Friday, June 12, 2015

3 Poster Terbaru 'Ant-Man' Menyentil Anggota Avengers

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Poster, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : 3 Poster Terbaru 'Ant-Man' Menyentil Anggota Avengers
link : 3 Poster Terbaru 'Ant-Man' Menyentil Anggota Avengers

Baca juga


Marvel merilis 3 poster terbaru dari film 'Ant-Man' yang sedikit menyindir Iron-Man, Captain America, dan Thor. Berikut posternya.
Marvel cukup getol dalam mempromosikan film superhero terbarunya Ant-Man. Film ini akan menjadi taruhan yang cukup besar bagi Marvel di box office, meski tak seriskan Guardians of the Galaxy di tahun lalu, yang ternyata mengentaskan semua spekulasi miring. Akankan Ant-Man mengikuti jejak Guardians of the Galaxy? Kita baru akan tahu setelah penayangannya pada 17 Juli mendatang.

//film-book

Tiga poster terbaru yang dirilis Marvel menekankan penonton bahwa film ini adalah salah satu film dari anggota Avengers. Harus diakui bahwa poster ini mengambil pendekatan yang cerdas dengan menampilkan pahlawan baru tersebut yang berdiri di atas bahu Iron-Man, palu Thor dan tameng Captain America, lengkap dengan jargon yang sedikit menyindir: "No Shield, No Armor, No Hammer, No Problem".

Jargon yang kocak namun sedikit congkak, seolah-olah lupa bahwa meski tak punya armor, palu, atau tameng, Ant-Man sebenarnya sama saja dengan ketiganya yang mendapatkan kekuatan dari properti super. Dalam kasus ini, kostum Ant-Man. Tapi apalah guna saya memperdebatkan hal tersebut. Berikut posternya. ■UP



//screenrant


Berkat kostum spesial yang bisa membuatnya mengecil namun kekuatannya bertambah, Scott Lang (Paul Rudd) berusaha membantu mentornya, Dr. Hank Pym (Michael Douglass) untuk melindungi rahasia dibalik kostum Ant-Man dari ancaman baru. Dengan segala rintangannya, Pym dan Lang harus merencanakan sebuah aksi pencurian untuk menyelamatkan dunia.

Marvel merilis 3 poster terbaru dari film 'Ant-Man' yang sedikit menyindir Iron-Man, Captain America, dan Thor. Berikut posternya.
Marvel cukup getol dalam mempromosikan film superhero terbarunya Ant-Man. Film ini akan menjadi taruhan yang cukup besar bagi Marvel di box office, meski tak seriskan Guardians of the Galaxy di tahun lalu, yang ternyata mengentaskan semua spekulasi miring. Akankan Ant-Man mengikuti jejak Guardians of the Galaxy? Kita baru akan tahu setelah penayangannya pada 17 Juli mendatang.

//film-book

Tiga poster terbaru yang dirilis Marvel menekankan penonton bahwa film ini adalah salah satu film dari anggota Avengers. Harus diakui bahwa poster ini mengambil pendekatan yang cerdas dengan menampilkan pahlawan baru tersebut yang berdiri di atas bahu Iron-Man, palu Thor dan tameng Captain America, lengkap dengan jargon yang sedikit menyindir: "No Shield, No Armor, No Hammer, No Problem".

Jargon yang kocak namun sedikit congkak, seolah-olah lupa bahwa meski tak punya armor, palu, atau tameng, Ant-Man sebenarnya sama saja dengan ketiganya yang mendapatkan kekuatan dari properti super. Dalam kasus ini, kostum Ant-Man. Tapi apalah guna saya memperdebatkan hal tersebut. Berikut posternya. ■UP



//screenrant


Berkat kostum spesial yang bisa membuatnya mengecil namun kekuatannya bertambah, Scott Lang (Paul Rudd) berusaha membantu mentornya, Dr. Hank Pym (Michael Douglass) untuk melindungi rahasia dibalik kostum Ant-Man dari ancaman baru. Dengan segala rintangannya, Pym dan Lang harus merencanakan sebuah aksi pencurian untuk menyelamatkan dunia.

Thursday, June 11, 2015

Review Film: 'Jurassic World' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Aksi, Artikel Review, Artikel Sci-Fi, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Jurassic World' (2015)
link : Review Film: 'Jurassic World' (2015)

Baca juga


Ditangani dengan baik oleh sang sutradara, Colin Trevorrow, 'Jurassic World' menjadi sekuel yang (akhirnya) pantas bagi 'Jurassic Park'-nya Steven Spielberg yang monumental.

“These people never learn.”
— Owen Grady
Setelah tragedi di Jurassic Park beberapa dekade sebelumnya, bagaimana mungkin orang-orang masih ingin membangun taman prasejarah yang telah memakan banyak korban jiwa? Apalagi untuk publik pula? Well, mungkin pertanyaan itu terlintas di benak anda selama menonton Jurassic World — sebagaimana saya. Namun dengan menyingkirkan pertanyaan tersebut, beserta pertanyaan-pertanyaan lain tentang perkembangan plotnya yang terkadang tak rasional, anda akan menikmati sajian dari sutradara Colin Trevorrow ini sebagai pure entertainment.

14 tahun sejak film pertamanya dirilis, pada awalnya saya sedikit skeptis dengan film ini. Jurassic Park adalah film yang fenomenal dan menjadi salah satu film yang paling berkesan dari masa kecil saya, sementara 2 sekuelnya, Jurassic Park: The Lost World dan Jurassic Park III sama sekali tak punya level yang setara. Meski dari cerita dan karakterisasi takkan memberi kesan yang berarti, namun Jurassic World menghadirkan perasaan takjub seperti saat menonton film pertamanya.

Anda tak perlu menonton 3 film sebelumnya untuk bisa melahap Jurassic World — saya menyangsikan jika anda sama sekali belum pernah menonton satu atau kesemua film dari trilogi tersebut. Seperti melupakan 2 sekuelnya yang buruk, Jurassic World mengambil setting langsung setelah Jurassic Park. Dua dekade setelah kejadian tersebut, taman prasejarah sekarang telah dibuka untuk umum dan beroperasi dengan aman selama 10 tahun. Mengambil alih dari John Hammond, taman yang berlokasi di Isla Nublar ini sekarang dikelola oleh milyarder India, Simon Masrani (Irrfan Khan).

Di awal film, kita diperkenalkan dengan 2 anak, Gray (Ty Simpkins) dan kakaknya, Zach (Nick Robinson) yang akan pergi berlibur ke Isla Nublar. Disana mereka rencananya akan ditemani oleh bibi mereka, Claire (Bryce Dallas Howard) yang juga bertanggung jawab sebagai manajer pengelola taman yang sekarang bernama Jurassic World tersebut.


Untuk menarik pengunjung dan sponsor, maka manajemen melakukan penambahan atraksi baru setiap beberapa tahun sekali. Masrani ingin sesuatu yang lebih besar, lebih cepat dan lebih seram, sehingga bagain R&D yang dipimpin oleh Dr. Henry Wu (B.D.Wong) kemudian menciptakan seekor dinosaurus hibrida super yang diberi nama konyol namun catchy, Indominus Rex. Indominus merupakan kombinasi antara T-Rex dan beberapa hewan lain (yang katanya dirahasiakan), yang saking cerdasnya sehingga bisa kabur dari kandangnya yang dilengkapi dengan alat pelacak panas dan tembok setinggi 12 meter. Bagaimana dinosaurus buas tersebut bisa bebas adalah salah satu konsekuensi dari banyak keputusan bodoh yang diambil sembarangan oleh para tokoh, yang berujung pada jatuhnya banyak korban jiwa.

Plot yang formulatif tersebut juga dibarengi dengan perkembangan karakter yang klise. Gray dan Zach yang akhirnya akrab gara-gara tragedi ini, Claire yang harus melepas atribut korporasinya untuk menyelamatkan kedua sepupunya serta pahlawan kita, Owen Grady (Chris Pratt) sang pelatih Velociraptor yang dengan macho-nya menangani semua kekacauan yang terjadi. Ada pula beberapa tokoh antagonis yang punya agenda pribadi (yap klise), termasuk pimpinan inGen — badan keamanan yang disewa Masrani — Vic Hoskins (Vincent D'Onofrio) yang ingin menggunakan Raptor untuk untuk kepentingan militer. Trevorrow, Derek Connolly, Rick Jaffa, dan Amanda Silver tak ingin membuat skrip stereotipnya berbelit-belit. Semuanya sederhana namun disampaikan dengan efektif.

Dalam sebuah wawancara, Trevorrow pernah mengungkapkan bahwa film ini mengangkat tema mengenai ketamakan korporasi dan konsumen. Itu mungkin benar, tapi sejujurnya, saya terlupa akan tema tersebut karena terpukau, apalagi Trevorrow pun tak ingin mengeksplorasinya lebih jauh.

Cukup terasa bahwa film ini ditangani oleh orang yang mencintai Jurassic Park. Anda bisa menemukan banyak referensi yang mengacu pada film orisinalnya tersebut di sepanjang film. Walaupun kalibernya sedikit lebih rendah, Trevorrow melakukan pendekatan ala Spielberg yang membuat penonton kagum, tegang, dan (sedikit) emosional dengan didukung oleh scoring dari Michael Giacchino yang mengadaptasi John Williams. Gerakan kamera, pemotongan gambar dilakukan sedemikian rupa sehingga penonton tak pernah kehilangan orientasi namun tetap terikat.

Di awal film, Trevorrow membangun dunia Jurassic World dengan gamblang. Di balik kemustahilannya, anda akan mempercayai taman prasejarah tempat anak-anak menunggangi Triceratops mungil, yang dilengkapi dengan kendaraan canggih dan resor mewahnya. Semua tak pernah berlebihan, karena efek CGI pun digunakan dengan efektif. Sense of wonder juga akan anda rasakan kembali dalam adegan spektakuler seperti Mosasaurus yang menelan Hiu Putih raksasa dalam sekali lahap, maupun saat gerombolan Pteranodon beterbangan mengamuk di antara para pengunjung yang berlarian. Perlu disebutkan juga, pertarungan puncak antara Indominus melawan penguasa rantai makanan era prasejarah yang sukses membuat saya terpana.

Ditinjau dari cerita, tak ada yang baru, namun jika anda menikmatinya dari segi entertainment, ini adalah film blockbuster yang seru. Trevorrow menangani film ini dengan cinta, membuat Jurassic World menjadi sekuel yang layak untuk Jurassic Park yang monumental. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Jurassic World' |
|

IMDb | Rottentomatoes
130 menit | Remaja

Sutradara Colin Trevorrow
Penulis Colin Trevorrow, Derek Connolly, Rick Jaffa, Amanda Silver
Pemain Chris Pratt, Bryce Dallsa Howard, Vincent D'Onofrio

Ditangani dengan baik oleh sang sutradara, Colin Trevorrow, 'Jurassic World' menjadi sekuel yang (akhirnya) pantas bagi 'Jurassic Park'-nya Steven Spielberg yang monumental.

“These people never learn.”
— Owen Grady
Setelah tragedi di Jurassic Park beberapa dekade sebelumnya, bagaimana mungkin orang-orang masih ingin membangun taman prasejarah yang telah memakan banyak korban jiwa? Apalagi untuk publik pula? Well, mungkin pertanyaan itu terlintas di benak anda selama menonton Jurassic World — sebagaimana saya. Namun dengan menyingkirkan pertanyaan tersebut, beserta pertanyaan-pertanyaan lain tentang perkembangan plotnya yang terkadang tak rasional, anda akan menikmati sajian dari sutradara Colin Trevorrow ini sebagai pure entertainment.

14 tahun sejak film pertamanya dirilis, pada awalnya saya sedikit skeptis dengan film ini. Jurassic Park adalah film yang fenomenal dan menjadi salah satu film yang paling berkesan dari masa kecil saya, sementara 2 sekuelnya, Jurassic Park: The Lost World dan Jurassic Park III sama sekali tak punya level yang setara. Meski dari cerita dan karakterisasi takkan memberi kesan yang berarti, namun Jurassic World menghadirkan perasaan takjub seperti saat menonton film pertamanya.

Anda tak perlu menonton 3 film sebelumnya untuk bisa melahap Jurassic World — saya menyangsikan jika anda sama sekali belum pernah menonton satu atau kesemua film dari trilogi tersebut. Seperti melupakan 2 sekuelnya yang buruk, Jurassic World mengambil setting langsung setelah Jurassic Park. Dua dekade setelah kejadian tersebut, taman prasejarah sekarang telah dibuka untuk umum dan beroperasi dengan aman selama 10 tahun. Mengambil alih dari John Hammond, taman yang berlokasi di Isla Nublar ini sekarang dikelola oleh milyarder India, Simon Masrani (Irrfan Khan).

Di awal film, kita diperkenalkan dengan 2 anak, Gray (Ty Simpkins) dan kakaknya, Zach (Nick Robinson) yang akan pergi berlibur ke Isla Nublar. Disana mereka rencananya akan ditemani oleh bibi mereka, Claire (Bryce Dallas Howard) yang juga bertanggung jawab sebagai manajer pengelola taman yang sekarang bernama Jurassic World tersebut.


Untuk menarik pengunjung dan sponsor, maka manajemen melakukan penambahan atraksi baru setiap beberapa tahun sekali. Masrani ingin sesuatu yang lebih besar, lebih cepat dan lebih seram, sehingga bagain R&D yang dipimpin oleh Dr. Henry Wu (B.D.Wong) kemudian menciptakan seekor dinosaurus hibrida super yang diberi nama konyol namun catchy, Indominus Rex. Indominus merupakan kombinasi antara T-Rex dan beberapa hewan lain (yang katanya dirahasiakan), yang saking cerdasnya sehingga bisa kabur dari kandangnya yang dilengkapi dengan alat pelacak panas dan tembok setinggi 12 meter. Bagaimana dinosaurus buas tersebut bisa bebas adalah salah satu konsekuensi dari banyak keputusan bodoh yang diambil sembarangan oleh para tokoh, yang berujung pada jatuhnya banyak korban jiwa.

Plot yang formulatif tersebut juga dibarengi dengan perkembangan karakter yang klise. Gray dan Zach yang akhirnya akrab gara-gara tragedi ini, Claire yang harus melepas atribut korporasinya untuk menyelamatkan kedua sepupunya serta pahlawan kita, Owen Grady (Chris Pratt) sang pelatih Velociraptor yang dengan macho-nya menangani semua kekacauan yang terjadi. Ada pula beberapa tokoh antagonis yang punya agenda pribadi (yap klise), termasuk pimpinan inGen — badan keamanan yang disewa Masrani — Vic Hoskins (Vincent D'Onofrio) yang ingin menggunakan Raptor untuk untuk kepentingan militer. Trevorrow, Derek Connolly, Rick Jaffa, dan Amanda Silver tak ingin membuat skrip stereotipnya berbelit-belit. Semuanya sederhana namun disampaikan dengan efektif.

Dalam sebuah wawancara, Trevorrow pernah mengungkapkan bahwa film ini mengangkat tema mengenai ketamakan korporasi dan konsumen. Itu mungkin benar, tapi sejujurnya, saya terlupa akan tema tersebut karena terpukau, apalagi Trevorrow pun tak ingin mengeksplorasinya lebih jauh.

Cukup terasa bahwa film ini ditangani oleh orang yang mencintai Jurassic Park. Anda bisa menemukan banyak referensi yang mengacu pada film orisinalnya tersebut di sepanjang film. Walaupun kalibernya sedikit lebih rendah, Trevorrow melakukan pendekatan ala Spielberg yang membuat penonton kagum, tegang, dan (sedikit) emosional dengan didukung oleh scoring dari Michael Giacchino yang mengadaptasi John Williams. Gerakan kamera, pemotongan gambar dilakukan sedemikian rupa sehingga penonton tak pernah kehilangan orientasi namun tetap terikat.

Di awal film, Trevorrow membangun dunia Jurassic World dengan gamblang. Di balik kemustahilannya, anda akan mempercayai taman prasejarah tempat anak-anak menunggangi Triceratops mungil, yang dilengkapi dengan kendaraan canggih dan resor mewahnya. Semua tak pernah berlebihan, karena efek CGI pun digunakan dengan efektif. Sense of wonder juga akan anda rasakan kembali dalam adegan spektakuler seperti Mosasaurus yang menelan Hiu Putih raksasa dalam sekali lahap, maupun saat gerombolan Pteranodon beterbangan mengamuk di antara para pengunjung yang berlarian. Perlu disebutkan juga, pertarungan puncak antara Indominus melawan penguasa rantai makanan era prasejarah yang sukses membuat saya terpana.

Ditinjau dari cerita, tak ada yang baru, namun jika anda menikmatinya dari segi entertainment, ini adalah film blockbuster yang seru. Trevorrow menangani film ini dengan cinta, membuat Jurassic World menjadi sekuel yang layak untuk Jurassic Park yang monumental. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Jurassic World' |
|

IMDb | Rottentomatoes
130 menit | Remaja

Sutradara Colin Trevorrow
Penulis Colin Trevorrow, Derek Connolly, Rick Jaffa, Amanda Silver
Pemain Chris Pratt, Bryce Dallsa Howard, Vincent D'Onofrio

Tuesday, June 9, 2015

Berapa Banyak Biaya yang Dibutuhkan untuk Membuat 'Jurassic Park' menjadi Nyata? Tonton Video Berikut

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Video, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Berapa Banyak Biaya yang Dibutuhkan untuk Membuat 'Jurassic Park' menjadi Nyata? Tonton Video Berikut
link : Berapa Banyak Biaya yang Dibutuhkan untuk Membuat 'Jurassic Park' menjadi Nyata? Tonton Video Berikut

Baca juga


Video berikut menampilkan detail dana yang dibutuhkan untuk menghadirkan taman 'Jurassic Park' di kehidupan nyata, termasuk biaya pembangunan, staf, dan pemeliharaan dinosaurus.
Menyambut penayangan Jurassic World hari ini, Fandango merilis video mengenai eksplorasi finansial dari taman yang ada dalam film orisinal Jurassic Park, yang diperkirakan sebesar $23,4324 miliar (sekitar Rp. 312,8 triliun) dan biaya perawatan tahunan sebesar $11,907 miliar (sekitar Rp. 158,8 triliun). Kita tak perlu memperdebatkan angka-angka tersebut, namun video ini cukup menarik karena Fandango membahas biayanya dengan cukup detail, termasuk perhitungan real estate, staf, research & development, konstruksi taman, biaya perawatan dinosaurus, dll.

//movietalkexpress

Berita lain, Jurassic World diprediksi akan meraih laba $125 juta di minggu pertamanya. Mari kita tunggu saja pada ulasan Weekend Box Office berikutnya. Oh, btw, saya baru akan menonton Jurassic World besok, jadi kemungkinan besar reviewnya baru akan hadir pada Kamis malam (11/6).

Berikut videonya. ■UP

Video berikut menampilkan detail dana yang dibutuhkan untuk menghadirkan taman 'Jurassic Park' di kehidupan nyata, termasuk biaya pembangunan, staf, dan pemeliharaan dinosaurus.
Menyambut penayangan Jurassic World hari ini, Fandango merilis video mengenai eksplorasi finansial dari taman yang ada dalam film orisinal Jurassic Park, yang diperkirakan sebesar $23,4324 miliar (sekitar Rp. 312,8 triliun) dan biaya perawatan tahunan sebesar $11,907 miliar (sekitar Rp. 158,8 triliun). Kita tak perlu memperdebatkan angka-angka tersebut, namun video ini cukup menarik karena Fandango membahas biayanya dengan cukup detail, termasuk perhitungan real estate, staf, research & development, konstruksi taman, biaya perawatan dinosaurus, dll.

//movietalkexpress

Berita lain, Jurassic World diprediksi akan meraih laba $125 juta di minggu pertamanya. Mari kita tunggu saja pada ulasan Weekend Box Office berikutnya. Oh, btw, saya baru akan menonton Jurassic World besok, jadi kemungkinan besar reviewnya baru akan hadir pada Kamis malam (11/6).

Berikut videonya. ■UP

Bioskop Indonesia: 'Doea Tanda Cinta' Memimpin Minggu yang Lesu di Bioskop

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bioskop Indonesia: 'Doea Tanda Cinta' Memimpin Minggu yang Lesu di Bioskop
link : Bioskop Indonesia: 'Doea Tanda Cinta' Memimpin Minggu yang Lesu di Bioskop

Baca juga


Minggu yang cukup lesu bagi film Indonesia, melihat betapa minimnya raihan film minggu ini, dimana 'Doea Tanda Cinta' memimpin dengan "hanya" 15.869 penonton. Bahkan film yang telah lama tayang punya kesempatan merangsek ke lima besar.
Dengan derasnya gempuran film-film Hollywood minggu lalu (San Andreas, Pitch Perfect 2, dan Black Sea), Bioskop Indonesia sedikit loyo. Dari 3 film yang baru tayang, hanya satu yang berhasil masuk ke posisi lima besar pemuncak bioskop. Sementara posisi puncak pun tak tampil cukup bagus, hanya mengumpulkan kurang dari 20.000 penonton di minggu ini.

Di posisi pertama, ada Doea Tanda Cinta yang berhasil melengserkan Epen Cupen dengan raihan 15.869 penonton. Berada di minggu ketiganya, film ini mengalami penurunan 61,7%, tapi bisa berhasil berada di posisi pertama karena film-film lainnya tak tampil lebih baik. Total raihannya saat ini adalah 96.986 penonton.

//beritagar

The Dark Castle yang turun 33,3% berada di posisi dua dengan raihan 11.427 penonton. Film telah mengumpulkan total 28.568 penonton. Sementara di bawahnya, menyusul tak terlalu jauh film yang baru tayang Halu dengan 11.274 penonton.

7 Hari Menembus Waktu mengalami penurunan paling kecil 21,2% dan berada di posisi keempat dengan 10.369 penonton. Dengan raihan di minggu pertama yang tak begitu mengesankan, film ini baru mengumpulkan 23.532 penonton hingga saat ini.

Buruknya performa minggu ini, bahkan membuat film Toba Dreams yang telah tayang cukup lama merangsek masuk ke lima besar dengan 8.172 penonton. Film ini telah mencatatkan 239.678 penonton dan mengintai posisi film terlaris kedua di 2015 yang dipegang Tarot dengan 262.234 penonton.

Bagaimana dengan 2 film lainnya yang baru tayang? Well, keduanya cukup mengecewakan. Cabe-cabean meraih 5.342 penonton dan Persembahan Terakhir The Movie meraih 4.783 penonton.

Pemuncak Bioskop Indonesia 1 Juni - 7 Juni 2015

#01 Doea Tanda Cinta


Minggu ini: 15.869 penonton
Total: 96.986 penonton

#02 The Dark Castle


Minggu ini: 11.427 penonton
Total: 28.568 penonton

#03 Halu


Minggu ini: 11.274 penonton
Total: 11.274 penonton

#04 7 Hari Menembus Waktu


Minggu ini: 10.369 penonton
Total: 23.532 penonton

#05 Toba Dreams


Minggu ini: 8.172 penonton
Total: 239.678 penonton

Ulasan Pemuncak Bioskop Indonesia minggu lalu: Bioskop Indonesia: 'Epen Cupen' Melanjutkan Dominasi©UP

[sumber data: BPI]

Minggu yang cukup lesu bagi film Indonesia, melihat betapa minimnya raihan film minggu ini, dimana 'Doea Tanda Cinta' memimpin dengan "hanya" 15.869 penonton. Bahkan film yang telah lama tayang punya kesempatan merangsek ke lima besar.
Dengan derasnya gempuran film-film Hollywood minggu lalu (San Andreas, Pitch Perfect 2, dan Black Sea), Bioskop Indonesia sedikit loyo. Dari 3 film yang baru tayang, hanya satu yang berhasil masuk ke posisi lima besar pemuncak bioskop. Sementara posisi puncak pun tak tampil cukup bagus, hanya mengumpulkan kurang dari 20.000 penonton di minggu ini.

Di posisi pertama, ada Doea Tanda Cinta yang berhasil melengserkan Epen Cupen dengan raihan 15.869 penonton. Berada di minggu ketiganya, film ini mengalami penurunan 61,7%, tapi bisa berhasil berada di posisi pertama karena film-film lainnya tak tampil lebih baik. Total raihannya saat ini adalah 96.986 penonton.

//beritagar

The Dark Castle yang turun 33,3% berada di posisi dua dengan raihan 11.427 penonton. Film telah mengumpulkan total 28.568 penonton. Sementara di bawahnya, menyusul tak terlalu jauh film yang baru tayang Halu dengan 11.274 penonton.

7 Hari Menembus Waktu mengalami penurunan paling kecil 21,2% dan berada di posisi keempat dengan 10.369 penonton. Dengan raihan di minggu pertama yang tak begitu mengesankan, film ini baru mengumpulkan 23.532 penonton hingga saat ini.

Buruknya performa minggu ini, bahkan membuat film Toba Dreams yang telah tayang cukup lama merangsek masuk ke lima besar dengan 8.172 penonton. Film ini telah mencatatkan 239.678 penonton dan mengintai posisi film terlaris kedua di 2015 yang dipegang Tarot dengan 262.234 penonton.

Bagaimana dengan 2 film lainnya yang baru tayang? Well, keduanya cukup mengecewakan. Cabe-cabean meraih 5.342 penonton dan Persembahan Terakhir The Movie meraih 4.783 penonton.

Pemuncak Bioskop Indonesia 1 Juni - 7 Juni 2015

#01 Doea Tanda Cinta


Minggu ini: 15.869 penonton
Total: 96.986 penonton

#02 The Dark Castle


Minggu ini: 11.427 penonton
Total: 28.568 penonton

#03 Halu


Minggu ini: 11.274 penonton
Total: 11.274 penonton

#04 7 Hari Menembus Waktu


Minggu ini: 10.369 penonton
Total: 23.532 penonton

#05 Toba Dreams


Minggu ini: 8.172 penonton
Total: 239.678 penonton

Ulasan Pemuncak Bioskop Indonesia minggu lalu: Bioskop Indonesia: 'Epen Cupen' Melanjutkan Dominasi©UP

[sumber data: BPI]

Sunday, June 7, 2015

Box Office: 'Spy' di Posisi Pertama, 'Insidious: Chapter 3' Lumayan

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'Spy' di Posisi Pertama, 'Insidious: Chapter 3' Lumayan
link : Box Office: 'Spy' di Posisi Pertama, 'Insidious: Chapter 3' Lumayan

Baca juga


'Spy' berada di posisi pertama dengan $30 juta, dan 'Insidious: Chapter 3' mendapat hasil yang lumayan dengan $23 juta. Sementara 'Entourage' tampil mengecewakan.
Review yang solid dari kritikus dan penonton (dengan nilai CinemaScore "B+") serta didukung dengan nama aktor pendukung yang tenar, tak membuat film Paul Feig-Melissa McCarthy bersinar di box office. Di minggu pertamanya, Spy hanya mengumpulkan $30 juta, tapi setidaknya raihan tersebut membuatnya berada di posisi pertama minggu ini.

//movietrailers

Di luar Amerika, Spy telah tayang di 54 negara dan sejauh ini meraup laba $25,6 juta, yang berarti total pendapatannya secara internasional adalah $55,6 juta. Hasil ini masih belum menutupi biaya produksi sebesar $65 juta yang digelontorkan 20th Century Fox.

Di posisi kedua, San Andreas mengalami penurunan 56% dengan $26,4 juta. Penurunan ini bisa dibilang tak terlalu berlebihan, mengingat laba pembukaannya yang mencapai $53,2 juta. Hingga saat ini, San Andreas telah mengumpulkan $92,6 juta.

Insidious: Chapter 3 tampil lumayan dengan raihan $23,0 juta. Hasil ini $17 juta lebih rendah jika dibandingkan dengan Insidious: Chapter 2. Namun dengan bujet yang hanya $10 juta dan nilai CinemaScore "B+", Blumhouse tampaknya akan baik-baik saja, dan bukan tak mungkin Chapter 4 akan segera dibuat.

Entourage hanya memperoleh $10,4 juta di minggu pertamanya dengan $17,8 juta dalam 5 hari penayangannya. Meski begitu, sebagian penonton cukup menyukainya dengan nilai CinemaScore "A-". Di lain sisi, film ini mendapat review pedas dari kritikus. Banyak yang bilang film ini terkesan seperti 3 episode dari serial TV-nya yang digabungkan menjadi film. Sejujurnya, saya sedikit ragu untuk menonton Entourage yang baru akan tayang di Indonesia pada 12 Juni mendatang.

Mad Max: Fury Road masih bertahan di minggu keempatnya dengan menambah $8,0 juta. Film ini telah mengumpulkan $130,8 juta di Amerika saja, dan telah melewati angka $300 juta secara internasional.

Weekend Box Office 5 Juni - 7 Juni 2015

#01 Spy


Minggu ini: $30,000,000
Total: $30,000,000

#02 San Andreas


Minggu ini: $26,440,000
Total: $92,163,000

#03 Insidious: Chapter 3


Minggu ini: $23,000,000
Total: $23,000,000

#04 Entourage


Minggu ini: $10,420,000
Total: $17,805,000

#05 Mad Max: Fury Road


Minggu ini: $7,970,000
Total: $130,804,000

Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'San Andreas' Berada di Puncak dengan Laba $53,2 Juta ©UP

'Spy' berada di posisi pertama dengan $30 juta, dan 'Insidious: Chapter 3' mendapat hasil yang lumayan dengan $23 juta. Sementara 'Entourage' tampil mengecewakan.
Review yang solid dari kritikus dan penonton (dengan nilai CinemaScore "B+") serta didukung dengan nama aktor pendukung yang tenar, tak membuat film Paul Feig-Melissa McCarthy bersinar di box office. Di minggu pertamanya, Spy hanya mengumpulkan $30 juta, tapi setidaknya raihan tersebut membuatnya berada di posisi pertama minggu ini.

//movietrailers

Di luar Amerika, Spy telah tayang di 54 negara dan sejauh ini meraup laba $25,6 juta, yang berarti total pendapatannya secara internasional adalah $55,6 juta. Hasil ini masih belum menutupi biaya produksi sebesar $65 juta yang digelontorkan 20th Century Fox.

Di posisi kedua, San Andreas mengalami penurunan 56% dengan $26,4 juta. Penurunan ini bisa dibilang tak terlalu berlebihan, mengingat laba pembukaannya yang mencapai $53,2 juta. Hingga saat ini, San Andreas telah mengumpulkan $92,6 juta.

Insidious: Chapter 3 tampil lumayan dengan raihan $23,0 juta. Hasil ini $17 juta lebih rendah jika dibandingkan dengan Insidious: Chapter 2. Namun dengan bujet yang hanya $10 juta dan nilai CinemaScore "B+", Blumhouse tampaknya akan baik-baik saja, dan bukan tak mungkin Chapter 4 akan segera dibuat.

Entourage hanya memperoleh $10,4 juta di minggu pertamanya dengan $17,8 juta dalam 5 hari penayangannya. Meski begitu, sebagian penonton cukup menyukainya dengan nilai CinemaScore "A-". Di lain sisi, film ini mendapat review pedas dari kritikus. Banyak yang bilang film ini terkesan seperti 3 episode dari serial TV-nya yang digabungkan menjadi film. Sejujurnya, saya sedikit ragu untuk menonton Entourage yang baru akan tayang di Indonesia pada 12 Juni mendatang.

Mad Max: Fury Road masih bertahan di minggu keempatnya dengan menambah $8,0 juta. Film ini telah mengumpulkan $130,8 juta di Amerika saja, dan telah melewati angka $300 juta secara internasional.

Weekend Box Office 5 Juni - 7 Juni 2015

#01 Spy


Minggu ini: $30,000,000
Total: $30,000,000

#02 San Andreas


Minggu ini: $26,440,000
Total: $92,163,000

#03 Insidious: Chapter 3


Minggu ini: $23,000,000
Total: $23,000,000

#04 Entourage


Minggu ini: $10,420,000
Total: $17,805,000

#05 Mad Max: Fury Road


Minggu ini: $7,970,000
Total: $130,804,000

Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'San Andreas' Berada di Puncak dengan Laba $53,2 Juta ©UP

Review Film: 'Black Sea' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Black Sea' (2015)
link : Review Film: 'Black Sea' (2015)

Baca juga


Tak mengangkat hal yang baru, namun berkat arahan yang solid dari MacDonald dan penampilan yang kuat dari Jude Law, membuat 'Black Sea' menjadi film yang cukup menarik, meski tak spesial.

“Find the gold. Trust no one”
Memulai debut penyutradaraan filmnya dengan The Last King of Scotland — yang mempersembahkan Oscar bagi Forest Whitaker, karir sutradara Kevin MacDonald cenderung meredup setelah melanjutkan usahanya dalam film-film seperti The Eagle dan State of Play. Mungkin tak bakalan langsung meloncatkan karirnya lagi, namun film terbarunya yang berjudul Black Sea ini cukup ambisius.

Merupakan film thriller bawah laut, film ini dibintangi oleh Jude Law sebagai seorang [mantan] kapten kapal selam yang mencari harta karun Nazi di Laut Hitam. Tema yang diangkat bukanlah hal baru, begitu juga dengan alur filmnya. Namun MacDonald masih bisa menangani cerita klise ini dengan baik dan menghasilkan film yang menarik, meski tak spesial.

Kapten Robinson (Law) baru saja dipecat setelah mengabdi pada perusahaannya selama lebih dari 30 tahun. Robinson sangat berdedikasi pada pekerjaannya, hingga harus berpisah dengan anak dan istrinya. Saat Robinson mendengar berita bahwa di kedalaman Laut Hitam ada sejumlah besar emas Nazi yang terkubur bersama kapal selam, Robinson mengumpulkan rekan-rekannya sesama veteran untuk mencari harta tersebut.

Pencarian ini tak berjalan dengan lancar. Meski mendapat sponsor dari seorang jutawan, Robinson dan krunya hanya mendapatkan kapal selam bobrok untuk operasi tersebut, plus modal yang terbatas. Dengan susah payah, kru tersebut berangkat dan di perjalanan muncul konflik-konflik.

Sebagaimana yang anda baca di atas, premisnya sendiri cukup klise. Sekumpulan orang berbeda karakter yang dikumpulkan di ruang tertutup selama berminggu-minggu dan kemudian mucul conflict of interest. Bibit-bibit perselisihan sebenarnya sudah muncul sejak awal. Karena pencariannya di perairan Georgia, Robinson merekrut sebagian kru Rusia. Separo Rusia, separo Inggris. Anda bisa membayangkan bagaimana jadinya nanti.


Dengan alasan intensitas film, penulis skrip Dennis Kelly juga merasa perlu untuk menambahkan iring-iringan kapal Rusia yang tengah berpatroli di atas Laut Hitam, dan ini cukup memberikan ketegangan tersendiri, serta menjadi poin penting dalam perkembangan plot nantinya.

Meski diselingi sedikit adegan aksi, Black Sea adalah drama karakter. Bagaimana karakter-karakter yang berbeda-beda bersatu untuk mencapai tujuan mereka, meski pada akhirnya tetap menimbulkan konflik. Selain Robinson, karakter yang paling mencolok adalah psikopat yang labil, Fraser (Ben Mendelsohn). Tindakan yang dilakukannya menjadi pengatur haluan dari alur, walau pada akhirnya kita akan bertanya-tanya kenapa Robinson masih saja tetap menginginkan dia masuk ke dalam kru. Ada juga Daniels (Scoot McNairy) yang berperan sebagai utusan sang jutawan untuk mengawasi kru Robinson. Di awal film, Daniels terlihat seperti karakter penakut dan ternyata di akhir film justru mengungkapkan plot twist yang cukup mengejutkan. Di pihak Rusia sendiri, tak banyak yang bisa dikomentari, karena sebagian besar peran mereka hanya bergumam dalam bahasa Rusia atau melakukan bahasa isyarat saja. Karakter Morozov (Grigoriy Dobrygin) adalah salah satu karakter menarik yang punya peranan besar, namun kurang digali.

Beban terbesar tentu berada di pundak Jude Law, yang memberikan penampilan yang bagus disini. Sebagai pemimpin kru, Law tampil karismatik sebagai Kapten Robinson. Dia bisa menangani para krunya, tetap bijak di situasi genting, dan mengambil keputusan-keputusan yang krusial, hingga akhirnya dia termakan keserakahannya sendiri dan mulai memutuskan secara sembarangan. Dengan hanya sedikit backstory, kita bisa tahu betapa beratnya beban yang dipikul Robinson.

Kevin MacDonald tampaknya ingin mengangkat tema yang berat, seperti keserakahan dan kesenjangan sosial. Memang, mendekati ending, sedikit menyinggung tema keserakahan tersebut, namun pada akhirnya tak pernah digali dengan maksimal. MacDonald juga terkesan terlalu menjejalkan kita dengan isu kesenjangan sosial antara pekerja dan "orang berdasi" hingga membuat kita malas untuk mempedulikan hal tersebut.

Dengan sebagian besar, adegan di dalam kapal selam (kecuali intro dan adegan penyelaman yang dilakukan Fraser dkk), sinematografer Christopher Ross bekerja dengan baik untuk memberikan nuansa klaustrofobik. Dengan mengesampingkan efek CGI yang kurang meyakinkan di beberapa scene, practical effects dari Black Sea juga dibuat dengan baik.

Melihat betapa stereotip-nya premis yang diangkat dan betapa klisenya karakter-karakter yang disajikan, salut juga melihat bagaimana MacDonald menyuguhkannya menjadi thriller yang menegangkan. Ditambah dengan penampilan kuat dari Jude Law, Black Sea menjadi tontonan yang menarik, namun juga mudah terlupakan. ■UP

'Black Sea' |
|

IMDb | Rottentomatoes
115 menit | Remaja

Sutradara Kevin MacDonald
Penulis Dennis Kelly
Pemain Jude Law, Scoot McNairy, Ben Mendelsohn

Tak mengangkat hal yang baru, namun berkat arahan yang solid dari MacDonald dan penampilan yang kuat dari Jude Law, membuat 'Black Sea' menjadi film yang cukup menarik, meski tak spesial.

“Find the gold. Trust no one”
Memulai debut penyutradaraan filmnya dengan The Last King of Scotland — yang mempersembahkan Oscar bagi Forest Whitaker, karir sutradara Kevin MacDonald cenderung meredup setelah melanjutkan usahanya dalam film-film seperti The Eagle dan State of Play. Mungkin tak bakalan langsung meloncatkan karirnya lagi, namun film terbarunya yang berjudul Black Sea ini cukup ambisius.

Merupakan film thriller bawah laut, film ini dibintangi oleh Jude Law sebagai seorang [mantan] kapten kapal selam yang mencari harta karun Nazi di Laut Hitam. Tema yang diangkat bukanlah hal baru, begitu juga dengan alur filmnya. Namun MacDonald masih bisa menangani cerita klise ini dengan baik dan menghasilkan film yang menarik, meski tak spesial.

Kapten Robinson (Law) baru saja dipecat setelah mengabdi pada perusahaannya selama lebih dari 30 tahun. Robinson sangat berdedikasi pada pekerjaannya, hingga harus berpisah dengan anak dan istrinya. Saat Robinson mendengar berita bahwa di kedalaman Laut Hitam ada sejumlah besar emas Nazi yang terkubur bersama kapal selam, Robinson mengumpulkan rekan-rekannya sesama veteran untuk mencari harta tersebut.

Pencarian ini tak berjalan dengan lancar. Meski mendapat sponsor dari seorang jutawan, Robinson dan krunya hanya mendapatkan kapal selam bobrok untuk operasi tersebut, plus modal yang terbatas. Dengan susah payah, kru tersebut berangkat dan di perjalanan muncul konflik-konflik.

Sebagaimana yang anda baca di atas, premisnya sendiri cukup klise. Sekumpulan orang berbeda karakter yang dikumpulkan di ruang tertutup selama berminggu-minggu dan kemudian mucul conflict of interest. Bibit-bibit perselisihan sebenarnya sudah muncul sejak awal. Karena pencariannya di perairan Georgia, Robinson merekrut sebagian kru Rusia. Separo Rusia, separo Inggris. Anda bisa membayangkan bagaimana jadinya nanti.


Dengan alasan intensitas film, penulis skrip Dennis Kelly juga merasa perlu untuk menambahkan iring-iringan kapal Rusia yang tengah berpatroli di atas Laut Hitam, dan ini cukup memberikan ketegangan tersendiri, serta menjadi poin penting dalam perkembangan plot nantinya.

Meski diselingi sedikit adegan aksi, Black Sea adalah drama karakter. Bagaimana karakter-karakter yang berbeda-beda bersatu untuk mencapai tujuan mereka, meski pada akhirnya tetap menimbulkan konflik. Selain Robinson, karakter yang paling mencolok adalah psikopat yang labil, Fraser (Ben Mendelsohn). Tindakan yang dilakukannya menjadi pengatur haluan dari alur, walau pada akhirnya kita akan bertanya-tanya kenapa Robinson masih saja tetap menginginkan dia masuk ke dalam kru. Ada juga Daniels (Scoot McNairy) yang berperan sebagai utusan sang jutawan untuk mengawasi kru Robinson. Di awal film, Daniels terlihat seperti karakter penakut dan ternyata di akhir film justru mengungkapkan plot twist yang cukup mengejutkan. Di pihak Rusia sendiri, tak banyak yang bisa dikomentari, karena sebagian besar peran mereka hanya bergumam dalam bahasa Rusia atau melakukan bahasa isyarat saja. Karakter Morozov (Grigoriy Dobrygin) adalah salah satu karakter menarik yang punya peranan besar, namun kurang digali.

Beban terbesar tentu berada di pundak Jude Law, yang memberikan penampilan yang bagus disini. Sebagai pemimpin kru, Law tampil karismatik sebagai Kapten Robinson. Dia bisa menangani para krunya, tetap bijak di situasi genting, dan mengambil keputusan-keputusan yang krusial, hingga akhirnya dia termakan keserakahannya sendiri dan mulai memutuskan secara sembarangan. Dengan hanya sedikit backstory, kita bisa tahu betapa beratnya beban yang dipikul Robinson.

Kevin MacDonald tampaknya ingin mengangkat tema yang berat, seperti keserakahan dan kesenjangan sosial. Memang, mendekati ending, sedikit menyinggung tema keserakahan tersebut, namun pada akhirnya tak pernah digali dengan maksimal. MacDonald juga terkesan terlalu menjejalkan kita dengan isu kesenjangan sosial antara pekerja dan "orang berdasi" hingga membuat kita malas untuk mempedulikan hal tersebut.

Dengan sebagian besar, adegan di dalam kapal selam (kecuali intro dan adegan penyelaman yang dilakukan Fraser dkk), sinematografer Christopher Ross bekerja dengan baik untuk memberikan nuansa klaustrofobik. Dengan mengesampingkan efek CGI yang kurang meyakinkan di beberapa scene, practical effects dari Black Sea juga dibuat dengan baik.

Melihat betapa stereotip-nya premis yang diangkat dan betapa klisenya karakter-karakter yang disajikan, salut juga melihat bagaimana MacDonald menyuguhkannya menjadi thriller yang menegangkan. Ditambah dengan penampilan kuat dari Jude Law, Black Sea menjadi tontonan yang menarik, namun juga mudah terlupakan. ■UP

'Black Sea' |
|

IMDb | Rottentomatoes
115 menit | Remaja

Sutradara Kevin MacDonald
Penulis Dennis Kelly
Pemain Jude Law, Scoot McNairy, Ben Mendelsohn

Tontonan Minggu Ini #1

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Misc, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tontonan Minggu Ini #1
link : Tontonan Minggu Ini #1

Baca juga


Minggu ini, saya menonton 'Pitch Perfect 2', 'San Andreas', 'Survivor', 'Black Sea' dan beberapa serial TV seperti 'Game of Thrones', 'Silicon Valley', dan 'Penny Dreadful'.

Dimulai dari minggu ini, saya akan membuat postingan khusus mengenai film-film yang telah saya tonton selama 7 hari sebelumnya. Bukan hal yang penting-penting amat sebenarnya, saya hanya ingin membuat jurnal mengenai film-film yang telah saya tonton. Anda pun bisa menuliskan film-film yang telah anda tonton selama seminggu di kolom komentar yang ada di bawah.

Minggu ini merupakan minggu yang cukup sibuk bagi saya. Film pertama yang saya tonton adalah Pitch Perfect 2. Saya suka dengan film pertamanya dan sedikit kecewa dengan sekuelnya, yang menurut saya sedikit garing dengan plot yang berantakan. Film berikutnya adalah San Andreas. Untuk ukuran disaster porn, ekspektasi saya tak terlalu tinggi, dan setidaknya film tersebut sesuai dengan ekspektasi.

Beberapa hari yang lalu saya juga menonton film Survivor dan Black Sea. Karena satu dan lain hal, saya baru bisa menulis review Survivor sore ini dan kemungkinan Black Sea akan saya review besok pagi atau siang.

Tadi saya bilang "cukup sibuk" karena banyak serial TV yang saya tonton minggu ini. Selain Game of Thrones Season 5 yang telah memasuki episode 8, saya juga menonton 8 episode dari Silicon Valley Season 1. Serial ini cukup kocak dengan lelucon-lelucon cerdas. Nope, ini bukan sitcom, jadi jangan khawatir dengan suara tawa yang dibuat-buat. Saya rasa saya akan mengikuti terus serial ini.

Saya juga baru memulai 2 episode dari Penny Dreadful, dan sejauh ini lumayan baguslah. Selain itu, saya juga memulai menonton serial Daredevil karena banyak yang bilang bagus, namun episode pertamanya agak membosankan. Apakah episode berikutnya lebih baik?

Nah, apa tontonan anda minggu ini? Silakan masukkan di kolom komentar. ©UP

Minggu ini, saya menonton 'Pitch Perfect 2', 'San Andreas', 'Survivor', 'Black Sea' dan beberapa serial TV seperti 'Game of Thrones', 'Silicon Valley', dan 'Penny Dreadful'.

Dimulai dari minggu ini, saya akan membuat postingan khusus mengenai film-film yang telah saya tonton selama 7 hari sebelumnya. Bukan hal yang penting-penting amat sebenarnya, saya hanya ingin membuat jurnal mengenai film-film yang telah saya tonton. Anda pun bisa menuliskan film-film yang telah anda tonton selama seminggu di kolom komentar yang ada di bawah.

Minggu ini merupakan minggu yang cukup sibuk bagi saya. Film pertama yang saya tonton adalah Pitch Perfect 2. Saya suka dengan film pertamanya dan sedikit kecewa dengan sekuelnya, yang menurut saya sedikit garing dengan plot yang berantakan. Film berikutnya adalah San Andreas. Untuk ukuran disaster porn, ekspektasi saya tak terlalu tinggi, dan setidaknya film tersebut sesuai dengan ekspektasi.

Beberapa hari yang lalu saya juga menonton film Survivor dan Black Sea. Karena satu dan lain hal, saya baru bisa menulis review Survivor sore ini dan kemungkinan Black Sea akan saya review besok pagi atau siang.

Tadi saya bilang "cukup sibuk" karena banyak serial TV yang saya tonton minggu ini. Selain Game of Thrones Season 5 yang telah memasuki episode 8, saya juga menonton 8 episode dari Silicon Valley Season 1. Serial ini cukup kocak dengan lelucon-lelucon cerdas. Nope, ini bukan sitcom, jadi jangan khawatir dengan suara tawa yang dibuat-buat. Saya rasa saya akan mengikuti terus serial ini.

Saya juga baru memulai 2 episode dari Penny Dreadful, dan sejauh ini lumayan baguslah. Selain itu, saya juga memulai menonton serial Daredevil karena banyak yang bilang bagus, namun episode pertamanya agak membosankan. Apakah episode berikutnya lebih baik?

Nah, apa tontonan anda minggu ini? Silakan masukkan di kolom komentar. ©UP