- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Poster,
Artikel Trailer, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Winnie the Pooh dkk akan membawakan kembali kebahagiaan masa kanak-kanak kepada Christopher Robin dewasa (dan kita).
Bagi yang masih baik-baik saja setelah menonton trailer perdana Christopher Robin meski dibuat syok dengan penampilan Winnie the Pooh yang jauh berbeda dari memori masa kanak-kanak kita, maka sekarang kita bisa berkenalan dengan kawan-kawannya, para hewan dari Hundred Acre Wood, lewat trailer teranyar yang baru saja dirilis Disney.
Rasanya di titik ini kita harus sudah ikhlas menerima penampilan hqq dari Pooh dkk. Saya takkan komplain lagi. Sebab, berdasarkan yang saya lihat di trailer ini, Pooh dkk tetap membawa semangat dan keceriaan yang sama walau penampilan mereka berbeda. Dan sebagaimana semua romantisme masa kecil, trailer ini kemungkinan besar juga akan membuat anda sesenggukan. Tak perlu bohong.
Film ini merupakan kisah Winnie the Pooh versi "resmi" dari Disney, beda dengan film Goodbye Christopher Robin produksi Fox yang dirilis tahun lalu dimana lebih berfokus pada dinamika antara sang pengarang A.A. Milne dengan anaknya. Berikut sinopsis resminya:
Menjanjikan kisah petualangan penuh kehangatan, film ini mengisahkan seorang bocah bernama Christopher Robin yang gemar berpetualang di Hundred Acre Wood bersama Winnie the Pooh dan para binatang lainnya. Namun seiring waktu, Robin kini telah menjadi pria dewasa, ia pun kehilangan kenangannya bersama Pooh semasa kecil. Mengetahui hal ini, Pooh dan teman-temannya pun mendatangi dunia manusia demi membantu Christopher Robin mengingat kembali masa kecilnya yang bahagia.
Tak seperti trailer sebelumnya yang lebih menyoroti kisah sedih Christopher Robin (Ewan McGregor) sebagai pria paruh baya, trailer kali ini lebih berfokus pada Pooh dkk. Dulu, Christopher pernah berjanji bahwa ia takkan melupakan Pooh. Sekarang, beratnya dunia nyata bahkan sampai membuat Christopher harus mengabaikan anak dan istri (Hayley Atwell). Lalu datanglah Pooh dengan membawa keceriaan masa kanak-kanak.
"Sekarang giliran kita untuk menyelamatkannya," ujar Pooh kepada kawan-kawannya. Dan anda tak keliru. Karakter beruang kesayangan kita masih diisikan suaranya oleh Jim Cummings yang sudah menjadi Pooh sejak tahun 1997.
Saat saya bilang "kawan-kawannya", tentu saja mereka adalah Tigger (Chris O'Dowd), Eeyore (Brad Garrett), Owl (Toby Jones), Piglet (Nick Mohammed), Rabbit (Peter Capaldi), dan Kanga (Sophie Okonedo). Dan kita bisa melihat mereka semua di trailer ini.
Disutradarai oleh Marc Forster (Finding Neverland, World War Z), film ini direncanakan tayang pada 3 Agustus. Berikut trailernya. ■UP
— Walt Disney Studios (@DisneyStudios) 24 Mei 2018
Winnie the Pooh dkk akan membawakan kembali kebahagiaan masa kanak-kanak kepada Christopher Robin dewasa (dan kita).
Bagi yang masih baik-baik saja setelah menonton trailer perdana Christopher Robin meski dibuat syok dengan penampilan Winnie the Pooh yang jauh berbeda dari memori masa kanak-kanak kita, maka sekarang kita bisa berkenalan dengan kawan-kawannya, para hewan dari Hundred Acre Wood, lewat trailer teranyar yang baru saja dirilis Disney.
Rasanya di titik ini kita harus sudah ikhlas menerima penampilan hqq dari Pooh dkk. Saya takkan komplain lagi. Sebab, berdasarkan yang saya lihat di trailer ini, Pooh dkk tetap membawa semangat dan keceriaan yang sama walau penampilan mereka berbeda. Dan sebagaimana semua romantisme masa kecil, trailer ini kemungkinan besar juga akan membuat anda sesenggukan. Tak perlu bohong.
Film ini merupakan kisah Winnie the Pooh versi "resmi" dari Disney, beda dengan film Goodbye Christopher Robin produksi Fox yang dirilis tahun lalu dimana lebih berfokus pada dinamika antara sang pengarang A.A. Milne dengan anaknya. Berikut sinopsis resminya:
Menjanjikan kisah petualangan penuh kehangatan, film ini mengisahkan seorang bocah bernama Christopher Robin yang gemar berpetualang di Hundred Acre Wood bersama Winnie the Pooh dan para binatang lainnya. Namun seiring waktu, Robin kini telah menjadi pria dewasa, ia pun kehilangan kenangannya bersama Pooh semasa kecil. Mengetahui hal ini, Pooh dan teman-temannya pun mendatangi dunia manusia demi membantu Christopher Robin mengingat kembali masa kecilnya yang bahagia.
Tak seperti trailer sebelumnya yang lebih menyoroti kisah sedih Christopher Robin (Ewan McGregor) sebagai pria paruh baya, trailer kali ini lebih berfokus pada Pooh dkk. Dulu, Christopher pernah berjanji bahwa ia takkan melupakan Pooh. Sekarang, beratnya dunia nyata bahkan sampai membuat Christopher harus mengabaikan anak dan istri (Hayley Atwell). Lalu datanglah Pooh dengan membawa keceriaan masa kanak-kanak.
"Sekarang giliran kita untuk menyelamatkannya," ujar Pooh kepada kawan-kawannya. Dan anda tak keliru. Karakter beruang kesayangan kita masih diisikan suaranya oleh Jim Cummings yang sudah menjadi Pooh sejak tahun 1997.
Saat saya bilang "kawan-kawannya", tentu saja mereka adalah Tigger (Chris O'Dowd), Eeyore (Brad Garrett), Owl (Toby Jones), Piglet (Nick Mohammed), Rabbit (Peter Capaldi), dan Kanga (Sophie Okonedo). Dan kita bisa melihat mereka semua di trailer ini.
Disutradarai oleh Marc Forster (Finding Neverland, World War Z), film ini direncanakan tayang pada 3 Agustus. Berikut trailernya. ■UP
Boleh jadi saya akan mendapatkan salah satu film terbaik Carrey. Lalu saya dibuat syok akan betapa nihilistik, pahit, dan sok rumitnya film ini.
“Perception is reality.” — Kozlov
Rating UP: Kita lebih mengenal Jim Carrey sebagai komedian, tapi dalam sekali-dua kali kesempatan, ia adalah aktor serius. Bukan baru-baru ini saja ia mencoba hal tersebut. Kita pernah melihatnya dalam The Truman Show dan Eternal Sunshine for the Spotless Mind. Namun agaknya anda akan syok menyaksikannya dalam Dark Crimes. Perannya sangat pahit dan suram. Iya, bahkan melebihi saat ia di film The Number 23. Berjenggot tebal dengan kepala nyaris botak, Carrey bermain sebagai seorang detektif yang minim ngomong dan serius setengah mati.
Namun bukan itu saja alasan anda akan dibuat syok. Sebelum dimulai, film sudah dibuka dengan bagian credit yang menampilkan potongan adegan vulgar dan brutal. Wanita-wanita telanjang diarak merangkak dengan memakai tali pengekang anjing. Di lain kesempatan, mereka digantung ke langit-langit sementara tangan mereka diikat. Di sekeliling mereka, ada belasan oom-oom berjas dengan tampang sange. Ada apa ini? Semua penuh misteri. Sialan, pikir saya, boleh jadi saya akan mendapatkan salah satu film terbaik Carrey.
Lalu saya dibuat syok akan betapa nihilistik, pahit, dan sok rumitnya film ini.
Carrey bermain sebagai Tadek, detektif Polandia yang memancarkan aura depresif dan kesepian. Jabatannya baru saja diturunkan ke bagian administrasi gara-gara membuat masalah di penyidikan sebelumnya. Karena sebentar lagi pensiun, Tadek disarankan oleh teman-temannya untuk anteng-anteng saja dengan pekerjaan barunya. Namun ia merasa perlu untuk menyelesaikan sebuah kasus pelik yang sudah dibungkus oleh kepolisian Polandia karena minimnya alat bukti. Kasus tersebut adalah pembunuhan seorang pria paruh baya yang menjadi langganan sebuah klub misterius bernama "The Cage".
Dan klub ini adalah klub laknat yang aktivitasnya kita lihat di awal film.
Tadek yakin ia baru saja mendapatkan tersangkanya, yaitu seorang novelis bernama Kozlov (Marton Csokas). Alasannya, novel terbaru karya Kozlov bercerita tentang sebuah kasus pembunuhan yang anehnya sangat mirip dengan kasus yang tengah diselidiki Tadek. Deskripsi pembunuhan fiktif di novel Kozlov berisi detail dari kasus tersebut yang hanya diketahui oleh polisi (dan tentu saja pelaku). Ketika ditanya oleh wartawan apakah beberapa kesadisan dalam novel tersebut terinspirasi dari kisah nyata, Kozlov malah menjawab dengan provokatif, "Mungkin iya, mungkin tidak."
Namun orang tak bisa ditangkap begitu saja gara-gara tulisannya, apalagi kalau cuma fiksi. Cerita ini terdengar seperti cerita yang hanya masuk akal terjadi dalam novel atau film. Yang lebih membuat syok, cerita ini benar-benar terjadi di dunia nyata. Pada tahun 2007, seorang novelis Polandia bernama Kryztian Bala ditahan atas tuduhan pembunuhan berencana. Bala ditangkap oleh detektif Jacek Wroblewski yang mendapat petunjuk dari novel yang ditulis Bala. Novel ini menggunakan sudut pandang pertama, dimana karakter "Aku"-nya yang bernama Chris adalah seorang sadis yang suka mengumbar kata-kata jorok dan tak respek sama sekali dengan orang lain. Mengejutkan bagaimana Kryztian yang disebut teman-temannya sebagai orang yang kalem malah menulis novel sebrutal itu. Memang seperti pameo klasik: truth is stranger than fiction.
Kasus ini dirangkum secara komprehensif oleh David Grann, wartawan The New Yorker yang artikelnya "The Lost City of Z" juga telah difilmkan. Artikel berjudul "True Crime: A Postmodern Murder Mystery" tersebut bergaya cerpen, ditulis secara investigatif dengan berisi berbagai detil yang membuat kita serasa terlibat dalam proses penyelidikan. Ini jauuuuuh lebih menarik dan lebih sinematis daripada filmnya sendiri; bahkan punya stinger di bagian akhir (anda bisa membacanya disini). Seolah kisah nyatanya belum cukup menggigit, Jeremy Brock memberi banyak tambahan di skripnya sehingga lebih pelik sampai melewati batas kelogisan, bahkan untuk ukuran film. Motif karakter menjadi tak jelas, seolah hanya bertindak sebagai pembuat syok. Tadek suka memutar versi suara dari novel Kozlov (yang ngomong-ngomong berisi sadisme dan kata-kata jorok) saat makan bersama istrinya. Yah dengan melihat ini sih, wajar kalau rumah tangga Tadek bermasalah.
Ada momen dimana nanti Tadek harus keluar dari jalur otoritasnya hingga melakukan beberapa tindakan yang bisa dibilang kriminal untuk membuktikan bahwa Kozlov bersalah. Kunjungannya terhadap pacar Kozlov, Kasia (Charlotte Gainsbourg) malah berakhir dalam sebuah scene yang begitu absurd, saya tak percaya baru saja menyaksikannya. Bagian ini membunuh standar moral apa pun yang terdapat pada semua karakternya, sehingga anda menyadari betapa rendah visi yang disajikan oleh pembuatnya.
Film ini digarap dengan baik. Sutradara Alexandros Avranas tahu cara menyuguhkan atmosfer yang pas untuk materi ceritanya. Jim Carrey juga sepertinya berkomitmen sekali dengan perannya. Sedari awal, ia sudah tampil dengan begitu baik, kita tak perlu meragukan apakah ia sudah merangkul betul perannya sebagai detektif yang depresif tapi juga obsesif; bahkan saat berbicara bahasa Inggris dengan aksen Polandia yang aneh tak terasa mendistraksi. Keduanya cuma perlu materi yang lebih baik. Dan tak sepahit ini. ■UP
John Cheng, David Gerson, Simon Horsman, Brett Ratner, Jeffrey Soros
Michal Englert
Richard Patrick, Tobias Enhus
Boleh jadi saya akan mendapatkan salah satu film terbaik Carrey. Lalu saya dibuat syok akan betapa nihilistik, pahit, dan sok rumitnya film ini.
“Perception is reality.” — Kozlov
Rating UP: Kita lebih mengenal Jim Carrey sebagai komedian, tapi dalam sekali-dua kali kesempatan, ia adalah aktor serius. Bukan baru-baru ini saja ia mencoba hal tersebut. Kita pernah melihatnya dalam The Truman Show dan Eternal Sunshine for the Spotless Mind. Namun agaknya anda akan syok menyaksikannya dalam Dark Crimes. Perannya sangat pahit dan suram. Iya, bahkan melebihi saat ia di film The Number 23. Berjenggot tebal dengan kepala nyaris botak, Carrey bermain sebagai seorang detektif yang minim ngomong dan serius setengah mati.
Namun bukan itu saja alasan anda akan dibuat syok. Sebelum dimulai, film sudah dibuka dengan bagian credit yang menampilkan potongan adegan vulgar dan brutal. Wanita-wanita telanjang diarak merangkak dengan memakai tali pengekang anjing. Di lain kesempatan, mereka digantung ke langit-langit sementara tangan mereka diikat. Di sekeliling mereka, ada belasan oom-oom berjas dengan tampang sange. Ada apa ini? Semua penuh misteri. Sialan, pikir saya, boleh jadi saya akan mendapatkan salah satu film terbaik Carrey.
Lalu saya dibuat syok akan betapa nihilistik, pahit, dan sok rumitnya film ini.
Carrey bermain sebagai Tadek, detektif Polandia yang memancarkan aura depresif dan kesepian. Jabatannya baru saja diturunkan ke bagian administrasi gara-gara membuat masalah di penyidikan sebelumnya. Karena sebentar lagi pensiun, Tadek disarankan oleh teman-temannya untuk anteng-anteng saja dengan pekerjaan barunya. Namun ia merasa perlu untuk menyelesaikan sebuah kasus pelik yang sudah dibungkus oleh kepolisian Polandia karena minimnya alat bukti. Kasus tersebut adalah pembunuhan seorang pria paruh baya yang menjadi langganan sebuah klub misterius bernama "The Cage".
Dan klub ini adalah klub laknat yang aktivitasnya kita lihat di awal film.
Tadek yakin ia baru saja mendapatkan tersangkanya, yaitu seorang novelis bernama Kozlov (Marton Csokas). Alasannya, novel terbaru karya Kozlov bercerita tentang sebuah kasus pembunuhan yang anehnya sangat mirip dengan kasus yang tengah diselidiki Tadek. Deskripsi pembunuhan fiktif di novel Kozlov berisi detail dari kasus tersebut yang hanya diketahui oleh polisi (dan tentu saja pelaku). Ketika ditanya oleh wartawan apakah beberapa kesadisan dalam novel tersebut terinspirasi dari kisah nyata, Kozlov malah menjawab dengan provokatif, "Mungkin iya, mungkin tidak."
Namun orang tak bisa ditangkap begitu saja gara-gara tulisannya, apalagi kalau cuma fiksi. Cerita ini terdengar seperti cerita yang hanya masuk akal terjadi dalam novel atau film. Yang lebih membuat syok, cerita ini benar-benar terjadi di dunia nyata. Pada tahun 2007, seorang novelis Polandia bernama Kryztian Bala ditahan atas tuduhan pembunuhan berencana. Bala ditangkap oleh detektif Jacek Wroblewski yang mendapat petunjuk dari novel yang ditulis Bala. Novel ini menggunakan sudut pandang pertama, dimana karakter "Aku"-nya yang bernama Chris adalah seorang sadis yang suka mengumbar kata-kata jorok dan tak respek sama sekali dengan orang lain. Mengejutkan bagaimana Kryztian yang disebut teman-temannya sebagai orang yang kalem malah menulis novel sebrutal itu. Memang seperti pameo klasik: truth is stranger than fiction.
Kasus ini dirangkum secara komprehensif oleh David Grann, wartawan The New Yorker yang artikelnya "The Lost City of Z" juga telah difilmkan. Artikel berjudul "True Crime: A Postmodern Murder Mystery" tersebut bergaya cerpen, ditulis secara investigatif dengan berisi berbagai detil yang membuat kita serasa terlibat dalam proses penyelidikan. Ini jauuuuuh lebih menarik dan lebih sinematis daripada filmnya sendiri; bahkan punya stinger di bagian akhir (anda bisa membacanya disini). Seolah kisah nyatanya belum cukup menggigit, Jeremy Brock memberi banyak tambahan di skripnya sehingga lebih pelik sampai melewati batas kelogisan, bahkan untuk ukuran film. Motif karakter menjadi tak jelas, seolah hanya bertindak sebagai pembuat syok. Tadek suka memutar versi suara dari novel Kozlov (yang ngomong-ngomong berisi sadisme dan kata-kata jorok) saat makan bersama istrinya. Yah dengan melihat ini sih, wajar kalau rumah tangga Tadek bermasalah.
Ada momen dimana nanti Tadek harus keluar dari jalur otoritasnya hingga melakukan beberapa tindakan yang bisa dibilang kriminal untuk membuktikan bahwa Kozlov bersalah. Kunjungannya terhadap pacar Kozlov, Kasia (Charlotte Gainsbourg) malah berakhir dalam sebuah scene yang begitu absurd, saya tak percaya baru saja menyaksikannya. Bagian ini membunuh standar moral apa pun yang terdapat pada semua karakternya, sehingga anda menyadari betapa rendah visi yang disajikan oleh pembuatnya.
Film ini digarap dengan baik. Sutradara Alexandros Avranas tahu cara menyuguhkan atmosfer yang pas untuk materi ceritanya. Jim Carrey juga sepertinya berkomitmen sekali dengan perannya. Sedari awal, ia sudah tampil dengan begitu baik, kita tak perlu meragukan apakah ia sudah merangkul betul perannya sebagai detektif yang depresif tapi juga obsesif; bahkan saat berbicara bahasa Inggris dengan aksen Polandia yang aneh tak terasa mendistraksi. Keduanya cuma perlu materi yang lebih baik. Dan tak sepahit ini. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Setelah sekian lama menjadi rumor, Lucasfilm akhirnya resmi mengembangkan proyek film solo Boba Fett dengan melibatkan sutradara ‘Logan’, James Mangold.
Kabar yang menarik baru saja datang dari saga Star Wars. Setelah sekian lama menjadi rumor, Lucasfilm akhirnya resmi mengembangkan proyek film solo Boba Fett, yang di masa lalu diketahui sebagai proyek spin-off rahasia yang sempat melibatkan sutradara Josh Trank (Fantastic Four). Kabar yang dilansir THR ini pun semakin membuat fans Star Wars girang, karena yang bertugas menulis dan menyutradarai film Boba Fett adalah James Mangold, yang baru saja menutup kisah Wolverine dengan impresif di Logan.
Menjadi salah satu karakter populer di saga Star Wars, Boba Fett sendiri merupakan prajurit bayaran tangguh yang debut di Empire Strikes Back. Karakter tanpa dialog ini kembali tampil di Return of the Jedi, dimana ia menangkap Han Solo untuk diserahkan pada alien gangster Jabba the Hutt. Asal-usul Boba Fett pun sempat disinggung dalam Attack of the Clonesyang notabene seri kedua di trilogi prekuel Star Wars. Aksi Boba Fett kemudian disorot lewat beragam komik, serial animasi hingga video game yang berhubungan dengan franchise Star Wars.
Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa Simon Kinberg – produser Logan serta film-filmX-Men– mengembangkan proyek film berbasis karakter Boba Fett. Kini sumber THR menyebut, Mangold akan menulis skrip film Boba Fett bersama Kinberg, dan di saat bersamaan Kinberg juga mengemban tugas sebagai produser. Selebihnya, belum ada keterangan lebih lanjut perihal jadwal produksi spin-off Boba Fett, tanggal rilis maupun plot cerita filmnya. Namun ada satu rumor yang pernah mengklaim, film ini akan menyoroti aksi sekelompok pembunuh bayaran yang menjalankan misi berbahaya.
Dikenal lewatWalk the Line, Knight and Daydan 3:10 to Yuma, Mangold berhasil membuat film superhero makin diperhitungkan melalui Logan. Bagaimana tidak, film terakhir Wolverine yang ditulis dan disutradarai Mangold ini menyabet nominasi Oscar untuk kategori Best Adapted Screenplay. Saat ini, Mangold sedang bersiap menggarap film terbarunya tentang drama persaingan Ford vs Ferrari, yang akan mulai syuting musim panas 2018.
Setelah sekian lama menjadi rumor, Lucasfilm akhirnya resmi mengembangkan proyek film solo Boba Fett dengan melibatkan sutradara ‘Logan’, James Mangold.
Kabar yang menarik baru saja datang dari saga Star Wars. Setelah sekian lama menjadi rumor, Lucasfilm akhirnya resmi mengembangkan proyek film solo Boba Fett, yang di masa lalu diketahui sebagai proyek spin-off rahasia yang sempat melibatkan sutradara Josh Trank (Fantastic Four). Kabar yang dilansir THR ini pun semakin membuat fans Star Wars girang, karena yang bertugas menulis dan menyutradarai film Boba Fett adalah James Mangold, yang baru saja menutup kisah Wolverine dengan impresif di Logan.
Menjadi salah satu karakter populer di saga Star Wars, Boba Fett sendiri merupakan prajurit bayaran tangguh yang debut di Empire Strikes Back. Karakter tanpa dialog ini kembali tampil di Return of the Jedi, dimana ia menangkap Han Solo untuk diserahkan pada alien gangster Jabba the Hutt. Asal-usul Boba Fett pun sempat disinggung dalam Attack of the Clonesyang notabene seri kedua di trilogi prekuel Star Wars. Aksi Boba Fett kemudian disorot lewat beragam komik, serial animasi hingga video game yang berhubungan dengan franchise Star Wars.
Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa Simon Kinberg – produser Logan serta film-filmX-Men– mengembangkan proyek film berbasis karakter Boba Fett. Kini sumber THR menyebut, Mangold akan menulis skrip film Boba Fett bersama Kinberg, dan di saat bersamaan Kinberg juga mengemban tugas sebagai produser. Selebihnya, belum ada keterangan lebih lanjut perihal jadwal produksi spin-off Boba Fett, tanggal rilis maupun plot cerita filmnya. Namun ada satu rumor yang pernah mengklaim, film ini akan menyoroti aksi sekelompok pembunuh bayaran yang menjalankan misi berbahaya.
Dikenal lewatWalk the Line, Knight and Daydan 3:10 to Yuma, Mangold berhasil membuat film superhero makin diperhitungkan melalui Logan. Bagaimana tidak, film terakhir Wolverine yang ditulis dan disutradarai Mangold ini menyabet nominasi Oscar untuk kategori Best Adapted Screenplay. Saat ini, Mangold sedang bersiap menggarap film terbarunya tentang drama persaingan Ford vs Ferrari, yang akan mulai syuting musim panas 2018.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Kurang dari setahun jelang perilisan filmnya, Disney mengungkap detail cerita live-action ‘Dumbo’ dalam bentuk sinopsis.
Kurang dari setahun jelang perilisan filmnya, Disney mengungkap detail cerita live-action Dumbo dalam bentuk sinopsis. Berbeda dengan film pendahulunya (1941) yang berfokus pada sang gajah terbang, live-action ini mengusung karakter utama manusia bernama Holt. Di bawah arahan sutradara Tim Burton yang terkenal dengan gaya visual khasnya, peran Holt sendiri dipercayakan pada Colin Farrell. Selain Farrell, daftar pemain Dumbo juga diisi nama-nama kawakan lain seperti Danny Devito, Eva Green, Alan Arkin dan aktor Batman pilihan Burton, Michael Keaton.
Berdasarkan sinopsis resminya, Dumbo mengisahkan Holt yang dulunya adalah bintang sirkus. Holt kemudian terjun ke medan perang, dan hal tersebut mengubah kepribadiannya secara drastis setelah ia kembali menjalani hidup normal. Pemilik sirkus, Max Medici (Devito), akhirnya mempekerjakan Holt sebagai perawat Dumbo, gajah kecil bertelinga super besar yang menjadi bahan ejekan di sirkus receh Medici. Namun ketika anak Holt mengetahui Dumbo bisa terbang, pengusaha V.A. Vandevere (Keaton) dan pemain sirkus akrobatik Colette Merchant (Green) datang dan berambisi menjadikan Dumbo bintang besar.
Jika dicermati, sinopsis ini mensinyalkan cerita film live-action Dumbo diambil dari perspektif yang berbeda. Jika di versi film animasinya Dumbo baru ketahuan bisa terbang menjelang akhir film, maka di live-action ini tampaknya kemampuan ajaib Dumbo justru terungkap di awal film, dan petualangan sang gajah baru benar-benar dimulai setelah ia menunjukkan bahwa ia bisa terbang. Karena live-action ini menceritakan kejadian pasca kemampuan Dumbo terungkap, sebagian pihak pun menganggap film ini adalah sekuel dari film animasi klasiknya. Namun nyatanya studio menyebut live-action ini adalah reboot untuk kisah Dumbo.
Rencananya film live-action Dumbo akan dirilis 29 Maret 2019.
Kurang dari setahun jelang perilisan filmnya, Disney mengungkap detail cerita live-action ‘Dumbo’ dalam bentuk sinopsis.
Kurang dari setahun jelang perilisan filmnya, Disney mengungkap detail cerita live-action Dumbo dalam bentuk sinopsis. Berbeda dengan film pendahulunya (1941) yang berfokus pada sang gajah terbang, live-action ini mengusung karakter utama manusia bernama Holt. Di bawah arahan sutradara Tim Burton yang terkenal dengan gaya visual khasnya, peran Holt sendiri dipercayakan pada Colin Farrell. Selain Farrell, daftar pemain Dumbo juga diisi nama-nama kawakan lain seperti Danny Devito, Eva Green, Alan Arkin dan aktor Batman pilihan Burton, Michael Keaton.
Berdasarkan sinopsis resminya, Dumbo mengisahkan Holt yang dulunya adalah bintang sirkus. Holt kemudian terjun ke medan perang, dan hal tersebut mengubah kepribadiannya secara drastis setelah ia kembali menjalani hidup normal. Pemilik sirkus, Max Medici (Devito), akhirnya mempekerjakan Holt sebagai perawat Dumbo, gajah kecil bertelinga super besar yang menjadi bahan ejekan di sirkus receh Medici. Namun ketika anak Holt mengetahui Dumbo bisa terbang, pengusaha V.A. Vandevere (Keaton) dan pemain sirkus akrobatik Colette Merchant (Green) datang dan berambisi menjadikan Dumbo bintang besar.
Jika dicermati, sinopsis ini mensinyalkan cerita film live-action Dumbo diambil dari perspektif yang berbeda. Jika di versi film animasinya Dumbo baru ketahuan bisa terbang menjelang akhir film, maka di live-action ini tampaknya kemampuan ajaib Dumbo justru terungkap di awal film, dan petualangan sang gajah baru benar-benar dimulai setelah ia menunjukkan bahwa ia bisa terbang. Karena live-action ini menceritakan kejadian pasca kemampuan Dumbo terungkap, sebagian pihak pun menganggap film ini adalah sekuel dari film animasi klasiknya. Namun nyatanya studio menyebut live-action ini adalah reboot untuk kisah Dumbo.
Rencananya film live-action Dumbo akan dirilis 29 Maret 2019.
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Trivia, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Tahukah anda bahwa pemilihan pemeran Han Solo kabarnya adalah proses casting terbesar dan terlama sejak pemilihan Christian Grey-nya 'Fifty Shades of Grey'? Itu dan berbagai trivia lain mengenai 'Solo: A Star Wars Story' dapat anda temukan disini.
Terkadang cerita di belakang layar tak kalah seru dari apa yang kita saksikan di layar. Oleh karena itu, hadirlah rubrik santai & gak penting 'Trivia Time' untuk memuaskan dahaga anda akan fakta-fakta menarik mengenai produksi sebuah film. Ini bisa menambah wawasan sekaligus mengisi waktu luang anda. Dan (yang paling penting) bisa dipakai buat pamer ke teman-teman. Ayo buat mereka terjungkal dengan khazanah perfilman anda!
Sebelum menjual Lucasfilm kepada Disney, George Lucas sudah berniat untuk membuat film tentang Han Solo muda. Namun penjualan tersebut mengakibatkan Lucas tak bisa banyak campur tangan lagi dalam filmnya.
Han Solo awalnya direncanakan tampil di "Battle of Kashyyyk" dalam Star Wars: Episode III - Revenge of the Sith. Masih berumur 10 tahun, Han adalah seorang anak yatim piatu yang dibesarkan oleh Chewbacca. Ia kemudian membantu Obi-Wan Kenobi untuk menemukan Jenderal Grevious. Cerita ini sekarang hanya tinggal sebagai trivia belaka, karena ternyata latar belakang Han sama sekali berbeda di Solo: A Star Wars Story.
Solo: A Star Wars Story mengambil waktu kira-kira sepuluh tahun sebelum peristiwa dalam Star Wars: Episode IV - A New Hope.
Di film ini, umur Han Solo diperkirakan antara 18 sampai 24 tahun. Sementara umur asli pemerannya, Alden Ehrenreich saat syuting berlangsung adalah 28 tahun.
Terungkap sudah misteri itu: Han shoots first. Alasannya ada di film.
Film ini adalah film antologi Star Wars kedua, menyusul Rogue One: A Star Wars Story. Harusnya sih ketiga, tapi film (yang seharusnya) kedua adalah film mengenai Boba Fett. Dan kita semua tahu bagaimana sutradaranya, Josh Trank yang dipecat dengan sensasional gara-gara perilakunya yang tak menyenangkan di lokasi syuting.
Film Solo awalnya disutradarai oleh Phil Lord & Christopher Miller. Namun dikarenakan perbedaan visi antara keduanya dengan produser (Kathleen Kennedy) dan penulis skrip (Lawrence Kasdan), maka mereka dipecat (atau mengundurkan diri—entahlah). Duo ini ingin keluar dari skrip, membuat film yang lebih ringan dan komedik dibanding rancangan awal. Tak lama setelah itu, Ron Howard direkrut untuk membereskannya. Ironisnya, Kasdan lah yang dulu mengusulkan nama Lord & Miller.
Menariknya, dulu Miller pernah magang di ILM (rumah produksi efek spesial milik Lucasfilm), bahkan tampil sebagai stormtrooper pada syuting tambahan dalam rangka rilis ulang Star Wars: Episode V - The Empire Strikes Back di tahun 1997.
Ini bukan pertama kalinya Lord & Miller menyutradarai film yang menampilkan Han Solo. Hayoo tebak, filmnya apa? Yap, Han juga pernah nongol di The Lego Movie.
Saat ditinggalkan Lord & Miller, proses principal photography sudah hampir kelar. Artinya, rangka utama film telah rampung. Produk akhirnya yang melenceng jauh dari selera produser mengharuskan filmnya nyaris dirombak total. Untuk itu, lebih dari 80% film harus disyuting ulang oleh Howard.
Sudah kenal dengan George Lucas sejak American Graffiti, Ron Howard dulu pernah ditawari untuk menyutradarai Star Wars: Episode I - The Phantom Menace. Namun ia menolak karena menilai proyek ini "terlalu menakutkan".
Karena keduanya adalah teman dekat, Lucas sempat mengunjungi lokasi syuting. Tak bermaksud menyela, Lucas tak sengaja menyelutuk mengenai bagaimana Han seharusnya bersikap di satu situasi. Howard menyimak dan memutuskan untuk memasukkan saran Howard ke dalam film.
Dengan direkrutnya Howard, film ini menjadi film Star Wars pertama yang digarap oleh sutradara pemenang Oscar, yaitu untuk A Beautiful Mind (2001).
Lord & Miller memutuskan untuk tak menerima kredit sebagai sutradara, alih-alih hanya sebagai produser eksekutif saja.
Pemilihan pemeran Han Solo kabarnya adalah proses casting terbesar dan terlama sejak pemilihan Christian Grey-nya Fifty Shades of Grey.
Tak kurang dari dua lusin aktor yang diaudisi untuk peran Han Solo. Mereka adalah Dave Franco, Aaron Taylor-Johnson, Miles Teller, Nick Robinson, Leo Howard, Tony Oller, Chandler Riggs, Hunter Parrish, Rami Malek, Landon Liboiron, Ed Westwick, Tom Felton, Joshua Sasse, Logan Lerman, Ansel Elgort, Jack Reynor, Colton Haynes, Max Theriot, Scott Eastwood, Chris Pratt, Emory Cohen, Taron Egerton, Jack O'Connell, Blake Jenner, dan tentu saja, Alden Ehrenreich. Sebelum akhirnya jatuh pada Ehrenreich, aktor yang menjadi sempat menjadi finalis adalah Teller, Elgort, Franco, Reynor, Eastwood, Lerman, Cohen, Egerton, O'Connell, dan Jenner.
Yang memilih Ehrenreich adalah Lord & Miller. "Cowok pertama yang kami lihat adalah yang terbaik untuk peran ini," kata mereka. Ehrenreich adalah aktor yang pertama kali menjalani audisi.
Merupakan film Star Wars pertama dimana Chewbacca tidak diperankan oleh Peter Mayhew. Disini, ia digantikan oleh Joonas Suotamo. Tapi ini bukan kali pertama Suotamo memerankan Chewbacca. Ia sudah melakukannya di Star Wars: The Force Awakens dan Star Wars: The Last Jedi sebagai cadangan bagi Mayhew saat nyeri lututnya kambuh.
Merupakan film Star Wars pertama yang tidak menampilkan duo droid ikonik: R2-D2 dan C-3PO. Lha di Rogue One? Mereka tampil sebentar di bagian akhir.
Michael B. Jordan sempat dipertimbangkan untuk memerankan karakter Lando Calrissian. Begitu juga dengan O'Shea Jackson Jr. dan Yahya Abdul-Mateen II yang sempat ikut audisi. Seperti kita ketahui, peran ini kemudian jatuh kepada Donald Glover.
Sebelum menjadi milik Emilia Clarke, kandidat pemeran Qi'ra diantaranya Tessa Thompson, Naomi Scott, Zoe Kravitz, Kiersey Clemons, dan Jessica Henwick.
Woody Harrelson mengalahkan sang Batman, Christian Bale untuk memerankan karakter Tobias Beckett.
Awalnya karakter antagonisnya adalah alien CGI yang diperankan oleh Michael Kenneth Williams. Rupanya semacam manusia setengah singa, kata Williams. Oleh karena film ini disyuting ulang, ia harus ikut mengulang perannya juga. Namun konflik jadwal membuatnya tak bisa hadir, sehingga peran tersebut akhirnya jatuh kepada Paul Bettany.
Solo adalah film Star Wars keempat yang ditulis Lawrence Kasdan, setelah Star Wars: Episode V - The Empire Strikes Back (1980), Star Wars: Episode VI - Return of the Jedi (1983), dan Star Wars: The Force Awakens (2015). Film ini kabarnya juga akan menjadi kali terakhir ia terlibat dalam film Star Wars.
Beberapa karakter poster untuk film ini disinyalir sebagai hasil plagiat. Seniman Prancis, Hachim Bahous mengklaim bahwa poster-poster tersebut sangat mirip dengan kaver album yang didesainnya untuk Sony Music Prancis. Disney menyatakan bahwa poster diproduksi oleh vendor dari luar dan mereka akan menyelidiki kasus ini.
Dengan bujet produksi yang membengkak mencapai $250 juta, film ini diprediksi harus memperoleh pendapatan setidaknya $500 juta agar bisa balik modal.
Di Amerika, film ini dirilis bertepatan dengan ulang tahun film pertama Star Wars, A New Hope yaitu pada tanggal 25 Mei. ■UP
Tahukah anda bahwa pemilihan pemeran Han Solo kabarnya adalah proses casting terbesar dan terlama sejak pemilihan Christian Grey-nya 'Fifty Shades of Grey'? Itu dan berbagai trivia lain mengenai 'Solo: A Star Wars Story' dapat anda temukan disini.
Terkadang cerita di belakang layar tak kalah seru dari apa yang kita saksikan di layar. Oleh karena itu, hadirlah rubrik santai & gak penting 'Trivia Time' untuk memuaskan dahaga anda akan fakta-fakta menarik mengenai produksi sebuah film. Ini bisa menambah wawasan sekaligus mengisi waktu luang anda. Dan (yang paling penting) bisa dipakai buat pamer ke teman-teman. Ayo buat mereka terjungkal dengan khazanah perfilman anda!
Sebelum menjual Lucasfilm kepada Disney, George Lucas sudah berniat untuk membuat film tentang Han Solo muda. Namun penjualan tersebut mengakibatkan Lucas tak bisa banyak campur tangan lagi dalam filmnya.
Han Solo awalnya direncanakan tampil di "Battle of Kashyyyk" dalam Star Wars: Episode III - Revenge of the Sith. Masih berumur 10 tahun, Han adalah seorang anak yatim piatu yang dibesarkan oleh Chewbacca. Ia kemudian membantu Obi-Wan Kenobi untuk menemukan Jenderal Grevious. Cerita ini sekarang hanya tinggal sebagai trivia belaka, karena ternyata latar belakang Han sama sekali berbeda di Solo: A Star Wars Story.
Solo: A Star Wars Story mengambil waktu kira-kira sepuluh tahun sebelum peristiwa dalam Star Wars: Episode IV - A New Hope.
Di film ini, umur Han Solo diperkirakan antara 18 sampai 24 tahun. Sementara umur asli pemerannya, Alden Ehrenreich saat syuting berlangsung adalah 28 tahun.
Terungkap sudah misteri itu: Han shoots first. Alasannya ada di film.
Film ini adalah film antologi Star Wars kedua, menyusul Rogue One: A Star Wars Story. Harusnya sih ketiga, tapi film (yang seharusnya) kedua adalah film mengenai Boba Fett. Dan kita semua tahu bagaimana sutradaranya, Josh Trank yang dipecat dengan sensasional gara-gara perilakunya yang tak menyenangkan di lokasi syuting.
Film Solo awalnya disutradarai oleh Phil Lord & Christopher Miller. Namun dikarenakan perbedaan visi antara keduanya dengan produser (Kathleen Kennedy) dan penulis skrip (Lawrence Kasdan), maka mereka dipecat (atau mengundurkan diri—entahlah). Duo ini ingin keluar dari skrip, membuat film yang lebih ringan dan komedik dibanding rancangan awal. Tak lama setelah itu, Ron Howard direkrut untuk membereskannya. Ironisnya, Kasdan lah yang dulu mengusulkan nama Lord & Miller.
Menariknya, dulu Miller pernah magang di ILM (rumah produksi efek spesial milik Lucasfilm), bahkan tampil sebagai stormtrooper pada syuting tambahan dalam rangka rilis ulang Star Wars: Episode V - The Empire Strikes Back di tahun 1997.
Ini bukan pertama kalinya Lord & Miller menyutradarai film yang menampilkan Han Solo. Hayoo tebak, filmnya apa? Yap, Han juga pernah nongol di The Lego Movie.
Saat ditinggalkan Lord & Miller, proses principal photography sudah hampir kelar. Artinya, rangka utama film telah rampung. Produk akhirnya yang melenceng jauh dari selera produser mengharuskan filmnya nyaris dirombak total. Untuk itu, lebih dari 80% film harus disyuting ulang oleh Howard.
Sudah kenal dengan George Lucas sejak American Graffiti, Ron Howard dulu pernah ditawari untuk menyutradarai Star Wars: Episode I - The Phantom Menace. Namun ia menolak karena menilai proyek ini "terlalu menakutkan".
Karena keduanya adalah teman dekat, Lucas sempat mengunjungi lokasi syuting. Tak bermaksud menyela, Lucas tak sengaja menyelutuk mengenai bagaimana Han seharusnya bersikap di satu situasi. Howard menyimak dan memutuskan untuk memasukkan saran Howard ke dalam film.
Dengan direkrutnya Howard, film ini menjadi film Star Wars pertama yang digarap oleh sutradara pemenang Oscar, yaitu untuk A Beautiful Mind (2001).
Lord & Miller memutuskan untuk tak menerima kredit sebagai sutradara, alih-alih hanya sebagai produser eksekutif saja.
Pemilihan pemeran Han Solo kabarnya adalah proses casting terbesar dan terlama sejak pemilihan Christian Grey-nya Fifty Shades of Grey.
Tak kurang dari dua lusin aktor yang diaudisi untuk peran Han Solo. Mereka adalah Dave Franco, Aaron Taylor-Johnson, Miles Teller, Nick Robinson, Leo Howard, Tony Oller, Chandler Riggs, Hunter Parrish, Rami Malek, Landon Liboiron, Ed Westwick, Tom Felton, Joshua Sasse, Logan Lerman, Ansel Elgort, Jack Reynor, Colton Haynes, Max Theriot, Scott Eastwood, Chris Pratt, Emory Cohen, Taron Egerton, Jack O'Connell, Blake Jenner, dan tentu saja, Alden Ehrenreich. Sebelum akhirnya jatuh pada Ehrenreich, aktor yang menjadi sempat menjadi finalis adalah Teller, Elgort, Franco, Reynor, Eastwood, Lerman, Cohen, Egerton, O'Connell, dan Jenner.
Yang memilih Ehrenreich adalah Lord & Miller. "Cowok pertama yang kami lihat adalah yang terbaik untuk peran ini," kata mereka. Ehrenreich adalah aktor yang pertama kali menjalani audisi.
Merupakan film Star Wars pertama dimana Chewbacca tidak diperankan oleh Peter Mayhew. Disini, ia digantikan oleh Joonas Suotamo. Tapi ini bukan kali pertama Suotamo memerankan Chewbacca. Ia sudah melakukannya di Star Wars: The Force Awakens dan Star Wars: The Last Jedi sebagai cadangan bagi Mayhew saat nyeri lututnya kambuh.
Merupakan film Star Wars pertama yang tidak menampilkan duo droid ikonik: R2-D2 dan C-3PO. Lha di Rogue One? Mereka tampil sebentar di bagian akhir.
Michael B. Jordan sempat dipertimbangkan untuk memerankan karakter Lando Calrissian. Begitu juga dengan O'Shea Jackson Jr. dan Yahya Abdul-Mateen II yang sempat ikut audisi. Seperti kita ketahui, peran ini kemudian jatuh kepada Donald Glover.
Sebelum menjadi milik Emilia Clarke, kandidat pemeran Qi'ra diantaranya Tessa Thompson, Naomi Scott, Zoe Kravitz, Kiersey Clemons, dan Jessica Henwick.
Woody Harrelson mengalahkan sang Batman, Christian Bale untuk memerankan karakter Tobias Beckett.
Awalnya karakter antagonisnya adalah alien CGI yang diperankan oleh Michael Kenneth Williams. Rupanya semacam manusia setengah singa, kata Williams. Oleh karena film ini disyuting ulang, ia harus ikut mengulang perannya juga. Namun konflik jadwal membuatnya tak bisa hadir, sehingga peran tersebut akhirnya jatuh kepada Paul Bettany.
Solo adalah film Star Wars keempat yang ditulis Lawrence Kasdan, setelah Star Wars: Episode V - The Empire Strikes Back (1980), Star Wars: Episode VI - Return of the Jedi (1983), dan Star Wars: The Force Awakens (2015). Film ini kabarnya juga akan menjadi kali terakhir ia terlibat dalam film Star Wars.
Beberapa karakter poster untuk film ini disinyalir sebagai hasil plagiat. Seniman Prancis, Hachim Bahous mengklaim bahwa poster-poster tersebut sangat mirip dengan kaver album yang didesainnya untuk Sony Music Prancis. Disney menyatakan bahwa poster diproduksi oleh vendor dari luar dan mereka akan menyelidiki kasus ini.
Dengan bujet produksi yang membengkak mencapai $250 juta, film ini diprediksi harus memperoleh pendapatan setidaknya $500 juta agar bisa balik modal.
Di Amerika, film ini dirilis bertepatan dengan ulang tahun film pertama Star Wars, A New Hope yaitu pada tanggal 25 Mei. ■UP
- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul
, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Poster,
Artikel Trailer, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Dwayne "The Rock" Johnson harus menyelamatkan keluarganya dari kekacauan yang terjadi di gedung pencakar langit tertinggi di dunia.
Dwayne "The Rock" Johnson belakangan ini sedang onfire, dan Hollywood juga sedang onfire mengeksploitasi pesona bintangnya. Hanya dalam waktu delapan bulan saja, ia sudah membintangi tiga judul film. Dan ketiganya adalah blockbuster Hollywood dari tiga studio yang berbeda. Setelah Jumanji: Welcome to the Jungle, lalu tak lama berselang ada Rampage, sebentar lagi akan tayang Skyscraper.
Sedikit berbeda dari dua film sebelumnya yang cenderung berisi banyak lelucon, Skyscraper agaknya bakal lebih serius. Ditulis dan disutradarai oleh Rawson Marshall Thurber, film ini pada dasarnya terlihat seperti Die Hard yang digenjot steroid. Berikut sinopsis resminya:
Ikon global Dwayne Johnson memimpin para pemain 'Skyscraper'-nya Legendary {Pictures] sebagai mantan ketua FBI Hostage Rescue Team dan veteran perang AS, Will Ford, yang kini mengases keamanan gedung pencakar langit. Saat bertugas di China, dia menemukan gedung tertinggi dan teraman di dunia tiba-tiba terbakar, dan dia dijebak untuk itu. Menjadi buronan yang sedang dalam pelarian, Will harus menemukan mereka yang bertanggung jawab, membersihkan namanya dan bagaimanapun caranya menyelamatkan keluarganya yang terjebak di dalam gedung... di atas garis api.
Kendati demikian, mungkin film ini juga tak bakal serius-serius amat sih. Thurber biasanya menggarap film komedi, seperti Dodgeball dan We're the Millers. Sebelumnya, ia juga pernah berkolaborasi dengan Johnson dalam film aksi-komedi Central Intelligence. Lagipula, kapan ada sebuah film The Rock yang tak menggelikan?
Dari trailernya sendiri, film ini sudah tampak lebay (dan saya suka itu). Dinyatakan bahwa gedung yang dijaga karakter Johnson adalah "gedung tertinggi dan paling mutakhir di dunia... sebuah kota vertikal". Jumlah lantainya mencapai 244 lantai dan setiap ruangannya terlihat sangat megah.
Ketika kekacauan terjadi, Johnson harus bergelayutan di atas kabel, memanjat crane raksasa, dan melompat dari jendela, sementara gedung di bawahnya terbakar dengan hebat. Semua adegan ini sepertinya dibuat dengan CGI. Tapi saya tak bisa menyalahkan CGI yang dipakai untuk kaki Johnson...
Benar sekali, Johnson diceritakan kehilangan satu kaki dan harus memakai kaki prostetik. Situasinya ternyata lebih pelik daripada Bruce Willis di Die Hard. Namun, kaki prostetiknya bukan main, bisa menahan jepitan rolling door. Mungkinkah dilengkapi roket juga? Saya tak heran jika benar begitu; ini The Rock yang kita bicarakan. Yah, tapi mungkin tidak.
Ikut bermain Neve Campbell, Pablo Schreiber, Noah Taylor, Roland Møller, Chin Han, Byron Mann, Hannah Quinlivan, Jason Day, Byron Lawson, dan Elfina Luk.
Skyscraper direncanakan tayang pada 13 Juli. Berikut trailernya. ■UP
Dwayne "The Rock" Johnson harus menyelamatkan keluarganya dari kekacauan yang terjadi di gedung pencakar langit tertinggi di dunia.
Dwayne "The Rock" Johnson belakangan ini sedang onfire, dan Hollywood juga sedang onfire mengeksploitasi pesona bintangnya. Hanya dalam waktu delapan bulan saja, ia sudah membintangi tiga judul film. Dan ketiganya adalah blockbuster Hollywood dari tiga studio yang berbeda. Setelah Jumanji: Welcome to the Jungle, lalu tak lama berselang ada Rampage, sebentar lagi akan tayang Skyscraper.
Sedikit berbeda dari dua film sebelumnya yang cenderung berisi banyak lelucon, Skyscraper agaknya bakal lebih serius. Ditulis dan disutradarai oleh Rawson Marshall Thurber, film ini pada dasarnya terlihat seperti Die Hard yang digenjot steroid. Berikut sinopsis resminya:
Ikon global Dwayne Johnson memimpin para pemain 'Skyscraper'-nya Legendary {Pictures] sebagai mantan ketua FBI Hostage Rescue Team dan veteran perang AS, Will Ford, yang kini mengases keamanan gedung pencakar langit. Saat bertugas di China, dia menemukan gedung tertinggi dan teraman di dunia tiba-tiba terbakar, dan dia dijebak untuk itu. Menjadi buronan yang sedang dalam pelarian, Will harus menemukan mereka yang bertanggung jawab, membersihkan namanya dan bagaimanapun caranya menyelamatkan keluarganya yang terjebak di dalam gedung... di atas garis api.
Kendati demikian, mungkin film ini juga tak bakal serius-serius amat sih. Thurber biasanya menggarap film komedi, seperti Dodgeball dan We're the Millers. Sebelumnya, ia juga pernah berkolaborasi dengan Johnson dalam film aksi-komedi Central Intelligence. Lagipula, kapan ada sebuah film The Rock yang tak menggelikan?
Dari trailernya sendiri, film ini sudah tampak lebay (dan saya suka itu). Dinyatakan bahwa gedung yang dijaga karakter Johnson adalah "gedung tertinggi dan paling mutakhir di dunia... sebuah kota vertikal". Jumlah lantainya mencapai 244 lantai dan setiap ruangannya terlihat sangat megah.
Ketika kekacauan terjadi, Johnson harus bergelayutan di atas kabel, memanjat crane raksasa, dan melompat dari jendela, sementara gedung di bawahnya terbakar dengan hebat. Semua adegan ini sepertinya dibuat dengan CGI. Tapi saya tak bisa menyalahkan CGI yang dipakai untuk kaki Johnson...
Benar sekali, Johnson diceritakan kehilangan satu kaki dan harus memakai kaki prostetik. Situasinya ternyata lebih pelik daripada Bruce Willis di Die Hard. Namun, kaki prostetiknya bukan main, bisa menahan jepitan rolling door. Mungkinkah dilengkapi roket juga? Saya tak heran jika benar begitu; ini The Rock yang kita bicarakan. Yah, tapi mungkin tidak.
Ikut bermain Neve Campbell, Pablo Schreiber, Noah Taylor, Roland Møller, Chin Han, Byron Mann, Hannah Quinlivan, Jason Day, Byron Lawson, dan Elfina Luk.
Skyscraper direncanakan tayang pada 13 Juli. Berikut trailernya. ■UP
Petualangan lampau Han Solo ternyata tak segila yang ia bilang. Atau setidaknya begitulah yang kita dapatkan lewat 'Solo: A Star Wars Story'.
“I've got a good feeling about this.” — Han Solo
Rating UP: Di semesta yang penuh dengan berbagai alien eksotis dan manusia berkekuatan super, menakjubkan bagaimana Han Solo yang notabene cuma manusia biasa bisa mengambil peran penting di dalamnya. Apa pasal? Pribadinya yang karismatik? Atau petualangan gila yang (((ia bilang))) pernah ia lakukan? Apapun itu, Han terlalu keren sampai kita percaya saja semua yang diucapkannya.
Sekarang kita bisa melihat semuanya dengan mata kepala sendiri. Dan ternyata, petualangan lampaunya tak segila yang ia bilang. Atau setidaknya begitulah yang kita dapatkan lewat Solo: A Star Wars Story. Untuk ukuran karakter yang slenge'an dan berprinsip bodoamat, film ini sayangnya tak seberani itu. Ia bermain terlalu aman sehingga terasa datar. Cerita masa lalu Han Solo memang salah satu film yang tak penting dalam semesta Star Wars. Namun, ada begitu banyak film yang tak penting, dan tak semuanya juga inert dan tak seru keles.
Film ini lebih seperti pengejawantahan dari apa yang sudah kita dengar tentang Han dari Star Wars: Episode IV sampai Episode VII. Ia tak menawarkan sesuatu yang baru, kecuali hal-hal trivial —yang bisa didapatkan dari ensiklopedi Star Wars atau cukup menyapa teman anda penggemar yang Star Wars— semacam: bagaimana Han berjumpa dengan Chewbacca, apakah ia betul mengerti apa yang diucapkan alien Wookie tersebut, bagaimana ia mendapatkan pesawat legendaris Millennium Falcon, atau bagaimana ia melakukan Kessel Run dalam 12 parsecs. Percayalah, awalnya saya juga tak mengerti apa arti itu.
Nama belakang "Solo" ternyata tak lengket pada Han sedari lahir. Ia hanyalah remaja yang besar di planet kumuh, melakukan apa saja untuk bertahan hidup termasuk dieksploitasi oleh bandit alien. Ketika tidak sibuk melakukan itu, ia bercumbu dengan pacarnya, Qi'ra (Emilia Clarke). Suatu hari, mereka berhasil kabur... tapi tidak juga sih. Qi'ra ditangkap. Sementara Han terpaksa mendaftarkan diri menjadi pilot Kekaisaran... tapi malah didepak ke kompi infanteri.
Disinilah ia berkenalan dengan Chewbacca (Joonas Suotamo). Han juga berjumpa dengan Beckett (Woody Harrelson) dan Val (Thandie Newton) yang kelihatannya seperti tentara juga, tapi sebenarnya merupakan kawanan bandit. Melihat ini sebagai kesempatannya untuk membeli pesawat sendiri dan pulang demi menyelamatkan Qi'ra, Han ikut kabur dan bergabung dengan mereka.
Sekuens aksi paling mengesankan berada di bagian awal film, yang melibatkan perampokan kereta tanpa awak yang berkecepatan tinggi di puncak pegunungan bersalju. Tujuan mereka adalah mengambil material istimewa bernama Coaxium. Penadahnya adalah mafia parlente, Dryden Voss (Paul Bettany) yang punya markas portable. Oh, karena satu dan lain hal, ada Qi'ra disana, sekarang menjadi tangan kanan Dryden.
Untuk menyingkat ulasan ini, saya hanya akan bilang bahwa mereka bertualang ke beberapa planet dan berjumpa dengan rekan-rekan baru seperti Lando (Donald Glover) dan robot kesayangannya, L3 (Phoebe Waller-Bridge) —yang getol memperjuangkan kesetaraaan hak bagi robot— untuk mendapatkan Coaxium, McGuffin penyebab konflik yang terus dikejar dan jamak berpindah tangan sampai akhir film. Meski ada beberapa callback terhadap cerita canon Star Wars, tapi saya suka bagaimana Solo yang tak sedikitpun membahas soal The Force atau Jedi; keduanya memang tak punya tempat disini.
Sebagai film yang bertugas untuk memanjang-manjangkan legenda Han, Solo terbilang menunaikan tugasnya dengan lancar. Beberapan adegan aksinya lumayan memadai, alurnya lumayan koheren. Kita semua sudah tahu bahwa film ini didera oleh proses produksi yang kacau. Namun, kekacauan tersebut tak kentara di produk akhirnya. Sutradara veteran Ron Howard melakukan kewajibannya dengan profesional untuk membereskan apapun hasil kerja sutradara sebelumnya Phil Lord & Chris Miller. Namun, maklum jika kita juga penasaran dengan visi seperti apa dibawa oleh duo sutradara tersebut. Yang jelas, pemecatan mereka merupakan buah dari ketar-ketirnya pejabat Lucasfilm dan Disney melihat film Star Wars yang melenceng jauh dari standar Star Wars. Apapun itu, Howard menyetirnya kembali untuk masuk ke jalur.
Melihat bagaimana Star Wars: The Last Jedi yang subversif, saya membayangkan pembuat filmnya yang bermaksud menantang penonton. Sekarang di Solo, mereka kecut. Main aman saja biar tak diprotes fans. Namun Han kan bukan karakter yang suka main aman tho? Kalau aman, petualangannya jadi tak terlalu seru.
Han muda yang sekarang diperankan oleh Alden Ehrenreich tak terlihat semenarik Han matang yang dulu dimainkan oleh Harrison Ford. Ehrenreich sepertinya memberikan penampilan yang total, tapi setiap kali melihatnya tersenyum atau memasang tampang tengil, sulit bagi saya untuk tak luput merasakan bagaimana ia mencoba begitu keras untuk menjadi Han. Justru yang lebih asyik adalah penampilan Glover sebagai Lando, rekan sekaligus rival Han yang jauh lebih keren dan gaul. Glover masuk ke dalam karakternya dengan begitu mulus. Wajar saja Lucasfilm sekarang tengah mempertimbangkan untuk membuatkannya film sendiri.
Film solo Solo *ehem* anehnya tak memberi kita insight baru mengenai sang karakter tituler. Karakternya kurang dieksplor. Faktanya, perkembangan karakter dalam film ini nyaris tak ada. Sebuah subplot melibatkan hubungan antara Han dengan Qi'ra, namun chemistry mereka tipis sekali. Sebenarnya tak terlalu masalah sih, tapi di akhir nanti hubungan keduanya memegang peranan penting secara emosional dan mungkin jadi titik balik yang krusial di film berikutnya. Iya, film ini mengindikasikan sekuel.
Aaah, saya tahu. Mungkin pembuatnya ingin agar kita baru bisa mengetahuinya di film Solo 2. *manggut-manggut* ■UP
Petualangan lampau Han Solo ternyata tak segila yang ia bilang. Atau setidaknya begitulah yang kita dapatkan lewat 'Solo: A Star Wars Story'.
“I've got a good feeling about this.” — Han Solo
Rating UP: Di semesta yang penuh dengan berbagai alien eksotis dan manusia berkekuatan super, menakjubkan bagaimana Han Solo yang notabene cuma manusia biasa bisa mengambil peran penting di dalamnya. Apa pasal? Pribadinya yang karismatik? Atau petualangan gila yang (((ia bilang))) pernah ia lakukan? Apapun itu, Han terlalu keren sampai kita percaya saja semua yang diucapkannya.
Sekarang kita bisa melihat semuanya dengan mata kepala sendiri. Dan ternyata, petualangan lampaunya tak segila yang ia bilang. Atau setidaknya begitulah yang kita dapatkan lewat Solo: A Star Wars Story. Untuk ukuran karakter yang slenge'an dan berprinsip bodoamat, film ini sayangnya tak seberani itu. Ia bermain terlalu aman sehingga terasa datar. Cerita masa lalu Han Solo memang salah satu film yang tak penting dalam semesta Star Wars. Namun, ada begitu banyak film yang tak penting, dan tak semuanya juga inert dan tak seru keles.
Film ini lebih seperti pengejawantahan dari apa yang sudah kita dengar tentang Han dari Star Wars: Episode IV sampai Episode VII. Ia tak menawarkan sesuatu yang baru, kecuali hal-hal trivial —yang bisa didapatkan dari ensiklopedi Star Wars atau cukup menyapa teman anda penggemar yang Star Wars— semacam: bagaimana Han berjumpa dengan Chewbacca, apakah ia betul mengerti apa yang diucapkan alien Wookie tersebut, bagaimana ia mendapatkan pesawat legendaris Millennium Falcon, atau bagaimana ia melakukan Kessel Run dalam 12 parsecs. Percayalah, awalnya saya juga tak mengerti apa arti itu.
Nama belakang "Solo" ternyata tak lengket pada Han sedari lahir. Ia hanyalah remaja yang besar di planet kumuh, melakukan apa saja untuk bertahan hidup termasuk dieksploitasi oleh bandit alien. Ketika tidak sibuk melakukan itu, ia bercumbu dengan pacarnya, Qi'ra (Emilia Clarke). Suatu hari, mereka berhasil kabur... tapi tidak juga sih. Qi'ra ditangkap. Sementara Han terpaksa mendaftarkan diri menjadi pilot Kekaisaran... tapi malah didepak ke kompi infanteri.
Disinilah ia berkenalan dengan Chewbacca (Joonas Suotamo). Han juga berjumpa dengan Beckett (Woody Harrelson) dan Val (Thandie Newton) yang kelihatannya seperti tentara juga, tapi sebenarnya merupakan kawanan bandit. Melihat ini sebagai kesempatannya untuk membeli pesawat sendiri dan pulang demi menyelamatkan Qi'ra, Han ikut kabur dan bergabung dengan mereka.
Sekuens aksi paling mengesankan berada di bagian awal film, yang melibatkan perampokan kereta tanpa awak yang berkecepatan tinggi di puncak pegunungan bersalju. Tujuan mereka adalah mengambil material istimewa bernama Coaxium. Penadahnya adalah mafia parlente, Dryden Voss (Paul Bettany) yang punya markas portable. Oh, karena satu dan lain hal, ada Qi'ra disana, sekarang menjadi tangan kanan Dryden.
Untuk menyingkat ulasan ini, saya hanya akan bilang bahwa mereka bertualang ke beberapa planet dan berjumpa dengan rekan-rekan baru seperti Lando (Donald Glover) dan robot kesayangannya, L3 (Phoebe Waller-Bridge) —yang getol memperjuangkan kesetaraaan hak bagi robot— untuk mendapatkan Coaxium, McGuffin penyebab konflik yang terus dikejar dan jamak berpindah tangan sampai akhir film. Meski ada beberapa callback terhadap cerita canon Star Wars, tapi saya suka bagaimana Solo yang tak sedikitpun membahas soal The Force atau Jedi; keduanya memang tak punya tempat disini.
Sebagai film yang bertugas untuk memanjang-manjangkan legenda Han, Solo terbilang menunaikan tugasnya dengan lancar. Beberapan adegan aksinya lumayan memadai, alurnya lumayan koheren. Kita semua sudah tahu bahwa film ini didera oleh proses produksi yang kacau. Namun, kekacauan tersebut tak kentara di produk akhirnya. Sutradara veteran Ron Howard melakukan kewajibannya dengan profesional untuk membereskan apapun hasil kerja sutradara sebelumnya Phil Lord & Chris Miller. Namun, maklum jika kita juga penasaran dengan visi seperti apa dibawa oleh duo sutradara tersebut. Yang jelas, pemecatan mereka merupakan buah dari ketar-ketirnya pejabat Lucasfilm dan Disney melihat film Star Wars yang melenceng jauh dari standar Star Wars. Apapun itu, Howard menyetirnya kembali untuk masuk ke jalur.
Melihat bagaimana Star Wars: The Last Jedi yang subversif, saya membayangkan pembuat filmnya yang bermaksud menantang penonton. Sekarang di Solo, mereka kecut. Main aman saja biar tak diprotes fans. Namun Han kan bukan karakter yang suka main aman tho? Kalau aman, petualangannya jadi tak terlalu seru.
Han muda yang sekarang diperankan oleh Alden Ehrenreich tak terlihat semenarik Han matang yang dulu dimainkan oleh Harrison Ford. Ehrenreich sepertinya memberikan penampilan yang total, tapi setiap kali melihatnya tersenyum atau memasang tampang tengil, sulit bagi saya untuk tak luput merasakan bagaimana ia mencoba begitu keras untuk menjadi Han. Justru yang lebih asyik adalah penampilan Glover sebagai Lando, rekan sekaligus rival Han yang jauh lebih keren dan gaul. Glover masuk ke dalam karakternya dengan begitu mulus. Wajar saja Lucasfilm sekarang tengah mempertimbangkan untuk membuatkannya film sendiri.
Film solo Solo *ehem* anehnya tak memberi kita insight baru mengenai sang karakter tituler. Karakternya kurang dieksplor. Faktanya, perkembangan karakter dalam film ini nyaris tak ada. Sebuah subplot melibatkan hubungan antara Han dengan Qi'ra, namun chemistry mereka tipis sekali. Sebenarnya tak terlalu masalah sih, tapi di akhir nanti hubungan keduanya memegang peranan penting secara emosional dan mungkin jadi titik balik yang krusial di film berikutnya. Iya, film ini mengindikasikan sekuel.
Aaah, saya tahu. Mungkin pembuatnya ingin agar kita baru bisa mengetahuinya di film Solo 2. *manggut-manggut* ■UP