Wednesday, August 30, 2017

Durasi 'Blade Runner 2049' Akhirnya Terungkap

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Durasi 'Blade Runner 2049' Akhirnya Terungkap
link : Durasi 'Blade Runner 2049' Akhirnya Terungkap

Baca juga


Baru saja fans disuguhi film pendek prekuel 'Blade Runner 2049', kini ada kabar terbaru menyangkut durasi dari film sci-fi besutan Denis Villeneuve.

Baru saja fans disuguhi film pendek yang menjembatani cerita antara Blade Runner dan Blade Runner 2049, kini ada kabar terbaru menyangkut durasi dari sekuel yang hadir 35 tahun setelah film pertamanya meluncur di bioskop.

Seperti dilansir berbagai media Hollywood, Blade Runner 2049 yang disutradarai Denis Villeneuve akan berdurasi 2 jam 32 menit, ditambah 11 menit lagi untuk bagian credit. Dengan durasi total mencapai 163 menit, maka sekuel ini lebih panjang 46 menit ketimbang versi teatrikal film pertamanya (117 menit) yang disutradarai Ridley Scott.

Disamping itu, durasi 163 menit juga menjadikan Blade Runner 2049 sebagai film terpanjang karya Villeneuve, mengalahkan Prisoners yang berdurasi total 153 menit. Jika style penyutradaraan Villeneuve di Blade Runner 2049 serupa dengan Prisoners, maka kemungkinan film yang dibintangi Ryan Gosling dan Harrison Ford ini akan beralur lamban atau slow burn. Namun dengan penyutradaraan Villeneuve yang selama ini terkenal solid, alur semacam ini tentu takkan menyebabkan Blade Runner 2049 jatuh membosankan atau membuat penonton menguap.

Usai terungkapnya durasi Blade Runner 2049, tak sedikit yang heran dan menerka-nerka apa yang dilakukan Villeneuve dengan durasi sepanjang ini. Sebagian besar menilai, durasi ini mengindikasikan adanya eksplorasi karakter yang cukup dalam. Bisa juga durasi ini dimanfaatkan untuk mengakomodasi plot cerita filmnya. Apapun itu, yang jelas durasi panjang Blade Runner 2049 seolah menegaskan Villeneuve tak mau setengah hati dalam membidani sekuel dari salah satu film sci-fi terbaik yang pernah ada.

Blade Runner 2049 sendiri mengusung cerita bersetting 30 tahun pasca film pertamanya. Sekuel ini mengisahkan K (Ryan Gosling) – seorang blade runner (pembasmi replicant) dan petugas LAPD – yang membongkar rahasia lama yang berpotensi menimbulkan kekacauan di peradaban manusia. Penemuan K pun akhirnya menuntunnya pada perjalanan untuk menemukan Rick Deckard, mantan blade runner LAPD yang telah menghilang selama 30 tahun.

Rencananya Blade Runner 2049 sendiri akan dirilis 6 Oktober 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Baru saja fans disuguhi film pendek prekuel 'Blade Runner 2049', kini ada kabar terbaru menyangkut durasi dari film sci-fi besutan Denis Villeneuve.

Baru saja fans disuguhi film pendek yang menjembatani cerita antara Blade Runner dan Blade Runner 2049, kini ada kabar terbaru menyangkut durasi dari sekuel yang hadir 35 tahun setelah film pertamanya meluncur di bioskop.

Seperti dilansir berbagai media Hollywood, Blade Runner 2049 yang disutradarai Denis Villeneuve akan berdurasi 2 jam 32 menit, ditambah 11 menit lagi untuk bagian credit. Dengan durasi total mencapai 163 menit, maka sekuel ini lebih panjang 46 menit ketimbang versi teatrikal film pertamanya (117 menit) yang disutradarai Ridley Scott.

Disamping itu, durasi 163 menit juga menjadikan Blade Runner 2049 sebagai film terpanjang karya Villeneuve, mengalahkan Prisoners yang berdurasi total 153 menit. Jika style penyutradaraan Villeneuve di Blade Runner 2049 serupa dengan Prisoners, maka kemungkinan film yang dibintangi Ryan Gosling dan Harrison Ford ini akan beralur lamban atau slow burn. Namun dengan penyutradaraan Villeneuve yang selama ini terkenal solid, alur semacam ini tentu takkan menyebabkan Blade Runner 2049 jatuh membosankan atau membuat penonton menguap.

Usai terungkapnya durasi Blade Runner 2049, tak sedikit yang heran dan menerka-nerka apa yang dilakukan Villeneuve dengan durasi sepanjang ini. Sebagian besar menilai, durasi ini mengindikasikan adanya eksplorasi karakter yang cukup dalam. Bisa juga durasi ini dimanfaatkan untuk mengakomodasi plot cerita filmnya. Apapun itu, yang jelas durasi panjang Blade Runner 2049 seolah menegaskan Villeneuve tak mau setengah hati dalam membidani sekuel dari salah satu film sci-fi terbaik yang pernah ada.

Blade Runner 2049 sendiri mengusung cerita bersetting 30 tahun pasca film pertamanya. Sekuel ini mengisahkan K (Ryan Gosling) – seorang blade runner (pembasmi replicant) dan petugas LAPD – yang membongkar rahasia lama yang berpotensi menimbulkan kekacauan di peradaban manusia. Penemuan K pun akhirnya menuntunnya pada perjalanan untuk menemukan Rick Deckard, mantan blade runner LAPD yang telah menghilang selama 30 tahun.

Rencananya Blade Runner 2049 sendiri akan dirilis 6 Oktober 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Willem Dafoe Samakan 'Aquaman' Dengan ‘Spider-Man’ Sam Raimi

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Willem Dafoe Samakan 'Aquaman' Dengan ‘Spider-Man’ Sam Raimi
link : Willem Dafoe Samakan 'Aquaman' Dengan ‘Spider-Man’ Sam Raimi

Baca juga


Hingga detik ini, 'Aquaman' arahan James Wan masih menggulirkan proses syuting. Namun hal ini tak menghalangi Willem Dafoe untuk bercerita tentang pengalamannya syuting di bawah arahan Wan.

Nama Willem Dafoe mulai dikenal luas sejak bermain di Spider-Man sebagai villain Norman Osborn a.k.a. Green Goblin. Dengan penampilan Dafoe yang mengesankan, dipadu dengan kualitas keseluruhan filmnya yang sangat solid, Spider-Man besutan Sam Raimi sering dinobatkan sebagai film superhero terbaik yang pernah ada. Setelah sekian lama tak terlibat di film superhero, Dafoe akhirnya kembali membintangi film sejenis berjudul Aquaman.

Hingga detik ini, Aquaman yang disutradarai James Wan masih menggulirkan proses syuting. Namun hal ini tak menghalangi Dafoe untuk berbagi cerita tentang pengalamannya syuting di bawah arahan Wan. Melalui wawancara dengan Collider, Dafoe memuji antusiasme Wan terhadap Aquaman fantastis. Malah, Dafoe mengaku antusiasme Wan sangat mengingatkannya pada antusias Raimi, lantaran kedua sineas ini sangat terikat mitologi superhero yang mereka tangani.

“Dulu waktu saya syuting Spider-Man bersama Sam Raimi, salah satu hal paling impresif ialah ini tak seperti film industri. Ini seperti film personal. Rasanya seperti Sam Raimi akan mewujudkan fantasinya. Dia amat terikat dengan mitologi Spider-Man sehingga dia memberi filmnya cinta yang besar dan keasyikan yang intens. Saya suka hal itu. James Wan sangat mirip (dengan Raimi)”ungkap Dafoe.

Opini Dafoe tentunya membuat Aquaman terlihat menjanjikan. Namun komentar positif ini tampaknya baru bisa dibuktikan jika trailer ataupun filmnya telah dirilis. Sementara itu, Dafoe berperan sebagai sekutu Aquaman bernama Nuidis Vulko. Dafoe akan beradu akting dengan Jason Momoa (Aquaman), Amber Heard (Mera), Patrick Wilson (Orm), Nicole Kidman (Queen Atlannda), Dolph Lundgren (King Nereus) dan Yahya Abdul-Mateen (villain Black Manta).

Aquaman akan dirilis 21 Desember 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Hingga detik ini, 'Aquaman' arahan James Wan masih menggulirkan proses syuting. Namun hal ini tak menghalangi Willem Dafoe untuk bercerita tentang pengalamannya syuting di bawah arahan Wan.

Nama Willem Dafoe mulai dikenal luas sejak bermain di Spider-Man sebagai villain Norman Osborn a.k.a. Green Goblin. Dengan penampilan Dafoe yang mengesankan, dipadu dengan kualitas keseluruhan filmnya yang sangat solid, Spider-Man besutan Sam Raimi sering dinobatkan sebagai film superhero terbaik yang pernah ada. Setelah sekian lama tak terlibat di film superhero, Dafoe akhirnya kembali membintangi film sejenis berjudul Aquaman.

Hingga detik ini, Aquaman yang disutradarai James Wan masih menggulirkan proses syuting. Namun hal ini tak menghalangi Dafoe untuk berbagi cerita tentang pengalamannya syuting di bawah arahan Wan. Melalui wawancara dengan Collider, Dafoe memuji antusiasme Wan terhadap Aquaman fantastis. Malah, Dafoe mengaku antusiasme Wan sangat mengingatkannya pada antusias Raimi, lantaran kedua sineas ini sangat terikat mitologi superhero yang mereka tangani.

“Dulu waktu saya syuting Spider-Man bersama Sam Raimi, salah satu hal paling impresif ialah ini tak seperti film industri. Ini seperti film personal. Rasanya seperti Sam Raimi akan mewujudkan fantasinya. Dia amat terikat dengan mitologi Spider-Man sehingga dia memberi filmnya cinta yang besar dan keasyikan yang intens. Saya suka hal itu. James Wan sangat mirip (dengan Raimi)”ungkap Dafoe.

Opini Dafoe tentunya membuat Aquaman terlihat menjanjikan. Namun komentar positif ini tampaknya baru bisa dibuktikan jika trailer ataupun filmnya telah dirilis. Sementara itu, Dafoe berperan sebagai sekutu Aquaman bernama Nuidis Vulko. Dafoe akan beradu akting dengan Jason Momoa (Aquaman), Amber Heard (Mera), Patrick Wilson (Orm), Nicole Kidman (Queen Atlannda), Dolph Lundgren (King Nereus) dan Yahya Abdul-Mateen (villain Black Manta).

Aquaman akan dirilis 21 Desember 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

‘Star Wars: The Last Jedi’ Ungkap Julukan untuk Stormtroopers Mematikan

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘Star Wars: The Last Jedi’ Ungkap Julukan untuk Stormtroopers Mematikan
link : ‘Star Wars: The Last Jedi’ Ungkap Julukan untuk Stormtroopers Mematikan

Baca juga


Lucasfilm siap memperkenalkan Stormtroopers angker lainnya di 'Star Wars: The Last Jedi'.

Dalam saga Star Wars, Stormtroopers umumnya digambarkan sebagai pasukan tentara pengawal Empire yang tergolong lemah. Kehadiran tentara berhelm ikonik ini pun seringkali tak memberikan tantangan berarti bagi para jagoan Star Wars, bahkan bisa dibilang mereka ibarat batu kerikil yang mudah disingkirkan. Namun seolah tak ingin skuad ini terus dipandang sebelah mata, Lucasfilm akhirnya mengorbitkan jenis Stormtroopers elit berkostum hitam di spin-off Rogue One, dimana mereka bersenjata berat dan jago menembak. Kini, studio siap memperkenalkan Stormtroopers angker lainnya di The Last Jedi.

Menurut informasi dari Star Wars News Net, Stormtroopers baru ini akan jadi garis pertahanan terakhir First Order (nama baru Emoire) dalam menghadapi Stormtroopers pembelot (seperti Finn yang diperankan John Boyega). Mereka pun tak segan menjatuhkan hukuman berat terhadap tentara yang mengingkari kesetiaannya pada First Order. Karena kewenangan yang dimilikinya, Stormtroopers mematikan ini dijuluki First Order Judicial. Julukan ini masih terdengar lebih bersahabat jika dibandingkan julukan awalnya yang dinamai Executioners alias penjagal.

Dengan dibentuknya First Order Judicial, tak menutup kemungkinan Finn akan jadi buron di sekuel The Force Awakens. Finn sendiri kabarnya akan berkelana ke sebuah tempat, dan jika spekulasi ia diburu First Order Judicial terbukti benar, maka bisa jadi akan ada aksi kejar-kejaran yang siap membuat filmnya terasa menegangkan.

Berdasarkan sinopsisnya, The Last Jedi masih berfokus pada kelanjutan saga Skywalker. Dikisahkan para pahlawan The Force Awakens bergabung dengan para legenda galaksi dalam petualangan epik yang menguak misteri lama The Force dan mengungkap hal-hal dari masa lalu yang mengejutkan. Rencananya film garapan Rian Johnson ini akan dirilis 15 Desember 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Lucasfilm siap memperkenalkan Stormtroopers angker lainnya di 'Star Wars: The Last Jedi'.

Dalam saga Star Wars, Stormtroopers umumnya digambarkan sebagai pasukan tentara pengawal Empire yang tergolong lemah. Kehadiran tentara berhelm ikonik ini pun seringkali tak memberikan tantangan berarti bagi para jagoan Star Wars, bahkan bisa dibilang mereka ibarat batu kerikil yang mudah disingkirkan. Namun seolah tak ingin skuad ini terus dipandang sebelah mata, Lucasfilm akhirnya mengorbitkan jenis Stormtroopers elit berkostum hitam di spin-off Rogue One, dimana mereka bersenjata berat dan jago menembak. Kini, studio siap memperkenalkan Stormtroopers angker lainnya di The Last Jedi.

Menurut informasi dari Star Wars News Net, Stormtroopers baru ini akan jadi garis pertahanan terakhir First Order (nama baru Emoire) dalam menghadapi Stormtroopers pembelot (seperti Finn yang diperankan John Boyega). Mereka pun tak segan menjatuhkan hukuman berat terhadap tentara yang mengingkari kesetiaannya pada First Order. Karena kewenangan yang dimilikinya, Stormtroopers mematikan ini dijuluki First Order Judicial. Julukan ini masih terdengar lebih bersahabat jika dibandingkan julukan awalnya yang dinamai Executioners alias penjagal.

Dengan dibentuknya First Order Judicial, tak menutup kemungkinan Finn akan jadi buron di sekuel The Force Awakens. Finn sendiri kabarnya akan berkelana ke sebuah tempat, dan jika spekulasi ia diburu First Order Judicial terbukti benar, maka bisa jadi akan ada aksi kejar-kejaran yang siap membuat filmnya terasa menegangkan.

Berdasarkan sinopsisnya, The Last Jedi masih berfokus pada kelanjutan saga Skywalker. Dikisahkan para pahlawan The Force Awakens bergabung dengan para legenda galaksi dalam petualangan epik yang menguak misteri lama The Force dan mengungkap hal-hal dari masa lalu yang mengejutkan. Rencananya film garapan Rian Johnson ini akan dirilis 15 Desember 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Joss Whedon Jadi Alasan Utama Warner Bros. Buat Film Batgirl

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Joss Whedon Jadi Alasan Utama Warner Bros. Buat Film Batgirl
link : Joss Whedon Jadi Alasan Utama Warner Bros. Buat Film Batgirl

Baca juga


Dengan menggandeng Joss Whedon, eksistensi proyek Batgirl yang dimotori Warner Bros. telah terungkap pada Maret 2017 lalu. Kini, mencuat satu fakta baru yang mengungkap alasan Warner Bros. merestui film Batgirl.

Kesuksesan luar biasa yang diraih Wonder Woman seolah membuktikan film superhero perempuan juga mampu tampil perkasa di box office. Kini pasca pencapaian impresif Wonder Woman baik dari segi finansial maupun resepsi penonton, DC Extended Universe mempersiapkan film superhero perempuannya lainnya yang mengusung Batgirl sebagai lakon utama.

Dengan menggandeng Joss Whedon sebagai sutradara merangkap penulis naskah, eksistensi proyek Batgirl yang dimotori Warner Bros. telah terungkap pada Maret 2017 lalu. Keterlibatan Whedon pun membuat film Batgirl terlihat menjanjikan dan patut diantisipasi. Pasalnya, Whedon adalah sineas bertangan dingin yang mendalangi The Avengers dan Avengers: Age of Ultron. Berkat dua film tim pahlawan super yang memukau itu, Whedon sedikit banyak sudah berjasa memuluskan rencana Marvel Studios dalam membangun semesta film, sekaligus menggapai posisi puncak di genre superhero seperti sekarang.

Kini, mencuat satu fakta baru yang mengungkap alasan Warner Bros. merestui film Batgirl. Seperti dilansir Variety, satu-satunya hal yang mendorong WB untuk melampuhijaukan Batgirl ialah pitch awal dari Whedon. Kabarnya, WB bahkan tak terpikir untuk mempertimbangkan film ini sampai Whedon mengutarakan rasa cintanya pada karakter Barbara Gordon dan alter-egonya. Singkat cerita, berkat antusiasme Whedon terhadap Batgirl, fans akhirnya bisa menyaksikan debut sang superheroine di layar lebar setelah berharap sekian lama.

Sementara itu, cerita film Batgirl akan teinspirasi dari unverse komik DC versi New 52, dimana Barbara Gordon akhirnya bisa pulih total pasca bertahun-tahun menderita kelumpuhan akibat serangan Joker. Semasa lumpuh, putri Commissioner Jim Gordon ini aktif menumpas kejahatan dengan memakai alias Oracle, dan membantu Batman dari balik layar sebagai hacker. Akhirnya setelah bisa kembali berjalan dengan normal, Barbara pun memantapkan tekadnya untuk beraksi sebagai Batgirl, meskipun di sisi lain ia masih dihantui rasa trauma psikologis akibat ulah Joker.

Whedon sendiri kabarnya akan mencari aktris yang belum banyak dikenal sebagai pemeran Batgirl. Sementara film ini baru di tahap awal pengembangan, kini Whedon tengah sibuk memoles karya Zack Snyder di Justice League yang akan tayang November 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Dengan menggandeng Joss Whedon, eksistensi proyek Batgirl yang dimotori Warner Bros. telah terungkap pada Maret 2017 lalu. Kini, mencuat satu fakta baru yang mengungkap alasan Warner Bros. merestui film Batgirl.

Kesuksesan luar biasa yang diraih Wonder Woman seolah membuktikan film superhero perempuan juga mampu tampil perkasa di box office. Kini pasca pencapaian impresif Wonder Woman baik dari segi finansial maupun resepsi penonton, DC Extended Universe mempersiapkan film superhero perempuannya lainnya yang mengusung Batgirl sebagai lakon utama.

Dengan menggandeng Joss Whedon sebagai sutradara merangkap penulis naskah, eksistensi proyek Batgirl yang dimotori Warner Bros. telah terungkap pada Maret 2017 lalu. Keterlibatan Whedon pun membuat film Batgirl terlihat menjanjikan dan patut diantisipasi. Pasalnya, Whedon adalah sineas bertangan dingin yang mendalangi The Avengers dan Avengers: Age of Ultron. Berkat dua film tim pahlawan super yang memukau itu, Whedon sedikit banyak sudah berjasa memuluskan rencana Marvel Studios dalam membangun semesta film, sekaligus menggapai posisi puncak di genre superhero seperti sekarang.

Kini, mencuat satu fakta baru yang mengungkap alasan Warner Bros. merestui film Batgirl. Seperti dilansir Variety, satu-satunya hal yang mendorong WB untuk melampuhijaukan Batgirl ialah pitch awal dari Whedon. Kabarnya, WB bahkan tak terpikir untuk mempertimbangkan film ini sampai Whedon mengutarakan rasa cintanya pada karakter Barbara Gordon dan alter-egonya. Singkat cerita, berkat antusiasme Whedon terhadap Batgirl, fans akhirnya bisa menyaksikan debut sang superheroine di layar lebar setelah berharap sekian lama.

Sementara itu, cerita film Batgirl akan teinspirasi dari unverse komik DC versi New 52, dimana Barbara Gordon akhirnya bisa pulih total pasca bertahun-tahun menderita kelumpuhan akibat serangan Joker. Semasa lumpuh, putri Commissioner Jim Gordon ini aktif menumpas kejahatan dengan memakai alias Oracle, dan membantu Batman dari balik layar sebagai hacker. Akhirnya setelah bisa kembali berjalan dengan normal, Barbara pun memantapkan tekadnya untuk beraksi sebagai Batgirl, meskipun di sisi lain ia masih dihantui rasa trauma psikologis akibat ulah Joker.

Whedon sendiri kabarnya akan mencari aktris yang belum banyak dikenal sebagai pemeran Batgirl. Sementara film ini baru di tahap awal pengembangan, kini Whedon tengah sibuk memoles karya Zack Snyder di Justice League yang akan tayang November 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Ben Affleck Berpotensi Garap Film Perang ‘Red Platoon’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Ben Affleck Berpotensi Garap Film Perang ‘Red Platoon’
link : Ben Affleck Berpotensi Garap Film Perang ‘Red Platoon’

Baca juga


Di tengah ketidakpastian apakah dirinya akan kembali sebagai The Dark Knight di 'The Batman', Ben Affleck mencoba mencari proyek film yang bisa ia jadikan karya terbarunya sebagai sutradara.

Di tengah ketidakpastian apakah dirinya akan kembali sebagai The Dark Knight di The Batman, Ben Affleck mencoba mencari proyek film yang bisa ia jadikan karya terbarunya sebagai sutradara. Usaha Ben pun tampaknya membuahkan hasil, sebab The Tracking Board mengabarkan Ben kini sedang menjalani negosiasi awal dengan Sony Pictures untuk menyutradarai Red Platoon.

Diadaptasi dari memoir karya Clinton Romesha, Red Platoon menyoroti Pertempuran Kamdesh yang berlangsung selama Perang Afghanistan. Pada 3 Oktober 2009, lebih dari 300 pejuang Taliban melancarkan serangan masif terhadap Outpost Keating, sebuah pos keamanan milik AS di daerah terpencil di dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan. Mengetahui pos Keating digempur habis-habisan oleh Taliban, Sersan Romesha bersama pasukan kecil pimpinannya langsung menjalankan misi untuk menghentikan para ekstrimis tersebut, sekaligus menyelamatkan puluhan nyawa orang Amerika. Atas aksi heroiknya, Romesha dianugerahi Medal of Honor, penghargaan tertinggi di kemiliteran AS.

Ben Affleck sendiri merupakan sutradara dengan talenta yang patut diperhitungkan. Memulai debut penyutradaraannya lewat Gone Baby Gone, karir Affleck sebagai sineas terus melesat dengan berturut-turut menghadirkan dua film berkualitas ciamik, yakni The Town dan Argo, dimana film terakhir sukses meraih gelar Best Picture di ajang Oscar. Sayangnya, rekam jejak Affleck yang mengkilap jadi ternodai menyusul film terakhirnya, Live By Night, menuai banyak respon negatif.

Melalui Red Platoon, Affleck pun diharapkan bisa mengembalikan reputasinya sebagai sutradara bertalenta, jika ia sepakat menggarap film yang diproduseri George Clooney. Lebih dari itu, Tracking Board juga menyebut, proyek ini berpotensi menjadi reuni Ben dan Casey Affleck sejak terakhir berkolaborasi di Gone Baby Gone, sebab Casey kemungkinan akan menjadi pemeran utama di Red Platoon. Rencananya Ben akan merevisi naskah buatan Adam Cozad jika ia berakhir mennyutradarai Red Platoon. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Di tengah ketidakpastian apakah dirinya akan kembali sebagai The Dark Knight di 'The Batman', Ben Affleck mencoba mencari proyek film yang bisa ia jadikan karya terbarunya sebagai sutradara.

Di tengah ketidakpastian apakah dirinya akan kembali sebagai The Dark Knight di The Batman, Ben Affleck mencoba mencari proyek film yang bisa ia jadikan karya terbarunya sebagai sutradara. Usaha Ben pun tampaknya membuahkan hasil, sebab The Tracking Board mengabarkan Ben kini sedang menjalani negosiasi awal dengan Sony Pictures untuk menyutradarai Red Platoon.

Diadaptasi dari memoir karya Clinton Romesha, Red Platoon menyoroti Pertempuran Kamdesh yang berlangsung selama Perang Afghanistan. Pada 3 Oktober 2009, lebih dari 300 pejuang Taliban melancarkan serangan masif terhadap Outpost Keating, sebuah pos keamanan milik AS di daerah terpencil di dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan. Mengetahui pos Keating digempur habis-habisan oleh Taliban, Sersan Romesha bersama pasukan kecil pimpinannya langsung menjalankan misi untuk menghentikan para ekstrimis tersebut, sekaligus menyelamatkan puluhan nyawa orang Amerika. Atas aksi heroiknya, Romesha dianugerahi Medal of Honor, penghargaan tertinggi di kemiliteran AS.

Ben Affleck sendiri merupakan sutradara dengan talenta yang patut diperhitungkan. Memulai debut penyutradaraannya lewat Gone Baby Gone, karir Affleck sebagai sineas terus melesat dengan berturut-turut menghadirkan dua film berkualitas ciamik, yakni The Town dan Argo, dimana film terakhir sukses meraih gelar Best Picture di ajang Oscar. Sayangnya, rekam jejak Affleck yang mengkilap jadi ternodai menyusul film terakhirnya, Live By Night, menuai banyak respon negatif.

Melalui Red Platoon, Affleck pun diharapkan bisa mengembalikan reputasinya sebagai sutradara bertalenta, jika ia sepakat menggarap film yang diproduseri George Clooney. Lebih dari itu, Tracking Board juga menyebut, proyek ini berpotensi menjadi reuni Ben dan Casey Affleck sejak terakhir berkolaborasi di Gone Baby Gone, sebab Casey kemungkinan akan menjadi pemeran utama di Red Platoon. Rencananya Ben akan merevisi naskah buatan Adam Cozad jika ia berakhir mennyutradarai Red Platoon. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Tuesday, August 29, 2017

Box Office: 'The Hitman's Bodyguard' Puncaki Minggu Terburuk

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'The Hitman's Bodyguard' Puncaki Minggu Terburuk
link : Box Office: 'The Hitman's Bodyguard' Puncaki Minggu Terburuk

Baca juga


Dalam satu minggu yang merupakan terburuk sepanjang sejarah box office selama 15 tahun terakhir, 'The Hitman's Bodyguard' berhasil mempertahankan tahta jawaranya. Berikut rekap box office minggu ini.

Ini bukan pernyataan yang berlebihan. Jika ditotal, pendapatan 12 besar film box office minggu ini tak sampai $50 juta. Memang benar akhir Agustus merupakan minggu sepi dimana studio membuang film sampah mereka, namun kali ini kasus khusus. Performa minggu ini adalah yang terburuk sejak 16 tahun terakhir, dan sebagai catatan, minggu tersebut adalah pasca tragedi 9/11. Minggu depan juga takkan lebih baik mengingat tak adanya rilisan besar hingga minggu kedua September.

Oleh karenanya, The Hitman's Bodyguard dengan mudah mempertahankan posisi jawaranya dengan pendapatan $10,3 juta. Filmnya sekarang sudah bisa diakses di Netflix, namun Lionsgate sudah lebih dari untung berkat pendapatan domestik $39,8 juta dan total pendapatan global sebesar $59,6 juta dengan adanya tambahan $9,1 juta minggu ini dari 22 negara. Ini belum termasuk Korea yang baru menayangkannya akhir Agustus ini.

Satu-satunya rilisan baru yang berhasil masuk lima besar adalah Leap! yang didistribusikan oleh Weinstein Company. Film animasi produksi Prancis yang aslinya berjudul Ballerina ini mendapat debut $4,7 juta. Tak memuaskan tentu saja dalam konteks wide release, namun ia mendapat CinemaScore "A" dari penonton.

Mengumpulkan $2,7 juta, film tentang Bruce Lee Birth of the Dragon hanya bisa unggul tipis dari pertandingan tinju Mayweather vs. McGregor yang mampu meraup $2,6 juta (saya tak tahu pasti, tapi tampaknya pertandingan tinju populer ditayangkan di bioskop Amerika). Hasil ini lebih mengejutkan karena pertandingannya hanya tayang di seperempat bioskop lebih sedikit dibanding Birth of the Dragon. Kritikus menghajar film fiksi yang seharusnya kisah nyata dari Bruce Lee ini, namun penonton lebih maklum dengan CinemaScore "B".

Annabelle: Creation masih berada di posisi kedua dengan $7,7 juta dan total pendapatan $78,2 juta selama 3 minggu penayangan. Film ini masih tayang di 61 negara dengan mengumpulkan $22,2 juta, sehingga total pendapatan globalnya menjadi $216,9 juta.

Wind River yang minggu ini diekspansi ke wide release berada di posisi keempat dengan $4,6 juta. Jika ditambah dengan pendapatan dari limited release, maka ia sudah mengumpulkan $10,0 juta.

Logan Lucky merupakan film lima besar dengan penurunan terendah minggu ini yaitu sebesar 44,2%. Namun dikarenakan debutnya yang lemah minggu lalu, filmnya baru mengumpulkan total $14,9 juta, dimana $4,2 juta didapat dari minggu ini. Tambahan $1,6 juta dari 8 negara mengangkat total pendapatan globalnya ke angka $42,4 juta.

Telah rilis terlebih dahulu di 21 negara termasuk Indonesia, film terbaru Tom Cruise American Made berhasil mengumpulkan $6,8 juta, dimana perolehan terbesar berasal dari Australia ($1,7 juta).

Cina nyatanya tak menjadi penyelamat bagi Valerian and the City of a Thousand Planets. Negeri Tirai Bambu baru menyumbang $28,9 juta, yang hanya mengangkat total pendapatan globalnya ke angka $163,8 juta. Ingat, bujet mentahnya saja mencapai $180 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 25 Agustus - 27 Agustus 2017

1.

The Hitman's Bodyguard
Minggu ini $21,384,504
Total $39,826,623

2.

Annabelle: Creation
Minggu ini $7,681,158
Total $78,211,542

3.

Leap!
Minggu ini $4,730,038
Total $4,730,038

4.

Wind River
Minggu ini $4,600,976
Total $10,031,189

5.

Logan Lucky
Minggu ini $4,241,548
Total $14,908,962
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'The Hitman's Bodyguard' Hoki, 'Logan Lucky' Naas ■UP

Dalam satu minggu yang merupakan terburuk sepanjang sejarah box office selama 15 tahun terakhir, 'The Hitman's Bodyguard' berhasil mempertahankan tahta jawaranya. Berikut rekap box office minggu ini.

Ini bukan pernyataan yang berlebihan. Jika ditotal, pendapatan 12 besar film box office minggu ini tak sampai $50 juta. Memang benar akhir Agustus merupakan minggu sepi dimana studio membuang film sampah mereka, namun kali ini kasus khusus. Performa minggu ini adalah yang terburuk sejak 16 tahun terakhir, dan sebagai catatan, minggu tersebut adalah pasca tragedi 9/11. Minggu depan juga takkan lebih baik mengingat tak adanya rilisan besar hingga minggu kedua September.

Oleh karenanya, The Hitman's Bodyguard dengan mudah mempertahankan posisi jawaranya dengan pendapatan $10,3 juta. Filmnya sekarang sudah bisa diakses di Netflix, namun Lionsgate sudah lebih dari untung berkat pendapatan domestik $39,8 juta dan total pendapatan global sebesar $59,6 juta dengan adanya tambahan $9,1 juta minggu ini dari 22 negara. Ini belum termasuk Korea yang baru menayangkannya akhir Agustus ini.

Satu-satunya rilisan baru yang berhasil masuk lima besar adalah Leap! yang didistribusikan oleh Weinstein Company. Film animasi produksi Prancis yang aslinya berjudul Ballerina ini mendapat debut $4,7 juta. Tak memuaskan tentu saja dalam konteks wide release, namun ia mendapat CinemaScore "A" dari penonton.

Mengumpulkan $2,7 juta, film tentang Bruce Lee Birth of the Dragon hanya bisa unggul tipis dari pertandingan tinju Mayweather vs. McGregor yang mampu meraup $2,6 juta (saya tak tahu pasti, tapi tampaknya pertandingan tinju populer ditayangkan di bioskop Amerika). Hasil ini lebih mengejutkan karena pertandingannya hanya tayang di seperempat bioskop lebih sedikit dibanding Birth of the Dragon. Kritikus menghajar film fiksi yang seharusnya kisah nyata dari Bruce Lee ini, namun penonton lebih maklum dengan CinemaScore "B".

Annabelle: Creation masih berada di posisi kedua dengan $7,7 juta dan total pendapatan $78,2 juta selama 3 minggu penayangan. Film ini masih tayang di 61 negara dengan mengumpulkan $22,2 juta, sehingga total pendapatan globalnya menjadi $216,9 juta.

Wind River yang minggu ini diekspansi ke wide release berada di posisi keempat dengan $4,6 juta. Jika ditambah dengan pendapatan dari limited release, maka ia sudah mengumpulkan $10,0 juta.

Logan Lucky merupakan film lima besar dengan penurunan terendah minggu ini yaitu sebesar 44,2%. Namun dikarenakan debutnya yang lemah minggu lalu, filmnya baru mengumpulkan total $14,9 juta, dimana $4,2 juta didapat dari minggu ini. Tambahan $1,6 juta dari 8 negara mengangkat total pendapatan globalnya ke angka $42,4 juta.

Telah rilis terlebih dahulu di 21 negara termasuk Indonesia, film terbaru Tom Cruise American Made berhasil mengumpulkan $6,8 juta, dimana perolehan terbesar berasal dari Australia ($1,7 juta).

Cina nyatanya tak menjadi penyelamat bagi Valerian and the City of a Thousand Planets. Negeri Tirai Bambu baru menyumbang $28,9 juta, yang hanya mengangkat total pendapatan globalnya ke angka $163,8 juta. Ingat, bujet mentahnya saja mencapai $180 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 25 Agustus - 27 Agustus 2017

1.

The Hitman's Bodyguard
Minggu ini $21,384,504
Total $39,826,623

2.

Annabelle: Creation
Minggu ini $7,681,158
Total $78,211,542

3.

Leap!
Minggu ini $4,730,038
Total $4,730,038

4.

Wind River
Minggu ini $4,600,976
Total $10,031,189

5.

Logan Lucky
Minggu ini $4,241,548
Total $14,908,962
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'The Hitman's Bodyguard' Hoki, 'Logan Lucky' Naas ■UP

Review Film: 'Baby Driver' (2017)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Kriminal, Artikel Musikal, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Baby Driver' (2017)
link : Review Film: 'Baby Driver' (2017)

Baca juga


Anda tak bisa menahan hasrat untuk mengangguk-anggukkan kepala atau menghentak-hentakan kaki mengikuti ketukan lagu.

“You and I are a team.”
— Baby
Rating UP:
Memang tertunda 2 bulan dari Amerika, namun akhirnya kita mendapatkan film paling asyik dan paling enerjik tahun ini di layar lebar. Kita ke bioskop seringkali karena hanya ingin dibuat tertawa, bersorak-sorai, berdebar-debar, atau seru-seruan bareng. Baby Driver adalah film seperti itu. Filmnya penuh energi dan gaya. Menonton film ini seperti mendengar lagu rock favorit bersama kerumunan yang satu selera. Atau lagu pop, elektro, dangdut, atau lagu apapun. Anda tak bisa menahan hasrat untuk mengangguk-anggukkan kepala atau menghentak-hentakan kaki mengikuti ketukan lagu.


Saya kira analogi saya tak begitu keliru. Penulis/sutradara Edgar Wright menggabungkan film aksi kejar-kejaran mobil yang menegangkan dengan album kompilasi lagu yang diseleksi dengan telaten. Namun Baby Driver bukan sekadar film aksi dengan trek lagu keren, alih-alih kebalikannya. Biasanya, sutradara memilih trek lagu berdasarkan adegan, namun saya yakin Wright merancang adegannya setelah mendengar lagu terlebih dahulu. Lagu lah yang membangun film. Setiap sekuensnya dieksekusi dengan timing yang presisi, sinkron antara pergerakan di layar dengan ritme lagu. Filmnya melesat hebat dengan panduan dari tembang-tembang pilihan, yang juga menegaskan momen dari setiap adegan.

Tokoh utama kita adalah Baby (Ansel Elgort) yang harus selalu memakai earphone karena punya gangguan pendengaran. Well, sebenarnya ini alasan saja bagi Wright untuk menyelipkan puluhan lagu ke dalam filmnya secara natural. Gara-gara kecelakaan semasa kecil, Baby menderita tinnitus. Berkat musik, suara dengingan di telinganya berkurang, dan untuk itu, Baby punya banyak iPod sesuai dengan mood-nya. Ia pendiam, namun saat berada di belakang setir, Baby sekelas dengan Ryan Gosling dalam Drive. Ia memacu mobil dengan cantik, lolos dari kejaran polisi, atau menghindari blokade paku dengan manuver mulus yang tak perlu sampai meledakkan separuh populasi jalan raya.

Sekuens pertama semacam versi extended dari video klip “Blue Song”-nya Mint Royale yang disutradarai oleh Wright sendiri pada tahun 2003. Baby sedang menunggu sembari mendengar “Bellbottoms”-nya Jon Spencer Blues Explosion. Tiga perampok bank lalu masuk ke dalam mobilnya, dan tepat saat interlude lagu, Baby membesarkan volume, menginjak pedal gas, dan mempersembahkan kejar-kejaran mobil yang stylish, penuh adrenalin dan mungkin salah satu yang terbaik yang pernah saya tonton.

Mereka bagi-bagi hasil rampokan di sebuah gudang. Ada Griff (Jon Bernthal), Buddy (Jon Hamm), dan pacar Buddy, Darling (Eiza Gonzalez). Yang mengatur semuanya adalah seorang bos kriminal berjuluk Doc (Kevin Spacey). Baby sebenarnya tak seperti orang-orang ini, namun ia berhutang banyak pada Doc, dan ini adalah satu-satunya cara untuk melunasi. Doc selalu merekrut orang yang berbeda untuk setiap perampokannya, namun Baby menjadi kru reguler karena sedemikian mahir menyetir. Oh, dan Baby adalah jimat keberuntungan bagi Doc.

Tinggal satu misi lagi dan hutang Baby lunas, kata Doc. Namun tak ada yang namanya one last job dalam semesta film kriminal. Bahkan pekerjaan kali ini bakal lebih berat gara-gara kru baru yang sinting, Bats (Jamie Foxx). Alasan Baby untuk keluar dari dunia kriminal semakin kuat saat ia berjumpa dengan pramusaji cantik bernama Deborah (Lily James) yang juga punya selera musik yang bagus.

Bagian selanjutnya berisi dengan tembak-tembakan, kejar-kejaran mobil, sampai kejar-kejaran dengan kaki yang diiringi dengan lagu “Harlem Shuffle”-nya Bob & Earl, “Let’s Go Away for a While”-nya The Beach Boys, “Debra”-nya Beck, “Easy”-nya The Commodores, “Nowhere to Run”-nya Martha Reeves a& the Vandellas, “Hocus Pocus”-nya Focus, “Brighton Rock”-nya Queen, dan tentu saja “Baby Driver” milik Simon & Garfunkel. Tak semuanya saya tahu dan sebagian besar infonya saya dapatkan dari IMDb, namun percayalah, semuanya keren dan sangat cocok sekali dengan apa yang terjadi di layar. Di satu adegan tembak-tembakan, suara letupan pistol seirama dengan suara drum solo dari “Tequilla”-nya Button Down Brass. Konyol tapi keren.

Wright adalah sutradara yang brilian dan Baby Driver adalah satu lagi parade keterampilannya dalam pop nerd filmmaking. Dalam Scott Pilgrim vs. The World, ia membuat inovasi visual yang mendefinisikan hibrid antara video game dengan sinema. Hot Fuzz yang merupakan film Wright favorit saya (maafkan saya), adalah plesetan buddy cop dengan komedi menyengat tapi tetap punya aura misteri yang mencekat sepanjang film. Untuk Baby Driver, Wright menciptakan film aksi-musikal yang menyentuh tiga elemen yang kita cari dalam sebuah film —romansa, komedi, thriller— dan ketiganya sukses sampai di tujuan dengan mulus dan penuh gaya. Wright bilang bahwa pengadegannya sebagian besar dilakukan di depan kamera, tanpa CGI, demi memberikan kejar-kejaran mobil yang sudah lama tak kita lihat dalam film aksi kekinian. Bagian klimaks yang melibatkan banyak tabrakan mobil menyajikan ketegangan maksimal dengan stake yang riil. Ancaman yang dirasakan Baby tak main-main.

Intensitas ini juga berhasil dibangun oleh Wright berkat karakterisasi yang simpel tapi sangat efektif. Semua karakter pendukung bisa dibilang misterius sehingga menyuguhkan sesuatu yang tak kita duga. Ada ketidakpastian karena sedikit percikan saja bisa menimbulkan kekacauan bagi semua. Foxx tampil luar biasa sebagai maniak sinis yang tampaknya suka membuat masalah dengan siapapun. Doc ternyata bukan sekadar bos berdarah dingin seperti yang kita lihat di awal. Sementara Hamm berjalan dari latar belakang dengan elegan tapi menyimpan sesuatu yang membuat bergidik. Di satu bagian, kita penasaran bagaimana gaya berpacaran sehari-hari antara Buddy dan Darling.

Tak ada momen yang begitu berbobot, tapi Baby Driver sangat asyik sekali sebagai hiburan ringan. Di linimasa Twitter, saya sempat melihat komentar salah satu kritikus internasional yang bilang bahwa Baby-nya Elgort adalah karakter yang tumpul. Namun saya yakin anda takkan kepikiran hal itu saat menonton, setelah menonton bahkan. Saya misalnya, hanya ingin segera pulang, menghantam pedal gas, dan kebut-kebutan di jalan raya diiringi lagu rock favorit yang menggelegar.

Setelah dipikir-pikir, mungkin tidak jadi. Saya belum punya SIM A. Mobil juga belum punya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Baby Driver

113 menit
Remaja - BO
Edgar Wright
Edgar Wright
Nira Park, Tim Bevan, Eric Fellner
Bill Pope
Steven Price

Anda tak bisa menahan hasrat untuk mengangguk-anggukkan kepala atau menghentak-hentakan kaki mengikuti ketukan lagu.

“You and I are a team.”
— Baby
Rating UP:
Memang tertunda 2 bulan dari Amerika, namun akhirnya kita mendapatkan film paling asyik dan paling enerjik tahun ini di layar lebar. Kita ke bioskop seringkali karena hanya ingin dibuat tertawa, bersorak-sorai, berdebar-debar, atau seru-seruan bareng. Baby Driver adalah film seperti itu. Filmnya penuh energi dan gaya. Menonton film ini seperti mendengar lagu rock favorit bersama kerumunan yang satu selera. Atau lagu pop, elektro, dangdut, atau lagu apapun. Anda tak bisa menahan hasrat untuk mengangguk-anggukkan kepala atau menghentak-hentakan kaki mengikuti ketukan lagu.


Saya kira analogi saya tak begitu keliru. Penulis/sutradara Edgar Wright menggabungkan film aksi kejar-kejaran mobil yang menegangkan dengan album kompilasi lagu yang diseleksi dengan telaten. Namun Baby Driver bukan sekadar film aksi dengan trek lagu keren, alih-alih kebalikannya. Biasanya, sutradara memilih trek lagu berdasarkan adegan, namun saya yakin Wright merancang adegannya setelah mendengar lagu terlebih dahulu. Lagu lah yang membangun film. Setiap sekuensnya dieksekusi dengan timing yang presisi, sinkron antara pergerakan di layar dengan ritme lagu. Filmnya melesat hebat dengan panduan dari tembang-tembang pilihan, yang juga menegaskan momen dari setiap adegan.

Tokoh utama kita adalah Baby (Ansel Elgort) yang harus selalu memakai earphone karena punya gangguan pendengaran. Well, sebenarnya ini alasan saja bagi Wright untuk menyelipkan puluhan lagu ke dalam filmnya secara natural. Gara-gara kecelakaan semasa kecil, Baby menderita tinnitus. Berkat musik, suara dengingan di telinganya berkurang, dan untuk itu, Baby punya banyak iPod sesuai dengan mood-nya. Ia pendiam, namun saat berada di belakang setir, Baby sekelas dengan Ryan Gosling dalam Drive. Ia memacu mobil dengan cantik, lolos dari kejaran polisi, atau menghindari blokade paku dengan manuver mulus yang tak perlu sampai meledakkan separuh populasi jalan raya.

Sekuens pertama semacam versi extended dari video klip “Blue Song”-nya Mint Royale yang disutradarai oleh Wright sendiri pada tahun 2003. Baby sedang menunggu sembari mendengar “Bellbottoms”-nya Jon Spencer Blues Explosion. Tiga perampok bank lalu masuk ke dalam mobilnya, dan tepat saat interlude lagu, Baby membesarkan volume, menginjak pedal gas, dan mempersembahkan kejar-kejaran mobil yang stylish, penuh adrenalin dan mungkin salah satu yang terbaik yang pernah saya tonton.

Mereka bagi-bagi hasil rampokan di sebuah gudang. Ada Griff (Jon Bernthal), Buddy (Jon Hamm), dan pacar Buddy, Darling (Eiza Gonzalez). Yang mengatur semuanya adalah seorang bos kriminal berjuluk Doc (Kevin Spacey). Baby sebenarnya tak seperti orang-orang ini, namun ia berhutang banyak pada Doc, dan ini adalah satu-satunya cara untuk melunasi. Doc selalu merekrut orang yang berbeda untuk setiap perampokannya, namun Baby menjadi kru reguler karena sedemikian mahir menyetir. Oh, dan Baby adalah jimat keberuntungan bagi Doc.

Tinggal satu misi lagi dan hutang Baby lunas, kata Doc. Namun tak ada yang namanya one last job dalam semesta film kriminal. Bahkan pekerjaan kali ini bakal lebih berat gara-gara kru baru yang sinting, Bats (Jamie Foxx). Alasan Baby untuk keluar dari dunia kriminal semakin kuat saat ia berjumpa dengan pramusaji cantik bernama Deborah (Lily James) yang juga punya selera musik yang bagus.

Bagian selanjutnya berisi dengan tembak-tembakan, kejar-kejaran mobil, sampai kejar-kejaran dengan kaki yang diiringi dengan lagu “Harlem Shuffle”-nya Bob & Earl, “Let’s Go Away for a While”-nya The Beach Boys, “Debra”-nya Beck, “Easy”-nya The Commodores, “Nowhere to Run”-nya Martha Reeves a& the Vandellas, “Hocus Pocus”-nya Focus, “Brighton Rock”-nya Queen, dan tentu saja “Baby Driver” milik Simon & Garfunkel. Tak semuanya saya tahu dan sebagian besar infonya saya dapatkan dari IMDb, namun percayalah, semuanya keren dan sangat cocok sekali dengan apa yang terjadi di layar. Di satu adegan tembak-tembakan, suara letupan pistol seirama dengan suara drum solo dari “Tequilla”-nya Button Down Brass. Konyol tapi keren.

Wright adalah sutradara yang brilian dan Baby Driver adalah satu lagi parade keterampilannya dalam pop nerd filmmaking. Dalam Scott Pilgrim vs. The World, ia membuat inovasi visual yang mendefinisikan hibrid antara video game dengan sinema. Hot Fuzz yang merupakan film Wright favorit saya (maafkan saya), adalah plesetan buddy cop dengan komedi menyengat tapi tetap punya aura misteri yang mencekat sepanjang film. Untuk Baby Driver, Wright menciptakan film aksi-musikal yang menyentuh tiga elemen yang kita cari dalam sebuah film —romansa, komedi, thriller— dan ketiganya sukses sampai di tujuan dengan mulus dan penuh gaya. Wright bilang bahwa pengadegannya sebagian besar dilakukan di depan kamera, tanpa CGI, demi memberikan kejar-kejaran mobil yang sudah lama tak kita lihat dalam film aksi kekinian. Bagian klimaks yang melibatkan banyak tabrakan mobil menyajikan ketegangan maksimal dengan stake yang riil. Ancaman yang dirasakan Baby tak main-main.

Intensitas ini juga berhasil dibangun oleh Wright berkat karakterisasi yang simpel tapi sangat efektif. Semua karakter pendukung bisa dibilang misterius sehingga menyuguhkan sesuatu yang tak kita duga. Ada ketidakpastian karena sedikit percikan saja bisa menimbulkan kekacauan bagi semua. Foxx tampil luar biasa sebagai maniak sinis yang tampaknya suka membuat masalah dengan siapapun. Doc ternyata bukan sekadar bos berdarah dingin seperti yang kita lihat di awal. Sementara Hamm berjalan dari latar belakang dengan elegan tapi menyimpan sesuatu yang membuat bergidik. Di satu bagian, kita penasaran bagaimana gaya berpacaran sehari-hari antara Buddy dan Darling.

Tak ada momen yang begitu berbobot, tapi Baby Driver sangat asyik sekali sebagai hiburan ringan. Di linimasa Twitter, saya sempat melihat komentar salah satu kritikus internasional yang bilang bahwa Baby-nya Elgort adalah karakter yang tumpul. Namun saya yakin anda takkan kepikiran hal itu saat menonton, setelah menonton bahkan. Saya misalnya, hanya ingin segera pulang, menghantam pedal gas, dan kebut-kebutan di jalan raya diiringi lagu rock favorit yang menggelegar.

Setelah dipikir-pikir, mungkin tidak jadi. Saya belum punya SIM A. Mobil juga belum punya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Baby Driver

113 menit
Remaja - BO
Edgar Wright
Edgar Wright
Nira Park, Tim Bevan, Eric Fellner
Bill Pope
Steven Price