Tuesday, January 1, 2019

Sutradara Cerita Kendala Produksi ‘Spawn’ Reboot

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sutradara Cerita Kendala Produksi ‘Spawn’ Reboot
link : Sutradara Cerita Kendala Produksi ‘Spawn’ Reboot

Baca juga


Todd McFarlane menjelaskan status terkini ‘Spawn’, yang pada akhirnya membuat kita memahami kenapa pengembangan film ini tak berjalan mulus.

Setelah berhasil memboyong dua aktor kawakan Jamie Foxx dan Jeremy Renner sejak pertengahan 2018, proses syuting Spawn reboot diprediksi akan bergulir tak lama lagi. Namun sayangnya perjalanan Spawn masih panjang, menyusul kabar terakhir yang menyebut syuting film ini ditunda. Saat ditemui THR, Todd McFarlane selaku penulis/sutradara pun menjelaskan status terkini Spawn, yang pada akhirnya membuat kita memahami kenapa pengembangan film ini tak berjalan mulus.

Untuk saat ini, Todd mengakui Spawn masih dalam tahap mengumpulkan dana dan meyakinkan para produser bahwa film superhero bisa dibawa ke arah manapun. Todd pun mengibaratkan Venom – yang notabene karakter ciptaannya – sebagai contoh sempurna bahwa dalam film superhero, karakter antihero yang tadinya villain bisa diatur sedemikian rupa sehingga ia menjadi heroik. Todd menilai, meskipun Venom tak mengusung formula standar film superhero pada umumnya, namun filmnya bisa sukses besar secara finansial. Karena itulah, mengingat Spawn juga berstatus sebagai antihero/villain, Todd berharap film dari karakter ciptaannya ini bisa mengikuti jejak Venom, yang diketahui cukup lancar dalam proses pengembangannya.

Tak hanya Venom, Todd juga mencontohkan Deadpool, Guardians of the Galaxy, Suicide Squad, The Joker, Jessica Jones, Luke Cage dan Daredevil sebagai film/serial superhero yang bisa menarik perhatian audiens, walaupun lagi-lagi deretan judul tadi tak mengikuti pakem khas genre superhero. Hal inilah yang berusaha disampaikan Todd kepada Hollywood, bahwa untuk membuat film superhero yang sukses tak harus menempuh jalur/pendekatan mainstream. Dengan kata lain, Todd mendorong studio atau produser agar lebih terbuka dan berani melampuhijaukan proyek film superhero yang antimainstream dan beresiko, seperti Spawn misalnya.

Apalagi karena Spawn diproduksi sebagai film low budget, Todd opimistis film ini takkan mengalami kerugian yang besar apabila flop di box office. Lebih dari itu, agar Spawn lebih menjual, Todd ingin film produksi Blumhouse ini memasang embel-embel “From the co-creator of Venom”. Sebuah gimmick marketing yang agaknya cukup efektif untuk meningkatkan antusiasme terhadap Spawn, mengingat tingginya popularitas yang dimiliki Venom sejak filmnya menjadi hits.

Di luar cerita soal kendala produksi Spawn, Todd belum bisa memastikan kapan filmnya mulai syuting.

Dalam komiknya, Spawn bernama asli Al Simmons, yang seorang mantan prajurit pasukan khusus CIA. Usai bangkit dari kematian lewat perjanjian dengan iblis neraka. Simmons kembali hidup dengan identitas baru sebagai Spawn yang dibekali kostum super yang multi fungsi. Dengan jati dirinya yang baru, Simmons melalui perjalanan dilematis yang akhirnya menjadikan ia antihero. Jika di film original (1997) Spawn adalah karakter utama, maka di reboot nanti ia diplot sebagai karakter villain, dan yang jadi karakter sentral adalah polisi bernama Twitch. Cerita filmnya sendiri menyoroti Spawn (Foxx) yang sedang diburu oleh Twitch (Renner). Dalam beberapa hal, McFarlane menyamakan situasi kejar-kejaran ini dengan hiu raksasa di Jaws yang diburu sheriff Brody.

Mengusung rating R, Spawn dipastikan tampil sebagai film thriller supernatural yang kelam dan serius. Meski budget produksinya diklaim hanya berada di kisaran $10 juta, adanya nama besar sekaliber Renner dan Foxx seolah mematahkan dugaan bahwa Spawn akan berakhir jadi film kelas dua.

Untuk saat ini belum diketahui kapan reboot Spawn akan dirilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Todd McFarlane menjelaskan status terkini ‘Spawn’, yang pada akhirnya membuat kita memahami kenapa pengembangan film ini tak berjalan mulus.

Setelah berhasil memboyong dua aktor kawakan Jamie Foxx dan Jeremy Renner sejak pertengahan 2018, proses syuting Spawn reboot diprediksi akan bergulir tak lama lagi. Namun sayangnya perjalanan Spawn masih panjang, menyusul kabar terakhir yang menyebut syuting film ini ditunda. Saat ditemui THR, Todd McFarlane selaku penulis/sutradara pun menjelaskan status terkini Spawn, yang pada akhirnya membuat kita memahami kenapa pengembangan film ini tak berjalan mulus.

Untuk saat ini, Todd mengakui Spawn masih dalam tahap mengumpulkan dana dan meyakinkan para produser bahwa film superhero bisa dibawa ke arah manapun. Todd pun mengibaratkan Venom – yang notabene karakter ciptaannya – sebagai contoh sempurna bahwa dalam film superhero, karakter antihero yang tadinya villain bisa diatur sedemikian rupa sehingga ia menjadi heroik. Todd menilai, meskipun Venom tak mengusung formula standar film superhero pada umumnya, namun filmnya bisa sukses besar secara finansial. Karena itulah, mengingat Spawn juga berstatus sebagai antihero/villain, Todd berharap film dari karakter ciptaannya ini bisa mengikuti jejak Venom, yang diketahui cukup lancar dalam proses pengembangannya.

Tak hanya Venom, Todd juga mencontohkan Deadpool, Guardians of the Galaxy, Suicide Squad, The Joker, Jessica Jones, Luke Cage dan Daredevil sebagai film/serial superhero yang bisa menarik perhatian audiens, walaupun lagi-lagi deretan judul tadi tak mengikuti pakem khas genre superhero. Hal inilah yang berusaha disampaikan Todd kepada Hollywood, bahwa untuk membuat film superhero yang sukses tak harus menempuh jalur/pendekatan mainstream. Dengan kata lain, Todd mendorong studio atau produser agar lebih terbuka dan berani melampuhijaukan proyek film superhero yang antimainstream dan beresiko, seperti Spawn misalnya.

Apalagi karena Spawn diproduksi sebagai film low budget, Todd opimistis film ini takkan mengalami kerugian yang besar apabila flop di box office. Lebih dari itu, agar Spawn lebih menjual, Todd ingin film produksi Blumhouse ini memasang embel-embel “From the co-creator of Venom”. Sebuah gimmick marketing yang agaknya cukup efektif untuk meningkatkan antusiasme terhadap Spawn, mengingat tingginya popularitas yang dimiliki Venom sejak filmnya menjadi hits.

Di luar cerita soal kendala produksi Spawn, Todd belum bisa memastikan kapan filmnya mulai syuting.

Dalam komiknya, Spawn bernama asli Al Simmons, yang seorang mantan prajurit pasukan khusus CIA. Usai bangkit dari kematian lewat perjanjian dengan iblis neraka. Simmons kembali hidup dengan identitas baru sebagai Spawn yang dibekali kostum super yang multi fungsi. Dengan jati dirinya yang baru, Simmons melalui perjalanan dilematis yang akhirnya menjadikan ia antihero. Jika di film original (1997) Spawn adalah karakter utama, maka di reboot nanti ia diplot sebagai karakter villain, dan yang jadi karakter sentral adalah polisi bernama Twitch. Cerita filmnya sendiri menyoroti Spawn (Foxx) yang sedang diburu oleh Twitch (Renner). Dalam beberapa hal, McFarlane menyamakan situasi kejar-kejaran ini dengan hiu raksasa di Jaws yang diburu sheriff Brody.

Mengusung rating R, Spawn dipastikan tampil sebagai film thriller supernatural yang kelam dan serius. Meski budget produksinya diklaim hanya berada di kisaran $10 juta, adanya nama besar sekaliber Renner dan Foxx seolah mematahkan dugaan bahwa Spawn akan berakhir jadi film kelas dua.

Untuk saat ini belum diketahui kapan reboot Spawn akan dirilis.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Anna & Elsa Makin Dewasa di Foto Pertama ‘Frozen 2’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Anna & Elsa Makin Dewasa di Foto Pertama ‘Frozen 2’
link : Anna & Elsa Makin Dewasa di Foto Pertama ‘Frozen 2’

Baca juga


Kalender dari Rusia untuk pertama kalinya mengungkap penampilan Anna dan Elsa di ‘Frozen 2’.

Tak hanya menyandang predikat sebagai film animasi terlaris sepanjang masa, Frozen juga dikenal sangat berpengaruh dalam hal pop culture, hingga membuat karya Disney ini menjadi fenomena global. Kini studio diketahui sedang menyiapkan sekuel Frozen, yang kembali menyoroti petualangan Anna dan Elsa di negeri dongeng Arendelle. Well, karena Frozen 2 akan tayang di akhir tahun 2019 nanti, tak heran jika belakangan materi promosi filmnya mulai beredar. Seperti misalnya kalender dari Rusia yang untuk pertama kalinya mengungkap penampilan Anna dan Elsa di Frozen 2.


Hingga detik ini Disney masih belum berbagi detail apapun mengenai Frozen 2, baik yang berhubungan dengan cerita maupun karakter. Namun berkat foto yang ada di kalender tersebut, ada beberapa hal yang bisa diketahui dari film ini. Sebut saja penampilan Anna dan kakaknya, sang ratu pengendali es Elsa, yang semakin dewasa sejak terakhir kali ini mereka unjuk gigi di film pertama (2013). Perubahan penampilan mereka pun mengindikasikan Frozen 2 punya jarak waktu yang cukup jauh dari pendahulunya, dan konon sekuel ini bersetting enam tahun pasca film pertama.

Jika memang benar demikian, ada kemungkinan Frozen 2 akan menawarkan cerita yang lebih dewasa. Menarik untuk mengetahui bagaimana kelanjutan hubungan Anna dan Kristoff setelah sekian lama mereka bersama. Dan yang tak kalah membuat penasaran, bagaimana perjuangan Elsa untuk beradaptasi dengan kekuatan supernya, juga statusnya sebagai ratu Arendelle yang baru. Adapun jika melihat latar belakang foto ini, tak menutup kemungkinan cerita sekuel ini berlangsung di musim gugur, bukan musim salju – yang terjadi akibat kekuatan tak terkendali Elsa - seperti film pertama.

Frozen 2 kembali diisisuarakan Idina Menzel (Elsa), Kristen Bell (Anna), Jonathan Groff (Kristoff) dan Josh Gad (Olaf), dimana mereka siap menyanyikan lagu baru. Masih disutradarai Chris Buck dan Jennifer Lee, film ini juga menghadirkan pemain baru Evan Rachel Wood dan Sterling K. Brown yang karakternya masih misterius.

Rencananya Frozen 2 akan dirilis 22 November 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Kalender dari Rusia untuk pertama kalinya mengungkap penampilan Anna dan Elsa di ‘Frozen 2’.

Tak hanya menyandang predikat sebagai film animasi terlaris sepanjang masa, Frozen juga dikenal sangat berpengaruh dalam hal pop culture, hingga membuat karya Disney ini menjadi fenomena global. Kini studio diketahui sedang menyiapkan sekuel Frozen, yang kembali menyoroti petualangan Anna dan Elsa di negeri dongeng Arendelle. Well, karena Frozen 2 akan tayang di akhir tahun 2019 nanti, tak heran jika belakangan materi promosi filmnya mulai beredar. Seperti misalnya kalender dari Rusia yang untuk pertama kalinya mengungkap penampilan Anna dan Elsa di Frozen 2.


Hingga detik ini Disney masih belum berbagi detail apapun mengenai Frozen 2, baik yang berhubungan dengan cerita maupun karakter. Namun berkat foto yang ada di kalender tersebut, ada beberapa hal yang bisa diketahui dari film ini. Sebut saja penampilan Anna dan kakaknya, sang ratu pengendali es Elsa, yang semakin dewasa sejak terakhir kali ini mereka unjuk gigi di film pertama (2013). Perubahan penampilan mereka pun mengindikasikan Frozen 2 punya jarak waktu yang cukup jauh dari pendahulunya, dan konon sekuel ini bersetting enam tahun pasca film pertama.

Jika memang benar demikian, ada kemungkinan Frozen 2 akan menawarkan cerita yang lebih dewasa. Menarik untuk mengetahui bagaimana kelanjutan hubungan Anna dan Kristoff setelah sekian lama mereka bersama. Dan yang tak kalah membuat penasaran, bagaimana perjuangan Elsa untuk beradaptasi dengan kekuatan supernya, juga statusnya sebagai ratu Arendelle yang baru. Adapun jika melihat latar belakang foto ini, tak menutup kemungkinan cerita sekuel ini berlangsung di musim gugur, bukan musim salju – yang terjadi akibat kekuatan tak terkendali Elsa - seperti film pertama.

Frozen 2 kembali diisisuarakan Idina Menzel (Elsa), Kristen Bell (Anna), Jonathan Groff (Kristoff) dan Josh Gad (Olaf), dimana mereka siap menyanyikan lagu baru. Masih disutradarai Chris Buck dan Jennifer Lee, film ini juga menghadirkan pemain baru Evan Rachel Wood dan Sterling K. Brown yang karakternya masih misterius.

Rencananya Frozen 2 akan dirilis 22 November 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Monday, July 2, 2018

Syuting ‘IT: Chapter 2’ Dimulai, Pemeran The Losers Club Dewasa Sudah Lengkap

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Syuting ‘IT: Chapter 2’ Dimulai, Pemeran The Losers Club Dewasa Sudah Lengkap
link : Syuting ‘IT: Chapter 2’ Dimulai, Pemeran The Losers Club Dewasa Sudah Lengkap

Baca juga


Seiring dengan bergulirnya proses syuting ‘IT: Chapter 2’, jajaran pemeran Losers Club dewasa pun kini sudah lengkap.

Setelah melakukan pencarian pemain dalam beberapa minggu terakhir, IT: Chapter 2 akhirnya memulai proses syuting. Kembali disutradarai Andy Muschietti, sekuel ini pun masih menyoroti perjuangan geng The Losers Club menghadapi teror mengerikan badut Pennywise. Namun bedanya, jika di film pertama Losers Club masih di bawah umur, di sekuel nanti mereka sudah beranjak dewasa.


Seiring dengan bergulirnya proses syuting ‘IT: Chapter 2’, jajaran pemeran Losers Club dewasa pun kini sudah lengkap.

Setelah melakukan pencarian pemain dalam beberapa minggu terakhir, IT: Chapter 2 akhirnya memulai proses syuting. Kembali disutradarai Andy Muschietti, sekuel ini pun masih menyoroti perjuangan geng The Losers Club menghadapi teror mengerikan badut Pennywise. Namun bedanya, jika di film pertama Losers Club masih di bawah umur, di sekuel nanti mereka sudah beranjak dewasa.


Teaser Poster ‘Glass’ Tampilkan 3 Karakter Utama

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Teaser Poster ‘Glass’ Tampilkan 3 Karakter Utama
link : Teaser Poster ‘Glass’ Tampilkan 3 Karakter Utama

Baca juga


Seolah mengetahui fans sudah tak sabar menantikan ‘Glass’, penulis/sutradara M. Night Shyamalan pun merilis teaser poster dari film yang menjadi sekuel ‘Unbreakable’ sekaligus ‘Split’.

Seolah mengetahui fans sudah tak sabar menantikan Glass, penulis/sutradara M. Night Shyamalan pun merilis teaser poster dari film yang menjadi sekuel Unbreakable sekaligus Split. Poster ini sendiri menampilkan tiga karakter utama yang nantinya akan bergumul di Glass, diantaranya Elijah Price a.k.a. Mr. Glass (Samuel L. Jackson), Kevin Crumb a.k.a. The Horde (James McAvoy) dan David Dunn (Bruce Willis). “Jika kalian tak sabar menunggu kehadiran Glass pada 20 Juli (di event San Diego Comic-Con 2018), inilah world premiere teaser poster dari kami,”kata Shyamalan saat memamerkan poster Glass lewat Twitter.


Seolah mengetahui fans sudah tak sabar menantikan ‘Glass’, penulis/sutradara M. Night Shyamalan pun merilis teaser poster dari film yang menjadi sekuel ‘Unbreakable’ sekaligus ‘Split’.

Seolah mengetahui fans sudah tak sabar menantikan Glass, penulis/sutradara M. Night Shyamalan pun merilis teaser poster dari film yang menjadi sekuel Unbreakable sekaligus Split. Poster ini sendiri menampilkan tiga karakter utama yang nantinya akan bergumul di Glass, diantaranya Elijah Price a.k.a. Mr. Glass (Samuel L. Jackson), Kevin Crumb a.k.a. The Horde (James McAvoy) dan David Dunn (Bruce Willis). “Jika kalian tak sabar menunggu kehadiran Glass pada 20 Juli (di event San Diego Comic-Con 2018), inilah world premiere teaser poster dari kami,”kata Shyamalan saat memamerkan poster Glass lewat Twitter.


Sunday, July 1, 2018

Produser Sinyalkan ‘A Quiet Place 2’ Masih Lama

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Produser Sinyalkan ‘A Quiet Place 2’ Masih Lama
link : Produser Sinyalkan ‘A Quiet Place 2’ Masih Lama

Baca juga


Jika sebuah film meraih kesuksesan besar, biasanya studio akan langsung memberi lampu hijau untuk sekuel dan mengebut proses pengembangannya, agar bisa segera masuk ke tahap produksi. Namun hal serupa agaknya takkan terjadi pada ‘A Quiet Place 2’.

Jika sebuah film meraih kesuksesan besar, biasanya studio akan langsung memberi lampu hijau untuk sekuel dan mengebut proses pengembangannya, agar bisa segera masuk ke tahap produksi alias syuting. Namun hal serupa agaknya takkan terjadi pada A Quiet Place 2, sebagaimana yang disinyalkan produser Andrew Form saat berbincang dengan Collider.

Diakui Form yang notabene pimpinan rumah produksi Platinum Dunes, sebenarnya tim produksi bisa dengan mudah mengebut pengembangan A Quiet Place 2. Namun karena A Quiet Place adalah film yang spesial bagi studio tersebut, Form mengakui pihaknya takkan buru-buru menggarap A Quiet Place 2. Sebaliknya, Form menekankan bahwa tim akan memanfaatkan waktu selama mungkin untuk meracik cerita yang bagus, seperti film pertama. Di luar itu, Form juga mengkonfirmasi John Krasinski kembali terlibat di A Quiet Place 2, usai ia menyutradarai dan membintangi film pertama.

A Quiet Place sendiri mengisahkan perjuangan keluarga di sebuah dunia, dimana suara sekecil apapun bisa memancing kehadiran alien ganas. Dibintangi Krasinski bersama sang istri Emily Blunt, film berbudget hanya $17 juta ini pun tak hanya hit di box office dengan total pendapatan mencapai $329 juta, tapi juga dari segi kritikal dengan skor nyaris sempurna 95% di situs review aggregator Rotten Tomatoes. Wajar saja jika Form menyebut A Quiet Place adalah film istimewa bagi Platinum Dunes, karena baru kali studio di balik franchise Texas Chainsaw, The Purge dan Friday the 13th meluncurkan film yang luar biasa.

Kendati pemain yang terlibat belum dipastikan, Krasinski sempat mengindikasikan A Quiet Place 2 akan menyoroti perjuangan penyintas baru untuk bertahan hidup. Masih dimotori Paramount, untuk saat ini A Quiet Place 2 masih belum mendapatkan tanggal rilis. Berkaca dari pernyataan Form, fans tampaknya harus bersabar menunggu, karena kemungkinan besar perilisan A Quiet Place 2 masih lama.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Jika sebuah film meraih kesuksesan besar, biasanya studio akan langsung memberi lampu hijau untuk sekuel dan mengebut proses pengembangannya, agar bisa segera masuk ke tahap produksi. Namun hal serupa agaknya takkan terjadi pada ‘A Quiet Place 2’.

Jika sebuah film meraih kesuksesan besar, biasanya studio akan langsung memberi lampu hijau untuk sekuel dan mengebut proses pengembangannya, agar bisa segera masuk ke tahap produksi alias syuting. Namun hal serupa agaknya takkan terjadi pada A Quiet Place 2, sebagaimana yang disinyalkan produser Andrew Form saat berbincang dengan Collider.

Diakui Form yang notabene pimpinan rumah produksi Platinum Dunes, sebenarnya tim produksi bisa dengan mudah mengebut pengembangan A Quiet Place 2. Namun karena A Quiet Place adalah film yang spesial bagi studio tersebut, Form mengakui pihaknya takkan buru-buru menggarap A Quiet Place 2. Sebaliknya, Form menekankan bahwa tim akan memanfaatkan waktu selama mungkin untuk meracik cerita yang bagus, seperti film pertama. Di luar itu, Form juga mengkonfirmasi John Krasinski kembali terlibat di A Quiet Place 2, usai ia menyutradarai dan membintangi film pertama.

A Quiet Place sendiri mengisahkan perjuangan keluarga di sebuah dunia, dimana suara sekecil apapun bisa memancing kehadiran alien ganas. Dibintangi Krasinski bersama sang istri Emily Blunt, film berbudget hanya $17 juta ini pun tak hanya hit di box office dengan total pendapatan mencapai $329 juta, tapi juga dari segi kritikal dengan skor nyaris sempurna 95% di situs review aggregator Rotten Tomatoes. Wajar saja jika Form menyebut A Quiet Place adalah film istimewa bagi Platinum Dunes, karena baru kali studio di balik franchise Texas Chainsaw, The Purge dan Friday the 13th meluncurkan film yang luar biasa.

Kendati pemain yang terlibat belum dipastikan, Krasinski sempat mengindikasikan A Quiet Place 2 akan menyoroti perjuangan penyintas baru untuk bertahan hidup. Masih dimotori Paramount, untuk saat ini A Quiet Place 2 masih belum mendapatkan tanggal rilis. Berkaca dari pernyataan Form, fans tampaknya harus bersabar menunggu, karena kemungkinan besar perilisan A Quiet Place 2 masih lama.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Jim Carrey akan Jadi Villain Film ‘Sonic the Hedgehog’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Jim Carrey akan Jadi Villain Film ‘Sonic the Hedgehog’
link : Jim Carrey akan Jadi Villain Film ‘Sonic the Hedgehog’

Baca juga


Proses pencarian pemain film ‘Sonic the Hedgehog’ rupanya sudah dimulai, dan kini ada Jim Carrey yang berpotensi membintangi film adaptasi game populer.

Proses pencarian pemain film Sonic the Hedgehog rupanya sudah dimulai, dan kini ada Jim Carrey yang berpotensi membintangi film adaptasi game populer. Seperti yang dilansir Deadline, aktor yang terkenal dengan perannya sebagai Ace Ventura itu sedang bernegosiasi dengan pihak Paramount untuk menjadi Doctor Robotnik a.k.a. Eggman, yang tak lain adalah musuh besar Sonic.

Jika Carrey sepakat bergabung, maka ia menyusul James Marsden (Westworld) dan Paul Rudd (Ant-Man). Sementara karakter Marsden masih misterius, Rudd dikabarkan akan menjadi teman polisi Sonic yang bernama Tom. Film produksi Paramount ini sendiri melibatkan sutradara Deadpool dan Terminator 6, Tim Miller, sebagai produser. Adapun Jeff Fowler yang akan memulai debut penyutradaraannya, di film yang ditulis Pat Casey dan Josh Miller (duo kreator serial animasi Golan the Insatiable).

Dengan memadukan unsur live-action dan CGI, kabarnya film ini mulai syuting Juli hingga Oktober 2018. Meski belum ada keterangan mengenai plot cerita, kemungkinan besar film ini akan menghadirkan aksi Sonic berlari secepat kilat, sebagaimana yang ditawarkan franchise game-nya yang ditangani SEGA.

Tak seperti film adaptasi komik, hingga saat ini film adaptasi game masih kesulitan menjadi primadona di box office maupun memikat hati para kritikus. Terakhir ada reboot Tomb Raider, yang walaupun dinaungi aktris papan atas Alicia Vikander dan sutradara yang dinilai berkompeten, belum mampu memutus tren negatif yang selama ini ditunjukkan film adaptasi game. Akankah Sonic the Hedgehog bernasib serupa, atau justru di luar dugaan berhasil menjadi momentum kebangkitan film adaptasi game? Kita akan menemukan jawabannya saat film ini dirilis 15 November 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Proses pencarian pemain film ‘Sonic the Hedgehog’ rupanya sudah dimulai, dan kini ada Jim Carrey yang berpotensi membintangi film adaptasi game populer.

Proses pencarian pemain film Sonic the Hedgehog rupanya sudah dimulai, dan kini ada Jim Carrey yang berpotensi membintangi film adaptasi game populer. Seperti yang dilansir Deadline, aktor yang terkenal dengan perannya sebagai Ace Ventura itu sedang bernegosiasi dengan pihak Paramount untuk menjadi Doctor Robotnik a.k.a. Eggman, yang tak lain adalah musuh besar Sonic.

Jika Carrey sepakat bergabung, maka ia menyusul James Marsden (Westworld) dan Paul Rudd (Ant-Man). Sementara karakter Marsden masih misterius, Rudd dikabarkan akan menjadi teman polisi Sonic yang bernama Tom. Film produksi Paramount ini sendiri melibatkan sutradara Deadpool dan Terminator 6, Tim Miller, sebagai produser. Adapun Jeff Fowler yang akan memulai debut penyutradaraannya, di film yang ditulis Pat Casey dan Josh Miller (duo kreator serial animasi Golan the Insatiable).

Dengan memadukan unsur live-action dan CGI, kabarnya film ini mulai syuting Juli hingga Oktober 2018. Meski belum ada keterangan mengenai plot cerita, kemungkinan besar film ini akan menghadirkan aksi Sonic berlari secepat kilat, sebagaimana yang ditawarkan franchise game-nya yang ditangani SEGA.

Tak seperti film adaptasi komik, hingga saat ini film adaptasi game masih kesulitan menjadi primadona di box office maupun memikat hati para kritikus. Terakhir ada reboot Tomb Raider, yang walaupun dinaungi aktris papan atas Alicia Vikander dan sutradara yang dinilai berkompeten, belum mampu memutus tren negatif yang selama ini ditunjukkan film adaptasi game. Akankah Sonic the Hedgehog bernasib serupa, atau justru di luar dugaan berhasil menjadi momentum kebangkitan film adaptasi game? Kita akan menemukan jawabannya saat film ini dirilis 15 November 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Saturday, June 30, 2018

Review Film: 'Sicario 2: Day of the Soldado' (2018)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Drama, Artikel Kriminal, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Sicario 2: Day of the Soldado' (2018)
link : Review Film: 'Sicario 2: Day of the Soldado' (2018)

Baca juga


Taylor Sheridan sepertinya mampu bikin cerita apa saja menjadi menarik dan menegangkan.

“You got to do what you got to do.”
— Alejandro
Rating UP:
Taylor Sheridan (Hell or High Water, Wind River) sepertinya mampu bikin cerita apa saja menjadi menarik dan menegangkan. Ia bahkan mungkin bisa membuat riwayat asmara saya yang biasa-biasa saja menjadi film aksi-thriller brutal yang mencekam... dengan banyak nyawa melayang di dalamnya.

Itu adalah testimoni saya mengenai keterampilan skrip Sheridan dalam Sicario 2: Day of the Soldado. Bahkan saat disini ia harus kehilangan empat pemain kunci dari film pertama: aktris Emily Blunt, sutradara Denis Villeneuve, sinematografer Roger Deakins, dan komposer Johann Johannsson. Bahkan saat ia relatif tak punya cerita untuk diceritakan. Yang dibutuhkannya cuma beberapa kru yang lumayan, sutradara yang cukup berkomitmen, dan pemain utama yang karismatik.


Soldado jelas tak sengehek Sicario. Selain karena aspek teknisnya yang sedikit lebih superior, sebagian besar penyebabnya adalah karena ia tak punya hooking point yang dimiliki oleh film pertama, yang dihadirkan lewat kenaifan karakter Blunt yang menyaksikan betapa abu-abunya batas moralitas dalam lingkaran konflik perdagangan narkoba. Kita dibuat syok dengan pengungkapan bahwa penegak keadilan tak jauh berbeda korup dan kejinya dengan para kriminal yang mereka berantas. Soldado hanya sedikit menyampaikan hal baru mengenai sistem pemerintahan yang kebablasan ini, namun ia mampu berdiri dengan kokoh sebagai film aksi-drama yang cukup mengikat.

Setelah menonton Sicario, kita sudah tahu bahwa hanya akan ada sedikit sensitivitas moral yang dipunyai oleh karakter kuncinya. Absennya karakter Blunt membuat perspektif dalam Soldado bergeser. Agen lapangan CIA, Matt Graver (Josh Brolin) dan pembunuh bayaran, Alejandro (Benicio Del Toro) yang sebelumnya menjadi karakter sampingan, sekarang adalah karakter utama. Kita tahu bahwa mereka adalah orang-orang berseragam yang tak punya aturan. Sedari awal, Matt tak ragu-ragu menerapkan metode yang jauh lebih kejam daripada waterboarding saat menginterogasi seorang bajak laut Somalia.

Karisma Brolin dan Del Toro begitu kuat hingga mereka menguasai momen apapun saat muncul di layar. Gaya slenge'an karakter Matt yang pernah ke markas dengan sendal jepit tak lagi akan anda ingat, sebab Brolin kali ini lebih serius. Misi adalah prioritasnya, tapi ada sedikit nuansa pemberontakan yang terasa di dalam dedikasinya. Sementara Del Toro... aktor ini mampu berbuat banyak tanpa perlu banyak bacot. Ia hanya perlu berdiri lalu menatap tajam, dan kita akan bergidik. Ia adalah pembunuh yang efektif, dan meski saya sama sekali tak mendukung ini, ia sukses membuat aksi membantai orang terlihat keren.

Soldado dimulai dengan segerombolan imigran ilegal yang melintasi perbatasan Meksiko-Amerika di tengah malam buta. Mereka bukan imigran biasa, karena saat hampir terciduk, mereka meledakkan diri. Di lain waktu, bom bunuh diri juga terjadi di sebuah supermarket di Amerika. Teroris kah? Bagaimana mereka bisa masuk ke Amerika? Salah satu alasannya adalah karena tembok raksasa nan mutakhir buatan presiden Trump belum jadi. Namun karena ini bukan film politik, maka yang menjadi biang keroknya ternyata adalah kartel narkoba. Katanya, menyusupkan manusia jauh lebih menguntungkan daripada menyelundupkan kokain.

Pemerintah, lewat karakter yang diperankan Matthew Modine dan Catherine Keener, kemudian menghubungi seseorang yang patut dihubungi saat mereka harus melakukan pekerjaan kotor: Matt Graver. Misi Matt adalah menculik Isabel Reyes (Isabela Moner), anak gadis dari seorang bos kartel, lalu membuatnya terkesan sebagai aksi dari kartel sebelah. Dengan begini, mereka akan saling menyalahkan, dan otomatis akan saling bantai lewat perang antarkartel. Pemerintah Amerika bisa ongkang-ongkang kaki. Rencananya sih begitu.

Untuk melakukan ini, Matt merekrut kenalan lamanya, Alejandro yang juga punya dendam lama kepada sang bos kartel. Kebetulan. Tentu saja, semua tak berjalan dengan lancar. Terlebih saat sebagian besar polisi Meksiko ternyata digaji oleh kartel. Saat situasi menjadi kacau, pemerintah Amerika bermaksud cuci tangan. Tapi tim Matt dan Alejandro sudah terlanjur basah. Ya sudah, mandi sekalian.

Sementara itu, dalam bagian yang tak begitu menarik, kita diperkenalkan dengan Miguel (Elijah Rodriguez), remaja Amerika berdarah Meksiko yang tinggal di perbatasan. Ia direkrut oleh kartel sebagai salah satu eksekutor penyelundupan manusia. Tentu saja, nanti petualangan Miguel akan bersilangan dengan karakter utama kita. Saya rasa, momen ini dimaksudkan untuk memberi dampak emosional yang lumayan tajam. Meski begitu, perjalanan karakter yang klise dengan karakterisasi yang kurang mengesankan, membuatnya terasa hambar. Subplot mengenai Miguel terasa sedikit mendistraksi, padahal ini berperan penting nantinya.

Namun ini adalah komplain kecil kalau dibandingkan dengan bagaimana terampilnya Sheridan membangun cerita dan mengatur ritme. Menjelang akhir, ada momen krusial yang sebenarnya terkesan mustahil terjadi dalam konteks film "serius". Tapi nyatanya lumayan bekerja, karena kita sebelumnya dikondisikan untuk berharap itu bakal bekerja, setidaknya selama kita menonton. Saya mencoba sotoy nih, tapi saya yakin sutradara Stefano Sollima lumayan setia mengikuti visi Sheridan. Soalnya, Soldado tetap terasa berlangsung di semesta yang sama dengan Sicario, meski atmosfernya memang tak semisterius itu. Mayoritas intensitas tak lagi tercipta berkat atmosfer, melainkan penanganan sekuens aksi yang kompeten oleh Sollima. Adegan penyergapan di jalanan gurun Meksiko berisi cukup suspens hingga kita terhenyak saat huru-hara yang sesungguhnya dilepaskan.

Kalau dibandingkan dengan Sicario, film ini memang lebih dangkal. Jika yang ingin disampaikan Sheridan adalah soal ambiguitas moral, maka ia sudah membeberkan semuanya lewat film pertama. Bahkan usaha untuk memanusiakan karakter Alejandro juga terasa biasa sekali; ia sekarang (agaknya) menjadi tokoh antihero yang konvensional. Sebetulnya, sulit membayangkan bagaimana film semacam Sicario bisa menghasilkan sekuel. Namun Sheridan pandai mengemas barang receh. Disini, ia bahkan ia mampu menge-set kemungkinan baru yang menjanjikan sesuatu lebih besar yang akan datang. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sicario: Day of the Soldado

122 menit
Dewasa
Stefano Sollima
Taylor Sheridan
Basil Iwanyk, Edward L. McDonnell, Molly Smith, Thad Luckinbill, Trent Luckinbill
Dariusz Wolski
Hildur Guðnadóttir

Taylor Sheridan sepertinya mampu bikin cerita apa saja menjadi menarik dan menegangkan.

“You got to do what you got to do.”
— Alejandro
Rating UP:
Taylor Sheridan (Hell or High Water, Wind River) sepertinya mampu bikin cerita apa saja menjadi menarik dan menegangkan. Ia bahkan mungkin bisa membuat riwayat asmara saya yang biasa-biasa saja menjadi film aksi-thriller brutal yang mencekam... dengan banyak nyawa melayang di dalamnya.

Itu adalah testimoni saya mengenai keterampilan skrip Sheridan dalam Sicario 2: Day of the Soldado. Bahkan saat disini ia harus kehilangan empat pemain kunci dari film pertama: aktris Emily Blunt, sutradara Denis Villeneuve, sinematografer Roger Deakins, dan komposer Johann Johannsson. Bahkan saat ia relatif tak punya cerita untuk diceritakan. Yang dibutuhkannya cuma beberapa kru yang lumayan, sutradara yang cukup berkomitmen, dan pemain utama yang karismatik.


Soldado jelas tak sengehek Sicario. Selain karena aspek teknisnya yang sedikit lebih superior, sebagian besar penyebabnya adalah karena ia tak punya hooking point yang dimiliki oleh film pertama, yang dihadirkan lewat kenaifan karakter Blunt yang menyaksikan betapa abu-abunya batas moralitas dalam lingkaran konflik perdagangan narkoba. Kita dibuat syok dengan pengungkapan bahwa penegak keadilan tak jauh berbeda korup dan kejinya dengan para kriminal yang mereka berantas. Soldado hanya sedikit menyampaikan hal baru mengenai sistem pemerintahan yang kebablasan ini, namun ia mampu berdiri dengan kokoh sebagai film aksi-drama yang cukup mengikat.

Setelah menonton Sicario, kita sudah tahu bahwa hanya akan ada sedikit sensitivitas moral yang dipunyai oleh karakter kuncinya. Absennya karakter Blunt membuat perspektif dalam Soldado bergeser. Agen lapangan CIA, Matt Graver (Josh Brolin) dan pembunuh bayaran, Alejandro (Benicio Del Toro) yang sebelumnya menjadi karakter sampingan, sekarang adalah karakter utama. Kita tahu bahwa mereka adalah orang-orang berseragam yang tak punya aturan. Sedari awal, Matt tak ragu-ragu menerapkan metode yang jauh lebih kejam daripada waterboarding saat menginterogasi seorang bajak laut Somalia.

Karisma Brolin dan Del Toro begitu kuat hingga mereka menguasai momen apapun saat muncul di layar. Gaya slenge'an karakter Matt yang pernah ke markas dengan sendal jepit tak lagi akan anda ingat, sebab Brolin kali ini lebih serius. Misi adalah prioritasnya, tapi ada sedikit nuansa pemberontakan yang terasa di dalam dedikasinya. Sementara Del Toro... aktor ini mampu berbuat banyak tanpa perlu banyak bacot. Ia hanya perlu berdiri lalu menatap tajam, dan kita akan bergidik. Ia adalah pembunuh yang efektif, dan meski saya sama sekali tak mendukung ini, ia sukses membuat aksi membantai orang terlihat keren.

Soldado dimulai dengan segerombolan imigran ilegal yang melintasi perbatasan Meksiko-Amerika di tengah malam buta. Mereka bukan imigran biasa, karena saat hampir terciduk, mereka meledakkan diri. Di lain waktu, bom bunuh diri juga terjadi di sebuah supermarket di Amerika. Teroris kah? Bagaimana mereka bisa masuk ke Amerika? Salah satu alasannya adalah karena tembok raksasa nan mutakhir buatan presiden Trump belum jadi. Namun karena ini bukan film politik, maka yang menjadi biang keroknya ternyata adalah kartel narkoba. Katanya, menyusupkan manusia jauh lebih menguntungkan daripada menyelundupkan kokain.

Pemerintah, lewat karakter yang diperankan Matthew Modine dan Catherine Keener, kemudian menghubungi seseorang yang patut dihubungi saat mereka harus melakukan pekerjaan kotor: Matt Graver. Misi Matt adalah menculik Isabel Reyes (Isabela Moner), anak gadis dari seorang bos kartel, lalu membuatnya terkesan sebagai aksi dari kartel sebelah. Dengan begini, mereka akan saling menyalahkan, dan otomatis akan saling bantai lewat perang antarkartel. Pemerintah Amerika bisa ongkang-ongkang kaki. Rencananya sih begitu.

Untuk melakukan ini, Matt merekrut kenalan lamanya, Alejandro yang juga punya dendam lama kepada sang bos kartel. Kebetulan. Tentu saja, semua tak berjalan dengan lancar. Terlebih saat sebagian besar polisi Meksiko ternyata digaji oleh kartel. Saat situasi menjadi kacau, pemerintah Amerika bermaksud cuci tangan. Tapi tim Matt dan Alejandro sudah terlanjur basah. Ya sudah, mandi sekalian.

Sementara itu, dalam bagian yang tak begitu menarik, kita diperkenalkan dengan Miguel (Elijah Rodriguez), remaja Amerika berdarah Meksiko yang tinggal di perbatasan. Ia direkrut oleh kartel sebagai salah satu eksekutor penyelundupan manusia. Tentu saja, nanti petualangan Miguel akan bersilangan dengan karakter utama kita. Saya rasa, momen ini dimaksudkan untuk memberi dampak emosional yang lumayan tajam. Meski begitu, perjalanan karakter yang klise dengan karakterisasi yang kurang mengesankan, membuatnya terasa hambar. Subplot mengenai Miguel terasa sedikit mendistraksi, padahal ini berperan penting nantinya.

Namun ini adalah komplain kecil kalau dibandingkan dengan bagaimana terampilnya Sheridan membangun cerita dan mengatur ritme. Menjelang akhir, ada momen krusial yang sebenarnya terkesan mustahil terjadi dalam konteks film "serius". Tapi nyatanya lumayan bekerja, karena kita sebelumnya dikondisikan untuk berharap itu bakal bekerja, setidaknya selama kita menonton. Saya mencoba sotoy nih, tapi saya yakin sutradara Stefano Sollima lumayan setia mengikuti visi Sheridan. Soalnya, Soldado tetap terasa berlangsung di semesta yang sama dengan Sicario, meski atmosfernya memang tak semisterius itu. Mayoritas intensitas tak lagi tercipta berkat atmosfer, melainkan penanganan sekuens aksi yang kompeten oleh Sollima. Adegan penyergapan di jalanan gurun Meksiko berisi cukup suspens hingga kita terhenyak saat huru-hara yang sesungguhnya dilepaskan.

Kalau dibandingkan dengan Sicario, film ini memang lebih dangkal. Jika yang ingin disampaikan Sheridan adalah soal ambiguitas moral, maka ia sudah membeberkan semuanya lewat film pertama. Bahkan usaha untuk memanusiakan karakter Alejandro juga terasa biasa sekali; ia sekarang (agaknya) menjadi tokoh antihero yang konvensional. Sebetulnya, sulit membayangkan bagaimana film semacam Sicario bisa menghasilkan sekuel. Namun Sheridan pandai mengemas barang receh. Disini, ia bahkan ia mampu menge-set kemungkinan baru yang menjanjikan sesuatu lebih besar yang akan datang. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem dan di instagram: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Sicario: Day of the Soldado

122 menit
Dewasa
Stefano Sollima
Taylor Sheridan
Basil Iwanyk, Edward L. McDonnell, Molly Smith, Thad Luckinbill, Trent Luckinbill
Dariusz Wolski
Hildur Guðnadóttir