Wednesday, September 16, 2015

Review Film: 'Everest' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Drama, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Everest' (2015)
link : Review Film: 'Everest' (2015)

Baca juga


'Everest' menangkap realitas pendakian puncak setinggi 8.848 meter dengan cara yang impresif secara visual, namun karakterisasi dan drama antarmanusia bukanlah kekuatan utamanya.

“The last words belong to the mountain.”
— Anatoli
Ini mungkin hanya opini saya, namun jika ada satu saja pesan yang bisa diambil oleh penonton Everest, maka kemungkinan besar mereka takkan mau mendaki puncak tertinggi di dunia tersebut. Meski demikian, ada kepuasan tersendiri bagi para penantang maut untuk menaklukkan puncak ini — atau puncak gunung manapun — yang mungkin takkan pernah saya mengerti. Orang-orang seperti inilah yang rela merogoh kocek besar untuk dipandu mendaki oleh Rob Hall (Jason Clarke), tokoh utama dari rombongan nama mentereng yang terlibat dalam film thriller-bencana dari Baltasar Kormakur ini.

Meski tak menyebutkan bahwa film ini diangkat dari buku laris Into Thin Air yang ditulis oleh jurnalis Jon Krakauer, Everest mengambil cerita yang sama, yaitu tragedi Mei 1996 yang menewaskan 8 pendaki. Sementara filmnya sendiri memang memfokuskan pada tragedi ini, namun Everest tak pernah menjadi terlalu melodramatis. Alih-alih, dramanya terasa sangat manusiawi, yang kesemuanya dikemas dengan sajian visual yang mengagumkan.

Gunung Everest pertama kali ditaklukkan secara resmi oleh Tenzing Norgay dan Edmund Hillary pada 1953, namun Rob Hall lah yang menjadi pionir dalam mengkomersialisasikan pendakian ini dengan perusahaannya yang bernama Adventure Consultant. Dengan bantuan koordinator logistik, Helen (Emily Watson) serta peninjau lapangan, Guy (Sam Worthington), Rob sukses mengantarkan 19 klien sampai ke puncak.


Kali ini Rob mendapatkan 8 klien, diantaranya Beck (Josh Brolin), Doug (Jason Hawkes), Yasuko (Naoko Mori) serta Krakauer (dalam film ini diperankan oleh Michael Kelly). Di paruh pertama film, kita diceritakan sedikit mengenai latar belakang dan sifat masing-masing: si besar mulut Beck yang mempunyai istri dan anak yang tengah menunggu di rumah, Doug seorang tukang pos yang melakukan pendakian keduanya setelah gagal tahun lalu, Yasuko yang telah menaklukkan 6 gunung tertinggi dan ini adalah puncak ketujuhnya, serta Rob sendiri yang istrinya tengah hamil tua (Keira Knightley).

Pendakian dimulai dari Katmandu dan disini kita bisa melihat sekilas dan kebudayaan dan kehidupan masyarakat Nepal. Sebelum mendaki, para pendaki harus di-aklimatisasi terlebih dahulu selama beberapa minggu agar bisa beradaptasi dengan cuaca ekstrim di ketinggian 8.000+ meter di atas permukaan laut, yang bisa menyebabkan hipotermia dan kerusakan organ parah.

Adventure Consultant bukanlah satu-satunya guide komersil disana. Ada banyak guide lain yang ikut tahun ini yang mengakibatkan pendakian kali ini menjadi pendakian teramai. Dua grup yang paling mencolok dipimpin oleh Scott Fischer (Jake Gyllenhaal) dari Amerika dan Anatoli Boukreev (Ingvar Sigordson) dari Rusia yang punya hubungan yang tak terlalu baik dengan Rob. Namun ketiganya setuju ambil kata sepakat, setelah Rob bernegosiasi mengingat sikon yang tak bersahabat. Walau menghadapi berbagai macam rintangan, beberapa dari pendaki berhasil sampai ke puncak.

Dengan sinematografi yang memukau dari Salvatore Totino, Kormakur menunjukkan bagian dunia yang mungkin takkan pernah dilihat oleh sebagian besar dari kita. Hidangan utama dari Everest adalah sajian efek visual 3D yang menampilkan tebing-tebing terjal dan puncak yang tertutup es yang memberi sensasi vertigo dan akrofobia. Dengan proses syuting yang sebagian besar dilakukan di Nepal dan Italia, Kormakur tak melewatkan detail teknisnya agar set terlihat realistis.

Meski tak memberikan akting yang buruk, penampilan para aktor tak begitu tergali, dengan pengecualian Clarke yang memerankan Rob yang mendapat porsi sebagai tokoh utama. Naskah dari William Nicholson (Gladiator) dan Simon Beaufoy (127 Hours) memang menyentuh permukaan saja, tapi memberikan penokohan yang cukup untuk membuat kita peduli dengan nasib para pendaki.

Mengingat banyaknya tokoh yang dimunculkan, karakterisasi bukanlah kekuatan dari Everest dan memang film ini taklah menampilkan kompleksitas karakter ataupun kajian psikologi yang mendalam. Rivalitas antara Rob dan Scott menguap di tengah jalan, berganti dengan tema mengenai tekad dan loyalitas sebelum akhirnya menjadi disaster flick di paruh ketiga.

Sejak paruh kedua, petualangan berubah menjadi tragedi. Tak hanya karena perubahan cuaca namun juga dikarenakan human error seperti kurangnya tabung oksigen atau tali pengaman yang putus, yang tak begitu terjelaskan hingga akhir. Di balik tiupan angin dan terpaan salju, sulit bagi penonton untuk mengenali masing-masing karakter yang tertutupi jaket tebal, google, dan jenggot tebalnya, namun Kormakur bisa menjaga adegannya yang intens tetap mengikat kita.

Tak ada momen heroik ala Stallone dalam Cliffhanger karena drama dalam Everest cenderung sederhana. Para pendaki bahkan tetap terikat ke tali pengaman dan tak harus meloncat dari satu tebing ke tebing lain. Yang membuat film ini begitu menegangkan adalah bagimana keganasan alam itu sendiri dan bagaimana mengerikannya degradasi fisik serta mental yang dialami pendaki. Kita melihat apa yang dialami dan dilakukan oleh orang-orang biasa dalam usahanya mencoba melawan alam.

Pada akhirnya, terbukti bahwa alam lebih tangguh daripada manusia, seperti halnya yang diucapkan Anatoli, "Kata-kata terakhir selalu menjadi milik gunung." Everest menangkap realitas pendakian puncak setinggi 8.848 meter dengan cara yang impresif secara visual. Yang sedikit mengecewakan, film ini tak membuat kita merasakan pengalaman sentimentil yang coba dibawakannya, bahkan di saat salah satu karakter terpenting menghadapi takdir yang tragis. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Everest' |
|

IMDb | Rottentomatoes
121 menit | Remaja

Sutradara: Baltasar Kormákur
Penulis: William Nicholson, Simon Beaufoy
Pemain: Jason Clarke, Josh Brolin, John Hawkes, Robin Wright, Emily Watson

'Everest' menangkap realitas pendakian puncak setinggi 8.848 meter dengan cara yang impresif secara visual, namun karakterisasi dan drama antarmanusia bukanlah kekuatan utamanya.

“The last words belong to the mountain.”
— Anatoli
Ini mungkin hanya opini saya, namun jika ada satu saja pesan yang bisa diambil oleh penonton Everest, maka kemungkinan besar mereka takkan mau mendaki puncak tertinggi di dunia tersebut. Meski demikian, ada kepuasan tersendiri bagi para penantang maut untuk menaklukkan puncak ini — atau puncak gunung manapun — yang mungkin takkan pernah saya mengerti. Orang-orang seperti inilah yang rela merogoh kocek besar untuk dipandu mendaki oleh Rob Hall (Jason Clarke), tokoh utama dari rombongan nama mentereng yang terlibat dalam film thriller-bencana dari Baltasar Kormakur ini.

Meski tak menyebutkan bahwa film ini diangkat dari buku laris Into Thin Air yang ditulis oleh jurnalis Jon Krakauer, Everest mengambil cerita yang sama, yaitu tragedi Mei 1996 yang menewaskan 8 pendaki. Sementara filmnya sendiri memang memfokuskan pada tragedi ini, namun Everest tak pernah menjadi terlalu melodramatis. Alih-alih, dramanya terasa sangat manusiawi, yang kesemuanya dikemas dengan sajian visual yang mengagumkan.

Gunung Everest pertama kali ditaklukkan secara resmi oleh Tenzing Norgay dan Edmund Hillary pada 1953, namun Rob Hall lah yang menjadi pionir dalam mengkomersialisasikan pendakian ini dengan perusahaannya yang bernama Adventure Consultant. Dengan bantuan koordinator logistik, Helen (Emily Watson) serta peninjau lapangan, Guy (Sam Worthington), Rob sukses mengantarkan 19 klien sampai ke puncak.


Kali ini Rob mendapatkan 8 klien, diantaranya Beck (Josh Brolin), Doug (Jason Hawkes), Yasuko (Naoko Mori) serta Krakauer (dalam film ini diperankan oleh Michael Kelly). Di paruh pertama film, kita diceritakan sedikit mengenai latar belakang dan sifat masing-masing: si besar mulut Beck yang mempunyai istri dan anak yang tengah menunggu di rumah, Doug seorang tukang pos yang melakukan pendakian keduanya setelah gagal tahun lalu, Yasuko yang telah menaklukkan 6 gunung tertinggi dan ini adalah puncak ketujuhnya, serta Rob sendiri yang istrinya tengah hamil tua (Keira Knightley).

Pendakian dimulai dari Katmandu dan disini kita bisa melihat sekilas dan kebudayaan dan kehidupan masyarakat Nepal. Sebelum mendaki, para pendaki harus di-aklimatisasi terlebih dahulu selama beberapa minggu agar bisa beradaptasi dengan cuaca ekstrim di ketinggian 8.000+ meter di atas permukaan laut, yang bisa menyebabkan hipotermia dan kerusakan organ parah.

Adventure Consultant bukanlah satu-satunya guide komersil disana. Ada banyak guide lain yang ikut tahun ini yang mengakibatkan pendakian kali ini menjadi pendakian teramai. Dua grup yang paling mencolok dipimpin oleh Scott Fischer (Jake Gyllenhaal) dari Amerika dan Anatoli Boukreev (Ingvar Sigordson) dari Rusia yang punya hubungan yang tak terlalu baik dengan Rob. Namun ketiganya setuju ambil kata sepakat, setelah Rob bernegosiasi mengingat sikon yang tak bersahabat. Walau menghadapi berbagai macam rintangan, beberapa dari pendaki berhasil sampai ke puncak.

Dengan sinematografi yang memukau dari Salvatore Totino, Kormakur menunjukkan bagian dunia yang mungkin takkan pernah dilihat oleh sebagian besar dari kita. Hidangan utama dari Everest adalah sajian efek visual 3D yang menampilkan tebing-tebing terjal dan puncak yang tertutup es yang memberi sensasi vertigo dan akrofobia. Dengan proses syuting yang sebagian besar dilakukan di Nepal dan Italia, Kormakur tak melewatkan detail teknisnya agar set terlihat realistis.

Meski tak memberikan akting yang buruk, penampilan para aktor tak begitu tergali, dengan pengecualian Clarke yang memerankan Rob yang mendapat porsi sebagai tokoh utama. Naskah dari William Nicholson (Gladiator) dan Simon Beaufoy (127 Hours) memang menyentuh permukaan saja, tapi memberikan penokohan yang cukup untuk membuat kita peduli dengan nasib para pendaki.

Mengingat banyaknya tokoh yang dimunculkan, karakterisasi bukanlah kekuatan dari Everest dan memang film ini taklah menampilkan kompleksitas karakter ataupun kajian psikologi yang mendalam. Rivalitas antara Rob dan Scott menguap di tengah jalan, berganti dengan tema mengenai tekad dan loyalitas sebelum akhirnya menjadi disaster flick di paruh ketiga.

Sejak paruh kedua, petualangan berubah menjadi tragedi. Tak hanya karena perubahan cuaca namun juga dikarenakan human error seperti kurangnya tabung oksigen atau tali pengaman yang putus, yang tak begitu terjelaskan hingga akhir. Di balik tiupan angin dan terpaan salju, sulit bagi penonton untuk mengenali masing-masing karakter yang tertutupi jaket tebal, google, dan jenggot tebalnya, namun Kormakur bisa menjaga adegannya yang intens tetap mengikat kita.

Tak ada momen heroik ala Stallone dalam Cliffhanger karena drama dalam Everest cenderung sederhana. Para pendaki bahkan tetap terikat ke tali pengaman dan tak harus meloncat dari satu tebing ke tebing lain. Yang membuat film ini begitu menegangkan adalah bagimana keganasan alam itu sendiri dan bagaimana mengerikannya degradasi fisik serta mental yang dialami pendaki. Kita melihat apa yang dialami dan dilakukan oleh orang-orang biasa dalam usahanya mencoba melawan alam.

Pada akhirnya, terbukti bahwa alam lebih tangguh daripada manusia, seperti halnya yang diucapkan Anatoli, "Kata-kata terakhir selalu menjadi milik gunung." Everest menangkap realitas pendakian puncak setinggi 8.848 meter dengan cara yang impresif secara visual. Yang sedikit mengecewakan, film ini tak membuat kita merasakan pengalaman sentimentil yang coba dibawakannya, bahkan di saat salah satu karakter terpenting menghadapi takdir yang tragis. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Everest' |
|

IMDb | Rottentomatoes
121 menit | Remaja

Sutradara: Baltasar Kormákur
Penulis: William Nicholson, Simon Beaufoy
Pemain: Jason Clarke, Josh Brolin, John Hawkes, Robin Wright, Emily Watson

Review Film: 'The Transporter Refueled' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Kriminal, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'The Transporter Refueled' (2015)
link : Review Film: 'The Transporter Refueled' (2015)

Baca juga


Jason Statham memang tak tergantikan, namun ada cukup sekuens aksi dan "pemanis" yang membuat 'The Transporter Refueled' menjadi film kelas B yang lumayan bisa dinikmati.

“Kidding isn't really my thing.”
— Frank Martin
Sulit membayangkan film The Transporter tanpa Jason Statham. Citranya begitu melekat dalam franchise tersebut, dan secara tak sadar, di beberapa momen saya merefleksikan image Statham di dalam The Transporter Refueled, sebuah reboot yang dimaksudkan untuk membangkitkan kembali franchise-nya, meski tak lagi dibintangi oleh pemain ikoniknya. Nekat ya?

Adalah Ed Skrein, yang menjadi pengganti Statham untuk memerankan Frank Martin. Walaupun memang tak punya karisma yang setara, setidaknya Skrein terlihat cocok saat beradu jotos dan berada di belakang kemudi memacu Audi-nya keliling Eropa.

Masih sama seperti pendahulunya, Frank adalah pengemudi handal alias sang transporter yang mempunyai skill tinggi — tak hanya dalam mengemudi, tentu saja — yang bisa dan mau mengantarkan paket apa saja. Dalam melaksanakan tugas, Frank punya 3 peraturan ketat: tak ada perubahan setelah deal dibuat, tak boleh menyebutkan nama, dan tak boleh memberitahu isi paket yang dikirim. Yah, meski Frank menyebutkan peraturan ini dengan gamblang di bagian awal, namun toh di pertengahan film, Frank seperti melupakan kode etiknya sendiri. Tak bisa disalahkan juga sebenarnya, karena kali ini, misi Frank lebih personal.


Frank awalnya tengah menghabiskan waktu bersama sang ayah, Martin Sr. (Ray Stevenson) saat dia disewa oleh seorang wanita bernama Anna (Loan Chabanol) untuk menjemput "paket" di depan sebuah bank pada jam yang telah ditentukan. Ternyata "paket" tersebut adalah 2 orang wanita, Gina (Gabriella Wright) dan Qiao (Wenxia Yu) yang berdandan persis seperti Anna dengan baju serta rambut palsu yang mirip. Keduanya baru saja merampok akun bank milik Karasov (Radivoje Bukvic), mafia Rusia yang telah memperbudak mereka sebagai pekerja seks komersil selama bertahun-tahun. Peliknya permasalahan ini membuat Frank menolak, namun saat ditunjukkan video bahwa ayahnya tengah disandera oleh seorang lagi rekan Anna, Maria (Tatjana Pajkovic) mau tak mau Frank harus terlibat.

Kerumitan bertambah saat Karasov juga punya hubungan bisnis dengan mafia lain yaitu Imasova (Lenn Kudrjawizki) dan Yuri (Yuri Kolokolnikov). Keempat mantan PSK ini malah bisa memanfaatkan situasi ini demi kepentingan mereka. Rencana yang mereka buat cukup cerdas namun diceritakan dengan narasi yang terlalu berbelit untuk ukuran film sekaliber ini.

Jika ingin membandingkan, Skrein terlihat lebih parlente dibanding Statham. Menurut saya pribadi, penampilan Skrein terkesan lebih "rapi" daripada Statham yang gahar dan macho. Pun demikian, dalam setiap adegan aksi, Skrein memberikan tonjokan yang tetap meyakinkan. Untuk memberikan sedikit sentuhan humor yang sayangnya tak bisa dibawakan dengan pas oleh Skrein — padahal dia punya beberapa kalimat yang (seharusnya) lucu, untungnya ada Stevenson yang perannya tak hanya sebagai korban — 2 kali, oleh pelaku yang berbeda — namun juga menjadi comic relief.

Setelah Lucy, agak aneh memang saat Luc Besson bersama dengan Bill Collage dan Adam Cooper memberikan naskah yang tak rasional, sedikit berantakan dan berisi kutipan-kutipan one-liner yang konyol. Namun sulit untuk mengejeknya habis-habisan, mengingat beberapa sekuens-nya yang cukup inovatif seperti perkelahian di ruang loker, penggunaan tabung gas medis untuk pembiusan sebuah klub malam, atau penyelamatan dari pesawat yang tengah lepas landas dengan mobil berkecepatan tinggi yang berlanjut pada adegan komikal saat Audi-nya Frank melaju di boarding room bandara. Sutradara Camille Delamarre dengan bantuan sinematografer Christophe Collette mengemasnya dengan sorotan close-up dan cut yang cepat dan terkadang terkesan tak jelas.

Yang menjadi katalis dalam Refueled adalah kasus human trafficking dan prostitusi, dan isunya sempat sedikit diangkat oleh Martin Sr. Namun hal ini tak dijamah terlalu jauh dan sebenarnya cukup kontraproduktif dengan omongan Martin Sr. sendiri karena beberapa saat kemudian dia malah terbangun di kasur bersama 2 wanita kliennya, yang terindikasi sebagai momen pasca-threesome. Saya tak ingin bilang film ini seksis, tapi Refueled sendiri malah mengeksploitasi pemain wanitanya dalam adegan "pemanis" tanpa busana, entah itu adegan panas atau berganti pakaian (yang sangat sering terjadi disini).

Saat layar tak menampilkan ledakan, pertarungan tangan kosong, atau suara decitan ban, kita melihat dua Frank berinteraksi dengan keempat wanita pekerja seks komersil, yang mungkin dimaksudkan untuk menunjukkan dinamika karakter. Bahkan ada subplot mengenai hubungan asmara Frank yang sayangnya digarap separo matang. Namun di balik gadis seksi dan beberapa selipan iklan produknya, The Transporter Refueled setidaknya berhasil mengantarkan hiburan kelas-B yang lumayan bagi kliennya (baca: penonton). ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'The Transporter Refueled' |
|

IMDb | Rottentomatoes
96 menit | Remaja

Sutradara: Camille Delamarre
Penulis: Luc Besson, Bill Collage, Adam Cooper
Pemain: Ed Skrein, Ray Stevenson, Loan Chabanol, Gabriella Wright

Jason Statham memang tak tergantikan, namun ada cukup sekuens aksi dan "pemanis" yang membuat 'The Transporter Refueled' menjadi film kelas B yang lumayan bisa dinikmati.

“Kidding isn't really my thing.”
— Frank Martin
Sulit membayangkan film The Transporter tanpa Jason Statham. Citranya begitu melekat dalam franchise tersebut, dan secara tak sadar, di beberapa momen saya merefleksikan image Statham di dalam The Transporter Refueled, sebuah reboot yang dimaksudkan untuk membangkitkan kembali franchise-nya, meski tak lagi dibintangi oleh pemain ikoniknya. Nekat ya?

Adalah Ed Skrein, yang menjadi pengganti Statham untuk memerankan Frank Martin. Walaupun memang tak punya karisma yang setara, setidaknya Skrein terlihat cocok saat beradu jotos dan berada di belakang kemudi memacu Audi-nya keliling Eropa.

Masih sama seperti pendahulunya, Frank adalah pengemudi handal alias sang transporter yang mempunyai skill tinggi — tak hanya dalam mengemudi, tentu saja — yang bisa dan mau mengantarkan paket apa saja. Dalam melaksanakan tugas, Frank punya 3 peraturan ketat: tak ada perubahan setelah deal dibuat, tak boleh menyebutkan nama, dan tak boleh memberitahu isi paket yang dikirim. Yah, meski Frank menyebutkan peraturan ini dengan gamblang di bagian awal, namun toh di pertengahan film, Frank seperti melupakan kode etiknya sendiri. Tak bisa disalahkan juga sebenarnya, karena kali ini, misi Frank lebih personal.


Frank awalnya tengah menghabiskan waktu bersama sang ayah, Martin Sr. (Ray Stevenson) saat dia disewa oleh seorang wanita bernama Anna (Loan Chabanol) untuk menjemput "paket" di depan sebuah bank pada jam yang telah ditentukan. Ternyata "paket" tersebut adalah 2 orang wanita, Gina (Gabriella Wright) dan Qiao (Wenxia Yu) yang berdandan persis seperti Anna dengan baju serta rambut palsu yang mirip. Keduanya baru saja merampok akun bank milik Karasov (Radivoje Bukvic), mafia Rusia yang telah memperbudak mereka sebagai pekerja seks komersil selama bertahun-tahun. Peliknya permasalahan ini membuat Frank menolak, namun saat ditunjukkan video bahwa ayahnya tengah disandera oleh seorang lagi rekan Anna, Maria (Tatjana Pajkovic) mau tak mau Frank harus terlibat.

Kerumitan bertambah saat Karasov juga punya hubungan bisnis dengan mafia lain yaitu Imasova (Lenn Kudrjawizki) dan Yuri (Yuri Kolokolnikov). Keempat mantan PSK ini malah bisa memanfaatkan situasi ini demi kepentingan mereka. Rencana yang mereka buat cukup cerdas namun diceritakan dengan narasi yang terlalu berbelit untuk ukuran film sekaliber ini.

Jika ingin membandingkan, Skrein terlihat lebih parlente dibanding Statham. Menurut saya pribadi, penampilan Skrein terkesan lebih "rapi" daripada Statham yang gahar dan macho. Pun demikian, dalam setiap adegan aksi, Skrein memberikan tonjokan yang tetap meyakinkan. Untuk memberikan sedikit sentuhan humor yang sayangnya tak bisa dibawakan dengan pas oleh Skrein — padahal dia punya beberapa kalimat yang (seharusnya) lucu, untungnya ada Stevenson yang perannya tak hanya sebagai korban — 2 kali, oleh pelaku yang berbeda — namun juga menjadi comic relief.

Setelah Lucy, agak aneh memang saat Luc Besson bersama dengan Bill Collage dan Adam Cooper memberikan naskah yang tak rasional, sedikit berantakan dan berisi kutipan-kutipan one-liner yang konyol. Namun sulit untuk mengejeknya habis-habisan, mengingat beberapa sekuens-nya yang cukup inovatif seperti perkelahian di ruang loker, penggunaan tabung gas medis untuk pembiusan sebuah klub malam, atau penyelamatan dari pesawat yang tengah lepas landas dengan mobil berkecepatan tinggi yang berlanjut pada adegan komikal saat Audi-nya Frank melaju di boarding room bandara. Sutradara Camille Delamarre dengan bantuan sinematografer Christophe Collette mengemasnya dengan sorotan close-up dan cut yang cepat dan terkadang terkesan tak jelas.

Yang menjadi katalis dalam Refueled adalah kasus human trafficking dan prostitusi, dan isunya sempat sedikit diangkat oleh Martin Sr. Namun hal ini tak dijamah terlalu jauh dan sebenarnya cukup kontraproduktif dengan omongan Martin Sr. sendiri karena beberapa saat kemudian dia malah terbangun di kasur bersama 2 wanita kliennya, yang terindikasi sebagai momen pasca-threesome. Saya tak ingin bilang film ini seksis, tapi Refueled sendiri malah mengeksploitasi pemain wanitanya dalam adegan "pemanis" tanpa busana, entah itu adegan panas atau berganti pakaian (yang sangat sering terjadi disini).

Saat layar tak menampilkan ledakan, pertarungan tangan kosong, atau suara decitan ban, kita melihat dua Frank berinteraksi dengan keempat wanita pekerja seks komersil, yang mungkin dimaksudkan untuk menunjukkan dinamika karakter. Bahkan ada subplot mengenai hubungan asmara Frank yang sayangnya digarap separo matang. Namun di balik gadis seksi dan beberapa selipan iklan produknya, The Transporter Refueled setidaknya berhasil mengantarkan hiburan kelas-B yang lumayan bagi kliennya (baca: penonton). ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'The Transporter Refueled' |
|

IMDb | Rottentomatoes
96 menit | Remaja

Sutradara: Camille Delamarre
Penulis: Luc Besson, Bill Collage, Adam Cooper
Pemain: Ed Skrein, Ray Stevenson, Loan Chabanol, Gabriella Wright

Monday, September 14, 2015

Review Film: 'Self/less' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Misteri, Artikel Review, Artikel Sci-Fi, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Self/less' (2015)
link : Review Film: 'Self/less' (2015)

Baca juga


Mempunyai premis yang menawarkan kompleksitas naratif yang bisa digali, 'Self/less' hanya menjadi film aksi-thriller standar yang mengandalkan kejar-kejaran mobil dan tembak-tembakan.

“That's another way to say mediocre.”
— Damian Hale
Ryan Reynolds kembali harus berganti tubuh setelah The Change-Up. Namun kali ini bukan dengan Jason Bateman, melainkan Ben Kingsley, dalam sebuah film yang mengangkat tema yang serupa namun genre yang berbeda. Sutradara Tarsem Singh mencoba membuktikan bahwa dia tak hanya mahir di ranah film artistik seperti The Fall, namun juga dalam film yang lebih mainstream dalam Self/less. Ekspektasi boleh berlebih tapi apa yang kita peroleh justru sebaliknya.

Di awal film, kita diperkenalkan dengan Damian Hale (Ben Kingsley), pengusaha real estate super kaya yang ketegasannya ditunjukkan dengan adegan pembuka saat dia memecat salah satu karyawan yang suka berkomentar buruk. Sayang kekayaan tak bisa menyelamatkannya dari kanker yang menggerogoti tubuhnya, ataupun memperbaiki hubungan yang buruk dengan putri semata wayangnya, Claire (Michelle Dockery).

Kesempatan datang saat Damian mendapat kartu nama misterius yang mengarahkannya pada Profesior Albright (Matthew Goode). Albright mempunyai perusahaan yang mengkhususkan pada "shedding", sebuah proses yang bisa memindahkan pikiran dari satu tubuh ke tubuh yang lain.


Dengan biaya $250 juta, Damian dibantu memalsukan kematiannya kemudian dibawa ke instalasi shedding untuk memindahkan pikiran dan memorinya ke tubuh baru yang "katanya" dikembangkan secara genetis. Meski proses ini punya efek samping yang menyebabkan pelakunya harus mengkonsumsi obat secara berkesinambungan, Damian setuju untuk melakukannya (well, siapa juga yang bakal protes kalau bisa mendapatkan tubuh Ryan Reynolds?).

Dengan pengecualian adegan shedding-nya yang terlihat murahan, Singh menunjukkan kelihaiannya di seksi visual, paling tidak di bagian awal film. Euforia Damian yang telah berganti tubuh dengan identitas baru sebagai Edward direpresentasikan secara harfiah dengan musik pengiring berirama jazz dari para musisi jalanan. Punya mobil baru dan rumah baru, Edward benar-benar menikmati hidup. Dia tidur dengan banyak wanita, yang digambarkan dengan potongan adegan yang stylish.

Self/less lalu berbelok menjadi film aksi-thriller standar, saat Edwards kabur bersama istri dan anak dari pemilik tubuh sebelumnya (yang ternyata mantan tentara), sementara dikejar oleh antek-antek Albright dengan alasan yang sedikit bias. Film ini melepaskan konsep filosofisnya dan menggantinya dengan adegan mobil terbalik, adu tembakan, serta — tadaa — flamethrower. Ada cukup plot twist yang disajikan. Ini juga terasa hambar karena repetitif dan kita tak pernah dibuat terikat dengan karakternya sejak awal.

Reynolds punya 3 nama yang berbeda, dan setidaknya memainkan 2 kepribadian yang berbeda pula, yang sebenarnya tak sebegitu berbedanya. Mungkin cocok dalam adu jotos, namun Reynolds tak mewakili karakter Ben Kingsley yang tegas dan tanpa kompromi yang tampil di awal. Keduanya terlihat sebagai orang yang benar-benar berbeda.

Film ini tak mengeksplorasi kompleksitas tema yang mungkin bisa digali lebih jauh, seperti krisis identitas dan penebusan. Penambahan tanda slash di tengah judulnya mungkin untuk membuatnya lebih menarik, sama seperti Singh yang berusaha memuaskan lebih banyak penonton dengan film aksi generik ini. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Self/less' |
|

IMDb | Rottentomatoes
117 menit | Remaja

Sutradara: Tarsem Singh
Penulis: David Pastor, Àlex Pastor
Pemain: Ryan Reynolds, Natalie Martinez, Matthew Goode, Ben Kingsley

Mempunyai premis yang menawarkan kompleksitas naratif yang bisa digali, 'Self/less' hanya menjadi film aksi-thriller standar yang mengandalkan kejar-kejaran mobil dan tembak-tembakan.

“That's another way to say mediocre.”
— Damian Hale
Ryan Reynolds kembali harus berganti tubuh setelah The Change-Up. Namun kali ini bukan dengan Jason Bateman, melainkan Ben Kingsley, dalam sebuah film yang mengangkat tema yang serupa namun genre yang berbeda. Sutradara Tarsem Singh mencoba membuktikan bahwa dia tak hanya mahir di ranah film artistik seperti The Fall, namun juga dalam film yang lebih mainstream dalam Self/less. Ekspektasi boleh berlebih tapi apa yang kita peroleh justru sebaliknya.

Di awal film, kita diperkenalkan dengan Damian Hale (Ben Kingsley), pengusaha real estate super kaya yang ketegasannya ditunjukkan dengan adegan pembuka saat dia memecat salah satu karyawan yang suka berkomentar buruk. Sayang kekayaan tak bisa menyelamatkannya dari kanker yang menggerogoti tubuhnya, ataupun memperbaiki hubungan yang buruk dengan putri semata wayangnya, Claire (Michelle Dockery).

Kesempatan datang saat Damian mendapat kartu nama misterius yang mengarahkannya pada Profesior Albright (Matthew Goode). Albright mempunyai perusahaan yang mengkhususkan pada "shedding", sebuah proses yang bisa memindahkan pikiran dari satu tubuh ke tubuh yang lain.


Dengan biaya $250 juta, Damian dibantu memalsukan kematiannya kemudian dibawa ke instalasi shedding untuk memindahkan pikiran dan memorinya ke tubuh baru yang "katanya" dikembangkan secara genetis. Meski proses ini punya efek samping yang menyebabkan pelakunya harus mengkonsumsi obat secara berkesinambungan, Damian setuju untuk melakukannya (well, siapa juga yang bakal protes kalau bisa mendapatkan tubuh Ryan Reynolds?).

Dengan pengecualian adegan shedding-nya yang terlihat murahan, Singh menunjukkan kelihaiannya di seksi visual, paling tidak di bagian awal film. Euforia Damian yang telah berganti tubuh dengan identitas baru sebagai Edward direpresentasikan secara harfiah dengan musik pengiring berirama jazz dari para musisi jalanan. Punya mobil baru dan rumah baru, Edward benar-benar menikmati hidup. Dia tidur dengan banyak wanita, yang digambarkan dengan potongan adegan yang stylish.

Self/less lalu berbelok menjadi film aksi-thriller standar, saat Edwards kabur bersama istri dan anak dari pemilik tubuh sebelumnya (yang ternyata mantan tentara), sementara dikejar oleh antek-antek Albright dengan alasan yang sedikit bias. Film ini melepaskan konsep filosofisnya dan menggantinya dengan adegan mobil terbalik, adu tembakan, serta — tadaa — flamethrower. Ada cukup plot twist yang disajikan. Ini juga terasa hambar karena repetitif dan kita tak pernah dibuat terikat dengan karakternya sejak awal.

Reynolds punya 3 nama yang berbeda, dan setidaknya memainkan 2 kepribadian yang berbeda pula, yang sebenarnya tak sebegitu berbedanya. Mungkin cocok dalam adu jotos, namun Reynolds tak mewakili karakter Ben Kingsley yang tegas dan tanpa kompromi yang tampil di awal. Keduanya terlihat sebagai orang yang benar-benar berbeda.

Film ini tak mengeksplorasi kompleksitas tema yang mungkin bisa digali lebih jauh, seperti krisis identitas dan penebusan. Penambahan tanda slash di tengah judulnya mungkin untuk membuatnya lebih menarik, sama seperti Singh yang berusaha memuaskan lebih banyak penonton dengan film aksi generik ini. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Self/less' |
|

IMDb | Rottentomatoes
117 menit | Remaja

Sutradara: Tarsem Singh
Penulis: David Pastor, Àlex Pastor
Pemain: Ryan Reynolds, Natalie Martinez, Matthew Goode, Ben Kingsley

Bioskop Indonesia: 'Soedirman' Akhirnya Tumbangkan 'Magic Hour', 'Demona' Menghantui di Posisi Bawah

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, Artikel Featured, Artikel Indonesia, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bioskop Indonesia: 'Soedirman' Akhirnya Tumbangkan 'Magic Hour', 'Demona' Menghantui di Posisi Bawah
link : Bioskop Indonesia: 'Soedirman' Akhirnya Tumbangkan 'Magic Hour', 'Demona' Menghantui di Posisi Bawah

Baca juga


Posisi 3 besar masih dikuasai 3 jawara minggu lalu, sementara dari 3 film yang baru tayang, 'Demona' merayap ke puncak dengan 21.696 penonton. Berikut rekap jumlah penonton film Indonesia minggu ini.

Mungkin ini akan menjadi headline yang membosankan karena selama 3 minggu berturut-turut, posisi tiga besar bioskop Indonesia hanya diperebutkan oleh film yang itu-itu saja.

Jenderal Soedirman akhirnya berhasil mengalahkan Magic Hour dengan perolehan 84.913 penonton yang berarti turun sekitar 5,9% dibanding minggu lalu. Total perolehannya selama 3 minggu tayang adalah 175.167 penonton.

Mengalami peningkatan sebesar 15,1%, Gangster berada di posisi kedua dengan 71.488 penonton. Total perolehannya hingga saat ini adalah 133.609 penonton.

Magic Hour yang telah menjadi juara selama 4 minggu berturut-turut, harus anjlok 55,6% di minggu kelimanya dengan 53.600 penonton. Namun dengan total 733.042 penonton dan menjadi film terlaris nomor tiga di tahun 2015, hasil ini tentu lebih dari memuaskan.

Di antara 3 film yang baru tayang, Demona memimpin dengan 21.696 penonton. Meski hanya mendapat respon yang biasa saja dengan nilai IDFC "2 dari 5", film arahan Rizal Mantovani ini unggul berkat posisinya yang berada di segmen horor. Angka ini 9,5% di atas raihan debut Palasik (19.812 penonton) dan 443,1% di atas Alpha Project: Arwah Penasaran (3.995 penonton).

Juru kunci minggu ini adalah Bidadari Terakhir dengan 18.343 penonton. Hasil ini 145,5% lebih baik daripada Lily: Bunga Terakhirku, film bertema sama yang naskahnya sama-sama ditulis oleh Priesnanda Dwisatria. Film ini mendapat respon yang lumayan bagus dengan nilai IDFC "3 dari 5".

Hantu Diskotik Kota hanya mengumpulkan 3.468 penonton di film pertamanya. Hasil ini cukup rendah mengingat genrenya yang horor.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Pemuncak Bioskop Indonesia 7 September - 13 September 2015

#01 Jenderal Soedirman


Minggu ini: 84.913 penonton
Total: 175.167 penonton

#02 Gangster


Minggu ini: 71.488 penonton
Total: 133.609 penonton

#03 Magic Hour


Minggu ini: 53.600 penonton
Total: 733.042 penonton

#04 Demona


Minggu ini: 21.696 penonton
Total: 21.696 penonton

#05 Bidadari Terakhir


Minggu ini: 18.343 penonton
Total: 18.343 penonton

Ulasan Pemuncak Bioskop Indonesia minggu lalu: Bioskop Indonesia: 'Soedirman' dan 'Gangster' Tak Mampu Geser 'Magic Hour' ■UP

[sumber data: FilmIndonesia.or.id]

Posisi 3 besar masih dikuasai 3 jawara minggu lalu, sementara dari 3 film yang baru tayang, 'Demona' merayap ke puncak dengan 21.696 penonton. Berikut rekap jumlah penonton film Indonesia minggu ini.

Mungkin ini akan menjadi headline yang membosankan karena selama 3 minggu berturut-turut, posisi tiga besar bioskop Indonesia hanya diperebutkan oleh film yang itu-itu saja.

Jenderal Soedirman akhirnya berhasil mengalahkan Magic Hour dengan perolehan 84.913 penonton yang berarti turun sekitar 5,9% dibanding minggu lalu. Total perolehannya selama 3 minggu tayang adalah 175.167 penonton.

Mengalami peningkatan sebesar 15,1%, Gangster berada di posisi kedua dengan 71.488 penonton. Total perolehannya hingga saat ini adalah 133.609 penonton.

Magic Hour yang telah menjadi juara selama 4 minggu berturut-turut, harus anjlok 55,6% di minggu kelimanya dengan 53.600 penonton. Namun dengan total 733.042 penonton dan menjadi film terlaris nomor tiga di tahun 2015, hasil ini tentu lebih dari memuaskan.

Di antara 3 film yang baru tayang, Demona memimpin dengan 21.696 penonton. Meski hanya mendapat respon yang biasa saja dengan nilai IDFC "2 dari 5", film arahan Rizal Mantovani ini unggul berkat posisinya yang berada di segmen horor. Angka ini 9,5% di atas raihan debut Palasik (19.812 penonton) dan 443,1% di atas Alpha Project: Arwah Penasaran (3.995 penonton).

Juru kunci minggu ini adalah Bidadari Terakhir dengan 18.343 penonton. Hasil ini 145,5% lebih baik daripada Lily: Bunga Terakhirku, film bertema sama yang naskahnya sama-sama ditulis oleh Priesnanda Dwisatria. Film ini mendapat respon yang lumayan bagus dengan nilai IDFC "3 dari 5".

Hantu Diskotik Kota hanya mengumpulkan 3.468 penonton di film pertamanya. Hasil ini cukup rendah mengingat genrenya yang horor.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Pemuncak Bioskop Indonesia 7 September - 13 September 2015

#01 Jenderal Soedirman


Minggu ini: 84.913 penonton
Total: 175.167 penonton

#02 Gangster


Minggu ini: 71.488 penonton
Total: 133.609 penonton

#03 Magic Hour


Minggu ini: 53.600 penonton
Total: 733.042 penonton

#04 Demona


Minggu ini: 21.696 penonton
Total: 21.696 penonton

#05 Bidadari Terakhir


Minggu ini: 18.343 penonton
Total: 18.343 penonton

Ulasan Pemuncak Bioskop Indonesia minggu lalu: Bioskop Indonesia: 'Soedirman' dan 'Gangster' Tak Mampu Geser 'Magic Hour' ■UP

[sumber data: FilmIndonesia.or.id]

Sunday, September 13, 2015

Box Office: 'Perfect Guy' Berebut Posisi 1 dengan 'The Visit', 'Maze Runner 2' Meledak di Luar Amerika

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'Perfect Guy' Berebut Posisi 1 dengan 'The Visit', 'Maze Runner 2' Meledak di Luar Amerika
link : Box Office: 'Perfect Guy' Berebut Posisi 1 dengan 'The Visit', 'Maze Runner 2' Meledak di Luar Amerika

Baca juga


[aktual] Terjadi perebutan sengit antara 'Perfect Guy' dan 'The Visit' dengan selisih yang tak begitu signifikan. Sementara itu 'The Scorch Trials' memuncaki bioskop di luar Amerika, termasuk Indonesia. Berikut rekap lengkapnya.

Minggu ini, 2 film thriller yang belum tayang di Indonesia The Perfect Guy dan The Visit berebut posisi pertama di box office Amerika. Dengan selisih yang beda tipis, hanya $0,5 juta.

The Perfect Guy berada di posisi pertama dan menjadi film ketiga dengan mayoritas pemain Afrika-Amerika yang memuncaki box office setelah Straight Outta Compton dan War Room. Dengan raihan $25,9 juta dan nilai CinemaScore "A-", The Perfect Guy melewati ekspektasi awal. Film thriller berbujet rendah ini mengikuti tren yang dialami No Good Deed tahun lalu yang memperoleh pendapatan debut $24,2 juta.

The Visit membayangi di posisi kedua dengan $25,4 juta. Meski hanya mendapat nilai CinemaScore "B-", film horor-thriller dari M. Night Shyamalan yang berbujet rendah ($5 juta) ini menjadi filmnya yang lumayan sukses setelah beberapa tahun belakangan terseok-seok dengan film semacam The Last Airbender dan After Earth. Kerjasamanya dengan maestro horor Jason Blum dengan rumah produksinya Blumhouse, tampaknya adalah strategi yang cukup bagus. Film ini juga tayang di 14 negara lain dengan meraup laba $3,8 juta dengan total laba global $29,2 juta.

Film religi War Room masih menunjukkan ketangguhannya. Dengan penurunan 18%, film ini berada di posisi ketiga dengan pendapatan $7,8 juta. Selama 17 hari tayang, total pendapatannya adalah $39,1 juta dari bujet yang hanya $3 juta.

A Walk in the Woods berada di posisi keempat dengan $4,7 juta, turun 43,3% dibandingkan dengan minggu lalu. Total pendapatannya adalah $20,0 juta.

Mission: Impossible - Rogue Nation turun 43% dengan pendapatan $4,1 juta dan total laba domestik sebesar $188,1 juta. Film ini baru saja dibuka di Cina dan langsung mendapat tambahan yang impresif dengan $50,5 juta. Total pendapatan internasionalnya adalah $613 juta.

Maze Runner: The Scorch Trials yang baru akan tayang di Amerika minggu depan, telah rilis di 21 negara dengan pendapatan debut $26,8 juta. Angka ini 40% lebih besar dibandingkan The Maze Runner. Raihan terbesar diperoleh di Inggris ($4,4 juta) dan Meksiko ($3,8 juta), sementara di Indonesia sendiri meraup laba sekitar $1 juta.

Dengan perilisannya di Cina yang menambahkan $19,3 juta, Minions baru saja menyalib Toy Story 3 dan menjadi film animasi terlaris nomor 2 sepanjang sejarah dengan total pendapatan $1,08 miliar.

Sementara itu, Inside Out menambahkan $5,3 juta dari 34 negara. Dengan total laba internasional sebesar $747,7 juta, film ini menjadi animasi terlaris Pixar ketiga sepanjang masa di belakang Finding Nemo ($895,6 juta).

Ted 2 mengumpulkan $2,5 juta dari 30 negara dengan total pendapatan Internasional $207,5 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Weekend Box Office 11 September - 13 September 2015

#01 The Perfect Guy


Minggu ini: $25,888,154
Total: $25,888,154

#02 The Visit


Minggu ini: $25,427,560
Total: $25,427,560

#03 War Room


Minggu ini: $7,772,485
Total: $39,560,812

#04 A Walk in the Woods


Minggu ini: $4,743,520
Total: $20,000,445

#05 Mission: Impossible - Rogue Nation


Minggu ini: $4,100,405
Total: $188,122,923

Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'War Room' Tumbangkan 'Compton', 'Transporter Refueled' Mengecewakan ■UP

[Sumber Data : Box Office Mojo]

[aktual] Terjadi perebutan sengit antara 'Perfect Guy' dan 'The Visit' dengan selisih yang tak begitu signifikan. Sementara itu 'The Scorch Trials' memuncaki bioskop di luar Amerika, termasuk Indonesia. Berikut rekap lengkapnya.

Minggu ini, 2 film thriller yang belum tayang di Indonesia The Perfect Guy dan The Visit berebut posisi pertama di box office Amerika. Dengan selisih yang beda tipis, hanya $0,5 juta.

The Perfect Guy berada di posisi pertama dan menjadi film ketiga dengan mayoritas pemain Afrika-Amerika yang memuncaki box office setelah Straight Outta Compton dan War Room. Dengan raihan $25,9 juta dan nilai CinemaScore "A-", The Perfect Guy melewati ekspektasi awal. Film thriller berbujet rendah ini mengikuti tren yang dialami No Good Deed tahun lalu yang memperoleh pendapatan debut $24,2 juta.

The Visit membayangi di posisi kedua dengan $25,4 juta. Meski hanya mendapat nilai CinemaScore "B-", film horor-thriller dari M. Night Shyamalan yang berbujet rendah ($5 juta) ini menjadi filmnya yang lumayan sukses setelah beberapa tahun belakangan terseok-seok dengan film semacam The Last Airbender dan After Earth. Kerjasamanya dengan maestro horor Jason Blum dengan rumah produksinya Blumhouse, tampaknya adalah strategi yang cukup bagus. Film ini juga tayang di 14 negara lain dengan meraup laba $3,8 juta dengan total laba global $29,2 juta.

Film religi War Room masih menunjukkan ketangguhannya. Dengan penurunan 18%, film ini berada di posisi ketiga dengan pendapatan $7,8 juta. Selama 17 hari tayang, total pendapatannya adalah $39,1 juta dari bujet yang hanya $3 juta.

A Walk in the Woods berada di posisi keempat dengan $4,7 juta, turun 43,3% dibandingkan dengan minggu lalu. Total pendapatannya adalah $20,0 juta.

Mission: Impossible - Rogue Nation turun 43% dengan pendapatan $4,1 juta dan total laba domestik sebesar $188,1 juta. Film ini baru saja dibuka di Cina dan langsung mendapat tambahan yang impresif dengan $50,5 juta. Total pendapatan internasionalnya adalah $613 juta.

Maze Runner: The Scorch Trials yang baru akan tayang di Amerika minggu depan, telah rilis di 21 negara dengan pendapatan debut $26,8 juta. Angka ini 40% lebih besar dibandingkan The Maze Runner. Raihan terbesar diperoleh di Inggris ($4,4 juta) dan Meksiko ($3,8 juta), sementara di Indonesia sendiri meraup laba sekitar $1 juta.

Dengan perilisannya di Cina yang menambahkan $19,3 juta, Minions baru saja menyalib Toy Story 3 dan menjadi film animasi terlaris nomor 2 sepanjang sejarah dengan total pendapatan $1,08 miliar.

Sementara itu, Inside Out menambahkan $5,3 juta dari 34 negara. Dengan total laba internasional sebesar $747,7 juta, film ini menjadi animasi terlaris Pixar ketiga sepanjang masa di belakang Finding Nemo ($895,6 juta).

Ted 2 mengumpulkan $2,5 juta dari 30 negara dengan total pendapatan Internasional $207,5 juta.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Weekend Box Office 11 September - 13 September 2015

#01 The Perfect Guy


Minggu ini: $25,888,154
Total: $25,888,154

#02 The Visit


Minggu ini: $25,427,560
Total: $25,427,560

#03 War Room


Minggu ini: $7,772,485
Total: $39,560,812

#04 A Walk in the Woods


Minggu ini: $4,743,520
Total: $20,000,445

#05 Mission: Impossible - Rogue Nation


Minggu ini: $4,100,405
Total: $188,122,923

Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'War Room' Tumbangkan 'Compton', 'Transporter Refueled' Mengecewakan ■UP

[Sumber Data : Box Office Mojo]

Tontonan Minggu Ini #15

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Misc, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tontonan Minggu Ini #15
link : Tontonan Minggu Ini #15

Baca juga


Minggu ini saya menonton 'Ted 2', 'Maze Runner: The Scorch Trials', 'Southpaw', 'Sharknado 3: Oh Hell No!' dan 'The Fifth Element'. Apa tontonan anda?

Minggu ini saya lumayan santai dibandingkan minggu lalu. Karena kurang kerjaan sementara beberapa film di bioskop tak terlalu menarik hati / sudah ditonton / belum tayang di bioskop biasa (ya, The Transporter Refueled hanya tayang ekslusif di IMAX selama seminggu, damn), maka saya memutuskan mengubek-ubek koleksi lama.

Jadi apa saja tontonan saya minggu ini?

Ted 2 -- Secara teknis, film ini saya tonton minggu sebelumnya, beberapa waktu sebelum filmnya tayang secara reguler. Just in case, kalau anda melewatkan, anda bisa membaca review-nya disini. Singkatnya, film ini tak seheboh film pertamanya.

Maze Runner: The Scorch Trials -- Film kedua dari trilogi Maze Runner ini mengalami sedikit pergeseran genre dari aksi-misteri menjadi aksi-horor. Lumayan seru dan menegangkan untuk ukuran genrenya, namun saya cenderung lebih menyukai film pertama. Anda bisa membaca review lengkapnya disini.

Southpaw -- Film tinju yang "katanya" akan membantu Jake Gyllenhaal mendapat Oscar pertamanya ini taklah seistimewa omongan Harvey Weinstein yang sesumbar. Filmnya tak buruk memang, namun terlalu generik. Anda bisa membaca review saya disini.

Sharknado 3: Oh Hell No! -- Anda pernah menonton salah satu film Sharknado? Jika judulnya belum cukup menjelaskan, film yang tayang di stasiun TV Syfy ini bercerita saat tornado besar melanda pesisir pantai Amerika yang membuat para hiu beterbangan menyerang kota. Ini adalah jenis film yang anda tonton untuk mendapatkan guilty pleasure dan saya bahkan tak ingin memberikan rating. Sungguh nikmat menyaksikan film yang tak masuk akal seperti ini. Apalagi di film ketiganya ini ada cameo dari David Hasselhoff dan adegan saat hiu meneror di luar angkasa! Serius!

The Fifth Element -- Mengambil film secara random, terpilihlah The Fifth Element. Film ini mungkin bukan satu-satunya sci-fi dari Luc Besson namun ini yang paling berkesan bagi saya karena ceritanya yang konyol sementara didukung oleh tata produksi kelas wahid. Film yang dibintangi oleh Bruce Willis, Gary Oldman, dan Milla Jovovich ini lumayan sukses di eranya, meski mendapat review yang beragam. Bahkan film ini disebut sebagai film blockbuster terburuk dan terbaik sepanjang masa oleh kritikus yang berbeda.

Nah, itulah tontonan saya minggu ini. Apa tontonan anda? Silakan masukkan ke kolom komentar. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Minggu ini saya menonton 'Ted 2', 'Maze Runner: The Scorch Trials', 'Southpaw', 'Sharknado 3: Oh Hell No!' dan 'The Fifth Element'. Apa tontonan anda?

Minggu ini saya lumayan santai dibandingkan minggu lalu. Karena kurang kerjaan sementara beberapa film di bioskop tak terlalu menarik hati / sudah ditonton / belum tayang di bioskop biasa (ya, The Transporter Refueled hanya tayang ekslusif di IMAX selama seminggu, damn), maka saya memutuskan mengubek-ubek koleksi lama.

Jadi apa saja tontonan saya minggu ini?

Ted 2 -- Secara teknis, film ini saya tonton minggu sebelumnya, beberapa waktu sebelum filmnya tayang secara reguler. Just in case, kalau anda melewatkan, anda bisa membaca review-nya disini. Singkatnya, film ini tak seheboh film pertamanya.

Maze Runner: The Scorch Trials -- Film kedua dari trilogi Maze Runner ini mengalami sedikit pergeseran genre dari aksi-misteri menjadi aksi-horor. Lumayan seru dan menegangkan untuk ukuran genrenya, namun saya cenderung lebih menyukai film pertama. Anda bisa membaca review lengkapnya disini.

Southpaw -- Film tinju yang "katanya" akan membantu Jake Gyllenhaal mendapat Oscar pertamanya ini taklah seistimewa omongan Harvey Weinstein yang sesumbar. Filmnya tak buruk memang, namun terlalu generik. Anda bisa membaca review saya disini.

Sharknado 3: Oh Hell No! -- Anda pernah menonton salah satu film Sharknado? Jika judulnya belum cukup menjelaskan, film yang tayang di stasiun TV Syfy ini bercerita saat tornado besar melanda pesisir pantai Amerika yang membuat para hiu beterbangan menyerang kota. Ini adalah jenis film yang anda tonton untuk mendapatkan guilty pleasure dan saya bahkan tak ingin memberikan rating. Sungguh nikmat menyaksikan film yang tak masuk akal seperti ini. Apalagi di film ketiganya ini ada cameo dari David Hasselhoff dan adegan saat hiu meneror di luar angkasa! Serius!

The Fifth Element -- Mengambil film secara random, terpilihlah The Fifth Element. Film ini mungkin bukan satu-satunya sci-fi dari Luc Besson namun ini yang paling berkesan bagi saya karena ceritanya yang konyol sementara didukung oleh tata produksi kelas wahid. Film yang dibintangi oleh Bruce Willis, Gary Oldman, dan Milla Jovovich ini lumayan sukses di eranya, meski mendapat review yang beragam. Bahkan film ini disebut sebagai film blockbuster terburuk dan terbaik sepanjang masa oleh kritikus yang berbeda.

Nah, itulah tontonan saya minggu ini. Apa tontonan anda? Silakan masukkan ke kolom komentar. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Saturday, September 12, 2015

Berita Film Minggu Ini #15

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Berita Film Minggu Ini #15
link : Berita Film Minggu Ini #15

Baca juga




Minggu ini ada 15 berita yang saya kompilasi. Berita terhangat tentu saja dari acara Festival Film Bandung 2015 yang baru saja digelar tadi malam. Anda bisa melihat daftar lengkap pemenangnya disini. Selain itu ada juga berita mengenai film terbaru Christopher Nolan, Sam Smith yang akan menyumbangkan suaranya untuk lagu tema Spectre, serta kecelakaan pesawat dari lokai syuting film terbaru Tom Cruise.

Berikut kompilasi berita film minggu ini:

#01 Festival Film Bandung 2015


Dalam malam puncak yang baru selesai digelar tadi malam, Guru Bangsa Tjokroaminoto yang memperoleh nominasi terbanyak yaitu 8 nominasi membawa pulang 3 piala diantaranya Film Terpuji, Penata Kamera Terpuji, dan Penata Artistik Terpuji. Toba Dreams dan 2014: Siapa Di Atas Presiden yang masing-masing mendapat 7 nominasi hanya memenangkan 1 piala yaitu Sutradara Terpuji untuk Benni Setiawan dan Pemeran Pembantu Pria Terpuji untuk Ray Sahetapy.

Sementara film terlaris tahun ini, Surga yang Tak Dirindukan memenangkan 2 piala dari 6 nominasi yaitu Pemeran Pembantu Wanita Terpuji untuk Raline Shah (yang harus berbagi piala dengan Prisia Nasution untuk dalam Comic 8: Casino Kings Part 1) serta Pemeran Utama Wanita untuk Laudya Cynthia Bella.

Daftar lengkap pemenangnya bisa anda lihat disini.


#02 20th Century Fox Adaptasi Game 'Mega Man'

//comicsalliance.com

Dilansir dari /Film, 20th Century Fox tengah mengembangkan film layar lebar dari franchise game Mega Man. Game yang sangat populer ini telah melahirkan banyak sekuel di beberapa platform lain.

Game pertama Mega Man — disebut Rock Man di Jepang — pertama kali diluncurkan pada 1987 di platform Nintendo. Ceritanya mengenai asisten lab android yang diciptakan oleh Dr. Light dan dirubah menjadi robot petarung untuk melawan musuhnya sesama robot yang diciptakan oleh Dr. Wily.


#03 Sekuel 'Trainspotting' akan Menjadi Proyek Danny Boyle Berikutnya

//moviereviewworld.com

Dalam screening perdana Steve Jobs yang mendapat respon meriah dalam Telluride Film Festival, sutradara Danny Boyle menyatakan bahwa proyek selanjutnya adalah sekuel Trainspotting. Trainspotting bercerita mengenai sekelompok remaja pecandu narkoba yang mengalami berbagai permasalahan.

"Keempat pemain utama ingin kembali dan melakukannya [membuat sekuel Trainspotting]," ujar Boyle. Sekarang hanya tinggal menunggu jadwal yang tepat karena dua diantaranya tengah syuting serial TV."


#04 Sam Smith Akan Nyanyikan Lagu Tema 'Spectre'

//viva.co.id

Meski beberapa bulan lalu Sam Smith sempat menyangkal rumor yang menyebutkan bahwa dirinya akan menyumbangkan lagu tema untuk film terbaru James Bond Spectre, namun EON Production bersama MGM dan Sony Pictures mengumumkan bahwa pemenang Grammy ini akan menyanyikan lagu tema yang berjudul "Writing's on the Wall".

Lagunya akan dirilis di seluruh dunia pada 25 September, dan ini menjadi lagu pertama Bond yang dibuat oleh penyanyi pria Inggris sejak tahun 1965. Spectre direncanakan rilis pada 6 November.


#05 Film Terbaru Christopher Nolan Rilis 2017

//thePlaylist

Christopher Nolan mungkin merupakan sutradara paling panas beberapa tahun belakangan. Film-filmnya punya konsep yang ambisius dan uniknya kesuksesannya secara kritikal selalu berbanding lurus dengan raihan box office. Trilogi The Dark Knight meraup laba $2,45 miliar, Inception $800 juta, dan Interstellar $673 juta.

Beberapa waktu lalu, Variety memberitakan bahwa film terbaru Nolan akan dirilis pada 21 Juli 2017. Warner Bros menyimpan rapat-rapat detail mengenai film ini. Pada tanggal ini, film Nolan akan bersaing dengan Pitch Perfect 3, Valerian and the City of a Thousand Planets dan animasi dari Fox.


#06 Michael Fassbender Diincar Untuk Film Thriller Kriminal 'The Snowman'

//hollywoodreporter.com

Awalnya direncanakan disutradarai oleh Martin Scorsese pada 2011, film The Snowman berpindah tangan kepada sutradara Tomas Alfredson (Tinker Taylor Soldier Spy) dan kabarnya Michael Fassbender tengah diincar untuk bermain sebagai karakter utama.

Diangkat dari novel laris karya Jo Nesbo, ceritanya mengenai detektif Harry Hole yang mengejar pembunuh berantai yang telah membantai seorang ibu dan meninggalkan barang milik korbannya di boneka salju di sekitar TKP.

Naskah film ditulis oleh Alfredson bersama dengan Soren Sveistrup.


#07 Film Ketiga dan Keempat 'Divergent' Diberikan Judul Baru

//hypable.com

Mungkin untuk alasan marketing, Lionsgate baru saja mengganti judul 2 film terakhir dari franchise Divergent, The Divergent Series: Allegiant - Part 1 dan The Divergent Series: Allegiant - Part 2.


Film ketiganya sekarang mempunyai judul The Divergent Series: Allegiant yang direncanakan rilis pada 18 Maret 2016 dengan tagline "Break the boundaries of your world".

Film keempatnya berjudul The Divergent Series: Ascendant yang direncanakan rilis pada 24 Maret 2017 dengan tagline "The end is never what you expect."


#08 Tom Cruise Reuni dengan Doug Liman untuk 'Luna Park'

//gephardtdaily.com

Setelah berkolaborasi dalam Edge of Tomorrow dan Mena, Tom Cruise akan kembali bekerja sama dengan sutradara Doug Liman dalam sebuah film fiksi ilmiah berjudul Luna Park yang bercerita mengenai sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke bulan untuk mencuri sumber energi.

Luna Park adalah proyek yang telah sejak lama dikembangkan oleh Liman, dimana pada 2011 sempat aka menggandeng Chris Evan dan Andrew Garfield sebagai pemain.


#09 Film 'King Kong vs. Godzilla' akan Dibuat

//liputan6.com

King Kong vs. Godzilla?!! Terdengar konyol memang, namun kabar ini baru saja meluncur dari Deadline menyusul sesaat setelah sekuel King Kong yang berjudul Kong: Skull Island berpindah studio dari Universal ke Warner Bros. Skull Island direncanakan rilis pada 10 Maret 2017 sementara sekuel Godzilla pada 8 Juni 2018. Setelah itu, dua makhluk raksasa ini akan saling berhadapan.

Ini memang bukan pertama kali keduanya disatukan dalam satu film karena film ketiga Godzilla pernah menampilkan King Kong vs. Godzilla pada tahun 1962.


#10 Patrick Dempsey akan Bermain dalam 'Bridget Jones's Baby'

//cbsnews.com

Dilansir dari Variety, Patrick Dempsey (serial Grey's Anatomy) akan bergabung bersama Renee Zellweger dan Colin Firth dalam Bridget Jones's Baby. Ceritanya akan diangkat dari tulisan Helen Fielding (Bridget Jones) namun plotnya masih dirahasiakan selain keterlibatan Zellweger yang kembali sebagai karakter utama dan Firth yang kembali memerankan Mark Darcy.


#11 Rooney Mara Tinggalkan Will Smith dalam 'Collateral Beauty'

//thePlaylist

Deadline melaporkan bahwa Rooney Mara meninggalkan proyek Collateral Beauty yang disutradarai oleh Alfonso Gomez-Rejon. Film ini mengalami proses yang pelik karena sebelumnya Hugh Jackman dan Johnny Depp juga menarik diri sebelum digantikan oleh Will Smith.

Film ini bercerita mengenai eksekutif periklanan New York yang depresi setelah mengalami tragedi. Proses syuting tetap akan dimulai pada Oktober, jadi pastinya pengganti Mara akan segera diumumkan.


#12 Jamie Foxx Diincar Bermain dalam 'Baby Driver'

//screencrush.com

Jamie Foxx tengah berada dalam tahap negosiasi untuk bermain dalam film terbaru Edgar Wright yang berjudul Baby Driver. Foxx akan bermain sebagai bos mafia yang memaksa sang Baby Driver (Ansel Elgort) untuk bekerja dengannya. Lily James (Cinderella) ikut bermain sebagai pacar Elgort.

Film ini terinspirasi dari video musik "Blue Song" yang disutradarai oleh Wright untuk band Mint Royale.


#13 'Jeepers Creepers 3' Sedang Dibuat

//bloody-disgusting.com

Jeepers Creepers 3 direncanakan akan dibuat dengan proses produksi yang dimulai awal tahun depan, sebagaimana diumumkan oleh Myriad Pictures dalam Toronto Film Festival. Penulis dan sutradara Victor Salva akan kembali bersama dengan Jonathan Breck yang memerankan Creeper dan Brandon Smith yang bermain sebagai Sersan Davis Tubbs.

Jeepers Creepers bercerita mengenai makhluk mistis kuno yang disebut dengan "the Creeper" yang memburu manusia selama 23 hari setiap musim semi ke-23.


#14 Film Spielberg 'Ready Player One' Dapatkan Pemeran Utama Wanita

//hypable.com

Diberitakan oleh THR, film terbaru Steven Spielberg, Ready Player One baru saja mendapatkan pemeran utama wanitanya yaitu Olivia Cooke (Me and Earl and the Dying Girl).

Film ini diangkat dari novel berjudul sama karya Ernest Cline, yang bercerita tentang Wade, seorang remaja yang mengikuti kontes virtual untuk memenangkan hadiah besar yang ditawarkan jaringan virtual raksasa bernama OASIS. Olivia Cooke akan bermain sebagai Ar3mis, avatar OASIS yang dimiliki oleh Samantha Cook.

Ready Player One direncanakan rilis pada 15 Desember 2017.


#15 Kecelakaan Pesawat Saat Syuting Film Tom Cruise Tewaskan Dua Orang

//cinemablend.com

Kecelakaan pesawat terjadi saat proses syuting film Tom Cruise, Mena yang menewaskan 2 orang dan melukai satu orang di Medellin, Colombia pada Jumat malam waktu setempat. Dua orang yang tewas tersebut adalah pilot Alan David Purwin dan Carlos Berl, sementara Jimmy Lee Garland mengalami luka berat dan dirawat di rumah sakit Medellin.

Purwin merupakan founder Helinet Technologies, yang merupakan penyedia layanan survei udara untuk kepentingan keamanan dan pemerintah, namun juga terlibat dalam beberapa pembuatan film seperti Transformers, Pearl Harbor, dan Pirates of the Caribbean.

Sekian berita film minggu ini. Sampai jumpa di episode 16 minggu depan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem



Minggu ini ada 15 berita yang saya kompilasi. Berita terhangat tentu saja dari acara Festival Film Bandung 2015 yang baru saja digelar tadi malam. Anda bisa melihat daftar lengkap pemenangnya disini. Selain itu ada juga berita mengenai film terbaru Christopher Nolan, Sam Smith yang akan menyumbangkan suaranya untuk lagu tema Spectre, serta kecelakaan pesawat dari lokai syuting film terbaru Tom Cruise.

Berikut kompilasi berita film minggu ini:

#01 Festival Film Bandung 2015


Dalam malam puncak yang baru selesai digelar tadi malam, Guru Bangsa Tjokroaminoto yang memperoleh nominasi terbanyak yaitu 8 nominasi membawa pulang 3 piala diantaranya Film Terpuji, Penata Kamera Terpuji, dan Penata Artistik Terpuji. Toba Dreams dan 2014: Siapa Di Atas Presiden yang masing-masing mendapat 7 nominasi hanya memenangkan 1 piala yaitu Sutradara Terpuji untuk Benni Setiawan dan Pemeran Pembantu Pria Terpuji untuk Ray Sahetapy.

Sementara film terlaris tahun ini, Surga yang Tak Dirindukan memenangkan 2 piala dari 6 nominasi yaitu Pemeran Pembantu Wanita Terpuji untuk Raline Shah (yang harus berbagi piala dengan Prisia Nasution untuk dalam Comic 8: Casino Kings Part 1) serta Pemeran Utama Wanita untuk Laudya Cynthia Bella.

Daftar lengkap pemenangnya bisa anda lihat disini.


#02 20th Century Fox Adaptasi Game 'Mega Man'

//comicsalliance.com

Dilansir dari /Film, 20th Century Fox tengah mengembangkan film layar lebar dari franchise game Mega Man. Game yang sangat populer ini telah melahirkan banyak sekuel di beberapa platform lain.

Game pertama Mega Man — disebut Rock Man di Jepang — pertama kali diluncurkan pada 1987 di platform Nintendo. Ceritanya mengenai asisten lab android yang diciptakan oleh Dr. Light dan dirubah menjadi robot petarung untuk melawan musuhnya sesama robot yang diciptakan oleh Dr. Wily.


#03 Sekuel 'Trainspotting' akan Menjadi Proyek Danny Boyle Berikutnya

//moviereviewworld.com

Dalam screening perdana Steve Jobs yang mendapat respon meriah dalam Telluride Film Festival, sutradara Danny Boyle menyatakan bahwa proyek selanjutnya adalah sekuel Trainspotting. Trainspotting bercerita mengenai sekelompok remaja pecandu narkoba yang mengalami berbagai permasalahan.

"Keempat pemain utama ingin kembali dan melakukannya [membuat sekuel Trainspotting]," ujar Boyle. Sekarang hanya tinggal menunggu jadwal yang tepat karena dua diantaranya tengah syuting serial TV."


#04 Sam Smith Akan Nyanyikan Lagu Tema 'Spectre'

//viva.co.id

Meski beberapa bulan lalu Sam Smith sempat menyangkal rumor yang menyebutkan bahwa dirinya akan menyumbangkan lagu tema untuk film terbaru James Bond Spectre, namun EON Production bersama MGM dan Sony Pictures mengumumkan bahwa pemenang Grammy ini akan menyanyikan lagu tema yang berjudul "Writing's on the Wall".

Lagunya akan dirilis di seluruh dunia pada 25 September, dan ini menjadi lagu pertama Bond yang dibuat oleh penyanyi pria Inggris sejak tahun 1965. Spectre direncanakan rilis pada 6 November.


#05 Film Terbaru Christopher Nolan Rilis 2017

//thePlaylist

Christopher Nolan mungkin merupakan sutradara paling panas beberapa tahun belakangan. Film-filmnya punya konsep yang ambisius dan uniknya kesuksesannya secara kritikal selalu berbanding lurus dengan raihan box office. Trilogi The Dark Knight meraup laba $2,45 miliar, Inception $800 juta, dan Interstellar $673 juta.

Beberapa waktu lalu, Variety memberitakan bahwa film terbaru Nolan akan dirilis pada 21 Juli 2017. Warner Bros menyimpan rapat-rapat detail mengenai film ini. Pada tanggal ini, film Nolan akan bersaing dengan Pitch Perfect 3, Valerian and the City of a Thousand Planets dan animasi dari Fox.


#06 Michael Fassbender Diincar Untuk Film Thriller Kriminal 'The Snowman'

//hollywoodreporter.com

Awalnya direncanakan disutradarai oleh Martin Scorsese pada 2011, film The Snowman berpindah tangan kepada sutradara Tomas Alfredson (Tinker Taylor Soldier Spy) dan kabarnya Michael Fassbender tengah diincar untuk bermain sebagai karakter utama.

Diangkat dari novel laris karya Jo Nesbo, ceritanya mengenai detektif Harry Hole yang mengejar pembunuh berantai yang telah membantai seorang ibu dan meninggalkan barang milik korbannya di boneka salju di sekitar TKP.

Naskah film ditulis oleh Alfredson bersama dengan Soren Sveistrup.


#07 Film Ketiga dan Keempat 'Divergent' Diberikan Judul Baru

//hypable.com

Mungkin untuk alasan marketing, Lionsgate baru saja mengganti judul 2 film terakhir dari franchise Divergent, The Divergent Series: Allegiant - Part 1 dan The Divergent Series: Allegiant - Part 2.


Film ketiganya sekarang mempunyai judul The Divergent Series: Allegiant yang direncanakan rilis pada 18 Maret 2016 dengan tagline "Break the boundaries of your world".

Film keempatnya berjudul The Divergent Series: Ascendant yang direncanakan rilis pada 24 Maret 2017 dengan tagline "The end is never what you expect."


#08 Tom Cruise Reuni dengan Doug Liman untuk 'Luna Park'

//gephardtdaily.com

Setelah berkolaborasi dalam Edge of Tomorrow dan Mena, Tom Cruise akan kembali bekerja sama dengan sutradara Doug Liman dalam sebuah film fiksi ilmiah berjudul Luna Park yang bercerita mengenai sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke bulan untuk mencuri sumber energi.

Luna Park adalah proyek yang telah sejak lama dikembangkan oleh Liman, dimana pada 2011 sempat aka menggandeng Chris Evan dan Andrew Garfield sebagai pemain.


#09 Film 'King Kong vs. Godzilla' akan Dibuat

//liputan6.com

King Kong vs. Godzilla?!! Terdengar konyol memang, namun kabar ini baru saja meluncur dari Deadline menyusul sesaat setelah sekuel King Kong yang berjudul Kong: Skull Island berpindah studio dari Universal ke Warner Bros. Skull Island direncanakan rilis pada 10 Maret 2017 sementara sekuel Godzilla pada 8 Juni 2018. Setelah itu, dua makhluk raksasa ini akan saling berhadapan.

Ini memang bukan pertama kali keduanya disatukan dalam satu film karena film ketiga Godzilla pernah menampilkan King Kong vs. Godzilla pada tahun 1962.


#10 Patrick Dempsey akan Bermain dalam 'Bridget Jones's Baby'

//cbsnews.com

Dilansir dari Variety, Patrick Dempsey (serial Grey's Anatomy) akan bergabung bersama Renee Zellweger dan Colin Firth dalam Bridget Jones's Baby. Ceritanya akan diangkat dari tulisan Helen Fielding (Bridget Jones) namun plotnya masih dirahasiakan selain keterlibatan Zellweger yang kembali sebagai karakter utama dan Firth yang kembali memerankan Mark Darcy.


#11 Rooney Mara Tinggalkan Will Smith dalam 'Collateral Beauty'

//thePlaylist

Deadline melaporkan bahwa Rooney Mara meninggalkan proyek Collateral Beauty yang disutradarai oleh Alfonso Gomez-Rejon. Film ini mengalami proses yang pelik karena sebelumnya Hugh Jackman dan Johnny Depp juga menarik diri sebelum digantikan oleh Will Smith.

Film ini bercerita mengenai eksekutif periklanan New York yang depresi setelah mengalami tragedi. Proses syuting tetap akan dimulai pada Oktober, jadi pastinya pengganti Mara akan segera diumumkan.


#12 Jamie Foxx Diincar Bermain dalam 'Baby Driver'

//screencrush.com

Jamie Foxx tengah berada dalam tahap negosiasi untuk bermain dalam film terbaru Edgar Wright yang berjudul Baby Driver. Foxx akan bermain sebagai bos mafia yang memaksa sang Baby Driver (Ansel Elgort) untuk bekerja dengannya. Lily James (Cinderella) ikut bermain sebagai pacar Elgort.

Film ini terinspirasi dari video musik "Blue Song" yang disutradarai oleh Wright untuk band Mint Royale.


#13 'Jeepers Creepers 3' Sedang Dibuat

//bloody-disgusting.com

Jeepers Creepers 3 direncanakan akan dibuat dengan proses produksi yang dimulai awal tahun depan, sebagaimana diumumkan oleh Myriad Pictures dalam Toronto Film Festival. Penulis dan sutradara Victor Salva akan kembali bersama dengan Jonathan Breck yang memerankan Creeper dan Brandon Smith yang bermain sebagai Sersan Davis Tubbs.

Jeepers Creepers bercerita mengenai makhluk mistis kuno yang disebut dengan "the Creeper" yang memburu manusia selama 23 hari setiap musim semi ke-23.


#14 Film Spielberg 'Ready Player One' Dapatkan Pemeran Utama Wanita

//hypable.com

Diberitakan oleh THR, film terbaru Steven Spielberg, Ready Player One baru saja mendapatkan pemeran utama wanitanya yaitu Olivia Cooke (Me and Earl and the Dying Girl).

Film ini diangkat dari novel berjudul sama karya Ernest Cline, yang bercerita tentang Wade, seorang remaja yang mengikuti kontes virtual untuk memenangkan hadiah besar yang ditawarkan jaringan virtual raksasa bernama OASIS. Olivia Cooke akan bermain sebagai Ar3mis, avatar OASIS yang dimiliki oleh Samantha Cook.

Ready Player One direncanakan rilis pada 15 Desember 2017.


#15 Kecelakaan Pesawat Saat Syuting Film Tom Cruise Tewaskan Dua Orang

//cinemablend.com

Kecelakaan pesawat terjadi saat proses syuting film Tom Cruise, Mena yang menewaskan 2 orang dan melukai satu orang di Medellin, Colombia pada Jumat malam waktu setempat. Dua orang yang tewas tersebut adalah pilot Alan David Purwin dan Carlos Berl, sementara Jimmy Lee Garland mengalami luka berat dan dirawat di rumah sakit Medellin.

Purwin merupakan founder Helinet Technologies, yang merupakan penyedia layanan survei udara untuk kepentingan keamanan dan pemerintah, namun juga terlibat dalam beberapa pembuatan film seperti Transformers, Pearl Harbor, dan Pirates of the Caribbean.

Sekian berita film minggu ini. Sampai jumpa di episode 16 minggu depan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem