Saturday, January 26, 2019

Trailer Perdana 'John Wick: Chapter 3 – Parabellum'

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Poster, Artikel Trailer, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Trailer Perdana 'John Wick: Chapter 3 – Parabellum'
link : Trailer Perdana 'John Wick: Chapter 3 – Parabellum'

Baca juga


Keanu Reeves diburu oleh pembunuh bayaran di seluruh dunia dalam trailer perdana 'John Wick: Chapter 3 – Parabellum'.

Barangkali tak ada yang menduga bahwa film John Wick bakal sesukses ini. Dibuat dengan bujet yang relatif minim, film pertamanya sukses meraup $88 juta dari seluruh dunia. Film keduanya lebih sukses lagi dengan pendapatan $170 juta. Tapi, siapa juga yang komplain. Kesuksesan tersebut mengantarkan kita untuk bisa mengintip lebih banyak soal semesta pembunuh bayaran dan mengijinkan Keanu Reeves untuk membantai banyak orang lewat cara-cara yang unik. Dalam film ketiganya yang berjudul John Wick: Chapter 3 – Parabellum, ancaman semakin besar dan pembunuh yang terlibat makin bertambah.

Dan tentu saja, sebagaimana yang kita mau, John Wick jadi bisa membantai lebih banyak orang. Dalam trailer perdananya –yang bisa anda tonton di bawah ini– saja, kita melihatnya menembakkan senapan, mengayunkan pedang, bahkan menjejalkan buku ke mulut musuh.

Dan kalau itu belum meyakinkan anda untuk segera memesan tiket, tunggu sampai anda melihat John Wick menunggangi kuda... di jalanan kota yang padat!

Rasa-rasanya kita tak perlu khawatir akan kualitas dan kuantitas sekuens aksi di film ini, karena ia masih digarap oleh sutradara dua film sebelumnya, yaitu Chad Stahelski. Setelah melanggar kode etik pembunuh bayaran di film kedua, John Wick sekarang menjadi obyek sayembara dimana kepalanya dihargai bayaran sebesar $14 juta. Hampir semua orang ingin memburunya, sehingga John Wick harus berjuang keras untuk lari dari New York.

"Tak ada tempat lari untukmu," ujar Sang Director (Anjelica Huston).

Dari trailer, John Wick yang ngomong-ngomong punya anjing baru, sepertinya akan dibantu oleh Halle Berry dalam usahanya untuk bertahan hidup. Kembali bermain Ian McShane, Laurence Fishburne, dan John Leguizamo.

John Wick: Chapter 3 – Parabellum direncanakan rilis pada 17 Mei. Berikut trailernya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem


Keanu Reeves diburu oleh pembunuh bayaran di seluruh dunia dalam trailer perdana 'John Wick: Chapter 3 – Parabellum'.

Barangkali tak ada yang menduga bahwa film John Wick bakal sesukses ini. Dibuat dengan bujet yang relatif minim, film pertamanya sukses meraup $88 juta dari seluruh dunia. Film keduanya lebih sukses lagi dengan pendapatan $170 juta. Tapi, siapa juga yang komplain. Kesuksesan tersebut mengantarkan kita untuk bisa mengintip lebih banyak soal semesta pembunuh bayaran dan mengijinkan Keanu Reeves untuk membantai banyak orang lewat cara-cara yang unik. Dalam film ketiganya yang berjudul John Wick: Chapter 3 – Parabellum, ancaman semakin besar dan pembunuh yang terlibat makin bertambah.

Dan tentu saja, sebagaimana yang kita mau, John Wick jadi bisa membantai lebih banyak orang. Dalam trailer perdananya –yang bisa anda tonton di bawah ini– saja, kita melihatnya menembakkan senapan, mengayunkan pedang, bahkan menjejalkan buku ke mulut musuh.

Dan kalau itu belum meyakinkan anda untuk segera memesan tiket, tunggu sampai anda melihat John Wick menunggangi kuda... di jalanan kota yang padat!

Rasa-rasanya kita tak perlu khawatir akan kualitas dan kuantitas sekuens aksi di film ini, karena ia masih digarap oleh sutradara dua film sebelumnya, yaitu Chad Stahelski. Setelah melanggar kode etik pembunuh bayaran di film kedua, John Wick sekarang menjadi obyek sayembara dimana kepalanya dihargai bayaran sebesar $14 juta. Hampir semua orang ingin memburunya, sehingga John Wick harus berjuang keras untuk lari dari New York.

"Tak ada tempat lari untukmu," ujar Sang Director (Anjelica Huston).

Dari trailer, John Wick yang ngomong-ngomong punya anjing baru, sepertinya akan dibantu oleh Halle Berry dalam usahanya untuk bertahan hidup. Kembali bermain Ian McShane, Laurence Fishburne, dan John Leguizamo.

John Wick: Chapter 3 – Parabellum direncanakan rilis pada 17 Mei. Berikut trailernya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem


Review Film: 'Glass' (2019)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Drama, Artikel Misteri, Artikel Review, Artikel Sci-Fi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Glass' (2019)
link : Review Film: 'Glass' (2019)

Baca juga


Masalah utama dari 'Glass' adalah film ini berusaha untuk meyakinkan kita bahwa nasi yang sudah menjadi bubur sebetulnya adalah nasi dan bukan bubur.

“This is not a cartoon. This is the real world.”
— Elijah Price
Rating UP:
Apakah kekuatan super itu nyata? Ataukah hal tersebut cuma sugesti yang dipercaya oleh orang-orang yang merasa dirinya superhero? Obsesi yang berlebihan kadang memang bisa menciptakan delusi. Dan hal inilah yang menjadi salah satu poin dari Glass, film penutup dari trilogi "superhero realistis" besutan M Night Shyamalan. Konsep yang menarik karena ia melakukan pendekatan kontemplatif terhadap subgenre yang sangat fantasi. Bagaimana kalau ternyata kemampuan terbang Superman hanyalah imajinasi di kepala Clark Kent?


Sayangnya, kedahsyatan Glass cuma sebatas ide. Konsep tersebut sama sekali tak nampol sedikitpun. Masalah utama dari Glass adalah film ini berusaha untuk meyakinkan kita bahwa nasi yang sudah menjadi bubur sebetulnya adalah nasi dan bukan bubur, padahal jelas-jelas ia adalah bubur. Sebuah usaha unfaedah yang sama manfaatnya dengan memperdebatkan Paslon Presiden mana yang paling sempurna. Semakin ngeselin karena usaha ini menghabiskan sebagian besar durasi film.

Film ini dimaksudkan sebagai kulminasi dari film Unbreakable-nya Shyamalan yang dirilis di tahun 2000 dan Split, satu lagi filmnya yang membuat kita kaget dengan ending-nya yang mengisyaratkan bahwa kedua film tersebut berada di semesta yang sama. David Dunn (Bruce Willis) akhirnya akan berhadapan dengan Kevin Wendell Crumb (James McAvoy), dimana Mr Glass (Samuel L Jackson) berada di tengah konflik. Dua film sebelumnya memperlihatkan dengan kepada kita mengenai tiga individu dengan kekuatan super. Di Unbreakable, David berhasil menangani rencaha jahat dari si jenius Mr Glass berkat kekuatan tubuhnya yang "tak bisa patah". Dalam Split, kita menyaksikan bahwa salah satu dari dua lusin kepribadian Kevin memberikannya kemampuan memanjat dinding.

Namun Glass mencoba untuk meng-undo semuanya; mencoba memutarbalikkan semua yang kita tahu. Bahwa para individu super ini sebenarnya bukanlah individu super, melainkan hanya orang-orang gila dengan imajinasi yang besar. "Ini adalah semacam delusi yang spesifik," kata Dr Ellie (Sarah Paulson). Lha, trus yang kita tonton di dua film sebelumnya apa dong Udiiiiiin! Ia menjelaskannya dengan metode spesial yang biasa dipakai pacar saat tercyduk jalan sama orang lain: panjang lebar dan rumit, hingga kita langsung tahu kalau itu cuma ngeles belaka.

Hal tersebut yang membuat Glass gagal dengan spektakuler. Glass menjadi film yang membosankan bagi penonton baru dan penonton lama. Penonton baru akan kebingungan karena film ini sangat bergantung pada film sebelumnya. Sedangkan penonton lama tak mendapat hal yang baru selain dari yang mereka dapat dari film sebelumnya, sebab Shyamalan tak mengembangkan cerita dari pondasi yang sudah ia buat melainkan hanya mencekoki kita dengan lagu lama. Kesannya, Shyamalan tak punya cerita dan tak bisa menemukan cara untuk menghubungkan film-filmnya.

Padahal karakter utama kita sudah terasa alami berada di satu semesta. David Dunn sekarang adalah Batman-nya Philadelphia; memberantas kejahatan jalanan dengan samaran kostum jas hujan yang membuatnya diberi julukan Sang Pengawas. Ia berhasil melacak keberadaan Kevin, psikopat dengan 24 kepribadian yang masih suka menculik dan membunuhi gadis-gadis muda. Mereka berkonfrontasi. Namun tak ada gedung yang akan meledak atau mobil yang akan berhamburan, karena mereka segera ditangkap dan dijebloskan ke sebuah rumah sakit jiwa.

Siapa sangka rumah sakit tersebut ternyata adalah tempat dimana Elijah Pryce alias Mr Glass ditahan. Ini adalah rumah sakit jiwa dengan penjagaan maksimal. Ada kamera di setiap sudut untuk mengawasi setiap pergerakan pasien. Untuk mengatasi ide-ide jenius nan licik meluncur keluar dari otaknya, Elijah dibius dengan obat, membuatnya berada dalam keadaan katatonik. Ada lampu khusus yang bisa menahan agar kepribadian Sang Monster dari Kevin tidak keluar. Sedangkan sel David dilengkapi dengan saluran yang bisa menyemprotkan air yang bisa membuatnya lemas.

Sebagian besar film menghabiskan waktu di rumah sakit ini. Disini lah Dr Ellie berusaha untuk merasionalisasi kemampuan super mereka. Spesialisasinya adalah menangani orang-orang yang merasa dirinya spesial. Ini menginjikankan filmnya untuk melakukan pendekatan yang sama seperti Unbreakable. Meski filmnya mengacu ke arah subgenre superhero, Shyamalan tak mengandalkan efek spesial. Kebanyakan aksinya digerakkan oleh dialog, tapi... GAK KAYAK GINI JUGA KELES! Hampir keseluruhan durasi didominasi dengan sesi terapi verbal yang membahas secara berulang-ulang soal kondisi mental mereka yang sudah kita khatamkan. Bahkan ada dialog gak guna yang menjelaskan dengan gamblang sesuatu yang telah dan sedang terjadi.

Ada pula percakapan ganjil mengenai hakikat superhero, buku komik, dll yang agaknya berhubungan dengan ending film, tapi saya sudah gak peduli lagi. Dan menjelaskan ini menjadi satu-satunya tugas penting bagi Spencer Treat Clark, Anya Taylor-Joy, dan Charlayne Woodard yang kembali membawakan peran mereka masing-masing dari film sebelumnya. Di satu sisi, Shyamalan terkesan tak ingin membuat filmnya terasa seperti film superhero. Ia tak menampilkan sekuens aksi yang barangkali kita semua harapkan. Namun di sisi lain, ia menekankan banget nget nget soal konsep superhero. Ambisinya untuk membuat film supehero tanpa memakai elemen standar superhero patut diapresiasi. Cuma sayang, filmnya tak punya energi.

Meski berjudul "Glass", Mr Glass sendiri tak mendapat sorotan berarti, setidaknya hingga menjelang akhir. Film ini kebanyakan diambil alih oleh Kevin dan kepribadian jamaknya. Penampilan James McAvoy menyuntikkan sedikit keseruan, dan Shyamalan dengan cerdik mengeksploitasi kemampuannya untuk berganti aksen dan gestur dalam sekejap mata lewat beberapa adegan one-take. Film ini menjadi wadah bagi Shyamalan untuk menunjukkan kemahirannya dalam mengeksekusi adegan, pemanfaatan angle, serta pembangunan suspens yang membuat kita merasa bahwa film ini terlihat lebih bagus dari sebenarnya.

Glass menjadi film dengan ide bagus dan penanganan mantap yang digoreng separo matang. Konsepnya lebih kaya dan tajam daripada apa yang kita tonton. Shayamalan dikenal sebagai tukang twist, tapi twist terbesarnya adalah bagaimana ia membangun trilogi film superhero tanpa sepengetahuan kita dalam rentang waktu hampir dua dekade. Artinya, Glass adalah sebuah klimaks. Dan kalau ini adalah klimaks yang ingin diberikan sedari awal oleh Shyamalan, maka foreplay bertahun-tahun rasanya sia-sia. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Glass

129 menit
Remaja - BO
M. Night Shyamalan
M. Night Shyamalan
M. Night Shyamalan, Jason Blum, Marc Bienstock, Ashwin Rajan
Mike Gioulakis
West Dylan Thordson

Masalah utama dari 'Glass' adalah film ini berusaha untuk meyakinkan kita bahwa nasi yang sudah menjadi bubur sebetulnya adalah nasi dan bukan bubur.

“This is not a cartoon. This is the real world.”
— Elijah Price
Rating UP:
Apakah kekuatan super itu nyata? Ataukah hal tersebut cuma sugesti yang dipercaya oleh orang-orang yang merasa dirinya superhero? Obsesi yang berlebihan kadang memang bisa menciptakan delusi. Dan hal inilah yang menjadi salah satu poin dari Glass, film penutup dari trilogi "superhero realistis" besutan M Night Shyamalan. Konsep yang menarik karena ia melakukan pendekatan kontemplatif terhadap subgenre yang sangat fantasi. Bagaimana kalau ternyata kemampuan terbang Superman hanyalah imajinasi di kepala Clark Kent?


Sayangnya, kedahsyatan Glass cuma sebatas ide. Konsep tersebut sama sekali tak nampol sedikitpun. Masalah utama dari Glass adalah film ini berusaha untuk meyakinkan kita bahwa nasi yang sudah menjadi bubur sebetulnya adalah nasi dan bukan bubur, padahal jelas-jelas ia adalah bubur. Sebuah usaha unfaedah yang sama manfaatnya dengan memperdebatkan Paslon Presiden mana yang paling sempurna. Semakin ngeselin karena usaha ini menghabiskan sebagian besar durasi film.

Film ini dimaksudkan sebagai kulminasi dari film Unbreakable-nya Shyamalan yang dirilis di tahun 2000 dan Split, satu lagi filmnya yang membuat kita kaget dengan ending-nya yang mengisyaratkan bahwa kedua film tersebut berada di semesta yang sama. David Dunn (Bruce Willis) akhirnya akan berhadapan dengan Kevin Wendell Crumb (James McAvoy), dimana Mr Glass (Samuel L Jackson) berada di tengah konflik. Dua film sebelumnya memperlihatkan dengan kepada kita mengenai tiga individu dengan kekuatan super. Di Unbreakable, David berhasil menangani rencaha jahat dari si jenius Mr Glass berkat kekuatan tubuhnya yang "tak bisa patah". Dalam Split, kita menyaksikan bahwa salah satu dari dua lusin kepribadian Kevin memberikannya kemampuan memanjat dinding.

Namun Glass mencoba untuk meng-undo semuanya; mencoba memutarbalikkan semua yang kita tahu. Bahwa para individu super ini sebenarnya bukanlah individu super, melainkan hanya orang-orang gila dengan imajinasi yang besar. "Ini adalah semacam delusi yang spesifik," kata Dr Ellie (Sarah Paulson). Lha, trus yang kita tonton di dua film sebelumnya apa dong Udiiiiiin! Ia menjelaskannya dengan metode spesial yang biasa dipakai pacar saat tercyduk jalan sama orang lain: panjang lebar dan rumit, hingga kita langsung tahu kalau itu cuma ngeles belaka.

Hal tersebut yang membuat Glass gagal dengan spektakuler. Glass menjadi film yang membosankan bagi penonton baru dan penonton lama. Penonton baru akan kebingungan karena film ini sangat bergantung pada film sebelumnya. Sedangkan penonton lama tak mendapat hal yang baru selain dari yang mereka dapat dari film sebelumnya, sebab Shyamalan tak mengembangkan cerita dari pondasi yang sudah ia buat melainkan hanya mencekoki kita dengan lagu lama. Kesannya, Shyamalan tak punya cerita dan tak bisa menemukan cara untuk menghubungkan film-filmnya.

Padahal karakter utama kita sudah terasa alami berada di satu semesta. David Dunn sekarang adalah Batman-nya Philadelphia; memberantas kejahatan jalanan dengan samaran kostum jas hujan yang membuatnya diberi julukan Sang Pengawas. Ia berhasil melacak keberadaan Kevin, psikopat dengan 24 kepribadian yang masih suka menculik dan membunuhi gadis-gadis muda. Mereka berkonfrontasi. Namun tak ada gedung yang akan meledak atau mobil yang akan berhamburan, karena mereka segera ditangkap dan dijebloskan ke sebuah rumah sakit jiwa.

Siapa sangka rumah sakit tersebut ternyata adalah tempat dimana Elijah Pryce alias Mr Glass ditahan. Ini adalah rumah sakit jiwa dengan penjagaan maksimal. Ada kamera di setiap sudut untuk mengawasi setiap pergerakan pasien. Untuk mengatasi ide-ide jenius nan licik meluncur keluar dari otaknya, Elijah dibius dengan obat, membuatnya berada dalam keadaan katatonik. Ada lampu khusus yang bisa menahan agar kepribadian Sang Monster dari Kevin tidak keluar. Sedangkan sel David dilengkapi dengan saluran yang bisa menyemprotkan air yang bisa membuatnya lemas.

Sebagian besar film menghabiskan waktu di rumah sakit ini. Disini lah Dr Ellie berusaha untuk merasionalisasi kemampuan super mereka. Spesialisasinya adalah menangani orang-orang yang merasa dirinya spesial. Ini menginjikankan filmnya untuk melakukan pendekatan yang sama seperti Unbreakable. Meski filmnya mengacu ke arah subgenre superhero, Shyamalan tak mengandalkan efek spesial. Kebanyakan aksinya digerakkan oleh dialog, tapi... GAK KAYAK GINI JUGA KELES! Hampir keseluruhan durasi didominasi dengan sesi terapi verbal yang membahas secara berulang-ulang soal kondisi mental mereka yang sudah kita khatamkan. Bahkan ada dialog gak guna yang menjelaskan dengan gamblang sesuatu yang telah dan sedang terjadi.

Ada pula percakapan ganjil mengenai hakikat superhero, buku komik, dll yang agaknya berhubungan dengan ending film, tapi saya sudah gak peduli lagi. Dan menjelaskan ini menjadi satu-satunya tugas penting bagi Spencer Treat Clark, Anya Taylor-Joy, dan Charlayne Woodard yang kembali membawakan peran mereka masing-masing dari film sebelumnya. Di satu sisi, Shyamalan terkesan tak ingin membuat filmnya terasa seperti film superhero. Ia tak menampilkan sekuens aksi yang barangkali kita semua harapkan. Namun di sisi lain, ia menekankan banget nget nget soal konsep superhero. Ambisinya untuk membuat film supehero tanpa memakai elemen standar superhero patut diapresiasi. Cuma sayang, filmnya tak punya energi.

Meski berjudul "Glass", Mr Glass sendiri tak mendapat sorotan berarti, setidaknya hingga menjelang akhir. Film ini kebanyakan diambil alih oleh Kevin dan kepribadian jamaknya. Penampilan James McAvoy menyuntikkan sedikit keseruan, dan Shyamalan dengan cerdik mengeksploitasi kemampuannya untuk berganti aksen dan gestur dalam sekejap mata lewat beberapa adegan one-take. Film ini menjadi wadah bagi Shyamalan untuk menunjukkan kemahirannya dalam mengeksekusi adegan, pemanfaatan angle, serta pembangunan suspens yang membuat kita merasa bahwa film ini terlihat lebih bagus dari sebenarnya.

Glass menjadi film dengan ide bagus dan penanganan mantap yang digoreng separo matang. Konsepnya lebih kaya dan tajam daripada apa yang kita tonton. Shayamalan dikenal sebagai tukang twist, tapi twist terbesarnya adalah bagaimana ia membangun trilogi film superhero tanpa sepengetahuan kita dalam rentang waktu hampir dua dekade. Artinya, Glass adalah sebuah klimaks. Dan kalau ini adalah klimaks yang ingin diberikan sedari awal oleh Shyamalan, maka foreplay bertahun-tahun rasanya sia-sia. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Glass

129 menit
Remaja - BO
M. Night Shyamalan
M. Night Shyamalan
M. Night Shyamalan, Jason Blum, Marc Bienstock, Ashwin Rajan
Mike Gioulakis
West Dylan Thordson

Friday, January 25, 2019

Trailer Perdana 'Spider-Man: Far From Home'

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Poster, Artikel Trailer, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Trailer Perdana 'Spider-Man: Far From Home'
link : Trailer Perdana 'Spider-Man: Far From Home'

Baca juga


Pasca tragedi 'Avengers: Infinity War', Peter Parker terlihat sehat dan bahagia dalam trailer 'Spider-Man: Far From Home'.

"Om Stark, aku tak enak badan."

Itu adalah kata-kata terakhir dari Peter Parker/Spider-Man (Tom Holland) sebelum kita melihatnya lenyap menjadi butiran debu dalam Avengers: Infinity War. Bagaimana nasibnya, kita belum akan tahu sampai Avengers: Endgame tayang. Tapi ia barangkali baik-baik saja. Atau setidaknya begitulah yang terlihat dalam trailer perdana Spider-Man: Far From Home yang telah dirilis Sony beberapa waktu lalu.

Dalam sekuel dari Spider-Man: Homecoming ini, Peter bahkan tampak sangat sumringah. Sebab, ia akan berkeliling Eropa dalam rangka karyawisata sekolah. Artinya ini sekalian jadi kesempatan yang bagus untuk pedekate dengan MJ (Zendaya). Yup, sang pahlawan New York akan jalan-jalan ke luar negeri, dan Peter merasa bahwa takkan ada bahaya disana sehingga ia memutuskan untuk tak membawa kostum Spider-Man.

Dasar Peter sotoy. Baru saja sampai, Nick Fury (Samuel L Jackson) malah muncul dan bilang bahwa Peter harus menghadapi ancaman baru. Kita bakal menyaksikan monster batu dan monster air raksasa yang memporak-porandakan Venice dan London. Tapi musuh besarnya barangkali adalah penyihir misterius berjuluk Mysterio yang diperankan oleh Jake Gyllenhaal dengan dandanan ala Doctor Strange.

"Kamu tak mau terlibat dalam semua ini," ancamnya sembari menembakkan sinar hijau.

Kembali bermain Marisa Tomei sebagai Bibi May, Jon Favreau sebagai Happy Hogan, dan Jacob Batalon sebagai sobat karib Peter, Ned. Michael Keaton kabarnya juga akan memainkan lagi perannya sebagai Vulture dari film sebelumnya. Jon Watts juga akan kembali duduk di kursi sutradara.

Spider-Man: Far From Home direncanakan rilis pada 5 Juli. Berikut trailernya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem


Pasca tragedi 'Avengers: Infinity War', Peter Parker terlihat sehat dan bahagia dalam trailer 'Spider-Man: Far From Home'.

"Om Stark, aku tak enak badan."

Itu adalah kata-kata terakhir dari Peter Parker/Spider-Man (Tom Holland) sebelum kita melihatnya lenyap menjadi butiran debu dalam Avengers: Infinity War. Bagaimana nasibnya, kita belum akan tahu sampai Avengers: Endgame tayang. Tapi ia barangkali baik-baik saja. Atau setidaknya begitulah yang terlihat dalam trailer perdana Spider-Man: Far From Home yang telah dirilis Sony beberapa waktu lalu.

Dalam sekuel dari Spider-Man: Homecoming ini, Peter bahkan tampak sangat sumringah. Sebab, ia akan berkeliling Eropa dalam rangka karyawisata sekolah. Artinya ini sekalian jadi kesempatan yang bagus untuk pedekate dengan MJ (Zendaya). Yup, sang pahlawan New York akan jalan-jalan ke luar negeri, dan Peter merasa bahwa takkan ada bahaya disana sehingga ia memutuskan untuk tak membawa kostum Spider-Man.

Dasar Peter sotoy. Baru saja sampai, Nick Fury (Samuel L Jackson) malah muncul dan bilang bahwa Peter harus menghadapi ancaman baru. Kita bakal menyaksikan monster batu dan monster air raksasa yang memporak-porandakan Venice dan London. Tapi musuh besarnya barangkali adalah penyihir misterius berjuluk Mysterio yang diperankan oleh Jake Gyllenhaal dengan dandanan ala Doctor Strange.

"Kamu tak mau terlibat dalam semua ini," ancamnya sembari menembakkan sinar hijau.

Kembali bermain Marisa Tomei sebagai Bibi May, Jon Favreau sebagai Happy Hogan, dan Jacob Batalon sebagai sobat karib Peter, Ned. Michael Keaton kabarnya juga akan memainkan lagi perannya sebagai Vulture dari film sebelumnya. Jon Watts juga akan kembali duduk di kursi sutradara.

Spider-Man: Far From Home direncanakan rilis pada 5 Juli. Berikut trailernya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem


DiCaprio, Pitt Hingga Robbie di Jajaran Foto Terbaru ‘Once Upon a Time in Hollywood’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : DiCaprio, Pitt Hingga Robbie di Jajaran Foto Terbaru ‘Once Upon a Time in Hollywood’
link : DiCaprio, Pitt Hingga Robbie di Jajaran Foto Terbaru ‘Once Upon a Time in Hollywood’

Baca juga


‘Once Upon a Time Hollywood’ merilis jajaran foto terbaru yang sangat menarik, yang menampilkan cast bertabur bintang dari film terbaru Quentin Tarantino.

Ada beberapa alasan mengapa Once Upon a Time Hollywood menjadi salah satu film paling diantisipasi tahun 2019. Pertama, jelas karena ini adalah karya terbaru dari penulis/sutradara top Quentin Tarantino. Alasan lainnya, tak bisa dipungkiri adalah jajaran cast filmnya yang bertabur bintang.








Tak tanggung-tanggung, Tarantino bahkan menggandeng Brad Pitt, Leonardo DiCaprio hingga Al Pacino sekaligus, dan untuk melengkapi daftar pemainnya yang sudah mengkilap, sang sineas juga menambahkan Margot Robbie sebagai pemeran aktris Hollywood yang tenar di tahun 60-an, Sharon Tate. Menjawab rasa penasaran akan penampilan mereka di film mendatang, Vanity Fair pun merilis jajaran foto terbaru yang sangat menarik, mulai dari yang di balik layar hingga adegan yang terdapat di filmnya.

Ditulis dan disutradarai Tarantino, Once Upon a Time in Hollywood bersetting di Los Angeles pada tahun 1969, dimana saat itu jagat hiburan Amerika didominasi kaum hippies. Film ini mengusung dua karakter sentral bernama Rick Dalton (DiCaprio) – mantan bintang serial TV western – dan Cliff Booth (Pitt) – stuntman andalan Dalton. Mereka berdua mengalami kesulitan untuk berkarir di Hollywood lantaran kondisinya yang sudah berubah. Namun di tengah kesulitan ini, Rick punya tetangga yang sangat terkenal yang mungkin bisa membantunya, yaitu Sharon Tate.

Disamping cerita utama tentang perjuangan Rick dan Cliff meraih kesuksesan di Hollywood, film ini juga menyoroti beberapa peristiwa menggemparkan di tahun 1969, salah satunya adalah aksi pembunuhan oleh kelompok Charles Manson, dimana Sharon Tate turut menjadi korban. Adapun Once Upon a Time in Hollywood akan menjadi homage untuk dua film klasik legendaris besutan Sergio Leone, Once Upon a Time in the West dan Once Upon a Time in America. Karena itu, film Tarantino ini berpotensi menjadi penutup “spiritual” dari trilogi Once Upon a Time.

Selain Leo, Pitt, Robbie dan Pacino, film yang diakui Tarantino menyerupai Pulp Fiction ini juga menampilkan Lena Dunham, Maya Hawke, Timothy Olyphant, Burt Reynolds, Damian Lewis, Luke Perry, Dakota Fanning, James Marsden, Clifton Collins, Keith Jefferson, Emile Hirsch, Tim Roth, Michael Madsen, Danny Strong, Sydney Sweeney, Clu Gulager, James Landry Hébert, Mikey Madison dan Nicholas Hammond. Once Upon a Time in Hollywood menandai kolaborasi pertama Tarantino dengan Sony Pictures, setelah sekian lama ia bekerja sama dengan The Weinstein Company.

Berjudul resmi Once Upon a Time … in Hollywood, rencananya film terbaru Tarantino akan dirilis 26 Juli 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

‘Once Upon a Time Hollywood’ merilis jajaran foto terbaru yang sangat menarik, yang menampilkan cast bertabur bintang dari film terbaru Quentin Tarantino.

Ada beberapa alasan mengapa Once Upon a Time Hollywood menjadi salah satu film paling diantisipasi tahun 2019. Pertama, jelas karena ini adalah karya terbaru dari penulis/sutradara top Quentin Tarantino. Alasan lainnya, tak bisa dipungkiri adalah jajaran cast filmnya yang bertabur bintang.








Tak tanggung-tanggung, Tarantino bahkan menggandeng Brad Pitt, Leonardo DiCaprio hingga Al Pacino sekaligus, dan untuk melengkapi daftar pemainnya yang sudah mengkilap, sang sineas juga menambahkan Margot Robbie sebagai pemeran aktris Hollywood yang tenar di tahun 60-an, Sharon Tate. Menjawab rasa penasaran akan penampilan mereka di film mendatang, Vanity Fair pun merilis jajaran foto terbaru yang sangat menarik, mulai dari yang di balik layar hingga adegan yang terdapat di filmnya.

Ditulis dan disutradarai Tarantino, Once Upon a Time in Hollywood bersetting di Los Angeles pada tahun 1969, dimana saat itu jagat hiburan Amerika didominasi kaum hippies. Film ini mengusung dua karakter sentral bernama Rick Dalton (DiCaprio) – mantan bintang serial TV western – dan Cliff Booth (Pitt) – stuntman andalan Dalton. Mereka berdua mengalami kesulitan untuk berkarir di Hollywood lantaran kondisinya yang sudah berubah. Namun di tengah kesulitan ini, Rick punya tetangga yang sangat terkenal yang mungkin bisa membantunya, yaitu Sharon Tate.

Disamping cerita utama tentang perjuangan Rick dan Cliff meraih kesuksesan di Hollywood, film ini juga menyoroti beberapa peristiwa menggemparkan di tahun 1969, salah satunya adalah aksi pembunuhan oleh kelompok Charles Manson, dimana Sharon Tate turut menjadi korban. Adapun Once Upon a Time in Hollywood akan menjadi homage untuk dua film klasik legendaris besutan Sergio Leone, Once Upon a Time in the West dan Once Upon a Time in America. Karena itu, film Tarantino ini berpotensi menjadi penutup “spiritual” dari trilogi Once Upon a Time.

Selain Leo, Pitt, Robbie dan Pacino, film yang diakui Tarantino menyerupai Pulp Fiction ini juga menampilkan Lena Dunham, Maya Hawke, Timothy Olyphant, Burt Reynolds, Damian Lewis, Luke Perry, Dakota Fanning, James Marsden, Clifton Collins, Keith Jefferson, Emile Hirsch, Tim Roth, Michael Madsen, Danny Strong, Sydney Sweeney, Clu Gulager, James Landry Hébert, Mikey Madison dan Nicholas Hammond. Once Upon a Time in Hollywood menandai kolaborasi pertama Tarantino dengan Sony Pictures, setelah sekian lama ia bekerja sama dengan The Weinstein Company.

Berjudul resmi Once Upon a Time … in Hollywood, rencananya film terbaru Tarantino akan dirilis 26 Juli 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Thursday, January 24, 2019

Vin Diesel Umumkan Jadwal Syuting ‘Fast & Furious 9’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Vin Diesel Umumkan Jadwal Syuting ‘Fast & Furious 9’
link : Vin Diesel Umumkan Jadwal Syuting ‘Fast & Furious 9’

Baca juga


Usai belum lama ini menyelesaikan proses syuting film action ‘Bloodshot’, Vin Diesel memastikan film berikutnya yang siap ia mainkan adalah 'Fast & Furious 9'.

Usai belum lama ini menyelesaikan proses syuting film action Bloodshot, Vin Diesel memastikan film berikutnya yang siap ia mainkan adalah Fast & Furious 9.

Melalui postingan terbarunya di Instagram, Diesel pun mengumumkan sekuel The Fate of the Furious ini akan mulai syuting Februari 2019. Jadwal ini diketahui lebih cepat jika dibandingkan kabar sebelumnya yang menyebut filmnya akan syuting April 2019. Dengan lokasi syuting yang mengambil tempat di London, seri teranyar ini kembali disutradarai Justin Lin. Sineas satu ini jelas bukan orang baru dalam franchise Fast & Furious, karena sebelumnya ia berpengalaman membesut Tokyo Drift (2006), Fast & Furious (2009), Fast Five (2011) dan Fast & Furious 6 (2013). Semua film besutan Lin ini selalu sukses merajai box office, sehingga tak berlebihan jika Diesel pernah menobatkan Lin sebagai “arsitek” franchise Fast & Furious. Untuk saat ini, belum ada keterangan lebih lanjut mengenai cerita serta pemain resmi Fast & Furious 9, selain Diesel.

Lebih dari itu, masih jadi pertanyaan apakah Dwayne Johnson dan Jason Statham akan kembali di Fast & Furious 9, selepas mereka tampil di seri kedelapan. Namun produser/penulis franchise, Chris Morgan, sempat mengungkapkan suatu saat Johnson dan Statham pasti akan absen, hanya saja ia tak tahu di film mana mereka tak diikutsertakan. Johnson dan Statham sendiri rencananya akan kembali di Hobbs and Shaw, spin-off perdana dari Fast & Furious. Ada kemungkinan absennya Johnson di seri utama berhubungan dengan perseteruan panasnya dengan Diesel, semasa mereka menjalani syuting film-film Fast & Furious terdahulu.

Rencananya Fast & Furious 9 akan dirilis 10 April 2020, menyusul Hobbs and Shaw yang akan tayang lebih dulu pada 26 Juli 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Usai belum lama ini menyelesaikan proses syuting film action ‘Bloodshot’, Vin Diesel memastikan film berikutnya yang siap ia mainkan adalah 'Fast & Furious 9'.

Usai belum lama ini menyelesaikan proses syuting film action Bloodshot, Vin Diesel memastikan film berikutnya yang siap ia mainkan adalah Fast & Furious 9.

Melalui postingan terbarunya di Instagram, Diesel pun mengumumkan sekuel The Fate of the Furious ini akan mulai syuting Februari 2019. Jadwal ini diketahui lebih cepat jika dibandingkan kabar sebelumnya yang menyebut filmnya akan syuting April 2019. Dengan lokasi syuting yang mengambil tempat di London, seri teranyar ini kembali disutradarai Justin Lin. Sineas satu ini jelas bukan orang baru dalam franchise Fast & Furious, karena sebelumnya ia berpengalaman membesut Tokyo Drift (2006), Fast & Furious (2009), Fast Five (2011) dan Fast & Furious 6 (2013). Semua film besutan Lin ini selalu sukses merajai box office, sehingga tak berlebihan jika Diesel pernah menobatkan Lin sebagai “arsitek” franchise Fast & Furious. Untuk saat ini, belum ada keterangan lebih lanjut mengenai cerita serta pemain resmi Fast & Furious 9, selain Diesel.

Lebih dari itu, masih jadi pertanyaan apakah Dwayne Johnson dan Jason Statham akan kembali di Fast & Furious 9, selepas mereka tampil di seri kedelapan. Namun produser/penulis franchise, Chris Morgan, sempat mengungkapkan suatu saat Johnson dan Statham pasti akan absen, hanya saja ia tak tahu di film mana mereka tak diikutsertakan. Johnson dan Statham sendiri rencananya akan kembali di Hobbs and Shaw, spin-off perdana dari Fast & Furious. Ada kemungkinan absennya Johnson di seri utama berhubungan dengan perseteruan panasnya dengan Diesel, semasa mereka menjalani syuting film-film Fast & Furious terdahulu.

Rencananya Fast & Furious 9 akan dirilis 10 April 2020, menyusul Hobbs and Shaw yang akan tayang lebih dulu pada 26 Juli 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Setelah ‘Bird Box’, Netflix & Sandra Bullock Bereuni di Film Fantasi ‘Reborn’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Setelah ‘Bird Box’, Netflix & Sandra Bullock Bereuni di Film Fantasi ‘Reborn’
link : Setelah ‘Bird Box’, Netflix & Sandra Bullock Bereuni di Film Fantasi ‘Reborn’

Baca juga


Menyusul kesuksesan Bird Box, Netflix dan Sandra kembali berkolaborasi di sebuah film fantasi berjudul ‘Reborn’.

Menyusul kesuksesan Bird Box, Netflix dan Sandra Bullock kembali berkolaborasi di sebuah film fantasi berjudul Reborn. Proyek ini pun semakin menarik dinanti, karena ia diadaptasi dari komik Reborn karya Mark Millar, yang dikenal sebagai komikus di balik Kick-Ass dan Kingsman. Millar diketahui ikut andil menjadi produser eksekutif, di film yang disutradarai pembesut The LEGO Batman, Chris McKay.

Menurut kabar dari Deadline, untuk saat ini Bullock hanya terlibat sebagai produser. Namun tak menutup kemungkinan aktris pemenang Oscar ini juga akan menjadi pemeran utama di Reborn. Bullock dan Netflix sendiri baru saja merasakan kesuksesan dari kolaborasi perdana mereka di Bird Box, yang dirilis 21 Desember 2018. Selain memecahkan rekor sebagai film original Netflix paling banyak ditonton, film thriller sci-fi ini juga menjadi topik perbincangan hangat karena premisnya yang unik. Alhasil, dengan pencapaian Bird Box tersebut, wajar saja bila Netflix kembali menggandeng Bullock, dengan harapan Reborn bisa kembali mengulang kesuksesan serupa.

Sementara itu, Reborn mengisahkan wanita berumur 80 tahun, Bonnie Black, yang menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Manhattan. Namun kematian ini justru hanyalah sebuah awal, karena setelahnya ia kembali hidup di dunia fantasi Adystria yang dihuni banyak monster dan naga. Di dunia yang menjadi tempat perang abadi antara kebaikan dan kejahatan ini, Bonnie juga mendapati tubuhnya kembali kuat seperti saat ia muda, dan di saat bersamaan, kedatangan Bonnie juga dinanti oleh orang-orang yang dekat dengannya. Berbekal senjata pedang dan bantuan dari mendiang ayahnya yang ikut mendampingi, Bonnie pun akhirnya berpetualang di dunia misterius nan keras Adystria untuk mengetahui dimana sebenarnya ia berada.

Reborn sendiri akan diproduksi Vertigo Entertainment, yang sebelumnya dikenal lewat film horror fenomenal IT. Dengan bangku penulis skrip yang masih kosong, belum diketahui pasti kapan Netflix akan menggulirkan proses syuting dan merilis Reborn.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Menyusul kesuksesan Bird Box, Netflix dan Sandra kembali berkolaborasi di sebuah film fantasi berjudul ‘Reborn’.

Menyusul kesuksesan Bird Box, Netflix dan Sandra Bullock kembali berkolaborasi di sebuah film fantasi berjudul Reborn. Proyek ini pun semakin menarik dinanti, karena ia diadaptasi dari komik Reborn karya Mark Millar, yang dikenal sebagai komikus di balik Kick-Ass dan Kingsman. Millar diketahui ikut andil menjadi produser eksekutif, di film yang disutradarai pembesut The LEGO Batman, Chris McKay.

Menurut kabar dari Deadline, untuk saat ini Bullock hanya terlibat sebagai produser. Namun tak menutup kemungkinan aktris pemenang Oscar ini juga akan menjadi pemeran utama di Reborn. Bullock dan Netflix sendiri baru saja merasakan kesuksesan dari kolaborasi perdana mereka di Bird Box, yang dirilis 21 Desember 2018. Selain memecahkan rekor sebagai film original Netflix paling banyak ditonton, film thriller sci-fi ini juga menjadi topik perbincangan hangat karena premisnya yang unik. Alhasil, dengan pencapaian Bird Box tersebut, wajar saja bila Netflix kembali menggandeng Bullock, dengan harapan Reborn bisa kembali mengulang kesuksesan serupa.

Sementara itu, Reborn mengisahkan wanita berumur 80 tahun, Bonnie Black, yang menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Manhattan. Namun kematian ini justru hanyalah sebuah awal, karena setelahnya ia kembali hidup di dunia fantasi Adystria yang dihuni banyak monster dan naga. Di dunia yang menjadi tempat perang abadi antara kebaikan dan kejahatan ini, Bonnie juga mendapati tubuhnya kembali kuat seperti saat ia muda, dan di saat bersamaan, kedatangan Bonnie juga dinanti oleh orang-orang yang dekat dengannya. Berbekal senjata pedang dan bantuan dari mendiang ayahnya yang ikut mendampingi, Bonnie pun akhirnya berpetualang di dunia misterius nan keras Adystria untuk mengetahui dimana sebenarnya ia berada.

Reborn sendiri akan diproduksi Vertigo Entertainment, yang sebelumnya dikenal lewat film horror fenomenal IT. Dengan bangku penulis skrip yang masih kosong, belum diketahui pasti kapan Netflix akan menggulirkan proses syuting dan merilis Reborn.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Wednesday, January 23, 2019

Tanggapan Aktor Daredevil Soal Nasib Serialnya

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tanggapan Aktor Daredevil Soal Nasib Serialnya
link : Tanggapan Aktor Daredevil Soal Nasib Serialnya

Baca juga


Keputusan Netflix untuk mempensiunkan serial ‘Daredevil’ akhirnya menuai komentar dari Charlie Cox, yang tak lain pemeran Matt Murdock a.k.a. Daredevil.

Mengusung cerita pertarungan ronde kedua antara Matt Murdock dan Wilson Fisk, Daredevil season ketiga tak bisa dipungkiri serial superhero dengan kualitas luar biasa. Dengan jalan ceritanya yang emosional dan dramatis serta eksplorasi karakter yang memikat, tak berlebihan jika season ketiga dinobatkan sebagai season terbaik Daredevil, bahkan tak sedikit pula yang menyebutnya masterpiece.

Sayangnya, kendati ending season ketiga menyisakan sekelumit cerita potensial untuk digali di season berikutnya, Netflix telah mengumumkan season ketiga adalah yang terakhir, terlepas dari fakta showrunner Erik Oleson sudah punya gambaran cerita untuk season keempat. Keputusan Netflix yang disayangkan banyak pihak ini pun akhirnya menuai komentar dari Charlie Cox, yang tak lain pemeran Matt Murdock a.k.a. Daredevil.

Saat berbincang dengan Collider, Cox mengakui bahwa ia tahu ide cerita season keempat telah diajukan kepada Netflix. Meski tak mengetahui keseluruhan cerita untuk season keempat, Cox telah mengetahui inti ceritanya, dan hal ini membuat dirinya antusias. Terlebih dengan respon penonton terhadap season ketiga, Cox beranggapan tim produksi makin bersemangat untuk membuat season terbaru Daredevil. Jadi ketika mengetahui Daredevil resmi tak lagi dilanjutkan, Cox mengungkapkan bahwa ia merasa terkejut dan sedih, karena tadinya ia sudah siap memainkan karakter yang dicintainya dalam jangka waktu yang lama.

Bagaimanapun, ada sisi positif yang ditangkap Cox di balik pensiunnya Daredevil. Ia justru senang serial ini berakhir dengan performa terbaik, dan bisa terus tampil konsisten dari awal hingga akhir. Karena menurut Cox, ada kalanya serial yang berumur panjang dan punya banyak season malah kesulitan mempertahankan kualitasnya, bahkan tak jarang ada yang mengalami penurunan.

Sementara itu, season pertama Daredevil meluncur pada 2015, diikuti season kedua pada 2016. Netflix sendiri mengumumkan tak melanjutkan Daredevil pada Desember 2018, atau dua bulan pasca season ketiga dirilis. Sayangnya, Netflix tak menjelaskan kenapa mereka tak melanjutkan serial produksi Marvel TV. Yang jelas, Netflix menyebut karakter Daredevil akan muncul di proyek masa depan Marvel, dan memastikan tiga season Daredevil akan tetap eksis di layanan streamingnya selama beberapa tahun kedepan.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Keputusan Netflix untuk mempensiunkan serial ‘Daredevil’ akhirnya menuai komentar dari Charlie Cox, yang tak lain pemeran Matt Murdock a.k.a. Daredevil.

Mengusung cerita pertarungan ronde kedua antara Matt Murdock dan Wilson Fisk, Daredevil season ketiga tak bisa dipungkiri serial superhero dengan kualitas luar biasa. Dengan jalan ceritanya yang emosional dan dramatis serta eksplorasi karakter yang memikat, tak berlebihan jika season ketiga dinobatkan sebagai season terbaik Daredevil, bahkan tak sedikit pula yang menyebutnya masterpiece.

Sayangnya, kendati ending season ketiga menyisakan sekelumit cerita potensial untuk digali di season berikutnya, Netflix telah mengumumkan season ketiga adalah yang terakhir, terlepas dari fakta showrunner Erik Oleson sudah punya gambaran cerita untuk season keempat. Keputusan Netflix yang disayangkan banyak pihak ini pun akhirnya menuai komentar dari Charlie Cox, yang tak lain pemeran Matt Murdock a.k.a. Daredevil.

Saat berbincang dengan Collider, Cox mengakui bahwa ia tahu ide cerita season keempat telah diajukan kepada Netflix. Meski tak mengetahui keseluruhan cerita untuk season keempat, Cox telah mengetahui inti ceritanya, dan hal ini membuat dirinya antusias. Terlebih dengan respon penonton terhadap season ketiga, Cox beranggapan tim produksi makin bersemangat untuk membuat season terbaru Daredevil. Jadi ketika mengetahui Daredevil resmi tak lagi dilanjutkan, Cox mengungkapkan bahwa ia merasa terkejut dan sedih, karena tadinya ia sudah siap memainkan karakter yang dicintainya dalam jangka waktu yang lama.

Bagaimanapun, ada sisi positif yang ditangkap Cox di balik pensiunnya Daredevil. Ia justru senang serial ini berakhir dengan performa terbaik, dan bisa terus tampil konsisten dari awal hingga akhir. Karena menurut Cox, ada kalanya serial yang berumur panjang dan punya banyak season malah kesulitan mempertahankan kualitasnya, bahkan tak jarang ada yang mengalami penurunan.

Sementara itu, season pertama Daredevil meluncur pada 2015, diikuti season kedua pada 2016. Netflix sendiri mengumumkan tak melanjutkan Daredevil pada Desember 2018, atau dua bulan pasca season ketiga dirilis. Sayangnya, Netflix tak menjelaskan kenapa mereka tak melanjutkan serial produksi Marvel TV. Yang jelas, Netflix menyebut karakter Daredevil akan muncul di proyek masa depan Marvel, dan memastikan tiga season Daredevil akan tetap eksis di layanan streamingnya selama beberapa tahun kedepan.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem