Sunday, August 30, 2015

Tonton Honest Trailer 'Mad Max: Fury Road' Berikut

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Trailer, Artikel Video, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tonton Honest Trailer 'Mad Max: Fury Road' Berikut
link : Tonton Honest Trailer 'Mad Max: Fury Road' Berikut

Baca juga




Salah satu film terbaik tahun ini, 'Mad Max: Fury Road' baru saja dibuatkan honest trailer-nya yang kocak oleh Screen Junkies yang bisa anda tonton di bawah ini. Honest trailer biasanya lebih sering ditujukan untuk film-film jelek karena, yaaa, pastinya lebih mudah mengolok-olok film jelek dibandingkan film yang bagus. Namun tetap saja ada beberapa poin blak-blakan yang lucu dari Mad Max: Fury Road.

Mad Max: Fury Road digambarkan sebagai "2 jam permainan Mario Kart dari neraka". Trailer ini juga menyindir plot filmnya yang terlalu ringan — dan ini benar — namun juga mengakui bahwa sekuens aksinya memang sangat mengagumkan. Disebutkan pula peran Tom Hardy sebagai Max yang hanya menjadi pemeran pembantu bagi karakter yang lebih keren, Furiosa-nya Charlize Theron.

Anda bisa menonton videonya di bawah ini. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem



Salah satu film terbaik tahun ini, 'Mad Max: Fury Road' baru saja dibuatkan honest trailer-nya yang kocak oleh Screen Junkies yang bisa anda tonton di bawah ini. Honest trailer biasanya lebih sering ditujukan untuk film-film jelek karena, yaaa, pastinya lebih mudah mengolok-olok film jelek dibandingkan film yang bagus. Namun tetap saja ada beberapa poin blak-blakan yang lucu dari Mad Max: Fury Road.

Mad Max: Fury Road digambarkan sebagai "2 jam permainan Mario Kart dari neraka". Trailer ini juga menyindir plot filmnya yang terlalu ringan — dan ini benar — namun juga mengakui bahwa sekuens aksinya memang sangat mengagumkan. Disebutkan pula peran Tom Hardy sebagai Max yang hanya menjadi pemeran pembantu bagi karakter yang lebih keren, Furiosa-nya Charlize Theron.

Anda bisa menonton videonya di bawah ini. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Tontonan Minggu Ini #13

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Misc, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tontonan Minggu Ini #13
link : Tontonan Minggu Ini #13

Baca juga


Minggu ini saya menonton 'Attack on Titan', 'How to Make Love Like an Englishman', 'The Man from U.N.C.L.E.' dan 'The Gallows' serta serial 'Daredevil'. Apa tontonan anda?

Mungkin ini bukanlah suatu hal yang harus dibanggakan, tapi meskipun minggu ini sangat hectic di dunia nyata, saya masih bisa menonton 4 film, diantaranya: Attack on Titan, How to Make Love Like an Englishman, The Man from U.N.C.L.E. dan The Gallows.

Attack on Titan -- Bagian pertama dari 2 film ini tak begitu memuaskan. Bukan dari efek visualnya — sedari awal saya tak punya ekspektasi tinggi di departemen ini, melainkan dari ceritanya yang dirombak drastis dan ternyata tak lebih baik. Anda bisa membaca review dari saya disini.

How to Make Love Like an Englishman -- Pierce Brosnan, Salma Hayek, dan Jessica Alba bermain dalam film sekelas FTV. Tak layak tonton di bioskop. Sungguh. Anda bisa membaca review lengkapnya disini.

The Man from U.N.C.L.E. -- Sutradara Guy Ritchie ikut nimbrung dalam hiruk pikuk film spionase tahun ini — kalau saya tidak salah, sudah ada 4 film bertema mata-mata tahun ini. Memang tak seambisius film Ritchie lainnya, namun menarik melihat pesona tiga bintang utamanya: Henry Cavill, Armie Hammer dan Alicia Vikander. Film ini stylish dan menghibur. Review dari saya bisa dibaca disini.

The Gallows -- Satu lagi film horor dengan subgenre found-footage. Filmnya sih standar dengan narasi yang klise, meski punya premis dan ending yang lumayan. Yang sedikit mengganggu adalah gaya found-footage-nya yang berlebihan. Alih-alih menciptakan kesan natural, malah jadi berantakan. Kalau mau, anda bisa membaca review dari saya disini.

Daredevil season 1 episode 11 -- Satu-satunya serial yang saya tonton minggu ini. Ternyata gala dinner yang menyebabkan banyak orang keracunan bukankah rencana Fisk. Sementara itu Matt berusaha mencari orang yang bisa membuatkannya kostum yang layak. Akhir sudah dekat, dan kemungkinan film ini akan ditutup dengan penampilan Matt dalam kostum resmi Daredevil.

Nah, itulah tontonan saya minggu ini. Apa tontonan anda? Silakan masukkan ke kolom komentar dan akan saya baca dengan senang hati. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Minggu ini saya menonton 'Attack on Titan', 'How to Make Love Like an Englishman', 'The Man from U.N.C.L.E.' dan 'The Gallows' serta serial 'Daredevil'. Apa tontonan anda?

Mungkin ini bukanlah suatu hal yang harus dibanggakan, tapi meskipun minggu ini sangat hectic di dunia nyata, saya masih bisa menonton 4 film, diantaranya: Attack on Titan, How to Make Love Like an Englishman, The Man from U.N.C.L.E. dan The Gallows.

Attack on Titan -- Bagian pertama dari 2 film ini tak begitu memuaskan. Bukan dari efek visualnya — sedari awal saya tak punya ekspektasi tinggi di departemen ini, melainkan dari ceritanya yang dirombak drastis dan ternyata tak lebih baik. Anda bisa membaca review dari saya disini.

How to Make Love Like an Englishman -- Pierce Brosnan, Salma Hayek, dan Jessica Alba bermain dalam film sekelas FTV. Tak layak tonton di bioskop. Sungguh. Anda bisa membaca review lengkapnya disini.

The Man from U.N.C.L.E. -- Sutradara Guy Ritchie ikut nimbrung dalam hiruk pikuk film spionase tahun ini — kalau saya tidak salah, sudah ada 4 film bertema mata-mata tahun ini. Memang tak seambisius film Ritchie lainnya, namun menarik melihat pesona tiga bintang utamanya: Henry Cavill, Armie Hammer dan Alicia Vikander. Film ini stylish dan menghibur. Review dari saya bisa dibaca disini.

The Gallows -- Satu lagi film horor dengan subgenre found-footage. Filmnya sih standar dengan narasi yang klise, meski punya premis dan ending yang lumayan. Yang sedikit mengganggu adalah gaya found-footage-nya yang berlebihan. Alih-alih menciptakan kesan natural, malah jadi berantakan. Kalau mau, anda bisa membaca review dari saya disini.

Daredevil season 1 episode 11 -- Satu-satunya serial yang saya tonton minggu ini. Ternyata gala dinner yang menyebabkan banyak orang keracunan bukankah rencana Fisk. Sementara itu Matt berusaha mencari orang yang bisa membuatkannya kostum yang layak. Akhir sudah dekat, dan kemungkinan film ini akan ditutup dengan penampilan Matt dalam kostum resmi Daredevil.

Nah, itulah tontonan saya minggu ini. Apa tontonan anda? Silakan masukkan ke kolom komentar dan akan saya baca dengan senang hati. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Saturday, August 29, 2015

Berita Film Minggu Ini #13

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Berita Film Minggu Ini #13
link : Berita Film Minggu Ini #13

Baca juga




Minggu ini ada 16 berita yang saya kompilasi. Berita terhangat diantaranya Jennifer Lawrencewell, apapun yang berhubungan dengan J-Law selalu menjadi yang terhangat — yang akan membuat film bersama bintang Trainwreck, Amy Schumer, spin-off serial Sons of Anarchy, lalu Mads Mikkelsen yang kemungkinan akan bergabung dalam Marvel Cinematic Universe. Ada pula berita mengenai bintang Jurassic World, Bryce Dallas Howard yang akan bermain dalam film drama bersetting Indonesia.

Berikut kompilasi berita film minggu ini:

#01 Jennifer Lawrence akan Membuat Film Bersama Amy Schumer

//avclub.com

Jennifer Lawrence dan komika Amy Schumer tengah bekerja sama untuk membuat film. New York Times memberitakan bahwa keduanya tengah menulis skenario bersama.

"Kami bermain sebagai saudara," ujar Lawrence. "Kami hampir selesai menulis [skrip]nya. Mungkin sekitar 100 halaman. Amy dan saya sangat cocok secara kreatif."

Mau dibawa kemana naskah ini? Semoga saja berakhir di tangan sutradara yang tepat.


#02 'Sons of Anarchy' akan Dibuatkan Spin-Off

//comingsoon.net

Salah satu serial populer dari stasiun FX, Sons of Anarchy telah mengakhiri musim tayangnya di akhir tahun lalu. Namun, kemungkinan besar kita akan kembali melihat aksi geng motor tersebut di layar kaca.

Dilansir dari THR, kreator Sons of Anarchy, Kurt Sutter tengah mengembangkan spin-off dari serial tersebut yang akan berfokus pada Mayans Motorcycle Club. Grup ini menjadi antagonis utama dalam seri aslinya, meski mereka bealiani dengan SAMCRO di episode-episode akhir. Hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai timeline maupun hubungannya dengan serial orisinalnya.

Judul sementaranya adalah The First 9, dengan proses tayang yang akan dilakukan sebelum 2017.


#03 Michelle Pfeifer Bermain dalam Film HBO 'Wizard of Lies'

//avclub.com

Variety melaporkan bahwa Michelle Pfeifer akan bermain bersama Robert De Niro dalam film Wizard of Lies yang bercerita tentang mantan konsultan investasi, Bernie Madoff yang melakukan skema Ponzi besar-besaran. De Niro akan bermain sebagai Bernie Madoff sementara Pfeifer sebagai Ruth Madoff.

Wizard of Lies diangkat dari buku berjudul sama karya Diana Henriques dengan sutradara Barry Levinson (Phil Spector).


#04 Mads Mikkelsen akan Bergabung dalam 'Doctor Strange' Marvel?

//411mania.com

Bintang Hannibal, Mads Mikkelsen tengah berada dalam tahap negosiasi untuk bermain dalam film Marvel berikutnya, Doctor Strange. Rumor menyebutkan bahwa Mikkelsen ditawarkan posisi sebagai salah satu karakter antagonis.

Doctor Strange direncanakan tayang pada 14 November 2016 dengan sutradara Scott Derrickson. Benenict Cumberbatch akan bermain sebagai Strange dengan lawan main Chiwetel Ejiofor dan Tilda Swinton.


#05 'Bourne 5' Bersetting Pasca Tragedi Snowden

//news.com.au

Bicara dengan Buzzfeed dalam promosi The Martian, Matt Damon mengungkapkan rencananya bersama sutradara Paul Grengrass mengenai Bourne 5 (judul tentatif). Jika dalam 3 film sebelumnya, tema film ini menyentil era pemerintahan Bush dan tragedi 9/11, maka dalam film kelima ini, Damon menyatakan akan mengambil inspirasi dari skandal Snowden pada 2013 lalu.

Sebagai informasi, Edward Snowden adalah mantan anggota CIA yang membocorkan informasi rahasia dari NSA yang mengungkapkan usaha pemerintah mematai-matai warganya.

Proses syuting dimulai minggu depan dengan rencana tayang pada 29 Juli 2016.


#06 6 Aktor Baru akan Bermain Bersama Uma Thurman dalam 'The Brits are Coming'

//hollywoodreporter.com

6 aktor baru telah bergabung bersama Uma Thurman dalam film komedi The Brits are Coming yang saat ini berada dalam proses syuting. Aktor tersebut diantaranya Tim Roth (Selma), Parker Posey (Irrational Man), Maggie Q (The Divergent Series), Alice Eve (Before We Go), Stephen Fry (Sherlock Holmes: A Game of Shadows) and Sofia Vergara (Chef).

Disutradarai oleh James Oakley (The Devil You Know), film ini bercerita tentang pasangan penipu dari Inggris nan eksentrik, Harriet (Thurman) and Peter Fox (Roth). Keduanya terbang ke Los Angeles untuk membayar hutang pada seorang gangster keji (Maggie Q) setelah kalah dalam permainan poker. Pasangan ini kemudian berencana untuk mendapatkan kembali uang mereka dengan melakukan operasi pencurian perhiasan dengan bantuan mantan istri Peter (Eve) dan suami barunya, Gabriel.


#07 Ridley Scott Pastikan 'Prometheus 2' Jadi Proyek Selanjutnya

//doddleme.com

Sebelumnya sempat beredar rumor bahwa Ridley Scott akan memberikan kursi sutradara pada orang lain dan hanya akan bertindak sebagai produser dalam Prometheus 2. Namun dalam wawancaranya dengan Empire, Scott menyebutkan bahwa sekuel ini akan menjadi proyeknya setelah The Martian (yang akan tayang Oktober mendatang).

"Saya sudah siap untuk film berikutnya", ujar Scott. "Saya tengah mencari lokasi untuk film berikutnya, yaitu Prometheus 2."

Jika ini benar, kemungkinan besar Prometheus 2 akan dirilis pada 2017.


#08 Sam Worthington Bermain dalam Film Sc-Fi 'The Titan'

//screendaily.com

Untuk Toronto International Film Festival, Voltage Pictures tengah mempersiapkan film petualangan fiksi ilmiah berjudul The Titan. Sam Worthington, Ruth Wilson and Sofia Boutella akan bermain di film ini.

Film ini akan disutradarai oleh Lennart Ruff (Nocebo, No Special Incidents) dari naskah yang ditulis oleh Max Hurwitz. Ceritanya mengenai keluarga tentara yang terlibat dalam penelitian inovatif tentang evolusi genetis di luar angkasa.

Proses syuting direncanakan dimulai pada Januari tahun depan di Eropa.


#09 Steve Carell Gantikan Bruce Willis Untuk Film Terbaru Woody Allen

//hollywoodreporter.com

THR memberitakan bahwa Steve Carell menggantikan Bruce Willis untuk film terbaru dari sutradara Woody Allen yang proses produksinya tengah berlangsung di Los Angeles. Film yang belum mempunyai judul resmi ini juga dibintangi oleh Jesse Eisenberg, Kristen Stewart, Blake Lively, Parker Posey dan Corey Stoll.

Meski sebelumnya sempat terlihat ikut syuting bersama Eisenberg, namun tiba-tiba Willis mengundurkan diri dengan alasan yang belum jelas.


#10 Bryce Dallas Howard Bermain dalam Film Bersetting Indonesia

//411mania.com

Setelah Jurassic World dan film Disney Pete's Dragon (yang akan tayang tahun depan), aktris Bryce Dallas Howard akan bermain dalam film Gold bersama Matthew McConaughey dan Edgar Ramirez.

Howard akan bermain sebagai Kay, pacar dari karakter McConaughey dalam film drama bertema penambangan untuk menemukan emas di hutan Indonesia. Bersama, perjalanan mereka menyusuri sungai misterius di Borneo hingga kantor di Wall Street.

Disutradarai oleh Stephen Gaghan, ikut bermain Corey Stoll, Toby Kebbell, Bruce Greenwood dan Stacy Keach. Film ini akan menyelesaikan proses produksi pada Oktober mendatang.


#11 Inilah Aktor untuk 'War of the Planet of the Apes'

//hollywoodreporter.com

20th Century Fox direncanakan akan merekrut Gabriel Chavarria (Low Riders, serial East Los High) untuk film War of the Planet of the Apes. Belum jelas perannya sebagai siapa, namun kemungkinan besar akan menjadi karakter utama sebagaimana yang diperankan James Franco pada film pertama dan Jason Clarke pada film keduanya.

Matt Reeves (Dawn of the Planet of the Apes) akan kembali duduk sebagai sutradara. Film ini direncanakan rilis pada 2017.


#12 Sutradara 'Sinister 2' akan Arahkan 'The Shee'

//rasset.ie

Sebagaimana diberitakan Deadline, sutradara Sinister 2, Ciaran Foy direncanakan akan menyutradarai The Shee, film thriller bersetting di tahun 1960-an yang bercerita tentang seorang wanita muda yang harus mengkonfrontasi masa lalunya yang tragis saat dia terjebak di pulau terpencil.

Dalam mitologi Skotlandia, Shee (Sidhe / Banshee) adalah ras peri gaib yang tak terlihat oleh manusia yang bisa mengambil wujud berbeda-beda.

Film ini, tentu saja, akan diproduseri oleh Jason Blum dengan rumah produksinya Blumhouse.


#13 John Boyega Bergabung Bersama Tom Hanks dan Emma Watson dalam 'The Circle'

//mashable.com

Bintang Attack the Block dan Star Wars: The Force Awakens akan bermain bersama Tom Hanks dan Emma Watson dalam proyek selanjutnya dari sutradara James Ponsoldt (The Spectacular Now, End of the Tour) yang berjudul The Circle.

Film ini diangkat dari novel Dave Egger yang bercerita tentang wanita muda (Watson) yang direkrut oleh sebuah perusahaan monopoli internet bernama Circle yang menghubungkan email, sosial media, dan rekening bank penggunanya dengan sistem operasi mereka. Boyega akan bermain sebagai Ty, seorang visioner muda di balik Circle yang punya hubungan dengan karakter Watson.

Proses produksi akan dimulai September ini.


#14 Robert Pattinson akan Bermain dalam Film Sci-Fi tentang Astronot

//liputan6.com

Screen Daily memberitakan bahwa Robert Pattinson akan bermain dalam proyek yang belum berjudul yang diangkat dari naskah karya Zadie Smith bersama Claire Denis dan akan disutradarai oleh Denis sendiri.

Detailnya masih disimpan rapat-rapat, namun kabarnya Pattinson akan bermain sebagai astronot dengan setting di sebauh sistem tata surya di masa depan.

Proses produksi takkan dimulai hingga akhir 2015 atau awal 2016, jadi kemungkinan besar filmnya akan dirilis paling cepat 2017.


#15 Joaquin Phoenix dan M. Night Shyamalan Reuni dalam Film Thriller Produksi Blumhouse

//liputan6.com

Setelah kolaborasi mereka dalam Signs pada 2002 lalu, Joaquin Phoenix dan M. Night Shyamalan akan reuni kembali untuk sebuah film thriller, yang kali ini diproduseri oleh masternya produser horor-thriller, Jason Blum.

Plot dari proyek yang belum mempunyai judul ini masih disimpan rapat-rapat.


#16 Daniel Bruhl Bergabung Bersama Jessica Chastain dalam 'The Zookeper's Wife'

//vanityfair.com

Daniel Bruhl akan beradu akting dengan Jessica Chastain dalam film drama The Zookeper's Wife yang akan disutradarai oleh Niki Caro (Whale Rider, McFarland USA).

Diangkat dari novel Diane Ackerman, ceritanya mengambil tempat pada tahun 1939 di Polandia saat Area Pengungsian Warsawa berdiri, dimana Antonina Zabinska (Chastain) dan suaminya, Dr. Jan Zabinski yang merupakan pengelola kebun binatang Warsawa, menjadikan kebun binatang tersebut untuk menampung 300 orang Yahudi dari kejaran pasukan Jerman. Bruhl akan bermain sebagai Lutz Heck, zoologis Jerman yang merebut kebun binatang Zabinski.


Itulah berita film minggu ini. Sampai jumpa di episode 14 minggu depan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem



Minggu ini ada 16 berita yang saya kompilasi. Berita terhangat diantaranya Jennifer Lawrencewell, apapun yang berhubungan dengan J-Law selalu menjadi yang terhangat — yang akan membuat film bersama bintang Trainwreck, Amy Schumer, spin-off serial Sons of Anarchy, lalu Mads Mikkelsen yang kemungkinan akan bergabung dalam Marvel Cinematic Universe. Ada pula berita mengenai bintang Jurassic World, Bryce Dallas Howard yang akan bermain dalam film drama bersetting Indonesia.

Berikut kompilasi berita film minggu ini:

#01 Jennifer Lawrence akan Membuat Film Bersama Amy Schumer

//avclub.com

Jennifer Lawrence dan komika Amy Schumer tengah bekerja sama untuk membuat film. New York Times memberitakan bahwa keduanya tengah menulis skenario bersama.

"Kami bermain sebagai saudara," ujar Lawrence. "Kami hampir selesai menulis [skrip]nya. Mungkin sekitar 100 halaman. Amy dan saya sangat cocok secara kreatif."

Mau dibawa kemana naskah ini? Semoga saja berakhir di tangan sutradara yang tepat.


#02 'Sons of Anarchy' akan Dibuatkan Spin-Off

//comingsoon.net

Salah satu serial populer dari stasiun FX, Sons of Anarchy telah mengakhiri musim tayangnya di akhir tahun lalu. Namun, kemungkinan besar kita akan kembali melihat aksi geng motor tersebut di layar kaca.

Dilansir dari THR, kreator Sons of Anarchy, Kurt Sutter tengah mengembangkan spin-off dari serial tersebut yang akan berfokus pada Mayans Motorcycle Club. Grup ini menjadi antagonis utama dalam seri aslinya, meski mereka bealiani dengan SAMCRO di episode-episode akhir. Hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai timeline maupun hubungannya dengan serial orisinalnya.

Judul sementaranya adalah The First 9, dengan proses tayang yang akan dilakukan sebelum 2017.


#03 Michelle Pfeifer Bermain dalam Film HBO 'Wizard of Lies'

//avclub.com

Variety melaporkan bahwa Michelle Pfeifer akan bermain bersama Robert De Niro dalam film Wizard of Lies yang bercerita tentang mantan konsultan investasi, Bernie Madoff yang melakukan skema Ponzi besar-besaran. De Niro akan bermain sebagai Bernie Madoff sementara Pfeifer sebagai Ruth Madoff.

Wizard of Lies diangkat dari buku berjudul sama karya Diana Henriques dengan sutradara Barry Levinson (Phil Spector).


#04 Mads Mikkelsen akan Bergabung dalam 'Doctor Strange' Marvel?

//411mania.com

Bintang Hannibal, Mads Mikkelsen tengah berada dalam tahap negosiasi untuk bermain dalam film Marvel berikutnya, Doctor Strange. Rumor menyebutkan bahwa Mikkelsen ditawarkan posisi sebagai salah satu karakter antagonis.

Doctor Strange direncanakan tayang pada 14 November 2016 dengan sutradara Scott Derrickson. Benenict Cumberbatch akan bermain sebagai Strange dengan lawan main Chiwetel Ejiofor dan Tilda Swinton.


#05 'Bourne 5' Bersetting Pasca Tragedi Snowden

//news.com.au

Bicara dengan Buzzfeed dalam promosi The Martian, Matt Damon mengungkapkan rencananya bersama sutradara Paul Grengrass mengenai Bourne 5 (judul tentatif). Jika dalam 3 film sebelumnya, tema film ini menyentil era pemerintahan Bush dan tragedi 9/11, maka dalam film kelima ini, Damon menyatakan akan mengambil inspirasi dari skandal Snowden pada 2013 lalu.

Sebagai informasi, Edward Snowden adalah mantan anggota CIA yang membocorkan informasi rahasia dari NSA yang mengungkapkan usaha pemerintah mematai-matai warganya.

Proses syuting dimulai minggu depan dengan rencana tayang pada 29 Juli 2016.


#06 6 Aktor Baru akan Bermain Bersama Uma Thurman dalam 'The Brits are Coming'

//hollywoodreporter.com

6 aktor baru telah bergabung bersama Uma Thurman dalam film komedi The Brits are Coming yang saat ini berada dalam proses syuting. Aktor tersebut diantaranya Tim Roth (Selma), Parker Posey (Irrational Man), Maggie Q (The Divergent Series), Alice Eve (Before We Go), Stephen Fry (Sherlock Holmes: A Game of Shadows) and Sofia Vergara (Chef).

Disutradarai oleh James Oakley (The Devil You Know), film ini bercerita tentang pasangan penipu dari Inggris nan eksentrik, Harriet (Thurman) and Peter Fox (Roth). Keduanya terbang ke Los Angeles untuk membayar hutang pada seorang gangster keji (Maggie Q) setelah kalah dalam permainan poker. Pasangan ini kemudian berencana untuk mendapatkan kembali uang mereka dengan melakukan operasi pencurian perhiasan dengan bantuan mantan istri Peter (Eve) dan suami barunya, Gabriel.


#07 Ridley Scott Pastikan 'Prometheus 2' Jadi Proyek Selanjutnya

//doddleme.com

Sebelumnya sempat beredar rumor bahwa Ridley Scott akan memberikan kursi sutradara pada orang lain dan hanya akan bertindak sebagai produser dalam Prometheus 2. Namun dalam wawancaranya dengan Empire, Scott menyebutkan bahwa sekuel ini akan menjadi proyeknya setelah The Martian (yang akan tayang Oktober mendatang).

"Saya sudah siap untuk film berikutnya", ujar Scott. "Saya tengah mencari lokasi untuk film berikutnya, yaitu Prometheus 2."

Jika ini benar, kemungkinan besar Prometheus 2 akan dirilis pada 2017.


#08 Sam Worthington Bermain dalam Film Sc-Fi 'The Titan'

//screendaily.com

Untuk Toronto International Film Festival, Voltage Pictures tengah mempersiapkan film petualangan fiksi ilmiah berjudul The Titan. Sam Worthington, Ruth Wilson and Sofia Boutella akan bermain di film ini.

Film ini akan disutradarai oleh Lennart Ruff (Nocebo, No Special Incidents) dari naskah yang ditulis oleh Max Hurwitz. Ceritanya mengenai keluarga tentara yang terlibat dalam penelitian inovatif tentang evolusi genetis di luar angkasa.

Proses syuting direncanakan dimulai pada Januari tahun depan di Eropa.


#09 Steve Carell Gantikan Bruce Willis Untuk Film Terbaru Woody Allen

//hollywoodreporter.com

THR memberitakan bahwa Steve Carell menggantikan Bruce Willis untuk film terbaru dari sutradara Woody Allen yang proses produksinya tengah berlangsung di Los Angeles. Film yang belum mempunyai judul resmi ini juga dibintangi oleh Jesse Eisenberg, Kristen Stewart, Blake Lively, Parker Posey dan Corey Stoll.

Meski sebelumnya sempat terlihat ikut syuting bersama Eisenberg, namun tiba-tiba Willis mengundurkan diri dengan alasan yang belum jelas.


#10 Bryce Dallas Howard Bermain dalam Film Bersetting Indonesia

//411mania.com

Setelah Jurassic World dan film Disney Pete's Dragon (yang akan tayang tahun depan), aktris Bryce Dallas Howard akan bermain dalam film Gold bersama Matthew McConaughey dan Edgar Ramirez.

Howard akan bermain sebagai Kay, pacar dari karakter McConaughey dalam film drama bertema penambangan untuk menemukan emas di hutan Indonesia. Bersama, perjalanan mereka menyusuri sungai misterius di Borneo hingga kantor di Wall Street.

Disutradarai oleh Stephen Gaghan, ikut bermain Corey Stoll, Toby Kebbell, Bruce Greenwood dan Stacy Keach. Film ini akan menyelesaikan proses produksi pada Oktober mendatang.


#11 Inilah Aktor untuk 'War of the Planet of the Apes'

//hollywoodreporter.com

20th Century Fox direncanakan akan merekrut Gabriel Chavarria (Low Riders, serial East Los High) untuk film War of the Planet of the Apes. Belum jelas perannya sebagai siapa, namun kemungkinan besar akan menjadi karakter utama sebagaimana yang diperankan James Franco pada film pertama dan Jason Clarke pada film keduanya.

Matt Reeves (Dawn of the Planet of the Apes) akan kembali duduk sebagai sutradara. Film ini direncanakan rilis pada 2017.


#12 Sutradara 'Sinister 2' akan Arahkan 'The Shee'

//rasset.ie

Sebagaimana diberitakan Deadline, sutradara Sinister 2, Ciaran Foy direncanakan akan menyutradarai The Shee, film thriller bersetting di tahun 1960-an yang bercerita tentang seorang wanita muda yang harus mengkonfrontasi masa lalunya yang tragis saat dia terjebak di pulau terpencil.

Dalam mitologi Skotlandia, Shee (Sidhe / Banshee) adalah ras peri gaib yang tak terlihat oleh manusia yang bisa mengambil wujud berbeda-beda.

Film ini, tentu saja, akan diproduseri oleh Jason Blum dengan rumah produksinya Blumhouse.


#13 John Boyega Bergabung Bersama Tom Hanks dan Emma Watson dalam 'The Circle'

//mashable.com

Bintang Attack the Block dan Star Wars: The Force Awakens akan bermain bersama Tom Hanks dan Emma Watson dalam proyek selanjutnya dari sutradara James Ponsoldt (The Spectacular Now, End of the Tour) yang berjudul The Circle.

Film ini diangkat dari novel Dave Egger yang bercerita tentang wanita muda (Watson) yang direkrut oleh sebuah perusahaan monopoli internet bernama Circle yang menghubungkan email, sosial media, dan rekening bank penggunanya dengan sistem operasi mereka. Boyega akan bermain sebagai Ty, seorang visioner muda di balik Circle yang punya hubungan dengan karakter Watson.

Proses produksi akan dimulai September ini.


#14 Robert Pattinson akan Bermain dalam Film Sci-Fi tentang Astronot

//liputan6.com

Screen Daily memberitakan bahwa Robert Pattinson akan bermain dalam proyek yang belum berjudul yang diangkat dari naskah karya Zadie Smith bersama Claire Denis dan akan disutradarai oleh Denis sendiri.

Detailnya masih disimpan rapat-rapat, namun kabarnya Pattinson akan bermain sebagai astronot dengan setting di sebauh sistem tata surya di masa depan.

Proses produksi takkan dimulai hingga akhir 2015 atau awal 2016, jadi kemungkinan besar filmnya akan dirilis paling cepat 2017.


#15 Joaquin Phoenix dan M. Night Shyamalan Reuni dalam Film Thriller Produksi Blumhouse

//liputan6.com

Setelah kolaborasi mereka dalam Signs pada 2002 lalu, Joaquin Phoenix dan M. Night Shyamalan akan reuni kembali untuk sebuah film thriller, yang kali ini diproduseri oleh masternya produser horor-thriller, Jason Blum.

Plot dari proyek yang belum mempunyai judul ini masih disimpan rapat-rapat.


#16 Daniel Bruhl Bergabung Bersama Jessica Chastain dalam 'The Zookeper's Wife'

//vanityfair.com

Daniel Bruhl akan beradu akting dengan Jessica Chastain dalam film drama The Zookeper's Wife yang akan disutradarai oleh Niki Caro (Whale Rider, McFarland USA).

Diangkat dari novel Diane Ackerman, ceritanya mengambil tempat pada tahun 1939 di Polandia saat Area Pengungsian Warsawa berdiri, dimana Antonina Zabinska (Chastain) dan suaminya, Dr. Jan Zabinski yang merupakan pengelola kebun binatang Warsawa, menjadikan kebun binatang tersebut untuk menampung 300 orang Yahudi dari kejaran pasukan Jerman. Bruhl akan bermain sebagai Lutz Heck, zoologis Jerman yang merebut kebun binatang Zabinski.


Itulah berita film minggu ini. Sampai jumpa di episode 14 minggu depan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Thursday, August 27, 2015

Polling: Film Pilihan 23-08-2015 s.d. 27-08-2015

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Polling, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Polling: Film Pilihan 23-08-2015 s.d. 27-08-2015
link : Polling: Film Pilihan 23-08-2015 s.d. 27-08-2015

Baca juga




Mulai minggu lalu, polling FILM PILIHAN ANDA mulai saya buat dan anda telah memilih beberapa film terbaru yang menjadi favorit anda selama seminggu terakhir, diantaranya Inside Out, Battle of Surabaya, Palasik, Swelter, Child 44, Joe Hua Tang Mo, dan Hitman: Agent 47.

Deretan 3 besar berturut-turut adalah Battle of Surabaya, Inside Out, dan Hitman: Agent 47 dengan 43,48%, 34,78%, dan 17,39%. Cukup mengejutkan bahwa sebagian besar pembaca UlasanPilem lebih banyak memilih Battle of Surabaya ketimbang Inside Out. Bukannya bermaksud mendeskreditkan film Indonesia, namun biasanya film animasi luar punya daya tarik yang lebih besar buat penonton.

Berikut hasilnya :


Berikut adalah polling untuk minggu ini. Polling akan saya tutup Kamis depan pukul 23.59. Silakan pilih film pilihan anda minggu ini agar bisa menjadi referensi bagi penonton lainnya. Anda bisa memilih hingga 3 film. Polling juga bisa anda akses setiap saat di bagian sidebar blog ini. Happy voting.



Mulai minggu lalu, polling FILM PILIHAN ANDA mulai saya buat dan anda telah memilih beberapa film terbaru yang menjadi favorit anda selama seminggu terakhir, diantaranya Inside Out, Battle of Surabaya, Palasik, Swelter, Child 44, Joe Hua Tang Mo, dan Hitman: Agent 47.

Deretan 3 besar berturut-turut adalah Battle of Surabaya, Inside Out, dan Hitman: Agent 47 dengan 43,48%, 34,78%, dan 17,39%. Cukup mengejutkan bahwa sebagian besar pembaca UlasanPilem lebih banyak memilih Battle of Surabaya ketimbang Inside Out. Bukannya bermaksud mendeskreditkan film Indonesia, namun biasanya film animasi luar punya daya tarik yang lebih besar buat penonton.

Berikut hasilnya :


Berikut adalah polling untuk minggu ini. Polling akan saya tutup Kamis depan pukul 23.59. Silakan pilih film pilihan anda minggu ini agar bisa menjadi referensi bagi penonton lainnya. Anda bisa memilih hingga 3 film. Polling juga bisa anda akses setiap saat di bagian sidebar blog ini. Happy voting.

Wednesday, August 26, 2015

Review Film: 'The Man from U.N.C.L.E.' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Aksi, Artikel Komedi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'The Man from U.N.C.L.E.' (2015)
link : Review Film: 'The Man from U.N.C.L.E.' (2015)

Baca juga


Meskipun 'The Man from U.N.C.L.E.' bisa dibilang lebih inferior dibanding film-film Ritchie sebelumnya, namun berkat akting yang solid dan sentuhan humor dengan timing yang tepat, mampu mengangkat narasinya yang sedikit stereotip menjadi sajian yang punya nilai hiburan berkualitas.

“For a special agent, you're not having a very special day, are you?”
— Waverly
Guy Ritchie ikut ambil bagian dalam hiruk pikuk film spionase tahun ini dengan reboot/adaptasi serial TV era 60-an, The Man from U.N.C.L.E.. Meskipun film ini bisa dibilang lebih inferior dibanding film-film Ritchie sebelumnya, namun berkat akting yang solid dan sentuhan humor dengan timing yang tepat, mampu mengangkat narasinya yang sedikit stereotip menjadi sajian yang punya nilai hiburan berkualitas.

Setting yang diambil, tentu saja, adalah di era 60-an, tepatnya tahun 1963 saat Rusia dan Amerika berada dalam status perang dingin setelah menaklukkan Jerman, yang kini terbagi menjadi dua, Jerman Barat dan Jerman Timur. Agen CIA, Napoleon Solo (Henry Cavill), diperintahkan untuk menyelamatkan seorang gadis mekanik yang bekerja di sebuah bengkel di balik tembok Jerman Timur, Gaby Teller (Alicia Vikander). Penyelamatan ini dilakukan demi mendapatkan informasi mengenai ayah Gaby yang dipekerjakan sebagai teknisi nuklir oleh sisa-sisa prajurit Nazi.

Namun Gaby tak hanya diinginkan oleh Amerika saja. Pihak Rusia menugaskan agen KGB terbaik mereka, Ilya Kuryakin (Armie Hammer). Usaha perebutan Gaby oleh dua agen elit yang menjadi adegan pembuka yang lezat ini disuguhkan dalam adegan kejar-kejaran mobil berskala kecil tapi intens, yang tak hanya dikemas dengan sangat menarik dan menghibur — adegan ini adalah favorit saya — namun juga menjembatani penonton untuk mengenal karakter keduanya dan asal mula rivalitas mereka.


Dengan perkenalan pertama yang menyerempet sikon hidup-mati ini, tentu saja keduanya sangat kaget saat atasan masing-masing menugaskan mereka bekerja sama dalam misi mencari ayah Gaby. Saling unjuk skill, saling memata-matai, saling sindir menyindir menjadi poin utama dari dinamika interaksi keduanya, yang terkadang membuat saya iseng terpikir bahwa keduanya tampak sebagai pasangan yang serasi. Ups.

Yang menjadi femme fatale di film ini adalah Elizabeth Debicki sebagai Victoria, wanita cerdas, menawan, tapi juga mematikan. Saya tak ingin mengungkap plotnya lebih jauh, karena ada beberapa plot twist yang jika saya jelaskan maka akan mengurangi kenikmatan bagi yang belum menonton. Sebagaimana tipikal film spionase, dalam film ini ada pengkhianatan, kejar-kejaran mobil, kejar-kejaran kapal, ledakan, dan hal-hal berbau mata-mata lainnya.

Berkolaborasi dengan rekan penulis skripnya dalam Sherlock Holmes, Lionel Wingram, Ritchie menghadirkan alur cerita yang rumit dan bermaksud mendahului penonton. Bagusnya, mereka berhasil. Alurnya berkelok di dan ke arah yang tak kita duga yang bakalan membuat kita terikat hingga akhir film meski punya durasi yang cukup lama, hampir 2 jam.

Jelas, yang menjadi fokus Ritchie disini adalah komedinya. Celotehan-celotehan ringan maupun komedi situasi bertebaran dimana-mana, namun mengalir begitu saja dengan natural tanpa kesan dipaksakan. Bahkan adegan klimaks saat pengejaran Victoria yang kabur dengan kapal, terasa "ringan", padahal melibatkan ini melibatkan bom nuklir.

Walaupun demikian, Ritchie tetap tak meninggalkan adegan aksi yang menjadi salah satu syarat film khas mata-mata. Dengan set yang bagus dan mendetail, Ritchie menawarkan sekuens aksi yang asyik. Salah satu adegan yang menarik adalah kejar-kejaran yang melibatkan jip, ATV, serta sepeda motor di hutan dan sungai. Dan ini diambil dengan direksi ikonik dari Ritchie: sorotan gesit dengan cut frame cepat, yang terkadang ditambah dengan gaya split-screen.

Dengan hanya sedikit backstory, memang tak ada perkembangan karakter yang berarti. Napoleon adalah mantan pencuri ulung yang dipekerjakan CIA, Ilya agen kaku yang punya masalah keluarga sebagaimana halnya Gaby. Namun yang membuat film ini bekerja di balik karakterisasinya yang one-note adalah dinamisnya interaksi antar-karakter. Punya skill yang hampir selevel dengan karakter yang berbeda, Napoleon dan Ilya punya hubungan yang komikal tipikal buddy-movie, dengan Gaby yang menjadi penengah diantara keduanya.

Henry Cavill menunjukkan pesona yang entah kenapa selama ini disembunyikannya. Penampilannya sebagai Napoleon menjadi bahan bakar utama film ini dengan karisma, gaya, dan cara bertuturnya yang parlente tanpa kehilangan selera humor yang mengingatkan kita pada James Bond era Sean Connery. Mengejutkan bagaimana Cavill mengeluarkan kapabilitas akting yang tak monoton, yang berbanding terbalik dalam Man of Steel.

Selain Debicki, penampilan pemain lainnya tak begitu mencolok. Namun kemunculan Hugh Grant sebagai karakter sampingan yang muncul mendekati akhir film cukup signifikan, yang menjadi penanda keterlibatan agen negara lain dalam perebutan teknologi pembunuh massal ini.

Meski tetap ada sedikit cita rasa kontemporer di dalamnya, nuansa retro sangat terasa berkat tata produksinya yang menampilkan fashion, aksesoris, mobil, dan bangunan yang menangkap dengan baik era 60-an. Hal ini juga didukung dengan soundtrack jazz jadul dan scoring dari Daniel Pemberton.

Saya tak pernah menonton serial orisinalnya, jadi tak bisa memastikan apakah film ini setia terhadap materi aslinya atau dirombak besar-besaran. Yang jelas, The Man from U.N.C.LE. adalah film spionase old-school dengan sentuhan modern yang digarap dengan serius, meski memang tak seambisius dan seberani film Ritchie lainnya sejak era Snatch.. Film yang menghibur dan stylish, dan tentunya saya tak berkeberatan menantikan sekuel yang sempat diisyaratkan sebelum credit title. ■ UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'The Man from U.N.C.L.E.' |
|

IMDb | Rottentomatoes
116 menit | Remaja

Sutradara: Guy Ritchie
Penulis: Guy Ritchie, Lionel Wigram
Pemain: Henry Cavill, Armie Hammer, Alicia Vikander

Meskipun 'The Man from U.N.C.L.E.' bisa dibilang lebih inferior dibanding film-film Ritchie sebelumnya, namun berkat akting yang solid dan sentuhan humor dengan timing yang tepat, mampu mengangkat narasinya yang sedikit stereotip menjadi sajian yang punya nilai hiburan berkualitas.

“For a special agent, you're not having a very special day, are you?”
— Waverly
Guy Ritchie ikut ambil bagian dalam hiruk pikuk film spionase tahun ini dengan reboot/adaptasi serial TV era 60-an, The Man from U.N.C.L.E.. Meskipun film ini bisa dibilang lebih inferior dibanding film-film Ritchie sebelumnya, namun berkat akting yang solid dan sentuhan humor dengan timing yang tepat, mampu mengangkat narasinya yang sedikit stereotip menjadi sajian yang punya nilai hiburan berkualitas.

Setting yang diambil, tentu saja, adalah di era 60-an, tepatnya tahun 1963 saat Rusia dan Amerika berada dalam status perang dingin setelah menaklukkan Jerman, yang kini terbagi menjadi dua, Jerman Barat dan Jerman Timur. Agen CIA, Napoleon Solo (Henry Cavill), diperintahkan untuk menyelamatkan seorang gadis mekanik yang bekerja di sebuah bengkel di balik tembok Jerman Timur, Gaby Teller (Alicia Vikander). Penyelamatan ini dilakukan demi mendapatkan informasi mengenai ayah Gaby yang dipekerjakan sebagai teknisi nuklir oleh sisa-sisa prajurit Nazi.

Namun Gaby tak hanya diinginkan oleh Amerika saja. Pihak Rusia menugaskan agen KGB terbaik mereka, Ilya Kuryakin (Armie Hammer). Usaha perebutan Gaby oleh dua agen elit yang menjadi adegan pembuka yang lezat ini disuguhkan dalam adegan kejar-kejaran mobil berskala kecil tapi intens, yang tak hanya dikemas dengan sangat menarik dan menghibur — adegan ini adalah favorit saya — namun juga menjembatani penonton untuk mengenal karakter keduanya dan asal mula rivalitas mereka.


Dengan perkenalan pertama yang menyerempet sikon hidup-mati ini, tentu saja keduanya sangat kaget saat atasan masing-masing menugaskan mereka bekerja sama dalam misi mencari ayah Gaby. Saling unjuk skill, saling memata-matai, saling sindir menyindir menjadi poin utama dari dinamika interaksi keduanya, yang terkadang membuat saya iseng terpikir bahwa keduanya tampak sebagai pasangan yang serasi. Ups.

Yang menjadi femme fatale di film ini adalah Elizabeth Debicki sebagai Victoria, wanita cerdas, menawan, tapi juga mematikan. Saya tak ingin mengungkap plotnya lebih jauh, karena ada beberapa plot twist yang jika saya jelaskan maka akan mengurangi kenikmatan bagi yang belum menonton. Sebagaimana tipikal film spionase, dalam film ini ada pengkhianatan, kejar-kejaran mobil, kejar-kejaran kapal, ledakan, dan hal-hal berbau mata-mata lainnya.

Berkolaborasi dengan rekan penulis skripnya dalam Sherlock Holmes, Lionel Wingram, Ritchie menghadirkan alur cerita yang rumit dan bermaksud mendahului penonton. Bagusnya, mereka berhasil. Alurnya berkelok di dan ke arah yang tak kita duga yang bakalan membuat kita terikat hingga akhir film meski punya durasi yang cukup lama, hampir 2 jam.

Jelas, yang menjadi fokus Ritchie disini adalah komedinya. Celotehan-celotehan ringan maupun komedi situasi bertebaran dimana-mana, namun mengalir begitu saja dengan natural tanpa kesan dipaksakan. Bahkan adegan klimaks saat pengejaran Victoria yang kabur dengan kapal, terasa "ringan", padahal melibatkan ini melibatkan bom nuklir.

Walaupun demikian, Ritchie tetap tak meninggalkan adegan aksi yang menjadi salah satu syarat film khas mata-mata. Dengan set yang bagus dan mendetail, Ritchie menawarkan sekuens aksi yang asyik. Salah satu adegan yang menarik adalah kejar-kejaran yang melibatkan jip, ATV, serta sepeda motor di hutan dan sungai. Dan ini diambil dengan direksi ikonik dari Ritchie: sorotan gesit dengan cut frame cepat, yang terkadang ditambah dengan gaya split-screen.

Dengan hanya sedikit backstory, memang tak ada perkembangan karakter yang berarti. Napoleon adalah mantan pencuri ulung yang dipekerjakan CIA, Ilya agen kaku yang punya masalah keluarga sebagaimana halnya Gaby. Namun yang membuat film ini bekerja di balik karakterisasinya yang one-note adalah dinamisnya interaksi antar-karakter. Punya skill yang hampir selevel dengan karakter yang berbeda, Napoleon dan Ilya punya hubungan yang komikal tipikal buddy-movie, dengan Gaby yang menjadi penengah diantara keduanya.

Henry Cavill menunjukkan pesona yang entah kenapa selama ini disembunyikannya. Penampilannya sebagai Napoleon menjadi bahan bakar utama film ini dengan karisma, gaya, dan cara bertuturnya yang parlente tanpa kehilangan selera humor yang mengingatkan kita pada James Bond era Sean Connery. Mengejutkan bagaimana Cavill mengeluarkan kapabilitas akting yang tak monoton, yang berbanding terbalik dalam Man of Steel.

Selain Debicki, penampilan pemain lainnya tak begitu mencolok. Namun kemunculan Hugh Grant sebagai karakter sampingan yang muncul mendekati akhir film cukup signifikan, yang menjadi penanda keterlibatan agen negara lain dalam perebutan teknologi pembunuh massal ini.

Meski tetap ada sedikit cita rasa kontemporer di dalamnya, nuansa retro sangat terasa berkat tata produksinya yang menampilkan fashion, aksesoris, mobil, dan bangunan yang menangkap dengan baik era 60-an. Hal ini juga didukung dengan soundtrack jazz jadul dan scoring dari Daniel Pemberton.

Saya tak pernah menonton serial orisinalnya, jadi tak bisa memastikan apakah film ini setia terhadap materi aslinya atau dirombak besar-besaran. Yang jelas, The Man from U.N.C.LE. adalah film spionase old-school dengan sentuhan modern yang digarap dengan serius, meski memang tak seambisius dan seberani film Ritchie lainnya sejak era Snatch.. Film yang menghibur dan stylish, dan tentunya saya tak berkeberatan menantikan sekuel yang sempat diisyaratkan sebelum credit title. ■ UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'The Man from U.N.C.L.E.' |
|

IMDb | Rottentomatoes
116 menit | Remaja

Sutradara: Guy Ritchie
Penulis: Guy Ritchie, Lionel Wigram
Pemain: Henry Cavill, Armie Hammer, Alicia Vikander

Review Film: 'How to Make Love Like an Englishman' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Komedi, Artikel Review, Artikel Romance, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'How to Make Love Like an Englishman' (2015)
link : Review Film: 'How to Make Love Like an Englishman' (2015)

Baca juga


Menonton 'How to Make Love Like an Englishman' akan menjawab pertanyaan apa yang terjadi jika aktor Hollywood bermain dalam FTV. Saya tak pernah merasa 99 menit menjadi selama ini.

“It's about you, learning to find your own meaning.”
— Richard Haig
Film ini mempunyai 3 judul berbeda dalam bahasa Inggris — judul aslinya How to Make Love Like an Englishman, dirilis di Amerika dengan judul Some Kind of Beautiful namun diganti menjadi Lessons of Love di Inggris — yang menandakan bahwa bagian marketingnya sendiri tak yakin bagaimana cara pemasaran yang tepat bagi film yang tak bermutu ini.

Menonton How to Make Love Like an Englishman akan menjawab pertanyaan apa yang terjadi jika aktor Hollywood bermain dalam FTV. Pengambilan gambar, akting, dan elemen musiknya sangat mirip dengan apa yang anda lihat di saluran TV swasta Indonesia. Saya tak pernah merasa 99 menit menjadi selama ini.

Pasca Bond, Pierce Brosnan tampaknya tak bisa lepas dari image pria tampan perayu wanita (yaa, memang tampan sih). Begitupun dalam film ini, dia juga menjadi penggoda ulung, yang saking ulungnya bisa merayu siapa saja termasuk mahasiswinya — BTW, Brosnan bermain sebagai Richard Haig, dosen sastra romantis di universitas Cambridge.

Cerita dibuka dengan adegan yang cukup membuat anda penasaran, dimana Richard tengah bercakap-cakap dengan anaknya, sementara tangannya diborgol. Bagaimana ini bisa terjadi? Melihat perilaku Richard yang akrab dengan minuman keras dan tidur dengan (hampir) semua wanita, hal ini tentunya tak mengejutkan. Namun masalah utamanya ternyata bukan ini, melainkan gara-gara visa. Bagaimana ceritanya?


Seperti yang saya ceritakan tadi, sang casanova kita pernah tidur dengan mahasiswinya. Mahasiswi yang berasal dari Amerika ini bernama Kate (Jessica Alba). Hubungan mereka melangkah ke jenjang yang lebih serius saat Kate hamil, meski Richard sendiri kaget dan tak memprediksi hal ini. Singkat cerita, Kate harus pulang ke Amerika dan Richard setuju untuk ikut dengannya, meninggalkan karir cemerlangnya di Cambridge demi membesarkan anak di rahim Kate.

Selain rumah yang super mewah untuk ukuran dosen, kehidupan Richard bisa dibilang tak bagus di Amerika. Para mahasiswa Amerika tak peduli dengan mata kuliahnya, latar belakang pendidikannya tak dihargai, dan lebih buruk lagi, istrinya selingkuh dengan pria yang lebih muda, Brian (Ben McKenzie). Padahal anak mereka sudah menginjak usia kanak-kanak. Plotnya mulai terprediksi saat kemunculan kakak Kate, Olivia (Salma Hayek) yang juga punya hubungan tak harmonis dengan suaminya.

Sedikit drama ditambahkan dengan kedatangan ayah Richard, Gordon (Malcolm McDowell) yang punya prilaku sebelas dua belas dengan Richard. Sementara itu, dengan karir yang tak begitu bagus dan visa yang hampir habis, Richard juga harus menghadapi kemungkinan dideportasi ke Inggris.

Ironis bagaimana sutradara Tom Vaughan berhasil mengumpulkan nama-nama tenar untuk film konyol ini, yang membuat kita menjadi semakin prihatin. Naskah dari Matthew Newman ingin menyasar komedi romantis dengan sentuhan cerita family-bonding tapi pada akhirnya menjadi film amburadul yang menafikan genrenya, sengaja atau tidak.

Cerita utamanya adalah bagaimana Richard memperbaiki kehidupannya dan mencari cinta sejati. Namun sulit bagi penonton untuk merasa simpatik dengan semua tingkah tak terpuji Richard: mengumpat, mabuk, selingkuh.

Komedi yang ditawarkan sebagian besar adalah sarkasme atau komedi situasi saat para karakternya terjebak dalam kondisi yang canggung. Misalnya saja saat Olivia yang berlari telanjang ke luar rumah untuk menghindari kecurigaan Kate setelah dia tidur dengan Richard. Atau saat Olivia menirukan suara orgasme teraneh dari beberapa pria yang pernah dikencaninya yang kemudian didengar oleh dua orang guru. Anda bisa memperkirakan lelucon murahan seperti apa sisanya.

Salma Hayek bermain sebagai wanita mandiri, yang tampaknya cerdas — dia menjadi penulis di akhir film — namun dungu dalam memilih pria. Olivia juga punya selera dramatis aneh, yang membuatnya tersentuh saat melihat Richard bersama anak dan ayahnya kencing berbaris di pinggir pantai dengan gembira. Serius.

Kekacauan ini ditambah dengan scoring piano atau akordion dari Stephen Endelman yang bernada riang yang sepertinya diputar tanpa henti sepanjang film, seolah-olah mengatakan bahwa semua yang sedang terjadi disini adalah peristiwa yang menyenangkan.

Hal yang paling menyesatkan adalah film ini memberi kesan bahwa selingkuh itu manis. Jika judul film ini adalah pertanyaan, maka jawabannya adalah: you just do it, even if she is somebody's wife... or your wife's sister... or both. Iiihhh. ■ UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'How to Make Love Like an Englishman' |
|


IMDb | Rottentomatoes
99 menit | Dewasa

Sutradara: Tom Vaughan
Penulis: Matthew Newman
Pemain: Pierce Brosnan, Salma Hayek, Jessica Alba

Menonton 'How to Make Love Like an Englishman' akan menjawab pertanyaan apa yang terjadi jika aktor Hollywood bermain dalam FTV. Saya tak pernah merasa 99 menit menjadi selama ini.

“It's about you, learning to find your own meaning.”
— Richard Haig
Film ini mempunyai 3 judul berbeda dalam bahasa Inggris — judul aslinya How to Make Love Like an Englishman, dirilis di Amerika dengan judul Some Kind of Beautiful namun diganti menjadi Lessons of Love di Inggris — yang menandakan bahwa bagian marketingnya sendiri tak yakin bagaimana cara pemasaran yang tepat bagi film yang tak bermutu ini.

Menonton How to Make Love Like an Englishman akan menjawab pertanyaan apa yang terjadi jika aktor Hollywood bermain dalam FTV. Pengambilan gambar, akting, dan elemen musiknya sangat mirip dengan apa yang anda lihat di saluran TV swasta Indonesia. Saya tak pernah merasa 99 menit menjadi selama ini.

Pasca Bond, Pierce Brosnan tampaknya tak bisa lepas dari image pria tampan perayu wanita (yaa, memang tampan sih). Begitupun dalam film ini, dia juga menjadi penggoda ulung, yang saking ulungnya bisa merayu siapa saja termasuk mahasiswinya — BTW, Brosnan bermain sebagai Richard Haig, dosen sastra romantis di universitas Cambridge.

Cerita dibuka dengan adegan yang cukup membuat anda penasaran, dimana Richard tengah bercakap-cakap dengan anaknya, sementara tangannya diborgol. Bagaimana ini bisa terjadi? Melihat perilaku Richard yang akrab dengan minuman keras dan tidur dengan (hampir) semua wanita, hal ini tentunya tak mengejutkan. Namun masalah utamanya ternyata bukan ini, melainkan gara-gara visa. Bagaimana ceritanya?


Seperti yang saya ceritakan tadi, sang casanova kita pernah tidur dengan mahasiswinya. Mahasiswi yang berasal dari Amerika ini bernama Kate (Jessica Alba). Hubungan mereka melangkah ke jenjang yang lebih serius saat Kate hamil, meski Richard sendiri kaget dan tak memprediksi hal ini. Singkat cerita, Kate harus pulang ke Amerika dan Richard setuju untuk ikut dengannya, meninggalkan karir cemerlangnya di Cambridge demi membesarkan anak di rahim Kate.

Selain rumah yang super mewah untuk ukuran dosen, kehidupan Richard bisa dibilang tak bagus di Amerika. Para mahasiswa Amerika tak peduli dengan mata kuliahnya, latar belakang pendidikannya tak dihargai, dan lebih buruk lagi, istrinya selingkuh dengan pria yang lebih muda, Brian (Ben McKenzie). Padahal anak mereka sudah menginjak usia kanak-kanak. Plotnya mulai terprediksi saat kemunculan kakak Kate, Olivia (Salma Hayek) yang juga punya hubungan tak harmonis dengan suaminya.

Sedikit drama ditambahkan dengan kedatangan ayah Richard, Gordon (Malcolm McDowell) yang punya prilaku sebelas dua belas dengan Richard. Sementara itu, dengan karir yang tak begitu bagus dan visa yang hampir habis, Richard juga harus menghadapi kemungkinan dideportasi ke Inggris.

Ironis bagaimana sutradara Tom Vaughan berhasil mengumpulkan nama-nama tenar untuk film konyol ini, yang membuat kita menjadi semakin prihatin. Naskah dari Matthew Newman ingin menyasar komedi romantis dengan sentuhan cerita family-bonding tapi pada akhirnya menjadi film amburadul yang menafikan genrenya, sengaja atau tidak.

Cerita utamanya adalah bagaimana Richard memperbaiki kehidupannya dan mencari cinta sejati. Namun sulit bagi penonton untuk merasa simpatik dengan semua tingkah tak terpuji Richard: mengumpat, mabuk, selingkuh.

Komedi yang ditawarkan sebagian besar adalah sarkasme atau komedi situasi saat para karakternya terjebak dalam kondisi yang canggung. Misalnya saja saat Olivia yang berlari telanjang ke luar rumah untuk menghindari kecurigaan Kate setelah dia tidur dengan Richard. Atau saat Olivia menirukan suara orgasme teraneh dari beberapa pria yang pernah dikencaninya yang kemudian didengar oleh dua orang guru. Anda bisa memperkirakan lelucon murahan seperti apa sisanya.

Salma Hayek bermain sebagai wanita mandiri, yang tampaknya cerdas — dia menjadi penulis di akhir film — namun dungu dalam memilih pria. Olivia juga punya selera dramatis aneh, yang membuatnya tersentuh saat melihat Richard bersama anak dan ayahnya kencing berbaris di pinggir pantai dengan gembira. Serius.

Kekacauan ini ditambah dengan scoring piano atau akordion dari Stephen Endelman yang bernada riang yang sepertinya diputar tanpa henti sepanjang film, seolah-olah mengatakan bahwa semua yang sedang terjadi disini adalah peristiwa yang menyenangkan.

Hal yang paling menyesatkan adalah film ini memberi kesan bahwa selingkuh itu manis. Jika judul film ini adalah pertanyaan, maka jawabannya adalah: you just do it, even if she is somebody's wife... or your wife's sister... or both. Iiihhh. ■ UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'How to Make Love Like an Englishman' |
|


IMDb | Rottentomatoes
99 menit | Dewasa

Sutradara: Tom Vaughan
Penulis: Matthew Newman
Pemain: Pierce Brosnan, Salma Hayek, Jessica Alba

Tuesday, August 25, 2015

Review Film: 'Attack on Titan' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Drama, Artikel Fantasi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Attack on Titan' (2015)
link : Review Film: 'Attack on Titan' (2015)

Baca juga


Melihat tata produksi yang cukup baik dengan segala alterasi ceritanya, 'Attack on Titan' akan menjadi fanservice yang lumayan bagi sebagian penonton dan adaptasi yang mengecewakan bagi sebagian lainnya.

“Be careful when you fight the monsters, lest you become one.”
— Shikishima
Mengadaptasi manga atau anime ke layar lebar adalah hal yang sulit dilakukan, dimana seringkali hasilnya cenderung mengecewakan. Konsep di atas kertas tak bisa begitu saja dituangkan ke dalam film, namun jika dilakukan dengan tepat pastinya akan memuaskan penggemar lama dan menarik penggemar baru, sebagaimana yang terjadi pada trilogi Rurouni Kenshin.

Dengan berbagai kesuksesan yang telah diraih oleh manga dan animenya, menjadi beban di pundak sutradara Shinji Higuchi untuk mengangkat kisah epik ini ke layar lebar karena para penggemar tentu punya ekspektasi yang tinggi terhadap versi live-action dari cerita favorit mereka. Jangan membuat standar yang terlalu tinggi tapi, karena meskipun film ini bukanlah film yang buruk, namun pendekatannya yang berbeda dengan materi orisinal, akan membuat sebagian penonton kecewa.

Banyaknya perkembangan karakter dan backstories serta dunia yang kompleks dari versi manga sementara durasi filmnya hanya 98 menit, maka Higuchi memilih untuk menyederhanakan plot yang kabarnya juga direstui oleh sang mangaka, Hajime Isayama. Cerita lebih berfokus pada horor yang diakibatkan keberadaan titan. Cara terbaik untuk melahap film ini adalah dengan menafikan semua yang anda tahu dari anime/manga.

Cerita dibuka dengan narasi yang menceritakan saat kemunculan titan ratusan tahun lalu, yang menimbulkan bencana besar. Umat manusia yang tersisa membangun tembok besar untuk melindungi diri dan hidup dengan aman di dalamnya. Setelah 100 tahun berada dalam status quo, tiba-tiba muncul titan kolosal yang kemudian menghancurkan tembok, sehingga para titan-titannya bisa masuk ke seberang tembok dan mulai memakan manusia.


Teror yang ditimbulkan oleh titan terasa sangat mengerikan. Adegan-adegannya dibuat sebrutal mungkin dengan darah yang bercipratan dan anggota tubuh yang berserakan dimana-mana. Belum lagi ditambah dengan efek suara saat titan menelan manusia. Saya rasa tak perlu disebutkan bahwa film ini tak aman ditonton anak-anak.

3 karakter utama masih sama: Eren (Haruma Miura), Armin (Kanata Hongo), dan Mikasa (Kiko Mizuhara). Dalam adegan pembuka, ketiganya tengah berbincang di sebuah lapangan, dimana Eren berdiri di atas bom pesawat, yang mengindikasikan bahwa kejadian di film terjadi di masa depan dunia kita, sedikit berbeda dengan anime/manga. Eren awalnya tak percaya dengan keberadaan titan, hingga akhirnya tiba-tiba muncul titan kolosal. Kekacauan yang ditimbulkannya membuat Eren harus terpisah dengan Mikasa.

Dua tahun kemudian, Eren dan Armin bergabung dengan Pasukan Penyelidik. Bersama dengan Sasha, Jean, Hans, dan rekan-rekan lainnya, pasukan ini mendapat misi untuk menutup lubang yang dibuat oleh titan kolosal. Namun rencana yang dilaksanakan pada malam hari tersebut, tak berjalan dengan lancar akibat serangan titan. Untunglah, pasukan ini diselamatkan oleh Kapten Shikishima (Hiroki Hasegawa) dan — yeei — Mikasa.

Terjadi sedikit perubahan di bidang karakterisasi. Selain dari karakter yang telah kita kenal di versi anime/manga, ada pula penambahan karakter baru. Yang paling kentara adalah Shikishima yang sepertinya dimaksudkan untuk menggantikan Levi. Karakter Armin disederhanakan sebagai teman baik Eren yang maniak gadget. Perubahan paling besar, tentu saja Mikasa. Meski masih tampil sebagai wanita tangguh, namun perannya dirubah menjadi pacar yang patah hati setelah ditinggalkan Eren.

Bagi penonton yang sudah familiar dengan film adaptasi anime/manga lain, takkan merasa janggal dengan akting para pemain yang komikal dengan dialog yang garing, meski bagi saya pribadi sedikit menganggu. Higuchi membangun cerita dengan baik di paruh pertama, namun sedikit kesulitan menjaga ritmenya di paruh kedua. Alur di pertengahan film sedikit terseok-seok dan terasa membosankan. Tensi kembali meningkat saat titan kembali muncul, terlebih lagi saat sekuens titan versus titan yang sangat intens dan keren di paruh akhir.

Salah satu aspek yang paling menarik dari film ini adalah bagaimana desainer produksinya mengusahakan agar tampilannya terlihat semirip mungkin dengan anime/manga. Seragam tentara dan persenjataan dibuat dengan detail, termasuk alat manuver 3 dimensi atau yang di film ini disebut dengan omni-directional mobility gear (ODMG). Desain kota yang ala Eropa jaman dulu terasa meyakinkan, meski agak janggal melihat penduduknya yang hanya berisi orang Jepang saja.

Saya takkan memberi kritik pedas pada departemen efek visual. Ya, di beberapa bagian efek komputernya memang masih terlihat kasar, namun mengingat bujetnya yang tak sekolosal bujet film Hollywood maka hal ini bisa dimaklumi. Alih-alih menggunakan full CGI, Higuchi dan timnya menggunakan practical effects dimana titannya sendiri diperankan oleh aktor pengganti lalu dipoles dengan CGI, seperti halnya yang dilakukan TOHO untuk film Godzilla.

Efeknya masih kentara jika adegannya menampilkan manusia dan titan dalam satu frame, namun cukup meyakinkan saat hanya menampilkan titan saja. Kemunculan titan kolosal dan titan Eren adalah salah satu adegan terbaik, merepresentasikan keepikannya dengan mengagumkan.

Melihat tata produksi yang cukup baik dengan segala alterasi ceritanya, Attack on Titan akan menjadi fanservice yang lumayan bagi sebagian penonton dan adaptasi yang mengecewakan bagi sebagian lainnya. Yang jelas, penonton akan menurunkan ekspektasi mereka terhadap film keduanya, Attack on Titan: End of the World -- yang semoga saja ditayangkan disini dengan segera. Saat standar yang ditetapkan sudah rendah, mungkin saja sekuelnya akan menjadi kejutan yang lebih memuaskan. ■ UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Attack on Titan' |
|


IMDb | Rottentomatoes
98 menit | Dewasa

Sutradara: Shinji Higuchi
Penulis: Yusuke Watanabe, Tomohiro Machiyama (screenplay), Hajime Isayama (manga)
Pemain: Haruma Miura, Kiko Mizuhara, Kanata Hongo

Melihat tata produksi yang cukup baik dengan segala alterasi ceritanya, 'Attack on Titan' akan menjadi fanservice yang lumayan bagi sebagian penonton dan adaptasi yang mengecewakan bagi sebagian lainnya.

“Be careful when you fight the monsters, lest you become one.”
— Shikishima
Mengadaptasi manga atau anime ke layar lebar adalah hal yang sulit dilakukan, dimana seringkali hasilnya cenderung mengecewakan. Konsep di atas kertas tak bisa begitu saja dituangkan ke dalam film, namun jika dilakukan dengan tepat pastinya akan memuaskan penggemar lama dan menarik penggemar baru, sebagaimana yang terjadi pada trilogi Rurouni Kenshin.

Dengan berbagai kesuksesan yang telah diraih oleh manga dan animenya, menjadi beban di pundak sutradara Shinji Higuchi untuk mengangkat kisah epik ini ke layar lebar karena para penggemar tentu punya ekspektasi yang tinggi terhadap versi live-action dari cerita favorit mereka. Jangan membuat standar yang terlalu tinggi tapi, karena meskipun film ini bukanlah film yang buruk, namun pendekatannya yang berbeda dengan materi orisinal, akan membuat sebagian penonton kecewa.

Banyaknya perkembangan karakter dan backstories serta dunia yang kompleks dari versi manga sementara durasi filmnya hanya 98 menit, maka Higuchi memilih untuk menyederhanakan plot yang kabarnya juga direstui oleh sang mangaka, Hajime Isayama. Cerita lebih berfokus pada horor yang diakibatkan keberadaan titan. Cara terbaik untuk melahap film ini adalah dengan menafikan semua yang anda tahu dari anime/manga.

Cerita dibuka dengan narasi yang menceritakan saat kemunculan titan ratusan tahun lalu, yang menimbulkan bencana besar. Umat manusia yang tersisa membangun tembok besar untuk melindungi diri dan hidup dengan aman di dalamnya. Setelah 100 tahun berada dalam status quo, tiba-tiba muncul titan kolosal yang kemudian menghancurkan tembok, sehingga para titan-titannya bisa masuk ke seberang tembok dan mulai memakan manusia.


Teror yang ditimbulkan oleh titan terasa sangat mengerikan. Adegan-adegannya dibuat sebrutal mungkin dengan darah yang bercipratan dan anggota tubuh yang berserakan dimana-mana. Belum lagi ditambah dengan efek suara saat titan menelan manusia. Saya rasa tak perlu disebutkan bahwa film ini tak aman ditonton anak-anak.

3 karakter utama masih sama: Eren (Haruma Miura), Armin (Kanata Hongo), dan Mikasa (Kiko Mizuhara). Dalam adegan pembuka, ketiganya tengah berbincang di sebuah lapangan, dimana Eren berdiri di atas bom pesawat, yang mengindikasikan bahwa kejadian di film terjadi di masa depan dunia kita, sedikit berbeda dengan anime/manga. Eren awalnya tak percaya dengan keberadaan titan, hingga akhirnya tiba-tiba muncul titan kolosal. Kekacauan yang ditimbulkannya membuat Eren harus terpisah dengan Mikasa.

Dua tahun kemudian, Eren dan Armin bergabung dengan Pasukan Penyelidik. Bersama dengan Sasha, Jean, Hans, dan rekan-rekan lainnya, pasukan ini mendapat misi untuk menutup lubang yang dibuat oleh titan kolosal. Namun rencana yang dilaksanakan pada malam hari tersebut, tak berjalan dengan lancar akibat serangan titan. Untunglah, pasukan ini diselamatkan oleh Kapten Shikishima (Hiroki Hasegawa) dan — yeei — Mikasa.

Terjadi sedikit perubahan di bidang karakterisasi. Selain dari karakter yang telah kita kenal di versi anime/manga, ada pula penambahan karakter baru. Yang paling kentara adalah Shikishima yang sepertinya dimaksudkan untuk menggantikan Levi. Karakter Armin disederhanakan sebagai teman baik Eren yang maniak gadget. Perubahan paling besar, tentu saja Mikasa. Meski masih tampil sebagai wanita tangguh, namun perannya dirubah menjadi pacar yang patah hati setelah ditinggalkan Eren.

Bagi penonton yang sudah familiar dengan film adaptasi anime/manga lain, takkan merasa janggal dengan akting para pemain yang komikal dengan dialog yang garing, meski bagi saya pribadi sedikit menganggu. Higuchi membangun cerita dengan baik di paruh pertama, namun sedikit kesulitan menjaga ritmenya di paruh kedua. Alur di pertengahan film sedikit terseok-seok dan terasa membosankan. Tensi kembali meningkat saat titan kembali muncul, terlebih lagi saat sekuens titan versus titan yang sangat intens dan keren di paruh akhir.

Salah satu aspek yang paling menarik dari film ini adalah bagaimana desainer produksinya mengusahakan agar tampilannya terlihat semirip mungkin dengan anime/manga. Seragam tentara dan persenjataan dibuat dengan detail, termasuk alat manuver 3 dimensi atau yang di film ini disebut dengan omni-directional mobility gear (ODMG). Desain kota yang ala Eropa jaman dulu terasa meyakinkan, meski agak janggal melihat penduduknya yang hanya berisi orang Jepang saja.

Saya takkan memberi kritik pedas pada departemen efek visual. Ya, di beberapa bagian efek komputernya memang masih terlihat kasar, namun mengingat bujetnya yang tak sekolosal bujet film Hollywood maka hal ini bisa dimaklumi. Alih-alih menggunakan full CGI, Higuchi dan timnya menggunakan practical effects dimana titannya sendiri diperankan oleh aktor pengganti lalu dipoles dengan CGI, seperti halnya yang dilakukan TOHO untuk film Godzilla.

Efeknya masih kentara jika adegannya menampilkan manusia dan titan dalam satu frame, namun cukup meyakinkan saat hanya menampilkan titan saja. Kemunculan titan kolosal dan titan Eren adalah salah satu adegan terbaik, merepresentasikan keepikannya dengan mengagumkan.

Melihat tata produksi yang cukup baik dengan segala alterasi ceritanya, Attack on Titan akan menjadi fanservice yang lumayan bagi sebagian penonton dan adaptasi yang mengecewakan bagi sebagian lainnya. Yang jelas, penonton akan menurunkan ekspektasi mereka terhadap film keduanya, Attack on Titan: End of the World -- yang semoga saja ditayangkan disini dengan segera. Saat standar yang ditetapkan sudah rendah, mungkin saja sekuelnya akan menjadi kejutan yang lebih memuaskan. ■ UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Attack on Titan' |
|


IMDb | Rottentomatoes
98 menit | Dewasa

Sutradara: Shinji Higuchi
Penulis: Yusuke Watanabe, Tomohiro Machiyama (screenplay), Hajime Isayama (manga)
Pemain: Haruma Miura, Kiko Mizuhara, Kanata Hongo