- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Mengusung judul ‘You Should Have Left’, film thriller produksi Blumhouse ini akan menampilkan duet aktris kondang Amanda Seyfried dan aktor spesialis peran antagonis Kevin Bacon sebagai pasangan suami istri.
Satu lagi film thriller baru yang siap dihadirkan Blumhouse, dan kali ini studio fenomenal tersebut menggaet dua bintang yang membuat film ini menarik dinanti. Mengusung judul You Should HaveLeft, film ini akan menampilkan duet aktris kondang Amanda Seyfried dan aktor spesialis peran antagonis Kevin Bacon sebagai pasangan suami istri.
Diadaptasi dari novel karya Daniel Kehlmann berjudul sama, You Should Have Left menawarkan kisah mengerikan tentang pria kaya raya (Bacon) beristri muda (Seyfried) dan seorang anak berusia 6 tahun. Ketidakpercayaan dan kecurigaan antara satu sama lain sudah menjadi kebiasaan pasangan tersebut, saat mereka sedang berada di sebuah tempat, yang anehnya, berpotensi melanggar semua hukum fisika yang terkait dengan alam semesta.
Film berunsur supernatural ini disutradarai David Koepp, penulis skrip veteran di balik Jurassic Park dan Spider-Man(2002). FYI, pengembangan proyek ini bermula ketika Bacon menemukan novel You Should Have Left dan membawanya ke Koepp. Diketahui Bacon juga akan duduk di bangku produser bersama Jason Blum, yang di tahun lalu sukses memproduseri film thriller Get Out dan Split.
Bacon sendiri terkenal dengan peran-perannya yang berbau antagonis, setelah ia tampil mengintimidasi di Criminal Law, The River Wild, Hollow Man (dimana Bacon beradu akting dengan pemeran Thanos, Josh Brolin) hingga film superhero X-Men: First Class. Dan belum lama ini, Bacon menjadi bahan perbincangan setelah namanya disebut dalam satu adegan di Avengers: Infinity War. Sementara itu, Seyried dikenal lewat film-film populer seperti Red Riding Hood, LesMiserables dan Ted 2. Berikutnya Seyfried akan kembali berperan sebagai anak Meryl Streep di sekuel musikal Mamma Mia! yang akan tayang dalam waktu dekat.
Meski belum menentukan tanggal rilis, rencananya You Should Have Left akan syuting tahun 2018 ini.
Mengusung judul ‘You Should Have Left’, film thriller produksi Blumhouse ini akan menampilkan duet aktris kondang Amanda Seyfried dan aktor spesialis peran antagonis Kevin Bacon sebagai pasangan suami istri.
Satu lagi film thriller baru yang siap dihadirkan Blumhouse, dan kali ini studio fenomenal tersebut menggaet dua bintang yang membuat film ini menarik dinanti. Mengusung judul You Should HaveLeft, film ini akan menampilkan duet aktris kondang Amanda Seyfried dan aktor spesialis peran antagonis Kevin Bacon sebagai pasangan suami istri.
Diadaptasi dari novel karya Daniel Kehlmann berjudul sama, You Should Have Left menawarkan kisah mengerikan tentang pria kaya raya (Bacon) beristri muda (Seyfried) dan seorang anak berusia 6 tahun. Ketidakpercayaan dan kecurigaan antara satu sama lain sudah menjadi kebiasaan pasangan tersebut, saat mereka sedang berada di sebuah tempat, yang anehnya, berpotensi melanggar semua hukum fisika yang terkait dengan alam semesta.
Film berunsur supernatural ini disutradarai David Koepp, penulis skrip veteran di balik Jurassic Park dan Spider-Man(2002). FYI, pengembangan proyek ini bermula ketika Bacon menemukan novel You Should Have Left dan membawanya ke Koepp. Diketahui Bacon juga akan duduk di bangku produser bersama Jason Blum, yang di tahun lalu sukses memproduseri film thriller Get Out dan Split.
Bacon sendiri terkenal dengan peran-perannya yang berbau antagonis, setelah ia tampil mengintimidasi di Criminal Law, The River Wild, Hollow Man (dimana Bacon beradu akting dengan pemeran Thanos, Josh Brolin) hingga film superhero X-Men: First Class. Dan belum lama ini, Bacon menjadi bahan perbincangan setelah namanya disebut dalam satu adegan di Avengers: Infinity War. Sementara itu, Seyried dikenal lewat film-film populer seperti Red Riding Hood, LesMiserables dan Ted 2. Berikutnya Seyfried akan kembali berperan sebagai anak Meryl Streep di sekuel musikal Mamma Mia! yang akan tayang dalam waktu dekat.
Meski belum menentukan tanggal rilis, rencananya You Should Have Left akan syuting tahun 2018 ini.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Game ‘God of War’ berpotensi diangkat ke layar lebar, dan yang ingin menyutradarainya adalah Steven DeKnight, sineas pembesut ‘Pacific Rim: Uprising’.
Setiap video game yang sukses menjadi franchise raksasa, didukung dengan kualitas luar biasa, selalu punya potensi untuk diadaptasi menjadi film oleh Hollywood. Meski sejauh ini belum pernah ada film adaptasi game yang pantas diacungi jempol, para sineas bersama studio belum menunjukkan sikap menyerah untuk memutus “kutukan” yang telah lama melingkari film adaptasi game. Kini muncul satu judul lagi yang berpotensi diangkat ke layar lebar, dan yang ingin menyutradarainya adalah Steven DeKnight, sineas pembesut Pacific Rim: Uprising. Game ini adalahGod of War, yang terkenal dengan sajian aksi brutal Kratos dalam membunuh para Dewa.
Seperti yang dilansir ComicBook.com, DeKnight mengakui sudah punya calon aktor yang tepat untuk menghidupkan keberingasan Kratos. Ia adalah pemeran Drax di Guardians of the Galaxy, Dave Bautista. Soal alasan memilihnya, DeKnight menilai Bautista mampu melakoni dengan baik adegan drama, emosional, komedi dan action. “Saya selalu menjadi fans God of War. Menurut saya, seri terbarunya sangat cantik dan fenomenal. Saya ingin menggarap film God of War dan ingin melihat seseorang memerankannya di layar lebar,”ungkap DeKnight.
Jika ditanya film God of War seperti apa yang ingin ia hadirkan, DeKnight merasa bingung lantaran sejauh ini belum ada film adaptasi game yang benar-benar sukses secara kualitas. Namun agaknya DeKnight punya visi tersendiri dalam memfilmkan God of War. Menurutnya, untuk bisa membuat film God of War dengan tepat, pendekatan adaptasi gamenya harus seperti mengadaptasi sebuah buku. DeKnight pun mencontohkan film dan novel Jaws yang sama-sama bagus, padahal keduanya sangat berbeda.
Bagaimanapun, DeKnight tak menampik jika membuat film adaptasi game adalah proses yang sangat sulit. Pasalnya, di satu sisi film ini harus melakukan perubahan tanpa harus membuat fans gamenya merasa asing. Namun di sisi lain, film ini juga harus disajikan layaknya sebuah film betulan agar menarik di mata audiens non-gamer.
Menjadi game eksklusif andalan PlayStation, franchise God of War mengisahkan prajurit Sparta, Kratos, yang membunuh istri dan putrinya setelah ia dimanipulasi Ares sang Dewa Perang Yunani. Kratos pun akhirnya membunuh Ares atas perbuatannya dan menjadi Dewa Perang yang baru, di saat ia masih dihantui masa lalunya yang kelam. Perjalanan Kratos pun memasuki babak baru saat ia mengetahui dirinya adalah putra Zeus. Setelah ia dikhianati sang ayah, Kratos kemudian balas dendam pada para Dewa Yunani karena benci dengan aksi licik mereka. Usai menghancurkan kuil Dewa Yunani, Kratos akhirnya berkelana ke dunia Dewa Skandinavia untuk memulai hidup baru. Dan suatu ketika, Kratos dan putranya, Atreus, melakukan perjalanan jauh penuh rintangan demi memenuhi permintaan terakhir istri barunya. Dalam prosesnya, Kratos dan sang anak tak hanya harus menghadapi beragam monster kuat, tapi juga Dewa Skandinavia yang mengincar nyawa mereka.
Yang menarik, DeKnight mengkonfirmasi bahwa ia sempat berdiskusi dengan pihak SonyPlayStation soal adaptasi God of War. Ini menandakan, proyek film adaptasi God of War bisa saja dibuat, jika sudah ada momentum yang tepat untuk memberinya lampu hijau.
Game ‘God of War’ berpotensi diangkat ke layar lebar, dan yang ingin menyutradarainya adalah Steven DeKnight, sineas pembesut ‘Pacific Rim: Uprising’.
Setiap video game yang sukses menjadi franchise raksasa, didukung dengan kualitas luar biasa, selalu punya potensi untuk diadaptasi menjadi film oleh Hollywood. Meski sejauh ini belum pernah ada film adaptasi game yang pantas diacungi jempol, para sineas bersama studio belum menunjukkan sikap menyerah untuk memutus “kutukan” yang telah lama melingkari film adaptasi game. Kini muncul satu judul lagi yang berpotensi diangkat ke layar lebar, dan yang ingin menyutradarainya adalah Steven DeKnight, sineas pembesut Pacific Rim: Uprising. Game ini adalahGod of War, yang terkenal dengan sajian aksi brutal Kratos dalam membunuh para Dewa.
Seperti yang dilansir ComicBook.com, DeKnight mengakui sudah punya calon aktor yang tepat untuk menghidupkan keberingasan Kratos. Ia adalah pemeran Drax di Guardians of the Galaxy, Dave Bautista. Soal alasan memilihnya, DeKnight menilai Bautista mampu melakoni dengan baik adegan drama, emosional, komedi dan action. “Saya selalu menjadi fans God of War. Menurut saya, seri terbarunya sangat cantik dan fenomenal. Saya ingin menggarap film God of War dan ingin melihat seseorang memerankannya di layar lebar,”ungkap DeKnight.
Jika ditanya film God of War seperti apa yang ingin ia hadirkan, DeKnight merasa bingung lantaran sejauh ini belum ada film adaptasi game yang benar-benar sukses secara kualitas. Namun agaknya DeKnight punya visi tersendiri dalam memfilmkan God of War. Menurutnya, untuk bisa membuat film God of War dengan tepat, pendekatan adaptasi gamenya harus seperti mengadaptasi sebuah buku. DeKnight pun mencontohkan film dan novel Jaws yang sama-sama bagus, padahal keduanya sangat berbeda.
Bagaimanapun, DeKnight tak menampik jika membuat film adaptasi game adalah proses yang sangat sulit. Pasalnya, di satu sisi film ini harus melakukan perubahan tanpa harus membuat fans gamenya merasa asing. Namun di sisi lain, film ini juga harus disajikan layaknya sebuah film betulan agar menarik di mata audiens non-gamer.
Menjadi game eksklusif andalan PlayStation, franchise God of War mengisahkan prajurit Sparta, Kratos, yang membunuh istri dan putrinya setelah ia dimanipulasi Ares sang Dewa Perang Yunani. Kratos pun akhirnya membunuh Ares atas perbuatannya dan menjadi Dewa Perang yang baru, di saat ia masih dihantui masa lalunya yang kelam. Perjalanan Kratos pun memasuki babak baru saat ia mengetahui dirinya adalah putra Zeus. Setelah ia dikhianati sang ayah, Kratos kemudian balas dendam pada para Dewa Yunani karena benci dengan aksi licik mereka. Usai menghancurkan kuil Dewa Yunani, Kratos akhirnya berkelana ke dunia Dewa Skandinavia untuk memulai hidup baru. Dan suatu ketika, Kratos dan putranya, Atreus, melakukan perjalanan jauh penuh rintangan demi memenuhi permintaan terakhir istri barunya. Dalam prosesnya, Kratos dan sang anak tak hanya harus menghadapi beragam monster kuat, tapi juga Dewa Skandinavia yang mengincar nyawa mereka.
Yang menarik, DeKnight mengkonfirmasi bahwa ia sempat berdiskusi dengan pihak SonyPlayStation soal adaptasi God of War. Ini menandakan, proyek film adaptasi God of War bisa saja dibuat, jika sudah ada momentum yang tepat untuk memberinya lampu hijau.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Jawaban pasti akhirnya dilemparkan sutradara kawakan Peter Jackson, setelah beberapa waktu lalu ia dirumorkan tengah mempertimbangkan untuk membesut serial ‘Lord of the Rings’, atau film superhero DC.
Jawaban pasti akhirnya dilemparkan sutradara kawakan Peter Jackson, setelah beberapa waktu lalu ia dirumorkan tengah mempertimbangkan untuk membesut serial Lord of the Rings, atau film superhero DC. Melalui wawancaranya dengan Allocine, dengan tegas Jackson menyatakan ia takkan mendalangi film DC, maupun serial Lord of the Rings yang disiapkan Amazon. Jackson pun menambahkan, saat ini ia sudah punya sejumlah proyek lain yang menyita waktunya.
“Rumor itu tidak benar. Saya tak menjalani diskusi soal ini (menyutradarai serial Lord of the Rings ataupun film DC). Saya bukanlah penggemar komik. Saya tak pernah membacanya, karena komik tak sesuai dengan selera saya. Saya pun tak tertarik membuat film adaptasi komik. Rumor itu sama sekali tidak benar. Baik film DC maupun serial Lord of the Rings, keduanya akan melangkah maju tanpa saya. Tapi saat ini saya senang karena sudah punya sejumlah proyek lain untuk mengisi waktu saya,”tutur sutradara trilogi film Lord of the Rings dan The Hobbit.
Rumor ini sendiri mengklaim, ada dua pilihan proyek yang sedang dipertimbangkan Jackson beserta krunya di New Zealand: kembali ke dunia fantasi epik Middle-Earth lewat serial Lord of the Rings, atau menjajal petualangan baru di semesta superhero DC. Kini setelah kabar tersebut ditepis, pertanyaan terkait film terbaru Jackson kembali mencuat. Wajar saja, karena terakhir kali Jackson menghadirkan film adalah pada tahun 2014, yakni The Hobbit: The Battle of the Five Armies, seri pamungkas trilogi The Hobbit yang juga berbasis semesta Middle-Earth.
Adapun “proyek lain” yang dimaksud Jackson adalah film Perang Dunia I buatannya yang berjudul 14-18 Now, yang akan dirilis untuk sekolah dan bioskop di Inggris. Proyek lainnya adalah TheAdventures of Tintin 2 yang disutradarai Jackson, dan belum diketahui kapan sekuel dari film animasi rilisan 2011 ini akan diproduksi. Uniknya, sutradara film pertama Tintin, Steven Spielberg, akhirnya terjun ke jagat film superhero, dengan memproduseri Blackhawk yang diadaptasi dari komik DC. Mengingat Tintin adalah proyek kolaborasi Jackson dan Spielberg, tak menutup kemungkinan kerjasama mereka mendorong Jackson untuk mengikuti jejak rekannya, sekalipun ia sempat mengakui tak tertarik menangani film adaptasi komik.
Kini Jackson tengah mempersiapkan film terbaru yang ia produseri, Mortal Engines, untuk dirilis 14 Desember 2018. Film dystopia bernuansa steampunk ini disutradarai Christian Rivers, yang sebelumnya menangani visual efek di film-film Jackson terdahulu seperti trilogi Lord of the Rings, King Kong hingga The Hobbit: Unexpected Journey.
Jawaban pasti akhirnya dilemparkan sutradara kawakan Peter Jackson, setelah beberapa waktu lalu ia dirumorkan tengah mempertimbangkan untuk membesut serial ‘Lord of the Rings’, atau film superhero DC.
Jawaban pasti akhirnya dilemparkan sutradara kawakan Peter Jackson, setelah beberapa waktu lalu ia dirumorkan tengah mempertimbangkan untuk membesut serial Lord of the Rings, atau film superhero DC. Melalui wawancaranya dengan Allocine, dengan tegas Jackson menyatakan ia takkan mendalangi film DC, maupun serial Lord of the Rings yang disiapkan Amazon. Jackson pun menambahkan, saat ini ia sudah punya sejumlah proyek lain yang menyita waktunya.
“Rumor itu tidak benar. Saya tak menjalani diskusi soal ini (menyutradarai serial Lord of the Rings ataupun film DC). Saya bukanlah penggemar komik. Saya tak pernah membacanya, karena komik tak sesuai dengan selera saya. Saya pun tak tertarik membuat film adaptasi komik. Rumor itu sama sekali tidak benar. Baik film DC maupun serial Lord of the Rings, keduanya akan melangkah maju tanpa saya. Tapi saat ini saya senang karena sudah punya sejumlah proyek lain untuk mengisi waktu saya,”tutur sutradara trilogi film Lord of the Rings dan The Hobbit.
Rumor ini sendiri mengklaim, ada dua pilihan proyek yang sedang dipertimbangkan Jackson beserta krunya di New Zealand: kembali ke dunia fantasi epik Middle-Earth lewat serial Lord of the Rings, atau menjajal petualangan baru di semesta superhero DC. Kini setelah kabar tersebut ditepis, pertanyaan terkait film terbaru Jackson kembali mencuat. Wajar saja, karena terakhir kali Jackson menghadirkan film adalah pada tahun 2014, yakni The Hobbit: The Battle of the Five Armies, seri pamungkas trilogi The Hobbit yang juga berbasis semesta Middle-Earth.
Adapun “proyek lain” yang dimaksud Jackson adalah film Perang Dunia I buatannya yang berjudul 14-18 Now, yang akan dirilis untuk sekolah dan bioskop di Inggris. Proyek lainnya adalah TheAdventures of Tintin 2 yang disutradarai Jackson, dan belum diketahui kapan sekuel dari film animasi rilisan 2011 ini akan diproduksi. Uniknya, sutradara film pertama Tintin, Steven Spielberg, akhirnya terjun ke jagat film superhero, dengan memproduseri Blackhawk yang diadaptasi dari komik DC. Mengingat Tintin adalah proyek kolaborasi Jackson dan Spielberg, tak menutup kemungkinan kerjasama mereka mendorong Jackson untuk mengikuti jejak rekannya, sekalipun ia sempat mengakui tak tertarik menangani film adaptasi komik.
Kini Jackson tengah mempersiapkan film terbaru yang ia produseri, Mortal Engines, untuk dirilis 14 Desember 2018. Film dystopia bernuansa steampunk ini disutradarai Christian Rivers, yang sebelumnya menangani visual efek di film-film Jackson terdahulu seperti trilogi Lord of the Rings, King Kong hingga The Hobbit: Unexpected Journey.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Setelah diketahui mengembangkan film asal-usul Joker sejak tahun 2017 lalu, kini Warner Bros. juga berencana membuat film solo untuk Joker yang diperankan Jared Leto di ‘Suicide Squad’.
Mengembangkan dua film Joker sekaligus dengan dua aktor berbeda? Skenario yang terdengar aneh dan berpotensi membingungkan memang. Namun inilah yang tengah dilakukan Warner Bros. berdasarkan kabar terbaru dari Variety. Setelah diketahui mengembangkan film asal-usul Joker sejak tahun 2017 lalu, kini studio juga berencana membuat film solo untuk Joker yang diperankan Jared Leto di Suicide Squad. Selain tampil di depan layar, kabarnya aktor pemenang Oscar ini juga ikut andil di balik layar sebagai produser eksekutif.
Sementara detail cerita belum diketahui, alasan studio membuat film Joker Leto disebut untuk mengekspansi dunia yang telah diciptakan Suicide Squad, dan dari dunia Suicide Squad inilah akan lahir film-film yang terkait dengan karakter Task Force X. Film Joker Leto adalah spin-off SuicideSquad kedua yang dikembangkan, menyusul spin-off Harley Quinn yang berjudulBirds of Prey.
Joker Leto sendiri menjadi satu elemen yang kerap dikritik dari Suicide Squad. Selain karena porsi penampilannya yang kelewat sedikit, pengembangan karakter Joker ini juga terbilang minim dan membuatnya berada jauh di bawah kualitas fantastis Joker Heath Ledger di The Dark Knight. Mungkin inilah salah satu alasan studio membuatkan film solo untuk Joker Leto, yakni untuk mengeksplor karakter Joker Leto dan membuktikan villain bergigi emas ini masih punya taji untuk melampaui ekspektasi. Kini Leto dan Warner Bros. akan mencari penulis skrip untuk film berbasis DC Extended Universe tersebut.
Beralih ke film asal-usul Joker, ia dipastikan tak terkait dengan DCEU dan kemungkinan besar akan diperankan Joaquin Phoenix. Di bawah arahan sutradara Todd Phillips, rumor menyebut film ini akan bersetting tahun 80-an, dengan fokus cerita menyoroti perjalanan Joker untuk menjadi dalang aksi kriminal. Untuk saat ini belum ada kepastian terkait jadwal syuting dari kedua film solo musuh ikonik Batman.
Setelah diketahui mengembangkan film asal-usul Joker sejak tahun 2017 lalu, kini Warner Bros. juga berencana membuat film solo untuk Joker yang diperankan Jared Leto di ‘Suicide Squad’.
Mengembangkan dua film Joker sekaligus dengan dua aktor berbeda? Skenario yang terdengar aneh dan berpotensi membingungkan memang. Namun inilah yang tengah dilakukan Warner Bros. berdasarkan kabar terbaru dari Variety. Setelah diketahui mengembangkan film asal-usul Joker sejak tahun 2017 lalu, kini studio juga berencana membuat film solo untuk Joker yang diperankan Jared Leto di Suicide Squad. Selain tampil di depan layar, kabarnya aktor pemenang Oscar ini juga ikut andil di balik layar sebagai produser eksekutif.
Sementara detail cerita belum diketahui, alasan studio membuat film Joker Leto disebut untuk mengekspansi dunia yang telah diciptakan Suicide Squad, dan dari dunia Suicide Squad inilah akan lahir film-film yang terkait dengan karakter Task Force X. Film Joker Leto adalah spin-off SuicideSquad kedua yang dikembangkan, menyusul spin-off Harley Quinn yang berjudulBirds of Prey.
Joker Leto sendiri menjadi satu elemen yang kerap dikritik dari Suicide Squad. Selain karena porsi penampilannya yang kelewat sedikit, pengembangan karakter Joker ini juga terbilang minim dan membuatnya berada jauh di bawah kualitas fantastis Joker Heath Ledger di The Dark Knight. Mungkin inilah salah satu alasan studio membuatkan film solo untuk Joker Leto, yakni untuk mengeksplor karakter Joker Leto dan membuktikan villain bergigi emas ini masih punya taji untuk melampaui ekspektasi. Kini Leto dan Warner Bros. akan mencari penulis skrip untuk film berbasis DC Extended Universe tersebut.
Beralih ke film asal-usul Joker, ia dipastikan tak terkait dengan DCEU dan kemungkinan besar akan diperankan Joaquin Phoenix. Di bawah arahan sutradara Todd Phillips, rumor menyebut film ini akan bersetting tahun 80-an, dengan fokus cerita menyoroti perjalanan Joker untuk menjadi dalang aksi kriminal. Untuk saat ini belum ada kepastian terkait jadwal syuting dari kedua film solo musuh ikonik Batman.
Triknya efektif, saya hampir tidak pernah merasa bosan saat menonton.
“These creatures were here before us. And if we're not careful, they'll be here after us.” — Dr Ian Malcolm
Rating UP: Konsep fundamental dari Jurassic World: Fallen Kingdom bisa diamati lewat dinosaurus yang khusus dikreasikan untuk filmnya, yakni Indoraptor, hibrid antara Velociraptor dengan dinosaurus dari Jurassic World, Indominus Rex. Dinosaurus fiktif baru ini tak sebesar Indominus, namun sama mematikannya plus segesit Velociraptor. Penciptanya hanya butuh pembunuh yang efektif, bukan pembunuh berukuran raksasa. Filmnya sendiri tak merasa perlu untuk tampil lebih besar dibanding film pendahulunya. Yang penting efektif.
Saat ini teknologi perfilman sudah sangat mutakhir; hampir tak ada yang tak bisa dilakukan oleh efek komputer, yang pada akhirnya meninggalkan fakta bahwa hanya sedikit hal yang bisa membuat kita takjub dalam menonton film. Bisa dibilang mustahil untuk membawa kembali sense of wonder seperti yang dilakukan Steven Spielberg lewat Jurassic Park, film terobosannya yang membawa dunia sinema ke era baru. Oleh karena itu, saya yakin pembuat Fallen Kingdom menargetkan filmnya sebagai wahana pemberi keseruan dan pemicu ketegangan. Dan film ini berhasil melakukan apa yang ingin ia lakukan.
Fallen Kingdom masihlah film Jurassic Park yang dungu. Karakterisasi manusianya tipis, plotnya berisi banyak kemustahilan. Namun mereka dibutuhkan agar karakter manusia kita bisa berteriak histeris atau berlarian dengan panik, sementara karakter dinosaurus kita mengamuk dan kadang-kadang memakan manusia. Singkat kata, film ini adalah film monster standar. Permainan moralitas mengenai perlu atau tidaknya menyelamatkan dinosaurus dari kepunahan ulang hanyalah menjadi piranti plot untuk membuat kita terikat dengan apa yang akan terjadi di menit berikutnya. Namun trik ini efektif, saya hampir tidak pernah merasa bosan saat menonton.
Film ini juga mengeset kontinuitas yang masuk akal dengan film sebelumnya dan (kemungkinan besar) film berikutnya. Setelah kekacauan di Isla Nublar dalam Jurassic World, taman dinosaurus sekarang sudah terbengkalai. Namun ekosistem dinosaurusnya berkembang dengan subur. Cuma ada satu masalah: gunung berapi Isla Nublar akan meletus sehingga mengancam semua kehidupan disana. Apakah pemerintah perlu mengintervensi bencana alami ini agar hewan-hewan langka ini tak kembali punah? Tidak, menurut Dr Ian Malcolm (Jeff Goldblum) kepada anggota DPR Amerika.
Namun pendapat tersebut jelas tak disetujui oleh Claire (Bryce Dallas Howard), mantan petugas taman Jurassic World yang sekarang menjadi aktivis dinosaurus. Jadi ketika ia mendapat tawaran dari milyuner Ben Lockwood (James Cromwell) —partner John Hammond dari film orisinal Jurassic Park— via asistennya, Eli (Rafe Spall) untuk menyelamatkan dinosaurus dan membawa mereka ke pulau suaka yang sangat aman, maka Claire segera merekrut mantan pacarnya, Owen (Chris Pratt) dan membawa serta rekan sesama aktivis, Franklin (Justice Smith) dan Zia (Daniella Pineda).
Bagi Owen, misi ini personal karena ia ingin menyelamatkan mantan sobatnya dulu, velociraptor cerdas bernama Blue. Namun sebagaimana di semua film Jurassic Park, setiap misi ke pulau dinosaurus pasti punya maksud terselubung. Dan titik ini, saya kira anda akan meminta saya untuk berhenti membeberkan plotnya. Yang jelas, Claire dan Owen harus berusaha lebih keras untuk menyelamatkan para penghuni Isla Nublar. Usaha ini melibatkan mengendap-endap di markas musuh dan berlarian di beberapa tempat. Untung Claire sekarang tidak lagi memakai sepatu hak tinggi.
Pencapaian paling penting dari sebuah film penuh efek adalah saat kita berhenti memperhatikan efek spesialnya, alih-alih kita mulai peduli terhadap karakternya dan manut begitu saja dengan filmnya. Sutradara film, JA Bayona menerapkan teknik efektif yang tidak kentara. Filmografinya mulai dari film minimalis seperti horor gothic The Orphanage sampai yang punya sekuens besar macam film bencana The Impossible. Oleh karena itu, ia mampu bertindak dengan mulus pada berbagai momen. Disini, ia bermain dengan trik kamera, siluet, dan bayangan untuk mengarahkan intensitas. Di satu titik, ia bahkan mampu menyetir emosi.
Salah satu adegan terbaik adalah ketika erupsi gunung berapi berlangsung. Hampir semua dinosaurus berbondong-bondong melarikan diri, sementara karakter kita ikut terseret di dalamnya. Ini adalah sekuens dengan skala terbesar dalam Fallen Kingdom; di antara hiruk pikuk tersebut, pembuat film masih sempat-sempatnya memasukkan pertarungan antara T-Rex dengan Stegosaurus. Namun yang bikin saya kagum adalah bagaimana Bayona memindahkan fokusnya antara dinosaurus dan karakter kita di antara destruksi masif tanpa kehilangan ketegangan.
Setelah kejadian ini, Fallen Kingdom akhirnya membawa dinosaurus keluar pulau... lalu ke tengah masyarakat? Tidak juga. Bagian selanjutnya adalah kesempatan bagi Bayona untuk menunjukkan kemahirannya dalam menggunakan koridor, kamar, tangga, atap, lift, dan kerangkeng untuk menyajikan kebrutalan dinosaurus. Kali ini aksi mereka lebih gamblang daripada yang diperlihatkan Colin Trevorrow dalam Jurassic World. Tentu saja, harus ada anak kecil (Isabella Sermon) yang terjebak di tengah-tengahnya.
Saya tak tahu apakah yang terjadi dalam Fallen Kingdom merupakan visi dari Trevorrow sejak awal. Namun menarik melihat bagaimana sutradara/penulis yang kali ini hanya bertindak sebagai penulis naskah ini membawa filmnya ke arah yang baru, sementara ia masih memakai template klise dari franchisenya. Kata "World" dalam judul Jurassic World bukan buat gaya-gayaan semata. Betul, kita takkan merasa tergugah setelah keluar bioskop. Tapi saya tak keberatan menonton film dungu selagi ia seru. ■UP
Triknya efektif, saya hampir tidak pernah merasa bosan saat menonton.
“These creatures were here before us. And if we're not careful, they'll be here after us.” — Dr Ian Malcolm
Rating UP: Konsep fundamental dari Jurassic World: Fallen Kingdom bisa diamati lewat dinosaurus yang khusus dikreasikan untuk filmnya, yakni Indoraptor, hibrid antara Velociraptor dengan dinosaurus dari Jurassic World, Indominus Rex. Dinosaurus fiktif baru ini tak sebesar Indominus, namun sama mematikannya plus segesit Velociraptor. Penciptanya hanya butuh pembunuh yang efektif, bukan pembunuh berukuran raksasa. Filmnya sendiri tak merasa perlu untuk tampil lebih besar dibanding film pendahulunya. Yang penting efektif.
Saat ini teknologi perfilman sudah sangat mutakhir; hampir tak ada yang tak bisa dilakukan oleh efek komputer, yang pada akhirnya meninggalkan fakta bahwa hanya sedikit hal yang bisa membuat kita takjub dalam menonton film. Bisa dibilang mustahil untuk membawa kembali sense of wonder seperti yang dilakukan Steven Spielberg lewat Jurassic Park, film terobosannya yang membawa dunia sinema ke era baru. Oleh karena itu, saya yakin pembuat Fallen Kingdom menargetkan filmnya sebagai wahana pemberi keseruan dan pemicu ketegangan. Dan film ini berhasil melakukan apa yang ingin ia lakukan.
Fallen Kingdom masihlah film Jurassic Park yang dungu. Karakterisasi manusianya tipis, plotnya berisi banyak kemustahilan. Namun mereka dibutuhkan agar karakter manusia kita bisa berteriak histeris atau berlarian dengan panik, sementara karakter dinosaurus kita mengamuk dan kadang-kadang memakan manusia. Singkat kata, film ini adalah film monster standar. Permainan moralitas mengenai perlu atau tidaknya menyelamatkan dinosaurus dari kepunahan ulang hanyalah menjadi piranti plot untuk membuat kita terikat dengan apa yang akan terjadi di menit berikutnya. Namun trik ini efektif, saya hampir tidak pernah merasa bosan saat menonton.
Film ini juga mengeset kontinuitas yang masuk akal dengan film sebelumnya dan (kemungkinan besar) film berikutnya. Setelah kekacauan di Isla Nublar dalam Jurassic World, taman dinosaurus sekarang sudah terbengkalai. Namun ekosistem dinosaurusnya berkembang dengan subur. Cuma ada satu masalah: gunung berapi Isla Nublar akan meletus sehingga mengancam semua kehidupan disana. Apakah pemerintah perlu mengintervensi bencana alami ini agar hewan-hewan langka ini tak kembali punah? Tidak, menurut Dr Ian Malcolm (Jeff Goldblum) kepada anggota DPR Amerika.
Namun pendapat tersebut jelas tak disetujui oleh Claire (Bryce Dallas Howard), mantan petugas taman Jurassic World yang sekarang menjadi aktivis dinosaurus. Jadi ketika ia mendapat tawaran dari milyuner Ben Lockwood (James Cromwell) —partner John Hammond dari film orisinal Jurassic Park— via asistennya, Eli (Rafe Spall) untuk menyelamatkan dinosaurus dan membawa mereka ke pulau suaka yang sangat aman, maka Claire segera merekrut mantan pacarnya, Owen (Chris Pratt) dan membawa serta rekan sesama aktivis, Franklin (Justice Smith) dan Zia (Daniella Pineda).
Bagi Owen, misi ini personal karena ia ingin menyelamatkan mantan sobatnya dulu, velociraptor cerdas bernama Blue. Namun sebagaimana di semua film Jurassic Park, setiap misi ke pulau dinosaurus pasti punya maksud terselubung. Dan titik ini, saya kira anda akan meminta saya untuk berhenti membeberkan plotnya. Yang jelas, Claire dan Owen harus berusaha lebih keras untuk menyelamatkan para penghuni Isla Nublar. Usaha ini melibatkan mengendap-endap di markas musuh dan berlarian di beberapa tempat. Untung Claire sekarang tidak lagi memakai sepatu hak tinggi.
Pencapaian paling penting dari sebuah film penuh efek adalah saat kita berhenti memperhatikan efek spesialnya, alih-alih kita mulai peduli terhadap karakternya dan manut begitu saja dengan filmnya. Sutradara film, JA Bayona menerapkan teknik efektif yang tidak kentara. Filmografinya mulai dari film minimalis seperti horor gothic The Orphanage sampai yang punya sekuens besar macam film bencana The Impossible. Oleh karena itu, ia mampu bertindak dengan mulus pada berbagai momen. Disini, ia bermain dengan trik kamera, siluet, dan bayangan untuk mengarahkan intensitas. Di satu titik, ia bahkan mampu menyetir emosi.
Salah satu adegan terbaik adalah ketika erupsi gunung berapi berlangsung. Hampir semua dinosaurus berbondong-bondong melarikan diri, sementara karakter kita ikut terseret di dalamnya. Ini adalah sekuens dengan skala terbesar dalam Fallen Kingdom; di antara hiruk pikuk tersebut, pembuat film masih sempat-sempatnya memasukkan pertarungan antara T-Rex dengan Stegosaurus. Namun yang bikin saya kagum adalah bagaimana Bayona memindahkan fokusnya antara dinosaurus dan karakter kita di antara destruksi masif tanpa kehilangan ketegangan.
Setelah kejadian ini, Fallen Kingdom akhirnya membawa dinosaurus keluar pulau... lalu ke tengah masyarakat? Tidak juga. Bagian selanjutnya adalah kesempatan bagi Bayona untuk menunjukkan kemahirannya dalam menggunakan koridor, kamar, tangga, atap, lift, dan kerangkeng untuk menyajikan kebrutalan dinosaurus. Kali ini aksi mereka lebih gamblang daripada yang diperlihatkan Colin Trevorrow dalam Jurassic World. Tentu saja, harus ada anak kecil (Isabella Sermon) yang terjebak di tengah-tengahnya.
Saya tak tahu apakah yang terjadi dalam Fallen Kingdom merupakan visi dari Trevorrow sejak awal. Namun menarik melihat bagaimana sutradara/penulis yang kali ini hanya bertindak sebagai penulis naskah ini membawa filmnya ke arah yang baru, sementara ia masih memakai template klise dari franchisenya. Kata "World" dalam judul Jurassic World bukan buat gaya-gayaan semata. Betul, kita takkan merasa tergugah setelah keluar bioskop. Tapi saya tak keberatan menonton film dungu selagi ia seru. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Seolah ingin karakter Willy Wonka ini tampil semenarik mungkin, Warner Bros. pun membidik aktor keren untuk peran titular.
Film terbaru Willy Wonka produksi Warner Bros. akhirnya memasuki tahap casting, sebuah tahap yang biasanya menjadi sorotan dalam proses pengembangan film-film blockbuster. Seolah ingin karakter pengusaha cokelat ini tampil semenarik mungkin, studio pun membidik tiga aktor keren untuk peran titular, yang dulu pernah dimainkan Gene Wilder (Willy Wonka and the ChocolateFactory) dan Johnny Depp (Charlie and the Chocolate Factory).
Sebagaimana yang dilansir Collider, incaran studio yang pertama adalah Ryan Gosling. Kabar terakhir sendiri menyebut Gosling terus berusaha mendapatkan peran Willy Wonka, dan karena itulah namanya masuk radar studio. Gosling diketahui sempat bekerja sama dengan Warner Bros. lewat Crazy Stupid Love, The Nice Guys dan Blade Runner 2049. Film Willy Wonka pun dinilai akan menjadi tantangan baru bagi Gosling, karena selama ini ia belum pernah membintangi film ramah keluarga.
Aktor selanjutnya yang dipertimbangkan adalah Ezra Miller. Mengingat film ini diproduseri DavidHeyman (Fantastic Beasts) dan berada di bawah bendera Warner Bros., tak mengherankan jika nama Miller muncul. Pasalnya, ia adalah pemeran The Flash di DC Extended Universe dan juga menjadi pemain penting di saga Fantastic Beasts. Jika Miller terpilih sebagai Willy Wonka, tentunya aktor muda ini berpotensi memiliki tiga franchise film besar.
Terakhir, ada aktor multitalenta yang sedang naik daun Donald Glover, yang baru saja mencuri perhatian di Solo: A Star Wars Story. Tak hanya memiliki kharisma kuat dalam berakting, Glover juga unjuk kebolehannya dalam bernyanyi sebagai Childish Gambino lewat single This Is America. Ini membuat Glover jadi pilihan sempurna jika film Willy Wonka nanti berunsur musikal dan ingin tampil beda dari pendahulunya. Glover sendiri berikutnya akan bermain di film live-action The Lion King (2019) dengan mengisi suara Simba.
Dengan skrip tulisan Simon Rich (Man Seeking Woman), film Willy Wonka disutradarai Paul King yang sukses dengan film boneka beruang Paddington. Diadaptasi dari buku karangan Roald Dahl, film prekuel ini kabarnya akan mengisahkan perjalanan Willy Wonka sebelum ia menjadi pengusaha cokelat sukses.
Untuk saat ini, film Willy Wonka belum menentukan tanggal rilis.
Seolah ingin karakter Willy Wonka ini tampil semenarik mungkin, Warner Bros. pun membidik aktor keren untuk peran titular.
Film terbaru Willy Wonka produksi Warner Bros. akhirnya memasuki tahap casting, sebuah tahap yang biasanya menjadi sorotan dalam proses pengembangan film-film blockbuster. Seolah ingin karakter pengusaha cokelat ini tampil semenarik mungkin, studio pun membidik tiga aktor keren untuk peran titular, yang dulu pernah dimainkan Gene Wilder (Willy Wonka and the ChocolateFactory) dan Johnny Depp (Charlie and the Chocolate Factory).
Sebagaimana yang dilansir Collider, incaran studio yang pertama adalah Ryan Gosling. Kabar terakhir sendiri menyebut Gosling terus berusaha mendapatkan peran Willy Wonka, dan karena itulah namanya masuk radar studio. Gosling diketahui sempat bekerja sama dengan Warner Bros. lewat Crazy Stupid Love, The Nice Guys dan Blade Runner 2049. Film Willy Wonka pun dinilai akan menjadi tantangan baru bagi Gosling, karena selama ini ia belum pernah membintangi film ramah keluarga.
Aktor selanjutnya yang dipertimbangkan adalah Ezra Miller. Mengingat film ini diproduseri DavidHeyman (Fantastic Beasts) dan berada di bawah bendera Warner Bros., tak mengherankan jika nama Miller muncul. Pasalnya, ia adalah pemeran The Flash di DC Extended Universe dan juga menjadi pemain penting di saga Fantastic Beasts. Jika Miller terpilih sebagai Willy Wonka, tentunya aktor muda ini berpotensi memiliki tiga franchise film besar.
Terakhir, ada aktor multitalenta yang sedang naik daun Donald Glover, yang baru saja mencuri perhatian di Solo: A Star Wars Story. Tak hanya memiliki kharisma kuat dalam berakting, Glover juga unjuk kebolehannya dalam bernyanyi sebagai Childish Gambino lewat single This Is America. Ini membuat Glover jadi pilihan sempurna jika film Willy Wonka nanti berunsur musikal dan ingin tampil beda dari pendahulunya. Glover sendiri berikutnya akan bermain di film live-action The Lion King (2019) dengan mengisi suara Simba.
Dengan skrip tulisan Simon Rich (Man Seeking Woman), film Willy Wonka disutradarai Paul King yang sukses dengan film boneka beruang Paddington. Diadaptasi dari buku karangan Roald Dahl, film prekuel ini kabarnya akan mengisahkan perjalanan Willy Wonka sebelum ia menjadi pengusaha cokelat sukses.
Untuk saat ini, film Willy Wonka belum menentukan tanggal rilis.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Kini, ‘Bond 25’ pun sudah memulai proses pencarian pemain, seiring Helena Bonham Carter dilirik sebagai pemeran villain.
Usai beberapa bulan diwarnai rumor dan spekulasi, proyek Bond 25akhirnya siap digarap dengan kembali dibintangi Daniel Craig sebagai agen rahasia Inggris, dan ditangani sutradara baru Danny Boyle. Kini, Bond 25 pun sudah memulai proses pencarian pemain, seiring Helena Bonham Carter dilirik sebagai pemeran villain.
Kabar casting ini sendiri datang dari media The Mirror. Sumber mengklaim, sebenarnya semua pihak yang terlibat di proyek Bond 25 beranggapan Angelina Jolie seharusnya memegang peran villain ini. Namun rupanya para petinggi lebih ingin karakter antagonis ini dipercayakan kepada Helena. Bagaimanapun, untuk saat ini, mereka disebut tengah memfinalisasikan daftar pemain Bond 25. Sayangnya, belum ada detail lebih lanjut soal villain perempuan yang akan jadi lawan James Bond.
Dikenal dengan peran-perannya yang unik, Helena diketahui kerap bermain di film-film besutan TimBurton. Sebut saja Planet of the Apes, Big Fish, Corpse Bride, Dark Shadows hingga Alice inWonderland. Adapun Helena juga sempat terlibat di film-film Harry Potter sebagai penyihir Bellatrix Lestrange. Selanjutnya Helena akan membintangi film heist Ocean’s Eight, dimana ia akan beradu akting dengan Cate Blanchett dan Sandra Bullock.
Bond 25 sendiri menjadi film James Bond kelima sekaligus yang terakhir bagi Craig, setelah ia menggawangi Casino Royale (2006), Quantum of Solace (2008),Skyfall(2012) dan Spectre(2015). Sedangkan untuk posisi sutradara, Boyle datang menggantikan Sam Mendes, yang telah membidani dua film terakhir. Nantinya Boyle juga menulis skrip Bond 25 bersama John Hodge, dimana mereka sebelumnya pernah berkolaborasi di Trainspotting.
Selain Craig, belum ada konfirmasi apakah para pemain pendukung di film sebelumnya akan kembali tampil. Seperti misalnya Naomi Harris (Moneypenny), Ben Whishaw (Q) dan Ralph Fiennes (M). Namun karena MGM akan menggulirkan syuting tahun ini, diprediksi pemain film akan segera diumumkan. Di luar itu, Bond 25 akan menandai era baru franchise spionase legendaris. Karena setelah sekian lama dipegang Sony sejak Casino Royale hingga Spectre, kini hak edar film Bond berpindah tangan ke Universal.
Rencananya Bond 25 akan dirilis 8 November 2019, dan siap bersaing ketat dengan Wonder Woman 2, Death on the Nile (sekuel Murder on the Orient Express) dan film adaptasi game Sonic the Hedgehog.
Kini, ‘Bond 25’ pun sudah memulai proses pencarian pemain, seiring Helena Bonham Carter dilirik sebagai pemeran villain.
Usai beberapa bulan diwarnai rumor dan spekulasi, proyek Bond 25akhirnya siap digarap dengan kembali dibintangi Daniel Craig sebagai agen rahasia Inggris, dan ditangani sutradara baru Danny Boyle. Kini, Bond 25 pun sudah memulai proses pencarian pemain, seiring Helena Bonham Carter dilirik sebagai pemeran villain.
Kabar casting ini sendiri datang dari media The Mirror. Sumber mengklaim, sebenarnya semua pihak yang terlibat di proyek Bond 25 beranggapan Angelina Jolie seharusnya memegang peran villain ini. Namun rupanya para petinggi lebih ingin karakter antagonis ini dipercayakan kepada Helena. Bagaimanapun, untuk saat ini, mereka disebut tengah memfinalisasikan daftar pemain Bond 25. Sayangnya, belum ada detail lebih lanjut soal villain perempuan yang akan jadi lawan James Bond.
Dikenal dengan peran-perannya yang unik, Helena diketahui kerap bermain di film-film besutan TimBurton. Sebut saja Planet of the Apes, Big Fish, Corpse Bride, Dark Shadows hingga Alice inWonderland. Adapun Helena juga sempat terlibat di film-film Harry Potter sebagai penyihir Bellatrix Lestrange. Selanjutnya Helena akan membintangi film heist Ocean’s Eight, dimana ia akan beradu akting dengan Cate Blanchett dan Sandra Bullock.
Bond 25 sendiri menjadi film James Bond kelima sekaligus yang terakhir bagi Craig, setelah ia menggawangi Casino Royale (2006), Quantum of Solace (2008),Skyfall(2012) dan Spectre(2015). Sedangkan untuk posisi sutradara, Boyle datang menggantikan Sam Mendes, yang telah membidani dua film terakhir. Nantinya Boyle juga menulis skrip Bond 25 bersama John Hodge, dimana mereka sebelumnya pernah berkolaborasi di Trainspotting.
Selain Craig, belum ada konfirmasi apakah para pemain pendukung di film sebelumnya akan kembali tampil. Seperti misalnya Naomi Harris (Moneypenny), Ben Whishaw (Q) dan Ralph Fiennes (M). Namun karena MGM akan menggulirkan syuting tahun ini, diprediksi pemain film akan segera diumumkan. Di luar itu, Bond 25 akan menandai era baru franchise spionase legendaris. Karena setelah sekian lama dipegang Sony sejak Casino Royale hingga Spectre, kini hak edar film Bond berpindah tangan ke Universal.
Rencananya Bond 25 akan dirilis 8 November 2019, dan siap bersaing ketat dengan Wonder Woman 2, Death on the Nile (sekuel Murder on the Orient Express) dan film adaptasi game Sonic the Hedgehog.