- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Trailer, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Dwayne Johnson dan Jason Statham dipaksa bekerja sama untuk menghadapi Idris Elba berkekuatan super.
Ingat saat Fast & Furious adalah film soal balap-balapan? Begitu cepat waktu berlalu dan begitu banyak hal yang berubah. Setelah hampir dua puluh tahun, franchise ini sudah bertransformasi menjadi banyak hal, tapi yang paling utama adalah menjadi film supermacho yang menentang logika dan hukum fisika. Sekarang, memasuki film ke-9, ia menjadi film dimana Dwayne Johnson dan Jason Statham menghajar orang.
Atau setidaknya begitulah yang terlihat dari trailer perdana Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw.
Film ini tidak lagi berfokus pada Dom (Vin Diesel) dan keluarganya, melainkan agen Luke Hobbs (Dwayne Johnson) dan mantan penjahat Deckard Shaw (Jason Statham). Terakhir kali kita berjumpa di The Fate of the Furious, mereka sepertinya punya chemistry yang asyik. Sekarang keduanya dimintai tolong untuk mengatasi ancaman dari teroris bernama Brixton (Idris Elba). Respon mereka saat mereka disuruh bekerja sama?
"Mustahil, dia ini bajingan!" teriak mereka satu sama lain.
Tapi mereka harus bergabung sebab musuh kali ini punya kekuatan super. Dalam trailer, kita melihat Idris Elba ditembakkan dengan semacam sinar laser yang bisa membuat ototnya semakin kuat.
"Aku adalah evolusi manusia. Antipeluru. Manusia super," katanya.
Kita juga bakal menyaksikan aksi standar film Fast & Furious seperti sekuens mobil yang berloncatan dari gedung. Ada pula aksi komikal dimana Shaw mengerjai Hobbs saat mereka akan meloncat dari pencakar langit. Sebagian porsi durasi juga diberikan untuk Vanessa Kirby yang selalu terlihat khawatir. Tapi sebagian besar trailer ini adalah soal Dwayne Johnson dan Jason Statham menghajar orang.
Film ini sendiri digarap oleh sutradara yang sudah biasa membuat film soal hajar-menghajar orang. Sutradara tersebut adalah David Leitch, yang sebelumnya membesut John Wick, Atomic Blonde, dan Deadpool 2.
Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw direncanakan tayang pada 2 Agustus. Berikut trailernya. ■UP
Dwayne Johnson dan Jason Statham dipaksa bekerja sama untuk menghadapi Idris Elba berkekuatan super.
Ingat saat Fast & Furious adalah film soal balap-balapan? Begitu cepat waktu berlalu dan begitu banyak hal yang berubah. Setelah hampir dua puluh tahun, franchise ini sudah bertransformasi menjadi banyak hal, tapi yang paling utama adalah menjadi film supermacho yang menentang logika dan hukum fisika. Sekarang, memasuki film ke-9, ia menjadi film dimana Dwayne Johnson dan Jason Statham menghajar orang.
Atau setidaknya begitulah yang terlihat dari trailer perdana Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw.
Film ini tidak lagi berfokus pada Dom (Vin Diesel) dan keluarganya, melainkan agen Luke Hobbs (Dwayne Johnson) dan mantan penjahat Deckard Shaw (Jason Statham). Terakhir kali kita berjumpa di The Fate of the Furious, mereka sepertinya punya chemistry yang asyik. Sekarang keduanya dimintai tolong untuk mengatasi ancaman dari teroris bernama Brixton (Idris Elba). Respon mereka saat mereka disuruh bekerja sama?
"Mustahil, dia ini bajingan!" teriak mereka satu sama lain.
Tapi mereka harus bergabung sebab musuh kali ini punya kekuatan super. Dalam trailer, kita melihat Idris Elba ditembakkan dengan semacam sinar laser yang bisa membuat ototnya semakin kuat.
"Aku adalah evolusi manusia. Antipeluru. Manusia super," katanya.
Kita juga bakal menyaksikan aksi standar film Fast & Furious seperti sekuens mobil yang berloncatan dari gedung. Ada pula aksi komikal dimana Shaw mengerjai Hobbs saat mereka akan meloncat dari pencakar langit. Sebagian porsi durasi juga diberikan untuk Vanessa Kirby yang selalu terlihat khawatir. Tapi sebagian besar trailer ini adalah soal Dwayne Johnson dan Jason Statham menghajar orang.
Film ini sendiri digarap oleh sutradara yang sudah biasa membuat film soal hajar-menghajar orang. Sutradara tersebut adalah David Leitch, yang sebelumnya membesut John Wick, Atomic Blonde, dan Deadpool 2.
Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw direncanakan tayang pada 2 Agustus. Berikut trailernya. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel ACE,
Artikel Award, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
'Bohemian Rhapsody' dengan mengejutkan menjadi film dengan editing terbaik tahun ini dalam ACE Eddie Awards ke-69. Berikut daftar lengkap nominasinya.
Awards season tahun ini semakin tak bisa diduga. Bohemian Rhapsody, salah satu film yang relatif kurang dijagokan, rupanya mengukuhkan posisinya sebagai kontender betulan. Dalam malam penghargaan ACE Eddie Awards ke-69 yang diselenggarakan kemarin (1/2), film biografi Queen tersebut berhasil menyabet piala tertinggi untuk editornya, John Ottman.
Film ini secara mengejutkan sukses mengalahkan film-film lain yang lebih diandalkan diantaranya BlacKkKlansman, First Man, Roma, dan A Star is Born.
ACE Eddie Awards merupakan penghargaan yang diberikan oleh American Cinema Editors (ACE) untuk mengapresiasi editing terbaik dalam film, acara televisi, dan dokumenter. Penghargaan ini biasanya merupakan barometer yang kuat untuk memprediksi kategori Editing di Oscar. Dalam 28 tahun terakhir, 21 pemenang ACE berhasil memenangkan kategori Editing Oscar.
Nah, yang lebih penting lagi, kategori Editing Oscar merupakan salah satu kategori kunci dalam penentuan Best Picture. 17 Best Picture Oscar dalam 28 tahun terakhir merupakan pemenang ACE. Artinya, Bohemian Rhapsody baru saja melontarkan dirinya sebagai kontender kuat di kontestasi Best Picture Oscar.
Sementara itu, di kategori Comedy or Musical, The Favourite berhasil mengalahkan Crazy Rich Asians, Deadpool 2, Green Book, dan Vice. Yah, bukan kompetisi yang pelik sih.
Kategori animasi, tentu saja dimenangkan oleh Spider-Man: Into the Spider-Verse. Film ini mengalahkan Incredibles 2 dan Isle of Dogs.
Piala di departemen televisi dibawa pulang oleh Atlanta, The Marvelous Mrs Maisel, Killing Eve, Bodyguard, Escape at Dannemora, dan Anthony Bourdain: Parts Unknown.
Berikut daftar lengkap pemenang ACE Eddie Awards ke-69. Pemenang ditandai dengan huruf tebal berwarna merah.
BlacKkKlansman – Barry Alexander Brown Bohemian Rhapsody – John Ottman, ACE First Man – Tom Cross, ACE Roma – Alfonso Cuarón & Adam Gough A Star is Born – Jay Cassidy, ACE
BEST EDITED FEATURE FILM (COMEDY)
Crazy Rich Asians – Myron Kerstein Deadpool 2 – Craig Alpert, ACE, Elísabet Ronaldsdóttir & Dirk Westervelt The Favourite – Yorgos Mavropsaridis, ACE Green Book – Patrick J. Don Vito Vice – Hank Corwin, ACE
BEST EDITED ANIMATED FEATURE FILM
Incredibles 2 – Stephen Schaffer, ACE Isle of Dogs – Andrew Weisblum, ACE, Ralph Foster & Edward Bursch Spider-Man: Into the Spider-Verse – Robert Fisher, Jr.
BEST EDITED DOCUMENTARY (FEATURE)
Free Solo – Bob Eisenhardt, ACE RBG – Carla Gutierrez Three Identical Strangers – Michael Harte Won’t You Be My Neighbor? – Jeff Malmberg & Aaron Wickenden, ACE
BEST EDITED DOCUMENTARY (NON-THEATRICAL)
A Final Cut for Orson: 40 Years in the Making – Martin Singer Robin Williams: Come Inside My Mind – Greg Finton, ACE & Poppy Das, ACE Wild Wild Country, Part 3 – Neil Meiklejohn The Zen Diaries of Garry Shandling – Joe Beshenkovsky, ACE
BEST EDITED COMEDY SERIES FOR COMMERCIAL TELEVISION
Atlanta: “Alligator Man” – Isaac Hagy Atlanta: “Teddy Perkins” – Kyle Reiter The Good Place: “Don’t Let the Good Life Pass You By” – Eric Kissack Portlandia: “Rose Route” – Jordan Kim, Ali Greer, Heather Capps & Stacy Moon
BEST EDITED COMEDY SERIES FOR NON-COMMERCIAL TELEVISION
Barry: “Make Your Mark” – Jeff Buchanan Insecure: “Obsessed-Like” – Nena Erb, ACE The Marvelous Mrs. Maisel: “Simone” – Kate Sanford, ACE The Marvelous Mrs. Maisel: “We’re Going to the Catskills!” – Tim Streeto, ACE
BEST EDITED DRAMA SERIES FOR COMMERCIAL TELEVISION
The Americans: “Start” – Daniel Valverde Better Call Saul: “Something Stupid” – Skip Macdonald, ACE Better Call Saul: “Winner” – Chris McCaleb Killing Eve: “Nice Face” – Gary Dollner, ACE
BEST EDITED DRAMA SERIES FOR NON-COMMERCIAL TELEVISION
Bodyguard: “Episode 1” – Steve Singleton Homecoming: “Redwood” – Rosanne Tan Ozark: “One Way Out” – Cindy Mollo, ACE & Heather Goodwin Floyd Westworld: “The Passenger” – Andrew Seklir, ACE, Anna Hauger & Mako Kamitsuna
BEST EDITED MINISERIES OR MOTION PICTURE FOR TELEVISION
The Assassination of Gianni Versace: American Crime Story: “A Random Killing” – Emily Greene Escape at Dannemora: “Better Days” – Malcolm Jamieson & Geoffrey Richman ACE Sharp Objects: “Milk” – Véronique Barbe, Dominique Champagne, Justin Lachance, Maxime Lahaie, Émile Vallée & Jai M. Vee
BEST EDITED NON-SCRIPTED SERIES
Anthony Bourdain – Parts Unknown: “West Virginia” – Hunter Gross, ACE Deadliest Catch: “Storm Surge” – Rob Butler, ACE Naked & Afraid: “Fire and Fury” – Molly Shock, ACE and Jnani Butler
■UP
Pantau terus rekap Awards Season di UlasanPilem via kanal berikut
'Bohemian Rhapsody' dengan mengejutkan menjadi film dengan editing terbaik tahun ini dalam ACE Eddie Awards ke-69. Berikut daftar lengkap nominasinya.
Awards season tahun ini semakin tak bisa diduga. Bohemian Rhapsody, salah satu film yang relatif kurang dijagokan, rupanya mengukuhkan posisinya sebagai kontender betulan. Dalam malam penghargaan ACE Eddie Awards ke-69 yang diselenggarakan kemarin (1/2), film biografi Queen tersebut berhasil menyabet piala tertinggi untuk editornya, John Ottman.
Film ini secara mengejutkan sukses mengalahkan film-film lain yang lebih diandalkan diantaranya BlacKkKlansman, First Man, Roma, dan A Star is Born.
ACE Eddie Awards merupakan penghargaan yang diberikan oleh American Cinema Editors (ACE) untuk mengapresiasi editing terbaik dalam film, acara televisi, dan dokumenter. Penghargaan ini biasanya merupakan barometer yang kuat untuk memprediksi kategori Editing di Oscar. Dalam 28 tahun terakhir, 21 pemenang ACE berhasil memenangkan kategori Editing Oscar.
Nah, yang lebih penting lagi, kategori Editing Oscar merupakan salah satu kategori kunci dalam penentuan Best Picture. 17 Best Picture Oscar dalam 28 tahun terakhir merupakan pemenang ACE. Artinya, Bohemian Rhapsody baru saja melontarkan dirinya sebagai kontender kuat di kontestasi Best Picture Oscar.
Sementara itu, di kategori Comedy or Musical, The Favourite berhasil mengalahkan Crazy Rich Asians, Deadpool 2, Green Book, dan Vice. Yah, bukan kompetisi yang pelik sih.
Kategori animasi, tentu saja dimenangkan oleh Spider-Man: Into the Spider-Verse. Film ini mengalahkan Incredibles 2 dan Isle of Dogs.
Piala di departemen televisi dibawa pulang oleh Atlanta, The Marvelous Mrs Maisel, Killing Eve, Bodyguard, Escape at Dannemora, dan Anthony Bourdain: Parts Unknown.
Berikut daftar lengkap pemenang ACE Eddie Awards ke-69. Pemenang ditandai dengan huruf tebal berwarna merah.
BlacKkKlansman – Barry Alexander Brown Bohemian Rhapsody – John Ottman, ACE First Man – Tom Cross, ACE Roma – Alfonso Cuarón & Adam Gough A Star is Born – Jay Cassidy, ACE
BEST EDITED FEATURE FILM (COMEDY)
Crazy Rich Asians – Myron Kerstein Deadpool 2 – Craig Alpert, ACE, Elísabet Ronaldsdóttir & Dirk Westervelt The Favourite – Yorgos Mavropsaridis, ACE Green Book – Patrick J. Don Vito Vice – Hank Corwin, ACE
BEST EDITED ANIMATED FEATURE FILM
Incredibles 2 – Stephen Schaffer, ACE Isle of Dogs – Andrew Weisblum, ACE, Ralph Foster & Edward Bursch Spider-Man: Into the Spider-Verse – Robert Fisher, Jr.
BEST EDITED DOCUMENTARY (FEATURE)
Free Solo – Bob Eisenhardt, ACE RBG – Carla Gutierrez Three Identical Strangers – Michael Harte Won’t You Be My Neighbor? – Jeff Malmberg & Aaron Wickenden, ACE
BEST EDITED DOCUMENTARY (NON-THEATRICAL)
A Final Cut for Orson: 40 Years in the Making – Martin Singer Robin Williams: Come Inside My Mind – Greg Finton, ACE & Poppy Das, ACE Wild Wild Country, Part 3 – Neil Meiklejohn The Zen Diaries of Garry Shandling – Joe Beshenkovsky, ACE
BEST EDITED COMEDY SERIES FOR COMMERCIAL TELEVISION
Atlanta: “Alligator Man” – Isaac Hagy Atlanta: “Teddy Perkins” – Kyle Reiter The Good Place: “Don’t Let the Good Life Pass You By” – Eric Kissack Portlandia: “Rose Route” – Jordan Kim, Ali Greer, Heather Capps & Stacy Moon
BEST EDITED COMEDY SERIES FOR NON-COMMERCIAL TELEVISION
Barry: “Make Your Mark” – Jeff Buchanan Insecure: “Obsessed-Like” – Nena Erb, ACE The Marvelous Mrs. Maisel: “Simone” – Kate Sanford, ACE The Marvelous Mrs. Maisel: “We’re Going to the Catskills!” – Tim Streeto, ACE
BEST EDITED DRAMA SERIES FOR COMMERCIAL TELEVISION
The Americans: “Start” – Daniel Valverde Better Call Saul: “Something Stupid” – Skip Macdonald, ACE Better Call Saul: “Winner” – Chris McCaleb Killing Eve: “Nice Face” – Gary Dollner, ACE
BEST EDITED DRAMA SERIES FOR NON-COMMERCIAL TELEVISION
Bodyguard: “Episode 1” – Steve Singleton Homecoming: “Redwood” – Rosanne Tan Ozark: “One Way Out” – Cindy Mollo, ACE & Heather Goodwin Floyd Westworld: “The Passenger” – Andrew Seklir, ACE, Anna Hauger & Mako Kamitsuna
BEST EDITED MINISERIES OR MOTION PICTURE FOR TELEVISION
The Assassination of Gianni Versace: American Crime Story: “A Random Killing” – Emily Greene Escape at Dannemora: “Better Days” – Malcolm Jamieson & Geoffrey Richman ACE Sharp Objects: “Milk” – Véronique Barbe, Dominique Champagne, Justin Lachance, Maxime Lahaie, Émile Vallée & Jai M. Vee
BEST EDITED NON-SCRIPTED SERIES
Anthony Bourdain – Parts Unknown: “West Virginia” – Hunter Gross, ACE Deadliest Catch: “Storm Surge” – Rob Butler, ACE Naked & Afraid: “Fire and Fury” – Molly Shock, ACE and Jnani Butler
■UP
Pantau terus rekap Awards Season di UlasanPilem via kanal berikut
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Drama,
Artikel Misteri,
Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
'Burning' adalah pencapaian hebat dalam hal penciptaan suspens.
“Why do we live? What is the significance of living?” — Shin Hae-mi
Rating UP: Sepanjang sejarah perfilman thriller, Burning barangkali merupakan salah satu film yang paling tak konklusif dari segi misteri. Namun, secara emosional, ia sangat memuaskan. Film ini dibangun dengan perlahan tapi sangat terukur, mencekat kita lewat cara yang tak terduga sembari memberi cukup ruang agar bobot emosionalnya terakumulasi dengan begitu hebat. Semua ini kemudian mengantarkan kita ke momen puncak yang saking gregetnya kita merasa sangat butuh sebuah pelepasan. Tidak bisa tidak. Wajib.
"Ya Tuhan, satu pelepasan saja dan saya akan lega," kita pikir.
Dan BAM! Burning memberikannya dengan cara dan waktu yang tepat.
Saya bisa menggambarkan Burning dengan deskripsi sederhana: sebuah cinta segitiga yang berujung pada cerita kriminal. Tapi saya bakal sotoy. Film ini jauh lebih kompleks daripada itu. Lagipula, saya tak tahu apakah deskripsi tersebut memang mewakili atau tidak. Saya bisa saja menonton film ini lebih dari 10 kali, dan ujung-ujungnya tetap saja tak bakal sepenuhnya yakin dengan apa yang (saya kira) saya lihat. Burning penuh dengan ketidakpastian dan justru itulah yang membuatnya sangat menegangkan.
Kita sebagai penonton, sama seperti para karakter di dalam film, tak persis tahu apa yang sebenarnya terjadi dan melihat karakter lain lewat kacamata masing-masing; persepsi yang sebetulnya hanyalah produk ambigu dari pengalaman hidup yang cuma sebentar dengan orang yang dimaksud. Apakah mereka memang betul seperti apa yang kita kira?
Mari kita mulai dengan karakter utama kita, Jongsu (Yoo Ah-in), pria kampung yang bercita-cita menjadi penulis walau saat ini hanya berkutat sebagai kurir di kota Seoul. Jongsu pendiam dan tak begitu ekspresif. Ia hanyalah pria biasa yang sama sekali tak mencolok. Namun seorang SPG seksi yang ditemuinya tak sengaja di jalan bilang bahwa mereka saling kenal. Katanya mereka dulu adalah teman sekelas di kampung. Jongsu melongo.
"Aku operasi plastik," celoteh si SPG. Cewek ini namanya Haemi (Jeon Jong-seo), seorang optimis, penuh semangat, dan tampaknya sangat polos. Saat nongkrong, Haemi kemudian bilang kepada Jongsu bahwa ia sedang mempelajari pantomim. Tak butuh lama, Jongsu diajak main ke apartemen Haemi dan mereka melakukan hal yang iya-iya disana.
Jelas sekali kalau Jongsu langsung merasa terikat dengan Haemi. Ia bahkan mau saja saat dimintai tolong untuk memberi makan kucing Haemi selama Haemi pergi ke Afrika dalam sebuah perjalanan mencari jati diri. Setiap hari Jongsu mengunjungi apartemen Haemi, dan setiap hari itu pula ia merancap sambil membayangkan Haemi.
Iya. Merancap. Jongsu memang punya kehidupan yang sedikit, ehm, ganjil. Ia seperti selalu sendirian dan tak punya satu pun teman. Kita mendengar bahwa ayahnya sedang dalam masalah, tapi kita tak perlu tahu persisnya apa. Kita tahu bahwa sang ibu sudah meninggalkannya. Kita tahu Jongsu rutin mengunjungi kebun ayahnya di kampung. Film menuturkan detail kehidupan Jongsu dengan perlahan dan telaten, tapi rasa-rasanya gambaran besarnya masih saja buram.
Namun yang lebih buram adalah Ben (Steven Yeun). Jongsu ketemu Ben saat menjemput Haemi di bandara sekembalinya dari Afrika. Situasi ini menciptakan hubungan segitiga yang tak nyaman. Ben adalah teman seperjalanan Haemi. Tapi mereka sepertinya sangat akrab. Apakah mereka jadian? Entahlah. Haemi sepertinya menikmati sekali saat jalan dengan Ben, tapi ia juga berusaha untuk selalu mengajak Jongsu. Ben tampaknya juga tak pernah keberatan.
Jongsu punya firasat buruk soal Ben. Ada sesuatu yang janggal dengan Ben; ia sosialita, punya mobil Porsche dan apartemen mewah, tapi kelihatannya tak punya pekerjaan. Kepribadiannya mulus tapi nyaris hampa, bahkan mungkin punya bakat psikopat. Ben memberitahu Jongsu dan Haemi bahwa ia tak pernah menangis seumur hidup. Penampilan Steven Yeun luar biasa; ia menciptakan karakter dingin yang penuh misteri.
Film ini memang punya kemasan thriller kriminal. Namun ia lebih terasa seperti studi psikologi karakter. Atau barangkali lebih tepat: permainan studi psikologi karakter. Kita melihat sesuatu cukup banyak, tapi kita tetap saja tak tahu banyak. Apa maksud Ben terhadap Jongsu? Atau terhadap Haemi?
Atau soal Haemi sendiri. Apakah ia benar bisa dipercaya? Apakah Jongsu dulu memang pernah menyelamatkan Haemi saat terjebak di sumur? Atau itu hanya karangan Haemi belaka? Cerita film ini seolah cerita antara dua orang pria yang sangat berbeda dengan satu wanita polos terjebak di tengahnya. Apa benar begitu? Kebenaran hakiki adalah sebuah kemustahilan dalam Burning. Kita diperdaya untuk membuat asumsi yang belum tentu kebenarannya.
Ketika Haemi tiba-tiba menghilang, Jongsu hampir sepenuhnya yakin bahwa pelakunya adalah Ben, walau tak ada bukti yang jelas. Ini memancing Jongsu untuk membuntuti Ben. Jongsu ingat bahwa Ben pernah bilang bahwa ia suka membakar greenhouse; bukan untuk apa-apa, melainkan hanya untuk sekadar melihat greenhouse tersebut terbakar. Dan target selanjutnya, kata Ben sembari tersenyum, berada sangat dekat dengan Jongsu. Jongsu sangat percaya dengan ini sampai ia mengecek semua greenhouse di kampungnya. Jongsu tak menemukan apapun. Apakah Ben benar-benar tukang bakar atau cuma sedang mempermainkannya?
Film ini digarap oleh sutradara Lee Chang-dong dari cerita pendek karya penulis kenamaan Jepang, Haruki Murakami. Plotnya terasa berjalan dengan alami meski latarnya diubah menjadi di Korea. Film Lee dengan luar biasa menangkap nuansa kesendirian dan hasrat terpendam yang kerap ditemui dalam karya Murakami. Poin utamanya adalah apa yang diutarakan Haemi kepada Jongsu sebelum berangkat ke Afrika: "Semua orang lapar akan sesuatu."
Burning adalah pencapaian hebat dalam hal penciptaan suspens. Kita sukses dijaga untuk merasa tak nyaman dalam durasinya yang sangat panjang, nyaris 3 jam. Metode narasinya barangkali adalah aplikasi sinematis dari teori Kucing Schrodinger. Teori ini menyebutkan bahwa seekor kucing yang dimasukkan ke dalam kotak radioaktif, berada dalam kondisi hidup dan mati secara simultan. Kita belum tahu status kucingnya almarhum atau bukan sebelum kita melihat isi kotak tersebut. Entah sengaja atau tidak, Lee bahkan menyelipkan Kucing Schrodinger ala-ala ke dalam Burning. Jongsu dengan rutin memberi makan kucing Haemi, tapi ia tak pernah melihat wujud kucing tersebut. Meski begitu, makanannya selalu habis.
Saya sengaja bawa-bawa teori fisika kuantum biar dibilang intelek.
Lee tidak menciptakan Kucing Schrodinger-nya dengan manipulasi palsu. Alih-alih, ia melakukannya dengan memberikan latar situasi yang sedemikian kompleks demi menciptakan tensi. Ada perbedaan strata sosial dan kepribadian yang mencolok antara Jongsu dengan Ben. Apakah Jongsu merasa iri terhadap Ben? Ataukah Jongsu murka karena Ben tak mengapresiasi Haemi seperti ia menyukai Haemi? Saat Haemi bercerita di depan teman-teman Ben, Jongsu melihat sekilas Ben yang menguap bosan. Dan barangkali tak tahu itu semua, Haemi malah dengan nyaman menari bertelanjang dada di depan Ben.
Ada semacam sensasi bahaya yang mengendap-endap di dalam Burning. Dan kita tak tahu pasti apa itu. Saya lebih suka untuk berpikir bahwa apa yang terjadi tak seperti kelihatannya. Karena pilihan tersebut memang lebih nyaman. Namun, tetap ada rasa yang mengganjal bahwa apa yang terjadi memang seperti yang kita kira. Lebih mengerikan untuk dibayangkan, tapi tak apa, karena Jongsu sudah mendapat sebuah pelepasan. Kotak radioaktif kucing Schrodinger diputuskan untuk dimusnahkan. ■UP
Oh Jung-mi, Lee Chang-dong (screenplay), Haruki Murakami (cerita)
Lee Joon-dong, Lee Chang-dong
Hong Kyung-pyo
Mowg
'Burning' adalah pencapaian hebat dalam hal penciptaan suspens.
“Why do we live? What is the significance of living?” — Shin Hae-mi
Rating UP: Sepanjang sejarah perfilman thriller, Burning barangkali merupakan salah satu film yang paling tak konklusif dari segi misteri. Namun, secara emosional, ia sangat memuaskan. Film ini dibangun dengan perlahan tapi sangat terukur, mencekat kita lewat cara yang tak terduga sembari memberi cukup ruang agar bobot emosionalnya terakumulasi dengan begitu hebat. Semua ini kemudian mengantarkan kita ke momen puncak yang saking gregetnya kita merasa sangat butuh sebuah pelepasan. Tidak bisa tidak. Wajib.
"Ya Tuhan, satu pelepasan saja dan saya akan lega," kita pikir.
Dan BAM! Burning memberikannya dengan cara dan waktu yang tepat.
Saya bisa menggambarkan Burning dengan deskripsi sederhana: sebuah cinta segitiga yang berujung pada cerita kriminal. Tapi saya bakal sotoy. Film ini jauh lebih kompleks daripada itu. Lagipula, saya tak tahu apakah deskripsi tersebut memang mewakili atau tidak. Saya bisa saja menonton film ini lebih dari 10 kali, dan ujung-ujungnya tetap saja tak bakal sepenuhnya yakin dengan apa yang (saya kira) saya lihat. Burning penuh dengan ketidakpastian dan justru itulah yang membuatnya sangat menegangkan.
Kita sebagai penonton, sama seperti para karakter di dalam film, tak persis tahu apa yang sebenarnya terjadi dan melihat karakter lain lewat kacamata masing-masing; persepsi yang sebetulnya hanyalah produk ambigu dari pengalaman hidup yang cuma sebentar dengan orang yang dimaksud. Apakah mereka memang betul seperti apa yang kita kira?
Mari kita mulai dengan karakter utama kita, Jongsu (Yoo Ah-in), pria kampung yang bercita-cita menjadi penulis walau saat ini hanya berkutat sebagai kurir di kota Seoul. Jongsu pendiam dan tak begitu ekspresif. Ia hanyalah pria biasa yang sama sekali tak mencolok. Namun seorang SPG seksi yang ditemuinya tak sengaja di jalan bilang bahwa mereka saling kenal. Katanya mereka dulu adalah teman sekelas di kampung. Jongsu melongo.
"Aku operasi plastik," celoteh si SPG. Cewek ini namanya Haemi (Jeon Jong-seo), seorang optimis, penuh semangat, dan tampaknya sangat polos. Saat nongkrong, Haemi kemudian bilang kepada Jongsu bahwa ia sedang mempelajari pantomim. Tak butuh lama, Jongsu diajak main ke apartemen Haemi dan mereka melakukan hal yang iya-iya disana.
Jelas sekali kalau Jongsu langsung merasa terikat dengan Haemi. Ia bahkan mau saja saat dimintai tolong untuk memberi makan kucing Haemi selama Haemi pergi ke Afrika dalam sebuah perjalanan mencari jati diri. Setiap hari Jongsu mengunjungi apartemen Haemi, dan setiap hari itu pula ia merancap sambil membayangkan Haemi.
Iya. Merancap. Jongsu memang punya kehidupan yang sedikit, ehm, ganjil. Ia seperti selalu sendirian dan tak punya satu pun teman. Kita mendengar bahwa ayahnya sedang dalam masalah, tapi kita tak perlu tahu persisnya apa. Kita tahu bahwa sang ibu sudah meninggalkannya. Kita tahu Jongsu rutin mengunjungi kebun ayahnya di kampung. Film menuturkan detail kehidupan Jongsu dengan perlahan dan telaten, tapi rasa-rasanya gambaran besarnya masih saja buram.
Namun yang lebih buram adalah Ben (Steven Yeun). Jongsu ketemu Ben saat menjemput Haemi di bandara sekembalinya dari Afrika. Situasi ini menciptakan hubungan segitiga yang tak nyaman. Ben adalah teman seperjalanan Haemi. Tapi mereka sepertinya sangat akrab. Apakah mereka jadian? Entahlah. Haemi sepertinya menikmati sekali saat jalan dengan Ben, tapi ia juga berusaha untuk selalu mengajak Jongsu. Ben tampaknya juga tak pernah keberatan.
Jongsu punya firasat buruk soal Ben. Ada sesuatu yang janggal dengan Ben; ia sosialita, punya mobil Porsche dan apartemen mewah, tapi kelihatannya tak punya pekerjaan. Kepribadiannya mulus tapi nyaris hampa, bahkan mungkin punya bakat psikopat. Ben memberitahu Jongsu dan Haemi bahwa ia tak pernah menangis seumur hidup. Penampilan Steven Yeun luar biasa; ia menciptakan karakter dingin yang penuh misteri.
Film ini memang punya kemasan thriller kriminal. Namun ia lebih terasa seperti studi psikologi karakter. Atau barangkali lebih tepat: permainan studi psikologi karakter. Kita melihat sesuatu cukup banyak, tapi kita tetap saja tak tahu banyak. Apa maksud Ben terhadap Jongsu? Atau terhadap Haemi?
Atau soal Haemi sendiri. Apakah ia benar bisa dipercaya? Apakah Jongsu dulu memang pernah menyelamatkan Haemi saat terjebak di sumur? Atau itu hanya karangan Haemi belaka? Cerita film ini seolah cerita antara dua orang pria yang sangat berbeda dengan satu wanita polos terjebak di tengahnya. Apa benar begitu? Kebenaran hakiki adalah sebuah kemustahilan dalam Burning. Kita diperdaya untuk membuat asumsi yang belum tentu kebenarannya.
Ketika Haemi tiba-tiba menghilang, Jongsu hampir sepenuhnya yakin bahwa pelakunya adalah Ben, walau tak ada bukti yang jelas. Ini memancing Jongsu untuk membuntuti Ben. Jongsu ingat bahwa Ben pernah bilang bahwa ia suka membakar greenhouse; bukan untuk apa-apa, melainkan hanya untuk sekadar melihat greenhouse tersebut terbakar. Dan target selanjutnya, kata Ben sembari tersenyum, berada sangat dekat dengan Jongsu. Jongsu sangat percaya dengan ini sampai ia mengecek semua greenhouse di kampungnya. Jongsu tak menemukan apapun. Apakah Ben benar-benar tukang bakar atau cuma sedang mempermainkannya?
Film ini digarap oleh sutradara Lee Chang-dong dari cerita pendek karya penulis kenamaan Jepang, Haruki Murakami. Plotnya terasa berjalan dengan alami meski latarnya diubah menjadi di Korea. Film Lee dengan luar biasa menangkap nuansa kesendirian dan hasrat terpendam yang kerap ditemui dalam karya Murakami. Poin utamanya adalah apa yang diutarakan Haemi kepada Jongsu sebelum berangkat ke Afrika: "Semua orang lapar akan sesuatu."
Burning adalah pencapaian hebat dalam hal penciptaan suspens. Kita sukses dijaga untuk merasa tak nyaman dalam durasinya yang sangat panjang, nyaris 3 jam. Metode narasinya barangkali adalah aplikasi sinematis dari teori Kucing Schrodinger. Teori ini menyebutkan bahwa seekor kucing yang dimasukkan ke dalam kotak radioaktif, berada dalam kondisi hidup dan mati secara simultan. Kita belum tahu status kucingnya almarhum atau bukan sebelum kita melihat isi kotak tersebut. Entah sengaja atau tidak, Lee bahkan menyelipkan Kucing Schrodinger ala-ala ke dalam Burning. Jongsu dengan rutin memberi makan kucing Haemi, tapi ia tak pernah melihat wujud kucing tersebut. Meski begitu, makanannya selalu habis.
Saya sengaja bawa-bawa teori fisika kuantum biar dibilang intelek.
Lee tidak menciptakan Kucing Schrodinger-nya dengan manipulasi palsu. Alih-alih, ia melakukannya dengan memberikan latar situasi yang sedemikian kompleks demi menciptakan tensi. Ada perbedaan strata sosial dan kepribadian yang mencolok antara Jongsu dengan Ben. Apakah Jongsu merasa iri terhadap Ben? Ataukah Jongsu murka karena Ben tak mengapresiasi Haemi seperti ia menyukai Haemi? Saat Haemi bercerita di depan teman-teman Ben, Jongsu melihat sekilas Ben yang menguap bosan. Dan barangkali tak tahu itu semua, Haemi malah dengan nyaman menari bertelanjang dada di depan Ben.
Ada semacam sensasi bahaya yang mengendap-endap di dalam Burning. Dan kita tak tahu pasti apa itu. Saya lebih suka untuk berpikir bahwa apa yang terjadi tak seperti kelihatannya. Karena pilihan tersebut memang lebih nyaman. Namun, tetap ada rasa yang mengganjal bahwa apa yang terjadi memang seperti yang kita kira. Lebih mengerikan untuk dibayangkan, tapi tak apa, karena Jongsu sudah mendapat sebuah pelepasan. Kotak radioaktif kucing Schrodinger diputuskan untuk dimusnahkan. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Penantian fans Stephen King akan film adaptasi ‘Doctor Sleep’ dipastikan berlangsung lebih cepat. Pasalnya, Warner Bros. belum lama ini memajukan tanggal rilis sekuel ‘The Shining’.
Penantian fans Stephen King akan film adaptasi Doctor Sleepdipastikan berlangsung lebih cepat. Pasalnya, Warner Bros. belum lama ini memajukan tanggal rilis sekuel The Shining dari yang sebelumnya 24 Januari 2020, kini menjadi 8 November 2019.
Seolah ingin memastikan sekuel ini bisa sesolid film pertama yang digarap sineas legendaris Stanley Kubrick, studio pun memercayakan tongkat sutradara kepada Mike Flanagan, yang dikenal sebagai sineas horror bertalenta. Doctor Sleep diketahui telah merampungkan proses syutingnya sejak Desember 2018, dengan melibatkan beberapa akor/aktris ternama seperti Ewan McGregor, RebeccaFerguson dan Jacob Tremblay.
Diadaptasi dari novel King berjudul sama yang terbit pada 2013 silam, film Doctor Sleep nantinya mengisahkan Danny Torrance – anak dari karakter utama The Shining – yang kini sudah menjadi pria dewasa. Bertahun-tahun setelah ia mengalami peristiwa mengerikan di film pertama, dalam sekuel ini Danny masih merasakan trauma masa lalu yang membuat dirinya jadi pecandu alkohol. Kehidupan Danny pun kembali terguncang setelah bertemu seorang gadis kecil yang punya kekuatan pikiran seperti dirinya. Pertemuan tak terduga ini akhirnya menghadapkan mereka pada sebuah sekte aneh yang mencari orang-orang berkemampuan seperti Danny.
Selain menjadi sutradara, Flanagan juga turut menulis skrip. Adapun Doctor Sleep jadi film adaptasi novel King kedua yang dibesut Flanagan, setelah Gerald's Game (2017) yang dinobatkan sebagai salah satu film adaptasi novel King terbaik. Sebelum itu, Flanagan konsisten menghadirkan film horror bagus seperti Oculus, Hush, Before I Wake dan Ouija: Origin of Evil. Dan belakangan Flanagan baru saja mengeluarkan The Haunting of Hill House, dimana serial horror Netflix ini sukses menuai respon positif.
Rencananya Doctor Sleep akan dirilis 8 November 2019.
Penantian fans Stephen King akan film adaptasi ‘Doctor Sleep’ dipastikan berlangsung lebih cepat. Pasalnya, Warner Bros. belum lama ini memajukan tanggal rilis sekuel ‘The Shining’.
Penantian fans Stephen King akan film adaptasi Doctor Sleepdipastikan berlangsung lebih cepat. Pasalnya, Warner Bros. belum lama ini memajukan tanggal rilis sekuel The Shining dari yang sebelumnya 24 Januari 2020, kini menjadi 8 November 2019.
Seolah ingin memastikan sekuel ini bisa sesolid film pertama yang digarap sineas legendaris Stanley Kubrick, studio pun memercayakan tongkat sutradara kepada Mike Flanagan, yang dikenal sebagai sineas horror bertalenta. Doctor Sleep diketahui telah merampungkan proses syutingnya sejak Desember 2018, dengan melibatkan beberapa akor/aktris ternama seperti Ewan McGregor, RebeccaFerguson dan Jacob Tremblay.
Diadaptasi dari novel King berjudul sama yang terbit pada 2013 silam, film Doctor Sleep nantinya mengisahkan Danny Torrance – anak dari karakter utama The Shining – yang kini sudah menjadi pria dewasa. Bertahun-tahun setelah ia mengalami peristiwa mengerikan di film pertama, dalam sekuel ini Danny masih merasakan trauma masa lalu yang membuat dirinya jadi pecandu alkohol. Kehidupan Danny pun kembali terguncang setelah bertemu seorang gadis kecil yang punya kekuatan pikiran seperti dirinya. Pertemuan tak terduga ini akhirnya menghadapkan mereka pada sebuah sekte aneh yang mencari orang-orang berkemampuan seperti Danny.
Selain menjadi sutradara, Flanagan juga turut menulis skrip. Adapun Doctor Sleep jadi film adaptasi novel King kedua yang dibesut Flanagan, setelah Gerald's Game (2017) yang dinobatkan sebagai salah satu film adaptasi novel King terbaik. Sebelum itu, Flanagan konsisten menghadirkan film horror bagus seperti Oculus, Hush, Before I Wake dan Ouija: Origin of Evil. Dan belakangan Flanagan baru saja mengeluarkan The Haunting of Hill House, dimana serial horror Netflix ini sukses menuai respon positif.
Rencananya Doctor Sleep akan dirilis 8 November 2019.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Menyusul bergabungnya James Gunn sebagai penulis skrip, ‘Suicide Squad 2’ disebut akan menempuh arah baru, yang membuatnya berbeda dari film sebelumnya.
Menyusul bergabungnya James Gunn sebagai penulis skrip,Suicide Squad 2disebut akan menempuh arah baru, yang membuatnya berbeda dari film sebelumnya. Perubahan sekuel ini pun agaknya sudah mulai terlihat jika merujuk pada kabar terbaru yang dilansir THR.
Berdasarkan informasi yang mengemuka, sembari menyelesaikan naskah Suicide Squad 2, Gunn kini bernegosiasi dengan Warner Bros. untuk menjadi sutradara filmnya. Jika Gunn sepakat, maka film ini pun akan dirombak sesuai dengan visi Gunn. Dikatakan eks sutradara Guardians of the Galaxy Vol. 3 ini akan mengubah Suicide Squad 2 dengan menyertakan karakter dan pemain yang hampir semuanya baru.
Tak hanya itu, film tim antihero ini juga akan mewakili ciri khas Gunn, yang sebelumnya sempat ia tunjukkan di dua film pertama Guardians. Jika memang demikian, maka Suicide Squad 2 akan jadi film action dengan humor kocak, didukung dengan cerita serta karakter yang memikat. Dengan segala konsep baru ini, Suicide Squad 2 kabarnya bukan diposisikan sebagai sekuel sejati, melainkan “relaunch” yang dinilai sebagai reboot halus. Wajar saja kalau studio belum lama ini mengganti judul filmnya menjadi The Suicide Squad.
Gunn sendiri sebelumnya sukses menulis dan menyutradarai dua film Guardians of the Galaxy produksi Marvel. Berkat kemampuannya yang ciamik, Gunn pun kembali dipercaya untuk membesut Guardians 3, dengan jadwal syuting potensial pada 2019. Gunn juga sempat mengakui ia telah menyelesaikan naskah Guardians 3. Sayangnya, disaat segala sesuatunya berjalan mulus, tiba-tiba tweet lama Gunn yang tak senonoh muncul ke permukaan, hingga akhirnya ia dipecat oleh Disney. Meski jajaran pemain Guardians 3 telah melayangkan protes, Disney tetap kukuh dengan keputusannya, dan membuat Gunn dilirik sejumlah studio Hollywood untuk menangani proyek film mereka.
Kini dengan potensi Gunn menjadi sutradara The Suicide Squad, belum ada kejelasan soal keterlibatan pemain dari film pertama. Namun karena Gunn tak berniat mengusung pemain yang seluruhnya baru, ada kemungkinan ia memboyong beberapa pemain penting dari film pertama, semisal Margot Robbie (Harley Quinn), Will Smith (Deadshot) dan Jared Leto (Joker). Sementara untuk anggota baru Suicide Squad yang hendak dibawa Gunn, diduga takkan jauh-jauh dari daftar musuh besar Batman. Karena di komiknya, Suicide Squad merupakan satgas anti teror bentukan pemerintah, yang beranggotakan penjahat yang berhasil dipenjarakan The Dark Knight.
Rencananya The Suicide Squad akan dirilis 6 Agustus 2021.
Menyusul bergabungnya James Gunn sebagai penulis skrip, ‘Suicide Squad 2’ disebut akan menempuh arah baru, yang membuatnya berbeda dari film sebelumnya.
Menyusul bergabungnya James Gunn sebagai penulis skrip,Suicide Squad 2disebut akan menempuh arah baru, yang membuatnya berbeda dari film sebelumnya. Perubahan sekuel ini pun agaknya sudah mulai terlihat jika merujuk pada kabar terbaru yang dilansir THR.
Berdasarkan informasi yang mengemuka, sembari menyelesaikan naskah Suicide Squad 2, Gunn kini bernegosiasi dengan Warner Bros. untuk menjadi sutradara filmnya. Jika Gunn sepakat, maka film ini pun akan dirombak sesuai dengan visi Gunn. Dikatakan eks sutradara Guardians of the Galaxy Vol. 3 ini akan mengubah Suicide Squad 2 dengan menyertakan karakter dan pemain yang hampir semuanya baru.
Tak hanya itu, film tim antihero ini juga akan mewakili ciri khas Gunn, yang sebelumnya sempat ia tunjukkan di dua film pertama Guardians. Jika memang demikian, maka Suicide Squad 2 akan jadi film action dengan humor kocak, didukung dengan cerita serta karakter yang memikat. Dengan segala konsep baru ini, Suicide Squad 2 kabarnya bukan diposisikan sebagai sekuel sejati, melainkan “relaunch” yang dinilai sebagai reboot halus. Wajar saja kalau studio belum lama ini mengganti judul filmnya menjadi The Suicide Squad.
Gunn sendiri sebelumnya sukses menulis dan menyutradarai dua film Guardians of the Galaxy produksi Marvel. Berkat kemampuannya yang ciamik, Gunn pun kembali dipercaya untuk membesut Guardians 3, dengan jadwal syuting potensial pada 2019. Gunn juga sempat mengakui ia telah menyelesaikan naskah Guardians 3. Sayangnya, disaat segala sesuatunya berjalan mulus, tiba-tiba tweet lama Gunn yang tak senonoh muncul ke permukaan, hingga akhirnya ia dipecat oleh Disney. Meski jajaran pemain Guardians 3 telah melayangkan protes, Disney tetap kukuh dengan keputusannya, dan membuat Gunn dilirik sejumlah studio Hollywood untuk menangani proyek film mereka.
Kini dengan potensi Gunn menjadi sutradara The Suicide Squad, belum ada kejelasan soal keterlibatan pemain dari film pertama. Namun karena Gunn tak berniat mengusung pemain yang seluruhnya baru, ada kemungkinan ia memboyong beberapa pemain penting dari film pertama, semisal Margot Robbie (Harley Quinn), Will Smith (Deadshot) dan Jared Leto (Joker). Sementara untuk anggota baru Suicide Squad yang hendak dibawa Gunn, diduga takkan jauh-jauh dari daftar musuh besar Batman. Karena di komiknya, Suicide Squad merupakan satgas anti teror bentukan pemerintah, yang beranggotakan penjahat yang berhasil dipenjarakan The Dark Knight.
Rencananya The Suicide Squad akan dirilis 6 Agustus 2021.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Setelah sempat hiatus karena tragedi yang menimpa keluarganya, Zack Snyder akhirnya bangkit dan siap comeback dengan film terbarunya yang berpusat pada invasi zombie, ‘Army of the Dead’. Jangan lupa untuk share atau like artikel ini jika kalian suka ya guys
Setelah sempat hiatus karena tragedi yang menimpa keluarganya pada 2017 lalu, Zack Snyder akhirnya bangkit dan siap comeback dengan karya terbarunya. Namun alih-alih film superhero atau adaptasi komik yang selama ini jadi ciri khasnya, film teranyar Snyder ini justru berpusat pada zombie dan mengusung judul Army of the Dead. Ini bukan pertama kalinya Snyder membuat film zombie, mengingat di awal karirnya ia telah membesut Dawn of the Dead (2002) yang kemudian membesarkan namanya.
Sekilas mengenai karir Snyder, ia merupakan sutradara di balik dua film adaptasi komik mengesankan, 300 (2006) dan Watchmen (2009). Snyder juga sempat menghadirkan film yang datang dari idenya sendiri, Sucker Punch, namun sayangnya film dengan karakter utama perempuan ini jatuh mengecewakan. Mengetahui potensi Snyder dalam menangani film komik, Warner Bros. pun menunjuknya sebagai sutradara Man of Steel, yang memberikan perspektif baru terhadap kisah Superman. Sayangnya, visi kelam Snyder untuk Superman justru menimbulkan sentimen negatif tersendiri dan membuat sebagian fans meradang.
Kendati demikian, sineas yang jago menciptakan adegan bervisual keren masih dipercaya WB untuk mendalangi Batman v Superman dan Justice League. Namun lantaran duel superhero ikonik gagal memenuhi ekspektasi, Snyder pun semakin banyak dikritik hingga ia diminta mundur dari Justice League. Waktu pun terus berjalan, dan di tengah kesibukannya menggarap film tim superhero DC, Snyder mengundurkan diri lantaran berkabung atas kematian putrinya. Sineas yang sempat jadi arsitek DC Extended Universe ini pun akhirnya memilih Joss Whedon sebagai penggantinya dalam menyutradarai Justice League.
Menurut informasi dari THR, Army of the Dead mengisahkan seorang pria yang membentuk kelompok pembunuh bayaran demi melakukan aksi perampokan beresiko tinggi di tengah invasi zombie yang melanda Las Vegas. Dengan naskah yang ditulis Joby Harold, Army of the Dead awalnya dimotori WB sebelum diambil alih oleh Netflix. Dengan jadwal syuting musim panas 2018 dan budget berkisar $90 juta, Snyder menjanjikan Army of the Dead akan jadi film zombie yang seru, epik dan gila.
Untuk saat ini Army of the Dead belum memiliki tanggal rilis.
Setelah sempat hiatus karena tragedi yang menimpa keluarganya, Zack Snyder akhirnya bangkit dan siap comeback dengan film terbarunya yang berpusat pada invasi zombie, ‘Army of the Dead’. Jangan lupa untuk share atau like artikel ini jika kalian suka ya guys
Setelah sempat hiatus karena tragedi yang menimpa keluarganya pada 2017 lalu, Zack Snyder akhirnya bangkit dan siap comeback dengan karya terbarunya. Namun alih-alih film superhero atau adaptasi komik yang selama ini jadi ciri khasnya, film teranyar Snyder ini justru berpusat pada zombie dan mengusung judul Army of the Dead. Ini bukan pertama kalinya Snyder membuat film zombie, mengingat di awal karirnya ia telah membesut Dawn of the Dead (2002) yang kemudian membesarkan namanya.
Sekilas mengenai karir Snyder, ia merupakan sutradara di balik dua film adaptasi komik mengesankan, 300 (2006) dan Watchmen (2009). Snyder juga sempat menghadirkan film yang datang dari idenya sendiri, Sucker Punch, namun sayangnya film dengan karakter utama perempuan ini jatuh mengecewakan. Mengetahui potensi Snyder dalam menangani film komik, Warner Bros. pun menunjuknya sebagai sutradara Man of Steel, yang memberikan perspektif baru terhadap kisah Superman. Sayangnya, visi kelam Snyder untuk Superman justru menimbulkan sentimen negatif tersendiri dan membuat sebagian fans meradang.
Kendati demikian, sineas yang jago menciptakan adegan bervisual keren masih dipercaya WB untuk mendalangi Batman v Superman dan Justice League. Namun lantaran duel superhero ikonik gagal memenuhi ekspektasi, Snyder pun semakin banyak dikritik hingga ia diminta mundur dari Justice League. Waktu pun terus berjalan, dan di tengah kesibukannya menggarap film tim superhero DC, Snyder mengundurkan diri lantaran berkabung atas kematian putrinya. Sineas yang sempat jadi arsitek DC Extended Universe ini pun akhirnya memilih Joss Whedon sebagai penggantinya dalam menyutradarai Justice League.
Menurut informasi dari THR, Army of the Dead mengisahkan seorang pria yang membentuk kelompok pembunuh bayaran demi melakukan aksi perampokan beresiko tinggi di tengah invasi zombie yang melanda Las Vegas. Dengan naskah yang ditulis Joby Harold, Army of the Dead awalnya dimotori WB sebelum diambil alih oleh Netflix. Dengan jadwal syuting musim panas 2018 dan budget berkisar $90 juta, Snyder menjanjikan Army of the Dead akan jadi film zombie yang seru, epik dan gila.
Untuk saat ini Army of the Dead belum memiliki tanggal rilis.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Sutradara Matt Reeves membeberkan pendekatan cerita, villain dan jadwal rilis potensial ‘The Batman’, hingga strategi baru Warner Bros. dalam memproduksi film-film superhero DC.
Memulai proses pengembangan The Batmantak lama pasca merilis War for the Planet of the Apes pada 2017, sutradara Matt Reeves akhirnya berbagi banyak detail menarik seputar proyek film DC. Tak tanggung-tanggung, saat diwawancarai THR, Reeves membeberkan pendekatan cerita yang ia gunakan, villain dan jadwal rilis potensial, hingga strategi baru Warner Bros. dalam memproduksi film-film superhero DC.
Dimulai dari cerita, Reeves mengungkapkan harapannya untuk bisa menghadirkan kisah Batman yang tak hanya menegangkan, tapi juga emosional. Untuk mewujudkan visinya itu, Reeves memilih atmosfer ala film noir untuk The Batman, dan nantinya film ini akan lebih menonjolkan skill detektif Batman ketimbang film-film Batman sebelumnya. Konsep Batman sebagai detektif ini diusung Reeves karena di komiknya, sang superhero dijuluki World’s Greatest Detective. Selain itu, konsep detektif ini juga belum pernah jadi elemen utama dalam film-film Batman terdahulu, sehingga keputusan Reeves ini dinilai akan membuat The Batman tampil fresh.
Lebih spesifik lagi, Reeves menyatakan ingin melihat Batman versinya melakukan perjalanan untuk melacak keberadaan penjahat dan mengusut kasus kriminal. Dari cerita seperti ini, Reeves melihat karakter Batman bisa berevolusi seiring berjalannya waktu. Berangkat dari penjelasan Reeves, Batman versinya kemungkinan akan lebih banyak memecahkan teka-teki dan menginterogasi, daripada bertarung dengan segala gadget andalannya.
Lebih dari itu, Reeves mengkonfirmasi The Batman akan menghadirkan Rogues Gallery, sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut deretan penjahat di dunia superhero. Kendati tak mengungkap karakter mana yang tergabung dalam Rogues Gallery, pengakuan Reeves mengisyaratkan di filmnya nanti Batman akan menghadapi beberapa villain sekaligus. Adapun Reeves memastikan proses pencarian pemain akan segera dimulai, namun sayangnya ia belum buka suara apakah Ben Affleck akan kembali sebagai Batman. Yang jelas, saat ini Reeves masih fokus mematangkan skrip, dan memperkirakan The Batman akan dirilis akhir musim semi atau musim panas 2021.
Di luar The Batman, Reeves pun juga berbagi detail lain yang tak kalah menarik, yang menyangkut strategi baru WB untuk DCEU. Diakuinya, sekarang studio berkeyakinan bahwa mereka tak perlu berusaha menyelaraskan atau menghubungkan film-film DCEU. Karena kini prioritas utama WB adalah membuat film bagus berdasarkan karakter DC yang mereka miliki. Dengan demikian, wajar saja bila Reeves mengakui studio sangat supportif dan memberinya banyak waktu dalam meracik cerita The Batman.
Sutradara Matt Reeves membeberkan pendekatan cerita, villain dan jadwal rilis potensial ‘The Batman’, hingga strategi baru Warner Bros. dalam memproduksi film-film superhero DC.
Memulai proses pengembangan The Batmantak lama pasca merilis War for the Planet of the Apes pada 2017, sutradara Matt Reeves akhirnya berbagi banyak detail menarik seputar proyek film DC. Tak tanggung-tanggung, saat diwawancarai THR, Reeves membeberkan pendekatan cerita yang ia gunakan, villain dan jadwal rilis potensial, hingga strategi baru Warner Bros. dalam memproduksi film-film superhero DC.
Dimulai dari cerita, Reeves mengungkapkan harapannya untuk bisa menghadirkan kisah Batman yang tak hanya menegangkan, tapi juga emosional. Untuk mewujudkan visinya itu, Reeves memilih atmosfer ala film noir untuk The Batman, dan nantinya film ini akan lebih menonjolkan skill detektif Batman ketimbang film-film Batman sebelumnya. Konsep Batman sebagai detektif ini diusung Reeves karena di komiknya, sang superhero dijuluki World’s Greatest Detective. Selain itu, konsep detektif ini juga belum pernah jadi elemen utama dalam film-film Batman terdahulu, sehingga keputusan Reeves ini dinilai akan membuat The Batman tampil fresh.
Lebih spesifik lagi, Reeves menyatakan ingin melihat Batman versinya melakukan perjalanan untuk melacak keberadaan penjahat dan mengusut kasus kriminal. Dari cerita seperti ini, Reeves melihat karakter Batman bisa berevolusi seiring berjalannya waktu. Berangkat dari penjelasan Reeves, Batman versinya kemungkinan akan lebih banyak memecahkan teka-teki dan menginterogasi, daripada bertarung dengan segala gadget andalannya.
Lebih dari itu, Reeves mengkonfirmasi The Batman akan menghadirkan Rogues Gallery, sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut deretan penjahat di dunia superhero. Kendati tak mengungkap karakter mana yang tergabung dalam Rogues Gallery, pengakuan Reeves mengisyaratkan di filmnya nanti Batman akan menghadapi beberapa villain sekaligus. Adapun Reeves memastikan proses pencarian pemain akan segera dimulai, namun sayangnya ia belum buka suara apakah Ben Affleck akan kembali sebagai Batman. Yang jelas, saat ini Reeves masih fokus mematangkan skrip, dan memperkirakan The Batman akan dirilis akhir musim semi atau musim panas 2021.
Di luar The Batman, Reeves pun juga berbagi detail lain yang tak kalah menarik, yang menyangkut strategi baru WB untuk DCEU. Diakuinya, sekarang studio berkeyakinan bahwa mereka tak perlu berusaha menyelaraskan atau menghubungkan film-film DCEU. Karena kini prioritas utama WB adalah membuat film bagus berdasarkan karakter DC yang mereka miliki. Dengan demikian, wajar saja bila Reeves mengakui studio sangat supportif dan memberinya banyak waktu dalam meracik cerita The Batman.