- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Dengan menggandeng Joss Whedon, eksistensi proyek Batgirl yang dimotori Warner Bros. telah terungkap pada Maret 2017 lalu. Kini, mencuat satu fakta baru yang mengungkap alasan Warner Bros. merestui film Batgirl.
Kesuksesan luar biasa yang diraih Wonder Woman seolah membuktikan film superhero perempuan juga mampu tampil perkasa di box office. Kini pasca pencapaian impresif Wonder Woman baik dari segi finansial maupun resepsi penonton, DC Extended Universe mempersiapkan film superhero perempuannya lainnya yang mengusung Batgirl sebagai lakon utama.
Dengan menggandeng Joss Whedon sebagai sutradara merangkap penulis naskah, eksistensi proyek Batgirl yang dimotori Warner Bros. telah terungkap pada Maret 2017 lalu. Keterlibatan Whedon pun membuat film Batgirl terlihat menjanjikan dan patut diantisipasi. Pasalnya, Whedon adalah sineas bertangan dingin yang mendalangi The Avengers dan Avengers: Age of Ultron. Berkat dua film tim pahlawan super yang memukau itu, Whedon sedikit banyak sudah berjasa memuluskan rencana Marvel Studios dalam membangun semesta film, sekaligus menggapai posisi puncak di genre superhero seperti sekarang.
Kini, mencuat satu fakta baru yang mengungkap alasan Warner Bros. merestui film Batgirl. Seperti dilansir Variety, satu-satunya hal yang mendorong WB untuk melampuhijaukan Batgirl ialah pitch awal dari Whedon. Kabarnya, WB bahkan tak terpikir untuk mempertimbangkan film ini sampai Whedon mengutarakan rasa cintanya pada karakter Barbara Gordon dan alter-egonya. Singkat cerita, berkat antusiasme Whedon terhadap Batgirl, fans akhirnya bisa menyaksikan debut sang superheroine di layar lebar setelah berharap sekian lama.
Sementara itu, cerita film Batgirl akan teinspirasi dari unverse komik DC versi New 52, dimana Barbara Gordon akhirnya bisa pulih total pasca bertahun-tahun menderita kelumpuhan akibat serangan Joker. Semasa lumpuh, putri Commissioner Jim Gordon ini aktif menumpas kejahatan dengan memakai alias Oracle, dan membantu Batman dari balik layar sebagai hacker. Akhirnya setelah bisa kembali berjalan dengan normal, Barbara pun memantapkan tekadnya untuk beraksi sebagai Batgirl, meskipun di sisi lain ia masih dihantui rasa trauma psikologis akibat ulah Joker.
Whedon sendiri kabarnya akan mencari aktris yang belum banyak dikenal sebagai pemeran Batgirl. Sementara film ini baru di tahap awal pengembangan, kini Whedon tengah sibuk memoles karya Zack Snyder di Justice League yang akan tayang November 2018. ■UP
Dengan menggandeng Joss Whedon, eksistensi proyek Batgirl yang dimotori Warner Bros. telah terungkap pada Maret 2017 lalu. Kini, mencuat satu fakta baru yang mengungkap alasan Warner Bros. merestui film Batgirl.
Kesuksesan luar biasa yang diraih Wonder Woman seolah membuktikan film superhero perempuan juga mampu tampil perkasa di box office. Kini pasca pencapaian impresif Wonder Woman baik dari segi finansial maupun resepsi penonton, DC Extended Universe mempersiapkan film superhero perempuannya lainnya yang mengusung Batgirl sebagai lakon utama.
Dengan menggandeng Joss Whedon sebagai sutradara merangkap penulis naskah, eksistensi proyek Batgirl yang dimotori Warner Bros. telah terungkap pada Maret 2017 lalu. Keterlibatan Whedon pun membuat film Batgirl terlihat menjanjikan dan patut diantisipasi. Pasalnya, Whedon adalah sineas bertangan dingin yang mendalangi The Avengers dan Avengers: Age of Ultron. Berkat dua film tim pahlawan super yang memukau itu, Whedon sedikit banyak sudah berjasa memuluskan rencana Marvel Studios dalam membangun semesta film, sekaligus menggapai posisi puncak di genre superhero seperti sekarang.
Kini, mencuat satu fakta baru yang mengungkap alasan Warner Bros. merestui film Batgirl. Seperti dilansir Variety, satu-satunya hal yang mendorong WB untuk melampuhijaukan Batgirl ialah pitch awal dari Whedon. Kabarnya, WB bahkan tak terpikir untuk mempertimbangkan film ini sampai Whedon mengutarakan rasa cintanya pada karakter Barbara Gordon dan alter-egonya. Singkat cerita, berkat antusiasme Whedon terhadap Batgirl, fans akhirnya bisa menyaksikan debut sang superheroine di layar lebar setelah berharap sekian lama.
Sementara itu, cerita film Batgirl akan teinspirasi dari unverse komik DC versi New 52, dimana Barbara Gordon akhirnya bisa pulih total pasca bertahun-tahun menderita kelumpuhan akibat serangan Joker. Semasa lumpuh, putri Commissioner Jim Gordon ini aktif menumpas kejahatan dengan memakai alias Oracle, dan membantu Batman dari balik layar sebagai hacker. Akhirnya setelah bisa kembali berjalan dengan normal, Barbara pun memantapkan tekadnya untuk beraksi sebagai Batgirl, meskipun di sisi lain ia masih dihantui rasa trauma psikologis akibat ulah Joker.
Whedon sendiri kabarnya akan mencari aktris yang belum banyak dikenal sebagai pemeran Batgirl. Sementara film ini baru di tahap awal pengembangan, kini Whedon tengah sibuk memoles karya Zack Snyder di Justice League yang akan tayang November 2018. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Di tengah ketidakpastian apakah dirinya akan kembali sebagai The Dark Knight di 'The Batman', Ben Affleck mencoba mencari proyek film yang bisa ia jadikan karya terbarunya sebagai sutradara.
Di tengah ketidakpastian apakah dirinya akan kembali sebagai The Dark Knight di The Batman, BenAffleck mencoba mencari proyek film yang bisa ia jadikan karya terbarunya sebagai sutradara. Usaha Ben pun tampaknya membuahkan hasil, sebab The Tracking Board mengabarkan Ben kini sedang menjalani negosiasi awal dengan Sony Pictures untuk menyutradarai Red Platoon.
Diadaptasi dari memoir karya Clinton Romesha, Red Platoon menyoroti Pertempuran Kamdesh yang berlangsung selama Perang Afghanistan. Pada 3 Oktober 2009, lebih dari 300 pejuang Taliban melancarkan serangan masif terhadap Outpost Keating, sebuah pos keamanan milik AS di daerah terpencil di dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan. Mengetahui pos Keating digempur habis-habisan oleh Taliban, Sersan Romesha bersama pasukan kecil pimpinannya langsung menjalankan misi untuk menghentikan para ekstrimis tersebut, sekaligus menyelamatkan puluhan nyawa orang Amerika. Atas aksi heroiknya, Romesha dianugerahi Medal of Honor, penghargaan tertinggi di kemiliteran AS.
Ben Affleck sendiri merupakan sutradara dengan talenta yang patut diperhitungkan. Memulai debut penyutradaraannya lewat Gone Baby Gone, karir Affleck sebagai sineas terus melesat dengan berturut-turut menghadirkan dua film berkualitas ciamik, yakni The Town dan Argo, dimana film terakhir sukses meraih gelar Best Picture di ajang Oscar. Sayangnya, rekam jejak Affleck yang mengkilap jadi ternodai menyusul film terakhirnya,Live By Night, menuai banyak respon negatif.
Melalui Red Platoon, Affleck pun diharapkan bisa mengembalikan reputasinya sebagai sutradara bertalenta, jika ia sepakat menggarap film yang diproduseri George Clooney. Lebih dari itu, Tracking Board juga menyebut, proyek ini berpotensi menjadi reuni Ben dan Casey Affleck sejak terakhir berkolaborasi di Gone Baby Gone, sebab Casey kemungkinan akan menjadi pemeran utama di RedPlatoon. Rencananya Ben akan merevisi naskah buatan Adam Cozad jika ia berakhir mennyutradarai Red Platoon. ■UP
Di tengah ketidakpastian apakah dirinya akan kembali sebagai The Dark Knight di 'The Batman', Ben Affleck mencoba mencari proyek film yang bisa ia jadikan karya terbarunya sebagai sutradara.
Di tengah ketidakpastian apakah dirinya akan kembali sebagai The Dark Knight di The Batman, BenAffleck mencoba mencari proyek film yang bisa ia jadikan karya terbarunya sebagai sutradara. Usaha Ben pun tampaknya membuahkan hasil, sebab The Tracking Board mengabarkan Ben kini sedang menjalani negosiasi awal dengan Sony Pictures untuk menyutradarai Red Platoon.
Diadaptasi dari memoir karya Clinton Romesha, Red Platoon menyoroti Pertempuran Kamdesh yang berlangsung selama Perang Afghanistan. Pada 3 Oktober 2009, lebih dari 300 pejuang Taliban melancarkan serangan masif terhadap Outpost Keating, sebuah pos keamanan milik AS di daerah terpencil di dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan. Mengetahui pos Keating digempur habis-habisan oleh Taliban, Sersan Romesha bersama pasukan kecil pimpinannya langsung menjalankan misi untuk menghentikan para ekstrimis tersebut, sekaligus menyelamatkan puluhan nyawa orang Amerika. Atas aksi heroiknya, Romesha dianugerahi Medal of Honor, penghargaan tertinggi di kemiliteran AS.
Ben Affleck sendiri merupakan sutradara dengan talenta yang patut diperhitungkan. Memulai debut penyutradaraannya lewat Gone Baby Gone, karir Affleck sebagai sineas terus melesat dengan berturut-turut menghadirkan dua film berkualitas ciamik, yakni The Town dan Argo, dimana film terakhir sukses meraih gelar Best Picture di ajang Oscar. Sayangnya, rekam jejak Affleck yang mengkilap jadi ternodai menyusul film terakhirnya,Live By Night, menuai banyak respon negatif.
Melalui Red Platoon, Affleck pun diharapkan bisa mengembalikan reputasinya sebagai sutradara bertalenta, jika ia sepakat menggarap film yang diproduseri George Clooney. Lebih dari itu, Tracking Board juga menyebut, proyek ini berpotensi menjadi reuni Ben dan Casey Affleck sejak terakhir berkolaborasi di Gone Baby Gone, sebab Casey kemungkinan akan menjadi pemeran utama di RedPlatoon. Rencananya Ben akan merevisi naskah buatan Adam Cozad jika ia berakhir mennyutradarai Red Platoon. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Box Office, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Dalam satu minggu yang merupakan terburuk sepanjang sejarah box office selama 15 tahun terakhir, 'The Hitman's Bodyguard' berhasil mempertahankan tahta jawaranya. Berikut rekap box office minggu ini.
Ini bukan pernyataan yang berlebihan. Jika ditotal, pendapatan 12 besar film box office minggu ini tak sampai $50 juta. Memang benar akhir Agustus merupakan minggu sepi dimana studio membuang film sampah mereka, namun kali ini kasus khusus. Performa minggu ini adalah yang terburuk sejak 16 tahun terakhir, dan sebagai catatan, minggu tersebut adalah pasca tragedi 9/11. Minggu depan juga takkan lebih baik mengingat tak adanya rilisan besar hingga minggu kedua September.
Oleh karenanya, The Hitman's Bodyguard dengan mudah mempertahankan posisi jawaranya dengan pendapatan $10,3 juta. Filmnya sekarang sudah bisa diakses di Netflix, namun Lionsgate sudah lebih dari untung berkat pendapatan domestik $39,8 juta dan total pendapatan global sebesar $59,6 juta dengan adanya tambahan $9,1 juta minggu ini dari 22 negara. Ini belum termasuk Korea yang baru menayangkannya akhir Agustus ini.
Satu-satunya rilisan baru yang berhasil masuk lima besar adalah Leap! yang didistribusikan oleh Weinstein Company. Film animasi produksi Prancis yang aslinya berjudul Ballerina ini mendapat debut $4,7 juta. Tak memuaskan tentu saja dalam konteks wide release, namun ia mendapat CinemaScore "A" dari penonton.
Mengumpulkan $2,7 juta, film tentang Bruce Lee Birth of the Dragon hanya bisa unggul tipis dari pertandingan tinju Mayweather vs. McGregor yang mampu meraup $2,6 juta (saya tak tahu pasti, tapi tampaknya pertandingan tinju populer ditayangkan di bioskop Amerika). Hasil ini lebih mengejutkan karena pertandingannya hanya tayang di seperempat bioskop lebih sedikit dibanding Birth of the Dragon. Kritikus menghajar film fiksi yang seharusnya kisah nyata dari Bruce Lee ini, namun penonton lebih maklum dengan CinemaScore "B".
Annabelle: Creation masih berada di posisi kedua dengan $7,7 juta dan total pendapatan $78,2 juta selama 3 minggu penayangan. Film ini masih tayang di 61 negara dengan mengumpulkan $22,2 juta, sehingga total pendapatan globalnya menjadi $216,9 juta.
Wind River yang minggu ini diekspansi ke wide release berada di posisi keempat dengan $4,6 juta. Jika ditambah dengan pendapatan dari limited release, maka ia sudah mengumpulkan $10,0 juta.
Logan Lucky merupakan film lima besar dengan penurunan terendah minggu ini yaitu sebesar 44,2%. Namun dikarenakan debutnya yang lemah minggu lalu, filmnya baru mengumpulkan total $14,9 juta, dimana $4,2 juta didapat dari minggu ini. Tambahan $1,6 juta dari 8 negara mengangkat total pendapatan globalnya ke angka $42,4 juta.
Telah rilis terlebih dahulu di 21 negara termasuk Indonesia, film terbaru Tom Cruise American Made berhasil mengumpulkan $6,8 juta, dimana perolehan terbesar berasal dari Australia ($1,7 juta).
Cina nyatanya tak menjadi penyelamat bagi Valerian and the City of a Thousand Planets. Negeri Tirai Bambu baru menyumbang $28,9 juta, yang hanya mengangkat total pendapatan globalnya ke angka $163,8 juta. Ingat, bujet mentahnya saja mencapai $180 juta.
Dalam satu minggu yang merupakan terburuk sepanjang sejarah box office selama 15 tahun terakhir, 'The Hitman's Bodyguard' berhasil mempertahankan tahta jawaranya. Berikut rekap box office minggu ini.
Ini bukan pernyataan yang berlebihan. Jika ditotal, pendapatan 12 besar film box office minggu ini tak sampai $50 juta. Memang benar akhir Agustus merupakan minggu sepi dimana studio membuang film sampah mereka, namun kali ini kasus khusus. Performa minggu ini adalah yang terburuk sejak 16 tahun terakhir, dan sebagai catatan, minggu tersebut adalah pasca tragedi 9/11. Minggu depan juga takkan lebih baik mengingat tak adanya rilisan besar hingga minggu kedua September.
Oleh karenanya, The Hitman's Bodyguard dengan mudah mempertahankan posisi jawaranya dengan pendapatan $10,3 juta. Filmnya sekarang sudah bisa diakses di Netflix, namun Lionsgate sudah lebih dari untung berkat pendapatan domestik $39,8 juta dan total pendapatan global sebesar $59,6 juta dengan adanya tambahan $9,1 juta minggu ini dari 22 negara. Ini belum termasuk Korea yang baru menayangkannya akhir Agustus ini.
Satu-satunya rilisan baru yang berhasil masuk lima besar adalah Leap! yang didistribusikan oleh Weinstein Company. Film animasi produksi Prancis yang aslinya berjudul Ballerina ini mendapat debut $4,7 juta. Tak memuaskan tentu saja dalam konteks wide release, namun ia mendapat CinemaScore "A" dari penonton.
Mengumpulkan $2,7 juta, film tentang Bruce Lee Birth of the Dragon hanya bisa unggul tipis dari pertandingan tinju Mayweather vs. McGregor yang mampu meraup $2,6 juta (saya tak tahu pasti, tapi tampaknya pertandingan tinju populer ditayangkan di bioskop Amerika). Hasil ini lebih mengejutkan karena pertandingannya hanya tayang di seperempat bioskop lebih sedikit dibanding Birth of the Dragon. Kritikus menghajar film fiksi yang seharusnya kisah nyata dari Bruce Lee ini, namun penonton lebih maklum dengan CinemaScore "B".
Annabelle: Creation masih berada di posisi kedua dengan $7,7 juta dan total pendapatan $78,2 juta selama 3 minggu penayangan. Film ini masih tayang di 61 negara dengan mengumpulkan $22,2 juta, sehingga total pendapatan globalnya menjadi $216,9 juta.
Wind River yang minggu ini diekspansi ke wide release berada di posisi keempat dengan $4,6 juta. Jika ditambah dengan pendapatan dari limited release, maka ia sudah mengumpulkan $10,0 juta.
Logan Lucky merupakan film lima besar dengan penurunan terendah minggu ini yaitu sebesar 44,2%. Namun dikarenakan debutnya yang lemah minggu lalu, filmnya baru mengumpulkan total $14,9 juta, dimana $4,2 juta didapat dari minggu ini. Tambahan $1,6 juta dari 8 negara mengangkat total pendapatan globalnya ke angka $42,4 juta.
Telah rilis terlebih dahulu di 21 negara termasuk Indonesia, film terbaru Tom Cruise American Made berhasil mengumpulkan $6,8 juta, dimana perolehan terbesar berasal dari Australia ($1,7 juta).
Cina nyatanya tak menjadi penyelamat bagi Valerian and the City of a Thousand Planets. Negeri Tirai Bambu baru menyumbang $28,9 juta, yang hanya mengangkat total pendapatan globalnya ke angka $163,8 juta. Ingat, bujet mentahnya saja mencapai $180 juta.
Anda tak bisa menahan hasrat untuk mengangguk-anggukkan kepala atau menghentak-hentakan kaki mengikuti ketukan lagu.
“You and I are a team.” — Baby
Rating UP: Memang tertunda 2 bulan dari Amerika, namun akhirnya kita mendapatkan film paling asyik dan paling enerjik tahun ini di layar lebar. Kita ke bioskop seringkali karena hanya ingin dibuat tertawa, bersorak-sorai, berdebar-debar, atau seru-seruan bareng. Baby Driver adalah film seperti itu. Filmnya penuh energi dan gaya. Menonton film ini seperti mendengar lagu rock favorit bersama kerumunan yang satu selera. Atau lagu pop, elektro, dangdut, atau lagu apapun. Anda tak bisa menahan hasrat untuk mengangguk-anggukkan kepala atau menghentak-hentakan kaki mengikuti ketukan lagu.
Saya kira analogi saya tak begitu keliru. Penulis/sutradara Edgar Wright menggabungkan film aksi kejar-kejaran mobil yang menegangkan dengan album kompilasi lagu yang diseleksi dengan telaten. Namun Baby Driver bukan sekadar film aksi dengan trek lagu keren, alih-alih kebalikannya. Biasanya, sutradara memilih trek lagu berdasarkan adegan, namun saya yakin Wright merancang adegannya setelah mendengar lagu terlebih dahulu. Lagu lah yang membangun film. Setiap sekuensnya dieksekusi dengan timing yang presisi, sinkron antara pergerakan di layar dengan ritme lagu. Filmnya melesat hebat dengan panduan dari tembang-tembang pilihan, yang juga menegaskan momen dari setiap adegan.
Tokoh utama kita adalah Baby (Ansel Elgort) yang harus selalu memakai earphone karena punya gangguan pendengaran. Well, sebenarnya ini alasan saja bagi Wright untuk menyelipkan puluhan lagu ke dalam filmnya secara natural. Gara-gara kecelakaan semasa kecil, Baby menderita tinnitus. Berkat musik, suara dengingan di telinganya berkurang, dan untuk itu, Baby punya banyak iPod sesuai dengan mood-nya. Ia pendiam, namun saat berada di belakang setir, Baby sekelas dengan Ryan Gosling dalam Drive. Ia memacu mobil dengan cantik, lolos dari kejaran polisi, atau menghindari blokade paku dengan manuver mulus yang tak perlu sampai meledakkan separuh populasi jalan raya.
Sekuens pertama semacam versi extended dari video klip “Blue Song”-nya Mint Royale yang disutradarai oleh Wright sendiri pada tahun 2003. Baby sedang menunggu sembari mendengar “Bellbottoms”-nya Jon Spencer Blues Explosion. Tiga perampok bank lalu masuk ke dalam mobilnya, dan tepat saat interlude lagu, Baby membesarkan volume, menginjak pedal gas, dan mempersembahkan kejar-kejaran mobil yang stylish, penuh adrenalin dan mungkin salah satu yang terbaik yang pernah saya tonton.
Mereka bagi-bagi hasil rampokan di sebuah gudang. Ada Griff (Jon Bernthal), Buddy (Jon Hamm), dan pacar Buddy, Darling (Eiza Gonzalez). Yang mengatur semuanya adalah seorang bos kriminal berjuluk Doc (Kevin Spacey). Baby sebenarnya tak seperti orang-orang ini, namun ia berhutang banyak pada Doc, dan ini adalah satu-satunya cara untuk melunasi. Doc selalu merekrut orang yang berbeda untuk setiap perampokannya, namun Baby menjadi kru reguler karena sedemikian mahir menyetir. Oh, dan Baby adalah jimat keberuntungan bagi Doc.
Tinggal satu misi lagi dan hutang Baby lunas, kata Doc. Namun tak ada yang namanya one last job dalam semesta film kriminal. Bahkan pekerjaan kali ini bakal lebih berat gara-gara kru baru yang sinting, Bats (Jamie Foxx). Alasan Baby untuk keluar dari dunia kriminal semakin kuat saat ia berjumpa dengan pramusaji cantik bernama Deborah (Lily James) yang juga punya selera musik yang bagus.
Bagian selanjutnya berisi dengan tembak-tembakan, kejar-kejaran mobil, sampai kejar-kejaran dengan kaki yang diiringi dengan lagu “Harlem Shuffle”-nya Bob & Earl, “Let’s Go Away for a While”-nya The Beach Boys, “Debra”-nya Beck, “Easy”-nya The Commodores, “Nowhere to Run”-nya Martha Reeves a& the Vandellas, “Hocus Pocus”-nya Focus, “Brighton Rock”-nya Queen, dan tentu saja “Baby Driver” milik Simon & Garfunkel. Tak semuanya saya tahu dan sebagian besar infonya saya dapatkan dari IMDb, namun percayalah, semuanya keren dan sangat cocok sekali dengan apa yang terjadi di layar. Di satu adegan tembak-tembakan, suara letupan pistol seirama dengan suara drum solo dari “Tequilla”-nya Button Down Brass. Konyol tapi keren.
Wright adalah sutradara yang brilian dan Baby Driver adalah satu lagi parade keterampilannya dalam pop nerd filmmaking. Dalam Scott Pilgrim vs. The World, ia membuat inovasi visual yang mendefinisikan hibrid antara video game dengan sinema. Hot Fuzz yang merupakan film Wright favorit saya (maafkan saya), adalah plesetan buddy cop dengan komedi menyengat tapi tetap punya aura misteri yang mencekat sepanjang film. Untuk Baby Driver, Wright menciptakan film aksi-musikal yang menyentuh tiga elemen yang kita cari dalam sebuah film —romansa, komedi, thriller— dan ketiganya sukses sampai di tujuan dengan mulus dan penuh gaya. Wright bilang bahwa pengadegannya sebagian besar dilakukan di depan kamera, tanpa CGI, demi memberikan kejar-kejaran mobil yang sudah lama tak kita lihat dalam film aksi kekinian. Bagian klimaks yang melibatkan banyak tabrakan mobil menyajikan ketegangan maksimal dengan stake yang riil. Ancaman yang dirasakan Baby tak main-main.
Intensitas ini juga berhasil dibangun oleh Wright berkat karakterisasi yang simpel tapi sangat efektif. Semua karakter pendukung bisa dibilang misterius sehingga menyuguhkan sesuatu yang tak kita duga. Ada ketidakpastian karena sedikit percikan saja bisa menimbulkan kekacauan bagi semua. Foxx tampil luar biasa sebagai maniak sinis yang tampaknya suka membuat masalah dengan siapapun. Doc ternyata bukan sekadar bos berdarah dingin seperti yang kita lihat di awal. Sementara Hamm berjalan dari latar belakang dengan elegan tapi menyimpan sesuatu yang membuat bergidik. Di satu bagian, kita penasaran bagaimana gaya berpacaran sehari-hari antara Buddy dan Darling.
Tak ada momen yang begitu berbobot, tapi Baby Driver sangat asyik sekali sebagai hiburan ringan. Di linimasa Twitter, saya sempat melihat komentar salah satu kritikus internasional yang bilang bahwa Baby-nya Elgort adalah karakter yang tumpul. Namun saya yakin anda takkan kepikiran hal itu saat menonton, setelah menonton bahkan. Saya misalnya, hanya ingin segera pulang, menghantam pedal gas, dan kebut-kebutan di jalan raya diiringi lagu rock favorit yang menggelegar.
Setelah dipikir-pikir, mungkin tidak jadi. Saya belum punya SIM A. Mobil juga belum punya. ■UP
Anda tak bisa menahan hasrat untuk mengangguk-anggukkan kepala atau menghentak-hentakan kaki mengikuti ketukan lagu.
“You and I are a team.” — Baby
Rating UP: Memang tertunda 2 bulan dari Amerika, namun akhirnya kita mendapatkan film paling asyik dan paling enerjik tahun ini di layar lebar. Kita ke bioskop seringkali karena hanya ingin dibuat tertawa, bersorak-sorai, berdebar-debar, atau seru-seruan bareng. Baby Driver adalah film seperti itu. Filmnya penuh energi dan gaya. Menonton film ini seperti mendengar lagu rock favorit bersama kerumunan yang satu selera. Atau lagu pop, elektro, dangdut, atau lagu apapun. Anda tak bisa menahan hasrat untuk mengangguk-anggukkan kepala atau menghentak-hentakan kaki mengikuti ketukan lagu.
Saya kira analogi saya tak begitu keliru. Penulis/sutradara Edgar Wright menggabungkan film aksi kejar-kejaran mobil yang menegangkan dengan album kompilasi lagu yang diseleksi dengan telaten. Namun Baby Driver bukan sekadar film aksi dengan trek lagu keren, alih-alih kebalikannya. Biasanya, sutradara memilih trek lagu berdasarkan adegan, namun saya yakin Wright merancang adegannya setelah mendengar lagu terlebih dahulu. Lagu lah yang membangun film. Setiap sekuensnya dieksekusi dengan timing yang presisi, sinkron antara pergerakan di layar dengan ritme lagu. Filmnya melesat hebat dengan panduan dari tembang-tembang pilihan, yang juga menegaskan momen dari setiap adegan.
Tokoh utama kita adalah Baby (Ansel Elgort) yang harus selalu memakai earphone karena punya gangguan pendengaran. Well, sebenarnya ini alasan saja bagi Wright untuk menyelipkan puluhan lagu ke dalam filmnya secara natural. Gara-gara kecelakaan semasa kecil, Baby menderita tinnitus. Berkat musik, suara dengingan di telinganya berkurang, dan untuk itu, Baby punya banyak iPod sesuai dengan mood-nya. Ia pendiam, namun saat berada di belakang setir, Baby sekelas dengan Ryan Gosling dalam Drive. Ia memacu mobil dengan cantik, lolos dari kejaran polisi, atau menghindari blokade paku dengan manuver mulus yang tak perlu sampai meledakkan separuh populasi jalan raya.
Sekuens pertama semacam versi extended dari video klip “Blue Song”-nya Mint Royale yang disutradarai oleh Wright sendiri pada tahun 2003. Baby sedang menunggu sembari mendengar “Bellbottoms”-nya Jon Spencer Blues Explosion. Tiga perampok bank lalu masuk ke dalam mobilnya, dan tepat saat interlude lagu, Baby membesarkan volume, menginjak pedal gas, dan mempersembahkan kejar-kejaran mobil yang stylish, penuh adrenalin dan mungkin salah satu yang terbaik yang pernah saya tonton.
Mereka bagi-bagi hasil rampokan di sebuah gudang. Ada Griff (Jon Bernthal), Buddy (Jon Hamm), dan pacar Buddy, Darling (Eiza Gonzalez). Yang mengatur semuanya adalah seorang bos kriminal berjuluk Doc (Kevin Spacey). Baby sebenarnya tak seperti orang-orang ini, namun ia berhutang banyak pada Doc, dan ini adalah satu-satunya cara untuk melunasi. Doc selalu merekrut orang yang berbeda untuk setiap perampokannya, namun Baby menjadi kru reguler karena sedemikian mahir menyetir. Oh, dan Baby adalah jimat keberuntungan bagi Doc.
Tinggal satu misi lagi dan hutang Baby lunas, kata Doc. Namun tak ada yang namanya one last job dalam semesta film kriminal. Bahkan pekerjaan kali ini bakal lebih berat gara-gara kru baru yang sinting, Bats (Jamie Foxx). Alasan Baby untuk keluar dari dunia kriminal semakin kuat saat ia berjumpa dengan pramusaji cantik bernama Deborah (Lily James) yang juga punya selera musik yang bagus.
Bagian selanjutnya berisi dengan tembak-tembakan, kejar-kejaran mobil, sampai kejar-kejaran dengan kaki yang diiringi dengan lagu “Harlem Shuffle”-nya Bob & Earl, “Let’s Go Away for a While”-nya The Beach Boys, “Debra”-nya Beck, “Easy”-nya The Commodores, “Nowhere to Run”-nya Martha Reeves a& the Vandellas, “Hocus Pocus”-nya Focus, “Brighton Rock”-nya Queen, dan tentu saja “Baby Driver” milik Simon & Garfunkel. Tak semuanya saya tahu dan sebagian besar infonya saya dapatkan dari IMDb, namun percayalah, semuanya keren dan sangat cocok sekali dengan apa yang terjadi di layar. Di satu adegan tembak-tembakan, suara letupan pistol seirama dengan suara drum solo dari “Tequilla”-nya Button Down Brass. Konyol tapi keren.
Wright adalah sutradara yang brilian dan Baby Driver adalah satu lagi parade keterampilannya dalam pop nerd filmmaking. Dalam Scott Pilgrim vs. The World, ia membuat inovasi visual yang mendefinisikan hibrid antara video game dengan sinema. Hot Fuzz yang merupakan film Wright favorit saya (maafkan saya), adalah plesetan buddy cop dengan komedi menyengat tapi tetap punya aura misteri yang mencekat sepanjang film. Untuk Baby Driver, Wright menciptakan film aksi-musikal yang menyentuh tiga elemen yang kita cari dalam sebuah film —romansa, komedi, thriller— dan ketiganya sukses sampai di tujuan dengan mulus dan penuh gaya. Wright bilang bahwa pengadegannya sebagian besar dilakukan di depan kamera, tanpa CGI, demi memberikan kejar-kejaran mobil yang sudah lama tak kita lihat dalam film aksi kekinian. Bagian klimaks yang melibatkan banyak tabrakan mobil menyajikan ketegangan maksimal dengan stake yang riil. Ancaman yang dirasakan Baby tak main-main.
Intensitas ini juga berhasil dibangun oleh Wright berkat karakterisasi yang simpel tapi sangat efektif. Semua karakter pendukung bisa dibilang misterius sehingga menyuguhkan sesuatu yang tak kita duga. Ada ketidakpastian karena sedikit percikan saja bisa menimbulkan kekacauan bagi semua. Foxx tampil luar biasa sebagai maniak sinis yang tampaknya suka membuat masalah dengan siapapun. Doc ternyata bukan sekadar bos berdarah dingin seperti yang kita lihat di awal. Sementara Hamm berjalan dari latar belakang dengan elegan tapi menyimpan sesuatu yang membuat bergidik. Di satu bagian, kita penasaran bagaimana gaya berpacaran sehari-hari antara Buddy dan Darling.
Tak ada momen yang begitu berbobot, tapi Baby Driver sangat asyik sekali sebagai hiburan ringan. Di linimasa Twitter, saya sempat melihat komentar salah satu kritikus internasional yang bilang bahwa Baby-nya Elgort adalah karakter yang tumpul. Namun saya yakin anda takkan kepikiran hal itu saat menonton, setelah menonton bahkan. Saya misalnya, hanya ingin segera pulang, menghantam pedal gas, dan kebut-kebutan di jalan raya diiringi lagu rock favorit yang menggelegar.
Setelah dipikir-pikir, mungkin tidak jadi. Saya belum punya SIM A. Mobil juga belum punya. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Usai sukses membesut 'Annabelle: Creation', David F.Sanberg kini siap terjun ke dalam semesta superhero DC Extended Universe dengan membidani film 'Shazam'.
Usai sukses membesutAnnabelle: Creation, sutradara David F. Sanberg kini siap terjun ke dalam semesta superhero DC Extended Universe dengan membidani film Shazam. Pertama diumumkan pada 2014, proyek Shazam akhirnya mengalami kemajuan signifikan, seiring Sanberg merilis foto yang menandai dimulainya proses pra-produksi film arahannya. Foto dengan caption “Day 1” yang diposting di Instagram ini sebenarnya tak begitu istimewa karena hanya memperlihatkan sekaleng Coca-Cola. Bagaimanapun, foto ini dinilai sebagai titik cerah bagi mereka yang mengantisipasi debut Shazam di layar lebar.
Dengan berjalannya proses pra-produksi Shazam, maka Sanberg dan kru sudah mulai meracik skrip ataupun cerita, hingga mencari pemain. Sebelumnya, Sanberg memastikan akan menggaet dua aktor untuk bermain sebagai karakter titular, dimana yang satu (aktor muda) berperan sebagai bocah bernama Billy Batson, dan yang satunya lagi (aktor dewasa) berperan sebagai Shazam. Sang sutradara juga menjanjikan, Shazam akan jadi film paling ringan di DCEU. Dengan kata lain, filmnya akan sarat dengan nuansa fun dan jauh dari kesan kelam.
Shazam sendiri merupakan superhero dengan kekuatan yang mewakili dewa-dewa besar dalam mitologi Yunani seperti Solomon, Hercules, Atlas, Zeus, Achilles dan Mercury. Disamping itu, Shazam sebenarnya berwujud asli anak remaja bernama Billy Batson, yang ketika mengucapkan kata ajaib “SHAZAM”, seketika bertranformasi menjadi sang superhero. Dengan latar belakang Shazam tersebut, tak heran jika karakter ini dibawakan dua aktor. Cukup disayangkan Dwayne Johnson – pemeran musuh besar Shazam, Black Adam – batal tampil di Shazam setelah karakternya dicoret dari skrip. Sebagai kompensasinya, Warner Bros. memberikan film solo khusus untuk Black Adam yang kini sedang dikembangkan.
Shazam akan mulai syuting pada 2018 dengan jadwal rilis yang belum ditentukan. ■UP
Usai sukses membesut 'Annabelle: Creation', David F.Sanberg kini siap terjun ke dalam semesta superhero DC Extended Universe dengan membidani film 'Shazam'.
Usai sukses membesutAnnabelle: Creation, sutradara David F. Sanberg kini siap terjun ke dalam semesta superhero DC Extended Universe dengan membidani film Shazam. Pertama diumumkan pada 2014, proyek Shazam akhirnya mengalami kemajuan signifikan, seiring Sanberg merilis foto yang menandai dimulainya proses pra-produksi film arahannya. Foto dengan caption “Day 1” yang diposting di Instagram ini sebenarnya tak begitu istimewa karena hanya memperlihatkan sekaleng Coca-Cola. Bagaimanapun, foto ini dinilai sebagai titik cerah bagi mereka yang mengantisipasi debut Shazam di layar lebar.
Dengan berjalannya proses pra-produksi Shazam, maka Sanberg dan kru sudah mulai meracik skrip ataupun cerita, hingga mencari pemain. Sebelumnya, Sanberg memastikan akan menggaet dua aktor untuk bermain sebagai karakter titular, dimana yang satu (aktor muda) berperan sebagai bocah bernama Billy Batson, dan yang satunya lagi (aktor dewasa) berperan sebagai Shazam. Sang sutradara juga menjanjikan, Shazam akan jadi film paling ringan di DCEU. Dengan kata lain, filmnya akan sarat dengan nuansa fun dan jauh dari kesan kelam.
Shazam sendiri merupakan superhero dengan kekuatan yang mewakili dewa-dewa besar dalam mitologi Yunani seperti Solomon, Hercules, Atlas, Zeus, Achilles dan Mercury. Disamping itu, Shazam sebenarnya berwujud asli anak remaja bernama Billy Batson, yang ketika mengucapkan kata ajaib “SHAZAM”, seketika bertranformasi menjadi sang superhero. Dengan latar belakang Shazam tersebut, tak heran jika karakter ini dibawakan dua aktor. Cukup disayangkan Dwayne Johnson – pemeran musuh besar Shazam, Black Adam – batal tampil di Shazam setelah karakternya dicoret dari skrip. Sebagai kompensasinya, Warner Bros. memberikan film solo khusus untuk Black Adam yang kini sedang dikembangkan.
Shazam akan mulai syuting pada 2018 dengan jadwal rilis yang belum ditentukan. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Tak ingin kontroversi terus bergulir, Ed Skrein mengambil keputusan berani dengan mengundurkan diri dari 'Hellboy'.
Minggu lalu Ed Skrein diketahui bergabung dalam film reboot Hellboy sebagai Major Ben Daimio. Alih-alih disambut positif, keterlibatan aktor Inggris justru menyulut isu whitewashing lantaran ia memerankan karakter keturunan Jepang-Amerika. Tak ingin kontroversi ini terus bergulir, jebolan Game of Thrones ini pun mengambil keputusan berani dengan mengundurkan diri, agar Ben Daimio nantinya bisa diperankan aktor yang tepat.
Pengunduran diri Ed sendiri diumumkan langsung oleh sang aktor melalui Twitter. Selain menyatakan dirinya urung membintangi Hellboy, Ed juga memberikan klarifikasi terkait keterlibatannya yang berujung isu whitewashing. Ia mengaku, saat menerima peran, ia belum tahu bahwa Ben Daimio di komiknya ternyata memiliki darah Asia. Usai bergabung, Ed pun menyadari adanya kritikan mengalir deras yang menyasar dirinya.
Mengetahui hal itu, Ed akhirnya tergerak melakukan hal yang ia rasa benar. Ia memahami, merepresentasikan karakter secara akurat dari sisi budaya itu penting bagi banyak orang, dan jika kewajiban itu diabaikan, maka Ed menilai hal itu akan cenderung merugikan etnis minoritas di dunia seni. Ed pun menyatakan sangat menghormati kewajiban ini. Atas dasar itu, Ed memutuskan mundur agar karakternya bisa diperankan aktor yang tepat. Ia berharap keputusannya bisa mendorong industri Hollywood untuk lebih terbuka pada aktor/aktris dari berbagai etnis. Kendati merasa sedih harus proyek calon franchise seperti Hellboy, namun jika kelak keputusannya bisa membawa perubahan dan membuat etnis di Hollywood lebih beragam, Ed merasa keputusannya layak untuk diambil dan tak perlu disesali.
Dalam komiknya, Ben Daimio sendiri memiliki nenek yang dulunya menjadi prajurit kekaisaran Jepang pada era Perang Dunia II. Reboot ini menandai debut Daimio di layar lebar, mengingat ia belum sempat unjuk gigi di dua film Hellboy besutan Guillermo Del Toro. Kini Lionsgate tampaknya harus bergerak cepat mencari pengganti Ed jika tak ingin proses syuting Hellboy pada September 2017 tertunda. Menarik untuk melihat apakah peran Ben Daimio akan dipercayakan pada aktor berdarah Asia sesuai harapan Ed, atau justru studio masih bersikap bandel dengan mengulangi kesalahannya.
Isu whitewashing sendiri telah menjadi persoalan klasik di Hollywood, dan biasanya kerap terjadi dalam film adaptasi. Sebut saja Doctor Strange yang mendapuk Tilda Swinton sebagai Ancient One, Ghost in the Shellyang menunjuk Scarlett Johansson sebagai Motoko Kusanagi, hingga Death Note yang memilih Nat Wolff sebagai Yagami Light. Layaknya Ed, ketiga aktor/aktris Barat harus menghadapi kontroversi whitewashing lantaran memerankan karakter berlatar belakang Asia.
Disutradarai Neil Marshall, reboot bertajuk Hellboy: Rise of the Blood Queen ini dibintangi DavidHarbour (Hellboy), Ian McShane (Professor Broom, ayah adopsi Hellboy), Milla Jovovich (villain The Blood Queen) dan Sasha Lane (Alice Monaghan). Berbekal rating R, reboot ini dijanjikan akan lebih sadis dan kelam dengan cerita yang lebih dewasa.
Kendati Lionsgate belum menetapkan tanggal rilis, rencananya Hellboy: Rise of the Blood Queen ditargetkan meluncur 2018. ■UP
Tak ingin kontroversi terus bergulir, Ed Skrein mengambil keputusan berani dengan mengundurkan diri dari 'Hellboy'.
Minggu lalu Ed Skrein diketahui bergabung dalam film reboot Hellboy sebagai Major Ben Daimio. Alih-alih disambut positif, keterlibatan aktor Inggris justru menyulut isu whitewashing lantaran ia memerankan karakter keturunan Jepang-Amerika. Tak ingin kontroversi ini terus bergulir, jebolan Game of Thrones ini pun mengambil keputusan berani dengan mengundurkan diri, agar Ben Daimio nantinya bisa diperankan aktor yang tepat.
Pengunduran diri Ed sendiri diumumkan langsung oleh sang aktor melalui Twitter. Selain menyatakan dirinya urung membintangi Hellboy, Ed juga memberikan klarifikasi terkait keterlibatannya yang berujung isu whitewashing. Ia mengaku, saat menerima peran, ia belum tahu bahwa Ben Daimio di komiknya ternyata memiliki darah Asia. Usai bergabung, Ed pun menyadari adanya kritikan mengalir deras yang menyasar dirinya.
Mengetahui hal itu, Ed akhirnya tergerak melakukan hal yang ia rasa benar. Ia memahami, merepresentasikan karakter secara akurat dari sisi budaya itu penting bagi banyak orang, dan jika kewajiban itu diabaikan, maka Ed menilai hal itu akan cenderung merugikan etnis minoritas di dunia seni. Ed pun menyatakan sangat menghormati kewajiban ini. Atas dasar itu, Ed memutuskan mundur agar karakternya bisa diperankan aktor yang tepat. Ia berharap keputusannya bisa mendorong industri Hollywood untuk lebih terbuka pada aktor/aktris dari berbagai etnis. Kendati merasa sedih harus proyek calon franchise seperti Hellboy, namun jika kelak keputusannya bisa membawa perubahan dan membuat etnis di Hollywood lebih beragam, Ed merasa keputusannya layak untuk diambil dan tak perlu disesali.
Dalam komiknya, Ben Daimio sendiri memiliki nenek yang dulunya menjadi prajurit kekaisaran Jepang pada era Perang Dunia II. Reboot ini menandai debut Daimio di layar lebar, mengingat ia belum sempat unjuk gigi di dua film Hellboy besutan Guillermo Del Toro. Kini Lionsgate tampaknya harus bergerak cepat mencari pengganti Ed jika tak ingin proses syuting Hellboy pada September 2017 tertunda. Menarik untuk melihat apakah peran Ben Daimio akan dipercayakan pada aktor berdarah Asia sesuai harapan Ed, atau justru studio masih bersikap bandel dengan mengulangi kesalahannya.
Isu whitewashing sendiri telah menjadi persoalan klasik di Hollywood, dan biasanya kerap terjadi dalam film adaptasi. Sebut saja Doctor Strange yang mendapuk Tilda Swinton sebagai Ancient One, Ghost in the Shellyang menunjuk Scarlett Johansson sebagai Motoko Kusanagi, hingga Death Note yang memilih Nat Wolff sebagai Yagami Light. Layaknya Ed, ketiga aktor/aktris Barat harus menghadapi kontroversi whitewashing lantaran memerankan karakter berlatar belakang Asia.
Disutradarai Neil Marshall, reboot bertajuk Hellboy: Rise of the Blood Queen ini dibintangi DavidHarbour (Hellboy), Ian McShane (Professor Broom, ayah adopsi Hellboy), Milla Jovovich (villain The Blood Queen) dan Sasha Lane (Alice Monaghan). Berbekal rating R, reboot ini dijanjikan akan lebih sadis dan kelam dengan cerita yang lebih dewasa.
Kendati Lionsgate belum menetapkan tanggal rilis, rencananya Hellboy: Rise of the Blood Queen ditargetkan meluncur 2018. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Buletin, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Film lulus sensor minggu ini antara lain: 'Renegades', 'Midnight Runners', 'Tommi n Jerri', 'Suami untuk Mak', 'The Evil Within', 'Cage Dive', 'Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 2', 'Bareilly ki Barfi', dan 'Molulo'.
Di antara 9 film yang lulus sensor minggu ini, rilisan terbesar adalah Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 2. Sama seperti film pertamanya, sekuel ini juga diberi rating "13+". Mudah-mudahan rating kali ini lebih pas, berbeda dari Jangkrik Boss Part 1 yang leluconnya tak begitu ramah bagi siswa kelas VII.
Rano Karno dan Lydia Kandou akan reuni kembali dalam film Suami untuk Mak garapan Monti Tiwa. Ceritanya tentang Lydia yang ingin dicarikan suami baru oleh kelima anaknya yang berbeda etnis. Anda tak salah baca. Di film ini Lydia sudah punya suami 5 kali. Film ini diberi rating "13+".
Ada dua lagi film lokal yang juga lulus sensor. Yang pertama adalah Tommi n Jerri, komedi yang dibintangi Aurelie Moeremans dan Mongol Stress, yang mendapat rating "+13". Terakhir, film lokal dari Sulawesi Tenggara berjudul Molulo, yang sebenarnya tak lokal-lokal amat karena disutradarai oleh komika nasional, Acho. Ratingnya juga "13+".
Awalnya direncanakan tayang pada 23 Agustus, saya heran kenapa Midnight Runners belum juga lulus sensor minggu lalu. Namun ternyata perilisannya ditunda selama seminggu, dan sekarang ia sudah lulus sensor dengan rating "17+". Ceritanya tentang mahasiswa Universitas Polisi Korea yang melakukan investigasi sendiri terhadap sebuah kasus penculikan yang katanya berakhir konyol.
Saya tak tahu mana yang duluan, tapi premis Cage Dive terdengar sangat mirip sekali dengan 47 Meters Down. Film ini aslinya merupakan film ketiga dari Open Water. Di Amerika sendiri, filmnya sudah tayang secara on demand. Saya cuma bilang.
Berikut daftar lengkap buletin LSF minggu ini.
RENEGADES 783/DCP/EA/17/01.2025/2017 DRAMA ACTION Klasifikasi Usia 17+ Pemilik PT. Prima Cinema Multimedia Tanggal 22 Agustus 2017 Durasi 2879 Meter / 105 Menit
MIDNIGHT RUNNERS 787/DCP/EA/17/02.2018/2017 DRAMA / ACTION / KOMEDI Klasifikasi Usia 17+ Pemilik PT. Athali Sukses Makmur Tanggal 22 Agustus 2017 Durasi 2989 Meter / 109 Menit
TOMMI n JERRI 786/DCP/NAS/13/08.2022/2017 KOMEDI Klasifikasi Usia 13+ Pemilik PT. KINOKO HALLOGEMA KREASINDO Tanggal 22 Agustus 2017 Durasi 2358 Meter / 86 Menit
SUAMI UNTUK MAK 796/DCP/NAS/13/08.2022/2017 DRAMA Klasifikasi Usia 13+ Pemilik PT. CAHAYA MEGA INDONESIA Tanggal 23 Agustus 2017 Durasi 2687 Meter / 98 Menit
THE EVIL WITHIN 785/DCP/EA/REV/17/07.2024/2017 HOROR Klasifikasi Usia 17+ Pemilik PT. RAPI FILMS Tanggal 24 Agustus 2017 Durasi 2661 Meter / 97 Menit
CAGE DIVE 813/DCP/ANM/17/08.2018/2017 DRAMA Klasifikasi Usia 17+ Pemilik PT . MITRA MEDIA LAYAR LEBAR Tanggal 25 Agustus 2017 Durasi 2166 Meter / 79 Menit
WARKOP DKI REBORN : JANGKRIK BOSS PART 2 809/DCP/NAS/13/08.2022/2017 DRAMA / KOMEDI Klasifikasi Usia 13+ Pemilik PT. FALCON Tanggal 25 Agustus 2017 Durasi 2660 Meter / 97 Menit
BAREILLY KI BARFI 808/DCP/ANM/17/08.2018/2017 DRAMA Klasifikasi Usia 17+ Pemilik PT. Parkit Films Tanggal 25 Agustus 2017 Durasi 3181 Meter / 116 Menit
MOLULO 807/DCP/NAS/13/08.2022/2017 DRAMA Klasifikasi Usia 13+ Pemilik PT. DUTA CAHAYA UTAMA Tanggal 25 Agustus 2017 Durasi 3153 Meter / 115 Menit
Film lulus sensor minggu ini antara lain: 'Renegades', 'Midnight Runners', 'Tommi n Jerri', 'Suami untuk Mak', 'The Evil Within', 'Cage Dive', 'Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 2', 'Bareilly ki Barfi', dan 'Molulo'.
Di antara 9 film yang lulus sensor minggu ini, rilisan terbesar adalah Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 2. Sama seperti film pertamanya, sekuel ini juga diberi rating "13+". Mudah-mudahan rating kali ini lebih pas, berbeda dari Jangkrik Boss Part 1 yang leluconnya tak begitu ramah bagi siswa kelas VII.
Rano Karno dan Lydia Kandou akan reuni kembali dalam film Suami untuk Mak garapan Monti Tiwa. Ceritanya tentang Lydia yang ingin dicarikan suami baru oleh kelima anaknya yang berbeda etnis. Anda tak salah baca. Di film ini Lydia sudah punya suami 5 kali. Film ini diberi rating "13+".
Ada dua lagi film lokal yang juga lulus sensor. Yang pertama adalah Tommi n Jerri, komedi yang dibintangi Aurelie Moeremans dan Mongol Stress, yang mendapat rating "+13". Terakhir, film lokal dari Sulawesi Tenggara berjudul Molulo, yang sebenarnya tak lokal-lokal amat karena disutradarai oleh komika nasional, Acho. Ratingnya juga "13+".
Awalnya direncanakan tayang pada 23 Agustus, saya heran kenapa Midnight Runners belum juga lulus sensor minggu lalu. Namun ternyata perilisannya ditunda selama seminggu, dan sekarang ia sudah lulus sensor dengan rating "17+". Ceritanya tentang mahasiswa Universitas Polisi Korea yang melakukan investigasi sendiri terhadap sebuah kasus penculikan yang katanya berakhir konyol.
Saya tak tahu mana yang duluan, tapi premis Cage Dive terdengar sangat mirip sekali dengan 47 Meters Down. Film ini aslinya merupakan film ketiga dari Open Water. Di Amerika sendiri, filmnya sudah tayang secara on demand. Saya cuma bilang.
Berikut daftar lengkap buletin LSF minggu ini.
RENEGADES 783/DCP/EA/17/01.2025/2017 DRAMA ACTION Klasifikasi Usia 17+ Pemilik PT. Prima Cinema Multimedia Tanggal 22 Agustus 2017 Durasi 2879 Meter / 105 Menit
MIDNIGHT RUNNERS 787/DCP/EA/17/02.2018/2017 DRAMA / ACTION / KOMEDI Klasifikasi Usia 17+ Pemilik PT. Athali Sukses Makmur Tanggal 22 Agustus 2017 Durasi 2989 Meter / 109 Menit
TOMMI n JERRI 786/DCP/NAS/13/08.2022/2017 KOMEDI Klasifikasi Usia 13+ Pemilik PT. KINOKO HALLOGEMA KREASINDO Tanggal 22 Agustus 2017 Durasi 2358 Meter / 86 Menit
SUAMI UNTUK MAK 796/DCP/NAS/13/08.2022/2017 DRAMA Klasifikasi Usia 13+ Pemilik PT. CAHAYA MEGA INDONESIA Tanggal 23 Agustus 2017 Durasi 2687 Meter / 98 Menit
THE EVIL WITHIN 785/DCP/EA/REV/17/07.2024/2017 HOROR Klasifikasi Usia 17+ Pemilik PT. RAPI FILMS Tanggal 24 Agustus 2017 Durasi 2661 Meter / 97 Menit
CAGE DIVE 813/DCP/ANM/17/08.2018/2017 DRAMA Klasifikasi Usia 17+ Pemilik PT . MITRA MEDIA LAYAR LEBAR Tanggal 25 Agustus 2017 Durasi 2166 Meter / 79 Menit
WARKOP DKI REBORN : JANGKRIK BOSS PART 2 809/DCP/NAS/13/08.2022/2017 DRAMA / KOMEDI Klasifikasi Usia 13+ Pemilik PT. FALCON Tanggal 25 Agustus 2017 Durasi 2660 Meter / 97 Menit
BAREILLY KI BARFI 808/DCP/ANM/17/08.2018/2017 DRAMA Klasifikasi Usia 17+ Pemilik PT. Parkit Films Tanggal 25 Agustus 2017 Durasi 3181 Meter / 116 Menit
MOLULO 807/DCP/NAS/13/08.2022/2017 DRAMA Klasifikasi Usia 13+ Pemilik PT. DUTA CAHAYA UTAMA Tanggal 25 Agustus 2017 Durasi 3153 Meter / 115 Menit