Sunday, September 3, 2017

Review Film: 'Colossal' (2017)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Drama, Artikel Komedi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Colossal' (2017)
link : Review Film: 'Colossal' (2017)

Baca juga


‘Colossal’ adalah film monster terakhir yang akan anda tonton saat anda ingin menonton film monster.

“I got really melodramatic, didn't I?”
— Gloria
Rating UP:
Colossal adalah film monster terakhir yang akan anda tonton saat anda ingin menonton film monster. Jika berharap film monster semacam Godzilla atau Pacific Rim, film ini akan memberikan pengalaman menonton yang canggung. Filmnya semacam hibrid abnormal antara fantasi dengan realisme, invasi monster dengan drama personal. Secara terpisah, keduanya adalah bahan baku generik yang sering dipakai dalam sebuah film, namun saat digabung, mereka menjadi konsep sinematis yang sangat orisinal yang jarang kita dapati dalam beberapa tahun belakangan.


Anne Hathaway bermain sebagai Gloria, wanita cantik dan cerdas tapi juga seorang gadis pesta yang punya tendensi merusak diri sendiri. Ia tinggal bersama pacarnya, Tim (Dan Stevens) di sebuah apartemen di New York. Tapi sekarang tidak lagi, karena Tim sudah mengemas pakaian Gloria dan siap mengusir Gloria karena jengah dengan hobinya yang suka mabuk-mabukan sampai dini hari. Tim sudah tak tahan lagi, lantas menyarankan Gloria untuk mencari jati dirinya terlebih dahulu.

Oleh karenanya, Gloria pulang ke kampung halamannya di sebuah kota kecil. Gloria bermaksud tinggal di rumah orang tuanya yang sudah terbengkalai. Saat sedang beres-beres, ia berjumpa dengan Oscar (Jason Sudeikis), teman masa kecil yang sudah sejak dulu naksir padanya. Oscar mempunyai sebuah bar warisan keluarga, dan melihat Gloria yang menganggur, ia menawarkan pekerjaan sebagai pelayan di barnya. Anda tentu tak melewatkan kata “bar” di kalimat barusan kan? Tentu saja, karena ini adalah bar, maka Gloria akan nongkrong bersama Oscar dan teman-temannya (Tim Blake Nelson dan Austin Stowell) sembari minum-minum lagi, pastinya.

Gloria mulai menyadari bahwa Tim bukanlah cinta sejatinya. Boleh jadi si pria biasa Oscar adalah pasangan idaman yang ia cari selama ini. Perlahan-lahan, Gloria mulai jatuh hati dan berusaha memperbaiki diri. Di akhir film, mereka hidup bahagia selamanya. Serius, ceritanya seperti ini! Seperti film-film komedi romantis yang sudah sering kita lihat.

...

Tentu saja tidak. Cerita sebenarnya tidak seperti ini. Anda juga melihat monster yang nampang di poster kan? Tentu saja ada monster. Monster raksasa ini tiba-tiba muncul di Seoul lalu memporak-porandakan kota. Gloria mengetahui hal ini saat menontonnya di televisi pasca mabuk-mabukan semalam suntuk. Namun ada yang aneh. Monster ini membuat gestur lucu yang familiar. Mungkinkah monster ini meniru gerakan Gloria? Atau justru Gloria yang mengendalikan monster tersebut?

Perkembangan plot, dari skrip yang ditulis sekaligus disutradarai oleh sutradara Spanyol Nacho Vigalondo, unik untuk disaksikan. Film ini ternyata tak menghabiskan waktu kita melihat perjalanan Gloria untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ketika Gloria tahu bahwa monster ini punya hubungan yang sangat kuat dengan dirinya setelah melakukan beberapa uji coba singkat, semua segera menjadi personal bagi Gloria, terutama terhadap gaya hidupnya yang kacau. Awalnya ia bersenang-senang mendemonstrasikan kemampuan supernya tersebut kepada Oscar dkk. Namun kemudian, ia bergidik karena menyadari bahwa setiap kekacauan kecil yang dibuatnya menimbulkan huru-hara besar bagi banyak orang di belahan dunia lain.

Penonton yang cerdas pasti mengenali bahwa ini adalah alegori akan isu pribadi dari Gloria sendiri dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Namun, Colossal tak terfokus sekadar pada simbolisme tersebut karena ia juga membangun logikanya yang aneh dengan serius. Kemunculan monster ini punya aturan. Monster baru keluar di Seoul di jam tertentu saat Gloria masuk di sebuah taman bermain tertentu pula. Di satu titik nanti, ada pula robot raksasa yang muncul dengan logika yang sama. Kok bisa? Saya sebenarnya juga tak begitu tahu. Momen seperti ini kadang lucu, kadang menakutkan. Vigalondo merengkuh premis absurdnya ini dengan lurus, tak menganggapnya main-main.

Ini adalah film ketiga Vigalondo. Dua film sebelumnya —Timecrimes tentang perjalanan waktu dan Extraterestrial tentang penculikan alien— katanya juga merupakan film berkonsep spektakuler tapi ditangani dengan skala kecil. CGI untuk mencipta monsternya lebih dari kompeten tapi dipakai dengan efisien, karena Colossal memang lebih berfokus pada drama manusianya. Yang menjadi pusat gravitasinya adalah Hathaway. Ia menampilkan keseimbangan antara gaya hidup kacau dengan pribadi menarik dari Gloria. Ia hobi merusak diri, tapi cukup cerdas untuk mengetahui hal tersebut, yang menjadikannya lumayan relatable. Sudeikis cocok dipilih sebagai “pria baik” biasa, namun saat karakternya harus terjun ke ranah yang lebih gelap, saya kira lebih pas saat perannya diberikan kepada Stevens yang sudah membuktikan kapabilitasnya dalam hal ini lewat The Guest.

Saya ingin terlihat cerdas dengan memberitahu anda bahwa saya bisa mencerna semua subteks dan metafora dari Colossal. Namun apakah anda akan meninggalkan saya dan blog saya saat saya bilang bahwa pemahaman saya tak sebegitu komprehensif selain dari menangkap bahwa ini adalah soal isu personal, khususnya isu wanita? Mungkin penonton wanita akan tahu lebih mendalam. Ngomong-ngomong, kapan lagi mendapati curhatan pribadi yang disajikan dengan menghibur seperti ini? ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Colossal

110 menit
Dewasa
Nacho Vigalondo
Nacho Vigalondo
Nahikari Ipiña, Russell Levine, Nicolas Chartier, Zev Foreman, Dominic Rustam
Eric Kress
Bear McCreary

‘Colossal’ adalah film monster terakhir yang akan anda tonton saat anda ingin menonton film monster.

“I got really melodramatic, didn't I?”
— Gloria
Rating UP:
Colossal adalah film monster terakhir yang akan anda tonton saat anda ingin menonton film monster. Jika berharap film monster semacam Godzilla atau Pacific Rim, film ini akan memberikan pengalaman menonton yang canggung. Filmnya semacam hibrid abnormal antara fantasi dengan realisme, invasi monster dengan drama personal. Secara terpisah, keduanya adalah bahan baku generik yang sering dipakai dalam sebuah film, namun saat digabung, mereka menjadi konsep sinematis yang sangat orisinal yang jarang kita dapati dalam beberapa tahun belakangan.


Anne Hathaway bermain sebagai Gloria, wanita cantik dan cerdas tapi juga seorang gadis pesta yang punya tendensi merusak diri sendiri. Ia tinggal bersama pacarnya, Tim (Dan Stevens) di sebuah apartemen di New York. Tapi sekarang tidak lagi, karena Tim sudah mengemas pakaian Gloria dan siap mengusir Gloria karena jengah dengan hobinya yang suka mabuk-mabukan sampai dini hari. Tim sudah tak tahan lagi, lantas menyarankan Gloria untuk mencari jati dirinya terlebih dahulu.

Oleh karenanya, Gloria pulang ke kampung halamannya di sebuah kota kecil. Gloria bermaksud tinggal di rumah orang tuanya yang sudah terbengkalai. Saat sedang beres-beres, ia berjumpa dengan Oscar (Jason Sudeikis), teman masa kecil yang sudah sejak dulu naksir padanya. Oscar mempunyai sebuah bar warisan keluarga, dan melihat Gloria yang menganggur, ia menawarkan pekerjaan sebagai pelayan di barnya. Anda tentu tak melewatkan kata “bar” di kalimat barusan kan? Tentu saja, karena ini adalah bar, maka Gloria akan nongkrong bersama Oscar dan teman-temannya (Tim Blake Nelson dan Austin Stowell) sembari minum-minum lagi, pastinya.

Gloria mulai menyadari bahwa Tim bukanlah cinta sejatinya. Boleh jadi si pria biasa Oscar adalah pasangan idaman yang ia cari selama ini. Perlahan-lahan, Gloria mulai jatuh hati dan berusaha memperbaiki diri. Di akhir film, mereka hidup bahagia selamanya. Serius, ceritanya seperti ini! Seperti film-film komedi romantis yang sudah sering kita lihat.

...

Tentu saja tidak. Cerita sebenarnya tidak seperti ini. Anda juga melihat monster yang nampang di poster kan? Tentu saja ada monster. Monster raksasa ini tiba-tiba muncul di Seoul lalu memporak-porandakan kota. Gloria mengetahui hal ini saat menontonnya di televisi pasca mabuk-mabukan semalam suntuk. Namun ada yang aneh. Monster ini membuat gestur lucu yang familiar. Mungkinkah monster ini meniru gerakan Gloria? Atau justru Gloria yang mengendalikan monster tersebut?

Perkembangan plot, dari skrip yang ditulis sekaligus disutradarai oleh sutradara Spanyol Nacho Vigalondo, unik untuk disaksikan. Film ini ternyata tak menghabiskan waktu kita melihat perjalanan Gloria untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ketika Gloria tahu bahwa monster ini punya hubungan yang sangat kuat dengan dirinya setelah melakukan beberapa uji coba singkat, semua segera menjadi personal bagi Gloria, terutama terhadap gaya hidupnya yang kacau. Awalnya ia bersenang-senang mendemonstrasikan kemampuan supernya tersebut kepada Oscar dkk. Namun kemudian, ia bergidik karena menyadari bahwa setiap kekacauan kecil yang dibuatnya menimbulkan huru-hara besar bagi banyak orang di belahan dunia lain.

Penonton yang cerdas pasti mengenali bahwa ini adalah alegori akan isu pribadi dari Gloria sendiri dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Namun, Colossal tak terfokus sekadar pada simbolisme tersebut karena ia juga membangun logikanya yang aneh dengan serius. Kemunculan monster ini punya aturan. Monster baru keluar di Seoul di jam tertentu saat Gloria masuk di sebuah taman bermain tertentu pula. Di satu titik nanti, ada pula robot raksasa yang muncul dengan logika yang sama. Kok bisa? Saya sebenarnya juga tak begitu tahu. Momen seperti ini kadang lucu, kadang menakutkan. Vigalondo merengkuh premis absurdnya ini dengan lurus, tak menganggapnya main-main.

Ini adalah film ketiga Vigalondo. Dua film sebelumnya —Timecrimes tentang perjalanan waktu dan Extraterestrial tentang penculikan alien— katanya juga merupakan film berkonsep spektakuler tapi ditangani dengan skala kecil. CGI untuk mencipta monsternya lebih dari kompeten tapi dipakai dengan efisien, karena Colossal memang lebih berfokus pada drama manusianya. Yang menjadi pusat gravitasinya adalah Hathaway. Ia menampilkan keseimbangan antara gaya hidup kacau dengan pribadi menarik dari Gloria. Ia hobi merusak diri, tapi cukup cerdas untuk mengetahui hal tersebut, yang menjadikannya lumayan relatable. Sudeikis cocok dipilih sebagai “pria baik” biasa, namun saat karakternya harus terjun ke ranah yang lebih gelap, saya kira lebih pas saat perannya diberikan kepada Stevens yang sudah membuktikan kapabilitasnya dalam hal ini lewat The Guest.

Saya ingin terlihat cerdas dengan memberitahu anda bahwa saya bisa mencerna semua subteks dan metafora dari Colossal. Namun apakah anda akan meninggalkan saya dan blog saya saat saya bilang bahwa pemahaman saya tak sebegitu komprehensif selain dari menangkap bahwa ini adalah soal isu personal, khususnya isu wanita? Mungkin penonton wanita akan tahu lebih mendalam. Ngomong-ngomong, kapan lagi mendapati curhatan pribadi yang disajikan dengan menghibur seperti ini? ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Colossal

110 menit
Dewasa
Nacho Vigalondo
Nacho Vigalondo
Nahikari Ipiña, Russell Levine, Nicolas Chartier, Zev Foreman, Dominic Rustam
Eric Kress
Bear McCreary

Friday, September 1, 2017

Leonardo DiCaprio Dilirik Untuk Bintangi Film Joker

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Leonardo DiCaprio Dilirik Untuk Bintangi Film Joker
link : Leonardo DiCaprio Dilirik Untuk Bintangi Film Joker

Baca juga


Warner Bros. siap menempuh langkah ambisius dengan berupaya memboyong aktor kelas Oscar, Leonardo DiCaprio, untuk berperan sebagai Joker.

Rencana Warner Bros. untuk membuat film asal-usul Joker tak jarang mengejutkan banyak pihak. Terlebih dengan dikabarkannya sineas sehebat Martin Scorcese terlibat sebagai produser, membuat proyek ini terlihat menjanjikan dan prestisius. Kini, informasi terbaru dari THR mengindikasikan WB siap menempuh langkah ambisius. Pasalnya, studio berupaya memboyong aktor kelas Oscar, Leonardo DiCaprio, untuk berperan sebagai Joker.

Untuk saat ini, tawaran peran Joker belum diajukan studio kepada DiCaprio. Bahkan sebenarnya Scorcese juga belum menyepakati negosiasi sebagai produser. Namun jika nantinya Scorcese sepakat menjadi produser, WB berharap keterlibatan sang sineas bisa menarik minat DiCaprio untuk tampil perdana di film adaptasi komik. Di luar hal itu, kans DiCaprio bergabung konon terhitung tipis hingga nihil. Maka dari itu, studio juga melirik sejumlah aktor kelas A jika seandainya bintang The Revenant menolak tawaran jadi musuh besar Batman.

Scorcese dan DiCaprio sendiri dikenal sering berkolaborasi dan melahirkan karya-karya emas seperti Gangs of New York, The Aviator, The Departed, Shutter Island dan yang terakhir, The Wolf of Wall Street. Dengan demikian, cukup masuk akal jika WB tak hanya berupaya merekrut Scorcese, tapi juga berupaya menggandeng aktor kesayangannya.

Disutradarai Todd Phillips (pembesut trilogi The Hangover), film asal-usul Joker dikatakan akan bersetting tahun 80-an di Gotham City, dan menawarkan atmosfer ala tiga film besutan Scorcese meliputi Taxi Driver, Raging Bull dan The King of Comedy. Film ini pun menggambarkan Joker sebagai bos sindikat kriminal di dunia bawah tanah Gotham.

Film asal-usul Joker sendiri kabarnya takkan terkait dengan DC Extended Universe. Adapun film Joker ini akan menjadi proyek perdana dari rumah produksi baru milik WB yang fokus menghadirkan film-film DC yang berbeda dan anti-mainstream. Melalui rumah produksi baru ini pula, WB berharap bisa menarik minat aktor dan sineas yang biasanya enggan terlibat di film komik. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Warner Bros. siap menempuh langkah ambisius dengan berupaya memboyong aktor kelas Oscar, Leonardo DiCaprio, untuk berperan sebagai Joker.

Rencana Warner Bros. untuk membuat film asal-usul Joker tak jarang mengejutkan banyak pihak. Terlebih dengan dikabarkannya sineas sehebat Martin Scorcese terlibat sebagai produser, membuat proyek ini terlihat menjanjikan dan prestisius. Kini, informasi terbaru dari THR mengindikasikan WB siap menempuh langkah ambisius. Pasalnya, studio berupaya memboyong aktor kelas Oscar, Leonardo DiCaprio, untuk berperan sebagai Joker.

Untuk saat ini, tawaran peran Joker belum diajukan studio kepada DiCaprio. Bahkan sebenarnya Scorcese juga belum menyepakati negosiasi sebagai produser. Namun jika nantinya Scorcese sepakat menjadi produser, WB berharap keterlibatan sang sineas bisa menarik minat DiCaprio untuk tampil perdana di film adaptasi komik. Di luar hal itu, kans DiCaprio bergabung konon terhitung tipis hingga nihil. Maka dari itu, studio juga melirik sejumlah aktor kelas A jika seandainya bintang The Revenant menolak tawaran jadi musuh besar Batman.

Scorcese dan DiCaprio sendiri dikenal sering berkolaborasi dan melahirkan karya-karya emas seperti Gangs of New York, The Aviator, The Departed, Shutter Island dan yang terakhir, The Wolf of Wall Street. Dengan demikian, cukup masuk akal jika WB tak hanya berupaya merekrut Scorcese, tapi juga berupaya menggandeng aktor kesayangannya.

Disutradarai Todd Phillips (pembesut trilogi The Hangover), film asal-usul Joker dikatakan akan bersetting tahun 80-an di Gotham City, dan menawarkan atmosfer ala tiga film besutan Scorcese meliputi Taxi Driver, Raging Bull dan The King of Comedy. Film ini pun menggambarkan Joker sebagai bos sindikat kriminal di dunia bawah tanah Gotham.

Film asal-usul Joker sendiri kabarnya takkan terkait dengan DC Extended Universe. Adapun film Joker ini akan menjadi proyek perdana dari rumah produksi baru milik WB yang fokus menghadirkan film-film DC yang berbeda dan anti-mainstream. Melalui rumah produksi baru ini pula, WB berharap bisa menarik minat aktor dan sineas yang biasanya enggan terlibat di film komik. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sempat Mati, Proyek 'The Crow' Remake Kembali Hidup Berkat Sony

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sempat Mati, Proyek 'The Crow' Remake Kembali Hidup Berkat Sony
link : Sempat Mati, Proyek 'The Crow' Remake Kembali Hidup Berkat Sony

Baca juga


Proyek 'The Crow' remake kini kembali hidup dengan cara “pindah rumah”.

Sempat mati lantaran Relativity Media mengalami kebangkrutan, proyek The Crow remake kini kembali hidup dengan cara “pindah rumah”. Seperti yang dilansir Deadline, nasib The Crow yang sempat terkatung-katung akhirnya menemui titik cerah menyusul hak edarnya diambil alih Sony Pictures. Diketahui studio tersebut mengantongi hak edar The Crow hampir setahun pasca Davis Films, Highland Film Group dan Electric Shadow sepakat mendanai pembuatan film.

Kendati berpindah tangan ke Sony, remake berjudul The Crow Reborn ini kemungkinan besar masih akan disutradarai Corin Hardy dan dibintangi Jason Momoa sebagai pemeran utama. Sementara keterlibatan keduanya belum dikonfirmasi oleh Sony, bulan lalu Hardy sempat memposting fotonya bersama Momoa di Instagram, untuk merayakan hari ulang tahun sang aktor. Foto inilah yang mengindikasikan Hardy dan Momoa masih berkolaborasi untuk The Crow Reborn.

Diangkat dari novel karya James O’Barr, film original The Crow dirilis 1994 dan dibintangi Brandon Lee. Dengan atmosfer kelam dan suram, film ini mengisahkan seorang penyanyi rock bernama Eric Draven yang bangkit dari kematian untuk menuntut balas pembunuhnya yang juga bertanggung jawab atas kematian tunangannya. Selain menjadi film cult, The Crow juga mendapat banyak sorotan lantaran Lee tewas akibat insiden di lokasi syuting film tersebut.

The Crow remake sendiri dikembangkan sejak Februari 2010 dan kerap mengalami pergantian pemain. Mereka yang sempat didapuk jadi Eric Draven sebelum akhirnya mundur antara lain Mark Wahlberg, Bradley Cooper, James McAvoy, Luke Evans dan Jack Huston. Disamping itu, The Crow juga telah kehilangan beberapa sutradara seperti Stephen Norrington, Nick Cave, Juan Carlos Fresnadillo dan F. Javier Gutierrezz. Diharapkan setelah The Crow berlabuh ke Sony, pengembangannya akan berjalan lebih lancar. Belum diketahui kapan remake ini akan dirilis. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Proyek 'The Crow' remake kini kembali hidup dengan cara “pindah rumah”.

Sempat mati lantaran Relativity Media mengalami kebangkrutan, proyek The Crow remake kini kembali hidup dengan cara “pindah rumah”. Seperti yang dilansir Deadline, nasib The Crow yang sempat terkatung-katung akhirnya menemui titik cerah menyusul hak edarnya diambil alih Sony Pictures. Diketahui studio tersebut mengantongi hak edar The Crow hampir setahun pasca Davis Films, Highland Film Group dan Electric Shadow sepakat mendanai pembuatan film.

Kendati berpindah tangan ke Sony, remake berjudul The Crow Reborn ini kemungkinan besar masih akan disutradarai Corin Hardy dan dibintangi Jason Momoa sebagai pemeran utama. Sementara keterlibatan keduanya belum dikonfirmasi oleh Sony, bulan lalu Hardy sempat memposting fotonya bersama Momoa di Instagram, untuk merayakan hari ulang tahun sang aktor. Foto inilah yang mengindikasikan Hardy dan Momoa masih berkolaborasi untuk The Crow Reborn.

Diangkat dari novel karya James O’Barr, film original The Crow dirilis 1994 dan dibintangi Brandon Lee. Dengan atmosfer kelam dan suram, film ini mengisahkan seorang penyanyi rock bernama Eric Draven yang bangkit dari kematian untuk menuntut balas pembunuhnya yang juga bertanggung jawab atas kematian tunangannya. Selain menjadi film cult, The Crow juga mendapat banyak sorotan lantaran Lee tewas akibat insiden di lokasi syuting film tersebut.

The Crow remake sendiri dikembangkan sejak Februari 2010 dan kerap mengalami pergantian pemain. Mereka yang sempat didapuk jadi Eric Draven sebelum akhirnya mundur antara lain Mark Wahlberg, Bradley Cooper, James McAvoy, Luke Evans dan Jack Huston. Disamping itu, The Crow juga telah kehilangan beberapa sutradara seperti Stephen Norrington, Nick Cave, Juan Carlos Fresnadillo dan F. Javier Gutierrezz. Diharapkan setelah The Crow berlabuh ke Sony, pengembangannya akan berjalan lebih lancar. Belum diketahui kapan remake ini akan dirilis. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Thursday, August 31, 2017

Polling: Film Pilihan 25-08-2017 s.d. 31-08-2017

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Polling, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Polling: Film Pilihan 25-08-2017 s.d. 31-08-2017
link : Polling: Film Pilihan 25-08-2017 s.d. 31-08-2017

Baca juga



Ada 7 film yang dirilis minggu lalu, diantaranya The Dark Tower, Bad Genius, Gintama, American Made, An Inconvenient Sequel: Truth to Power, serta 2 film Indonesia yaitu The Real Parakang, dan Nyai Ahmad Dahlan.

Bad Genius menjadi film favorit pembaca UlasanPilem minggu ini dengan 28,57%. Seri di bawahnya, The Dark Tower dan Gintama sama-sama mendapat 23,81% suara. Berikut hasil lengkapnya.


Berikut adalah polling untuk minggu ini. Seperti biasa, peraturannya: saya hanya mencantumkan film terbaru yang tayang dalam minggu ini, saya tidak akan mengikutsertakan film yang tayang pada midnight show, dan anda hanya bisa memilih maksimal 3 film.

Polling akan saya tutup Kamis depan pukul 23.59. Silakan pilih film pilihan anda minggu ini agar bisa menjadi referensi bagi penonton lainnya (dan mungkin bagi saya juga). Polling juga bisa anda akses setiap saat di bagian sidebar blog ini. Happy voting. ■UP


Ada 7 film yang dirilis minggu lalu, diantaranya The Dark Tower, Bad Genius, Gintama, American Made, An Inconvenient Sequel: Truth to Power, serta 2 film Indonesia yaitu The Real Parakang, dan Nyai Ahmad Dahlan.

Bad Genius menjadi film favorit pembaca UlasanPilem minggu ini dengan 28,57%. Seri di bawahnya, The Dark Tower dan Gintama sama-sama mendapat 23,81% suara. Berikut hasil lengkapnya.


Berikut adalah polling untuk minggu ini. Seperti biasa, peraturannya: saya hanya mencantumkan film terbaru yang tayang dalam minggu ini, saya tidak akan mengikutsertakan film yang tayang pada midnight show, dan anda hanya bisa memilih maksimal 3 film.

Polling akan saya tutup Kamis depan pukul 23.59. Silakan pilih film pilihan anda minggu ini agar bisa menjadi referensi bagi penonton lainnya (dan mungkin bagi saya juga). Polling juga bisa anda akses setiap saat di bagian sidebar blog ini. Happy voting. ■UP

Wednesday, August 30, 2017

Durasi 'Blade Runner 2049' Akhirnya Terungkap

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Durasi 'Blade Runner 2049' Akhirnya Terungkap
link : Durasi 'Blade Runner 2049' Akhirnya Terungkap

Baca juga


Baru saja fans disuguhi film pendek prekuel 'Blade Runner 2049', kini ada kabar terbaru menyangkut durasi dari film sci-fi besutan Denis Villeneuve.

Baru saja fans disuguhi film pendek yang menjembatani cerita antara Blade Runner dan Blade Runner 2049, kini ada kabar terbaru menyangkut durasi dari sekuel yang hadir 35 tahun setelah film pertamanya meluncur di bioskop.

Seperti dilansir berbagai media Hollywood, Blade Runner 2049 yang disutradarai Denis Villeneuve akan berdurasi 2 jam 32 menit, ditambah 11 menit lagi untuk bagian credit. Dengan durasi total mencapai 163 menit, maka sekuel ini lebih panjang 46 menit ketimbang versi teatrikal film pertamanya (117 menit) yang disutradarai Ridley Scott.

Disamping itu, durasi 163 menit juga menjadikan Blade Runner 2049 sebagai film terpanjang karya Villeneuve, mengalahkan Prisoners yang berdurasi total 153 menit. Jika style penyutradaraan Villeneuve di Blade Runner 2049 serupa dengan Prisoners, maka kemungkinan film yang dibintangi Ryan Gosling dan Harrison Ford ini akan beralur lamban atau slow burn. Namun dengan penyutradaraan Villeneuve yang selama ini terkenal solid, alur semacam ini tentu takkan menyebabkan Blade Runner 2049 jatuh membosankan atau membuat penonton menguap.

Usai terungkapnya durasi Blade Runner 2049, tak sedikit yang heran dan menerka-nerka apa yang dilakukan Villeneuve dengan durasi sepanjang ini. Sebagian besar menilai, durasi ini mengindikasikan adanya eksplorasi karakter yang cukup dalam. Bisa juga durasi ini dimanfaatkan untuk mengakomodasi plot cerita filmnya. Apapun itu, yang jelas durasi panjang Blade Runner 2049 seolah menegaskan Villeneuve tak mau setengah hati dalam membidani sekuel dari salah satu film sci-fi terbaik yang pernah ada.

Blade Runner 2049 sendiri mengusung cerita bersetting 30 tahun pasca film pertamanya. Sekuel ini mengisahkan K (Ryan Gosling) – seorang blade runner (pembasmi replicant) dan petugas LAPD – yang membongkar rahasia lama yang berpotensi menimbulkan kekacauan di peradaban manusia. Penemuan K pun akhirnya menuntunnya pada perjalanan untuk menemukan Rick Deckard, mantan blade runner LAPD yang telah menghilang selama 30 tahun.

Rencananya Blade Runner 2049 sendiri akan dirilis 6 Oktober 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Baru saja fans disuguhi film pendek prekuel 'Blade Runner 2049', kini ada kabar terbaru menyangkut durasi dari film sci-fi besutan Denis Villeneuve.

Baru saja fans disuguhi film pendek yang menjembatani cerita antara Blade Runner dan Blade Runner 2049, kini ada kabar terbaru menyangkut durasi dari sekuel yang hadir 35 tahun setelah film pertamanya meluncur di bioskop.

Seperti dilansir berbagai media Hollywood, Blade Runner 2049 yang disutradarai Denis Villeneuve akan berdurasi 2 jam 32 menit, ditambah 11 menit lagi untuk bagian credit. Dengan durasi total mencapai 163 menit, maka sekuel ini lebih panjang 46 menit ketimbang versi teatrikal film pertamanya (117 menit) yang disutradarai Ridley Scott.

Disamping itu, durasi 163 menit juga menjadikan Blade Runner 2049 sebagai film terpanjang karya Villeneuve, mengalahkan Prisoners yang berdurasi total 153 menit. Jika style penyutradaraan Villeneuve di Blade Runner 2049 serupa dengan Prisoners, maka kemungkinan film yang dibintangi Ryan Gosling dan Harrison Ford ini akan beralur lamban atau slow burn. Namun dengan penyutradaraan Villeneuve yang selama ini terkenal solid, alur semacam ini tentu takkan menyebabkan Blade Runner 2049 jatuh membosankan atau membuat penonton menguap.

Usai terungkapnya durasi Blade Runner 2049, tak sedikit yang heran dan menerka-nerka apa yang dilakukan Villeneuve dengan durasi sepanjang ini. Sebagian besar menilai, durasi ini mengindikasikan adanya eksplorasi karakter yang cukup dalam. Bisa juga durasi ini dimanfaatkan untuk mengakomodasi plot cerita filmnya. Apapun itu, yang jelas durasi panjang Blade Runner 2049 seolah menegaskan Villeneuve tak mau setengah hati dalam membidani sekuel dari salah satu film sci-fi terbaik yang pernah ada.

Blade Runner 2049 sendiri mengusung cerita bersetting 30 tahun pasca film pertamanya. Sekuel ini mengisahkan K (Ryan Gosling) – seorang blade runner (pembasmi replicant) dan petugas LAPD – yang membongkar rahasia lama yang berpotensi menimbulkan kekacauan di peradaban manusia. Penemuan K pun akhirnya menuntunnya pada perjalanan untuk menemukan Rick Deckard, mantan blade runner LAPD yang telah menghilang selama 30 tahun.

Rencananya Blade Runner 2049 sendiri akan dirilis 6 Oktober 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Willem Dafoe Samakan 'Aquaman' Dengan ‘Spider-Man’ Sam Raimi

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Willem Dafoe Samakan 'Aquaman' Dengan ‘Spider-Man’ Sam Raimi
link : Willem Dafoe Samakan 'Aquaman' Dengan ‘Spider-Man’ Sam Raimi

Baca juga


Hingga detik ini, 'Aquaman' arahan James Wan masih menggulirkan proses syuting. Namun hal ini tak menghalangi Willem Dafoe untuk bercerita tentang pengalamannya syuting di bawah arahan Wan.

Nama Willem Dafoe mulai dikenal luas sejak bermain di Spider-Man sebagai villain Norman Osborn a.k.a. Green Goblin. Dengan penampilan Dafoe yang mengesankan, dipadu dengan kualitas keseluruhan filmnya yang sangat solid, Spider-Man besutan Sam Raimi sering dinobatkan sebagai film superhero terbaik yang pernah ada. Setelah sekian lama tak terlibat di film superhero, Dafoe akhirnya kembali membintangi film sejenis berjudul Aquaman.

Hingga detik ini, Aquaman yang disutradarai James Wan masih menggulirkan proses syuting. Namun hal ini tak menghalangi Dafoe untuk berbagi cerita tentang pengalamannya syuting di bawah arahan Wan. Melalui wawancara dengan Collider, Dafoe memuji antusiasme Wan terhadap Aquaman fantastis. Malah, Dafoe mengaku antusiasme Wan sangat mengingatkannya pada antusias Raimi, lantaran kedua sineas ini sangat terikat mitologi superhero yang mereka tangani.

“Dulu waktu saya syuting Spider-Man bersama Sam Raimi, salah satu hal paling impresif ialah ini tak seperti film industri. Ini seperti film personal. Rasanya seperti Sam Raimi akan mewujudkan fantasinya. Dia amat terikat dengan mitologi Spider-Man sehingga dia memberi filmnya cinta yang besar dan keasyikan yang intens. Saya suka hal itu. James Wan sangat mirip (dengan Raimi)”ungkap Dafoe.

Opini Dafoe tentunya membuat Aquaman terlihat menjanjikan. Namun komentar positif ini tampaknya baru bisa dibuktikan jika trailer ataupun filmnya telah dirilis. Sementara itu, Dafoe berperan sebagai sekutu Aquaman bernama Nuidis Vulko. Dafoe akan beradu akting dengan Jason Momoa (Aquaman), Amber Heard (Mera), Patrick Wilson (Orm), Nicole Kidman (Queen Atlannda), Dolph Lundgren (King Nereus) dan Yahya Abdul-Mateen (villain Black Manta).

Aquaman akan dirilis 21 Desember 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Hingga detik ini, 'Aquaman' arahan James Wan masih menggulirkan proses syuting. Namun hal ini tak menghalangi Willem Dafoe untuk bercerita tentang pengalamannya syuting di bawah arahan Wan.

Nama Willem Dafoe mulai dikenal luas sejak bermain di Spider-Man sebagai villain Norman Osborn a.k.a. Green Goblin. Dengan penampilan Dafoe yang mengesankan, dipadu dengan kualitas keseluruhan filmnya yang sangat solid, Spider-Man besutan Sam Raimi sering dinobatkan sebagai film superhero terbaik yang pernah ada. Setelah sekian lama tak terlibat di film superhero, Dafoe akhirnya kembali membintangi film sejenis berjudul Aquaman.

Hingga detik ini, Aquaman yang disutradarai James Wan masih menggulirkan proses syuting. Namun hal ini tak menghalangi Dafoe untuk berbagi cerita tentang pengalamannya syuting di bawah arahan Wan. Melalui wawancara dengan Collider, Dafoe memuji antusiasme Wan terhadap Aquaman fantastis. Malah, Dafoe mengaku antusiasme Wan sangat mengingatkannya pada antusias Raimi, lantaran kedua sineas ini sangat terikat mitologi superhero yang mereka tangani.

“Dulu waktu saya syuting Spider-Man bersama Sam Raimi, salah satu hal paling impresif ialah ini tak seperti film industri. Ini seperti film personal. Rasanya seperti Sam Raimi akan mewujudkan fantasinya. Dia amat terikat dengan mitologi Spider-Man sehingga dia memberi filmnya cinta yang besar dan keasyikan yang intens. Saya suka hal itu. James Wan sangat mirip (dengan Raimi)”ungkap Dafoe.

Opini Dafoe tentunya membuat Aquaman terlihat menjanjikan. Namun komentar positif ini tampaknya baru bisa dibuktikan jika trailer ataupun filmnya telah dirilis. Sementara itu, Dafoe berperan sebagai sekutu Aquaman bernama Nuidis Vulko. Dafoe akan beradu akting dengan Jason Momoa (Aquaman), Amber Heard (Mera), Patrick Wilson (Orm), Nicole Kidman (Queen Atlannda), Dolph Lundgren (King Nereus) dan Yahya Abdul-Mateen (villain Black Manta).

Aquaman akan dirilis 21 Desember 2018. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

‘Star Wars: The Last Jedi’ Ungkap Julukan untuk Stormtroopers Mematikan

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘Star Wars: The Last Jedi’ Ungkap Julukan untuk Stormtroopers Mematikan
link : ‘Star Wars: The Last Jedi’ Ungkap Julukan untuk Stormtroopers Mematikan

Baca juga


Lucasfilm siap memperkenalkan Stormtroopers angker lainnya di 'Star Wars: The Last Jedi'.

Dalam saga Star Wars, Stormtroopers umumnya digambarkan sebagai pasukan tentara pengawal Empire yang tergolong lemah. Kehadiran tentara berhelm ikonik ini pun seringkali tak memberikan tantangan berarti bagi para jagoan Star Wars, bahkan bisa dibilang mereka ibarat batu kerikil yang mudah disingkirkan. Namun seolah tak ingin skuad ini terus dipandang sebelah mata, Lucasfilm akhirnya mengorbitkan jenis Stormtroopers elit berkostum hitam di spin-off Rogue One, dimana mereka bersenjata berat dan jago menembak. Kini, studio siap memperkenalkan Stormtroopers angker lainnya di The Last Jedi.

Menurut informasi dari Star Wars News Net, Stormtroopers baru ini akan jadi garis pertahanan terakhir First Order (nama baru Emoire) dalam menghadapi Stormtroopers pembelot (seperti Finn yang diperankan John Boyega). Mereka pun tak segan menjatuhkan hukuman berat terhadap tentara yang mengingkari kesetiaannya pada First Order. Karena kewenangan yang dimilikinya, Stormtroopers mematikan ini dijuluki First Order Judicial. Julukan ini masih terdengar lebih bersahabat jika dibandingkan julukan awalnya yang dinamai Executioners alias penjagal.

Dengan dibentuknya First Order Judicial, tak menutup kemungkinan Finn akan jadi buron di sekuel The Force Awakens. Finn sendiri kabarnya akan berkelana ke sebuah tempat, dan jika spekulasi ia diburu First Order Judicial terbukti benar, maka bisa jadi akan ada aksi kejar-kejaran yang siap membuat filmnya terasa menegangkan.

Berdasarkan sinopsisnya, The Last Jedi masih berfokus pada kelanjutan saga Skywalker. Dikisahkan para pahlawan The Force Awakens bergabung dengan para legenda galaksi dalam petualangan epik yang menguak misteri lama The Force dan mengungkap hal-hal dari masa lalu yang mengejutkan. Rencananya film garapan Rian Johnson ini akan dirilis 15 Desember 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Lucasfilm siap memperkenalkan Stormtroopers angker lainnya di 'Star Wars: The Last Jedi'.

Dalam saga Star Wars, Stormtroopers umumnya digambarkan sebagai pasukan tentara pengawal Empire yang tergolong lemah. Kehadiran tentara berhelm ikonik ini pun seringkali tak memberikan tantangan berarti bagi para jagoan Star Wars, bahkan bisa dibilang mereka ibarat batu kerikil yang mudah disingkirkan. Namun seolah tak ingin skuad ini terus dipandang sebelah mata, Lucasfilm akhirnya mengorbitkan jenis Stormtroopers elit berkostum hitam di spin-off Rogue One, dimana mereka bersenjata berat dan jago menembak. Kini, studio siap memperkenalkan Stormtroopers angker lainnya di The Last Jedi.

Menurut informasi dari Star Wars News Net, Stormtroopers baru ini akan jadi garis pertahanan terakhir First Order (nama baru Emoire) dalam menghadapi Stormtroopers pembelot (seperti Finn yang diperankan John Boyega). Mereka pun tak segan menjatuhkan hukuman berat terhadap tentara yang mengingkari kesetiaannya pada First Order. Karena kewenangan yang dimilikinya, Stormtroopers mematikan ini dijuluki First Order Judicial. Julukan ini masih terdengar lebih bersahabat jika dibandingkan julukan awalnya yang dinamai Executioners alias penjagal.

Dengan dibentuknya First Order Judicial, tak menutup kemungkinan Finn akan jadi buron di sekuel The Force Awakens. Finn sendiri kabarnya akan berkelana ke sebuah tempat, dan jika spekulasi ia diburu First Order Judicial terbukti benar, maka bisa jadi akan ada aksi kejar-kejaran yang siap membuat filmnya terasa menegangkan.

Berdasarkan sinopsisnya, The Last Jedi masih berfokus pada kelanjutan saga Skywalker. Dikisahkan para pahlawan The Force Awakens bergabung dengan para legenda galaksi dalam petualangan epik yang menguak misteri lama The Force dan mengungkap hal-hal dari masa lalu yang mengejutkan. Rencananya film garapan Rian Johnson ini akan dirilis 15 Desember 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem