Monday, May 14, 2018

Review Film: 'Terminal' (2018)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Drama, Artikel Kriminal, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Terminal' (2018)
link : Review Film: 'Terminal' (2018)

Baca juga


Film ini adalah parade gaya dengan isi yang kosong.

“…to survive it, you need to be mad as a hatter. Which luckily, I am.”
— Annie
Rating UP:
Usai menonton Terminal saya lega. Lega karena ternyata film superstylish yang gaje ini akhirnya punya benang merah juga. Hampir sepanjang durasi saya mengkhawatirkan mau dibawa kemana film ini, waswas kalau-kalau baru saja menghabiskan waktu selama satu setengah jam lebih untuk hal yang faedahnya setara dengan menonton reality show Karma tapi ga seasyik itu untuk dibawa ketawa. Namun, semua terbayar juga di akhir lewat beberapa twist konyol yang sensasional.


Bukan berarti saya ingin bilang bahwa filmnya memuaskan. Memuaskan adalah sesuatu yang tak ada dalam kamus Terminal. Faktanya, film ini tak menawarkan sedikit pun emosi atau bahkan cerita. Tak ada karakter, mereka hanyalah karikatur. Tak ada plot, kita cuma bertugas menyambungkan titik-titik belaka. Film ini adalah parade gaya dengan isi yang kosong.

Jadi begitulah. Film dibuka dengan Margot Robbie yang berdandan menor yang sedang membuat pengakuan dosa kepada seorang "pendeta" sembari memantik rokok. Kita akan melihat Robbie lagi, sekarang sebagai pramusaji di sebuah restoran suram di daerah stasiun yang jauh lebih suram daripada minimarket manapun dalam The Walking Dead. Kalau dilihat-lihat, agaknya tak ada manusia lain disini selain beberapa karakter yang akan kita dan Robbie temui nanti.

Yang pertama adalah Bill (Simon Pegg), seorang guru yang tinggal menunggu ajal gara-gara sakit parah. Ia punya tendensi untuk bunuh diri; sempat ingin meloncat ke jalur kereta tapi tukang bersih-bersih bilang bahwa stasiun sudah tutup dan takkan ada kereta lagi malam itu. Ia lalu mampir di restoran Robbie. Ia memesan kopi, tapi karakter Robbie lebih suka menyemangatinya, bahkan memberi beberapa tips untuk bunuh diri. Tak serius sih karena gaya ngobrolnya main-main. Eh atau jangan-jangan serius?

Berikutnya adalah duo pembunuh bayaran, Vincent (Dexter Fletcher) dan asistennya, Alfred (Max Irons). Mereka sedang menunggu tugas berikutnya dari klien sembari saling membuat gusar satu sama lain: Alfred gusar karena mulut Vincent yang nyinyir, Vincent gusar terhadap pembawaan Alfred yang dungu, dan kita gusar melihat kenyinyiran dan kedunguan keduanya. Banter keduanya ini disajikan tanpa gaya atau dialog yang bermutu. Yang penting berisik.

Yang memberi mereka misi adalah Mr Franklin, figur kriminal yang misterius tapi punya reputasi mentereng. Mereka disuruh untuk menunggu di hotel selama berhari-hari sampai orang yang harus ditembak kepalanya muncul di hotel seberang jalan. Namun sebelum itu, keduanya istirahat sejenak di restoran karakter Robbie.

Dan semua peristiwa ini sepertinya disaksikan oleh seseorang yang misterius di ruang kontrol CCTV.

Tak perlu mencoba untuk mencerna hubungan antara semua narasi ini, karena semuanya berjalan secara terpisah. Entah yang mana yang duluan, tapi itu tak penting sih. Yang menjadi benang merahnya adalah karakter Robbie, yang ternyata ada hubungannya dengan Mr Franklin dan... tukang bersih-bersih! Yang terakhir bukan tukang bersih-bersih biasa, karena ia diperankan oleh ... wait for it... jangan kaget... Mike Myers! Hiatus lama dari dunia perfilman, sayang sekali sang Austin Powers kembali untuk film seperti ini.

Untuk Robbie sendiri, ia mendapat kesempatan untuk bersenang-senang dalam perannya sebagai pramusaji seksi, perawat seksi, sampai... penari striptis. Itu alasan yang lebih dari cukup untuk menampilkan mimik wajah menggoda dan melontarkan komen yang "menjurus". Cukup mengejutkan bagaimana semua orang tak menyadari bahwa wanita yang seseksi, semenggoda, sepercaya-diri, dan secerdik ini ternyata tak seperti yang diduga. Maksud saya, adjektiva setelah kombinasi sifat-sifat di atas tentu saja "mematikan" bukan?

Film ini ditulis dan digarap oleh sutradara debutan Vaugh Stein dengan menggunakan estetika ala novel grafis, mirip-miriplah seperti yang diterapkan pada Sin City. Filmnya memberikan nuansa yang teatrikal karena sebagian besar memang disyuting di area soundstage. Warna-warna dari lampu dan papan iklan neon, yang mungkin mayoritas dibuat dengan efek komputer, menyerang mata kita. Karakter kita bercakap-cakap dengan pembawaan dan materi dialog ala novel grafis yang kontemplatif. Semua tampak menyilaukan di permukaan, tapi film sama sekali tak punya apa-apa untuk mengikat kita. Hanya ketika film ini menuju akhir, saat ceritanya mulai mengambil bentuk yang jelas, perhatian saya mulai bangun.

Berapa lama kita bisa tahan mendengar dialog pretensius dalam sebuah film yang nonsens? Jawabannya: tak lama. Berapa lama film ini? Jawabannya: 90 menit. Atau dengan kata lain: sudah jauh melebihi batas "tak lama". ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Terminal

90 menit
Dewasa
Vaughn Stein
Vaughn Stein
David Barron, Molly Hassell, Arianne Fraser, Margot Robbie, Tom Ackerley, Josey McNamara, Sophia Kerr, Teun Hilte
Christopher Ross
Anthony Clarke, Rupert Gregson-Williams

Film ini adalah parade gaya dengan isi yang kosong.

“…to survive it, you need to be mad as a hatter. Which luckily, I am.”
— Annie
Rating UP:
Usai menonton Terminal saya lega. Lega karena ternyata film superstylish yang gaje ini akhirnya punya benang merah juga. Hampir sepanjang durasi saya mengkhawatirkan mau dibawa kemana film ini, waswas kalau-kalau baru saja menghabiskan waktu selama satu setengah jam lebih untuk hal yang faedahnya setara dengan menonton reality show Karma tapi ga seasyik itu untuk dibawa ketawa. Namun, semua terbayar juga di akhir lewat beberapa twist konyol yang sensasional.


Bukan berarti saya ingin bilang bahwa filmnya memuaskan. Memuaskan adalah sesuatu yang tak ada dalam kamus Terminal. Faktanya, film ini tak menawarkan sedikit pun emosi atau bahkan cerita. Tak ada karakter, mereka hanyalah karikatur. Tak ada plot, kita cuma bertugas menyambungkan titik-titik belaka. Film ini adalah parade gaya dengan isi yang kosong.

Jadi begitulah. Film dibuka dengan Margot Robbie yang berdandan menor yang sedang membuat pengakuan dosa kepada seorang "pendeta" sembari memantik rokok. Kita akan melihat Robbie lagi, sekarang sebagai pramusaji di sebuah restoran suram di daerah stasiun yang jauh lebih suram daripada minimarket manapun dalam The Walking Dead. Kalau dilihat-lihat, agaknya tak ada manusia lain disini selain beberapa karakter yang akan kita dan Robbie temui nanti.

Yang pertama adalah Bill (Simon Pegg), seorang guru yang tinggal menunggu ajal gara-gara sakit parah. Ia punya tendensi untuk bunuh diri; sempat ingin meloncat ke jalur kereta tapi tukang bersih-bersih bilang bahwa stasiun sudah tutup dan takkan ada kereta lagi malam itu. Ia lalu mampir di restoran Robbie. Ia memesan kopi, tapi karakter Robbie lebih suka menyemangatinya, bahkan memberi beberapa tips untuk bunuh diri. Tak serius sih karena gaya ngobrolnya main-main. Eh atau jangan-jangan serius?

Berikutnya adalah duo pembunuh bayaran, Vincent (Dexter Fletcher) dan asistennya, Alfred (Max Irons). Mereka sedang menunggu tugas berikutnya dari klien sembari saling membuat gusar satu sama lain: Alfred gusar karena mulut Vincent yang nyinyir, Vincent gusar terhadap pembawaan Alfred yang dungu, dan kita gusar melihat kenyinyiran dan kedunguan keduanya. Banter keduanya ini disajikan tanpa gaya atau dialog yang bermutu. Yang penting berisik.

Yang memberi mereka misi adalah Mr Franklin, figur kriminal yang misterius tapi punya reputasi mentereng. Mereka disuruh untuk menunggu di hotel selama berhari-hari sampai orang yang harus ditembak kepalanya muncul di hotel seberang jalan. Namun sebelum itu, keduanya istirahat sejenak di restoran karakter Robbie.

Dan semua peristiwa ini sepertinya disaksikan oleh seseorang yang misterius di ruang kontrol CCTV.

Tak perlu mencoba untuk mencerna hubungan antara semua narasi ini, karena semuanya berjalan secara terpisah. Entah yang mana yang duluan, tapi itu tak penting sih. Yang menjadi benang merahnya adalah karakter Robbie, yang ternyata ada hubungannya dengan Mr Franklin dan... tukang bersih-bersih! Yang terakhir bukan tukang bersih-bersih biasa, karena ia diperankan oleh ... wait for it... jangan kaget... Mike Myers! Hiatus lama dari dunia perfilman, sayang sekali sang Austin Powers kembali untuk film seperti ini.

Untuk Robbie sendiri, ia mendapat kesempatan untuk bersenang-senang dalam perannya sebagai pramusaji seksi, perawat seksi, sampai... penari striptis. Itu alasan yang lebih dari cukup untuk menampilkan mimik wajah menggoda dan melontarkan komen yang "menjurus". Cukup mengejutkan bagaimana semua orang tak menyadari bahwa wanita yang seseksi, semenggoda, sepercaya-diri, dan secerdik ini ternyata tak seperti yang diduga. Maksud saya, adjektiva setelah kombinasi sifat-sifat di atas tentu saja "mematikan" bukan?

Film ini ditulis dan digarap oleh sutradara debutan Vaugh Stein dengan menggunakan estetika ala novel grafis, mirip-miriplah seperti yang diterapkan pada Sin City. Filmnya memberikan nuansa yang teatrikal karena sebagian besar memang disyuting di area soundstage. Warna-warna dari lampu dan papan iklan neon, yang mungkin mayoritas dibuat dengan efek komputer, menyerang mata kita. Karakter kita bercakap-cakap dengan pembawaan dan materi dialog ala novel grafis yang kontemplatif. Semua tampak menyilaukan di permukaan, tapi film sama sekali tak punya apa-apa untuk mengikat kita. Hanya ketika film ini menuju akhir, saat ceritanya mulai mengambil bentuk yang jelas, perhatian saya mulai bangun.

Berapa lama kita bisa tahan mendengar dialog pretensius dalam sebuah film yang nonsens? Jawabannya: tak lama. Berapa lama film ini? Jawabannya: 90 menit. Atau dengan kata lain: sudah jauh melebihi batas "tak lama". ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Terminal

90 menit
Dewasa
Vaughn Stein
Vaughn Stein
David Barron, Molly Hassell, Arianne Fraser, Margot Robbie, Tom Ackerley, Josey McNamara, Sophia Kerr, Teun Hilte
Christopher Ross
Anthony Clarke, Rupert Gregson-Williams

Sunday, May 13, 2018

Chris Evans akan Bintangi ‘Greenland’, Film Garapan Sutradara ‘Chappie’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Chris Evans akan Bintangi ‘Greenland’, Film Garapan Sutradara ‘Chappie’
link : Chris Evans akan Bintangi ‘Greenland’, Film Garapan Sutradara ‘Chappie’

Baca juga


Chris Evans telah bergabung di film thriller bencana alam yang bertajuk ‘Greenland’. Proyek ini pun dinilai semakin seksi berkat keterlibatan sutradara Neill Blomkamp, yang sebelumnya menghadirkan ‘District 9’, ‘Elysium’ dan ‘Chappie’.

Usai beberapa waktu lalu menyatakan Avengers 4 adalah film terakhirnya sebagai Captain America, Chris Evans kini mulai melirik proyek film baru yang berada di luar genre superhero. Menurut kabar terbaru dari Deadline, Evans telah bergabung di film thriller bencana alam yang bertajuk Greenland. Proyek ini pun dinilai semakin seksi berkat keterlibatan sutradara Neill Blomkamp, sineas yang identik dengan film sci-fi bervisual keren yang menghadirkan District 9, Elysium dan Chappie.

Selepas bermain di trilogi film Captain America, Evans kembali melakoni peran superheronya di Avengers: Infinity War. Meski porsi peran Evans di film super epik ini tak terlalu besar, namun penulis skrip menjanjikan cerita menyangkut Captain America akan lebih menonjok di Avengers 4. Seolah tak ingin aktingnya terbatas di film superhero saja, belakangan Evans juga membintangi film drama Gifted dan selanjutnya akan tampil di film thriller The Red Sea Diving Resort. Disamping itu, saat ini Evans juga sedang terlibat di drama Broadway Lobby Hero yang dibanjiri pujian.

Sementara itu, nama Blomkamp melejit setelah ia menyutradarai dan menulis film sci-fi fenomenal District 9, dimana karya perdana Blomkamp di layar lebar ini diapresiasi dengan nominasi Best Adapted Screenplay di ajang Oscar. Blomkamp pun semakin memantapkan langkahnya di genre sci-fi dengan membesut Elysium dan Chappie. Lalu berkat visinya yang kuat, Blomkamp ditunjuk menyutradarai Alien 5, sebelum akhirnya proyek sci-fi ini kandas di tengah jalan akibat Alien: Covenant kurang sukses di box office. Namun pembatalan Alien 5 ternyata bukanlah kiamat bagi karir Blomkamp. Pasalnya, ia justru mendirikan rumah produksi bernama Oats Studios, dan membuat deretan film pendek sci-fi gila nan memukau yang ia rilis di Youtube.

Berbekal premis cerita tentang perjuangan sebuah keluarga untuk bertahan hidup di tengah bencana alam dahsyat, Greenland diyakini akan berkaitan dengan dampak negatif perubahan iklim. Dugaan ini tak lepas dari ciri khas Blomkamp yang dikenal selalu menyentil isu sosial kekinian di setiap film arahannya. Untuk saat ini belum diketahui kapan Greenland akan syuting dan dirilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Chris Evans telah bergabung di film thriller bencana alam yang bertajuk ‘Greenland’. Proyek ini pun dinilai semakin seksi berkat keterlibatan sutradara Neill Blomkamp, yang sebelumnya menghadirkan ‘District 9’, ‘Elysium’ dan ‘Chappie’.

Usai beberapa waktu lalu menyatakan Avengers 4 adalah film terakhirnya sebagai Captain America, Chris Evans kini mulai melirik proyek film baru yang berada di luar genre superhero. Menurut kabar terbaru dari Deadline, Evans telah bergabung di film thriller bencana alam yang bertajuk Greenland. Proyek ini pun dinilai semakin seksi berkat keterlibatan sutradara Neill Blomkamp, sineas yang identik dengan film sci-fi bervisual keren yang menghadirkan District 9, Elysium dan Chappie.

Selepas bermain di trilogi film Captain America, Evans kembali melakoni peran superheronya di Avengers: Infinity War. Meski porsi peran Evans di film super epik ini tak terlalu besar, namun penulis skrip menjanjikan cerita menyangkut Captain America akan lebih menonjok di Avengers 4. Seolah tak ingin aktingnya terbatas di film superhero saja, belakangan Evans juga membintangi film drama Gifted dan selanjutnya akan tampil di film thriller The Red Sea Diving Resort. Disamping itu, saat ini Evans juga sedang terlibat di drama Broadway Lobby Hero yang dibanjiri pujian.

Sementara itu, nama Blomkamp melejit setelah ia menyutradarai dan menulis film sci-fi fenomenal District 9, dimana karya perdana Blomkamp di layar lebar ini diapresiasi dengan nominasi Best Adapted Screenplay di ajang Oscar. Blomkamp pun semakin memantapkan langkahnya di genre sci-fi dengan membesut Elysium dan Chappie. Lalu berkat visinya yang kuat, Blomkamp ditunjuk menyutradarai Alien 5, sebelum akhirnya proyek sci-fi ini kandas di tengah jalan akibat Alien: Covenant kurang sukses di box office. Namun pembatalan Alien 5 ternyata bukanlah kiamat bagi karir Blomkamp. Pasalnya, ia justru mendirikan rumah produksi bernama Oats Studios, dan membuat deretan film pendek sci-fi gila nan memukau yang ia rilis di Youtube.

Berbekal premis cerita tentang perjuangan sebuah keluarga untuk bertahan hidup di tengah bencana alam dahsyat, Greenland diyakini akan berkaitan dengan dampak negatif perubahan iklim. Dugaan ini tak lepas dari ciri khas Blomkamp yang dikenal selalu menyentil isu sosial kekinian di setiap film arahannya. Untuk saat ini belum diketahui kapan Greenland akan syuting dan dirilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Film Superhero Muslim Ms. Marvel Berpotensi Dibuat Pasca ‘Captain Marvel’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Film Superhero Muslim Ms. Marvel Berpotensi Dibuat Pasca ‘Captain Marvel’
link : Film Superhero Muslim Ms. Marvel Berpotensi Dibuat Pasca ‘Captain Marvel’

Baca juga


Salah satu superhero yang berpeluang besar diperkenalkan Marvel di Phase 4 nanti adalah Ms. Marvel. Dengan latar belakangnya sebagai seorang Muslim, Ms. Marvel digadang akan menjadi senjata Marvel untuk melakukan gebrakan di dunia film superhero.

Seiring Avengers 4 akan menutup Phase 3, Marvel pun kini mulai mencanangkan film-film yang siap mengisi Phase 4. Tak hanya mengandalkan superhero lama yang sudah populer, studio juga berniat mengorbitkan superhero baru yang jarang dikenal namun tak kalah menarik. Nah, salah satu superhero yang berpeluang besar diperkenalkan Marvel di Phase 4 nanti adalah Ms. Marvel. Dengan latar belakangnya sebagai seorang Muslim, Ms. Marvel digadang akan menjadi senjata Marvel untuk melakukan gebrakan di dunia film superhero.

Pembuatan film Ms. Marvel sendiri disinyalkan Kevin Feige, ketika pimpinan Marvel Studios ini diwawancarai BBC Arabic. Feige mengatakan,”saat ini kami sedang memproduksi Captain Marvel. Ms. Marvel, pahlawan Muslim yang terinspirasi oleh Captain Marvel, bisa dibilang sedang dikembangkan (filmnya). Kami punya rencana untuk itu (film Ms. Marvel) setelah kami selesai memperkenalkan Captain Marvel kepada dunia.”

FYI, Miss Marvel yang bernama asli Kamala Khan merupakan karakter perempuan keturunan Amerika-Pakistan yang debut di komik Marvel pada 2014. Menjadi salah satu karakter favorit bagi fans Marvel, Kamala berubah menjadi superhero setelah tubuhnya terpapar Terrigen Mists, virus pemicu kekuatan super yang menjadi elemen penting dalam cerita Inhumans. Pasca insiden tersebut, Kamala mampu mengubah ukuran tubuhnya, mulai dari menjadi super besar maupun super kecil. Dalam komiknya, Carol Danvers alias Captain Marvel adalah sosok panutan dan mentor bagi Kamala. Untuk itu, bukan hal mengejutkan bila film Captain Marvel mendapat sekuel, Kamala akan muncul di dalamnya sebagai cameo.

Bicara soal Captain Marvel, filmnya sendiri dibintangi Brie Larson sebagai karakter titel. Bersetting tahun 90-an, film ini akan menyoroti perjalanan pilot Angkatan Udara AS, Carol Danvers, untuk menjadi superhero tangguh, yang nantinya akan melindungi Bumi di tengah perang luar angkasa antara dua bangsa alien. Adapun Captain Marvel juga siap beraksi di Avengers 4 yang akan tayang Mei 2019 mendatang.

Rencananya Captain Marvel akan dirilis 8 Maret 2019. Sejauh ini, superhero yang diketahui berpeluang debut di Phase 4 antara lain The Eternals, Moon Knight dan yang terbaru, Ms Marvel.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Salah satu superhero yang berpeluang besar diperkenalkan Marvel di Phase 4 nanti adalah Ms. Marvel. Dengan latar belakangnya sebagai seorang Muslim, Ms. Marvel digadang akan menjadi senjata Marvel untuk melakukan gebrakan di dunia film superhero.

Seiring Avengers 4 akan menutup Phase 3, Marvel pun kini mulai mencanangkan film-film yang siap mengisi Phase 4. Tak hanya mengandalkan superhero lama yang sudah populer, studio juga berniat mengorbitkan superhero baru yang jarang dikenal namun tak kalah menarik. Nah, salah satu superhero yang berpeluang besar diperkenalkan Marvel di Phase 4 nanti adalah Ms. Marvel. Dengan latar belakangnya sebagai seorang Muslim, Ms. Marvel digadang akan menjadi senjata Marvel untuk melakukan gebrakan di dunia film superhero.

Pembuatan film Ms. Marvel sendiri disinyalkan Kevin Feige, ketika pimpinan Marvel Studios ini diwawancarai BBC Arabic. Feige mengatakan,”saat ini kami sedang memproduksi Captain Marvel. Ms. Marvel, pahlawan Muslim yang terinspirasi oleh Captain Marvel, bisa dibilang sedang dikembangkan (filmnya). Kami punya rencana untuk itu (film Ms. Marvel) setelah kami selesai memperkenalkan Captain Marvel kepada dunia.”

FYI, Miss Marvel yang bernama asli Kamala Khan merupakan karakter perempuan keturunan Amerika-Pakistan yang debut di komik Marvel pada 2014. Menjadi salah satu karakter favorit bagi fans Marvel, Kamala berubah menjadi superhero setelah tubuhnya terpapar Terrigen Mists, virus pemicu kekuatan super yang menjadi elemen penting dalam cerita Inhumans. Pasca insiden tersebut, Kamala mampu mengubah ukuran tubuhnya, mulai dari menjadi super besar maupun super kecil. Dalam komiknya, Carol Danvers alias Captain Marvel adalah sosok panutan dan mentor bagi Kamala. Untuk itu, bukan hal mengejutkan bila film Captain Marvel mendapat sekuel, Kamala akan muncul di dalamnya sebagai cameo.

Bicara soal Captain Marvel, filmnya sendiri dibintangi Brie Larson sebagai karakter titel. Bersetting tahun 90-an, film ini akan menyoroti perjalanan pilot Angkatan Udara AS, Carol Danvers, untuk menjadi superhero tangguh, yang nantinya akan melindungi Bumi di tengah perang luar angkasa antara dua bangsa alien. Adapun Captain Marvel juga siap beraksi di Avengers 4 yang akan tayang Mei 2019 mendatang.

Rencananya Captain Marvel akan dirilis 8 Maret 2019. Sejauh ini, superhero yang diketahui berpeluang debut di Phase 4 antara lain The Eternals, Moon Knight dan yang terbaru, Ms Marvel.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Friday, May 11, 2018

Spin-Off ‘Fast and Furious’ Tunda Jadwal Rilis

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Spin-Off ‘Fast and Furious’ Tunda Jadwal Rilis
link : Spin-Off ‘Fast and Furious’ Tunda Jadwal Rilis

Baca juga


Penantian fans akan aksi duet Dwayne Johnson dan Jackson di film spin-off ‘Fast and Furious’ kini berakhir menjadi sedikit lebih lama.

Penantian fans akan aksi duet Dwayne Johnson dan Jason Statham di film spin-off Fast and Furious kini berakhir menjadi sedikit lebih lama. Sebagaimana yang dilansir Deadline, Universal telah menunda spin-off ini selama seminggu, dari 26 Juli 2019 ke 2 Agustus 2019.

Jika mengikuti tanggal rilis awal, spin-off Fast and Furious akan tampil merajarela di box office karena tidak adanya film saingan. Kini dengan perubahan tanggal rilisnya, Johnson dan Statham tak hanya harus berjibaku melawan Dora the Explorer, tapi juga film superhero New Mutants dan satu film besar keluaran Warner Bros. yang berstatus untitled. Mungkin karena tingginya daya tarik Johnson dan Statham bagi kalangan pecinta film action, Universal akhirnya berani menurunkan spin-off ini ke dalam persaingan ketat. Apalagi karena film ini berbasis dunia Fast and Furious yang dikenal memiliki jutaan fans, pastinya studio tak perlu khawatir filmnya akan sepi penonton.

Johnson dan Statham sendiri pertama bertemu di franchise Fast and Furious lewat seri ketujuh, dimana masing-masing berperan sebagai agen Hobbs dan Deckard Shaw. Karakter Johnson dan Statham yang tadinya berseteru pun berubah menjadi saling bekerja sama di seri kedelapan Fate of the Furious, dan duet mereka yang dinamis berhasil menuai respon positif.

Di bawah arahan David Leitch yang sebelumnya menggarap John Wick, Atomic Blonde dan Deadpool 2, untuk saat ini belum ada detail lebih lanjut mengenai cerita yang ditawarkan spin-off Hobbs dan Shaw yang masih berstatus untitled. Yang jelas, kepiawaian Leitch dalam mengemas adegan action membuat dirinya dinilai cocok untuk menangani duet badass Johnson dan Statham.

Rencananya spin-off Fast and Furious akan dirilis 2 Agustus 2019. Enam bulan berselang, akan hadir seri utama Fast and Furious 9 pada 10 April 2020.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Penantian fans akan aksi duet Dwayne Johnson dan Jackson di film spin-off ‘Fast and Furious’ kini berakhir menjadi sedikit lebih lama.

Penantian fans akan aksi duet Dwayne Johnson dan Jason Statham di film spin-off Fast and Furious kini berakhir menjadi sedikit lebih lama. Sebagaimana yang dilansir Deadline, Universal telah menunda spin-off ini selama seminggu, dari 26 Juli 2019 ke 2 Agustus 2019.

Jika mengikuti tanggal rilis awal, spin-off Fast and Furious akan tampil merajarela di box office karena tidak adanya film saingan. Kini dengan perubahan tanggal rilisnya, Johnson dan Statham tak hanya harus berjibaku melawan Dora the Explorer, tapi juga film superhero New Mutants dan satu film besar keluaran Warner Bros. yang berstatus untitled. Mungkin karena tingginya daya tarik Johnson dan Statham bagi kalangan pecinta film action, Universal akhirnya berani menurunkan spin-off ini ke dalam persaingan ketat. Apalagi karena film ini berbasis dunia Fast and Furious yang dikenal memiliki jutaan fans, pastinya studio tak perlu khawatir filmnya akan sepi penonton.

Johnson dan Statham sendiri pertama bertemu di franchise Fast and Furious lewat seri ketujuh, dimana masing-masing berperan sebagai agen Hobbs dan Deckard Shaw. Karakter Johnson dan Statham yang tadinya berseteru pun berubah menjadi saling bekerja sama di seri kedelapan Fate of the Furious, dan duet mereka yang dinamis berhasil menuai respon positif.

Di bawah arahan David Leitch yang sebelumnya menggarap John Wick, Atomic Blonde dan Deadpool 2, untuk saat ini belum ada detail lebih lanjut mengenai cerita yang ditawarkan spin-off Hobbs dan Shaw yang masih berstatus untitled. Yang jelas, kepiawaian Leitch dalam mengemas adegan action membuat dirinya dinilai cocok untuk menangani duet badass Johnson dan Statham.

Rencananya spin-off Fast and Furious akan dirilis 2 Agustus 2019. Enam bulan berselang, akan hadir seri utama Fast and Furious 9 pada 10 April 2020.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Margot Robbie Sebut ‘Birds of Prey’ Film Geng Perempuan Berating R

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Margot Robbie Sebut ‘Birds of Prey’ Film Geng Perempuan Berating R
link : Margot Robbie Sebut ‘Birds of Prey’ Film Geng Perempuan Berating R

Baca juga


Margot Robbie yang menjadi pemain dan produser di ‘Birds of Prey’ menjelaskan visinya untuk film spin-off Harley Quinn.

Berhasil menjadi primadona di tengah melempemnya film Suicide Squad, Harley Quinn yang diperankan Margot Robbie seketika menjadi idola baru di DC Extended Universe, menyusul trio Batman, Superman dan Wonder Woman. Pasca melejitnya Harley Quinn, Warner Bros. pun langsung memberinya satu film spin-off bertajuk Birds of Prey yang kini tengah dikembangkan. Saat berbincang dengan Collider, Robbie yang turut ambil bagian sebagai produser di Birds of Prey menjelaskan visinya untuk film tersebut.

Ketika mengajukan proposal Birds of Prey, Robbie mengakui ia memandang proyek ini sebagai film action berating R dengan jajaran karakter utama perempuan. Mengetahui Harley Quinn gemar berinteraksi, Robbie pun meyakini karakternya tak cocok dibuatkan film yang menuntutnya untuk beraksi sendiri. Dengan demikian, Robbie menilai akan lebih keren jika Harley Quinn bersanding dengan karakter lain, hingga mereka bisa disebut geng perempuan. “Saya melihat kurangnya geng perempuan di film layar lebar, utamanya yang bergenre action. Jadi itu adalah poin penting dari proposal Birds of Prey,”jelas Robbie.

Lebih dari itu, Robbie juga menekankan pentingnya menggaet sutradara perempuan untuk membidani film feminist seperti Birds of Prey. Bercermin dari kesuksesan Patty Jenkins menahkodai Wonder Woman, Robbie menilai sutradara perempuan memang layak diberi kesempatan untuk menggarap film besar. Namun pada akhirnya, tak peduli mau lelaki ataupun perempuan, Robbie yakin yang terpilih adalah sutradara terbaik. Dan sang aktris menyatakan Cathy Yan adalah sutradara terbaik untuk Birds of Prey, meskipun ia baru menyutradarai satu film yang berjudul Dead Pigs.

Kini yang menjadi pertanyaan, apakah konsep film action geng perempuan berating R yang digagas Robbie akan benar-benar diterapkan di Birds of Prey. Sedari awal, DCU sendiri diklaim akan selalu bermain aman dengan hanya memproduksi film-film PG-13. Namun dengan adanya revitalisasi DCEU menyusul performa kurang memuaskan Justice League, mungkin saja akan ada kebijakan baru yang membuka peluang film berating R.

Dalam komiknya, Birds of Prey merupakan tim perempuan beranggotakan Black Canary, Batgirl dan Huntress. Tak terbatas pada superhero saja, Birds of Prey juga dinaungi sejumlah villain. Karena itu, tak mengherankan jika Harley Quinn ikut serta di filmnya nanti. Skrip Birds of Prey sendiri ditulis Christina Hodson, yang belum lama ini dipercaya studio untuk menulis film Batgirl. Menurut rumor, Birds of Prey akan menandai debut Batgirl di layar lebar, sebelum ia beraksi di film solonya. Meski belum punya tanggal rilis, Birds of Prey kabarnya berpotensi syuting tahun 2018 ini.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Margot Robbie yang menjadi pemain dan produser di ‘Birds of Prey’ menjelaskan visinya untuk film spin-off Harley Quinn.

Berhasil menjadi primadona di tengah melempemnya film Suicide Squad, Harley Quinn yang diperankan Margot Robbie seketika menjadi idola baru di DC Extended Universe, menyusul trio Batman, Superman dan Wonder Woman. Pasca melejitnya Harley Quinn, Warner Bros. pun langsung memberinya satu film spin-off bertajuk Birds of Prey yang kini tengah dikembangkan. Saat berbincang dengan Collider, Robbie yang turut ambil bagian sebagai produser di Birds of Prey menjelaskan visinya untuk film tersebut.

Ketika mengajukan proposal Birds of Prey, Robbie mengakui ia memandang proyek ini sebagai film action berating R dengan jajaran karakter utama perempuan. Mengetahui Harley Quinn gemar berinteraksi, Robbie pun meyakini karakternya tak cocok dibuatkan film yang menuntutnya untuk beraksi sendiri. Dengan demikian, Robbie menilai akan lebih keren jika Harley Quinn bersanding dengan karakter lain, hingga mereka bisa disebut geng perempuan. “Saya melihat kurangnya geng perempuan di film layar lebar, utamanya yang bergenre action. Jadi itu adalah poin penting dari proposal Birds of Prey,”jelas Robbie.

Lebih dari itu, Robbie juga menekankan pentingnya menggaet sutradara perempuan untuk membidani film feminist seperti Birds of Prey. Bercermin dari kesuksesan Patty Jenkins menahkodai Wonder Woman, Robbie menilai sutradara perempuan memang layak diberi kesempatan untuk menggarap film besar. Namun pada akhirnya, tak peduli mau lelaki ataupun perempuan, Robbie yakin yang terpilih adalah sutradara terbaik. Dan sang aktris menyatakan Cathy Yan adalah sutradara terbaik untuk Birds of Prey, meskipun ia baru menyutradarai satu film yang berjudul Dead Pigs.

Kini yang menjadi pertanyaan, apakah konsep film action geng perempuan berating R yang digagas Robbie akan benar-benar diterapkan di Birds of Prey. Sedari awal, DCU sendiri diklaim akan selalu bermain aman dengan hanya memproduksi film-film PG-13. Namun dengan adanya revitalisasi DCEU menyusul performa kurang memuaskan Justice League, mungkin saja akan ada kebijakan baru yang membuka peluang film berating R.

Dalam komiknya, Birds of Prey merupakan tim perempuan beranggotakan Black Canary, Batgirl dan Huntress. Tak terbatas pada superhero saja, Birds of Prey juga dinaungi sejumlah villain. Karena itu, tak mengherankan jika Harley Quinn ikut serta di filmnya nanti. Skrip Birds of Prey sendiri ditulis Christina Hodson, yang belum lama ini dipercaya studio untuk menulis film Batgirl. Menurut rumor, Birds of Prey akan menandai debut Batgirl di layar lebar, sebelum ia beraksi di film solonya. Meski belum punya tanggal rilis, Birds of Prey kabarnya berpotensi syuting tahun 2018 ini.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Thursday, May 10, 2018

Peter Jackson Tengah Pertimbangkan Serial ‘Lord of the Rings’ atau Film DC

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Peter Jackson Tengah Pertimbangkan Serial ‘Lord of the Rings’ atau Film DC
link : Peter Jackson Tengah Pertimbangkan Serial ‘Lord of the Rings’ atau Film DC

Baca juga


Ada dua pilihan proyek yang sedang dipertimbangkan Peter Jackson: kembali ke dunia fantasi epik Middle-Earth lewat serial ‘Lord of the Rings’, atau menjajal petualangan baru di semesta superhero DC?

Terhitung sudah cukup lama Peter Jackson tidak menyutradarai sebuah film, sejak The Hobbit: The Battle of the Five Armies yang dirilis pada 2014 silam. Kalaupun ada film yang melibatkan Jackson sebagai sutradara, maka itu adalah The Adventures of Tintin 2 yang masih jauh dari tahap produksi. Seolah tak ingin beristirahat terlalu lama, kini Jackson membidik proyek yang punya potensi untuk cepat diproduksi. Menurut laporan TheOneRing.net, ada dua pilihan proyek yang sedang dipertimbangkan Jackson beserta krunya di New Zealand: kembali ke dunia fantasi epik Middle-Earth lewat serial Lord of the Rings, atau menjajal petualangan baru di semesta superhero DC?

Jika menilik karir Jackson selama ini, tercatat ia telah membesut trilogi Lord of the Rings dan trilogi The Hobbit. Keenam film berbasis dunia ciptaan penulis J.R.R. Tolkien ini, bisa dibilang sudah cukup banyak menyita waktu Jackson di sepanjang karirnya, hingga nama sang sineas terkenal identik dengan Middle-Earth. Di satu sisi, memang Middle-Earth sudah terlanjur klop dengan Jackson, dan mungkin karenanya tak ada sineas yang lebih tepat dalam menggarap serial Lord of the Rings.

Namun di sisi lain, saat ini Jackson dinilai perlu meracik sesuatu yang baru agar karirnya tetap fresh. Nah, jika ini yang dicari Jackson, maka menyutradarai film superhero untuk pertama kalinya adalah opsi yang patut ia lirik. Dan jika melihat kepiawaiannya dalam membuat drama emosional, action mengagumkan dan setting film yang berkarakter, ada dua film DC yang dianggap cocok untuk Jackson, yakni Green Lantern Corps dan Man of Steel 2. Selain itu, karena Jackson juga mampu menghadirkan atmosfer mencekam dengan baik, ia dinilai berkompeten membesut film Justice League Dark.

Keputusan Jackson sendiri diprediksi akan terungkap tahun ini juga. Alasannya, Amazon diharuskan mulai memproduksi serial Lord of the Rings setidaknya pada akhir 2019, setelah studio menyetujui kesepakatan bernilai fantastis dengan pihak keluarga Tolkien. Terlebih lagi, sebuah proyek biasanya sudah harus mendapatkan sutradara setahun sebelum jadwal syuting. Jadi, kita tunggu saja mana yang akan dipilih Jackson nanti, apakah ia akan kembali ke dunia fantasi epik Middle-Earth lewat serial Lord of the Rings, atau menjajal petualangan baru di semesta superhero DC.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Ada dua pilihan proyek yang sedang dipertimbangkan Peter Jackson: kembali ke dunia fantasi epik Middle-Earth lewat serial ‘Lord of the Rings’, atau menjajal petualangan baru di semesta superhero DC?

Terhitung sudah cukup lama Peter Jackson tidak menyutradarai sebuah film, sejak The Hobbit: The Battle of the Five Armies yang dirilis pada 2014 silam. Kalaupun ada film yang melibatkan Jackson sebagai sutradara, maka itu adalah The Adventures of Tintin 2 yang masih jauh dari tahap produksi. Seolah tak ingin beristirahat terlalu lama, kini Jackson membidik proyek yang punya potensi untuk cepat diproduksi. Menurut laporan TheOneRing.net, ada dua pilihan proyek yang sedang dipertimbangkan Jackson beserta krunya di New Zealand: kembali ke dunia fantasi epik Middle-Earth lewat serial Lord of the Rings, atau menjajal petualangan baru di semesta superhero DC?

Jika menilik karir Jackson selama ini, tercatat ia telah membesut trilogi Lord of the Rings dan trilogi The Hobbit. Keenam film berbasis dunia ciptaan penulis J.R.R. Tolkien ini, bisa dibilang sudah cukup banyak menyita waktu Jackson di sepanjang karirnya, hingga nama sang sineas terkenal identik dengan Middle-Earth. Di satu sisi, memang Middle-Earth sudah terlanjur klop dengan Jackson, dan mungkin karenanya tak ada sineas yang lebih tepat dalam menggarap serial Lord of the Rings.

Namun di sisi lain, saat ini Jackson dinilai perlu meracik sesuatu yang baru agar karirnya tetap fresh. Nah, jika ini yang dicari Jackson, maka menyutradarai film superhero untuk pertama kalinya adalah opsi yang patut ia lirik. Dan jika melihat kepiawaiannya dalam membuat drama emosional, action mengagumkan dan setting film yang berkarakter, ada dua film DC yang dianggap cocok untuk Jackson, yakni Green Lantern Corps dan Man of Steel 2. Selain itu, karena Jackson juga mampu menghadirkan atmosfer mencekam dengan baik, ia dinilai berkompeten membesut film Justice League Dark.

Keputusan Jackson sendiri diprediksi akan terungkap tahun ini juga. Alasannya, Amazon diharuskan mulai memproduksi serial Lord of the Rings setidaknya pada akhir 2019, setelah studio menyetujui kesepakatan bernilai fantastis dengan pihak keluarga Tolkien. Terlebih lagi, sebuah proyek biasanya sudah harus mendapatkan sutradara setahun sebelum jadwal syuting. Jadi, kita tunggu saja mana yang akan dipilih Jackson nanti, apakah ia akan kembali ke dunia fantasi epik Middle-Earth lewat serial Lord of the Rings, atau menjajal petualangan baru di semesta superhero DC.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Wednesday, May 9, 2018

‘A Quiet Place 2’ Berpotensi Fokus Pada Penyintas Baru

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘A Quiet Place 2’ Berpotensi Fokus Pada Penyintas Baru
link : ‘A Quiet Place 2’ Berpotensi Fokus Pada Penyintas Baru

Baca juga


Kendati dirinya belum dipastikan akan kembali terlibat di ‘A Quiet Place 2’, John Krasinski mengungkapkan cerita seperti apa yang ia inginkan di film mendatang.

Setelah beberapa waktu lalu Paramount mengumumkan A Quiet Place 2, kini gilliran John Krasinski – pemain dan sutradara film pertama – yang angkat bicara terkait ide ceritanya untuk sekuel. Kendati dirinya belum dipastikan akan kembali menyutradarai maupun membintangi A Quiet Place 2, Krasinski mengungkapkan cerita seperti apa yang ia inginkan di film mendatang.

Kepada Deadline, Krasinski bercerita bahwa selama masa penggarapan A Quiet Place, ia dan tim kreatif selalu bertanya-tanya siapa lagi orang yang bertahan hidup, setelah si ayah (karakter Krasinski) menyalakan api, dan dari kejauhan ada orang lain yang melakukan hal serupa. Dari sinilah, di luar keluarga Abbott yang menjadi fokus A Quiet Place, Krasinski penasaran dengan cara bertahan hidup karakter lain di situasi yang ekstrim ini, salah satunya pria tua yang sempat muncul di film.

“Menurut saya, akan menarik untuk melihat apa yang sedang terjadi di tempat lain di saat yang sama,”tutur Krasinski, yang membuka kemungkinan A Quiet Place 2 akan menyoroti perjuangan penyintas baru untuk bertahan hidup.

Situasi ekstrim yang dimaksud Krasinski sendiri merujuk pada dunia A Quiet Place yang diinvasi alien ganas. Meskipun ia buta, alien ini memiliki pendengaran super tajam yang membuat suara sekecil apapun bisa ia dengar. Kemampuan alien ini pun mendesak manusia di dunia A Quiet Place untuk tak berbicara maupun membuat suara, jika mereka tak mau menjadi korban serangan brutal sang alien. Untuk itu, seperti kata Krasinski, memang menarik untuk melihat bagaimana cara manusia – selain keluarga Abbott – untuk bertahan dari teror sang alien yang bisa muncul kapanpun.

A Quiet Place sendiri tak hanya hit dari segi box office, tapi juga dari segi kritikal dengan skor nyaris sempurna 96% di situs review aggregator Rotten Tomatoes. Sejauh ini, film sci-fi thriller berbudget $17 juta ini telah mencetak pendapatan fantastis $258 juta. Setelah mengumumkan sekuel, studio belum mengkonfirmasi sutradara maupun pemain untuk A Quiet Place 2

Dengan statusnya yang masih di tahap awal pengembangan, untuk saat ini A Quiet Place 2 masih belum mendapatkan tanggal rilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Kendati dirinya belum dipastikan akan kembali terlibat di ‘A Quiet Place 2’, John Krasinski mengungkapkan cerita seperti apa yang ia inginkan di film mendatang.

Setelah beberapa waktu lalu Paramount mengumumkan A Quiet Place 2, kini gilliran John Krasinski – pemain dan sutradara film pertama – yang angkat bicara terkait ide ceritanya untuk sekuel. Kendati dirinya belum dipastikan akan kembali menyutradarai maupun membintangi A Quiet Place 2, Krasinski mengungkapkan cerita seperti apa yang ia inginkan di film mendatang.

Kepada Deadline, Krasinski bercerita bahwa selama masa penggarapan A Quiet Place, ia dan tim kreatif selalu bertanya-tanya siapa lagi orang yang bertahan hidup, setelah si ayah (karakter Krasinski) menyalakan api, dan dari kejauhan ada orang lain yang melakukan hal serupa. Dari sinilah, di luar keluarga Abbott yang menjadi fokus A Quiet Place, Krasinski penasaran dengan cara bertahan hidup karakter lain di situasi yang ekstrim ini, salah satunya pria tua yang sempat muncul di film.

“Menurut saya, akan menarik untuk melihat apa yang sedang terjadi di tempat lain di saat yang sama,”tutur Krasinski, yang membuka kemungkinan A Quiet Place 2 akan menyoroti perjuangan penyintas baru untuk bertahan hidup.

Situasi ekstrim yang dimaksud Krasinski sendiri merujuk pada dunia A Quiet Place yang diinvasi alien ganas. Meskipun ia buta, alien ini memiliki pendengaran super tajam yang membuat suara sekecil apapun bisa ia dengar. Kemampuan alien ini pun mendesak manusia di dunia A Quiet Place untuk tak berbicara maupun membuat suara, jika mereka tak mau menjadi korban serangan brutal sang alien. Untuk itu, seperti kata Krasinski, memang menarik untuk melihat bagaimana cara manusia – selain keluarga Abbott – untuk bertahan dari teror sang alien yang bisa muncul kapanpun.

A Quiet Place sendiri tak hanya hit dari segi box office, tapi juga dari segi kritikal dengan skor nyaris sempurna 96% di situs review aggregator Rotten Tomatoes. Sejauh ini, film sci-fi thriller berbudget $17 juta ini telah mencetak pendapatan fantastis $258 juta. Setelah mengumumkan sekuel, studio belum mengkonfirmasi sutradara maupun pemain untuk A Quiet Place 2

Dengan statusnya yang masih di tahap awal pengembangan, untuk saat ini A Quiet Place 2 masih belum mendapatkan tanggal rilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem