Wednesday, August 12, 2015

Review Film: 'Fantastic Four' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Aksi, Artikel Review, Artikel Sci-Fi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Fantastic Four' (2015)
link : Review Film: 'Fantastic Four' (2015)

Baca juga


Meski punya ide yang menjanjikan, 'Fantastic Four' nyaris tak punya nilai hiburan. Film ini mencoba menggabungkan beberapa elemen film superhero lain, yang sayangnya dieksekusi separo matang.

“We can't change the past, but we can change the future.”
— Sue Storm
Jika dihitung dengan versi Oley Sassone yang tak pernah dirilis ke publik, sudah ketiga kalinya Fantastic Four diadaptasi ke layar. Dalam adaptasi terbarunya ini, 20th Century Fox dan Josh Trank mencoba menggarap materi yang berbeda jauh dari film sebelumnya. Film ini punya ide origin story yang menjanjikan di paruh awalnya, namun secara keseluruhan tak mengalami peningkatan kualitas yang signifikan dibanding film Fantastic Four yang dirilis 10 tahun lalu (beserta sekuelnya).

Naskah yang ditulis Trank bersama Simon Kinberg dan Jeremy Slater terinspirasi dari komik Ultimate Fantastic Four ditambah dengan beberapa elemen dari komik orisinalnya. Saya tak pernah membaca komiknya, tapi katanya komik Fantastic Four punya tone yang ringan dan cerah, yang tentunya lebih sesuai dengan atmosfer film-film yang ditangani Marvel. Alih-alih, Fantastic Four mengalami perubahan drastis. Para tokoh sekarang dimainkan oleh aktor yang lebih muda, kostum konyol dengan lambang angka 4 diganti dengan kostum praktis ala X-Men, unsur humornya nyaris dihilangkan, practical effects diganti dengan CGI, atmosfer cerah berganti suram, dan rasanya tak perlu saya sebutkan pertalian keluarga antara Sue Storm dan Johnny Storm. Beberapa transisi ini adalah ide yang bagus. Beberapa lainnya, sayangnya tidak.

Film dimulai dengan awal yang cukup menarik, saat diceritakan Reed Richards kecil yang menyelinap ke halaman belakang rumah Ben Grimm untuk mengambil spare-part mobil demi menyelesaikan prototipe mesin teleportasi yang dirancangnya. Keduanya adalah sahabat karib, jadi Ben tak mempermasalahkannya. Malah dia ikut membantu Reed, meski penemuan tersebut tak begitu sukses. Tujuh tahun kemudian, Reed (kali ini diperankan oleh Miles Teller) dan Ben (Jamie Bell) memperagakan alat teleportasi mereka dalam sebuah pameran sains, yang lagi-lagi tak berakhir begitu baik. Namun bakat mereka dilirik oleh Dr. Franklin Storm (Reg E. Cathey) dan anak tirinya Sue (Kate Mara) yang kebetulan juga tengah meneliti hal yang sama. Sungguh suatu kebetulan! Reed pun direkrut untuk melanjutkan penelitian tersebut di Institut Baxter.

Kita kemudian akan diperkenalkan dengan anak Dr. Storm yang pemberontak, Johnny (Michael B. Jordan), yang pertama kalinya dimunculkan dalam adegan balap jalanan serta Victor von Doom (Toby Kebbell), seorang pemuda jenius yang digambarkan tak punya attitude bagus. Bersama peneliti yang lain, keempatnya menciptakan alat teleportasi yang bisa mengantarkan mereka ke sebuah planet primitif, yang kemudian disebut dengan Planet Zero.


Kentara sekali Trank mengambil pendekatan yang mirip Chronicle. Cerita dibangun dengan perlahan. Namun sebagai penonton, kita tahu bagaimana nasib mereka pada akhirnya: Reed punya tubuh elastis, Johnny menjadi manusia api, Sue bisa mengendalikan medan energi dan bisa tembus pandang, serta Ben yang menjadi super kuat tapi mengalami perubahan fisik seperti batu. Dengan mengambil porsi hampir 2/3 bagian dari 100 menit durasi, usaha membangun ceritanya terasa sedikit bertele-tele. Dan ini tak diimbangi dengan pendalaman karakter seperti halnya Chronicle.

Masalah terbesar dari Fantastic Four adalah karakterisasi yang lemah. Nyaris tak ada perkembangan karakter yang berarti. Kita mengenal keempat karakter ini — lima jika memasukkan Doctor Doom yang tampil hingga setengah film dan muncul lagi sebentar saat klimaks — hanya dari perilaku yang ditunjukkan di layar. Kita tahu hubungan asmara tarik-ulur antara Reed-Sue-Doom, persahabatan Reed dan Ben atau rivalitas antara Reed dan Doom tapi kita tak bisa merasakan chemistry di antara mereka. Jangan salah. Teller, Mara, Jordan, Bell, dan Kebbell adalah aktor yang kecemerlangannya bisa dilihat di film-film mereka sebelumnya. Namun dengan materi yang tipis seperti ini, mereka tak punya kans untuk tampil sedikit mencolok, boro-boro bersinar.

Setelah mendapat kekuatan, Reed melarikan diri sementara Sue, Johnny, dan Ben didayagunakan sebagai alat militer. Ada sedikit niatan untuk menekankan bahwa kekuatan ini mereka anggap sebagai kutukan, alih-alih anugerah atau Sue yang batinnya memberontak karena dimanfaatkan atau Ben yang tak bisa menerima fakta transformasi fisiknya. Lagi-lagi ini tak dikembangkan. Satu-satunya peluang untuk menciptakan character development yaitu saat keempatnya bersatu sebagai tim untuk melawan Doom yang berencana memusnahkan bumi, malah teralihkan (atau dialihkan) dengan adegan aksi klimaks yang sama sekali tak menghibur. Serius, dengan koreografi yang payah dan efek CGI yang tak kalah parahnya, sekuens aksi tersebut mungkin menarik di era 90-an, tapi di jaman sekarang tentu tak lagi relevan.

Saya bukanlah kritikus film profesional tapi saya merasa bahwa secara struktur sinematis, ada yang salah dengan Fantastic Four. Hingga pertengahan film, Josh Trank tampak ingin memaksudkan filmnya sebagai film antitesis superhero, sementara di paruh akhir terkesan seperti film superhero kekinian. Keduanya tak pernah menyatu, yang semakin menguatkan fakta bahwa paruh terakhir adalah hasil modifikasi studio tanpa campur tangan Trank. Yang lebih buruk, keduanya tak pernah menarik, bahkan jika dilihat sebagai bagian terpisah.

Fantastic Four nyaris tak punya nilai hiburan. Mencoba menggabungkan 2 gaya film superhero sukses — gaya trilogi The Dark Knight yang suram dan gaya Marvel yang penuh dengan efek spesial dan aksi jor-joran —, film ini tak punya pendalaman karakter ala Nolan maupun hiburan ringan tipikal Marvel. Film ditutup dengan Reed yang berujar, "Kita perlu nama". Yap, kita tahu mereka bakalan mengambil nama apa. Penempatannya sebagai dessert dari sajian yang mengecewakan memberi kesan bahwa ini adalah appetizer dari sajian utama yang belum tentu datang tepat waktu pada 2017 mendatang.

Melihat banyaknya bakat dan sumber daya yang tersia-siakan dalam film ini membuat saya merasa kasihan dengan kru dan pemainnya. Terlebih lagi pada Trank, Teller, Mara, Jordan, Bell dan Kebbell. Dan mungkin mereka juga bakalan saling mengasihani satu sama lain jika menonton film superhero separo matang ini. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem


'Fantastic Four' |
|


IMDb | Rottentomatoes
100 menit | Remaja

Sutradara: Josh Trank
Penulis: Josh Trank, Simon Kinberg, Jeremy Slater
Pemain: Miles Teller, Kate Mara, Michael B. Jordan, Jamie Bell, Toby Kebbell

Meski punya ide yang menjanjikan, 'Fantastic Four' nyaris tak punya nilai hiburan. Film ini mencoba menggabungkan beberapa elemen film superhero lain, yang sayangnya dieksekusi separo matang.

“We can't change the past, but we can change the future.”
— Sue Storm
Jika dihitung dengan versi Oley Sassone yang tak pernah dirilis ke publik, sudah ketiga kalinya Fantastic Four diadaptasi ke layar. Dalam adaptasi terbarunya ini, 20th Century Fox dan Josh Trank mencoba menggarap materi yang berbeda jauh dari film sebelumnya. Film ini punya ide origin story yang menjanjikan di paruh awalnya, namun secara keseluruhan tak mengalami peningkatan kualitas yang signifikan dibanding film Fantastic Four yang dirilis 10 tahun lalu (beserta sekuelnya).

Naskah yang ditulis Trank bersama Simon Kinberg dan Jeremy Slater terinspirasi dari komik Ultimate Fantastic Four ditambah dengan beberapa elemen dari komik orisinalnya. Saya tak pernah membaca komiknya, tapi katanya komik Fantastic Four punya tone yang ringan dan cerah, yang tentunya lebih sesuai dengan atmosfer film-film yang ditangani Marvel. Alih-alih, Fantastic Four mengalami perubahan drastis. Para tokoh sekarang dimainkan oleh aktor yang lebih muda, kostum konyol dengan lambang angka 4 diganti dengan kostum praktis ala X-Men, unsur humornya nyaris dihilangkan, practical effects diganti dengan CGI, atmosfer cerah berganti suram, dan rasanya tak perlu saya sebutkan pertalian keluarga antara Sue Storm dan Johnny Storm. Beberapa transisi ini adalah ide yang bagus. Beberapa lainnya, sayangnya tidak.

Film dimulai dengan awal yang cukup menarik, saat diceritakan Reed Richards kecil yang menyelinap ke halaman belakang rumah Ben Grimm untuk mengambil spare-part mobil demi menyelesaikan prototipe mesin teleportasi yang dirancangnya. Keduanya adalah sahabat karib, jadi Ben tak mempermasalahkannya. Malah dia ikut membantu Reed, meski penemuan tersebut tak begitu sukses. Tujuh tahun kemudian, Reed (kali ini diperankan oleh Miles Teller) dan Ben (Jamie Bell) memperagakan alat teleportasi mereka dalam sebuah pameran sains, yang lagi-lagi tak berakhir begitu baik. Namun bakat mereka dilirik oleh Dr. Franklin Storm (Reg E. Cathey) dan anak tirinya Sue (Kate Mara) yang kebetulan juga tengah meneliti hal yang sama. Sungguh suatu kebetulan! Reed pun direkrut untuk melanjutkan penelitian tersebut di Institut Baxter.

Kita kemudian akan diperkenalkan dengan anak Dr. Storm yang pemberontak, Johnny (Michael B. Jordan), yang pertama kalinya dimunculkan dalam adegan balap jalanan serta Victor von Doom (Toby Kebbell), seorang pemuda jenius yang digambarkan tak punya attitude bagus. Bersama peneliti yang lain, keempatnya menciptakan alat teleportasi yang bisa mengantarkan mereka ke sebuah planet primitif, yang kemudian disebut dengan Planet Zero.


Kentara sekali Trank mengambil pendekatan yang mirip Chronicle. Cerita dibangun dengan perlahan. Namun sebagai penonton, kita tahu bagaimana nasib mereka pada akhirnya: Reed punya tubuh elastis, Johnny menjadi manusia api, Sue bisa mengendalikan medan energi dan bisa tembus pandang, serta Ben yang menjadi super kuat tapi mengalami perubahan fisik seperti batu. Dengan mengambil porsi hampir 2/3 bagian dari 100 menit durasi, usaha membangun ceritanya terasa sedikit bertele-tele. Dan ini tak diimbangi dengan pendalaman karakter seperti halnya Chronicle.

Masalah terbesar dari Fantastic Four adalah karakterisasi yang lemah. Nyaris tak ada perkembangan karakter yang berarti. Kita mengenal keempat karakter ini — lima jika memasukkan Doctor Doom yang tampil hingga setengah film dan muncul lagi sebentar saat klimaks — hanya dari perilaku yang ditunjukkan di layar. Kita tahu hubungan asmara tarik-ulur antara Reed-Sue-Doom, persahabatan Reed dan Ben atau rivalitas antara Reed dan Doom tapi kita tak bisa merasakan chemistry di antara mereka. Jangan salah. Teller, Mara, Jordan, Bell, dan Kebbell adalah aktor yang kecemerlangannya bisa dilihat di film-film mereka sebelumnya. Namun dengan materi yang tipis seperti ini, mereka tak punya kans untuk tampil sedikit mencolok, boro-boro bersinar.

Setelah mendapat kekuatan, Reed melarikan diri sementara Sue, Johnny, dan Ben didayagunakan sebagai alat militer. Ada sedikit niatan untuk menekankan bahwa kekuatan ini mereka anggap sebagai kutukan, alih-alih anugerah atau Sue yang batinnya memberontak karena dimanfaatkan atau Ben yang tak bisa menerima fakta transformasi fisiknya. Lagi-lagi ini tak dikembangkan. Satu-satunya peluang untuk menciptakan character development yaitu saat keempatnya bersatu sebagai tim untuk melawan Doom yang berencana memusnahkan bumi, malah teralihkan (atau dialihkan) dengan adegan aksi klimaks yang sama sekali tak menghibur. Serius, dengan koreografi yang payah dan efek CGI yang tak kalah parahnya, sekuens aksi tersebut mungkin menarik di era 90-an, tapi di jaman sekarang tentu tak lagi relevan.

Saya bukanlah kritikus film profesional tapi saya merasa bahwa secara struktur sinematis, ada yang salah dengan Fantastic Four. Hingga pertengahan film, Josh Trank tampak ingin memaksudkan filmnya sebagai film antitesis superhero, sementara di paruh akhir terkesan seperti film superhero kekinian. Keduanya tak pernah menyatu, yang semakin menguatkan fakta bahwa paruh terakhir adalah hasil modifikasi studio tanpa campur tangan Trank. Yang lebih buruk, keduanya tak pernah menarik, bahkan jika dilihat sebagai bagian terpisah.

Fantastic Four nyaris tak punya nilai hiburan. Mencoba menggabungkan 2 gaya film superhero sukses — gaya trilogi The Dark Knight yang suram dan gaya Marvel yang penuh dengan efek spesial dan aksi jor-joran —, film ini tak punya pendalaman karakter ala Nolan maupun hiburan ringan tipikal Marvel. Film ditutup dengan Reed yang berujar, "Kita perlu nama". Yap, kita tahu mereka bakalan mengambil nama apa. Penempatannya sebagai dessert dari sajian yang mengecewakan memberi kesan bahwa ini adalah appetizer dari sajian utama yang belum tentu datang tepat waktu pada 2017 mendatang.

Melihat banyaknya bakat dan sumber daya yang tersia-siakan dalam film ini membuat saya merasa kasihan dengan kru dan pemainnya. Terlebih lagi pada Trank, Teller, Mara, Jordan, Bell dan Kebbell. Dan mungkin mereka juga bakalan saling mengasihani satu sama lain jika menonton film superhero separo matang ini. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem


'Fantastic Four' |
|


IMDb | Rottentomatoes
100 menit | Remaja

Sutradara: Josh Trank
Penulis: Josh Trank, Simon Kinberg, Jeremy Slater
Pemain: Miles Teller, Kate Mara, Michael B. Jordan, Jamie Bell, Toby Kebbell

Tuesday, August 11, 2015

Review Film: 'Demonic' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Horor, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Demonic' (2015)
link : Review Film: 'Demonic' (2015)

Baca juga


Mengangkat premis yang basi dengan formula horor yang klise, 'Demonic' adalah film horor yang tak terlalu bagus tapi lumayan bisa dinikmati berkat gaya narasi non-linearnya yang cukup berbeda.

“I want to put a baby in you.”
— Donnie
Nama James Wan memang terpampang di posternya, tapi jangan tertipu karena disini dia hanya bertindak sebagai produser. Tentu saja film ini tak punya tingkat keseraman sekelas film-film arahan Wan seperti Insidious dan The Conjuring. Film ini bahkan bukan film horor yang bagus, kalau boleh jujur. Meski mengangkat premis yang sudah basi, namun Demonic mengambil gaya narasi non-linear yang menurut saya cukup segar, dan akhirnya lumayan bisa dinikmati.

Dalam film ini, Frank Grillo bermain sebagai detektif Mark Lewis. Di tengah malam, dia mendapat panggilan darurat saat ada indikasi pembunuhan di sebuah rumah kosong. Sesampainya di TKP, Mark menemukan beberapa mayat anak muda dan satu korban selamat yang sedang panik yang bernama John (Dustin Milligan). Mark kemudian memanggil bala bantuan dan meminta tolong pada psikologis kriminal yang juga mantan pacarnya, Dr. Elizabeth Klein (Maria Bello) untuk menginterogasi John.

Ternyata John bukanlah satu-satunya korban yang selamat. Berdasarkan ceritanya, ada 2 orang yang berhasil melarikan diri: pacarnya yang tengah hamil, Michelle (Cody Horn) dan mantan pacar Michelle, Bryan (Scott Mechlowicz), satu diantaranya dicurigai sebagai pelaku.

Sementara itu polisi berusaha melakukan penyelidikan melalui video yang — secara kebetulan — direkam oleh rombongan anak muda tersebut. Dari sini terungkap bahwa mulanya mereka iseng untuk melakukan ritual pemanggilan roh di sebuah rumah kosong, dimana dulunya terjadi kasus pembunuhan sadis oleh keluarga Livingston. Dan tak terlalu mengejutkan sebenarnya bagaimana kebodohan mereka ini berujung nasib naas.


Dengan menggabungkan metode konvensional dengan gaya found-footage, film ini diceritakan bergantian antara penyidikan dan interogasi yang tengah berlangsung dengan flashback mengenai awal mula tragedi ini terjadi. Demonic mengambil gaya narasi ala The Usual Suspects dimana kita dibuat menerka-nerka siapa pelaku sebenarnya. Paruh awal sebenarnya tak terlalu menjanjikan, namun dengan pendekatan non-linear seperti ini membuat penonton sedikit terikat dengan ceritanya walau stereotip.

Selain dari faktor di atas, nyaris tak ada lagi alasan yang bagus bagi anda untuk menonton Demonic. Film ini mengambil resep-resep film horor kekinian. Jump scares, setting sekitar yang luar biasa gelap — serius, kenapa hampir di semua film horor ga ada yang kepikiran membawa penerangan yang mumpuni, dan tak lupa, music box. Memang di beberapa scene, terasa sedikit sentuhan khas Wan untuk membangun atmosfir, tapi lagi-lagi sutradara Will Canon kembali ke formula jump-scares.

Penampilan Grillo dan Bello cukup lumayan. Karakternya yang sejak awal memang one-note dan tak membutuhkan kapabilitas akting yang muluk-muluk. Milligan yang punya peran krusial justru tak tampil maksimal. Secara singkat rumus akting Milligan di film ini adalah gerak bola mata tak beraturan + omongan terbata-bata + bibir bergetar. WTF. Karakter John tak pernah terlihat benar-benar takut, membuat penonton yang awas bisa mengantisipasi plot-twist di bagian endingnya dengan mudah.

Suspens dari horor-nya memang tak terlalu terasa. Tapi setidaknya Demonic bisa memberikan ketegangan berkat premis "siapa pelakunya". Jika anda adalah penggemar berat film horor, mungkin tak perlu menonton film ini. Namun jika ingin melihat horor yang sedikit berbeda, Demonic adalah pengisi waktu luang yang lumayan. ■ UP

'Demonic' |
|


IMDb | Rottentomatoes
83 menit | Dewasa

Sutradara: Will Canon
Penulis: Max La Bella, Will Canon, Doug Simon
Pemain: Maria Bello, Frank Grillo, Dustin Milligan

Mengangkat premis yang basi dengan formula horor yang klise, 'Demonic' adalah film horor yang tak terlalu bagus tapi lumayan bisa dinikmati berkat gaya narasi non-linearnya yang cukup berbeda.

“I want to put a baby in you.”
— Donnie
Nama James Wan memang terpampang di posternya, tapi jangan tertipu karena disini dia hanya bertindak sebagai produser. Tentu saja film ini tak punya tingkat keseraman sekelas film-film arahan Wan seperti Insidious dan The Conjuring. Film ini bahkan bukan film horor yang bagus, kalau boleh jujur. Meski mengangkat premis yang sudah basi, namun Demonic mengambil gaya narasi non-linear yang menurut saya cukup segar, dan akhirnya lumayan bisa dinikmati.

Dalam film ini, Frank Grillo bermain sebagai detektif Mark Lewis. Di tengah malam, dia mendapat panggilan darurat saat ada indikasi pembunuhan di sebuah rumah kosong. Sesampainya di TKP, Mark menemukan beberapa mayat anak muda dan satu korban selamat yang sedang panik yang bernama John (Dustin Milligan). Mark kemudian memanggil bala bantuan dan meminta tolong pada psikologis kriminal yang juga mantan pacarnya, Dr. Elizabeth Klein (Maria Bello) untuk menginterogasi John.

Ternyata John bukanlah satu-satunya korban yang selamat. Berdasarkan ceritanya, ada 2 orang yang berhasil melarikan diri: pacarnya yang tengah hamil, Michelle (Cody Horn) dan mantan pacar Michelle, Bryan (Scott Mechlowicz), satu diantaranya dicurigai sebagai pelaku.

Sementara itu polisi berusaha melakukan penyelidikan melalui video yang — secara kebetulan — direkam oleh rombongan anak muda tersebut. Dari sini terungkap bahwa mulanya mereka iseng untuk melakukan ritual pemanggilan roh di sebuah rumah kosong, dimana dulunya terjadi kasus pembunuhan sadis oleh keluarga Livingston. Dan tak terlalu mengejutkan sebenarnya bagaimana kebodohan mereka ini berujung nasib naas.


Dengan menggabungkan metode konvensional dengan gaya found-footage, film ini diceritakan bergantian antara penyidikan dan interogasi yang tengah berlangsung dengan flashback mengenai awal mula tragedi ini terjadi. Demonic mengambil gaya narasi ala The Usual Suspects dimana kita dibuat menerka-nerka siapa pelaku sebenarnya. Paruh awal sebenarnya tak terlalu menjanjikan, namun dengan pendekatan non-linear seperti ini membuat penonton sedikit terikat dengan ceritanya walau stereotip.

Selain dari faktor di atas, nyaris tak ada lagi alasan yang bagus bagi anda untuk menonton Demonic. Film ini mengambil resep-resep film horor kekinian. Jump scares, setting sekitar yang luar biasa gelap — serius, kenapa hampir di semua film horor ga ada yang kepikiran membawa penerangan yang mumpuni, dan tak lupa, music box. Memang di beberapa scene, terasa sedikit sentuhan khas Wan untuk membangun atmosfir, tapi lagi-lagi sutradara Will Canon kembali ke formula jump-scares.

Penampilan Grillo dan Bello cukup lumayan. Karakternya yang sejak awal memang one-note dan tak membutuhkan kapabilitas akting yang muluk-muluk. Milligan yang punya peran krusial justru tak tampil maksimal. Secara singkat rumus akting Milligan di film ini adalah gerak bola mata tak beraturan + omongan terbata-bata + bibir bergetar. WTF. Karakter John tak pernah terlihat benar-benar takut, membuat penonton yang awas bisa mengantisipasi plot-twist di bagian endingnya dengan mudah.

Suspens dari horor-nya memang tak terlalu terasa. Tapi setidaknya Demonic bisa memberikan ketegangan berkat premis "siapa pelakunya". Jika anda adalah penggemar berat film horor, mungkin tak perlu menonton film ini. Namun jika ingin melihat horor yang sedikit berbeda, Demonic adalah pengisi waktu luang yang lumayan. ■ UP

'Demonic' |
|


IMDb | Rottentomatoes
83 menit | Dewasa

Sutradara: Will Canon
Penulis: Max La Bella, Will Canon, Doug Simon
Pemain: Maria Bello, Frank Grillo, Dustin Milligan

Monday, August 10, 2015

Bioskop Indonesia: Sah, 'Surga yang Tak Dirindukan' Menjadi Film Terlaris Tahun Ini

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bioskop Indonesia: Sah, 'Surga yang Tak Dirindukan' Menjadi Film Terlaris Tahun Ini
link : Bioskop Indonesia: Sah, 'Surga yang Tak Dirindukan' Menjadi Film Terlaris Tahun Ini

Baca juga


'Surga yang Tak Dirindukan' masih bertahan di posisi pertama, dan sekarang menjadi film dengan jumlah penonton terbanyak tahun ini melengserkan 'Comic 8: Casino Kings'.

Memasuki minggu keempatnya di bioskop, Surga yang Tak Dirindukan ternyata menjadi hit yang mengejutkan. Hanya mengalami penurunan 44,5%, film ini menambahkan 223.946 penonton membulatkan raihan totalnya menjadi 1.356.409 penonton dan merebut prediket film terlaris tahun ini dari Comic 8: Casino Kings.

99% Muhrim: Get Married 5 berada di posisi kedua dengan 80.179 penonton. Perlu dicatat bahwa film ini tak mengalami penurunan yang begitu berarti dibanding minggu lalu, hanya 0,07%. Total raihannya selama 2 minggu penayangan adalah 160.416 penonton dan masih punya kesempatan untuk mengejar Get M4rried yang mengumpulkan 315.390 penonton pada tahun 2013.

Sementara itu Comic 8: Casino Kings part 1 mengalami penurunan yang hampir sama dengan minggu lalu, 75,8%. Jumlah penontonnya minggu ini adalah 50.380 penonton dengan total 1.206.050 penonton. Jika tren ini terus berlanjut, Casino Kings harus sedikit terseok-seok mengejar Comic 8 (1.624.067 penonton).

Catatan Akhir Kuliah bertahan di posisi empat dengan 20.967 penonton. Film ini mengalami penurunan 1,42% dan totalnya perolehannya hingga saat ini adalah 42.235 penonton.

Dua film horor yang baru tayang hanya bisa berebut dua posisi bawah. Keduanya juga tak ditanggapi dengan cukup bagus oleh penonton Kastil Tua yang mendapat nilai IDFC "1,5 dari 5" berada di posisi keempat dengan 18.165 penonton.

Kembar 5 nasibnya lebih mengenaskan. Film ini hanya memperoleh nilai IDFC "0,5 dari 5" dan 10.639 penonton. Namun setidaknya, raihan di minggu debut ini sedikit lebih baik dibanding beberapa film horor lain sebelumnya, seperti Hantu Gendong Susu (10.143 penonton) dan Paku (7.157 penonton).

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Pemuncak Bioskop Indonesia 3 Agustus - 9 Agustus 2015

#01 Surga yang Tak Dirindukan


Minggu ini: 223.946 penonton
Total: 1.356.409 penonton

#02 99% Muhrim: Get Married 5


Minggu ini: 80.179 penonton
Total: 160.416 penonton

#03 Comic 8: Casino Kings - Part 1


Minggu ini: 50.380 penonton
Total: 1.206.050 penonton

#04 Catatan Akhir Kuliah


Minggu ini: 20.967 penonton
Total: 42.235 penonton

#05 Kastil Tua


Minggu ini: 18.165 penonton
Total: 18.165 penonton

Ulasan Pemuncak Bioskop Indonesia minggu lalu: Bioskop Indonesia: 'Surga yang Tak Dirindukan' Salib 'Comic 8: Casino Kings' ■UP

[sumber data: FilmIndonesia.or.id]

'Surga yang Tak Dirindukan' masih bertahan di posisi pertama, dan sekarang menjadi film dengan jumlah penonton terbanyak tahun ini melengserkan 'Comic 8: Casino Kings'.

Memasuki minggu keempatnya di bioskop, Surga yang Tak Dirindukan ternyata menjadi hit yang mengejutkan. Hanya mengalami penurunan 44,5%, film ini menambahkan 223.946 penonton membulatkan raihan totalnya menjadi 1.356.409 penonton dan merebut prediket film terlaris tahun ini dari Comic 8: Casino Kings.

99% Muhrim: Get Married 5 berada di posisi kedua dengan 80.179 penonton. Perlu dicatat bahwa film ini tak mengalami penurunan yang begitu berarti dibanding minggu lalu, hanya 0,07%. Total raihannya selama 2 minggu penayangan adalah 160.416 penonton dan masih punya kesempatan untuk mengejar Get M4rried yang mengumpulkan 315.390 penonton pada tahun 2013.

Sementara itu Comic 8: Casino Kings part 1 mengalami penurunan yang hampir sama dengan minggu lalu, 75,8%. Jumlah penontonnya minggu ini adalah 50.380 penonton dengan total 1.206.050 penonton. Jika tren ini terus berlanjut, Casino Kings harus sedikit terseok-seok mengejar Comic 8 (1.624.067 penonton).

Catatan Akhir Kuliah bertahan di posisi empat dengan 20.967 penonton. Film ini mengalami penurunan 1,42% dan totalnya perolehannya hingga saat ini adalah 42.235 penonton.

Dua film horor yang baru tayang hanya bisa berebut dua posisi bawah. Keduanya juga tak ditanggapi dengan cukup bagus oleh penonton Kastil Tua yang mendapat nilai IDFC "1,5 dari 5" berada di posisi keempat dengan 18.165 penonton.

Kembar 5 nasibnya lebih mengenaskan. Film ini hanya memperoleh nilai IDFC "0,5 dari 5" dan 10.639 penonton. Namun setidaknya, raihan di minggu debut ini sedikit lebih baik dibanding beberapa film horor lain sebelumnya, seperti Hantu Gendong Susu (10.143 penonton) dan Paku (7.157 penonton).

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Pemuncak Bioskop Indonesia 3 Agustus - 9 Agustus 2015

#01 Surga yang Tak Dirindukan


Minggu ini: 223.946 penonton
Total: 1.356.409 penonton

#02 99% Muhrim: Get Married 5


Minggu ini: 80.179 penonton
Total: 160.416 penonton

#03 Comic 8: Casino Kings - Part 1


Minggu ini: 50.380 penonton
Total: 1.206.050 penonton

#04 Catatan Akhir Kuliah


Minggu ini: 20.967 penonton
Total: 42.235 penonton

#05 Kastil Tua


Minggu ini: 18.165 penonton
Total: 18.165 penonton

Ulasan Pemuncak Bioskop Indonesia minggu lalu: Bioskop Indonesia: 'Surga yang Tak Dirindukan' Salib 'Comic 8: Casino Kings' ■UP

[sumber data: FilmIndonesia.or.id]

Sunday, August 9, 2015

Box Office: 'Fantastic Four' Tak Begitu Fantastis, 'M:I - Rogue Nation' Masih Nomor 1

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'Fantastic Four' Tak Begitu Fantastis, 'M:I - Rogue Nation' Masih Nomor 1
link : Box Office: 'Fantastic Four' Tak Begitu Fantastis, 'M:I - Rogue Nation' Masih Nomor 1

Baca juga


Dengan semua review negatifnya, 'Fantastic Four' hanya meraih $25,7 juta, membuat'Mission: Impossible - Rogue Nation' kembali melanjutkan dominasi. Berikut daftar lengkap pemuncak box office minggu ini.

Dengan sebagian besar review negatif yang diperolehnya, Fantastic Four tampil mengecewakan di box office sehingga posisi pertama masih dipertahankan oleh Mission: Impossible - Rogue Nation dengan $28,5 juta. Total pendapatan domestik Rogue Nation hingga saat ini adalah $107,8 juta. Di luar Amerika, film ini menambahkan $65 juta dari 58 negara menjadikan total pendapatan globalnya sebesar $263,9 juta yang diperoleh hanya dalam 2 minggu.

Fantastic Four berada di posisi kedua dengan hasil yang sangat mengecewakan $25,7 juta, jauh dari prediksi awal $40 juta. Angka ini merupakan raihan terendah kedua untuk adaptasi komik Marvel, hanya sedikit di atas Ghost Rider: Spirit of Vengeance ($22,1 juta) pada 2012 yang pada akhirnya hanya mengumpulkan total $51,8 juta. Tentu ini hasil yang tak terlalu menyenangkan bagi 20th Century Fox mengingat bujetnya yang mencapai $120 juta dan ini belum termasuk biaya marketing dll.

Penonton juga tak menanggapi film ini dengan baik, terbukti dengan nilai CinemaScore yang sangat parah "C-". Sebagai perbandingan, Pixels saja mendapat nilai "B". Saya cukup meragukan masa depan sekuelnya yang direncanakan rilis pada 9 Juni 2017. Mungkin Fox harus melakukan reboot (lagi) atau mungkin juga sudah waktunya bagi Fox untuk mengembalikan properti ini pada Marvel.

Di luar Amerika, nasibnya sedikit lebih baik. Film ini tayang berbarengan di 43 negara lainnya dan menambahkan $33,2 juta dengan total laba global $58,8 juta. Angka tertinggi diperoleh di Meksiko ($5,1 juta), Inggris ($4,1 juta) dan Prancis ($3,8 juta). Film ini belum tayang di Korea Selatan, Rusia, dan Spanyol. Di Indonesia sendiri baru akan tayang pada 12 Agustus ini.

Film thriller yang menandai debut Joel Edgerton sebagai sutradara, The Gift memperoleh $11,8 juta dari bujet yang hanya $5 juta. Film ini juga mendapat nilai yang lumayan dari CinemaScore, "B".

Di posisi keempat, Vacation yang mengalami penurunan 37,7% memperoleh $9,0 juta. Total pendapatannya hingga saat ini adalah $37,1 juta.

Di minggu keempatnya, Ant-Man masih bertahan di lima besar dengan $7,9 juta yang berarti turun sekitar 38,9%. Total pendapatan domestiknya sekarang adalah $147,5 juta. Di luar Amerika, film ini menambahkan $9,2 juta dari 50 negara dengan total laba internasional $326,3 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem


Weekend Box Office 7 Agustus - 9 Agustus 2015

#01 Mission: Impossible - Rogue Nation


Minggu ini: $28,502,372
Total: $107,765,579

#02 Fantastic Four


Minggu ini: $25,685,737
Total: $25,685,737

#03 The Gift


Minggu ini: $11,854,273
Total: $11,854,273

#04 Vacation


Minggu ini: $8,955,246
Total: $37,135,026

#05 Ant-Man


Minggu ini: $7,911,445
Total: $147,521,991

Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Mission: Impossible - Rogue Nation' Nomor Satu dengan $55,5 Juta ■UP

[Sumber Data : Box Office Mojo]

Dengan semua review negatifnya, 'Fantastic Four' hanya meraih $25,7 juta, membuat'Mission: Impossible - Rogue Nation' kembali melanjutkan dominasi. Berikut daftar lengkap pemuncak box office minggu ini.

Dengan sebagian besar review negatif yang diperolehnya, Fantastic Four tampil mengecewakan di box office sehingga posisi pertama masih dipertahankan oleh Mission: Impossible - Rogue Nation dengan $28,5 juta. Total pendapatan domestik Rogue Nation hingga saat ini adalah $107,8 juta. Di luar Amerika, film ini menambahkan $65 juta dari 58 negara menjadikan total pendapatan globalnya sebesar $263,9 juta yang diperoleh hanya dalam 2 minggu.

Fantastic Four berada di posisi kedua dengan hasil yang sangat mengecewakan $25,7 juta, jauh dari prediksi awal $40 juta. Angka ini merupakan raihan terendah kedua untuk adaptasi komik Marvel, hanya sedikit di atas Ghost Rider: Spirit of Vengeance ($22,1 juta) pada 2012 yang pada akhirnya hanya mengumpulkan total $51,8 juta. Tentu ini hasil yang tak terlalu menyenangkan bagi 20th Century Fox mengingat bujetnya yang mencapai $120 juta dan ini belum termasuk biaya marketing dll.

Penonton juga tak menanggapi film ini dengan baik, terbukti dengan nilai CinemaScore yang sangat parah "C-". Sebagai perbandingan, Pixels saja mendapat nilai "B". Saya cukup meragukan masa depan sekuelnya yang direncanakan rilis pada 9 Juni 2017. Mungkin Fox harus melakukan reboot (lagi) atau mungkin juga sudah waktunya bagi Fox untuk mengembalikan properti ini pada Marvel.

Di luar Amerika, nasibnya sedikit lebih baik. Film ini tayang berbarengan di 43 negara lainnya dan menambahkan $33,2 juta dengan total laba global $58,8 juta. Angka tertinggi diperoleh di Meksiko ($5,1 juta), Inggris ($4,1 juta) dan Prancis ($3,8 juta). Film ini belum tayang di Korea Selatan, Rusia, dan Spanyol. Di Indonesia sendiri baru akan tayang pada 12 Agustus ini.

Film thriller yang menandai debut Joel Edgerton sebagai sutradara, The Gift memperoleh $11,8 juta dari bujet yang hanya $5 juta. Film ini juga mendapat nilai yang lumayan dari CinemaScore, "B".

Di posisi keempat, Vacation yang mengalami penurunan 37,7% memperoleh $9,0 juta. Total pendapatannya hingga saat ini adalah $37,1 juta.

Di minggu keempatnya, Ant-Man masih bertahan di lima besar dengan $7,9 juta yang berarti turun sekitar 38,9%. Total pendapatan domestiknya sekarang adalah $147,5 juta. Di luar Amerika, film ini menambahkan $9,2 juta dari 50 negara dengan total laba internasional $326,3 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem


Weekend Box Office 7 Agustus - 9 Agustus 2015

#01 Mission: Impossible - Rogue Nation


Minggu ini: $28,502,372
Total: $107,765,579

#02 Fantastic Four


Minggu ini: $25,685,737
Total: $25,685,737

#03 The Gift


Minggu ini: $11,854,273
Total: $11,854,273

#04 Vacation


Minggu ini: $8,955,246
Total: $37,135,026

#05 Ant-Man


Minggu ini: $7,911,445
Total: $147,521,991

Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Mission: Impossible - Rogue Nation' Nomor Satu dengan $55,5 Juta ■UP

[Sumber Data : Box Office Mojo]

Tontonan Minggu Ini #10

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Misc, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tontonan Minggu Ini #10
link : Tontonan Minggu Ini #10

Baca juga


Minggu ini saya menonton 'Mission: Impossible - Rogue Nation', 'Serena', 'Demonic', 'Mortdecai' serta 'True Detective' season 2 dan 'Daredevil'. Apa tontonan anda?

Minggu ini saya memulai minggu yang cukup baik dengan Mission: Impossible - Rogue Nation. Namun, tiga film lain yang saya tonton tak begitu memuaskan. Saya juga melanjutkan menonton Daredevil dan True Detective yang sudah hampir memasuki episode akhir. Berikut tontonan saya minggu ini:

Mission: Impossible - Rogue Nation - Bukan film Mission: Impossible yang terbaik menurut saya, tapi dilihat dari sisi entertainment-nya, film ini yang paling memuaskan. Yang paling seru tentu saja adegan Tom Cruise yang menantang maut, mulai dari bergelantungan di pesawat yang tengah lepas landas, menahan napas dalam air lebih dari 4 menit, hingga memacu motornya di jalan raya dengan kecepatan tinggi. Anda bisa membaca review saya disini.

Serena - Satu-satunya yang membuat saya tertarik menonton film ini adalah karena bintangnya Bradley Cooper dan Jennifer Lawrence. Silver Linings Playbook adalah salah satu film favorit saya, dan tentunya saya sedikit excited melihat keduanya kembali bermain sebagai pasangan dalam satu film. Selain tata produksi yang tinggi, rasanya tak ada alasan lain bagi kita untuk menonton Serena. Anda bisa membaca review saya disini.

Mortdecai - Film ini sebenarnya telah tayang sejak Februari yang lalu, dan saya sengaja melewatkannya waktu itu karena filmnya mendapat review yang tak begitu menjanjikan. Ternyata, film ini tak parah-parah amat. Meski memang tak terlalu lucu, namun beberapa leluconnya cukup mengena. Jika tertarik, anda bisa membaca review saya disini.

Demonic - Salah satu film horor yang diproduseri James Wan. Film ini menggabungkan gaya konvensional dengan found-footage. Bukan film horor yang bagus juga sebenarnya, tapi setidaknya berhasil bikin saya penasaran hingga akhir. Jika anda pernah menonton The Usual Suspects, anda pasti menyadari kemiripannya. Film ini saya tonton saat midnight preview Sabtu lalu dan ulasannya baru akan saya tulis nanti saat filmnya tayang secara reguler.

True Detective season 2 episode 7 - Setelah aksi penyusupan Bezzerides, ketiga detektif kita kembali melanjutkan penyelidikan yang mengarah pada peristiwa perampokan berlian beberapa tahun yang lalu. Ketiganya menyadari betapa kuat musuh yang mereka cari. Sementara Semyon menyusun rencana besar demi pembalasan. Di bagian akhir, salah satu karakter utama tewas.

Daredevil season 1 episode 7 - Murdock bertemu dengan mantan mentornya, Stick yang mengajarinya sedari kecil. Ternyata Stick tengah melaksanakan misi untuk melenyapkan senjata berbahaya dari Jepang yang bernama Black Sky. Pertemuan keduanya tak berjalan lancar, dan di akhir episode Stick terlihat berbicara dengan karakter misterius.

Dan lain lain - Minggu ini saya menonton Detective Conan episode 780-784, dan Yu Yu Hakusho episode 66-68.

Itu tontonan saya minggu. Apa tontonan anda? Silakan masukkan di kolom komentar di bawah ini. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Minggu ini saya menonton 'Mission: Impossible - Rogue Nation', 'Serena', 'Demonic', 'Mortdecai' serta 'True Detective' season 2 dan 'Daredevil'. Apa tontonan anda?

Minggu ini saya memulai minggu yang cukup baik dengan Mission: Impossible - Rogue Nation. Namun, tiga film lain yang saya tonton tak begitu memuaskan. Saya juga melanjutkan menonton Daredevil dan True Detective yang sudah hampir memasuki episode akhir. Berikut tontonan saya minggu ini:

Mission: Impossible - Rogue Nation - Bukan film Mission: Impossible yang terbaik menurut saya, tapi dilihat dari sisi entertainment-nya, film ini yang paling memuaskan. Yang paling seru tentu saja adegan Tom Cruise yang menantang maut, mulai dari bergelantungan di pesawat yang tengah lepas landas, menahan napas dalam air lebih dari 4 menit, hingga memacu motornya di jalan raya dengan kecepatan tinggi. Anda bisa membaca review saya disini.

Serena - Satu-satunya yang membuat saya tertarik menonton film ini adalah karena bintangnya Bradley Cooper dan Jennifer Lawrence. Silver Linings Playbook adalah salah satu film favorit saya, dan tentunya saya sedikit excited melihat keduanya kembali bermain sebagai pasangan dalam satu film. Selain tata produksi yang tinggi, rasanya tak ada alasan lain bagi kita untuk menonton Serena. Anda bisa membaca review saya disini.

Mortdecai - Film ini sebenarnya telah tayang sejak Februari yang lalu, dan saya sengaja melewatkannya waktu itu karena filmnya mendapat review yang tak begitu menjanjikan. Ternyata, film ini tak parah-parah amat. Meski memang tak terlalu lucu, namun beberapa leluconnya cukup mengena. Jika tertarik, anda bisa membaca review saya disini.

Demonic - Salah satu film horor yang diproduseri James Wan. Film ini menggabungkan gaya konvensional dengan found-footage. Bukan film horor yang bagus juga sebenarnya, tapi setidaknya berhasil bikin saya penasaran hingga akhir. Jika anda pernah menonton The Usual Suspects, anda pasti menyadari kemiripannya. Film ini saya tonton saat midnight preview Sabtu lalu dan ulasannya baru akan saya tulis nanti saat filmnya tayang secara reguler.

True Detective season 2 episode 7 - Setelah aksi penyusupan Bezzerides, ketiga detektif kita kembali melanjutkan penyelidikan yang mengarah pada peristiwa perampokan berlian beberapa tahun yang lalu. Ketiganya menyadari betapa kuat musuh yang mereka cari. Sementara Semyon menyusun rencana besar demi pembalasan. Di bagian akhir, salah satu karakter utama tewas.

Daredevil season 1 episode 7 - Murdock bertemu dengan mantan mentornya, Stick yang mengajarinya sedari kecil. Ternyata Stick tengah melaksanakan misi untuk melenyapkan senjata berbahaya dari Jepang yang bernama Black Sky. Pertemuan keduanya tak berjalan lancar, dan di akhir episode Stick terlihat berbicara dengan karakter misterius.

Dan lain lain - Minggu ini saya menonton Detective Conan episode 780-784, dan Yu Yu Hakusho episode 66-68.

Itu tontonan saya minggu. Apa tontonan anda? Silakan masukkan di kolom komentar di bawah ini. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Saturday, August 8, 2015

Berita Film Minggu Ini #10

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Berita Film Minggu Ini #10
link : Berita Film Minggu Ini #10

Baca juga


Berita apa yang mungkin anda lewatkan minggu ini? Kompilasi berita film minggu ini diantaranya serial 'Game of Thrones', 'Legends of Tomorrow', spinoff 'Harry Potter', spinoff X-Men 'Gambit' dan masih banyak lagi.


#01 Ian McShane Bergabung dalam Serial 'Game of Thrones'

//whatculture.com

Entertainment Weekly memberitakan bahwa Ian McShane akan bermain dalam serial HBO, Game of Thrones season 6. Belum ada kepastian McShane akan memerankan karakter yang mana. Yang jelas, porsi kemunculan karakternya relatif sedikit, tapi punya peran yang penting. Berkembang rumor bahwa dia akan bermain sebagai Randyll Tarly, ayah dari Sam Tarly.


#02 Film 'PEZ' Tengah Dibuat?!

//liputan6.com

PEZ adalah merek permen dari Austria yang di-packing dengan wadah mekanik yang didekorasi dengan karakter familiar seperti Mickey Mouse dan Donald Duck. Anda ingat? Nah, mengikuti jejak Sony yang over-optimis membuat film Emoji, kali ini Envision Media Arts ingin membuat film PEZ. Naskah akan ditulis oleh Cameron Fay dengan produser Lee Nelson dan David Buelow.

Mengingat bahwa PEZ sama sekali tak punya karakter, cerita maupun semesta yang bisa diangkat menjadi film, saya sangat sangat sangat penasaran melihat bagaimana Envision Media Arts menangani proyek ini.


#03 'Prometheus 2' Mulai Syuting Awal 2016

//screenrant.com

Sejak Prometheus dirilis pada 2012 lalu, belum ada kepastian apakah film ini akan dibuat sekuel. Baru-baru ini, Total Film melaporkan bahwa sutradara Ridley Scott siap melakukan proses produksi Prometheus 2 setelah film The Martian dirilis Oktober mendatang. Diperkirakan syuting dimulai pada Januari 2016.


#04 Berikut Deretan Pemain Film Terbaru Woody Allen

//tasteofcinema.com

Woody Allen adalah salah satu sutradara paling berbakat di jamannya, dan filmnya cukup saya nantikan. Meski belum punya judul maupun sinopsis resmi, film terbaru dari sutradara Woody Allen yang akan tayang pada 2016 akhirnya diumumkan, diantaranya Jesse Eisenberg, Kristen Stewart, Blake Lively, Bruce Willis, Jeannie Berlin, Parker Posey, Corey Stoll, Ken Scott, Anna Camp, Stephen Kunken, Sari Lennick, dan Paul Schneider.

Syuting dimulai bulan ini di New York dan Los Angeles.


#05 Will Smith Gantikan Hugh Jackman dan Johnny Depp dalam 'Collateral Beauty'

//intoday.in

Sebelumnya dikabarkan bahwa pemeran utama Collateral Beauty, film terbaru dari Alfonso Gomez-Rejon (Me & Earl & the Dying Girl) adalah Hugh Jackman. Namun dikarenakan konflik dengan jadwal syuting Wolverine 3, Jackman digantikan oleh Johnny Depp. Yang terbaru, Deadline menyebutkan bahwa peran tersebut beralih pada Will Smith.

Dalam film yang bercerita tentang dunai periklanan di era depresi ini, Smith akan bermain bersama Rooney Mara.


#06 Lagi, Robert Downey Jr. Aktor dengan Bayaran Tertinggi di Dunia

//flickeringmyth.com

Tahun lalu, berkat perannya sebagai Tony Stark dalam Marvel Cinematic Universe, Robert Downey Jr. dinobatkan sebagai aktor dengan bayaran tertinggi menurut Forbes. Tahun ini pun dia kembali memegang prediket tersebut, setidaknya di paruh pertama 2015. Downey berada di peringkat pertama dengan $80 juta disusul Jackie Chan dengan $50 juta. Di bawahnya ada Vin Diesel, Bradley Cooper dan Adam Sandler masing-masing dengan $47 juta, $41,5 juta dan $41 juta.


#07 Frank Grillo akan Kembali dalam 'The Purge 3'

//apnatimepass.com

Dalam The Purge 2: Anarchy, Frank Grillo berperan sebagai Sersan, seorang pria yang ingin membalaskan dendam pada malam Purge, tapi kemudian malah menyelamatkan orang-orang. Dalam film ketiganya yang kembali disutradarai oleh James DeMonaco, Grillo akan kembali bermain.

The Purge 3 (judul tentatif) direncanakan tayang pada 1 Juli 2016.


#08 Inilah Pemeran Hawkman dan Vandal Savages dalam Serial 'Legends of Tomorrow'

//cosmicbooknews.com

Semesta serial DC semakin berkembang setelah Arrow dan The Flash dengan kehadiran serial Legends of Tomorrow. Baru-baru ini, DC Entertainment mengumumkan bahwa karakter Hawkman akan dimunculkan yang diperankan oleh Falk Hentschel. Namun sebelumnya, Hawkman terlebih dahulu tampil dalam crossover Arrow dan The Flash pada musim gugur ini.

Sebagai informasi, Hawkman yang mempunyai nama Carter Hall adalah reinkarnasi dari Pangeran Mesir yang mempunyai kekuatan Dewa Elang, Horus yang membuatnya bisa berubah menjadi ksatria bersayap.

Berita lain, Variety melaporkan bahwa Casper Crump akan memerankan karakter Vandal Savage dalam Legends of Tomorrow yang juga muncul terlebih dahulu dalam Arrow dan The Flash. Vandal adalah salah satu karakter terkuat dalam DC Universe yang punya kemampuan hidup abadi.


#09 Wally West akan Muncul dalam Serial 'The Flash'

//hollywoodreporter.com

Pada season keduanya, serial The Flash akan menampilkan karakter Wally West yang merupakan penerus The Flash setelah Barry Allen. Karakter Wally akan diperankan oleh pemain Divergent, Keiynan Londsdale.

Dengan ending season 1 yang mengindikasikan adanya multiverse, maka season 2 juga akan memunculkan karakter The Flash lainnya, Jay Garrick (yang diperankan oleh Teddy Sears) sebagai bintang tamu.


#10 Colin Farrell Bergabung dalam Spinoff 'Harry Potter'

//mirror.co.uk

THR melaporkan bahwa Colin Farrell akan bermain dalam spinoff Harry Potter Fantastic Beast and Where to Find Them yang dibintangi Eddie Redmayne sebagai pemeran utama. Dalam film ini, Farrell akan memerankan penyihir bernama Graves.

Fantastic Beast and Where to Find Them direncanakan tayang pada 18 November 2016.


#11 Sony Rilis Jadwal Filmnya yang Akan Datang

//wegotthiscovered.com

Sony baru saja memperbaharui beberapa jadwal tayang film-filmnya yang akan datang, diantaranya:

Money Monster (8 April 2016)
The Shallows (24 Juni 2016)
Ghostbusters (15 Juli 2016)
Patient Zero (2 September 2016)
The Magnificent Seven (23 September 2016)
Underworld 5 (21 Oktober 2016)
Passengers (21 Desember 2016)
Jumanji (25 Desember 2016)
The Dark Tower (13 Januari 2017)
Resident Evil 6 (27 Januari 2017)
Bad Boys 3 (17 Februari 2017)
Baby Driver (17 Maret 2017)
Barbie (2 Juni 2017)
Uncharted (30 Juni 2017)
The Lamb (8 Desember 2017)
Bad Boys 4 (3 Juli 2019)


#12 A Nightmare on Elm Street Dibuat Ulang... Lagi

//weminoredinfilm.com

Meskipun sudah pernah di-remake 5 tahun lalu, New Line Cinema berencana akan membuat ulang lagi film A Nightmare in Elm Street dengan David Leslie Johnson (Orphan) sebagai penulis skrip. Belum ada pengumuman mengenai produser, sutradara, maupun aktor yang akan terlibat.


#13 Naskah 'Sherlock Holmes 3' Tengah Dikerjakan

//wikia.com

Penulis/produser Sherlock Holmes versi Guy Ritchie, Lionel Wigram meyakinkan penggemar bahwa Sherlock Holmes 3 akan dibuat. Berita ini diumumkannya disela-sela promo The Man From U.N.C.L.E.

"Kami sedang mengerjakan naskah Sherlock Holmes 3. Saya rasa kami akan melakukannya [membuat film Sherlock Holmes berikutnya] jika kami bisa menghadirkan sesuatu yang benar-benar luar biasa dan terbaik dari ketiga [film]nya. Jadi kami sedang berusaha — cukup sulit untuk melakukannya," ujar Wigram.


#14 Novel Don Winslow 'The Winter of Frankie Machine' akan Disutradarai William Friedkin

//joblo.com

Penulis novel Don Winslow tengah berjaya. Setelah 2 novelnya The Cartel dan The Power of the Dog dibeli hak adaptasinya oleh 20th Century Fox — yang pertama akan diangkat oleh sutradara Ridley Scott — novelnya yang dirilis tahun 2007 berjudul The Winter of Frankie Machine juga akan mendapat perlakuan sama. Deadline melaporkan bahwa novel tersebut akan diadaptasi oleh sutradara legendaris William Friedkin. Winslow akan membuat sendiri skrip filmnya.

Film ini dulu sempat menjadi proyeknya Paramount, dengan Martin Scorsese dan Michael Mann dirumorkan sebagai sutradara dan Robert De Niro sebagai pemain utama. Sayangnya, proyek ini gagal beberapa tahun yang lalu.


#15 Calon Kandidat Pemain Utama Wanita 'Gambit'

//ThePlaylist

Channing Tatum sudah dipastikan bermain dalam spinoff X-Men yang berjudul Gambit. Proyek Rupert Wyatt tersebut sekarang tengah mencari pemeran utama wanita yaitu kekasih Gambit, Bella Donna Boudreaux. Para kandidat teratas diantaranya Lea Seydoux (Mission: Impossible - Ghost Protocol, Spectre), Rebecca Ferguson (Mission: Impossible - Rogue Nation) dan Abbey Lee (Mad Max: Fury Road).

Gambit direncanakan rilis pada 7 Oktober 2016. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Berita apa yang mungkin anda lewatkan minggu ini? Kompilasi berita film minggu ini diantaranya serial 'Game of Thrones', 'Legends of Tomorrow', spinoff 'Harry Potter', spinoff X-Men 'Gambit' dan masih banyak lagi.


#01 Ian McShane Bergabung dalam Serial 'Game of Thrones'

//whatculture.com

Entertainment Weekly memberitakan bahwa Ian McShane akan bermain dalam serial HBO, Game of Thrones season 6. Belum ada kepastian McShane akan memerankan karakter yang mana. Yang jelas, porsi kemunculan karakternya relatif sedikit, tapi punya peran yang penting. Berkembang rumor bahwa dia akan bermain sebagai Randyll Tarly, ayah dari Sam Tarly.


#02 Film 'PEZ' Tengah Dibuat?!

//liputan6.com

PEZ adalah merek permen dari Austria yang di-packing dengan wadah mekanik yang didekorasi dengan karakter familiar seperti Mickey Mouse dan Donald Duck. Anda ingat? Nah, mengikuti jejak Sony yang over-optimis membuat film Emoji, kali ini Envision Media Arts ingin membuat film PEZ. Naskah akan ditulis oleh Cameron Fay dengan produser Lee Nelson dan David Buelow.

Mengingat bahwa PEZ sama sekali tak punya karakter, cerita maupun semesta yang bisa diangkat menjadi film, saya sangat sangat sangat penasaran melihat bagaimana Envision Media Arts menangani proyek ini.


#03 'Prometheus 2' Mulai Syuting Awal 2016

//screenrant.com

Sejak Prometheus dirilis pada 2012 lalu, belum ada kepastian apakah film ini akan dibuat sekuel. Baru-baru ini, Total Film melaporkan bahwa sutradara Ridley Scott siap melakukan proses produksi Prometheus 2 setelah film The Martian dirilis Oktober mendatang. Diperkirakan syuting dimulai pada Januari 2016.


#04 Berikut Deretan Pemain Film Terbaru Woody Allen

//tasteofcinema.com

Woody Allen adalah salah satu sutradara paling berbakat di jamannya, dan filmnya cukup saya nantikan. Meski belum punya judul maupun sinopsis resmi, film terbaru dari sutradara Woody Allen yang akan tayang pada 2016 akhirnya diumumkan, diantaranya Jesse Eisenberg, Kristen Stewart, Blake Lively, Bruce Willis, Jeannie Berlin, Parker Posey, Corey Stoll, Ken Scott, Anna Camp, Stephen Kunken, Sari Lennick, dan Paul Schneider.

Syuting dimulai bulan ini di New York dan Los Angeles.


#05 Will Smith Gantikan Hugh Jackman dan Johnny Depp dalam 'Collateral Beauty'

//intoday.in

Sebelumnya dikabarkan bahwa pemeran utama Collateral Beauty, film terbaru dari Alfonso Gomez-Rejon (Me & Earl & the Dying Girl) adalah Hugh Jackman. Namun dikarenakan konflik dengan jadwal syuting Wolverine 3, Jackman digantikan oleh Johnny Depp. Yang terbaru, Deadline menyebutkan bahwa peran tersebut beralih pada Will Smith.

Dalam film yang bercerita tentang dunai periklanan di era depresi ini, Smith akan bermain bersama Rooney Mara.


#06 Lagi, Robert Downey Jr. Aktor dengan Bayaran Tertinggi di Dunia

//flickeringmyth.com

Tahun lalu, berkat perannya sebagai Tony Stark dalam Marvel Cinematic Universe, Robert Downey Jr. dinobatkan sebagai aktor dengan bayaran tertinggi menurut Forbes. Tahun ini pun dia kembali memegang prediket tersebut, setidaknya di paruh pertama 2015. Downey berada di peringkat pertama dengan $80 juta disusul Jackie Chan dengan $50 juta. Di bawahnya ada Vin Diesel, Bradley Cooper dan Adam Sandler masing-masing dengan $47 juta, $41,5 juta dan $41 juta.


#07 Frank Grillo akan Kembali dalam 'The Purge 3'

//apnatimepass.com

Dalam The Purge 2: Anarchy, Frank Grillo berperan sebagai Sersan, seorang pria yang ingin membalaskan dendam pada malam Purge, tapi kemudian malah menyelamatkan orang-orang. Dalam film ketiganya yang kembali disutradarai oleh James DeMonaco, Grillo akan kembali bermain.

The Purge 3 (judul tentatif) direncanakan tayang pada 1 Juli 2016.


#08 Inilah Pemeran Hawkman dan Vandal Savages dalam Serial 'Legends of Tomorrow'

//cosmicbooknews.com

Semesta serial DC semakin berkembang setelah Arrow dan The Flash dengan kehadiran serial Legends of Tomorrow. Baru-baru ini, DC Entertainment mengumumkan bahwa karakter Hawkman akan dimunculkan yang diperankan oleh Falk Hentschel. Namun sebelumnya, Hawkman terlebih dahulu tampil dalam crossover Arrow dan The Flash pada musim gugur ini.

Sebagai informasi, Hawkman yang mempunyai nama Carter Hall adalah reinkarnasi dari Pangeran Mesir yang mempunyai kekuatan Dewa Elang, Horus yang membuatnya bisa berubah menjadi ksatria bersayap.

Berita lain, Variety melaporkan bahwa Casper Crump akan memerankan karakter Vandal Savage dalam Legends of Tomorrow yang juga muncul terlebih dahulu dalam Arrow dan The Flash. Vandal adalah salah satu karakter terkuat dalam DC Universe yang punya kemampuan hidup abadi.


#09 Wally West akan Muncul dalam Serial 'The Flash'

//hollywoodreporter.com

Pada season keduanya, serial The Flash akan menampilkan karakter Wally West yang merupakan penerus The Flash setelah Barry Allen. Karakter Wally akan diperankan oleh pemain Divergent, Keiynan Londsdale.

Dengan ending season 1 yang mengindikasikan adanya multiverse, maka season 2 juga akan memunculkan karakter The Flash lainnya, Jay Garrick (yang diperankan oleh Teddy Sears) sebagai bintang tamu.


#10 Colin Farrell Bergabung dalam Spinoff 'Harry Potter'

//mirror.co.uk

THR melaporkan bahwa Colin Farrell akan bermain dalam spinoff Harry Potter Fantastic Beast and Where to Find Them yang dibintangi Eddie Redmayne sebagai pemeran utama. Dalam film ini, Farrell akan memerankan penyihir bernama Graves.

Fantastic Beast and Where to Find Them direncanakan tayang pada 18 November 2016.


#11 Sony Rilis Jadwal Filmnya yang Akan Datang

//wegotthiscovered.com

Sony baru saja memperbaharui beberapa jadwal tayang film-filmnya yang akan datang, diantaranya:

Money Monster (8 April 2016)
The Shallows (24 Juni 2016)
Ghostbusters (15 Juli 2016)
Patient Zero (2 September 2016)
The Magnificent Seven (23 September 2016)
Underworld 5 (21 Oktober 2016)
Passengers (21 Desember 2016)
Jumanji (25 Desember 2016)
The Dark Tower (13 Januari 2017)
Resident Evil 6 (27 Januari 2017)
Bad Boys 3 (17 Februari 2017)
Baby Driver (17 Maret 2017)
Barbie (2 Juni 2017)
Uncharted (30 Juni 2017)
The Lamb (8 Desember 2017)
Bad Boys 4 (3 Juli 2019)


#12 A Nightmare on Elm Street Dibuat Ulang... Lagi

//weminoredinfilm.com

Meskipun sudah pernah di-remake 5 tahun lalu, New Line Cinema berencana akan membuat ulang lagi film A Nightmare in Elm Street dengan David Leslie Johnson (Orphan) sebagai penulis skrip. Belum ada pengumuman mengenai produser, sutradara, maupun aktor yang akan terlibat.


#13 Naskah 'Sherlock Holmes 3' Tengah Dikerjakan

//wikia.com

Penulis/produser Sherlock Holmes versi Guy Ritchie, Lionel Wigram meyakinkan penggemar bahwa Sherlock Holmes 3 akan dibuat. Berita ini diumumkannya disela-sela promo The Man From U.N.C.L.E.

"Kami sedang mengerjakan naskah Sherlock Holmes 3. Saya rasa kami akan melakukannya [membuat film Sherlock Holmes berikutnya] jika kami bisa menghadirkan sesuatu yang benar-benar luar biasa dan terbaik dari ketiga [film]nya. Jadi kami sedang berusaha — cukup sulit untuk melakukannya," ujar Wigram.


#14 Novel Don Winslow 'The Winter of Frankie Machine' akan Disutradarai William Friedkin

//joblo.com

Penulis novel Don Winslow tengah berjaya. Setelah 2 novelnya The Cartel dan The Power of the Dog dibeli hak adaptasinya oleh 20th Century Fox — yang pertama akan diangkat oleh sutradara Ridley Scott — novelnya yang dirilis tahun 2007 berjudul The Winter of Frankie Machine juga akan mendapat perlakuan sama. Deadline melaporkan bahwa novel tersebut akan diadaptasi oleh sutradara legendaris William Friedkin. Winslow akan membuat sendiri skrip filmnya.

Film ini dulu sempat menjadi proyeknya Paramount, dengan Martin Scorsese dan Michael Mann dirumorkan sebagai sutradara dan Robert De Niro sebagai pemain utama. Sayangnya, proyek ini gagal beberapa tahun yang lalu.


#15 Calon Kandidat Pemain Utama Wanita 'Gambit'

//ThePlaylist

Channing Tatum sudah dipastikan bermain dalam spinoff X-Men yang berjudul Gambit. Proyek Rupert Wyatt tersebut sekarang tengah mencari pemeran utama wanita yaitu kekasih Gambit, Bella Donna Boudreaux. Para kandidat teratas diantaranya Lea Seydoux (Mission: Impossible - Ghost Protocol, Spectre), Rebecca Ferguson (Mission: Impossible - Rogue Nation) dan Abbey Lee (Mad Max: Fury Road).

Gambit direncanakan rilis pada 7 Oktober 2016. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Review Film: 'Serena' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Drama, Artikel Review, Artikel Romance, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Serena' (2015)
link : Review Film: 'Serena' (2015)

Baca juga


Dilihat sekilas, 'Serena' punya kualifikasi yang layak untuk ambil bagian dalam festival maupun ajang penghargaan film. Sayangnya, film ini menjadi melodrama tak jelas yang tak tahu arah.

“Nothing that happened before even exists.”
— Serena
Jennifer Lawrence dan Bradley Cooper mungkin adalah pasangan serasi dalam Silver Linings Playbook, namun dalam kolaborasi ketiga ini, hubungan keduanya payah, baik bagi mereka sendiri (dalam konteks film, tentunya) maupun bagi penonton. Diproduksi di sela-sela Silver Linings Playbook dan American Hustle, Serena harus mengalami proses pasca-produksi yang cukup panjang sejak 2012 dan baru bisa kita tonton 3 tahun kemudian.

Dilihat sekilas, Serena tampak sebagai tipikal film yang layak ambil bagian dalam festival maupun penghargaan film: diangkat dari novel best-seller karya Ron Rash, bercerita tentang drama berat ala Macbeth, disutradarai oleh sutradara pemenang Academy Award, Susanne Bier — yang memperoleh piala Best Foreign Language Film untuk In a Better World pada 2011 — serta dimainkan oleh 2 bintang muda favorit Academy. Hmm. Bahkan secara visual, film ini bisa dibilang merupakan suatu pencapaian yang cukup mengagumkan. Sayangnya, Serena menjadi film melodrama yang tak jelas. Ada banyak peristiwa yang terjadi, tapi hanya sedikit yang akan penonton pedulikan.

Dengan setting di era Depresi Amerika, Bradley Cooper bermain sebagai George Pemberton, seorang pengusaha perkayuan yang sangat sukses di North Carolina. Di awal film, kita melihatnya tengah berburu bersama partner bisnisnya, Buchanan (David Dencik) dan seorang tukang kayu kepercayaannya, Galloway (Rhys Ifans). Cerita beralih saat kemudian George pergi ke kota untuk memperoleh pinjaman dari bank dan bertemu dengan gadis misterius nan menawan, Serena (Lawrence).

Mungkin ini sulit dipercaya, namun tepat setelah George berujar "Kita sebaiknya menikah", kita melihat keduanya bercumbu dan memulai kehidupan baru sebagai keluarga. Entah di era Depresi, memang budayanya seperti itu, namun saya mengharapkan adanya sedikit relationship development.

Mempunyai masa lalu yang tragis, Serena adalah wanita yang mandiri dan punya mental yang kuat. Segera, dia ikut andil dalam bisnis sang suami. Masalah muncul saat sherif setempat (Toby Joness) berencana membeli lahan George untuk membuat taman nasional. Bersama dengan Buchanan, sherif ingin memanfaatkan kasus penyuapan yang dilakukan George untuk menjegalnya. Meski awalnya hanya sekedar memberi saran, Serena tak tinggal diam dan mulai bertindak aktif, yang pada akhirnya membuat kehamilannya mengalami keguguran. Serena divonis tak mempunyai anak. Situasi semakin rumit, saat masa lalu George yang ditutup rapat diketahui oleh Serena. Pada akhirnya, tendensi bengis Serena mengantarkan semua karakter kita pada akhir yang depresif.


Sangat sulit untuk benar-benar terikat dengan semua karakter dalam Serena, entah itu karena underdeveloped maupun karena kepribadian yang tak konsisten. Begitu juga dengan Cooper dan Lawrence. Keduanya memberikan penampilan yang solid. Kita bisa tahu mereka punya energi dan bakat yang mumpuni dari adegan dramatis masing-masing, tapi saat disandingkan berdua, mereka tak pernah klik. Ini menurut saya adalah faktor utama yang membuat film Serena terasa hambar. Hubungan keduanya tak meyakinkan sejak awal.

Sutradara Susanne Bier terkesan tak tahu harus membawa filmnya ke arah mana. Di satu momen, film ini terlihat seperti kisah cinta tragis, di momen yang lain seperti film drama nihilis, bahkan terkadang terasa seperti film thriller brutal. Saya tak tahu apakah ini disebabkan karena naskah yang ditulis oleh Christopher Kyle atau memang Bier yang tak mampu meng-handle filmnya sendiri. Bicara soal naskah, dialog-dialog garingnya mungkin bisa dimaafkan, tapi ada cukup banyak adegan tak relevan yang nyelip dimana-mana yang membuat film ini terkesan tak fokus.

Satu hal yang patut dipuji dari Serena adalah tata produksinya yang mengagumkan, yang mungkin setara dengan (jika tak mengalahkan) film macam 12 Years a Slave. Desain kostum dan set lokasinya luar biasa. Sinematografer Morten Soborg menangkap lanskap Smoky Mountain dengan lensa wide, menghasilkan sajian visual yang memuaskan.

Ending film membuat kita merasa kasihan dengan nasib tragis yang dialami masing-masing karakter, sebagaimana kita juga kasihan melihat bakat mereka yang tersia-siakan dalam film melodrama yang saya analogikan sebagai rangkaian puzzle berbeda yang dipaksa disatukan. ■ UP

'Serena' \
|


IMDb | Rottentomatoes
109 menit | Dewasa

Sutradara: Susanne Bier
Penulis: Christopher Kyle (screenplay), Ron Rash (buku)
Pemain: Jennifer Lawrence, Bradley Cooper, Rhys Ifans

Dilihat sekilas, 'Serena' punya kualifikasi yang layak untuk ambil bagian dalam festival maupun ajang penghargaan film. Sayangnya, film ini menjadi melodrama tak jelas yang tak tahu arah.

“Nothing that happened before even exists.”
— Serena
Jennifer Lawrence dan Bradley Cooper mungkin adalah pasangan serasi dalam Silver Linings Playbook, namun dalam kolaborasi ketiga ini, hubungan keduanya payah, baik bagi mereka sendiri (dalam konteks film, tentunya) maupun bagi penonton. Diproduksi di sela-sela Silver Linings Playbook dan American Hustle, Serena harus mengalami proses pasca-produksi yang cukup panjang sejak 2012 dan baru bisa kita tonton 3 tahun kemudian.

Dilihat sekilas, Serena tampak sebagai tipikal film yang layak ambil bagian dalam festival maupun penghargaan film: diangkat dari novel best-seller karya Ron Rash, bercerita tentang drama berat ala Macbeth, disutradarai oleh sutradara pemenang Academy Award, Susanne Bier — yang memperoleh piala Best Foreign Language Film untuk In a Better World pada 2011 — serta dimainkan oleh 2 bintang muda favorit Academy. Hmm. Bahkan secara visual, film ini bisa dibilang merupakan suatu pencapaian yang cukup mengagumkan. Sayangnya, Serena menjadi film melodrama yang tak jelas. Ada banyak peristiwa yang terjadi, tapi hanya sedikit yang akan penonton pedulikan.

Dengan setting di era Depresi Amerika, Bradley Cooper bermain sebagai George Pemberton, seorang pengusaha perkayuan yang sangat sukses di North Carolina. Di awal film, kita melihatnya tengah berburu bersama partner bisnisnya, Buchanan (David Dencik) dan seorang tukang kayu kepercayaannya, Galloway (Rhys Ifans). Cerita beralih saat kemudian George pergi ke kota untuk memperoleh pinjaman dari bank dan bertemu dengan gadis misterius nan menawan, Serena (Lawrence).

Mungkin ini sulit dipercaya, namun tepat setelah George berujar "Kita sebaiknya menikah", kita melihat keduanya bercumbu dan memulai kehidupan baru sebagai keluarga. Entah di era Depresi, memang budayanya seperti itu, namun saya mengharapkan adanya sedikit relationship development.

Mempunyai masa lalu yang tragis, Serena adalah wanita yang mandiri dan punya mental yang kuat. Segera, dia ikut andil dalam bisnis sang suami. Masalah muncul saat sherif setempat (Toby Joness) berencana membeli lahan George untuk membuat taman nasional. Bersama dengan Buchanan, sherif ingin memanfaatkan kasus penyuapan yang dilakukan George untuk menjegalnya. Meski awalnya hanya sekedar memberi saran, Serena tak tinggal diam dan mulai bertindak aktif, yang pada akhirnya membuat kehamilannya mengalami keguguran. Serena divonis tak mempunyai anak. Situasi semakin rumit, saat masa lalu George yang ditutup rapat diketahui oleh Serena. Pada akhirnya, tendensi bengis Serena mengantarkan semua karakter kita pada akhir yang depresif.


Sangat sulit untuk benar-benar terikat dengan semua karakter dalam Serena, entah itu karena underdeveloped maupun karena kepribadian yang tak konsisten. Begitu juga dengan Cooper dan Lawrence. Keduanya memberikan penampilan yang solid. Kita bisa tahu mereka punya energi dan bakat yang mumpuni dari adegan dramatis masing-masing, tapi saat disandingkan berdua, mereka tak pernah klik. Ini menurut saya adalah faktor utama yang membuat film Serena terasa hambar. Hubungan keduanya tak meyakinkan sejak awal.

Sutradara Susanne Bier terkesan tak tahu harus membawa filmnya ke arah mana. Di satu momen, film ini terlihat seperti kisah cinta tragis, di momen yang lain seperti film drama nihilis, bahkan terkadang terasa seperti film thriller brutal. Saya tak tahu apakah ini disebabkan karena naskah yang ditulis oleh Christopher Kyle atau memang Bier yang tak mampu meng-handle filmnya sendiri. Bicara soal naskah, dialog-dialog garingnya mungkin bisa dimaafkan, tapi ada cukup banyak adegan tak relevan yang nyelip dimana-mana yang membuat film ini terkesan tak fokus.

Satu hal yang patut dipuji dari Serena adalah tata produksinya yang mengagumkan, yang mungkin setara dengan (jika tak mengalahkan) film macam 12 Years a Slave. Desain kostum dan set lokasinya luar biasa. Sinematografer Morten Soborg menangkap lanskap Smoky Mountain dengan lensa wide, menghasilkan sajian visual yang memuaskan.

Ending film membuat kita merasa kasihan dengan nasib tragis yang dialami masing-masing karakter, sebagaimana kita juga kasihan melihat bakat mereka yang tersia-siakan dalam film melodrama yang saya analogikan sebagai rangkaian puzzle berbeda yang dipaksa disatukan. ■ UP

'Serena' \
|


IMDb | Rottentomatoes
109 menit | Dewasa

Sutradara: Susanne Bier
Penulis: Christopher Kyle (screenplay), Ron Rash (buku)
Pemain: Jennifer Lawrence, Bradley Cooper, Rhys Ifans