Wednesday, May 16, 2018

‘Zombieland 2’ Bidik Jadwal Rilis 2019, Pemain Lama Berpotensi Kembali

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ‘Zombieland 2’ Bidik Jadwal Rilis 2019, Pemain Lama Berpotensi Kembali
link : ‘Zombieland 2’ Bidik Jadwal Rilis 2019, Pemain Lama Berpotensi Kembali

Baca juga


Di tengah nasib ‘Zombieland 2’ yang tidak pasti, duo penulis skrip Paul Wernick dan Rhett Reese membuat kejutan.

Sekuel Zombieland diketahui telah dikembangkan bertahun-tahun sejak filmnya dirilis pada 2009 silam. Namun minimnya perkembangan signifikan di proyek produksi Sony Pictures ini membuat mayoritas pihak meragukan sekuel ini akan benar-benar dibuat. Di tengah nasib Zombieland 2 yang tidak pasti, duo penulis skrip Paul Wernick dan Rhett Reese membuat kejutan.

Melalui wawancaranya dengan Vulture, Wernick dan Reese yang kembali menulis skrip Zombieland 2 mengakui, mereka berharap sekuel ini dapat syuting awal 2019 dan dirilis Oktober 2019. Selain itu, Wernick dan Reese juga ingin pemain film pertama kembali tampil, sebut saja Woody Harrelson, Jesse Eisenberg, Emma Stone dan Abigail Breslin. Wernick dan Reese juga menyebut, perilisan Zombieland 2 pada Oktober 2019 menjadi momen tepat untuk memperingati 10 tahun eksistensi film pertamanya yang juga tayang bulan Oktober.

FYI, di tahun 2017 lalu, Wernick dan Reese pernah mengungkapkan mereka terus mendorong studio agar segera memproduksi Zombieland 2. Usaha ini tampaknya mulai membuahkan hasil jika mengacu pada pernyataan kedua penulis terkait jadwal syuting dan rilis Zombieland 2. Kini yang menjadi kendala, adalah bagaimana Zombieland 2 akan kembali memboyong Eisenberg dan Stone, lantaran jadwal mereka yang tergolong padat sejak menjadi bintang papan atas. Adapun Ruben Fleischer yang baru saja menggarap film Venom, belum diketahui apakah ia akan kembali menyutradarai Zombieland 2.

Bersetting di dunia post-apocalyptic, Zombieland mengisahkan petualangan mahasiswa geeky di tengah wabah zombie, sebelum ia bertemu tiga orang asing dan melakukan perjalanan panjang mengarungi Amerika untuk menemukan tempat yang aman dari zombie. Dengan budget $23 juta, film berating R ini sukses meraup $102 juta dan menuai banyak pujian berkat humornya yang renyah serta pendekatan yang fresh untuk film bergenre zombie.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Di tengah nasib ‘Zombieland 2’ yang tidak pasti, duo penulis skrip Paul Wernick dan Rhett Reese membuat kejutan.

Sekuel Zombieland diketahui telah dikembangkan bertahun-tahun sejak filmnya dirilis pada 2009 silam. Namun minimnya perkembangan signifikan di proyek produksi Sony Pictures ini membuat mayoritas pihak meragukan sekuel ini akan benar-benar dibuat. Di tengah nasib Zombieland 2 yang tidak pasti, duo penulis skrip Paul Wernick dan Rhett Reese membuat kejutan.

Melalui wawancaranya dengan Vulture, Wernick dan Reese yang kembali menulis skrip Zombieland 2 mengakui, mereka berharap sekuel ini dapat syuting awal 2019 dan dirilis Oktober 2019. Selain itu, Wernick dan Reese juga ingin pemain film pertama kembali tampil, sebut saja Woody Harrelson, Jesse Eisenberg, Emma Stone dan Abigail Breslin. Wernick dan Reese juga menyebut, perilisan Zombieland 2 pada Oktober 2019 menjadi momen tepat untuk memperingati 10 tahun eksistensi film pertamanya yang juga tayang bulan Oktober.

FYI, di tahun 2017 lalu, Wernick dan Reese pernah mengungkapkan mereka terus mendorong studio agar segera memproduksi Zombieland 2. Usaha ini tampaknya mulai membuahkan hasil jika mengacu pada pernyataan kedua penulis terkait jadwal syuting dan rilis Zombieland 2. Kini yang menjadi kendala, adalah bagaimana Zombieland 2 akan kembali memboyong Eisenberg dan Stone, lantaran jadwal mereka yang tergolong padat sejak menjadi bintang papan atas. Adapun Ruben Fleischer yang baru saja menggarap film Venom, belum diketahui apakah ia akan kembali menyutradarai Zombieland 2.

Bersetting di dunia post-apocalyptic, Zombieland mengisahkan petualangan mahasiswa geeky di tengah wabah zombie, sebelum ia bertemu tiga orang asing dan melakukan perjalanan panjang mengarungi Amerika untuk menemukan tempat yang aman dari zombie. Dengan budget $23 juta, film berating R ini sukses meraup $102 juta dan menuai banyak pujian berkat humornya yang renyah serta pendekatan yang fresh untuk film bergenre zombie.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Trailer Terbaru 'Mission: Impossible – Fallout'

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Poster, Artikel Trailer, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Trailer Terbaru 'Mission: Impossible – Fallout'
link : Trailer Terbaru 'Mission: Impossible – Fallout'

Baca juga


Tom Cruise mengalami kecelakaan motor dan terjun dari pesawat dalam trailer terbaru 'Mission: Impossible – Fallout'.

Sebenarnya menakjubkan juga mendapati bagaimana Mission: Impossible bertahan hingga film kelima dan masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Di jaman now, fenomena seperti ini lazimnya hanya terjadi pada film-film superhero. Agaknya tak ada yang bisa mengalahkan pencapaian Tom Cruise (dan stunt-nya yang gila). Film mana coba yang bisa bertahan hanya dengan modal nama dan stunt belaka? — oh, iya ada Vin Diesel (dan stunt mobilnya yang gila).

Tahun ini Mission: Impossible akan memasuki film keenam. Sesuai judulnya Mission: Impossible – Fallout, film ini kabarnya akan menjadi perjalanan emosional bagi karakter Ethan Hunt (Cruise). Penjahat dari film sebelumnya, Sean Harris bilang bahwa "tak ada kedamaian sebelum mengalami penderitaan". Jika dilihat dari trailer, ia sepertinya benar-benar membuat Ethan terpojok.

Ceritanya mengenai... siapa peduli. Yang jelas, dari trailernya kita akan melihat Cruise mengalami tabrakan motor, tabrakan mobil, meloncati gedung, jatuh dari tebing, dan terjun dari pesawat. Tidak dalam waktu yang bersamaan tentu saja, walau saya berharap seperti itu. Untuk adegan terakhir, Cruise mengklaim bahwa ia butuh persiapan selama setahun untuk melakukannya. Wow.

Bersama pemain lama yang kembali ikut bergabung seperti Rebecca Ferguson, Alec Baldwin, Ving Rhames, dan Simon Pegg, ada Angela Bassett, Vanessa Kirby, dan Sian Brooke. Ooh, dan setelah berkenalan dengan kumis Henry Cavill yang fenomenal itu dalam trailer yang lalu, kali ini kita bisa menyaksikan sang Superman beradu jotos dengan Tom Cruise.

Kembali disutradarai oleh Christopher McQuarrie, Mission: Impossible – Fallout direncakan rilis pada 27 Juli. Berikut trailernya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem


Tom Cruise mengalami kecelakaan motor dan terjun dari pesawat dalam trailer terbaru 'Mission: Impossible – Fallout'.

Sebenarnya menakjubkan juga mendapati bagaimana Mission: Impossible bertahan hingga film kelima dan masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Di jaman now, fenomena seperti ini lazimnya hanya terjadi pada film-film superhero. Agaknya tak ada yang bisa mengalahkan pencapaian Tom Cruise (dan stunt-nya yang gila). Film mana coba yang bisa bertahan hanya dengan modal nama dan stunt belaka? — oh, iya ada Vin Diesel (dan stunt mobilnya yang gila).

Tahun ini Mission: Impossible akan memasuki film keenam. Sesuai judulnya Mission: Impossible – Fallout, film ini kabarnya akan menjadi perjalanan emosional bagi karakter Ethan Hunt (Cruise). Penjahat dari film sebelumnya, Sean Harris bilang bahwa "tak ada kedamaian sebelum mengalami penderitaan". Jika dilihat dari trailer, ia sepertinya benar-benar membuat Ethan terpojok.

Ceritanya mengenai... siapa peduli. Yang jelas, dari trailernya kita akan melihat Cruise mengalami tabrakan motor, tabrakan mobil, meloncati gedung, jatuh dari tebing, dan terjun dari pesawat. Tidak dalam waktu yang bersamaan tentu saja, walau saya berharap seperti itu. Untuk adegan terakhir, Cruise mengklaim bahwa ia butuh persiapan selama setahun untuk melakukannya. Wow.

Bersama pemain lama yang kembali ikut bergabung seperti Rebecca Ferguson, Alec Baldwin, Ving Rhames, dan Simon Pegg, ada Angela Bassett, Vanessa Kirby, dan Sian Brooke. Ooh, dan setelah berkenalan dengan kumis Henry Cavill yang fenomenal itu dalam trailer yang lalu, kali ini kita bisa menyaksikan sang Superman beradu jotos dengan Tom Cruise.

Kembali disutradarai oleh Christopher McQuarrie, Mission: Impossible – Fallout direncakan rilis pada 27 Juli. Berikut trailernya. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem


Tuesday, May 15, 2018

Review Film: 'Deadpool 2' (2018)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Aksi, Artikel Komedi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Deadpool 2' (2018)
link : Review Film: 'Deadpool 2' (2018)

Baca juga


Deadpool tak peduli apakah itu sesuatu yang kecil atau besar, atau apakah bakal kena bagi penonton atau tidak. He just delivers.

“Well, that's just lazy writing.”
— Deadpool
Rating UP:
F**k #ThanosDemandsYourSilence!

Oke, Deadpool memang tak bilang, tapi ini terdengar seperti sesuatu yang akan diucapkannya lewat film Deadpool 2. Film ini punya spoiler yang lebih gurih, bahkan teman anda yang maniak Deadpool dan telah menonton semua materi promo atau membaca komiknya kemungkinan besar takkan menduganya. Yah, kecuali kalau mereka sepupuan sama Ryan Reynolds.

Jika dibandingkan, spoiler dalam Avengers: Infinity War hanyalah sedotan ale-ale belaka. Dan Deadpool selow abis, tak menanggapinya dengan berlebihan. Attitude ini saja sudah bisa mengantarkannya kemana pun. Deadpool tak peduli apakah itu sesuatu yang kecil atau besar, atau apakah bakal kena bagi penonton atau tidak. He just delivers.


Seperti kebanyakan sekuel, film ini menaikkan dosis dari apa saja yang membuat film pertamanya sukses: lebih banyak lelucon meta, lebih banyak aksi brutal, lebih royal dengan bujet dan efek spesial, serta lebih banyak manusia berkekuatan super. Di beberapa kesempatan, ini memberatkan filmnya, tak seperti film pertamanya yang ramping. But, Deadpool just delivers.

Dalam adegan pembuka yang menjanjikan film yang lebih superior, Deadpool langsung memamerkan keahliannya, yaitu memotong anggota tubuh dan meledek superhero lain. Agaknya keseharian Deadpool/Wade Wilson (Reynolds) berlangsung di waktu yang sama dengan kita; ia tahu bahwa Logan ikut-ikutan meniru rating "R/Dewasa" atau perolehan box office film pertamanya yang cuma bisa dikalahkan oleh Yesus. Namun, ia sekarang sedang stres dan berniat menyusul Wolverine ke alam baka. Untung buat kita tapi masalah bagi Wade, ia tak bisa mati. Apa gerangan yang membawanya ke lembah suicidal tersebut?

Itu adalah satu dari beberapa set-up yang harus dipakai Deadpool 2 untuk memperoleh momentum dalam bercerita. Awal film agak belibet. Wade kemudian dibawa Colossus (Stefan Kapicic) ke sekolah Profesor Xavier alias markas X-Men. Misi pertamanya (sebagai trainee, ingat itu!) adalah menangani bocah mutan, Russell (Julian Dennison) yang sedang dongkol. Singkat cerita, Wade bikin masalah dan keduanya disetrap.

Lalu datanglah Cable (Josh Brolin) dari masa depan. Mutan setengah robot yang ini cuma punya satu misi, yakni melenyapkan Russell.

Oleh karena itu, Wade membentuk tim demi menyelamatkan Russell dan mengatasi Cable. Nama timnya adalah X-Force, beda dengan X-Men yang seksis karena khusus untuk "men"/pria. Anggotanya antara lain: Bedlam (Terry Crews) si pengendali medan magnet, Shatterstar (Lewis Tan) penguasa gelombang listrik, Zeitgeist (Bill Skarsgard) yang bisa memuntahkan ludah korosif, dan Vanisher ( ;) ) yang kemampuannya sesuai dengan namanya.

Namun yang terbaik adalah Domino (Zazie Beetz), yang mengklaim bahwa kekuatan supernya adalah keberuntungan. "Keberuntungan gak sinematis kalo dipamerkan dalam film," protes Deadpool, tak tahu bahwa Domino baru saja menghajar beberapa orang dan selamat dari beberapa adegan maut hanya dengan modal keberuntungan saja.

Sebentar. Coret paragraf tadi, karena kita juga punya Peter (Rob Delaney), pria paruh baya dengan kumis tebal, yang kekuatan supernya tak lebih hebat dibanding oom-oom yang suka menelpon dengan berisik saat menonton bersama anda.

Yah, begitulah Deadpool. Macam-macam kekuatan super bisa menjadi lelucon. Ada lelucon kilat yang menyengat dalam sekali lempar, dan ada pula lelucon panjang yang dibangun lewat cerita. Yang terakhir tentu saja lebih pecah. Sebagian besarnya juga dielevasi dengan kehadiran berbagai macam cameo, termasuk bintang Hollywood yang tak anda duga, yang takkan saya ungkap disini. Anda akan tahu saat melihatnya.

Posisi sutradara sekarang diambil alih oleh David Leitch yang pernah menggarap John Wick dan Atomic Blonde. Tak seperti di dua film tersebut dimana setiap sekuens aksi diaksentuasi, adegan aksi dalam Deadpool terasa lebih melempem. Ia tak kurang sadis dari film sebelumnya, tapi ada semacam ketumpulan kala menyaksikan kekerasan komikal rutin yang terjadi disini. Meski begitu, ada satu sekuens aksi cukup sulit yang melibatkan banyak hal dan karakter bergerak dalam skala cukup besar yang ditangani dengan kompeten oleh Leitch.

Deadpool sempat bilang bahwa film ini adalah film keluarga. Meski saya tidak merekomendasikan untuk membawa semua anggota keluarga ke bioskop karena anda bakal bikin risih sendiri, tapi saya setuju dengan klaim tersebut. Di antara muncratan darah dan lelucon vulgar, film memberi ruang untuk drama, kebanyakan berasal dari Wade yang mencari makna hqq dari "family is where your heart is". Cheesy seperti kedengarannya. Tapi anda tahu Deadpool; ia siap mengedipkan matanya kapan saja dimana saja. Ia senang menunjuk sendiri lobang plotnya. Ada banyak poin yang menunjukkan penulisan skrip yang malas, dan film ini tetap menggunakannya.

Ryan Reynolds sekarang mendapat kredit sebagai salah satu penulis naskah, bersama Rhett Reese dan Paul Wernick. Sepertinya karena ia punya kontrol yang lebih besar dibanding film pertama. Tapi rasa-rasanya takkan ada yang menyalahkannya untuk itu, sebab Deadpool sudah menjadi kepribadian kedua bagi Reynolds. Barangkali mayoritas celutukan Deadpool berasal darinya. Ia terlihat nyaman dan ocehannya terdengar spontan. Di titik ini, ia sudah tahu betul bagaimana Deadpool itu, dan he just delivers.

Saya lumayan kaget melihat melihat bagaimana dunia Deadpool sudah banyak berubah dari yang saya ingat. Ia sekarang begitu dekat dengan X-Men. Tak ada lagi keraguan akan posisi Deadpool dalam semesta X-Men. Masyarakat awam sudah banyak tahu soal mutan, bahkan ada penjara khusus buat mutan. Anda tahu perubahan ini bermakna apa; betul, franchise-building. Ah, lagi-lagi trik korporasi. Namun di lain sisi, Deadpool justru terlihat seperti sedang menyelamatkan franchise induknya itu.

Ya, Deadpool barangkali memang bisa membuat apa saja menjadi mungkin. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Deadpool 2

119 menit
Dewasa
David Leitch
Rhett Reese, Paul Wernick, Ryan Reynolds (cerita), Fabien Nicieza, Rob Liefeld (komik)
Simon Kinberg, Ryan Reynolds, Lauren Shuler Donner
Jonathan Sela
Tyler Bates

Deadpool tak peduli apakah itu sesuatu yang kecil atau besar, atau apakah bakal kena bagi penonton atau tidak. He just delivers.

“Well, that's just lazy writing.”
— Deadpool
Rating UP:
F**k #ThanosDemandsYourSilence!

Oke, Deadpool memang tak bilang, tapi ini terdengar seperti sesuatu yang akan diucapkannya lewat film Deadpool 2. Film ini punya spoiler yang lebih gurih, bahkan teman anda yang maniak Deadpool dan telah menonton semua materi promo atau membaca komiknya kemungkinan besar takkan menduganya. Yah, kecuali kalau mereka sepupuan sama Ryan Reynolds.

Jika dibandingkan, spoiler dalam Avengers: Infinity War hanyalah sedotan ale-ale belaka. Dan Deadpool selow abis, tak menanggapinya dengan berlebihan. Attitude ini saja sudah bisa mengantarkannya kemana pun. Deadpool tak peduli apakah itu sesuatu yang kecil atau besar, atau apakah bakal kena bagi penonton atau tidak. He just delivers.


Seperti kebanyakan sekuel, film ini menaikkan dosis dari apa saja yang membuat film pertamanya sukses: lebih banyak lelucon meta, lebih banyak aksi brutal, lebih royal dengan bujet dan efek spesial, serta lebih banyak manusia berkekuatan super. Di beberapa kesempatan, ini memberatkan filmnya, tak seperti film pertamanya yang ramping. But, Deadpool just delivers.

Dalam adegan pembuka yang menjanjikan film yang lebih superior, Deadpool langsung memamerkan keahliannya, yaitu memotong anggota tubuh dan meledek superhero lain. Agaknya keseharian Deadpool/Wade Wilson (Reynolds) berlangsung di waktu yang sama dengan kita; ia tahu bahwa Logan ikut-ikutan meniru rating "R/Dewasa" atau perolehan box office film pertamanya yang cuma bisa dikalahkan oleh Yesus. Namun, ia sekarang sedang stres dan berniat menyusul Wolverine ke alam baka. Untung buat kita tapi masalah bagi Wade, ia tak bisa mati. Apa gerangan yang membawanya ke lembah suicidal tersebut?

Itu adalah satu dari beberapa set-up yang harus dipakai Deadpool 2 untuk memperoleh momentum dalam bercerita. Awal film agak belibet. Wade kemudian dibawa Colossus (Stefan Kapicic) ke sekolah Profesor Xavier alias markas X-Men. Misi pertamanya (sebagai trainee, ingat itu!) adalah menangani bocah mutan, Russell (Julian Dennison) yang sedang dongkol. Singkat cerita, Wade bikin masalah dan keduanya disetrap.

Lalu datanglah Cable (Josh Brolin) dari masa depan. Mutan setengah robot yang ini cuma punya satu misi, yakni melenyapkan Russell.

Oleh karena itu, Wade membentuk tim demi menyelamatkan Russell dan mengatasi Cable. Nama timnya adalah X-Force, beda dengan X-Men yang seksis karena khusus untuk "men"/pria. Anggotanya antara lain: Bedlam (Terry Crews) si pengendali medan magnet, Shatterstar (Lewis Tan) penguasa gelombang listrik, Zeitgeist (Bill Skarsgard) yang bisa memuntahkan ludah korosif, dan Vanisher ( ;) ) yang kemampuannya sesuai dengan namanya.

Namun yang terbaik adalah Domino (Zazie Beetz), yang mengklaim bahwa kekuatan supernya adalah keberuntungan. "Keberuntungan gak sinematis kalo dipamerkan dalam film," protes Deadpool, tak tahu bahwa Domino baru saja menghajar beberapa orang dan selamat dari beberapa adegan maut hanya dengan modal keberuntungan saja.

Sebentar. Coret paragraf tadi, karena kita juga punya Peter (Rob Delaney), pria paruh baya dengan kumis tebal, yang kekuatan supernya tak lebih hebat dibanding oom-oom yang suka menelpon dengan berisik saat menonton bersama anda.

Yah, begitulah Deadpool. Macam-macam kekuatan super bisa menjadi lelucon. Ada lelucon kilat yang menyengat dalam sekali lempar, dan ada pula lelucon panjang yang dibangun lewat cerita. Yang terakhir tentu saja lebih pecah. Sebagian besarnya juga dielevasi dengan kehadiran berbagai macam cameo, termasuk bintang Hollywood yang tak anda duga, yang takkan saya ungkap disini. Anda akan tahu saat melihatnya.

Posisi sutradara sekarang diambil alih oleh David Leitch yang pernah menggarap John Wick dan Atomic Blonde. Tak seperti di dua film tersebut dimana setiap sekuens aksi diaksentuasi, adegan aksi dalam Deadpool terasa lebih melempem. Ia tak kurang sadis dari film sebelumnya, tapi ada semacam ketumpulan kala menyaksikan kekerasan komikal rutin yang terjadi disini. Meski begitu, ada satu sekuens aksi cukup sulit yang melibatkan banyak hal dan karakter bergerak dalam skala cukup besar yang ditangani dengan kompeten oleh Leitch.

Deadpool sempat bilang bahwa film ini adalah film keluarga. Meski saya tidak merekomendasikan untuk membawa semua anggota keluarga ke bioskop karena anda bakal bikin risih sendiri, tapi saya setuju dengan klaim tersebut. Di antara muncratan darah dan lelucon vulgar, film memberi ruang untuk drama, kebanyakan berasal dari Wade yang mencari makna hqq dari "family is where your heart is". Cheesy seperti kedengarannya. Tapi anda tahu Deadpool; ia siap mengedipkan matanya kapan saja dimana saja. Ia senang menunjuk sendiri lobang plotnya. Ada banyak poin yang menunjukkan penulisan skrip yang malas, dan film ini tetap menggunakannya.

Ryan Reynolds sekarang mendapat kredit sebagai salah satu penulis naskah, bersama Rhett Reese dan Paul Wernick. Sepertinya karena ia punya kontrol yang lebih besar dibanding film pertama. Tapi rasa-rasanya takkan ada yang menyalahkannya untuk itu, sebab Deadpool sudah menjadi kepribadian kedua bagi Reynolds. Barangkali mayoritas celutukan Deadpool berasal darinya. Ia terlihat nyaman dan ocehannya terdengar spontan. Di titik ini, ia sudah tahu betul bagaimana Deadpool itu, dan he just delivers.

Saya lumayan kaget melihat melihat bagaimana dunia Deadpool sudah banyak berubah dari yang saya ingat. Ia sekarang begitu dekat dengan X-Men. Tak ada lagi keraguan akan posisi Deadpool dalam semesta X-Men. Masyarakat awam sudah banyak tahu soal mutan, bahkan ada penjara khusus buat mutan. Anda tahu perubahan ini bermakna apa; betul, franchise-building. Ah, lagi-lagi trik korporasi. Namun di lain sisi, Deadpool justru terlihat seperti sedang menyelamatkan franchise induknya itu.

Ya, Deadpool barangkali memang bisa membuat apa saja menjadi mungkin. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Deadpool 2

119 menit
Dewasa
David Leitch
Rhett Reese, Paul Wernick, Ryan Reynolds (cerita), Fabien Nicieza, Rob Liefeld (komik)
Simon Kinberg, Ryan Reynolds, Lauren Shuler Donner
Jonathan Sela
Tyler Bates

Marvel Rekrut Penulis Untuk Film ‘The Eternals’

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Marvel Rekrut Penulis Untuk Film ‘The Eternals’
link : Marvel Rekrut Penulis Untuk Film ‘The Eternals’

Baca juga


Dari sekian proyek film yang disiapkan untuk Phase 4, ‘The Eternals’ menjadi satu judul yang menjadi prioritas Marvel. Hal ini terbukti dengan kabar bahwa studio baru saja merekrut penulis skrip.

Di saat para penikmat film superhero masih dibuat tercengang oleh Avengers: Infinity War dan semakin penasaran dengan cerita Avengers 4, Marvel Studios tampaknya sudah mulai menata Phase 4 yang akan dimulai pasca Avengers 4.

Dari sekian proyek film yang disiapkan untuk Phase 4, The Eternals menjadi satu judul yang menjadi prioritas studio saat ini. Hal ini terbukti dengan kabar yang dilansir THR, bahwa Marvel baru saja merekrut Matthew Firpo dan Ryan Firpo untuk menulis naskah film yang diadaptasi dari komik The Eternals karangan Jack Kirby. Duo penulis Firpo sendiri dikenal lewat skrip berjudul Ruin yang masuk dalam daftar skrip potensial Black List 2017.

Dalam komiknya, karakter The Eternals sendiri diciptakan alien bernama Celestials sebagai evolusi dari ras manusia. Awalnya The Eternals diciptakan untuk menjaga Bumi, dan mereka dibekali kekuatan khusus untuk mengendalikan energi yang terdapat di luar angkasa. Disamping evolusi genetik berupa kekuatan super, para karakter The Eternals juga berumur jauh lebih panjang daripada manusia biasa. Lebih dari itu, The Eternals juga berhubungan dengan Thanos, karena mereka bermarkas di Titan, yang notabene dunia asal Thanos.

Mengingat Thanos baru saja unjuk gigi di Avengers: Infinity War, tak mengejutkan bila kini Marvel berencana membuat film The Eternals. Apalagi di komiknya, Thanos adalah anggota paling dikenal dari kelompok The Eternals. Alhasil, penampilan Thanos di Infinity War bisa dibilang jadi langkah awal Marvel dalam mempersiapkan film The Eternals.

Untuk saat ini belum diketahui konsep cerita yang diusung The Eternals, selain kemungkinan filmnya akan bersetting di luar angkasa seperti Guardians of the Galaxy. Sebelumnya, Kevin Feige selaku pimpinan Marvel Studios sempat menyatakan, pihaknya saat ini sudah mulai aktif mendiskusikan sejumlah film yang siap diluncurkan untuk Phase 4, salah satunya adalah The Eternals. Belum lama ini studio juga mensinyalkan akan menghadirkan film Moon Knight dan Ms. Marvel, yang masih asing di telinga penonton awam layaknya The Eternals.

Sembari mengembangkan film-film untuk Phase 4, Marvel juga tengah fokus menggarap beberapa film terakhir Phase 3 yang siap dirilis. Diantaranya, Ant-Man and the Wasp (Juli 2018), Captain Marvel (Maret 2019) dan Avengers 4 (Mei 2019).

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Dari sekian proyek film yang disiapkan untuk Phase 4, ‘The Eternals’ menjadi satu judul yang menjadi prioritas Marvel. Hal ini terbukti dengan kabar bahwa studio baru saja merekrut penulis skrip.

Di saat para penikmat film superhero masih dibuat tercengang oleh Avengers: Infinity War dan semakin penasaran dengan cerita Avengers 4, Marvel Studios tampaknya sudah mulai menata Phase 4 yang akan dimulai pasca Avengers 4.

Dari sekian proyek film yang disiapkan untuk Phase 4, The Eternals menjadi satu judul yang menjadi prioritas studio saat ini. Hal ini terbukti dengan kabar yang dilansir THR, bahwa Marvel baru saja merekrut Matthew Firpo dan Ryan Firpo untuk menulis naskah film yang diadaptasi dari komik The Eternals karangan Jack Kirby. Duo penulis Firpo sendiri dikenal lewat skrip berjudul Ruin yang masuk dalam daftar skrip potensial Black List 2017.

Dalam komiknya, karakter The Eternals sendiri diciptakan alien bernama Celestials sebagai evolusi dari ras manusia. Awalnya The Eternals diciptakan untuk menjaga Bumi, dan mereka dibekali kekuatan khusus untuk mengendalikan energi yang terdapat di luar angkasa. Disamping evolusi genetik berupa kekuatan super, para karakter The Eternals juga berumur jauh lebih panjang daripada manusia biasa. Lebih dari itu, The Eternals juga berhubungan dengan Thanos, karena mereka bermarkas di Titan, yang notabene dunia asal Thanos.

Mengingat Thanos baru saja unjuk gigi di Avengers: Infinity War, tak mengejutkan bila kini Marvel berencana membuat film The Eternals. Apalagi di komiknya, Thanos adalah anggota paling dikenal dari kelompok The Eternals. Alhasil, penampilan Thanos di Infinity War bisa dibilang jadi langkah awal Marvel dalam mempersiapkan film The Eternals.

Untuk saat ini belum diketahui konsep cerita yang diusung The Eternals, selain kemungkinan filmnya akan bersetting di luar angkasa seperti Guardians of the Galaxy. Sebelumnya, Kevin Feige selaku pimpinan Marvel Studios sempat menyatakan, pihaknya saat ini sudah mulai aktif mendiskusikan sejumlah film yang siap diluncurkan untuk Phase 4, salah satunya adalah The Eternals. Belum lama ini studio juga mensinyalkan akan menghadirkan film Moon Knight dan Ms. Marvel, yang masih asing di telinga penonton awam layaknya The Eternals.

Sembari mengembangkan film-film untuk Phase 4, Marvel juga tengah fokus menggarap beberapa film terakhir Phase 3 yang siap dirilis. Diantaranya, Ant-Man and the Wasp (Juli 2018), Captain Marvel (Maret 2019) dan Avengers 4 (Mei 2019).

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Film ‘Sonic the Hedgehog’ Kemungkinan Diproduksi Pertengahan 2018

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Film ‘Sonic the Hedgehog’ Kemungkinan Diproduksi Pertengahan 2018
link : Film ‘Sonic the Hedgehog’ Kemungkinan Diproduksi Pertengahan 2018

Baca juga


Dengan diangkatnya game ‘Sonic the Hedgehog’ ke layar lebar, tinggal menunggu waktu kapan film yang menyoroti aksi landak biru super cepat ini diproduksi.

Dengan diangkatnya game Sonic the Hedgehog ke layar lebar, tinggal menunggu waktu kapan film yang menyoroti aksi landak biru super cepat ini diproduksi. Kini beredar kabar dari Production Weekly yang menyebut, film Sonic the Hedgehog akan mulai syuting 30 Juli nanti hingga 25 Oktober, dengan mengambil lokasi di Vancouver, Kanada.

Sayangnya, tak ada detail lebih lanjut yang bisa dipetik dari kabar jadwal syuting yang masih simpang siur ini, tak terkecuali plot cerita. Terakhir kali diketahui bahwa film Sonic the Hedgehog akan memadukan unsur live-action dan CGI. Selain itu, film produksi Paramount ini melibatkan sutradara Deadpool dan Terminator 6, Tim Miller, sebagai produser. Adapun Jeff Fowler yang akan memulai debut penyutradaraannya di film ini.

FYI, Fowler sendiri dikenal lewat Gopher Broke, film animasi pendek yang meraih nominasi Oscar pada 2005, dan kebetulan Gopher Broke juga diproduseri Miller. Fowler nantinya akan menggarap Sonic the Hedgehog berdasarkan naskah yang ditulis Pat Casey dan Josh Miller (duo kreator serial animasi Golan the Insatiable). Adapun sejumlah kru inti yang terlibat di Sonic the Hedgehog semasa dipegang Sony, masih akan turut membidani filmnya untuk Paramount.

Kendati jalan cerita Sonic the Hedgehog masih belum terungkap, kemungkinan besar film ini akan mengangkat daya tarik utama dari franchise game sukses milik Sega, yakni aksi sang landak biru Sonic yang berlari secepat kilat untuk melewati berbagai rintangan yang ada.

Rencananya Sonic the Hedgehog akan dirilis 15 November 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Dengan diangkatnya game ‘Sonic the Hedgehog’ ke layar lebar, tinggal menunggu waktu kapan film yang menyoroti aksi landak biru super cepat ini diproduksi.

Dengan diangkatnya game Sonic the Hedgehog ke layar lebar, tinggal menunggu waktu kapan film yang menyoroti aksi landak biru super cepat ini diproduksi. Kini beredar kabar dari Production Weekly yang menyebut, film Sonic the Hedgehog akan mulai syuting 30 Juli nanti hingga 25 Oktober, dengan mengambil lokasi di Vancouver, Kanada.

Sayangnya, tak ada detail lebih lanjut yang bisa dipetik dari kabar jadwal syuting yang masih simpang siur ini, tak terkecuali plot cerita. Terakhir kali diketahui bahwa film Sonic the Hedgehog akan memadukan unsur live-action dan CGI. Selain itu, film produksi Paramount ini melibatkan sutradara Deadpool dan Terminator 6, Tim Miller, sebagai produser. Adapun Jeff Fowler yang akan memulai debut penyutradaraannya di film ini.

FYI, Fowler sendiri dikenal lewat Gopher Broke, film animasi pendek yang meraih nominasi Oscar pada 2005, dan kebetulan Gopher Broke juga diproduseri Miller. Fowler nantinya akan menggarap Sonic the Hedgehog berdasarkan naskah yang ditulis Pat Casey dan Josh Miller (duo kreator serial animasi Golan the Insatiable). Adapun sejumlah kru inti yang terlibat di Sonic the Hedgehog semasa dipegang Sony, masih akan turut membidani filmnya untuk Paramount.

Kendati jalan cerita Sonic the Hedgehog masih belum terungkap, kemungkinan besar film ini akan mengangkat daya tarik utama dari franchise game sukses milik Sega, yakni aksi sang landak biru Sonic yang berlari secepat kilat untuk melewati berbagai rintangan yang ada.

Rencananya Sonic the Hedgehog akan dirilis 15 November 2019.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Monday, May 14, 2018

Box Office: 'Avengers: Infinity War' Jadi Film Superhero Terlaris Sepanjang Masa

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Box Office: 'Avengers: Infinity War' Jadi Film Superhero Terlaris Sepanjang Masa
link : Box Office: 'Avengers: Infinity War' Jadi Film Superhero Terlaris Sepanjang Masa

Baca juga


Dominasi global 'Avengers: Infinity War' terus berlanjut, selagi ia mencetak debut terbesar kedua sepanjang masa di Cina. Berikut rekap box office minggu ini.

Avengers: Infinity War resmi menjadi film superhero terlaris sepanjang masa. Total pendapatan globalnya sekarang sudah berada di angka $1,61 miliar, menyalip The Avengers dengan $1,52 juta. Di luar subgenre superhero sendiri, Infinity War merupakan film terlaris kelima sepanjang masa, membayangi Jurassic World ($1,67 miliar).

Pendapatan tersebut sebagian besar berasal dari Cina yang baru menayangkannya minggu lalu. Debutnya tak main-main: $199,3 juta, yang merupakan debut terbesar kedua sepanjang masa disana setelah Furious 8. Dengan debut itu, total pendapatan Infinity War di luar Amerika untuk minggu ini saja mencapai $343,6 juta.

Meski begitu, lain cerita dengan box office Amerika. Infinity War memang termasuk hit besar bagi Marvel. Ia juga masih kokoh bercokol sebagai jawara box office di minggu ketiganya dengan pendapatan $62,1 juta. Namun film ini tak setangguh Black Panther, yang ngomong-ngomong merupakan film superhero terlaris sepanjang masa di Amerika. Total pendapatan Infinity War "baru" $548,1 juta, jauh tertinggal dari Black Panther ($696,3 juta).

Apakah Infinity War bakal bisa melewatinya? Sepertinya tidak, sebab Deadpool 2 siap menyerbu bioskop minggu ini dan diprediksi akan mengancam dominasi Thanos, baik di Amerika maupun di pasar internasional.

Berhubung minggu ini adalah Hari Ibu Sedunia, ada dua film yang memanfaatkan momen tersebut. Keduanya berhasil memulai debut di bawah Infinity War. Mereka juga sama-sama diberi CinemaScore "B" oleh penonton. Yang pertama adalah film komedi Life of the Party yang dibintangi Melissa McCarthy. Dengan debut $17,9 juta, film ini berada di posisi kedua. Kendati demikian, debut ini merupakan salah satu yang terlemah sepanjang karir McCarthy, bahkan berada di bawah Tammy ($21,6 juta). Film ini juga dirilis berbarengan di 8 negara dengan perolehan $3,2 juta.

Dalam genre yang berbeda, kisah ibu yang menyelamatkan diri dan anak-anaknya dari penculikan Breaking In juga punya nasib yang berbeda. Di minggu pertamanya saja, ia sudah mampu mengumpulkan $17,6 juta, hampir tiga kali lipat dari bujetnya yang cuma $6 juta. Di pasar internasional, ada tambahan $1 juta dari 5 negara.

Overboard berada di posisi keempat dengan $9,9 juta dan total pendapatan $29,4 juta dari 2 minggu penayangan. Di luar Amerika, film ini baru tayang di Meksiko dengan debut $10,5 juta.Total pendapatan globalnya menjadi $39,9 juta.

Meski sudah tayang selama 6 minggu, A Quiet Place masih tampil kuat dengan penurunan yang hanya 16,8% saja dari minggu lalu. Tambahan $6,4 juta menggenapkan total pendapatan domestiknya ke angka $169,6 juta. Sementara secara global, ia sudah meraup $270 juta berkat tambahan $2,8 juta dari 55 negara minggu ini.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 11 Mei - 13 Mei 2018

1.

Avengers: Infinity War
Minggu ini $62,078,047
Total $548,090,150

2.

Life of the Party
Minggu ini $17,886,075
Total $17,886,075

3.

Breaking In
Minggu ini $17,630,285
Total $17,630,285

4.

Overboard
Minggu ini $9,864,415
Total $29,358,392

5.

A Quiet Place
Minggu ini $6,455,396
Total $169,608,030
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Avengers: Infinity War' Tercepat Capai $1 Miliar ■UP

Dominasi global 'Avengers: Infinity War' terus berlanjut, selagi ia mencetak debut terbesar kedua sepanjang masa di Cina. Berikut rekap box office minggu ini.

Avengers: Infinity War resmi menjadi film superhero terlaris sepanjang masa. Total pendapatan globalnya sekarang sudah berada di angka $1,61 miliar, menyalip The Avengers dengan $1,52 juta. Di luar subgenre superhero sendiri, Infinity War merupakan film terlaris kelima sepanjang masa, membayangi Jurassic World ($1,67 miliar).

Pendapatan tersebut sebagian besar berasal dari Cina yang baru menayangkannya minggu lalu. Debutnya tak main-main: $199,3 juta, yang merupakan debut terbesar kedua sepanjang masa disana setelah Furious 8. Dengan debut itu, total pendapatan Infinity War di luar Amerika untuk minggu ini saja mencapai $343,6 juta.

Meski begitu, lain cerita dengan box office Amerika. Infinity War memang termasuk hit besar bagi Marvel. Ia juga masih kokoh bercokol sebagai jawara box office di minggu ketiganya dengan pendapatan $62,1 juta. Namun film ini tak setangguh Black Panther, yang ngomong-ngomong merupakan film superhero terlaris sepanjang masa di Amerika. Total pendapatan Infinity War "baru" $548,1 juta, jauh tertinggal dari Black Panther ($696,3 juta).

Apakah Infinity War bakal bisa melewatinya? Sepertinya tidak, sebab Deadpool 2 siap menyerbu bioskop minggu ini dan diprediksi akan mengancam dominasi Thanos, baik di Amerika maupun di pasar internasional.

Berhubung minggu ini adalah Hari Ibu Sedunia, ada dua film yang memanfaatkan momen tersebut. Keduanya berhasil memulai debut di bawah Infinity War. Mereka juga sama-sama diberi CinemaScore "B" oleh penonton. Yang pertama adalah film komedi Life of the Party yang dibintangi Melissa McCarthy. Dengan debut $17,9 juta, film ini berada di posisi kedua. Kendati demikian, debut ini merupakan salah satu yang terlemah sepanjang karir McCarthy, bahkan berada di bawah Tammy ($21,6 juta). Film ini juga dirilis berbarengan di 8 negara dengan perolehan $3,2 juta.

Dalam genre yang berbeda, kisah ibu yang menyelamatkan diri dan anak-anaknya dari penculikan Breaking In juga punya nasib yang berbeda. Di minggu pertamanya saja, ia sudah mampu mengumpulkan $17,6 juta, hampir tiga kali lipat dari bujetnya yang cuma $6 juta. Di pasar internasional, ada tambahan $1 juta dari 5 negara.

Overboard berada di posisi keempat dengan $9,9 juta dan total pendapatan $29,4 juta dari 2 minggu penayangan. Di luar Amerika, film ini baru tayang di Meksiko dengan debut $10,5 juta.Total pendapatan globalnya menjadi $39,9 juta.

Meski sudah tayang selama 6 minggu, A Quiet Place masih tampil kuat dengan penurunan yang hanya 16,8% saja dari minggu lalu. Tambahan $6,4 juta menggenapkan total pendapatan domestiknya ke angka $169,6 juta. Sementara secara global, ia sudah meraup $270 juta berkat tambahan $2,8 juta dari 55 negara minggu ini.

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Weekend Box Office 11 Mei - 13 Mei 2018

1.

Avengers: Infinity War
Minggu ini $62,078,047
Total $548,090,150

2.

Life of the Party
Minggu ini $17,886,075
Total $17,886,075

3.

Breaking In
Minggu ini $17,630,285
Total $17,630,285

4.

Overboard
Minggu ini $9,864,415
Total $29,358,392

5.

A Quiet Place
Minggu ini $6,455,396
Total $169,608,030
Ulasan Weekend Box Office Minggu Sebelumnya: Box Office: 'Avengers: Infinity War' Tercepat Capai $1 Miliar ■UP

Review Film: 'Terminal' (2018)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Drama, Artikel Kriminal, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Terminal' (2018)
link : Review Film: 'Terminal' (2018)

Baca juga


Film ini adalah parade gaya dengan isi yang kosong.

“…to survive it, you need to be mad as a hatter. Which luckily, I am.”
— Annie
Rating UP:
Usai menonton Terminal saya lega. Lega karena ternyata film superstylish yang gaje ini akhirnya punya benang merah juga. Hampir sepanjang durasi saya mengkhawatirkan mau dibawa kemana film ini, waswas kalau-kalau baru saja menghabiskan waktu selama satu setengah jam lebih untuk hal yang faedahnya setara dengan menonton reality show Karma tapi ga seasyik itu untuk dibawa ketawa. Namun, semua terbayar juga di akhir lewat beberapa twist konyol yang sensasional.


Bukan berarti saya ingin bilang bahwa filmnya memuaskan. Memuaskan adalah sesuatu yang tak ada dalam kamus Terminal. Faktanya, film ini tak menawarkan sedikit pun emosi atau bahkan cerita. Tak ada karakter, mereka hanyalah karikatur. Tak ada plot, kita cuma bertugas menyambungkan titik-titik belaka. Film ini adalah parade gaya dengan isi yang kosong.

Jadi begitulah. Film dibuka dengan Margot Robbie yang berdandan menor yang sedang membuat pengakuan dosa kepada seorang "pendeta" sembari memantik rokok. Kita akan melihat Robbie lagi, sekarang sebagai pramusaji di sebuah restoran suram di daerah stasiun yang jauh lebih suram daripada minimarket manapun dalam The Walking Dead. Kalau dilihat-lihat, agaknya tak ada manusia lain disini selain beberapa karakter yang akan kita dan Robbie temui nanti.

Yang pertama adalah Bill (Simon Pegg), seorang guru yang tinggal menunggu ajal gara-gara sakit parah. Ia punya tendensi untuk bunuh diri; sempat ingin meloncat ke jalur kereta tapi tukang bersih-bersih bilang bahwa stasiun sudah tutup dan takkan ada kereta lagi malam itu. Ia lalu mampir di restoran Robbie. Ia memesan kopi, tapi karakter Robbie lebih suka menyemangatinya, bahkan memberi beberapa tips untuk bunuh diri. Tak serius sih karena gaya ngobrolnya main-main. Eh atau jangan-jangan serius?

Berikutnya adalah duo pembunuh bayaran, Vincent (Dexter Fletcher) dan asistennya, Alfred (Max Irons). Mereka sedang menunggu tugas berikutnya dari klien sembari saling membuat gusar satu sama lain: Alfred gusar karena mulut Vincent yang nyinyir, Vincent gusar terhadap pembawaan Alfred yang dungu, dan kita gusar melihat kenyinyiran dan kedunguan keduanya. Banter keduanya ini disajikan tanpa gaya atau dialog yang bermutu. Yang penting berisik.

Yang memberi mereka misi adalah Mr Franklin, figur kriminal yang misterius tapi punya reputasi mentereng. Mereka disuruh untuk menunggu di hotel selama berhari-hari sampai orang yang harus ditembak kepalanya muncul di hotel seberang jalan. Namun sebelum itu, keduanya istirahat sejenak di restoran karakter Robbie.

Dan semua peristiwa ini sepertinya disaksikan oleh seseorang yang misterius di ruang kontrol CCTV.

Tak perlu mencoba untuk mencerna hubungan antara semua narasi ini, karena semuanya berjalan secara terpisah. Entah yang mana yang duluan, tapi itu tak penting sih. Yang menjadi benang merahnya adalah karakter Robbie, yang ternyata ada hubungannya dengan Mr Franklin dan... tukang bersih-bersih! Yang terakhir bukan tukang bersih-bersih biasa, karena ia diperankan oleh ... wait for it... jangan kaget... Mike Myers! Hiatus lama dari dunia perfilman, sayang sekali sang Austin Powers kembali untuk film seperti ini.

Untuk Robbie sendiri, ia mendapat kesempatan untuk bersenang-senang dalam perannya sebagai pramusaji seksi, perawat seksi, sampai... penari striptis. Itu alasan yang lebih dari cukup untuk menampilkan mimik wajah menggoda dan melontarkan komen yang "menjurus". Cukup mengejutkan bagaimana semua orang tak menyadari bahwa wanita yang seseksi, semenggoda, sepercaya-diri, dan secerdik ini ternyata tak seperti yang diduga. Maksud saya, adjektiva setelah kombinasi sifat-sifat di atas tentu saja "mematikan" bukan?

Film ini ditulis dan digarap oleh sutradara debutan Vaugh Stein dengan menggunakan estetika ala novel grafis, mirip-miriplah seperti yang diterapkan pada Sin City. Filmnya memberikan nuansa yang teatrikal karena sebagian besar memang disyuting di area soundstage. Warna-warna dari lampu dan papan iklan neon, yang mungkin mayoritas dibuat dengan efek komputer, menyerang mata kita. Karakter kita bercakap-cakap dengan pembawaan dan materi dialog ala novel grafis yang kontemplatif. Semua tampak menyilaukan di permukaan, tapi film sama sekali tak punya apa-apa untuk mengikat kita. Hanya ketika film ini menuju akhir, saat ceritanya mulai mengambil bentuk yang jelas, perhatian saya mulai bangun.

Berapa lama kita bisa tahan mendengar dialog pretensius dalam sebuah film yang nonsens? Jawabannya: tak lama. Berapa lama film ini? Jawabannya: 90 menit. Atau dengan kata lain: sudah jauh melebihi batas "tak lama". ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Terminal

90 menit
Dewasa
Vaughn Stein
Vaughn Stein
David Barron, Molly Hassell, Arianne Fraser, Margot Robbie, Tom Ackerley, Josey McNamara, Sophia Kerr, Teun Hilte
Christopher Ross
Anthony Clarke, Rupert Gregson-Williams

Film ini adalah parade gaya dengan isi yang kosong.

“…to survive it, you need to be mad as a hatter. Which luckily, I am.”
— Annie
Rating UP:
Usai menonton Terminal saya lega. Lega karena ternyata film superstylish yang gaje ini akhirnya punya benang merah juga. Hampir sepanjang durasi saya mengkhawatirkan mau dibawa kemana film ini, waswas kalau-kalau baru saja menghabiskan waktu selama satu setengah jam lebih untuk hal yang faedahnya setara dengan menonton reality show Karma tapi ga seasyik itu untuk dibawa ketawa. Namun, semua terbayar juga di akhir lewat beberapa twist konyol yang sensasional.


Bukan berarti saya ingin bilang bahwa filmnya memuaskan. Memuaskan adalah sesuatu yang tak ada dalam kamus Terminal. Faktanya, film ini tak menawarkan sedikit pun emosi atau bahkan cerita. Tak ada karakter, mereka hanyalah karikatur. Tak ada plot, kita cuma bertugas menyambungkan titik-titik belaka. Film ini adalah parade gaya dengan isi yang kosong.

Jadi begitulah. Film dibuka dengan Margot Robbie yang berdandan menor yang sedang membuat pengakuan dosa kepada seorang "pendeta" sembari memantik rokok. Kita akan melihat Robbie lagi, sekarang sebagai pramusaji di sebuah restoran suram di daerah stasiun yang jauh lebih suram daripada minimarket manapun dalam The Walking Dead. Kalau dilihat-lihat, agaknya tak ada manusia lain disini selain beberapa karakter yang akan kita dan Robbie temui nanti.

Yang pertama adalah Bill (Simon Pegg), seorang guru yang tinggal menunggu ajal gara-gara sakit parah. Ia punya tendensi untuk bunuh diri; sempat ingin meloncat ke jalur kereta tapi tukang bersih-bersih bilang bahwa stasiun sudah tutup dan takkan ada kereta lagi malam itu. Ia lalu mampir di restoran Robbie. Ia memesan kopi, tapi karakter Robbie lebih suka menyemangatinya, bahkan memberi beberapa tips untuk bunuh diri. Tak serius sih karena gaya ngobrolnya main-main. Eh atau jangan-jangan serius?

Berikutnya adalah duo pembunuh bayaran, Vincent (Dexter Fletcher) dan asistennya, Alfred (Max Irons). Mereka sedang menunggu tugas berikutnya dari klien sembari saling membuat gusar satu sama lain: Alfred gusar karena mulut Vincent yang nyinyir, Vincent gusar terhadap pembawaan Alfred yang dungu, dan kita gusar melihat kenyinyiran dan kedunguan keduanya. Banter keduanya ini disajikan tanpa gaya atau dialog yang bermutu. Yang penting berisik.

Yang memberi mereka misi adalah Mr Franklin, figur kriminal yang misterius tapi punya reputasi mentereng. Mereka disuruh untuk menunggu di hotel selama berhari-hari sampai orang yang harus ditembak kepalanya muncul di hotel seberang jalan. Namun sebelum itu, keduanya istirahat sejenak di restoran karakter Robbie.

Dan semua peristiwa ini sepertinya disaksikan oleh seseorang yang misterius di ruang kontrol CCTV.

Tak perlu mencoba untuk mencerna hubungan antara semua narasi ini, karena semuanya berjalan secara terpisah. Entah yang mana yang duluan, tapi itu tak penting sih. Yang menjadi benang merahnya adalah karakter Robbie, yang ternyata ada hubungannya dengan Mr Franklin dan... tukang bersih-bersih! Yang terakhir bukan tukang bersih-bersih biasa, karena ia diperankan oleh ... wait for it... jangan kaget... Mike Myers! Hiatus lama dari dunia perfilman, sayang sekali sang Austin Powers kembali untuk film seperti ini.

Untuk Robbie sendiri, ia mendapat kesempatan untuk bersenang-senang dalam perannya sebagai pramusaji seksi, perawat seksi, sampai... penari striptis. Itu alasan yang lebih dari cukup untuk menampilkan mimik wajah menggoda dan melontarkan komen yang "menjurus". Cukup mengejutkan bagaimana semua orang tak menyadari bahwa wanita yang seseksi, semenggoda, sepercaya-diri, dan secerdik ini ternyata tak seperti yang diduga. Maksud saya, adjektiva setelah kombinasi sifat-sifat di atas tentu saja "mematikan" bukan?

Film ini ditulis dan digarap oleh sutradara debutan Vaugh Stein dengan menggunakan estetika ala novel grafis, mirip-miriplah seperti yang diterapkan pada Sin City. Filmnya memberikan nuansa yang teatrikal karena sebagian besar memang disyuting di area soundstage. Warna-warna dari lampu dan papan iklan neon, yang mungkin mayoritas dibuat dengan efek komputer, menyerang mata kita. Karakter kita bercakap-cakap dengan pembawaan dan materi dialog ala novel grafis yang kontemplatif. Semua tampak menyilaukan di permukaan, tapi film sama sekali tak punya apa-apa untuk mengikat kita. Hanya ketika film ini menuju akhir, saat ceritanya mulai mengambil bentuk yang jelas, perhatian saya mulai bangun.

Berapa lama kita bisa tahan mendengar dialog pretensius dalam sebuah film yang nonsens? Jawabannya: tak lama. Berapa lama film ini? Jawabannya: 90 menit. Atau dengan kata lain: sudah jauh melebihi batas "tak lama". ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Terminal

90 menit
Dewasa
Vaughn Stein
Vaughn Stein
David Barron, Molly Hassell, Arianne Fraser, Margot Robbie, Tom Ackerley, Josey McNamara, Sophia Kerr, Teun Hilte
Christopher Ross
Anthony Clarke, Rupert Gregson-Williams