Sunday, February 24, 2019

Daftar Nominasi dan Pemenang Indie Spirit Awards 2019

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Award, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Daftar Nominasi dan Pemenang Indie Spirit Awards 2019
link : Daftar Nominasi dan Pemenang Indie Spirit Awards 2019

Baca juga


'If Beale Street Could Talk' menang besar dalam Independent Spirit Awards ke-34. Berikut daftar lengkap pemenang.

Film Independent telah mengumumkan pemenang untuk penghargaan mereka, Film Independent Spirit Awards ke-34 pada Sabtu lalu (23/11) di Santa Monica Beach, California.

Dalam penghargaan yang khusus diberikan untuk mengapresiasi film-film indie ini, If Beale Street Could Talk memimpin dengan total 3 piala yaitu Best Supporting Actress untuk Regina King, Best Director untuk Barry Jenkins, serta piala tertinggi, Best Feature.

Ini merupakan kemenangan ganda kedua bagi Jenkins. Dua tahun yang lalu, Jenkins juga memenangkan Best Director dan Best Feature untuk film Moonlight.

Di kategori akting, Ethan Hawke menjadi Best Male Lead untuk perannya di film First Reformed. Sementara itu, Glenn Close semakin mengukuhkan momentumnya dalam awards season ini dengan menjadi Best Female Lead lewat film The Wife. Richard E Grant akhirnya mendapatkan piala yang pantas didapatkannya lewat perannya sebagai aktor pendukung dalam Can You Ever Forgive Me?.

Film yang saya sebut juga menjadi film satu-satunya selain If Beale Street Could Talk yang mendapat lebih dari satu piala. Film tersebut adalah Best Screenplay, menyusul kemenangannya di WGA. Eight Grade juga mengikuti kemenangan di WGA. Hanya saja, disini di kategori Best First Screenplay.

Kalau anda ingin tahu kenapa kok gak ada film ini film itu, kemungkinan besar karena film-film tersebut tak masuk kualifikasi. Indie Spirit mempersyaratkan bahwa hanya film-film indie yang dibuat dengan bujet di bawah $20 juta yang boleh bersaing. Maka, film-film seperti Vice, Beautiful Boy, Mary Queen of Scots, dll disuruh ke laut aja.

Sementara itu film Roma-nya Alfonso Cuaron dan The Favourite-nya Yorgos Lanthimos yang mendapat respon meriah sepanjang awards season, hanya boleh berkompetisi di kategori Best International Film. Sebab, sebagian besar proses produksinya dilakukan dan dihandel di luar Amerika. Kategori ini akhirnya dimenangkan oleh Roma.

Dikarenakan lingkupnya yang relatif terbatas yaitu hanya untuk film-film indie saja, Indie spirit Awards tak begitu bisa dijadikan barometer mutlak Oscar. Meski demikian, sejak 2015 ajang ini sukses memprediksi pemenang Best Picture Oscar secara berturut-turut, yaitu 12 Years A Slave, Birdman, Spotlight, dan Moonlight. Anomali hanya terjadi tahun lalu, dimana Get Out dikalahkan oleh The Shape of Water di Oscar.

Berikut daftar lengkap pemenang Independent Spirit Awards ke-34. Pemenang ditandai dengan huruf tebal berwarna merah.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Best Feature

Eighth Grade
First Reformed
If Beale Street Could Talk
Leave No Trace
You Were Never Really Here


Best Director

Debra Granik – Leave No Trace
Barry Jenkins – If Beale Street Could Talk
Tamara Jenkins – Private Life
Lynne Ramsay – You Were Never Really Here
Paul Schrader – First Reformed


Best Male Lead

John Cho – Searching
Daveed Diggs – Blindspotting
Ethan Hawke – First Reformed
Christian Malheiros – Sócrates
Joaquin Phoenix – You Were Never Really Here


Best Female Lead

Glenn Close – The Wife
Toni Collette – Hereditary
Elsie Fisher – Eighth Grade
Regina Hall – Support the Girls
Helena Howard – Madeline's Madeline
Carey Mulligan – Wildlife


Best Supporting Male

Raúl Castillo – We the Animals
Adam Driver – BlacKkKlansman
Richard E. Grant – Can You Ever Forgive Me?
Josh Hamilton – Eighth Grade
John David Washington – Monsters and Men


Best Supporting Female

Kayli Carter – Private Life
Tyne Daly – A Bread Factory
Regina King – If Beale Street Could Talk
Thomasin McKenzie – Leave No Trace
J. Smith-Cameron – Nancy


Best Screenplay

Richard Glatzer, Rebecca Lenkiewicz, Wash Westmoreland - Colette
Nicole Holofcener, Jeff Whitty - Can You Ever Forgive Me?
Tamara Jenkins – Private Life
Boots Riley – Sorry to Bother You
Paul Schrader – First Reformed


Best First Screenplay

Bo Burnham – Eighth Grade
Christina Choe – Nancy
Cory Finley – Thoroughbreds
Jennifer Fox – The Tale
Laurie & Quinn Shephard – Blame


Best First Feature

Ari Aster – Hereditary
Paul Dano – Wildlife
Jennifer Fox – The Tale
Boots Riley – Sorry to Bother You
Jeremiah Zagar – We the Animals


Best Documentary Feature

Hale County This Morning, This Evening
Minding the Gap
Of Fathers and Sons
On Her Shoulders
Shirkers
Won't You Be My Neighbor?


Best Cinematography

Ashley Connor – Madeline's Madeline
Diego Garcia – Wildlife
Benjamin Loeb – Mandy
Sayombhu Mukdeeprom – Suspiria
Zak Mulligan – We the Animals


Best Editing

Joe Bini – You Were Never Really Here
Keiko Deguchi, Brian A. Kates, Jeremiah Zagar – We the Animals
Luke Dunkley, Nick Fenton, Chris Gill, Julian Hart – American Animals
Anne Fabini, Alex Hall, Gary Levy – The Tale
Nick Houy – Mid90s


Best International Film

Burning – South Korea
The Favourite – United Kingdom
Happy as Lazzaro – Italy
Roma – Mexico
Shoplifters – Japan


SPECIAL

John Cassavetes Award

A Bread Factory
En el Séptimo Día
Never Goin’ Back
Sócrates
Thunder Road


Robert Altman Award (Best Ensemble)

Suspiria


Kiehl's Someone to Watch Award

Alex Moratto – Sócrates
Ioana Uricaru – Lemonade
Jeremiah Zegar – We the Animals


The BONNIE Award

Debra Granik
Tamara Jenkins
Karyn Kusama


Piaget Producers Award

Jonathan Duffy, Kelly Williams
Gabrielle Nadig
Shrihari Sathe


Truer than Fiction Award

Alexandria Bombach – On Her Shoulders
Bing Liu – Minding the Gap
RaMell Ross – Hale County This Morning, This Evening


FILM DENGAN NOMINASI JAMAK
5 – We the Animals 
4 – Eighth Grade, First Reformed, You Were Never Really Here
3 – If Beale Street Could Talk, Leave No Trace, Private Life, Sócrates, The Tale, Wildlife 
2 – A Bread Factory, Can You Ever Forgive Me?, Hale County This Morning This Evening, Hereditary, Madeline's Madeline, Minding the Gap, Nancy, On Her Shoulders, Sorry to Bother You, Suspiria


FILM DENGAN KEMENANGAN JAMAK
3 – If Beale Street Could Talk
2 – Can You Ever Forgive Me?

■UP
Pantau terus rekap Awards Season di UlasanPilem via kanal berikut

'If Beale Street Could Talk' menang besar dalam Independent Spirit Awards ke-34. Berikut daftar lengkap pemenang.

Film Independent telah mengumumkan pemenang untuk penghargaan mereka, Film Independent Spirit Awards ke-34 pada Sabtu lalu (23/11) di Santa Monica Beach, California.

Dalam penghargaan yang khusus diberikan untuk mengapresiasi film-film indie ini, If Beale Street Could Talk memimpin dengan total 3 piala yaitu Best Supporting Actress untuk Regina King, Best Director untuk Barry Jenkins, serta piala tertinggi, Best Feature.

Ini merupakan kemenangan ganda kedua bagi Jenkins. Dua tahun yang lalu, Jenkins juga memenangkan Best Director dan Best Feature untuk film Moonlight.

Di kategori akting, Ethan Hawke menjadi Best Male Lead untuk perannya di film First Reformed. Sementara itu, Glenn Close semakin mengukuhkan momentumnya dalam awards season ini dengan menjadi Best Female Lead lewat film The Wife. Richard E Grant akhirnya mendapatkan piala yang pantas didapatkannya lewat perannya sebagai aktor pendukung dalam Can You Ever Forgive Me?.

Film yang saya sebut juga menjadi film satu-satunya selain If Beale Street Could Talk yang mendapat lebih dari satu piala. Film tersebut adalah Best Screenplay, menyusul kemenangannya di WGA. Eight Grade juga mengikuti kemenangan di WGA. Hanya saja, disini di kategori Best First Screenplay.

Kalau anda ingin tahu kenapa kok gak ada film ini film itu, kemungkinan besar karena film-film tersebut tak masuk kualifikasi. Indie Spirit mempersyaratkan bahwa hanya film-film indie yang dibuat dengan bujet di bawah $20 juta yang boleh bersaing. Maka, film-film seperti Vice, Beautiful Boy, Mary Queen of Scots, dll disuruh ke laut aja.

Sementara itu film Roma-nya Alfonso Cuaron dan The Favourite-nya Yorgos Lanthimos yang mendapat respon meriah sepanjang awards season, hanya boleh berkompetisi di kategori Best International Film. Sebab, sebagian besar proses produksinya dilakukan dan dihandel di luar Amerika. Kategori ini akhirnya dimenangkan oleh Roma.

Dikarenakan lingkupnya yang relatif terbatas yaitu hanya untuk film-film indie saja, Indie spirit Awards tak begitu bisa dijadikan barometer mutlak Oscar. Meski demikian, sejak 2015 ajang ini sukses memprediksi pemenang Best Picture Oscar secara berturut-turut, yaitu 12 Years A Slave, Birdman, Spotlight, dan Moonlight. Anomali hanya terjadi tahun lalu, dimana Get Out dikalahkan oleh The Shape of Water di Oscar.

Berikut daftar lengkap pemenang Independent Spirit Awards ke-34. Pemenang ditandai dengan huruf tebal berwarna merah.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Best Feature

Eighth Grade
First Reformed
If Beale Street Could Talk
Leave No Trace
You Were Never Really Here


Best Director

Debra Granik – Leave No Trace
Barry Jenkins – If Beale Street Could Talk
Tamara Jenkins – Private Life
Lynne Ramsay – You Were Never Really Here
Paul Schrader – First Reformed


Best Male Lead

John Cho – Searching
Daveed Diggs – Blindspotting
Ethan Hawke – First Reformed
Christian Malheiros – Sócrates
Joaquin Phoenix – You Were Never Really Here


Best Female Lead

Glenn Close – The Wife
Toni Collette – Hereditary
Elsie Fisher – Eighth Grade
Regina Hall – Support the Girls
Helena Howard – Madeline's Madeline
Carey Mulligan – Wildlife


Best Supporting Male

Raúl Castillo – We the Animals
Adam Driver – BlacKkKlansman
Richard E. Grant – Can You Ever Forgive Me?
Josh Hamilton – Eighth Grade
John David Washington – Monsters and Men


Best Supporting Female

Kayli Carter – Private Life
Tyne Daly – A Bread Factory
Regina King – If Beale Street Could Talk
Thomasin McKenzie – Leave No Trace
J. Smith-Cameron – Nancy


Best Screenplay

Richard Glatzer, Rebecca Lenkiewicz, Wash Westmoreland - Colette
Nicole Holofcener, Jeff Whitty - Can You Ever Forgive Me?
Tamara Jenkins – Private Life
Boots Riley – Sorry to Bother You
Paul Schrader – First Reformed


Best First Screenplay

Bo Burnham – Eighth Grade
Christina Choe – Nancy
Cory Finley – Thoroughbreds
Jennifer Fox – The Tale
Laurie & Quinn Shephard – Blame


Best First Feature

Ari Aster – Hereditary
Paul Dano – Wildlife
Jennifer Fox – The Tale
Boots Riley – Sorry to Bother You
Jeremiah Zagar – We the Animals


Best Documentary Feature

Hale County This Morning, This Evening
Minding the Gap
Of Fathers and Sons
On Her Shoulders
Shirkers
Won't You Be My Neighbor?


Best Cinematography

Ashley Connor – Madeline's Madeline
Diego Garcia – Wildlife
Benjamin Loeb – Mandy
Sayombhu Mukdeeprom – Suspiria
Zak Mulligan – We the Animals


Best Editing

Joe Bini – You Were Never Really Here
Keiko Deguchi, Brian A. Kates, Jeremiah Zagar – We the Animals
Luke Dunkley, Nick Fenton, Chris Gill, Julian Hart – American Animals
Anne Fabini, Alex Hall, Gary Levy – The Tale
Nick Houy – Mid90s


Best International Film

Burning – South Korea
The Favourite – United Kingdom
Happy as Lazzaro – Italy
Roma – Mexico
Shoplifters – Japan


SPECIAL

John Cassavetes Award

A Bread Factory
En el Séptimo Día
Never Goin’ Back
Sócrates
Thunder Road


Robert Altman Award (Best Ensemble)

Suspiria


Kiehl's Someone to Watch Award

Alex Moratto – Sócrates
Ioana Uricaru – Lemonade
Jeremiah Zegar – We the Animals


The BONNIE Award

Debra Granik
Tamara Jenkins
Karyn Kusama


Piaget Producers Award

Jonathan Duffy, Kelly Williams
Gabrielle Nadig
Shrihari Sathe


Truer than Fiction Award

Alexandria Bombach – On Her Shoulders
Bing Liu – Minding the Gap
RaMell Ross – Hale County This Morning, This Evening


FILM DENGAN NOMINASI JAMAK
5 – We the Animals 
4 – Eighth Grade, First Reformed, You Were Never Really Here
3 – If Beale Street Could Talk, Leave No Trace, Private Life, Sócrates, The Tale, Wildlife 
2 – A Bread Factory, Can You Ever Forgive Me?, Hale County This Morning This Evening, Hereditary, Madeline's Madeline, Minding the Gap, Nancy, On Her Shoulders, Sorry to Bother You, Suspiria


FILM DENGAN KEMENANGAN JAMAK
3 – If Beale Street Could Talk
2 – Can You Ever Forgive Me?

■UP
Pantau terus rekap Awards Season di UlasanPilem via kanal berikut

Saturday, February 23, 2019

Prediksi Pemenang Academy Awards 2019

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Award, Artikel Oscar, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Prediksi Pemenang Academy Awards 2019
link : Prediksi Pemenang Academy Awards 2019

Baca juga


Saya akan membeberkan prediksi saya mengenai pemenang Oscar tahun ini lewat artikel yang mutakhir, sangat ilmiah, punya akurasi tinggi, dan pasti akan menggemparkan jagad perfilman.

Hanya sekitar satu hari lagi, kita sudah bisa mengetahui film-film (dan inslan film) mana saja mendapat predikat terbaik sepanjang tahun lalu. Pasalnya, besok Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) akan mengumumkan para pemenang yang berhak mendapatkan piala Oscar lewat voting yang ditutup Selasa kemarin. Sebagaimana tahun lalu, saya memutuskan tidak memberi suara, karena memang bukan anggota Academy.

Seperti biasa, menjelang malam penghargaan ini gairah kesotoyan saya meluap-meluap. Saya tak tahan untuk menebak-nebak apa dan siapa yang akan menang besok malam. Maka, jadilah artikel prediksi ini buat mencurahkan hal tersebut. Sekalian biar dibilang pengamat film yang hqq.

Biasanya artikel prediksi ini dirilis satu minggu menjelang Oscar, tapi kali ini terpaksa hanya berselang satu hari. Kenapa telat banget? Selain karena mager, berbagai kesibukan di dunia nyata juga membuat saya sampai lupa kalau tanggal 24 Februari itu sudah dekat. Yaa, tapi magernya lebih banyak sih.

Untuk setiap kategori, prediksi saya akan dibagi menjadi 3 pilihan, yaitu: "Akan Menang", "Bisa Menang", dan "Seharusnya Menang". "Akan Menang", tentu saja, tebakan saya mengenai film/insan film yang kemungkinan besar akan menang. "Bisa Menang" adalah yang punya kesempatan terbesar kedua untuk menang. Sedangkan "Seharusnya Menang" adalah jagoan pribadi saya sebagai pemenang, tak peduli apakah ia punya kesempatan menang atau tidak, apakah masuk akal atau tidak. Namanya juga selera.

Prediksi ini saya buat setelah menghabiskan waktu bersemedi di Gunung Ciremai dan meminta wangsit dari juru sinema disana. Silakan dipakai prediksi ini untuk taruhan dengan teman anda, tapi jangan taruhan duit karena itu haram. Cukup cubit-cubitan saja. Kalau ada prediksi yang keliru, salahkan juru sinema tadi.

Baiklah, tanpa ditunda lagi, berikut prediksi saya untuk Oscar ke-90. Bagi yang ingin mengingat kembali nominasinya, bisa diklik disini.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Best Visual Effects

Film terbesar tahun ini, Avengers: Infinity War membawa pulang sebagian besar piala di Visual Effects Society (VES) Awards. Jadi, film ini barangkali adalah yang paling mungkin menang. Meskipun demikian, ada satu lagi film yang juga lumayan mendominasi dalam VES, yaitu First Man. Film Damien Chazelle ini bisa saja mencuri posisi. Tapi favorit saya adalah Ready Player One, film yang sukses menghidupkan berbagai macam ikon budaya pop dan memberikan pengalaman sinematis yang luar biasa sepanjang tahun.

Akan Menang: Avengers: Infinity War
Bisa Menang: First Man
Seharusnya Menang: Ready Player One


Best Film Editing

Biasanya kategori ini sangat dekat dengan kategori Best Picture. Namun, kecuali Green Book (yang akan kita bahas nanti), tak ada nominee yang benar-benar bisa bersaing kuat di kategori utama tersebut. Kalau ditinjau dari tingkat popularitas di kalangan anggota Academy, Bohemian Rhapsody punya kans yang tidak sedikit. Apalagi pasca kemenangannya di ACE Eddie Awards. Namun firasat saya bilang bahwa kategori ini akan jatuh kepada Vice berkat editing-nya yang sangat kinetik dibanding nominee lain.

Akan Menang: Vice
Bisa Menang: Bohemian Rhapsody
Seharusnya Menang: Vice


Best Costume Design

Baju koko T'Challa karya Ruth E Carter boleh jadi bisa mengantarkan Black Panther mendapat Oscar pertamanya di kategori ini. Namun Sandy Powell sedang berapi-api. Dalam Oscar tahun ini, ia mendapat 2 nominasi sekaligus, yaitu untuk The Favourite dan Mary Poppins Returns. Desainer kostum legendaris yang barangkali hanya kalah nama dari Colleen Atwood ini hampir bisa dipastikan membawa pulang satu piala. Dan kemungkinan besar adalah lewat The Favourite.

Akan Menang: The Favourite
Bisa Menang: Black Panther
Seharusnya Menang: The Favourite


Best Makeup and Hairstyling

Anda pasti juga sudah menyaksikan sendiri kan berbagai macam gaya rambut yang kemiripannya sampai ke taraf mengerikan dalam Vice?

Akan Menang: Vice
Bisa Menang: -
Seharusnya Menang: Vice


Best Production Design

Saya kira kategori ini akan mengerucut pada Black Panther dan The Favourite. Black Panther berkat keunikan latarnya, sedangkan The Favourite berkat kemegahan set-nya. Kalau ada kategori yang layak dimenangkan Black Panther, maka ini adalah salah satunya. Namun The Favourite agaknya lebih kuat. Film ini menjadi film dengan nominasi terbanyak tahun ini dan karena ia mungkin tak bisa banyak bersaing di kategori utama, maka Academy akan menghadiahinya kategori teknis. Lagipula, tata produksi juga tidak main-main.

Akan Menang: The Favourite
Bisa Menang: Black Panther
Seharusnya Menang: The Favourite


Best Cinematography

Tahun ini, Alfonso Cuaron mendapat nominasi perdananya di Oscar sebagai sinematografer lewat film Roma. Kalau menang, Cuaron akan mencetak sejarah sebagai sutradara pertama yang menang di kategori ini. Kemenangan Cuaron bukan sekadar soal pencetakan sejarah belaka, sebab hasil karyanya juga sudah diapresiasi oleh BAFTA dan banyak awards lain. Meski begitu, ada saingan dalam wujud satu film yang juga sama-sama punya gambar hitam putih nan cantik: Cold War. Sebab, ASC, asosiasi sinematografer Amerika, menganugerahkan piala mereka kepada Lukasz Zal.

Akan Menang: Roma
Bisa Menang: Cold War
Seharusnya Menang: Cold War


Best Sound Mixing

Apa perbedaan mixing dan editing? Jawaban yang barangkali tak susah, tapi membingungkan setiap kali saya mencoba menyimpulkannya dari hasil pemenang Oscar di kategori tersebut. Daripada bingung, Academy agaknya cenderung memilih sesuatu yang berhubungan dengan musikal saat sesuatu yang seperti ini ada. Jadi yaa, Bohemian Rhapsody. Terlebih dengan kemenangannya di CAS, ditambah dengan piala Best Sound dari BAFTA. Jagoan saya adalah First Man, yang suara gemuruh adegan aksinya masih terngiang-ngiang itu.

Akan Menang: Bohemian Rhapsody
Bisa Menang: A Star is Born
Seharusnya Menang: First Man


Best Sound Editing

Sama seperti Sound Mixing, kategori ini merupakan salah satu yang hasilnya paling random buat Academy. Namun dari hasil BAFTA serta MPSE, kita bisa melihat bahwa Bohemian Rhapsody menjadi yang terdepan. First Man juga mengendap-endap di belakang karena ia juga sangat unggul di aspek ini. Saya pribadi, senang melihat A Quiet Place punya slot disini, tapi ia sepertinya takkan menang. Bohemian Rhapsody adalah pilihan yang aman bagi Academy.

Akan Menang: Bohemian Rhapsody
Bisa Menang: First Man
Seharusnya Menang: A Quiet Place


Best Original Song

Pengertian "mustahil" adalah Lady Gaga tak menang Oscar di kategori ini. "Shallow" adalah lagu yang mendefinisikan filmnya.

Akan Menang: "Shallow" - A Star is Born
Bisa Menang: "All the Star" - Black Panther (kemungkinannya kecil)
Seharusnya Menang: "Shallow" - A Star is Born


Best Original Score

Beberapa waktu lalu, Ludwig Goransson memenangkan Grammy berkat karyanya di film Black Panther. Melihat tak adanya kompetitor yang lebih kuat, Goransson agaknya akan mengulang kesuksesan yang sama di Oscar.

Akan Menang: Ludwig Goransson - Black Panther
Bisa Menang: Isle of Dog - Alexandre Desplat
Seharusnya Menang: Ludwig Goransson - Black Panther


Best Animated Short Film

Saya baru nonton satu film, jadi... Akan Menang: Bao
Bisa Menang: Bao
Seharusnya Menang: Bao


Best Live Action Short Film

Belum ada yang saya tonton, jadi... Golput!


Best Documentary - Short Subject

Golput


Best Documentary - Feature

Baru satu film yang saya tonton di kategori ini, dan film tersebut langsung mempesona saya sedemikain rupa sampai saya yakin untuk menjagokannya. Lagian, banyak award sebelumnya yang juga menjagokannya kok.

Akan Menang: Free Solo
Bisa Menang: -
Seharusnya Menang: Free Solo


Best Foreign Language Film

Kalau saja di kategori ini adalah Burning-nya Lee Chang-dong, maka tanpa pikir panjang, tanpa semedi, tanpa cari wangsit, saya akan menempatkannya sebagai jagoan utama. Roma (atau Cold War) mah jauh. Setidaknya buat saya. Namun hidup kadang berjalan tak sesuai ekspektasi. Jadi kita mendapatkan Roma dan Cold War sebagai frontrunner. Pasti ada godaan bagi Academy untuk membagi piala; film asing buat Cold War dan film terbaik buat Roma. Tapi bisa juga tidak.

Akan Menang: Roma
Bisa Menang: Cold War
Seharusnya Menang: -


Best Animated Feature Film

Selama 7 tahun terakhir, kategori ini selalu dimenangkan oleh Disney/Pixar. Tahun ini mereka juga punya kans berkat Incredibles 2, film yang tak begitu jauh kualitasnya dibanding yang pertama plus punya box office masif, yang artinya pasti ditonton oleh lebih banyak anggota Academy. Namun, kalau ada keadilan di dunia ini, Spider-Man: Into the Spider-Verse pasti bakal menang. Sebuah film yang benar-benar mengeksplorasi kekuatan mediumnya sebagai film animasi, dan, ooh, sangat menghibur.

Akan Menang: Spider-Man: Into the Spider-Verse
Bisa Menang: Incredibles 2
Seharusnya Menang: Spider-Man: Into the Spider-Verse


Best Adapted Screenplay

Kategori ini awalnya seperti menjadi waktu yang tepat untuk memberikan Oscar perdana bagi Spike Lee. Sampai kemudian hadir WGA yang membuyarkan semuanya dengan memberikan piala utama kepada Can You Ever Forgive Me-nya Nicole Holofcener & Jeff Whitty. Arena tebak-tebakan menjadi kacau, dan semua nominee sepertinya punya kesempatan yang sama untuk menang. Meski begitu, saya masih percaya Academy pada akhirnya akan lebih memilih Lee

Akan Menang: BlacKkKlansman 
Bisa Menang: If Beale Street Could Talk 
Seharusnya Menang: BlacKkKlansman


Best Original Screenplay

Kalau kita mengacu ke WGA, maka pemenang di kategori ini adalah Eight Grade. Tapi dalam sebuah plot-twist, Eight Grade ternyata tak dinominasikan oleh Academy. Coba kita lihat di awards lain: BAFTA memilih The Favourite, Golden Globe memilih Green Book, sedangkan People Choice memilih First Reformed. Bagi saya, First Reformed-nya Paul Schrader adalah yang paling layak. Namun yang punya kans paling besar barangkali adalah The Favourite. Kegagalannya masuk WGA bukan karena tak layak bersaing, melainkan soal eligibilitas belaka.

Akan Menang: The Favourite
Bisa Menang: First Reformed
Seharusnya Menang: First Reformed


Best Supporting Actress

SAG dan BAFTA lebih menjagokan Rachel Weisz berkat perannya dalam The Favourite. Namun jagoan awards season sesungguhnya adalah Regina King lewat film If Beale Street Could Talk. Ia membawa pulang piala dari sebagian besar penghargaan di sepanjang awards season. Dan saya setuju.

Akan Menang: Regina King - If Beale Street Could Talk
Bisa Menang: Rachel Weisz - The Favourite
Seharusnya Menang: Regina King - If Beale Street Could Talk


Best Supporting Actor

Sedari awal awards season, Mahershala Ali nyaris memborong piala di semua awards. Perannya lebih mencolok dibanding peran yang dimainkan nominee lain.

Akan Menang: Mahershala Ali - Green Book
Bisa Menang: -
Seharusnya Menang: Richard E. Grant - Can You Ever Forgive Me?


Best Actress

Saya masih terpana dengan kapabilitas akting dramatis Melissa McCarthy dalam Can You Ever Forgive Me?. Namun sepertinya memang bukan materi Oscar sih. Olivia Colman dari The Favourite menjadi yang paling terdepan, dan ia memang tampil spektakuler. Namun piala buat Glenn Close sudah urgen. Aktris ini sudah mendapat 7 nominasi Oscar tapi belum pernah sekalipun memang. Golden Globe dan SAG sebelumnya juga setuju dengan memberikannya piala di kategori yang sama.

Akan Menang: Glenn Close - The Wife
Bisa Menang: Olivia Colman - The Favourite
Seharusnya Menang: Olivia Colman - The Favourite


Best Actor

Tak ada yang memperhatikan Bradley Cooper sebagai aktor di A Star is Born, karena semua sorotan cenderung diambil oleh Lady Gaga. Cooper tampil fantastis, tau! Di film itu ia berakting, ganteng, macho, berakting, seksi, rocknroll, dan... uhm... berakting. Gak penting! Ia sudah memenangkan hati saya (#NoHomo #NoBias) dan ia juga pantas memenangkan Oscar pertamanya!1!11!1!

Namun Rami Malek hadir untuk mengacaukan fantasi saya. Dalam 16 tahun terakhir, 11 aktor terbaik berasal dari film biografi. Memang ada Christian Bale, tapi sepanjang awards season, Malek lah yang mendominasi di kategori aktor terbaik. Dan agaknya ia tak bisa dihentikan pula di Oscar ini. Saya tak banyak komplain sih kalau memang benar begitu; penampilannya adalah hal terbaik dari Bohemian Rhapsody.

Akan Menang: Rami Malek - Bohemian Rhapsody
Bisa Menang: Christian Bale - Vice
Seharusnya Menang: Bradley Cooper - A Star is Born


Best Director

Apakah Bradley Cooper juga bakal memenangkan kategori ini? Tidak, karena ia memang tak masuk nominasi. Boom. Sangat menggoda untuk memberikan piala kepada Spike Lee yang baru pertama kali mendapat nominasi sebagai sutradara terbaik (serius!). Namun Alfonso Cuaron sudah jauh meninggalkan pesaingnya di kategori ini. Rasanya tak ada satupun awards bergengsi yang tak menjadikan Cuaron sebagai sutradara terbaik. DGA adalah indikator kunci, dan ia juga menang disana.

Akan Menang: Alfonso Cuaron - Roma
Bisa Menang: Spike Lee - BlacKkKlansman
Seharusnya Menang: Alfonso Cuaron - Roma


Best Picture

Saya tak ingin mendramatisasi keadaan, tapi Best Picture 2019 adalah salah satu Best Picture yang paling susah ditebak sejauh ini. Oke, saya memang sedikit mendramatisasi biar seru aja. Tapi coba lihat faktanya; indikator pemenang Best Picture menunjukkan jarum yang random.

SAG memenangkan Black Panther, tapi film ini tak mendapat beberapa nominasi kunci di Oscar. Green Book menjadi pemenang PGA, guild yang sistem voting-nya sama persis dengan Oscar. Golden Globe punya Bohemian Rhapsody. DGA dan BAFTA memenangkan Roma, tapi sepanjang 90 tahun penyelenggaraan Oscar, tak pernah sekalipun Best Picture berasal dari film asing. Sementara itu, 3 film yang punya nominasi kunci, The Favourite, Vice, dan BlacKkKlansman, tak terlalu dijagokan selama awards season.

Teori lama soal menebak pemenang Oscar berdasarkan pemenang guild sepertinya susah untuk diterapkan. Namun, saya tetap harus menebak. Kalau tidak, tentu pembaca UP bakal kecele setelah capek-capek baca tulisan sepanjang ini—eh, kalo ada yang baca sih. Tebakan saya adalah film yang punya momentum paling besar sejauh ini, yaitu Roma. Jagoan saya? BlacKkKlansman dong.

Akan Menang: Roma
Bisa Menang: Green Book
Seharusnya Menang: BlacKkKlansman


Demikian prediksi saya untuk Oscar tahun ini. Bagaimana dengan prediksi anda? Silakan berbagi di kolom komentar di bawah. Tak ada prediksi yang harus benar; namanya juga tebak-tebakan. ■UP

Saya akan membeberkan prediksi saya mengenai pemenang Oscar tahun ini lewat artikel yang mutakhir, sangat ilmiah, punya akurasi tinggi, dan pasti akan menggemparkan jagad perfilman.

Hanya sekitar satu hari lagi, kita sudah bisa mengetahui film-film (dan inslan film) mana saja mendapat predikat terbaik sepanjang tahun lalu. Pasalnya, besok Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) akan mengumumkan para pemenang yang berhak mendapatkan piala Oscar lewat voting yang ditutup Selasa kemarin. Sebagaimana tahun lalu, saya memutuskan tidak memberi suara, karena memang bukan anggota Academy.

Seperti biasa, menjelang malam penghargaan ini gairah kesotoyan saya meluap-meluap. Saya tak tahan untuk menebak-nebak apa dan siapa yang akan menang besok malam. Maka, jadilah artikel prediksi ini buat mencurahkan hal tersebut. Sekalian biar dibilang pengamat film yang hqq.

Biasanya artikel prediksi ini dirilis satu minggu menjelang Oscar, tapi kali ini terpaksa hanya berselang satu hari. Kenapa telat banget? Selain karena mager, berbagai kesibukan di dunia nyata juga membuat saya sampai lupa kalau tanggal 24 Februari itu sudah dekat. Yaa, tapi magernya lebih banyak sih.

Untuk setiap kategori, prediksi saya akan dibagi menjadi 3 pilihan, yaitu: "Akan Menang", "Bisa Menang", dan "Seharusnya Menang". "Akan Menang", tentu saja, tebakan saya mengenai film/insan film yang kemungkinan besar akan menang. "Bisa Menang" adalah yang punya kesempatan terbesar kedua untuk menang. Sedangkan "Seharusnya Menang" adalah jagoan pribadi saya sebagai pemenang, tak peduli apakah ia punya kesempatan menang atau tidak, apakah masuk akal atau tidak. Namanya juga selera.

Prediksi ini saya buat setelah menghabiskan waktu bersemedi di Gunung Ciremai dan meminta wangsit dari juru sinema disana. Silakan dipakai prediksi ini untuk taruhan dengan teman anda, tapi jangan taruhan duit karena itu haram. Cukup cubit-cubitan saja. Kalau ada prediksi yang keliru, salahkan juru sinema tadi.

Baiklah, tanpa ditunda lagi, berikut prediksi saya untuk Oscar ke-90. Bagi yang ingin mengingat kembali nominasinya, bisa diklik disini.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Best Visual Effects

Film terbesar tahun ini, Avengers: Infinity War membawa pulang sebagian besar piala di Visual Effects Society (VES) Awards. Jadi, film ini barangkali adalah yang paling mungkin menang. Meskipun demikian, ada satu lagi film yang juga lumayan mendominasi dalam VES, yaitu First Man. Film Damien Chazelle ini bisa saja mencuri posisi. Tapi favorit saya adalah Ready Player One, film yang sukses menghidupkan berbagai macam ikon budaya pop dan memberikan pengalaman sinematis yang luar biasa sepanjang tahun.

Akan Menang: Avengers: Infinity War
Bisa Menang: First Man
Seharusnya Menang: Ready Player One


Best Film Editing

Biasanya kategori ini sangat dekat dengan kategori Best Picture. Namun, kecuali Green Book (yang akan kita bahas nanti), tak ada nominee yang benar-benar bisa bersaing kuat di kategori utama tersebut. Kalau ditinjau dari tingkat popularitas di kalangan anggota Academy, Bohemian Rhapsody punya kans yang tidak sedikit. Apalagi pasca kemenangannya di ACE Eddie Awards. Namun firasat saya bilang bahwa kategori ini akan jatuh kepada Vice berkat editing-nya yang sangat kinetik dibanding nominee lain.

Akan Menang: Vice
Bisa Menang: Bohemian Rhapsody
Seharusnya Menang: Vice


Best Costume Design

Baju koko T'Challa karya Ruth E Carter boleh jadi bisa mengantarkan Black Panther mendapat Oscar pertamanya di kategori ini. Namun Sandy Powell sedang berapi-api. Dalam Oscar tahun ini, ia mendapat 2 nominasi sekaligus, yaitu untuk The Favourite dan Mary Poppins Returns. Desainer kostum legendaris yang barangkali hanya kalah nama dari Colleen Atwood ini hampir bisa dipastikan membawa pulang satu piala. Dan kemungkinan besar adalah lewat The Favourite.

Akan Menang: The Favourite
Bisa Menang: Black Panther
Seharusnya Menang: The Favourite


Best Makeup and Hairstyling

Anda pasti juga sudah menyaksikan sendiri kan berbagai macam gaya rambut yang kemiripannya sampai ke taraf mengerikan dalam Vice?

Akan Menang: Vice
Bisa Menang: -
Seharusnya Menang: Vice


Best Production Design

Saya kira kategori ini akan mengerucut pada Black Panther dan The Favourite. Black Panther berkat keunikan latarnya, sedangkan The Favourite berkat kemegahan set-nya. Kalau ada kategori yang layak dimenangkan Black Panther, maka ini adalah salah satunya. Namun The Favourite agaknya lebih kuat. Film ini menjadi film dengan nominasi terbanyak tahun ini dan karena ia mungkin tak bisa banyak bersaing di kategori utama, maka Academy akan menghadiahinya kategori teknis. Lagipula, tata produksi juga tidak main-main.

Akan Menang: The Favourite
Bisa Menang: Black Panther
Seharusnya Menang: The Favourite


Best Cinematography

Tahun ini, Alfonso Cuaron mendapat nominasi perdananya di Oscar sebagai sinematografer lewat film Roma. Kalau menang, Cuaron akan mencetak sejarah sebagai sutradara pertama yang menang di kategori ini. Kemenangan Cuaron bukan sekadar soal pencetakan sejarah belaka, sebab hasil karyanya juga sudah diapresiasi oleh BAFTA dan banyak awards lain. Meski begitu, ada saingan dalam wujud satu film yang juga sama-sama punya gambar hitam putih nan cantik: Cold War. Sebab, ASC, asosiasi sinematografer Amerika, menganugerahkan piala mereka kepada Lukasz Zal.

Akan Menang: Roma
Bisa Menang: Cold War
Seharusnya Menang: Cold War


Best Sound Mixing

Apa perbedaan mixing dan editing? Jawaban yang barangkali tak susah, tapi membingungkan setiap kali saya mencoba menyimpulkannya dari hasil pemenang Oscar di kategori tersebut. Daripada bingung, Academy agaknya cenderung memilih sesuatu yang berhubungan dengan musikal saat sesuatu yang seperti ini ada. Jadi yaa, Bohemian Rhapsody. Terlebih dengan kemenangannya di CAS, ditambah dengan piala Best Sound dari BAFTA. Jagoan saya adalah First Man, yang suara gemuruh adegan aksinya masih terngiang-ngiang itu.

Akan Menang: Bohemian Rhapsody
Bisa Menang: A Star is Born
Seharusnya Menang: First Man


Best Sound Editing

Sama seperti Sound Mixing, kategori ini merupakan salah satu yang hasilnya paling random buat Academy. Namun dari hasil BAFTA serta MPSE, kita bisa melihat bahwa Bohemian Rhapsody menjadi yang terdepan. First Man juga mengendap-endap di belakang karena ia juga sangat unggul di aspek ini. Saya pribadi, senang melihat A Quiet Place punya slot disini, tapi ia sepertinya takkan menang. Bohemian Rhapsody adalah pilihan yang aman bagi Academy.

Akan Menang: Bohemian Rhapsody
Bisa Menang: First Man
Seharusnya Menang: A Quiet Place


Best Original Song

Pengertian "mustahil" adalah Lady Gaga tak menang Oscar di kategori ini. "Shallow" adalah lagu yang mendefinisikan filmnya.

Akan Menang: "Shallow" - A Star is Born
Bisa Menang: "All the Star" - Black Panther (kemungkinannya kecil)
Seharusnya Menang: "Shallow" - A Star is Born


Best Original Score

Beberapa waktu lalu, Ludwig Goransson memenangkan Grammy berkat karyanya di film Black Panther. Melihat tak adanya kompetitor yang lebih kuat, Goransson agaknya akan mengulang kesuksesan yang sama di Oscar.

Akan Menang: Ludwig Goransson - Black Panther
Bisa Menang: Isle of Dog - Alexandre Desplat
Seharusnya Menang: Ludwig Goransson - Black Panther


Best Animated Short Film

Saya baru nonton satu film, jadi... Akan Menang: Bao
Bisa Menang: Bao
Seharusnya Menang: Bao


Best Live Action Short Film

Belum ada yang saya tonton, jadi... Golput!


Best Documentary - Short Subject

Golput


Best Documentary - Feature

Baru satu film yang saya tonton di kategori ini, dan film tersebut langsung mempesona saya sedemikain rupa sampai saya yakin untuk menjagokannya. Lagian, banyak award sebelumnya yang juga menjagokannya kok.

Akan Menang: Free Solo
Bisa Menang: -
Seharusnya Menang: Free Solo


Best Foreign Language Film

Kalau saja di kategori ini adalah Burning-nya Lee Chang-dong, maka tanpa pikir panjang, tanpa semedi, tanpa cari wangsit, saya akan menempatkannya sebagai jagoan utama. Roma (atau Cold War) mah jauh. Setidaknya buat saya. Namun hidup kadang berjalan tak sesuai ekspektasi. Jadi kita mendapatkan Roma dan Cold War sebagai frontrunner. Pasti ada godaan bagi Academy untuk membagi piala; film asing buat Cold War dan film terbaik buat Roma. Tapi bisa juga tidak.

Akan Menang: Roma
Bisa Menang: Cold War
Seharusnya Menang: -


Best Animated Feature Film

Selama 7 tahun terakhir, kategori ini selalu dimenangkan oleh Disney/Pixar. Tahun ini mereka juga punya kans berkat Incredibles 2, film yang tak begitu jauh kualitasnya dibanding yang pertama plus punya box office masif, yang artinya pasti ditonton oleh lebih banyak anggota Academy. Namun, kalau ada keadilan di dunia ini, Spider-Man: Into the Spider-Verse pasti bakal menang. Sebuah film yang benar-benar mengeksplorasi kekuatan mediumnya sebagai film animasi, dan, ooh, sangat menghibur.

Akan Menang: Spider-Man: Into the Spider-Verse
Bisa Menang: Incredibles 2
Seharusnya Menang: Spider-Man: Into the Spider-Verse


Best Adapted Screenplay

Kategori ini awalnya seperti menjadi waktu yang tepat untuk memberikan Oscar perdana bagi Spike Lee. Sampai kemudian hadir WGA yang membuyarkan semuanya dengan memberikan piala utama kepada Can You Ever Forgive Me-nya Nicole Holofcener & Jeff Whitty. Arena tebak-tebakan menjadi kacau, dan semua nominee sepertinya punya kesempatan yang sama untuk menang. Meski begitu, saya masih percaya Academy pada akhirnya akan lebih memilih Lee

Akan Menang: BlacKkKlansman 
Bisa Menang: If Beale Street Could Talk 
Seharusnya Menang: BlacKkKlansman


Best Original Screenplay

Kalau kita mengacu ke WGA, maka pemenang di kategori ini adalah Eight Grade. Tapi dalam sebuah plot-twist, Eight Grade ternyata tak dinominasikan oleh Academy. Coba kita lihat di awards lain: BAFTA memilih The Favourite, Golden Globe memilih Green Book, sedangkan People Choice memilih First Reformed. Bagi saya, First Reformed-nya Paul Schrader adalah yang paling layak. Namun yang punya kans paling besar barangkali adalah The Favourite. Kegagalannya masuk WGA bukan karena tak layak bersaing, melainkan soal eligibilitas belaka.

Akan Menang: The Favourite
Bisa Menang: First Reformed
Seharusnya Menang: First Reformed


Best Supporting Actress

SAG dan BAFTA lebih menjagokan Rachel Weisz berkat perannya dalam The Favourite. Namun jagoan awards season sesungguhnya adalah Regina King lewat film If Beale Street Could Talk. Ia membawa pulang piala dari sebagian besar penghargaan di sepanjang awards season. Dan saya setuju.

Akan Menang: Regina King - If Beale Street Could Talk
Bisa Menang: Rachel Weisz - The Favourite
Seharusnya Menang: Regina King - If Beale Street Could Talk


Best Supporting Actor

Sedari awal awards season, Mahershala Ali nyaris memborong piala di semua awards. Perannya lebih mencolok dibanding peran yang dimainkan nominee lain.

Akan Menang: Mahershala Ali - Green Book
Bisa Menang: -
Seharusnya Menang: Richard E. Grant - Can You Ever Forgive Me?


Best Actress

Saya masih terpana dengan kapabilitas akting dramatis Melissa McCarthy dalam Can You Ever Forgive Me?. Namun sepertinya memang bukan materi Oscar sih. Olivia Colman dari The Favourite menjadi yang paling terdepan, dan ia memang tampil spektakuler. Namun piala buat Glenn Close sudah urgen. Aktris ini sudah mendapat 7 nominasi Oscar tapi belum pernah sekalipun memang. Golden Globe dan SAG sebelumnya juga setuju dengan memberikannya piala di kategori yang sama.

Akan Menang: Glenn Close - The Wife
Bisa Menang: Olivia Colman - The Favourite
Seharusnya Menang: Olivia Colman - The Favourite


Best Actor

Tak ada yang memperhatikan Bradley Cooper sebagai aktor di A Star is Born, karena semua sorotan cenderung diambil oleh Lady Gaga. Cooper tampil fantastis, tau! Di film itu ia berakting, ganteng, macho, berakting, seksi, rocknroll, dan... uhm... berakting. Gak penting! Ia sudah memenangkan hati saya (#NoHomo #NoBias) dan ia juga pantas memenangkan Oscar pertamanya!1!11!1!

Namun Rami Malek hadir untuk mengacaukan fantasi saya. Dalam 16 tahun terakhir, 11 aktor terbaik berasal dari film biografi. Memang ada Christian Bale, tapi sepanjang awards season, Malek lah yang mendominasi di kategori aktor terbaik. Dan agaknya ia tak bisa dihentikan pula di Oscar ini. Saya tak banyak komplain sih kalau memang benar begitu; penampilannya adalah hal terbaik dari Bohemian Rhapsody.

Akan Menang: Rami Malek - Bohemian Rhapsody
Bisa Menang: Christian Bale - Vice
Seharusnya Menang: Bradley Cooper - A Star is Born


Best Director

Apakah Bradley Cooper juga bakal memenangkan kategori ini? Tidak, karena ia memang tak masuk nominasi. Boom. Sangat menggoda untuk memberikan piala kepada Spike Lee yang baru pertama kali mendapat nominasi sebagai sutradara terbaik (serius!). Namun Alfonso Cuaron sudah jauh meninggalkan pesaingnya di kategori ini. Rasanya tak ada satupun awards bergengsi yang tak menjadikan Cuaron sebagai sutradara terbaik. DGA adalah indikator kunci, dan ia juga menang disana.

Akan Menang: Alfonso Cuaron - Roma
Bisa Menang: Spike Lee - BlacKkKlansman
Seharusnya Menang: Alfonso Cuaron - Roma


Best Picture

Saya tak ingin mendramatisasi keadaan, tapi Best Picture 2019 adalah salah satu Best Picture yang paling susah ditebak sejauh ini. Oke, saya memang sedikit mendramatisasi biar seru aja. Tapi coba lihat faktanya; indikator pemenang Best Picture menunjukkan jarum yang random.

SAG memenangkan Black Panther, tapi film ini tak mendapat beberapa nominasi kunci di Oscar. Green Book menjadi pemenang PGA, guild yang sistem voting-nya sama persis dengan Oscar. Golden Globe punya Bohemian Rhapsody. DGA dan BAFTA memenangkan Roma, tapi sepanjang 90 tahun penyelenggaraan Oscar, tak pernah sekalipun Best Picture berasal dari film asing. Sementara itu, 3 film yang punya nominasi kunci, The Favourite, Vice, dan BlacKkKlansman, tak terlalu dijagokan selama awards season.

Teori lama soal menebak pemenang Oscar berdasarkan pemenang guild sepertinya susah untuk diterapkan. Namun, saya tetap harus menebak. Kalau tidak, tentu pembaca UP bakal kecele setelah capek-capek baca tulisan sepanjang ini—eh, kalo ada yang baca sih. Tebakan saya adalah film yang punya momentum paling besar sejauh ini, yaitu Roma. Jagoan saya? BlacKkKlansman dong.

Akan Menang: Roma
Bisa Menang: Green Book
Seharusnya Menang: BlacKkKlansman


Demikian prediksi saya untuk Oscar tahun ini. Bagaimana dengan prediksi anda? Silakan berbagi di kolom komentar di bawah. Tak ada prediksi yang harus benar; namanya juga tebak-tebakan. ■UP

Thursday, February 21, 2019

‘Annabelle 3’ & ‘Godzilla vs. Kong’ Majukan Tanggal Rilis

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘Annabelle 3’ & ‘Godzilla vs. Kong’ Majukan Tanggal Rilis
link : ‘Annabelle 3’ & ‘Godzilla vs. Kong’ Majukan Tanggal Rilis

Baca juga


Warner Bros. baru saja mengubah jadwal rilis dua film terbarunya, ‘Annabelle 3’ dan ‘Godzilla vs. Kong’. Selain itu, studio juga menetapkan tanggal tayang ‘Space Jam 2’.

Warner Bros. baru saja mengubah jadwal rilis dua film terbarunya, Annabelle 3 dan Godzilla vs. Kong. Kabar baiknya, dua film beda genre ini dipastikan tayang lebih cepat, dimana Annabelle 3 kini akan meluncur pada 28 Juni 2019, sedangkan Godzilla vs. Kong dimajukan ke 13 Maret 2020.  

Annabelle 3 diketahui mengusung Judy – putri Ed dan Lorraine Warren - sebagai karakter sentral. Cerita filmnya dimulai ketika Judy bersama dua temannya menjadi sasaran teror Annabelle beserta para setan penghuni benda angker yang disimpan di rumah Warrens. Annabelle 3 pun dijanjikan akan menyerupai Night at the Museum namun dengan unsur horror yang kental. Film yang awalnya akan dirilis 3 Juli ini digarap sutradara debutan Gary Dauberman, yang sebelumnya menulis skrip dua film Annabelle terdahulu, The Nun dan IT.

Beralih ke Godzilla vs. Kong, film klimaks MonsterVerse ini menyoroti nasib umat manusia yang terancam seiring terjadinya pertarungan dahsyat antara dua monster legendaris. Menghadapi situasi genting ini, organisasi Monarch menjalankan misi berbahaya dengan mendatangi tempat misterius guna menemukan petunjuk tentang asal-muasal para monster. Di saat bersamaan, muncul konspirasi dari manusia yang berpotensi melenyapkan para monster dari muka Bumi, terlepas mereka berbahaya atau tidak.

Sutradara Adam Wingard pun memastikan film ini akan bernuansa serius, lantaran ia tak ingin pertarungan Godzilla dan Kong dianggap remeh. Selain itu, Wingard juga ingin pertarungan Godzilla dan Kong tak berakhir menggantung, karena ia berniat menentukan pemenang duel ini secara gamblang. FYI, Godzilla Vs. Kong tadinya akan dirilis 22 Mei 2020.

Di luar perubahan tanggal main Annabelle 3 dan Godzilla vs. Kong, Warner Bros. juga memastikan Space Jam 2 akan dirilis 16 Juli 2021. Film basket yang turut menampilkan karakter Looney Tunes ini disutradarai Terence Nance (Random Acts of Flyness) dan dibintangi superstar NBA, LeBron James.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Warner Bros. baru saja mengubah jadwal rilis dua film terbarunya, ‘Annabelle 3’ dan ‘Godzilla vs. Kong’. Selain itu, studio juga menetapkan tanggal tayang ‘Space Jam 2’.

Warner Bros. baru saja mengubah jadwal rilis dua film terbarunya, Annabelle 3 dan Godzilla vs. Kong. Kabar baiknya, dua film beda genre ini dipastikan tayang lebih cepat, dimana Annabelle 3 kini akan meluncur pada 28 Juni 2019, sedangkan Godzilla vs. Kong dimajukan ke 13 Maret 2020.  

Annabelle 3 diketahui mengusung Judy – putri Ed dan Lorraine Warren - sebagai karakter sentral. Cerita filmnya dimulai ketika Judy bersama dua temannya menjadi sasaran teror Annabelle beserta para setan penghuni benda angker yang disimpan di rumah Warrens. Annabelle 3 pun dijanjikan akan menyerupai Night at the Museum namun dengan unsur horror yang kental. Film yang awalnya akan dirilis 3 Juli ini digarap sutradara debutan Gary Dauberman, yang sebelumnya menulis skrip dua film Annabelle terdahulu, The Nun dan IT.

Beralih ke Godzilla vs. Kong, film klimaks MonsterVerse ini menyoroti nasib umat manusia yang terancam seiring terjadinya pertarungan dahsyat antara dua monster legendaris. Menghadapi situasi genting ini, organisasi Monarch menjalankan misi berbahaya dengan mendatangi tempat misterius guna menemukan petunjuk tentang asal-muasal para monster. Di saat bersamaan, muncul konspirasi dari manusia yang berpotensi melenyapkan para monster dari muka Bumi, terlepas mereka berbahaya atau tidak.

Sutradara Adam Wingard pun memastikan film ini akan bernuansa serius, lantaran ia tak ingin pertarungan Godzilla dan Kong dianggap remeh. Selain itu, Wingard juga ingin pertarungan Godzilla dan Kong tak berakhir menggantung, karena ia berniat menentukan pemenang duel ini secara gamblang. FYI, Godzilla Vs. Kong tadinya akan dirilis 22 Mei 2020.

Di luar perubahan tanggal main Annabelle 3 dan Godzilla vs. Kong, Warner Bros. juga memastikan Space Jam 2 akan dirilis 16 Juli 2021. Film basket yang turut menampilkan karakter Looney Tunes ini disutradarai Terence Nance (Random Acts of Flyness) dan dibintangi superstar NBA, LeBron James.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Serial Adaptasi Game ‘HALO’ akan Digarap Sutradara ‘Robin Hood’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Serial Adaptasi Game ‘HALO’ akan Digarap Sutradara ‘Robin Hood’
link : Serial Adaptasi Game ‘HALO’ akan Digarap Sutradara ‘Robin Hood’

Baca juga


Serial adaptasi game populer ‘HALO’ akhirnya menemui titik terang, setelah sekian lama terjebak dalam development hell sejak 2013.

Serial adaptasi game populer HALO akhirnya menemui titik terang, setelah sekian lama terjebak dalam development hell sejak 2013. Kemajuan ini terwujud menyusul hadirnya Otto Bathurst sebagai sutradara untuk pilot dan beberapa episode selanjutnya dari serial produksi Showtime.

Sebagai informasi, serial HALO sebelumnya sempat merekrut sutradara Rupert Wyatt, yang dikenal lewat Rise of the Planet of the Apes. Sayangnya, Wyatt justru memilih hengkang pada Desember 2018, dan kini Showtime menunjuk Otto sebagai penggantinya. Otto sendiri baru saja menggarap film layar lebar Robin Hood, yang membawa sentuhan modern pada legenda asal Inggris. Otto juga kerap menangani beberapa serial seperti Black Mirror, Peaky Blinders dan Criminal Justice. Alhasil, Otto agaknya sudah cukup berpengalaman dalam membidani proyek skala TV.

HALO sendiri mengisahkan perang antara pasukan prajurit super melawan bangsa alien yang bernama Covenant. Bagian menariknya, di tengah kemelut ini, ada sekelompok alien berjuluk The Flood yang lebih berbahaya, karena mereka mampu mengubah manusia dan alien menjadi makhluk menyerupai zombie. Adapun karakter utama di game ini adalah Master Chief, seorang prajurit yang berjuang untuk menyelamatkan galaksi. Berbekal kualitasnya yang ciamik, game action sci-fi buatan Bungie ini pun sukses menjadi franchise yang menelurkan beberapa seri.

Dalam memproduksi serial live-action HALO, Showtime siap berkolaborasi dengan 343 Industries (developer game HALO saat ini) dan Amblin Entertainment Television (studio besutan Steven Spielberg). Dengan proses syuting yang akan bergulir tahun ini, HALO diketahui akan berjumlah sembilan episode, dan belum ada kepastian kapan serial ini akan tayang di Showtime.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Serial adaptasi game populer ‘HALO’ akhirnya menemui titik terang, setelah sekian lama terjebak dalam development hell sejak 2013.

Serial adaptasi game populer HALO akhirnya menemui titik terang, setelah sekian lama terjebak dalam development hell sejak 2013. Kemajuan ini terwujud menyusul hadirnya Otto Bathurst sebagai sutradara untuk pilot dan beberapa episode selanjutnya dari serial produksi Showtime.

Sebagai informasi, serial HALO sebelumnya sempat merekrut sutradara Rupert Wyatt, yang dikenal lewat Rise of the Planet of the Apes. Sayangnya, Wyatt justru memilih hengkang pada Desember 2018, dan kini Showtime menunjuk Otto sebagai penggantinya. Otto sendiri baru saja menggarap film layar lebar Robin Hood, yang membawa sentuhan modern pada legenda asal Inggris. Otto juga kerap menangani beberapa serial seperti Black Mirror, Peaky Blinders dan Criminal Justice. Alhasil, Otto agaknya sudah cukup berpengalaman dalam membidani proyek skala TV.

HALO sendiri mengisahkan perang antara pasukan prajurit super melawan bangsa alien yang bernama Covenant. Bagian menariknya, di tengah kemelut ini, ada sekelompok alien berjuluk The Flood yang lebih berbahaya, karena mereka mampu mengubah manusia dan alien menjadi makhluk menyerupai zombie. Adapun karakter utama di game ini adalah Master Chief, seorang prajurit yang berjuang untuk menyelamatkan galaksi. Berbekal kualitasnya yang ciamik, game action sci-fi buatan Bungie ini pun sukses menjadi franchise yang menelurkan beberapa seri.

Dalam memproduksi serial live-action HALO, Showtime siap berkolaborasi dengan 343 Industries (developer game HALO saat ini) dan Amblin Entertainment Television (studio besutan Steven Spielberg). Dengan proses syuting yang akan bergulir tahun ini, HALO diketahui akan berjumlah sembilan episode, dan belum ada kepastian kapan serial ini akan tayang di Showtime.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Chris Hemsworth akan Bintangi Biopik Pegulat Hulk Hogan

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Chris Hemsworth akan Bintangi Biopik Pegulat Hulk Hogan
link : Chris Hemsworth akan Bintangi Biopik Pegulat Hulk Hogan

Baca juga


Aktor Thor siap menjadi Hulk Hogan dalam film biopik sang pegulat kawakan yang diproduksi oleh Netflix.

Setelah sempat memerankan pembalap F1 legendaris James Hunt di Rush, Chris Hemsworth kembali dipercaya menghidupkan figur ternama lain yang tak kalah fenomenal. Kali ini aktor Thor siap menjadi Hulk Hogan dalam film biopik sang pegulat kawakan yang diproduksi oleh Netflix. Film ini sendiri disutradarai Todd Phillips dan ditulis Scott Silver, yang sebelumnya terlibat di film asal-usul Joker.

Bernama asli Terry Gene Bollea, Hogan diketahui memulai karir gulatnya di Florida pada akhir tahun 70-an. Saat bergabung dengan WWF (yang kini berganti nama menjadi WWE), Hogan seringkali berduel melawan Andre the Giant yang memegang peran villain. Nama Hogan pun semakin naik daun sejak ia ditunjuk Vince McMahon (pemilik WWF) sebagai hero sekaligus ikon dari acara gulat tersebut.

Menginjak akhir tahun 80-an, Hogan menjelma menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia, dan wajahnya kerap menghiasi sampul majalah, acara talk-show hingga kartun. Ketenaran Hogan pun sampai membuat ia terjun ke dunia film, dan lebih dari itu, Hogan juga terlibat sebagai pengisi suara di sejumlah video game. Sayangnya, beberapa tahun terakhir popularitas Hogan mulai meredup setelah ia terseret skandal perselingkuhan dan melontarkan pernyataan berbau rasis.

Alih-alih sisi kontroversial Hogan, biopik nanti kabarnya akan menyoroti perjalanannya untuk menjadi pegulat sukses. THR juga melansir, biopik ini akan menceritakan asal-muasal Hulkster dan Hulkamania. Untuk saat ini Netflix belum memastikan jadwal syuting dan rilis biopik Hulk Hogan.

Hemsworth sendiri dalam waktu dekat akan kembali sebagai Thor di Avengers: Endgame (26 April), dan selanjutnya ia akan tampil di Men in Black: International (14 Juni). Sedangkan untuk Phillips, ia tengah mempersiapkan film Joker yang akan dirilis 4 Oktober.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Aktor Thor siap menjadi Hulk Hogan dalam film biopik sang pegulat kawakan yang diproduksi oleh Netflix.

Setelah sempat memerankan pembalap F1 legendaris James Hunt di Rush, Chris Hemsworth kembali dipercaya menghidupkan figur ternama lain yang tak kalah fenomenal. Kali ini aktor Thor siap menjadi Hulk Hogan dalam film biopik sang pegulat kawakan yang diproduksi oleh Netflix. Film ini sendiri disutradarai Todd Phillips dan ditulis Scott Silver, yang sebelumnya terlibat di film asal-usul Joker.

Bernama asli Terry Gene Bollea, Hogan diketahui memulai karir gulatnya di Florida pada akhir tahun 70-an. Saat bergabung dengan WWF (yang kini berganti nama menjadi WWE), Hogan seringkali berduel melawan Andre the Giant yang memegang peran villain. Nama Hogan pun semakin naik daun sejak ia ditunjuk Vince McMahon (pemilik WWF) sebagai hero sekaligus ikon dari acara gulat tersebut.

Menginjak akhir tahun 80-an, Hogan menjelma menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia, dan wajahnya kerap menghiasi sampul majalah, acara talk-show hingga kartun. Ketenaran Hogan pun sampai membuat ia terjun ke dunia film, dan lebih dari itu, Hogan juga terlibat sebagai pengisi suara di sejumlah video game. Sayangnya, beberapa tahun terakhir popularitas Hogan mulai meredup setelah ia terseret skandal perselingkuhan dan melontarkan pernyataan berbau rasis.

Alih-alih sisi kontroversial Hogan, biopik nanti kabarnya akan menyoroti perjalanannya untuk menjadi pegulat sukses. THR juga melansir, biopik ini akan menceritakan asal-muasal Hulkster dan Hulkamania. Untuk saat ini Netflix belum memastikan jadwal syuting dan rilis biopik Hulk Hogan.

Hemsworth sendiri dalam waktu dekat akan kembali sebagai Thor di Avengers: Endgame (26 April), dan selanjutnya ia akan tampil di Men in Black: International (14 Juni). Sedangkan untuk Phillips, ia tengah mempersiapkan film Joker yang akan dirilis 4 Oktober.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Wednesday, February 20, 2019

Michael B. Jordan akan Jadi Hitman Sangar di ‘The Silver Bear’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Michael B. Jordan akan Jadi Hitman Sangar di ‘The Silver Bear’
link : Michael B. Jordan akan Jadi Hitman Sangar di ‘The Silver Bear’

Baca juga


Melihat penampilan sangar Michael B. Jordan di ‘Creed’ dan juga ‘Black Panther’, muncul harapan untuk bisa melihat sang aktor berperan sebagai karakter badass di film lain yang tak kalah menarik. Kabar baiknya, keinginan ini siap diwujudkan Lionsgate lewat film terbarunya yang bertajuk ‘The Silver Bear’.

Melihat penampilan sangar Michael B. Jordan di Creed dan juga Black Panther, muncul harapan untuk bisa melihat sang aktor berperan sebagai karakter badass di film lain yang tak kalah menarik. Kabar baiknya, keinginan ini siap diwujudkan Lionsgate lewat film terbarunya yang bertajuk The Silver Bear.

Dalam The Silver Bear nanti, Jordan didapuk sebagai Columbus, seorang pembunuh bayaran yang paling ditakuti dan disegani di dunia kriminal bawah tanah. Bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis skrip adalah Gerard McMurray, yang sebelumnya pernah berkolaborasi dengan Jordan di Fruitvale Station. Di luar itu, McMurray sendiri dikenal lewat film thriller The First Purge dan Burning Sands.

Seperti yang dilansir Collider, McMurray menyebut The Silver Bear adalah proyek film action yang sangat menarik dari Lionsgate. Dengan akting solid Jordan, sang sutradara yakin pemainnya akan menghidupkan sosok Columbus dengan mengesankan. McMurray pun juga menjanjikan, ia punya visi unik dalam mempresentasikan kisah kejar-kejaran yang menyoroti hitman paling berbahaya dan ditakuti.

Untuk diketahui, The Silver Bear diadaptasi dari novel berseri karya Derek Haas yang menjadi bestseller. Belum diketahui kapan The Silver Bear akan mulai syuting, mengingat untuk saat ini filmnya juga belum mendapatkan tanggal rilis.

Sementara itu, di tahun ini Lionsgate menyiapkan dua film action yang cukup diantisipasi, yaitu Hellboy reboot untuk 12 April dan John Wick 3 untuk 16 Mei. Tak berhenti sampai disitu, studio juga siap mengeluarkan film lain yang patut ditonton pada 27 November, Knives Out. Film tentang misteri pembunuhan ini disutradarai sineas bertalenta Rian Johnson, yang menuai kontroversi karena visi beraninya dalam membesut Star Wars: The Last Jedi.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Melihat penampilan sangar Michael B. Jordan di ‘Creed’ dan juga ‘Black Panther’, muncul harapan untuk bisa melihat sang aktor berperan sebagai karakter badass di film lain yang tak kalah menarik. Kabar baiknya, keinginan ini siap diwujudkan Lionsgate lewat film terbarunya yang bertajuk ‘The Silver Bear’.

Melihat penampilan sangar Michael B. Jordan di Creed dan juga Black Panther, muncul harapan untuk bisa melihat sang aktor berperan sebagai karakter badass di film lain yang tak kalah menarik. Kabar baiknya, keinginan ini siap diwujudkan Lionsgate lewat film terbarunya yang bertajuk The Silver Bear.

Dalam The Silver Bear nanti, Jordan didapuk sebagai Columbus, seorang pembunuh bayaran yang paling ditakuti dan disegani di dunia kriminal bawah tanah. Bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis skrip adalah Gerard McMurray, yang sebelumnya pernah berkolaborasi dengan Jordan di Fruitvale Station. Di luar itu, McMurray sendiri dikenal lewat film thriller The First Purge dan Burning Sands.

Seperti yang dilansir Collider, McMurray menyebut The Silver Bear adalah proyek film action yang sangat menarik dari Lionsgate. Dengan akting solid Jordan, sang sutradara yakin pemainnya akan menghidupkan sosok Columbus dengan mengesankan. McMurray pun juga menjanjikan, ia punya visi unik dalam mempresentasikan kisah kejar-kejaran yang menyoroti hitman paling berbahaya dan ditakuti.

Untuk diketahui, The Silver Bear diadaptasi dari novel berseri karya Derek Haas yang menjadi bestseller. Belum diketahui kapan The Silver Bear akan mulai syuting, mengingat untuk saat ini filmnya juga belum mendapatkan tanggal rilis.

Sementara itu, di tahun ini Lionsgate menyiapkan dua film action yang cukup diantisipasi, yaitu Hellboy reboot untuk 12 April dan John Wick 3 untuk 16 Mei. Tak berhenti sampai disitu, studio juga siap mengeluarkan film lain yang patut ditonton pada 27 November, Knives Out. Film tentang misteri pembunuhan ini disutradarai sineas bertalenta Rian Johnson, yang menuai kontroversi karena visi beraninya dalam membesut Star Wars: The Last Jedi.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Review Film: 'Dragon Ball Super: Broly' (2019)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Animasi, Artikel Fantasi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Dragon Ball Super: Broly' (2019)
link : Review Film: 'Dragon Ball Super: Broly' (2019)

Baca juga


Penggemar lama pasti bakal sangat puas. Sayanya saja yang sudah mulai uzur.

“There's no way I can stay at the same level, I'm at right now! I think I'd be all fired up!”
— Son Goku
Rating UP:
Dragon Ball Super: Broly menegur saya soal review (cenderung) negatif yang saya berikan buat Dragon Ball Z: Resurrection 'F'. Film ini mengingatkan saya kembali akan hakikat Dragon Ball. Manga karya Akira Toriyama tersebut dibuat untuk target yang sangat spesifik, dan film ini sendiri setia dengan hal itu. Penggemar lama pasti bakal sangat puas. Sayanya saja yang sudah mulai uzur.


Manga Dragon Ball barangkali adalah manga shonen pertama yang punya kesuksesan spektakuler secara global. Namun yang lebih penting, Dragon Ball adalah bapaknya semua shonen yang kita jumpai sekarang. Kalau dirunut secara silsilah, Dragon Ball agaknya berada di posisi paling atas. Ia mempelopori semua karakteristik standar yang kita lihat di semua shonen: power-up dan pertarungan epik. Demi menghormati tradisi agar tetap lestari, semua isi Dragon Ball Super: Broly adalah soal itu.

Ingat bagaimana mayoritas karakternya bisa menambah kekuatan di berbagai tingkat Super Saiya, dimana mereka mengalami perubahan rambut mulai dari kuning, merah sampai biru? Saking banyak dan sudah sedemikian tingginya mode power-up terbaru, rasanya sudah tak ada yang lebih kuat daripada itu. Siapa sangka, film ini masih punya satu lagi.

Agar mode terkuat ini bisa keluar, tentu harus dipancing oleh musuh terkuat juga. Namanya Broly. Penggemar lama pasti kenal, karena ia pernah muncul dalam film ke-11, Dragon Ball Z: Broly - The Legendary Super Saiyan. Kisahnya relatif tak berhubungan langsung dengan Goku dkk, tapi berkat latar belakang yang dipermak langsung oleh Toriyama, Broly sekarang berada dalam kontinuitas cerita utama Dragon Ball.

Dengan ini, Toriyama juga berhasil menciptakan karakter paling keren dalam sejarah Dragon Ball. Broly adalah karakter superkuat (bahkan kekuatan mentahnya saja bisa melibas Goku dan Vegeta sekaligus) yang simpatik. Ia tak suka pamer kekuatan, apalagi bertarung *uhuk Goku dkk*. Alasannya duel semata-mata karena manipulasi dari ayahnya, Paragus, dan si jahat Frieza.

Awal mulanya adalah saat planet Saiya dijajah oleh Frieza. Frieza yang terancam oleh keberadaan manusia Saiya, memutuskan untuk menghancurkan planet tersebut beserta isinya. Goku dan Vegeta berhasil diselamatkan dengan dikirim ke bumi. Tapi sebelum itu, Broly bayi dan ayahnya sudah dikirim duluan ke planet terisolir bernama Vampa. Disana, Broly tumbuh menjadi manusia Saiya yang sangat tangguh. Sampai kemudian, Frieza menemukannya lalu mengutusnya ke bumi untuk duel melawan Goku.

Kehadiran Broly membawa kehancuran yang tak terbayangkan. Pertarungan antara tiga karakter superkuat ini (empat jika dihitung dengan Frieza yang nimbrung sebentar) cukup untuk memporak-porandakan bumi. Mereka adalah agen destruksi yang mampu mengubah antartika menjadi gunung berapi. Duel yang bahkan menembus dimensi. Saya sampai penasaran kenapa kok bumi gak kiamat-kiamat juga.

Saya tak akan merahasiakan jurus pamungkas dalam film ini. Sebab, pasti itu yang paling anda tunggu bukan? Lagipula, membicarakannya tentu tak sedahsyat menyaksikannya sendiri. Jurus tersebut adalah sesuatu bernama Gogeta, fusion antara Goku dan Vegeta. Nah, penggemar lama pasti sudah tahu bahwa ini bukan pertama kalinya Gogeta muncul dalam saga Dragon Ball. Namun di film ini lah Toriyama akhirnya menempatkan Gogeta dalam kronologi resminya. Penampilannya sendiri diperlakukan sebagai pencapaian evolusi terkuat.

Saya tak perlu membeberkan akhir ceritanya karena anda pasti sudah tahu. Dragon Ball sepertinya memang tak punya cerita yang bisa diceritakan lagi. Jadi, yang kita dapatkan adalah fanservice belaka. Latar belakang yang sedikit merestrukturisasi mitologi Dragon Ball disini membuat film ini mudah dipahami oleh penonton yang bahkan cuma menyelesaikan satu semester jurusan Ilmu Perdragonballan. Separuh sisanya adalah hajar menghajar dengan energi tingkat tinggi. Buat saya, kalau ini terlalu lama juga jadi terasa sedikit melelahkan. Saya butuh sedikit drama.

*nyalain Liga Dangdut Indonesia* ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Dragon Ball Super: Broly

100 menit
Remaja
Tatsuya Nagamine
Akira Toriyama
Toei Animation
Norihito Sumitomo

Penggemar lama pasti bakal sangat puas. Sayanya saja yang sudah mulai uzur.

“There's no way I can stay at the same level, I'm at right now! I think I'd be all fired up!”
— Son Goku
Rating UP:
Dragon Ball Super: Broly menegur saya soal review (cenderung) negatif yang saya berikan buat Dragon Ball Z: Resurrection 'F'. Film ini mengingatkan saya kembali akan hakikat Dragon Ball. Manga karya Akira Toriyama tersebut dibuat untuk target yang sangat spesifik, dan film ini sendiri setia dengan hal itu. Penggemar lama pasti bakal sangat puas. Sayanya saja yang sudah mulai uzur.


Manga Dragon Ball barangkali adalah manga shonen pertama yang punya kesuksesan spektakuler secara global. Namun yang lebih penting, Dragon Ball adalah bapaknya semua shonen yang kita jumpai sekarang. Kalau dirunut secara silsilah, Dragon Ball agaknya berada di posisi paling atas. Ia mempelopori semua karakteristik standar yang kita lihat di semua shonen: power-up dan pertarungan epik. Demi menghormati tradisi agar tetap lestari, semua isi Dragon Ball Super: Broly adalah soal itu.

Ingat bagaimana mayoritas karakternya bisa menambah kekuatan di berbagai tingkat Super Saiya, dimana mereka mengalami perubahan rambut mulai dari kuning, merah sampai biru? Saking banyak dan sudah sedemikian tingginya mode power-up terbaru, rasanya sudah tak ada yang lebih kuat daripada itu. Siapa sangka, film ini masih punya satu lagi.

Agar mode terkuat ini bisa keluar, tentu harus dipancing oleh musuh terkuat juga. Namanya Broly. Penggemar lama pasti kenal, karena ia pernah muncul dalam film ke-11, Dragon Ball Z: Broly - The Legendary Super Saiyan. Kisahnya relatif tak berhubungan langsung dengan Goku dkk, tapi berkat latar belakang yang dipermak langsung oleh Toriyama, Broly sekarang berada dalam kontinuitas cerita utama Dragon Ball.

Dengan ini, Toriyama juga berhasil menciptakan karakter paling keren dalam sejarah Dragon Ball. Broly adalah karakter superkuat (bahkan kekuatan mentahnya saja bisa melibas Goku dan Vegeta sekaligus) yang simpatik. Ia tak suka pamer kekuatan, apalagi bertarung *uhuk Goku dkk*. Alasannya duel semata-mata karena manipulasi dari ayahnya, Paragus, dan si jahat Frieza.

Awal mulanya adalah saat planet Saiya dijajah oleh Frieza. Frieza yang terancam oleh keberadaan manusia Saiya, memutuskan untuk menghancurkan planet tersebut beserta isinya. Goku dan Vegeta berhasil diselamatkan dengan dikirim ke bumi. Tapi sebelum itu, Broly bayi dan ayahnya sudah dikirim duluan ke planet terisolir bernama Vampa. Disana, Broly tumbuh menjadi manusia Saiya yang sangat tangguh. Sampai kemudian, Frieza menemukannya lalu mengutusnya ke bumi untuk duel melawan Goku.

Kehadiran Broly membawa kehancuran yang tak terbayangkan. Pertarungan antara tiga karakter superkuat ini (empat jika dihitung dengan Frieza yang nimbrung sebentar) cukup untuk memporak-porandakan bumi. Mereka adalah agen destruksi yang mampu mengubah antartika menjadi gunung berapi. Duel yang bahkan menembus dimensi. Saya sampai penasaran kenapa kok bumi gak kiamat-kiamat juga.

Saya tak akan merahasiakan jurus pamungkas dalam film ini. Sebab, pasti itu yang paling anda tunggu bukan? Lagipula, membicarakannya tentu tak sedahsyat menyaksikannya sendiri. Jurus tersebut adalah sesuatu bernama Gogeta, fusion antara Goku dan Vegeta. Nah, penggemar lama pasti sudah tahu bahwa ini bukan pertama kalinya Gogeta muncul dalam saga Dragon Ball. Namun di film ini lah Toriyama akhirnya menempatkan Gogeta dalam kronologi resminya. Penampilannya sendiri diperlakukan sebagai pencapaian evolusi terkuat.

Saya tak perlu membeberkan akhir ceritanya karena anda pasti sudah tahu. Dragon Ball sepertinya memang tak punya cerita yang bisa diceritakan lagi. Jadi, yang kita dapatkan adalah fanservice belaka. Latar belakang yang sedikit merestrukturisasi mitologi Dragon Ball disini membuat film ini mudah dipahami oleh penonton yang bahkan cuma menyelesaikan satu semester jurusan Ilmu Perdragonballan. Separuh sisanya adalah hajar menghajar dengan energi tingkat tinggi. Buat saya, kalau ini terlalu lama juga jadi terasa sedikit melelahkan. Saya butuh sedikit drama.

*nyalain Liga Dangdut Indonesia* ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Dragon Ball Super: Broly

100 menit
Remaja
Tatsuya Nagamine
Akira Toriyama
Toei Animation
Norihito Sumitomo