Friday, June 1, 2018

Spin-Off Spider-Man ‘Silver & Black’ Ditangguhkan

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Spin-Off Spider-Man ‘Silver & Black’ Ditangguhkan
link : Spin-Off Spider-Man ‘Silver & Black’ Ditangguhkan

Baca juga


Sebuah langkah mengecewakan baru saja ditempuh Sony untuk spin-off Spider-Man kedua setelah ‘Venom’, yaitu ‘Silver & Black’.

Sebuah langkah mengecewakan baru saja ditempuh Sony untuk spin-off Spider-Man kedua setelah Venom, yaitu Silver & Black. Semula dijadwalkan rilis 18 Februari 2019, kini studio memutuskan untuk menunda Silver & Black dan sayangnya, tak memberikan tanggal tayang baru. Dengan kata lain, spin-off berkarakter utama perempuan ini ditangguhkan, dan jika sebuah film bernasib demikian, seringkali ia akan berakhir terjebak di development hell atau bahkan batal diproduksi.

FYI, film Silver & Black sendiri mengusung karakter utama Silver Sable dan Black Cat, dua antihero yang kadangkala menjadi musuh Spider-Man. Di komiknya, Silver Cable adalah seorang pembunuh bayaran merangkap CEO sebuah perusahaan, sedangkan Black Cat adalah pencuri ulung yang lihai berakrobat. Rumor yang beredar menyebut, film ini akan mengusung Kraven the Hunter sebagai villain, dan hal ini pun terdengar menarik karena Kraven adalah salah satu musuh terkuat Spider-Man.

Lebih jauh lagi, ada spekulasi yang mengklaim Norman Osborn versi Marvel Cinematic Universe akan debut di Silver & Black, dan ia akan muncul sekilas layaknya perkenalan Thanos di MCU. Kendati semesta film spin-off Spider-Man yang dibangun Sony akan berdiri sendiri, Kevin Feige selaku pimpinan Marvel Studios pernah mengklarifikasi bahwa cinematic universe milik Sony masih bisa dihubungkan dengan MCU. Alhasil, hal ini memungkinkan Norman Osborn dari MCU muncul di Silver & Black, jika spekulasi tadi terbukti benar.

Silver & Black sendiri akan disutradarai Gina Prince-Bythewood, yang dikenal lewat The Secret Life of Bees. Belum diketahui apa alasan Sony menangguhkan pengembangan spin-off ini. Namun THR mengabarkan, masih ada harapan bagi Silver & Black untuk diproduksi, terlebih jika spin-off perdana dari Sony’s Marvel Universe, Venom, meraih kesuksesan baik secara kritikal maupun finansial.

Rencananya Venom akan dirilis 5 Oktober 2018.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sebuah langkah mengecewakan baru saja ditempuh Sony untuk spin-off Spider-Man kedua setelah ‘Venom’, yaitu ‘Silver & Black’.

Sebuah langkah mengecewakan baru saja ditempuh Sony untuk spin-off Spider-Man kedua setelah Venom, yaitu Silver & Black. Semula dijadwalkan rilis 18 Februari 2019, kini studio memutuskan untuk menunda Silver & Black dan sayangnya, tak memberikan tanggal tayang baru. Dengan kata lain, spin-off berkarakter utama perempuan ini ditangguhkan, dan jika sebuah film bernasib demikian, seringkali ia akan berakhir terjebak di development hell atau bahkan batal diproduksi.

FYI, film Silver & Black sendiri mengusung karakter utama Silver Sable dan Black Cat, dua antihero yang kadangkala menjadi musuh Spider-Man. Di komiknya, Silver Cable adalah seorang pembunuh bayaran merangkap CEO sebuah perusahaan, sedangkan Black Cat adalah pencuri ulung yang lihai berakrobat. Rumor yang beredar menyebut, film ini akan mengusung Kraven the Hunter sebagai villain, dan hal ini pun terdengar menarik karena Kraven adalah salah satu musuh terkuat Spider-Man.

Lebih jauh lagi, ada spekulasi yang mengklaim Norman Osborn versi Marvel Cinematic Universe akan debut di Silver & Black, dan ia akan muncul sekilas layaknya perkenalan Thanos di MCU. Kendati semesta film spin-off Spider-Man yang dibangun Sony akan berdiri sendiri, Kevin Feige selaku pimpinan Marvel Studios pernah mengklarifikasi bahwa cinematic universe milik Sony masih bisa dihubungkan dengan MCU. Alhasil, hal ini memungkinkan Norman Osborn dari MCU muncul di Silver & Black, jika spekulasi tadi terbukti benar.

Silver & Black sendiri akan disutradarai Gina Prince-Bythewood, yang dikenal lewat The Secret Life of Bees. Belum diketahui apa alasan Sony menangguhkan pengembangan spin-off ini. Namun THR mengabarkan, masih ada harapan bagi Silver & Black untuk diproduksi, terlebih jika spin-off perdana dari Sony’s Marvel Universe, Venom, meraih kesuksesan baik secara kritikal maupun finansial.

Rencananya Venom akan dirilis 5 Oktober 2018.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Thursday, May 31, 2018

Jelang Syuting, Remake ‘The Crow’ Kehilangan Jason Momoa & Sutradara

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Jelang Syuting, Remake ‘The Crow’ Kehilangan Jason Momoa & Sutradara
link : Jelang Syuting, Remake ‘The Crow’ Kehilangan Jason Momoa & Sutradara

Baca juga


Jelang proses syutingnya yang akan bergulir dalam waktu dekat, remake ‘The Crow’ kehilangan sang lakon utama Jason Momoa dan sutradara Corin Hardy.

Selama masa pengembangannya, remake The Crow diketahui kerap dirundung masalah, mulai dari kehilangan sutradara hingga mundurnya aktor utama, Kini jelang proses syutingnya yang akan bergulir dalam waktu dekat, masalah yang sama kembali terulang, menyusul sang lakon utama Jason Momoa dan sutradara Corin Hardy.

Sementara Hardy masih belum angkat bicara, aktor Aquaman secara resmi meminta maaf lantaran ia merasa telah mengecewakan pihak pembuat film maupun fans. Momoa juga mengakui ia telah menunggu selama 8 tahun untuk bisa mendapatkan peran Eric Draven, karakter utama The Crow. Di akhir pernyataannya, Momoa mengungkapkan ia baru siap bermain jika proyek remake The Crow sudah “tepat”. Hal ini tentu mengindikasikan ada yang tak beres dalam pembuatan The Crow, entah itu dari aspek cerita, budget ataupun jadwal produksi.

Dugaan ini pun semakin diperkuat oleh laporan Deadline. Menurut sumber, Sony Pictures selaku pihak distributor khawatir dengan ketidakmampuan rumah produksi Davis Films dalam mengatur budget dan konsep kreatif yang tepat untuk The Crow. Kekhawatiran Sony dan kapabilitas Davis Films yang meragukan inilah yang diklaim melatarbelakangi alasan Momoa dan Hardy untuk hengkang. Kini nasib film adaptasi novel karya James O’Barr ini menjadi tidak jelas, padahal kru film kabarnya akan meluncur ke Budapest untuk persiapan syuting.

Kehilangan pemain dan sutradara bukan hal baru dalam pengembangan remake The Crow. Sebelumnya, beberapa sutradara yang pernah terlibat meliputi Stephen Norrington, Nick Cave, Juan Carlos Fresnadillo dan F. Javier Gutierrezz. Sementara untuk peran Eric Draven sempat dikaitkan dengan Mark Wahlberg, Bradley Cooper, James McAvoy, Luke Evans dan Jack Huston.

Di luar isu pergantian pemain dan sutradara, The Crow juga hampir batal dibuat lantaran studio yang memotori proyek remake ini, Relativity Media, harus gulung tikar. Namun akhirnya nasib The Crow terselamatkan setelah Sony mengambil alih sebagai distributor baru. Sayangnya, kabar terbaru menyebut posisi The Crow rupanya belum sepenuhnya aman, karena ada kemungkinan Sony akan ikut mundur setelah ditinggalkan Momoa dan Hardy. Kini jadwal rilis 11 Oktober 2019 yang ditentukan Sony untuk The Crow dipertanyakan.

FYI, film perdana The Crow dirilis 1994 dan dibintangi Brandon Lee sebagai pemeran utama. Dengan atmosfer kelam dan suram, film ini mengisahkan seorang penyanyi rock bernama Eric Draven yang bangkit dari kematian untuk menuntut balas pembunuhnya yang juga bertanggung jawab atas kematian tunangannya. Selain menjadi film cult, The Crow juga mendapat banyak sorotan lantaran Lee tewas akibat insiden di lokasi syuting film tersebut.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Jelang proses syutingnya yang akan bergulir dalam waktu dekat, remake ‘The Crow’ kehilangan sang lakon utama Jason Momoa dan sutradara Corin Hardy.

Selama masa pengembangannya, remake The Crow diketahui kerap dirundung masalah, mulai dari kehilangan sutradara hingga mundurnya aktor utama, Kini jelang proses syutingnya yang akan bergulir dalam waktu dekat, masalah yang sama kembali terulang, menyusul sang lakon utama Jason Momoa dan sutradara Corin Hardy.

Sementara Hardy masih belum angkat bicara, aktor Aquaman secara resmi meminta maaf lantaran ia merasa telah mengecewakan pihak pembuat film maupun fans. Momoa juga mengakui ia telah menunggu selama 8 tahun untuk bisa mendapatkan peran Eric Draven, karakter utama The Crow. Di akhir pernyataannya, Momoa mengungkapkan ia baru siap bermain jika proyek remake The Crow sudah “tepat”. Hal ini tentu mengindikasikan ada yang tak beres dalam pembuatan The Crow, entah itu dari aspek cerita, budget ataupun jadwal produksi.

Dugaan ini pun semakin diperkuat oleh laporan Deadline. Menurut sumber, Sony Pictures selaku pihak distributor khawatir dengan ketidakmampuan rumah produksi Davis Films dalam mengatur budget dan konsep kreatif yang tepat untuk The Crow. Kekhawatiran Sony dan kapabilitas Davis Films yang meragukan inilah yang diklaim melatarbelakangi alasan Momoa dan Hardy untuk hengkang. Kini nasib film adaptasi novel karya James O’Barr ini menjadi tidak jelas, padahal kru film kabarnya akan meluncur ke Budapest untuk persiapan syuting.

Kehilangan pemain dan sutradara bukan hal baru dalam pengembangan remake The Crow. Sebelumnya, beberapa sutradara yang pernah terlibat meliputi Stephen Norrington, Nick Cave, Juan Carlos Fresnadillo dan F. Javier Gutierrezz. Sementara untuk peran Eric Draven sempat dikaitkan dengan Mark Wahlberg, Bradley Cooper, James McAvoy, Luke Evans dan Jack Huston.

Di luar isu pergantian pemain dan sutradara, The Crow juga hampir batal dibuat lantaran studio yang memotori proyek remake ini, Relativity Media, harus gulung tikar. Namun akhirnya nasib The Crow terselamatkan setelah Sony mengambil alih sebagai distributor baru. Sayangnya, kabar terbaru menyebut posisi The Crow rupanya belum sepenuhnya aman, karena ada kemungkinan Sony akan ikut mundur setelah ditinggalkan Momoa dan Hardy. Kini jadwal rilis 11 Oktober 2019 yang ditentukan Sony untuk The Crow dipertanyakan.

FYI, film perdana The Crow dirilis 1994 dan dibintangi Brandon Lee sebagai pemeran utama. Dengan atmosfer kelam dan suram, film ini mengisahkan seorang penyanyi rock bernama Eric Draven yang bangkit dari kematian untuk menuntut balas pembunuhnya yang juga bertanggung jawab atas kematian tunangannya. Selain menjadi film cult, The Crow juga mendapat banyak sorotan lantaran Lee tewas akibat insiden di lokasi syuting film tersebut.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Tom Cruise Rilis Foto Pertama ‘Top Gun 2’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tom Cruise Rilis Foto Pertama ‘Top Gun 2’
link : Tom Cruise Rilis Foto Pertama ‘Top Gun 2’

Baca juga


Tom Cruise resmi kembali menjadi pilot jet tempur seiring ia merilis foto pertamanya untuk ‘Top Gun: Maverick’.

Tom Cruise resmi kembali menjadi pilot jet tempur seiring ia merilis foto pertamanya untuk Top Gun 2. Foto yang dibagikan Cruise melalui Instagram ini pun menandai dimulainya proses syuting sekuel dari film action era 80-an yang melejitkan nama sang aktor. Lebih dari itu, foto ini juga mencantumkan tulisan “feel the need”, yang merujuk pada salah satu kalimat paling populer dari film pertamanya.

Sebagai informasi, sekuel ini sendiri mengusung judul Top Gun: Maverick, dimana sub judul filmnya diambil dari nama karakter Cruise di film. Semula film ini akan kembali disutradarai Tony Scott, sebelum rencana ini diurungkan lantaran sang sineas tutup usia pada 2012 silam. Lima tahun berselang, Top Gun: Maverick akhirnya merekrut Joseph Kosinski (Tron: Legacy) sebagai sutradara. Kosinski diketahui pernah menggarap film action Cruise yang bertajuk Oblivion.

Selain Cruise, belum ada pemain lain yang resmi terlibat di film produksi Paramount, studio di balik franchise film action Cruise, Mission: Impossible. Namun lawan main Cruise di film pertama, Val Kilmer, mengaku tertarik kembali sebagai pilot Tom Kazanski a.k.a. Iceman.

Meski untuk saat ini detail cerita masih minim, Top Gun 2 diakui Cruise masih mengusung tema persaingan layaknya film terdahulu. Namun Cruise menilai persaingan ini akan mempengaruhi perkembangan Maverick baik sebagai seorang pilot maupun pribadi. Kabar lain juga menyebutkan, sekuel ini akan menampilkan drone yang dipandang sebagai ancaman bagi karir pilot pesawat tempur lantaran dibekali teknologi yang lebih canggih dan efektifitas yang lebih baik.

Top Gun: Maverick akan dirilis 12 Juli 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Tom Cruise resmi kembali menjadi pilot jet tempur seiring ia merilis foto pertamanya untuk ‘Top Gun: Maverick’.

Tom Cruise resmi kembali menjadi pilot jet tempur seiring ia merilis foto pertamanya untuk Top Gun 2. Foto yang dibagikan Cruise melalui Instagram ini pun menandai dimulainya proses syuting sekuel dari film action era 80-an yang melejitkan nama sang aktor. Lebih dari itu, foto ini juga mencantumkan tulisan “feel the need”, yang merujuk pada salah satu kalimat paling populer dari film pertamanya.

Sebagai informasi, sekuel ini sendiri mengusung judul Top Gun: Maverick, dimana sub judul filmnya diambil dari nama karakter Cruise di film. Semula film ini akan kembali disutradarai Tony Scott, sebelum rencana ini diurungkan lantaran sang sineas tutup usia pada 2012 silam. Lima tahun berselang, Top Gun: Maverick akhirnya merekrut Joseph Kosinski (Tron: Legacy) sebagai sutradara. Kosinski diketahui pernah menggarap film action Cruise yang bertajuk Oblivion.

Selain Cruise, belum ada pemain lain yang resmi terlibat di film produksi Paramount, studio di balik franchise film action Cruise, Mission: Impossible. Namun lawan main Cruise di film pertama, Val Kilmer, mengaku tertarik kembali sebagai pilot Tom Kazanski a.k.a. Iceman.

Meski untuk saat ini detail cerita masih minim, Top Gun 2 diakui Cruise masih mengusung tema persaingan layaknya film terdahulu. Namun Cruise menilai persaingan ini akan mempengaruhi perkembangan Maverick baik sebagai seorang pilot maupun pribadi. Kabar lain juga menyebutkan, sekuel ini akan menampilkan drone yang dipandang sebagai ancaman bagi karir pilot pesawat tempur lantaran dibekali teknologi yang lebih canggih dan efektifitas yang lebih baik.

Top Gun: Maverick akan dirilis 12 Juli 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Wednesday, May 30, 2018

Review Film: 'Tully' (2018)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Drama, Artikel Komedi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Tully' (2018)
link : Review Film: 'Tully' (2018)

Baca juga


'Tully', menurut hemat saya, memberikan potret yang akurat mengenai motherhood, khususnya yang punya banyak anak.

“I'm here to take care of you.”
— Tully
Rating UP:
Yang masih tidak percaya terhadap betapa beratnya beban seorang ibu dalam mengurus rumah tangga sekaligus anak-anak, akan berubah imannya setelah menyaksikan Tully, film yang menggelitik sekaligus menohok tentang krisis identitas yang dialami ibu-ibu modern. Menjadi seorang ibu memang merupakan peran yang terpuji, tapi kita tak bisa sekonyong-konyong melupakan bagaimana tugas mulia tersebut di lain sisi juga berpeluang menguras energi bahkan menyedot semangat hidup yang bersangkutan.


Tully, menurut hemat saya, memberikan potret yang akurat mengenai motherhood, khususnya yang punya banyak anak. Kalimat tadi membuat saya terdengar seperti pernah menjadi ibu saja. Anda tahu saya belum pernah melakukan persalinan, dan terakhir kali saya cek saat mandi kemarin sore, saya masih berjenis kelamin laki-laki. Namun film ini begitu lihainya membuat penonton terhanyut dalam konflik, kita seolah merasakannya langsung. Film ini memposisikan kita untuk otomatis berada di dalam karakter utamanya, Marlo.

Itu merupakan bukti bagaimana sutradara Jason Reitman dan penulis skrip Diablo Cody begitu seksama membangun dunia dan karakter dalam film mereka. Film ini merupakan kerjasama ketiga mereka, menyusul Juno dan Young Adult. Tully juga merupakan film komedi sekaligus drama serius. Humornya berasal dari observasi yang tajam pada situasi yang riil. Seperti biasa, karakter utama yang ditulis Cody suka menyelutuk sadis, menohok langsung pada isu yang sedang mereka hadapi.

Membaca sinopsisnya mungkin membuatnya terdengar seperti Mary Poppins penyelamat ibu-ibu. Namun Tully lebih seperti hibrid Juno dan Young Adult: masalah kehamilan remaja di Juno digabungkan dengan masalah krisis paruh baya ibu-ibu di Young Adult. Dan seperti kedua film tadi, penggambaran situasinya realistis dan tanpa kompromi. Menjadi ibu tak melulu soal kebanggaan bakti tanpa pamrih; kewajibannya sulit, ribet, dan berat. Coba bayangkan bagaimana menyelipkan istirahat dan merawat diri sendiri di antara menyusui, mengganti popok, mendiamkan rengekan, membenahi rumah, ditambah mengurus suami.

Dan Marlo tak selalu terlihat syantik saat melakukannya, sebagaimana diperankan oleh Charlize Theron. Theron adalah aktris berparas syantik yang tak segan tampil berantakan. Level kedrastisan transformasinya disini agaknya bisa disejajarkan dengan perannya sebagai pembunuh berantai dalam Monster. Ia dikabarkan menaikkan berat badan sampai 25 kilogram. Bukan semata berhenti fisik saja, karena yang lebih penting adalah bagaimana ia dengan sukses menghadirkan intensitas emosional. Ia jelas sayang keluarga, tapi hampir selalu terlalu capek untuk peduli akan hal-hal di sekitar. Baju kena tumpahan susu saat makan malam? Buka saja langsung di meja makan. Dalam sebuah montase singkat yang mengesankan, kita bisa melihat bagaimana rutinitas motherhood bisa menggiring sang ibu ke titik keletihan yang haqiqi. Tata suaranya cerdik, menekankan sedemikian rupa sehingga suara rengekan bayi menjadi terdengar sangat annoying.

Kesan yang keliru akan tercipta kalau situasi Marlo tidak sespesifik yang digambarkan film. Marlo sekarang sedang hamil tua. Bukan cuma soal usia kehamilannya, tapi juga usianya sendiri; bayinya sebentar lagi brojol, saat ia sudah berumur 40 tahunan. Kehamilan ini agaknya juga tak begitu diharapkan. Ia sudah punya dua anak yang masih kecil-kecil, yaitu Sarah (Lia Frankland) dan Jonah (Asher Miles Fallica). Masalah anak pertama sih cuma kurang pede, tapi anak kedua bisa dibilang sedikit "aneh" sampai terancam dikeluarkan dari TK. Jadi maklum saja saat ia cuma anteng saja ketika ketubannya pecah atau bahkan saat sang bayi sudah keluar dari perutnya. Marlo seolah sudah bisa memprediksi beban macam apa yang menantinya.

Oleh karena itu, meski awalnya berprinsip bahwa anaknya takkan diasuh oleh orang asing, Marlo akhirnya menyerah pada situasi lalu menerima saran dari adiknya (Mark Duplass) untuk menyewa seorang pengasuh, yang berspesialiasi merawat anak di malam hari biar para orangtua bisa istirahat dengan tenang. Yang datang adalah ibu peri, atau setidaknya begitulah menurut Marlo. Ia adalah impian semua ibu-ibu. Tully (Mackenzie Davis) bukan cuma piawai mengasuh anak. Setelah tidur nyenyak untuk pertama kalinya, Marlo terkejut saat bangun di pagi hari mendapati rumahnya sudah kinclong betul dan ada pancake yang lucu di meja makan.

Usianya masih relatif belia, tapi sudah sangat bijak dan sepertinya tahu banyak hal. Tully cerdas dan seksi. Ia dipenuhi dengan antusiasme khas anak muda yang punya banyak energi menular. Ia bahkan menjalin obrolan yang intim dengan Marlo. Keakraban ini seolah membawa Marlo ke masa-masa jayanya dulu. Tully adalah semua yang dibutuhkan Marlo; begitu ideal sampai kita melihatnya sedikit aneh. Marlo sudah begitu nyaman sampai ia selow saja dengan apa yang disarankan dan semua yang dilakukan Tully di rumahnya. Meski kehadiran Tully membuat daya cengkeram narasinya menurun, Theron dan Davis punya chemistry yang apik.

Pasti ada godaan bagi pembuat film untuk menyuguhkan konfrontasi antara Marlo dengan suaminya, Drew (Ron Livingston). Drew bukan suami yang buruk; ia bertanggung jawab dan suka mendampingi anak bikin PR. Namun ia juga abai, santai bermain PS di atas kasur seolah tak tahu bahwa istrinya sudah kacau balau di dalam. Konfrontasi macam ini akan membuat film mengabaikan poinnya, sebab konflik tidak lagi berfokus pada internal Marlo. Namun film dengan bijak tak melangkah kesana. Saya juga sempat khawatir saat Tully membuat gestur nekat untuk menyegarkan aktivitas ranjang Marlo dan Drew. Untunglah film tak bermain sesuai ekspektasi mesum saya.

Jadi sebenarnya ada apa dengan Tully? Saya tak bisa mendeskripsikan dengan konkrit siapa Tully. Tapi tenang saja, kita tak sedang berada di film mengenai pengasuh anak psikopat. Keberadaan Tully adalah wadah bagi Marlo untuk mempertanyakan hakikatnya sebagai seorang ibu sekaligus sebagai seorang wanita. Di satu titik, Tully akan mengajak Marlo untuk sejenak meninggalkan keluarga lalu berpesta habis-habisan di luar kota. Ini akan menjadi titik balik yang menawarkan insight baru bagi karakternya. Sementara mereka mendapat perspektif baru, kita juga melihat mereka dalam perspektif baru.

Saya mendapati bahwa momen pengungkapan ini tak bekerja segreget yang dimaksud dan secara logika tak bisa diterima. Semakin saya pikirkan, saya semakin senewen. Tapi ia berhasil di level emosional. Awalnya film ini menyuguhkan pemandangan suram yang akan membuat mama-mama muda yang berencana/sedang hamil jadi parno. Namun itu adalah bagian dari hidup. Dan film ini mengajarkan cara untuk merangkulnya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Tully

96 menit
Dewasa
Jason Reitman
Diablo Cody
Aaron L. Gilbert, Jason Reitman, Helen Estabrook, Diablo Cody, Mason Novick, Charlize Theron, A.J. Dix, Beth Kono
Eric Steelberg
Rob Simonsen

'Tully', menurut hemat saya, memberikan potret yang akurat mengenai motherhood, khususnya yang punya banyak anak.

“I'm here to take care of you.”
— Tully
Rating UP:
Yang masih tidak percaya terhadap betapa beratnya beban seorang ibu dalam mengurus rumah tangga sekaligus anak-anak, akan berubah imannya setelah menyaksikan Tully, film yang menggelitik sekaligus menohok tentang krisis identitas yang dialami ibu-ibu modern. Menjadi seorang ibu memang merupakan peran yang terpuji, tapi kita tak bisa sekonyong-konyong melupakan bagaimana tugas mulia tersebut di lain sisi juga berpeluang menguras energi bahkan menyedot semangat hidup yang bersangkutan.


Tully, menurut hemat saya, memberikan potret yang akurat mengenai motherhood, khususnya yang punya banyak anak. Kalimat tadi membuat saya terdengar seperti pernah menjadi ibu saja. Anda tahu saya belum pernah melakukan persalinan, dan terakhir kali saya cek saat mandi kemarin sore, saya masih berjenis kelamin laki-laki. Namun film ini begitu lihainya membuat penonton terhanyut dalam konflik, kita seolah merasakannya langsung. Film ini memposisikan kita untuk otomatis berada di dalam karakter utamanya, Marlo.

Itu merupakan bukti bagaimana sutradara Jason Reitman dan penulis skrip Diablo Cody begitu seksama membangun dunia dan karakter dalam film mereka. Film ini merupakan kerjasama ketiga mereka, menyusul Juno dan Young Adult. Tully juga merupakan film komedi sekaligus drama serius. Humornya berasal dari observasi yang tajam pada situasi yang riil. Seperti biasa, karakter utama yang ditulis Cody suka menyelutuk sadis, menohok langsung pada isu yang sedang mereka hadapi.

Membaca sinopsisnya mungkin membuatnya terdengar seperti Mary Poppins penyelamat ibu-ibu. Namun Tully lebih seperti hibrid Juno dan Young Adult: masalah kehamilan remaja di Juno digabungkan dengan masalah krisis paruh baya ibu-ibu di Young Adult. Dan seperti kedua film tadi, penggambaran situasinya realistis dan tanpa kompromi. Menjadi ibu tak melulu soal kebanggaan bakti tanpa pamrih; kewajibannya sulit, ribet, dan berat. Coba bayangkan bagaimana menyelipkan istirahat dan merawat diri sendiri di antara menyusui, mengganti popok, mendiamkan rengekan, membenahi rumah, ditambah mengurus suami.

Dan Marlo tak selalu terlihat syantik saat melakukannya, sebagaimana diperankan oleh Charlize Theron. Theron adalah aktris berparas syantik yang tak segan tampil berantakan. Level kedrastisan transformasinya disini agaknya bisa disejajarkan dengan perannya sebagai pembunuh berantai dalam Monster. Ia dikabarkan menaikkan berat badan sampai 25 kilogram. Bukan semata berhenti fisik saja, karena yang lebih penting adalah bagaimana ia dengan sukses menghadirkan intensitas emosional. Ia jelas sayang keluarga, tapi hampir selalu terlalu capek untuk peduli akan hal-hal di sekitar. Baju kena tumpahan susu saat makan malam? Buka saja langsung di meja makan. Dalam sebuah montase singkat yang mengesankan, kita bisa melihat bagaimana rutinitas motherhood bisa menggiring sang ibu ke titik keletihan yang haqiqi. Tata suaranya cerdik, menekankan sedemikian rupa sehingga suara rengekan bayi menjadi terdengar sangat annoying.

Kesan yang keliru akan tercipta kalau situasi Marlo tidak sespesifik yang digambarkan film. Marlo sekarang sedang hamil tua. Bukan cuma soal usia kehamilannya, tapi juga usianya sendiri; bayinya sebentar lagi brojol, saat ia sudah berumur 40 tahunan. Kehamilan ini agaknya juga tak begitu diharapkan. Ia sudah punya dua anak yang masih kecil-kecil, yaitu Sarah (Lia Frankland) dan Jonah (Asher Miles Fallica). Masalah anak pertama sih cuma kurang pede, tapi anak kedua bisa dibilang sedikit "aneh" sampai terancam dikeluarkan dari TK. Jadi maklum saja saat ia cuma anteng saja ketika ketubannya pecah atau bahkan saat sang bayi sudah keluar dari perutnya. Marlo seolah sudah bisa memprediksi beban macam apa yang menantinya.

Oleh karena itu, meski awalnya berprinsip bahwa anaknya takkan diasuh oleh orang asing, Marlo akhirnya menyerah pada situasi lalu menerima saran dari adiknya (Mark Duplass) untuk menyewa seorang pengasuh, yang berspesialiasi merawat anak di malam hari biar para orangtua bisa istirahat dengan tenang. Yang datang adalah ibu peri, atau setidaknya begitulah menurut Marlo. Ia adalah impian semua ibu-ibu. Tully (Mackenzie Davis) bukan cuma piawai mengasuh anak. Setelah tidur nyenyak untuk pertama kalinya, Marlo terkejut saat bangun di pagi hari mendapati rumahnya sudah kinclong betul dan ada pancake yang lucu di meja makan.

Usianya masih relatif belia, tapi sudah sangat bijak dan sepertinya tahu banyak hal. Tully cerdas dan seksi. Ia dipenuhi dengan antusiasme khas anak muda yang punya banyak energi menular. Ia bahkan menjalin obrolan yang intim dengan Marlo. Keakraban ini seolah membawa Marlo ke masa-masa jayanya dulu. Tully adalah semua yang dibutuhkan Marlo; begitu ideal sampai kita melihatnya sedikit aneh. Marlo sudah begitu nyaman sampai ia selow saja dengan apa yang disarankan dan semua yang dilakukan Tully di rumahnya. Meski kehadiran Tully membuat daya cengkeram narasinya menurun, Theron dan Davis punya chemistry yang apik.

Pasti ada godaan bagi pembuat film untuk menyuguhkan konfrontasi antara Marlo dengan suaminya, Drew (Ron Livingston). Drew bukan suami yang buruk; ia bertanggung jawab dan suka mendampingi anak bikin PR. Namun ia juga abai, santai bermain PS di atas kasur seolah tak tahu bahwa istrinya sudah kacau balau di dalam. Konfrontasi macam ini akan membuat film mengabaikan poinnya, sebab konflik tidak lagi berfokus pada internal Marlo. Namun film dengan bijak tak melangkah kesana. Saya juga sempat khawatir saat Tully membuat gestur nekat untuk menyegarkan aktivitas ranjang Marlo dan Drew. Untunglah film tak bermain sesuai ekspektasi mesum saya.

Jadi sebenarnya ada apa dengan Tully? Saya tak bisa mendeskripsikan dengan konkrit siapa Tully. Tapi tenang saja, kita tak sedang berada di film mengenai pengasuh anak psikopat. Keberadaan Tully adalah wadah bagi Marlo untuk mempertanyakan hakikatnya sebagai seorang ibu sekaligus sebagai seorang wanita. Di satu titik, Tully akan mengajak Marlo untuk sejenak meninggalkan keluarga lalu berpesta habis-habisan di luar kota. Ini akan menjadi titik balik yang menawarkan insight baru bagi karakternya. Sementara mereka mendapat perspektif baru, kita juga melihat mereka dalam perspektif baru.

Saya mendapati bahwa momen pengungkapan ini tak bekerja segreget yang dimaksud dan secara logika tak bisa diterima. Semakin saya pikirkan, saya semakin senewen. Tapi ia berhasil di level emosional. Awalnya film ini menyuguhkan pemandangan suram yang akan membuat mama-mama muda yang berencana/sedang hamil jadi parno. Namun itu adalah bagian dari hidup. Dan film ini mengajarkan cara untuk merangkulnya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Tully

96 menit
Dewasa
Jason Reitman
Diablo Cody
Aaron L. Gilbert, Jason Reitman, Helen Estabrook, Diablo Cody, Mason Novick, Charlize Theron, A.J. Dix, Beth Kono
Eric Steelberg
Rob Simonsen

Setelah ‘Justice League’, Zack Snyder akan Garap Remake 'The Fountainhead’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Setelah ‘Justice League’, Zack Snyder akan Garap Remake 'The Fountainhead’
link : Setelah ‘Justice League’, Zack Snyder akan Garap Remake 'The Fountainhead’

Baca juga


Melalui media sosial, Zack Snyder mengungkapkan akan menyutradarai remake ‘The Fountainhead’.

Berkutat menangani film superhero DC Extended Universe selama hampir satu dekade, agaknya mendorong sutradara Zack Snyder untuk mencari proyek film baru di luar genre superhero. Apalagi karena film-film superhero besutan Snyder selama ini tak pernah luput dari yang namanya kontroversi dan polarisasi, tentu ia butuh proyek yang fresh dan jauh dari sentimen negatif. Kini Snyder akhirnya menemukan proyek film terbarunya, seiring melalui media sosial Vero sang sineas mengungkapkan akan menyutradarai remake The Fountainhead.

Diangkat dari novel terbitan 1943 karya Ayn Rand, The Fountainhead berkisah seorang arsitek dan inovator Howard Roark. Dikenal memiliki sifat egois yang tinggi, Roark selalu berpikir idealis dan melawan arus dalam menelurkan karyanya. Akibat dari sikapnya yang kaku, Roark bukan hanya tak disukai para arsitektur, tapi juga aktivis kemanusiaan dan kritikus arsitekur ternama Elisworth Toohey. Selain mereka, Roark juga dimusuhi publisher berpengaruh Gail Wynand, dan seorang kolumnis penggemar Roark, Dominique Francon, yang ternyata berniat menghancurkan karirnya. FYI, The Fountainhead sendiri pertama diangkat ke layar lebar pada 1949, dimana filmnya disutradarai King Vidor dan dibintangi Gary Cooper sebagai Roark.

Selama berkiprah di DC Extended Universe, Snyder diketahui telah menyutradarai Man of Steel (2013), Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) dan Justice League (2017). Untuk film terakhir, Snyder mundur di tengah proses pasca-produksi, menyusul tragedi yang menimpa keluarganya. Kendati film-film superhero garapannya seringkali dikritik karena cerita yang kurang memikat dan terlalu kelam, namun tak ada yang menyangkal kehebatan pembesut 300 dan Watchmen dalam menciptakan adegan bervisual memukau. Ya, semoga saja dengan The Fountainhead yang kisah karakter utamanya tak jauh beda dengan karir Snyder yang sarat pro kontra, sang sineas akhirnya merasa related dan bisa lebih peka dalam membuat cerita yang emosional.

Untuk saat ini belum diketahui kapan The Fountainhead akan diproduksi.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Melalui media sosial, Zack Snyder mengungkapkan akan menyutradarai remake ‘The Fountainhead’.

Berkutat menangani film superhero DC Extended Universe selama hampir satu dekade, agaknya mendorong sutradara Zack Snyder untuk mencari proyek film baru di luar genre superhero. Apalagi karena film-film superhero besutan Snyder selama ini tak pernah luput dari yang namanya kontroversi dan polarisasi, tentu ia butuh proyek yang fresh dan jauh dari sentimen negatif. Kini Snyder akhirnya menemukan proyek film terbarunya, seiring melalui media sosial Vero sang sineas mengungkapkan akan menyutradarai remake The Fountainhead.

Diangkat dari novel terbitan 1943 karya Ayn Rand, The Fountainhead berkisah seorang arsitek dan inovator Howard Roark. Dikenal memiliki sifat egois yang tinggi, Roark selalu berpikir idealis dan melawan arus dalam menelurkan karyanya. Akibat dari sikapnya yang kaku, Roark bukan hanya tak disukai para arsitektur, tapi juga aktivis kemanusiaan dan kritikus arsitekur ternama Elisworth Toohey. Selain mereka, Roark juga dimusuhi publisher berpengaruh Gail Wynand, dan seorang kolumnis penggemar Roark, Dominique Francon, yang ternyata berniat menghancurkan karirnya. FYI, The Fountainhead sendiri pertama diangkat ke layar lebar pada 1949, dimana filmnya disutradarai King Vidor dan dibintangi Gary Cooper sebagai Roark.

Selama berkiprah di DC Extended Universe, Snyder diketahui telah menyutradarai Man of Steel (2013), Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) dan Justice League (2017). Untuk film terakhir, Snyder mundur di tengah proses pasca-produksi, menyusul tragedi yang menimpa keluarganya. Kendati film-film superhero garapannya seringkali dikritik karena cerita yang kurang memikat dan terlalu kelam, namun tak ada yang menyangkal kehebatan pembesut 300 dan Watchmen dalam menciptakan adegan bervisual memukau. Ya, semoga saja dengan The Fountainhead yang kisah karakter utamanya tak jauh beda dengan karir Snyder yang sarat pro kontra, sang sineas akhirnya merasa related dan bisa lebih peka dalam membuat cerita yang emosional.

Untuk saat ini belum diketahui kapan The Fountainhead akan diproduksi.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Tuesday, May 29, 2018

Jamie Foxx Resmi Jadi Pemeran ‘Spawn’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Jamie Foxx Resmi Jadi Pemeran ‘Spawn’
link : Jamie Foxx Resmi Jadi Pemeran ‘Spawn’

Baca juga


Pencarian aktor untuk karakter titel dari film reboot ‘Spawn’ telah selesai.

Pencarian aktor untuk karakter titel dari film reboot Spawn telah selesai. Sebagaimana yang dilansir Deadline, Todd MacFarlane – kreator komik Spawn yang juga menulis dan menyutradarai filmnya – resmi menunjuk Jamie Foxx sebagai pemeran karakter titel. Ini menjadi kedua kalinya aktor pemenang Oscar bermain di film adaptasi komik, setelah tampil sebagai villain di The Amazing Spider-Man 2.

Melalui pernyataan resminya, Foxx mengungkapkan antusiasmenya untuk memerankan Spawn, yang menurutnya adalah salah satu karakter komik paling luar biasa. Fox juga mengakui telah bertemu MacFarlane sejak beberapa tahun lalu, saat reboot ini masih dalam pengembangan. Karena itulah, begitu pencarian aktor Spawn dimulai, MacFarlane menyatakan perhatiannya langsung tertuju pada Foxx. Selain karena kemampuan akting Foxx yang tak perlu diragukan lagi, MacFarlane juga memilih Foxx karena passion-nya yang tinggi terhadap karakter Spawn.

Rencananya Foxx akan memerankan prajurit anggota pasukan khusus CIA bernama Al Simmons, yang bangkit dari kematian setelah ia membuat perjanjian dengan iblis neraka. Kembali hidup dengan identitas baru sebagai Spawn yang dibekali kostum super dan multi fungsi, Simmons kemudian melalui perjalanan dilematis yang membentuk dirinya menjadi antihero.

Sementara itu, MacFarlane juga menekankan bahwa Spawn bukanlah pahlawan yang menolong orang lemah layaknya jagoan di film-film superhero. Sebab, di akhir film nanti, MacFarlane berharap bisa membuat penonton bertanya-tanya, apakah Spawn adalah hantu yang berubah jadi manusia atau sebaliknya. Sang sutradara juga memastikan reboot ini bukanlah film tentang asal-usul Spawn, karena ia tak tertarik untuk menceritakannya. Terlebih lagi, MacFarlane mengisyaratkan dirinya teinspirasi oleh A Quiet Place yang tetap memikat penonton meski tak menjelaskan masa lalu karakternya.

Adapun MacFarlane juga berniat menjadikan Spawn sebagai trilogi, jika film pertamanya yang diketahui hanya berbudget belasan juta dollar berakhir sukses di box office. Reboot Spawn sendiri diproduksi Blumhouse, yang kebetulan berpengalaman membidani franchise hemat budget seperti The Purge, Insidious hingga Paranormal Activity.

Versi reboot sendiri kemungkinan akan mengusung cerita yang berbeda dibanding film terdahulu. Pasalnya, McFarlane pernah mengungkapkan, reboot ini menyoroti Spawn yang sedang diburu oleh seorang polisi bernama Twitch. Dalam beberapa hal, McFarlane pun menyamakan situasi kejar-kejaran ini dengan hiu raksasa di Jaws yang diburu sheriff Brody. Ia juga menambahkan, Twitch akan menjadi karakter utama, sedangkan Spawn akan menjadi semacam villain. Nantinya Spawn akan tampil dengan dialog yang minim, dan ia digambarkan sebagai sosok jahat yang mengintai dari kegelapan. Usai merekrut Foxx, diprediksi MacFarlane akan segera mencari aktor pemeran Twitch.

Mengusung rating R, Spawn dijanjikan akan menjadi film thriller supernatural yang kelam dan serius. Dengan syuting yang akan dimulai tahun ini, belum diketahui kapan Spawn akan dirilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Pencarian aktor untuk karakter titel dari film reboot ‘Spawn’ telah selesai.

Pencarian aktor untuk karakter titel dari film reboot Spawn telah selesai. Sebagaimana yang dilansir Deadline, Todd MacFarlane – kreator komik Spawn yang juga menulis dan menyutradarai filmnya – resmi menunjuk Jamie Foxx sebagai pemeran karakter titel. Ini menjadi kedua kalinya aktor pemenang Oscar bermain di film adaptasi komik, setelah tampil sebagai villain di The Amazing Spider-Man 2.

Melalui pernyataan resminya, Foxx mengungkapkan antusiasmenya untuk memerankan Spawn, yang menurutnya adalah salah satu karakter komik paling luar biasa. Fox juga mengakui telah bertemu MacFarlane sejak beberapa tahun lalu, saat reboot ini masih dalam pengembangan. Karena itulah, begitu pencarian aktor Spawn dimulai, MacFarlane menyatakan perhatiannya langsung tertuju pada Foxx. Selain karena kemampuan akting Foxx yang tak perlu diragukan lagi, MacFarlane juga memilih Foxx karena passion-nya yang tinggi terhadap karakter Spawn.

Rencananya Foxx akan memerankan prajurit anggota pasukan khusus CIA bernama Al Simmons, yang bangkit dari kematian setelah ia membuat perjanjian dengan iblis neraka. Kembali hidup dengan identitas baru sebagai Spawn yang dibekali kostum super dan multi fungsi, Simmons kemudian melalui perjalanan dilematis yang membentuk dirinya menjadi antihero.

Sementara itu, MacFarlane juga menekankan bahwa Spawn bukanlah pahlawan yang menolong orang lemah layaknya jagoan di film-film superhero. Sebab, di akhir film nanti, MacFarlane berharap bisa membuat penonton bertanya-tanya, apakah Spawn adalah hantu yang berubah jadi manusia atau sebaliknya. Sang sutradara juga memastikan reboot ini bukanlah film tentang asal-usul Spawn, karena ia tak tertarik untuk menceritakannya. Terlebih lagi, MacFarlane mengisyaratkan dirinya teinspirasi oleh A Quiet Place yang tetap memikat penonton meski tak menjelaskan masa lalu karakternya.

Adapun MacFarlane juga berniat menjadikan Spawn sebagai trilogi, jika film pertamanya yang diketahui hanya berbudget belasan juta dollar berakhir sukses di box office. Reboot Spawn sendiri diproduksi Blumhouse, yang kebetulan berpengalaman membidani franchise hemat budget seperti The Purge, Insidious hingga Paranormal Activity.

Versi reboot sendiri kemungkinan akan mengusung cerita yang berbeda dibanding film terdahulu. Pasalnya, McFarlane pernah mengungkapkan, reboot ini menyoroti Spawn yang sedang diburu oleh seorang polisi bernama Twitch. Dalam beberapa hal, McFarlane pun menyamakan situasi kejar-kejaran ini dengan hiu raksasa di Jaws yang diburu sheriff Brody. Ia juga menambahkan, Twitch akan menjadi karakter utama, sedangkan Spawn akan menjadi semacam villain. Nantinya Spawn akan tampil dengan dialog yang minim, dan ia digambarkan sebagai sosok jahat yang mengintai dari kegelapan. Usai merekrut Foxx, diprediksi MacFarlane akan segera mencari aktor pemeran Twitch.

Mengusung rating R, Spawn dijanjikan akan menjadi film thriller supernatural yang kelam dan serius. Dengan syuting yang akan dimulai tahun ini, belum diketahui kapan Spawn akan dirilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Mulai Syuting, ‘Maleficent 2’ Ungkap Pemain & Sinopsis

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Mulai Syuting, ‘Maleficent 2’ Ungkap Pemain & Sinopsis
link : Mulai Syuting, ‘Maleficent 2’ Ungkap Pemain & Sinopsis

Baca juga


Setelah sekian lama dikembangkan, sekuel ‘Maleficent’ akhirnya memasuki tahap produksi.

Setelah sekian lama dikembangkan, sekuel Maleficent akhirnya memasuki tahap produksi. Menandai dimulainya proses syuting untuk film berkarakter utama villain dari Sleeping Beauty ini, Disney mengungkap sinopsis, serta deretan pemain baru yang akan beradu akting dengan dua pemain utama dari film sebelumnya, Angeina Jolie (Maleficent) dan Elle Fanning (Princess Aurora).

Bersetting beberapa tahun pasca film pertama yang menjelaskan asal-usul Maleficent dan aksinya memberi kutukan pada bayi Princess Aurora, sekuel ini akan kembali mengeksplor hubungan kompleks antara sang peri bertanduk dan sang calon ratu. Di saat bersamaan, mereka juga mengumpulkan sekutu untuk menghadapi musuh baru yang mengancam negeri tempat tinggal para makhluk ajaib.

Menyusul Jolie dan Fanning, nama-nama baru yang dipastikan bergabung di sekuel meliputi Michelle Pfeiffer (Ant-Man and the Wasp), Chiwetel Ejiofor (Doctor Strange), Ed Skrein (Deadpool) dan Robert Lindsay (Wimbledon). Tak ketinggalan juga ada Sam Riley, Imelda Staunton, Juno Temple dan Leslie Manville. Dengan skrip yang ditulis Linda Woolverton, Maleficent 2 disutradarai Joachim Ronning yang sebelumnya menggarap Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales.

Film pertama Maleficent sendiri dirilis pada 2014 pasca kesuksesan besar Alice in Wonderland. Meski menuai reaksi beragam dari para kritikus, Maleficent tetap menorehkan pendapatan yang cukup tinggi sebesar $758 juta. Kesuksesan beruntun yang diraih Alice in Wonderland dan Maleficent pun dinilai melatarbelakangi strategi Disney, untuk semakin getol membuat film-film live-action berdasarkan film animasi klasik mereka yang sangat populer. Dan taktik studio ini pun berbuah manis di box office, terbukti dengan performa mengesankan Cinderella, The Jungle Book hingga Beauty and the Beast. Selanjutnya, film live-action yang siap dihadirkan Disney antara lain Dumbo, The Lion King, Aladdin dan Mulan.

Untuk saat ini Maleficent 2 belum mendapat tanggal rilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Setelah sekian lama dikembangkan, sekuel ‘Maleficent’ akhirnya memasuki tahap produksi.

Setelah sekian lama dikembangkan, sekuel Maleficent akhirnya memasuki tahap produksi. Menandai dimulainya proses syuting untuk film berkarakter utama villain dari Sleeping Beauty ini, Disney mengungkap sinopsis, serta deretan pemain baru yang akan beradu akting dengan dua pemain utama dari film sebelumnya, Angeina Jolie (Maleficent) dan Elle Fanning (Princess Aurora).

Bersetting beberapa tahun pasca film pertama yang menjelaskan asal-usul Maleficent dan aksinya memberi kutukan pada bayi Princess Aurora, sekuel ini akan kembali mengeksplor hubungan kompleks antara sang peri bertanduk dan sang calon ratu. Di saat bersamaan, mereka juga mengumpulkan sekutu untuk menghadapi musuh baru yang mengancam negeri tempat tinggal para makhluk ajaib.

Menyusul Jolie dan Fanning, nama-nama baru yang dipastikan bergabung di sekuel meliputi Michelle Pfeiffer (Ant-Man and the Wasp), Chiwetel Ejiofor (Doctor Strange), Ed Skrein (Deadpool) dan Robert Lindsay (Wimbledon). Tak ketinggalan juga ada Sam Riley, Imelda Staunton, Juno Temple dan Leslie Manville. Dengan skrip yang ditulis Linda Woolverton, Maleficent 2 disutradarai Joachim Ronning yang sebelumnya menggarap Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales.

Film pertama Maleficent sendiri dirilis pada 2014 pasca kesuksesan besar Alice in Wonderland. Meski menuai reaksi beragam dari para kritikus, Maleficent tetap menorehkan pendapatan yang cukup tinggi sebesar $758 juta. Kesuksesan beruntun yang diraih Alice in Wonderland dan Maleficent pun dinilai melatarbelakangi strategi Disney, untuk semakin getol membuat film-film live-action berdasarkan film animasi klasik mereka yang sangat populer. Dan taktik studio ini pun berbuah manis di box office, terbukti dengan performa mengesankan Cinderella, The Jungle Book hingga Beauty and the Beast. Selanjutnya, film live-action yang siap dihadirkan Disney antara lain Dumbo, The Lion King, Aladdin dan Mulan.

Untuk saat ini Maleficent 2 belum mendapat tanggal rilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem