Sunday, August 23, 2015

Polling: Pilih Film Favorit Anda

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Polling, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Polling: Pilih Film Favorit Anda
link : Polling: Pilih Film Favorit Anda

Baca juga


Mulai minggu ini, saya perkenalkan fitur FILM FAVORIT PILIHAN ANDA, dimana anda bisa memberi suara untuk film-film terbaru favorit anda. Happy voting!

Saya sangat suka membicarakan apapun mengenai film dan saya rasa sebagian besar dari anda penikmat film tentunya punya antusiasme yang sama. Dari banyaknya film-film yang dirilis selama seminggu, pastinya ada salah satu film yang menjadi favorit saya. Anda tentu punya pilihan tersendiri. Untuk itu, mulai hari ini saya berencana untuk membuat polling mengenai film-film terbaru yang menjadi favorit anda.

Tujuannya? Selain untuk melihat demografi film pilihan dari pembaca UlasanPilem, saya juga ingin agar fitur ini menjadi referensi film yang anda sarankan bagi saya khususnya, dan bagi para penonton lain umumnya. Mungkin ada beberapa film yang saya dan rekan-rekan lain lewatkan, namun dengan melihat rekomendasi dari anda, bisa saja menggerakkan hati para penikmat film lain untuk menonton film tersebut.

Anda bisa melakukan voting melalui fitur polling yang ada di sidebar blog ini, di bawah sidebar Box Office Minggu Ini. Polling ini akan ditutup setiap Kamis malam pukul 23.59 dan hasilnya akan saya usahakan rekap pada Jumat pagi. Anda bisa memilih hingga 3 pilihan.

Kenapa saya memilih Kamis malam? Ada berbagai pertimbangan. Biasanya film-film Hollywood rilis pada hari Rabu atau hari Jumat (tergantung prospek/daya jualnya bagi penonton) sementara film Indonesia tayang setiap hari Kamis. Oleh karena itu, saya memberi kesempatan setidaknya seminggu bagi film-film yang baru akan tayang pada hari Jumat.

Perlu diingat bahwa dalam voting ini, saya tidak memasukkan film-film yang tayang pada sneak preview, dikarenakan film tersebut hanya tayang pada waktu yang sangat terbatas. Saya baru akan memasukkannya saat filmnya tayang secara reguler.

Berbagai kritik dan saran bisa anda alamatkan ke akun twitter @ulasanpilem atau email ke raspati19@gmail.com

Oke, sekian pengantarnya. Happy voting!

Mulai minggu ini, saya perkenalkan fitur FILM FAVORIT PILIHAN ANDA, dimana anda bisa memberi suara untuk film-film terbaru favorit anda. Happy voting!

Saya sangat suka membicarakan apapun mengenai film dan saya rasa sebagian besar dari anda penikmat film tentunya punya antusiasme yang sama. Dari banyaknya film-film yang dirilis selama seminggu, pastinya ada salah satu film yang menjadi favorit saya. Anda tentu punya pilihan tersendiri. Untuk itu, mulai hari ini saya berencana untuk membuat polling mengenai film-film terbaru yang menjadi favorit anda.

Tujuannya? Selain untuk melihat demografi film pilihan dari pembaca UlasanPilem, saya juga ingin agar fitur ini menjadi referensi film yang anda sarankan bagi saya khususnya, dan bagi para penonton lain umumnya. Mungkin ada beberapa film yang saya dan rekan-rekan lain lewatkan, namun dengan melihat rekomendasi dari anda, bisa saja menggerakkan hati para penikmat film lain untuk menonton film tersebut.

Anda bisa melakukan voting melalui fitur polling yang ada di sidebar blog ini, di bawah sidebar Box Office Minggu Ini. Polling ini akan ditutup setiap Kamis malam pukul 23.59 dan hasilnya akan saya usahakan rekap pada Jumat pagi. Anda bisa memilih hingga 3 pilihan.

Kenapa saya memilih Kamis malam? Ada berbagai pertimbangan. Biasanya film-film Hollywood rilis pada hari Rabu atau hari Jumat (tergantung prospek/daya jualnya bagi penonton) sementara film Indonesia tayang setiap hari Kamis. Oleh karena itu, saya memberi kesempatan setidaknya seminggu bagi film-film yang baru akan tayang pada hari Jumat.

Perlu diingat bahwa dalam voting ini, saya tidak memasukkan film-film yang tayang pada sneak preview, dikarenakan film tersebut hanya tayang pada waktu yang sangat terbatas. Saya baru akan memasukkannya saat filmnya tayang secara reguler.

Berbagai kritik dan saran bisa anda alamatkan ke akun twitter @ulasanpilem atau email ke raspati19@gmail.com

Oke, sekian pengantarnya. Happy voting!

Saturday, August 22, 2015

Tontonan Minggu Ini #12

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Misc, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tontonan Minggu Ini #12
link : Tontonan Minggu Ini #12

Baca juga


Minggu ini saya menonton 'Inside Out', 'The Book of Life', 'The Gunman', 'Child 44', serta 'Daredevil' episode 9 dan 10. Apa tontonan anda?

Minggu yang cukup sibuk, saya bahkan tak sempat menonton satupun dari 3 film baru yang tayang pada sneak preview. FYI, diantaranya ada Paper Towns, The Man from U.N.C.LE., dan Sinister 2. Namun minggu ini saya masih bisa menonton 4 film: Inside Out, The Book of Life, The Gunman, dan Child 44.

Inside Out -- Pixar kembali lagi dengan animasi yang tak hanya imajinatif tapi juga menyentuh. Meski belum selevel WALL-E, saya rasa Inside Out akan mengobati kekangenan anda pada animasi berkualitas dari Pixar, setelah beberapa sekuel dan judul yang "begitulah". Anda bisa membaca review dari saya disini.

The Book of Life -- Tahun lalu, saya terlewat menonton salah satu nominator animasi terbaik Oscar ini. Diproduseri oleh Guillermo del Toro, film ini mencoba mengangkat tema yang cukup berat dan mungkin bisa dibilang tak cocok bagi anak-anak, yaitu Dunia Kematian. Namun The Book of Life tetap menyajikan keceriaan dari tampilan visualnya yang khas. Desain karakter dan dunia yang sangat inventif sejak Corpse Bride-nya Tim Burton.

The Gunman -- Sean Penn mencoba menjadi Liam Neeson dalam kolaborasinya bersama sutradara Taken, Pierre Morel. Meski hasilnya tak jelek-jelek amat, namun Penn tampaknya tak sesukses Neeson me-rebranding karirnya sebagai bintang aksi paruh baya. Jika mau, anda bisa membaca review dari saya disini.

Child 44 -- Setelah menonton Bronson, Locke, dan Mad Max: Fury Road, sulit untuk menolak film apapun yang dibintangi Tom Hardy. Hmm, mungkin anda bisa melewatkan Child 44. Film yang berbelit-belit ini sebenarnya punya tata produksi yang bagus, namun sedikit sulit dicerna karena banyaknya subplot yang memberi kesan filmnya tak terlalu fokus. Anda bisa membaca review lengkap dari saya disini.

Daredevil season 1 episode 9 & episode 10 -- Belum ada judul serial baru yang menarik perhatian saya, jadi saya menonton 2 episode dari Daredevil. Matt harus berhadapan dengan lawan yang sepadan, Nobu yang merupakan seorang ninja. Pertarungan hidup mati ini menyebabkan Matt terluka parah dan identisnya ketahuan oleh Foggy. Sementara itu, Fisk memplotkan sebuah rencana mengerikan yang dikamuflase sebagai acara gala diner.

Nah, itulah tontonan saya minggu ini. Apa tontonan anda? Silakan masukkan ke kolom komentar dan akan saya baca dengan senang hati. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Minggu ini saya menonton 'Inside Out', 'The Book of Life', 'The Gunman', 'Child 44', serta 'Daredevil' episode 9 dan 10. Apa tontonan anda?

Minggu yang cukup sibuk, saya bahkan tak sempat menonton satupun dari 3 film baru yang tayang pada sneak preview. FYI, diantaranya ada Paper Towns, The Man from U.N.C.LE., dan Sinister 2. Namun minggu ini saya masih bisa menonton 4 film: Inside Out, The Book of Life, The Gunman, dan Child 44.

Inside Out -- Pixar kembali lagi dengan animasi yang tak hanya imajinatif tapi juga menyentuh. Meski belum selevel WALL-E, saya rasa Inside Out akan mengobati kekangenan anda pada animasi berkualitas dari Pixar, setelah beberapa sekuel dan judul yang "begitulah". Anda bisa membaca review dari saya disini.

The Book of Life -- Tahun lalu, saya terlewat menonton salah satu nominator animasi terbaik Oscar ini. Diproduseri oleh Guillermo del Toro, film ini mencoba mengangkat tema yang cukup berat dan mungkin bisa dibilang tak cocok bagi anak-anak, yaitu Dunia Kematian. Namun The Book of Life tetap menyajikan keceriaan dari tampilan visualnya yang khas. Desain karakter dan dunia yang sangat inventif sejak Corpse Bride-nya Tim Burton.

The Gunman -- Sean Penn mencoba menjadi Liam Neeson dalam kolaborasinya bersama sutradara Taken, Pierre Morel. Meski hasilnya tak jelek-jelek amat, namun Penn tampaknya tak sesukses Neeson me-rebranding karirnya sebagai bintang aksi paruh baya. Jika mau, anda bisa membaca review dari saya disini.

Child 44 -- Setelah menonton Bronson, Locke, dan Mad Max: Fury Road, sulit untuk menolak film apapun yang dibintangi Tom Hardy. Hmm, mungkin anda bisa melewatkan Child 44. Film yang berbelit-belit ini sebenarnya punya tata produksi yang bagus, namun sedikit sulit dicerna karena banyaknya subplot yang memberi kesan filmnya tak terlalu fokus. Anda bisa membaca review lengkap dari saya disini.

Daredevil season 1 episode 9 & episode 10 -- Belum ada judul serial baru yang menarik perhatian saya, jadi saya menonton 2 episode dari Daredevil. Matt harus berhadapan dengan lawan yang sepadan, Nobu yang merupakan seorang ninja. Pertarungan hidup mati ini menyebabkan Matt terluka parah dan identisnya ketahuan oleh Foggy. Sementara itu, Fisk memplotkan sebuah rencana mengerikan yang dikamuflase sebagai acara gala diner.

Nah, itulah tontonan saya minggu ini. Apa tontonan anda? Silakan masukkan ke kolom komentar dan akan saya baca dengan senang hati. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Berita Film Minggu Ini #12

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Berita Film Minggu Ini #12
link : Berita Film Minggu Ini #12

Baca juga


Berita apa yang mungkin anda lewatkan minggu ini? Kompilasi berita film minggu ini diantaranya 'Star Wars: Episode XI', 'Ouija 2', animasi layar lebar 'Scooby Doo', adaptasi 'Jungle Cruise' dan masih banyak lagi.

Minggu ini ada 15 berita yang saya kompilasi. Berita terhangat mengenai sutradara Jurassic World yang akan beralih ke Star Wars: Episode XI. Menyusul daftar aktor termahal, kali ini Forbes merilis daftar aktris termahal tahun ini. Bisa anda tebak siapa? Sementara Disney tampaknya belum jera mengangkat atraksi taman bermainnya ke layar lebar. Kali ini Jungle Cruise dengan bintang utama Dwayne "The Rock" Johnson. Ada juga berita mengenai 2 film Indonesia.

Berikut kompilasi berita film minggu ini:

#01 Colin Trevorrow Sutradarai 'Star Wars: Episode IX'

//liputan6.com

Kesuksesan masif Jurassic World yang ditangani oleh Colin Tevorrow ternyata menarik perhatian Lucasfilm. Dalam acara D23, Disney dan Lucasfilm mengumumkan bahwa Trevorrow didapuk sebagai sutradara Star Wars: Episode IX yang direncanakan rilis pada 2019.

Star Wars: Episode IX akan menutup trilogi ketiga Star Wars yang dimulai dari Star Wars Episode VII: The Force Awakens yang akan tayang 18 Desember mendatang. Sebagai informasi, Force Awakens disutradarai oleh J.J. Abrams (Star Trek) dan Episode VIII ditangani oleh Rian Johnson (Looper).


#02 'Ouija 2' akan Diarahkan oleh Sutradara 'Oculus'

//joblo.com

Tahun lalu, Ouija menjadi film horor yang lumayan sukses. Meski menurut saya tak spesial dan hanya mengandalkan gimmick, film ini meraup laba mencapai $100 juta di seluruh dunia dari bujet yang hanya sekitar $5 juta. Tak mengherankan jika kemudian Universal berniat membuat sekuelnya,

Berita terbaru dari THR menyebutkan bahwa kursi sutradara Ouija 2 akan beralih pada Mike Flanagan, sutradara Oculus, yang akan reuni kembali disini dengan bintang Oculus, Annalise Basso. Secara pribadi, saya merasa sedikit ironis melihat sutradara dari salah satu film horor yang saya suka akan beralih menyutradarai sekuel dari film horor yang saya benci. Yah, mudah-mudahan Flanagan bisa memberi angin segar.

Ouija 2 direncanakan tayang 21 Oktober 2016.


#03 Orlando Bloom Dipastikan Bermain dalam 'Pirates of the Caribbean 5'

//fanpop.com

Proses produksi Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales tengah berlangsung di Australia. Johnny Depp yang kembali memerankan karakter Jack Sparrow akan bermain bersama Javier Bardem, Kaya Scodelario, Geoffrey Rush, Brenton Twaites, dll.

Nah berita terbaru, salah satu karakter yang ikonik dari franchise ini akan tampil kembali. Orlando Bloom baru saja dikonfirmasi akan kembali memerankan Will Turner, meski porsi perannya belum terlalu jelas.

Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales direncanakan tayang pada 7 Juli 2017.


#04 Jennifer Lawrence menjadi Aktris Termahal Tahun Ini

//foxnews.com

Setelah sebelumnya merilis daftar aktor dengan bayaran tertinggi sedunia, kali ini Forbes merilis daftar aktris termahal. Sandra Bullock yang menjadi jawara tahun lalu disingkirkan oleh Jennifer Lawrence dengan $52 juta dan Scarlett Johansson di posisi kedua dengan $35,5 juta.

Berikut 10 besar aktris termahal tahun ini versi Forbes:

Jennifer Lawrence: $52,000,000
Scarlett Johansson: $35,500,000
Melissa McCarthy: $23,000,000
Bingbing Fan: $21,000,000
Jennifer Aniston: $16,500,000
Julia Roberts: $16,000,000
Angelina Jolie: $15,000,000
Reese Witherspoon: $15,000,000
Anne Hathaway: $12,000,000 Kristen Stewart: $12,000,000


#05 Buku 'Ngenest' Ernest Prakasa akan Difilmkan

//merdeka.com

Menyusul Raditya Dika, buku karya komika Ernest Prakasa yang berjudul Ngenest akan segera diangkat ke layar lebar. Berita ini disampaikan oleh Chand Parwez Servia dari Starvision dalam acara Jakarta ComicCon 2015.

Film ini akan mengangkat beberapa bagian dari 3 buku Ngenest yang kemudian digabungkan menjadi satu. Proses syuting direncanakan dimulai pada bulan September atau Oktober.


#06 Film Animasi Layar Lebar 'Scooby Doo' Segera Dibuat

//cinemablend.com

Kru Mystery Machine siap kembali memecahkan kasus-kasus misterius karena Warner Bros baru saja mengumumkan bahwa film layar lebar versi animasi dari Scooby Doo siap tayang pada 21 September 2018.

Charles Roven dan Richard Suckle (American Hustle, Scooby Doo, Scooby Doo 2: Mosters Unleashed) akan menjadi produser bersama Allison Abbate (The Iron Giant, Corpse Bride). Eksekutif WB, Greg Silverman menyatakan bahwa film ini akan memperkenalkan kembali salah satu bintang dari animasi populer Hanna Barbera ke skala yang lebih besar.


#07 Film Reboot 'Zorro' Ala 'Mad Max'?

//superherohype.com

Lantica Media dan Sobini Films akan membuat ulang film Zorro dengan judul Zorro Reborn. Film ini akan mengambil setting baru yaitu dunia post-apocalyptic, dengan timeline yang tak terlalu jauh di masa depan. Meski begitu, Reborn tetap takkan meninggalkan ide utama pahlawan berjubah dan bertopeng yang menyelamatkan penduduk dari tirani.

Proses syuting direncanakan dimulai pada Maret 2016.


#08 Rebecca Ferguson Bergabung dengan Emily Blunt dalam 'The Girl on the Train'

//indianexpress.com

Kesuksesan Mission: Impossible - Rogue Nation ikut melambungkan nama Rebecca Ferguson ke kancah perfilman Hollywood. Deadline melaporkan bahwa Ferguson baru saja mendapat peran dalam adaptasi dari novel laris The Girl on the Train karya Paula Hawkins.

Mendapat peran sebagai Anne, dia akan beradu akting bersama Emily Blunt. Film ini akan disutradarai oleh Tate Taylor (The Help, Get On Up).


#09 The Rock akan Bermain dalam Film Disney 'Jungle Cruise'

//screenrant.com

Disney akan melanjutkan proyek mereka mengangkat salah satu atraksi taman bermain Jungle Cruise ke layar lebar dengan Dwayne "The Rock" Johnson sebagai karakter utama. John Requa dan Glen Ficarra (Crazy Stupid Love, Focus) akan menulis skenarionya.

Semenjak kesuksesan Pirates of the Caribbean, Disney tampaknya berusaha keras untuk mengadaptasi berbagai macam atraksi taman bermain mereka. Ini akan menjadi taruhan lagi bagi Disney, sebab adaptasi yang teranyar, Tomorrowland tampil mengecewakan di box office.


#10 Christian Bale Reuni dengan Michael Mann dalam 'Ferrari'

//screenrant.com

Christian Bale akan reuni kembali dengan Michael Mann setelah Public Enemies pada 2009 lalu, yaitu dalam film yang diangkat dari biografi Brock Yates yang berjudul Enzo Ferrari: The Man, the Cras, the Races, the Machine.

Bale akan bermain sebagai karakter utama, Ferrari, seorang pembuat mobil Itali yang juga seorang pembalap. Dirumorkan bahwa film ini akan mengambil setting pada tahun 1954, saat tragedi sebuah mobil Ferrari yang menewaskan 9 orang.

Mann dan Bale. Terdengar seperti film yang high-profile. Mari berharap filmnya tak senasib dengan BlackHat.


#11 Ini Rekan Brad Pitt dalam 'War Machine'

//screenrant.com

War Machine, film terbaru Brad Pitt yang bertema satire mendapatkan beberapa aktor pendukung. Bersamaan dengan proses produksi yang dimulai bulan ini, diumumkan aktor lain yang juga akan bermain dalam film ini diantaranya Will Poulter, Topher Grace, Scoot McNairy, Emory Cohen, John Magaro, dan Anthony Michael Hall.

Film ini bercerita tentang jenderal bintang empat (Pitt) yang mempunyai reputasi dan track-record yang mematikan selama tugasnya di Afganistan. Disutradarai oleh David Michod (The Rover), film ini terinspirasi dari buku laris The Operators: The Wild and Terrifying Inside Story of America's War in Afganistan.

War Machine direncanakan rilis tahun depan di bioskop dan melalui kanal Netflix.


#12 Hugh Jackman Bermain sebagai 'Odyssey'?

//projectcasting.com

The Odyssey, salah satu puisi epik Yunani yang ditulis oleh Homer pada abad ke-8 sebelum Masehi, akan diangkat ke layar lebar oleh Lionsgate, dengan bintang utama Hugh Jackman yang saat ini tengah berada dalam tahap negosiasi. Film ini akan disutradarai oleh Francis Lawrence (Hunger Games) dan penulis skrip Peter Craig (Hunger Games).

The Odyssey bercerita tentang Odysseus dan perjalananya setelah kejatuhan Troy. Belum ada berita lebih lanjut. Namun jika benar Jackman bermain sebagai Odysseus, itu baru namanya epik.


#13 Warner Bros Adaptasi 'Dante's Inferno'

//destructoid.com

Senada dengan berita di atas, Warner Bros juga ingin mengangkat literatur klasik ke layar lebar. Deadline melaporkan bahwa studio ini akan mengadaptasi puisi epik dari Dante Alighieri pada abad 14 yang berjudul The Divine Comedy. Naskah akan ditulis oleh Dwain Worrell (Walking the Dead).

Puisi ini aslinya dibagi menjadi 3 bagian: Inferno, Purgatory, dan Paradiso. Dante menjadi tokoh utama dimana setelah kematian pasangannya, Beatrice, dirinya tersesat dan bertemu dengan pujangga bernama Virgil. Dalam Dante's Inferno, Virgil membimbing Dante melewati 9 siklus neraka dengan berbagai macam siksaannya.

Proyek ini bukanlah satu-satunya usaha untuk mengadaptasi Dante's Inferno, karena Universal juga tengah mengembangkannya bersama sutradara Fede Alvarez (Evil Dead).


#14 Penulis 'Thor: Ragnarok' Garap 'Master of the Universe'

//io9.com

Penulis naskah Thor: The Dark World dan Thor: Ragnarok, Christopher Yost akan menulis skenario untuk adaptasi film Master of the Universe dari Columbia Pictures.

Sebagai informasi, Master of the Universe awalnya merupakan merek populer mainan Mattel yang kemudian diadaptasi menjadi beberapa film animasi. Ceritanya mengenai Pangeran Adam, yang mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi He-Man, yang merupakan harapan terakhir bagi tanah Eternia yang dikuasai oleh Skeletor yang jahat.

Pada tahun 1987, Master of the Universe pernah diangkat ke layar lebar dengan bintang Dolph Lundgren.


#15 Marcelino Lefrandt akan Jadi Superhero Indonesia 'Volt'

//vemale.com

Dalam acara PopCon Asia 2015, Skylar Pictures resmi mengumumkan bahwa Marcelino Lefrandt akan menjadi pemeran utama film superhero adaptasi komik Indonesia, Volt. Film yang diangkat dari komik yang ditulis oleh Marcelino sendiri bersama Aswin Siregar ini, akan disutradarai oleh Anggy Umbara (Comic 8). Marcelino akan bermain bersama Tio Pakusadewo, Surya Saputra, Dennis Adhiswara, dan Agus Kuncoro.

Proses syuting direncanakan dimulai tahun depan.


Itulah berita film minggu ini. Sampai jumpa di episode 13 minggu depan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Berita apa yang mungkin anda lewatkan minggu ini? Kompilasi berita film minggu ini diantaranya 'Star Wars: Episode XI', 'Ouija 2', animasi layar lebar 'Scooby Doo', adaptasi 'Jungle Cruise' dan masih banyak lagi.

Minggu ini ada 15 berita yang saya kompilasi. Berita terhangat mengenai sutradara Jurassic World yang akan beralih ke Star Wars: Episode XI. Menyusul daftar aktor termahal, kali ini Forbes merilis daftar aktris termahal tahun ini. Bisa anda tebak siapa? Sementara Disney tampaknya belum jera mengangkat atraksi taman bermainnya ke layar lebar. Kali ini Jungle Cruise dengan bintang utama Dwayne "The Rock" Johnson. Ada juga berita mengenai 2 film Indonesia.

Berikut kompilasi berita film minggu ini:

#01 Colin Trevorrow Sutradarai 'Star Wars: Episode IX'

//liputan6.com

Kesuksesan masif Jurassic World yang ditangani oleh Colin Tevorrow ternyata menarik perhatian Lucasfilm. Dalam acara D23, Disney dan Lucasfilm mengumumkan bahwa Trevorrow didapuk sebagai sutradara Star Wars: Episode IX yang direncanakan rilis pada 2019.

Star Wars: Episode IX akan menutup trilogi ketiga Star Wars yang dimulai dari Star Wars Episode VII: The Force Awakens yang akan tayang 18 Desember mendatang. Sebagai informasi, Force Awakens disutradarai oleh J.J. Abrams (Star Trek) dan Episode VIII ditangani oleh Rian Johnson (Looper).


#02 'Ouija 2' akan Diarahkan oleh Sutradara 'Oculus'

//joblo.com

Tahun lalu, Ouija menjadi film horor yang lumayan sukses. Meski menurut saya tak spesial dan hanya mengandalkan gimmick, film ini meraup laba mencapai $100 juta di seluruh dunia dari bujet yang hanya sekitar $5 juta. Tak mengherankan jika kemudian Universal berniat membuat sekuelnya,

Berita terbaru dari THR menyebutkan bahwa kursi sutradara Ouija 2 akan beralih pada Mike Flanagan, sutradara Oculus, yang akan reuni kembali disini dengan bintang Oculus, Annalise Basso. Secara pribadi, saya merasa sedikit ironis melihat sutradara dari salah satu film horor yang saya suka akan beralih menyutradarai sekuel dari film horor yang saya benci. Yah, mudah-mudahan Flanagan bisa memberi angin segar.

Ouija 2 direncanakan tayang 21 Oktober 2016.


#03 Orlando Bloom Dipastikan Bermain dalam 'Pirates of the Caribbean 5'

//fanpop.com

Proses produksi Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales tengah berlangsung di Australia. Johnny Depp yang kembali memerankan karakter Jack Sparrow akan bermain bersama Javier Bardem, Kaya Scodelario, Geoffrey Rush, Brenton Twaites, dll.

Nah berita terbaru, salah satu karakter yang ikonik dari franchise ini akan tampil kembali. Orlando Bloom baru saja dikonfirmasi akan kembali memerankan Will Turner, meski porsi perannya belum terlalu jelas.

Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales direncanakan tayang pada 7 Juli 2017.


#04 Jennifer Lawrence menjadi Aktris Termahal Tahun Ini

//foxnews.com

Setelah sebelumnya merilis daftar aktor dengan bayaran tertinggi sedunia, kali ini Forbes merilis daftar aktris termahal. Sandra Bullock yang menjadi jawara tahun lalu disingkirkan oleh Jennifer Lawrence dengan $52 juta dan Scarlett Johansson di posisi kedua dengan $35,5 juta.

Berikut 10 besar aktris termahal tahun ini versi Forbes:

Jennifer Lawrence: $52,000,000
Scarlett Johansson: $35,500,000
Melissa McCarthy: $23,000,000
Bingbing Fan: $21,000,000
Jennifer Aniston: $16,500,000
Julia Roberts: $16,000,000
Angelina Jolie: $15,000,000
Reese Witherspoon: $15,000,000
Anne Hathaway: $12,000,000 Kristen Stewart: $12,000,000


#05 Buku 'Ngenest' Ernest Prakasa akan Difilmkan

//merdeka.com

Menyusul Raditya Dika, buku karya komika Ernest Prakasa yang berjudul Ngenest akan segera diangkat ke layar lebar. Berita ini disampaikan oleh Chand Parwez Servia dari Starvision dalam acara Jakarta ComicCon 2015.

Film ini akan mengangkat beberapa bagian dari 3 buku Ngenest yang kemudian digabungkan menjadi satu. Proses syuting direncanakan dimulai pada bulan September atau Oktober.


#06 Film Animasi Layar Lebar 'Scooby Doo' Segera Dibuat

//cinemablend.com

Kru Mystery Machine siap kembali memecahkan kasus-kasus misterius karena Warner Bros baru saja mengumumkan bahwa film layar lebar versi animasi dari Scooby Doo siap tayang pada 21 September 2018.

Charles Roven dan Richard Suckle (American Hustle, Scooby Doo, Scooby Doo 2: Mosters Unleashed) akan menjadi produser bersama Allison Abbate (The Iron Giant, Corpse Bride). Eksekutif WB, Greg Silverman menyatakan bahwa film ini akan memperkenalkan kembali salah satu bintang dari animasi populer Hanna Barbera ke skala yang lebih besar.


#07 Film Reboot 'Zorro' Ala 'Mad Max'?

//superherohype.com

Lantica Media dan Sobini Films akan membuat ulang film Zorro dengan judul Zorro Reborn. Film ini akan mengambil setting baru yaitu dunia post-apocalyptic, dengan timeline yang tak terlalu jauh di masa depan. Meski begitu, Reborn tetap takkan meninggalkan ide utama pahlawan berjubah dan bertopeng yang menyelamatkan penduduk dari tirani.

Proses syuting direncanakan dimulai pada Maret 2016.


#08 Rebecca Ferguson Bergabung dengan Emily Blunt dalam 'The Girl on the Train'

//indianexpress.com

Kesuksesan Mission: Impossible - Rogue Nation ikut melambungkan nama Rebecca Ferguson ke kancah perfilman Hollywood. Deadline melaporkan bahwa Ferguson baru saja mendapat peran dalam adaptasi dari novel laris The Girl on the Train karya Paula Hawkins.

Mendapat peran sebagai Anne, dia akan beradu akting bersama Emily Blunt. Film ini akan disutradarai oleh Tate Taylor (The Help, Get On Up).


#09 The Rock akan Bermain dalam Film Disney 'Jungle Cruise'

//screenrant.com

Disney akan melanjutkan proyek mereka mengangkat salah satu atraksi taman bermain Jungle Cruise ke layar lebar dengan Dwayne "The Rock" Johnson sebagai karakter utama. John Requa dan Glen Ficarra (Crazy Stupid Love, Focus) akan menulis skenarionya.

Semenjak kesuksesan Pirates of the Caribbean, Disney tampaknya berusaha keras untuk mengadaptasi berbagai macam atraksi taman bermain mereka. Ini akan menjadi taruhan lagi bagi Disney, sebab adaptasi yang teranyar, Tomorrowland tampil mengecewakan di box office.


#10 Christian Bale Reuni dengan Michael Mann dalam 'Ferrari'

//screenrant.com

Christian Bale akan reuni kembali dengan Michael Mann setelah Public Enemies pada 2009 lalu, yaitu dalam film yang diangkat dari biografi Brock Yates yang berjudul Enzo Ferrari: The Man, the Cras, the Races, the Machine.

Bale akan bermain sebagai karakter utama, Ferrari, seorang pembuat mobil Itali yang juga seorang pembalap. Dirumorkan bahwa film ini akan mengambil setting pada tahun 1954, saat tragedi sebuah mobil Ferrari yang menewaskan 9 orang.

Mann dan Bale. Terdengar seperti film yang high-profile. Mari berharap filmnya tak senasib dengan BlackHat.


#11 Ini Rekan Brad Pitt dalam 'War Machine'

//screenrant.com

War Machine, film terbaru Brad Pitt yang bertema satire mendapatkan beberapa aktor pendukung. Bersamaan dengan proses produksi yang dimulai bulan ini, diumumkan aktor lain yang juga akan bermain dalam film ini diantaranya Will Poulter, Topher Grace, Scoot McNairy, Emory Cohen, John Magaro, dan Anthony Michael Hall.

Film ini bercerita tentang jenderal bintang empat (Pitt) yang mempunyai reputasi dan track-record yang mematikan selama tugasnya di Afganistan. Disutradarai oleh David Michod (The Rover), film ini terinspirasi dari buku laris The Operators: The Wild and Terrifying Inside Story of America's War in Afganistan.

War Machine direncanakan rilis tahun depan di bioskop dan melalui kanal Netflix.


#12 Hugh Jackman Bermain sebagai 'Odyssey'?

//projectcasting.com

The Odyssey, salah satu puisi epik Yunani yang ditulis oleh Homer pada abad ke-8 sebelum Masehi, akan diangkat ke layar lebar oleh Lionsgate, dengan bintang utama Hugh Jackman yang saat ini tengah berada dalam tahap negosiasi. Film ini akan disutradarai oleh Francis Lawrence (Hunger Games) dan penulis skrip Peter Craig (Hunger Games).

The Odyssey bercerita tentang Odysseus dan perjalananya setelah kejatuhan Troy. Belum ada berita lebih lanjut. Namun jika benar Jackman bermain sebagai Odysseus, itu baru namanya epik.


#13 Warner Bros Adaptasi 'Dante's Inferno'

//destructoid.com

Senada dengan berita di atas, Warner Bros juga ingin mengangkat literatur klasik ke layar lebar. Deadline melaporkan bahwa studio ini akan mengadaptasi puisi epik dari Dante Alighieri pada abad 14 yang berjudul The Divine Comedy. Naskah akan ditulis oleh Dwain Worrell (Walking the Dead).

Puisi ini aslinya dibagi menjadi 3 bagian: Inferno, Purgatory, dan Paradiso. Dante menjadi tokoh utama dimana setelah kematian pasangannya, Beatrice, dirinya tersesat dan bertemu dengan pujangga bernama Virgil. Dalam Dante's Inferno, Virgil membimbing Dante melewati 9 siklus neraka dengan berbagai macam siksaannya.

Proyek ini bukanlah satu-satunya usaha untuk mengadaptasi Dante's Inferno, karena Universal juga tengah mengembangkannya bersama sutradara Fede Alvarez (Evil Dead).


#14 Penulis 'Thor: Ragnarok' Garap 'Master of the Universe'

//io9.com

Penulis naskah Thor: The Dark World dan Thor: Ragnarok, Christopher Yost akan menulis skenario untuk adaptasi film Master of the Universe dari Columbia Pictures.

Sebagai informasi, Master of the Universe awalnya merupakan merek populer mainan Mattel yang kemudian diadaptasi menjadi beberapa film animasi. Ceritanya mengenai Pangeran Adam, yang mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi He-Man, yang merupakan harapan terakhir bagi tanah Eternia yang dikuasai oleh Skeletor yang jahat.

Pada tahun 1987, Master of the Universe pernah diangkat ke layar lebar dengan bintang Dolph Lundgren.


#15 Marcelino Lefrandt akan Jadi Superhero Indonesia 'Volt'

//vemale.com

Dalam acara PopCon Asia 2015, Skylar Pictures resmi mengumumkan bahwa Marcelino Lefrandt akan menjadi pemeran utama film superhero adaptasi komik Indonesia, Volt. Film yang diangkat dari komik yang ditulis oleh Marcelino sendiri bersama Aswin Siregar ini, akan disutradarai oleh Anggy Umbara (Comic 8). Marcelino akan bermain bersama Tio Pakusadewo, Surya Saputra, Dennis Adhiswara, dan Agus Kuncoro.

Proses syuting direncanakan dimulai tahun depan.


Itulah berita film minggu ini. Sampai jumpa di episode 13 minggu depan. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Friday, August 21, 2015

Review Film: 'Hitman: Agent 47' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aksi, Artikel Kriminal, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Hitman: Agent 47' (2015)
link : Review Film: 'Hitman: Agent 47' (2015)

Baca juga


Apakah 'Hitman: Agent 47' lebih baik dibanding 'Hitman' versi 2007? Saya tak begitu yakin, namun saya lebih menikmati film ini dibanding film sebelumnya. Apakah film ini bisa memutus kutukan adaptasi film dari game? Ini lain cerita.

“We determine who we are by what we do.”
— Agent 47
Saya tak pernah memainkan game Hitman, jadi saya tak bisa bicara apakah film ini sesuai dengan material sumbernya. Ada yang bilang game-nya sendiri lebih mengenai strategi, dimana untuk "menetralkan" target, sang agen harus bertindak secara diam-diam dengan sumber daya terbatas. Kalau memang begitu, Hitman: Agent 47 tak terliha begitu stealth, namun film ini menyuguhkan jumlah korban cukup banyak yang mungkin setara dengan korban dalam sebuah game tembak-tembakan.

Premis dasarnya, yaah, cukup mendasar. Sebuah organisasi rahasia yang hanya diperkenalkan sebagai Sindikat, menciptakan manusia untuk menjadi mesin pembunuh sempurna yang tak mengenal rasa sakit, empati atau cinta. Ciptaan ini disebut dengan panggilan sederhana: agen. Setiap agen diidentifikasi dengan tato nomor di belakang leher mereka, dimana agen dengan nomor lebih besar punya ketangguhan yang lebih tinggi dibanding nomor yang kecil. Program ini ditutup karena dinilai membahayakan, namun tentu saja masih ada oknum tertentu yang ingin membangkitkannya kembali.

Hal di atas dijelaskan melalui suara narator dan kilasan gambar di awal film. Karakter yang diperkenalkan pertama kali bukanlah Agent 47 (Rupert Friend) melainkan seorang gadis bernama Katia van Dees (Hannah Ware) yang tengah mencari keberadaan ayahnya, Dr.Piotr Litvenko (Ciaran Hinds), mantan peneliti Sindikat yang kabur.


Penulis naskah Skip Woods (yang juga menulis Hitman pertama) dan Michael Hinds menyajikan beberapa twist dari plotnya yang inkoheren dan tak rasional. Salah satu sentuhan yang bagus adalah saat Katia bertemu dengan John Smith (Zachary Quinto), yang katanya akan melindunginya dari buruan Agen 47. Faktanya, Smith memang beberapa kali menyelamatkan nyawa Katia. Namun saat semua motif terungkap, kenyataan tidaklah seperti kelihatannya. Saya rasa ini bukan spoiler karena anda mungkin sudah bisa menduga bahwa Agen 47 lah yang menjadi protagonis disini. Semua ini berakhir pada adegan tembak-tembakan, pertarungan tangan kosong, kejar-kejaran dan (banyak) adegan pembunuhan yang akan membuat anda terkagum-kagum karena baju Agen 47 tak pernah kusut sama sekali. Mungkin dia membawa baju cadangan, tapi entahlah.

Katia awalnya bukan hanya dimaksudkan sebagai eye-candy meski pada akhirnya jatuh pada peran tersebut. Katia sendiri dibekali oleh sang ayah dengan kemampuan dan kecerdasan di atas manusia rata-rata dan ada adegan menarik saat Agen 47 menjadi mentornya. Namun dengan kapabilitas seperti itu, Katia berkali-kali berlindung di balik pundak Agen 47. Agar punya musuh yang setara bagi Agen 47, dihadirkan seorang karakter kuat yang akan mengingatkan anda pada Terminator 2: Judgment Day.

Untuk film seperti ini penonton tak mungkin berharap akan cerita yang realis. Alih-alih kita diajak bergerak dari satu sekuens aksi ke sekuens aksi lain diiringi dengan dialog minimalis yang garing. Kita bisa menyaksikan berbagai macam metode pembunuhan yang efektif (salah satunya melibatkan baling-baling pesawat terbang), meski dengan tensi yang kurang. Ini adalah film tentang kekerasan dan sutradara Aleksander Bach komit dengan visinya untuk menyajikan adegan brutal dengan potongan tubuh yang bertebaran dimana-dimana. Kebanyakan disajikan melalui slow motion.

Agen 47 dan Katia yang bergerak dari Berlin ke Singapura demi menggulingkan Sindikat, mengantarkan kita pada lokasi-lokasi indah seperti hotel berbintang hingga taman mengambang di Singapura (saya lupa namanya) yang bisa saja membuat anda mengira bahwa film ini adalah iklan tourism board.

Rupert Friend menggantikan Timothy Olyphant dari film Hitman versi 2007 yang tak ingin tampil lagi dalam film ini. Dengan kepala botak, ekspresi dingin, dan jas hitam berdasi merah menyala, secara fisik Friend bisa merepresentasikan Agen 47. Skenario menjadikannya sebagai karakter tanpa kepribadian yang sulit untuk kita pedulikan. Tetap saja, dia terlihat keren saat menampilkan sekuen ala The Matrix dengan pistol dobel di tangan.

Apakah film ini lebih baik dibanding Hitman versi 2007? Saya tak begitu yakin, namun saya lebih menikmati film ini dibanding film sebelumnya. Apakah film ini bisa memutus kutukan adaptasi film dari game? Ada maksud untuk menjadikan Hitman sebagai franchise baru, namun ini lain cerita. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Hitman: Agent 47' |
|

IMDb | Rottentomatoes
96 menit | Dewasa

Sutradara Aleksander Bach
Penulis Michael Finch, Skip Woods
Pemain Rupert Friend, Hannah Ware, Zachary Quinto

Apakah 'Hitman: Agent 47' lebih baik dibanding 'Hitman' versi 2007? Saya tak begitu yakin, namun saya lebih menikmati film ini dibanding film sebelumnya. Apakah film ini bisa memutus kutukan adaptasi film dari game? Ini lain cerita.

“We determine who we are by what we do.”
— Agent 47
Saya tak pernah memainkan game Hitman, jadi saya tak bisa bicara apakah film ini sesuai dengan material sumbernya. Ada yang bilang game-nya sendiri lebih mengenai strategi, dimana untuk "menetralkan" target, sang agen harus bertindak secara diam-diam dengan sumber daya terbatas. Kalau memang begitu, Hitman: Agent 47 tak terliha begitu stealth, namun film ini menyuguhkan jumlah korban cukup banyak yang mungkin setara dengan korban dalam sebuah game tembak-tembakan.

Premis dasarnya, yaah, cukup mendasar. Sebuah organisasi rahasia yang hanya diperkenalkan sebagai Sindikat, menciptakan manusia untuk menjadi mesin pembunuh sempurna yang tak mengenal rasa sakit, empati atau cinta. Ciptaan ini disebut dengan panggilan sederhana: agen. Setiap agen diidentifikasi dengan tato nomor di belakang leher mereka, dimana agen dengan nomor lebih besar punya ketangguhan yang lebih tinggi dibanding nomor yang kecil. Program ini ditutup karena dinilai membahayakan, namun tentu saja masih ada oknum tertentu yang ingin membangkitkannya kembali.

Hal di atas dijelaskan melalui suara narator dan kilasan gambar di awal film. Karakter yang diperkenalkan pertama kali bukanlah Agent 47 (Rupert Friend) melainkan seorang gadis bernama Katia van Dees (Hannah Ware) yang tengah mencari keberadaan ayahnya, Dr.Piotr Litvenko (Ciaran Hinds), mantan peneliti Sindikat yang kabur.


Penulis naskah Skip Woods (yang juga menulis Hitman pertama) dan Michael Hinds menyajikan beberapa twist dari plotnya yang inkoheren dan tak rasional. Salah satu sentuhan yang bagus adalah saat Katia bertemu dengan John Smith (Zachary Quinto), yang katanya akan melindunginya dari buruan Agen 47. Faktanya, Smith memang beberapa kali menyelamatkan nyawa Katia. Namun saat semua motif terungkap, kenyataan tidaklah seperti kelihatannya. Saya rasa ini bukan spoiler karena anda mungkin sudah bisa menduga bahwa Agen 47 lah yang menjadi protagonis disini. Semua ini berakhir pada adegan tembak-tembakan, pertarungan tangan kosong, kejar-kejaran dan (banyak) adegan pembunuhan yang akan membuat anda terkagum-kagum karena baju Agen 47 tak pernah kusut sama sekali. Mungkin dia membawa baju cadangan, tapi entahlah.

Katia awalnya bukan hanya dimaksudkan sebagai eye-candy meski pada akhirnya jatuh pada peran tersebut. Katia sendiri dibekali oleh sang ayah dengan kemampuan dan kecerdasan di atas manusia rata-rata dan ada adegan menarik saat Agen 47 menjadi mentornya. Namun dengan kapabilitas seperti itu, Katia berkali-kali berlindung di balik pundak Agen 47. Agar punya musuh yang setara bagi Agen 47, dihadirkan seorang karakter kuat yang akan mengingatkan anda pada Terminator 2: Judgment Day.

Untuk film seperti ini penonton tak mungkin berharap akan cerita yang realis. Alih-alih kita diajak bergerak dari satu sekuens aksi ke sekuens aksi lain diiringi dengan dialog minimalis yang garing. Kita bisa menyaksikan berbagai macam metode pembunuhan yang efektif (salah satunya melibatkan baling-baling pesawat terbang), meski dengan tensi yang kurang. Ini adalah film tentang kekerasan dan sutradara Aleksander Bach komit dengan visinya untuk menyajikan adegan brutal dengan potongan tubuh yang bertebaran dimana-dimana. Kebanyakan disajikan melalui slow motion.

Agen 47 dan Katia yang bergerak dari Berlin ke Singapura demi menggulingkan Sindikat, mengantarkan kita pada lokasi-lokasi indah seperti hotel berbintang hingga taman mengambang di Singapura (saya lupa namanya) yang bisa saja membuat anda mengira bahwa film ini adalah iklan tourism board.

Rupert Friend menggantikan Timothy Olyphant dari film Hitman versi 2007 yang tak ingin tampil lagi dalam film ini. Dengan kepala botak, ekspresi dingin, dan jas hitam berdasi merah menyala, secara fisik Friend bisa merepresentasikan Agen 47. Skenario menjadikannya sebagai karakter tanpa kepribadian yang sulit untuk kita pedulikan. Tetap saja, dia terlihat keren saat menampilkan sekuen ala The Matrix dengan pistol dobel di tangan.

Apakah film ini lebih baik dibanding Hitman versi 2007? Saya tak begitu yakin, namun saya lebih menikmati film ini dibanding film sebelumnya. Apakah film ini bisa memutus kutukan adaptasi film dari game? Ada maksud untuk menjadikan Hitman sebagai franchise baru, namun ini lain cerita. ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Hitman: Agent 47' |
|

IMDb | Rottentomatoes
96 menit | Dewasa

Sutradara Aleksander Bach
Penulis Michael Finch, Skip Woods
Pemain Rupert Friend, Hannah Ware, Zachary Quinto

Thursday, August 20, 2015

Review Film: 'Child 44' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Drama, Artikel Review, Artikel Thriller, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Child 44' (2015)
link : Review Film: 'Child 44' (2015)

Baca juga


Menjadi film thriller berbalut propaganda anti-komunis, menarik sebenarnya melihat sisi lain dari negeri yang tak pernah kita tahu. Sayangnya sutradara Daniel Espinosa tak dapat menemukan fokus dari banyaknya subplot yang ada.

“There is no murder in paradise.”
— Leo Demidov
Child 44 punya daya tarik eksternal yang luar biasa. Diangkat dari novel best-seller karya Tom Rob Smith yang telah memenangkan banyak penghargaan, film ini diisi oleh deretan aktor mentereng: Tom Hardy, Noomi Rapace, Gary Oldman, Joel Kinnaman, Paddy Considine, Jason Clarke, dan Vincent Cassel. Awalnya, Child 44 direncanakan akan disutradarai oleh Ridley Scott, namun kemudian beralih pada Daniel Espinosa (Easy Money, Safe House) sementara Scott duduk di kursi sutradara.

Menjadi film thriller berbalut propaganda anti-komunis — atau anti-Soviet, tergantung sudut pandang anda — filmnya diisi dengan banyak subplot, yang memberi impresi bahwa naskah Richard Price maupun arahan dari sutradara Daniel Espinosa tak dapat menemukan fokus dalam adaptasi novel pertama dari trilogi Child 44.

Film ini mengambil setting di Uni Soviet pada era kediktatoran Stalin. Di jaman ini, pemerintah memburu para pengkhianat atau mata-mata dengan teror dan kekerasan, tapi di permukaan, pemerintah juga mencuci otak rakyat dengan menekankan bahwa mereka hidup di negeri yang sempurna. "Tak ada pembunuhan di surga", begitulah jargonnya.

Tom Hardy bermain sebagai Leo Demidov, seorang anak yang berhasil bertahan dari tragedi Holomodor Ukraina yang kemudian menjadi pahlawan perang saat menumpas Jerman pada tahun 1945. Cerita sebenarnya dimulai pada tahun 1953, dimana Leo sekarang telah menjadi agen MGB dan hidup bersama istrinya, Raisa (Noomi Rapace). Suatu hari, Leo menemukan bahwa anak dari rekannya sesama agen MGB terbunuh dan berniat melakukan investigasi. Namun pimpinan MGB, Mayor Kuzmin (Vincent Cassel) menolak mengakui bahwa ini adalah kasus pembunuhan, karena dia percaya pembunuhan adalah produk dari kapitalime.


Alih-alih, Kuzmin mendapat informasi bahwa Raisa adalah pengkhianat. Leo diperintahkan untuk menginvestigasi Raisa, namun dia menolak dan keduanya diasingkan ke pinggir kota Volsk. Disana, Leo bersama pimpinan barunya, Jenderal Nesterov (Gary Oldman) menemukan semakin banyaknya anak-anak yang menjadi korban pembunuhan, dimana angka korban mencapai 44 orang.

Misteri ini tentu saja menjadi bagian paling menarik, tapi sayangnya pelaku maupun misterinya sendiri tak terlalu dipedulikan. Tersingkapnya pelaku di pertengahan menghilangkan suspens yang telah terbangun, dimana identitasnya dirahasiakan sejak awal. Malah, dia dikesampingkan menjadi tokoh sampingan dengan motif yang tak begitu jelas, hanya diceritakan sekilas mengenai trauma masa kecil atau apapun itu.

Yang lebih mengerikan bukanlah kasus pembunuhan berantai itu sendiri, melainkan bagaimana situasi negeri komunis tersebut. Karir dan kehidupan rakyat bisa diobrak-abrik demi alasan politis, sembari mencuci otak yang lainnya demi terciptanya negeri totaliter yang sempurna di permukaan. Memang menarik melihat sisi lain dari dunia yang belum pernah kita lihat sebelumnya, namun sulit untuk memaafkan plot filmnya yang membingungkan akibat banyaknya subplot dan penjelasan karakter yang berlebihan.

Meski begitu, dengan mengesampingkan aksen Rusia yang terlalu dipaksakan, deretan pemainnya memberikan penampilan yang cukup baik, termasuk pemain pendukung seperti Oldman, Cassel dan Kinnaman. Hardy bermain sebagai tentara patuh yang harus memilih antara loyalitas pada negara atau hati nuraninya. Rapace menampilkan karakter Raisa yang multi-dimensi, yang terungkap saat Leo mengkonfrontasi soal kehamilannya yang dipalsukan.

Dengan durasi mencapai 137 menit, Child 44 adalah film yang terlalu panjang dengan fokus narasi yang acakadut, menjadikannya kehilangan momentum sejak paruh pertama. Walaupun secara visual, film ini punya tata produksi yang bagus, alurnya yang terlalu berbelit-belit tentu sulit meninggalkan kesan bagi penonton. Sempat ada wacana untuk membuatkan filmnya menjadi trilogi, namun saya yakin tak begitu banyak yang bakal peduli. ■ UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Child 44' \
|


IMDb | Rottentomatoes
137 menit | Remaja

Sutradara: Daniel Espinosa
Penulis: Richard Price (screenplay), Tom Rob Smith (buku)
Pemain: Tom Hardy, Noomi Rapace, Gary Oldman, Joel Kinnaman

Menjadi film thriller berbalut propaganda anti-komunis, menarik sebenarnya melihat sisi lain dari negeri yang tak pernah kita tahu. Sayangnya sutradara Daniel Espinosa tak dapat menemukan fokus dari banyaknya subplot yang ada.

“There is no murder in paradise.”
— Leo Demidov
Child 44 punya daya tarik eksternal yang luar biasa. Diangkat dari novel best-seller karya Tom Rob Smith yang telah memenangkan banyak penghargaan, film ini diisi oleh deretan aktor mentereng: Tom Hardy, Noomi Rapace, Gary Oldman, Joel Kinnaman, Paddy Considine, Jason Clarke, dan Vincent Cassel. Awalnya, Child 44 direncanakan akan disutradarai oleh Ridley Scott, namun kemudian beralih pada Daniel Espinosa (Easy Money, Safe House) sementara Scott duduk di kursi sutradara.

Menjadi film thriller berbalut propaganda anti-komunis — atau anti-Soviet, tergantung sudut pandang anda — filmnya diisi dengan banyak subplot, yang memberi impresi bahwa naskah Richard Price maupun arahan dari sutradara Daniel Espinosa tak dapat menemukan fokus dalam adaptasi novel pertama dari trilogi Child 44.

Film ini mengambil setting di Uni Soviet pada era kediktatoran Stalin. Di jaman ini, pemerintah memburu para pengkhianat atau mata-mata dengan teror dan kekerasan, tapi di permukaan, pemerintah juga mencuci otak rakyat dengan menekankan bahwa mereka hidup di negeri yang sempurna. "Tak ada pembunuhan di surga", begitulah jargonnya.

Tom Hardy bermain sebagai Leo Demidov, seorang anak yang berhasil bertahan dari tragedi Holomodor Ukraina yang kemudian menjadi pahlawan perang saat menumpas Jerman pada tahun 1945. Cerita sebenarnya dimulai pada tahun 1953, dimana Leo sekarang telah menjadi agen MGB dan hidup bersama istrinya, Raisa (Noomi Rapace). Suatu hari, Leo menemukan bahwa anak dari rekannya sesama agen MGB terbunuh dan berniat melakukan investigasi. Namun pimpinan MGB, Mayor Kuzmin (Vincent Cassel) menolak mengakui bahwa ini adalah kasus pembunuhan, karena dia percaya pembunuhan adalah produk dari kapitalime.


Alih-alih, Kuzmin mendapat informasi bahwa Raisa adalah pengkhianat. Leo diperintahkan untuk menginvestigasi Raisa, namun dia menolak dan keduanya diasingkan ke pinggir kota Volsk. Disana, Leo bersama pimpinan barunya, Jenderal Nesterov (Gary Oldman) menemukan semakin banyaknya anak-anak yang menjadi korban pembunuhan, dimana angka korban mencapai 44 orang.

Misteri ini tentu saja menjadi bagian paling menarik, tapi sayangnya pelaku maupun misterinya sendiri tak terlalu dipedulikan. Tersingkapnya pelaku di pertengahan menghilangkan suspens yang telah terbangun, dimana identitasnya dirahasiakan sejak awal. Malah, dia dikesampingkan menjadi tokoh sampingan dengan motif yang tak begitu jelas, hanya diceritakan sekilas mengenai trauma masa kecil atau apapun itu.

Yang lebih mengerikan bukanlah kasus pembunuhan berantai itu sendiri, melainkan bagaimana situasi negeri komunis tersebut. Karir dan kehidupan rakyat bisa diobrak-abrik demi alasan politis, sembari mencuci otak yang lainnya demi terciptanya negeri totaliter yang sempurna di permukaan. Memang menarik melihat sisi lain dari dunia yang belum pernah kita lihat sebelumnya, namun sulit untuk memaafkan plot filmnya yang membingungkan akibat banyaknya subplot dan penjelasan karakter yang berlebihan.

Meski begitu, dengan mengesampingkan aksen Rusia yang terlalu dipaksakan, deretan pemainnya memberikan penampilan yang cukup baik, termasuk pemain pendukung seperti Oldman, Cassel dan Kinnaman. Hardy bermain sebagai tentara patuh yang harus memilih antara loyalitas pada negara atau hati nuraninya. Rapace menampilkan karakter Raisa yang multi-dimensi, yang terungkap saat Leo mengkonfrontasi soal kehamilannya yang dipalsukan.

Dengan durasi mencapai 137 menit, Child 44 adalah film yang terlalu panjang dengan fokus narasi yang acakadut, menjadikannya kehilangan momentum sejak paruh pertama. Walaupun secara visual, film ini punya tata produksi yang bagus, alurnya yang terlalu berbelit-belit tentu sulit meninggalkan kesan bagi penonton. Sempat ada wacana untuk membuatkan filmnya menjadi trilogi, namun saya yakin tak begitu banyak yang bakal peduli. ■ UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

'Child 44' \
|


IMDb | Rottentomatoes
137 menit | Remaja

Sutradara: Daniel Espinosa
Penulis: Richard Price (screenplay), Tom Rob Smith (buku)
Pemain: Tom Hardy, Noomi Rapace, Gary Oldman, Joel Kinnaman

Tuesday, August 18, 2015

Review Film: 'Inside Out' (2015)

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Adventure, Artikel Animasi, Artikel Komedi, Artikel Review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film: 'Inside Out' (2015)
link : Review Film: 'Inside Out' (2015)

Baca juga


'Inside Out' punya konsep yang ambisius dan nyaris eksperimental, tapi sutradara Pete Docter berhasil membuat film animasi yang imajinatif namun juga menyentuh, yang layak disandingkan dengan film-film berkualitas Pixar lainnya.

“C'mon! Think positive!”
— Joy
Dikenal sebagai studio pionir dan terdepan dalam animasi 3D, formula yang hampir selalu digunakan Pixar di beberapa film terbaiknya adalah EMOSI. Apakah itu mainan yang punya emosi, robot pembersih sampah yang punya emosi, atau permainan emosi lintas-generasi, semua membuktikan bahwa formula ini telah teruji dan dijamin sukses. Dalam Inside Out, kali ini Pixar mengangkat tema yang tampaknya sulit ditangani di atas kertas: bagaimana jika emosi itu sendiri mempunyai emosi? Konsep yang ambisius dan nyaris eksperimental, tapi sutradara Pete Docter bersama Ronnie del Carmen berhasil membuat film animasi yang imajinatif namun juga menyentuh, yang layak disandingkan dengan film-film trademark Pixar lainnya.

Basis cerita sebenarnya cukup sederhana. Seorang gadis berusia 11 tahun yang bernama Riley (diisikan suaranya oleh Kaitlyn Dias) harus beradaptasi dengan kehidupan baru dikarenakan kedua orangtuanya yang pindah kerja ke San Fransisco. Lahir dan besar di Minnesota, Riley punya kenangan yang membahagiakan disana.

Namun cerita sebenarnya bukanlah dari sudut pandang Riley melainkan terjadi di dalam pikirannya. Secara harfiah digambarkan bahwa dalam pikiran Riley — dan manusia lainnya, termasuk binatang juga — pikiran dikendalikan melalui Ruang Kontrol oleh 5 emosi utama: Joy/Bahagia (Amy Poehler), Sadness/Sedih (Phyllis Smith), Fear/Takut (Bill Hader), Disgust/Jijik (Mindy Kailing), dan Anger/Marah (Lewis Black). Kelima emosi utama ini akan memandu Riley melewati masa remaja dalam transisi kehidupannya di San Fransisco. Atau paling tidak, begitulah seharusnya.

Memori yang diperoleh Riley dari pengalamannya sehari-hari akan disimpan dalam bentuk bola-bola kristal sebagai Memori Jangka Pendek, Memori Jangka Panjang, atau dibuang untuk dilupakan. Memori yang paling penting disimpan sebagai Memori Inti dan digunakan sebagai "bahan bakar" dari sifat utama Riley yang direpresentasikan sebagai "Pulau Kepribadian": Honesty, Friendship, Family, Goofball dan Hockey. Situasi menjadi kacau saat Memori Inti terpencar keluar dari Ruang Kontrol. Joy dan Sadness harus membawanya kembali, sementara Fear, Disgust, dan Anger mengambil alih kendali.


Mempunyai nama karakter yang sesuai dengan sifatnya masing-masing, pastinya 5 emosi utama ini punya karakterisasi yang one-note dan lima pengisi suaranya tampil dengan sangat baik sekali menangkap personanya masing-masing. Yang mencolok tentu saja penampilan Poehler dan Smith yang menjadi tokoh utama. Namun favorit saya adalah Black yang membawakan energi Anger yang meledak-ledak.

Narasi film ini bergantian menceritakan bagaimana Riley beradaptasi dengan rumah baru, sekolah baru, dan teman baru sementara Joy dan Sadness bertualang melewati berbagai bagian dari pikiran Riley seperti Departemen Pikiran Abstrak, Departemen Mimpi hingga Pembuangan Memori — yang digambarkan dengan representasi visual yang brilian — untuk mengembalikan Memori Inti ke Ruang Kontrol. Transisi keduanya tak pernah terasa dipaksakan.

Bagian paling menyentuh ditambahkan dengan kemunculan teman khayalan masa kecil Riley, Bing Bong. Bersama Riley, makhluk hibrid — gajah, lumba-lumba, dan lain-lain — berwarna pink ini dulunya sering membuat roket khayalan berbahan bakar nyanyian. Sama seperti Toy Story, bagian tersedih adalah saat Bing Bong akhirnya tak punya tempat lagi di pikiran Riley yang semakin dewasa.

Dengan dunia yang inventif seperti ini, Docter dan para animator Pixar punya kebebasan untuk menciptakan konsep sendiri. Semakin jauh petualangan Joy, semakin kita terpesona dengan pengejawantahan kreatif dari dunia dalam pikiran Riley, bahkan untuk hal-hal kecil yang terkadang hanya dipakai untuk lelucon kecil. Pacar ideal khayalan misalnya, yang tampaknya diambil dari model personil boyband. Atau lelucon mengenai lagu tema iklan permen yang dipakai berkali-kali sepanjang film. Atau Bing Bong yang sedikit bingung memilih antara Kotak Fakta dengan Opini.

Kebebasan yang bisa dibilang tanpa batas ini, tentu bisa menjadi kesulitan tersendiri karena Inside Out harus menjelaskan konsep dan mekanisme kerjanya pada penonton agar mudah dicerna. Docter mengambil jalan aman dengan tak pernah menyinggung hal-hal bersifat teknis sehingga film ini tak terasa memaksakan konsepnya.

Faktor utama yang membuat penonton bisa melahap konsep yang kompleks ini adalah karena Inside Out mengambil observasi emosional yang berhubungan dengan kehidupan kita. Film ini juga menunjukkan bahwa penilaian terhadap suatu peristiwa tergantung dari perspektif yang kita ambil. Penonton anak-anak mungkin akan melewatkan hal ini, tapi akan terpuaskan dengan karakter lucu dengan aksi dan interaksinya yang kocak. Inside Out adalah animasi yang unik, menghibur, dan juga menyentuh. Film ini mungkin belum bisa menggeser Toy Story, WALL-E, dan Up dari posisi film favorit saya, namun sekali lagi Pixar menunjukkan tajinya menelurkan animasi berkualitas. ■UP

'Inside Out' |
|


IMDb | Rottentomatoes
94 menit | Semua Umur

Sutradara: Pete Docter
Penulis: Pete Docter, Meg LeFauve, Josh Cooley
Pemain: Amy Poehler, Phyllis Smith, Bill Hader, Lewis Black

'Inside Out' punya konsep yang ambisius dan nyaris eksperimental, tapi sutradara Pete Docter berhasil membuat film animasi yang imajinatif namun juga menyentuh, yang layak disandingkan dengan film-film berkualitas Pixar lainnya.

“C'mon! Think positive!”
— Joy
Dikenal sebagai studio pionir dan terdepan dalam animasi 3D, formula yang hampir selalu digunakan Pixar di beberapa film terbaiknya adalah EMOSI. Apakah itu mainan yang punya emosi, robot pembersih sampah yang punya emosi, atau permainan emosi lintas-generasi, semua membuktikan bahwa formula ini telah teruji dan dijamin sukses. Dalam Inside Out, kali ini Pixar mengangkat tema yang tampaknya sulit ditangani di atas kertas: bagaimana jika emosi itu sendiri mempunyai emosi? Konsep yang ambisius dan nyaris eksperimental, tapi sutradara Pete Docter bersama Ronnie del Carmen berhasil membuat film animasi yang imajinatif namun juga menyentuh, yang layak disandingkan dengan film-film trademark Pixar lainnya.

Basis cerita sebenarnya cukup sederhana. Seorang gadis berusia 11 tahun yang bernama Riley (diisikan suaranya oleh Kaitlyn Dias) harus beradaptasi dengan kehidupan baru dikarenakan kedua orangtuanya yang pindah kerja ke San Fransisco. Lahir dan besar di Minnesota, Riley punya kenangan yang membahagiakan disana.

Namun cerita sebenarnya bukanlah dari sudut pandang Riley melainkan terjadi di dalam pikirannya. Secara harfiah digambarkan bahwa dalam pikiran Riley — dan manusia lainnya, termasuk binatang juga — pikiran dikendalikan melalui Ruang Kontrol oleh 5 emosi utama: Joy/Bahagia (Amy Poehler), Sadness/Sedih (Phyllis Smith), Fear/Takut (Bill Hader), Disgust/Jijik (Mindy Kailing), dan Anger/Marah (Lewis Black). Kelima emosi utama ini akan memandu Riley melewati masa remaja dalam transisi kehidupannya di San Fransisco. Atau paling tidak, begitulah seharusnya.

Memori yang diperoleh Riley dari pengalamannya sehari-hari akan disimpan dalam bentuk bola-bola kristal sebagai Memori Jangka Pendek, Memori Jangka Panjang, atau dibuang untuk dilupakan. Memori yang paling penting disimpan sebagai Memori Inti dan digunakan sebagai "bahan bakar" dari sifat utama Riley yang direpresentasikan sebagai "Pulau Kepribadian": Honesty, Friendship, Family, Goofball dan Hockey. Situasi menjadi kacau saat Memori Inti terpencar keluar dari Ruang Kontrol. Joy dan Sadness harus membawanya kembali, sementara Fear, Disgust, dan Anger mengambil alih kendali.


Mempunyai nama karakter yang sesuai dengan sifatnya masing-masing, pastinya 5 emosi utama ini punya karakterisasi yang one-note dan lima pengisi suaranya tampil dengan sangat baik sekali menangkap personanya masing-masing. Yang mencolok tentu saja penampilan Poehler dan Smith yang menjadi tokoh utama. Namun favorit saya adalah Black yang membawakan energi Anger yang meledak-ledak.

Narasi film ini bergantian menceritakan bagaimana Riley beradaptasi dengan rumah baru, sekolah baru, dan teman baru sementara Joy dan Sadness bertualang melewati berbagai bagian dari pikiran Riley seperti Departemen Pikiran Abstrak, Departemen Mimpi hingga Pembuangan Memori — yang digambarkan dengan representasi visual yang brilian — untuk mengembalikan Memori Inti ke Ruang Kontrol. Transisi keduanya tak pernah terasa dipaksakan.

Bagian paling menyentuh ditambahkan dengan kemunculan teman khayalan masa kecil Riley, Bing Bong. Bersama Riley, makhluk hibrid — gajah, lumba-lumba, dan lain-lain — berwarna pink ini dulunya sering membuat roket khayalan berbahan bakar nyanyian. Sama seperti Toy Story, bagian tersedih adalah saat Bing Bong akhirnya tak punya tempat lagi di pikiran Riley yang semakin dewasa.

Dengan dunia yang inventif seperti ini, Docter dan para animator Pixar punya kebebasan untuk menciptakan konsep sendiri. Semakin jauh petualangan Joy, semakin kita terpesona dengan pengejawantahan kreatif dari dunia dalam pikiran Riley, bahkan untuk hal-hal kecil yang terkadang hanya dipakai untuk lelucon kecil. Pacar ideal khayalan misalnya, yang tampaknya diambil dari model personil boyband. Atau lelucon mengenai lagu tema iklan permen yang dipakai berkali-kali sepanjang film. Atau Bing Bong yang sedikit bingung memilih antara Kotak Fakta dengan Opini.

Kebebasan yang bisa dibilang tanpa batas ini, tentu bisa menjadi kesulitan tersendiri karena Inside Out harus menjelaskan konsep dan mekanisme kerjanya pada penonton agar mudah dicerna. Docter mengambil jalan aman dengan tak pernah menyinggung hal-hal bersifat teknis sehingga film ini tak terasa memaksakan konsepnya.

Faktor utama yang membuat penonton bisa melahap konsep yang kompleks ini adalah karena Inside Out mengambil observasi emosional yang berhubungan dengan kehidupan kita. Film ini juga menunjukkan bahwa penilaian terhadap suatu peristiwa tergantung dari perspektif yang kita ambil. Penonton anak-anak mungkin akan melewatkan hal ini, tapi akan terpuaskan dengan karakter lucu dengan aksi dan interaksinya yang kocak. Inside Out adalah animasi yang unik, menghibur, dan juga menyentuh. Film ini mungkin belum bisa menggeser Toy Story, WALL-E, dan Up dari posisi film favorit saya, namun sekali lagi Pixar menunjukkan tajinya menelurkan animasi berkualitas. ■UP

'Inside Out' |
|


IMDb | Rottentomatoes
94 menit | Semua Umur

Sutradara: Pete Docter
Penulis: Pete Docter, Meg LeFauve, Josh Cooley
Pemain: Amy Poehler, Phyllis Smith, Bill Hader, Lewis Black

Bioskop Indonesia: 'Magic Hour' Memimpin, 'Love You Love You Not' Jauh Tertinggal

- Hallo sahabat Movie Film | Nonton Film | Download, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Box Office, Artikel Featured, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bioskop Indonesia: 'Magic Hour' Memimpin, 'Love You Love You Not' Jauh Tertinggal
link : Bioskop Indonesia: 'Magic Hour' Memimpin, 'Love You Love You Not' Jauh Tertinggal

Baca juga


Di minggu pertamanya, 'Magic Hour' langsung memuncaki bioskop Indonesia dengan 173.886 penonton. Sementara 'Love You...Love You Not...' tertinggal jauh dengan 34.825 penonton. Berikut ulasan jumlah penonton film Indonesia minggu ini.

Magic Hour memimpin raihan bioskop Indonesia minggu ini dengan 173.886 penonton. Film drama yang dibintangi oleh Dimas Anggara dan Michelle Ziudith ini berada di posisi pertama meski mendapat review yang biasa saja dengan nilai IDFC "2 dari 5".

Di bawahnya menyusul Surga yang Tak Dirindukan yang masih tampil solid di minggu keempatnya dengan tambahan 123.658 penonton. Mengalami penurunan 44,8%, film ini telah mengumpulkan total 1.480.067 penonton dan tentunya prediketnya sebagai film terlaris tahun ini sudah bisa dipastikan hingga akhir tahun.

Meski sebelum perilisannya, Love You... Love You Not... sempat menghebohkan masyarakat karena menampilkan adegan ciuman Chelsea Islan, ternyata film ini malah tak memperoleh benefit yang signifikan dari kontroversi tersebut. Mungkin penonton yang tak terlalu penasaran atau mungkin juga kontroversi ini malah menjadi bumerang dan membuat emoh penonton. Dengan nilai IDFC "2,5 dari 5", film ini jauh tertinggal di posisi ketiga dengan raihan 34.825 penonton.

99% Muhrim: Get Married anjlok cukup keras mencapai 64,0%. Namun dengan tambahan 28.884 penonton, film ini berhasil menjadi film terlaris nomor delapan tahun ini dengan total 189.300 penonton, menggeser Kapan Kawin (185.285 penonton) dan membayangi Youtubers (207.686 penonton).

Satu-satunya film horor minggu ini, Hantu Nancy menyusul tak jauh di bawahnya dengan 27.364 penonton. Hasil ini sedikit lebih baik dibandingkan Kastil Tua yang hanya memperoleh 18.165 penonton di minggu debutnya. Meski demikian, kritikus tak terlalu terkesan dengan ini, terbukti dengan nilai IDFC "1 dari 5".

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Pemuncak Bioskop Indonesia 10 Agustus - 16 Agustus 2015

#01 Magic Hour


Minggu ini: 173.886 penonton
Total: 173.886 penonton

#02 Surga yang Tak Dirindukan


Minggu ini: 123.658 penonton
Total: 1.480.067 penonton

#03 Love You... Love You Not


Minggu ini: 34.825 penonton
Total: 4.825 penonton

#04 99% Muhrim: Get Married 5


Minggu ini: 28.884 penonton
Total: 189.300 penonton

#05 Hantu Nancy


Minggu ini: 23.364 penonton
Total: 23.364 penonton

Ulasan Pemuncak Bioskop Indonesia minggu lalu: Bioskop Indonesia: Sah, 'Surga yang Tak Dirindukan' Menjadi Film Terlaris Tahun Ini ■UP

[sumber data: FilmIndonesia.or.id]

Di minggu pertamanya, 'Magic Hour' langsung memuncaki bioskop Indonesia dengan 173.886 penonton. Sementara 'Love You...Love You Not...' tertinggal jauh dengan 34.825 penonton. Berikut ulasan jumlah penonton film Indonesia minggu ini.

Magic Hour memimpin raihan bioskop Indonesia minggu ini dengan 173.886 penonton. Film drama yang dibintangi oleh Dimas Anggara dan Michelle Ziudith ini berada di posisi pertama meski mendapat review yang biasa saja dengan nilai IDFC "2 dari 5".

Di bawahnya menyusul Surga yang Tak Dirindukan yang masih tampil solid di minggu keempatnya dengan tambahan 123.658 penonton. Mengalami penurunan 44,8%, film ini telah mengumpulkan total 1.480.067 penonton dan tentunya prediketnya sebagai film terlaris tahun ini sudah bisa dipastikan hingga akhir tahun.

Meski sebelum perilisannya, Love You... Love You Not... sempat menghebohkan masyarakat karena menampilkan adegan ciuman Chelsea Islan, ternyata film ini malah tak memperoleh benefit yang signifikan dari kontroversi tersebut. Mungkin penonton yang tak terlalu penasaran atau mungkin juga kontroversi ini malah menjadi bumerang dan membuat emoh penonton. Dengan nilai IDFC "2,5 dari 5", film ini jauh tertinggal di posisi ketiga dengan raihan 34.825 penonton.

99% Muhrim: Get Married anjlok cukup keras mencapai 64,0%. Namun dengan tambahan 28.884 penonton, film ini berhasil menjadi film terlaris nomor delapan tahun ini dengan total 189.300 penonton, menggeser Kapan Kawin (185.285 penonton) dan membayangi Youtubers (207.686 penonton).

Satu-satunya film horor minggu ini, Hantu Nancy menyusul tak jauh di bawahnya dengan 27.364 penonton. Hasil ini sedikit lebih baik dibandingkan Kastil Tua yang hanya memperoleh 18.165 penonton di minggu debutnya. Meski demikian, kritikus tak terlalu terkesan dengan ini, terbukti dengan nilai IDFC "1 dari 5".

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem

Pemuncak Bioskop Indonesia 10 Agustus - 16 Agustus 2015

#01 Magic Hour


Minggu ini: 173.886 penonton
Total: 173.886 penonton

#02 Surga yang Tak Dirindukan


Minggu ini: 123.658 penonton
Total: 1.480.067 penonton

#03 Love You... Love You Not


Minggu ini: 34.825 penonton
Total: 4.825 penonton

#04 99% Muhrim: Get Married 5


Minggu ini: 28.884 penonton
Total: 189.300 penonton

#05 Hantu Nancy


Minggu ini: 23.364 penonton
Total: 23.364 penonton

Ulasan Pemuncak Bioskop Indonesia minggu lalu: Bioskop Indonesia: Sah, 'Surga yang Tak Dirindukan' Menjadi Film Terlaris Tahun Ini ■UP

[sumber data: FilmIndonesia.or.id]