- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Kevin Feige sang arsitek MCU angkat bicara soal potensi bergabungnya Fantastic Four dan X-Men.
Akuisisi yang dilakukan Disney terhadap 20th Century Fox kontan membuat fans film superhero girang. Bagaimana tidak, setelah sekian lama menunggu, akhirnya Fantastic Four dan X-Men – dua franchise milik Fox – punya peluang besar untuk bergabung dengan Marvel Cinematic Universe, dan bertemu dengan The Avengers. Kini Kevin Feige sang arsitek MCU angkat bicara soal potensi bergabungnya kedua tim superhero, ketika ia menghadiri sebuah event.
Satu suara dengan para fans, Feige akan senang jika bisa memasukkan Fantastic Four dan X-Men ke MCU. Namun untuk melakukan langkah besar tersebut, Feige butuh izin dari studio, yang dalam hal ini adalah Disney, pemiik Marvel Studios. Karena itulah, Feige mengatakan,”saat ini saya sedang menunggu panggilan telepon untuk jawaban iya atau tidak (memasukkan Fantastic Four dan X-Men ke MCU.”
Untuk diketahui, proses akuisisi Disney terhadap Fox hingga kini masih berjalan, dan baru akan selesai pada musim panas 2019. Namun di tengah upaya Disney untuk membeli properti film dan TV milik Fox ini, muncul kejutan yang berpotensi mengkandaskan impian fans melihat Fantastic Four dan X-Men satu universe dengan The Avengers. Pasalnya, laporan terbaru menyebut, Comcast – perusahaan pemilik Universal Pictures – mengajukan penawaran yang dinilai lebih baik dibanding Disney untuk mengakuisisi Fox. Alhasil, selama proses akuisisi yang dijalani Disney belum rampung, kans Fantastic Four dan X-Men masuk MCU bisa dibilang masih menggantung.
Kevin Feige sang arsitek MCU angkat bicara soal potensi bergabungnya Fantastic Four dan X-Men.
Akuisisi yang dilakukan Disney terhadap 20th Century Fox kontan membuat fans film superhero girang. Bagaimana tidak, setelah sekian lama menunggu, akhirnya Fantastic Four dan X-Men – dua franchise milik Fox – punya peluang besar untuk bergabung dengan Marvel Cinematic Universe, dan bertemu dengan The Avengers. Kini Kevin Feige sang arsitek MCU angkat bicara soal potensi bergabungnya kedua tim superhero, ketika ia menghadiri sebuah event.
Satu suara dengan para fans, Feige akan senang jika bisa memasukkan Fantastic Four dan X-Men ke MCU. Namun untuk melakukan langkah besar tersebut, Feige butuh izin dari studio, yang dalam hal ini adalah Disney, pemiik Marvel Studios. Karena itulah, Feige mengatakan,”saat ini saya sedang menunggu panggilan telepon untuk jawaban iya atau tidak (memasukkan Fantastic Four dan X-Men ke MCU.”
Untuk diketahui, proses akuisisi Disney terhadap Fox hingga kini masih berjalan, dan baru akan selesai pada musim panas 2019. Namun di tengah upaya Disney untuk membeli properti film dan TV milik Fox ini, muncul kejutan yang berpotensi mengkandaskan impian fans melihat Fantastic Four dan X-Men satu universe dengan The Avengers. Pasalnya, laporan terbaru menyebut, Comcast – perusahaan pemilik Universal Pictures – mengajukan penawaran yang dinilai lebih baik dibanding Disney untuk mengakuisisi Fox. Alhasil, selama proses akuisisi yang dijalani Disney belum rampung, kans Fantastic Four dan X-Men masuk MCU bisa dibilang masih menggantung.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Sineas Matthew Vaughn tampaknya punya ambisi besar untuk mengekspansi ‘Kick-Ass’ dan ‘Kingsman’, seiring ia berencana membuat sekuel, spin-off, reboot hingga serial televisi untuk dua franchise yang diadaptasi dari komik Mark Millar.
Sineas Matthew Vaughn tampaknya punya ambisi besar untuk mengekspansi Kick-Ass dan Kingsman, seiring ia berencana membuat sekuel, spin-off, reboot hingga serial televisi untuk dua franchise yang diadaptasi dari komik Mark Millar.
Berbincang dengan Empire, Vaughn mengakui saat ini ia tengah mengembangkan reboot Kick-Ass dengan karakter utama Patience Lee, seorang single mother keturunan Afrika-Amerika yang beraksi menjadi vigilante. FYI, film pertama Kick-Ass (2010) yang disutradarai Vaughn dinilai menghembuskan angin segar terhadap genre superhero, berkat pendekatan filmnya yang enerjik tapi juga brutal. Sayangnya,Kick-Ass 2 yang digarap Jeff Wadlow menuai respon tak sehangat karya Vaughn.
Lebih dari itu, Vaughn juga mengakui pihaknya sedang mendiskusikan film solo Mindy Macready alias Hit-Girl, karakter pendukung di Kick-Ass yang mencuri perhatian. Terkait potensi cerita, spin-off Hit-Girl bisa berfokus pada masa kecil Mindy dan pertumbuhannya bersama Big Daddy, atau saat vigilante berkostum ungu ini telah beranjak dewasa. Vaughn sendiri belum mengkonfirmasi apakah spin-off ini kembali dibintangi Chloe Moretz dan Nicholas Cage, yang sebelumnya memerankan Hit-Girl dan Big Daddy di dua film Kick-Ass terdahulu.
Setelah Kick-Ass, Vaughn kemudian membahas rencana besarnya untuk franchise Kingsman, yang sejauh ini telah menelurkan dua film dengan akumulasi pendapatan tak kurang dari $800 juta. Vaughn menyatakan akan membuat Kingsman 3 yang akan menuntaskan kisah hubungan Harry Hart dan Eggsy. Tak hanya itu, Vaughn ingin menghadirkan spin-off berjudul Kingsman: The Great Game yang rencananya akan ia garap secara marathon dengan Kingsman 3. Adapun spin-off ini akan menyoroti sepak terjang organisasi mata-mata Kingsman di awal tahun 1900-an. Dan lebih jauh lagi, Vaughn juga membeberkan rencananya untuk membuat serial Kingsman berdurasi total delapan jam. Serta membuat film agen rahasia Amerika Statesman, usai mereka diperkenalkan di Kingsman: The Golden Circle.
Sebelumnya, Vaughn pernah bercerita bahwa ia sempat berunding dengan pihak Warner Bros. terkait potensi menyutradarai film DC, yang disinyalir adalah Man of Steel 2. Sayangnya, Vaughn belum memberi keterangan lebih lanjut soal hasil diskusi film DC ini, dan ia juga belum memastikan film apa yang akan digarapnya setelah merilis Kingsman: The Golden Circle pada 2017 lalu.
Sineas Matthew Vaughn tampaknya punya ambisi besar untuk mengekspansi ‘Kick-Ass’ dan ‘Kingsman’, seiring ia berencana membuat sekuel, spin-off, reboot hingga serial televisi untuk dua franchise yang diadaptasi dari komik Mark Millar.
Sineas Matthew Vaughn tampaknya punya ambisi besar untuk mengekspansi Kick-Ass dan Kingsman, seiring ia berencana membuat sekuel, spin-off, reboot hingga serial televisi untuk dua franchise yang diadaptasi dari komik Mark Millar.
Berbincang dengan Empire, Vaughn mengakui saat ini ia tengah mengembangkan reboot Kick-Ass dengan karakter utama Patience Lee, seorang single mother keturunan Afrika-Amerika yang beraksi menjadi vigilante. FYI, film pertama Kick-Ass (2010) yang disutradarai Vaughn dinilai menghembuskan angin segar terhadap genre superhero, berkat pendekatan filmnya yang enerjik tapi juga brutal. Sayangnya,Kick-Ass 2 yang digarap Jeff Wadlow menuai respon tak sehangat karya Vaughn.
Lebih dari itu, Vaughn juga mengakui pihaknya sedang mendiskusikan film solo Mindy Macready alias Hit-Girl, karakter pendukung di Kick-Ass yang mencuri perhatian. Terkait potensi cerita, spin-off Hit-Girl bisa berfokus pada masa kecil Mindy dan pertumbuhannya bersama Big Daddy, atau saat vigilante berkostum ungu ini telah beranjak dewasa. Vaughn sendiri belum mengkonfirmasi apakah spin-off ini kembali dibintangi Chloe Moretz dan Nicholas Cage, yang sebelumnya memerankan Hit-Girl dan Big Daddy di dua film Kick-Ass terdahulu.
Setelah Kick-Ass, Vaughn kemudian membahas rencana besarnya untuk franchise Kingsman, yang sejauh ini telah menelurkan dua film dengan akumulasi pendapatan tak kurang dari $800 juta. Vaughn menyatakan akan membuat Kingsman 3 yang akan menuntaskan kisah hubungan Harry Hart dan Eggsy. Tak hanya itu, Vaughn ingin menghadirkan spin-off berjudul Kingsman: The Great Game yang rencananya akan ia garap secara marathon dengan Kingsman 3. Adapun spin-off ini akan menyoroti sepak terjang organisasi mata-mata Kingsman di awal tahun 1900-an. Dan lebih jauh lagi, Vaughn juga membeberkan rencananya untuk membuat serial Kingsman berdurasi total delapan jam. Serta membuat film agen rahasia Amerika Statesman, usai mereka diperkenalkan di Kingsman: The Golden Circle.
Sebelumnya, Vaughn pernah bercerita bahwa ia sempat berunding dengan pihak Warner Bros. terkait potensi menyutradarai film DC, yang disinyalir adalah Man of Steel 2. Sayangnya, Vaughn belum memberi keterangan lebih lanjut soal hasil diskusi film DC ini, dan ia juga belum memastikan film apa yang akan digarapnya setelah merilis Kingsman: The Golden Circle pada 2017 lalu.
A heist movie is a movie about heist. Sementara 'Ocean's 8' tak punya cukup pengalihan dan kelihaian yang dibutuhkan.
“A him gets noticed. A her gets ignored. For once, we want to be ignored.” — Debbie Ocean
Rating UP: Lewat Ocean's Eleven dan dua sekuelnya, Steven Soderbergh tak hanya membuat perbuatan kriminal terlihat keren (astaghfirullohaladzim), tapi juga menciptakan kesan bahwa bikin film heist itu gampang; yang dibutuhkan cuma segambreng karisma bintang dan sejumput gaya. Nah, Ocean's 8 punya itu. Namun itu tak otomatis menjadikannya film heist yang seru. A heist movie is a movie about heist. Sementara Ocean's 8 tak punya cukup pengalihan dan kelihaian yang dibutuhkan.
Meski demikian, nyaris mustahil untuk tak terhibur menyaksikan deretan pemain dengan level seperti ini dalam satu film. Film ini punya metodologi yang sama dengan trilogi Ocean's-nya Soderbergh, hanya saja semua pencuri kita sekarang adalah wanita. Semua pemain yang tepat sudah berkumpul. Mereka punya sumber daya yang memadai. Mereka punya rencana. Dan sungguh rencana yang lebih dari matang, sebab semua berjalan terlalu mulus untuk kita pedulikan. Timing-nya begitu sempurna, dan keberuntungan mereka begitu bagus.
Targetnya adalah kalung mewah seharga $150 juta yang disimpan di brankas yang aman selama bertahun-tahun. Kalung ini direncanakan nangkring di leher seorang aktris terkenal dalam Met Gala, acara amal tahunan yang lebih mirip arisan sosialita karena diramaikan dengan lusinan selebritis yang berpakaian glamor. Masalahnya, arisan ini adalah arisan dengan pengamanan paling ketat sedunia.
Ini tentu bukan halangan bagi Debbie Ocean (Sandra Bullock), sebab ia adalah saudari Danny Ocean, pimpinan tim pencuri di trilogi Ocean's yang dulu diperankan oleh George Clooney. Bahkan, sebetulnya rencana ini sudah dibangun Debbie dalam 5 tahun, selama ia dipenjara. Setelah berhasil meyakinkan semua orang bahwa ia sudah berhenti dengan aksi pencurian dan akan hidup dengan lurus, Debbie mengumpulkan timnya yang terdiri dari:
Dirinya sendiri sebagai ketua tim.
Lou (Cate Blanchett), sobat lama Debbie yang (kemungkinan) dulu pernah beraksi bersama.
Rose Weil (Helena Bonham Carter), desainer fashion yang ketenarannya sudah tertinggal jauh di masa lalu.
Amita (Mindy Kalling), pakar perhiasan yang getol disuruh emaknya untuk kawin.
Nine Ball (Rihanna), hacker jenius yang suka merokok ganja.
Tammy (Sarah Paulson), ibu rumah tangga yang bekerja sampingan sebagai penadah dan penyalur barang gelap.
Constance (Awkwafina), pencopet dan penipu jalanan yang ulung.
Anda pasti sudah selesai menghitung, lalu menyadari satu hal: mana anggota ke-8? Orang tersebut adalah Daphne Kluger (Anna Hathaway), aktris yang tak menyadari semua rencana pencurian ini. Target tim Ocean adalah mencuri kalung mewah tadi langsung dari leher Daphne, tak peduli dengan keberadaan puluhan kamera pengawas, satpam yang adalah mantan agen khusus, bahkan kalungnya sendiri yang punya kunci magnetik.
Menghandel karakter sebanyak ini lewat satu film, tentu saja mengharuskan mereka diberi sorotan secara bergantian. Pesona tim ini tak kalah dengan rival pria mereka di trilogi Ocean's, meski chemistry mereka tak seasyik itu. Bullock dan Blanchett mencolok cukup dengan muncul di layar; apapun yang mereka lakukan cukup untuk membuat kita terpikat. Namun yang paling bersenang-senang mungkin adalah Hathaway. Ia bermain sebagai seleb yang lebay dan labil, seolah mengolok hakikat seleb itu sendiri; seleb dengan ke-seleb-an paripurna. Penampilannya bagus, sebab tidak mendistraksi film.
Proses perencanaan pencurian rasanya lumayan lama, mengingat durasi film yang mencapai 2 jam sementara eksekusinya tak ribet-ribet amat. Tapi kalau saya ingat-ingat lagi, tak ada bagian ini yang berkesan. Padahal kan itu bisa menjadi modal suspens bagi penonton; kita dapat mengantisipasi apa yang mereka lakukan atau dibuat terkejut saat yang terjadi berjalan tak sesuai dengan yang kita ekspektasikan. Kita tak bisa diharapkan sekonyong-konyong terkejut kalau film tak membangun momen untuk itu.
Oleh karena itu, struktur film jadi terasa ganjil dengan kemunculan James Corden sebagai investigator asuransi pasca eksekusi pencurian. Corden bukan cameo, karena cameo adalah saat kita melihat Katie Holmes, Heidi Klum, dll di Met Gala. Ini barangkali adalah improvisasi dari Gary Ross yang menulis skrip bersama Olivia Milch. Ross juga menjadi sutradara, dan ia memakai trik khas franchise Ocean's: potongan gambar yang gesit serta musik latar yang nge-jazz. Namun Ross bukan Soderbergh. Improvisasinya tidak sehalus dan seenerjik Soderbergh yang membuat kita mengangguk-anggukkan kepala meski kita tahu apa yang sedang terjadi sebetulnya menggelikan dan bertentangan dengan plausibilitas dunia nyata.
Tak semua film heist harus punya detail yang ekstensif. Ada banyak film heist lain yang lebih cerdas. Namun, trilogi Ocean's pada dasarnya memang bukan soal heist, melainkan tentang bagaimana elegannya sebuah heist dilakukan. Meski begitu, bukan berarti heist-nya sendiri tak serta-merta menawarkan ketiadaan keseruan atau stakes. Apa yang dilakukan tim Ocean's 8 terlalu mudah, membuat kita berharap untuk sesuatu yang lebih. Mereka tampaknya menarik, cerdik, dan asyik. Saya yakin mereka bisa menunaikan misi yang lebih berat. ■UP
A heist movie is a movie about heist. Sementara 'Ocean's 8' tak punya cukup pengalihan dan kelihaian yang dibutuhkan.
“A him gets noticed. A her gets ignored. For once, we want to be ignored.” — Debbie Ocean
Rating UP: Lewat Ocean's Eleven dan dua sekuelnya, Steven Soderbergh tak hanya membuat perbuatan kriminal terlihat keren (astaghfirullohaladzim), tapi juga menciptakan kesan bahwa bikin film heist itu gampang; yang dibutuhkan cuma segambreng karisma bintang dan sejumput gaya. Nah, Ocean's 8 punya itu. Namun itu tak otomatis menjadikannya film heist yang seru. A heist movie is a movie about heist. Sementara Ocean's 8 tak punya cukup pengalihan dan kelihaian yang dibutuhkan.
Meski demikian, nyaris mustahil untuk tak terhibur menyaksikan deretan pemain dengan level seperti ini dalam satu film. Film ini punya metodologi yang sama dengan trilogi Ocean's-nya Soderbergh, hanya saja semua pencuri kita sekarang adalah wanita. Semua pemain yang tepat sudah berkumpul. Mereka punya sumber daya yang memadai. Mereka punya rencana. Dan sungguh rencana yang lebih dari matang, sebab semua berjalan terlalu mulus untuk kita pedulikan. Timing-nya begitu sempurna, dan keberuntungan mereka begitu bagus.
Targetnya adalah kalung mewah seharga $150 juta yang disimpan di brankas yang aman selama bertahun-tahun. Kalung ini direncanakan nangkring di leher seorang aktris terkenal dalam Met Gala, acara amal tahunan yang lebih mirip arisan sosialita karena diramaikan dengan lusinan selebritis yang berpakaian glamor. Masalahnya, arisan ini adalah arisan dengan pengamanan paling ketat sedunia.
Ini tentu bukan halangan bagi Debbie Ocean (Sandra Bullock), sebab ia adalah saudari Danny Ocean, pimpinan tim pencuri di trilogi Ocean's yang dulu diperankan oleh George Clooney. Bahkan, sebetulnya rencana ini sudah dibangun Debbie dalam 5 tahun, selama ia dipenjara. Setelah berhasil meyakinkan semua orang bahwa ia sudah berhenti dengan aksi pencurian dan akan hidup dengan lurus, Debbie mengumpulkan timnya yang terdiri dari:
Dirinya sendiri sebagai ketua tim.
Lou (Cate Blanchett), sobat lama Debbie yang (kemungkinan) dulu pernah beraksi bersama.
Rose Weil (Helena Bonham Carter), desainer fashion yang ketenarannya sudah tertinggal jauh di masa lalu.
Amita (Mindy Kalling), pakar perhiasan yang getol disuruh emaknya untuk kawin.
Nine Ball (Rihanna), hacker jenius yang suka merokok ganja.
Tammy (Sarah Paulson), ibu rumah tangga yang bekerja sampingan sebagai penadah dan penyalur barang gelap.
Constance (Awkwafina), pencopet dan penipu jalanan yang ulung.
Anda pasti sudah selesai menghitung, lalu menyadari satu hal: mana anggota ke-8? Orang tersebut adalah Daphne Kluger (Anna Hathaway), aktris yang tak menyadari semua rencana pencurian ini. Target tim Ocean adalah mencuri kalung mewah tadi langsung dari leher Daphne, tak peduli dengan keberadaan puluhan kamera pengawas, satpam yang adalah mantan agen khusus, bahkan kalungnya sendiri yang punya kunci magnetik.
Menghandel karakter sebanyak ini lewat satu film, tentu saja mengharuskan mereka diberi sorotan secara bergantian. Pesona tim ini tak kalah dengan rival pria mereka di trilogi Ocean's, meski chemistry mereka tak seasyik itu. Bullock dan Blanchett mencolok cukup dengan muncul di layar; apapun yang mereka lakukan cukup untuk membuat kita terpikat. Namun yang paling bersenang-senang mungkin adalah Hathaway. Ia bermain sebagai seleb yang lebay dan labil, seolah mengolok hakikat seleb itu sendiri; seleb dengan ke-seleb-an paripurna. Penampilannya bagus, sebab tidak mendistraksi film.
Proses perencanaan pencurian rasanya lumayan lama, mengingat durasi film yang mencapai 2 jam sementara eksekusinya tak ribet-ribet amat. Tapi kalau saya ingat-ingat lagi, tak ada bagian ini yang berkesan. Padahal kan itu bisa menjadi modal suspens bagi penonton; kita dapat mengantisipasi apa yang mereka lakukan atau dibuat terkejut saat yang terjadi berjalan tak sesuai dengan yang kita ekspektasikan. Kita tak bisa diharapkan sekonyong-konyong terkejut kalau film tak membangun momen untuk itu.
Oleh karena itu, struktur film jadi terasa ganjil dengan kemunculan James Corden sebagai investigator asuransi pasca eksekusi pencurian. Corden bukan cameo, karena cameo adalah saat kita melihat Katie Holmes, Heidi Klum, dll di Met Gala. Ini barangkali adalah improvisasi dari Gary Ross yang menulis skrip bersama Olivia Milch. Ross juga menjadi sutradara, dan ia memakai trik khas franchise Ocean's: potongan gambar yang gesit serta musik latar yang nge-jazz. Namun Ross bukan Soderbergh. Improvisasinya tidak sehalus dan seenerjik Soderbergh yang membuat kita mengangguk-anggukkan kepala meski kita tahu apa yang sedang terjadi sebetulnya menggelikan dan bertentangan dengan plausibilitas dunia nyata.
Tak semua film heist harus punya detail yang ekstensif. Ada banyak film heist lain yang lebih cerdas. Namun, trilogi Ocean's pada dasarnya memang bukan soal heist, melainkan tentang bagaimana elegannya sebuah heist dilakukan. Meski begitu, bukan berarti heist-nya sendiri tak serta-merta menawarkan ketiadaan keseruan atau stakes. Apa yang dilakukan tim Ocean's 8 terlalu mudah, membuat kita berharap untuk sesuatu yang lebih. Mereka tampaknya menarik, cerdik, dan asyik. Saya yakin mereka bisa menunaikan misi yang lebih berat. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Mengusung judul ‘You Should Have Left’, film thriller produksi Blumhouse ini akan menampilkan duet aktris kondang Amanda Seyfried dan aktor spesialis peran antagonis Kevin Bacon sebagai pasangan suami istri.
Satu lagi film thriller baru yang siap dihadirkan Blumhouse, dan kali ini studio fenomenal tersebut menggaet dua bintang yang membuat film ini menarik dinanti. Mengusung judul You Should HaveLeft, film ini akan menampilkan duet aktris kondang Amanda Seyfried dan aktor spesialis peran antagonis Kevin Bacon sebagai pasangan suami istri.
Diadaptasi dari novel karya Daniel Kehlmann berjudul sama, You Should Have Left menawarkan kisah mengerikan tentang pria kaya raya (Bacon) beristri muda (Seyfried) dan seorang anak berusia 6 tahun. Ketidakpercayaan dan kecurigaan antara satu sama lain sudah menjadi kebiasaan pasangan tersebut, saat mereka sedang berada di sebuah tempat, yang anehnya, berpotensi melanggar semua hukum fisika yang terkait dengan alam semesta.
Film berunsur supernatural ini disutradarai David Koepp, penulis skrip veteran di balik Jurassic Park dan Spider-Man(2002). FYI, pengembangan proyek ini bermula ketika Bacon menemukan novel You Should Have Left dan membawanya ke Koepp. Diketahui Bacon juga akan duduk di bangku produser bersama Jason Blum, yang di tahun lalu sukses memproduseri film thriller Get Out dan Split.
Bacon sendiri terkenal dengan peran-perannya yang berbau antagonis, setelah ia tampil mengintimidasi di Criminal Law, The River Wild, Hollow Man (dimana Bacon beradu akting dengan pemeran Thanos, Josh Brolin) hingga film superhero X-Men: First Class. Dan belum lama ini, Bacon menjadi bahan perbincangan setelah namanya disebut dalam satu adegan di Avengers: Infinity War. Sementara itu, Seyried dikenal lewat film-film populer seperti Red Riding Hood, LesMiserables dan Ted 2. Berikutnya Seyfried akan kembali berperan sebagai anak Meryl Streep di sekuel musikal Mamma Mia! yang akan tayang dalam waktu dekat.
Meski belum menentukan tanggal rilis, rencananya You Should Have Left akan syuting tahun 2018 ini.
Mengusung judul ‘You Should Have Left’, film thriller produksi Blumhouse ini akan menampilkan duet aktris kondang Amanda Seyfried dan aktor spesialis peran antagonis Kevin Bacon sebagai pasangan suami istri.
Satu lagi film thriller baru yang siap dihadirkan Blumhouse, dan kali ini studio fenomenal tersebut menggaet dua bintang yang membuat film ini menarik dinanti. Mengusung judul You Should HaveLeft, film ini akan menampilkan duet aktris kondang Amanda Seyfried dan aktor spesialis peran antagonis Kevin Bacon sebagai pasangan suami istri.
Diadaptasi dari novel karya Daniel Kehlmann berjudul sama, You Should Have Left menawarkan kisah mengerikan tentang pria kaya raya (Bacon) beristri muda (Seyfried) dan seorang anak berusia 6 tahun. Ketidakpercayaan dan kecurigaan antara satu sama lain sudah menjadi kebiasaan pasangan tersebut, saat mereka sedang berada di sebuah tempat, yang anehnya, berpotensi melanggar semua hukum fisika yang terkait dengan alam semesta.
Film berunsur supernatural ini disutradarai David Koepp, penulis skrip veteran di balik Jurassic Park dan Spider-Man(2002). FYI, pengembangan proyek ini bermula ketika Bacon menemukan novel You Should Have Left dan membawanya ke Koepp. Diketahui Bacon juga akan duduk di bangku produser bersama Jason Blum, yang di tahun lalu sukses memproduseri film thriller Get Out dan Split.
Bacon sendiri terkenal dengan peran-perannya yang berbau antagonis, setelah ia tampil mengintimidasi di Criminal Law, The River Wild, Hollow Man (dimana Bacon beradu akting dengan pemeran Thanos, Josh Brolin) hingga film superhero X-Men: First Class. Dan belum lama ini, Bacon menjadi bahan perbincangan setelah namanya disebut dalam satu adegan di Avengers: Infinity War. Sementara itu, Seyried dikenal lewat film-film populer seperti Red Riding Hood, LesMiserables dan Ted 2. Berikutnya Seyfried akan kembali berperan sebagai anak Meryl Streep di sekuel musikal Mamma Mia! yang akan tayang dalam waktu dekat.
Meski belum menentukan tanggal rilis, rencananya You Should Have Left akan syuting tahun 2018 ini.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Game ‘God of War’ berpotensi diangkat ke layar lebar, dan yang ingin menyutradarainya adalah Steven DeKnight, sineas pembesut ‘Pacific Rim: Uprising’.
Setiap video game yang sukses menjadi franchise raksasa, didukung dengan kualitas luar biasa, selalu punya potensi untuk diadaptasi menjadi film oleh Hollywood. Meski sejauh ini belum pernah ada film adaptasi game yang pantas diacungi jempol, para sineas bersama studio belum menunjukkan sikap menyerah untuk memutus “kutukan” yang telah lama melingkari film adaptasi game. Kini muncul satu judul lagi yang berpotensi diangkat ke layar lebar, dan yang ingin menyutradarainya adalah Steven DeKnight, sineas pembesut Pacific Rim: Uprising. Game ini adalahGod of War, yang terkenal dengan sajian aksi brutal Kratos dalam membunuh para Dewa.
Seperti yang dilansir ComicBook.com, DeKnight mengakui sudah punya calon aktor yang tepat untuk menghidupkan keberingasan Kratos. Ia adalah pemeran Drax di Guardians of the Galaxy, Dave Bautista. Soal alasan memilihnya, DeKnight menilai Bautista mampu melakoni dengan baik adegan drama, emosional, komedi dan action. “Saya selalu menjadi fans God of War. Menurut saya, seri terbarunya sangat cantik dan fenomenal. Saya ingin menggarap film God of War dan ingin melihat seseorang memerankannya di layar lebar,”ungkap DeKnight.
Jika ditanya film God of War seperti apa yang ingin ia hadirkan, DeKnight merasa bingung lantaran sejauh ini belum ada film adaptasi game yang benar-benar sukses secara kualitas. Namun agaknya DeKnight punya visi tersendiri dalam memfilmkan God of War. Menurutnya, untuk bisa membuat film God of War dengan tepat, pendekatan adaptasi gamenya harus seperti mengadaptasi sebuah buku. DeKnight pun mencontohkan film dan novel Jaws yang sama-sama bagus, padahal keduanya sangat berbeda.
Bagaimanapun, DeKnight tak menampik jika membuat film adaptasi game adalah proses yang sangat sulit. Pasalnya, di satu sisi film ini harus melakukan perubahan tanpa harus membuat fans gamenya merasa asing. Namun di sisi lain, film ini juga harus disajikan layaknya sebuah film betulan agar menarik di mata audiens non-gamer.
Menjadi game eksklusif andalan PlayStation, franchise God of War mengisahkan prajurit Sparta, Kratos, yang membunuh istri dan putrinya setelah ia dimanipulasi Ares sang Dewa Perang Yunani. Kratos pun akhirnya membunuh Ares atas perbuatannya dan menjadi Dewa Perang yang baru, di saat ia masih dihantui masa lalunya yang kelam. Perjalanan Kratos pun memasuki babak baru saat ia mengetahui dirinya adalah putra Zeus. Setelah ia dikhianati sang ayah, Kratos kemudian balas dendam pada para Dewa Yunani karena benci dengan aksi licik mereka. Usai menghancurkan kuil Dewa Yunani, Kratos akhirnya berkelana ke dunia Dewa Skandinavia untuk memulai hidup baru. Dan suatu ketika, Kratos dan putranya, Atreus, melakukan perjalanan jauh penuh rintangan demi memenuhi permintaan terakhir istri barunya. Dalam prosesnya, Kratos dan sang anak tak hanya harus menghadapi beragam monster kuat, tapi juga Dewa Skandinavia yang mengincar nyawa mereka.
Yang menarik, DeKnight mengkonfirmasi bahwa ia sempat berdiskusi dengan pihak SonyPlayStation soal adaptasi God of War. Ini menandakan, proyek film adaptasi God of War bisa saja dibuat, jika sudah ada momentum yang tepat untuk memberinya lampu hijau.
Game ‘God of War’ berpotensi diangkat ke layar lebar, dan yang ingin menyutradarainya adalah Steven DeKnight, sineas pembesut ‘Pacific Rim: Uprising’.
Setiap video game yang sukses menjadi franchise raksasa, didukung dengan kualitas luar biasa, selalu punya potensi untuk diadaptasi menjadi film oleh Hollywood. Meski sejauh ini belum pernah ada film adaptasi game yang pantas diacungi jempol, para sineas bersama studio belum menunjukkan sikap menyerah untuk memutus “kutukan” yang telah lama melingkari film adaptasi game. Kini muncul satu judul lagi yang berpotensi diangkat ke layar lebar, dan yang ingin menyutradarainya adalah Steven DeKnight, sineas pembesut Pacific Rim: Uprising. Game ini adalahGod of War, yang terkenal dengan sajian aksi brutal Kratos dalam membunuh para Dewa.
Seperti yang dilansir ComicBook.com, DeKnight mengakui sudah punya calon aktor yang tepat untuk menghidupkan keberingasan Kratos. Ia adalah pemeran Drax di Guardians of the Galaxy, Dave Bautista. Soal alasan memilihnya, DeKnight menilai Bautista mampu melakoni dengan baik adegan drama, emosional, komedi dan action. “Saya selalu menjadi fans God of War. Menurut saya, seri terbarunya sangat cantik dan fenomenal. Saya ingin menggarap film God of War dan ingin melihat seseorang memerankannya di layar lebar,”ungkap DeKnight.
Jika ditanya film God of War seperti apa yang ingin ia hadirkan, DeKnight merasa bingung lantaran sejauh ini belum ada film adaptasi game yang benar-benar sukses secara kualitas. Namun agaknya DeKnight punya visi tersendiri dalam memfilmkan God of War. Menurutnya, untuk bisa membuat film God of War dengan tepat, pendekatan adaptasi gamenya harus seperti mengadaptasi sebuah buku. DeKnight pun mencontohkan film dan novel Jaws yang sama-sama bagus, padahal keduanya sangat berbeda.
Bagaimanapun, DeKnight tak menampik jika membuat film adaptasi game adalah proses yang sangat sulit. Pasalnya, di satu sisi film ini harus melakukan perubahan tanpa harus membuat fans gamenya merasa asing. Namun di sisi lain, film ini juga harus disajikan layaknya sebuah film betulan agar menarik di mata audiens non-gamer.
Menjadi game eksklusif andalan PlayStation, franchise God of War mengisahkan prajurit Sparta, Kratos, yang membunuh istri dan putrinya setelah ia dimanipulasi Ares sang Dewa Perang Yunani. Kratos pun akhirnya membunuh Ares atas perbuatannya dan menjadi Dewa Perang yang baru, di saat ia masih dihantui masa lalunya yang kelam. Perjalanan Kratos pun memasuki babak baru saat ia mengetahui dirinya adalah putra Zeus. Setelah ia dikhianati sang ayah, Kratos kemudian balas dendam pada para Dewa Yunani karena benci dengan aksi licik mereka. Usai menghancurkan kuil Dewa Yunani, Kratos akhirnya berkelana ke dunia Dewa Skandinavia untuk memulai hidup baru. Dan suatu ketika, Kratos dan putranya, Atreus, melakukan perjalanan jauh penuh rintangan demi memenuhi permintaan terakhir istri barunya. Dalam prosesnya, Kratos dan sang anak tak hanya harus menghadapi beragam monster kuat, tapi juga Dewa Skandinavia yang mengincar nyawa mereka.
Yang menarik, DeKnight mengkonfirmasi bahwa ia sempat berdiskusi dengan pihak SonyPlayStation soal adaptasi God of War. Ini menandakan, proyek film adaptasi God of War bisa saja dibuat, jika sudah ada momentum yang tepat untuk memberinya lampu hijau.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Jawaban pasti akhirnya dilemparkan sutradara kawakan Peter Jackson, setelah beberapa waktu lalu ia dirumorkan tengah mempertimbangkan untuk membesut serial ‘Lord of the Rings’, atau film superhero DC.
Jawaban pasti akhirnya dilemparkan sutradara kawakan Peter Jackson, setelah beberapa waktu lalu ia dirumorkan tengah mempertimbangkan untuk membesut serial Lord of the Rings, atau film superhero DC. Melalui wawancaranya dengan Allocine, dengan tegas Jackson menyatakan ia takkan mendalangi film DC, maupun serial Lord of the Rings yang disiapkan Amazon. Jackson pun menambahkan, saat ini ia sudah punya sejumlah proyek lain yang menyita waktunya.
“Rumor itu tidak benar. Saya tak menjalani diskusi soal ini (menyutradarai serial Lord of the Rings ataupun film DC). Saya bukanlah penggemar komik. Saya tak pernah membacanya, karena komik tak sesuai dengan selera saya. Saya pun tak tertarik membuat film adaptasi komik. Rumor itu sama sekali tidak benar. Baik film DC maupun serial Lord of the Rings, keduanya akan melangkah maju tanpa saya. Tapi saat ini saya senang karena sudah punya sejumlah proyek lain untuk mengisi waktu saya,”tutur sutradara trilogi film Lord of the Rings dan The Hobbit.
Rumor ini sendiri mengklaim, ada dua pilihan proyek yang sedang dipertimbangkan Jackson beserta krunya di New Zealand: kembali ke dunia fantasi epik Middle-Earth lewat serial Lord of the Rings, atau menjajal petualangan baru di semesta superhero DC. Kini setelah kabar tersebut ditepis, pertanyaan terkait film terbaru Jackson kembali mencuat. Wajar saja, karena terakhir kali Jackson menghadirkan film adalah pada tahun 2014, yakni The Hobbit: The Battle of the Five Armies, seri pamungkas trilogi The Hobbit yang juga berbasis semesta Middle-Earth.
Adapun “proyek lain” yang dimaksud Jackson adalah film Perang Dunia I buatannya yang berjudul 14-18 Now, yang akan dirilis untuk sekolah dan bioskop di Inggris. Proyek lainnya adalah TheAdventures of Tintin 2 yang disutradarai Jackson, dan belum diketahui kapan sekuel dari film animasi rilisan 2011 ini akan diproduksi. Uniknya, sutradara film pertama Tintin, Steven Spielberg, akhirnya terjun ke jagat film superhero, dengan memproduseri Blackhawk yang diadaptasi dari komik DC. Mengingat Tintin adalah proyek kolaborasi Jackson dan Spielberg, tak menutup kemungkinan kerjasama mereka mendorong Jackson untuk mengikuti jejak rekannya, sekalipun ia sempat mengakui tak tertarik menangani film adaptasi komik.
Kini Jackson tengah mempersiapkan film terbaru yang ia produseri, Mortal Engines, untuk dirilis 14 Desember 2018. Film dystopia bernuansa steampunk ini disutradarai Christian Rivers, yang sebelumnya menangani visual efek di film-film Jackson terdahulu seperti trilogi Lord of the Rings, King Kong hingga The Hobbit: Unexpected Journey.
Jawaban pasti akhirnya dilemparkan sutradara kawakan Peter Jackson, setelah beberapa waktu lalu ia dirumorkan tengah mempertimbangkan untuk membesut serial ‘Lord of the Rings’, atau film superhero DC.
Jawaban pasti akhirnya dilemparkan sutradara kawakan Peter Jackson, setelah beberapa waktu lalu ia dirumorkan tengah mempertimbangkan untuk membesut serial Lord of the Rings, atau film superhero DC. Melalui wawancaranya dengan Allocine, dengan tegas Jackson menyatakan ia takkan mendalangi film DC, maupun serial Lord of the Rings yang disiapkan Amazon. Jackson pun menambahkan, saat ini ia sudah punya sejumlah proyek lain yang menyita waktunya.
“Rumor itu tidak benar. Saya tak menjalani diskusi soal ini (menyutradarai serial Lord of the Rings ataupun film DC). Saya bukanlah penggemar komik. Saya tak pernah membacanya, karena komik tak sesuai dengan selera saya. Saya pun tak tertarik membuat film adaptasi komik. Rumor itu sama sekali tidak benar. Baik film DC maupun serial Lord of the Rings, keduanya akan melangkah maju tanpa saya. Tapi saat ini saya senang karena sudah punya sejumlah proyek lain untuk mengisi waktu saya,”tutur sutradara trilogi film Lord of the Rings dan The Hobbit.
Rumor ini sendiri mengklaim, ada dua pilihan proyek yang sedang dipertimbangkan Jackson beserta krunya di New Zealand: kembali ke dunia fantasi epik Middle-Earth lewat serial Lord of the Rings, atau menjajal petualangan baru di semesta superhero DC. Kini setelah kabar tersebut ditepis, pertanyaan terkait film terbaru Jackson kembali mencuat. Wajar saja, karena terakhir kali Jackson menghadirkan film adalah pada tahun 2014, yakni The Hobbit: The Battle of the Five Armies, seri pamungkas trilogi The Hobbit yang juga berbasis semesta Middle-Earth.
Adapun “proyek lain” yang dimaksud Jackson adalah film Perang Dunia I buatannya yang berjudul 14-18 Now, yang akan dirilis untuk sekolah dan bioskop di Inggris. Proyek lainnya adalah TheAdventures of Tintin 2 yang disutradarai Jackson, dan belum diketahui kapan sekuel dari film animasi rilisan 2011 ini akan diproduksi. Uniknya, sutradara film pertama Tintin, Steven Spielberg, akhirnya terjun ke jagat film superhero, dengan memproduseri Blackhawk yang diadaptasi dari komik DC. Mengingat Tintin adalah proyek kolaborasi Jackson dan Spielberg, tak menutup kemungkinan kerjasama mereka mendorong Jackson untuk mengikuti jejak rekannya, sekalipun ia sempat mengakui tak tertarik menangani film adaptasi komik.
Kini Jackson tengah mempersiapkan film terbaru yang ia produseri, Mortal Engines, untuk dirilis 14 Desember 2018. Film dystopia bernuansa steampunk ini disutradarai Christian Rivers, yang sebelumnya menangani visual efek di film-film Jackson terdahulu seperti trilogi Lord of the Rings, King Kong hingga The Hobbit: Unexpected Journey.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Setelah diketahui mengembangkan film asal-usul Joker sejak tahun 2017 lalu, kini Warner Bros. juga berencana membuat film solo untuk Joker yang diperankan Jared Leto di ‘Suicide Squad’.
Mengembangkan dua film Joker sekaligus dengan dua aktor berbeda? Skenario yang terdengar aneh dan berpotensi membingungkan memang. Namun inilah yang tengah dilakukan Warner Bros. berdasarkan kabar terbaru dari Variety. Setelah diketahui mengembangkan film asal-usul Joker sejak tahun 2017 lalu, kini studio juga berencana membuat film solo untuk Joker yang diperankan Jared Leto di Suicide Squad. Selain tampil di depan layar, kabarnya aktor pemenang Oscar ini juga ikut andil di balik layar sebagai produser eksekutif.
Sementara detail cerita belum diketahui, alasan studio membuat film Joker Leto disebut untuk mengekspansi dunia yang telah diciptakan Suicide Squad, dan dari dunia Suicide Squad inilah akan lahir film-film yang terkait dengan karakter Task Force X. Film Joker Leto adalah spin-off SuicideSquad kedua yang dikembangkan, menyusul spin-off Harley Quinn yang berjudulBirds of Prey.
Joker Leto sendiri menjadi satu elemen yang kerap dikritik dari Suicide Squad. Selain karena porsi penampilannya yang kelewat sedikit, pengembangan karakter Joker ini juga terbilang minim dan membuatnya berada jauh di bawah kualitas fantastis Joker Heath Ledger di The Dark Knight. Mungkin inilah salah satu alasan studio membuatkan film solo untuk Joker Leto, yakni untuk mengeksplor karakter Joker Leto dan membuktikan villain bergigi emas ini masih punya taji untuk melampaui ekspektasi. Kini Leto dan Warner Bros. akan mencari penulis skrip untuk film berbasis DC Extended Universe tersebut.
Beralih ke film asal-usul Joker, ia dipastikan tak terkait dengan DCEU dan kemungkinan besar akan diperankan Joaquin Phoenix. Di bawah arahan sutradara Todd Phillips, rumor menyebut film ini akan bersetting tahun 80-an, dengan fokus cerita menyoroti perjalanan Joker untuk menjadi dalang aksi kriminal. Untuk saat ini belum ada kepastian terkait jadwal syuting dari kedua film solo musuh ikonik Batman.
Setelah diketahui mengembangkan film asal-usul Joker sejak tahun 2017 lalu, kini Warner Bros. juga berencana membuat film solo untuk Joker yang diperankan Jared Leto di ‘Suicide Squad’.
Mengembangkan dua film Joker sekaligus dengan dua aktor berbeda? Skenario yang terdengar aneh dan berpotensi membingungkan memang. Namun inilah yang tengah dilakukan Warner Bros. berdasarkan kabar terbaru dari Variety. Setelah diketahui mengembangkan film asal-usul Joker sejak tahun 2017 lalu, kini studio juga berencana membuat film solo untuk Joker yang diperankan Jared Leto di Suicide Squad. Selain tampil di depan layar, kabarnya aktor pemenang Oscar ini juga ikut andil di balik layar sebagai produser eksekutif.
Sementara detail cerita belum diketahui, alasan studio membuat film Joker Leto disebut untuk mengekspansi dunia yang telah diciptakan Suicide Squad, dan dari dunia Suicide Squad inilah akan lahir film-film yang terkait dengan karakter Task Force X. Film Joker Leto adalah spin-off SuicideSquad kedua yang dikembangkan, menyusul spin-off Harley Quinn yang berjudulBirds of Prey.
Joker Leto sendiri menjadi satu elemen yang kerap dikritik dari Suicide Squad. Selain karena porsi penampilannya yang kelewat sedikit, pengembangan karakter Joker ini juga terbilang minim dan membuatnya berada jauh di bawah kualitas fantastis Joker Heath Ledger di The Dark Knight. Mungkin inilah salah satu alasan studio membuatkan film solo untuk Joker Leto, yakni untuk mengeksplor karakter Joker Leto dan membuktikan villain bergigi emas ini masih punya taji untuk melampaui ekspektasi. Kini Leto dan Warner Bros. akan mencari penulis skrip untuk film berbasis DC Extended Universe tersebut.
Beralih ke film asal-usul Joker, ia dipastikan tak terkait dengan DCEU dan kemungkinan besar akan diperankan Joaquin Phoenix. Di bawah arahan sutradara Todd Phillips, rumor menyebut film ini akan bersetting tahun 80-an, dengan fokus cerita menyoroti perjalanan Joker untuk menjadi dalang aksi kriminal. Untuk saat ini belum ada kepastian terkait jadwal syuting dari kedua film solo musuh ikonik Batman.