah trailer yang epik. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Avengers: Infinity War

149 menit
Remaja
Anthony Russo, Joe Russo
Christopher Markus, Stephen McFeely
Kevin Feige
Trent Opaloch
Alan Silvestri

Apapun kritik kita sekarang hanya bisa terjawab sepenuhnya saat Bagian 2 dirilis tahun depan. Untuk sekarang, 'Avengers: Infinity War' adalah trailer yang epik.

“We're in the endgame now”
— Doctor Strange
Rating UP:
Akhirnya kita sampai juga disini: Avengers: Infinity War, bagian pertama dari babak (yang katanya) penghujung dari kisah Avengers yang telah dibangun dengan telaten selama satu dekade. Sutradara Anthony & Joe Russo mendapat kesempatan untuk menggabungkan jalinan kisah dari 18 film Marvel Cinematic Universe (MCU) sebelumnya dan menampilkan tak kurang dari 284 karakter superhero ke dalam satu film. Kabarnya, film ini akan menjadi film yang serius karena punya sense of finality, sehingga kita diwajibkan untuk menanggapi apa yang terjadi dengan serius pula. Tapi saya dan anda bahkan bang Haji pun tahu bahwa tak ada superhero yang mati terlalu lama.

Atau jangan-jangan ada? Saya tak berani bilang. Takut nanti dikirimi santet oleh pembaca.


Sebagai satu film tunggal, Infinity War merupakan film dengan plot yang relatif hampa—amorf karena tidak punya bentuk yang mantap. Benar, ada sekitar 3 atau 4 subplot yang punya awal dan tuntas di akhir, tapi secara keseluruhan kita tak menangkap struktur yang tegas setelah selesai menonton. Namun tentu saja film ini tak bisa dinilai seperti itu. Infinity War sudah bukan lagi sekadar film, melainkan even. Kita tak bisa sekonyong-konyong menontonnya kalau belum menyaksikan film-film yang lalu. Yang baru pertama kali berkenalan dengan MCU akan kebingungan karena film ini membutuhkan pengetahuan MCU level intermediet agar bisa lulus. Bahkan, terkadang saya juga tak begitu tahu apa yang sedang dibicarakan oleh karakternya.

Menimbang hal tersebut, hal terbaik yang bisa saya katakan untuk filmnya adalah bahwa Avengers: Infinity War merupakan ultimate fanservice bagi penggemar MCU, terutama bagi yang ingin melihat Iron Man (Robert Downey Jr.) dan Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) beradu ego. Atau Star-Lord (Chris Pratt) dan Thor (Chris Hemsworth) beradu macho. Yang terakhir kurang tepat sih, soalnya cuma Star-Lord saja yang merasa kemachoannya terancam. Thor tidak.

Ada begitu banyak kans kombinasi yang bisa muncul dengan karakter sebanyak ini. Dan untuk itu, Russo bersaudara layak diberi kredit karena mampu menghandel aksi juggling ini dengan cukup baik. Bahkan dengan durasi mencapai dua setengah jam, hal ini terbilang hampir mustahil. Agar satu layar tak penuh sesak, skrip mengkondisikan agar para jagoan ini terpisah menjadi beberapa grup yang terlibat dalam subplot yang berbeda. Satu bagian memang lebih menarik daripada beberapa yang lain. Namun entah bagaimana caranya, film tak begitu berantakan—kita tetap berhasil dibuat untuk bisa merasakan bahwa semuanya berlangsung secara simultan.

Meski demikian, seperti halnya di dunia nyata, disini Hukum Ketiga Newton mutlak berlaku. Sebelum lanjut, saya mau nanya: anda terpesona tidak dengan saya yang bawa-bawa teori Fisika buat ulasan film superhero? Okefine.

Untuk membuat karakter-karakter berkekuatan super yang berjumlah besar ini muat dalam kanvas yang kecil, maka film harus mengkerdilkan skala, kemungkinan, kekuatan, dll agar pas dengan cerita. Jadi, akan ada banyak sekali hal-hal serba-kebetulan atau kenapa-gak-gitu yang terjadi demi kepentingan plot. Beberapa karakter mendapat porsi yang minim sekali, rasanya gak ngaruh seandainya ia tak muncul sekalian. Film ini berjalan dengan plotting yang sederhana, karena kalau tidak, kita akan mendapatkan film yang lebih rumit atau lebih panjang atau malah lebih kacau.

Jadi kenapa semua pahlawan ini bergabung? Film ini mengkonfirmasi kecurigaan saya bahwa memang ada oom-oom yang rela membunuh orang lain demi mendapatkan batu akik langka. Salah satu dari oom-oom tersebut adalah Thanos (Josh Brolin dalam balutan CGI), alien raksasa megalomaniak yang punya rencana untuk melenyapkan separuh semesta. Sementara batu akik langkanya adalah 6 Batu Abadi yang mampu memberi kekuatan tak terbatas. Bersama antek-anteknya, Thanos meneror berbagai planet demi mencari batu tadi, termasuk Asgard yang dihuni Thor dan Loki (Tom Hiddleston).

Nah, meski rencananya adalah memusnahkan planet, Thanos bukanlah villain yang murni jahat. Memang tak sejalan dengan hati nurani dan prinsip superhero kita, tapi kita bisa memahami maksudnya apa. Ambisinya yang keji punya nuansa yang melankolis. Marvel dengan bijak memberikan latar belakang yang memadai bagi villain super yang nyaris tak bisa ditaklukkan ini. Dan film juga memberinya momen dramatis lewat relasinya dengan dua anak angkatnya, Gamora (Zoe Saldana) dan Nebula (Karen Gillan).

Tak mungkin ada film jika isinya cuma Thanos yang langsung dikeroyok oleh 539 superhero kita. Oleh karena itu kita akan diajak berkunjung ke berbagai planet, seperti Knowhere, Vormir, dan Nidavellir, serta berbagai kota di bumi, mulai dari New York sampai Wakanda. Para superhero juga masih terpencar di berbagai belahan semesta. Star-Lord dan krunya baru saja bertemu Thor yang mengambang di luar angkasa. Doctor Strange meminta bantuan Iron Man yang kemudian diboncengi penumpang gelap, Spider-Man (Tom Holland). War Machine (Don Cheadle) yang ditinggal Iron Man berusaha mengontak Captain America (Chris Evans). Vision (Paul Bettany) dan Scarlet Witch (Elizabeth Olsen) harus keluar dari persembunyian mereka di Skotlandia. Lalu, ada pula Bruce Banner (Mark Ruffalo) yang gusar karena Hulk tak mau keluar.

Saya takkan meng-spoiler lebih lanjut. Saya cuma akan bilang bahwa Thanos punya kemampuan untuk melawan semua jagoan kita. Iya, bahkan ilmu tenung Doctor Strange yang tidak main-main itu. Seperti biasanya film MCU, film ini juga diisi banyak lelucon dan lumayan banyak yang mengena. Efek spesialnya kompeten. Tapi adegan aksinya cenderung menjemukan; ritmenya kurang enerjik dan koreografinya relatif lebih statis. Saya harus membandingkan karena sudah melihat pencapaian Russo Bersaudara yang lebih baik lewat film mereka sebelumnya, Captain America: Civil War.

Sekarang soal klaim "film serius" dari Marvel. Film ditutup ending yang gelap, mengindikasikan tragedi yang lebih besar dari film MCU manapun yang pernah ada. Kendati demikian, bagian emosionalnya terasa tidak sekuat seperti yang dimaksudkan oleh pembuatnya. Apakah karena tendensi tragedi-film-superhero-hanya-sementara membuat momen dramatisnya kurang bertaji? Ataukah karena stake-nya yang kurang membumi, berbeda dengan Civil War? Apapun alasannya, film ini kurang greget secara emosional padahal itulah poin utamanya.

Penonton, yang saya yakin sebagian besarnya mengantri lama-lama atau jauh-jauh hari membeli tiket online, akan puas dengan film ini karena mendapatkan hal yang sepadan dengan harga yang mereka beli. Namun film ini menjanjikan ide yang menarik yang butuh hasil yang sepadan pula. Meski begitu, apapun kritik kita sekarang hanya bisa terjawab sepenuhnya saat Infinity War Bagian 2 dirilis tahun depan. Untuk sekarang, Avengers: Infinity War adalah trailer yang epik. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Avengers: Infinity War

149 menit
Remaja
Anthony Russo, Joe Russo
Christopher Markus, Stephen McFeely
Kevin Feige
Trent Opaloch
Alan Silvestri

Wednesday, April 25, 2018

Sutradara: Sekuel ‘It’ akan Lebih Seram & Intens

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sutradara: Sekuel ‘It’ akan Lebih Seram & Intens
link : Sutradara: Sekuel ‘It’ akan Lebih Seram & Intens

Baca juga


Sutradara Andy Muschietti ‘IT: Chapter 2’ akan lebih seram dan lebih intens.

Melihat Pennywise memangsa anak kecil dengan brutal di It membuat film besutan Andy Muschietti ini tak hanya seram, tapi juga menegangkan. Namun jika dua hal tersebut dirasa masih kurang, Muscietti yang kembali menyutradarai sekuel It membawa kabar baik saat ia melakukan presentasi di event CinemaCon 2018.

Tanpa basa-basi, dalam presentasinya Muscietti menjanjikan sekuel berjudul IT: Chapter 2 ini akan lebih seram dan lebih intens, yang dalam hal ini bisa berarti lebih sadis dari film sebelumnya. Bahkan saking seramnya sekuel ini, Muschietti sampai mengingatkan para penonton untuk membawa popok khusus orang dewasa.

Apapun itu, pernyataan Muschietti mengindikasikan bahwa ia takkan setengah-setengah dalam menghadirkan kengerian teror Pennywise di film mendatang. Di sisi lain, visi Muschietti untuk menjadikan IT: Chapter 2 lebih seram dan intens dinilai masuk akal. Pasalnya, di film kali ini Pennywise akan menyerang geng The Losers Club yang sudah beranjak dewasa, sehingga kisah mereka pastinya akan menjadi lebih gelap ketimbang saat mereka masih berusia belia.

IT: Chapter 2 sendiri mengisahkan reuni Losers Club 27 tahun kemudian, dimana mereka kembali menghadapi Pennywise (masih diperankan Bill Skarsgard). Sejauh ini, pemeran Losers Club dewasa meliputi Jessica Chastain (Beverly), diikuti dua aktor yang berpotensi bergabung, yakni Bill Hader (Richie) dan James McAvoy (Bill).

Rencananya IT: Chapter 2 akan dirilis 6 September 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sutradara Andy Muschietti ‘IT: Chapter 2’ akan lebih seram dan lebih intens.

Melihat Pennywise memangsa anak kecil dengan brutal di It membuat film besutan Andy Muschietti ini tak hanya seram, tapi juga menegangkan. Namun jika dua hal tersebut dirasa masih kurang, Muscietti yang kembali menyutradarai sekuel It membawa kabar baik saat ia melakukan presentasi di event CinemaCon 2018.

Tanpa basa-basi, dalam presentasinya Muscietti menjanjikan sekuel berjudul IT: Chapter 2 ini akan lebih seram dan lebih intens, yang dalam hal ini bisa berarti lebih sadis dari film sebelumnya. Bahkan saking seramnya sekuel ini, Muschietti sampai mengingatkan para penonton untuk membawa popok khusus orang dewasa.

Apapun itu, pernyataan Muschietti mengindikasikan bahwa ia takkan setengah-setengah dalam menghadirkan kengerian teror Pennywise di film mendatang. Di sisi lain, visi Muschietti untuk menjadikan IT: Chapter 2 lebih seram dan intens dinilai masuk akal. Pasalnya, di film kali ini Pennywise akan menyerang geng The Losers Club yang sudah beranjak dewasa, sehingga kisah mereka pastinya akan menjadi lebih gelap ketimbang saat mereka masih berusia belia.

IT: Chapter 2 sendiri mengisahkan reuni Losers Club 27 tahun kemudian, dimana mereka kembali menghadapi Pennywise (masih diperankan Bill Skarsgard). Sejauh ini, pemeran Losers Club dewasa meliputi Jessica Chastain (Beverly), diikuti dua aktor yang berpotensi bergabung, yakni Bill Hader (Richie) dan James McAvoy (Bill).

Rencananya IT: Chapter 2 akan dirilis 6 September 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Quentin Tarantino Sebut Film Terbarunya akan Serupa Dengan ‘Pulp Fiction’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Quentin Tarantino Sebut Film Terbarunya akan Serupa Dengan ‘Pulp Fiction’
link : Quentin Tarantino Sebut Film Terbarunya akan Serupa Dengan ‘Pulp Fiction’

Baca juga


Di tengah persiapan syuting film terbarunya yang berjudul ‘Once Upon a Time in Hollywood’, penulis/sutradara Quentin Tarantino berbagi detail baru soal filmnya.

Di tengah persiapan syuting film terbarunya yang berjudul Once Upon a Time in Hollywood, penulis/sutradara Quentin Tarantino menghadiri event CinemaCon 2018 untuk berbagi detail baru soal filmnya.

Kendati tak menjelaskan cerita Once Upon a Time in Hollywood secara spesifik, Tarantino mengakui keterkaitan antar cerita di film ini membuatnya sangat mirip dengan Pulp Fiction, film klasik rilisan 1994 yang membesarkan nama sang sutradara. Menariknya lagi, dua bintang utama Once Upon a Time in HollywoodBrad Pitt dan Leonardo DiCaprio – dijanjikan Tarantino akan menjadi duet akting paling asyik sejak duet Paul Newman dan Robert Redford di Butch Cassidy and the Sundance Kid. Kebetulan sekali, film tersebut dirilis 1969, yang mana tahun ini akan menjadi setting Once Upon a Time in Hollywood dalam menuturkan ceritanya.

Selain Pitt dan DiCaprio, balum ada pemain lain yang keterlibatannya dikonfirmasi. Namun sejauh ini ada kabar yang menyebut Margot Robbie akan berperan sebagai Sharon Tate, aktris Holywood yang tenar di era 1960-an dan menjadi korban pembunuhan kelompok Charles Manson. FYI, Once Upon a Time in Hollywood sendiri akan menyoroti beberapa peristiwa yang paling banyak menyedot perhatian di tahun 1969, salah satunya tentu adalah aksi pembunuhan Charles Manson.

Berdasarkan detail sebelumnya, Once Upon a Time in Hollywood akan bersetting di Los Angeles pada tahun 1969, dimana saat itu jagat hiburan Amerika didominasi kaum hippies. Film ini mengusung dua karakter sentral bernama Rick Dalton (DiCaprio) – mantan bintang serial TV western – dan Cliff Booth (Pitt) – stuntman andalan Dalton. Mereka berdua mengalami kesulitan untuk berkarir di Hollywood lantaran kondisinya yang sudah berubah. Namun menariknya, Rick punya tetangga yang sangat terkenal, Sharon Tate. Film ini pun akan menjadi homage untuk dua film klasik legendaris besutan Sergio Leone, Once Upon a Time in the West dan Once Upon a Time in America. Karena itu, Once Upon a Time in Hollywood ini disebut-sebut akan menjadi penutup “spiritual” dari trilogi Once Upon a Time.

Dengan syuting yang akan dimulai pada musim panas ini, rencananya Once Upon a Time in Hollywood akan dirilis 9 Agustus 2019, yang bertepatan dengan peringatan 50 tahun kematian Sharon Tate.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Di tengah persiapan syuting film terbarunya yang berjudul ‘Once Upon a Time in Hollywood’, penulis/sutradara Quentin Tarantino berbagi detail baru soal filmnya.

Di tengah persiapan syuting film terbarunya yang berjudul Once Upon a Time in Hollywood, penulis/sutradara Quentin Tarantino menghadiri event CinemaCon 2018 untuk berbagi detail baru soal filmnya.

Kendati tak menjelaskan cerita Once Upon a Time in Hollywood secara spesifik, Tarantino mengakui keterkaitan antar cerita di film ini membuatnya sangat mirip dengan Pulp Fiction, film klasik rilisan 1994 yang membesarkan nama sang sutradara. Menariknya lagi, dua bintang utama Once Upon a Time in HollywoodBrad Pitt dan Leonardo DiCaprio – dijanjikan Tarantino akan menjadi duet akting paling asyik sejak duet Paul Newman dan Robert Redford di Butch Cassidy and the Sundance Kid. Kebetulan sekali, film tersebut dirilis 1969, yang mana tahun ini akan menjadi setting Once Upon a Time in Hollywood dalam menuturkan ceritanya.

Selain Pitt dan DiCaprio, balum ada pemain lain yang keterlibatannya dikonfirmasi. Namun sejauh ini ada kabar yang menyebut Margot Robbie akan berperan sebagai Sharon Tate, aktris Holywood yang tenar di era 1960-an dan menjadi korban pembunuhan kelompok Charles Manson. FYI, Once Upon a Time in Hollywood sendiri akan menyoroti beberapa peristiwa yang paling banyak menyedot perhatian di tahun 1969, salah satunya tentu adalah aksi pembunuhan Charles Manson.

Berdasarkan detail sebelumnya, Once Upon a Time in Hollywood akan bersetting di Los Angeles pada tahun 1969, dimana saat itu jagat hiburan Amerika didominasi kaum hippies. Film ini mengusung dua karakter sentral bernama Rick Dalton (DiCaprio) – mantan bintang serial TV western – dan Cliff Booth (Pitt) – stuntman andalan Dalton. Mereka berdua mengalami kesulitan untuk berkarir di Hollywood lantaran kondisinya yang sudah berubah. Namun menariknya, Rick punya tetangga yang sangat terkenal, Sharon Tate. Film ini pun akan menjadi homage untuk dua film klasik legendaris besutan Sergio Leone, Once Upon a Time in the West dan Once Upon a Time in America. Karena itu, Once Upon a Time in Hollywood ini disebut-sebut akan menjadi penutup “spiritual” dari trilogi Once Upon a Time.

Dengan syuting yang akan dimulai pada musim panas ini, rencananya Once Upon a Time in Hollywood akan dirilis 9 Agustus 2019, yang bertepatan dengan peringatan 50 tahun kematian Sharon Tate.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Box Office: 'A Quiet Place' Kembali ke Puncak

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'A Quiet Place' Kembali ke Puncak
link : Box Office: 'A Quiet Place' Kembali ke Puncak

Baca juga


Sebelum 'Avengers: Infinity War' menyerang, 'A Quiet Place' masih sempat merebut prediket jawara dari 'Rampage'. Berikut rekap box office minggu ini.

Tinggal seminggu lagi Avengers: Infinity War menyerbu bioskop dan meluluhlantakkan apapun yang ada di jalannya. Namun sebelum itu, kompetisi kecil masih berlangsung di box office.

Tanpa adanya film besar baru yang tayang minggu ini, kompetisi memperebutkan posisi puncak sebenarnya hanya mengerucut pada runner-up dan jawara minggu lalu: A Quiet Place dan Rampage. Ternyata, dengan selisih yang tipis saja, film horor-thriller karya John Krasinksi tersebut berhasil mengalahkan The Rock dan merebut mahkota juara. Memperoleh $20,9 juta, film ini total sudah mengumpulkan $131,3 juta selama 3 minggu. Sebagai perbandingan, The Conjuring hanya mampu mengumpulkan $137,4 juta saja sepanjang penayangannya.

Dengan review kritikus dan respon penonton yang sangat bagus serta performa yang masih sangat kuat (hanya turun 36,6% dibanding minggu lalu), ia sudah bisa dibilang sebagai hit besar di Amerika bagi Paramount. Ingat, tahun lalu Transformers: The Last Knight cuma mampu mengumpulkan $130,1 juta saja di Amerika.

Di luar Amerika, A Quiet Place juga masih bertahan. Dari 57 negara, ia mengumpulkan $15 juta, sehingga menggenapkan total pendapatan globalnya ke angka $207,2 juta.

Film komedi terbaru dari Amy Schumer, I Feel Pretty masuk di posisi ketiga dengan $16,0 juta. Meski katanya melebihi ekspektasi pengamat, tapi debut ini lebih rendah daripada film Schumer sebelumnya, Trainwreck ($30 juta) dan Snatched ($19,5 juta). Belum lagi fakta bahwa ini berating PG-13/Remaja yang berarti punya demografi penonton yang (seharusnya) lebih luas dibanding 2 film tadi yang berating R/Dewasa. Penonton memberikannya CinemaScore "B+".

Yang benar-benar melewati ekspektasi adalah Super Troopers 2, film komedi yang katanya hanya bakal meraih debut minimalis. Realitanya, film ini meraup $15,2 juta, dua kali lipat tinggi dibanding prediksi awal. Hanya dalam seminggu, pendapatannya sudah melewati bujetnya yang $13,5 juta. Ia bahkan tinggal memperoleh $3,5 juta saja untuk melewati pendapatan total dari film pertamanya yang dirilis 16 tahun yang silam. CinemaScore-nya adalah "B+".

Rampage turun ke posisi dengan $20,1 juta. Selama dua minggu, ia sudah mengumpulkan $65,7 juta di Amerika. Cerita sesungguhnya berasal dari luar Amerika, dimana ia meraup $58 juta dari 61 negara minggu ini. Total pendapatan globalnya sekarang adalah $283,3 juta. Cina menjad penyumbang terbesar dengan $106,4 juta.

Terjerembab ke posisi kelima dengan penurunan besar 58,3%, Truth or Dare mendapat $7,8 juta. Terdengar mengecewakan memang, tapi studio Blumhouse sudah lebih dari untung karena filmnya telah mengumpulkan $30,3 juta dari bujet yang hanya $3,5 juta. Apalagi ada tambahan $7,9 juta dari 25 negara yang membuat total pendapatan globalnya menjadi $38,3 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 20 April - 22 April 2018

1.

A Quiet Place
Minggu ini $20,911,809
Total $131,270,520

2.

Rampage
Minggu ini $20,094,294
Total $65,694,360

3.

I Feel Pretty
Minggu ini $16,030,218
Total $16,030,218

4.

Super Troopers 2
Minggu ini $15,181,624
Total $15,181,624

5.

Truth or Dare
Minggu ini $7,793,425
Total $30,268,840
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Rampage' Rebut Posisi 'A Quiet Place' ■UP

Sebelum 'Avengers: Infinity War' menyerang, 'A Quiet Place' masih sempat merebut prediket jawara dari 'Rampage'. Berikut rekap box office minggu ini.

Tinggal seminggu lagi Avengers: Infinity War menyerbu bioskop dan meluluhlantakkan apapun yang ada di jalannya. Namun sebelum itu, kompetisi kecil masih berlangsung di box office.

Tanpa adanya film besar baru yang tayang minggu ini, kompetisi memperebutkan posisi puncak sebenarnya hanya mengerucut pada runner-up dan jawara minggu lalu: A Quiet Place dan Rampage. Ternyata, dengan selisih yang tipis saja, film horor-thriller karya John Krasinksi tersebut berhasil mengalahkan The Rock dan merebut mahkota juara. Memperoleh $20,9 juta, film ini total sudah mengumpulkan $131,3 juta selama 3 minggu. Sebagai perbandingan, The Conjuring hanya mampu mengumpulkan $137,4 juta saja sepanjang penayangannya.

Dengan review kritikus dan respon penonton yang sangat bagus serta performa yang masih sangat kuat (hanya turun 36,6% dibanding minggu lalu), ia sudah bisa dibilang sebagai hit besar di Amerika bagi Paramount. Ingat, tahun lalu Transformers: The Last Knight cuma mampu mengumpulkan $130,1 juta saja di Amerika.

Di luar Amerika, A Quiet Place juga masih bertahan. Dari 57 negara, ia mengumpulkan $15 juta, sehingga menggenapkan total pendapatan globalnya ke angka $207,2 juta.

Film komedi terbaru dari Amy Schumer, I Feel Pretty masuk di posisi ketiga dengan $16,0 juta. Meski katanya melebihi ekspektasi pengamat, tapi debut ini lebih rendah daripada film Schumer sebelumnya, Trainwreck ($30 juta) dan Snatched ($19,5 juta). Belum lagi fakta bahwa ini berating PG-13/Remaja yang berarti punya demografi penonton yang (seharusnya) lebih luas dibanding 2 film tadi yang berating R/Dewasa. Penonton memberikannya CinemaScore "B+".

Yang benar-benar melewati ekspektasi adalah Super Troopers 2, film komedi yang katanya hanya bakal meraih debut minimalis. Realitanya, film ini meraup $15,2 juta, dua kali lipat tinggi dibanding prediksi awal. Hanya dalam seminggu, pendapatannya sudah melewati bujetnya yang $13,5 juta. Ia bahkan tinggal memperoleh $3,5 juta saja untuk melewati pendapatan total dari film pertamanya yang dirilis 16 tahun yang silam. CinemaScore-nya adalah "B+".

Rampage turun ke posisi dengan $20,1 juta. Selama dua minggu, ia sudah mengumpulkan $65,7 juta di Amerika. Cerita sesungguhnya berasal dari luar Amerika, dimana ia meraup $58 juta dari 61 negara minggu ini. Total pendapatan globalnya sekarang adalah $283,3 juta. Cina menjad penyumbang terbesar dengan $106,4 juta.

Terjerembab ke posisi kelima dengan penurunan besar 58,3%, Truth or Dare mendapat $7,8 juta. Terdengar mengecewakan memang, tapi studio Blumhouse sudah lebih dari untung karena filmnya telah mengumpulkan $30,3 juta dari bujet yang hanya $3,5 juta. Apalagi ada tambahan $7,9 juta dari 25 negara yang membuat total pendapatan globalnya menjadi $38,3 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 20 April - 22 April 2018

1.

A Quiet Place
Minggu ini $20,911,809
Total $131,270,520

2.

Rampage
Minggu ini $20,094,294
Total $65,694,360

3.

I Feel Pretty
Minggu ini $16,030,218
Total $16,030,218

4.

Super Troopers 2
Minggu ini $15,181,624
Total $15,181,624

5.

Truth or Dare
Minggu ini $7,793,425
Total $30,268,840
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Rampage' Rebut Posisi 'A Quiet Place' ■UP