Wednesday, May 30, 2018

Review Film: 'Tully' (2018)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Drama, Artikel Komedi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Tully' (2018)
link : Review Film: 'Tully' (2018)

Baca juga


'Tully', menurut hemat saya, memberikan potret yang akurat mengenai motherhood, khususnya yang punya banyak anak.

“I'm here to take care of you.”
— Tully
Rating UP:
Yang masih tidak percaya terhadap betapa beratnya beban seorang ibu dalam mengurus rumah tangga sekaligus anak-anak, akan berubah imannya setelah menyaksikan Tully, film yang menggelitik sekaligus menohok tentang krisis identitas yang dialami ibu-ibu modern. Menjadi seorang ibu memang merupakan peran yang terpuji, tapi kita tak bisa sekonyong-konyong melupakan bagaimana tugas mulia tersebut di lain sisi juga berpeluang menguras energi bahkan menyedot semangat hidup yang bersangkutan.


Tully, menurut hemat saya, memberikan potret yang akurat mengenai motherhood, khususnya yang punya banyak anak. Kalimat tadi membuat saya terdengar seperti pernah menjadi ibu saja. Anda tahu saya belum pernah melakukan persalinan, dan terakhir kali saya cek saat mandi kemarin sore, saya masih berjenis kelamin laki-laki. Namun film ini begitu lihainya membuat penonton terhanyut dalam konflik, kita seolah merasakannya langsung. Film ini memposisikan kita untuk otomatis berada di dalam karakter utamanya, Marlo.

Itu merupakan bukti bagaimana sutradara Jason Reitman dan penulis skrip Diablo Cody begitu seksama membangun dunia dan karakter dalam film mereka. Film ini merupakan kerjasama ketiga mereka, menyusul Juno dan Young Adult. Tully juga merupakan film komedi sekaligus drama serius. Humornya berasal dari observasi yang tajam pada situasi yang riil. Seperti biasa, karakter utama yang ditulis Cody suka menyelutuk sadis, menohok langsung pada isu yang sedang mereka hadapi.

Membaca sinopsisnya mungkin membuatnya terdengar seperti Mary Poppins penyelamat ibu-ibu. Namun Tully lebih seperti hibrid Juno dan Young Adult: masalah kehamilan remaja di Juno digabungkan dengan masalah krisis paruh baya ibu-ibu di Young Adult. Dan seperti kedua film tadi, penggambaran situasinya realistis dan tanpa kompromi. Menjadi ibu tak melulu soal kebanggaan bakti tanpa pamrih; kewajibannya sulit, ribet, dan berat. Coba bayangkan bagaimana menyelipkan istirahat dan merawat diri sendiri di antara menyusui, mengganti popok, mendiamkan rengekan, membenahi rumah, ditambah mengurus suami.

Dan Marlo tak selalu terlihat syantik saat melakukannya, sebagaimana diperankan oleh Charlize Theron. Theron adalah aktris berparas syantik yang tak segan tampil berantakan. Level kedrastisan transformasinya disini agaknya bisa disejajarkan dengan perannya sebagai pembunuh berantai dalam Monster. Ia dikabarkan menaikkan berat badan sampai 25 kilogram. Bukan semata berhenti fisik saja, karena yang lebih penting adalah bagaimana ia dengan sukses menghadirkan intensitas emosional. Ia jelas sayang keluarga, tapi hampir selalu terlalu capek untuk peduli akan hal-hal di sekitar. Baju kena tumpahan susu saat makan malam? Buka saja langsung di meja makan. Dalam sebuah montase singkat yang mengesankan, kita bisa melihat bagaimana rutinitas motherhood bisa menggiring sang ibu ke titik keletihan yang haqiqi. Tata suaranya cerdik, menekankan sedemikian rupa sehingga suara rengekan bayi menjadi terdengar sangat annoying.

Kesan yang keliru akan tercipta kalau situasi Marlo tidak sespesifik yang digambarkan film. Marlo sekarang sedang hamil tua. Bukan cuma soal usia kehamilannya, tapi juga usianya sendiri; bayinya sebentar lagi brojol, saat ia sudah berumur 40 tahunan. Kehamilan ini agaknya juga tak begitu diharapkan. Ia sudah punya dua anak yang masih kecil-kecil, yaitu Sarah (Lia Frankland) dan Jonah (Asher Miles Fallica). Masalah anak pertama sih cuma kurang pede, tapi anak kedua bisa dibilang sedikit "aneh" sampai terancam dikeluarkan dari TK. Jadi maklum saja saat ia cuma anteng saja ketika ketubannya pecah atau bahkan saat sang bayi sudah keluar dari perutnya. Marlo seolah sudah bisa memprediksi beban macam apa yang menantinya.

Oleh karena itu, meski awalnya berprinsip bahwa anaknya takkan diasuh oleh orang asing, Marlo akhirnya menyerah pada situasi lalu menerima saran dari adiknya (Mark Duplass) untuk menyewa seorang pengasuh, yang berspesialiasi merawat anak di malam hari biar para orangtua bisa istirahat dengan tenang. Yang datang adalah ibu peri, atau setidaknya begitulah menurut Marlo. Ia adalah impian semua ibu-ibu. Tully (Mackenzie Davis) bukan cuma piawai mengasuh anak. Setelah tidur nyenyak untuk pertama kalinya, Marlo terkejut saat bangun di pagi hari mendapati rumahnya sudah kinclong betul dan ada pancake yang lucu di meja makan.

Usianya masih relatif belia, tapi sudah sangat bijak dan sepertinya tahu banyak hal. Tully cerdas dan seksi. Ia dipenuhi dengan antusiasme khas anak muda yang punya banyak energi menular. Ia bahkan menjalin obrolan yang intim dengan Marlo. Keakraban ini seolah membawa Marlo ke masa-masa jayanya dulu. Tully adalah semua yang dibutuhkan Marlo; begitu ideal sampai kita melihatnya sedikit aneh. Marlo sudah begitu nyaman sampai ia selow saja dengan apa yang disarankan dan semua yang dilakukan Tully di rumahnya. Meski kehadiran Tully membuat daya cengkeram narasinya menurun, Theron dan Davis punya chemistry yang apik.

Pasti ada godaan bagi pembuat film untuk menyuguhkan konfrontasi antara Marlo dengan suaminya, Drew (Ron Livingston). Drew bukan suami yang buruk; ia bertanggung jawab dan suka mendampingi anak bikin PR. Namun ia juga abai, santai bermain PS di atas kasur seolah tak tahu bahwa istrinya sudah kacau balau di dalam. Konfrontasi macam ini akan membuat film mengabaikan poinnya, sebab konflik tidak lagi berfokus pada internal Marlo. Namun film dengan bijak tak melangkah kesana. Saya juga sempat khawatir saat Tully membuat gestur nekat untuk menyegarkan aktivitas ranjang Marlo dan Drew. Untunglah film tak bermain sesuai ekspektasi mesum saya.

Jadi sebenarnya ada apa dengan Tully? Saya tak bisa mendeskripsikan dengan konkrit siapa Tully. Tapi tenang saja, kita tak sedang berada di film mengenai pengasuh anak psikopat. Keberadaan Tully adalah wadah bagi Marlo untuk mempertanyakan hakikatnya sebagai seorang ibu sekaligus sebagai seorang wanita. Di satu titik, Tully akan mengajak Marlo untuk sejenak meninggalkan keluarga lalu berpesta habis-habisan di luar kota. Ini akan menjadi titik balik yang menawarkan insight baru bagi karakternya. Sementara mereka mendapat perspektif baru, kita juga melihat mereka dalam perspektif baru.

Saya mendapati bahwa momen pengungkapan ini tak bekerja segreget yang dimaksud dan secara logika tak bisa diterima. Semakin saya pikirkan, saya semakin senewen. Tapi ia berhasil di level emosional. Awalnya film ini menyuguhkan pemandangan suram yang akan membuat mama-mama muda yang berencana/sedang hamil jadi parno. Namun itu adalah bagian dari hidup. Dan film ini mengajarkan cara untuk merangkulnya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Tully

96 menit
Dewasa
Jason Reitman
Diablo Cody
Aaron L. Gilbert, Jason Reitman, Helen Estabrook, Diablo Cody, Mason Novick, Charlize Theron, A.J. Dix, Beth Kono
Eric Steelberg
Rob Simonsen

'Tully', menurut hemat saya, memberikan potret yang akurat mengenai motherhood, khususnya yang punya banyak anak.

“I'm here to take care of you.”
— Tully
Rating UP:
Yang masih tidak percaya terhadap betapa beratnya beban seorang ibu dalam mengurus rumah tangga sekaligus anak-anak, akan berubah imannya setelah menyaksikan Tully, film yang menggelitik sekaligus menohok tentang krisis identitas yang dialami ibu-ibu modern. Menjadi seorang ibu memang merupakan peran yang terpuji, tapi kita tak bisa sekonyong-konyong melupakan bagaimana tugas mulia tersebut di lain sisi juga berpeluang menguras energi bahkan menyedot semangat hidup yang bersangkutan.


Tully, menurut hemat saya, memberikan potret yang akurat mengenai motherhood, khususnya yang punya banyak anak. Kalimat tadi membuat saya terdengar seperti pernah menjadi ibu saja. Anda tahu saya belum pernah melakukan persalinan, dan terakhir kali saya cek saat mandi kemarin sore, saya masih berjenis kelamin laki-laki. Namun film ini begitu lihainya membuat penonton terhanyut dalam konflik, kita seolah merasakannya langsung. Film ini memposisikan kita untuk otomatis berada di dalam karakter utamanya, Marlo.

Itu merupakan bukti bagaimana sutradara Jason Reitman dan penulis skrip Diablo Cody begitu seksama membangun dunia dan karakter dalam film mereka. Film ini merupakan kerjasama ketiga mereka, menyusul Juno dan Young Adult. Tully juga merupakan film komedi sekaligus drama serius. Humornya berasal dari observasi yang tajam pada situasi yang riil. Seperti biasa, karakter utama yang ditulis Cody suka menyelutuk sadis, menohok langsung pada isu yang sedang mereka hadapi.

Membaca sinopsisnya mungkin membuatnya terdengar seperti Mary Poppins penyelamat ibu-ibu. Namun Tully lebih seperti hibrid Juno dan Young Adult: masalah kehamilan remaja di Juno digabungkan dengan masalah krisis paruh baya ibu-ibu di Young Adult. Dan seperti kedua film tadi, penggambaran situasinya realistis dan tanpa kompromi. Menjadi ibu tak melulu soal kebanggaan bakti tanpa pamrih; kewajibannya sulit, ribet, dan berat. Coba bayangkan bagaimana menyelipkan istirahat dan merawat diri sendiri di antara menyusui, mengganti popok, mendiamkan rengekan, membenahi rumah, ditambah mengurus suami.

Dan Marlo tak selalu terlihat syantik saat melakukannya, sebagaimana diperankan oleh Charlize Theron. Theron adalah aktris berparas syantik yang tak segan tampil berantakan. Level kedrastisan transformasinya disini agaknya bisa disejajarkan dengan perannya sebagai pembunuh berantai dalam Monster. Ia dikabarkan menaikkan berat badan sampai 25 kilogram. Bukan semata berhenti fisik saja, karena yang lebih penting adalah bagaimana ia dengan sukses menghadirkan intensitas emosional. Ia jelas sayang keluarga, tapi hampir selalu terlalu capek untuk peduli akan hal-hal di sekitar. Baju kena tumpahan susu saat makan malam? Buka saja langsung di meja makan. Dalam sebuah montase singkat yang mengesankan, kita bisa melihat bagaimana rutinitas motherhood bisa menggiring sang ibu ke titik keletihan yang haqiqi. Tata suaranya cerdik, menekankan sedemikian rupa sehingga suara rengekan bayi menjadi terdengar sangat annoying.

Kesan yang keliru akan tercipta kalau situasi Marlo tidak sespesifik yang digambarkan film. Marlo sekarang sedang hamil tua. Bukan cuma soal usia kehamilannya, tapi juga usianya sendiri; bayinya sebentar lagi brojol, saat ia sudah berumur 40 tahunan. Kehamilan ini agaknya juga tak begitu diharapkan. Ia sudah punya dua anak yang masih kecil-kecil, yaitu Sarah (Lia Frankland) dan Jonah (Asher Miles Fallica). Masalah anak pertama sih cuma kurang pede, tapi anak kedua bisa dibilang sedikit "aneh" sampai terancam dikeluarkan dari TK. Jadi maklum saja saat ia cuma anteng saja ketika ketubannya pecah atau bahkan saat sang bayi sudah keluar dari perutnya. Marlo seolah sudah bisa memprediksi beban macam apa yang menantinya.

Oleh karena itu, meski awalnya berprinsip bahwa anaknya takkan diasuh oleh orang asing, Marlo akhirnya menyerah pada situasi lalu menerima saran dari adiknya (Mark Duplass) untuk menyewa seorang pengasuh, yang berspesialiasi merawat anak di malam hari biar para orangtua bisa istirahat dengan tenang. Yang datang adalah ibu peri, atau setidaknya begitulah menurut Marlo. Ia adalah impian semua ibu-ibu. Tully (Mackenzie Davis) bukan cuma piawai mengasuh anak. Setelah tidur nyenyak untuk pertama kalinya, Marlo terkejut saat bangun di pagi hari mendapati rumahnya sudah kinclong betul dan ada pancake yang lucu di meja makan.

Usianya masih relatif belia, tapi sudah sangat bijak dan sepertinya tahu banyak hal. Tully cerdas dan seksi. Ia dipenuhi dengan antusiasme khas anak muda yang punya banyak energi menular. Ia bahkan menjalin obrolan yang intim dengan Marlo. Keakraban ini seolah membawa Marlo ke masa-masa jayanya dulu. Tully adalah semua yang dibutuhkan Marlo; begitu ideal sampai kita melihatnya sedikit aneh. Marlo sudah begitu nyaman sampai ia selow saja dengan apa yang disarankan dan semua yang dilakukan Tully di rumahnya. Meski kehadiran Tully membuat daya cengkeram narasinya menurun, Theron dan Davis punya chemistry yang apik.

Pasti ada godaan bagi pembuat film untuk menyuguhkan konfrontasi antara Marlo dengan suaminya, Drew (Ron Livingston). Drew bukan suami yang buruk; ia bertanggung jawab dan suka mendampingi anak bikin PR. Namun ia juga abai, santai bermain PS di atas kasur seolah tak tahu bahwa istrinya sudah kacau balau di dalam. Konfrontasi macam ini akan membuat film mengabaikan poinnya, sebab konflik tidak lagi berfokus pada internal Marlo. Namun film dengan bijak tak melangkah kesana. Saya juga sempat khawatir saat Tully membuat gestur nekat untuk menyegarkan aktivitas ranjang Marlo dan Drew. Untunglah film tak bermain sesuai ekspektasi mesum saya.

Jadi sebenarnya ada apa dengan Tully? Saya tak bisa mendeskripsikan dengan konkrit siapa Tully. Tapi tenang saja, kita tak sedang berada di film mengenai pengasuh anak psikopat. Keberadaan Tully adalah wadah bagi Marlo untuk mempertanyakan hakikatnya sebagai seorang ibu sekaligus sebagai seorang wanita. Di satu titik, Tully akan mengajak Marlo untuk sejenak meninggalkan keluarga lalu berpesta habis-habisan di luar kota. Ini akan menjadi titik balik yang menawarkan insight baru bagi karakternya. Sementara mereka mendapat perspektif baru, kita juga melihat mereka dalam perspektif baru.

Saya mendapati bahwa momen pengungkapan ini tak bekerja segreget yang dimaksud dan secara logika tak bisa diterima. Semakin saya pikirkan, saya semakin senewen. Tapi ia berhasil di level emosional. Awalnya film ini menyuguhkan pemandangan suram yang akan membuat mama-mama muda yang berencana/sedang hamil jadi parno. Namun itu adalah bagian dari hidup. Dan film ini mengajarkan cara untuk merangkulnya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Tully

96 menit
Dewasa
Jason Reitman
Diablo Cody
Aaron L. Gilbert, Jason Reitman, Helen Estabrook, Diablo Cody, Mason Novick, Charlize Theron, A.J. Dix, Beth Kono
Eric Steelberg
Rob Simonsen

Setelah ‘Justice League’, Zack Snyder akan Garap Remake 'The Fountainhead’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Setelah ‘Justice League’, Zack Snyder akan Garap Remake 'The Fountainhead’
link : Setelah ‘Justice League’, Zack Snyder akan Garap Remake 'The Fountainhead’

Baca juga


Melalui media sosial, Zack Snyder mengungkapkan akan menyutradarai remake ‘The Fountainhead’.

Berkutat menangani film superhero DC Extended Universe selama hampir satu dekade, agaknya mendorong sutradara Zack Snyder untuk mencari proyek film baru di luar genre superhero. Apalagi karena film-film superhero besutan Snyder selama ini tak pernah luput dari yang namanya kontroversi dan polarisasi, tentu ia butuh proyek yang fresh dan jauh dari sentimen negatif. Kini Snyder akhirnya menemukan proyek film terbarunya, seiring melalui media sosial Vero sang sineas mengungkapkan akan menyutradarai remake The Fountainhead.

Diangkat dari novel terbitan 1943 karya Ayn Rand, The Fountainhead berkisah seorang arsitek dan inovator Howard Roark. Dikenal memiliki sifat egois yang tinggi, Roark selalu berpikir idealis dan melawan arus dalam menelurkan karyanya. Akibat dari sikapnya yang kaku, Roark bukan hanya tak disukai para arsitektur, tapi juga aktivis kemanusiaan dan kritikus arsitekur ternama Elisworth Toohey. Selain mereka, Roark juga dimusuhi publisher berpengaruh Gail Wynand, dan seorang kolumnis penggemar Roark, Dominique Francon, yang ternyata berniat menghancurkan karirnya. FYI, The Fountainhead sendiri pertama diangkat ke layar lebar pada 1949, dimana filmnya disutradarai King Vidor dan dibintangi Gary Cooper sebagai Roark.

Selama berkiprah di DC Extended Universe, Snyder diketahui telah menyutradarai Man of Steel (2013), Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) dan Justice League (2017). Untuk film terakhir, Snyder mundur di tengah proses pasca-produksi, menyusul tragedi yang menimpa keluarganya. Kendati film-film superhero garapannya seringkali dikritik karena cerita yang kurang memikat dan terlalu kelam, namun tak ada yang menyangkal kehebatan pembesut 300 dan Watchmen dalam menciptakan adegan bervisual memukau. Ya, semoga saja dengan The Fountainhead yang kisah karakter utamanya tak jauh beda dengan karir Snyder yang sarat pro kontra, sang sineas akhirnya merasa related dan bisa lebih peka dalam membuat cerita yang emosional.

Untuk saat ini belum diketahui kapan The Fountainhead akan diproduksi.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Melalui media sosial, Zack Snyder mengungkapkan akan menyutradarai remake ‘The Fountainhead’.

Berkutat menangani film superhero DC Extended Universe selama hampir satu dekade, agaknya mendorong sutradara Zack Snyder untuk mencari proyek film baru di luar genre superhero. Apalagi karena film-film superhero besutan Snyder selama ini tak pernah luput dari yang namanya kontroversi dan polarisasi, tentu ia butuh proyek yang fresh dan jauh dari sentimen negatif. Kini Snyder akhirnya menemukan proyek film terbarunya, seiring melalui media sosial Vero sang sineas mengungkapkan akan menyutradarai remake The Fountainhead.

Diangkat dari novel terbitan 1943 karya Ayn Rand, The Fountainhead berkisah seorang arsitek dan inovator Howard Roark. Dikenal memiliki sifat egois yang tinggi, Roark selalu berpikir idealis dan melawan arus dalam menelurkan karyanya. Akibat dari sikapnya yang kaku, Roark bukan hanya tak disukai para arsitektur, tapi juga aktivis kemanusiaan dan kritikus arsitekur ternama Elisworth Toohey. Selain mereka, Roark juga dimusuhi publisher berpengaruh Gail Wynand, dan seorang kolumnis penggemar Roark, Dominique Francon, yang ternyata berniat menghancurkan karirnya. FYI, The Fountainhead sendiri pertama diangkat ke layar lebar pada 1949, dimana filmnya disutradarai King Vidor dan dibintangi Gary Cooper sebagai Roark.

Selama berkiprah di DC Extended Universe, Snyder diketahui telah menyutradarai Man of Steel (2013), Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) dan Justice League (2017). Untuk film terakhir, Snyder mundur di tengah proses pasca-produksi, menyusul tragedi yang menimpa keluarganya. Kendati film-film superhero garapannya seringkali dikritik karena cerita yang kurang memikat dan terlalu kelam, namun tak ada yang menyangkal kehebatan pembesut 300 dan Watchmen dalam menciptakan adegan bervisual memukau. Ya, semoga saja dengan The Fountainhead yang kisah karakter utamanya tak jauh beda dengan karir Snyder yang sarat pro kontra, sang sineas akhirnya merasa related dan bisa lebih peka dalam membuat cerita yang emosional.

Untuk saat ini belum diketahui kapan The Fountainhead akan diproduksi.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Tuesday, May 29, 2018

Jamie Foxx Resmi Jadi Pemeran ‘Spawn’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Jamie Foxx Resmi Jadi Pemeran ‘Spawn’
link : Jamie Foxx Resmi Jadi Pemeran ‘Spawn’

Baca juga


Pencarian aktor untuk karakter titel dari film reboot ‘Spawn’ telah selesai.

Pencarian aktor untuk karakter titel dari film reboot Spawn telah selesai. Sebagaimana yang dilansir Deadline, Todd MacFarlane – kreator komik Spawn yang juga menulis dan menyutradarai filmnya – resmi menunjuk Jamie Foxx sebagai pemeran karakter titel. Ini menjadi kedua kalinya aktor pemenang Oscar bermain di film adaptasi komik, setelah tampil sebagai villain di The Amazing Spider-Man 2.

Melalui pernyataan resminya, Foxx mengungkapkan antusiasmenya untuk memerankan Spawn, yang menurutnya adalah salah satu karakter komik paling luar biasa. Fox juga mengakui telah bertemu MacFarlane sejak beberapa tahun lalu, saat reboot ini masih dalam pengembangan. Karena itulah, begitu pencarian aktor Spawn dimulai, MacFarlane menyatakan perhatiannya langsung tertuju pada Foxx. Selain karena kemampuan akting Foxx yang tak perlu diragukan lagi, MacFarlane juga memilih Foxx karena passion-nya yang tinggi terhadap karakter Spawn.

Rencananya Foxx akan memerankan prajurit anggota pasukan khusus CIA bernama Al Simmons, yang bangkit dari kematian setelah ia membuat perjanjian dengan iblis neraka. Kembali hidup dengan identitas baru sebagai Spawn yang dibekali kostum super dan multi fungsi, Simmons kemudian melalui perjalanan dilematis yang membentuk dirinya menjadi antihero.

Sementara itu, MacFarlane juga menekankan bahwa Spawn bukanlah pahlawan yang menolong orang lemah layaknya jagoan di film-film superhero. Sebab, di akhir film nanti, MacFarlane berharap bisa membuat penonton bertanya-tanya, apakah Spawn adalah hantu yang berubah jadi manusia atau sebaliknya. Sang sutradara juga memastikan reboot ini bukanlah film tentang asal-usul Spawn, karena ia tak tertarik untuk menceritakannya. Terlebih lagi, MacFarlane mengisyaratkan dirinya teinspirasi oleh A Quiet Place yang tetap memikat penonton meski tak menjelaskan masa lalu karakternya.

Adapun MacFarlane juga berniat menjadikan Spawn sebagai trilogi, jika film pertamanya yang diketahui hanya berbudget belasan juta dollar berakhir sukses di box office. Reboot Spawn sendiri diproduksi Blumhouse, yang kebetulan berpengalaman membidani franchise hemat budget seperti The Purge, Insidious hingga Paranormal Activity.

Versi reboot sendiri kemungkinan akan mengusung cerita yang berbeda dibanding film terdahulu. Pasalnya, McFarlane pernah mengungkapkan, reboot ini menyoroti Spawn yang sedang diburu oleh seorang polisi bernama Twitch. Dalam beberapa hal, McFarlane pun menyamakan situasi kejar-kejaran ini dengan hiu raksasa di Jaws yang diburu sheriff Brody. Ia juga menambahkan, Twitch akan menjadi karakter utama, sedangkan Spawn akan menjadi semacam villain. Nantinya Spawn akan tampil dengan dialog yang minim, dan ia digambarkan sebagai sosok jahat yang mengintai dari kegelapan. Usai merekrut Foxx, diprediksi MacFarlane akan segera mencari aktor pemeran Twitch.

Mengusung rating R, Spawn dijanjikan akan menjadi film thriller supernatural yang kelam dan serius. Dengan syuting yang akan dimulai tahun ini, belum diketahui kapan Spawn akan dirilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Pencarian aktor untuk karakter titel dari film reboot ‘Spawn’ telah selesai.

Pencarian aktor untuk karakter titel dari film reboot Spawn telah selesai. Sebagaimana yang dilansir Deadline, Todd MacFarlane – kreator komik Spawn yang juga menulis dan menyutradarai filmnya – resmi menunjuk Jamie Foxx sebagai pemeran karakter titel. Ini menjadi kedua kalinya aktor pemenang Oscar bermain di film adaptasi komik, setelah tampil sebagai villain di The Amazing Spider-Man 2.

Melalui pernyataan resminya, Foxx mengungkapkan antusiasmenya untuk memerankan Spawn, yang menurutnya adalah salah satu karakter komik paling luar biasa. Fox juga mengakui telah bertemu MacFarlane sejak beberapa tahun lalu, saat reboot ini masih dalam pengembangan. Karena itulah, begitu pencarian aktor Spawn dimulai, MacFarlane menyatakan perhatiannya langsung tertuju pada Foxx. Selain karena kemampuan akting Foxx yang tak perlu diragukan lagi, MacFarlane juga memilih Foxx karena passion-nya yang tinggi terhadap karakter Spawn.

Rencananya Foxx akan memerankan prajurit anggota pasukan khusus CIA bernama Al Simmons, yang bangkit dari kematian setelah ia membuat perjanjian dengan iblis neraka. Kembali hidup dengan identitas baru sebagai Spawn yang dibekali kostum super dan multi fungsi, Simmons kemudian melalui perjalanan dilematis yang membentuk dirinya menjadi antihero.

Sementara itu, MacFarlane juga menekankan bahwa Spawn bukanlah pahlawan yang menolong orang lemah layaknya jagoan di film-film superhero. Sebab, di akhir film nanti, MacFarlane berharap bisa membuat penonton bertanya-tanya, apakah Spawn adalah hantu yang berubah jadi manusia atau sebaliknya. Sang sutradara juga memastikan reboot ini bukanlah film tentang asal-usul Spawn, karena ia tak tertarik untuk menceritakannya. Terlebih lagi, MacFarlane mengisyaratkan dirinya teinspirasi oleh A Quiet Place yang tetap memikat penonton meski tak menjelaskan masa lalu karakternya.

Adapun MacFarlane juga berniat menjadikan Spawn sebagai trilogi, jika film pertamanya yang diketahui hanya berbudget belasan juta dollar berakhir sukses di box office. Reboot Spawn sendiri diproduksi Blumhouse, yang kebetulan berpengalaman membidani franchise hemat budget seperti The Purge, Insidious hingga Paranormal Activity.

Versi reboot sendiri kemungkinan akan mengusung cerita yang berbeda dibanding film terdahulu. Pasalnya, McFarlane pernah mengungkapkan, reboot ini menyoroti Spawn yang sedang diburu oleh seorang polisi bernama Twitch. Dalam beberapa hal, McFarlane pun menyamakan situasi kejar-kejaran ini dengan hiu raksasa di Jaws yang diburu sheriff Brody. Ia juga menambahkan, Twitch akan menjadi karakter utama, sedangkan Spawn akan menjadi semacam villain. Nantinya Spawn akan tampil dengan dialog yang minim, dan ia digambarkan sebagai sosok jahat yang mengintai dari kegelapan. Usai merekrut Foxx, diprediksi MacFarlane akan segera mencari aktor pemeran Twitch.

Mengusung rating R, Spawn dijanjikan akan menjadi film thriller supernatural yang kelam dan serius. Dengan syuting yang akan dimulai tahun ini, belum diketahui kapan Spawn akan dirilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Mulai Syuting, ‘Maleficent 2’ Ungkap Pemain & Sinopsis

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Mulai Syuting, ‘Maleficent 2’ Ungkap Pemain & Sinopsis
link : Mulai Syuting, ‘Maleficent 2’ Ungkap Pemain & Sinopsis

Baca juga


Setelah sekian lama dikembangkan, sekuel ‘Maleficent’ akhirnya memasuki tahap produksi.

Setelah sekian lama dikembangkan, sekuel Maleficent akhirnya memasuki tahap produksi. Menandai dimulainya proses syuting untuk film berkarakter utama villain dari Sleeping Beauty ini, Disney mengungkap sinopsis, serta deretan pemain baru yang akan beradu akting dengan dua pemain utama dari film sebelumnya, Angeina Jolie (Maleficent) dan Elle Fanning (Princess Aurora).

Bersetting beberapa tahun pasca film pertama yang menjelaskan asal-usul Maleficent dan aksinya memberi kutukan pada bayi Princess Aurora, sekuel ini akan kembali mengeksplor hubungan kompleks antara sang peri bertanduk dan sang calon ratu. Di saat bersamaan, mereka juga mengumpulkan sekutu untuk menghadapi musuh baru yang mengancam negeri tempat tinggal para makhluk ajaib.

Menyusul Jolie dan Fanning, nama-nama baru yang dipastikan bergabung di sekuel meliputi Michelle Pfeiffer (Ant-Man and the Wasp), Chiwetel Ejiofor (Doctor Strange), Ed Skrein (Deadpool) dan Robert Lindsay (Wimbledon). Tak ketinggalan juga ada Sam Riley, Imelda Staunton, Juno Temple dan Leslie Manville. Dengan skrip yang ditulis Linda Woolverton, Maleficent 2 disutradarai Joachim Ronning yang sebelumnya menggarap Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales.

Film pertama Maleficent sendiri dirilis pada 2014 pasca kesuksesan besar Alice in Wonderland. Meski menuai reaksi beragam dari para kritikus, Maleficent tetap menorehkan pendapatan yang cukup tinggi sebesar $758 juta. Kesuksesan beruntun yang diraih Alice in Wonderland dan Maleficent pun dinilai melatarbelakangi strategi Disney, untuk semakin getol membuat film-film live-action berdasarkan film animasi klasik mereka yang sangat populer. Dan taktik studio ini pun berbuah manis di box office, terbukti dengan performa mengesankan Cinderella, The Jungle Book hingga Beauty and the Beast. Selanjutnya, film live-action yang siap dihadirkan Disney antara lain Dumbo, The Lion King, Aladdin dan Mulan.

Untuk saat ini Maleficent 2 belum mendapat tanggal rilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Setelah sekian lama dikembangkan, sekuel ‘Maleficent’ akhirnya memasuki tahap produksi.

Setelah sekian lama dikembangkan, sekuel Maleficent akhirnya memasuki tahap produksi. Menandai dimulainya proses syuting untuk film berkarakter utama villain dari Sleeping Beauty ini, Disney mengungkap sinopsis, serta deretan pemain baru yang akan beradu akting dengan dua pemain utama dari film sebelumnya, Angeina Jolie (Maleficent) dan Elle Fanning (Princess Aurora).

Bersetting beberapa tahun pasca film pertama yang menjelaskan asal-usul Maleficent dan aksinya memberi kutukan pada bayi Princess Aurora, sekuel ini akan kembali mengeksplor hubungan kompleks antara sang peri bertanduk dan sang calon ratu. Di saat bersamaan, mereka juga mengumpulkan sekutu untuk menghadapi musuh baru yang mengancam negeri tempat tinggal para makhluk ajaib.

Menyusul Jolie dan Fanning, nama-nama baru yang dipastikan bergabung di sekuel meliputi Michelle Pfeiffer (Ant-Man and the Wasp), Chiwetel Ejiofor (Doctor Strange), Ed Skrein (Deadpool) dan Robert Lindsay (Wimbledon). Tak ketinggalan juga ada Sam Riley, Imelda Staunton, Juno Temple dan Leslie Manville. Dengan skrip yang ditulis Linda Woolverton, Maleficent 2 disutradarai Joachim Ronning yang sebelumnya menggarap Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales.

Film pertama Maleficent sendiri dirilis pada 2014 pasca kesuksesan besar Alice in Wonderland. Meski menuai reaksi beragam dari para kritikus, Maleficent tetap menorehkan pendapatan yang cukup tinggi sebesar $758 juta. Kesuksesan beruntun yang diraih Alice in Wonderland dan Maleficent pun dinilai melatarbelakangi strategi Disney, untuk semakin getol membuat film-film live-action berdasarkan film animasi klasik mereka yang sangat populer. Dan taktik studio ini pun berbuah manis di box office, terbukti dengan performa mengesankan Cinderella, The Jungle Book hingga Beauty and the Beast. Selanjutnya, film live-action yang siap dihadirkan Disney antara lain Dumbo, The Lion King, Aladdin dan Mulan.

Untuk saat ini Maleficent 2 belum mendapat tanggal rilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Box Office: 'Solo: A Star Wars Story' Kandas

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'Solo: A Star Wars Story' Kandas
link : Box Office: 'Solo: A Star Wars Story' Kandas

Baca juga


'Star Wars'-nya Disney baru saja didera pukulan telak pertama lewat 'Solo: A Star Wars Story', yang tampil lemah baik di Amerika maupun di seluruh dunia. Berikut rekap box office minggu ini.

Sebagaimana judul mana pun dari Marvel, Star Wars bisa dibilang merupakan jaminan kesuksesan finansial. Film-filmnya diprediksi meraup pendapatan masif yang mampu memecahkan rekor box office. Film terbarunya yang saat ini tengah tayang, Solo: A Star Wars Story juga sukses memecahkan rekor. Sayangnya, bukan dalam artian yang bagus.

Film ini menjadi film Star Wars dengan performa terburuk sejak Lucasfilm diakuisisi oleh Disney. Selama tiga hari weekend kemarin, ia cuma bisa mengumpulkan $84,4 juta saja. Tak usahlah kita bandingkan dengan Star Wars: The Force Awakens yang merupakan even sensasional sekali seumur hidup itu. Cukup kita dampingkan dengan film Star Wars lain yang juga sama-sama punya banyak drama di belakang layar, yaitu Rogue One: A Star Wars Story. Film tersebut mendapat debut $155,1 juta, nyaris dua kali lipat dari debutnya Solo.

Mencari satu penyebab yang konkrit boleh dibilang mustahil dilakukan. Ada banyak faktor yang rasa-rasanya berperan disini. Mungkin jadwal perilisannya yang kurang pas, tak bertepatan dengan musim libur akhir tahun sebagaimana 3 film Star Wars yang lain. Atau mungkin jaraknya yang terlalu dekat dengan film Star Wars sebelumnya, hanya berselang lima bulan saja dari Star Wars: The Last Jedi. Atau mungkin dari reputasinya yang kadung tercemar gara-gara drama pada proses produksi. Atau kalau mau mencari kambing hitam, keberadaan Avengers: Infinity War dan Deadpool 2 lah yang salah, kok tayang deket-deketan.

Apapun alasannya, ini menjadi pukulan telak pertama bagi Star Wars-nya Disney. Debut tadi memang bukan angka yang kecil, tapi untuk ukuran film dengan bujet mencapai $300 juta (dan belum termasuk biaya promosi), pendapatan Solo ini sangat mengecewakan. Dalam hal respon penonton, film ini merupakan film Star Wars pertama yang mendapat CinemaScore "A-", bukannya "A".

Sebagai informasi tambahan, kemarin adalah libur Memorial Day di Amerika, sehingga weekend diperpanjang menjadi 4 hari. Disney memprediksi pendapatan 4 hari Solo di kisaran $130 - 150 juta. Tapi apa lacur, film ini cuma bisa mengumpulkan $103,0 juta saja. Hasil ini bahkan berada di bawah debut Memorial Day dari The Hangover II ($103,4 juta).

Peluang untuk menyelamatkan diri dengan memanfaatkan pasar luar Amerika sepertinya juga sudah tertutup. Film ini sudah tayang di semua pasar besar, kecuali Jepang, tapi hanya bisa meraup $68,2 juta saja. Sebagai perbandingan, debut luar Amerika dari Rogue One adalah $134,9 juta. Total debut global Solo yang adalah $153 juta bahkan baru unggul sedikit saja dari debut domestik Rogue One.

Padahal Solo mendapat keistimewaan untuk dirilis tepat waktu di Cina, tak seperti Rogue One. Sayang, penonton disana hanya mau menyumbang $10,1 juta. Memang Star Wars tak pernah sukses-sukses amat di pasar box office terbesar setelah Amerika tersebut, namun pendapatan Solo ini sudah masuk ke dalam level sering-diajak-jalan-tapi-gak-pernah-jadian alias sangat mengenaskan.

Kendati demikian, debut tadi sudah cukup untuk menempatkan Solo sebagai jawara box office, menggeser jawara sebelumnya, Deadpool 2 yang minggu ini mendapat $43,5 juta. Performanya anjlok 65,4% dari minggu lalu. Di Amerika, ia sudah mengumpulkan $208,2 juta. Sedangkan secara global, ia hampir mencapai $500 juta (tepatnya $498 juta) berkat tambahan $57 juta dari 27 negara.

Meski sudah tayang selama 5 minggu, Avengers: Infinity War masih cukup tangguh. Dengan pendapatan $17,3 juta, performanya berarti hanya turun 41,3% dibanding minggu lalu. Total pendapatan domestiknya ($622,5 juta) sebentar lagi akan menyalip The Avengers ($623,4 juta). Sementara itu total pendapatan globalnya sendiri sudah $1,90 miliar (berkat tambahan $32,5 juta minggu ini dari 36 negara).

Book Club berada di posisi keempat dengan pendapatan solid $10,1 juta. Total pendapatannya selama dua minggu adalah $32,2 juta.

Life of the Party menjadi penutup 5 besar dengan $5,4 juta, yang menggenapkan total pendapatan domestiknya ke angka $39,4 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 25 Mei - 27 Mei 2018

1.

Solo: A Star Wars Story
Minggu ini $84,420,489
Total $84,420,489

2.

Deadpool 2
Minggu ini $43,463,043
Total $208,170,395

3.

Avengers: Infinity War
Minggu ini $17,294,657
Total $622,489,295

4.

Book Club
Minggu ini $10,071,681
Total $32,279,691

5.

Life of the Party
Minggu ini $5,379,490
Total $39,364,476
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Deadpool 2' Belum Bisa Kalahkan Rekor 'Deadpool' ■UP

'Star Wars'-nya Disney baru saja didera pukulan telak pertama lewat 'Solo: A Star Wars Story', yang tampil lemah baik di Amerika maupun di seluruh dunia. Berikut rekap box office minggu ini.

Sebagaimana judul mana pun dari Marvel, Star Wars bisa dibilang merupakan jaminan kesuksesan finansial. Film-filmnya diprediksi meraup pendapatan masif yang mampu memecahkan rekor box office. Film terbarunya yang saat ini tengah tayang, Solo: A Star Wars Story juga sukses memecahkan rekor. Sayangnya, bukan dalam artian yang bagus.

Film ini menjadi film Star Wars dengan performa terburuk sejak Lucasfilm diakuisisi oleh Disney. Selama tiga hari weekend kemarin, ia cuma bisa mengumpulkan $84,4 juta saja. Tak usahlah kita bandingkan dengan Star Wars: The Force Awakens yang merupakan even sensasional sekali seumur hidup itu. Cukup kita dampingkan dengan film Star Wars lain yang juga sama-sama punya banyak drama di belakang layar, yaitu Rogue One: A Star Wars Story. Film tersebut mendapat debut $155,1 juta, nyaris dua kali lipat dari debutnya Solo.

Mencari satu penyebab yang konkrit boleh dibilang mustahil dilakukan. Ada banyak faktor yang rasa-rasanya berperan disini. Mungkin jadwal perilisannya yang kurang pas, tak bertepatan dengan musim libur akhir tahun sebagaimana 3 film Star Wars yang lain. Atau mungkin jaraknya yang terlalu dekat dengan film Star Wars sebelumnya, hanya berselang lima bulan saja dari Star Wars: The Last Jedi. Atau mungkin dari reputasinya yang kadung tercemar gara-gara drama pada proses produksi. Atau kalau mau mencari kambing hitam, keberadaan Avengers: Infinity War dan Deadpool 2 lah yang salah, kok tayang deket-deketan.

Apapun alasannya, ini menjadi pukulan telak pertama bagi Star Wars-nya Disney. Debut tadi memang bukan angka yang kecil, tapi untuk ukuran film dengan bujet mencapai $300 juta (dan belum termasuk biaya promosi), pendapatan Solo ini sangat mengecewakan. Dalam hal respon penonton, film ini merupakan film Star Wars pertama yang mendapat CinemaScore "A-", bukannya "A".

Sebagai informasi tambahan, kemarin adalah libur Memorial Day di Amerika, sehingga weekend diperpanjang menjadi 4 hari. Disney memprediksi pendapatan 4 hari Solo di kisaran $130 - 150 juta. Tapi apa lacur, film ini cuma bisa mengumpulkan $103,0 juta saja. Hasil ini bahkan berada di bawah debut Memorial Day dari The Hangover II ($103,4 juta).

Peluang untuk menyelamatkan diri dengan memanfaatkan pasar luar Amerika sepertinya juga sudah tertutup. Film ini sudah tayang di semua pasar besar, kecuali Jepang, tapi hanya bisa meraup $68,2 juta saja. Sebagai perbandingan, debut luar Amerika dari Rogue One adalah $134,9 juta. Total debut global Solo yang adalah $153 juta bahkan baru unggul sedikit saja dari debut domestik Rogue One.

Padahal Solo mendapat keistimewaan untuk dirilis tepat waktu di Cina, tak seperti Rogue One. Sayang, penonton disana hanya mau menyumbang $10,1 juta. Memang Star Wars tak pernah sukses-sukses amat di pasar box office terbesar setelah Amerika tersebut, namun pendapatan Solo ini sudah masuk ke dalam level sering-diajak-jalan-tapi-gak-pernah-jadian alias sangat mengenaskan.

Kendati demikian, debut tadi sudah cukup untuk menempatkan Solo sebagai jawara box office, menggeser jawara sebelumnya, Deadpool 2 yang minggu ini mendapat $43,5 juta. Performanya anjlok 65,4% dari minggu lalu. Di Amerika, ia sudah mengumpulkan $208,2 juta. Sedangkan secara global, ia hampir mencapai $500 juta (tepatnya $498 juta) berkat tambahan $57 juta dari 27 negara.

Meski sudah tayang selama 5 minggu, Avengers: Infinity War masih cukup tangguh. Dengan pendapatan $17,3 juta, performanya berarti hanya turun 41,3% dibanding minggu lalu. Total pendapatan domestiknya ($622,5 juta) sebentar lagi akan menyalip The Avengers ($623,4 juta). Sementara itu total pendapatan globalnya sendiri sudah $1,90 miliar (berkat tambahan $32,5 juta minggu ini dari 36 negara).

Book Club berada di posisi keempat dengan pendapatan solid $10,1 juta. Total pendapatannya selama dua minggu adalah $32,2 juta.

Life of the Party menjadi penutup 5 besar dengan $5,4 juta, yang menggenapkan total pendapatan domestiknya ke angka $39,4 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 25 Mei - 27 Mei 2018

1.

Solo: A Star Wars Story
Minggu ini $84,420,489
Total $84,420,489

2.

Deadpool 2
Minggu ini $43,463,043
Total $208,170,395

3.

Avengers: Infinity War
Minggu ini $17,294,657
Total $622,489,295

4.

Book Club
Minggu ini $10,071,681
Total $32,279,691

5.

Life of the Party
Minggu ini $5,379,490
Total $39,364,476
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Deadpool 2' Belum Bisa Kalahkan Rekor 'Deadpool' ■UP

Sunday, May 27, 2018

'Bond 25' Resmi Digarap Danny Boyle, Tayang 2019

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : 'Bond 25' Resmi Digarap Danny Boyle, Tayang 2019
link : 'Bond 25' Resmi Digarap Danny Boyle, Tayang 2019

Baca juga


Lewat jumpa pers, Danny Boyle resmi diumumkan sebagai sutradara film James Bond ke-25 yang akan kembali dibintangi Daniel Craig.

Kalau boleh jujur, drama di balik layar pada proses produksi film James Bond ke-25 sudah seperti trik tukang PHP saja; banyak menggoda tapi tak memberi kepastian apa-apa. Kita tahu Daniel Craig akan bermain kembali sebagai sang mata-mata ikonik, walau awalnya sempat tarik ulur juga. Tapi pertanyaan mengenai siapa sutradaranya, kapan syuting dimulai, kapan filmnya dirilis, bahkan studio mana distributornya, masih mengambang. Di titik ini, wajar kalau kita mengira bahwa dalam waktu dekat sepertinya kita takkan ditembak filmnya tak akan diproduksi. Namun, akhirnya kepastian itu datang juga.

Dilansir dari Variety, produser Bond 25 mengkonfirmasi beberapa hal sekaligus lewat jumpa pers. Yang paling utama, sineas yang santer digosipkan akan menggarap film baru Bond tersebut, Danny Boyle resmi diumumkan sebagai sutradara. Skrip akan ditulis oleh John Hodge yang pernah berkolaborasi dengan Boyle dalam Trainspotting, Shallow Grave, dan The Beach.

Masalah distribusi filmnya ternyata juga sudah kelar. Setelah hak distribusi bagi Sony kadaluwarsa beberapa waktu yang lalu, film ini diperebutkan oleh berbagai distributor. Yang menjadi pemenang rupanya adalah Universal Pictures. Sementara itu, pasar Amerika akan ditangani oleh MGM yang bekerja sama dengan Annapurna Pictures. Film ini akan tayang pada 8 November 2019 di Amerika. Namun UK mendapat jadwal tayang dua minggu lebih awal biar pas di angka cantik, yaitu 25 Oktober. Proses produksi direncanakan akan dimulai tahun ini.

Menariknya, Boyle punya dua film yang akan dirilis di waktu yang berdekatan tahun depan. Sebagaimana diketahui, saat ini ia sedang menggarap film musikal mengenai Richard Curtis yang dibintangi oleh Lily James, Ana de Armas, dan Kate McKinnon yang akan dilepas pada September 2019. Kalau benar begitu, menakjubkan bagaimana Boyle mampu menangani dua film sekaligus, apalagi salah satunya adalah film dengan skala sebesar James Bond. Tapi barangkali Boyle punya trik tersendiri. Mungkin mau menyaingi Spielberg.

Berikut pernyataan resmi dari acara jumpa persnya:

EON Productions dan Metro Goldwyn Mayer Studios (MGM) telah mencapai kesepakatan dengan Universal Pictures untuk bermitra dalam peluncuran film James Bond ke-25 di seluruh dunia, yang diumumkan hari ini oleh Michael G. Wilson dan Barbara Broccoli dari EON Productions, Direktur Utama MGM Kevin Ulrich, Presiden MGM Jonathan Glickman, dan Pimpinan Universal Pictures Donna Langley.

Daniel Craig akan kembali sebagai 007, agen rahasia Inggris yang legendaris, dan sutradara pemenang Academy Award® Danny Boyle ('Slumdog Millionaire', 'Steve Jobs') akan menanganinya dari skenario asli [yang ditulis] oleh nominator Academy Award® John Hodge ('Trainspotting').

Produksi 'Bond 25' akan dimulai pada 3 Desember 2018. MGM akan merilis film secara teatrikal di AS pada 8 November 2019 melalui kemitraan baru untuk distribusi teater domestik dengan Annapurna Pictures, dan Universal akan merilis secara internasional dimulai dengan perilisan tradisional lebih awal di Inggris pada 25 Oktober 2019.

Di bawah kesepakatan ini, MGM akan mempertahankan hak distribusi televisi digital dan di seluruh dunia. Universal juga akan menangani distribusi fisik home entertainment.

Wilson dan Broccoli berkomentar, “Kami dengan gembira mengumumkan bahwa Danny Boyle yang sangat berbakat akan mengarahkan Daniel Craig dalam film kelimanya sebagai James Bond pada instalmen ke-25 dari franchise ini. Kami akan memulai syuting 'Bond 25' di Pinewood Studios pada bulan Desember dengan mitra kami di MGM dan senang bahwa Universal akan menjadi distributor internasional kami. ”

"Di bawah kepemimpinan Michael dan Barbara, kami tidak bisa lebih senang lagi untuk membawa petualangan 007 berikutnya ke layar lebar yang menyatukan Daniel Craig yang tak ada bandingannya dengan visi luar biasa Danny Boyle," kata Ulrich. Glickman menambahkan, “Sudah 16 tahun sejak 'Die Another Day' didistribusikan oleh MGM dan sangat memuaskan untuk merilis film ini bersama tim tangguh di Universal.” ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Lewat jumpa pers, Danny Boyle resmi diumumkan sebagai sutradara film James Bond ke-25 yang akan kembali dibintangi Daniel Craig.

Kalau boleh jujur, drama di balik layar pada proses produksi film James Bond ke-25 sudah seperti trik tukang PHP saja; banyak menggoda tapi tak memberi kepastian apa-apa. Kita tahu Daniel Craig akan bermain kembali sebagai sang mata-mata ikonik, walau awalnya sempat tarik ulur juga. Tapi pertanyaan mengenai siapa sutradaranya, kapan syuting dimulai, kapan filmnya dirilis, bahkan studio mana distributornya, masih mengambang. Di titik ini, wajar kalau kita mengira bahwa dalam waktu dekat sepertinya kita takkan ditembak filmnya tak akan diproduksi. Namun, akhirnya kepastian itu datang juga.

Dilansir dari Variety, produser Bond 25 mengkonfirmasi beberapa hal sekaligus lewat jumpa pers. Yang paling utama, sineas yang santer digosipkan akan menggarap film baru Bond tersebut, Danny Boyle resmi diumumkan sebagai sutradara. Skrip akan ditulis oleh John Hodge yang pernah berkolaborasi dengan Boyle dalam Trainspotting, Shallow Grave, dan The Beach.

Masalah distribusi filmnya ternyata juga sudah kelar. Setelah hak distribusi bagi Sony kadaluwarsa beberapa waktu yang lalu, film ini diperebutkan oleh berbagai distributor. Yang menjadi pemenang rupanya adalah Universal Pictures. Sementara itu, pasar Amerika akan ditangani oleh MGM yang bekerja sama dengan Annapurna Pictures. Film ini akan tayang pada 8 November 2019 di Amerika. Namun UK mendapat jadwal tayang dua minggu lebih awal biar pas di angka cantik, yaitu 25 Oktober. Proses produksi direncanakan akan dimulai tahun ini.

Menariknya, Boyle punya dua film yang akan dirilis di waktu yang berdekatan tahun depan. Sebagaimana diketahui, saat ini ia sedang menggarap film musikal mengenai Richard Curtis yang dibintangi oleh Lily James, Ana de Armas, dan Kate McKinnon yang akan dilepas pada September 2019. Kalau benar begitu, menakjubkan bagaimana Boyle mampu menangani dua film sekaligus, apalagi salah satunya adalah film dengan skala sebesar James Bond. Tapi barangkali Boyle punya trik tersendiri. Mungkin mau menyaingi Spielberg.

Berikut pernyataan resmi dari acara jumpa persnya:

EON Productions dan Metro Goldwyn Mayer Studios (MGM) telah mencapai kesepakatan dengan Universal Pictures untuk bermitra dalam peluncuran film James Bond ke-25 di seluruh dunia, yang diumumkan hari ini oleh Michael G. Wilson dan Barbara Broccoli dari EON Productions, Direktur Utama MGM Kevin Ulrich, Presiden MGM Jonathan Glickman, dan Pimpinan Universal Pictures Donna Langley.

Daniel Craig akan kembali sebagai 007, agen rahasia Inggris yang legendaris, dan sutradara pemenang Academy Award® Danny Boyle ('Slumdog Millionaire', 'Steve Jobs') akan menanganinya dari skenario asli [yang ditulis] oleh nominator Academy Award® John Hodge ('Trainspotting').

Produksi 'Bond 25' akan dimulai pada 3 Desember 2018. MGM akan merilis film secara teatrikal di AS pada 8 November 2019 melalui kemitraan baru untuk distribusi teater domestik dengan Annapurna Pictures, dan Universal akan merilis secara internasional dimulai dengan perilisan tradisional lebih awal di Inggris pada 25 Oktober 2019.

Di bawah kesepakatan ini, MGM akan mempertahankan hak distribusi televisi digital dan di seluruh dunia. Universal juga akan menangani distribusi fisik home entertainment.

Wilson dan Broccoli berkomentar, “Kami dengan gembira mengumumkan bahwa Danny Boyle yang sangat berbakat akan mengarahkan Daniel Craig dalam film kelimanya sebagai James Bond pada instalmen ke-25 dari franchise ini. Kami akan memulai syuting 'Bond 25' di Pinewood Studios pada bulan Desember dengan mitra kami di MGM dan senang bahwa Universal akan menjadi distributor internasional kami. ”

"Di bawah kepemimpinan Michael dan Barbara, kami tidak bisa lebih senang lagi untuk membawa petualangan 007 berikutnya ke layar lebar yang menyatukan Daniel Craig yang tak ada bandingannya dengan visi luar biasa Danny Boyle," kata Ulrich. Glickman menambahkan, “Sudah 16 tahun sejak 'Die Another Day' didistribusikan oleh MGM dan sangat memuaskan untuk merilis film ini bersama tim tangguh di Universal.” ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Trailer Final 'Ocean's Eight'

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Poster, Artikel Trailer, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Trailer Final 'Ocean's Eight'
link : Trailer Final 'Ocean's Eight'

Baca juga


Sandra Bullock dan Cate Blanchett akan saingi George Clooney dan Brad Pitt dalam urusan permalingan di trailer 'Ocean's 8'.

Rasanya tak perlu lagi kita memperdebatkan siapa yang lebih cocok menggantikan dua pentolan Ocean's Eleven, George Clooney dan Brad Pitt, karena sekarang kita sudah punya Sandra Bullock dan Cate Blanchett. Maksud saya, siapa lagi duo yang lebih pas? Keduanya akan beraksi dalam Ocean's 8 yang trailernya bisa anda tonton di bawah ini.

Ocean's 8 berada di semesta yang sama dengan Ocean Eleven. Film ini merupakan sekuel sekaligus spinoff yang akan menampilkan 8 maling wanita profesional (atau tujuh—kita belum tahu pasti) yang diperankan oleh Bullock, Blanchett, Mindy Kaling, Rihanna, Helena Bonham Carter, Sarah Paulson, dan Awkwafina.

Bullock bermain sebagai Debbie Ocean, saudari jauh dari Danny Ocean (Clooney) yang dikabarkan sudah meninggal. Setelah dibebaskan dari penjara, Debbie mengumpulkan teman-temannya untuk mencuri perhiasan senilai $150 juta yang dipakai oleh Anne Hathaway di acara Met Gala.

Sutradara trilogi Ocean's, Steven Soderbergh kali ini hanya akan bertindak sebagai produser, sementara filmnya sendiri disutradarai oleh Gary Ross (The Hunger Games). Meski begitu, Ross sepertinya tetap akan menjaga gaya playful dari Soderbergh. Trailer ini lebih berfokus pada keunikan dan latar belakang dari masing-masing anggota tim maling Ocean. Tambah pas karena ia diiringi dengan lagu upbeat "My Rules"-nya Jadagrace yang punya lirik berisi angka 1 sampai 8.

Ocean’s 8 direncanakan rilis pada 8 Juni 2018. Berikut trailernya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem


Sandra Bullock dan Cate Blanchett akan saingi George Clooney dan Brad Pitt dalam urusan permalingan di trailer 'Ocean's 8'.

Rasanya tak perlu lagi kita memperdebatkan siapa yang lebih cocok menggantikan dua pentolan Ocean's Eleven, George Clooney dan Brad Pitt, karena sekarang kita sudah punya Sandra Bullock dan Cate Blanchett. Maksud saya, siapa lagi duo yang lebih pas? Keduanya akan beraksi dalam Ocean's 8 yang trailernya bisa anda tonton di bawah ini.

Ocean's 8 berada di semesta yang sama dengan Ocean Eleven. Film ini merupakan sekuel sekaligus spinoff yang akan menampilkan 8 maling wanita profesional (atau tujuh—kita belum tahu pasti) yang diperankan oleh Bullock, Blanchett, Mindy Kaling, Rihanna, Helena Bonham Carter, Sarah Paulson, dan Awkwafina.

Bullock bermain sebagai Debbie Ocean, saudari jauh dari Danny Ocean (Clooney) yang dikabarkan sudah meninggal. Setelah dibebaskan dari penjara, Debbie mengumpulkan teman-temannya untuk mencuri perhiasan senilai $150 juta yang dipakai oleh Anne Hathaway di acara Met Gala.

Sutradara trilogi Ocean's, Steven Soderbergh kali ini hanya akan bertindak sebagai produser, sementara filmnya sendiri disutradarai oleh Gary Ross (The Hunger Games). Meski begitu, Ross sepertinya tetap akan menjaga gaya playful dari Soderbergh. Trailer ini lebih berfokus pada keunikan dan latar belakang dari masing-masing anggota tim maling Ocean. Tambah pas karena ia diiringi dengan lagu upbeat "My Rules"-nya Jadagrace yang punya lirik berisi angka 1 sampai 8.

Ocean’s 8 direncanakan rilis pada 8 Juni 2018. Berikut trailernya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem