Thursday, September 28, 2017

Sekuel 'Avatar' Rilis Foto Para Pemain Muda

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sekuel 'Avatar' Rilis Foto Para Pemain Muda
link : Sekuel 'Avatar' Rilis Foto Para Pemain Muda

Baca juga


Menandai dimulainya proses syuting, 20th Century Fox pun merilis foto yang menampilkan para pemain muda di sekuel 'Avatar'.

Setelah sekian lama dinanti, proses produksi sekuel Avatar di bawah arahan James Cameron akhirnya telah dimulai. Menandai momen penting ini, 20th Century Fox pun merilis foto yang menampilkan para pemain muda di sekuel Avatar.




Para pemain muda ini sendiri terbagi dalam tiga kelompok, diantaranya keluarga Jake Sully, klan Metkayina dan mantan penghuni Hell’ Gate. Dari kubu keluarga Suly, ada Jamie Flatters sebagai Neteyam (neh-tay’-ahm) si putra sulung Jake dan Neytiri, Britain Dalton sebagai Lo’ak (loh’ ahk) si anak kedua Jake dan Neytiri, dan Trinity Bliss sebagai Tuktirey (took-tee’-ray) si anak bungsu yang akrab dipanggil Tuk.

Beralih ke klan Metkayina, ada Bailey Bass sebagai Tsireya (see-ray’-ah) alias Reya si penyelam ulung nan tangguh yang dijuluki “Neytiri muda dari samudera”, Filip Geijo sebagai pemburu/penyelam yang juga putra dari ketua klan, dan Duane Evans Jr. sebagai Rotxo (row’-txoh) si pemburu/penyelam dari klan Metkayina. Terakhir, ada Jack Champion sebagai Javier “Spider” Socorro, manusia remaja kelahiran Hell’s Gate yang lebih suka menghabiskan waktunya di hutan Pandora.

Kecuali karakter milik Champion, semua karakter lainnya tentu adalah bangsa Na’vi sehingga para pemerannya akan tampil lewat teknologi motion capture. Alhasil, foto-foto diatas belum bisa jadi gambaran akan penampilan karakter mereka di film. Bagaimanapun, foto ini dinilai menjadi indikasi bahwa jajaran sekuel Avatar kedepannya akan menonjolkan generasi muda, sementara Jake dan Neytiri diprediksi akan jadi penentu jalan cerita.

Saat ditemui THR, Cameron pun mengungkapkan Avatar 2 dan Avatar 3 akan syuting secara bersamaan, sebelum kemudian menempuh proses pasca produksi secara bergiliran. Selepas Avatar 3 dirilis, sang sutradara mengakui ia akan mulai menggulirkan proses syuting Avatar 4 juga Avatar 5, dan seperti dua film sebelumnya, dua film terakhir ini akan memasuki proses pasca produksi secara bergiliran. Jajaran sekuel Avatar kembali dibintangi Sam Worthington (Jake), Zoe Saldana (Neytiri), Sigourney Weaver (Dr. Grace Augustine) dan Stephen Lang (Colonel Quaritch). Film-film ini akan menyoroti kehidupan keluarga baru Jake bersama suku Na’Vi di planet Pandora.

Avatar 2 akan dirilis 18 Desember 2020. Sementara, tiga sekuel lainnya siap menyusul secara bergiliran pada 17 Desember 2021, 20 Desember 2024 dan 19 Desember 2025. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Menandai dimulainya proses syuting, 20th Century Fox pun merilis foto yang menampilkan para pemain muda di sekuel 'Avatar'.

Setelah sekian lama dinanti, proses produksi sekuel Avatar di bawah arahan James Cameron akhirnya telah dimulai. Menandai momen penting ini, 20th Century Fox pun merilis foto yang menampilkan para pemain muda di sekuel Avatar.




Para pemain muda ini sendiri terbagi dalam tiga kelompok, diantaranya keluarga Jake Sully, klan Metkayina dan mantan penghuni Hell’ Gate. Dari kubu keluarga Suly, ada Jamie Flatters sebagai Neteyam (neh-tay’-ahm) si putra sulung Jake dan Neytiri, Britain Dalton sebagai Lo’ak (loh’ ahk) si anak kedua Jake dan Neytiri, dan Trinity Bliss sebagai Tuktirey (took-tee’-ray) si anak bungsu yang akrab dipanggil Tuk.

Beralih ke klan Metkayina, ada Bailey Bass sebagai Tsireya (see-ray’-ah) alias Reya si penyelam ulung nan tangguh yang dijuluki “Neytiri muda dari samudera”, Filip Geijo sebagai pemburu/penyelam yang juga putra dari ketua klan, dan Duane Evans Jr. sebagai Rotxo (row’-txoh) si pemburu/penyelam dari klan Metkayina. Terakhir, ada Jack Champion sebagai Javier “Spider” Socorro, manusia remaja kelahiran Hell’s Gate yang lebih suka menghabiskan waktunya di hutan Pandora.

Kecuali karakter milik Champion, semua karakter lainnya tentu adalah bangsa Na’vi sehingga para pemerannya akan tampil lewat teknologi motion capture. Alhasil, foto-foto diatas belum bisa jadi gambaran akan penampilan karakter mereka di film. Bagaimanapun, foto ini dinilai menjadi indikasi bahwa jajaran sekuel Avatar kedepannya akan menonjolkan generasi muda, sementara Jake dan Neytiri diprediksi akan jadi penentu jalan cerita.

Saat ditemui THR, Cameron pun mengungkapkan Avatar 2 dan Avatar 3 akan syuting secara bersamaan, sebelum kemudian menempuh proses pasca produksi secara bergiliran. Selepas Avatar 3 dirilis, sang sutradara mengakui ia akan mulai menggulirkan proses syuting Avatar 4 juga Avatar 5, dan seperti dua film sebelumnya, dua film terakhir ini akan memasuki proses pasca produksi secara bergiliran. Jajaran sekuel Avatar kembali dibintangi Sam Worthington (Jake), Zoe Saldana (Neytiri), Sigourney Weaver (Dr. Grace Augustine) dan Stephen Lang (Colonel Quaritch). Film-film ini akan menyoroti kehidupan keluarga baru Jake bersama suku Na’Vi di planet Pandora.

Avatar 2 akan dirilis 18 Desember 2020. Sementara, tiga sekuel lainnya siap menyusul secara bergiliran pada 17 Desember 2021, 20 Desember 2024 dan 19 Desember 2025. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Film Terbaru ‘Terminator’ Dapatkan Tanggal Rilis

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Film Terbaru ‘Terminator’ Dapatkan Tanggal Rilis
link : Film Terbaru ‘Terminator’ Dapatkan Tanggal Rilis

Baca juga


Dengan jadwal syuting yang akan bergulir awal 2018, kini Paramount telah menentukan tanggal main untuk 'Terminator 6'.

Semenjak Terminator 2: Judgement Day jadi film Terminator terakhir yang digawangi James Cameron, seri-seri Terminator yang muncul berikutnya dinilai jauh dari kata memuaskan. Mulai dari Terminator: Rise of Machine, Terminator: Salvation hingga Terminator Genisys, tak ada satupun yang berhasil menuai respon sebaik garapan Cameron.

Seolah ingin mengembalikan franchise sci-fi klasik ini ke jalan yang benar, Paramount pun akhirnya membuat film terbaru Terminator dengan melibatkan Cameron sebagai produser. Tak hanya itu, seri keenam ini kian tampil menjanjikan karena disutradarai Tim Miller yang sukses dengan Deadpool. Sedangkan naskahnya dipercayakan kepada David Goyer dan Josh Friedman.

Dengan jadwal syuting yang akan bergulir awal 2018, kini studio telah menentukan tanggal main untuk Terminator 6, yakni 26 Juli 2019. Dalam bulan tersebut, Terminator 6 akan berduel dengan film live-action The Lion King dari Disney dan satu film animasi untitled keluaran Sony. Dengan demikian, perjuangan Terminator 6 untuk menggapai posisi puncak box office tampaknya akan tidak mudah.

Sementara itu, meski plot ceritanya belum diketahui, Terminator 6 dikonfirmasi akan melanjutkan cerita yang tertinggal di Terminator 2: Judgment Day. Disamping itu, film ini juga mengabaikan segala event yang kita saksikan di Terminator: Rise of Machine, Terminator: Salvation dan Terminator: Genisys, jadi anggap saja ketiga film tadi sebagai bagian alternatif (atau bukan canon) dalam jalan cerita franchise Terminator. Dan untuk diketahui pula, Terminator 6 yang kembali dibintangi Arnold Schwarzenegger dan Linda Hamilton (Sarah Connor) ini diproyeksikan sebagai awal trilogi baru.

Terminator 6 akan dirilis 26 Juli 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Dengan jadwal syuting yang akan bergulir awal 2018, kini Paramount telah menentukan tanggal main untuk 'Terminator 6'.

Semenjak Terminator 2: Judgement Day jadi film Terminator terakhir yang digawangi James Cameron, seri-seri Terminator yang muncul berikutnya dinilai jauh dari kata memuaskan. Mulai dari Terminator: Rise of Machine, Terminator: Salvation hingga Terminator Genisys, tak ada satupun yang berhasil menuai respon sebaik garapan Cameron.

Seolah ingin mengembalikan franchise sci-fi klasik ini ke jalan yang benar, Paramount pun akhirnya membuat film terbaru Terminator dengan melibatkan Cameron sebagai produser. Tak hanya itu, seri keenam ini kian tampil menjanjikan karena disutradarai Tim Miller yang sukses dengan Deadpool. Sedangkan naskahnya dipercayakan kepada David Goyer dan Josh Friedman.

Dengan jadwal syuting yang akan bergulir awal 2018, kini studio telah menentukan tanggal main untuk Terminator 6, yakni 26 Juli 2019. Dalam bulan tersebut, Terminator 6 akan berduel dengan film live-action The Lion King dari Disney dan satu film animasi untitled keluaran Sony. Dengan demikian, perjuangan Terminator 6 untuk menggapai posisi puncak box office tampaknya akan tidak mudah.

Sementara itu, meski plot ceritanya belum diketahui, Terminator 6 dikonfirmasi akan melanjutkan cerita yang tertinggal di Terminator 2: Judgment Day. Disamping itu, film ini juga mengabaikan segala event yang kita saksikan di Terminator: Rise of Machine, Terminator: Salvation dan Terminator: Genisys, jadi anggap saja ketiga film tadi sebagai bagian alternatif (atau bukan canon) dalam jalan cerita franchise Terminator. Dan untuk diketahui pula, Terminator 6 yang kembali dibintangi Arnold Schwarzenegger dan Linda Hamilton (Sarah Connor) ini diproyeksikan sebagai awal trilogi baru.

Terminator 6 akan dirilis 26 Juli 2019. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Wednesday, September 27, 2017

Box Office: 'Kingsman: The Golden Circle' Hanya Sedikit Ungguli 'The Secret Service'

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'Kingsman: The Golden Circle' Hanya Sedikit Ungguli 'The Secret Service'
link : Box Office: 'Kingsman: The Golden Circle' Hanya Sedikit Ungguli 'The Secret Service'

Baca juga


Meski menjadi jawara minggu ini, 'Kingsman: The Golden Circle' hanya mampu sedikit saja mengungguli film pertamanya. Sementara itu, 'The LEGO Ninjago Movie' tampil jauh di bawah ekspektasi pengamat industri. Berikut rekap box office minggu ini.

Tak mengejutkan melihat Kingsman: The Golden Circle berhasil memuncaki box office di minggu perdananya, menggeser jawara dua minggu berturut-turut It. Debutnya yang $39,0 juta juga berada sedikit di atas Kingsman: The Secret Service ($36,0 juta). Namun itu sebelum kita mempertimbangkan bujetnya yang jauh lebih mahal; biaya produksi The Secret Service hanya $81 juta, sementara The Golden Circle mencapai $104 juta. Perlu diingat pula bahwa dua tahun lalu tak ada yang mengenal Kingsman, sedangkan tahun ini semua orang menantikan Eggsy dan Harry Hart beraksi. Tentu saja ekspektasi akan pendapatannya juga meninggi. Apakah 20th Century Fox akan kecewa dengan debut lemah ini? Belum tentu juga sebenarnya. Semua tergantung pada pendapatan akhirnya nanti. Penonton memberikannya CinemaScore "B+", sama dengan The Secret Service.

Meski demikian, semua tampaknya akan terbayar berkat tambahan dari pasar luar Amerika. Buktinya, dari 64 negara, The Golden Circle mampu meraup $61,2 juta, menggenapkan total debut globalnya menjadi $100,2 juta. Inggris menjadi pasar terbesar dengan $11,1 juta, diikuti oleh Rusia ($6 juta) dan Australia ($4,4 juta). Performanya di Indonesia juga tak kalah mentereng, mendulang $3,3 juta dari layar kita yang terbatas. Film ini belum tayang di pasar besar Asia seperti Cina dan Korea.

Namun film yang sepertinya benar-benar kehilangan daya tariknya minggu ini adalah The LEGO Ninjago Movie yang menjadi film LEGO dengan performa terburuk. Debutnya hanya bisa masuk ke posisi ketiga dengan $20,4 juta. Bandingkan dengan The LEGO Movie ($69 juta) dan The LEGO Batman Movie ($53 juta). Hasil ini tentu sangat jauh dari prediksi pengamat yang memperkirakan pendapatannya di angka $27 sampai $32 juta. CinemaScore-nya juga menjadi yang paling rendah, yaitu "B+", sementara The LEGO Movie mendapat "A" dan The LEGO Batman Movie "A-". Dari 37 negara, ada tambahan $10,5 juta, sehingga total debut globalnya menjadi $30,9 juta.

Dengan promo yang minim dan prediket buruk mengingat penundaan perilisannya selama setahun lebih, Friend Request tak banyak memantik minat penonton. Film horor-thriller tentang medsos ini hanya memperoleh $2,0 juta saja di minggu perdananya, tak cukup untuk masuk lima besar.

Turun ke posisi kedua, It sekarang sudah resmi menjadi film horor berating "R/Dewasa" terlaris sepanjang masa, melewati The Exorcist ($232.9 juta). Menambahkan $29,8 juta sehingga total pendapatannya menjadi $266,1 juta, target selanjutnya adalah merebut posisi kelima film berating "R/Dewasa" terlaris sepanjang masa dari The Hangover ($277,3 juta). Melihat performanya yang masih tangguh, tentu saja Pennywise si Badut Setan takkan butuh waktu lama melakukannya.

Meski punya banyak saingan, It masih kuat di pasar internasional. Minggu ini, ia mendapat tambahan $39,3 juta dari 59 negara. Dalam 3 minggu saja, It sudah memperoleh total pendapatan global sebesar $478 juta.

American Assassin terjerembab cukup jauh dengan 57,9% dan pendapatan $6,3 juta. Namun total pendapatannya selama 2 minggu tayang sudah $26,2 juta, semakin mendekati bujetnya yang $33 juta.

Mendapat respon buruk dari penonton (CinemaScore "F", jika anda ingat), performa mother! tak anjlok separah itu, "hanya" turun 56,3%, sedikit lebih baik malah dibanding American Assassin. Jika angka $3,3 juta minggu ini ditambah dengan debutnya yang hancur minggu lalu, maka total pendapatan domestiknya baru $13,5 juta, sedangkan total pendapatan globalnya adalah $26,0 juta berkat tambahan $4,6 juta dari 29 negara.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 22 September - 24 September 2017

1.

Kingsman: The Golden Circle
Minggu ini $39,023,010
Total $39,023,010

2.

It
Minggu ini $29,757,494
Total $266,096,375

3.

The LEGO Ninjago Movie
Minggu ini $20,433,071
Total $20,433,071

4.

American Assassin
Minggu ini $6,255,617
Total $26,185,076

5.

mother!
Minggu ini $3,290,780
Total $13,459,798
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'It' Tetap Mengambang, 'mother!' Tenggelam ■UP

Meski menjadi jawara minggu ini, 'Kingsman: The Golden Circle' hanya mampu sedikit saja mengungguli film pertamanya. Sementara itu, 'The LEGO Ninjago Movie' tampil jauh di bawah ekspektasi pengamat industri. Berikut rekap box office minggu ini.

Tak mengejutkan melihat Kingsman: The Golden Circle berhasil memuncaki box office di minggu perdananya, menggeser jawara dua minggu berturut-turut It. Debutnya yang $39,0 juta juga berada sedikit di atas Kingsman: The Secret Service ($36,0 juta). Namun itu sebelum kita mempertimbangkan bujetnya yang jauh lebih mahal; biaya produksi The Secret Service hanya $81 juta, sementara The Golden Circle mencapai $104 juta. Perlu diingat pula bahwa dua tahun lalu tak ada yang mengenal Kingsman, sedangkan tahun ini semua orang menantikan Eggsy dan Harry Hart beraksi. Tentu saja ekspektasi akan pendapatannya juga meninggi. Apakah 20th Century Fox akan kecewa dengan debut lemah ini? Belum tentu juga sebenarnya. Semua tergantung pada pendapatan akhirnya nanti. Penonton memberikannya CinemaScore "B+", sama dengan The Secret Service.

Meski demikian, semua tampaknya akan terbayar berkat tambahan dari pasar luar Amerika. Buktinya, dari 64 negara, The Golden Circle mampu meraup $61,2 juta, menggenapkan total debut globalnya menjadi $100,2 juta. Inggris menjadi pasar terbesar dengan $11,1 juta, diikuti oleh Rusia ($6 juta) dan Australia ($4,4 juta). Performanya di Indonesia juga tak kalah mentereng, mendulang $3,3 juta dari layar kita yang terbatas. Film ini belum tayang di pasar besar Asia seperti Cina dan Korea.

Namun film yang sepertinya benar-benar kehilangan daya tariknya minggu ini adalah The LEGO Ninjago Movie yang menjadi film LEGO dengan performa terburuk. Debutnya hanya bisa masuk ke posisi ketiga dengan $20,4 juta. Bandingkan dengan The LEGO Movie ($69 juta) dan The LEGO Batman Movie ($53 juta). Hasil ini tentu sangat jauh dari prediksi pengamat yang memperkirakan pendapatannya di angka $27 sampai $32 juta. CinemaScore-nya juga menjadi yang paling rendah, yaitu "B+", sementara The LEGO Movie mendapat "A" dan The LEGO Batman Movie "A-". Dari 37 negara, ada tambahan $10,5 juta, sehingga total debut globalnya menjadi $30,9 juta.

Dengan promo yang minim dan prediket buruk mengingat penundaan perilisannya selama setahun lebih, Friend Request tak banyak memantik minat penonton. Film horor-thriller tentang medsos ini hanya memperoleh $2,0 juta saja di minggu perdananya, tak cukup untuk masuk lima besar.

Turun ke posisi kedua, It sekarang sudah resmi menjadi film horor berating "R/Dewasa" terlaris sepanjang masa, melewati The Exorcist ($232.9 juta). Menambahkan $29,8 juta sehingga total pendapatannya menjadi $266,1 juta, target selanjutnya adalah merebut posisi kelima film berating "R/Dewasa" terlaris sepanjang masa dari The Hangover ($277,3 juta). Melihat performanya yang masih tangguh, tentu saja Pennywise si Badut Setan takkan butuh waktu lama melakukannya.

Meski punya banyak saingan, It masih kuat di pasar internasional. Minggu ini, ia mendapat tambahan $39,3 juta dari 59 negara. Dalam 3 minggu saja, It sudah memperoleh total pendapatan global sebesar $478 juta.

American Assassin terjerembab cukup jauh dengan 57,9% dan pendapatan $6,3 juta. Namun total pendapatannya selama 2 minggu tayang sudah $26,2 juta, semakin mendekati bujetnya yang $33 juta.

Mendapat respon buruk dari penonton (CinemaScore "F", jika anda ingat), performa mother! tak anjlok separah itu, "hanya" turun 56,3%, sedikit lebih baik malah dibanding American Assassin. Jika angka $3,3 juta minggu ini ditambah dengan debutnya yang hancur minggu lalu, maka total pendapatan domestiknya baru $13,5 juta, sedangkan total pendapatan globalnya adalah $26,0 juta berkat tambahan $4,6 juta dari 29 negara.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 22 September - 24 September 2017

1.

Kingsman: The Golden Circle
Minggu ini $39,023,010
Total $39,023,010

2.

It
Minggu ini $29,757,494
Total $266,096,375

3.

The LEGO Ninjago Movie
Minggu ini $20,433,071
Total $20,433,071

4.

American Assassin
Minggu ini $6,255,617
Total $26,185,076

5.

mother!
Minggu ini $3,290,780
Total $13,459,798
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'It' Tetap Mengambang, 'mother!' Tenggelam ■UP

Tuesday, September 26, 2017

Review Film: 'Wind River' (2017)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Drama, Artikel Kriminal, Artikel Misteri, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Wind River' (2017)
link : Review Film: 'Wind River' (2017)

Baca juga


Taylor Sheridan menggulirkan detil-detil kecil secara bertahap, yang kemudian terakumulasi, dan sebelum kita sadar, ia sudah menjadi bola salju raksasa.

“Luck don't live out here.”
— Cory Lambert
Rating UP:
Bagian awal Wind River sepertinya mengingatkan kita pada Fargo-nya Coen Brothers. Mengambil lokasi di daerah persaljuan yang terpencil, adegan pembuka menyatakan dengan jelas bahwa ini akan menjadi film kriminal. Kesamaan juga saya lihat dari klaimnya: “inspired by true events”. Meski begitu, jika Coen menggunakan klaim “this is a true story”-nya untuk menggoda kita karena kita tahu bahwa mereka baru saja melebaikan drama manusiawi menjadi komedi, maka untuk Wind River kita perlu lebih awas. Cermati penambahan tanda jamak “s” di belakang kata “event”. Ini bukan kisah nyata, tapi kisahnya memang banyak terjadi di dunia nyata. Sang sutradara, Taylor Sheridan mengaku bahwa pernyataan tersebut merupakan referensi terhadap “ribuan kasus serupa” yang melibatkan kekerasan seksual pada wanita. Ya. Sheridan seserius itu. Wind River adalah film serius. Serius setengah mati. Tak ada ruang untuk bercanda.


Ini adalah naskah ketiga Sheridan sekaligus debutnya menyutradarai film yang ditulisnya sendiri. Saya ingin tahu apa nama yang akan diberikan Sheridan pada trilogi tematis yang juga berisi Sicario dan Hell or High Water ini. Trilogi Western Nihilistik, kalau boleh usul. Tapi besar kemungkinan akan bersilangan dengan film adaptasi novel Cormac McCarthy. Trilogi Keadilan Amerika, mungkin lebih cocok. Ketiga film tersebut berlangsung di Amerika yang jauh dari keadilan, sehingga para karakter yang terlibat di dalamnya harus mencari sendiri keadilan mereka.

Wind River merupakan nama sebuah reservasi suku Indian yang terletak di daerah persaljuan di Wyoming. Namun ini adalah tempat yang sama dengan perbatasan Amerika/Meksiko-nya Sicario atau gurun Texas-nya Hell or High Water; ketiganya sama-sama tempat yang jauh, sepi, asing, dan relatif berbahaya. Di tempat ini, petugas yang berwenang tak bisa berbuat banyak. Sheridan cakap sekali dalam membangun sense of place yang mantap. Mendengar Wind River kita langsung mengasosiasikannya dengan salju. Dibantu dengan sinematografi dari Ben Richardson, pemandangannya imersif, sampai kita bisa merasakan betapa menyengat dinginnya salju. Cantik di mata tapi mematikan.

Oleh karenanya, ini bukan tempat yang ramah bagi seorang gadis dengan pakaian tipis dan tanpa alas kaki untuk berlarian di tengah malam. Ia berlari mati-matian seperti menghindari sesuatu yang sangat mengerikan. Apapun itu, pasti berbahaya karena memaksanya terus berlari sampai udara dingin merusak paru-paru lalu membuatnya tewas.

Beberapa hari kemudian, almarhumah ditemukan oleh Cory Lambert (Jeremy Renner), seorang petugas hutan yang dimintai warga untuk memburu singa gunung yang memakan ternak. Kita pertama kali mengenal Cory saat berkamuflase dengan jas hujan putih lalu menembakkan senapannya dengan akurat pada serigala yang tengah mengincar domba. Dor! Simbolisme. Kita tahu ia sudah begitu dekat dengan pribumi (mantan istrinya seorang Indian), kenal betul dengan setiap jengkal Wind River, dan seseorang yang bisa diandalkan.

Cory kenal dengan almarhumah. Namanya Natalie (Kelsey Asbille), gadis Indian teman karib anaknya, Emily yang tiga tahun lalu meninggal dengan penyebab yang hampir sama. Visum mengungkap bahwa sebelum tewas, Natalie mengalami perkosaan. Disini Sheridan menyentil protokol dan birokrasi yang ribet. Karena TKP-nya tanah reservasi Indian, maka kasus ini menjadi kriminal federal, kewenangan FBI, yang kemudian hanya mengutus satu agennya saja. Forensik setempat tak bisa menuliskan perkosaan sebagai penyebab kematian, karena Natalie secara teknis meninggal gara-gara cuaca dingin. Jika begitu, maka kasus akan kembali dilimpahkan ke kepolisian lokal yang anggotanya tak lebih banyak daripada anggota Power Rangers.

Tentu saja, agen FBI tadi, Jane Banner (Elizabeth Olsen) jadi pusing. Jane boleh jadi punya kapabilitas mumpuni, tapi ia tak siap dengan situasi di Wind River. Saat datang saja, ia memakai blus yang modis dan sepatu hak tinggi. “Dia akan koit dalam lima menit,” kata Cory. Penyelidikan adalah tanggung jawab Jane, tapi ia tahu bahwa ia membutuhkan bantuan dari kepala polisi lokal, Ben (Graham Greene) dan terutama Cory yang dengan kalem bilang berkali-kali bahwa ia adalah “sang pemburu”. Iya, iya Cory, kami sudah tahu.

Sama seperti saya yang menjabarkan set-up tadi dengan panjang lebar dan perlahan-lahan, Sheridan juga menyajikan filmnya tanpa terburu-buru. Plot Wind River sebenarnya sangat sederhana, tapi Sheridan menceritakannya dengan tenang, tahap demi tahap sehingga kita bisa mendapatkan cengkeraman yang kuat akan lokasi dan karakternya. Tak banyak adegan yang berorientasi aksi, tapi filmnya menjaga perhatian kita dengan pembangunan plot yang pelan-tapi-pasti, sampai kemudian meledak di sekuens yang melibatkan adu tembak dan tembakan sniper yang gahar. Ini memuaskan karena kita sudah begitu larut dengan filmnya.

Filmnya merupakan thriller yang berbasis pada karakter, bahkan desa Wind River menjadi karakter tersendiri. Lokasi mengijinkannya menyentil isu sensitif soal diskriminasi pribumi. Ini adalah tempat yang sangat spesifik, tapi situasi sosialnya terasa universal. Karakter Jane, yang adalah seorang wanita, juga bukan sekadar pemanis layar apalagi penyedia romantisme/seks bagi Cory. Ia punya fungsi yang kuat untuk memberi penonton perspektif akan bagaimana memandang kasus yang melibatkan pembunuhan seorang wanita tersebut. Olsen mendapat peran yang mirip dengan Emily Blunt dalam Sicario: wanita tangguh yang terjebak di dunia yang keras yang belum siap ia hadapi.

Renner memberikan penampilan yang menarik. Karakternya tak menunjukkan banyak ekspresi, tapi kita bisa merasakan banyak emosi yang dibawanya. “Perburuan” ini menjadi personal bagi Cory karena ia punya motif yang lebih dalam. Ia tahu bahwa anak gadisnya yang tewas dengan misterius tetap takkan terselesaikan, namun mungkin saja resolusi kasus Natalie akan memberikannya semacam penebusan. Mungkin tidak baginya, karena ia mengaku sadar bahwa hidup harus terus berlanjut apapun yang terjadi, tapi setidaknya buat ayah Natalie (Gil Birmingham). Birmingham punya dua adegan minimalis yang sangat kuat.

Ceritanya boleh jadi merupakan yang paling blak-blakan secara naratif di antara trilogi Sheridan, karena kita disuguhkan dengan monolog dan dialog puitis yang banyak untuk menangkap subteks dan apa yang karakternya rasakan. Bagian ending terkesan dipanjangkan, mungkin Sheridan merasa bahwa film belum terselesaikan dengan sempurna. Namun ada sesuatu yang mengagumkan dari caranya bercerita. Setiap sorotan gambar, setiap perkembangan plot, setiap interaksi karakter, semua terkendali. Sheridan menggulirkan detil-detil kecil secara bertahap, yang kemudian terakumulasi, dan sebelum kita sadar, ia sudah menjadi bola salju raksasa. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Wind River

111 menit
Dewasa
Taylor Sheridan
Taylor Sheridan
Matthew George, Basil Iwanyk, Peter Berg, Wayne L. Rogers
Ben Richardson
Nick Cave, Warren Ellis

Taylor Sheridan menggulirkan detil-detil kecil secara bertahap, yang kemudian terakumulasi, dan sebelum kita sadar, ia sudah menjadi bola salju raksasa.

“Luck don't live out here.”
— Cory Lambert
Rating UP:
Bagian awal Wind River sepertinya mengingatkan kita pada Fargo-nya Coen Brothers. Mengambil lokasi di daerah persaljuan yang terpencil, adegan pembuka menyatakan dengan jelas bahwa ini akan menjadi film kriminal. Kesamaan juga saya lihat dari klaimnya: “inspired by true events”. Meski begitu, jika Coen menggunakan klaim “this is a true story”-nya untuk menggoda kita karena kita tahu bahwa mereka baru saja melebaikan drama manusiawi menjadi komedi, maka untuk Wind River kita perlu lebih awas. Cermati penambahan tanda jamak “s” di belakang kata “event”. Ini bukan kisah nyata, tapi kisahnya memang banyak terjadi di dunia nyata. Sang sutradara, Taylor Sheridan mengaku bahwa pernyataan tersebut merupakan referensi terhadap “ribuan kasus serupa” yang melibatkan kekerasan seksual pada wanita. Ya. Sheridan seserius itu. Wind River adalah film serius. Serius setengah mati. Tak ada ruang untuk bercanda.


Ini adalah naskah ketiga Sheridan sekaligus debutnya menyutradarai film yang ditulisnya sendiri. Saya ingin tahu apa nama yang akan diberikan Sheridan pada trilogi tematis yang juga berisi Sicario dan Hell or High Water ini. Trilogi Western Nihilistik, kalau boleh usul. Tapi besar kemungkinan akan bersilangan dengan film adaptasi novel Cormac McCarthy. Trilogi Keadilan Amerika, mungkin lebih cocok. Ketiga film tersebut berlangsung di Amerika yang jauh dari keadilan, sehingga para karakter yang terlibat di dalamnya harus mencari sendiri keadilan mereka.

Wind River merupakan nama sebuah reservasi suku Indian yang terletak di daerah persaljuan di Wyoming. Namun ini adalah tempat yang sama dengan perbatasan Amerika/Meksiko-nya Sicario atau gurun Texas-nya Hell or High Water; ketiganya sama-sama tempat yang jauh, sepi, asing, dan relatif berbahaya. Di tempat ini, petugas yang berwenang tak bisa berbuat banyak. Sheridan cakap sekali dalam membangun sense of place yang mantap. Mendengar Wind River kita langsung mengasosiasikannya dengan salju. Dibantu dengan sinematografi dari Ben Richardson, pemandangannya imersif, sampai kita bisa merasakan betapa menyengat dinginnya salju. Cantik di mata tapi mematikan.

Oleh karenanya, ini bukan tempat yang ramah bagi seorang gadis dengan pakaian tipis dan tanpa alas kaki untuk berlarian di tengah malam. Ia berlari mati-matian seperti menghindari sesuatu yang sangat mengerikan. Apapun itu, pasti berbahaya karena memaksanya terus berlari sampai udara dingin merusak paru-paru lalu membuatnya tewas.

Beberapa hari kemudian, almarhumah ditemukan oleh Cory Lambert (Jeremy Renner), seorang petugas hutan yang dimintai warga untuk memburu singa gunung yang memakan ternak. Kita pertama kali mengenal Cory saat berkamuflase dengan jas hujan putih lalu menembakkan senapannya dengan akurat pada serigala yang tengah mengincar domba. Dor! Simbolisme. Kita tahu ia sudah begitu dekat dengan pribumi (mantan istrinya seorang Indian), kenal betul dengan setiap jengkal Wind River, dan seseorang yang bisa diandalkan.

Cory kenal dengan almarhumah. Namanya Natalie (Kelsey Asbille), gadis Indian teman karib anaknya, Emily yang tiga tahun lalu meninggal dengan penyebab yang hampir sama. Visum mengungkap bahwa sebelum tewas, Natalie mengalami perkosaan. Disini Sheridan menyentil protokol dan birokrasi yang ribet. Karena TKP-nya tanah reservasi Indian, maka kasus ini menjadi kriminal federal, kewenangan FBI, yang kemudian hanya mengutus satu agennya saja. Forensik setempat tak bisa menuliskan perkosaan sebagai penyebab kematian, karena Natalie secara teknis meninggal gara-gara cuaca dingin. Jika begitu, maka kasus akan kembali dilimpahkan ke kepolisian lokal yang anggotanya tak lebih banyak daripada anggota Power Rangers.

Tentu saja, agen FBI tadi, Jane Banner (Elizabeth Olsen) jadi pusing. Jane boleh jadi punya kapabilitas mumpuni, tapi ia tak siap dengan situasi di Wind River. Saat datang saja, ia memakai blus yang modis dan sepatu hak tinggi. “Dia akan koit dalam lima menit,” kata Cory. Penyelidikan adalah tanggung jawab Jane, tapi ia tahu bahwa ia membutuhkan bantuan dari kepala polisi lokal, Ben (Graham Greene) dan terutama Cory yang dengan kalem bilang berkali-kali bahwa ia adalah “sang pemburu”. Iya, iya Cory, kami sudah tahu.

Sama seperti saya yang menjabarkan set-up tadi dengan panjang lebar dan perlahan-lahan, Sheridan juga menyajikan filmnya tanpa terburu-buru. Plot Wind River sebenarnya sangat sederhana, tapi Sheridan menceritakannya dengan tenang, tahap demi tahap sehingga kita bisa mendapatkan cengkeraman yang kuat akan lokasi dan karakternya. Tak banyak adegan yang berorientasi aksi, tapi filmnya menjaga perhatian kita dengan pembangunan plot yang pelan-tapi-pasti, sampai kemudian meledak di sekuens yang melibatkan adu tembak dan tembakan sniper yang gahar. Ini memuaskan karena kita sudah begitu larut dengan filmnya.

Filmnya merupakan thriller yang berbasis pada karakter, bahkan desa Wind River menjadi karakter tersendiri. Lokasi mengijinkannya menyentil isu sensitif soal diskriminasi pribumi. Ini adalah tempat yang sangat spesifik, tapi situasi sosialnya terasa universal. Karakter Jane, yang adalah seorang wanita, juga bukan sekadar pemanis layar apalagi penyedia romantisme/seks bagi Cory. Ia punya fungsi yang kuat untuk memberi penonton perspektif akan bagaimana memandang kasus yang melibatkan pembunuhan seorang wanita tersebut. Olsen mendapat peran yang mirip dengan Emily Blunt dalam Sicario: wanita tangguh yang terjebak di dunia yang keras yang belum siap ia hadapi.

Renner memberikan penampilan yang menarik. Karakternya tak menunjukkan banyak ekspresi, tapi kita bisa merasakan banyak emosi yang dibawanya. “Perburuan” ini menjadi personal bagi Cory karena ia punya motif yang lebih dalam. Ia tahu bahwa anak gadisnya yang tewas dengan misterius tetap takkan terselesaikan, namun mungkin saja resolusi kasus Natalie akan memberikannya semacam penebusan. Mungkin tidak baginya, karena ia mengaku sadar bahwa hidup harus terus berlanjut apapun yang terjadi, tapi setidaknya buat ayah Natalie (Gil Birmingham). Birmingham punya dua adegan minimalis yang sangat kuat.

Ceritanya boleh jadi merupakan yang paling blak-blakan secara naratif di antara trilogi Sheridan, karena kita disuguhkan dengan monolog dan dialog puitis yang banyak untuk menangkap subteks dan apa yang karakternya rasakan. Bagian ending terkesan dipanjangkan, mungkin Sheridan merasa bahwa film belum terselesaikan dengan sempurna. Namun ada sesuatu yang mengagumkan dari caranya bercerita. Setiap sorotan gambar, setiap perkembangan plot, setiap interaksi karakter, semua terkendali. Sheridan menggulirkan detil-detil kecil secara bertahap, yang kemudian terakumulasi, dan sebelum kita sadar, ia sudah menjadi bola salju raksasa. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Wind River

111 menit
Dewasa
Taylor Sheridan
Taylor Sheridan
Matthew George, Basil Iwanyk, Peter Berg, Wayne L. Rogers
Ben Richardson
Nick Cave, Warren Ellis

Monday, September 25, 2017

‘Fantastic Beasts 2’ Rekrut David Sakurai Sebagai Villain

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘Fantastic Beasts 2’ Rekrut David Sakurai Sebagai Villain
link : ‘Fantastic Beasts 2’ Rekrut David Sakurai Sebagai Villain

Baca juga


Sementara proses syuting sekuel 'Fantastic Beast and Where to Find Them' masih berlangsung sejak pertengahan Juli 2017, kini ada satu pemain baru yang ikut bergabung sebagai villain.

Sementara proses syuting sekuel Fantastic Beast and Where to Find Them masih berlangsung sejak pertengahan Juli 2017, kini ada satu pemain baru yang ikut bergabung sebagai villain. Seperti yang dilansir Deadline, pemain baru ini ialah David Sakurai (Iron Fist) yang akan berperan sebagai penyihir dengan nama Krall. Berdasarkan informasinya, Krall merupakan salah satu tangan kanan (henchman) ambisius yang dimiliki Grindelwald. Selebihnya, belum diketahui pasti apakah aktor berdarah Denmark-Jepang sudah mulai menjalani syuting adegannya, atau kapan proses produksi Fantastic Beasts 2 akan tuntas.

Masih disutradarai David Yates berdasarkan naskah buatan J.K. Rowling, sekuel ini kembali dibintangi Eddie Redmayne (Newt Scamander), Katherine Waterston (Auror Tina Goldstein), Alison Sudol (Queenie Goldstein) dan Dan Fogler (Jacob Kowalski) serta Ezra Miller (Credence).

Sementara untuk jajaran pemain baru, ada Jude Law yang terpilih sebagai Albus Dumbledore muda, Callum Turner sebagai Theseus Scamander (saudara Newt), Zoe Kravitz sebagai Leta Lestrange (teman dekat Newt semasa sekolah) dan tak ketinggalan, Johnny Depp sebagai penyihir Gellert Grindelwald yang akan menjadi villain utama di sepanjang lima seri prekuel Harry Potter. FYI, baik Kravitz maupun Depp sebelumnya sempat jadi cameo di film pertama Fantastic Beasts yang dirilis 2016 lalu.

Bersetting beberapa bulan pasca Newt bersama penyihir Amerika menangkap Grindelwald, di sekuel ini sang penyihir jahat dikisahkan berhasil melarikan diri secara dramatis, dan mengumpulkan lebih banyak pengikut untuk melaksanakan rencananya membinasakan kaum non-penyihir. Mengetahui aksi sahabatnya yang kini berubah jadi jahat, Dumbledore akhirnya meminta bantuan muridnya, Newt, untuk menghentikan Grindewald. Newt pun kemudian bereuni dengan Tina, Queenie dan Jacob, sebelum akhirnya mereka menyadari misi berbahaya ini ternyata juga akan menguji kesetiaan mereka. Adapun setting Fantastic Beasts 2 akan berada di London dan Paris pada tahun 1927.

Fantastic Beasts and Where to Find Them 2 akan dirilis 16 November 2018 ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sementara proses syuting sekuel 'Fantastic Beast and Where to Find Them' masih berlangsung sejak pertengahan Juli 2017, kini ada satu pemain baru yang ikut bergabung sebagai villain.

Sementara proses syuting sekuel Fantastic Beast and Where to Find Them masih berlangsung sejak pertengahan Juli 2017, kini ada satu pemain baru yang ikut bergabung sebagai villain. Seperti yang dilansir Deadline, pemain baru ini ialah David Sakurai (Iron Fist) yang akan berperan sebagai penyihir dengan nama Krall. Berdasarkan informasinya, Krall merupakan salah satu tangan kanan (henchman) ambisius yang dimiliki Grindelwald. Selebihnya, belum diketahui pasti apakah aktor berdarah Denmark-Jepang sudah mulai menjalani syuting adegannya, atau kapan proses produksi Fantastic Beasts 2 akan tuntas.

Masih disutradarai David Yates berdasarkan naskah buatan J.K. Rowling, sekuel ini kembali dibintangi Eddie Redmayne (Newt Scamander), Katherine Waterston (Auror Tina Goldstein), Alison Sudol (Queenie Goldstein) dan Dan Fogler (Jacob Kowalski) serta Ezra Miller (Credence).

Sementara untuk jajaran pemain baru, ada Jude Law yang terpilih sebagai Albus Dumbledore muda, Callum Turner sebagai Theseus Scamander (saudara Newt), Zoe Kravitz sebagai Leta Lestrange (teman dekat Newt semasa sekolah) dan tak ketinggalan, Johnny Depp sebagai penyihir Gellert Grindelwald yang akan menjadi villain utama di sepanjang lima seri prekuel Harry Potter. FYI, baik Kravitz maupun Depp sebelumnya sempat jadi cameo di film pertama Fantastic Beasts yang dirilis 2016 lalu.

Bersetting beberapa bulan pasca Newt bersama penyihir Amerika menangkap Grindelwald, di sekuel ini sang penyihir jahat dikisahkan berhasil melarikan diri secara dramatis, dan mengumpulkan lebih banyak pengikut untuk melaksanakan rencananya membinasakan kaum non-penyihir. Mengetahui aksi sahabatnya yang kini berubah jadi jahat, Dumbledore akhirnya meminta bantuan muridnya, Newt, untuk menghentikan Grindewald. Newt pun kemudian bereuni dengan Tina, Queenie dan Jacob, sebelum akhirnya mereka menyadari misi berbahaya ini ternyata juga akan menguji kesetiaan mereka. Adapun setting Fantastic Beasts 2 akan berada di London dan Paris pada tahun 1927.

Fantastic Beasts and Where to Find Them 2 akan dirilis 16 November 2018 ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sunday, September 24, 2017

‘Terminator 6’ akan Jadi Sekuel ‘Terminator 2: Judgement Day’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘Terminator 6’ akan Jadi Sekuel ‘Terminator 2: Judgement Day’
link : ‘Terminator 6’ akan Jadi Sekuel ‘Terminator 2: Judgement Day’

Baca juga


Meski jadwal rilis 'Terminator 6' belum resmi diumumkan, beberapa detail baru terkait film yang diproduseri James Cameron ini terus mengemuka.

Meski jadwal rilis Terminator 6 belum resmi diumumkan, beberapa detail baru terkait film yang diproduseri James Cameron ini terus mengemuka. Detail kali ini masih datang dari bintang franchise Terminator, Arnold Schwarzenegger, yang akan kembali tampil di film mendatang.

Saat menghadiri sebuah event di Inggris, Arnie mengungkapkan Terminator 6 akan sepenuhnya mengabaikan event dari Terminator: Genisys (termasuk twist John Connor yang ternyata cyborg). Arnie pun juga mensinyalkan, Terminator 6 akan melanjutkan cerita yang tertinggal di Terminator 2: Judgment Day, dan hal ini menandakan event dari Terminator 3 hingga Terminator: Salvation juga turut diabaikan.

Pernyataan Arnie tentu sejalan dengan kepastian bahwa lawan mainnya di T2: Judgement Day, Linda Hamilton, siap kembali sebagai wanita perkasa Sarah Connor. Diakui Arnie, saat ini Hamilton sudah mulai menjalani latihan untuk menunjang perannya usai dua dekade lebih tak memainkan ibu John Connor. Keterlibatan Hamilton sendiri dikonfirmasi Cameron saat screening spesial Terminator 2 yang diadakan minggu lalu.

Lebih dari itu, Arnie juga mengakui ia akan menerima skrip utuh Terminator 6 racikan Cameron dalam kurun dua minggu, atau sekitar awal Oktober 2017. Dan menariknya, Arnie mengungkapkan proses syuting Terminator 6 akan bergulir pada Maret 2018. Sementara Cameron bertindak sebagai produser, tugas penyutradaraan dipercayakan kepada Tim Miller yang sukses dengan Deadpool.

Sebelumnya, Cameron menyatakan ia berniat menjadikan Terminator 6 sebagai awal trilogi baru. Meski plot ceritanya belum diketahui, Cameron memastikan Terminator 6 akan mengusung wanita muda untuk jadi karakter sentral. Adapun layaknya Star Wars: The Force Awakens, Cameron mengakui Terminator 6 akan menghadirkan karakter generasi lama sekaligus generasi baru. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Meski jadwal rilis 'Terminator 6' belum resmi diumumkan, beberapa detail baru terkait film yang diproduseri James Cameron ini terus mengemuka.

Meski jadwal rilis Terminator 6 belum resmi diumumkan, beberapa detail baru terkait film yang diproduseri James Cameron ini terus mengemuka. Detail kali ini masih datang dari bintang franchise Terminator, Arnold Schwarzenegger, yang akan kembali tampil di film mendatang.

Saat menghadiri sebuah event di Inggris, Arnie mengungkapkan Terminator 6 akan sepenuhnya mengabaikan event dari Terminator: Genisys (termasuk twist John Connor yang ternyata cyborg). Arnie pun juga mensinyalkan, Terminator 6 akan melanjutkan cerita yang tertinggal di Terminator 2: Judgment Day, dan hal ini menandakan event dari Terminator 3 hingga Terminator: Salvation juga turut diabaikan.

Pernyataan Arnie tentu sejalan dengan kepastian bahwa lawan mainnya di T2: Judgement Day, Linda Hamilton, siap kembali sebagai wanita perkasa Sarah Connor. Diakui Arnie, saat ini Hamilton sudah mulai menjalani latihan untuk menunjang perannya usai dua dekade lebih tak memainkan ibu John Connor. Keterlibatan Hamilton sendiri dikonfirmasi Cameron saat screening spesial Terminator 2 yang diadakan minggu lalu.

Lebih dari itu, Arnie juga mengakui ia akan menerima skrip utuh Terminator 6 racikan Cameron dalam kurun dua minggu, atau sekitar awal Oktober 2017. Dan menariknya, Arnie mengungkapkan proses syuting Terminator 6 akan bergulir pada Maret 2018. Sementara Cameron bertindak sebagai produser, tugas penyutradaraan dipercayakan kepada Tim Miller yang sukses dengan Deadpool.

Sebelumnya, Cameron menyatakan ia berniat menjadikan Terminator 6 sebagai awal trilogi baru. Meski plot ceritanya belum diketahui, Cameron memastikan Terminator 6 akan mengusung wanita muda untuk jadi karakter sentral. Adapun layaknya Star Wars: The Force Awakens, Cameron mengakui Terminator 6 akan menghadirkan karakter generasi lama sekaligus generasi baru. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

‘Justice League’ Disebut Tak Jadi Tampilkan Lex Luthor & Iris West

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘Justice League’ Disebut Tak Jadi Tampilkan Lex Luthor & Iris West
link : ‘Justice League’ Disebut Tak Jadi Tampilkan Lex Luthor & Iris West

Baca juga


Usai sutradara Zack Snyder digantikan Joss Whedon, tak sedikit yang memprediksi 'Justice League' akan mengalami perubahan. Dan benar saja, ternyata ada perubahan menyangkut penampilan dua karakter, yakni Lex Luthor dan Iris West.

Beda sutradara, beda pula hasil filmnya. Kalimat inilah yang tampaknya tepat untuk menggambarkan kondisi Justice League saat ini. Bagaimana tidak, usai sutradara Zack Snyder digantikan Joss Whedon, tak sedikit yang memprediksi film tim superhero DC akan mengalami perubahan, baik itu bersifat signifikan ataupun minor. Dan benar saja, ternyata ada perubahan menyusul ditunjuknya Whedon sebagai sutradara baru.

Menurut Batman-News, perubahan ini menyangkut penampilan dua karakter cameo, yakni Lex Luthor (Jesse Eisenberg) dan Iris West (Kiersey Clemons). Semula Snyder diketahui hendak menghadirkan musuh bebuyutan Superman beserta love interest The Flash. Namun kini di bawah komando Whedon, adegan Lex dan Iris telah dihapus, dengan alasan yang masih misterius. Apapun itu, informasi ini diperoleh dari penonton yang berkesempatan menghadiri test screening Justice League, sehingga kabar ini tampaknya bukan sekedar isapan jempol belaka.

Lex milik Eisenberg sendiri tampil perdana di Batman v Superman: Dawn of Justice. Berbeda dengan Lex yang kita kenal, versi Eisenberg lebih ekspresif, banyak berbicara dan gemar melempar kata-kata filosofis. Dalam ending BvS, ada indikasi Lex akan bertransformasi jadi Lex sesungguhnya, seiring ia akan dikirim Batman ke RSJ Arkham Asylum. Bisa jadi kita baru akan melihat perubahan Lex di Man of Steel 2 yang kini sedang dikembangkan. Sementara untuk Iris, jika memang Clemons batal debut di Justice League, kemungkinan besar ia disiapkan untuk tampil di film solo The Flash bertajuk Flashpoint.

Selain Lex dan Iris, karakter cameo lain yang kabarnya dicopot adalah Darkseid, alias Thanos-nya DC Extended Universe. Meski sebagian merasa kecewa, penghilangan ketiga karakter ini tentu bisa berdampak positif agar Justice League tak semakin sesak. Adapun Batman-News mengabarkan, test screening Justice League menuai reaksi positif, bahkan ada yang mengklaim film ini epik.

Justice League dibintangi Ben Affleck (Batman), Gal Gadot (Wonder Woman), Jason Momoa (Aquaman), Ezra Miller (The Flash) dan Ray Fisher (Cyborg ). Pemain lainnya meliputi Amy Adams (Lois Lane), J.K. Simmons (Commissioner Gordon), Jeremy Irons (Alfred), Amber Heard (Mera), Willem Dafoe (Vulko) dan Ciarán Hinds (Steppenwolf). Rencananya film ini akan dirilis 17 November 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Usai sutradara Zack Snyder digantikan Joss Whedon, tak sedikit yang memprediksi 'Justice League' akan mengalami perubahan. Dan benar saja, ternyata ada perubahan menyangkut penampilan dua karakter, yakni Lex Luthor dan Iris West.

Beda sutradara, beda pula hasil filmnya. Kalimat inilah yang tampaknya tepat untuk menggambarkan kondisi Justice League saat ini. Bagaimana tidak, usai sutradara Zack Snyder digantikan Joss Whedon, tak sedikit yang memprediksi film tim superhero DC akan mengalami perubahan, baik itu bersifat signifikan ataupun minor. Dan benar saja, ternyata ada perubahan menyusul ditunjuknya Whedon sebagai sutradara baru.

Menurut Batman-News, perubahan ini menyangkut penampilan dua karakter cameo, yakni Lex Luthor (Jesse Eisenberg) dan Iris West (Kiersey Clemons). Semula Snyder diketahui hendak menghadirkan musuh bebuyutan Superman beserta love interest The Flash. Namun kini di bawah komando Whedon, adegan Lex dan Iris telah dihapus, dengan alasan yang masih misterius. Apapun itu, informasi ini diperoleh dari penonton yang berkesempatan menghadiri test screening Justice League, sehingga kabar ini tampaknya bukan sekedar isapan jempol belaka.

Lex milik Eisenberg sendiri tampil perdana di Batman v Superman: Dawn of Justice. Berbeda dengan Lex yang kita kenal, versi Eisenberg lebih ekspresif, banyak berbicara dan gemar melempar kata-kata filosofis. Dalam ending BvS, ada indikasi Lex akan bertransformasi jadi Lex sesungguhnya, seiring ia akan dikirim Batman ke RSJ Arkham Asylum. Bisa jadi kita baru akan melihat perubahan Lex di Man of Steel 2 yang kini sedang dikembangkan. Sementara untuk Iris, jika memang Clemons batal debut di Justice League, kemungkinan besar ia disiapkan untuk tampil di film solo The Flash bertajuk Flashpoint.

Selain Lex dan Iris, karakter cameo lain yang kabarnya dicopot adalah Darkseid, alias Thanos-nya DC Extended Universe. Meski sebagian merasa kecewa, penghilangan ketiga karakter ini tentu bisa berdampak positif agar Justice League tak semakin sesak. Adapun Batman-News mengabarkan, test screening Justice League menuai reaksi positif, bahkan ada yang mengklaim film ini epik.

Justice League dibintangi Ben Affleck (Batman), Gal Gadot (Wonder Woman), Jason Momoa (Aquaman), Ezra Miller (The Flash) dan Ray Fisher (Cyborg ). Pemain lainnya meliputi Amy Adams (Lois Lane), J.K. Simmons (Commissioner Gordon), Jeremy Irons (Alfred), Amber Heard (Mera), Willem Dafoe (Vulko) dan Ciarán Hinds (Steppenwolf). Rencananya film ini akan dirilis 17 November 2017. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem